Anda di halaman 1dari 33

UNIVERSITAS INDONESIA

Makalah Pemicu 3 Perpindahan Kalor Konveksi

Lembar Tugas Kelompok

Disusun oleh:

Kelompok 5

Anggota kelompok:

Farras Alifa Putri 2106651206

Fathin Yulia Safira 2106654952

Juansen Varian Gosal 2106733036

Pratiwi Kusumaningtyas 2106653275

Widura Noer Firmansyah 2106733010

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik

Universitas Indonesia

Depok 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
SOAL DAN JAWABAN .......................................................................................................... 1
Pertanyaan 1 ......................................................................................................................... 1
Pertanyaan 2 ......................................................................................................................... 7
Pertanyaan 3 ....................................................................................................................... 17
Pertanyaan 4 ....................................................................................................................... 24

i
SOAL DAN JAWABAN

Pertanyaan 1

Udara pada 1 atm, 285 K, dan laju alir massa 0,10 kg/detik, memasuki sebuah saluran
berpenampang persegi panjang (75 mm x 150 mm) dengan panjang 2 m. Saluran tersebut dijaga
pada suhu permukaan tetap 400 K. Tentukan besarnya laju perpindahan kalor dari saluran ke
udara, dan suhu udara keluar dari saluran.

Jawaban

Diketahui

• Bentuk saluran persegi panjang • A = 75 mm x 150 mm

• P = 1 atm • L =2m

• ṁ = 0,10 kg/s • Tfilm = Trata-rata =


Tsaluran +Tin
=
400 K+285 K
2 2

• Tin = 285 K = 342,5 K


• Tsaluran = 400 K

T (K) Cp (kJ/kg. °C) µ × 105 (kg/m. s) k (W/m. °C) Pr

300 1,0057 1,8462 0,02624 0,708

342,5 1,0085 2,0407 0,02946 0,6986

350 1,009 2,075 0,03003 0,697

• Cp = 1,0085 kJ/kg. °C = 1008,5 J/kg. K

• k = 0,02946 W/m. °C = 0,02946 W/m. K

• µ = 2,0407 x 10-5 kg/m. s

• Pr = 0,6986

(Hasil interpolasi dari Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn)

Ditanya

1
• Besarnya laju perpindahan kalor dari saluran ke udara (q)

• Suhu udara keluar dari saluran (T out)

Skema

H = 0,075 m
Ts = 400 K

Udara Tout
Tin = 285 K
w = 0,15 m
L= 2 m

Asumsi

• Saluran dalam kondisi tunak

• Aliran fluida dalam saluran berupa berkembang penuh (fully developed flow)

• Aliran fluida bersifat incompressible

• Suhu (T) saluran penampang konstan (constant axial wall temperature)

• Perpindahan kalor terjadi secara konveksi paksa

• Permukaan pipa licin

• Sifat fisik fluida tetap

• Sistem adiabatis

Properti

Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.

2
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass
transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

3
Lecture notes. Materi PK Konveksi_2023

4
Perhitungan

1. Menghitung hydraulic diameter (Dₕ)

4𝐴𝑐
𝐷ℎ =
𝑃

4(0,075 × 0,15)2 𝑚2
𝐷ℎ =
2(0,075 + 0,15)𝑚

𝐷ℎ = 0,1 𝑚

Ac = luas permukaan penampang

P = keliling penampang

2. Menghitung bilangan Reynolds (Red) dan sifat aliran

𝜌. 𝑈𝑚 . 𝐷ℎ ṁ. 𝐷ℎ
𝑅𝑒𝐷 = =
𝜇 𝜇. 𝐴𝑐

(0,1 𝑘𝑔/𝑠)(0,1 𝑚)
𝑅𝑒𝐷 =
(2,0407 × 10−5 𝑘𝑔/𝑚. 𝑠)(0,075 . 0,15)2 𝑚2

𝑅𝑒𝐷 = 43558,038

43558,038 > 2300 (Aliran turbulen)

Dengan bilangan Reynolds (Red) > 2300 (berdasarkan, Incropera, F.P. (2011)
Fundamentals of heat and mass transfer. 7th ed) maka aliran bersifat turbulen.

3. Menghitung koefisien konveksi (h)

5
Koefisien konveksi (h) dihitung menggunakan persamaan bilangan Nusselt (Nu)
yang dirumuskan oleh Dittus–Boelter pada proses heating, (n = 0,4).

Lalu, berdasarkan informasi oleh Gnielinski yang menunjukkan bahwa hasil


bilangan Nusselt yang lebih baik untuk aliran turbulen dalam tabung halus dapat diperoleh
dari persamaan berikut, dengan persyaratan

ℎ. 𝐷ℎ 𝑁𝑢. 𝑘
𝑁𝑢 = →ℎ=
𝑘 𝐷ℎ

𝑁𝑢. 𝑘 0,0214. (𝑅𝑒 0,8 − 100). 𝑃𝑟 0,4 . 𝑘


ℎ= =
𝐷ℎ 𝐷ℎ

𝑁𝑢. 𝑘 0,0214. (43558,0380,8 − 100). (0,69860,4 ). 𝑘


ℎ= =
𝐷ℎ 𝐷ℎ

0,0214. (43558,0380,8 − 100). (0,69860,4 ). (0,02946 𝑊/𝑚. 𝐾)


ℎ=
(0,1 𝑚)

ℎ = 27,546 𝑊/𝑚2 . 𝐾

4. Menentukan suhu udara yang keluar dari aliran (Tout) dengan asumsi suhu permukaan (Ts)
adalah konstan.

𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑜 𝑃𝐿
= 𝑒𝑥𝑝 (− ℎ)
𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑖 𝑚̇𝐶𝑝

6
𝑃𝐿ℎ
𝑇𝑚,𝑜 = 𝑇𝑠 − (𝑇𝑠 − 𝑇𝑚,𝑖 )𝑒𝑥𝑝 (− )
𝑚̇𝐶𝑝

(2(0,075 + 0,15)𝑚)(2 𝑚)(27,546 𝑊/𝑚2 . 𝐾


𝑇𝑚,𝑜 = 400 𝐾 − (400 − 285) 𝐾 exp (− )
(0,1 𝑘𝑔⁄𝑠)(1008,5 𝐽⁄𝑘𝑔 . 𝐾)

𝑇𝑚,𝑜 = 𝟑𝟏𝟎, 𝟎𝟔𝟑 𝑲

5. Menentukan besarnya laju perpindahan kalor (q) dari saluran ke udara

𝑞 = 𝑚̇ . 𝐶𝑝 (𝑇𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑖𝑛 )

𝑞 = (0,1 𝑘𝑔⁄𝑠)(1008,5 𝐽⁄𝑘𝑔 . 𝐾)(310,063 − 285)𝐾

𝑞 = 𝟐𝟓𝟐𝟕, 𝟔𝟎𝟑 𝑾

Analisis

Kondisi aliran fluida diasumsikan sebagai konveksi paksa dikarenakan adanya


pengaruh lingkungan sekitar sistem yang menyebabkan fluida bergerak dengan laju alir massa
tertentu. Permukaan pipa yang digunakan memiliki permukaan yang licin sehingga tidak
terdapat perbedaan kecepatan alir pada pipa. Dari perhitugan yang dilakukan, fluida mengalir
secara turbulen (berdasarkan perhitungan Reynolds) dimana suhu keluaran aliran sebesar
310,063 K dengan laju alir sebesar 2527,603 W.

Komentar

Fluida bersifat incompressible, yang mana volume atau densitas tidak berubah terhadap
tekanan.

Dari soal diasumsikan suhu dari film (342,5 K) adalah suhu rata-rata antara suhu
permukaan saluran. Serta suhu udara dan saluran adalah konstan.

Untuk menentukan persamaan yang digunakan untuk menghitung bilangan Nusselt


(Nu), perlu diketahui apakah aliran berupa laminar atau turbulen. Bilangan Reynolds harus
lebih besar dari 2300 jika turbulen.

