Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326555093

Peran Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind) dalam Proses Menulis dan
Pembelajaran Naratif

Article in Gramatika Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan · June 2016


DOI: 10.31813/gramatika/4.1.2016.47.49--58

CITATIONS READS
6 5,085

1 author:

Z. Zainurrahman
STKIP Kie Raha Ternate
17 PUBLICATIONS 34 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Z. Zainurrahman on 13 February 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERAN PIKIRAN BAWAH SADAR (SUBCONSCIOUS MIND) DALAM
PROSES MENULIS DAN PEMBELAJARAN NARATIF

ROLE OF SUBCONSCIOUS MIND IN THE PROCESS OF WRITING AND


NARRATIVE LEARNING

Zainurrahman
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris, STKIP Kie Raha Ternate
Jalan Raya STKIP, Sasa, Ternate Selatan

Abstrak
Pikiran bawah sadar manusia adalah pikiran yang kaya akan motivasi, kreatifitas, dan emosi.
Seandainya setiap orang mampu mengaksesnya, maka setiap orang dapat memanfaatkan kekayaan
pikiran bawah sadar dalam berbagai kebutuhan dan tujuan, tidak terkecuali tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas akses pikiran bawah sadar
adalah hypnoteaching. Hypnoteaching melibatkan 5 unsur kompleks, yakni quantum teaching-
learning, power teaching, neuro-linguistic programming, accelarated learning, dan hypnosis. Hal ini
menunjukkan bahwa tanpa penguasaan salah satu dari kelima unsur ini, maka model pembelajaran
tersebut tidak maksimal. Di antara kelima unsur ini, pelibatan aktivitas pikiran bawah sadar terletak
pada unsur terakhir, yakni hipnosis. Dalam pembelajaran atau proses menulis naratif, pikiran bawah
sadar memainkan peranan yang sangat penting. Salah satu fungsi yang diperankan oleh pikiran bawah
sadar dalam menulis naratif adalah menggali informasi atau data yang tersimpan di dalamnya
kemudian menampilkannya dalam bentuk visual (mental image) dan memberikan peluang pada kita
untuk berkreasi dengan informasi- informasi tersebut, menyusunnya menjadi sebuah cerita atau
naratif. Tulisan ini akan menampilkan bagaimana hipnosis murni (bukan hypnoteaching) dapat
digunakan dalam pembelajaran atau proses penulisan naratif.

Kata kunci: pikiran, hipnosis, naratif

Abstract
Human subconscious mind is rich of motivation, creativity, and emotion. If everyone is able to access
it, then everyone can utilize their subconscious treasures for various needs and purposes, including
education and learning purposes. One of the learning models which includes accessing subconscious
mind is hypnoteaching. Hypnoteaching includes 5 complex elements; they are quantum teaching-
learning, power teaching, neuro-linguistic programming, accelerated learning, and hypnosis. This
shows that without one of these five elements, then the application of hypnoteaching learning model
is not effective. Among these five elements, hypnosis is the one part which touches the subconscious
mind. In narrative writing (and learning) process, subconscious mind plays a very important role.
One of the roles is digging the information or data stored in it, then displaying it visually (mental
image) and giving us chance to create and structure them to be a story or a narrative. This article
provides information how pure hypnosis (not hypnoteaching)can be utilized in the narrative learning
or writing process.

Keywords: mind, hypnosis, narrative

1. Pendahuluan sadar (subconscious mind). Sebagaimana para


Pikiran manusia terdiri atas dua bagian, yakni pembaca akan temukan melalui tulisan ini, segala
pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah perilaku manusia dalam keseharian sebagian

49
besar dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar. aplikasi hipnosis di dalam proses belajar
Segala bentuk aktivitas kita sehari-hari, termasuk mengajar.
menulis, mendapatkan porsi pengaruh bawah Hypnoteaching itu sendiri adalah suatu
sadar yang cukup besar. Menurut Gunawan sistem yang kompleks. Selain itu, pergeseran
(2012:18) , pengaruh pikiran bawah sadar makna telah terjadi antara hypnosis dan
terhadap diri kita adalah 88% sedangkan untuk hypnoteaching. Abdul Latif (2013)
pikiran sadar pengaruhnya 12%; selanjutnya, mendefinisikan hypnoteaching sebagai seni
pikiran sadar dan pikiran bawah sadar sebenarnya berkomunikasi dalam memberikan sugesti positif
saling mempengaruhi dan bekerja secara paralel kepada siswa agar siswa menjadi lebih baik atau
dengan kecepatan yang sangat tinggi. lebih cerdas. Abdul latif (dengan merujuk pada
Melihat persentase pengaruh pikiran bawah Hajar, 2012) bahwa hypnoteaching merupakan
sadar yang begitu besar ini, kita mungkin akan model pembelajaran yang menggabungka n
bertanya-tanya fungsi apa sajakah yang quantum learning, accelarated learning, power
dilaksanakan oleh pikiran bawah sadar ini dalam teaching, neuro-linguistic programming, dan
kehidupan kita, dalam keseharian kita. Seorang hypnosis. Hal ini menunjukkan kompleksita s
pakar di bidang teknologi pikiran menjelaska n hypnoteaching yang terkesan tidak sederhana.
fungsi pikiran bawah sadar ini dan salah satu Hypnoteaching, sebagaimana istilah tersebut
fungsi yang diutarakan adalah fungsi kreativita s mengisyaratkan, menempatkan guru pada posisi
(Gunawan, 2012). Fungsi kreativitas dari pikiran utama sebagai fasilitator dan siswa pada posisi
bawah sadar itu yang akan dibahas dalam tulisa n kedua sebagai klien, atau di dalam istilah hipnosis
ini. disebut suyet. Sebagai fasilitator, guru akan
Proses penulisan naratif seperti cerpen, melakukan mediasi yang besifat membimb ing
novel, dan sebagainya, merupakan proses kepada siswa agar memasuki kondisi bawah
menulis fiksi yang menuntut kreatifitas yang sadar yang di dalam hipnosis disebut sebagai
tinggi. Dengan demikian, memahami pikiran kondisi trance. Meskipun demikian, trance pada
bawah sadar yang berperan menjalankan fungs i hypnoteaching dan hipnosis lainnya seperti
kreatifitas berarti memahami bagaima na hipnosis panggung dan clinical hypnosis atau
memaksimalkan kreativitas itu sendiri. hypnotherapy (aplikasi hipnosis dalam urusan
Berbicara tentang pikiran bawah sadar, kita kesehatan) terdapat perbedaan. Pada hipnosis,
akan diarahkan pada suatu kata yang secara kondisi trance diisyaratkan dengan keadaan
umum masih belum dipahami secara benar oleh serupa “tidur” meskipun sebenarnya suyet tidak
sebagian besar masyarakat, yakni hipnosis. tertidur pulas, melainkan berada pada alam
Menurut Yan Nurindra, Hipnosis itu sendiri relaksasi yang dalam, sedangkan dalam
adalah seni dalam menyampaikan pesan, atau hypnoteaching para siswa yang adalah suyet atau
komunikasi persuasif, ke “pusat motivas i”. subjek mengalami trance dengan mata terbuka;
(Nurindra, 2008). Yang dimaksud dengan “pusat ini barangkali yang disebut dengan waking
motivasi” oleh Yan Nurindra itu adalah pikiran hypnosis, atau hipnosis dengan mata
bawah sadar. Definisi hipnosis menurut Gunawan terbuka.Hypnoteaching sendiri masih
(2012:3) adalah suatu kondisi di mana perhatian digolongkan sebagai pseudosains dikarenakan
menjadi sangat terpusat sehingga tingkat oleh kurangnya referensi saintifik yang
sugestibilitas meningkat sangat tinggi. Sementara membahasnya (Abdul Latif, 2013).
itu, di dalam dunia pendidikan dan pengajaran, Inti dari hipnosis, hipnosis panggung,
istilah hipnosis ini kemudian dikembangka n hipnosis klinis, dan hypnoteaching, adalah akses
menjadi hypnoteaching; katakanlah, sebagai terhadap pikiran bawah sadar. Memandu suyet
50
hingga memasuki kondisi trance sehingga suyet bagi sebagian masyarakat. Seringkali pikiran
mampu menggali dan memanfaatkan informas i bawah sadar diartikulasikan sebagai alam bawah
yang terkandung di dalam pikiran bawah sadar yang berkonotasi pada “ketidaksadara n”
sadarnya. Melalui tulisan ini, penulis akan yang sebenarnya merupakan domain lain dari
memaparkan bagaimana peran pikiran bawah hipnosis itu sendiri. Ketidaksadaran
sadar dalam proses menulis naratif. Perbedaan (unconsciousness) jelas berbeda dengan bawah
