Anda di halaman 1dari 15

Hukum Perencanaan

Peraturan Menteri Agraria Dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertahanan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2021

Resume
Kelompok 6

Dosen Pengampu :

Rizky Arif Nugroho, S.T., M.T.


Ir. Firdaus, S.T., M.T., M.Si., IPM., IAP., ASEAN Eng.
Anggota
Kelompok

Kharisma Nurul Hasanah Marshanda Aulia Putri Noermaya Suvana Vina Heldy Amanda
08211037 08211041 08211057 08211079
Bab I Bab II
Ketentuan umum PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG
PENATAAN RUANG
Pasal 1 Pasal 2
Berdasarkan pasal 1 dalam bab ketentuan umum
Pendidikan dan Pelatihan diselenggarakan untuk
peraturan menteri ini menjelaskan tentang dari
mengembangkan dan meningkatkan
beberapa definisi yaitu dari penataan ruang,
pemahaman Pemangku Kepentingan bidang
penyelenggaraan Penataan Ruang, Jabatan
Penataan Ruang sebagaimana dimaksud pada
Fungsional Penata Ruang, Perencana Tata
ayat (1) diselenggarakan melalui penyusunan
Ruang, Pemangku Kepentingan, Masyarakat,
program Pendidikan dan Pelatihan sesuai
Kompetensi, Pendidikan dan Pelatihan Bidang
dengan kebutuhan Pemahaman Pemangku
Penataan Ruang, Sertifikasi Kompetensi Ahli,
kepentingan bidang Penataan Ruang, kemudian
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,
pelaksanaan dan fasilitasi kerja sama
Lisensi Perencana Tata Ruang, Pemerintah Pusat,
Pendidikan dan Pelatihan dan evaluasi hasil
Pemerintah Daerah, Kementerian, Menteri,
Pendidikan dan Pelatihan.
Lembaga Pendidikan Tinggi, Asosiasi Profesi dan
definisi Asosiasi Akademisi.
Pasal 3 Pasal 4
Pendidikan bagi Pemangku Kepentingan bidang Pelatihan bagi Pemangku Kepentingan bidang
Penataan Ruang diselenggarakan melalui Penataan Ruang dilaksanakan dengan berbasis
pendidikan akademik yang merupakan Kompetensi yang meliputi aspek pengaturan,
pendidikan tinggi program sarjana dan/atau pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
program pascasarjana yang diarahkan pada Penataan Ruang. Pelatihan yang dimaksud
penugasan dan pengembangan cabang ilmu terdiri atas: pelatihan klasikal, pelatihan non
pengetahuan dan teknologi. klasikal.

Pasal 5 Pasal 6
Pada Pasal 5 Pelatihan klasikal dalam Pasal 4 ayat
Perencanaan kebutuhan sebagaimana dimaksud
(3) huruf a dilakukan melalui kegiatan
dalam Pasal 4 ayat (4) huruf a dilaksanakan oleh
pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Bentuk
Kementerian dan Pemerintah Daerah sesuai
pelatihan klasikal dilakukan paling sedikit dengan
dengan kewenangannya. Perencanaan kebutuhan
melalui kegiatan seminar/konferensi/sarasehan,
pada ayat (1) dapat dilaksanakan bersama
workshop atau lokakarya, kursus, penataran,
dengan Asosiasi Profesi dan Asosiasi Akademisi.
bimbingan teknis, sosialisasi atau jalur pelatihan
dalam bentuk pelatihan klasikal lainnya.
Pasal 7 Pasal 8
Penyusunan program sebagaimana dimaksud Rencana kegiatan pelatihan bidang Penataan
dalam Pasal 4 ayat (4) huruf b dilaksanakan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
berdasarkan rencana kebutuhan pelatihan ayat (3) wajib diverifikasi oleh Kementerian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1). sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan.
Penyusunan program yang dimaksud pada ayat Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) memperhatikan perkembangan kebutuhan dilaksanakan melalui tahapan, penyampaian
Kompetensi Pemangku Kepentingan bidang rencana kegiatan, penilaian, dan penerbitan
Penataan Ruang. hasil verifikasi.

Pasal 9 Pasal 10
Penyampaian rencana kegiatan sebagaimana Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a ayat (2) huruf b dilaksanakan oleh unit kerja di
disampaikan oleh pemohon disertai dengan data Kementerian yang menyelenggarakan tugas dan
dan informasi yang paling sedikit mencakup: data fungsi pengembangan sumber daya manusia di
lembaga pelatihan, alamat korespondensi dan bidang agraria dan tata ruang.
korespondensi secara elektronik.
Pasal 11 Pasal 12
Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10, Kementerian Pada pasal 12 menjelaskan mengenai
menerbitkan hasil verifikasi rencana kegiatan pelaksanaan pelatihan bidang penataan ruang
pelatihan bidang Penataan Ruang sebagaimana yang sesuai dengan ketentuan peraturan
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c dalam perundang-undangan. Adapun pelatihan bidang
waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penataan ruang bagi pemangku kepentingan
permohonan diterima dan dinyatakan lengkap. selain pemangku jabatan fungsional.

Pasal 13 Pasal 14
Pada pasal 13 menjelaskan mengenai hal yang Pada pasal 14 menjelaskan mengenai hal yang
wajib dilakukan dalam penyelenggaraan wajib dilakukan dalam penyelenggaraan
pelatihan bidang penataan ruang, yaitu pelatihan bidang penataan ruang, yaitu
melakukan pengukuran tingkat pemahaman melaporkan hasil pelatihan kepada kementerian
peserta terhadap materi, melalui uji pendahuluan paling lambat selama 10 hari kerja setelah
(pre-test) sebelum penyampaian materi dan uji kegiatan dilaksanakan dan disampaikan melalui
akhir (post-test) setelah penyampaian materi sistem elektronik.
dilakukan.
Bab III Pasal 15
PENGEMBANGAN PROFESI Pada pasal 15 menjelaskan mengenai maksud
dari pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

PERENCANA TATA RUANG pelatihan yang dilakukan oleh kementerian,


yaitu untuk memberikan jaminan mutu, kualitas.

Pasal 16 Pasal 17
Pada pasal 16 menjelaskan mengenai profesi Pada pasal 17 menjelaskan mengenai
perencanaan tata ruang yang terdiri atas pengembangan profesi bagi tenaga profesional
pegawai negeri sipil pemangku Jabatan yang dilaksanakan, pendidikan profesi,
Fungsional Penata Ruang dan tenaga profesional sertifikasi kompetensi ahli, pengembangan
Perencana Tata Ruang. keprofesian berkelanjutan, dan pemberian
lisensi.
Pasal 19
Pasal 18
Pada pasal 19 menjelaskan mengenai sertifikat
sertifikasi kompetensi ahli yang dilaksanakan
kompetensi ahli bidang penataan ruang
oleh badan atau lembaga sertifikasi profesi yang
diperoleh dari proses sertifikasi kompetensi ahli
telah mendapatkan akreditasi sesuai dengan
yang merupakan bukti formal bahwa
ketentuan peraturan perundang-undangan,
Perencanaan Tata Ruang telah memenuhi
yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
standar Kompetensi tertentu.
Pasal 20 Pasal 21
Penyelenggaraan pengembangan keprofesian
Proses dan tujuan pengembangan keprofesian
berkelanjutan dalam bentuk pendidikan
berkelanjutan, yaitu dilakukan melalui proses
nonformal, penelitian dan pengembangan,
pembelajaran secara terus-menerus, mandiri, dan
partisipasi dalam pertemuan profesi,
sistematis, dengan tujuan untuk memelihara dan
sayembara/kompetisi, paparan, paten, dan
mengembangkan kompetensi keahlian bidang
karya tulis, dan kegiatan penunjang
penataan ruang.
pengembangan profesi lainnya.