Pertanyaan 2

7
P/ada tahap akhir proses produksi suatu bahan farmasi, dilakukan sterilisasi dengan
pemanasan dari suhu 25 °C ke 75 °C. Pemanasan dilakukan dengan cara mengalirkan bahan
farmasi tersebut pada kecepatan 0,2 m/detik, melalui pipa stainless steel lurus berdinding tipis
dengan diameter 12,7 mm. Untuk menjaga fluks kalor pada pipa tetap, digunakan pemanas
listrik yang dililitkan di permukaan luar pipa.

a. Jika panjang pipa 10 m, berapakah besarnya fluks kalor yang dibutuhkan untuk proses
sterilisasi ini?

b. Jika bahan farmasi masuk ke dalam pipa dengan profil aliran yang telah berkembang penuh
(fully developed flow) dan profil suhu yang seragam, berapakah suhu permukaan pada
bagian keluaran pipa?

Diketahui sifat fisik dari bahan farmasi:

ρ = 1000 kg.m³ ; cp = 4000 J/kg.K ; µ = 2 x 10⁻³ kg/detik.m ; k = 0,8 W/m.K ; Pr = 10

Jawaban

Diketahui

• Tin = 25 ºC = 298 K • ρ = 1000 kg/m3

• Tout = 75 ºC = 348 K • Cp = 4000 J/kg. K

• ∆T = 50 ºC = 50 K • µ = 2 x 10-3 kg/detik.m

• d = 12,7 mm = 12,7 x 10-3 m • k = 0,8 W/m. K

• r = 6,35 mm = 6,35 x 10-3 m • Pr = 10

• L = 10 m • v = 0,2 m/detik

Ditanya

a. Jika L = 10 m, berapa besar fluks kalor yang dibutuhkan (q")

b. Jika aliran bahan farmasi fully developed flow dan T = konstan, berapakah suhu
permukaan pada bagian keluaran pipa (T permukaan keluar)

8
Skema

L = 10 m
Bahan
farmasi Pipa stainless steel
Tin = 298 K Tout = 348 K
d = 12,7 mm

Asumsi

• Saluran dalam kondisi tunak

• Aliran fluida dalam saluran berupa berkembang penuh (fully developed flow)

• Suhu dalam saluran konstan

• Aliran tertutup dan seluruh fluida menyentuh tiap dinding pipa

• Perpindahan kalor terjadi secara konveksi paksa (Forced convection)

• Flux kalor dalam sistem adalah konstan (constant axial wall heat flux)

• Sifat fisik fluida tetap

• Sistem adiabatis

Properti

Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.

9
10
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass
transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Lecture notes. Materi PK Konveksi_2023

11
Perhitungan

Jawaban a

1. Menghitung laju alir massa bahan farmasi (ṁ)

𝑚̇ = 𝜌 × 𝑉 × 𝐴

𝑚̇ = 1000 𝑘𝑔⁄𝑚3 × 0,2 𝑚⁄𝑠 × (𝜋 × (6,35 × 10−3 )𝑚2 )

𝑚̇ = 0,0253 𝑘𝑔/𝑠

2. Menghitung laju perpindahan kalor (q)

𝑞 = 𝑚̇ × 𝐶𝑝 × ∆𝑇

𝑞 = 0,0253 𝑘𝑔⁄𝑠 × 4000 𝐽⁄𝑘𝑔. 𝐾 × 50 𝐾

𝑞 = 5060 𝑊

3. Menentukan fluks kalor (q”)


𝑞
𝑞" =
𝐴
5060 𝑊
𝑞" =
𝜋(12,7 . 10−3 𝑚)(10 𝑚)

𝑞" = 𝟏𝟐𝟔𝟖𝟐, 𝟐𝟕 𝑾/𝒎𝟐

Jawaban b

12
1. Menghitung hydraulic diameter (Dₕ)

4𝐴𝑐
𝐷ℎ =
𝑃

4(𝜋)(6,35 × 10−3 )2 𝑚2
𝐷ℎ =
2(𝜋)(6,35 × 10−3 )𝑚

𝐷ℎ = 12,7 × 10−3 𝑚

2. Menghitung bilangan Reynolds (Re) dan sifat aliran

𝜌. 𝑈𝑚 . 𝐷ℎ ṁ. 𝐷ℎ
𝑅𝑒𝐷 = =
𝜇 𝜇. 𝐴𝑐

𝑘𝑔
(0,0253 𝑠 ) (12,7 × 10−3 𝑚)
𝑅𝑒𝐷 =
𝑘𝑔
(2 × 10−3 𝑚 . 𝑠) (𝜋)(6,35 × 10−3 )2 𝑚2

𝑅𝑒𝐷 = 1268,23

1268,23 < 2300 (Aliran laminar)

Dengan bilangan Reynolds (Re) < 2300 (berdasarkan, Incropera, F.P. (2011) Fundamentals
of heat and mass transfer. 7th ed) maka aliran bersifat laminar.

3. Aliran bersifat fully developed flow, dan perbandingan geometri (L/Dₕ) > 100 maka
bilangan Nusselt konstan dan dapat ditemukan di referensi, yang mana bernilai 4,364.

𝐿 10𝑚
=
𝐷ℎ 12,7 × 10−3 𝑚

𝐿
= 787,4
𝐷ℎ

787,4 > 100

4. Menghitung bilangan Nusselt (Nu)

➢ Metode bilangan Nusselt rata – rata pada penampang lingkaran

13
Untuk aliran laminar fully developed dalam saluran dengan penampang
lingkaran, serta fluks panas dinding aksial dianggap konstan maka angka Nusselt rata
– rata, NuD = 4,364.

➢ Metode persamaan Sieder dan Tate

Bilangan Nusselt (Nu) untuk perpindahan panas yang laminar dalam tabung
dapat dihitung menggunakan hubungan empiris yang lebih sederhana, diusulkan oleh
Sieder dan Tate melalui persamaan berikut.

𝐷ℎ 1/3 𝜇 0,14
𝑁𝑢𝐷 = 1,86. (𝑅𝑒𝐷 . 𝑃𝑟)1/3 . ( ) ( )
𝐿 𝜇𝜔

Dengan mengasumsikan sifat fisik fluida adalah tetap dan tidak berubah maka
viskositas (μ) juga tidak mengalami perubahan, sehingga
𝜇
=1
𝜇𝜔
1/3
1/3
12,7 × 10−3 𝑚
𝑁𝑢𝐷 = 1,86. (1268,23 . 10) .( )
10𝑚

𝑁𝑢𝐷 = 4,697

14
5. Menghitung koefisien konveksi (h)

➢ Metode bilangan Nusselt rata – rata pada penampang lingkaran

𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
ℎ=
𝐷ℎ

(4,364)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚

ℎ = 274,898 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾

➢ Metode persamaan Sieder dan Tate

𝑁𝑢𝐷 . 𝑘
ℎ=
𝐷ℎ

(4,697)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚

ℎ = 295,874 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾

6. Menentukan suhu permukaan (Ts)

➢ Metode bilangan Nusselt rata – rata pada penampang lingkaran

𝑞" = ℎ (𝑇𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 )

12682,27 𝑊 ⁄𝑚2 = (274,898 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾) (𝑇𝑠 − 348 𝐾)

𝑇𝑠 = 𝟑𝟗𝟒, 𝟏𝟑𝟒 𝑲

= 𝟏𝟐𝟎, 𝟗𝟖𝟒 °C

➢ Metode persamaan Sieder dan Tate

𝑞" = ℎ (𝑇𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 )

12682,27 𝑊 ⁄𝑚2 = (295,874 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾) (𝑇𝑠 − 348 𝐾)

𝑇𝑠 = 𝟑𝟗𝟎, 𝟖𝟔𝟒 𝑲

= 𝟏𝟏𝟕. 𝟕𝟏𝟒 °C

15
Analisis

Pada perhitungan nomor 2, didapat bahwa terdapat dua persamaan empiris yang
dipakai untuk menemukan solusi pada soal. Namun, terdapat satu persamaan lagi yang dapat
dipakai untuk menyelesaikan permasalahan nomor 2 dan menjadi bahan diskusi pada
pertemuan sebelumnya. Persamaan ini adalah persamaan 6-9 Holman 10th ed (2010) yang
dikenal dengan persamaan Hausen. Berikut merupakan persamaan Hausen:

12,7 × 10−3 𝑚
0,0668 ( 10𝑚 ) (1268,23)(10)
𝑁𝑢𝐷 = 3,66 + 2/3
12,7 × 10−3 𝑚
1 + 0,04 [( ) (1268,23)(10)]
10𝑚

𝑁𝑢𝐷 = 4,52

Kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien konveksi dengan persamaan


berikut:

𝑁𝑢𝐷  𝑘
ℎ=
𝐷ℎ
(4,52)(0,8 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾)
ℎ=
12,7 × 10−3 𝑚

ℎ = 284,45 𝑊/𝑚2 . 𝐾

Dengan persamaan menggunakan heat flux didapatkan nilai T permukaan bagian luar (Ts):

𝑞 ′′ = ℎ(𝑇𝑠 − 𝑇𝑜𝑢𝑡 )

392,58 = (284,45 𝑊/𝑚2 . 𝐾)(𝑇𝑠 − 348 𝐾)

𝑇𝑠 = 392,58 𝐾

𝑻𝒔 = 𝟏𝟏𝟗, 𝟒𝟑°𝐂

16
Melalui uji komparasi antara tiga persamaan, nilai suhu hasil dari persamaan Hausen
berada diantara persamaan dengan menggunakan bilangan nusselt yang konstan dan persamaan
Sieder – Tate.

Komentar

Dalam soal diasumsikan aliran bersifat fully developed flow maka fluks kalor selalu
konstan, serta L/Dh > 100 sehingga bilangan Nusselt dapat ditemukan dari referensi "Holman,
J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn". Untuk geometri lingkaran, bilangan Nusselt bernilai
4,364. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga
persamaan (bilangan Nusselt rata-rata, persamaan Sieder dan Tate, dan persamaan Hausen)
dapat dipakai karena memberikan hasil tidak berbeda jauh.

Pertanyaan 3

Sekumpulan oven pengering diletakkan pada rak dalam sebuah ruangan bersuhu 27 °C.
Oven-oven tersebut berbentuk kubus dengan panjang sisi 500 mm, dan diletakkan dengan jarak
15 mm antar oven.

a. Perkirakan kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan, jika
suhu permukaan 47 °C.

b. Jelaskan bagaimana pengaruh jarak antar oven terhadap kehilangan kalor yang terjadi.

Jawaban

Diketahui

• T∞ = 27 °C = 300 K • Tf =
Ts +T∞
=
320 K + 300K
= 310 K
2 2

• L = 500 mm = 0,5 m 1 1
• 𝛽 = =
Tf 310 K
• S = 15 mm = 0,015 m
• g = 9,8 m/s2
• Ts = 47 °C = 320 K

17
T (K) v. 106 (m2/s) k. 103 (W/m. K) α. 106 (m2/s)

300 15,89 26,3 22,5

310 16,896 27,04 23,98

350 20,92 30,0 29,9

• v = 16,896 x 10-6 m2/s

• k = 27,04 x 10-3 W/m. K

• α = 23,98 x 10-6 m2/s

(Hasil interpolasi dari Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn)

Ditanya

a. Kehilangan kalor yang terjadi pada sisi permukaan oven yang berhadapan (q loss)

b. Jelaskan bagaimana pengaruh jarak antar oven terhadap kehilangan kalor

Skema

Udara L = 500 mm
T = 300 K
Oven Oven
TS = 320 K

S = 15 mm

Asumsi

• Kedua oven dalam kondisi tunak

• Plat vertikal oven bersifat isotermal atau isothermal vertical channels

• Suhu udara dan suhu permukaan oven konstan

• Kedua oven diposisikan secara simetris

• Perpindahan kalor terjadi secara konveksi alami

18
• Sifat fisik fluida tetap

Properti

Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and
mass transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

19
Perhitungan

Jawaban a

1. Menghitung bilangan Rayleigh (Ra)

𝑔. 𝛽. (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝑆 3
𝑅𝑎𝑆 =
𝛼𝑣
1
(9,8 𝑚⁄𝑠 2 ) () (320 − 300)𝐾(0,015 𝑚)3
𝑅𝑎𝑆 = 310 𝐾
(23,98 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)(16,896 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)

𝑅𝑎𝑆 = 5266,66

2. Menghitung bilangan Nusselt (Nu)

➢ Persamaan Bar-Cohen and Rohsenow

Bilangan Nusselt (Nu) dapat dihitung menggunakan persamaan Bar-Cohen


and Rohsenow.

20
Dengan kedua oven diasumsikan simetris dan isotermal maka berdasarkan
referensi "Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn",
nilai C₁ dan C₂ adalah 576 dan 2,87.

−1/2
𝐶1 𝐶2
𝑁𝑢𝑆 = [ + ]
(𝑅𝑎𝑆 𝑆⁄𝐿)2 (𝑅𝑎𝑆 𝑆⁄𝐿)1/2
1
−2
576 2,87
𝑁𝑢𝑆 = [ + 1]
((5266,66)(0,015 𝑚⁄0,5 𝑚))2
((5266,66)(0,015 𝑚⁄0,5 𝑚))2

𝑁𝑢𝑆 = 1,994

➢ Persamaan Elenbaas

Untuk pelat yang dipanaskan secara simetris dengan kondisi permukaan


isotermal, Elenbaas memperoleh korelasi semiempiris untuk persamaan bilangan
Nusselt (Nu) sebagai berikut.

3/4
1 𝑆 35
𝑁𝑢𝑆 = . 𝑅𝑎𝑆 ( ) {1 − exp [− ]}
24 𝐿 𝑅𝑎𝑆 (𝑆/𝐿)
3/4
1 0,015𝑚 35
𝑁𝑢𝑆 = (5266,66) ( ) {1 − exp [− ]}
24 0,5𝑚 (5266,66)(0,015𝑚/0,5𝑚)

𝑁𝑢𝑆 = 1,959

21
3. Menentukan kehilangan kalor (qloss)

➢ Persamaan Bar-Cohen and Rohsenow

𝑞 ⁄𝐴 𝑆
𝑁𝑢𝑠,𝐿 = ( )
(𝑇𝑠 − 𝑇∞ ) 𝑘

𝑞
(0,5 𝑚)2 0,015 𝑚
1,994 = ( )
(320 𝐾 − 300 𝐾) 27,04 × 10−3 W/m. K

𝑞 = 𝟏𝟕, 𝟗𝟕𝟐 𝑾

➢ Persamaan Elenbaas

𝑞 ⁄𝐴 𝑆
𝑁𝑢𝑠,𝐿 = ( )
(𝑇𝑠 − 𝑇∞ ) 𝑘

𝑞
(0,5 𝑚)2 0,015 𝑚
1,959 = ( )
(320 𝐾 − 300 𝐾) 27,04 × 10−3 W/m. K

𝑞 = 𝟏𝟕, 𝟔𝟓𝟕 𝑾

Jawaban b

Pengaruh jarak antar oven terhadap kehilangan kalor yang terjadi.

22
Dengan S sebagai jarak dan q sebagai pelepasan kalor, menggunakan persamaan Bar-
Cohen and Rohsenow untuk mencari bilangan Nusselt, dapat dilihat dari grafik bahwa dari
berbagai variasi S, pelepasan kalor akan terus meningkat hingga S mencapai 0,035 m atau 35
mm. Pada jarak di atas 35 mm, jarak pisah sudah tidak mempengaruhi jumlah pelepasan kalor,
dengan pelepasan kalor maximum adalah sekitar 18,83 W.

Sedangkan, menggunakan persamaan Elenbaas untuk mencari bilangan Nusselt, dapat


dilihat dari grafik bahwa dari berbagai variasi S, pelepasan kalor akan terus meningkat hingga
S mencapai 0,06 m atau 60 mm. Pada jarak di atas 60 mm, jarak pisah sudah tidak
mempengaruhi jumlah pelepasan kalor, dengan pelepasan kalor maximum adalah sekitar 19,13
W.

Hal ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa saat salah satu oven melepaskan kalor, maka
oven lainnya akan menyerap kalor tersebut, begitupun sebaliknya. Hal ini menyebabkan oven
yang menerima kalor tersebut akan melepaskan lebih sedikit kalor.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jarak (S) berbanding lurus dengan
pelepasan kalor (q) namun hingga titik jarak tertentu, yang mana jarak tidak mempengaruhi
pelepasan kalor, tergantung pada spesifikasi sistem yang melepaskan kalor tersebut.

Analisis

Kehilangan kalor dipengaruhi oleh jarak antar benda, dimana kalor yang lepas akan
semakin meningkat seiring bertambahnya jarak antar benda. Kalor yang lepas tidak
terpengaruh jarak apabila sudah mencapai pada titik maksimum, pada kasus ini titik maksimum

23
kehilangan yang terjadi adalah sebesar 18,83 W bila menggunakan persamaan Bar-Cohen and
Rohsenow dan 19,13 W jika menggunakan persamaan Elenbaas.