yang mungkin terdapat antara tulisan ini dengan sadar. Istilah bawah sadar itu sendiri pada
tulisan ilmiah lain yang membahas hal yang sama hakikatnya merupakan representasi mekanis me
terletak pada sudut pandang dan prosedur. Jika pikiran di balik tindakan. Akan tetapi, istila h
pada umumnya hypnoteaching menekankan pikiran bawah sadar ini di dalam kajian
peran guru sebagai penyampai pesan, pemberi psikoanalisa Sigmund Freud disebut unconscious
sugesti, maka dalam tulisan ini penulis lebih mind. Ada baiknya jika perbedaan istilah ini tidak
menekankan aspek siswa sebagai individu yang dipersoalkan, meskipun secara harafiah kedua
kreatif dan potensial. Hal ini didasarkan pada kata ini (subconscious dan unconscious)
prinsip dasar hipnosis, bahwa sesunggunya sebenarnya berbeda.
seluruh hipnosis pada dasarnya adalah self- Pikiran bawah sadar dapat dianggap sebagai
hypnosis (menghipnosis diri sendiri). media penyimpanan data (virtual storage) yang
Tulisan ini dibagi menjadi tiga bagian. Padamana data tersebut diakses dan dijalankan oleh
bagian pertama, penulis memaparkan pikiran manusia dalam kesehariannya. Freud
bawah sadar dan kondisi trance. Adapun bagian menggambarkan pikiran bawah sadar ini seperti
kedua penulis memaparkan sekelumit teori bawahan dari sebuah gunung es yang ukurannya
naratif. Sedangkan pada bagian terakhir, penulis lebih besar dari atasannya (pikiran sadar). Pada
memaparkan formulasi prosedur hipnosis yang pikiran bawah sadar inilah proses-proses mental
dapat digunakan dalam pengajaran menulis terjadi, yang berdampak pada tindakan atau
naratif. perilaku. Misalnya ketika kita haus maka secara
otomatis kita akan mencari sesuatu untuk
1.1 Pikiran Bawah Sadar dan Kondisi Trance diminum (McLeod, 2015). Tindakan atau
1.1.1. Pikiran Bawah Sadar perilaku mencari minum ini bukan berasal dari
Pikiran bawah sadar, subconscious mind, pertimbangan analitik seperti mencegah dehidrasi
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, (ini adalah domain pikiran sadar).
adalah salah satu dari dua jenis pikiran yang Sebagaimana yang telah disebutkan
dimiliki oleh setiap ummat manusia dan memilik i sebelumnya, bahwasanya pikiran bawah sadar
porsi besar dalam melatarbelakangi prilaku hidup menyimpan informasi atau data. Setiap informas i
dibandingkan dengan pikiran sadar atau yang tersimpan dalam pikiran bawah sadar ini
conscious mind. Kemudian, yang dimaksud pada dasarnya melewati pikiran sadar terlebih
dengan kondisi trance (trance state) merupakan dahulu. Dalam hal ini, pikiran sadar manus ia
keadaan dimana seseorang menjalankan aktivita s senantiasa melakukan filterisasi informasi atau
berbasis pikiran bawah sadar itu sendiri. Istilah data sebelum informasi tersebut masuk atau
lain dari kondisi ini adalah kondisi hipnosis terekam ke dalam pikiran bawah sadar. Setelah
(hypnosis state) dan ini sebenarnya terjadi pada informasi atau data, atau program, terekam di
kita puluhan bahkan ratusan kali dalam dalam pikiran bawah sadar, pada kondisi tertentu,
keseharian kita. akan tereksekusi atau dijalankan. Kondisi inila h
Istilah bawah sadar, hipnosis, trance, yang kita sebut kondisi trance. Dalam kondisi
barangkali merupakan istilah yang cukup baru trance, program yang telah “terinstal” di dalam
51
pikiran bawah sadar merupakan dasar dari maka secara otomatis orang ini akan kembali
tindakan. Dalam hal ini, menurut Bargh dan mengambil air wudhu.
Morsella, pikiran sadar kemudian akan Contoh untuk penetrasi informasi secara
memberikan makna setelah terjadi tindakan yang persuasif dapat dilihat ketika seorang terapis
dasarnya adalah program bawah sadar (2008:77). hipnosis klinis meminta atau mengajak pasien
Di balik pikiran bawah sadar sebenarnya atau suyet untuk berimajinasi, membayangka n,
terdapat wilayah lain yang disebut dengan nilai merasakan, atau melakukan hal tertentu. Pasien
dasar. Nilai dasar ini merupakan informasi atau atau suyet tersebut menerima informasi itu
data dasar yang tertanam sejak kecil seperti ajaran berdasarkan kehendak kesembuhan yang
agama, sistim kepercayaan, ajaran moral, minat, membutuhkan kerjasama agar dapat terwujud
dan sebagainya. Wilayah ini bertugas sebagai pada dirinya.
“penjaga kedua” pikiran bawah sadar. Data-data Sebenarnya ada cara ketiga yang tidak
awal yang tertanam pada wilayah ini berperan bersifat persuasif maupun otoritatif, yakni
untuk menolak informasi-informasi yang informasi atau data yang masuk ke pikiran bawah
dianggap destruktif yang berhasil melalui pikiran sadar yang disebabkan oleh pengala ma n
sadar. Misalnya, ketika seseorang dihipnotis (dan traumatik atau kejadian di luar kesengajaan yang
berhasil dihipnotis) kemudian disugesti untuk lain. Contohnya saat seorang siswa begitu gugup
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan dan takut ketika berdiri di hadapan kelas karena
nilai dasar yang dimilikinya, maka orang itu akan pernah mengalami kejadian “memalukan” ketika
keluar dari kondisi trance dan pikiran sadarnya berada di depan kelas. Siswa ini memberika n
akan segera aktif untuk menolak informasi dari makna bahwa “berdiri di depan kelas dengan
sugesti tersebut. tujuan apapun merupakan kejadian yang
Penetrasi informasi ke dalam pikiran bawah mempermalukan diri” dan ini dikategorika n
sadar dapat terjadi dalam beberapa cara, di sebagai fobia.
antaranya adalah secara persuasif dan secara Melihat contoh ini, maka sebenarnya masuk,
otoritatif. Yang dimaksud dengan cara persuasif terprogram, dan jalannya program bawah sadar
adalah cara sebuah informasi atau sugesti merupakan kejadian sehari-hari yang dialami
diberikan kepada seseorang dalam bentuk saran oleh manusia. Peristiwa fokus belajar di kelas,
sedangkan cara otoritatif lebih berbentuk pada mendengarkan ceramah, membaca buku,
perintah. menonton tayangan televisi, merupakan peristiwa
Di dalam hypnoteaching misalnya, hipnosis yang kita alami dalam keseharian kita.
informasi atau sugesti dari guru pada para siswa Aktivitas pikiran bawah sadar terjadi dari waktu
lebih bersifat otoritatif, mengingat guru ke waktu di dalam keseharian kita.
merupakan tokoh yang dipandang memilik i Pikiran bawah sadar juga dapat diakses dan
otoritas. Selain guru, tokoh lain sebut saja orang diaktifkan dengan sengaja untuk tujuan tertentu.
tua, ulama, pendeta, hakim, dan sebagainya, Aktivasi pikiran bawah sadar ini dilakuka n
mereka dipandang memiliki otoritas dan oleh dengan cara menurunkan gelombang otak, atau
karenanya informasi yang diberikan akan menurunkan frekuensi kerja pikiran sadar
langsung masuk dan terprogram di dalam pikiran sehingga suyet memasuki kondisi trance yang
bawah sadar. Ketika seseorang berada pada mana akan dijelaskan pada bagian berikut. Pada
kondisi tertentu, program itu akan dijalanka n. bagian berikutnya, penulis memaparkan perihal
Misalnya seorang muslim yang hendak shalat kondisi trance dan prosedur standar yang dapat
akan mengambil air wudhu, dan ketika air dijalankan untuk memasuki kondisi trance
wudhunya batal karena satu dan lain penyebab, dengan sengaja untuk kepentingan pembelajara n.
52
Prosedur ini mungkin berbeda dengan prosedur bawah sadar. Pikiran bawah sadar harus dijaga
hypnoteaching karena prosedur yang digunaka n dengan ketat oleh pikiran sadar agar informas i
adalah prosedur murni hipnosis yang dirumuska n atau program yang destruktif tidak dapat masuk
untuk kepentingan penulisan naratif. ke pikiran bawah sadar. Meskipun demikia n,
pikiran sadar ini juga dapat lengah dalam
1.1.2. Kondisi Trance melaksanakan tugasnya. Ketika pikiran sadar
Kondisi trance adalah kondisi turunnya frekuens i lengah, kegiatan analisis-nya akan terhenti
gelombang otak, berkurangnya aktivitas pikiran sejenak dan gerbang pikiran bawah sadar pun
sadar, sehingga aktifnya pikiran bawah sadar. terbuka dan informasi apapun dapat masuk ke
Kondisi trance yang kita alami sehari-har i pikiran bawah sadar. Akan tetapi, informasi yang
contohnya adalah ketika membaca sebuah novel sudah berhasil masuk belum langsung terekam
dengan begitu serius, menikmati tayangan secara permanen, karena masih ada nilai dasar
televisi hingga mempengaruhi emosi, terfokus yang akan melakukan cross-check. Jika informas i
pada suatu hal dan mengabaikan hal lain, ketika itu bertentangan dengan nilai dasar, pikiran
berdo’a, dan sebagainya. Pada kondisi-kond is i bawah sadar akan memberikan sinyal kepada
tersebut, aktivitas pikiran sadar kita menurun. pikiran sadar sehingga pikiran sadar dapat aktif
Jika kita ingin dengan sengaja memasuki atau kembali melakukan penjagaan, atau kita sebut
memasukkan seseorang ke kondisi trance, kita dengan waspada.
juga harus dengan sengaja menurunkan aktivita s Pikiran sadar kita senantiasa bekerja dari
gelombang otaknya. Untuk itu, perlu kiranya kita waktu ke waktu, menganalisa,
memahami mengapa kita harus mengura ngi mempertimbangkan, membandingka n,
aktivitas pikiran sadar untuk bisa mengaktifka n memutuskan, sehingga kita senantiasa berada
pikiran bawah sadar. pada posisi mawas diri atau bersikap kritis
Pikiran sadar (conscious mind) memilik i (berada pada posisi beta) (untuk fungsi pikiran
beberapa fungsi dan salah satunya adalah fungs i sadar secara lengkap lihat Gunawan, 2012).
analisis kritis (Gunawan, 2012). Melalui fungs i Selama kita berada pada posisi ini, kita tidak akan
ini, pikiran sadar berperan untuk menganalis is mengalami trance. Oleh karena itu, untuk bisa
setiap informasi yang masuk, memasuki kondisi trance, maka kita harus
mempertimbangkan apakah diterima atau ditolak, menurunkan aktivitas kerja pikiran sadar, dan itu
dan membandingkan informasi yang masuk bisa kita lakukan dengan proses relaksasi (dengan
dengan informasi yang sudah ada di dalam sengaja mengistrahatkan pikiran sadar untuk
pikiran bawah sadar (bertentangan atau sejalan bersikap kritis setiap informasi yang masuk)
dengan informasi atau data awal atau nilai dasar), (berada pada posisi alfa dan tetha). Ada berbagai
jika informasi yang masuk sejalan dengan macam cara yang bisa kita gunakan untuk
informasi yang sudah ada, informasi tersebut memasuki kondisi trance ini. Namun apapun
akan diteruskan ke pikiran bawah sadar (wilaya h caranya, hanya ada satu istilah yang digunaka n
penjagaan ini disebut critical area). Sementara secara umum, yakni induksi.
itu jika informasi yang masuk bertentanga n Di dalam kondisi trance inilah kita berada
dengan informasi yang sudah ada, informas i pada wilayah pikiran bawah sadar. Kondisi
tersebut ditolak. trance itu sendiri adalah kondisi relaksasi total,
Melihat fungsi dan peran yang dijalankan ketika kita menjadi sangat sensitif terhadap
oleh pikiran sadar atau pikiran analitik ini, maka informasi yang masuk, setiap indera menjadi
tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa sangat peka, karena pikiran sadar atau pikiran
pikiran sadar adalah penjaga gerbang pikiran analitik kita sedang “beristirahat”. Inilah saat
53
ketika kita mampu merasakan berbagai sensasi, fiktif adalah cerita yang dibangun dari imajinas i
emosi, imajinasi, yang memberikan pengaruh (Evans, 2000).
pada fisik seperti merasakan apa yang Sebuah naratif setidaknya memiliki lima
dibayangkan, atau dipikirkan oleh pikiran bawah element di dalamnya, yakni orientasi (karakter
sadar (ini disebut fenomena psikosomatis). cerita, tempat, dan waktu), komplikasi (konflik,
Ketika kita berada di dalam kondisi trance, kejadian), evaluasi (alasan dari konflik), resolusi
pikiran bawah sadar cenderung menerjemahka n (solusi dari komplikasi), dan koda (makna cerita
informasi dalam bentuk visual. Ini sama dengan dan pesan moral) (Feez dan Joyce, 2003; Labov,
ketika kita membayangkan atau mengingat- inga t 1997).
suatu tempat, sambil menutup mata, kita seolah- Melihat deskripsi singkat arti naratif serta
olah melihat apa yang kita bayangkan atau apa elemen yang membangunnya, maka keseluruha n
yang kita ingat. Ini merupakan produk dari naratif adalah informasi- informasi yang
aktivitas pikiran bawah sadar kita (produk visua l sebenarnya terekam di dalam pikiran bawah sadar
pikiran bawah sadar ini kita sebut imajinasi, dan (memory adalah salah satu jenis informasi yang
kata imajinasi/image ini pada dasarnya berarti tersimpan di dalam pikiran bawah sadar). Ini juga
gambar). Dan inilah salah satu alasan mengapa berkaitan dengan makna kata cerita yang
kita atau suyet perlu berada di dalam kondisi merupakan kejadian yang sudah berlalu. Setiap
trance agar bisa berimajinasi untuk menulis fiksi. kejadian menimbulkan pengalaman, memberika n
Dengan kondisi menguntungkan seperti ini, informasi, dan semua ini tersimpan dalam pikiran
begitu banyak informasi yang dapat kita tuangkan bawah sadar. Dan ketika menulis sebuahnaratif,
ke dalam narasi fiksi yang kita tulis. Informas i- misalnya naratif faktual, berupaya menginga t
informasi itu siap dituangkan dan tugas kita atau kembali apa yang sudah terjadi merupakan
suyet adalah merancang struktur bahasa yang aktivitas pikiran bawah sadar. Mengapa sehingga
