Anda di halaman 1dari 31

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,


memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk
kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama
penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat
yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:


This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.

Perpustakaan Univeristas Multimedia Nusantara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut UU No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b,

perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang

bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berdudukan

dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan

dan atau laba (www.ojk.go.id). Datar dan Rajan (2018) mendefinisikan sektor

ekonomi menjadi tiga, yaitu:

1. Manufacturing-Sector Company

Perusahaan sektor manufaktur membeli bahan dan komponen, dan

mengubahnya menjadi berbagai barang jadi. Contohnya adalah perusahaan

otomotif seperti Jaguar, produsen telepon selular seperti Samsung,

perusahaan pengolahan makanan seperti Heinz, dan perusahaan computer

seperti Lenovo.

2. Merchandising-Sector Company

Perusahaan sektor perdagangan membeli kemudian menjual produk berwujud

tersebut tanpa mengubah bentuk dasarnya. Sektor ini termasuk perusahaan

yang bergerak di bidang retail (Contohnya adalah toko buku seperti Barnes &

Noble dan toko serba ada seperti Target), bidang distribusi (Contohnya adalah

pemasok produk rumah sakit seperti Owens dan Minor), bidang grosir

(Contohnya pemasok komponen elektronik seperti Arrow Electronics).

1
3. Service-Sector Company

Perusahaan sektor jasa menyediakan layanan (produk tidak berwujud).

Contohnya adalah firma hukum seperti Wachtell, Lipton, Rosen & Katz, dan

kantor akuntan seperti Ernst & Young.

Pada awal Maret 2020 Indonesia digemparkan dengan adanya kasus

pertama covid-19. Menurut laman liputan6.com, Presiden Joko Widodo atau

Jokowi mengumumkan kasus covid-19 pertama di Indonesia pada Senin, 2 Maret

2020. Dengan masuknya virus covid-19 ke Indonesia tentunya memberikan efek

buruk ke beberapa sektor industri yang ada. Salah satu sektor industri yang

mengalami penurunan dengan masuknya pandemik tersebut ke Indonesia adalah

sektor manufaktur.

Menurut laman kontan.co.id, upaya penanganan penyebaran wabah

covid-19 menekan kinerja sektor manufaktur Indonesia pada bulan Maret. IHS

Markit melaporkan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia

pada bulan Maret 2020 sebesar 45,3. Angka tersebut mengalami penurunan

sebesar 6,6 poin dari bulan sebelumnya. Namun menurut laman

eksbis.sindonews.com pada bulan September mulai terlihat adanya kenaikan PMI

dari sektor industri manufaktur di tanah air. Hal tersebut tercermin dari PMI

Manufaktur Indonesia pada bulan Agustus yang berada di level 50,8 atau

menandakan sedang ekspansif. Hal tersebut terjadi karena perusahaan

menyesuaikan diri dengan pelonggaran bertahap pada Pembatasan Berskala Besar

(PSBB) terkait penyebaran virus Covid-19.

2
Kondisi menurun dan meningkatnya PMI Manufaktur di Indonesia juga

dialami oleh PT Usaha Saudara Mandiri (USM). Menurut staf pembuatan invoice,

pada bulan Mei penjualan mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat

covid-19 sedangkan mulai bulan Agustus, penjualan mulai mengalami kenaikan.

Munculnya PMI didasari oleh adanya pengungkapan laporan keuangan dari

masing-masing entitas dengan tujuan mengomunikasikan kondisi yang tengah

dijalani atau dihadapi oleh entitas. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 tentang Penyajian

Laporan Keuangan (2018), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik (iaiglobal.sharepoint.com).

Saat ini perusahaan dipermudah dalam hal pembuatan laporan keuangan.

Hal tersebut terjadi karena adanya perkembangan tekonologi. Kini perusahaan

melakukan pembukuan atas peristiwa ekonomis yang terjadi ke dalam suatu

sistem. Sistem tersebut dinamakan sistem informasi akuntansi. Menurut Romney

(2018) sistem informasi akuntansi adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat,

menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi

pengambilan keputusan. Terdapat beberapa komponen yang mendukung sistem

tersebut, diantaranya adalah pihak pengguna sistem, instruksi dan prosedur, data,

perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta kontrol internal dan

tindakan keamanan.

3
Salah satu komponen sistem informasi akuntansi adalah perangkat lunak

yang digunakan untuk memproses data. Perangkan lunak yang digunakan oleh PT

Usaha Saudara Mandiri (USM) dalam melakukan pembukuan adalah Accurate.

Accurate adalah software akuntansi lokal yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun

dan melayani berbagai jenis pembukuan perusahaan di Indonesia. Accurate

menyediakan layanan bagi perusahaan yang bergerak di bidang trading, dagang,

jasa, distributor, kontraktor, dan manufaktur. Software Accurate juga telah

mengikuti PSAK serta perpajakan di Indonesia (accurate.go.id).

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2018) perusahaan biasanya

menggunakan prosedur siklus akuntansi untuk mencatat transaksi dan menyiapkan

laporan keuangan, berikut ini merupakan tahapan dalam siklus akuntansi, yaitu:

1. Mengidentifikasi dan Menjurnal Transaksi dan Peristiwa Lainnya

(Identification and Recording of Transactions and Other Events)

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam siklus akuntansi adalah

menganalisis transaksi dan peristiwa lain yang terpilih. Masalah pertama

adalah menentukan apa yang akan dicatat. Perusahaan harus mencatat seluruh

penjualan atau pembelian tunai tidak peduli seberapa kecil nominalnya.

Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2019), transaksi adalah peristiwa

ekonomi bisnis yang dicatat oleh akuntan.

2. Menjurnal (Journalization)

Perusahaan mencatat transaksi dan peristiwa yang akan mengakibatkan

perubahan terhadap aset, liabilitas, dan ekuitas ke dalam suatu akun. Buku

besar berisi seluruh akun aset, kewajiban dan ekuitas. Dalam praktiknya,

4
perusahaan tidak mencatat transaksi di buku besar. Sebuah transaksi

mempengaruhi dua atau lebih akun, dimana masing-masing akun berada di

halaman berbeda di buku besar. Oleh karena itu, untuk memiliki pencatatan

yang lengkap dari setiap transaksi atau peristiwa lain di satu tempat,

perusahaan menggunakan jurnal. Menurut Weygandt et al., (2019), hal-hal

yang harus tertera dalam jurnal adalah tanggal terjadinya transaksi, akun serta

nominal yang akan didebit atau dikreditkan, dan penjelasan mengenai

transaksi yang dijurnal. Berikut ini merupakan contoh dari penjurnalan untuk

beerbagai transaksi:

Tabel 1.1
Contoh Jurnal Transaksi

GENERAL JOURNAL
Date Account Titles Ref Debit Credit
15/06 Account Receivable Rp 2.000.000
Sales Revenue Rp 2.000.000
16/06 Purchase Rp 500.000
Account Payable Rp 500.000
17/06 Cash Rp 2.000.000
Account Receivable Rp 2.000.000
18/06 Account Payable Rp 500.000
Cash Rp 500.000

Selain jurnal umum, beberapa entitas juga menggunakan jurnal

khusus untuk mencatat transaksi. Menurut Weygandt et al., (2019)

perusahaan menggunakan jurnal khusus untuk mencatat transaksi dengan tipe

yang hampir sama. Terdapat empat jenis jurnal khusus yaitu jurnal

pembelian, penjualan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas.

Jenis jurnal khusus pertama adalah jurnal penjualan yang digunakan

untuk mencatat transaksi penjualan persediaan secara kredit. Untuk penjualan

5
persediaan secara tunai, pencatatan dilakukan pada jurnal penerimaan kas.

Penjualan aset secara kredit selain persediaan, pencatatan dilakukan pada

jurnal umum. Jenis jurnal yang kedua adalah jurnal penerimaan kas. Pada

jurnal penerimaan kas, perusahaan mencatat seluruh transaksi penerimaan

kas. Jenis penerimaan kas yang paling umum adalah penjualan persediaan

secara tunai dan penerimaan atas pelunasan piutang. Terdapat beberapa

kemungkinan lain yang ada, seperti penerimaan kas dari pinjaman bank.

Jenis jurnal yang ketiga adalah jurnal pembelian. Dalam jurnal

pembelian, perusahaan melakukan pencatatan seluruh pembelian persediaan

yang dilakukan secara kredit. Jurnal yang keempat adalah jurnal pengeluaran

kas. Dalam jurnal pembayaran (pengeluaran kas), perusahaan melakukan

pencatatan atas seluruh pengeluaran kas. Jurnal khusus untuk penjualan,

pembelian, dan kas secara substansial mengurangi jumlah entri yang dibuat

perusahaan dalam jurnal umum. Hanya transaksi yang tidak dapat

dimasukkan dalam jurnal khusus yang akan dicatat dalam jurnal umum.

Contohnya adalah pembelian peralatan menggunakan wesel bayar. Selain itu

juga jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal koreksi, penyesuaian, dan

junal penutup.

3. Mem-posting (Posting)

Prosedur untuk memindahkan saldo dari masing- masing akun yang terdapat

dalam jurnal yang telah dibuat ke buku besar disebut posting. Menurut

Weygandt et al., (2019) proses pencatatan ini mengakumulasi efek transaksi

6
yang dijurnal ke dalam masing-masing akun. Berikut ini merupakan langkah-

langkah untuk melakukan posting, yaitu:

a. Pada buku besar, masukkan tanggal, halaman jurnal, dan nominal yang

ada di sisi debit yang ada di dalam jurnal ke dalam kolom yang sesuai.

b. Pada kolom referensi dalam jurnal, tuliskan nomor akun dari nominal

yang ada di sisi debit yang telah di-posting.

c. Pada buku besar, masukkan tanggal, halaman jurnal, dan nominal yang

ada di sisi kredit yang ada di dalam jurnal ke dalam kolom yang sesuai.

d. Pada kolom referensi dalam jurnal, tuliskan nomor akun dari nominal

yang ada di sisi kredit yang telah di-posting.