Pasal 22 Pasal 23
Pelaksanaan pendidikan, partisipasi dalam Perencana Tata Ruang yang berasal dari tenaga
pertemuan profesi, kegiatan sayembara, dan profesional dapat melaksanakan tugas profesi
kegiatan penunjang. Adapun pendidikan non Perencana Tata Ruang setelah mendapatkan
formal dilaksanakan melalui pembelajaran Lisensi dari Menteri. Perencana Tata Ruang yang
mandiri dan pembelajaran sehubungan dengan telah mendapatkan Lisensi.
penugasan kerja.
Pasal 24 Pasal 25
Dalam melaksanakan penerbitan Lisensi dan
Lisensi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat menjalankan fungsi pengawasan, dibentuk
diperpanjang. Dalam hal Perencana Tata Ruang sekretariat pembinaan Perencanaan Tata Ruang.
belum memiliki sertifikat kompetensi ahli sebagai Pembentukan sekretariat ditetapkan melalui
bukti telah memiliki Kompetensi keahlian, dapat surat keputusan pejabat pimpinan tinggi madya
diberikan Lisensi sementara yang berlaku selama pada unit kerja di Kementerian yang memiliki
2 (dua) tahun dan tidak dapat diperpanjang. tugas, tanggung jawab, dan wewenang di
bidang perencanaan tata ruang dan
pemanfaatan ruang.
Pasal 26 Pasal 27
Penerbitan Lisensi diselenggarakan oleh unit kerja Pendaftaran disampaikan oleh pemohon melalui
di Kementerian yang memiliki tugas, tanggung sistem elektronik yang dikembangkan oleh
jawab, dan wewenang di bidang perencanaan Kementerian.Pendaftaran dilaksanakan dengan
dan pemanfaatan ruang. Penerbitan Lisensi tahapan: mengisi formulir permohonan
dilaksanakan melalui sistem elektronik dengan penerbitan Lisensi, mengunggah salinan dokumen
tahapan: pendaftaran, penilaian persyaratan, dan persyaratan, dan membuat pernyataan tanggung
penerbitan lisensi. jawab
Pasal 28 Pasal 29
Pemangku Jabatan Fungsional Penata Ruang yang Penilaian dilaksanakan untuk memastikan
telah memasuki masa purna bakti dapat kelengkapan persyaratan yang disampaikan
mengajukan Lisensi. Pemangku Jabatan oleh pemohon. Dalam pelaksanaan penilaian
Fungsional Penata Ruang harus memenuhi persyaratan Kementerian dapat meminta
kriteria: jabatan terakhir minimal Penata Ruang klarifikasi kepada pemohon atau kepada pihak
muda dengan masa kerja terkait bidang Penataan lain terkait dengan dokumen persyaratan yang
Ruang paling sedikit 4 (empat) tahun. disampaikan pemohon.

Pasal 30 Pasal 31
Penerbitan Lisensi sebagaimana dimaksud dalam
Penerbitan Lisensi dilaksanakan berdasarkan hasil Pasal 30 dilaksanakan dalam jangka waktu 10
penilaian persyaratan sebagaimana dimaksud (sepuluh) hari kerja terhitung sejak pendaftaran.
dalam Pasal 29. Penerbitan Lisensi dilaksanakan Untuk menjamin kualitas pelayanan penerbitan
melalui: penerbitan surat keputusan pemberian Lisensi, permohonan penerbitan Lisensi dalam 1
Lisensi dan penerbitan kartu Lisensi. (satu) hari kerja dibatasi paling banyak 25 (dua
puluh lima) permohonan.
Pasal 32 Pasal 33
Perpanjangan Lisensi dilaksanakan melalui Permohonan perpanjangan Lisensi dapat
tahapan: pengajuan permohonan perpanjangan diajukan paling cepat 6 (enam) bulan dan paling
Lisensi, penilaian dokumen persyaratan; dan lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
penerbitan Lisensi. Penilaian dokumen berlaku Lisensi.Lisensi hasil perpanjangan
persyaratan dilaksanakan sesuai dengan diterbitkan sebelum berakhirnya masa berlaku
ketentuan Pasal 29. Lisensi.