Komentar

Asumsi sistem dalam kondisi tunak dan udara diantara permukaan oven yang
berhadapan adalah quiescent air (tidak dipengaruhi oleh variabel apapun) maka konveksi yang
terjadi adalah konveksi alami serta plat oven bersifat isothermal.

Semakin besar jarak antar oven akan menyebabkan laju perpindahan kalor mengecil,
namun pada jarak tertentu akan ada titik dimana kedua oven tidak akan mempengaruhi laju
perpindahan kalor satu sama lain.

Pertanyaan 4

Pintu sebuah kulkas memiliki ukuran tinggi 1 m dan lebar 0,65 m. Kulkas diletakkan
dalam ruang besar bersuhu 25 °C. Pintu kulkas terdiri dari lapisan insulasi polistirena (k = 0,03
W/m.K) yang diletakkan di antara lembaran tipis baja (ε = 0,6) dan polipropilena. Pada kondisi
normal, suhu permukaan dalam pintu kulkas dijaga tetap 5 °C. Perkirakan besarnya kalor yang
melalui pintu kulkas, jika tidak menggunakan lapisan insulasi.

Jawaban

Diketahui

• W = 0,65 m • k polistirena = 0,03 W/m. K

• H =1m • Ɛ baja = 0,6

• T∞ = 25oC = 298 K • Tf =
𝑇𝑠,𝑖𝑛 +𝑇𝑠
=
(298+278)𝐾
= 288 𝐾
2 2

• Ts = 25oC = 298 K
• β = 1/Tf = 1/288 K = 0,0035 K
• Ts, in = 5oC = 278 K
• σ = 5,67 x 10-8 W/m2.K4

24
T (K) v. 106 (m2/s) k. 103 (W/m. K) α. 106 (m2/s) Pr

250 11,44 22,3 15,9 0,720

288 14,822 25,34 20,916 0,710

300 15,89 26,3 22,5 0,707

• v = 14,822 x 10-6 m2/s

• k = 25,34 x 10-3 W/m. K

• α = 20,916 x 10-6 m2/s

• Pr = 0,710

(Hasil interpolasi dari Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn)

Ditanya

Berapa besarnya kalor yang melalui pintu kulkas tanpa lapisan insulasi (q tanpa insulasi)

Skema

Pintu
kulkas

H=1m

TRuangan = 25 °C
= 298 K

Asumsi

• Pintuk kulkas dalam kondisi tunak

• Pintu kulkas bersifat isotermal

25
• Suhu kulkas dan suhu udara konstan

• Udara adalah quiescent air

• Lapisan insulasi polistirena ditiadakan

• Akibat insulasi tidak digunakan, maka konduksi dapat diabaikan dan perpindahan kalor
terjadi secara konveksi alami dan radiasi

• Pintu kulkas dianggap vertical plate

• Ketebalan polipropilena sangat kecil maka dapat diabaikan

• Ketebalan polipropilena dan baja sangat tipis, sehingga tahanan termalnya dapat diabaikan

• Tahanan kontak termal antar lapisan diabaikan

• Sifat fisik fluida tetap

Properti

Holman, J.P. (2010) Heat transfer. 10th edn. Boston Mass.: McGraw Hill Higher
Education.

26
Bergman, T.L., Lavine, A.S. and Incropera, F.P. (2011) Fundamentals of heat and
mass transfer. 7th edn. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

27
Perhitungan

1. Menghitung bilangan Rayleigh (Ra)

𝑔. 𝛽. (𝑇𝑠 − 𝑇∞ )𝐿3
𝑅𝑎𝐿 =
𝛼𝑣
1
(9,8 𝑚⁄𝑠 2 ) ( ) (298 − 278 )𝐾(1 𝑚)3
𝑅𝑎𝐿 = 288 𝐾
(20,916 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)(14,822 × 10−6 𝑚2 ⁄𝑠)

𝑅𝑎𝐿 = 2,195 × 109

2,195 × 109 > 109

2. Menghitung bilangan Nusselt (Nu)

Dengan hasil bilangan Rayleigh, Ra > 10⁹ maka berdasarkan referensi "Incropera,
F.P. (2011) Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn", bilangan Nusselt dihitung
menggunakan persamaan Churchill and Chu.

28
1/6 2
0,387 𝑅𝑎𝐿
̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = {0,825 + }
[1 + (0,492/Pr )9⁄16 ]8/27

2
0,387 (2,195 × 109 )1/6
̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = {0,825 + }
[1 + (0,492/0,71)9⁄16 ]8/27

̅̅̅̅̅
𝑁𝑢𝐿 = 156,759

3. Menghitung koefisien konveksi (h) pada pelat vertikal

➢ Menggunakan bilangan Nusselt (Nu)

𝑘
ℎ = 𝑁𝑢𝐿 ( )
𝐿

25,34 × 10−3 𝑊 ⁄𝑚 . 𝐾
ℎ = 156,759 ( )
1𝑚

ℎ = 3,972 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾

➢ Menggunakan persamaan sederhana

Dengan asumsi bilangan Rayleigh dama dengan bilangan Grashof (Ra = Gr) maka:

𝐺𝑟. 𝑃𝑟 = (2,195 × 109 )(0,710)

𝐺𝑟. 𝑃𝑟 = 1,558 × 109

1,558 × 109 > 109 (turbulen)

Dengan aliran bersifat turbulen maka menggunakan persamaan berikut.

ℎ = 1,31(∆𝑇)1/3

ℎ = 1,31(298 𝐾 − 278 𝐾)1/3

ℎ = 3,556 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾

29
4. Menentukan kalor melalui pintu kulkas tanpa insulasi (q)

➢ Menggunakan bilangan Nusselt (Nu)

𝑞 = ℎ𝐴𝑠 (𝑇∞ − 𝑇𝑠,𝑖 ) + 𝜀𝜎𝐴𝑠 (𝑇𝑠𝑢𝑟 4 − 𝑇𝑠,𝑖 4 )

𝑞 = (3,556 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾)(0,65)(1)𝑚2 (298 − 278)𝐾


+ (0,6)(5,67 × 10−8 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾 4 )(0,65)(1)𝑚2 (2984 − 2784 )𝐾 4

𝑞 = 𝟖𝟖, 𝟓𝟑𝟕 𝑾

➢ Menggunakan persamaan sederhana

𝑞 = ℎ𝐴𝑠 (𝑇∞ − 𝑇𝑠,𝑖 ) + 𝜀𝜎𝐴𝑠 (𝑇𝑠𝑢𝑟 4 − 𝑇𝑠,𝑖 4 )

𝑞 = (3,972 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾)(0,65)(1)𝑚2 (298 − 278)𝐾


+ (0,6)(5,67 × 10−8 𝑊 ⁄𝑚2 . 𝐾 4 )(0,65)(1)𝑚2 (2984 − 2784 )𝐾 4

𝑞 = 𝟗𝟑, 𝟗𝟒𝟓 𝑾

Analisis

Perhitngan Rayleigh (Ra) digunakan untuk menentukan persamaan bilangan Nusselt.


Dengan nilai Ra yang didapat lebih dari 109 maka saat menghitung nilai Nu menggunakan
persamaan Churchill and Chu, persamaan 9.26 pada buku “Incropera, F.P. (2011)
Fundamentals of heat and mass transfer. 7th edn". Total kalor yang melalui pintu kulkas
merupakan total dari perpindahan panas secara konveksi dan radiasi sebesar. Bila
menggunakan bilangan Nusselt maka hasil perpindahan panas (q) adalah sebesar 88,537 W.
Sedangkan, bila menggunakan persamaan sederhana maka maka hasil perpindahan panas
adalah sebesar 93,945 W.

Komentar

Asumsi kalor yang melalui pintu kulkas tidak dipengaruhi oleh variabel apapun maka
terjadi konveksi alami.

30
Karena insulasi diabaikan, maka tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi,
melainkan hanya terjadi secara konveksi dan radiasi.

Dalam soal, ketebalan polipropilena tidak diketahui maka diasumsikan ketebalannya


sangat kecil sehingga diabaikan dari perhitungan.

31

Anda mungkin juga menyukai