Anda di halaman 1dari 142

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK


WRITE) TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS
SISWA

SKRIPSI

Oleh
ANDRIANI
NIM 180103063

TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023

I
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TTW (THINK TALK WRITE) TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS SISWA

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk
melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
ANDRIANI
NIM. 180103063

TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2023

II
III
IV
V
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Andriani
NIM : 180103063
Jurusan : Tadris Matematika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran


Koopratif tipe TTW (Think Talk Write) Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika Tertulis Siswa” ini secara keseluruhan adalah
hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang
dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/karya
orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.

Mataram, 08 Juni 2023

Saya yang menyatakan,

Andriani

NIM. 180103063

VI
VII
MOTO

Artinya:

“sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.


Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap:.
(Q. S. Al-Insyirah:6-8)

VIII
PERSEMBAHASAN

Skripsi ini kupersembahkan dengan sepenuh hati


untuk orang-orang yang kucintai

1. kedua orang tua ku, almarhum mama ku tersyang


Darmawati dan almarhum Bapaku tersayang Ihsan
yang baru kemarin tahun 2022 meninggal.
Terimakasih untuk mamah yang udah lahirin Andri,
udah besarin andri sampai di sekolah menengah
pertama, meski mamah udah 10 tahunan pergi tapi
skripsi ini ucapan trimakasih aku ke mamah karena
doa mamah dulu untuk andri sekarang Allah
kabulkan. Untuk bapak terimakasih sudah sayang
bangat sama Andri, selalu senantiasa mengiringi
langkah ku dengan doa, pengorbanan, dan selalu
memberikan yang terbaik untuk aku, selalu
memberikan motivasi dan semangat untukku serta
terimakasih udah menjadi orang pertama yang
selalu dengarin curhatnya aku. And skripsi ini
adalah wujud dari perjuangan kalian berdua mama
and bapak. Semoga skripsi ini dapat menjadi amal
jaariah buat mama dan bapak. I allways love you.
Al-Fathah buat kalian.
2. Adikku, terimakasih untuk ke tiga adikku
rinjani,ijah dan rafif udah doain dan support kakak,
sehingga kakak bisa sampai dititik ini.
3. Untuk keluarga besar ku, terimakasih untuk
dukungan , semangat dan motivasinya untukku
sehingga kuliah ku bisa selesai
4. Untuk semua teman-teman ku, terimaksi atas
dukungannya sehingga aku bisa sampai pada
tahap ini.

IX
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada
putus-putusnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think
Talk Write) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis
Siswa” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada kekasih-
Nya Muhammad SAW sang pembawa kebenaran, perombak kebodohan
menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa
menuangkan ide dan pikiran untuk menyusun Skripsi ini dengan cahaya
pendidikan islami.
Keberhasilan penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan
membimbing baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu
diucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Parhaini Andriani,M.Pd.Si selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Afifurrahman,M.Pd.Ph.D selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan motivasi, bimbingan, dan koreksi yang mendetail
ditengah kesibukannya sehingga proposal skripsi ini dapat selesai.
2. Bapak Dr. Alkusaeri, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika
UIN Mataram.
3. Dekan FTK UIN Mataram yakni Dr. Jumarim, M.HI.
4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.
5. Bapak/Ibu dosen jurusan Tadris Matematika UIN Mataram yang telah
banyak membantu penulis.
6. Kepala Madrasah SMP Darul Hikmah Mataram, serta para Guru dan
Staf SMP Darul Hikmah Mataram yang telah memberikan dukungan
dan kesempatan untuk meneliti.
7. Keluarga besarku, saudara-saudariku yang sangat aku sayangi.
8. Sahabat- sahabatku yang selalu aku sayangi dan banggakan (Hulwa,
Liana, Isma, Naela, Uswatun, Wahida,Irna,zohra,) yang selalu

X
memberikan motivasi, selalu menemani dan tetap saling mensupport
baik dalam keadaan suka maupun duka, terimakasih untuk segala hal
yang telah kita lewati bersama.
9. Teman-teman seperjuangan kelas C (Bigfam C) yang aku sayangi dan
banggakan, terimakasih untuk segala kenangan dan keluh kesah yang
telah kita lewati bersama.
10. Almamaterku tercinta.
Semoga segala bimbingan, do’a, dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis yang tidak ternilai harganya dibalas oleh Allah SWT, dan
semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Aamiin.

Mataram, 5 Juni 2023


Penulis,

Andriani

XI
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii

HALAMAN LOGO ................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .................................................... vii

HALAMAN MOTTO ............................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

ABSTRAK ............................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1


B. Rumusan dan Batasan Masalah ..................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 5
D. Definisi Operasional ...................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........ 8

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 8

XII
B. Kajian Teori ................................................................................... 11
a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write .......... 11
b. Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa ............. 16
c. Tinjauan Materi Banguan Ruang Sisi Datar ............................. 20
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 27

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................... 27


B. Populasi dan Sampel...................................................................... 27
C. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 28
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 28
E. Desain Penelitian ........................................................................... 29
F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ............................................ 29
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30
H. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 31
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 41

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 41


B. Pembahasan .................................................................................. 52

BAB V PENUTUP ................................................................................... 58

A. Kesimpulan.................................................................................... 58
B. Saran ............................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 60

LAMPIRAN ............................................................................................. 65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... 125

XIII
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Grup Pretest-Postest, 29


Tabel 4.1 Data Siswa SMP Darul Hikmah Mataram, 41
Tabel 4.2 Jadwal Penelitian, 42
Tabel 4.3 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Guru,
45
Tabel 4.4 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Siswa,
45
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif Data Pre-Test Kemampuan
Komunikasi Matematika Tertulis Siswa, 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskriptif Data Posttest Kemampuan
Komunikasi Matematika Tertulis Siswa, 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Posttest, 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Pre-Test Dan Posttest, 51
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Data Pre-Test Dan Posttest, 52

XIV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kubus, 20


Gambar 2.2 Balok, 22
Gambar 2.3 Jarring-Jaring Balok, 22
Gambar 2.4 Prisma, 23
Gambar 2.5 Jarring-Jaring Prisma, 23
Gambar 2,6 Dan Prisma, 24
2.7
Gammbar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian, 25
Gambar 4.1 Diagram Hasil Uji Deskriptif Data Pre-Test
Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis
Siswa, 47
Gambar 4.2 Diagram Hasil Uji Deskriptif Data Posttest
Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis
Siswa, 47

XV
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 66-75


Lampiran 2 – 4 Lembar Kerja Siswa (LKS), 76-78
Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Pre-Test Dan Posttest, 79
Lampiran 6 Soal Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis (Pre-
Test), 80
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Pre-Test, 81-84
Lempiran 8 Soal Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis (Posttest),
85
Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Posttest, 86-89
Lampiran 10 Rubric Pensekoran Kemampuan Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa, 90-92
Lampiran 11 Nilai Pre-Test Siswa Sebelum Diberikan Perlakuan, 93
Lampiran 12 Nilai Posttest Siswa Sesudah Diberikan Perlakuan, 94
Lampiran 13 Lembar Observasi Untuk Guru , 95-103
Lampiran 14 Lembar Observasi Untuk Siswa, 104-109
Lampiran 15 Surat Pernyataan Penelitian Dari Smp Darul Hikmah
Mataram, 110
Lampiran 16 Surat Pernyataan Penelitian Dari Bangkesbangpol Mataram,
111
Lampiran 17 Surat Pernyataan Penelitian Dari Kampus, 112
Lampiran 18 Lembar Validasi Soal Pre-Test Dan Posttest Dari
Dosen(Validator 1), 113
Lampiran 19 Lembar Validasi Soal Pre-Test Dan Posttest Dari
Dosen(Validator 2), 114
Lampiran 20 Tabel uji t, 115
Lampiran 21 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran, 116-117
Lampiran 22 Dokumentasi Jawaban Pre-Test, 118-119
Lampiran 23 Dokumentasi Jawaban Posttest, 120-122
Lampiran 24 Surat Bebas Pinjam Perpus, 123
Lampiran 25 Sertifikat Plagiasi, 124
Lampiran 26 Riwayat Hidup, 125

XVI
PENGARUH MODEL PEMBERLAJARAN KOOPERATIF
TIPE TTW (THINK TALK WRITE) TERHADAP
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS
SISWA
Oleh
Andriani
180103063
ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model


pembelajaran kooperatif Think Talk Write (TTW) terhadap kemampuan
komunikasi matematika tertulis siswa. Pendekatan penelitian ini merupakan
pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah Pre-
Eksperimental dan dipilih desain tipe One Grup Pre-test-Posttest. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah
Mataram, sampel yang digunakan yakni berjumlah 20 orang siswa,
pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan sampling jenuh.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes berbentuk
essay/uraian untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika tertulis
siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t
bepasangan (paired sampe t test) berbantuan aplikasi SPSS.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terdapat
pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe think talk
write terhadap kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa kelas VIII
SMP Darul Hikmah Mataram. Sebelum menguji dengan t-test terlebih
dahulu melakukan uji prasayarat yaitu uji normalitas dan homogenitas
sehingga diperoleh hasil penelitian bahwa kedua data tersebut berdistribusi
normal dan homogen. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh
menggunakan pengolahan statistik uji-t sampel berpasangan diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai 0,000 < nilai probalitas (P-Value)
yaitu 0,05 atau membandingkan nilai |t hitung| > ttabel yaitu 12,836 > 2,093.
Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW,
Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis.

XVII
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemampuan komunikasi matematika merupakan salah satu
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan dalam
pembelajaran matematika baik secara lisan ataupun tulisan.1
Kemampuan siswa dalam berkomunikasi merupakan hal yang penting
dalam pembelajaran matematika. Baroody menjelaskan setidaknya ada
dua alasan penting mengapa komunikasi dalam matematika perlu
berkembang. Pertama, matematika sebagai bahasa, artinya matematika
tidak hanya alat untuk membantu berpikir, menemukan pola,
memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan, tetapi juga alat yang
berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas dan tepat.
Kedua, pembelajaran matematika sebagai aktivitas sosial, artinya
matematika merupakan tempat terjadinya interaksi dan komunikasi
antara siswa dan guru.2
Dalam mempelajari matematika siswa harus memiliki
kemampuan berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelaskan ide-
ide matematika guna untuk membantu siswa dalam memahami materi
yang dijelaskan oleh guru di kelas.3 Menurut Depdiknas Nomor 22
Tahun 2016 pentingnya komunikasi matematika berada pada tujuan ke
empat yaitu mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram,
tabel, simbol, atau media lainnya agar dapat memperjelas permasalahan
atau keadaan.4 Dalam komunikasi matematika, siswa dilibatkan secara

1
Fajar Bahari, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk write
(TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp/Mts”, (Skripsi, FTK
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh , 2018): 3.
2
A.J Baroody , Problem Solving And Comunicating, (New York : Macmillan
Publishing, 1993) : 107.
3
Wahyu Hidayat dkk, ” Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-
Talk-Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Smp Kelas VII
Berdasarkan Gender”, Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif , Vol. 2, No. 1 (Januari
2018) : 2
4
Depdiknas, “Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah”,
(Jakarta : Departemen Pendidikan nasional, 2016) : 2

1
aktif untuk berbagi ide dengan siswa lain dalam mengerjakan soal-soal
matematika. Siswa mempelajari matematika seakan-akan mereka
berbicara dan menulis tentang apa yang mereka sedang kerjakan.5
Kemampuan komunikasi matematika Menurut Isoda, dipengaruhi
oleh bagaimana peran guru dalam pembelajaran. Guru harus memberikan
peluang-peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
matematikanya. guru membantu siswanya untuk belajar bagaimana
merefleksinya, karakterisasi, dan mendiskusikan masalah. Jawaban siswa
bukanlah yang utama, namun cara siswa berinisiatif sendiri, membentuk
atau menemukan jawaban yang valid. Karena karakteristik matematika
penuh dengan istilah dan simbol, sehingga ada siswa yang mampu
menyelesaikan soal matematika dengan baik, tetapi tidak mengerti apa
yang sedang dikerjakannya. 6
Selaras dengan pendapat Shela Wahyuni kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa perbedaan gender mengenai komunikasi
matematika siswa dilihat dari kemampuan menjawab soal secara lisan, di
mana siswa laki-laki menjawab secara singkat dan seperlunya saja.
Sedangkan siswa perempuan menjawab dengan baik, namun jawaban
yang tertulis pada lembar jawab belum tertata rapi dan tidak sesuai
dengan langkah-langkah pengerjaan soal.7 Hal ini tidak sesuai dengan
tujuan komunikasi matematika, yaitu siswa mampu menyampaikan
gagasan,ide matematika baik secara tertulis maupun lisan dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Darul
Hikmah Mataram kelas VIII , diperoleh informasi dari Guru Mata
Pelajaran Matematika bahwa selama proses pembelajaran di kelas
menggunakan buku paket sebagai media belajar untuk siswa. Dalam
pelaksanaan pembelajaran, penggunaan buku paket tidak sesuai dengan

5
Alfathny, “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Melalui Strategi Think Talk
Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2
Pangkalan Kuras Pelalawan”, (Skripsi, FTK UIN Syarif Kasim Riau Pekanbaru,
Pekanbaru 2012) : 2.
6
Winmery Lasma Habeahan, Hetdy Sitio & Fitry Wahyuni, “Pengaruh
Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Dan
Sikap Positif Siswa Terhadap Matematika”, Journal of Didactic Mathematics, Vol. 2,
No. 1 ( Medan 2021) : 51
7
Shela Wahyuni, “Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp
Pada Materi Geometri Di Tinjau Dari Perbedaan Gender”, (Skripsi, FKIP UKSW,
Salatiga, 2017) : 3.

2
yang diharapkan dikarenakan proses pembelajaran siswa kurang
dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya menyalin apa yang
ditulis dan dijelaskan oleh guru, dan tidak ada timbal balik dari siswa.
Saat belajar di kelas peserta didik sulit dalam menulis simbol, diagram
matematika yang sudah dijelaskan bahkan sebagian siswa tidak mampu
menjawab soal dengan lisan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih
kurang paham. Ketika diberikan soal yang sama dengan yang
disampaikan oleh guru kebanyakan dari mereka malu untuk menjawab
soal di papan tulis bahkan jawaban yang mereka tulis di kertas
kebanyakkan tidak sesuai dengan soal. 8 Selaras dengan pendapat Yolita
Malaya bahwa kurangnya kemampuan komunikasi matematika terhadap
materi yang di pelajari, kebanyakan dari siswa masih kurang tepat dalam
menuangkan ide-ide matematis secara tertulis, ini disebabkan
dikarenakan siswa terbiasa menerima berbagai macam rumus. Apalagi
guru langsung menyajikan siap pakai kepada siswa tanpa diberikan
proses penurunannya tersebut.9
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan matematika di
atas adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah
satu metode pembelajaran nya yaitu model pembelajaran kooperatif
Tipe think talk write (TTW). Model pembelajaran kooperatif tipe think
talk write merupakan sebuah pembelajaran yang dimulai dengan berpikir
melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternative solusi).
Hasil bacaannya dikomukasikan dengan presentasi, diskusi, dan
kemudian membuat laporan hasil presentasi.10 Model pembelajaran
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) diupayakan mampu membuat
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Keaktifan siswa dapat terwujud dengan mengikuti proses pembelajaran
matematika berupa interaksi dalam kegiatan dan mengajukan cara-cara
penyelesaian masalah matematika yang diberikan. Selain itu model

8
Al Furqon Hadi, Observasi,Wawancara, Mataram, 21 April 2022.
9
Yolita malaya dkk, “Analisis kemampuan komunikasi matematis tertulis dalam
menyelesaikan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas VIII SMP”,
Griya Journal of Mathematics Education and Application, Vol. 1, No. 3 (September
2021) : 443.
10
Fitriyani, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IV SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar, ( Skripsi, FKIP UMM, Makasar, 2020) : 2.

3
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) diharapkan dapat
memicu keaktifan siswa di kelas yang sasarannya meningkatkan
kemampuan matematika siswa dalam pembelajaran Matematika.11
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur
Ayu Wahidiyah,dkk. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kemampuan komunikasi matematika siswa yang menggunakan
Kooperatif Think Talk Write lebih baik dari pada pembelajaran yang
dilakukan di kelas konvensional atau kelas kontrol.12 Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Nurul Himah, berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Think Talk Write memberikan dampak positif terhadap kemampuan
komunikasi siswa, dapat dilihat dari keaktifan siswa yang semakin
meningkat dalam proses pembelajaran berlangsung. 13 Kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan tersebut bahwa penggunaan model
pembelajaran Kooperatif Think Talk Wrire dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa.
Penelitian ini menarik untuk diteliti karena dari hasil observasi
yang dilakukan terdapat masalah mengenai komunikasi matematika
siswa yang penting sekali untuk ditingkatkan dan dicari solusi yang tepat
untuk mengatasinya, selain itu komunikasi ini sangat penting dan
merupakan salah satu tujuan dari pembelajaran matematika yang harus
dicapai oleh siswa, sehingga komunikasi ini juga sangat penting untuk
ditingkatkan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis
Siswa”

11
Aimmatul Maziyah, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kelas IV Mi Darul Muta’allimin Tawangsari Sidoarjo”, (Skripsi, FTK UIN Sunan
Ampel Surabaya, Surabaya, 2019) :3-4
12
Nur Ayu Wahidiyah, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari Kemampuan Komunikasi
Matematis”, Matematika dan Pendidikan Matematika 1, No. 6 ( November 2019) :339-
347.
13
Nurul Hikmah, “Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”, Prosiding Seminar Nasional
Sains 1, No. 1 (2020) :653-658.

4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: “ apakah Ada
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW (Think
Talk Write) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa?
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitin ini tidak mengambang dan
meluas, maka peneliti membatasi penelitian dalam satu atau lebih
variabel. Dari uraian di atas maka peneliti membatasi pada masalah
sebagai berikut:
a. Peneliti hanya meneliti siswa kelas VIII Di Tahun Ajaran
2021/2022.
b. Penelitian berfokus pada Apakah Ada Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Kelas VIII di SMP
Darul Hikmah Mataram 2021/2022
c. Lingkup penelitian ini dibatasi pada materi Bangun Ruang Sisi
Datar
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian
ini yaitu untuk mengetahui Ada Tidaknya Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematika Tertulis Siswa Kelas VIII Di SMP Darul
Hikmah Mataram
2. Manfaat penelitian
Setiap masalah yang diteliti atau diangkat sebagai suatu objek
penelitian merupakan sebuah masalah yang dianggap penting dan
peneliti ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian. Adapun
manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yakni sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis

5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai peningkatan
kemampuan komunikasi matematika Tertulis siswa melalui model
pembelajaran kooperatif Tipe TTW.
b) Manfaat praktis
Secara praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi
sekolah, guru, dan peserta didik serta seseorang untuk melakukan
penelitian lebih lanjut.
1) Madrasah
Dapat dijadikan sebagai alternatif bagi Madrasah dalam
menerapkan model pembelajaran guna meningkatkan
kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis siswa khususnya
pada mata pelajaran Matematika.
2) Guru
Diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pendidik
(Guru) tentang cara mempermudah siswa dalam meningkatkan
kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis siswa mereka
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW
3) Siswa
Membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan
Komunikasi Matematika siswa belajar Matematika sehingga
standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
Matematika dapat tercapai secara optimal.
4) Peneliti
Sebagai calon guru diharapkan hasil penelitian ini dapat
memperkaya, menambah pengetahuan dan pengalaman
mengenai penerapan melalui pembelajaran model Kooperatif
tipe TTW.
D. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman dan kekeliruan
dalam memahami istilah yang digunakan pada judul penelitian ini, maka
peneliti akan menjelaskan istilah-istilah yang digunakan, yakni sebagai
berikut

6
1. Model Kooperatif tipe TTW (Think Talk Write)
Model pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah suatu
pembelajaran kelompok dengan alur yang dimulai dari keterlibatan
siswa dalam berpikir (think) atau berdialog dengan dirinya sendiri
setelah proses membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan membagi
ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis (write). Model
pembelajaran TTW ini dapat membangun pemikiran, merefleksi,
dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide tersebut sebelum
peserta didik diharapkan untuk menulis.
2. Komunikasi Matematika Tertulis Siswa
kemampuan komunikasi matematika tertulis adalah
kemampuan menyampaikan ide-ide atau gagasan menggunakan
simbol-simbol, gambar, grafik, notasi, tabel, diagram dan lambang-
lambang matematika Karena melalui tulisan siswa bisa
menuliskan idenya di buku tulis dan dengan bahasa sendiri
sehingga bisa dilihat kembali untuk dipelajari kembali.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin


Arsyad, Asdar dan Muthmainnah K, dalam penelitiannya yang
berjudul” Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Strategi Think Talk Write Terhadap Kemampuan
Penalaran, Dan Komunikasi Matematika, Serta Motivasi
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di SMPN 1
Sinjai Utara.14
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
strategi TTW terhadap kemampuan penalaran, dan komunikasi
matematis, serta motivasi belajar siswa. Perbedaan penelitian
ini yaitu variabel terikatnya, dimana penelitian yang dilakukan
oleh Nurdin menggunakan 3 variabel terikat yaitu kemampuan
penalaran, dan komunikasi matematis, serta motivasi belajar
siswa, sedangkkan penelitian yang dilakuakan hanya
menggunakan satu variabel terikat yaitu komunikasi
matematika, waktu dan tempat lokasi penelitiannya berbeda,
penelitian yang dilakukan Nurdin yaitu meneliti di sekolah
SMPN 1 Sinjai Utara sedangkan lokasi penelitian peneliti di
SMP Darul Hikmah Mataram. Penelitian yang dilakukan
Nurdin menggunakan 2 kelas dimana ada kelas kontol dan
kelas eksperimen, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
hanya satu kelas eksperimen. Selanjutnya jenis penelitiannya
menggunakan Quasi Eksperimen sedangkan penelitian
ppeneliti mengunakaan preksperimen. Persamaan penelitian

14
Nurdin Arsyad, Asdar dan Muthmainnah K, ” Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Think Talk Write Terhadap Kemampuan
Penalaran, Dan Komunikasi Matematika, Serta Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika di SMPN 1 Sinjai Utara”, Mathematics Education, Vol. 2, No.
1 (Mater 2018) : 55.

8
Nurdin Dan penelitian peneliti yaitu sama-sama mengunakan
model pembelajaran Think Talk Write (TTW).
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajar Bahari dalam
Skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Think Talk Write Terhadap Komunikasi
Matematika siswa di SMP/MTs. 15
Hasil penelitiannya mennujukan bahwa Kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model
Think-Talk-Write lebih tinggi dari pada kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Hal ini berdasarkan uji hipotesis
diperoleh bahwa = 2,14 > = 1,68. Respon siswa terhadap
pembelajaran matematika setelah diajarkan dengan model
Think-Talk-Write sangat positif dengan skor rata-rata 3,23.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fajar Bahari yaitu
tempat penelitian dimana lokasi penelitiannya di SMP Negeri 4
Simeulue Barat Banda Aceh sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti di SMP Darul Hikmah Mataram.
Perbedaan selanjutnya yaitu penggunakan eksperimen dan
samping, penelitian Fajar Bahari menggunakan Quasi
Eksperimen dengan teknik Cluster Random Sampling
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peeliti menggunakan
pre eksperimen dengan teknik sampling jenuh. Persamaan
penelitian peneliti dan Fajar Bahari adalah variabel bebas dan
terikatnya sama-sama meneliti tentang Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Sisawa, dan sama-sama
meneliti pada materi Himpunan.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Fadillah Putri dan
Hendra Syarifuddin yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Thinktalk-Write (Ttw) Terhadap

15
Fajar Bahari, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk write
(TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Smp/Mts”, (Skripsi, FTK
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh , 2018), hlm. 118.

9
Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VIII
Smp Negeri 3 Padang”.16
Hasil penelitiannya menujukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis diperoleh dengan model pembelajaran
kooperatif Think-Talk-Write (TTW) lebih baik dari pada siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan konvensional.
Perbedaan penelitian oleh Dwi Fadillah Putri yaitu kelas,
tempat dan lokasi penelitian, dimana peneliatan Dwi Fadillah
Putri dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang di Padang
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
meneliti di kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataam. Perbedaan
selanjutnya yaitu penggunaan eksperimen dimana peneliannya
menggunakn Quasi Eksperimen sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah Pre eksperimen. Persamaannya
yaitu sama-sama meneliti dengan judul yang sama dan dengan
materi yang sama.
4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Radiusman dan Maslina
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Ttw Terhadap
Kemampuan Komunikasi Tertulis Dan Disposisi Matematis
Siswa [The Effect Of The Ttw Type Cooperative Learning
Model On Written Communication Skills And Mathematical
Disposition]”.
Hasil penelitian menujukkan bahwa hasil tes
kemampuan komunikasi tertulis matematis diperoleh bahwa
rata-rata nilai pretest adalah 55,74 dan rata-rata nilai posttest
adalah 79,39. Hasil uji t juga menunjukkan bahwa penelitian
menunjukkan 𝑠𝑖𝑔ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑠𝑖𝑔𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,00<0,05), maka 𝐻0 ditolak.
Hal ini berarti pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write
berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi tertulis
matematis. Hasil angket disposisi matematis juga menunjukkan
bahwa rata-rata disposisi matematis sebelum perlakuan adalah

16
Dwi Fadillah Putri dan Hendra Syarifuddin,” Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Thinktalk-Write (Ttw) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
Peserta Didik Kelas VIII Smp Negeri 3 Padang”, Edukasi dan Penelitian Matematika,
Vol. 7 No. 4 (Desember 2018) : 30.

10
57, 563 (kategori sedang) dan rata-rata nilai disposisi
matematis sesudah perlakuan adalah 63,362 (kategori tinggi).
Perbedaan peneliatan yang dilakukan Radiusman dan Maslina
yaitu penelian nya menggunakan 3 variabel sedangkan
penelitian peneliti menggunakan 2 variabel serta penelitian
yang dilakukan Radiusman dan Maslina menggunakan Angket
dan Tes sedangkan penelitian peneliti hanya menggunakan Tes.
persamaan penelian yaitu sama-sama membahas model dan
komunikasi.
B. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran kooperatif tipe TTW
a) Pengertian pembelajaran kooperatif tipe TTW
Model pembelajaran TTW merupakan model
pembelajaran kooperatif yang pada dasarnya merupakan
strategi belajar melalui tahapan berfikir (think), berbicara
(talk) dan menulis (write). Model pembelajaran ini pertama
kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin menyatakan
bahwa “model pembelajaran TTW membangun
pemikiran,merefleksi, dan mengorganisasikan ide,
kemudian menguji ide tersebut sebelum peserta didik di
harapkan untuk menulis. Suasana seperti ini lebih efektif
jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5
siswa.17
Menurut Yamin dan Ansari, TTW adalah stategi
belajar yang melibatkan 3-5 siswa, dalam kelompok ini
siswa diminta membaca dan membagi ide besama teman
kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.18 Aktivitas
berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks
matematika atau berisi cerita matematika kemudian
membuat catatan tentang apa yang telah dibaca. Dalam
membuat atau menulis catatan peserta didik membedakan
17
Nurmila, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write
(TTW) Berbantu Media Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa Padamateri Tata Nama
Senyawa Di Sman 2 Abdya”, (Skripsi, FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh ,
2017) : 26.
18
Yamin, Martinis & Bansu I. Ansari. “Taktik Mengembangkan Kemampuan
Individual Siswa”,(Jakarta: GP Press Group, 2012) : 84.

11
dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan,
kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa mereka sendiri.
Dengan dimulai dari keterlibatan peserta didik dalam
berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri.19
Selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya,
diakhiri dengan mempresentasikan hasilnya dan bersama
guru menarik sebuah kesimpulan maka akan tercipta
suasana belajar yang hidup dan menyenangkan.20
Jadi Model pembelajaran kooperatif tipe TTW
adalah suatu pembelajaran kelompok dengan alur yang
dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir (think) atau
berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca,
selanjutnya berbicara (talk) dan membagi ide (sharing)
dengan temannya sebelum menulis (write). Model
pembelajaran TTW ini dapat membangun pemikiran,
merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji ide
tersebut sebelum peserta didik diharapkan untuk menulis.
b) Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif-TTW
Langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif
tipe Think Talk Write (TTW). Menurut Yamin, model
pembelajaran kooperatif tipe TTW melibatkan 3 lahkah-
langkah yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam
pembelajaran Matematika, yaitu:21
1) Think (Berpikir)
Dalam tahap ini siswa secara individu
memikirkan kemungkinan jawaban atau strategi
penyelesaian, dan hal-hal yang tidak dipahaminya
sesuai dengan bahasanya sendiri. Pada tahap ini siswa
akan membaca sejumlah masalah yang diberikan oleh
guru pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kemudian

19
Nurmila, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write..... hlm. 27
20
Fitriyani, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IV SD Inpres
Bontomanai Kota Makassar”, (Skripsi, FKIP UMM, Makasar, 2020) : 14
21
Yamin, Martinis & Bansu I. Ansari. “Taktik Mengembangkan” ...Hlm. 90

12
setelah membaca siswa akan menuliskan hal-hal yang
diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah
tersebut (membuat catatan individu).
2) Talk (Berbicara atau Berdiskusi)
Pada tahap talk siswa diberi kesempatan untuk
merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam
kegiatan diskusi kelompok. Pada tahap talk
memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada
tahap ini siswa akan berlatih melakukan komunikasi
biologis dengan anggota kelompoknya secara lisan
tekait hasil catatan dari masing-masing individu.
3) Write (Menulis)
Aktivitas menulis siswa pada tahap ini meliputi:
menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang
diberikan termasuk perhitungan, mengorganisasikan
semua pekerjaan langkah demi langkah (baik
penyelesaiannya, ada yang menggunakan diagram,
grafik, ataupun tabel agar mudah dibaca dan ditindak
lanjuti), mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin
tidak ada perkerjaan yang ketinggalan, dan meyakini
bahwa pekerjaannya yang terbaik, yaitu lengkap,
mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
Menurut Huda langkah-langkah pembelajaran Think
Talk Write adalah sebagai berikut:22
1) Think , Siswa membaca teks dan membuat catatan dari
hasil bacaan secara individual untuk di dbawa ke forum
diskusi.
2) Talk, siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan
teman satu kelompok untuk membahas isi catatan.
Dalam kegiatan ini mereka menggunaan bahasa dan
kata-kata mereka sendiri untuk menyampaikan ide-ide
matematika dalam diskusi

22
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013)

13
3) Write, siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan
yang memuat pemahaman dan komunikasi matematika
dalam bentuk tulisan
4) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi
dan kesimpulan atas materi yang dipelajari. Sebelum
itu, dipilih satu atau beberapa orang siswa sebagai
perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban,
sedangkan kelompok lain diminta memberikan
tanggapan.
Jadi langkah-langkah pembelajaran Think Talk
Write dalam penelitian ini yaitu :
1) Think, siswa membaca suatu teks bacaan yang ada pada
LKS dan kemudian menulis catatan kecil dari hasil
bacaan secara individu untuk di bawa ke forum
selanjutnya yaitu berdiskusi.
2) Talk, siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok
dan membahas isi catatan dari masing-masing individu.
3) Write, siswa mengonstruksi sendiri pengetahuan
sebagai hasil kolaborasi melalui Tulisan.
c) Manfaat model pembelajaran Think Talk Write
Adapun manfaat model pembelajaran Think Talk
Write menurut Hamdayana adalah sebagai berikut :
1) Model pembelajaran berbasis komunikasi dengan
Think talk Write dapat membantu siswa dalam
mengkomunikasikan pengetahuannya sendiri
sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih
baik, siswa dapat mengkomunikasikan atau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannya
sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar
pikiran. Hal ini dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang diajarkan
2) Model pembelajaran berbasi komunikasi Think talk
Write dapat melatih siswa untuk menuliskan hasil
diskusinya kebentuk tulisan secara sistemaits
sehingga siswa akan lebih memahami materi dan

14
membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-
idenya ke dalam bentuk tulisan.23
d) Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe
TTW
Setiap model pembelajaran pasti memliki
kelemahan dan kelebihannya masing-masing sesuati
dengan karakteristiknya. Berikut kelebihan dan kekurangan
model pembelajaran Kooperatif Tipe TTW menurut Hasan
yaitu:
Kelebihan model pembelajaraan kooperatif think
talk write (TTW)
1) Memberi kesempatan siswa berinteraksi dan
berkolaborasi membicarakan tentang penyelidikan
atau catatan-catatan kecil mereka dengan anggota
kelompoknya.
2) Siswa terlibat langsung dalam poses belajar
sehingga termotivasi dalam belajara
3) Model ini berpusat pada siswa, misalkan
memberikan kesempatan pada siswa dan guru
berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Guru
menjadi monitoring dan menilai partisipasi siswa
dalam diskusi lainnya.24
Kelemahan model pembelajaran kooperatif think talk wtrite
(TTW)
1) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah
kehilangan kemampuan dan kepercayaan, karena di
dominasi oleh siswa yang mampu. Hal ini dapat
diantisipasi dengan pembentukan kelompok yang
heterogen, baik dalam hal kognitif, maupun yang
lainnya.

23
Hamdayana, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter”,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) : 222
24
Nur, R. & Sholah, “Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (Ttw)
Dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa”, Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan KALUNI, Vol. 2, No.1, (Januari 2019) : 587

15
2) Model pembelajaran ini kurang berhasil dalam kelas
besar, misalkan sebagian waktu hilang karena
membantu siswa mencari solusi pemecahan
masalah atau menenmukan teori-teori yang
berhubungan dengan lembar kerja siswa.25
Guru harus benar-benar menyiapkan semua media
dengan matang agar dalam menerapkan strategi think talk
write tidak mengalami kesulitan. Hal ini diantiipasi dengan
komitmen guru untuk menerapkan model ini dalam
pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran
2. Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa
a. Pengertian Komunikasi Matematika Tertulis
Menurut Prayitno dkk, komunikasi matematis
adalah suatu cara siswa untuk menyatakan dan
menafsirkan gagasan-gagasan matematika secara lisan
maupun tertulis, baik dalam bentuk gambar, tabel,
diagram, rumus, ataupun demonstrasi.26 Pengertian yang
lebih luas tentang komunikasi matematika dikemukakan
oleh Romberg dan Chair yaitu: menghubungkan benda
nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika;
menjelaskan idea, situasi dan relasi matematik secara lisan
atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan
aljabar; menyatakan peristiwa sehari hari dalam bahasa
atau simbol matematika; mendengarkan, berdiskusi, dan
menulis tentang matematika; membaca dengan
pemahaman suatu presentasi matematika tertulis,
membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan
definisi dan generalisasi; menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.27
Adanya kemampuan komunikasi tertulis, akan
berpengaruh pada kegiatan dilembar kerja siswa karena
25
Ibid., hlm. 588
26
Prayitno Sudi, dkk, “Identifikasi indikator kemampuan komunikasi matematis
siswa dalam menyelesaikan soal matematika berjenjang pada tiap-tiap jenjangnya”,
Jurnal UNESA surabaya, Vol. 29, No. 5 (2013), hlm. 384
27
Romberg,T.A, & Chair, Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics. NCTM: Reston, Virginia. (1993).

16
siswa akan menuliskan ide atau gagasan didalam lembar
kerja. Siswa dikatakan memiliki kemampuan komunikasi
matematis tertulis jika siswa mampu mengungkapkan ide
matematika ke bentuk uraian. Menurut Taduengo
Kemampuan komunikasi matematika tertulis adalah
kemampuan menyampaikan ide-ide atau gagasan
menggunakan simbol-simbol, gambar, grafik, notasi dan
lambang-lambang matematika. Komunikasi matematis
tulis menurut Rassia adalah kemampuan atau
keterampilan peserta didik dalam menerjemahkan
pengetahuan ke dalam bentuk bahasa simbol, grafik atau
gambar, tabel, atau diagram. Kemampuan komunikasi
matematis menjadi salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan. Hal
ini berkenaan dengan proses pemahaman materi
matematika yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
dalam prses pembelajaran matematika.28
Dewi mengatakan komunikasi matematika tertulis
adalah proses penyampaian ide/pikiran matematika yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan dengan keakuratan dan
kelengkapan sangat diperlukan dalam komunikasi
matematika.29 Masrukan juga berpendapat bahwa
kemampuan komunikasi tertulis matematika merupakan
kemampuan peserta didik dalam hal mengekspresikan ide
dengan menggunakan istilah atau simbol, menyatakan
hasil dalam bentuk tulisan, menggunakan strategi dan

28
Vanessa Rassia, “Peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui
penerapan Lasswell communication model pada siswa kelas VIII SMPN 52 Bandung
(Studi eksperimen pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMPN 52 Bandung)”, (
skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendiikan Universitas Pasundan, 2016),hlm. 27.
http://repository.unpas.ac.id/13220/
29
Arezqi Tunggal Asmana Dan Abdur Rohim, “ Profil Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa MA Dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan Jenis Kelamin Dan
Kemampuan Matematika”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 4, No. 2, ( 2020),
Hlm. 92.

17
langkah-langkah dalam menemukan jawaban dan menarik
kesimpulan dengan tepat.30
Dalam National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM) yang artinya adalah komunikasi
sebagai salah satu bagian penting dalam matematika dan
pendidikan matematika. Melalui proses komunikasi, siswa
dapat saling bertukar pikiran dan sekaligus
mengklarifikasi pemahaman dan pengetahuan yang
mereka peroleh dalam pembelajaran.31 Menurut Musfiqon
“Komunikasi merupakan kegiatan rutin setiap interaksi
antara dua orang atau lebih. Pada hakekatnya setiap
kegiatan untuk memindahkan ide atau gagasan dari satu
pihak ke pihak lain, baik itu antar manusia, antara
manusia dengan alam sekitarnya atau sebaliknya, di situ
akan terjadi proses komunikasi”. Komunikasi disini
melibatkan komunikator yang menyampaikan pesan
kepada komunikan yang langsung memberikan respons
secara aktif.32
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka di
dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi
matematika tertulis adalah kemampuan menyampaikan
ide-ide atau gagasan menggunakan simbol-simbol,
gambar, grafik, notasi, tabel, digram dan lambang-
lambang matematika Karena melalui tulisan siswa bisa
menuliskan idenya di buku tulis dan dengan bahasa
sendiri sehingga bisa dilihat kembali untuk dipelajari
kembali.
b. Indikator Komunikasi Matematika Tertulis
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematika
(berdasarkan NCTM):

30
Kristina Kuala, Tatik Retno Dan Tri Candra, “ Kemampuan Komunikasi
Tertulis Pada Materi Lingkaran”, Jurnal Pendidkan Matematika, Vol. 2, No. 1, (Juni
2019),Hlm. 2.
31
Hodiyanto, “Kemampuan Komunikasi Matematis .......Hlm. 12
32
Musfiqon, HM. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran/Hm.
Musfiqan (Jakarta: PT, Prestasi Pustakaraya, 2012),16,
https://onesearch.id/Record/IOS4100.slims-15903

18
1) Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika
baik secara lisan maupun tulisan dan
mendemonstrasikannya serta menggambarkannya
secara visual.
2) Kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi ide-ide matematika baik lisan,tulisan
maupun dalam bentuk visual.
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah,
notasi-notasi matematika, struktur-strukturnya
untuk menyajikan ide, dan menggambarkan
hubungan-hubungan dan model situasi.33

Indikator kemampuan komunikasi matematika


tertulis menurut Ross adalah sebagai berikut:

1) Menggambar situasi masalah dan menyatakan solusi


masalah menggunakan gambar, bagan, dan tabel
2) Menyatakan hasil dalam bentuk tulisan
3) Menggunakan representasi menyeluruh untuk
menyatakan konsep matematika dan solusinya
4) Membuat situasi matematika dengan menyediakan
ide dan keterangan dalam bentuk tulisan
5) Menggunakan bahasa matematika dan symbol
secara tepat.34

Berdasarkan penjelasan di atas, indikator


kemampuan komunikasi matematika Tertulis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
indikator Ross.

1) Menggambar situasi masalah dan menyatakan solusi


masalah menggunakan gambar, bagan, dan tabel

33
National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM),”Assesment Standar
For School Mathematics.( USA: The National Council Of Teachers Of Matematics,Inc,
1989) : 214
34
Ross, S. Raymond,” Persuasion: Communication and Interpersonal
Relation”, (Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall,1974)

19
Dalam indikator ini siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan menggambarkan masalah menggunakan
gambar sesuai pada permaslahan matematika dalam
soal.
2) Membuat situasi matematika dengan menyediakan
ide dan keterangan dalam bentuk tulisan
Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan membuat
situasi masalah dengan menulis apa yang diketahui
dan yang ditanyakan dalam soal tersebut.
3) Menggunakan representasi menyeluruh untuk
menyatakan kosep matematika dan solusinya
Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan
menjelaskan ide matematika dengan menggunkan
konsep matematika seperti rumus serta cara
menyelesaikan soal tersebut secara tertulis
4) Menggunakan bahasa matematika dan symbol
matematika
Pada tahap ini siswa mampu menggunakan bahasa
(istilah, symbol dan tanda) matematika secara tepat.
5) Menyatakan hasil dalam bentuk tulisan
Siwa mampu menyimpulkan jawaban dengan tepat
dari keseluruhan jawaban.
3. Bangun Ruang Sisi Datar
a. Kubus
Kubus adalah banguan ruang sisi datar yang semua sisinya
berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Sifat
yang harus di ingat yaitu kubus memiliki enam sisi
berbentuk persegi dan berukuran sama, dan memiliki 12
rusuk yang sama panjang.
a) Rumus untuk mencari luas permukaan kubus
Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh sisi
pada suatu kubus.

Gambar 2.1

20
Perhatikan gambar 2.1 kubus diatas, dari gambar
tersebut terdapat luas persegi terdiri dari 6 yaitu luas
persegi ABFE ,BCGF, ABCD, CDHG,ADHE dan
EFGH.
Sehingga rumus luas permukaan Kubus adalah

𝑳𝑝 6 𝑆2

𝑳𝒑 𝑺𝒙𝑺
Keterangan:
S2 = Sisi dikalikan dengan sisi
Lp = Luas permukaan

b) Rumus untuk mencari Volume Kubus

Keterangan:
V = Volume Kubus
S3 = Sisi x Sisi x Sisi
S = Sisi
b. Balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang di bentuk
oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan
paling tidak satu pasang diantaranya berukuran berbeda.
Balpk memiliki 6sisi,12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok juga
dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun juga
disebut sebagai kubus.
a) Luas permukaan Balok
Luas permukaan balok adalah total seluruh sisi pada
sebuah balok. Untuk menentukan luas permukaan
bangun ruang perhatikan bentuk dari balok tersebut.

21
t

Gambar. 2.2 Gambar. 2.3


Perhatikan gambar diatas. Gambar 2.2 menunjukan
model balok dan berbentuk seperti persegi panjang.
Adapun gambar 2.3 menunjukan jarring-jaring
balok dan mencari luas permukaan balok tersebut.
Perhatikan gambar 2.3 menunjukkan
Luas I = luas III = p x l
Luas II = Luas IV = p x t
Luas V = luas VI = l x t
Sehingga,
Luas Permukaan = luas I + luas II + luas III + luas IV +
luas V + luas VI
= (p x l) + (p x t) + (p x l) + (p x t) + (l x t)
+ (l x t)
= 2 x (pl + pt + lt)
Keterangan :
l= Lebar balok
p = Panjang balok
t= Tinggi balok
b) R
umus volume balok
Perhatikan gambar 2.2 , untuk menentukan rumus
volume balok.
V=pxlxt
c. Prisma
Prisma adalah benda yang dibatasi oleh bidang yang sejajar
dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-
garis sejajar.
a) Luas permukaan prisma

22
Luas permukaan prisma bangun ruang adalah jumlah
luas seluruh permukaan bangun ruang tersebut. Untuk
menentukan luas permukaan bangun ruang perhatikan
bentuk dan banyak sisi bangun ruang tersebut.

Gambar 2.4 Prisma Gambar 2.5 jaring-jaring prisma

Perhatikan gambar di atas. Gambar 2.4


menunjukkan model prisma segitiga dengan bidang
atas berbentuk segitiga. Adapun gambar 2.5
menunjukkan jarring-jaring prisma dan mencari luas
jaring-jaring prisma tersebut.

Luas permukaan prisma = luas ∆ KLM + luas ∆


OPN + luas KLOP +
luas KMNP + luas
LMNO
= luas alas +luas atas + KL
× OL + KM × PK + LM
× OL
=
(2 × luas alas) + (KL +
KM +LM) × OL
=
(2 × luas alas) + keliling
alas × tinggi prisma
Jadi, secara umum rumus luas permukaan
prisma sebagai berikut:

Luas permukaan prisma = (2 x luas alas)+( keliling alas x tinggi)

23
b) Volume Prisma

Gambar 2.6 Gambar.2.7


Gambar 2.6 menunjukkan sebuah balok
ABCD.EFGH. Kita dapat menemukan rumus
volume prisma dengan membagi balok
ABCD.EFGH tersebut menjadi prisma yang
ukurannya sama. Jika balok ABCD.EFGH dipotong
menurut bidang BDHF maka akan diperoleh dua
prisma segitiga yang kongruen seperti gambar 2.7
Volume prima ABD.EFH = × volume balok ACDE.EFGH
2
= × (AB × BC ×FB)
2
= luas ∆ABD × tinggi
= luas alas × tinggi
Jadi, secara umum rumus volume prisma adalah

volume prisma = Luas Alas x Tinggi

C. Kerangka berpikir
Proses pembelajaran matematika pada dasarnya bukan
hanya sekedar mentransfer ide atau gagasan dan pengetahuan dari
guru ke siswa tapi proses pembelajaran matematika merupakan
proses pembelajaran yang dinamis, dimana Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati dan
memikirkan gagasan-gagasan yang diberikan oleh guru. Dalam
mempelajari matematika siswa diharapkan memiliki kemampuan
berbicara, menulis, menggambarkan, dan menjelaskan ide-ide

24
matematika guna untuk membantu siswa dalam memahami materi
yang dijelaskan oleh guru di kelas. Komunikasi Matematika sangat
diperlukan untuk siswa agar mampu mengkomunikasikan
pemahaman serta ide-ide atau gagasan yang peserta didik miliki.
Model pembelajaran sangat penting untuk diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, sehingga lebih
memahami konsep, serta dapat mengkomunikasikan ide-ide atau
gagasan yang dimilikinya baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung
meningkatnya kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa
adalah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Think Talk Write. Diharapkan dengan model pembelajaran Think
Talk Write ini siswa mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi matematikanya.
berikut bagan kerangka berpikir penelitian ini berdasarkan
alur penelitian:

Gambar 2.8 Bagan Krangka Berpikir

25
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti
terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam hipotesis ini
peneliti menganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan data yang diperoleh selama melakukan penelitian. 35
Adapun hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini
yaitu:
Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
Kooperatif tipe TTW terhadap kemampuan komunikasi Tertulis
siswa.

35
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, ( Jakarta: PT fajar interpratama mandiri,
2017), hlm. 38.

26
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu


Pre-Eksperimental desaign, dengan pendekatan kuantitatif.
Dimana pendekatan penelitian kuantitatif ini sendiri dapat
diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.36
B. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian
ditarik kesimpulannya.37Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram
yang terdiri dari 1 kelas dengan jumlah siswa yaitu 20 orang.
2) Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik
yang dimilki oleh populasi untuk dijadikan objek penelitian. 38
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh jumlah populasi yaitu 20 siswa yang akan di berikan
perlakuan eksperimen. Jadi, teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2018), hlm. 16-17.
37
Muclis Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif,
(Surabaya : Airlangga University press, 2009), hlm. 92
38
Muclis Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi ....., hlm 94

27
jenuh merupakan teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi dijadikan sebagai sampel.39

C. Waktu dan Tempat Penelitian


1) Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil
pada tahun ajaran 2022/2023
2) Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Hikmah
Mataram, Jln. Darul Hikmah Lingkar Selatan Kr.Genteng-
Pagutan. Adapun alasan pemilihan penelitian di SMP Darul
Hikmah Mataram adalah (a) adanya kesediaan dari pihak SMP
Darul Hikmah Mataram untuk dijadikan tempat penelitian; (b)
kurikulum yang diterapkan di SMP Darul Hikmah Mataram
sesuai dengan kurikulum yang digunakan oleh peneliti yaitu
kurikulum 2013, (c) guru yang mengajar di kelas VIII SMP
Darul Hikmah Mataram belum pernah menerapkan model
TTW dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.40

1) Variabel 1 (X1 ) hasil komunikasi matematika tertulis siswa


dengan menggunakan model pembelajaran Thin Talk Write
(TTW).
2) Variabel 2(X2) hasil Kemampuan Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa tampa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TTW

39
H.M Wahyudin zarkasyi, dkk, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung
: PT Rafika Aditama, Cet-2, 2017), hlm. 111.
40
Erni Budiyanti, “Penerapan Metode MMP dan NHT Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Trigonometri”, Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan 9,
No. 1 ( 2019) : 28.

28
E. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.41 Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah one grup pretest-postest ( Tes awal –
Tes akhir yang di lakukan pada kelompok tunggal ), eksperimen
yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa kelompok
perbandingan yang mana pada desain ini terdapat pretest, sebelum
perlakuan diberikan. Kemudian setelah perlakuan diberikan, hasil
penelitian diamati dengan diberikan posttest.42 Desain penelitian
one grup pretest-postest ditunjukkan pada tabel di bawah ini
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain penelitian one grup pretest-postest
Pretes Treatment Posttes
X 2

Keterangan:
T1 : Pretest untuk mengukur hasil belajar sebelum diberi
perlakuan
X : Perlakuan yang diberikan yaitu dengan model Think Talk
Write
T2 : Posttest untuk mengukur hasil belajar setelah diberi
perlakuan
F. Instrumen/ Alat dan Bahan Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang
diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama.43 Instrumen penelitian akan
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan
menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen
harus mempunyai skala.
41
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : PT Bumi Aksara,
2003), hlm. 183.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2018), hlm.114.
43
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, ( Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,
2017), Hlm. 46.

29
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dibutuhkan
suatu alat instrument penelitian, maka dari itu dalam hal ini penulis
menggunakan instrumen tes yaitu soal pretest dan posttest dan
observasi. Bentuk Pretest dan Posttest adalah Tes Essay dengan
materi Bangun Ruang Sisi Datar sedangkan observasi yaitu berupa
lembar observasi untuk siswa.
G. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan
peneliti untuk mengumpulkan data. pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data ini
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.44
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu:
1. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara tertulis maupun lisan dan dengan aturan-aturan yang
sudah ditentukan.45 Dan adapun test yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berbentuk objektif yaitu essay test dan tes
objektif tersebut digunakan sebagai pretest-posttest
(terlampir). Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan komunikasi matematika siswa secara tertulis pada
siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram pada materi
Bangun Ruang Sisi Datar.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal
yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi dan adapun
hal-hal yang diamati itu bisa berupa gejala-gejala, tingkah

44
Fred L.Benu dan Agus S.Benu, Metodologi Penelitian Kuantitatif Ekonomi,
Sosiologi, Komunikasi, Administrasi Dan Pertanian, (Jakarta : Prenadamedia
Group,2019) : 147.
45
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian kuantitatif dan kualitatif (Bandung:
Alfabeta,
2013), hlm 53

30
laku, benda hidup ataupun benda benda mati.46 Observasi yang
dilakukan pada penelitian ini yaitu observasi sistematis yang
mana pelaksanaannya dipersiapkan terlebih dahulu baik itu
yang berkaitan dengan hal yang akan diobservasi, waktu dan
tempat maupun alat observasi yang dibutuhkan, observasi pada
penelitian ini yaitu observasi keterlakasanaan Think Talk Write
H. Prosedur Pengumpulan data
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Peneliti menempuh
tahapan-tahapan penelitian agar dapat memperoleh hasil yang
optimal. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap I : Persiapan
a) Observasi ke sekolah.
b) Mengajukan surat permohonan izin peneliti kepada SMP
Darul Hikmah Mataram untuk mengadakan penelitian di
sekolah tersebut.
c) Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi
matematika dalam rangka observasi untuk mengetahui
aktifitas dan kondisi dari lokasi atau objek penelitian.
d) Uji validitas instrumen penelitian dengan validitas ahli,
yaitu dengan bantuan dosen-dosen yang bersangkutan
dengan materi yang akan digunakan.
e) Mengajukan instrumen penelitian.
2. Tahap II : Pelaksanaan
Penelitian pada tahap ini yang dilakukan peneliti
adalah memberikan test berupa soal pre-test dan posttest
kepada responden, yaitu siswa kelas VIII SMP Darul
Hikmah Mataram
3. Tahap III : Analisis
Tahap ini semua data yang diperoleh dianalisis sesuai
dengan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti.
46
Bungin, H.M.Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Komunikasi,Ekonomi, Dan Kebijakan Publik, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2011) : 144-145.

31
4. Tahap IV : Kesimpulan
Kesimpulan didapat setelah mengetahui hasil
interpretasi data tersebut akhirnya dapat disimpulkan apakah
ada pengaruh model bembelajaran kooperatif tipe think talk
write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi matematika
tertulis siswa

I. Teknik analisis data


Sebelum melakukan ui normalitas terlebih dahulu
melakukan uji deskriptif data untuk mengetahui mean dari data
tersebut.
1. Uji Deskriptif Data
a) Menghitung Mean
Rumus menghitung mean adalah sebagai berikut:47
∑𝑓
̅

Keterangan:
̅ = mean atau rata-rata data
∑ lambing penjumlahan
nilai data ke-i
𝑓 frekuensi interval ke-i
b) Menentukan varian dan standar deviasi dari tiap
variable
Rumus varian dan standart deviasi adalah sebagai
berikut:48

√𝑛 ∑ 2 (∑ )2
2
𝑛 (𝑛 )
Keterangan:
2
varians sampel
𝑛 banyaknya sampel

47
Andi Supangat, “Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, Dan Non
Parametrik” (Jakarta, Prenadamedia Group, 2007),hlm. 97.
48
Ibid., hlm. 101

32
Besarnya pengaruh model pembelajaran TTW
terhadap kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis
siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram dapat
diketahui dengan menggunakan teknik analisis statistik t-
test sampel terpisah.
2. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan
dengan bantuan program SPSS versi 25. Uji normalitas
data bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Adapun teknis analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk merupakan metode uji
normalitas dimana sampel yang digunakan kurang dari
50 (𝑛 ). Adapun formula statistik uji Shapiro-Wilk,
49
yaitu:
a) Menentukan hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak
berdistribusi normal
b) Taraf signifikan ( ) = 5% atau ( ) = 0,05
c) Rumus statistik penguji.

[∑ ( )2 ]

Keterangan :
: nilai
: koefesien test shapiro-wilk
: data 𝑒 𝑖
̅ : rata-rata data

∑( ̅ )2

49
Tri Cahyono,” Statistik Uji Normalitas”, (Purwokerto : Yayasan Sanitarian
Banyumas, 2015), hlm.23

33
Keterangan :
: data 𝑒
̅ : rata-rata data
Cara lain setelah nilai T3 diketahui dapat menggunakan
rumus G yaitu:
𝑑
𝑏 𝑐 ( )

G : identik dengan nilai Z distribusi normal


𝑏 𝑐 𝑑 : konversi statistik shapiro-wilk
pendekatan distribusi normal
d) Drajat bebas
Db = n
e) Keputusan uji
Apabila maka H0 diterima.
Apabila maka H0 ditolak.
f) Kesimpulan
 Jika 𝐻 diterima, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
 Jika 𝐻 ditolak, maka sampel berasal dari populasi
yang tidak berdistribusi normal.
Uji Shapiro-Wilk tidak dilakukan secara manual,
namun menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Langkah-
langkah menghitung uji normalitas data dengan bantuan
SPSS yaitu:
 Entry data atau buka file data yang akan di analisis
 Copy skor-skor tes yang ada di excel termasuk skor
total dan pastekan di lembar data editor SPSS.
 Lalu klik Variabel View.
 Pilih menu analayz pada menubar kemudian klik
Desercrive Statistics dan pilih bagian Eksplore
sehingga akan keluar tampilannya dan pilih variabel
skor kedalam kotak dependent list.
 Kemudian klik/pilih Both pada bagian Display (terletak
dibagian bawah) dan biarkan kotak Statistics sesuai
default SPSS.

34
 Selanjutnya aktifkan/klik kotak Plots, sehingga muncul
tampilannya.
 Lihat pada Boxplots kemudian aktifkan/klik/pilih
Factor Level Together.
 Lihat pada bagian Descriptive, kemudian
aktifkan/klik/pilih Histogram.
 Kemudian aktifkan/klik/pilih Normality Plots With
Tests.
 Selanjutnya klik Continue dan kemudian klik Ok, lalu
lihat hasil atau outputnya
 Selanjutnya simpan file da ta output tersebut
menggunakan menu save AS.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan salah satu uji prasyarat
analisis data statistik parametik pada teknik komprasional
(membandingkan). Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah k kelompok mempunyai varians yang
sama atau berbeda. Jika k kelompok mempunyai varians
yang sama, maka kelompok tersebut dikatakan homogennya.

a) Hipotesis pengujian
H0 = Kedua data mempunyai varians yang sama
(homogeny)
H1 = Kedua data mempu nyai varians yang berbeda
(tidak homogeny)
b) Kriteria pengujian :
H0 diterima jika
H1 ditolak jika >
c) Menghitung varians tiap kelompok data
d) Menentukan nilai :
𝑎 𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒 𝑏𝑒𝑠𝑎
𝑎 𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑒 𝑒𝑐𝑖𝑙
𝑠2
𝑠22
Keterangan:

35
𝑠 2 sampel dari populasi ke satu
𝑠22 = sampel dari populasi ke dua.
e) Tentukan untuk taraf signifikansi α = 0,05, 𝑑
=𝑑 =𝑛 , 𝑑 2= 𝑑 =𝑛 ,
f) Bandingkan nilai dengan
Dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas adalah Data dikatakan homogen jika nilai
signifikan 0,05 dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka
nilai dikatakan tidak homogen. Langkah-langkah
melakukan uji homogen menggunakan program SPSS 25
sebagai berikut:
 Entry data kedalam program SPSS
 Selanjutnya klik menu Analyze, pilih Descriptive
Statistic, kemudian pilih Explore
 Setelah muncul kotak dialog uji homogenitas,
selanjutnya pilih kolom dependent list (data variabel 1)
dan pada faktor ( data variabel 2).
 Selanjutnya klik plots, pastikan Power estimation
terpilih.
 Setelah itu klik Continue diisi semuanya sesuai dengan
langkah-langkah yang telah dipaparkan sebelumnya,
selanjutnya klik “OK”, maka akan muncul nilai
homogenitas dari data yang telah di input pada program
SPSS 25.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mencari seberapa besar
pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write terhadap
kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa, maka
harus membandingkan rata-rata hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah menggunakan model pembelajaran.
a) Apabila data berdistribusi normal , maka menggunakan
pengujian hipotesis uji t sampel berpasangan (paired
sample t test). Uji-t berpasangan biasa dilakukan pada
Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah
proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa.

36
Uji hipotesis dilakukan dengan uji t, dengan rumus :
̅̅̅ ̅̅̅2
𝑡
2 2
√ 2 2
( )( )
𝑛 𝑛2 √𝑛 √𝑛2
Dimana:
̅̅̅ = Banyak siswa pada posttest
̅̅̅2 = Banyak siswa pada pretest
r = Korelasi antara dua sampel
= Standar deviasi pada pretest
2 = Standar deviasi pada posttest
2
= Simpangan baku pretest
2 50
2 = Simpangan baku posttest.

Untuk mencari korelasi product momen


person dapat digunakan rumus :
∑ (∑ )(∑ )

√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

 Merumuskan Hipotesis penelitian :


H0 : Tidak terdapat pengaruh model
Pembelajaran TTW terhadap kemampuan
Komunikasi matematika Tertulis siswa
kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram
H1 : Terdapat pengaruh model Pembelajaran
TTW terhadap kemampuan Komunikasi
matematika Tertulis siswa kelas VIII SMP
Darul Hikmah Mataram
Ketentuan pengujian hipotesisnya yaitu:

 Menentukan signifikansi
 Menentukan dk = n – 2
 Membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel
 Kesimpulan

50
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan, Perhitungan Manual Dan SPSS, (Jakarta: kencana , 2017) : 191

37
 Jika maka Ha diterima dan
Ho ditolak.
 jika maka Ha ditolak dan Ho
diterima.

Untuk mengetahui berapa besar persen


pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
TTW tehadap kemampuan komunikasi
matematika siswa dilakukan uji Determinan.

Langkah-langkah melakukan uji paired sampel t test


dengan bantuan SPSS.25 Sebagai Berikut:

 Entry data atau buka file data yang akan di analisis


 Selanjutnya di input ke worksheet SPSS dan
mengcopy data pada Microsoft excel lalu paste
pada worksheet SPSS.
 Klik Analyze – compare means – paired sample t
test
 Setelah klik paired sample t test akan terbuka
jendela paired sampel t test . setelah itu masukan
variabel dari sampel berpasangan pada kotak
paired Variabel. Pada kolom variabel 1 masuka
variabel pada kondisi pertama ( tes Pre-test) dan
variabel 2 masukan variabel pada kondisi kedua
(Posttest)
 Setelah itu klok OK, maka hasil analisis akan
ditampilkan pada jela output
b) Apabila data berdistribbusi tidak normal maka pengujian
hipotesis menggunakan uji statistis non-parametrik
dengan uji Wilcoxon
 Merumuskan hipotesis
Ho: Tidak terdapat pengaruh model
Pembelajaran TTW terhadap kemampuan
Komunikasi matematika Tertulis siswa
kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram

38
H1: Terdapat pengaruh model Pembelajaran
TTW terhadap kemampuan Komunikasi
matematika Tertulis siswa kelas VIII SMP
Darul Hikmah Mataram
 Menentukan tingkat signifikansi dan kebalikan
dari tingkat signifikansi tersebut dengantingkat
kepercayaan 1-
 Menghitung nilai statistic
Untuk menghitung menggunakan sampel kecil
n , pengujianm dilakukan dengan
memperhatikan Thitung
Thitung=jumlah jenjang terkecil
 Menentukan selisih untuk setiap pasangan
nilai
 Menentukan nilai mutlak dari selisih serta
tanda untuk setiap pasangan nilai
 Berikan peringkat atau jenjang dari data
nilai mutlak terkecil dengan angka 1 dan
seterusnya
 Jenjang dikelompokkan berdasarkan
tanda + atau – sesuai pada kolom selisih
 Menentukan kriteria pengujian
Uji dua pihak : tolak Ho jika : T hitung Ttabel dan
Ho diterima jika Thitung Ttabel
c) Pada penggunaan pree test dan posttest pada uji
Paired sample t test boleh homogeny atau tidak
homogen, hal tersebut bukanlah permasalahan.
Homogenitas varian bukanlah persyaratan mutlak
dalam penggunakaan uji paired sample t test untuk
menganalisi data penelitian.
5. Uji Keterlaksanaan Pembelajaran
a) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Lembar observasi yang digunakan untuk
mengetahui sampai mana ketercapaian keefektifan atau
keterlaksanaan pembelajaran selama diberikan perlakuan

39
model pembelajaran think talk write (TTW). Pengamatan
dilakukan sejak kegiatan awal hingga kegiatan akhir dan
dibantu oleh seorang guru sebagai observer.
Pengkategorian skor keterlaksanaan pembelajaran terdiri
dari 2 kategori yaitu “Ya” dengan skor 1 dan “Tidak”
dengan skor 0. Kemudian data atau informasi yang
diperoleh akan di analisis menggunakan persamaan
berikut:
Kriteria Keterlaksanaan RPP
Keterlaksanaan RPP
=∑
Kriteria penilaian (skor)
90-100 =Sangat Baik
80-89 =Baik
70-79 =Cukup Baik
60-69 =Kurang Baik
50 Kebawah =Sangat Tidak Baik

40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Darul Hikmah
Mataram, yang beralamat dilingkungan Karang Genteng Pagutan,
Kecamatan Mataram,Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat
(NTB). SMP Darul Hikmah berada dibawah naungan pondok pesantren
yang merupakan salah satu lembaga pendidikan berbasis dakwah dan
lembaga sosial masyarakat di wilayah kota mataram. Pondok pesantren
Darul Hikmah didirikan oleh Almarhum TGH. Mahmud Aminullah
pada tanggal 16 juli tahun 1984 . Selain itu, SMP Darul Hikmah
Mataram juga dilengkapi dengan ruang kepala sekolah, ruang guru,
perpustakaan, musholla, ruang BK, asrama, kamar mandi/WC dan
ruangbelajar.
jumlah siswa keseluruhan di SMP Darul Hikmah Mataram
yakni berjumlah siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1
Data Siswa SMP Darul Hikmah Mataram
Tahun Pelajaran 2022/2023
Kelas Jumlah Banyak siswa Jumlah
kelas L P
VII 1 5 13 18
VIII 1 9 11 20
IX 1 9 13 22
Total 3 23 37 60

Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun


Pelajaran 2022/2023, di mulai dari tanggal 13 Maret-08 Mei 2023 pada
siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram. Dan adapun jadwal
penelitian dapat dilihat dalam Tabel 4.2

41
Tabel 4.2
Jadwal Penelitian
No Hari/ Tanggal Waktu Kegiatan
1 Jumat,10 - Mengantar surat izin melakukan
Maret 2023 penelitian ke sekolah
2 Senin,13 Maret 80 Memberikan tes awal (pretest) kepada
2023 menit siswa
3 Rabu,15 Maret 80 Mengajar pertemuan ke-1 sesuai RPP I
2023 menit
4 Jumat 31 80 Mengajar pertemuan ke-2 sesuai RPP II
Maret 2023 menit
5 Jumat, 14 80 Mengajar pertemuan ke-3 sesuai RPP
April 2023 menit III
6 Rabu,03 Mei 80 Memberikan tes akhir (posttest) kepada
2023 menit siswa
7 Senin,08 Mei Meminta surat pernyataan telah
2023 melaksanaan kegiatan penelitian di
sekolah

Penelitian ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, yang mana


untuk kegiatan pembelajarannya dilakukan 3 kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berdurasi 2 x 40 menit atau 80 menit. Pada
pertemuan pertama yakni diberikan pretest kepada siswa kelas VIII
berjumlah 20 orang dengan soal essay sebanyak 5 soal, yang mana
pretest atau tes awal ini diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk
melihat perbedaan kemampuan komunikasi tertulis siswa sebelum dan
setelah diterapkannya model pembelajaran Think Talk Write (TTW).
Pertemuan ke 2,3, dan ke 4 dilakukannya proses pembelajaran dengan
menggunakan metode Think Talk Write (TTW). Pada pertemuan
pertama, setelah Pretest dilaksanakan kemudian peneliti
menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan dalam beberapa
pertemuan kepada siswa, selanjutnya peneliti mengenalkan kepada
siswa apa itu model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan
menjelaskan langkah-langakah model pembelajaran kooperatif tipe
Think Talk Write tersebut.

42
Pada pertemuan kedua peneliti memulai pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write .
Pada awal pembelajaran peneliti memberikan pertanyaan mendasar
kepada siswa terkait materi pembelajaran Bangun ruang sisi datar
khusus pada materi kubus kepada siswa. Baru setelah itu peneliti
memulai proses pembelajaran dan peneliti memberikan penjelasan
tentang Kubus materi bangun ruang sisi datar secara singkat kepada
siswa sebagai bekal pengetahuan siswa untuk belajar dan melakukan
diskusi. Setealah peneliti memberikan penjelasan singkat terkait materi
bangun ruang sisi datar pada sub materi Kubus serta memberikan
contoh soal, kemudian peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS)
secara individu. Setelah diberikan LKS 1 kepada setiap siswa,
kemudian peneliti meminta siswa secara individu membaca LKS yang
diberikan serta mengarahkan siswa untuk memikirkan cara dan solusi
dari LKS tersebut. Kemudian peneliti meminta siswa secara individu
untuk menuliskan bacaannya dikertas kecil apa yang diketahuinya dan
yang tidak diketahuniya sebagai hasil berfikir individu mereka.
Kemudian peneliti membagi siswa kedalam 4 kelompok yang
dimana setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, setelah itu peneliti
meminta siswa untuk berdiskusi dan mengerjakan mengenai gambaran
solusi dalam LKS, kemudian peneliti meminta setiap kelompok untuk
menggabungkan hasil bacaan serta ide yang didapat setelah
mengerjakan LKS secara individu dengan teman kelompoknya. Hal
tersebut dilakukan agar diperoleh penyelesaian permasalahan dalam
LKS sesuai dengan kesepakatan bersama dalam kelompok. Selanjutnya
peneliti meminta setiap kelompok untuk menuliskan hasil dari diskusi
yang telah dilakukan bersama anggota kelompok, serta sudah yakin dan
mengoreksi berungkali hasil yang telah didiskusikan , baru setelah itu
peneliti meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dan kelompok yang lainnya mendengarkan dan
menanggapi. Setelah itu peneliti bersama siswa menyimpulkan hasil
presentasi kemudian menyakan hal yang belum dipahami serta peneliti
memberikan informasi sub materi untuk pertemuan selanjutnya kepada
siswa dan terakhir mengucapkan salam.
Pada pertemuan ketiga, peneliti melakukan pembukan yang
sama seperti pada pertemuan sebelumnya lalu melanjutkan kembali

43
pembelajaran dengan model pembelajaran TTW dengan menggunakan
LKS 2 untuk sub materi Balok dan begitupun seterusnya sampai
dengan pertemuan ke-4 dengan sub materi Prisma peneliti
menggunakan LKS yang berbeda sesuai dengan pertemuan (RPP) yang
digunakan, baru yang terakhir dipertemuan yang ke-5 peneliti
memberikan Posttest atau test akhir kepada siswa. Dalam proses
pembelajaran menggunakan model Think Talk Write (TTW), setiap
pertemuan diberikan LKS untuk melihat bagaimana hasil komunikasi
matematika tertulis siswa. Hasil memberikan LKS kepada siswa sangat
baik, dimana peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
sangat signifikan, mulai dari LKS 1 sampai LKS 3 setiap kelompok
menyelesaikan soal dengan benar walaupun ada jawaban yang masih
ada perbaikan, namun dengan adanya LKS pada setiap pertemuan
mampu meningkatkan komunikasi matematika tertulis siswa.
Setelah data hasil perolehan Pretest dan Posttest terkumpul,
baru kemudian data tersebut akan dianalisis. Dari hasi perbandingan
Pretest dan posttest peneliti dapat mengetahui apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write terhadap
kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa atau tidak.
2. Hasil penelitian
Pada analisis kerterlaksanaan pembelajaran langsung diamati oleh
observer dengan meggunakan lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran yang di isi langsung oleh observer pada saat mengamati
proses pembelajaran berlangsung dari awal pertemuan sampai akhir.
Adapun hasil analisis observer terkait keterlaksanaan
pembelajaran sebagai berikut:
a. Hasil observasi keterlaksanaan RPP
Observasi keterlaksanaan ini bertujuan untuk mengamati
cara mengajar peneliti. Pada lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran berisi langkah-langkah menggunakan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang dilaksanakan oleh
peneliti yang bertindak sebagai guru.
Adapun hasil analisis keterlaksaan pembelajaran untuk
Guru dan pembelajaran untuk Siswa sebagai berikut:

44
Tabel 4.3
Presentasi Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Guru
No Pertemuan Persen % Keterangan
1 I 84 Baik
2 II 94 Sangat Baik
3 III 94 Sangat Baik

Pada tabel 4.3 Tentang hasil observasi keterlaksanaan


pembelajaran untuk guru diatas untuk mengetahui apakah
pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP( mengggunakan model
pembelajaran TTW) atau tidak. Sehingga dapat di lihat pada tabel
bahwa pada pertemuan pertama sebesar 84%, hal ini menunjukan
bahwa kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran pada
pertemuan pertama dalam kategori baik. Dapat dilihat dari guru
mampu mengelola pembelajaran sesuai RPP meskipun belum
mampu mempresentasikan siswa kedepan kelas dikarenakan
keterbatasan waktu dapat dilihat dilampiran 13. Pertemuan kedua
sebesar 94% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan
RPP II guru sudah mampu mengelola pembelajaran sesuai RPP
dengan sangat baik disbanding pertemuan sebelumnya. Begitupun
dengan pertemuan ketiga sebesar 94% dalam kategori sangat baik.
Hal ini menunjukkan bahwa guru mampu mengelola pembelajaran
dengan sangat baik.
Tabel 4.4
Presentasi Keterlaksanaan Pembelajaran Untuk Siswa
No Pertemuan Persen % Keterangan
1 I 84 Baik
2 II 94 Sangat Baik
3 III 94 Sangat Baik

Pada tabeln 4.4 Tentang hasil observasi keterlaksanaan


pembelajaran untuk siswa diatas untuk mengetahui apakah
pelaksanaan pembelajran sesuai RPP atau tidak. sehingga dapat
dilihat bahwa pada pertemuan pertama sebesar 84%. hal ini
menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam menerima pelajaran

45
termasuk dalam kategori baik. Meskipun siswa belum mampu
mempresentasikan jawabannya didepan kelas, hal ini di sebabkan
karena siswa masih malu serta sulit untuk diajak
mengkomunikasikan jawabannya melaui presentase kelas serta
keterbatasan waktu dapat dilihat pada lampiran 14. Pertemuan
kedua sebesar 94% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada
pertemuan RPP II siswa sudah mampu menerima pembelajaran
sesuai RPP dengan sangat baik dibanding pertemuan sebelumnya.
Begitupun dengan pertemuan ketiga sebesar 94% dalam kategori
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah
mampu menerima pembelajaran dengan sangat baik.

b. Hasil Data Penelitian


1) Uji Deskriptif Data
Adapun rekapitulasi hasil uji deskriptif data penelitian
siswa kelas VIII SMP Darul Hikmah Mataram:.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskriptif Data Pretest - Posttest

Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa

Ukuran Statistik Nilai Pre-test Nilai Posttest


N 20 20
Jumlah 938 1462
Mean 46.90 73.10
Standar deviasi 12.174 10.280
Varian 148.200 105.674
Maxsimum 73 94
Minimum 30 57

46
Gambar 4.1

Hasil uji deskriptif data pre-test

Kemampuan komunikasi matematika tertulis

Pre-test
80 73
62
54 54 54 56 57 55 57 54
60
Nilai Siswa

41 39 40 40 39 40
40 30 30 33 30
Pre-test
20

0 N siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 18 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 4.2

Hasil uji deskriptif data posttest

Kemampuan komunikasi matematika tertulis

94
Posttest
100 90
82 79 86 80
80 71 73 67 74 69 72 76 74 75
60 62 63
Nilai Siswa

58 57
60
40
Posttest
20
0 N Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pada Tabel 4.5 tentang hasil uji deskriptif data


kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa
menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistic deskriptif

47
antara pretest sebelum perlakuan dan posttest sesudah
diberikan perlakuan menggunakan metode TTW. Dari tabel
hasil uji deskriptif data kemampuan komunikasi matematika
tertulis siswa dapat diketahui bahwa hasil rata-rata kemampuan
komunikasi tertulis siswa pada Posttest lebih tinggi yaitu 73,
10 dibandingkan pretest yaitu 46,90. Adapun data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12
Pada gambar diagram batang 4.1 dan 4.2 terlihat jelas
peningkatan nilai rata-rata komunikasi matematika tertulis
siswa sebelum dan sesudah diberikannya perlakukan. Dimana
pada pre-test tiga orang siswa memiliki nilai terendah yaitu 30
sedangkan nilai tertingginya yaitu 73. Sedangkan pada posttest
nilai terendahnya yaitu 57 dan nilai tertinggi hasil komunikasi
matematika tertulis yaitu 94.
2) Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu
peneliti melakukan uji prasyarat. Dimana uji rasyarat ini ada
dua diantaranya yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji
prasyarat ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis uji statistic
yang akan digunkanan dalam penganalisisan selanjutnya.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui
apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.
Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk
merupakan metode uji normalitas dimana sampel yang
digunkana kurang dari 50 (n<50).
Adapun hasil uji normalitas dengan bantuan SPSS
25 dapat dilihat dalam tabel berikut:

48
Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas data pre-test dan posttest


a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Pretest .220 20 .012 .915 20 .078

*
Posttest .089 20 .200 .972 20 .806

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil uji normalitas data


kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa pada
sesuadah diberinya perlakuan diperoleh nilai sig. pada uji
Shapiro-Wilk dari data posttest 0,806 >0,05 dan sebelum
diberikan perlakuan diperoleh nilai sig. pada uji Shapiro-Wilk
dari data Pretest 0,078 >0,05. Kareana nilai sig. lebih besar
dari 0,05, Jadi dapat disimpulkan bahwa data pretest dan
posttest berdistribusi normal.
b) Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas dilakukan maka selanjutnya
dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan
untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian
memiliki kondisi yang sama atau homogent.
Adapun hipotesis pengujiannya.
Ho : kedua data mempunyai varian yang sama
(homgent).
Ha : kedua data mempunyai varian yang berbeda
(tidak homogeny

Dan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai


berikut:

Jika sig 0,05 maka dikatakan data homogeny


Jika sig < 0,05 maka dikatakan data tidak homogeny

49
Adapun hasil uji normalitas dengan bantuan SPSS
25 dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas data pre-test dan posttest

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

hasil Based on Mean 2.317 1 38 .136


belajar
matematika
Based on Median 2.299 1 38 .138

Based on Median and with 2.299 1 36.844 .138


adjusted df

Based on trimmed mean 2.287 1 38 .139

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai sig. based on


mean = 0,136 > 0,05 maka HO ditolak. Artinya bahwa
kedua sampel memiliki varians yang sama atau homogen.
Setelah diketahui data pretest dan posttest berdistribusi
normal dan homogen, langkah pengujian selanjutnya yaitu
menggunakan uji–t sampel berpasangan ( paired-sampet t
test )dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write terhadap kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa. Maka diberikan perlakuan
dengan menggunakan metode TTW untuk mendapatkan
hasil kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa
dengan membandingkan pretest dan posttest. Berikut
hipotesis yang diuji dengan kriteria pengujian yakni
sebagai berikut:

50
HO : Tidak Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TTW (Think Talk Write)
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa Kelas VIII SMP Darul Hikmah
Mataram Tahun 2023
Ha: Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TTW (Think Talk Write)
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa Kelas VIII SMP Darul Hikmah
Mataram Tahun 2023
Adapun dasar pengambilan keputusun yaitu :

Jika sig 0,05 maka terdapat pengaruh model


pembelajaran kooperatif tipe TTW
Jika sig >0,05 maka tidak terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe TTW
Uji-t sampel berpasangan (Paired-Sampel t Test)
dengan menggunakan SPSS 25.

Tabel 4.9

Uji Hipotesis data pere-test dan posttest


Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference Sig.
Std. Std. Error (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T Df tailed)

Pair Pretest - -26.200 9.128 2.041 -30.472 -21.928 -12.836 19 .000


1 Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS


25 diatas, diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,000<
0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan
membandingkan |thitung | >ttabel dengam df=(n-1) yaitu
12,836 > 2,093. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe think talk

51
write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa SMP Darul Hikmah Mataram
tahun ajaran 2022/2023.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW)
terhadap kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa SMP Darul
Hikmah Mataram tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian pre-eksperimen tipe one grup pretest-postest, dalam
perolehan data penelitia menggunakan soal essay tes berupa
pretest(sebelum perlakuan) dan posttest (sesudah perlakuan) pada siswa
kelas VIII.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa data pada hasil pre-test dan posttest yang diberikan kepada siswa,
keduanya berdistribusi normal dan data yang digunkan memiliki varians
yang homogeny. Lalu setelah dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas maka dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t sampel
berpasangan (paired sampel t test) uji ini digunakan apabila sampel terdiri
atas satu kelompok namun diberikan dua perlakuan yang berbeda, dimana
dalam penelitian ini peneliti menggunakan SPSS 25 untuk mengolah data.
Maka dari itu, hasil perhitungan yang didapatkan pada uji hipotesis
menggunakan uji –t sampel berpasangan menunjukkan bahwa t hitung >ttabel
yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kemampuan komunikasi matematika tertulis
siswa pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW).
Dari hasil penelitian diketahui bahwa hasil kemampuan
komunikasi matematika tertulis siswa setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran think talk write (TTW) lebih
meningkat dibandingkan sebelum diberi perlakuan. adapun peningkatan
yang didapat dari siswa yaitu dimana pada awalnya siswa tidak bisa
memecahkan masalah apa yang diminta dalam soal, siswa tidak mampu
menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan gambar dan metode-
metode yang tepat dan sebagainya. Sedangakan setelah diberikan
perlakuan maka siswa tersebut bisa mengetahui permasalahan-
permasalahan yang ada, menyelesaiakan masalah dengan menggunakan

52
gambar, rumus dan metode-metode yang diminta dan sebagainya. Hal ini
bisa dilihat dari hasil pre-test siswa yaitu 46,90 dan pada hasil posttest
siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,10. Setelah diketahui hasil rata-
rata dari pre-test dan posttest terhadap kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis, yaitu
dengan menggunakan uji-t sampel berpasangan.
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 25, diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima atau dengan membandingkan |thitung|> ttabel dengan df=(n-1) yaitu
12,836 > 2,093. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran matematika terhadap
kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa SMP Darul Hikmah
Mataram tahun ajaran 2022/2023.
Dari hasil analisis data diatas membuktikan bahwa model
pembelajaran yang diterapkan guru dapat menmpengaruhi kemampuan
komunikasi matematika tertulis siswa. Dikarenakan Selama penelitian,
peneliti melihat bahwa siswa pada saat diberikannya perlakuan
menggunakan model pembelajaran Think Talk Write siswa sangat antusias
mengikuti pelajaran dan dalam proses pembelajaran siswa yang terlibat
langsung dalam diskusi seperti memecahkan masalah sampai
menyimpulkan pembelajaran, proses diskusi tersebut lebih baik karena
diskusinya dilakukan dengan kelompok yaitu dengan jumlah 5 orang
perkelompok. Selama proses pembelajaran guru membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak pengetahuan secara bertahap,
sehingga dapat membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti peroses
pembelajaran dan dalam Think Talk Write juga siswa dilatih untuk mampu
befikir dan berkomunikasi.
Adanya perbedaan tersebut dipengaruhi oleh perlakuan sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Think
Talk Write. Dimana dalam proses pembelajaran menggunakan TTW ini
siswa dilibatkan untuk mengikuti beberapa tahapan, diantaranya yaitu :
pertama, siswa diberikan pertanyaan awal yang berkaitan dengan bangun
ruang sisi datar, kemudian siswa diberikan contoh soal terkait materi
bangun ruang sisi datar. Kedua, siswa diberikan LKS secara individu ,
kemudian secara individu siswa membaca LKS yang diberikan untuk
mencari solusi, setelah itu siswa menuliskan hasil bacaannya secara

53
individu kedalam kertas kecil. Ketiga, siswa dibagi menjadi 4 kelompok
dimana setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian siswa
diberikan arahan untuk mendiskusikan jawaban LKS yang telah dibaca
perindividu dari masing-masing siswa. Keempat, siswa menuliskan hasil
jawaban diskusi kelompoknya bersama teman kelompok di kertas. Kelima,
siswa mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompoknya kemudian
kelompok lain menanggapinya. Keenam, mengevaluasi kegiatan selama
pelaksanaan pengerjaan proyek. Jadi, pada tahap kedua,ketiga dan
keempat siswa diharapkan lebih aktif terutama dalam proses berpikirnya.
Karena kemampuan komunikasi matematika tertulis itu memiliki peran
yang penting dalam pengetahuan matematika.
Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini, dilakukan oleh
Nurmala Setianing dkk, menemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
think talk write memberikan pengaruh yang kuat terhadap kemampuan
komunikasi matematika tertulis.51 Hana safira menyatakan bahwa strategi
think talk write merupakan stategi pembelajaran yang terdiri dari tiga
tahapan, yaitu pertama berpikir yang diawali dari proses membaca suatu
materi pelajaran: kedua, berbicara atau talk yang merupakan sarana untuk
mengungkapkan dan merefleksikan pikiran siswa: ketiga atau write yaitu
fase menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja siswa..52Sedangkan
menurut Sugandi model pembelajaran kooperatif tipe think talk write
(TTW) adalah model pembelajaran yang berusaha membangun
pemikiran,merefleksikan,dan mengorganisasikan ide, kemudian menguji
ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menuliskan ide-ide
tersebut.53
Jadi, dapat disimpulkan diatas bahwa pembelajaran kooperatif tipe
TTW think talk write merupakan pembelajaran yang menuntut keaktifan
siswa dalam pembelajaran,memberikan kesempatan kepada siswa untuk
lebih banyak berpikir kemudian meberikan kesempatan kepda siswa untuk
mengkomunikasikan apa yang dipahami pada tahap berpikir kepada

51
Nurmala Setianing Putri Dkk,”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa: Studi
Meta-Analisis”, Jurnal Pendidikan Matematika, No. 01, Vol.06 (Maret 2022),Hlm. 771
52
Hana Safitri,”Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Think Talk Write
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MIN 2 Banda Lampung Tahun Pelajaran
2017/2018”,(Skripsi, FTK UIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2818),Hlm. 34-35
53

54
kelompoknya selanjutnya menulis jawaban yang disepakati bersama
teman kelompoknya ke dalam kertas untuk mengungkapkan dan
merefleksikan pemikiran siswa serta memungkinkan guru untuk melihat
perkembangan siswa. Manfaat model pembelajaran Think talk write
(TTW) sangat memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
karena siswa dituntut lebih aktif dan melaksanakan tiga aktivitas yaitu
Think artinya berpikir, Talk artinya berbicara dan Write artinya menulis
sehingga hal ini dapat membantu memhami materi yang diajarkan,
Kemampuan komunikasi matematika dalam pembelajaran
matematika adalah hal yang sangat penting karena memiliki kemampuan
komunikasi matematika tertulis yang baik akan membuat siswa mampu
mengorganisasikan proses berpikir matematisnya. Melalui komunikasi,
siswa dapat menyampaikan ide-idenya kepada guru dan kepada siswa
lainnya dengan gambar,grafik,tabel serta mampu memodulkan masalah
matematik maupun masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana
hal ini didukung oleh pendapat Fitriana dkk, berpendapat bahwa
komunikasi matematis merupakan kecakapan seseorang dalam
mengungkapkan pikiran mereka, dan bertanggungjawab untuk
mendengarkan, menafsirkan, bertanya, dan menginterpretasikan antara ide
satu dengan ide-ide yang lain dalam memecahkan masalah baik itu pada
kelompok diskusi maupun di kelas.54sedangkan menurut Surya
A.Pramuditya dkk, menjelaskan bahawa kemampuan komunikasi
matematika merupakan kemampuan untuk menjelaskan atau menyajikan
solusi dari suatu masalah matematika yang sedang dihadapi dalam
berbagai bentuk representasi seperti lisan,tertulis,gambar,tabel,diagram
dan grafik.55
Adapun pendapat Triana Jamilatus Syarifah dkk , kemampuan
komunikasi matematika tertulis adalah kemampuan mengekspresikan dan
menyatakan ide-ide matematika menggunkan bahasa matematika secara
tertulis sebagai representasi dari suatu ide atau gagasan dalam

54
Rodliyatul Wulan Fitriana, Isnarto, Ardhi Prabowo,” The analysis of student’s
mathematical communication ability viewed from learning styles through project based
learning models on cylinder and cone materials”, UJME ,7 (3) 2018: 156
55
Surya A.Pramuditya,Wahyudin & Elah Nurlaelah,”Kemampuan Komunikasi
Digital Matematika”, (Bandung : CV.Media Sains Indonesia, Mei 2021),Hlm. 4

55
menyelesaikan masalah.56sedangkan menurut Aryanti berpendapat bahwa
kemampuan komunikasi matematika sangat penting untuk siswa sebagai
sarana untuk menjelaskan dan mengekspresikan ide-ide matematika yang
dimilikinya, dan menunjukkan bahwa matematika dapat digunakan
sebagai sarana komunikasi yang kuat dalam proses pembelajaran
matematika melalui pemberian kesempatan bagi peserta didik untuk
mengungkapkan ide/gagasan secara optimal melalui tulisan sehingga
kemampuan komunikasi matematika siswa meningkat menjadi suatu hal
yang harus dilakukan oleh seorang guru 57. Dan juga mengatakan bahwa
kemampuan siswa dalam melakukan komunikasi matematika akan sangat
tergantung kepada penguasaan konsep-konsep matematika dan
penguasaan pengetahuan procedural yang dimilikinya. 58
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe think talk write terhadap kemampuan
komunikasi matematika tertulis siswa dimana hasil penelitian ini selaras
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul Himah dkk
menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think talk write
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika tertulis
siswa,dimana dengan menggunakan model pembelajaran TTW siswa
dapat menemukan sendiri gambar,gagasan serta konse-konsep
pembelajaran melalui pengalaman langsung dengan cara
59
berpikir,berdiskusi kelompok dan menulis. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh yang mengatakan bahwa proses pembelajaran kooperatif
tipe think talk write dapat memberikan pengetahuan serta kesempatan
kepada siswa untuk memulai belajar secara aktif,komunikatif,berpikir
kritis serta dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi

56
Triana Jamilatus Syarifah Dkk,” Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis
Tertulis Ditinjau Dari Gaya Belajar Pada Siswa Kelas XI Mipa 1 SMA Batik 1 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016”, Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika (JPMM)
Solusi Vol.I No.2( Maret 2017), Hlm.6
57
Aryanti,”Inovasi Pembelajaran Matematika Di SD (Problem Based Learning
Berbasis Scaffolding,Pemodelan Dan Komunikasi Matematis)”, Cetakan Pertama
(Yokyakarta: CV. Budi Utama,Juni 2020),Hlm. 59
58
Aryanti,”Inovasi Pembelajaran Matematika…..,Hlm. 56
59
Nurul Hikmah Dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”. Prosiding Seminar Nasional
Sains, 1 (1). 2020: 653-658.

56
matematika tertulis siswa.60 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa terhadap apa yang telah dijelaskan atau
diajarkan.
Keterbatasan dalam penelitian ini terbatas pada materi bangun
ruang sisi datar dan juga pengukuran kemampuan komunikasi matematika
tertulis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TTW (Think Talk Write). Bagusnya penelitian ini kita bisa dalami dengan
mengkombinasikan dengan materi-materi lainnya dan juga mengukur
kemampuan-kemampuan matematika pada aspek lainnya seperti
kemampuan pemecahan masalah,kemampuan berpikir kritis, dll. Selain itu
mengkombinasikan model-model pembelajaran kooperatif yang lain
sehingga perlu penelitian lebih lanjut.

60
Ardianti Amir,” Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (Ttw) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII
Smp Negeri 2 Binamu Kabupaten Jeneponto”,(Skripsi : FTK UMM, Makasar 2020)

57
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data diperoleh


bahawa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
think talk write (TTW) terhadap kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa kelas VIII SMP darul hikmah mataram
tahun pelajaran 2022/2023 yang bisa dilihat dari nilai signifikansi
(2-tailed) sebesar 0,000< 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima atau dengan membandingkan |t hitung | >ttabel dengam df=(n-
1) yaitu 12,836 > 2,093. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe think talk write
(TTW) terhadap kemampuan komunikasi matematika tertulis siswa
SMP Darul Hikmah Mataram tahun ajaran 2022/2023.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti ingin mengajukan
beberapa saran yang dapat diberikan kepada semua pihak yang
terkait dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah:
1) Bagi guru, khususnya guru matematika hendaknya
memperhatikan dan merancang dengan sebaik-baiknya metode
pembelajajaran untuk kemudian diterapkan dalam
pembelajaran matematika supaya tercipta suasana belajar yang
lebih efektif dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika tertulis siswa pada materi yang diajarkan.
2) Bagi siswa/siswi SMP Darul Himah Mataram, supaya lebih
giat dan lebih bersemangat lagi dalam mengikuti proses
pembelajaran disekolah khususnya pada pelajaran matematika
agar mampu memahami komunikasi matematika tertulis siswa
dalam berbagai materi yang diajarakan oleh guru.
3) Bagi pihak sekolah diharapkan dengan adanya penelitian ini
dapat dijadikan masukan bagi pihak sekolah sebagai salah satu
alternative dalam meningkatkan mutu sekolah.

58
4) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai
tolak ukur atau perbandingan untuk penelitiannya yang
berhubungan dengan model kooperatif tipe think talk write
(TTW) dalam hal meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan

59
DAFTAR PUSTAKA
Al Furqon Hadi, Observasi,Wawancara, Mataram, 21 April 2022.
Alfathny. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Melalui Strategi Think Talk
Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas
VIII Smp Negeri 2 Pangkalan Kuras Pelalawan”. Skripsi, FTK UIN
Syarif Kasim Riau Pekanbaru, Pekanbaru 2012.
Ardianti Amir. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (Ttw) Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Kelas VII Smp Negeri 2 Binamu Kabupaten
Jeneponto. (Skripsi : FTK UMM, Makasar 2020)
Aryanti. Inovasi Pembelajaran Matematika Di SD (Problem Based
Learning Berbasis Scaffolding,Pemodelan Dan Komunikasi
Matematis). Cetakan Pertama (Yokyakarta: CV. Budi Utama,Juni
2020).
Asis, Abdul. "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write Terhadap Komunikasi Matematika
Siswa." Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan
Matematika 4, no. 2, 2021
Asmana, A. T Dan Rohim ,Abdur. “ Profil Komunikasi Matematika
Tertulis Siswa MA Dalam Pemecahan Masalah Berdasarkan Jenis
Kelamin Dan Kemampuan Matematika”. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika. Vol. 4. No. 2. 2020.
Bahari, Fajar. “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Talk
write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Smp/Mts”. Skripsi, FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh ,
2018
Baroody A.J, Problem Solving And Comunicating, New York : Macmillan
Publishing, 1993.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi,Ekonomi,
Dan Kebijakan Publik, Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2011.
Depdiknas, “Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 22 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah”, Jakarta : Departemen Pendidikan nasional, 2016.

60
Erni Budiyanti, “Penerapan Metode MMP dan NHT Terhadap Hasil
Belajar Matematika Pada Materi Trigonometri”, Jurnal Ilmiah
Matematika dan Pendidikan 9, No. 1 , 2019.
Fitriyani, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas IV SD Inpres Bontomanai Kota Makassar, Skripsi,
FKIP UMM, Makasar, 2020.
Fred L.Benu dan Agus S.Benu, metodologi penelitian kuantitatif ekonomi,
sosiologi, komunikasi, administrasi dan pertanian, Jakarta :
Prenadamedia Group,2019.
Hamdayana, “Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter”,
Bogor : Ghalia Indonesia, 2014
Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Husna, Asmaul. ” Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk
Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas
VIII Smp Negeri Kecamatan Lembah Gumanti”. Pythagoras 5, No.
1 , April 2016.
Kuala, Kristina , Tatik Retno Dan Tri Candra. “ Kemampuan Komunikasi
Tertulis Pada Materi Lingkaran”. Jurnal Pendidkan Matematika,
Vol. 2, No. 1, (Juni 2019),Hlm. 2.
Lusia Ari Sumirat, “Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan
Disposisi Matematis Siswa”, Jurnal Pendidikan dan Keguruan 1,
No. 2 , 2014.
Malaya, Yolita, Nyoman Sridana,Hapipi,Sudi Prayitno. “Analisis
kemampuan komunikasi matematis tertulis dalam menyelesaikan
masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif siswa kelas VIII
SMP”. Griya Journal of Mathematics Education and Application 1.
No. 3 , Septembe 2021.
Maziyah, Aimmatul. “Enerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (TTW) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas IV Mi Darul
Muta’allimin Tawangsari Sidoarjo”. Skripsi, FTK UIN Sunan
Ampel Surabaya, Surabaya 2019

61
Muclis Ansori dan Sri Iswati, Buku Ajar Metodologi Penelitian
Kuantitatif, (Surabaya : Airlangga University Press, 2009).
Musfiqon. Pengembangan Media DAn Sumber Pembelajaran/Hm.
Musfiqan Jakarta: PT, Prestasi Pustakaraya, 2012
https://onesearch.id/Record/IOS4100.slims-15903
National Council Of Teachers Of Mathematics (NCTM),”Assesment
Standar For School Mathematics. USA: The National Council Of
Teachers Of Matematics,Inc, 1989.
Nur Ayu Wahidiyah, “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Talk Write (TTW) dan Think Pair Share (TPS) Ditinjau dari
Kemampuan Komunikasi Matematis”, Matematika dan Pendidikan
Matematika 1, No. 6, November 2019.
Nur, R., Sholah, “Modifikasi Model Pembelajaran Think Talk Write (Ttw)
Dengan Strategi Pembelajaran Tugas dan Paksa”, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan KALUNI, Vol. 2, No.1, Januari 2019.
Nurdin Arsyad, Asdar dan Muthmainnah K.” Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Think Talk Write
Terhadap Kemampuan Penalaran, Dan Komunikasi Matematika,
Serta Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di
SMPN 1 Sinjai Utara”, Mathematics Education, Vol. 2, No. 1 ,
Mater 2018.
Nurmila, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk
Write (TTW) Berbantu Media Kartu Terhadap Hasil Belajar Siswa
Padamateri Tata Nama Senyawa Di Sman 2 Abdya”, Skripsi, FTK
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh , 2017.
Nurul Hikmah, “Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa”, Prosiding
Seminar Nasional Sains 1, No. 1 , 2020.
Nurul Hikmah, Peny Puji Astute, Seruni. Pengaruh Model Pembelajaran
Think Talk Write (TTW) Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa. Prosiding Seminar Nasional Sains, 1 (1). 2020..
Prayitno Sudi, Suwarsono, Tatag Yuli Eko Siswono, “Identifikasi
indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
menyelesaikan soal matematika berjenjang pada tiap-tiap
jenjangnya”, Jurnal UNESA surabaya, Vol. 29, No. 5 (2013).

62
Putri , D. Fadillah dan Syarifuddin, Hendra. ” Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Thinktalk-Write (Ttw) Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VIII Smp
Negeri 3 Padang”. Edukasi dan Penelitian Matematika, Vol. 7 No. 4
, Desember 2018.
Putri,Nurmala Setianing, Dadang Juandi, Al Jupri. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis Siswa: Studi Meta-
Analisis. Jurnal Pendidikan Matematika, No. 01, Vol.06 (Maret
2022)
Rassia,V. “Peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui
penerapan Lasswell communication model pada siswa kelas VIII
SMPN 52 Bandung (Studi eksperimen pembelajaran matematika
siswa kelas VIII SMPN 52 Bandung)”, ( skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendiikan Universitas Pasundan, 2016)
http://repository.unpas.ac.id/13220/
Rodliyatul Wulan Fitriana, Isnarto, Ardhi Prabowo. The analysis of
student’s mathematical communication ability viewed from learning
styles through project based learning models on cylinder and cone
materials. UJME ,7 (3) 2018
Romberg,T.A, Chair, Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics. NCTM: Reston, Virginia. (1993).
Ross, S. Raymond,” persuasion: communication and interpersonal
relation”, (Englewood Cliffs,N.J:Prentice-Hall,1974)
Safitri, Hana. Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Think Talk
Write Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V MIN 2 Banda
Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018. (Skripsi, FTK UIN Raden
Intan Lampung, Lampung, 2818)
Satika, Arina.“Pengaruh Model Resource Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Smp Negeri 2 Stabat Tahun Pelajaran
2019/2020”. Skripsi,Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
Medan, 2019.
Shela Wahyuni,“Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Smp Pada Materi Geometri Di Tinjau Dari Perbedaan Gender”,
Skripsi, FKIP UKSW, Salatiga, 2017.

63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2018.
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian kuantitatif dan kualitatif
Bandung: Alfabeta, 2013.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara,
2003
Supangat,Andi. Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, Dan Non
Parametrik. Jakarta, Prenadamedia Group, 2007.
Surya A.Pramuditya,Wahyudin, Elah Nurlaelah. Kemampuan Komunikasi
Digital Matematika. (Bandung : CV.Media Sains Indonesia, Mei
2021).
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2017.
Triana Jamilatus Syarifah, Ponco Sujatmiko, Rubono Setiawan. Analisis
Kemampuan Komunikasi Matematis Tertulis Ditinjau Dari Gaya
Belajar Pada Siswa Kelas XI Mipa 1 SMA Batik 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Matematika Dan
Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2( Maret 2017).
Wahyu Hidayat, Novi Rahma Sari, Sopia Agustina, Elfia Sri Rahayu,
Rusli Cahya Saepudin, Winda Yunita,” Pengaruh Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa Smp Kelas VII Berdasarkan Gender”,
Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif 2, No. 1, Januari 2018.
Wahyudin Zarkasyi, Karunia Eka Lestari, Muhammad Ridwan
Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung : PT
Rafika Aditama, Cet-2, 2017).
Winmery Lasma Habeahan, Hetdy Sitio, Fitry Wahyuni, “Pengaruh
Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematik Dan Sikap Positif Siswa Terhadap Matematika”, Journal
of Didactic Mathematics 2, No. 1 , Medan 2021.
Yamin,Martinis, Bansu I. Ansari. “Taktik Mengembangkan Kemampuan
Individual Siswa”. Jakarta: GP Press Group, 2012.

64
LAMPIRAN

65
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Darul Hikmah Mataram

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/semester : VIII/ 2

Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar

Alokasi Waktu : 6x 45 Menit ( 3 Kali Pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak dilingkungan alam sekitar, bangsa, Negara, dan kawasan
regional.
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. KD (Kompetensi Dasar)
Kompentensi Dasar Indikator
3.9 membedakan dan 3.9.1 Menentukan luas permukaan kubus dan
menentukan luas permukaan volume kubus
dan volume bangun ruang sisi 3.9.2 Menentukan luas permukaan balok dan
datar (kubus,balok, dan volume balok
prisma). 3.9.3 Menentukan luas permukaan prisma dan
volume prisma
4.9 Menyelesaikan masalah yang 4.9.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
berkaitan dengan luas dengan luas permukaan bangun ruang sisi

66
permukaan dan volume datar (kubus,balok, dan prisma)
bangun ruang sisi datar 4.9.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan
(kubus,balok, dan prisma) dengan volume bangun ruang sisi datar
(kubus,balok, dan prisma)

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta didk dapat:
1. Peserta didik dapat menentukan luas permukaan dan volume kubus
2. Peserta didik dapat menentukan luas permukaan dan volume balok
3. Peserta didik dapat menentukan luas permukaan dan volume prisma
4. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas permukaan bangun ruang sisi datar (kubus, balok, dan prisma)
5. Peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, dan prisma)
D. Materi Pembelajaran
1. Bangun ruang sisi datar
E. Model Pembelajaran
Menguunakan model pembelajaran Think Talk Write
F. Media/alat, Bahan, Dan Sumber Belajar
Media : Spidol dan Papan Tulis

Sumber bahan ajar : Buku matematika SMP/MTS kelas 8 dan


internet

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan 5 Menit
mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa.
2. Guru meminta siswa melakukan do’a
sebelum belajar (meminta seorang
peserta didik untuk memimpin do’a)
3. Guru mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan

67
4. Guru memberikan motivasi kepada
siswa mengenai materi yang akan di
pelajarai dengan kehidupan sehari-hari
5. Guru memberikan informasi tentang
kompetensi, ruang lingkup materi,
tujuan,Langkah-langkah pembelajaran,
dan metode penilaian yang akan
dilaksanakan.
Kegiatan Inti 1. Tahap Presentasi kelas 70Menit
a. Pada awal pertemuan guru bertindak
sebagai guru terlebih dahulu, Guru
menyampaikan materi pembelajaran
tentang Kubus materi bangun ruang
sisi datar secara singkat sebagai bekal
pengetahuan siswa untuk belajar dan
melakukan diskusi.
b. Guru mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari, memberikan
contoh dan memberikan kesempatan
kepada siswa bertanya mengenai
materi yang belum dipahami sebelum
melakukan diskusi.
c. Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) secara individu.
2. Tahap Think (Berpikir)
a. Pada tahap ini Guru meminta siswa
secara individu membaca LKS yang
diberikan serta memikirkan cara dan
solusi dari permasalahan yang
terdapat pada LKS.
b. Setelah mendapatkan solusi dari LKS
tersebut, secara individu guru
meminta siswa menuliskan hasil
bacaannya di kertas kecil apa yang
diketahui dan apa yang tidak
diketahui sebagai hasil berfikir
perindividu mereka.
3. Tahap Talk (Berbicara)
a. Guru membagi siswa ke dalam 4

68
kelompok yang dimana setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
b. Setelah duduk sesuai kelompok, guru
meminta siswa berdiskusi mengenai
gambaran solusi dan permasalahan
dalam LKS sebelumnya. Dengan
menggabungkan hasil bacaanya serta
ide yang di dapat pada tahap Think
dengan teman kelompoknya. Hal
tersebut dilakukan agar dipeoleh
penyelesaian permasalahan dalam
LKS sesuai dengan kesepakatan
bersama dalam kelompok.
4. Tahap Write (Menulis)
a. Guru meminta siswa menulis hasil
penyelesaiannya dari diskusi yang
telah dilakukan bersama anggota
kelompok, pada Write siswa sudah
yakin dan mengoreksi berulang kali
hasil yang telah di diskusikan
sebelum di komunikasikan.
b. Setelah semua selesai, guru
menunjuk salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil
permasalahan yang ada di dalam LKS
mengenai materi kubus ( mencari
luas permukaan dan volume kubus)
dan kelompok lain diminta untuk
mendengarkan dan memberikan
tanggapan atas presentasi tersebut.
Penutup 1. Guru dan siswa sama-sama 5 Menit
menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengenai hal yang belum
dipahami oleh siswa.
3. Guru memberikan informasi mengenai
materi selanjutnya tentang balok
4. Guru mengucapkan salam

69
Pertemuan Dua
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan 5 Menit
mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa.
2. Guru meminta Peserta didik
melakukan do’a sebelum belajar
(meminta seorang peserta didik untuk
memimpin do’a)
3. Guru mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan.
Kegiatan Inti 1. Tahap Presentasi kelas 70 Menit
a. Pada awal pertemuan guru bentindak
sebagai guru terlebih dahulu, Guru
menyampaikan materi pembelajaran
tentang balok, serta cara menetukan
luas prmukaan dan volume balok
secara singkat sebagai bekal
pengetahuan siswa untuk belajar dan
melakukan diskusi.
b. Guru mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari, dan
memberikan kesempatan kepada
siswa bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
c. Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) secara individu.
2. Tahap Think (Berpikir)
a. Pada tahap ini, guru meminta siswa
secara individu membaca LKS yang
diberikan serta memikirkan cara dan
solusi dari permasalahan yang
terdapat pada LKS.
b. Setelah mendapatkan solusi dari LKS
tersebut, guru meminta siswa secara
individu siswa menuliskan hasil

70
bacaannya di kertas kecil apa yang
diketahui dan apa yang tidak
diketahui sebagai hasil berfikir
perindividu mereka.
3. Tahap Talk (Berbicara)
a. Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok yang dimana setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
b. Setelah duduk sesuai kelompok, guru
meminta siswa berdiskusi mengenai
gambaran solusi dan permasalahan
dalam LKS sebelumnya. Dengan
menggabungkan hasil bacaanya serta
ide yang di dapat pada tahap Think
dengan teman kelompoknya. Hal
tersebut dilakukan agar dipeoleh
penyelesaian permasalahan dalam
LKS sesuai dengan kesepakatan
bersama dalam kelompok.
4. Tahap Write (Menulis)
a. Guru memberikan arahan kepada
siswa untuk menulis hasil
penyelesaiannya dari diskusi yang
telah dilakukan bersama anggota
kelompok, pada Write siswa sudah
yakin dan mengoreksi berulang kali
hasil yang telah di diskusikan
sebelum di komunikasikan.
b. Setelah semua selesai, kegiatan akhir
guru meminta salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
permasalahan yang ada di dalam
LKS. Mengenai Balok ( mencari luas
permukaan dan volume balok), dan
kelompok lain diminta untuk
mendengarkan dan memberikan
tanggapan atas presentasi tersebut.
Penutup 1. Guru dan siswa sama-sama 5 Menit
menyimpulkan materi pembelajaran.

71
2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengenai hal yang belum
dipahami oleh siswa
3. Guru memberikan informasi mengenai
materi selanjutnya tentang bangun
bangun sis datar prisma.
4. Guru mengucapkan salam

Pertemuan ke Tiga

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi


waktu
Pendahuluan 1. Guru melakukan pembukaan dengan 5 Menit
mengucapkan salam dan menanyakan
kabar siswa.Peserta didik melakukan
do’a sebelum belajar (meminta seorang
peserta didik untuk memimpin do’a)
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan
meminta siswa untuk mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang
diperlukan.
Kegiatan Inti 1. Tahap Presentasi kelas 70 Menit
a. Pada awal pertemuan guru bentindak
sebagai guru terlebih dahulu, Guru
menyampaikan materi pembelajaran
tentang bangun datar prisma , secara
singkat sebagai bekal pengetahuan
siswa untuk belajar dan melakukan
diskusi.
b. Guru mengkaitkan materi dengan
kehidupan sehari-hari, dan
memberikan kesempatan kepada siswa
bertanya mengenai materi yang belum
dipahami.
c. Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
2. Tahap Think (Berpikir)
a. Pada tahap ini guru meminta siswa

72
secara individu membaca LKS yang
diberikan serta memikirkan cara dan
solusi dari permasalahan yang
terdapat pada LKS.
b. Setelah mendapatkan solusi dari LKS
tersebut, guru meminta siswa secara
individu untuk menuliskan hasil
bacaannya di kertas kecil apa yang
diketahui dan apa yang tidak
diketahui sebagai hasil berfikir
perindividu mereka.
3. Tahap Talk (Berbicara)
a. Guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok yang dimana setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
b. Setelah duduk sesuai kelompok,
guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan
diskusi mengenai gambaran solusi
dan permasalahan dalam LKS
sebelumnya. Dengan
menggabungkan hasil bacaanya
serta ide yang di dapat pada tahap
Think dengan teman kelompoknya.
Hal tersebut dilakukan agar
dipeoleh penyelesaian
permasalahan dalam LKS sesuai
dengan kesepakatan bersama dalam
kelompok.
4. Tahap Write (Menulis)
a. Pada tahap ini guru meminta siswa
menulis hasil penyelesaiannya dari
diskusi yang telah dilakukan
bersama anggota kelompok, pada
Write siswa sudah yakin dan
mengoreksi berulang kali hasil yang
telah di diskusikan sebelum di
komunikasikan.
b. Setelah semua selesai, kegiatan

73
akhir adalah mempresentasikan
hasil permasalahan yanga ada di
dalam LKS. Disini dipilih salah satu
kelompok untuk mempresentasikan
hasil dari permasalahan yang ada
dalam LKS mengenai bangun datar
prisma, dan kelompok lain diminta
untuk mendengarkan dan
memberikan tanggapan atas
presentasi tersebut.
Penutup 1. Guru dan siswa sama-sama 5 Menit
menyimpulkan materi pembelajaran.
2. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa mengenai hal yang belum
dipahami oleh siswa
3. Guru memberikan informasi mengenai
evaluasi mata peljaran dari materi
pertama sampai akhir.
4. Guru mengucapkan salam.

H. Penilaian
1. Teknik penilain : Tes Tertulis
Bentuk instrument : Tes Uraian
2. Prosedur Penilaian
No Aspek yang dinilai Teknik Waktu penilaian
penilaian
1 Sikap Pengamatan Selama
a. Telibat aktif dalam pembelajaran pembelajaran
berlangsung dengan prosedur
b. Bekerja sama dalam kegiatan TTW
kelompok
c. Bersikap tenang dalam kegiatan
pembelajaran
d. Bersungguh-sungguh dalam
bekerja
2 Pengetahuan Penyelesaian
Menjelaskan cara menyelesaikan soal kelompok
matematika secara tepat, sistematis dan

74
kreatif .
3 Keterampilan Menyelesaikan
Terampil dalam menerapkan konsep tugas individu
dalam menyeleaikan soal. atau kelompok

Peneliti

Andriani
180103063

75
Lampiran 2

Petunjuk Pembelajaran :

1. Berdo’a sebelum mengerjakan soal


2. Bacalah soal dengan teliti dan terurut
3. Diskusikan dengan teman sekelompok mu agar mendapat penyelesaiannya
4. Setiap siswa dalam kelompok harus aktif
5. Jangan lupa mengucapkan Allhamulillah apabila telah selesai mengerjakan
soal

Soal

1. Sebuah kubus mempunyai sisi 12 cm. hitunglah luas permukaan


kubus tersebut?
2. Hitunglah volume kubus, jika memiliki sisi 30 cm!

76
Lampiran 3

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS 3)


Petunjuk
PetunjukPembelajaran
Pembelajaran: :
1.1.Berdo’a
Berdo’asebelum
sebelummengerjakan
mengerjakansoal soal
2.2.Bacalah soal dengan teliti dan terurut
Bacalah soal dengan teliti dan terurut
3.3.Diskusikan
Diskusikandengan temanteman
dengan sekelompok mu agar mu
sekelompok mendapat
agar penyelesaiannya
mendapat
4. Setiap siswa dalam
penyelesaiannya kelompok harus aktif
5.4.Jangan
Setiaplupa
siswamengucapkan
dalam kelompokAllhamulillah
harus aktifapabila telah selesai mengerjakan
5.soal
Jangan lupa mengucapkan Allhamulillah apabila telah selesai
mengerjakan soal

Soal
Soal

Penyeleaian
1. Sebuah balok memiliki Panjang, lebar dan tinggi berturut-turut
12cm, 10 cm, dan 8 cm. hitunglah luas dari permukaan balok d
Bagaimanapuntersebut?
harus bisa dicapai oke !!!

Apapun itu

Lampiran 6

Kisi Kisi Soal Pre-Test Dan Post-Test

Kemampuan Komunikasi Matematika Tertulis

2. Sebuah balok memiliki memiliki Panjang 14 cm, lebar 10 cm,


dan tinggi 8 cm. berapakah volume balok tersebut?

77
Lampiran 4

Petunjuk Pembelajaran :

1. Berdo’a sebelum mengerjakan soal


2. Bacalah soal dengan teliti dan terurut
3. Diskusikan dengan teman sekelompok mu agar mendapat penyelesaiannya
4. Setiap siswa dalam kelompok harus aktif
5. Jangan lupa mengucapkan Allhamulillah apabila telah selesai mengerjakan
soal

Soal

1. Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga dengan


panjang sisi-sisinya 10 cm, 11cm, dan 12 cm. apabila
tinggi prisma 16 cm, berapakah volume prisma dan luas
permukaan prisma?

78
LAMPIRAN 5

KISI SOAL PRE TEST DAN POST TEST

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS

No Indikator Materi Butir soal


1 Menentukan luas permukaan Bangun ruang sisi 1
kubus datar
2 Menentukan volume kubus Bangun ruang sisi 2
datar
3 Menentukan luas permukaan Bangun ruang sisi 3
balok datar
4 Menentukan volume balok Bangun ruang sisi 4
datar
5 Menentukan luas permukaan Bangun ruang sisi 5
prisma dan volume bangun datar
ruang prisma

79
LAMPIRAN 6

SOAL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS

(PRE TEST)

Sekolah : SMP Darul Hikmah Mataram

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Genap

Waktu : 60 Menit

Petunjuk pengerjaan

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal


2. Tulis identitas dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia
3. Kerjakan semua soal dengan jujur pada lembar jawaban yang tersedia
4. Kerjakan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya

SOAL URAIAN

1. Sebuah kubus memiliki Panjang sisinya yaitu 15 cm. Hitunglah


luas permukaan dari kubus tersebut!
2. Sebuah Bak penampung air berbentuk kubus mempunyai Panjang
sisi 1,5 Meter. Berapa volume Bak penampungan tersebut?
3. Salsa akan memberikan bingkisan kepada Tori. Agar Nampak
menarik, bingkisan itu akan dibungkus dengan kertas kado
berbentuk balok. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup Salsa
perlu mengetahui berapa senimeter persegi luas permukaan
bingkisan itu, jika Panjang, lebar dan tinggi sebuah Bingkisan
berturut-turut 8 cm, 6 cm, dan 4 cm.
4. Sebuah balok memiliki Panjang,lebar,dan tinggi dengan berturut-
turut 12cm, 7 cm, dan 8 cm. Hitunglah volume balok tersebut!
5. Sebuah prisma tegak segitiga siku-siku memiliki panjang sisi-
sisinya 3 cm, 4 cm, dan 5 cm, memiliki tinggi prisma 8 cm.
Berapakah luas permukaan prisma dan volume prisma tersebut?

80
Lampiran 7

KUNCI JAWABAN PRE TEST

N Kunci Jawaban Sko


o r
1 Diketahui : 4

s = 15 cm 4

Ditanya : Tentukan luas permukaan (Lp)?

Penyelesaian

Luas permukaan kubus = 6 x sisi x sisi 4


= 6 x s2
= 6 x 15 cm x 15cm 4
= 1350 cm2

Jadi, luas permukaan kubus adalah 1350 cm2 4

2 Diketahui : 4

Panjang sisi (s) = 1,5 Meter

81
4
Ditanya : volume Bak penampung?
Penyelesaian
Volume Bak penampung kubus = sisi x sisi x sisi 4
= s3
= 1,5mx 1,5m x 1,5m 4
= 3,375 m3
Jadi, volume Bak penampung tersebut adalah 3,375 m3 4

3 Diketahui: 4

Panjang (p) : 8 cm
Lebar ( l) : 6 cm
4
Tinggi (t) : 4 cm
Ditanya:
Berapa luas permukaan balok tersebut (Lp)?
penyelesaian
L alas = L atap = p x l = 8 cmx 6cm
= 48 cm2
L Sisi depan =L sisi belakang = p x t = 8cm x 4cm
= 32 cm2
L sisi kanan = L sisi kiri = l x t = 6cm x 4cm
= 24 cm2

Sehingga ,
Luas permukaan balok = 2 x (pl + pl + lt )
4
Lp = 2 x (48 cm2+ 32cm2 + 24cm2)
Lp = 2 x 104 cm2
4
Lp = 208 cm2

Jadi, luas permukaan balok adalah 208 cm2


4

82
4 Diketahui:

Panjang (p) : 12cm


Lebar ( l) : 7 cm 4
Tinggi (t) : 8 cm
Ditanya:
Berapa volume balok tersebut (Lp)?
Penyelesaian

Rumus volume balok =pxlxt


V = 12 cm x7 cm x 8 cm 4
V = 672 cm3
4
3
Jadi, volume balok tersebut adalah 672 cm
4
5 Diketahui

Panjang sisinya : 3 cm, 4 cm, 5 cm


4
Tinggi (t) : 8 cm
Ditanya: luas permukaan dan volume prisma tersebut ?

Penyelesaian

83
Luas alas = (2 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 )
= (2 )
= 6 cm2
Keliling alas = 3+4+5= 12 cm

Sehingga,
Lp = 2 x luas alas + keliling x tinggi
Lp = 2 x 6 cm2 +12 cm x 8 cm 4
Lp = 12 cm2 +96 cm2
Lp = 108 cm2

V = luas alas x tinggi 4


Lp = 6 cm2 x8 cm
Lp = 48 cm3

Jadi, luas permukaan dan volume tegak segitiga siku-siku


adalah 108 cm2 dan 48 cm3 4
Total 100

Nilai Akhir= . 100

84
LAMPIRAN 8

SOAL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS

(POST TEST)

Sekolah : SMP Darul Hikmah Mataram

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Genap

Waktu : 80 Menit

Petunjuk pengerjaan

1. Berdo’alah sebelum mengerjakan soal


2. Tulis identitas dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia
3. Kerjakan semua soal dengan jujur pada lembar jawaban yang tersedia
4. Kerjakan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya

SOAL URAIAN

1. Sebuah kubus memiliki Panjang sisinya yaitu 20 cm. Hitunglah


luas permukaan dari kubus tersebut!
2. Sebuah Bak penampung air berbentuk kubus mempunyai Panjang
sisi 100cm. Berapa volume Bak penampungan tersebut
3. Siska akan memberikan bingkisan kepada Una. Agar nampak
menarik,bingkisan itu akan dibungkus dengan kertas kado
berbentuk balok. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup ,siska
perlu mengetahui berapa senimeter persegi luas permukaan
bingkisan itu, jika Panjang, lebar dan tinggi berturut-turut 10 cm, 8
cm, dan 6 cm.
4. Sebuah balok memiliki Panjang,lebar,dan tinggi dengan berturut-
turut 18 cm, 12 cm, dan 16 cm. Hitunglah volume balok tersebut!
5. Sebuah prisma tegak segitiga siku-siku memiliki panjang sisi-
sisinya 2 cm, 3 cm, dan 4 cm, memiliki tinggi prisma 12 cm.
Berapakah luas permukaan dan volume prisma tersebut?
6.

85
Lampiran 9

KUNCI JAWABAN POST TEST

N Kunci Jawaban Sko


o r
1 Diketahui : 4

s = 20 cm 4

Ditanya : Tentukan luas permukaan (Lp)?


Penyelesaian

Luas permukaan kubus = 6 x sisi x sisi 4


= 6 x s2
= 6 x 20 cm x20 cm 4
= 2.400 cm2
4
2
Jadi, luas permukaan kubus adalah 2.400 cm
2 Diketahui : 4

Panjang sisi (s) = 100cm 4

Ditanya : volume Bak penampung

86
Penyelesaian
Volume Bak penampung kubus = sisi x sisi x sisi 4
= s3
= 100cmx 100cm x 100
cm 4
= 1.000.000 cm3
4
3
Jadi, volume Bak penampung tersebut adalah 1.000.000 cm

3 Diketahui: 4

Panjang (p) : 10cm


Lebar ( l) : 8 cm
Tinggi (t) : 6 cm 4
Ditanya:
Berapa luas permukaan balok tersebut (Lp)

penyelesaian

L alas = L atap = p x l = 10 cmx 8cm


= 80 cm2
L Sisi depan =L sisi belakang = p x t = 10cm x 6cm
= 60 cm2
L sisi kanan = L sisi kiri = l x t = 8 cmx 6cm
= 48 cm2

Sehingga ,
Luas permukaan balok = 2 x (pl + pl + lt )
= 2 x (80 cm2+ 60 cm2 + 4
48cm2)

87
= 2 x 188 cm2 4
= 376 cm2
4
2
Jadi, luas permukaan balok adalah 376 cm
4 Diketahui:

Panjang (p) : 18 cm
Lebar ( l) : 12 cm
Tinggi (t) : 16 cm
Ditanya: 4
Berapa volume balok tersebut (Lp)?
Penyelesaian
Rumus volume balok =pxlxt 4
V = 18 cm x 12 cm x 16 cm
V = 3.456 cm3 4

Jadi, volume balok tersebut adalah 3.456 cm 3 4


5 Diketahui : 4

Panjang sisnya : 2 cm, 3 cm, 4 cm


t : 12 cm
Ditanya :
4

88
luas permukaan dan volume prisma tegak segita sikiu-siku
tersebut?

Penyelesaian
luas alas =
( )
=
( )
= 3 cm2
keliling alas = 2+3+4 = 9 cm
Sehingga,
Lp = 2 x luas alas + keliling x tinggi
= 2 x 3 cm2 + 9 cm x 12 cm
= 6 cm2 + 108 cm2 4
= 114 cm2
Volume prisma = Luas alas x tinggi
= 3 cm2x 12 cm 4
= 36 cm3

Jadi, luas permukaan prisma tegak segitiga siku-siku adalah 114 4


cm2 dan 36 cm3
Total 100

Nilai Akhir= . 100

89
LAMPIRAN 10

RUBRIK PENSEKORAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI


TERTULIS

No Indikator Keterangan Skor


1 Tidak ada jawaban 0
Dapat menyatakan situasi masalah 1
pada permasalahan matematika
dengan menggunakan gambar tetapi
tidak benar dan salah
Dapat menyatakan situasi masalah 2
pada permasalahan matematika
Menggambar situasi dengan menggunakan gambar tetapi
masalah dan masih salah
menyatakan solusi Dapat menyatakan situasi masalah 3
masalah pada permasalahan matematika
menggunakan dengan menggunakan gambar dengan
gambar, bagan, dan benar tetapi tidak lengkap
tabel Dapat menyatakan situasi masalah 4
pada permasalahan matematika
dengan menggunakan gambar dengan
benar dan lengkap
2 Tidak ada jawaban 0
Dapat membuat situasi masalah 1
matematika dengan menulis apa yang
diketahui dan yang ditanyakan pada
permasalahan matematika tetapi tidak
lengkap dan salah
Membuat situasi Dapat membuat situasi masalah 2
matematika dengan matematika dengan menulis apa yang
menyediakan ide dan diketahui dan yang ditanyakan pada
keterangan dalam permasalahan matematika dengan
bentuk tulisan lengkap tapi masih salah
Dapat membuat situasi masalah 3
matematika dengan menulis apa yang
diketahui dan yang ditanyakan pada
permasalahan matematika dengan

90
benar tetapi tidak lengkap
Dapat membuat situasi masalah 4
matematika dengan menulis apa yang
diketahui dan yang ditanyakan pada
permasalahan matematika dengan
benar dan lengkap
3 Tidak ada jawaban 0
Dapat Menggunakan representasi 1
menyeluruh untuk menyatakan kosep
matematika dan solusinya tetapi tidak
lengkap dan tidak benar
Menggunakan Dapat Menggunakan representasi 2
representasi menyeluruh untuk menyatakan kosep
menyeluruh untuk matematika dan solusinya dengan
menyatakan kosep lengkap tapi masih salah
matematika dan Dapat Menggunakan representasi 3
solusinya menyeluruh untuk menyatakan kosep
matematika dan solusinya dengan
benar tetapi tidak lengkap
Dapat Menggunakan representasi 4
menyeluruh untuk menyatakan kosep
matematika dan solusinya dengan
lengkap dan benar
4 Tidak ada jawaban 0
Dapat Menggunakan bahasa 1
matematika dan symbol matematika
Menggunakan Tetapi tidak lengkap dan salah
bahasa matematika Dapat Menggunakan bahasa 2
dan symbol matematika dan symbol matematika
matematika dengan benar tapi masah salah
Dapat Menggunakan bahasa 3
matematika dan symbol matematika
dengan benar tapi tidak lengkap
Dapat Menggunakan bahasa 4
matematika dan symbol matematika

91
dengan benar dan lengkap
5 Tidak ada jawaban 0
Dapat Menyatakan hasil dalam bentuk 1
tulisan tetapi tidak lengkap dan tidak
benar
Dapat Menyatakan hasil dalam bentuk 2
tulisan dengan lengkap dan masih
Menyatakan hasil salah
dalam bentuk tulisan Dapat Menyatakan hasil dalam bentuk 3
tulisan dengan benar tetapi tidak
lengkap
Dapat Menyatakan hasil dalam bentuk 4
tulisan dengan benar dan lengkap

92
LAMPIRAN 11
Data Hasil Pre-Test Siswa SMP Darul Hikmah Mataram Sebelum
Diberikan Perlakuan Menggunakan Medel Pembelajaran Think Talk
Write (TTW).

No Nama Siswa Skor Per-Item Soal Pre-Test Skor


1 2 3 4 5 Total
1 M. Zaelani Arsad 13 10 0 11 7 41
2 Latifa Zahrani 11 13 14 3 13 54
3 Siti Maesarah 8 10 10 11 0 39
4 Dinda Amelia Putri 11 12 9 9 13 54
5 Aulia Azmunati Kirani 8 11 0 11 0 30
6 Istiani 13 14 11 12 4 54
7 Sifa’ulwalidaen 10 7 8 11 4 40
8 Novan Al Haedry 11 15 10 14 6 56
9 Akram Manar 12 9 9 10 0 40
10 Faujiah Julaika Hanum 8 11 0 11 0 30
11 Rasyid Aldiansyah 11 9 16 11 10 57
12 Assola Farrosa 12 9 8 16 10 55
13 Suflanul Firdaus 16 12 9 15 10 62
14 Kholi Satul Ismiana 10 7 10 8 4 39
15 Ginatul Ilmi 11 13 0 9 0 33
16 Muhammad Hidayatul 13 9 5 9 4 40
Akbar
17 Danan Dwi Kusuma 13 10 7 0 0 30
18 Alan Soleh 15 12 9 12 9 57
19 Siti Aisyah 14 18 16 15 10 73
20 Adila Oktaviani 13 14 11 12 4 54
JUMLAH 938

93
LAMPIRAN 12
Data Hasil Posttest Siswa SMP Darul Hikmah Mataram Setelah
Diberikan Perlakuan Menggunakan Medel Pembelajaran Think Talk
Write (TTW).

No Nama Siswa Soal Skor


1 2 3 4 5 Total
1 M. Zaelani Arsad 17 15 14 13 12 71
2 Latifa Zahrani 13 11 13 19 17 73
3 Siti Maesarah 16 13 12 14 12 67
4 Dinda Amelia Putri 14 14 15 14 17 74
5 Aulia Azmunati Kirani 15 12 11 16 15 69
6 Istian 19 20 18 19 18 94
7 Sifa’ulwalidaen 13 10 13 12 12 60
8 Novan Al Haedry 16 17 14 12 13 72
9 Akram Manar 19 14 13 18 12 76
10 Faujiah Julaika Hanum 17 15 4 13 9 58
11 Rasyid Aldiansyah 20 15 18 19 10 82
12 Assola Farrosa 18 16 15 13 17 79
13 Suflanul Firdaus 20 18 17 15 16 86
14 Kholi Satul Ismiana 19 18 8 10 7 62
15 Ginatul Ilmi 19 17 9 13 16 74
16 Muhammad Hidayatul 17 19 12 18 14 80
Akbar
17 Danan Dwi Kusuma 15 14 12 11 5 57
18 Alan Soleh 17 13 16 14 15 75
19 Siti Aisyah 20 17 18 19 16 90
20 Adila Oktaviani 18 14 9 13 9 63
JUMLAH 1462

94
LAMPIRAN 13

LEMBAR OBSEVASI UNTUK GURU

95
96
97
98
99
100
101
102
103
LAMPIRAN 14

LEMBAR OBSERVASI UNTUK SISWA

104
105
106
107
108
109
LAMPIRAN 15

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN DARI SMP DARUL


HIKMAH MATARAM

110
LAMPIRAN 16

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN DARI


BANGKESBANGPOL MATARAM

111
LAMPIRAN 17

SURAT PERNYATAAN PENELITIAN DARI KAMPUS

112
LAMPIRAN 18

LEMBAR VALIDASI SOAL PRE-TEST DAN POSTTEST DARI DOSEN


(VALIDATOR 1)

113
LAMPIRAN 19

LEMBAR VALIDASI SOAL PRE-TEST DAN POSTTEST DARI DOSEN


(VALIDATOR 2)

114
LAMPIRAN 20

TABEL UJI T

115
LAMPIRAN 20

DOKUMENTASI KEGIATAN

UJIAN PRE-TEST Pemberian materi secara singkat

Pembagian LKS Tahap think( menngerjakan lks secara mandiri)

Tahap diskusi dan menulis Tahap presentasi

116
Ujian Posttest

117
LAMPIRAN 22

DOKUMENTASI JAWABAN PRE-TEST SISWA

Nilai tertinggi pre-test

Nilai terendah pre-test

118
Nilai terendah pre-tes

119
LAMPIRAN 23

DOKUMENTASI JAWABAN POSTTEST SISWA

Nilai Tertinggi Posttet

120
Nilai Terendah Posttest

121
122
LAMPIRAN 24

SURAT KETERANGAN BEBAS PINJAM

123
LAMPIRAN 25
SERTIFIKAT PLAGIASI

124
LAMPIRAN 26

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Andriani
Tempat Tanggal : Terang, 19 Desember 1999
Lahir
Alamat Rumah : Terang, Desa Golo
Sepang,Kec.Boleng, Kab.
Manggarai Barat, NTT
Nama Ayah : Ihsan
Nama Ibu : Darmawati

B. Riwayat Pendidikan
1. SDI Cowang, 2012
2. SMP Negeri 1 Boleng, 2015
3. SMA Muhammadiyah, 2018

125

Anda mungkin juga menyukai