Disusun oleh:
Kelompok 5
Anggota kelompok:
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok 2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
SOAL DAN JAWABAN .......................................................................................................... 1
Pertanyaan 1 ......................................................................................................................... 1
Pertanyaan 2 ......................................................................................................................... 7
Pertanyaan 3 ....................................................................................................................... 17
Pertanyaan 4 ....................................................................................................................... 24
i
SOAL DAN JAWABAN
Pertanyaan 1
Udara pada 1 atm, 285 K, dan laju alir massa 0,10 kg/detik, memasuki sebuah saluran
berpenampang persegi panjang (75 mm x 150 mm) dengan panjang 2 m. Saluran tersebut dijaga
pada suhu permukaan tetap 400 K. Tentukan besarnya laju perpindahan kalor dari saluran ke
udara, dan suhu udara keluar dari saluran.
Jawaban
Diketahui
• P = 1 atm • L =2m
• Pr = 0,6986
(Hasil interpolasi dari Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn)
Ditanya
1
• Besarnya laju perpindahan kalor dari saluran ke udara (q)
Skema
H = 0,075 m
Ts = 400 K
Udara Tout
Tin = 285 K
w = 0,15 m
L= 2 m
Asumsi
• Aliran fluida dalam saluran berupa berkembang penuh (fully developed flow)
• Sistem adiabatis
Properti
Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.
2
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass
transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
3
Lecture notes. Materi PK Konveksi_2023
4
Perhitungan
4𝐴𝑐
𝐷ℎ =
𝑃
4(0,075 × 0,15)2 𝑚2
𝐷ℎ =
2(0,075 + 0,15)𝑚
𝐷ℎ = 0,1 𝑚
P = keliling penampang
𝜌. 𝑈𝑚 . 𝐷ℎ ṁ. 𝐷ℎ
𝑅𝑒𝐷 = =
𝜇 𝜇. 𝐴𝑐
(0,1 𝑘𝑔/𝑠)(0,1 𝑚)
𝑅𝑒𝐷 =
(2,0407 × 10−5 𝑘𝑔/𝑚. 𝑠)(0,075 . 0,15)2 𝑚2
𝑅𝑒𝐷 = 43558,038
Dengan bilangan Reynolds (Red) > 2300 (berdasarkan, Incropera, F.P. (2011)
Fundamentals of heat and mass transfer. 7th ed) maka aliran bersifat turbulen.
5
Koefisien konveksi (h) dihitung menggunakan persamaan bilangan Nusselt (Nu)
yang dirumuskan oleh Dittus–Boelter pada proses heating, (n = 0,4).
ℎ. 𝐷ℎ 𝑁𝑢. 𝑘
𝑁𝑢 = →ℎ=
𝑘 𝐷ℎ
ℎ = 27,546 𝑊/𝑚2 . 𝐾
4. Menentukan suhu udara yang keluar dari aliran (Tout) dengan asumsi suhu permukaan (Ts)
adalah konstan.
𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑜 𝑃𝐿
= 𝑒𝑥𝑝 (− ℎ)
𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑖 𝑚̇𝐶𝑝
6
𝑃𝐿ℎ
𝑇𝑚,𝑜 = 𝑇𝑠 − (𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑖 )𝑒𝑥𝑝 (− )
𝑚̇𝐶𝑝
𝑞 = 𝑚̇ . 𝐶𝑝 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛 )
𝑞 = 𝟐𝟓𝟐𝟕, 𝟔𝟎𝟑 𝑾
Analisis
Komentar
Fluida bersifat incompressible, yang mana volume atau densitas tidak berubah terhadap
tekanan.
Dari soal diasumsikan suhu dari film (342,5 K) adalah suhu rata-rata antara suhu
permukaan saluran. Serta suhu udara dan saluran adalah konstan.
Pertanyaan 2
7
P/ada tahap akhir proses produksi suatu bahan farmasi, dilakukan sterilisasi dengan
pemanasan dari suhu 25 °C ke 75 °C. Pemanasan dilakukan dengan cara mengalirkan bahan
farmasi tersebut pada kecepatan 0,2 m/detik, melalui pipa stainless steel lurus berdinding tipis
dengan diameter 12,7 mm. Untuk menjaga fluks kalor pada pipa tetap, digunakan pemanas
listrik yang dililitkan di permukaan luar pipa.
a. Jika panjang pipa 10 m, berapakah besarnya fluks kalor yang dibutuhkan untuk proses
sterilisasi ini?
b. Jika bahan farmasi masuk ke dalam pipa dengan profil aliran yang telah berkembang penuh
(fully developed flow) dan profil suhu yang seragam, berapakah suhu permukaan pada
bagian keluaran pipa?
Jawaban
Diketahui
• ∆T = 50 ºC = 50 K • µ = 2 x 10-3 kg/detik.m
• L = 10 m • v = 0,2 m/detik
Ditanya
b. Jika aliran bahan farmasi fully developed flow dan T = konstan, berapakah suhu
permukaan pada bagian keluaran pipa (T permukaan keluar)
8
Skema
L = 10 m
Bahan
farmasi Pipa stainless steel
Tin = 298 K Tout = 348 K
d = 12,7 mm
Asumsi
• Aliran fluida dalam saluran berupa berkembang penuh (fully developed flow)
• Flux kalor dalam sistem adalah konstan (constant axial wall heat flux)
• Sistem adiabatis
Properti
Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.
9
10
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass
transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
11
Perhitungan
Jawaban a
𝑚̇ = 𝜌 × 𝑉 × 𝐴
𝑚̇ = 0,0253 𝑘𝑔/𝑠
𝑞 = 𝑚̇ × 𝐶𝑝 × ∆𝑇
𝑞 = 5060 𝑊
Jawaban b
12
1. Menghitung hydraulic diameter (Dₕ)
4𝐴𝑐
𝐷ℎ =
𝑃
4(𝜋)(6,35 × 10−3 )2 𝑚2
𝐷ℎ =
2(𝜋)(6,35 × 10−3 )𝑚
𝐷ℎ = 12,7 × 10−3 𝑚
𝜌. 𝑈𝑚 . 𝐷ℎ ṁ. 𝐷ℎ
𝑅𝑒𝐷 = =
𝜇 𝜇. 𝐴𝑐
𝑘𝑔
(0,0253 𝑠 ) (12,7 × 10−3 𝑚)
𝑅𝑒𝐷 =
𝑘𝑔
(2 × 10−3 𝑚 . 𝑠) (𝜋)(6,35 × 10−3 )2 𝑚2
𝑅𝑒𝐷 = 1268,23
Dengan bilangan Reynolds (Re) < 2300 (berdasarkan, Incropera, F.P. (2011) Fundamentals
of heat and mass transfer. 7th ed) maka aliran bersifat laminar.
3. Aliran bersifat fully developed flow, dan perbandingan geometri (L/Dₕ) > 100 maka
bilangan Nusselt konstan dan dapat ditemukan di referensi, yang mana bernilai 4,364.
𝐿 10𝑚
=
𝐷ℎ 12,7 × 10−3 𝑚
𝐿
= 787,4
𝐷ℎ
13
Untuk aliran laminar fully developed dalam saluran dengan penampang
lingkaran, serta fluks panas dinding aksial dianggap konstan maka angka Nusselt rata
– rata, NuD = 4,364.
Bilangan Nusselt (Nu) untuk perpindahan panas yang laminar dalam tabung
dapat dihitung menggunakan hubungan empiris yang lebih sederhana, diusulkan oleh
Sieder dan Tate melalui persamaan berikut.
𝐷ℎ 1/3 𝜇 0,14
𝑁𝑢𝐷 = 1,86. (𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟)1/3 . ( ) ( )
𝐿 𝜇𝜔
Dengan mengasumsikan sifat fisik fluida adalah tetap dan tidak berubah maka
viskositas (μ) juga tidak mengalami perubahan, sehingga
𝜇
=1
𝜇𝜔
1/3
1/3
12,7 × 10−3 𝑚
𝑁𝑢𝐷 = 1,86. (1268,23 . 10) .( )
10𝑚
𝑁𝑢𝐷 = 4,697
14
5. Menghitung koefisien konveksi (h)
𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
ℎ=
𝐷ℎ
(4,364)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚
ℎ = 274,898 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾
𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
ℎ=
𝐷ℎ
(4,697)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚
ℎ = 295,874 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾
𝑇𝑠 = 𝟑𝟗𝟒, 𝟏𝟑𝟒 𝑲
= 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟖𝟒 °C
𝑇𝑠 = 𝟑𝟗𝟎, 𝟖𝟔𝟒 𝑲
= 𝟏𝟏𝟕. 𝟕𝟏𝟒 °C
15
Analisis
Pada perhitungan nomor 2, didapat bahwa terdapat dua persamaan empiris yang
dipakai untuk menemukan solusi pada soal. Namun, terdapat satu persamaan lagi yang dapat
dipakai untuk menyelesaikan permasalahan nomor 2 dan menjadi bahan diskusi pada
pertemuan sebelumnya. Persamaan ini adalah persamaan 6-9 Holman 10th ed (2010) yang
dikenal dengan persamaan Hausen. Berikut merupakan persamaan Hausen:
12,7 × 10−3 𝑚
0,0668 ( 10𝑚 ) (1268,23)(10)
𝑁𝑢𝐷 = 3,66 + 2/3
12,7 × 10−3 𝑚
1 + 0,04 [( ) (1268,23)(10)]
10𝑚
𝑁𝑢𝐷 = 4,52
𝑁𝑢𝐷 𝑘
ℎ=
𝐷ℎ
(4,52)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚
ℎ = 284,45 𝑊/𝑚2 . 𝐾
Dengan persamaan menggunakan heat flux didapatkan nilai T permukaan bagian luar (Ts):
𝑞 ′′ = ℎ(𝑇𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 )
𝑇𝑠 = 392,58 𝐾
𝑻𝒔 = 𝟏𝟏𝟗, 𝟒𝟑°𝐂
16
Melalui uji komparasi antara tiga persamaan, nilai suhu hasil dari persamaan Hausen
berada diantara persamaan dengan menggunakan bilangan nusselt yang konstan dan persamaan
Sieder – Tate.
Komentar
Dalam soal diasumsikan aliran bersifat fully developed flow maka fluks kalor selalu
konstan, serta L/Dh > 100 sehingga bilangan Nusselt dapat ditemukan dari referensi "Holman,
J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn". Untuk geometri lingkaran, bilangan Nusselt bernilai
4,364. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
persamaan (bilangan Nusselt rata-rata, persamaan Sieder dan Tate, dan persamaan Hausen)
dapat dipakai karena memberikan hasil tidak berbeda jauh.
Pertanyaan 3
Sekumpulan oven pengering diletakkan pada rak dalam sebuah ruangan bersuhu 27 °C.
Oven-oven tersebut berbentuk kubus dengan panjang sisi 500 mm, dan diletakkan dengan jarak
15 mm antar oven.
a. Perkirakan kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan, jika
suhu permukaan 47 °C.
b. Jelaskan bagaimana pengaruh jarak antar oven terhadap kehilangan kalor yang terjadi.
Jawaban
Diketahui
• T∞ = 27 °C = 300 K • Tf =
Ts +T∞
=
320 K + 300K
= 310 K
2 2
• L = 500 mm = 0,5 m 1 1
• 𝛽 = =
Tf 310 K
• S = 15 mm = 0,015 m
• g = 9,8 m/s2
• Ts = 47 °C = 320 K
17
T (K) v. 106 (m2/s) k. 103 (W/m. K) α. 106 (m2/s)
(Hasil interpolasi dari Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn)
Ditanya
a. Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan (q loss)
Skema
Udara L = 500 mm
T = 300 K
Oven Oven
TS = 320 K
S = 15 mm
Asumsi
18
• Sifat fisik fluida tetap
Properti
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and
mass transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
19
Perhitungan
Jawaban a
𝑔. 𝛽. (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝑆 3
𝑅𝑎𝑆 =
𝛼𝑣
1
(9,8 𝑚⁄𝑠 2 ) () (320 − 300)𝐾(0,015 𝑚)3
𝑅𝑎𝑆 = 310 𝐾
(23,98 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)(16,896 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)
𝑅𝑎𝑆 = 5266,66
20
Dengan kedua oven diasumsikan simetris dan isotermal maka berdasarkan
referensi "Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn",
nilai C₁ dan C₂ adalah 576 dan 2,87.
−1/2
𝐶1 𝐶2
𝑁𝑢𝑆 = [ + ]
(𝑅𝑎𝑆 𝑆⁄𝐿)2 (𝑅𝑎𝑆 𝑆⁄𝐿)1/2
1
−2
576 2,87
𝑁𝑢𝑆 = [ + 1]
((5266,66)(0,015 𝑚⁄0,5 𝑚))2
((5266,66)(0,015 𝑚⁄0,5 𝑚))2
𝑁𝑢𝑆 = 1,994
➢ Persamaan Elenbaas
3/4
1 𝑆 35
𝑁𝑢𝑆 = . 𝑅𝑎𝑆 ( ) {1 − exp [− ]}
24 𝐿 𝑅𝑎𝑆 (𝑆/𝐿)
3/4
1 0,015𝑚 35
𝑁𝑢𝑆 = (5266,66) ( ) {1 − exp [− ]}
24 0,5𝑚 (5266,66)(0,015𝑚/0,5𝑚)
𝑁𝑢𝑆 = 1,959
21
3. Menentukan kehilangan kalor (qloss)
𝑞 ⁄𝐴 𝑆
𝑁𝑢𝑠,𝐿 = ( )
(𝑇𝑠 − 𝑇∞ ) 𝑘
𝑞
(0,5 𝑚)2 0,015 𝑚
1,994 = ( )
(320 𝐾 − 300 𝐾) 27,04 × 10−3 W/m. K
𝑞 = 𝟏𝟕, 𝟗𝟕𝟐 𝑾
➢ Persamaan Elenbaas
𝑞 ⁄𝐴 𝑆
𝑁𝑢𝑠,𝐿 = ( )
(𝑇𝑠 − 𝑇∞ ) 𝑘
𝑞
(0,5 𝑚)2 0,015 𝑚
1,959 = ( )
(320 𝐾 − 300 𝐾) 27,04 × 10−3 W/m. K
𝑞 = 𝟏𝟕, 𝟔𝟓𝟕 𝑾
Jawaban b
22
Dengan S sebagai jarak dan q sebagai pelepasan kalor, menggunakan persamaan Bar-
Cohen and Rohsenow untuk mencari bilangan Nusselt, dapat dilihat dari grafik bahwa dari
berbagai variasi S, pelepasan kalor akan terus meningkat hingga S mencapai 0,035 m atau 35
mm. Pada jarak di atas 35 mm, jarak pisah sudah tidak mempengaruhi jumlah pelepasan kalor,
dengan pelepasan kalor maximum adalah sekitar 18,83 W.
Hal ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa saat salah satu oven melepaskan kalor, maka
oven lainnya akan menyerap kalor tersebut, begitupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan oven
yang menerima kalor tersebut akan melepaskan lebih sedikit kalor.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jarak (S) berbanding lurus dengan
pelepasan kalor (q) namun hingga titik jarak tertentu, yang mana jarak tidak mempengaruhi
pelepasan kalor, tergantung pada spesifikasi sistem yang melepaskan kalor tersebut.
Analisis
Kehilangan kalor dipengaruhi oleh jarak antar benda, dimana kalor yang lepas akan
semakin meningkat seiring bertambahnya jarak antar benda. Kalor yang lepas tidak
terpengaruh jarak apabila sudah mencapai pada titik maksimum, pada kasus ini titik maksimum
23
kehilangan yang terjadi adalah sebesar 18,83 W bila menggunakan persamaan Bar-Cohen and
Rohsenow dan 19,13 W jika menggunakan persamaan Elenbaas.
Komentar
Asumsi sistem dalam kondisi tunak dan udara diantara permukaan oven yang
berhadapan adalah quiescent air (tidak dipengaruhi oleh variabel apapun) maka konveksi yang
terjadi adalah konveksi alami serta plat oven bersifat isothermal.
Semakin besar jarak antar oven akan menyebabkan laju perpindahan kalor mengecil,
namun pada jarak tertentu akan ada titik dimana kedua oven tidak akan mempengaruhi laju
perpindahan kalor satu sama lain.
Pertanyaan 4
Pintu sebuah kulkas memiliki ukuran tinggi 1 m dan lebar 0,65 m. Kulkas diletakkan
dalam ruang besar bersuhu 25 °C. Pintu kulkas terdiri dari lapisan insulasi polistirena (k = 0,03
W/m.K) yang diletakkan di antara lembaran tipis baja (ε = 0,6) dan polipropilena. Pada kondisi
normal, suhu permukaan dalam pintu kulkas dijaga tetap 5 °C. Perkirakan besarnya kalor yang
melalui pintu kulkas, jika tidak menggunakan lapisan insulasi.
Jawaban
Diketahui
• T∞ = 25oC = 298 K • Tf =
𝑇𝑠,𝑖𝑛 +𝑇𝑠
=
(298+278)𝐾
= 288 𝐾
2 2
• Ts = 25oC = 298 K
• β = 1/Tf = 1/288 K = 0,0035 K
• Ts, in = 5oC = 278 K
• σ = 5,67 x 10-8 W/m2.K4
24
T (K) v. 106 (m2/s) k. 103 (W/m. K) α. 106 (m2/s) Pr
• Pr = 0,710
(Hasil interpolasi dari Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn)
Ditanya
Berapa besarnya kalor yang melalui pintu kulkas tanpa lapisan insulasi (q tanpa insulasi)
Skema
Pintu
kulkas
H=1m
TRuangan = 25 °C
= 298 K
Asumsi
25
• Suhu kulkas dan suhu udara konstan
• Akibat insulasi tidak digunakan, maka konduksi dapat diabaikan dan perpindahan kalor
terjadi secara konveksi alami dan radiasi
• Ketebalan polipropilena dan baja sangat tipis, sehingga tahanan termalnya dapat diabaikan
Properti
Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.
26
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and
mass transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.
27
Perhitungan
𝑔. 𝛽. (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝛼𝑣
1
(9,8 𝑚⁄𝑠 2 ) ( ) (298 − 278 )𝐾(1 𝑚)3
𝑅𝑎𝐿 = 288 𝐾
(20,916 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)(14,822 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)
Dengan hasil bilangan Rayleigh, Ra > 10⁹ maka berdasarkan referensi "Incropera,
F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn", bilangan Nusselt dihitung
menggunakan persamaan Churchill and Chu.
28
1/6 2
0,387 𝑅𝑎𝐿
̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = {0,825 + }
[1 + (0,492/Pr )9⁄16 ]8/27
2
0,387 (2,195 × 109 )1/6
̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = {0,825 + }
[1 + (0,492/0,71)9⁄16 ]8/27
̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = 156,759
𝑘
ℎ = 𝑁𝑢𝐿 ( )
𝐿
25,34 × 10−3 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾
ℎ = 156,759 ( )
1𝑚
ℎ = 3,972 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾
Dengan asumsi bilangan Rayleigh dama dengan bilangan Grashof (Ra = Gr) maka:
ℎ = 1,31(∆𝑇)1/3
ℎ = 3,556 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾
29
4. Menentukan kalor melalui pintu kulkas tanpa insulasi (q)
𝑞 = 𝟖𝟖, 𝟓𝟑𝟕 𝑾
𝑞 = 𝟗𝟑, 𝟗𝟒𝟓 𝑾
Analisis
Komentar
Asumsi kalor yang melalui pintu kulkas tidak dipengaruhi oleh variabel apapun maka
terjadi konveksi alami.
30
Karena insulasi diabaikan, maka tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi,
melainkan hanya terjadi secara konveksi dan radiasi.
31