Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pratiwi Nur Handayani

NIM : 19/450774/SV/17112
Mata Kuliah : Hukum dan Regulasi Perbankan
D4 Perbankan

Tugas
Soal
1. Sebutkan alasan ada pengaturan dan pengawasan terkait dengan kelembagaan bank oleh
Otoritas
2. Sebutkan landasan hukum kelembagaan bank
3. Jelaskan dasar ketentuan modal disetor untuk BPR
4. Jelaskan keterkaitan antara direksi dan komisaris dalam tata kelola yang baik di industri
bank
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bank dalam status pengawasan khusus
6. Sebutkan pihak yang memutuskan pencabutan izin usaha bank
7. Jelaskan fungsi direksi dan komisaris dalam kaitannya dengan temuan audit bank
Jawab
1. Alasan ada pengaturan dan pengawasan terkait dengan kelembagaan bank oleh otoritas
diantaranya :
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil,
dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat
2. Landasan hukum kelembagaan bank yaitu :
1. Undang Undang RI Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
2. Undang Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU no 7 tahun 1992
tentang perbankan
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 46/POJK/03/2017 tentang pelaksanaan
fungsi kepatuhan Bank Umum
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan
Rakyat
3. Dasar ketentuan modal disetor untuk BPR yaitu :
a. Modal inti minimum BPR sebesar Rp 6 milyar
b. BPR wajib menyediakan modal minimum yang dihitung dengan menggunakan rasio
KPMM paling rendah sebesar 12% dari ATMR
c. BPR wajib menyediakan modal inti paling rendah sebesar 8% dari ATMR
d. BPR dilarang melakukan distribusi laba, jika distribusi laba dapat mengakibatkan
kondisi permodalan BPR tidak mencapai rasio modal
4. Keterkaitan antara direksi dan komisaris dalam tata kelola yang baik di industri bank diatur
dalam PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/14/PBI/2006
Pasal 9 :
1. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
2. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi.
3. Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Komisaris wajib
mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.
4. Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dewan Komisaris
dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali :
5. penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum; dan
6. hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan
yang berlaku.
7. Pengambilan keputusan oleh dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Komisaris sehingga tidak meniadakan
tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

5. Bank dalam status pengawasan khusus adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dalam status pengawasan khusus disebutkan dalam
POJK Nomor 19/POJK.03/2017 yaitu :
a. bahwa upaya penyehatan terhadap Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah merupakan kegiatan yang berkelanjutan untuk mendorong tumbuhnya
industri perbankan;
b. bahwa dalam upaya penyehatan bank, permasalahan dalam Bank Perkreditan Rakyat
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah perlu dideteksi sejak dini, dengan meningkatkan
langkah-langkah pengawasan terhadap Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah yang berada dalam pengawasan normal yang mengalami penurunan
kinerja sehingga berpotensi untuk berada dalam pengawasan intensif;
c. bahwa Bank Perkeditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang
sebelumnya berada dalam pengawasan normal atau pengawasan intensif kemudian
mengalami kesulitan keuangan yang membahayakan kelangsungan usahanya perlu -2-
ditetapkan dalam pengawasan khusus oleh Otoritas Jasa Keuangan;
d. bahwa dalam upaya penyehatan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah baik dalam pengawasan intensif maupun pengawasan khusus, Otoritas
Jasa Keuangan menetapkan tindakan pengawasan yang harus didukung dan
dilaksanakan oleh anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan pemegang saham
Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dalam batas waktu
tertentu;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan
huruf d, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status
dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah;
6. Pihak yang memutuskan pencabutan izin usaha bank adalah Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS)
7. Fungsi direksi dan komisaris dalam kaitannya dengan temuan audit bank yaitu :
a. Direksi wajib menindak lanjuti temuan audit dari pihak internal dan eksternal terkait
pelanggaran ketentuan mengenai kelembagaan dengan:
1. Melakukan perbaikan
2. Menjalankan sanksi yang diberikan
b. Dewan komisaris wajib memastikan bahwa temuan audit telah ditindaklanjuti oleh
direksi

Anda mungkin juga menyukai