Anda di halaman 1dari 13

UAS TEKNIK REAKSI KIMIA LANJUT 2021

Nama : Muhammad Fadhillah Ansyari


NPM : 1706985786
Prodi : Teknik Kimia S1 Reguler

Nomor 1

Pembahasan :
𝑑𝑋 −𝑟𝐴
Design Equation PFR → 𝑑𝑉 = 𝐹
𝐴𝑂
𝑑𝑇 𝑜
(𝑈𝑎/𝜌𝑐 )(𝑇𝑎 −𝑇)+𝑟𝐴 ∆𝐻𝑟𝑥
Neraca Energi → 𝑑𝑉 = 𝐶𝑝 𝐹𝐴𝑂

Persamaan Laju Reaksi → −𝑟1 = 𝑘𝐶𝐴 dan −𝑟2 = 𝑘𝐶𝐴2


Setelah semua parameter terkait dimasukkan dalam polymath didapatkan hasil:
a) Jika suhu umpan divariasikan dari 450 – 550 K untuk mendapatkan Fb maksimal. Setelah
dilakukan simulasi didapatkan hasil sebagai berikut:
Suhu umpan Produk utama B (Fb) Konversi A
450 K 12.17881 0.1371588
460 K 13.65017 0.1573311
470 K 15.46078 0.1836009
480 K 17.84196 0.2204456
490 K 21.4232 0.280081
500 K 29.54014 0.4282037
505 K 38.71657 0.9999998
510 K 23.28722 1
520 K 16.15956 1
530 K 12.92808 1
540 K 10.90011 1
550 K 9.461271 1
Maka didapatkan suhu umpan optimum untuk mendapatkan Fb maksimal adalah 505 K.
Produk (Fb) di suhu umpan tersebut adalah 38.716 mol/menit (0.0268 mol/hari) dengan
konversi sebesar 99,99%
b) ANALISIS Profil Suhu, Konversi, Laju Molar (Fa, Fb, Fc)

Berdasarkan profil grafik diatas, dapat dianalisis sebagai berikut:


• Pada profil suhu terlihat ada kenaikan suhu di awal volume reaktor kemudian suhu
turun sampai volume reaktor 50 L. Adanya penurunan suhu disebabkan karena adanya
efek pendinginan yang dipasang pada reaktor
• Profil konversi menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari volume
0 L sampai 10 L lalu konstan karena A sudah terkonversi seluruhnya menjadi B dan
C (disebabkan reaksi bersifat ireversibel)
• Profil laju alir molar terlihat bahwa Fa mengalami penurunan sampai pada titik
minimalnya dan Fb serta Fc mengalami kenaikan maksimal di volume 10 L
• Volume reaktor yang optimal pada To optimal menurut saya adalah di volume
7,5 L – 10 L disebabkan di volume tersebut konversi telah mencapai maksimal dan
produk Fb serta Fc sudah maksimal serta suhu berada pada titik tertinggi dimana
menunjukkan reaksi berjalan dengan cepat
Nomor 2

Pembahasan :
𝑑𝑋 −𝑟𝐴
Design Equation PBR → 𝑑𝑊 = 𝐹
𝐴𝑂
𝑑𝑇 𝑜
(𝑈𝑎/𝜌𝑐 )(𝑇𝑎 −𝑇)+𝑟𝐴 ∆𝐻𝑟𝑥
Neraca Energi → 𝑑𝑊 = 𝐶𝑝 𝐹𝐴𝑂
𝑑𝑦 −∝ 𝑇
Neraca Momentum → 𝑑𝑊 = (1 + 𝜀𝑋) (𝑇𝑜)
2𝑦
𝐶
Persamaan Laju Reaksi → −𝑟𝐴 = 𝑘 [𝐶𝐴2 − 𝐾𝐵 ]
𝑒
𝐶𝐴𝑂 (1−𝑋) 𝑇𝑜 𝐶𝐴𝑂 𝑋 𝑇𝑜
Stoikiometri Fasa Gas → 𝐶𝐴 = 1+𝜀𝑋
( )𝑦
𝑇
𝐶𝐵 = ( )𝑦
1+𝜀𝑋 𝑇

*δ = (1/2 – 2/2) = -1/2 sehingga eps = yaoδ = 1(-1/2) = -1/2 (yao = 1 karena A murni)
a) Jika diameter reaktor Dr = 0.0266 maka dapat dihitung a = 4/Dr untuk diinput ke dalam nilai
Ua sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
• Konversi = 0,676 (67,6%)
• Suhu akhir = 507,836 K
• Tekanan akhir = 1.498E-05 atm
Berikut adalah lampiran polymath sebagai berikut :

Profil Konversi, Suhu, dan Tekanan sepanjang reaktor adalah sebagai berikut :
Berdasarkan profil ketiga parameter tersebut dapat dianalisis sebagai berikut:
• Profil konversi menunjukkan adanya peningkatan seiring bertambahnya berat katalis.
Penggunaan katalis hingga 60 kg meningkatkan konversi secara signifikan akan tetapi
setelah penambahan berat katalis hingga 85 kg penambahan konversi tidak signifikan.
• Profil temperatur menunjukkan adanya peningkatan di awal penambahan katalis
disebabkan karena adanya efek dari kondisi reaktor non adiabatis setelah itu
mengalami penurunan karena adanya efek pendinginan dengan Ta = 500 K
• Profil tekanan menunjukkan adanya penurunan karena terjadi pressure drop seiring
bertambahnya berat katalis.

b) Asumsi aliran TURBULEN, Jika Dr diubah menjadi 2x, 3x, dan 4x maka berefek pada nilai
alpha dan nilai a yang berkorelasi terhadap nilai Ua. Efek perubahan nilai Dr sebagai berikut:
𝑑𝑟1 6 𝑑𝑝1 1
𝛼2 = 𝛼1 ( ) 𝑥( ) 𝐓𝐮𝐫𝐛𝐮𝐥𝐞𝐧
𝑑𝑟2 𝑑𝑝2
Jika Dr diubah menjadi 2x
Dr diubah menjadi 2x maka alfa menjadi 1/64 dari alpha awal sehingga didapatkan :
alpha = 0.013 / 64 = 2,03 x 10-4
Dr = 0,0266 x 2 = 0,0532
Didapatkan hasil polymath sebagai berikut:
Didapatkan :
• Konversi = 0,865 (86,5%)
• Suhu akhir = 561,152 K
• Tekanan akhir = 9,151 atm

Jika Dr diubah menjadi 3x


Dr diubah menjadi 3x maka alfa menjadi 1/729 dari alpha awal sehingga didapatkan :
alpha = 0.013 / 729 = 1,78 x 10-5
Dr = 0,0266 x 3 = 0,0798
Didapatkan hasil polymath sebagai berikut:

Didapatkan :
• Konversi = 0,828 (82,8%)
• Suhu akhir = 605,03 K
• Tekanan akhir = 9,218 atm
Jika Dr diubah menjadi 4x
Dr diubah menjadi 4x maka alfa menjadi 1/4096 dari alpha awal sehingga didapatkan :
alpha = 0.013 / 4096 = 3,17 x 10-6
Dr = 0,0266 x 3 = 0,1064
Didapatkan hasil polymath sebagai berikut:

Didapatkan :
• Konversi = 0,787 (78,7%)
• Suhu akhir = 631,65 K
• Tekanan akhir = 9,224 atm

Hasil simulasi didapatkan sebagai berikut:


Diameter reaktor Konversi Suhu akhir Tekanan
Dr 67,6 % 507,84 K 1.498E-05 atm
2 Dr 86,5 % 561,15 K 9,151 atm
3 Dr 82,8 % 605,03 K 9,218 atm
4 Dr 78,7 % 631,65 K 9,224 atm
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan analisis sebagai berikut:
• Ketika diameter reaktor bertambah, maka menyebabkan nilai alpha semakin kecil
sehingga efek pressure drop dapat dikurangi terlihat adanya peningkatan tekanan akhir
saat diameter reaktor ditingkatkan (menunjukkan adanya penurunan pada pressure
drop).
• Saat diameter reaktor bertambah, konversi mencapai titik optimum saat 2 Dr
dikarenakan konversinya cukup tinggi yaitu 86,5 % dan peningkatan akibat diameter
deaktor bertambah dari Dr ke 2Dr cukup signifikan sedangkan saat diameter reaktor
ditingkatkan menjadi 3Dr dan 4Dr justru konversinya menurun.
• Akibat peningkatan diameter reaktor, suhu reaktor meningkat karena suhu berkorelasi
positif terhadap luas penampang reaktor dan luas penampang reaktor berkorelasi
positif dengan diameter reaktor sehingga adanya penambahan diameter reaktor
menunjukkan adanya peningkatan suhu reaktor
Rekomendasi : diameter reaktor ditingkatkan menuju 2 kali agar konversi reaktor menurun
dan efek pressure drop dapat diatasi.

c) Jika reaksi TIDAK REVERSIBEL, maka konversi yang dihasilkan akan meningkat seiring
meningkatkannya Dr karena tidak terjadi reaksi balik dan kesetimbangan akan tercapai saat A
terkonversi menjadi B. Dapat dibuktikan dengan hasil simulasi sebagai berikut:

Adanya peningkatan konversi dari 67,6% ke 69,2% akibat tidak adanya reaksi balik
Nomor 3

a) Profil reaktor non ideal (RTD) adalah sebagai berikut:

Berdasarkan grafik profil RTD (E(t) vs t) dapat ditentukan jenis reaktor non idealnya adalah
PFR (Plug Flow Reactor) disebabkan adanya grafik naik lalu turun yang menyerupai bentuk
dari grafik non ideal berbasis PFR.
Waktu tinggal rata – ratanya adalah : 16,651 menit
Volume reaktor : tau x vo = 16,651 menit x 5 L/menit = 83,255 L
b) Model segregasi (Minimum Mixedness)

Didapatkan :
• Konversi A (Xbar A) = 0,6774 (67,7%)
• Konversi B (Xbar B) = 0,4903 (49,03%)
• Konsentrasi C = 1,09 mol/dm3
• Selektifitas C terhadap D dan E = 0,639
c) Reaktor Ideal CSTR dan PFR
Reaktor Ideal CSTR

Didapatkan
• Konversi A (Xbar A) = 0,815 (81,5%)
• Konversi B (Xbar B) = 0,869 (86,9%)
• Konsentrasi C = 0,22 mol/dm3
• Selektifitas C terhadap D dan E = 0,156

Reaktor Ideal PFR

Didapatkan
• Konversi A (Xbar A) = 0,993 (99,3%)
• Konversi B (Xbar B) = 0,982 (98,2%)
• Konsentrasi C = 0,56 mol/dm3
• Selektifitas C terhadap D dan E = 0,657
d) ANALISIS
Dari hasil simulasi atau perhitungan dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Jenis Reaktor Konversi A Konversi B Konsentrasi C Selektifitas C
terhadap D dan E
Reaktor Non
67,7 49,03 1,09 0,639
Ideal (Segregasi)
CSTR Ideal 81,5 86,9 0,22 0,156
PFR Ideal 99,3 98,2 0,56 0,657
Pada grafik RTD terlihat bahwa reaktor Real bekerja dengan prinsip PFR dimana pada kurva
E(t) terlihat gambar profil RTD naik lalu turun (menyerupai PFR). Berdasarkan Tabel diatas
terlihat bahwa reaktor real memiliki konversi A dan B lebih kecil dibandingkan PFR Ideal,
konsentrasi keluaran C pada reaktor real lebih banyak dibandingkan reaktor ideal akan tetapi
selektifitas dari produk C terhadap D dan E pada reaktor ideal PFR lebih besar dibandingkan
pada reaktor non ideal.

Anda mungkin juga menyukai