menarik dalam menuangkan informasi tersebut. berbagai informasi krusial tidak dapat terungkap
Sampai pada titik ini, kita sudah memaha mi jika kita tidak memiliki diary atau catatan
kerja pikiran bawah sadar dan juga memaha mi kejadian? Karena kita tidak melakukan ini dalam
kondisi trance serta bagaimana cara agar bisa kondisi trance. Ketika berada dalam kondisi
memasuki kondisi trance atau induksi. Prosedur trance, kita bahkan bisa mengingat sesuatu yang
induksi akan dibahas lebih lanjut pada bagian sudah dilupakan oleh pikiran sadar. Misalnya,
ketiga. Kini kita akan membahas sekelumit teori kita mengingat kejadian di waktu kecil, dalam
naratif yang akan dihubungkan dengan kerja kondisi trance kita mendapatkan kesan visua l
pikiran bawah sadar dan kondisi trance yang yang jelas tentang kejadian waktu itu. Ini di
sudah kita bahas. dalam proses hipnoterapi disebut dengan regresi
usia (age regression) dan ini sudah dibuktika n
2. Teori Naratif oleh banyak pakar (lihat Gunawan, 2012).
Istilah naratif dapat kita pikirkan sebagai cerita. Bagaimana jika kita menulis atau
Hal ini berdasarkan pada etimologi naratif yang mengajarkan menulis naratif fiksi dimana
menurut Alwasilah sebagai derivasi dari kata to kejadian nyatanya tidak pernah ada? Ini
narrate yang berarti menceritakan (2005:119). sebenarnya sama sekali tidak menjadi kendala
Jika kita berbicara tentang cerita, terdapat bagi kita. Apapun yang terdapat di dalam pikiran
setidaknya dua jenis besar dari cerita, yakni cerita bawah sadar kita dapat kita manfaatkan. Pikiran
faktual dan cerita fiktif. Cerita faktual adalah bawah sadar memiliki daya imajinasi yang tinggi.
cerita yang dibangun dari realita sedangkan cerita Melalui informasi-informasi yang sudah ada,
maka imajinasi akan terbentuk sesuai dengan
54
kehendak suyet atau arahan seorang guru atau 3. Pengajaran Menulis Naratif Berbasis
fasilitator. Kita bisa membentuk informasi baru Hipnosis
dari informasi lama yang sudah ada di dalam Pada bagian ini, penulis menggunakan kata
pikiran bawah sadar kita. Salah satu contoh hipnosis dan bukan hypnoteaching. Hal ini
adalah ketika kita membayangkan seekor kuda berdasarkan pada pemahaman bahwa hipnosis
yang bersayap (informasi baru), kita sebenarnya dan hypnoteaching berbeda dari segi aplikasi.
membayangkan seekor kuda dan burung Yang akan diterapkan di dalam proses pengajaran
(informasi lama). menulis naratif ini adalah hipnosis murni, bukan
Proses menulis naratif adalah proses ketika hypnoteaching. Prosedur pelaksanaannya
imajinasi kita mengalir mengikuti plot yang mengikuti prosedur standar hipnosis yang terbagi
sudah dirancang. Apa yang kita tuliskan adalah menjadi tiga bagian yang berisi lima tahapan
apa yang kita imajinasikan, yang ketika di dalam yakni bagian satu (persiapan) meliputi: (1) pre-
kondisi trance terwujud dalam visualisasi mental induksi; bagian trance yang meliputi: (2) induks i,
sebagai produk dari aktivitas pikiran bawah sadar (3) pendalaman; bagian penggalian informas i
kita. Adalah lebih mudah dan lebih gambla ng yang meliputi: (4) sugesti; dan bagian penulisa n
menulis apa yang dapat kita visualisasika n yang meliputi: (5) post-hipnotik/terminasi.
dibandingkan dengan apa yang kita pikirkan.
Dengan kata lain, menulis naratif sebenarnya a. Bagian Persiapan
adalah aktivitas pikiran bawah sadar. Ini tidak Pada bagian ini, kita melakukan tahapan
berlebihan dan kita lihat sendiri bagaima na persiapan yang meliputi pre-induksi. Pada
proses pikiran bawah sadar penulis naratif tahapan ini, kita menjelaskan kepada para peserta
dikomunikasikan pada para pembaca. Ketika didik tentang pikiran bawah sadar, kondisi
membaca sebuah novel, seseorang mengala mi trance, dan juga konsep naratif. Kita juga
visualisasi akan apa yang dibacanya. Bahkan, menjelaskan bagaimana pikiran bawah sadar
sensasi dan emosi yang terlambang di dalam memainkan peranan penting dalam proses
novel tersebut turut dirasakan oleh pembaca; penulisan naratif. Kesuksesan dalam tahapan ini
mereka menangis, tertawa, marah, hanya karena merupakan kunci kesuksesan tahapan berikutnya.
membaca novel (hal ini disebut abreaction). Ini Kita perlu menjelaskan keberadaan informas i-
juga berarti membaca naratif pun sebenarnya informasi dalam pikiran bawah sadar yang dapat
aktivitas pikiran bawah sadar. dimanfaatkan untuk kebutuhan imajinasi dan
Dengan demikian, kita dapat melihat berkreasi ketika menulis naratif. Dalam contoh
bagaimana pikiran bawah sadar mempengar uhi ini, kita menyampaikan bahwa mereka akan
proses penulisan naratif (dan juga menulis sebuah pengalaman atau kejadian yang
pembacaannya). Pikiran bawah sadar merupakan pernah dialami oleh mereka. Setelah itu, kita
pikiran yang kaya dengan informasi- informas i meminta mereka untuk mempersiapkan alat tulis
yang dibutuhkan oleh komponen-komponen atau dan meminta mereka untuk menuliskan salah satu
elemen-elemen di dalam sebuah teks naratif, baik judul untuk mereka sendiri. Judul ini merupakan
itu fiksi maupun yang faktual. Lalu, bagaima na representasi salah satu pengalaman yang akan
caranya kita menerapkan hal ini di dalam mereka tuangkan atau kembangkan menjadi
pengajaran menulis naratif? Pada bagian berikut, sebuah cerita.
penulis akan memaparkannya.
b. Bagian Trance
Pada bagian ini, kita meminta peserta didik untuk
duduk dengan posisi paling nyaman yang mereka
55
pilih sendiri. Mintalah mereka untuk menggerakan jari telunjuk atau mengangguk jika
memejamkan mata sambil menarik nafas yang mereka sudah “melihat” tempat itu dan layar
dalam dan menghembuskannya, serta lakukan ini televisi itu. Jika mereka belum memberika n
beberapa kali. Semakin mereka melakukan ini respon, maka mintalah mereka untuk lebih tenang
mereka akan semakin rileks. Mintalah mereka dan lebih damai lagi. Jika mereka sudah
untuk menikmati keadaan mereka saat itu, dan melihatnya, maka mintalah mereka untuk
biarkan mereka beristirahat mereka sejenak. menampilkan suatu kejadian di masa lalu mereka
Sampaikan kepada mereka dalam konstruksi yang ingin mereka ceritakan. Minta mereka untuk
kalimat positif bahwa semakin mereka merasakan menikmati visualisasi itu dengan jelas.
nafas mereka, mereka semakin merasa tenang dan Berikanlah mereka waktu untuk mengalami hal
damai. Hindari penggunaan kata tidak, bukan, ini.
tidak pernah, dan mengapa. Kata-kata ini akan Ketika mereka sedang berada pada tahapan
mengaktifkan pikiran sadar mereka dan karena ini, kita perlu bimbing mereka untuk
pikiran bawah sadar tidak mengenali kata-kata memperhatikan setiap detil seperti tempat, warna,
berpola negatif. Sehingga, kita perlu mencari bentuk, apapun yang bisa ada di dalam visualisas i
padanan kata lain yang positif untuk tersebut. Ini merupakan proses penggalia n
menggantikan kata-kata negatif tersebut. informasi dari pikiran bawah sadar. Perlu diinga t
Kemudian, mintalah mereka untuk bahwa sebaiknya ini bukan pengalaman yang
merasakan atau seolah-olah merasakan denyut buruk karena jika yang ditulis atau informas i
jantung mereka sendiri. Sampaikan kepada yang digali adalah pengalaman buruk maka
mereka bahwa semakin mereka merasakannya, kemungkinan besar akan terjadi abreaction
semakin mereka rileks dan tenang. Perhatikan seperti menangis, histeris, dan sebagainya,
ekspresi di wajah mereka serta motorik mereka terutama terhadap pengalaman-pengala ma n
karena ini adalah salah satu tanda keadaan trance. traumatik. Jika ini terjadi, maka kita segera
Saat seseorang sudah berada pada kondisi alfa, meminta mereka untuk kembali merasakan
ekspresi mereka cenderung datar; saat seseorang tempat yang menyenangkan dan ketika mereka
sudah berada pada kondisi tetha, respon motorik sudah kembali tenang, mintalah mereka untuk
terkesan lambat dan ini yang disebut dengan mengingat kembali pengalaman indah mereka.
gejala lethargy. Mintalah mereka untuk Kemudian, mintalah bagi mereka yang
menggunakan jari telunjuk atau dengan merasa sudah cukup mengingat atau melihat apa
mengangguk atau menggeleng ketika merespon yang perlu mereka lihat untuk bersiap-siap untuk
pertanyaan dari kita. Dan gerakan mereka ini bangun. Berikanlah hitungan pada mereka seperti
disebut respon ideomotorik. Semakin lambat “Saya akan menghitung dari 1 sampai dengan 10,
mereka merespon, semakin dalam kondisi trance semakin saya menghitung, Anda akan merasa
mereka. semakin segar dan nyaman. Pada hitungan ke 10
Kemudian, kita meminta mereka untuk anda akan membuka mata anda dalam keadaan
membayangkan mereka berada di suatu tempat yang sehat, kuat, tenang, senang, dan semua yang
yang menyenangkan hati mereka. Pada kondisi anda lihat tadi akan Anda ingat hingga Anda
ini, pikiran bawah sadar mereka akan langsung selesai menuliskannya. 1... 2...3.. dan hitungla h
memberikan visualisasi (kejelasan visual yang sampai 10 sampai mereka membuka mata
mereka dapatkan tergantung tingkat kedalaman mereka.
trance mereka) tempat tersebut. Di tempat itu,
mintalah mereka untuk membayangkan ada
sebuah layar televisi. Mintalah mereka untuk
56
c. Bagian Penulisan 4. Kesimpulan
Penulis berasumsi bahwa setiap peserta didik kini Pada dasarnya, proses penulisan naratif (begitu
sudah membuka mata mereka, sudah kembali ke juga dengan proses pembacaannya) adalah proses
kondisi beta mereka. Kini, mintalah mereka yang melibatkan aktivitas pikiran bawah sadar
untuk memulai menuliskan cerita mereka itu. yang cukup signifikan. Pikiran bawah sadar
Mereka akan menuliskan apapun yang mereka menyumbang begitu besar peran dan fungs i
lihat dan satu-satunya kendala pada saat ini kreatif dalam menampilkan informasi atau data-
adalah struktur naratifnya, dan ini seharusnya data dalam bentuk visual ketika seseorang berada
sudah diajarkan pada bagian persiapan, yakni dalam kondisi trance. Dan ini dapat dimanfaatka n
bagian konsep naratif. untuk membimbing peserta didik dalam menulis
Pada bagian ini, biarkan para peserta didik naratif, bahkan dapat kita manfaatkan untuk diri
untuk menuangkan seluruh pengalaman yang kita sendiri ketika kita ingin menulis naratif.
mereka lihat, yang mereka dapatkan kembali, Meskipun demikian, perlu dilaksanakan suatu
ketika mereka berada di kondisi trance. Dan pada pengujian empirik terhadap efektifitas serta
dasarnya, ketika mereka menuliskan hal ini, pengaruh-pengaruh terhadap keterampila n
mereka masih terbayangi oleh visualisasi yang berbahasa yang lain seperti berbicara dan
mereka alami. Ini berarti pada dasarnya mereka menyimak.
masih berada pada kondisi trance; mereka berada
pada kondisi trance dengan mata terbuka. Inila h Daftar Pustaka
sisi terbaiknya, yakni mereka akan begitu kreatif Abdul Latif, R. 2013. Pengaruh Metode
Hypnoteaching dalam Contextual Teaching
dalam menuangkan cerita ke dalam suatu teks
and Learning (CTL) terhadap Kemampuan
naratif. Setelah mereka selesai menulis naratif Komunikasi dan Analisis Kritis Siswa Kelas
mereka, secara otomatis mereka akan keluar dari XI IPA di SMA Negeri 5 Yogyakarta.
kondisi trance tersebut. SKRIPSI. Universitas Islam Negeri Sunan
Ini adalah contoh paling sederhana untuk Kalijaga Yogyakarta.
diterapkan pada kelas menulis naratif. Selain itu, Alwasilah, A. C., dan Alwasilah, S. S. 2005.
disamping menggali informasi dari pengala ma n Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis
dengan Metode Kolaborasi. Bandung:
nyata, para peserta didik juga sebenarnya bisa
Kiblat.
dimintai untuk berimajinasi untuk membangun Bargh, J. A. dan Morsella, E. 2008. The
cerita. Ini akan membutuhkan waktu yang lebih Unconscious Mind. Perspectives on
lama karena mereka harus merangkai satu Psychological Science. Volume 3 – Number
imajinasi dengan imajinasi lainnya. Meskipun 1. p.73-79.
demikian, kita semua pada dasarnya mampu Evans, V. 2000. Successful Writing Proficienc y.
Express Publishing.
menerapkan hal ini di kelas-kelas menulis dan
Feez, S dan Joyce, H. 2000. Writing Skills :
dengan demikian produk atau karya tulis fiksi Narrative and Non-Fiction Text Types.
peserta didik bisa berkembang. Ketika hal ini Phoenix Education.
sudah seringkali dilakukan, maka ketrampila n Gunawan, A. 2012. Hypnosis: The Art of
menulis mereka akan berkembang karena sudah Subconscious Communication. Gramedia
menjadi kebiasaan yang tertanam di dalam Pustaka Utama.
pikiran bawah sadar mereka, seperti sebuah Gunawan, A. 2012. Hypnotheraphy: The Art of
Subconscious Restructuring. Gramedia
program yang tinggal dijalankan.
Pustaka Utama.
Hajar, I. 2012. Hypnoteaching: Memaksimalka n
Hasil Proses Belajar Mengajar dengan
Hypnoterapi. Diva Press.
57
McLeod, S. A. (2015). Unconscious Mind.
Diakses dari
www.simplypsychology.org/unconscious-
mind.html pada 03/04/2016 22:57.
Nurindra, Y. 2008. The Secret of Stage Hypnosis
Revealed: Membuka Tabir Rahasia Hipnosis
Panggung. (ebook) Indonesian Board pf
Hypnotherapy.
Nurindra, Y. 2008. Hypnosis for Dummies: Cara
Mudah Belajar Hipnosis. (ebook)
Indonesian Board of Hypnotherapy.

58

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai