TEORI ANTRIAN
MANFAAT TEORI ANTRIAN
APLIKASI TEORI ANTRIAN
5145
Tundaan
→ adalah waktu yang hilang akibat adanya gangguan lalu-lintas yang berada
diluar kemampuan pengemudi untuk mengontrolnya.
Contoh:
Di palang pintu lintasan KA yang memotong jalan raya
maupun pada daerah persimpangan. Dengan mengetahui
kendaraan yang melewati jalan yang terhalang pintu
lintasan kereta api, maka dapat diklasifikasikan ke dalam
kendaraan yang berhenti, kendaraan tidak berhenti, serta
kendaraan yang sedang menunggu/antri dalam interval 15
detik
Tabel. Hambatan Pada Saat Kendaraan Melintasi Simpang Tak
Bersinyal
- Dalam sistem lain urutan ini mungkin terbalik: yang terlebih dahulu
datang akan paling akhir dilayani “terakhir masuk, pertama keluar” (last
in, first out (LIFO),
4. Tingkat Kedatangan dan Tingkat Pelayanan
Supaya tidak terjadi antrian yang panjang sekali, maka tingkat kedatangan
harus lebih kecil dari tingkat pelayanan.
Hubungan antara rasio tingkat kedatangan terhadap tingkat pelayanan
dengan panjang antrian pada awalnya landai, tetapi makin lama makin tinggi
menanjak.
Pada model tandem ini, misalnya saja tingkat pelayanan per pintu sebesar
200 kendaraan per jam akan menjadi 400 kendaraan per jam untuk dua
pintu. Model ini baru baik diterapkan jika standar deviasi waktu pelayanan
di tiap pintu relatif kecil. Jika standar deviasi cukup besar, maka yang terjadi
justru waktu tunggu yang lama.
8. First Vacant First Out (FVFO)
Terdapat tipe antrian dengan pengontrolan pada pintu pelayanan untuk
mengatasi ketidakefisienan yang terjadi yaitu dengan cara bahwa kendaraan/
orang yang datang dapat memilih pintu yang leading yaitu menuju pintu pertama
yang kosong (First Vacant First Out = FVFO atau First Vacant First Served = FVFS).
Cara kedua ini biasa digunakan di loket antri di bank. Pada beberapa pintu tol hal
ini juga diterapkan sebagaimana gambar berikut
Jawab:
Pelayanan 2 menit per penumpang = 30 orang per jam yang terlayani
λ
𝛒=
𝝁
= 20/30
= 2/3