Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR AKUNTANSI

PENCATATAN PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Mata Kuliah Pengantar Akuntansi


DOSEN PENGAJAR
IRWAN, S.E,. M.Si,. M.Ak

KELOMPOK 3
Nama Anggota :
 A.Asyiva Aswiani (4522011013)
 Ananda Safitri (4522011001)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BOSOWA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang sudah memberikan
nikmat rahmat dan karunia-Nya Makalah Pencatatan Pembelian Dan
Penjualan ini bisa diselesaikan dengan baik dan benar. Tak lupa shalawat serta
salam semoga terlimpahkan pada junjungan Nabi Besar kita Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Pengantar
Bisnis. Saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Pencatatan Pembelian Dan Penjualan. Serta saya
juga menyadari pentingnya akan asal bacaan dan media internet yang telah
membantu dalam menyampaikan info yang akan menjadi bahan makalah.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
memberikan arahan dan bimbingannya selama ini sebagai akibatnya penyusunan
makalah bisa dibuat dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan pada penulisan Makalah Pencatatan Pembelian Dan Penjualan ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menciptakan manfaat
demi penyempurnaan makalah ini.

Saya mohon maaf jika pada pada makalah ini terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan, sebab kesempurnaan hanya milik yg Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
serta kekurangan absolut milik kita sebagai insan. Semoga Makalah ini bisa
berguna bagi kita semuanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….……ii

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………4

1.3 Tujuan……………………………………………………………………..4

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Pembelian Dan Penjualan ……………………………………5

2.2 Jenis Jurnal Pembelian Dan Contoh Pencatatannya ………………….….6

2.3 Jenis Jurnal Penjualan Dan Contoh Pencatatannya…..……………...…...10

2.4 Cara Mencatat Jurnal Pembelian Dan Penjualan..………………………..13

BAB III

Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….15

3.2 Saran……………………………………………………………………....15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketahui perbedaan antara jurnal pembelian dan jurnal penjualan salah
satunya untuk perusahaan dagang serta cara membuat dan melakukan pencatatan
yang tepat!
Setiap perusahaan dagang tentu melakukan proses jual beli secara terus-menerus,
baik kecil maupun besar.
Tidak semua transaksi yang dilakukan dibayar secara tunai, tentu ada yang
dibayar secara kredit. Setiap transaksi tersebut dibutuhkan pencatatan agar
memudahkan dalam membuat laporan keuangan nantinya. Untuk itu diperlukan
adanya pencatatan terhadap jurnal pembelian dan jurnal penjualan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:

 Apa Pengertian Dari Pembelian Dan Penjualan?


 Apa saja Jenis Jurnal Pembelian Dan Bagaimna Contoh Pencatatannya?
 Apa saja Jenis Jurnal Penjualan Dan Bagaimna Contoh Pencatatannya?
 Bagaimna Cara Mencatat Jurnal Pembelian Dan Penjualant?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:

 Untuk Mengetahui Pengertian Dari Pembelian Dan Penjualan.


 Untuk Mengetahui Jenis Jurnal Pembelian Dan Bagaimna Contoh
Pencatatannya.
 Untuk Mengetahui Jenis Jurnal Penjualan Dan Bagaimna Contoh
Pencatatannya.
 Untuk Mengetahui Cara Mencatat Jurnal Pembelian Dan Penjualan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelian dan Penjualan

2.1.1 Pembelian
Pembelian adalah suatu sistem kegiatan dalam perusahaan untuk
pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Dalam sistem pembelian
terdapat dua macam, yaitu sistem pembelian tunai dan sistem pembelian kredit.
Sujarweni (2019: 101). Menurut Mulyadi (2016: 316) pembelian adalah
serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran,
dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual kembali. Sedangkan menurut
Siahaya (2016: 11) Pembelian (Purchasing) merupakan bagian dari kegiatan
pengadaan yang lebih difokuskan kepada pembelian barang (material) seperti
bahan baku untuk proses produksi dan pembelian peralatan (equipment). Ikatan
perjanjian pembelian barang berbentuk purchase order (PO) atau surat pesanan.

2.1.2 Penjualan
Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk
memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, dari produsen
kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu
mendatangkan keuntungan atau laba dari produk atau barang yang dihasilkan
produsennya dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan
sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya
seperti agen, pedangang, dan tenaga pemasaran.

Melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari


pembeli, mempengaruhi, dan memberi pembeli agar pembelian dapat
menyesuaikan kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan
perjanjian yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang
menguntungkan kedua belah pihak.. jadi kesimpulannya bahwa penjualan adalah
suatu kegiatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan, berdasarkan harga yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut.

2.1.3 Pengertian Jurnal Pembelian Dalam Akuntansi


Jurnal pembelian adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi dari pembelian barang dagangan secara kredit atau pembelian yang
menimbulkan kewajiban atau utang kepada supplier.

5
2.1.4 Pengertian Jurnal Penjualan Dalam Akuntansi
Jurnal penjualan adalah jurnal akuntansi yang digunakan sebagai alat
untuk mencatat kegiatan transaksi penjualan. Transaksi penjualan ini akan dicatat
di dalam berbagai akun dengan menggunakan aturan debit dan juga kredit.

Salah satu ayat jurnal khusus ini bisa digunakan atau transaksinya bisa
dimasukkan, dicatat, dan juga diposting pada berbagai akun secara elektronik.

2.2 Jenis Jurnal Pembelian dan Contoh Pencatatannya

2.2.1 Jurnal Tunai

Para pebisnis ritel dan perusahaan dagang kecil umumnya banyak yang
menggunakan sistem persedian perpetual yang terkomputerisasi.

Cobalah perhatikan contoh jurnal pembelian tunai di bawah ini.

Diketahui pada tanggal 3 Juni 2018, perusahaan PT ABC melakukan


pembelian bahan baku secara tunai dari Toko Budi Jaya dengan total Rp
2.510.000. Pada sistem ini, maka pembelian bahan baku yang dilakukan secara
tunai di atas dicatat pada jurnal pembelian bahan baku seperti berikut ini:

(Debit) Persediaan = Rp 2.510.000

(Kredit) Kas = Rp 2.510.000

2.2.2 Jurnal Kredit

Pembelian yang dilakukan secara kredit merupakan kegiatan yang


seringkali terjadi dalam sistem akuntansi perusahaan dagang, jasa dan manufaktur.
Untuk cara mencatatnya perhatikanlah contoh berikut ini:

Diketahui pada tanggal 4 Juni 2018, PT ABC melakukan pembelian


barang dari Toko Cemerlang Jaya secara kredit dengan total nilai Rp 9.250.000
plus PPN 10%. Nah, berikut ini adalah pencatatan jurnal pembelian kredit yang
ditambahkan dengan PPN atas kegiatan transaksi tersebut.

(Debit) Persediaan = Rp 8.325.000

6
(Debit) PPN = Rp 925.000

(Kredit) Utang Usaha = Rp 9.250.000

2.2.3 Jurnal Diskon Pembelian

Saat ini, umumnya faktur yang diterima oleh pebisnis tidak akan
menawarkan diskon untuk pembayaran yang dilakukan lebih awal. Umumnya,
faktur hanya memberikan informasi tanggal jatuh tempo dan denda saat terjadi
keterlambatan pembayaran.

Jika Anda sering menerima faktur beberapa hari sebelum tanggal jatuh
tempo tersebut tiba, maka Anda tidak memperoleh keuntungan apapun
berdasarkan tanggal jatuh tempo. Namun dengan cara yang akan kami jelaskan di
bawah ini, maka Anda bisa menggunakan dana Anda untuk tujuan yang lebih
produktif lagi, seperti membuka tabungan deposito.

Untuk perusahaan atau badan usaha, diskon pembelian yang didapatkan


oleh pembeli karena melakukan pembayaran faktur lebih awal bisa dilakukan
dengan mengurangi harga pokok pembelian. Umumnya, kebanyakan perusahaan
sudah membuat sistem akuntansi mereka yang memungkinkan pembeli bisa
mengambil semua diskon yang tersedia.

Agar lebih jelasnya, perhatikanlah jurnal pembelian diskon di bawah ini.

Katakanlah perusahaan PT MKM sudah mengeluarkan faktur sebanyak Rp


3.000.000 pada PT ABC di tanggal 12 Juni 2018, dengan diberlakukannya syarat
2/10, n/30. Lalu, tanggal akhir periode diskon sebanyak Rp 60.000 baru bisa
diperoleh di tanggal 22 Juni 2018.

Asumsikanlah agar bisa membayar faktur di tanggal 22 Juni 2018, PT


ABC harus meminjam uang selama 20 hari periode kredit. Bila kita asumsikan
dengan tingkat suku bunga tahunan yang sebanyak 6% dan satu tahun dihitung
sebanyak 360 hari, maka bunga pinjaman dan penghematan yang bisa dilakukan
PT ABC adalah berikut ini:

Besar pinjaman:

= Rp 3.000.000 – Rp 60.000

7
= Rp 2.940.000

Bunga pinjaman:

= Rp 2.940.000 X 6% X (20/360)

= Rp 9.800

Penghematan bersih untuk Perusahaan PT ABC:

Diskon 2% atas Rp 3.000.000 = Rp. 60.000

Bunga selama 20 hari dengan tingkat suku bunga 6% atas Rp 2.940.000 = (Rp
9.800)

Penghematan dari pinjaman = Rp 50.200

Penghemat juga bisa kita ketahui dengan cara membandingkan tingkat suku bunga
atas uang yang sudah dihemat karena mengambil diskon dan tingkat bunga pada
uang yang dipinjam untuk mengambil disko tersebut.

Untuk PT ABC, tingkatan bunga yang bisa dihemat pada contoh ini kita
perkirangan dengan mengubahnya sebanyak 2% untuk waktu 20 hari ke tingkat
bunga tahunan, seperti berikut ini.

= 2% x (360 hari/20 hari)

= 2% x 18 = 36%

Nah, jika perusahaan PT ABC melakukan peminjaman uang demi mengambil


diskon, maka PT ABC bisa membayar bunga di tingkat 6%. Lalu, jika perusahaan
tersebut tidak mengambil diskon, maka wajib membayar tingkat suku bunga
sebanyak 36% atas penggunaan Rp 2.940.000 dengan tambahan 20 hari.

8
Sedangkan di dalam sistem persediaan perpetual, pembeli awalnya akan
melakukan debit akun persediaan untuk jumlah yang sudah tertulis di dalam
faktur. Ketika membayar faktur, maka pembeli akan mengkredit akun persediaan
untuk jumlah diskonnya.

Cobalah perhatikan contoh jurnal pembelian diskon di bawah ini.

Diketahui Perusahaan PT ABC ingin mencatat faktur dari perusahaan PT MKM


dan pembayarannya di akhir periode diskon adalah seperti di bawah ini.

(Debit) Persediaan Rp 3.000.000

(Kredit) Utang Usaha – PT MKM Rp 3.000.000

(Debit) Utang Usaha – PT MKM Rp 3.000.000

(Kredit) Kas Rp 2.940.000

(Kredit) Persediaan Rp 60.000

Bila perusahaan PT ABC tidak mengambil diskon karena tidak membayar faktur
hingga tanggal 11 Juli 2018, maka pencatatan pembayarannya adalah seperti di
bawah ini.

(Debit) Utang Usaha – PT MKM Rp 3.000.000

(Kredit) Kas  Rp 3.000.000

2.2.4 Jurnal Retur dan Potongan Pembelian

Jurnal retur pembelian atau purchases returndan potongan pembelian


dilakukan saat ada barang yang dikembalikan. Umumnya, pembeli akan
mengirimkan surat atas memorandum debit ke penjual. Berikut ini adalah studi
kasusnya:

9
Berdasarkan contoh memo debit diatas, maka diketahui bahwa jumlah
yang diajukan pembeli pada penjual untuk mendebet utang usaha yang tercatat
pada penjual. Selain itu, memo tersebut juga memberikan informasi retur atau
permintaan potongan harga.

Dalam hal ini, pembeli bisa menggunakan salinan memorandum debit


sebagai dasar dalam mencatat retur dan juga potongan pembelian atau menunggu
persetujuan dari pihak penjual. Dalam kasus kedua ini, maka pihak pembeli harus
melakukan debit utang usaha atau dagang dan melakukan kredit persediaannya.

Cobalah perhatikan contoh berikut ini.

Diketahui PT Go Berkah melakukan pencatatan pengembalian barang


yang ditunjukkan pada memo debit di atas sebagai berikut:

(Debit) Utang Usaha – PT Sukses Penuh Keberkahan Rp 9.000.000

(Kredit) Persediaan Rp 9.000.000

Saat pembeli melakukan pengembalian barang atau diberikan potongan


pembelian sebelum pembayaran faktur, maka jumlah memo debit akan
dikreditkan dari nilai faktur. Jumlah ini selanjutnya harus dikurangi dengan
diskon pembelian.

2.3 Jenis Jurnal Penjualan dan Contoh Pencatatannya

2.3.1 Jurnal Penjualan Tunai

10
Suatu perusahaan berhak menjual barangnya secara tunai ataupun kredit.
Penjualan tunai umumnya akan di input ke mesin kasir dan akan dicatat di dalam
berbagai akun.

Cobalah perhatikan contoh berikut ini:

Diketahui bahwa PT Go Berkah menjual barangnya yang seharga Rp 2.800.000


pada tanggal 1 Mei 2018. Nah, transaksi penjualannya bisa dicatat sebagai berikut
ini:

(Debet) Kas  = Rp 2.800.000

(Kredit) Penjualan = Rp 2.800.000

Dalam sistem persediaan perpetual, harga pokok penjualan dan juga


pengurangan jumlah persediaan harus sama-sama dicatat. Dengan cara tersebut,
maka akun persediaan akan menampilkan jumlah sisa persediaan yang masih
belum terjual.

Sebagai gambaran, diketahui harga pokok penjualan di tanggal  05 Mei


tahun 2018 adalah senilai Rp 1.200.000. Nah, ayat jurnal yang digunakan untuk
mencatat harga pokok penjualan dan juga pengurangan dalam persediaannya
adalah sebagai berikut:

(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 1.200.000

(Kredit) Persediaan = Rp 1.200.000

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya


penggunaan kartu kredit di Indonesia, maka sebagian penjualan ritel pun
dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Lalu, bagaimana cara mencatat
penjualan yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit ini?

Penjualan tersebut dicatat sebagai penjualan tunai karena pihak peritel


umumnya akan menerima pembayaran beberapa waktu ketikan penjualan sudah
terjadi. Penjualan yang menggunakan kartu kredit akan diproses oleh suatu badan
kliring yang nantinya akan menghubungi bank penerbit kartu kredit tersebut.

Lalu, bank tersebut akan melakukan transfer uang tunai hasil penjualan
secara elektronik ke rekening bank pihak penjual. Jadi, bila pelanggan melakukan

11
pembayaran tunai ataupun dengan kartu kredit, maka penjualan akan dicatat
seperti apa yang sudah kita contohkan di atas.

Beban pemrosesan yang dikenakan oleh badan kliring atau pihak bank
penerbit kartu kredit umumnya sekitar 2 hingga 3% dari nominal transaksi
penjualan. Berikut ini adalah pencatatan beban kartu kredit secara periodik:

(Debet) Beban kartu kredit = Rp 40.000

(Kredit) Kas = Rp 40.000

2.3.2 Jurnal Penjualan Kredit

Jurnal penjualan kredit adalah suatu catatan jurnal yang dimanfaatkan


untuk jenis transaksi penjualan secara kredit. Pihak perusahaan berhak menjual
barang dagangannya secara kredit. Pihak penjual bisa mencatat pencatat penjualan
sebagai debit di dalam piutang dagan dan kredit di dalam penjualan.

Konsekuensi dari penjualan yang dilakukan secara kredit ini adalah


nantinya akan terbit jurnal wesel tagih dan jurnal wesel bayar. Mari perhatikanlah
contoh penjualan kredit dengan menggunakan metode perpetual di bawah ini:

Berikut ini adalah ayat jurnal penjualan yang dilakukan secara kredit
dengan nominal Rp 510.000 dan harga pokok penjualan yang senilai Rp 280.000
untuk perusahaan PT Go Berkah:

(Debit) Piutang Usaha = Rp 510.000

(Kredit) Penjualan = Rp 510.000

(Debit) Harga Pokok Penjualan = Rp 280.000

(Kredit) Persediaan = Rp 280.000

2.3.3 Jurnal Diskon Penjualan

12
Umumnya, syarat penjualan akan ditunjukkan di dalam faktur penjualan
yang nantinya akan dikirim oleh penjual kepada pihak pembeli. Berikut ini adalah
contoh faktur penjualan untuk PT GO Berkah

Syarat untuk waktu pembayaran yang sebelumnya sudah disepakati oleh


penjual dan pembeli dikenal dengan syarat kredit. Bila pembayaran dilakukan
ketika pengiriman, maka syaratnya adalah tunai ataupun tunai bersih

Kebalikannya, pembeli yang diberikan izin untuk memperoleh


kelonggaran waktu untuk membayar dikenal dengan periode kredit. Umumnya,
periode kredit ini bisa dimulai dari tanggal transaksi penjualan seperti yang
ditunjukkan di dalam faktur.

Bila pembayarannya jatuh tempo dalam kurun waktu beberapa hari seperti
30 hari, maka syaratnya adalah 30 hari bersih yang dicatat dengan n/30.

Sedangkan bila pembayarannya jatuh tempo di akhir bulan yang sama


dengan bulan penjualannya, maka akan dicatat sebagai n/eom. Agar bisa
memotivasi para pembeli dalam melakukan pembayaran sebelum batas akhir
periode kredit, banyak penjual yang memberikan diskon.

Contohnya seperti penawaran diskon 2% bila pembeli mampu membayar


dalam kurun waktu 10 hari setelah tanggal faktur selesai.

Bila pihak pembeli tidak mengambil diskon yang ditawarkan, maka


jumlah yang sudah tercantum di dalam faktu akan jatuh tempo dalam kurun waktu
30 hari. Syarat tersebut umumnya akan dicatat dengan 2/10 n/30 dan dibakar
dengan diskon 2% bila dibayar dalam kurun waktu 10 hari dengan jumlah bersih
jatuh tempo selama 30 hari.

13
2.3.4 Jurnal Retur dan Potongan Penjualan

Pihak pembeli berhak mengembalikan barang kepada penjualan yang


mana dari sisi penjual hal ini dianggap sebagai retur penjualan. Pengembalian
barang harus dilakukan dengan alasan yang sudah disetujui oleh penjual, seperti
barang rusak, cacat, atau alasan lainnya. Dalam hal ini, pihak penjual bisa
mengurangi harga barang yang dikenal dengan pemberian potongan penjualan.

Bila retur atau potongan penjualan tersebut terjadi dalam penjualan kredit,
maka penjual umumnya akan menerbitkan memo kredit atau memorandum kredit
untuk pihak pembeli.

Memo tersebut akan menunjukkan jumlah dan juga alasan kredit penjual
pada piutang usaha, yang mana pada piutang usaha ini jika dikredit akan
berkurang jumlahnya.

2.4 Cara Mencatat Jurnal Pembelian dan Penjualan

2.4.1 Cara Mencatat Jurnal Pembelian

1. Untuk pembelian barang dagang atau barang lainnya secara tunai akan dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas, sedangkan pembelian kredit akan dicatat dalam
debit akun pembelian dan kredit akun utang dagang. Apabila transaksi ini
terjadi berulang-ulang, maka lebih praktis disediakan kolom khusus untuk
pembelian dan utang dagang.
2. Untuk transaksi pembelian kredit barang lainnya, misalnya untuk pembelian
perlengkapan dan peralatan produksi, maka dicatat pada kolom debit akun
perlengkapan dengan kredit akun utang dagang. Dan bila transaksi terjadi
berulang-ulang, bisa dibuatkan kolom tersendiri untuk perlengkapan.
3. Untuk pembelian barang lain yang bersifat tidak berulang-ulang, tidak perlu
dibuatkan kolom khusus, namun cukup ditampung pada kolom serba-serbi.

2.4.2 Cara Mencatat Jurnal Penjualan

1. Jurnal penjualan hanya mencatat piutang, oleh karena itu, jika penjualan
dilakukan secara tunai maka tidak dicatat.
2. Pada dasarnya penjualan yang dilakukan secara tunai akan dicatat di akun
jurnal penerimaan kas, namun pada praktik yang sering ditemukan, masih ada
sebagian orang yang menggabungkan penjualan tunai dalam akun jurnal
penjualan.

14
3. Bagi Anda yang ingin me-review dan melihat saldo yang sudah tercatat di
buku besar umum, Anda bisa melihat informasi yang ada di dalam jurnal
penjualan. Anda bisa melihat copy invoice dengan mencari nomor faktur yang
tercantum dalam jurnal penjualan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

Kegiatan pembelian dan penjualan adalah kegiatan utama yang ada pada
perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Ketiganya harus menjual barang, jasa
serta hasil produksinya kepada pihak konsumen. Sehingga, perusahaan harus

15
melakukan kegiatan pencatatan proses pembelian dan juga penjualan secara baik
dan benar.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini saya susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, saran dan kritik yang membangun saya harapkan untuk
menyempurnakan makalah

16

Anda mungkin juga menyukai