4. Membuat Neraca Saldo (Trial Balance Preparation )

Neraca saldo adalah daftar akun beserta denga saldo dari masing-masing akun

pada waktu tertentu. Perusahaan biasanya membuat neraca saldo pada akhir

periode akuntansi. Neraca saldo mencantumkan akun-akun yang ada di buku

besar sesuai dengan urutan yang ada di buku besar, dengan saldo akun debit

dituliskan di kolom sebelah kiri dan saldo akun kredit di kolom sebelah

kanan. Total nominal dari kolom debit dan kredit harus sama. Prosedur yang

harus dilakukan untuk menyiapkan neraca saldo adalah sebagai berikut:

a. Membuat daftar nama akun beserta saldo dari masing-masing akun yang

ada.

b. Menjumlahkan kolom debit dan kredit.

c. Membuktikan kesetaraan nominal antara kolom debit dan kredit.

7
5. Membuat Jurnal Penyesuaian (Adjustments)

Agar pendapatan dicatat pada periode dimana jasa telah dilakukan, dan agar

beban diakui pada periode terjadinya beban, perusahaan membuat jurnal

penyesuaian. Dengan membuat jurnal penyesuaian, memungkinkan untuk

melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas pada laporan posisi keuangan sesuai

dengan tanggal laporan. Jurnal penyesuaian juga memungkinkan untuk

melaporkan pendapatan dan beban yang tepat pada laporan laba rugi untuk

periode tersebut. Terdapat beberapa alasan untuk dibuatnya jurnal

penyesuaian, yaitu:

a. Beberapa peristiwa tidak dijurnal setiap hari karena hal tersebut tidak

bijaksana. Contohnya adalah penggunaan perlengkapan dan penghasilan

atas gaji dan upah yang diterima oleh pegawai.

b. Beberapa biaya yang tidak dijurnal selama periode akuntansi karena

biaya tersebut kadaluwarsa dengan berlalunya waktu dan bukan sebagai

hasil dari transaksi sehari-hari. Contohnya seperti biaya penyusutan atas

gedung dan peralatan, sewa, dan asuransi.

c. Beberapa hal yang belum terjurnal. Contohnya adalah tagihan layanan

utilitas yang tidak akan diterima sampai periode akuntansi berikutya.

Terdapat dua tipe dalam melakukan proses pembuatan jurnal

penyesuaian yaitu tipe deferal dan akrual. Menurut Kieso et al., (2018),

deferal merupakan beban atau pendapatan yang diakui pada tanggal setelah

adanya pertukaran kas. Penyesuaian tipe deferal dibedakan menjadi dua

kategori yaitu beban dibayar di muka dan pendapatan diterima di muka. Aset

8
yang dibayarkan dan dicatat sebelum perusahaan menggunakannya disebut

beban dibayar di muka. Ketika beban dibayar di muka, perusahaan mendebit

akun aset untuk menunjukkan jasa atau manfaat yang akan diterima di masa

yang akan datang. Beban dibayar di muka adalah biaya yang kadaluwarsa

dengan berlalunya waktu. Namun, ketika perusahaan menerima kas sebelum

jasa dilakukan, perusahaan mencatat kewajiban dengan meningkatkan atau

mengkreditkan akun kewajiban yang disebut pendapatan diterima di muka.

6. Membuat Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance)

Setelah menjurnal dan melakukan posting jurnal penyesuaian, perusahaan

membuat neraca saldo lainnya berdasarkan akun buku besarnya. Neraca saldo

tersebut adalah neraca saldo setelah penyesuaian Tujuan dibuatnya neraca

saldo setelah penyesuaian adalah untuk membuktikan kesetaraaan total saldo

debet dan total saldo kredit dalam buku besar setelah penyesuaian. Karena

akun tersebut berisi seluruh data yang dibutuhkan untuk laporan keuangan,

maka neraca saldo setelah penyesuaian merupakan dasar utama penyusunan

laporan keuangan.

7. Membuat Laporan Keuangan (Statement Preparation)

Setelah membuat neraca saldo setelah penyesuaian, selanjutnya adalah

menyiapkan laporan keuangan. Menurut IAI dalam PSAK Nomor 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan (2018), laporan keuangan adalah suatu

penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

9
sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan

ekonomik (iaiglobal.sharepoint.com). Laporan keuangan juga menunjukkan

hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka. Menurut IAI dalam PSAK Nomor 1 tentang

Penyajian Laporan Keuangan (2018), laporan keuangan lengkap terdiri dari:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. Laporan arus kas selama periode;

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi kebijakan akuntansi yang

signifikan dan informasi penjelasan lain, informasi komparaif mengenai

periode terdekat sebelumnya; dan

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika

entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangan

(iaiglobal.sharepoint.com).

8. Membuat Jurnal Penutup (Closing)

Proses penutupan tersebut mengurangi saldo akun-akun nominal (temporer)

menjadi nol guna mempersiapkan akun tersebut untuk transaksi di periode

selanjutnya. Dalam proses penutupan perusahaan mentransfer seluruh saldo

akun pendapatan dan beban (item laporan laba rugi) ke akun suspense yaitu

income summary. Perusahaan menggunakan clearing account di akhir setiap

10
periode akuntansi. Akun tersebut menggambarkan laba atau rugi bersih untuk

periode tersebut. Kemudian mentransfer jumlah tersebut (laba atau rugi

bersih) ke akun ekuitas (untuk perusahaan, akun ekuitas adalah retained

earnings). Setelah melakukan posting jurnal penutup, seluruh akun temporer

akan memiliki saldo nol.

9. Membuat Neraca Saldo Setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)

Perusahaan dapat membuat neraca saldo ketiga setelah mem-posting jurnal

penutup. Neraca setelah penutupan bisa disebut neraca saldo setelah

penutupan. Tujuan dibuatnya neraca saldo setelah penutupan adalah untuk

membuktikan kesetaraan saldo akun permanen yang akan dibawa perusahaan

ke periode akuntansi berikutnya. Karena seluruh akun sementara akan

memiliki saldo nol, maka neraca saldo setelah penutupan hanya akan berisi

akun permanen dari laporan posisi keuangan.

10. Membuat Jurnal Pembalik (Reversing Entries – Optional)

Beberapa akuntan lebih memilih untuk membalik jurnal penyesuaian tertentu

dengan membuat jurnal pembalik pada awal periode akuntansi berikutnya.

Jurnal pembalik adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian yang dibuat pada

periode sebelumnya. Penggunaan jurnal pembalik merupakan prosedur

pembukuan opsional, jurnal pembalik bukan merupakan langkah wajib dalam

siklus akuntansi.

Dalam perusahaan manufaktur, pasti terdapat aktivitas produksi yang

dilakukan oleh entitas. Menurut Romney dan Steinbart (2018) siklus produksi

11
adalah rangkaian kegiatan bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi

terkait sehubungan dengan pembuatan produk.

Gambar 1.1
Siklus Produksi

(Sumber: Romney dan Steinbart, 2018)

Menurut skema siklus produksi pada gambar 1.1, terdapat empat aktivitas

dalam siklus produksi menurut Romney dan Steinbart (2018), yaitu:

1. Mendesain Produk (Product Design)

Dalam aktivitas mendesain produk, terdapat dua hal yang akan dihasilkan

yaitu bill of material dan operations list. Bill of material adalah dokumen

yang menentukan nomor bagian, deskripsi, dan kuantitas setiap komponen

yang digunakan dalam suatu produk. Sedangkan operations list adalah

dokumen yang menentukan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam membuat produk, peralatan apa yang akan digunakan, dan berapa lama

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap langkah.

12
2. Perencanaan dan Penjadwalan (Planning and Scheduling)

Tujuan dari aktivitas perencanaan dan penjadwalan adalah untuk

mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi

pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek dan sembari

meminimalkan persediaan atau bahan mentah dan barang jadi. Terdapat

empat dokumen yang akan dihasilkan dari aktivitas perencanaan dan

penjadwalan. Dokumen pertama adalah Master Production Schedule yang

menentukan berapa banyak dari setiap produk yang akan diproduksi selama

periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan.

Dokumen kedua adalah production order. Pesanan produksi adalah

dokumen yang mengesahkan pembuatan sejumlah tertentu dari produk

tertentu. Dokumen ini mencantumkan operasi yang perlu dilakukan, jumlah

yang akan diproduksi dan lokasi dimana produk jadi harus dikirim. Dokumen

ketiga adalah materials requisition. Permintaan bahan mengizinkan

pemindahan bahan baku dalam jumlah yang diperlukan dari gudang ke lokasi

pabrik tempat bahan tersebut akan digunakan. Dokumen ini berisi nomor

pesanan produksi, tanggal penerbitan, dan berdasarkan dokumen bill of

materials, nomor bagian dan jumlah seluruh bahan baku yang diperlukan.

Perpindahan bahan baku selanjutnya ke seluruh pabrik didokumentasikan

pada move ticket, yang mengidentifikasi suku cadang yang dipindahkan,

lokasi pengirimannya, dan waktu perpindahan.

13
3. Operasi Produksi (Production Operations)

Langkah ketiga dalam siklus produksi adalah pembuatan produk yang

sebenarnya. Cara penyelesaian aktivitas ini sangat bervariasi di setiap

perusahaan, berbeda menurut jenis produk yang diproduksi dan tingkat

otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi.

4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Akuntansi

biaya merupakan proses mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi

keuangan dan non-keuangan yang terkait dengan biaya memperoleh atau

menggunakan sumber daya dalam suatu organisasi (Datar dan Rajan, 2018).

Terdapat tiga tujuan utama dari sistem akuntansi biaya. Pertama adalah

memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan evaluasi kinerja

operasi produksi. Kedua, untuk menyediakan data biaya yang akurat tentang

produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan campuran

produk. Ketiga, untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang

digunakan untuk menghitung persediaan dan nilai harga pokok penjualan

yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.

Hampir seluruh perusahaan menggunakan job-order atau process

costing untuk menetapkan biaya produksi. Job order costing menetapkan

biaya ke batch produksi tertentu, atau pekerjaan, dan digunakan ketika

produk atau layanan yang dijual terdiri dari barang-barang yang dapat

diidentifikasi secara terpisah. Contohnya adalah perusahaan konstruksi

menggunakan pembiayaan job order untuk setiap rumah yang dibangun.

14
Sebaliknya, process costing menetapkan biaya untuk setiap proses,

atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-

rata untuk seluruh unit yang diproduksi. Process costing digunakan ketika

barang atau jasa serupa diproduksi dalam jumlah massal dan unit terpisah

tidak dapat langsung diidentifikasi. PT Usaha Saudara Mandiri (USM)

menggunakan metode pembiayaan job order. Hal tersebut terjadi karena PT

USM menentukan biaya produksi berdasarkan pada pesanan yang dibuat oleh

pelanggan.

Selain siklus produksi, juga terdapat siklus pendapatan dalam perusahaan

manufaktur. Menurut Romney dan Steinbart (2018), siklus pendapatan adalah

rangkaian aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait

yang terkait dengan penyediaan barang dan jasa kepada pelanggan dan

mengumpulkan uang tunai sebagai pembayaran untuk penjualan tersebut. Berikut

ini merupakan skema dari siklus pendapatan, yaitu:

Gambar 1.2
Siklus Pendapatan

(Sumber: Romney dan Steinbart, 2018)

15
Dalam siklus pendapatan pada gambar 1.2, terdapat empat aktivitas dasar

yang dilakukan menurut Romney dan Steinbart (2018), yaitu:

1. Pembuatan Pesanan Penjualan (Sales Order Entry)

Siklus pendapatan diawali dengan penerimaan pesanan dari pelanggan. Data

pesanan pelanggan dicatat pada dokumen pesanan penjualan. Setelah

menerima pesanan tersebut, langkah selanjutnya adalah persetujuan kredit.

Sebagian besar penjualan business-to-business dilakukan secara kredit. Oleh

karena itu ancaman siklus pendapatan lainnya adalah kemungkinan terjadinya

penjualan yang kemudian menjadi tidak tertagih. Untuk pelanggan yang telah

memiliki riwayat pembayaran yang mapan, pemeriksaan kredit formal untuk

setiap penjualan biasanya tidak diperlukan.

Namun, manajemen memberikan otorisasi umum kepada staf

penjualan untuk menyetujui pesanan dari pelanggan dengan reputasi baik,

yang memiliki arti bahwa pelanggan tidak memiliki saldo lewat jatuh tempo,

dan penjualan tersebut tidak meningkatkan saldo akun total pelanggan

melebihi batas kredit mereka. Batas kredit adalah saldo akun maksimum yang

diizinkan manajemen untuk pelanggan berdasarkan riwayat kredit masa lalu

pelanggan dan kemampuan untuk membayar. Agar efektif, persetujuan kredit

harus dilakukan sebelum barang dikeluarkan dari persediaan dan dikirimkan

ke pelanggan. Oleh karena itu, pemantauan piutang secara cermat sangat

penting dilakukan. Laporan yang dapat digunakan untuk melakukan hal ini

adalah accounts receivable aging report, yang mencantumkan saldo akun

pelanggan berdasarkan lamanya waktu piutang yang belum dibayar.

16
2. Pengiriman (Shipping)

Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan memenuhi pesanan pelanggan

dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan. Aktivitas tersebut

terbagi menjadi dua langkah yaitu memilih dan mengemas pesanan serta

mengirimkan pesanan.

3. Penagihan (Billing)

Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan meliputi penagihan kepada

pelanggan. Aktivitas ini melibatkan dua tugas yang terpisah tapi berikaitan

erat, yaitu penagihan dan melakukan update terhadap akun piutang. Berikut

ini merupakan penjelasan dari masing-masing tugas, yaitu:

a. Invoicing

Penagihan yang akurat dan tepat waktu untuk barang dagang yang

dikirim sangat penting. Aktivitas invoicing hanyalah kegiatan

pemrosesan informasi yang mengemas ulang dan merangkum informasi

dari kegiatan meng-input pesanan penjualan dan pengiriman. Dokumen

dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan, yang

memberi informasi kepada pelanggan mengenai jumlah yang harus

dibayarkan dan kemana harus mengirim pembayaran.

b. Updating Accounts Receivable

Fungsi dari piutang, yang akan memberikan laporan ke pengontrol,

melakukan dua tugas dasar. Pertama, ia menggunakan informasi pada

faktur penjualan untuk mendebit rekening pelanggan dan kemudian

mengkreditkan rekening tersebut saat pembayaran diterima. Terdapat dua

17
cara untuk mengelola akun piutang yaitu the open-invoice method dan

the balance-forward method. Dalam metode open-invoice, pelanggan

biasanya akan melakukan pembayaran sesuai dengan setiap faktur.

Biasanya, dua lembar faktur penjualan akan dikirimkan kepada

pelanggan, dimana satu lembarnya akan dikembalikan bersamaan dengan

pembayaran. Salinan yang dikembalikan tersebut dinamakan remittance

advice. Setelah itu pembayaran pelanggan akan diterapkan terhadap

faktur penjualan tertentu.

Sebaliknya, dengan metode balance-forward, pelanggan

biasanya melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang ditampilkan

pada laporan bulanan, bukan berdasarkan faktur individual. Laporan

bulanan mencantumkan seluruh transaksi, termasuk penjualan dan

pembayaran yang terjadi selama sebulan terakhir dan menginformasikan

pelanggan terkait saldo piutang mereka saat ini.

4. Penerimaan Kas (Cash Collections)

Langkah terakhir dalam siklus pendapatan adalah mendapatkan dan

memproses pembayaran dari pelanggan.

Aktivitas penerimaan kas merupakan aktivitas terakhir dalam siklus

pendapatan. Salah satu transaksi penerimaan kas adalah penerimaan dari hasiil

penjualan secara kredit atau disebut piutang. Menurut Weygandt et al., (2019),

piutang adalah jumlah hutang pelanggan hasil penjualan barang dan jasa.

Perusahaan umumnya berharap untuk menagih piutang dalam waktu 30 sampai 60

hari. Hal tersebut merupakan jenis klaim paling signifikan yang dimiliki oleh

18
perusahaan. Penjual dapat menawarkan persyaratan yang mendorong pembayaran

lebih awal dengan memberikan diskon.

Persyaratan kredit dari pembelian kredit dapat mengizinkan pembeli

untuk melakukan klaim diskon tunai untuk pembayaran yang cepat. Pembeli

menyebut diskon tunai tersebut sebagai diskon pembelian. Persyaratan kredit

menentukan jumlah diskon tunai dan peiode waktu penawaran tersebut.

Persyaratan kredit juga menunjukkan periode waktu dimana pembeli diharapkan

membayar harga faktur penuh. Salah satu contoh dari persyaratan kredit adalah

2/10, n/30 yang memiliki arti pembeli bisa mendapatkan 2% diskon pembelian

dari nominal faktur dikurangi retur dan allowances, jika pembayaran dilakukan

paling lambat 10 hari dari tanggal faktur. Jika tidak, nominal faktur dikurangi

pengembalian atau allowance, akan jatuh tempo 30 hari sejak tanggal faktur

(Weygandt et al., 2019).

Perusahaan mengamankan kasnya dengan menggunakan bank sebagai

tempat penyimpanan dan sebagai lembaga kliring untuk cek yang diterima dan

tertulis. Akun aset kas yang dikelola oleh perusahaan harus memiliki saldo yang

sama dengan akun liabilitas bank untuk perusahaan tersebut. Rekonsiliasi bank

membandingkan saldo bank dengan saldo perusahaan dan menjelaskan perbedaan

apapun untuk membuat saldo mereka sama. Jika memiliki akun rekening pribadi,

anda mungkin akrab dengan rekening koran. Rekening koran menunjukkan

transaksi dan saldo bank dari deposan. Rekening koran menunjukkan beberapa

transaksi, pertama cek yang dibayarkan dan debet transaksi lainnya (seperti

transaksi kartu debet atau penarikan langsung untuk pembayaran tagihan) yang

19
mengurangi saldo di rekening deposan. Kedua, deposito dan kredit lain yang

meningkatkan saldo di akun penyimpanan. Ketiga, saldo akun setelah transaksi

setiap hari (Weygandt et al, 2019).

Dengan adanya kegiatan bisnis yang dilakukan oleh entitas, maka entitas

memiliki kewajiban kepada Negara untuk membayar pajak. Menurut Pasal 1 ayat

1 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009, pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

(Lasmana, 2019). Pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Menurut pajak.go.id,

terdapat beberapa fungsi dari pajak, yaitu:

1. Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan Negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin

Negara dan melaksanakan pembangunanm Negara membutuhkan biaya.

Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan

untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,

pemeliharaan, dan sebagainya.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal,

20
baik dari dalam maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas

keringanan pajak.

3. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengatur peredaran uang di

masyarakat, pemungutan pajak, dan penggunaan pajak yang efektif dan

efisien.

4. Fungsi Retribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan

sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Terdapat beberapa jenis pajak yang dikenakan kepada wajib pajak badan,

salah satunya adalah pajak pertambahan nilai atau PPN. Menurut Darussalam,

Danny, dan Khisi (2018) PPN merupakan bentuk pemajakan atas konsumsi

barang dan jasa yang bersifat umum yang dikenakan pada setiap mata rantai jalur

produksi dan distribusi. Terdapat beberapa kegiatan yang menjadi objek PPN

menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

diantaranya adalah penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah

Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, impor BKP, dan ekspor BKP. Menurut

Pasal 1 ayat 1 UU No. 42 tahun 2009, Daerah Pabean adalah wilayah Republik

21
Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta

tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di

dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.

Menurut Pasal 7 UU No. 42 tahun 2009, terdapat beberapa tarif untuk

mengetahui jumlah PPN yang dikenakan, yaitu:

1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai 10% (sepuluh persen);

2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas:

a. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;

b. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Bewujud; dan

c. Ekspor Jasa Kena Pajak.

3. Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling

rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang

perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah (Lasmana, 2019).

Menurut Pasal 1 UU No. 42 tahun 2009 pajak masukan adalah Pajak

Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak

karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau

pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak berwujud dari luar Daerah Pabean

dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor

Barang Kena Pajak. Sedangkan yang dimaksud dengan Pajak Keluaran adalah

Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena

Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena

Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak

Berwujud, dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak. Bukti dari adanya pajak masukkan

22
dan pajak keluaran adalah faktur pajak. Menurut Pasal 1 UU No. 42 tahun 2009

tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas

Barang Mewah, faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yanf dibuat oleh

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau

penyerahan Jasa Kena Pajak.

Menurut pasal 9 ayat 2 UU No. 42 tahun 2009 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

pajak masukan dalam suatu masa pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam

Masa Pajak yang sama. Setelah itu, menurut laman pajak.go.id, entitas diwajibkan

untuk melakukan pembayaraan PPN kurang bayar paling lambat pada akhir bulan

berikutnya setelah masa pajak berakhir & sebelum SPT masa PPN disampaikan.

Sedangkan pelaporan harus dilakukan pada akhir bulan berikutnya setelah masa

pajak berakhir. Menurut Darussalam, Danny, dan Khisi (2018) terdapat syarat-

syarat yang menentukan pajak masukan dapat dikreditkan, yaitu:

1. Syarat Formal, yaitu pajak masukan yang dikreditkan harus menggunakan

faktur pajak yang memenuhi persyaratan formal dan material, yaitu faktur

pajak lengkap. Faktur pajak memenuhi persyaratan formal apabila diisi secara

lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud

pada Pasal13 ayat (5) UU PPN atau persyaratam yang diatur dengan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

2. Syarat Material, yaitu berhubungan langsung dengan kegiatan usaha yang

melakukan penyerahan yang terutang PPN. Atau dengan kata lain terdapat

dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan syarat material, yaitu:

23
a. Pajak masukan harus berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.

Berdasarkan penjelasan dari Pasal 9 ayat (8) huruf b UU PPN, dapat

disimpulkan bahwa pajak masukan yang berhubungan langsung dengan

kegiatan usaha adalah pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi,

pemasaran, dan manajemen. Ketentuan ini berlakau untuk semua bidang

usaha.

b. Agar dapat dikreditkan, pajak masukan juga harus memenuhi syarat

bahwa pengeluaran tersebut berkaitan dengan adanya penyerahan yang

terutang PPN.

Selain melakukan pembayaran atas PPN, entitas juga memiliki kewajiban

untuk melakukan pembayaran dan pelaporan atas PPh Pasal 23 akibat adanya

penerimaan jasa pelatihan. Menurut Undang-Undang Pajak No. 36 tahun 2008

tentang perubahahan keempat atas No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

pasal 23 ayat 1 huruf c, Pajak Penghasilan pasal 23 adalah pajak atas penghasilan

tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan

disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan

pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk

usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak

dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib

membayarkan sebesar 2% dari jumlah bruto atas imbalan sehubungan dengan jasa

teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa

yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Menrut laman pajak.go.id, pembayaran PPh pasal 23 paling lambat dilakukan

24
pada tanggal 10 bulan berikutnya dan dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan

berikutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Magang

Tujuan dari pelaksanaan kerja magang adalah untuk memahami dan

mengimplementasikan:

1. Siklus pendapatan yang ada dalam perusahaan.

2. Siklus produksi yang ada dalam perusahaan.

3. Proses perpajakan mengenai PPN yang ada dalam perusahaan.

4. Proses pencatatan biaya dan pemotongan PPh pasal 23, serta

5. Meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dan beradaptasi dalam

suatu organisasi.

1.3 Waktu dan Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

1.3.1 Waktu Pelaksanaan Kerja Magang

Pelaksanaan kerja magang dilakukan pada tanggal 15 Juni 2020 sampai dengan 15

September 2020 di PT Usaha Saudara Mandiri yang berlokasi di Jl. Haji Aning

Nomor 88 Kp. Gebang Sangiang Jaya, Kabupaten Tangerang – Banten sebagai

karyawan magang di divisi Accounting and Finance. Waktu kerja magang dimulai

dari hari Senin sampai dengan Jumat pukul 08.00 sampai dengan 17.00,

sedangkan Sabtu pukul 08.00 sampai dengan 12.00.

25
1.3.2 Prosedur Pelaksanaan Kerja Magang

Berdasarkan Buku Panduan Kerja Magang Universitas Multimedia Nusantara

prosedur pengajuan dan pelaksanaan kerja magang adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan Prosedur pengajuan kerja magang adalah sebagai berikut:

a. Penulis mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pengajuan

kerja magang serta membuat surat pernyataan untuk mematuhi protokol

kesehatan di era covid-19 dan transkrip nilai sementara sebagai acuan

pembuatan Surat Pengantar Kerja Magang yang ditunjukkan kepada

perusahaan yang dimaksud yang ditanda tangani oleh Bapak Stefanus

Ariyanto, S.E., M.Ak., CPSAK., Ak., CA selaku Ketua Program Studi

pada tanggal 5 Juni 2020.

b. Surat Pengantar dianggap sah apabila dilegalisir oleh Ketua Program

Studi pada tanggal 6 Juni 2020.

c. Program Studi menunjuk Bapak Harsono Yoewono, S.E., Ak., CA.,

M.Ak., ACPA pada Program Studi Akuntansi sebagai pembimbing Kerja

Magang penulis pada tanggal 27 Agustus 2020.

d. Penulis menghubungi calon perusahaan tempat Kerja Magang dengan

dibekali surat pengantar Kerja Magang.

e. Penulis selanjutnya mengikuti tes wawancara yang diselenggarakan oleh

perusahaan tempat Kerja Magang pada tanggal 13 Juni 2020 pukul 09.00

WIB.

f. Penulis dapat mulai melaksanakan Kerja Magang setelah menerima

informasi bahwa mahasiswa yang bersangkutan diterima Kerja Magang

26
pada perusahaan yang dimaksud pada tanggal 13 Juni 2020 setelah

melakukan proses wawancara. Pada tanggal 14 Agustus penulis

mengumpulkan surat keterangan diterima magang kepada Ibu Rosita

Suryaningsih, S.E., M.M. melalui google drive program studi.

g. Apabila penulis telah memenuhi semua persyaratan Kerja Magang,

mahasiswa akan memperoleh : Kartu Kerja Magang, Formulir Kehadiran

Kerja Magang, Formulir Realisasi Kerja Magang dan Formulir Laporan

penilaian Kerja Magang yang diunduh melalui web my.umn.ac.id.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Sebelum penulis melakukan Kerja magang di perusahaan, mahasiswa

diwajibkan menghadiri perkuliahan kerja Magang yang dimaksudkan

sebagai pembekalan. Perkuliahan pembekalan yang dilakukan sebanyak

1 kali secara online yang diberikan oleh Bapak Stefanus Ariyanto , S.E.,

M.Ak., CPSAK., Ak., CA dan Ibu Rosita Suryaningsih, S.E., M.M pada

tanggal 21 April 2020. Jika mahasiswa tidak dapat memenuhi ketentuan

kehadiran tersebut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan,

mahasiswa akan dikenakan pinalti dan tidak diperkenankan

melaksanakan praktik kerja magang di perusahaan pada semester

berjalan, serta harus mengulang untuk mendaftar kuliah pembekalan

magang pada periode berikutnya.

b. Pada perkuliahan Kerja Magang, diberikan materi kuliah yang bersifat

petunjuk teknis kerja magang, termasuk didalamnya perilaku mahasiswa

di perusahaan.

27
c. Penulis melaksanakan kerja magang di perusahaan di bawah bimbingan

seorang karyawan tetap yaitu Ibu Deliana di perusahaan/instansi tempat

pelaksanaan kerja magang yang selanjutnya disebut sebagai Pembimbing

Lapangan. Dalam periode ini penulis belajar bekerja dan menyelesaikan

tugas yang diberikan pembimbing lapangan mulai tanggal 15 Juni sampai

dengan 15 September 2020. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan,

mahasiswa berbaur dengan 7 staf accounting dan finance perusahaan

agar penulis ikut mereasakan kesulitan dan permasalahan yang dihadapi

dalam pelaksanaan tugas di tempat kerja magang. Jika dikemudian hari

ditemukan penyimpagan-penyimpangan (mahasiswa melakukan kerja

magang secara fiktif), terhadap penulis yang bersangkutan dapat

dikenakan sanksi diskualifikasi dan sanksi lain sebagaimana aturan

universitas dan perusahaan, serta mahasiswa diharuskan mengulang

proses kerja magang dari awal.

d. Penulis harus mengikuti semua peraturan yang berlaku di

perusahaan/instansi tempat pelaksanaan kerja magang. Mahasiswa

bekerja minimal di satu bagian peraturan yang berlaku di

perusahaan/instalasi tempat pelaksanaan Kerja Magang.

e. Mahasiswa bekerja di bagian piutang dan pajak. Rincian pekerjaan yang

dilakukan oleh mahasiswa selama masa kerja magang akan dijelaskan

secara rinci pada bab berikutnya. Mahasiswa menuntaskan tugas yang

diberikan oleh pembimbing lapangan di perusahaan atas dasar teori,

konsep, dan pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan. Mahasiswa

28
mencoba memahami adaptasi penyesuaian teori dan konsep yang

diperolehnya di perkuliahan dengan terapan praktisnya.

f. Pembimbing lapangan memantau kualitas dan usaha kerja magang

mahasiswa setiap minggu dengan menandatangani form list pekerjaan

magang dari perusahaan dan universitas setiap minggunya dan menilai

kualitas dan usaha kerja magang mahasiswa setiap bulan untuk

dilaporkan kepada pihak HRD.

g. Sewaktu mahasiswa menjalani proses kerja magang, koordinator kerja

magang beserta dosen pembimbing kerja magang memantau pelaksanaan

kerja magang mahasiswa dan berusaha menjalin hubungan baik dengan

perusahaan. Pemantauan dilakukan baik secara lisan maupun tulisan.

3. Tahap Akhir

a. Setelah kerja magang di perusahaan selesai, mahasiswa menuangkan

temuan serta aktivitas yang dijalankannya selama kerja magang dalam

laporan kerja magang dengan bimbingan dosen pembimbing kerja

magang.

b. Laporan kerja magang disusun sesuai dengan standar format dan struktur

laporan kerja magang Universitas Multimedia Nusantara.

c. Dosen pembimbing memantau laporan final sebelum mahasiswa

mengajukan permohonan ujian kerja magang. Laporan kerja magang

harus mendapat pengesahan dari dosen pembimbing dan diketahui oleh

Ketua Program Studi. Mahasiswa menyerahkan laporan Kerja Magang

29
kepada Pembimbing Lapangan dan meminta Pembimbing Lapangan

mengisi formulir penilaian pelaksanaan kerja magang.

d. Pembimbing lapangan mengisi formulir kehadiran kerja magang terkait

dengan kinerja mahasiswa selama melaksanakan kerja magang.

e. Hasil penilaian yang sudah diisi dan ditandatangani oleh pembimbing

Lapangan di perusahaan/ instansi dan surat keterangan yang menjelaskan

bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah menyelesaikan tugasnya,

dikirim secara langsung kepada Koordinator Magang.

f. Setelah mahasiswa melengkapi persyaratan Ujian kerja magang,

Koordinator Kerja Magang menjadualkan ujian kerja magang.

g. Mahasiswa menghadiri ujian kerja magang dan

mempertanggungjawabkan laporannya pada ujian kerja magang.

30

Anda mungkin juga menyukai