Anda di halaman 1dari 50

KERANGKA ACUAN

KESEHATAN

LINGKUNGAN

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
(KESLING)

A. PENDAHULUAN
Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, prefentif,
penyelidikan, pemantauan terhadap tempat umum, lingkungan pemukiman, lingkungan
kerja, angkutan umum, lingkungan lainnya terhadap substansi yaitu air, udara, tanah, limba
padat, cair, gas, kebisingan, pencahayaan, habitat vektor penyakit, radiasi, kecelakaan,
makanan, minuman dan bahan berbahaya.

B. LATAR BELAKANG
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan, pendokumentasian
secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa
komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak
ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terkendali dalam satu siklus waktu
tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, ambient (lingkungan), pemaparan dan
dampak pada manusia.

C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat sehingga terwujudkan masyarakat sehat
2023
Tujuan Khusus :
- Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum lingkungan pemukiman
dan lingkungan lainnya.
- Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, tanah dan udara
- Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
Evaluasi hasil laporan tahunan Kesling, Pengolahan data laporan tahunan

Identifikasi kebutuhan masyarakat, Program Kesehatan Lingkungan


umpan balik dari lintas program serta
• Mencatat data
lintas sektor/masyarakat
• Melakukan pengukuran
• Melakukan analisis
• Melakukan tindak lanjut
• Menyusun rencana usulan kegiatan
• Menyusun pelaksanaan kegiatan

Sosialisasi dan koordinasi dengan lintas Koordinasi Dinas Kesehatan kabupaten,


program Kepala Puskesmas, Petugas Lintas
Program dan staf terkait
• Membuat jadwal kegiatan
• Menentukan tempat sasaran
• Menyiapkan sarana dan
prasarana kegiatan
Koordinasi dengan lintas sektor Koordinasi dengan kecamatan, Kepala
desa, TPPKK, Kepala dinas instansi
terkait
Sosialisasi dan koordinasi kegiatan
Meminta saran untuk kegiatan
program

Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan di dalam
Gedung

Klinik Sanitasi • Konseling pasien berpenyakit


berbasis lingkungan
• Konseling klain
Pelaksanaan Kegiatan di Luar Gedung
1.
Penyehatan Air • Pemeriksaan sarana SAB dan SAM
• Pengambilan Sampel Air Minum
sumber PDAM setiap bulan
• Pengambilan Sampel Air Bersih
sumber SAB min setahun sekali
2.
Penyehatan perumahan dan • Inspeksi terhadap rumah masyarakat

sanitasi dasar • Pemeriksaan sarana sanitasi dasar


yang harus dimiliki masyarakat
3.
Pembinaan dan pengawasan • Mendatangi TTU dan TPM
terhadap Tempat-Tempat Umum • Wawancara
dan Tempat Pengolahan Makanan • Inspeksi Kesehatan Lingkungan
4.
Pemberdayaan Masyarakat melalui • Sosialisasi
program STBM
• koordinasi
• Pemicuan CLTS dalam
rangka perubahan perilaku
buruk masyarakat
• Kampanye Cuci Tangan
Pakai Sabun
• Pengolahan air minum dan
makanan di masyarakat
• Pengamanan sampah rumah tangga
• Pengamanan limbah rumah tangga
5.
Pengawasan Depot Air Minum • Inspeksi Depot Air Minum
• Pemeriksaan sampel air depot
air minum
6.
Penyehatan Makanan dan Minuman • Inspeksi terhadap makanan jajanan
di kantin-kantin sekolah
• Pengambilan sampel
makanan kemudian
diperiksakan ke laboratorium
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Penyehatan Air
Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana air bersih
(SAB) yang ada di wilayah kerja puskesmas.
2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar

3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum


Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana tempat-tempat
umum (TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas
4. Klinik Sanitasi
Pemberian konseling dan tindak lanjut terhadap klien guna menganalisa sebab
terjadinya penyakit serta upaya pencegahannya.
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan dan monitoring

6. Pengawasan Depot Air Minum (DAM)


Kegiatan yang bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap Depot Air Minum
(DAM) dan pemeriksaan sampel air DAM yang ada di wilayah kerja puskesmas
7. Penyehatan Makanan dan Minuman
Pembinaan tempat pengelolaan makanan (TPM) yang bersifat monitoring yang bersifat
inspeksi sanitasi yang ada di wilayah kerja puskesmas.

F. SASARAN
1. Penyehatan Air

Sasaran KK yang menggunakan Sarana Air Bersih


2. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
3. Pembinaan Tempat-Tempat Umum
Tempat-tempat umum yang memiliki potensi dampak besar terhadap kesehatan
masyarakat, missal : puskesmas, sekolah, pasar dan tempat Ibadah
4. Klinik Sanitasi
Penderita (pasien) yang menderita penyakit berbasis lingkungan
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
KK yang memiliki akses terhadap jamban dan KK yang mempunyai sarana CTPS (Cuci
Tangan Pakai Sabun)
6. Penyehatan Makanan dan Minuman
Tempat pengolahan makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas

G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan
Bulan
No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Penyehatan air X X X X X X X X X X X X
Minum PDAM
Penyehatan X
SAB

2 Penyehatan X X X X X X X X X X X X

Rumah dan
Sanitasi Dasar

3 Pembinaan X X X X X X
Tempat-
Tempat Umum
(TTU)

4 Pembinaan X X X X X X
Tempat
Pengolahan

Makanan
(TPM)
5 Klinik Sanitasi X X X X X X X X X X X X

6 Pemberdayaan X X X X
Masyarakat
dgn Program
STBM
7 Pengawasan X X X X
Depot Air

Minum
Pemeriksaan X
Sampel Air
DAM
8 Penyehatan X X X X
Makanan

Jajanan
Cat : untuk klinik sanitasi dilakukan setiap hari

H. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan disusun pelaporan tentang
hasil- hasil kegiatan meliputi :
KK dengan Rumah Sehat yang memenuhi syarat
TTU dan TPM yang memenuhi syarat
SAB dan SAM yang memenuhi syarat

I. CATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Laporan dilaksanakan melalui format bulanan, tribulanan yang dilaporkan ke dinas
kesehatan Kabupaten Sumedang setiap awal bulan untuk bulan sebelumnya
KERANGKA ACUAN

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP

TTU (TEMPAT-TEMPAT UMUM)

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
INSPEKSI TERHADAP TEMPAT – TEMPAT UMUM
(TTU)

A. PENDAHULUAN
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua orang)
dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik secara insidentil
maupun terus menerus. Jadi tempat – tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat – tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat – tempat umum merupakan tempat
kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan tetap yang
diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang dipergunakan
langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat
– tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi social, belajar maupun melakukan
aktivitas lainnya. Tempat – tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya. Kondisi
lingkungan tempat – tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko
penyebaran penyakit serta penularan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya
pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat – tempat umum
perlu dijaga sanitasinya.

B. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat – tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.

C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan keberadaan
tempat – tempat umum di wilayah kerja puskesmas maesaan sehingga tercipta
lingkungan dan masyarakat yang sehat
Tujuan Khusus :
- untuk mengetahui sanitasi SAB di TTU
- untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU
- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU

- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di TTU


- untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang
memenuhi syarat kesehatan TTU

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1 Evaluasi hasil laporan tahunan Kesehatan Pengolahan data laporantahunan
Lingkungan
program Kesehatan Lingkungan

Mencatat data

Melakukan pengukuran

Melakukan analisis

Melakukan tindak lanjut


Menyusun rencana usulan kegiatan
Menyusun pelaksanaan kegiatan

2 Pendataan TTU Kerjasama dengan lintas sektor


khususnyakaderuntukmelakukan
pendataan TTU

3 Penyusunan Jadwal Kegiatan Jadwalkegiatandisesuaikandengan


jadwal lapangan

4 Persiapan Menyiapkan sarana dan prasarana yang


akan dibawa saat kunjungan

5 Pelaksanaan Mendatangi Pengelola TTU


Wawancara
Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai
Format yang ada

Melakukan Pengukuran
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat – tempat umum
(TTU) yang ada di wilayah kerja puskesmas

F. SASARAN

- Tempat ibadah (masjid atau gereja)


- Sekolah
- Kolam renang
- Pasar
- Pemangkas rambut
- Salon
- Rumah bersalin
- Pertokoan
- Tempat Rekreasi
- Perkantoran
- Klinik pengobatan swasta

G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Bulan

No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Inspeksi X X X X
Kesehatan

Lingkungan
Terhadap
TTU

H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan disusun pelaporan tentang
hasil-hasil kegiatan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Laporan dilaksanakan melalui format bulanan, tribulanan yang dilaporkan ke dinas
kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan setiap awal bulan untuk bulan sebelumnya
KERANGKA ACUAN

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP TPM

(TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN)

UPTD PUSKESMAS M A E S A A N

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN
(TPM)

A. PENDAHULUAN
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang lengkap
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot, warung, adalah
pemantauan secara terus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas perkembangan
tindakan atau kegiatan atau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah
usaha tindak lanjut dari pemeriksaan.
Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta
menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan
petunjuk / saran perbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan
makanan, pemeriksaan berkala, member saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali,
memberi peringatan dan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.

B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang
letaknya cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa penjamah
makanan yang menunjukkan perilakuyang tidak sehatdalam menjamah makanan, missal
menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan mengolah makanan ketika sedang sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya rumah
makan , depot, warung yang melakukan pencucian peralatan makanan tanpa menggunakan
sabun, peralatan hanya dicelupkan ke sumber air pencucian yang sudah kotor, serta bahan
makanan belum jadi disimpan dalam ruangan yang tidak dilengkapi dengan pelindung dari
hama.
C. TUJUAN
Tujuan umum :

- Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM) dan


mampu menerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau pemeliharaan di ruangan
tempat pengelolaan makanan (TPM) agar terhindar dari resiko pencemaran.