Pasal 34 Pasal 35
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap
Perencana Tata Ruang berlisensi berhak untuk Perencana Tata Ruang berlisensi memiliki
melaksanakan tugas profesional bidang Penataan kewajiban untuK menjaga integritas, mematuhi
Ruang. Perencana Tata Ruang berlisensi kode etik profesi sebagaimana diatur oleh Asosiasi
bertanggung jawab atas substansi Penataan Profesi, menjalankan tugas profesi sesuai dengan
Ruang dalam pekerjaan: jasa konsultansi dalam norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang
kegiatan Penyelenggaraan Penataan Ruang. Penataan Ruang serta asas Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
Pasal 36 Pasal 37
alam rangka pelaksanaan pengawasan Menteri dapat memberikan sanksi administrasi
pelaksanaan tugas profesi perencana Tata Ruang kepada Perencana Tata Ruang berlisensi yang
Berlisensi, menteri membentuk tim pengawasan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
dan evaluasi. Tim pengawasan dan evaluasi Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2). Pelanggaran
mempunyai tugas yaitu untuk melakukan tersebut meliputi ringan yang mana Perencana
pemeliharaan data Perencana Tata Ruang Tata Ruang berlisensi tidak melaporkan
berlisensi pelaksanaan tugas profesi

Pasal 38 Pasal 39
Perencana Tata Ruang berlisensi tidak dapat
Sanksi administrasiyang berupa peringatan menjalankan tugas profesinya jika Lisensinya
tertulis, pembekuan lisensi atau pencabutan dibekukan atau dicabut. Pembekuan Lisensi dalam
lisensi. Peringatan tertulis diberikan apabila selama 1 (satu) tahun. Dalam hal kurun waktu
Perencana Tata Ruang berlisensi melakukan pembekuan Lisensi sebagaimana dimaksud pada
pelanggaran ringan. ayat (2) telah habis.
Pasal 40 Pasal 41
Dugaan pelanggaran diperoleh dari hasil Menteri melakukan pemeriksaan atau investigasi
pemeriksaan tim pengawasan dan evaluasi, terhadap dugaan pelanggaran sedang atau
pengaduan, dan pemberitaan media massa. berat melalui tahapan yaitu permintaan
Pengaduan dapat disampaikan oleh Masyarakat klarifikasi dari Menteri kepada Perencana Tata
dan/atau pengguna jasa Perencana Tata Ruang Ruang berlisensi yang diduga melakukan
berlisensi kepada Menteri melalui sistem pelanggaran dalam pelaksanaan tugas profesi,
elektronik. pemberian klarifikasi oleh Perencana Tata Ruang
berlisensi.

Pasal 42
Dugaan pelanggaran terhadap kode etik profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b
ditindaklanjuti dengan sidang etika profesi oleh Asosiasi Profesi. Berdasarkan hasil sidang etika profesi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Asosiasi Profesi dapat mengusulkan pemberian sanksi
administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) kepada Menteri. Menteri dapat
memberikan sanksi administrasi kepada Perencana Tata Ruang berlisensi berdasarkan usulan Asosiasi
Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 44
Bab IV Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku

Ketentuan peralihan Perencana Tata Ruang yang belum memiliki


Lisensi tetap dapat melaksanakan tugas profesi
sampai dengan akhir tahun 2022, syarat
pendidikan profesi tidak diberlakukan dalam
Pasal 43 pemberian Lisensi dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun.

Bab V
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
pelayanan verifikasi rencana kegiatan pelatihan
bidang Penataan Ruang dilaksanakan secara
non elektronik sampai dengan tersedianya
sistem elektronik.
Ketentuan Penutup
Pasal 45 Pasal 46
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada
pelayanan pengaduan atas dugaan pelanggaran tanggal diundangkan. Agar setiap orang
yang dilakukan oleh Perencana Tata Ruang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
berlisensi dilaksanakan secara non elektronik Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
sampai dengan tersedianya sistem elektronik. dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai