Pada konteksih diluar negri ,misalkan di Amerika Serikat, hal yang dilakukan oleh
KPK juga dilakukan oleh badan intelijen seperti FBI atau Federal Bureau of
Inuestigation (http://www.fbi.gov/), NSA atau National Security Agency (www.nsa.gov),
CIA atau Central Intelligence Agency (https://www.cia.gov/index.html). Ketiga badan
internasional melakukan proses penyedapan terhadap setiap komunikasih yang
dilakukan oleh warga Negara Amerika Serikat maupun internasional, untuk alasan
keamanan dan serangan teroris .
Privasih hakikatnya dimiliki oleh orang setiap manusia dan dijaga dengan baik.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi Informasi dan kebebasan Informasih,
terdapat penyalah gunaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab maupun oleh individu itu sendiri, yang mengakibatkan berkurangnya privasi
maupun ancaman kebebasan privasi. Ada 3 contoh penyalah gunaan privasi di dalam
kehidupan sehari-hari.
Namun terdapat bentuk prnyalah gunaan terhadap teknologi kamera dan video
rekam oleh pihak-pihakyang tidak bertanggung jawab. Bentuk penyalah gunaan ini
sejatinyah telah merusak kebebasan informasi dan privasi yang dijunjung tinggi oleh
setiap orang di zaman ini.
1) Penyalah gunaan kamerah dan video rekam untuk melakukan perekaman adegan
yang tidak senonah, baik dilakukan sendiri maupun merekam orang lain (dalam
bentuk foto digital dan video digital ). Selain merusak mental , juga dapat
mencemarkan nama baik individu bersangkutan dan nama baik korban lainnya.
Misalkan membuat video dan foto porno maupun sengaja memfoto dan merekam
kegiatan porno orang lain.
2) Perekaman tidak senonoh maupun perekaman ancaman menteroro atau
memeras orang lain dan menimbulkan kerugian bersifat materialmaupun non
material. Misalkan melakukan penyekapan terhadap seorang anak, kemudian
merekam video dan memfoto kekerasan terhadap anak tersebut, untuk diberikan
kepada orang tua si anak, sebagai bentuk ancaman dan pemerasan.
3) Perkam dalam bentuk video dan foto digitar terhadap rahasia suatuperusahaan
atau instansi yang tidak boleh menjadi konsumsi public, yang dialakukan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab (baik orang luar maupun oaring dalam ).
Lokasih teman anda pun dapat dengan mudah ditemukan di belahan dunia
manapun dengan memanfaatkan teknologi GPS (global positional system ). Lokasi
anda pun dengan mudah diketahui dan terdeteksi oleh siapapun melalui perangkat
teknologi GPS (global positional system ). Inilah suatu fakta bahwa dibalik kemudahan
dan manfaat yang diberikan oleh teknologi GPS, ternyata juga memberikan dmpak
buruk dari sisi privasi, terutama jika disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
CCTV (Closed Circuit Tele Vision ) bekerja dengan cara mengambil gambar
(foto) dari setiap objek yang berada di wilayah pemantauannya memanfaatkan kamera
perekam yang menjadi bagian pertama dari sebuah CCTV (closed circuit tele vision ).
Misalkan jika CCTV ini dilakukan di suatu ruangan, maka jangkawan rekaman objeknya
adalah seputar ruangan itu saja. Kemudian gambar-gambar dari hasil objek rekaman
tersebut diolah (rekam ) menjadi video oleh bagian kedua pada CCTV yaitu DVR
(Digital Video Recorder ). Itulah sebabnya pada CCTV (closed circuit tele vision ) akan
dapat dijumpai hasil berupa gambar dan video. Keduanya ini dapat digunakan sebagai
bukti ontentik apabila terjadi suatu tindak kejahatan, misalkan pencurian , perampokan,
atau tindak kejahatan lainnya.
Namaun rupanya sistem kerja dari CCTV (Closed Circuit Tele Vision ) ini telah
disalah gunakan oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab, yang justru
merusak dan melanggar privasi orang lain. Sebagai contoh, peletakkan CCTV (closed
circuit tele vision ) tersembunyi pada areah privasi ( misalkan pada ruangan gati
pakaian, kamar mandi umum ), yang mana kemudia hasil rekaman tersebut disalah
gunakan oleh pelaku untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Adanya regulasi atau
aturan yang mengikat semuanya tentang tatacara dan etika didalam pemasangan
CCTV serta di lokasi mana saja sebaiknya CCTV (closed circuit tele vision) dipasang,
perlu diperhatikan dan dijalankan dengan baik.
Jejaring social (social network ) telah menjadi salah satu fenomena di dunia
internet saat ini, di mana hamper semua penguna internet sedunia terhubung ke
dalamnya dan membentuk jaringan komunitas dan komunikasi. Jejaring social seperti
misalkan facebook, memberikan banyak sekali media dan layanan komunikasi
(misalkan dalam bentuk grup atau page ), di mana parah pengguna internet dapat
mem-posting berita, gambar, hingga mengunggah dokumen digital.
Setiap subbab di bawah ini akan disajikan dua macam penyalah gunaan privasi
pada jejaring social (social netword ). Kesua macam bentuk pelanggaran tersebut
meliputi tindakan memposting gambar dan memposting kata /kalimat/ berita.
Berbicara mengenai privasi, hal ini manenadakan bahwa tidak semua hal dapat
kita unggah ke dalam Sosial Media maupun Sosial Network untuk dapat menjadi
komsumsih public. Meskipin jejaring social saat ini, sebut sajah misalkan Fecebook,
memberikan fasilitasuntuk mengeset gamabar yang kita unggah tersebut ke dalam hak
akses public (dapat diakses oleh siapapun ), hanya teman kita sajah (di dalam jaringan
pertemanan kita), maupun hanya kita sendiri saja yang dapat mengaksesnya. Namun
dapat diketahui bersama, bahwa tetap saja file digita yang anda ungga tersebut
tersimpan pada computer server yang danda sendiri tidak tahu keberadaannyasecara
fisik maupun siapa saja yang mengakses secara fisik amupun remote.
Terkait dengan privasi, terlebi dahulu di dalam mengubah (Upload) file foto dan
gambardigital anda ke dalam sebuah layanan Socal Media (media social ) maupun
Social Network (jejaring social ) dan layanan online lainya.
a. Apakah file gambar dan foto digital yang anda posting tersebut tidak
melanggarhak cipta
b. Apakah file gambar dan foto digital yang anda posting tersebut tidak melanggar
dan mengganggu privasi orang lain maupun diri anda sendiri.
Alangakah bijaknya untuk data menggunakan fitur yang disediakan oleh jejaring
social (Sosial Network ), fitur untuk mengubah gambar dan foto digitan, dengan lebih
bijak. Antara lain dengan menggunakan foto digital yang tidak melanggar hak cipta
(dengan menyatakan sumbernya )maupun memperhatikan terlwebi dahulu apabila foto
digital atau gambar digital atau gambar digitak tersebut tidak mengganggu privasi diri
sendiri dan juga privasi orang lain. Ingat bahwa undang-undang ITE (Informasih dan
Transaksi Elektronik ) mengatur tentang hal ini, sehingga perlu diperhatikan degan baik
dan seksama sebelum menggunakan foto dan gambar digital.
Tersedianya jejaring social (Social Network ) dan media social ( Sosial Media )
juga terkadang disalah gunakan oleh sejumlah pengguna internet ubtuk menumpakan
pemikiran dan opini pribadi mereka ke dalam media yang diberikan oleh Sosial Media
(media social ) dan Sosial Network (jejaring social ), dengan tampah memperhatikan
terlebi dahulu nilai,arti,dan dampak yang ditimbulakan oleh adanya posting-an mereka
tesebut.
Updet status pada jejaring social Fecebook dan Twitter oleh beberapa
pengguna, yang menyediakan seseorang maupuan suatu kelompoak, bahkan
bernuansakan ASRA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan ). Sangat berbahaya sekali ,
baik bagi individu bersangkutan (secara hukum maupun oleh masyarakat setempat )
maupuan membahayakan ketertibaan brsama di dalam kehidupan bermasyarakat.
Tidak mustahil jika sebua opini sepihak yang menyulut pertikayan dimulai dari
sebuah postingan berita atau komentar pada dunia digital, yang kemudian merambah
ke dunia fisik dan menimbulkan bentrokan massa. Perlu diwaspadai, ditindak lanjutkan,
dan diberikan pembinaan. Misalkan bagaimana memposting sesuatu di internet secara
sehat, aman, nyaman, tertib, tamopa merugikan orang lain atau pihak lain maupun diri
sendiri.
a. Untuk menciptakan situasi dan kondisi internet yang sehat dan mendidik.
Misalkan bebas dari konten pronografi dan pornoaks, konten kekerasan ,
pelecehan, yang dapat meruka mental anak bangsa.
b. Untuk menciptakan keamana Negara dan masyarakat. Tidak sedikit kejahatan
terjadi di dunia internet dan juga merambah ke dunia nyata.
c. Untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan nrgara, misalkan mencegah adanya
pencurian data dan informasih penting termasuk juga penyedapa.
d. Menjaga privasi dari pengguna internet Indonesia, dalam hal ini masyarakat
Indonesia.
Namun prosem pemblokiran juga mestinya dilakukan degan cara yang bijak.
Apabila suatu webste hanya memuat beberapa konten yang berbahaya (misalkan
porno), maka sepantutnya konten tersebut yang dilaporkan kepada pihak penyedia
layanan, sedangkan konte-konten lain yang tidak berbahaya masih bisah tetap
dinikmati oleh para pengguna internet lainya.
Dengan adanya kehilangan privasi, maka kebebasan individu, dalam hal ini
kebebasan di dunia digital, juga mulai hilang. Manusiah mulai tidak dapat merasakan
kebebasan yang menjadi haknya. Misalkan :
Manusia yang kehilangan privasi akan selalu berusaha untuk berlaku yang
membuat-buat, agar dapat menutupi hal-hal buruk yang ada pada dirinya. Sifat untuk
tidak dapat tampil secara alami ini kurang baik di dalam proses bermasyarakat. Sebagai
mahluk yang tidak sempurna, di dalam bersosialisasi, manusia hendaknya dapat
menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
12.9.3 Manusia Menjadi Objek Informasi
1. Liputan berita atau acara di Televisi yang menampilkan gosib selebritis, yang
mana di dalamnya justru juga membahas bagian pribadi (privasi ) individu
bersangkutan, mulai dari rumah tangga perceraian atau perselingkuhan. Di satu
sisi artis tersebut membuka informasih tersebut, di sisi lain pihak infotainment
(melalui wartawan dan peliput berita) berusah untuk memperolehbahan data
sebanyak-bayaknya, agar dapat diolah menjadi informasih untuk siaran yang
menjual tersebut (laris ditonton olrh para permisa TV )
2. Pada media internet, kasus seperti nomor satu di atas juga kerap terjadi. Bahkan
pengguna internetpun dapat secara independen (sendiri atau swadaya )
menyediakan informasih tersebut melalui website dan blog pribadi. Kebenaran
suatu berita yang disajikan tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Untuk itu, dimedia
apa pun, kewaspadaan tinggi untuk dapat memilah antara berita (informasi )
yang benar dan yang tidak benar (Hoax), sehingga tidak menjerumuskan.
Demikian juga informasi yang bersifat privasi hendaknya tidakdiumbar di media
masa danruang public (termasuk di internet ).
3. Kasus nomor 1 dan 2 juga bukan hanya menimpa artis atau selebritis, namun
juga tokoh masyarakat hingga pemerintah (peresiden, anggota DPR, dan lain-
lain ). Ini merupakan keterbukaan informasih, namun perlu dicermati apabola
terjadi hal –hal yang berlebihan di dalamya.