Tujuan khusus:
- Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan
- Untuk mengetahui ruangan pengolahan
- Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
- Untuk mengetahui tempat sampah
- Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
- Untuk mengetahui tempat cuci tangan
- Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)

- Untuk mengetahui jamban

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1 Evaluasi hasil laporan tahunan KesehatanPengolahan data laporantahunan
Lingkungan program Kesehatan Lingkungan
Mencatat data
Melakukan pengukuran
Melakukan analisis


Melakukan tindak lanjut
Menyusun rencana usulan kegiatan

Menyusun pelaksanaan kegiatan

2 Pendataan TPM Kerjasama dengan lintas sektor


khususnyakaderuntukmelakukan
pendataan TPM

3 Penyusunan Jadwal Kegiatan Jadwalkegiatandisesuaikandengan


jadwal lapangan
4 Persiapan Menyiapkan sarana dan prasarana yang
akan dibawa saat kunjungan

5 Pelaksanaan Mendatangi Pengelola TPM


Wawancara
InspeksiKesehatanLingkungan

sesuai Format yang ada


Melakukan Pengukuran

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap sarana tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang ada di wilayah kerja puskesmas.
Pembinaan bagi para pengolah makanan dan pengelola depot air minum isi ulang.

F. SASARAN

- Rumah makan
- Restoran
- Jasa boga / catering
- Industri makanan
- Kantin
- Warung
- Makanan jajanan

G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan Bulan

No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Inspeksi X X X X
Kesehatan
Lingkungan
Terhadap
TTU
H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan disusun pelaporan tentang
hasil-hasil kegiatan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Laporan dilaksanakan melalui format bulanan, tribulanan yang dilaporkan ke dinas


kesehatan Kabupaten Sumedang setiap awal bulan untuk bulan sebelumnya
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG
(DAMIU)

UPT PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG
(DAMIU)

A. PENDAHULUAN
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa
air manusia tidak akan bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air juga
diperlukan oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia
air diperlukan untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk
diminum tanpa mengganggu kesehatan atau air yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum
dapat diminum.
Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk menjaga keseimbangan metabolism
dan fisiologi tubuh setiap waktu. Konsumsi air diperlukan karenasetiap saat tubuh bekerja
dan berproses. Disamping itu air juga digunakan untuk melarutkan dan mengolah makanan
agar dapat dicerna tubuh manusia dan kehidupan dari berjuta sel. Komponen terbanyak dari
sel adalah air. Apabila kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Begitu pula air merupakan bagian EKSKRETA CAIR (keringat, air seni, air
mata), uap pernapasan, dan cairan tubuh (darah, lymphe).

B. LATAR BELAKANG
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dialirkan
melalui saluran perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK), maupun depot air
minum (DAM). Selain itu air tanah dangkal dari sumur – sumur gali (SG) atau pompa serta
air hujan yang diolah oleh penduduk menjadi air minum setelah di masak terlebih dahulu.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai sangat besar,
sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur. Perlu dilakukan pengawasan,
pembinaan dan pengawasan kualitas air dari DAM agar selalu aman dan sehat untuk
dikonsumsi masyarakat.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :

- Terlindunginya masyarakat dari potensi penyakit akibat konsumsi air minum yang
berasal dari depot air minum (DAM). Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkianan resiko terkenan penyakit bawaan air.

Tujuan Khusus :
- Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum (DAM) di seluruh masyarakat
- Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan kabupaten / kota
sehingga dapat menjamin mutu air minum yang dijual
- Terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum (DAM) yang
melaksanakan kaidah hygiene sanitasi serta perlakuan hidup bersih dan sehat (PHBS)
dalam melayani masyarakat
- Teridentifikasinya masalah depot air minum (DAM) yang harus dibina oleh pemerintah

daerah baik di kabupaten / kota.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pembinaan dan pengawasan Depot Air Minum (DAM).

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Cara umum dalam melaksanakan kegiatan ini adalah di dalam gedung berupa
konseling, pertemuan pengelola depot air minum dan di luar gedung berupa pembinaan.
Kegiatan bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap depot air minum (DAM) dan

pemeriksaan sampel air depot air minum (DAM) yang ada di wilayah kerja puskesmas
cimanggung.

F. SASARAN
Seluruh Depot Air Minum (DAM) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Maesaan.
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Bulan

No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Pembinaan dan X X X X X X X X X X X X

Pengawasan
DAM

Pertemuan X
Pengelola
DAM
Pengambilan X X X X
Sampel Air
DAM

H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan disusun pelaporan tentang
hasil-hasil kegiatan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Laporan dilaksanakan melalui format bulanan, tribulanan yang dilaporkan ke dinas
kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan setiap awal bulan untuk bulan sebelumnya
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SARANA AIR BERSIH
(SAB)

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SARANA AIR
BERSIH (SAB)

A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, keamanan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai
program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembangkan baik oleh pemerintah,
swasta maupun masyarakat, salah satu diantaranya adalah program penyediaan air bersih.
Sesuai dengan penjelasan dalan undang – undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 yang
dimaksud dengan penyehatan air meliputi pengemanan dan penetapan kualitas air untuk
berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
Dalam kaitan dengan hal – hal tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan
slain harus mencukupi dalam arti kuantitas untuk kebutuhan sehari – hari dan juga harus
memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis maupun
kimia. Pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air yang
ditindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah
menyediakan air bersih dan sarana sanitasi yang memadai serta memenuhi syarat kesehatn.
Program ini diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan masyarakat melalui
penurunan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui air.

C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengamankan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
Tujuan Khusus :
- Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
1. Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya kualitas air melaui upaya perbaikan
3. Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan kualitas air

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok penyehatan air dalam pelaksanaan program penyediaan dan
pengelolaan air bersih yaitu pengawsan kualitas air, perbaikan kualitas air, pembinaan
pemakai air.
Penyehatan air diawali dengan pengawasan kualitas air yang ditindak lanjuti oleh
kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk pengamanan kualitas air
dengan melibatkan peranserta masyarakat.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan bersifat monitoring (inspeksi sanitasi) terhadap sarana air bersih (SAB) yang
adal di wilayah kerja puskesmas.

F. SASARAN
- Masyarakat atau KK yang menggunakan sarana air bersih (SAB)
- Daerah pariwisata

G. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Bulan
No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Penyehatan X X X X X X X X X X X X
Sumber Air
Bersih
Pengambilan X
Sampel Air
Bersih
H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan

dilaporkan kepada kepala puskesmas.


KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLINIK SANITASI

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KLINIK SANITASI

A. PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif, prefentif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi
untuk mengatasi masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman.
Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau kelurganya mengenai :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Lamanya sakit
- Kondisi lingkungan
- Sarana sanitasi yang digunakan
Konseling adalah komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas konseling dan
pasien atau klien yang memutuskan untuk bekerja sama sehingga pasien dan klien dapat
mengenali dan memecahkan masalah kesehatan lingkungan secara mandiri maupun dengan
bantuan pihak lain.

B. LATAR BELAKANG
1. Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air meliputi : penyakit diare,
demam berdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit – penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan dan
lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru
3. Penyakit – penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui makanan
antara lain : diare, kecacingam dan keracunan makanan
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan
pestisida di rumah tangga.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya prefentif, kuratif dan
promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.

Tujuan Khusus :
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam program
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampua dari perilaku masyarakat (pasien,
klien, dan masyarakat) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersihd an
sehat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencegah
dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan

dengan sumber daya yang ada


- Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi kesehatan
lingkungan

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Penderita atau pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan yang datang ke
puskesmas

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Di dalam gedung yaitu di puskesmas


2. Di luar gedung yaitu di posyandu dan pada waktu kunjungan rumah atau kunjungan
lapangan

F. SASARAN
1. Penderita penyakit / pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan
lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan
penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas

3. Penderita penyakit / pasien / keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan


lingkungan, dan penyakit yang berbasis lingkungan yang dikunjungi rumahnya
4. Masyarakat umum / klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan
penyakit yang berbasis lingkungan yang daerahnya dikunjungi.

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


- Di dalam gedung pelaksnaan dilakukan setiap hari.

- Di luar gedung pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal posyandu atau sesuai dengan
perjanjian dengan pasien

H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh penanggung jawab program dan
dilaporkan kepada kepala puskesmas.
KERANGKA ACUAN
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
STOP BABS

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
STOP BABS

A. PENDAHULUAN
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
STBM terdiri dari 5 pilar:

1. Stop buang air besar sembarangan;

Cuci tangan pakai sabun;


Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga;
Pengelolaan sampah rumah tangga;
Pengelolaan limbah cair rumah tangga.

Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini adalah program yan
bagi rumah tangga.

B. LATAR BELAKANG
Diwilayah Puskesmas Maesaan masalah utama program STBM adalah Buang air
besar sembarangan dimana beberapa masyarakat belum mempunyai jamban dan
sebagian yang sudah mempunyai jamban untuk pembuangan tinja yang langsung
disalurkan ke sungai dan kolam, untuk pilar yang lain sebagian besar masyarakat sudah
melaksanakan. Karena itu perlu dilaksanakan kegiatan untuk merubah perilaku
masyarakat agar mau membangun jamban dan septictank dengan cara pemicuan di
wilayah BABS. Hal tersebut sesuai dengan :
• Peraturan menteri Kesehatan nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
• Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 132 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
• Program STBM dalam Rangka Percepatan Target MDG’s goal 7 pada tahun 2016
• Perbup no 30 tahun 2015 dalam rangka STBM
Visi Puskesmas Maesaan adalah “terwujudnya Masyarakat kecamatan maesaan
sehat” menjadi puskesmas kepercayaan dan kebanggaan untuk hidup sehat tahun 2023
oleh karena itu STBM merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan visi tersebut.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum :
Mewujudkan prilaku masyarakat yang bersih dan sehat secara mandiri.
Tujuan Khusus :
Mewujudkan Desa ODF tahun 2023

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemicuan
2. Monitoring dan Evaluasi
3. Verifikasi

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemicuan
Pemicuan dilaksanakan oleh petugas yang sudah dilatih pemicuan STBM antara lain
petugas sanitasi, Promkes, Kader dan Tokoh Masyarakat yang ditunjuk. Tujuan dari
pemicuan adalah menyentuh perasaan dan hati yang paling dalam masyarakat yang
masih BABS agar mau merubah prilakunya dengan membuang tinja di jamban yang
sehat sehingga tidak mencemari lingkungan, dan kegiatan itu dilaksanakan secara
mandiri oleh masyarakat. Dan melibatkan Kelurahan dan Kecamatan sebagai

penanggung jawab wilayah untuk memperlancar pencapaian program.


2. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
program STBM setelah dilakukan pemicuan, dan untuk mengetahui masalah apa saja
yang dihadapi oleh masyarakat. Kemudian masalah tersebut dicari penyebabnya dan
ditindak lanjuti sesuai kapasitas Puskesmas, bila perlu menggandeng Lintas Program
dan Lintas Sektor untuk menyelesaikan permasalahan.
3. Verifikasi
Verifikasi dilaksanakan bila dalam satu Desa sudah mengklaim ODF/SBS, tujuan

verifikasi sendiri adalah membuktikan apakah wilayah satu Desa tersebut benar-

benar
semua warganya sudah buang air besar dijamban yang sehat atau tidak. Bila sudah
terbukti ODF/SBS bisa diajukan Desa tersebut untuk mendapat sertifikasi ODF/SBS.

F. SASARAN
Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Maesaan.

G. TARGET
Semua Desa Di wilayah Kecamatan Maesaan ODF/SBS pada Tahun 2023

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Pelaksanaan Pemicuan, disesuaikan dengan jadwal kegiatan BOK karena kegiatan
ini dibiayai oleh dana BOK.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan 2 Kali setahun dan dilaporkan ke Dinas


Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil kegiatan STBM dicatat dalam laporan hasil kegiatan STBM dan dievaluasi setiap 3
Bulan sekali dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan.
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH

UPTD PUSKESMAS MAESAAN

Jl Desa Tumani Jaga II Kec. Maesaan

MINAHASA SELATAN
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH

A. PENDAHULUAN
Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan, sedangkan limbah medis atau

limbah klinis adalah semua hasil buangan yang berasal dari instalasi kesehatan, fasilitas
penelitian dan Laboratorium. Menurut Peraturan Pemerintah no. 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dari sumber spesifik
umum karena menurut jenisnya limbah medis terdiri dari :
1. Limbah Benda Tajam adalah limbah yang dapat menyebabkan luka iris atau
tusuk
2. Limbah Infeksius adalah Limbah yang diduga mengandung bakteri, virus,
parasit dan jamur
3. Limbah Patologis adalah Limbah yang berasal dari jaringan tubuh

4. Limbah Farmasi adalah Limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi


5. Limbah kimia adalah Limbah yang mengandung zat kimia
6. Limbah Kemasan bertekanan adalah Limbah medis yang berasal dari
instalasi kesehatan yang memerlukan gas
7. Limbah Logam Berat adalah Limbah medis yang mengandung logam berat
Melihat dari sifatnya limbah B3 dapat mencemari/merusak dan
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan mahkluk hidup lain, oleh karena itu perlu kegiatan pengelolaan
limbah B3 yang meliputi pengurangan, Penyimpanan, pengumpulan,

pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan dan atau penimbunan agar dapat


mengeliminasi dampak yang diakibatkan oleh limbah B3

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Maesaan merupakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melayani
pengobatan umum, pelayanan KIA/KB, Pengobatan GIGI dan Laboratorium, dll. Dari
kegiatan tersebut menghasilkan limbah klinis yang tergolong dalam Limbah B3.
Limbah B3 yang dihasilkan Puskesmas digolongkan atas limbah B3 padat dan Limbah
B3 Cair dan dalam pengelolaannya sangat berbeda.

Penanganan limbah B3 padat dilakukan dengan acuan Peraturan Pemerintah


no. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah B3 dan menyesuaikan sarana dan
prasarana
yang ada di Puskesmas namun tetap memenuhi persyaratan yang diharuskan,
sehingga tidak mencemari lingkungan.
Sedangkan untuk pengelolaan limbah B3 cair di alirkan melalui septictank
sehingga air buangan yang dihasilkan tidak lagi membahayakan.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum :
Terwujudnya lingkungan Puskesmas dan sekitarnya aman dari cemaran limbah
Tujuan Khusus :
1. Melaksanakan Pengelolaan Limbah Padat sesuai peraturan
2. Melaksanakan Pengelolaan Limbah Cair sesuai Peraturan
3. Melaksanakan Pemantauan Pengelolaan Limbah Padat
4. Melaksanakan Pemantauan Pengelolaan Limbah Cair

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pengelolaan Limbah Padat sesuai peraturan
2. Pengelolaan Limbah Cair sesuai Peraturan
3. Pemantauan Pengelolaan Limbah Padat
4. Pemantauan Pengelolaan Limbah Cair

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pengelolaan limbah padat
Pengelolaan limbah padat di Puskesmas Maesaan dilakukan dengan urutan

sebagai berikut :
a. Pemilahan
Pemilahan limbah padat dimulai dari sumber penghasilan limbah (ruang BP,
BPG, Laboratorium, KIA, R. OBAT, IGD, dll) berdasarkan jenis kategorinya :
Limbah tajam (jarum suntik), Limbah Infeksius (Handscoon, masker bekas,
kapas bekas, kasa bekas, dll), Limbah Farmasi (Obat ED, bungkus obat, vial
vaksin, dll) dan Non medis
b. Pewadahan dan labeling
Pewadahan dilaksanakan sesuai peraturan, untuk limbah infeksius diwadahi

plastik berwarna Kuning dan berlabel infeksius, untuk limbah farmasi


diwadahi plastik berwarna coklat dan benda tajam ditaruh dalam safety box,
untuk limbah
non medis diwadahi plastik berwarna hitam, sesuai dengan Kepmenkes RI no.
1204/MENKES/SK/IX/2004
c. Pengumpulan
Pengumpulan limbah B3 dan non medis dari semua penghasil limbah setiap

harinya diletakkan di TPS yang sudah disiapkan untuk limbah B3 disiapkan

TPS yang dilengkapi pengaman atau kunci.


d. Pengangkutan
Pengangkutan limbah non medis dilakukan setiap hari oleh petugas cleaning
service ke TPS terdekat, sedangkan untuk pengangkutan limbah medis/limbah
B3 dilakukan oleh pihak ke-3 (PT.Mitra Hijau Asia) sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan
e. Pemusnahan
Pemusnahan limbah B3 dilakukan oleh Pihak ke-3 (tiga) yang ditunjuk oleh
Dinas Kesehatan

2. Pengelolaan limbah Cair


Pengolahan limbah cair di Puskesmas Minahasa Selatan dilakukan dari masing-
masing ruangan disalurkan dengan perpipaan ke saptictank
3. Pemantauan limbah B3 padat
Pemantauan dilaksanakan setiap hari oleh petugas sanitasi dibantu petugas ruangan
untuk memantau pelaksanaan pengelolaan limbah padat mulai dari penyediaan
tempat sampah, pewadahan dan labeling sampai sampah tersebut terkumpul dalam
tempat penampungan sementara (TPS) dengan mengisi cheklist monitoring
penanganan sampah, bila ada ketidak sesuaian segera melapor pada petugas
Sanitasi

agar bisa dilakukan penanganan sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
4. Pemantauan limbah Cair
Pemantauan limbah cair dilaksanakan setiap hari oleh petugas Sanitasi dibantu
petugas cleaning servis untuk melihat berfungsi tidaknya saluran secara sempurna
dengan pemantauan langsung dan hasilnya dicatat dalam cheklist monitoring, bila
ada ketidak sesuaian segera melapor pada petugas Sanitasi agar bisa dilakukan
penanganan sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
F. SASARAN
Semua Limbah yang dihasilkan di Puskesmas Maesaan

G. TARGET
1. Pengelolaan Limbah Padat di Puskesmas Maesaan dilaksanakan sesuai

peraturan
2. Pengelolaan Limbah Cair di Puskesmas Maesaan dilaksanakan sesuai sarana yang
ada
3. Pemantauan Pengelolaan Limbah Padat setiap ada kegiatan
4. Pemantauan Pengelolaan Limbah Cair setiap ada kegiatan

H. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Jadwal Pelaksana

1 Pengelolaan limbah Setiap ada kegiatan Sanitasi dibantu


padat ( setiap hari kerja) Sebelum dan Petugas cleaning servis
sesudah kegiatan pelayanan
2 Pengelolaan limbah Setiap ada kegiatan Sanitasi dibantu
cair ( setiap hari kerja) Sebelum dan Petugas cleaning servis
sesudah kegiatan pelayanan
3 Pemantauan Setiap ada kegiatan Sanitasi dibantu
pengelolaan limbah ( setiap hari kerja) Sebelum dan Petugas di Ruangan
padat sesudah kegiatan pelayanan

4 Pemantauan Setiap ada kegiatan Sanitasi dibantu


pengelolaan limbah ( setiap hari kerja) Sebelum dan Petugas cleaning servis
cair sesudah kegiatan pelayanan
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evalusi kegiatan dilaksanakan sebulan sekali dan dinyatakan baik bila Pengelolaan
limbah padat dan cair serta Pemantauan pengelolaan limbah padat dan cair terlaksana
sesuai rencana dan prosedur, tanpa ada kerusakan atau kelalaian. Bila ada kerusakan
dan kelalaian segera ditindak lanjuti.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil Kegiatan pengelolaan dan pemantauan limbah medis dan limbah cair dicatat
dalam buku pengelolaan limbah dan dilaporkan pada Tim Managemen Mutu
Puskesmas Maesaan setiap Bulan.
KERANGKA ACUAN
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

A. PENDAHULUAN

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus akut yang
disebabkanoleh virus dengue yang ditandai demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan trombosit (trombositopenia), adanya
hemokonsentrasi yang
ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi pleura,
hipoalbuminemia). Dapat disertai gejala-gejala tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri
otot dan tulang, ruam kulit atau nyeri belakang bola mata.
Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD
berat, ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan
sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik).
Sebagian

lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma
dan mengakibatkan kematian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarluasan DBD antara lain adalah:
Perilaku masyarakat, perubahan iklim (climate change) global, pertumbuhan ekonomi,
ketersediaan air bersih. Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik, Cara
yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah gigitan nyamuk
penular DBD.
Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang penting pada saat ini adalah
melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan upaya membatasi kematian karena

DBD. Atas dasar itu maka upaya pengendalian DBD memerlukan kerjasama dengan
program dan sector terkait serta peran serta masyarakat.

B. LATAR BELAKANG
Perkembangan penyakit DBD di wilayah Puskesmas Cimanggung selalu ada
setiap tahunnya
Data kesakitan DBD th 2016 dan 2017

No Uraian Data Th 2016 Th 2017 Keterangan

1 Angka kesakitan DBD 4 1


Berdasarkan data tersebut diatas Puskesamas Cimanggung selalu siap dan
tanggap dalam menangani kasus DBD sesuai Visi & dan Misi yaitu mewujudkan
masyarakat cimanggung yang sehat di tahun 2021

2. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum :
Terwujudnya individu dan masyarakat yang mampu mencegah dan melindungi diri dari
penularan DBD melalui optimalisasi kegiatan PSN 3M Plus dan kebersihan
lingkungan.bebas DBD
Tujuan Khusus :
1) Menurunkan angka kesakitan DBD
2) Mencegah penularan DBD dengan mengendalikan populasi vector sehingga
Angka Bebas Jentik (ABJ) diatas atau sama dengan 95%.

3. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pemeriksaan jentik berkala
2. Penyuluhan DBD
3. Penyelidikan Epidemologi
4. Fogging Fokus
5. Abatisasi
6. Pemberantasan Sebelum Masa Penularan (PSMP)
7. Pembinaan Kader Jumantik

4. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pemeriksaan jentik berkala
Pemeriksaan jentik berkala dilaksanakan oleh kader Jumantik di wilayahnya
masing-masing setiap 1 minggu sekali dan dilaporkan setiap 1 bulan sekali kepada
Kecamatan, Desa dan Puskesmas.
Untuk pemeriksaan jentik di TTU atau sekolah dilakukan Petugas Sanitasi setiap 1
tahun sekali
2. Penyuluhan DBD

Dilaksanakan sesuai jadwal dan permintaan masyarakat yang bertujuan untuk


meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat tentang bahaya penyakit
dan Kematian akibat penyakit DBD sehingga masyarakat mau melakukan tindakan
pencegahan.
3. Penyelidikan Epidemologi
Penyelidikan Epidemologi dilaksanakan setiap ada kasus DBD, untuk mengetahui

potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan

penanggulangan yang perlu dilakukan di wilayah sekitar tempat tinggal penderita.


4. Fogging Fokus
Foging fokus dilaksanakan pada kasus DBD dengan hasil Penyelidikan
Epidemologinya Positif, Fogging Fokus dilaksanakan dengan radius 100 M (1RT)
yang bertujuan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di
lokasi tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar tempat-tempat
umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.
5. Abatisasi
Dilaksanakan sesuai kebutuhan, yaitu sebelum masa penularan terutama pada

wilayah yang padat DBD dan pada saat kasus DBD meningkat
6. Pemberantasan Sebelum Masa Penularan (PSMP)
PSMP dilaksanakan pada saat kasus DBD paling rendah, disesuaikan dengan
wilayah masing-masing, dengan kegiatan pemeriksaan jentik serentak melibatkan
Lintas sektor ( Kecamatan, Kelurahan, Kader Jumantik dan Petugas Puskesmas
yang ditunjuk)

5. SASARAN
Seluruh masyarakat di Kecamatan Cimanggung wilayah Puskesmas Cimanggung

6. TARGET
1. Menurunkan angka kesakitan DBD menjadi kurang dari atau sama dengan 50 per
100.000 penduduk pada tahun 2018
2. Menurunkan angka kematian akibat DBD
3. Mencegah penularan DBD dengan mengendalikan populasi vector sehingga Angka
Bebas Jentik (ABJ) diatas atau sama dengan 95%.
Semua Kasus DBD ditangani sesuai prosedur Setiap ada Laporan Kasus DBD
(sesuai pelaksanaan kegiatan)
7. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Jadwal Pelaksana

1 Pemeriksaanjentikseminggu sekali Kader Jumantik RW


berkala

2 Penyuluhan DBD 4 Kali setiap Bulan Petugas Kesehatan


Puskesmas

3 Penyelidikan Setiap ada Laporan Kasus DBD Petugas Sanitasi


Epidemologi

4 Fogging Fokus Setiap ada Laporan Kasus DBD PetugasSanitasidan


Petugas Semprot yang

ditunjuk

5 Abatisasi Selektif 1 Tahun sekali bulan September Petugas Sanitasi Kader


Jumantik

6 Pemberantasan 1 Tahun sekali bulan September Puskesmas, Desa,


Sebelum Masa Kecamatan dan Kader
Penularan (PSMP) Jumantik

7 Pembinaan Kader1 Bulan Sekali Petugas Sanitasi, Bikel,


Jumantik Dokter Penanggung
Jawab Wilayah

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evalusi kegiatan dilaksanakan sebulan sekali dan dinyatakan KLB bila Jumlah
kasus DBD dua kali lipat atau lebih dari periode lalu pada tempat yang sama atau
kematian kasus DBD lebih dari 1%, dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang tiap sebulan sekali
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil Kegiatan Pengendalian dan pemberantasan DBD di catat dalam buku
register kasus DBD dan di rekap dalam buku bantu rekap kasus DBD dan dilaporkan
setiap bulan dengan menggunakan blangko Laporan Kasus Penyakit DBD
KERANGKA ACUAN

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN FISIK


PUSKESMAS

UPT PUSKESMAS CIMANGGUNG

Jln Raya Simpang

Parakanmuncang CIMANGGUNG-

SUMEDANG
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
INSPEKSI FISIK PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. Dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya salah satunya dapat
dicapai dengan pelayanan kesehatan lingkungan yang merupakan suatu kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan
Salah satu kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan antara lain Inspeksi Kesehatan
Lingkungan yang merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengamatan secara langsung
terhadapa media lingkungan dalam rangka pengawasan berdasaran standar, norma dan baku
mutu yang berlaku untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat salah satunya
lingkungan fisik puskesmas

B. LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi sehingga terwujud
linkungan yang sehat terutama lingkungan puskesmas dengan upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan. Upaya pemantauan lingkungan fisik puskesmas harus
diselenggarakan agar lingkungan puskesmas sehat dan aman bagi masyarakat maupun bagi
petugas puskesmas itu sendiri.

C. TUJUAN
Tujuan Umum :
- Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan pada pasien dan
petugas puskesmas pada khususnya yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan melalui pemantauan fisik puskesmas
Tujuan Khusus :
- untuk mengetahui sanitasi SAB di Puskesmas
- untuk mengetahui sanitasi pembuangan Limbah Padat Puskesmas

- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di Puskesmas


- untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di Puskesmas
- untuk mengetahui sanitasi kualitas bangunan yang terpelihara dengan baik yang
memenuhi syarat kesehatan di Puskesmas

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Evaluasi hasil laporan tahunan Kesehatan Pengolahan data laporan tahunan
Lingkungan program Kesehatan Lingkungan

• Mencatat data

• Melakukan pengukuran

• Melakukan analisis

• Melakukan tindak lanjut

• Menyusun rencana usulan kegiatan

• Menyusun pelaksanaan kegiatan

2 Penyusunan Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan di sesuaikan dengan


jadwal pemantauan
5 Persiapan Menyiapkan sarana dan prasarana yang
akan dipergunakan saat pemeriksaan
5 Pelaksanaan Mendatangi setiap ruangan yang ada di
puskesmas

Wawancara penanggung jawab atau


petugas piket
Inspeksi Kesehatan Lingkungan sesuai
Format yang ada
Melakukan Pengukuran
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan yang bersifat monitoring atau inspeksi terhadap ruangan-ruangan, sarana
prasarana sanitasi yang ada di Puskesmas

F. SASARAN

- Ruang pendaftaran dan medrek


- Ruang Pemeriksaan Umum dan IGD
- Ruang KIA
- Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
- Ruang Laboarorium
- Ruang Imunisasi
- Ruang Farmasi
- Gudang Farmasi
- Ruang Kepala Puskesmas

- Ruang Konseling
- Ruang Ka Tu dan staf
- Ruang Gudang
- Ruang Sterilasi
- Ruang limbah medis
- Jamban

G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan Bulan

No Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Inspeksi X X X
Kesehatan
Lingkungan
Terhadap
Puskesmas
H. EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

Evaluasi dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan disusun pelaporan tentang
hasil-hasil kegiatan

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Laporan dilaksanakan melalui format bulanan, tribulanan yang dilaporkan ke dinas
kesehatan Kabupaten Sumedang setiap awal bulan untuk bulan sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai