Anda di halaman 1dari 5

AJARAN HUKUM MURNI (PURE THEORY OF LAW)

HANS KELSEN

MAKALAH
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hans Kelsen merupakan seorang filsuf asal Austria yang lahir di Praha
Chekoslovakia pada tanggal 11 Oktober 1881. Pada tahun 1906, di usianya yang
ke 25 tahun, Hans Kelsen berhasil menamatkan study hukum dan memperoleh
gelar doktor di University of Vienna.1
Ajaran hukum murni (pure theory of law) merupakan ajaran pertama yang
dicetuskan oleh Hans Kelsen. Hans Kelsen tidak memberikan tempat untuk
berlakunya suatu hukum alam, bahkan dalam teorinya Hans Kelsen memiliki
keinginan dalam membebaskan ilmu hukum dari unsur-unsur di luar hukum
seperti unsur sosial, ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Baginya, ajaran
teori hukum murni (pure theory of law) merupkan teori hukum yang bersifat
positif dan berusaha menjelaskan tentang “apa hukum itu” bukan “apa hukum itu
seharusnya”. Dengan kata lain, teori ini merupakan teori yang fokus terhadap
hukum saja tanpa adanya campur tangan ilmu pengetahuan lainnya.2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada penulisan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa dasar pemikiran filosofis ajaran hukum murni (pure theory of law)
dari Hans Kelsen?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami dasar-dasar pemikiran filosofis ajaran hukum murni
(pure theory of law) dari Hans Kelsen.

1
FX. Adji Samekto, Menelusuri Akar Pemikiran Hans Kelsen tentang Stufenbeautheorie dalam
Pendekatan Normatiffilosofis, Semarang: Universitas Diponegoro, 2019. Hlm. 4
2
Saiful Anam & Partner, Legal Opinion: Teori Hukum Murni dan Permasalahannya,
https://www.saplaw.top/teori-hukum-murni-dan-permasalahannya/, 2013. Diakses pada tanggal 16 Desember
2021, pukul 18.36 WIB.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.2 Ajaran Hukum Murni (Pure Theory Of Law) Hans Kelsen


Berdasarkan asal-usulnya, teori hukum murni ini atau yang disebut sebagai
pure theory of law merupakan suatu pemberontakan yang dilakukan oleh Hans
Kelsen dan ditujukan terhadap ilmu hukum yang ideologis, yaitu yang hanya
mengembangkan hukum itu sebagai alat pemerintahan dalam negara-negara
totaliter. Teori ini boleh dilihat sebagai suatu pengembangan yang amat seksama
dari aliran positifisme barusan dibicarakan. seperti yang dikatakan sebelumnya,
Hans Kelsen menolak ajaran yang bersifat ideologis dan hanya menerima hukum
sebagaimana adanya, yaitu dalam bentuk peraturan-peraturan yang ada. Menurut
Kelsen, teori hukum murni adalah teori tentang hukum positif.3
Menurut Dr. Jimly Asshiddiqie, teori yang dikembangkan oleh Hans Kelsen
merupakan suatu teori yang dihasilkan dari analisis perbandingan sistem hukum
positif yang berbeda-beda sehingga dapat membentuk konsep dasar yang dapat
menggambarkan suatu komunitas hukum.4
The pure theory of law menekankan pada pembedaan yang jelas antara
hukum empiris dan keadilan transendental dengan mengeluarkannya dari lingkup
kajian hukum. Hukum bukan merupakan manifestasi dari otoritas superhuman,
tetapi merupakan suatu teknik sosial yang spesifik berdasarkan pengalaman
manusia. Sehingga, The pure theory of law menolak menjadi kajian metafisis
tentang hukum. Teori ini mencari dasar-dasar hukum sebagai landasan validitas,
tidak pada prinsip-prinsip metajuridis, tetapi melalui suatu hipotesis yuridis, yaitu
suatu norma dasar yang dibangun dengan analisis logis berdasarkan cara berpikir
yuristik-aktual.5

3
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2012. Hlm. 310.
4
Jimly Asshiddiqie dan Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta: Sekretariat Jenderal &
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006. Hlm. 11.
5
Ibid.
3

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dasar Pemikiran Filosofis Ajaran Hukum Murni (Pure Theory Of Law) oleh
Hans Kelsen
Menurut Friedman, dasar-dasar pokok dari pemikiran Kelsen adalah sebagai
berikut:6
1. Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan, adalah untuk
mengurangi kekalutan (kekacauan) dan meningkatkan kesatuan,
2. Teori hukum adalah ilmu, bukan kehendak, atau keinginan. Tentang
hukum yang ada, bukan tentang hukum yang seharusnya ada,
3. Ilmu hukum adalah normatif bukan ilmu alam,
4. Sebagai suatu teori tentang norma-norma, aku tidak berurusan dengan
persoalan efektivitas norma-norma hukum,
5. Suatu teori tentang hukum adalah formal, suatu teori tentang cara
pengaturan dari isi yang berubah-ubah menurut jalan atau pola yang
spesifik,
6. Hubungan antara teori hukum dengan suatu sistem hukum positif tertentu
adalah seperti antara hukum yang mungkin dan hukum yang ada.

Berdasarkan dasar-dasar pokok pemikiran yang dikemukakan oleh Friedman


tersebut, menyatakan bahwa menurut Kelsen hukum adalah sebuah ilmu
normatifi.
Hukum itu semata-mata berada dalam kawasan das sollen yang menjelaskan
bahwa sesungguhnya norma memiliki sifat yang hipotesis. Hukum lahir bukan
karena proses alami, melainkan karena adanya kemauan dan akal manusia.
Kemauan dan akal ini menimbulkan pernyataan bahwa segala bentuk perbuatan
manusia merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan dan selanjutnya harus
diikuti oleh konsekuensi tertentu. Oleh karena itu, salah satu ciri yang menonjol
pada teori Kelsen adalah adanya sebuah paksaan atau dengan kata lain hukum
harus mempunyai alat atau perlengkapan yang sifatnya memaksa.7

6
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum: Pemikiran Menuju
Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012. Hlm. 112
7
Op.Cit. Satjipto Rahardjo, Ilmu...... Hlm. 311
4

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Hans Kelsen ingin membersihkan
ilmu hukum dari paham-paham atau aliran-aliran yang berasal dari non-hukum
seperti sejarah, moral, sosiologis, politik, dan sebagainya. Kelsen menolak
masalah keadilan dijadikan sebagai pembahasan dalam ilmu hukum, karena
menurut Kelsen, keadilan adalah masalah ideologi yang ideal-irasional dan
Kelsen ingin menerima hukum secara apa adanya yaitu berupa peraturan-
peraturan yang dibuat dan diakui oleh negara.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:
Asshiddiqie, Jimly, Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta:
Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006.
Prasetyo, Teguh, Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, dan Ilmu Hukum:
Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012.
Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2012.
Sumber jurnal:
Adji Samekto, FX, Menelusuri Akar Pemikiran Hans Kelsen tentang
Stufenbeautheorie dalam Pendekatan Normatiffilosofis, Semarang: Universitas
Diponegoro, 2019.

Sumber internet:
Saiful Anam & Partner, Legal Opinion: Teori Hukum Murni dan Permasalahannya,
https://www.saplaw.top/teori-hukum-murni-dan-permasalahannya/,2013. Diakses
pada tanggal 16 Desember 2021, pukul 18.36 WIB.

Anda mungkin juga menyukai