Anda di halaman 1dari 11

12.5.

2 Studi Kasus : Badan Intelijen (CIA, FBI, NSA )

Pada konteksih diluar negri ,misalkan di Amerika Serikat, hal yang dilakukan oleh
KPK juga dilakukan oleh badan intelijen seperti FBI atau Federal Bureau of
Inuestigation (http://www.fbi.gov/), NSA atau National Security Agency (www.nsa.gov),
CIA atau Central Intelligence Agency (https://www.cia.gov/index.html). Ketiga badan
internasional melakukan proses penyedapan terhadap setiap komunikasih yang
dilakukan oleh warga Negara Amerika Serikat maupun internasional, untuk alasan
keamanan dan serangan teroris .

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bentuk-bentik penyedapan yang


dilakukan oleh FBI, CIA, dan NSA bukan hanya mencakup wilayah Amerika Serikat
saja, tapi juga ke Negara-negara lain di dunia. Misalkan di kawasan Afrika, Jerman, dan
sebagainya. Bentuk penyedapan dilakukan pada saluran telekomunikasi (Handphone,
telepon ) hingga data dan akses internet. Beberapa buah referensi online berikut ini
dapat digunakan untuk memperoleh informasih lebih lanjut menegenai bentuk-bentuk
penyedapan yang dilakukan oleh FBI, CIA, dan NSA serta kaitannya dengan privasi.

12.6 Contoh Penyalah Gunaan Privasi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Privasih hakikatnya dimiliki oleh orang setiap manusia dan dijaga dengan baik.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi Informasi dan kebebasan Informasih,
terdapat penyalah gunaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab maupun oleh individu itu sendiri, yang mengakibatkan berkurangnya privasi
maupun ancaman kebebasan privasi. Ada 3 contoh penyalah gunaan privasi di dalam
kehidupan sehari-hari.

1. Penyalah gunaan Kamera dan video rekam pada Hendphon


2. Penyalah gunaan GPS (global positioning system)
3. Penyalah gunaan CCTV.
12.6.1 Penyalah Gunaan Kemera dan Video Rekam pada Hendphone

Kemajuan dibidang teknologi informasih menjadikan perangkat mobile seperti


hendphone, smartphone, tablet, himgga perangkat rekam kamera dan video, dapat
terhubung kejaringan internet degan sangat mudah. Demikin juga, pada perangkat
komunikasi genggam seperti hendphone dan smartphone, pertukaran data dan
informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah antarpengguna internet di seluruh
dunia. Contoh, betapa dengan mudahnya di zaman sekarang dilakukan pengambilan
suatu objekuntuk difoto kemudian diunggah (Upload ) ke internet, di mana kemudian
pengguna internet lainya memberikan komentar dan diskusi ke dalam sebuah social
media (media sosial). Kemajuan teknologi ini di satu sisi memeberikan manfaat nyata
bagi masyarakat, namun disisi lain, terdapat Kerugian yang disebabkan oleh
penyalahgunaan teknologi tersebut untuk hal-hal yang tidak bertanggung jawab.

Namun terdapat bentuk prnyalah gunaan terhadap teknologi kamera dan video
rekam oleh pihak-pihakyang tidak bertanggung jawab. Bentuk penyalah gunaan ini
sejatinyah telah merusak kebebasan informasi dan privasi yang dijunjung tinggi oleh
setiap orang di zaman ini.

1) Penyalah gunaan kamerah dan video rekam untuk melakukan perekaman adegan
yang tidak senonah, baik dilakukan sendiri maupun merekam orang lain (dalam
bentuk foto digital dan video digital ). Selain merusak mental , juga dapat
mencemarkan nama baik individu bersangkutan dan nama baik korban lainnya.
Misalkan membuat video dan foto porno maupun sengaja memfoto dan merekam
kegiatan porno orang lain.
2) Perekaman tidak senonoh maupun perekaman ancaman menteroro atau
memeras orang lain dan menimbulkan kerugian bersifat materialmaupun non
material. Misalkan melakukan penyekapan terhadap seorang anak, kemudian
merekam video dan memfoto kekerasan terhadap anak tersebut, untuk diberikan
kepada orang tua si anak, sebagai bentuk ancaman dan pemerasan.
3) Perkam dalam bentuk video dan foto digitar terhadap rahasia suatuperusahaan
atau instansi yang tidak boleh menjadi konsumsi public, yang dialakukan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab (baik orang luar maupun oaring dalam ).

Dengan makin mudahnya seseorang memiliki dan menggunakan perangkat


perekam, kemudahan akses internet, namun tidak diimbangi dengan etika komputer,
maka memunculkan adanya kasus-kasus penyebaran video dan gambar terlarang.
Baik video dan gambar porno maupun yang mengandung unsur kerusakan, SARA
(Suku, Agama, Ras, Antargolongan), dan sebagainya, yang merugikan orang lain.

12.6.2 Peyalah Gunaan GPS (Global Positioning System )

GPS (Global Positioning System ) merupalan teknologi yang awalnya muncul di


tahun 1970-an sebagai sebuah teknologi untuk melakukan pemindayan citra satelit dari
atas (luar angkasa ) terhadap lokasih suatu objek yang berada di bumi. Sejalan dengan
waktu dan perkembangan teknologi , GPS makin berkembang dari sisi perngkat keras
(Hadwere ) dan perangkat lunak (Software ). Teknologi GPS (global positional system )
sangat membantu umat manusia di zaman digital ini untuk dapat menemukan suatu
lokasi atau tempat secara cepat dan mudah, baik melalui computer destop, computer
jinjing, hingga perangkat mobile seperti hendphone, smartphone dan tablet.

Lokasih teman anda pun dapat dengan mudah ditemukan di belahan dunia
manapun dengan memanfaatkan teknologi GPS (global positional system ). Lokasi
anda pun dengan mudah diketahui dan terdeteksi oleh siapapun melalui perangkat
teknologi GPS (global positional system ). Inilah suatu fakta bahwa dibalik kemudahan
dan manfaat yang diberikan oleh teknologi GPS, ternyata juga memberikan dmpak
buruk dari sisi privasi, terutama jika disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.

Teknologi GPS (global positional system ) memang memberikan manfaat


kemudahan dan bantuan di dalam menemukan dan memberitahukan suatu lokasi dan
rutre untuk mencari lokasi bersangkutan. Hal ini untuk mencegah kejadian salah alamat
atau lokasi (kesasar ). Namun di sisi lain, penyalah gunaan terhadap teknologin GPS
(global positional system ) ini juga banyak terjadi, yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.

12.6.3 Penyelah Gunaan CCTV

CCTV (Closed Circuit Tele Vision ) merupakan sebuah teknologi untuk


melakukan pengawasan keamanan pada suatu wilayah dengan memanfaatkan kamera
perekam dan Digital Video Recorder (DVR ) untuk menangkapgambar objek dan
merekamnya ke dalam sebuah bentuk video ( dari kumpulan gambar ). Konsep kerja ini
hamper sama dengan TV namaun bersifat tertutup, karna tidak menggunakan sinyal
untuk penyiaran.

CCTV (Closed Circuit Tele Vision ) bekerja dengan cara mengambil gambar
(foto) dari setiap objek yang berada di wilayah pemantauannya memanfaatkan kamera
perekam yang menjadi bagian pertama dari sebuah CCTV (closed circuit tele vision ).
Misalkan jika CCTV ini dilakukan di suatu ruangan, maka jangkawan rekaman objeknya
adalah seputar ruangan itu saja. Kemudian gambar-gambar dari hasil objek rekaman
tersebut diolah (rekam ) menjadi video oleh bagian kedua pada CCTV yaitu DVR
(Digital Video Recorder ). Itulah sebabnya pada CCTV (closed circuit tele vision ) akan
dapat dijumpai hasil berupa gambar dan video. Keduanya ini dapat digunakan sebagai
bukti ontentik apabila terjadi suatu tindak kejahatan, misalkan pencurian , perampokan,
atau tindak kejahatan lainnya.

Namaun rupanya sistem kerja dari CCTV (Closed Circuit Tele Vision ) ini telah
disalah gunakan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab, yang justru
merusak dan melanggar privasi orang lain. Sebagai contoh, peletakkan CCTV (closed
circuit tele vision ) tersembunyi pada areah privasi ( misalkan pada ruangan gati
pakaian, kamar mandi umum ), yang mana kemudia hasil rekaman tersebut disalah
gunakan oleh pelaku untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Adanya regulasi atau
aturan yang mengikat semuanya tentang tatacara dan etika didalam pemasangan
CCTV serta di lokasi mana saja sebaiknya CCTV (closed circuit tele vision) dipasang,
perlu diperhatikan dan dijalankan dengan baik.

Lalau bagai mana kebijakan mengenai pemasangan dan penggunaan CCTV


(closed circuit tele vision ) serta kaitanya dengan privasi diri sendiri maupun org lain .

 Adanya kejelasan di dalam penggunaan CCTV (closed circuit tele vision ),


misalkan untuk pengamanan pada area parker kendara bermotor. Kejelasan ini
akan memperjelas tanggung jawab apabilah terjadi penyalah gunaan di
kemudian hari.
 Pemasangan dan penggunaan CCTV bukan dilakukan pada area privasi public,
misalkan pada ruangan ganti pakayan suatu took ataupun kamar mandi umum.
 Semua data dan informasi yang dihasilkan oleh CCTV tidak disebar luaskan
secara bebas apabila menyangkut privasi orang banyak.

12.7 Penyala Gunaan Privasi pada Jejaring Sosial

Jejaring social (social network ) telah menjadi salah satu fenomena di dunia
internet saat ini, di mana hamper semua penguna internet sedunia terhubung ke
dalamnya dan membentuk jaringan komunitas dan komunikasi. Jejaring social seperti
misalkan facebook, memberikan banyak sekali media dan layanan komunikasi
(misalkan dalam bentuk grup atau page ), di mana parah pengguna internet dapat
mem-posting berita, gambar, hingga mengunggah dokumen digital.

Setiap subbab di bawah ini akan disajikan dua macam penyalah gunaan privasi
pada jejaring social (social netword ). Kesua macam bentuk pelanggaran tersebut
meliputi tindakan memposting gambar dan memposting kata /kalimat/ berita.

12.7.1 Mem-posting Gambar


Jejaring social (Social Network ) dan media social (Media social ) merupaka
wadah untuk berkumpulnya para penguna internet sedunia dan membentuk interajsi
satu sama lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa Sosial Media dan Sosial Network
adalah dua buah ranah public pada jaringan internet. Tentu sajah, selain diperlukan
adanya pemahaman dan pelaksanana terhadap etika computer, privasih juga perlu
dijaga dengan baik. Misalkan di dalalm mem-posting (unggahnsebuah fail digital
gambar atau roto.

Berbicara mengenai privasi, hal ini manenadakan bahwa tidak semua hal dapat
kita unggah ke dalam Sosial Media maupun Sosial Network untuk dapat menjadi
komsumsih public. Meskipin jejaring social saat ini, sebut sajah misalkan Fecebook,
memberikan fasilitasuntuk mengeset gamabar yang kita unggah tersebut ke dalam hak
akses public (dapat diakses oleh siapapun ), hanya teman kita sajah (di dalam jaringan
pertemanan kita), maupun hanya kita sendiri saja yang dapat mengaksesnya. Namun
dapat diketahui bersama, bahwa tetap saja file digita yang anda ungga tersebut
tersimpan pada computer server yang danda sendiri tidak tahu keberadaannyasecara
fisik maupun siapa saja yang mengakses secara fisik amupun remote.

Terkait dengan privasi, terlebi dahulu di dalam mengubah (Upload) file foto dan
gambardigital anda ke dalam sebuah layanan Socal Media (media social ) maupun
Social Network (jejaring social ) dan layanan online lainya.

a. Apakah file gambar dan foto digital yang anda posting tersebut tidak
melanggarhak cipta
b. Apakah file gambar dan foto digital yang anda posting tersebut tidak melanggar
dan mengganggu privasi orang lain maupun diri anda sendiri.

Alangakah bijaknya untuk data menggunakan fitur yang disediakan oleh jejaring
social (Sosial Network ), fitur untuk mengubah gambar dan foto digitan, dengan lebih
bijak. Antara lain dengan menggunakan foto digital yang tidak melanggar hak cipta
(dengan menyatakan sumbernya )maupun memperhatikan terlwebi dahulu apabila foto
digital atau gambar digital atau gambar digitak tersebut tidak mengganggu privasi diri
sendiri dan juga privasi orang lain. Ingat bahwa undang-undang ITE (Informasih dan
Transaksi Elektronik ) mengatur tentang hal ini, sehingga perlu diperhatikan degan baik
dan seksama sebelum menggunakan foto dan gambar digital.

12.7.2 Mem-posting Kata/Kalimat/Berita

Tersedianya jejaring social (Social Network ) dan media social ( Sosial Media )
juga terkadang disalah gunakan oleh sejumlah pengguna internet ubtuk menumpakan
pemikiran dan opini pribadi mereka ke dalam media yang diberikan oleh Sosial Media
(media social ) dan Sosial Network (jejaring social ), dengan tampah memperhatikan
terlebi dahulu nilai,arti,dan dampak yang ditimbulakan oleh adanya posting-an mereka
tesebut.

Updet status pada jejaring social Fecebook dan Twitter oleh beberapa
pengguna, yang menyediakan seseorang maupuan suatu kelompoak, bahkan
bernuansakan ASRA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan ). Sangat berbahaya sekali ,
baik bagi individu bersangkutan (secara hukum maupun oleh masyarakat setempat )
maupuan membahayakan ketertibaan brsama di dalam kehidupan bermasyarakat.

Tidak mustahil jika sebua opini sepihak yang menyulut pertikayan dimulai dari
sebuah postingan berita atau komentar pada dunia digital, yang kemudian merambah
ke dunia fisik dan menimbulkan bentrokan massa. Perlu diwaspadai, ditindak lanjutkan,
dan diberikan pembinaan. Misalkan bagaimana memposting sesuatu di internet secara
sehat, aman, nyaman, tertib, tamopa merugikan orang lain atau pihak lain maupun diri
sendiri.

Demikian juga degan musim kampanye, terlebih kampanya pemilihan presiden


dan calo presiden, semakin banyak terdapat Black Compaing (kampanye hitam )
maupun opinr ptibsdi pengguna internet, yang tampa disadari justru melangar privasi
orang lain.
12.8 Pengawasan oleh Perintahdan kaitanya dengan Privasi

Selain mengawasi jalanya pemerintah dan kehidupan masyarakat (warga ) di


dalam kehidupan fisik (sehari-hari ), pemerintah juga melakukan pengawasan terhadap
aktifitas internet warganya. Beberapa alasan mengapa pemerintah melakukan
pengawasan terhadap akses internet dan aktifitas berinternet masyarakatnya.

a. Untuk menciptakan situasi dan kondisi internet yang sehat dan mendidik.
Misalkan bebas dari konten pronografi dan pornoaks, konten kekerasan ,
pelecehan, yang dapat meruka mental anak bangsa.
b. Untuk menciptakan keamana Negara dan masyarakat. Tidak sedikit kejahatan
terjadi di dunia internet dan juga merambah ke dunia nyata.
c. Untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan nrgara, misalkan mencegah adanya
pencurian data dan informasih penting termasuk juga penyedapa.
d. Menjaga privasi dari pengguna internet Indonesia, dalam hal ini masyarakat
Indonesia.

12.8.1 Penguna Nomor Indentitas Tunggal Bagi Setiap Warga Negara

Pemerintah indosesia melalui E-KTP juga akan berencana untuk mengadakan


sisitem pengguna nomor identitas tunggal bagi seluruh Warga Negara Indonesia
(WNI ). Sistem ini diharapkan dapat mentertibkan masyarakat digital di Indonesia dan
memperlancar pelayanan public berbasis internet yang merak dilakukan saat ini.
Sebagai contoh, di dalam pengguna kartu SIM untuk layanan komunikasi pada
perangkat genggam(Handphone, Smartphone, Tablet ), diharuskan kepada setiap
pengguna untuk melakukan registrasi secara online terkait dengan data diri yang masih
berlaku (misalkan nomor KTP). Diharapkan dapat mendata parah pengguna internet
dan mempertanggung jawapkan penggunaan layanan yang diberiakan dengan sebaik-
baiknya.
Namun tidak dapat dipungkirih bahwa masih banyak terjadi kekurangan maupun
penyelah gunaan layanan komunikasih di Indonesia (termasuk juga internet ) untuk
merugikan orang lain. Pembuatan situs palsu, penipuan degan kedok undian berhadia
melalui SMS (Short Message System ) maupun telpon, sangat banyak terjadi dan
meresahkan masyarakat Indonesia. Demikian juga, perlu adanya regulasi yang tepat
diperintah bersama dengan sejumlah penyediaan layanan komunikasi (BUMN ) di
dalam penyedian layanan komunikasih di Indonesia, sehingga tk merugikan konsumen.

12.8.2 Pemblokiran Beberapa Situs Oleh Pemerintah

Pemerintah Indonesia memiliki wewenang untuk memblokir semuah situs


(website ), baik dalam negri maupun luar negri, yang dianggap tidak pantas untuk
diakses oleh masyarakat Indonesia. Misalkan website yang memuat konten pornografi,
pornoaksi, kekerasan, pelecehan dan penipuan. Melalui kerja sama dengan para
periset keamana informasih dan jaringan internet Indonesia (misalkan bersama riset
IDSRTII dan lainya), dibentuk DNS Nawala (www.nawala.org ) yang diharapkan mampu
melaya niaksis internet sahat dan mendidikeada seluruh rakyat Indonesia, bahwa
pengguna internet di luar Negara.

Namun prosem pemblokiran juga mestinya dilakukan degan cara yang bijak.
Apabila suatu webste hanya memuat beberapa konten yang berbahaya (misalkan
porno), maka sepantutnya konten tersebut yang dilaporkan kepada pihak penyedia
layanan, sedangkan konte-konten lain yang tidak berbahaya masih bisah tetap
dinikmati oleh para pengguna internet lainya.

12.9 Dampak dari Kehilangan Privasi

Terdapat banyak sekalih dampak negative ditimbulkan dari hilangnya privasih


suatu individu di zaman digital seperti sekarang ini. Setidaknya terdapat 3 buah dampak
negative yang ditimbulkanya. Antara lain hilangnya kebebasan individu, kecerdasan
manusia untuk bersikap yang tidak alami (dibuat-buat), serta manusia menjadi objek
informasi.

12.9.1 Hilangnya Individu

Dengan adanya kehilangan privasi, maka kebebasan individu, dalam hal ini
kebebasan di dunia digital, juga mulai hilang. Manusiah mulai tidak dapat merasakan
kebebasan yang menjadi haknya. Misalkan :

a. Kebebasan untuk melakukan akses internet kapanpun dan dimanapun secara


aman dan nyaman.
b. Kebebasan untuk melakukan proses transaksi online.
c. Kebebasan untuk berbagai informasi dan memperoleh informasi secara online
dan lain-lain.

Kehilangan-kehilangan privasi akan sangat merugikan individu itu sendiri. Di dalam


dunia nyata (dalam kehidupan sehari-hari ), dampak buruk dari kehilangan privasih
sangat merugikan individu bersangkutan di dalam hubungannya dengan interaksi
bersama masyarakat sekitar.

a. Dikecilkan individu bersangkutan oleh masyarakat setempat, terutama privasi


tersebut berupa aib yang tidak boleh diketahui oleh masyarakat luas.
b. Beban fisik dan beban mentalyang dialami oleh individu bersangkutan di dalam
melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar.

12.9.2 Manusiah Tidak BIsah Bersikap Alamiah

Manusia yang kehilangan privasi akan selalu berusaha untuk berlaku yang
membuat-buat, agar dapat menutupi hal-hal buruk yang ada pada dirinya. Sifat untuk
tidak dapat tampil secara alami ini kurang baik di dalam proses bermasyarakat. Sebagai
mahluk yang tidak sempurna, di dalam bersosialisasi, manusia hendaknya dapat
menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
12.9.3 Manusia Menjadi Objek Informasi

Di jaman teknologo digital dampak buruk lainya yang ditimbulkan oleh


kehilangan privasi adalah manusia (pengguna ) bukan lagi menjadi penikmat informasi,
melainkan menjadi objek informasi. Dilakukan sendiri oleh individu bersangkutan
maupun dilakukan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab sebagai contoh.

1. Liputan berita atau acara di Televisi yang menampilkan gosib selebritis, yang
mana di dalamnya justru juga membahas bagian pribadi (privasi ) individu
bersangkutan, mulai dari rumah tangga perceraian atau perselingkuhan. Di satu
sisi artis tersebut membuka informasih tersebut, di sisi lain pihak infotainment
(melalui wartawan dan peliput berita) berusah untuk memperolehbahan data
sebanyak-bayaknya, agar dapat diolah menjadi informasih untuk siaran yang
menjual tersebut (laris ditonton olrh para permisa TV )
2. Pada media internet, kasus seperti nomor satu di atas juga kerap terjadi. Bahkan
pengguna internetpun dapat secara independen (sendiri atau swadaya )
menyediakan informasih tersebut melalui website dan blog pribadi. Kebenaran
suatu berita yang disajikan tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Untuk itu, dimedia
apa pun, kewaspadaan tinggi untuk dapat memilah antara berita (informasi )
yang benar dan yang tidak benar (Hoax), sehingga tidak menjerumuskan.
Demikian juga informasi yang bersifat privasi hendaknya tidakdiumbar di media
masa danruang public (termasuk di internet ).
3. Kasus nomor 1 dan 2 juga bukan hanya menimpa artis atau selebritis, namun
juga tokoh masyarakat hingga pemerintah (peresiden, anggota DPR, dan lain-
lain ). Ini merupakan keterbukaan informasih, namun perlu dicermati apabola
terjadi hal –hal yang berlebihan di dalamya.

Anda mungkin juga menyukai