Umpan berjumlah F0 mol/waktu dengan komposisi A = 90%, Inert (I) = 10% masuk reaktor
pada suhu T0. Perubahan entalpi reaksi pada suhu standard Tref nilainya HR. Pendingin
mengalir di luar tabung (anulus) dan suhunya dapat dianggap tetap Tp. Koefisien perpindahan
panas antara gas dan pemanas dihitung berdasar luas permukaan dalam tabung U. Ingin
disusun persamaan-persamaan matematis untuk mencari konversi A (x) dan suhu gas (T) pada
berbagai posisi (z) pada keadaan steady-state.
Tugas 5. Reaktor NANI Reaksi
Bolak-Balik Eksotermis
Data: Data:
U=0,0085 cal/(cm2.s.K) (E/R)= 6.500 K
F0= 10 mol/s α= -12,3
x0=0 β= 4.400 K
P=7,0 atm Tref= 273 K
D= 35 cm T0= 470 K
L= 1000 cm Tp= 421 K
cpA= 20 cal/mol/K
cpB= 10 cal/mol/K
cpC= 15 cal/mol/K
cpI= 10 cal/mol/K
∆HR0= -35.000 CAL/MOL
R= 82 cm3.atm/mol/K
A= 10.000 s-1
LAMPIRAN CODING PYTHON
import numpy as np
#%% DATA
U=0.0085 #cal/(cm2.s.K)
F0=10 #mol/s
x0=0
P=7 #atm
D=35 #cm
L=1000 #cm
CpA=20 #cal/mol/K
CpB=10 #cal/mol/K
CpC=15 #cal/mol/K
CpI=10 #cal/mol/K
dHR0=-35000 #CAL/MOL
R=82 #cm3.atm/mol/K
A=10000 #1/s
EperR=6500 #K
alfa=-12.3
beta=4400 #K
Tref=273 #K
T0=470 #K
Tp=421 #K
n=100
zspan=np.linspace(0,L,n+1)
def f(z,xf):
x=xf[0]
T=xf[1]
k=A*np.exp(-EperR/T)
K=np.exp(alfa+(beta/T))
dHR=dHR0+(CpB+CpC-CpA)*(T-Tref)
FA=0.9*F0*(1-x)
FB=0.9*F0*x
FC=0.9*F0*x
FI=0.1*F0
Ft=FA+FB+FC+FI
CA=FA/Ft*P/R/T
CB=FB/Ft*P/R/T
CC=FC/Ft*P/R/T
rA=k*(CA-CB*CC/K)
dxdz=((np.pi*D**2)/(3.6*F0))*rA
dTdz=(-U*np.pi*D*(T-Tp)-dHR*0.9*F0*dxdz)/(FA*CpA+FB*CpB+FC*CpC+FI*CpI)
return np.array([dxdz,dTdz])
IC=[x0,T0]
sol = solve_ivp(f,[0,L],IC,method='RK23',t_eval=zspan)
xstore=sol.y[0]
Tstore=sol.y[1]
plt.figure(0)
plt.plot(zspan,xstore,'r-')
plt.ylabel('Konversi A')
plt.grid()
plt.figure(1)
plt.plot(zspan,Tstore,'b-')
plt.xlabel('Panjang Reaktor, cm')
plt.grid()
INTERPRETASI DATA
Pada gambar 1 dapat diidentifikasi bahwa konversi meningkat seiring dengan posisi pada
reaktor. Hal yang sama pun terjadi pada gambar 2. Profil suhu meningkat seiring dengan posisi
reaktor. Peningkatan suhu dalam reaktor disebabkan oleh sifat eksotermis dari reaksi yang
terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, semakin dalam reaksi berlangsung di dalam reaktor,
konversinya akan semakin tinggi. Ketika konversi meningkat, ini menunjukkan bahwa reaksi
sedang berjalan dengan intensitas yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak panas, yang
pada gilirannya menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi.