Anda di halaman 1dari 2

Soal Tugas Tutorial 1

Silakan anda kerjakan dengan menggunakan jawaban kalimat anda sendiri, bukan kopi
paste dari sumber yang anda kutip. Setiap jawaban cantumkan sumber bacaan, namun
bukan berarti hanya memindahkan jawaban dari sumber.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190622101217-17-80002/kisah-pencabutan-izin-
bank-di-bali-uangnya-untuk-foya-foya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Legian,
Bali karena bank ini tak kunjung mampu memperbaiki rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR) sesuai dengan aturan minimal di angka 8%.

1. Berdasarkan artikel di atas, apakah rancangan anggaran dasar badan hukum dalam
pendirian BPR merupakan syarat yang wajib ada? Uraikan disertai dasar hukumnya!
2. Berdasarkan artikel di atas, apakah PT. BPR Legian termasuk dalam katagori jenis bank
berdasarkan fungsinya, jelaskan!
3. Berdasarkan artikel di atas, uraikan kewenangan yang dilakukan oleh OJK berkaitan
dengan BPR?

Jawaban :

1. A.) Rancangan anggaran dasar (RAD) badan hukum merupakan salah satu persyaratan
wajib dalam pendirian BPR, yang harus dipenuhi oleh calon pendiri BPR sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini diatur dalam Pasal 13 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang menyatakan bahwa
"Pendirian bank baru dilakukan dengan dibentuknya badan hukum yang mempunyai
rancangan anggaran dasar yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan". Selain itu, Pasal
10 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/POJK.03/2015 tentang Bank
Perkreditan Rakyat juga menyatakan bahwa calon pendiri BPR wajib memenuhi
persyaratan pendirian bank, termasuk persyaratan RAD yang telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. Dalam kasus PT BPR Legian, kegagalan untuk memperbaiki rasio kecukupan
modal (CAR) yang sesuai dengan persyaratan minimal 8% dapat mengindikasikan
masalah keuangan yang serius. Oleh karena itu, penting bagi BPR untuk memenuhi
semua persyaratan dan aturan yang berlaku, termasuk persyaratan RAD, untuk
memastikan kelayakan dan keberlangsungan operasi bank.

B.) PT. BPR Legian termasuk dalam kategori jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu
bank perkreditan rakyat (BPR). BPR adalah bank yang memberikan kredit dan
menyalurkan dana kepada masyarakat di daerah pedesaan dan perkotaan dengan jumlah
kredit yang terbatas. Sesuai dengan Pasal 1 angka 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 5/POJK.03/2015 tentang Bank Perkreditan Rakyat, BPR adalah bank yang
melakukan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan kegiatan utama memberikan
kredit dan/atau pembiayaan lainnya serta menerima simpanan yang berasal dari
masyarakat di daerah pedesaan dan perkotaan dengan jumlah kredit atau pembiayaan
yang terbatas. Sebagai BPR, PT. BPR Legian memiliki fokus utama dalam memberikan
kredit kepada masyarakat di daerah pedesaan dan perkotaan. Namun, seperti yang terjadi
pada kasus PT. BPR Legian, BPR juga harus memperhatikan rasio kecukupan modal
(CAR) yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan perbankan yang berlaku agar operasi
bank dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat.

C.) Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan untuk mengawasi Bank Perkreditan
Rakyat. Pengawasan atas Bank Perkreditan Rakyat penting untuk dilakukan mengingat
perannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM).

Anda mungkin juga menyukai