Organisasi OSIS dan MPK hampir pasti ada di setiap sekolah menengah di Indonesia. Kedua
organisasi tersebut kerap dianggap sebagai dua hal yang sama. Padahal, MPK dan OSIS
mempunyai perbedaan, baik secara jabatan maupun beban tugasnya. MPK memiliki jabatan
yang lebih tinggi dari OSIS. Terlebih, tugas yang diemban oleh MPK lebih banyak dan kompleks
ketimbang OSIS.
MPK
MPK atau Majelis Perwakilan Kelas bertanggung jawab atas OSIS. Ketika OSIS terlibat suatu
masalah, maka MPK wajib membantu. Bahkan, jika terdapat anggota OSIS yang tidak kompeten
atau konsisten dengan pekerjaannya, MPK wajib dan berhak untuk mengeluarkannya dari
organisasi.
1. Tugas MPK
Tugas utama dari MPK adalah memantau, mengawasi dan mengevaluasi kinerja OSIS selama
masa jabatannya. Selain itu, juga bertugas mengurusi sejumlah hal, antara lain:
1. Hak MPK
2. Kewajiban MPK
Setelah itu, MPK menyerahkan ide-ide tersebut kepada OSIS untuk kemudian diseleksi kembali
untuk dapat dijadikan program kerja OSIS.
Sebelum OSIS menyerahkan ataupun melaporkan program kerjanya kepada Pembina, OSIS
harus merapatkannya dalam Rapat Pleno terlebih dahulu dengan MPK dan PK dengan Pembina
OSIS sebagai Penengah.
Rapat Pleno I, laporan program kerja yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun ke depan.
Rapat Pleno II, laporan kinerja OSIS selama 1 semester.
Rapat Pleno III, laporan pertanggung jawaban OSIS dalam kerjanya selama 1 tahun.
Setiap akan menjalankan atau melaksanakan programnya, OSIS harus mengadakan rapat
terlebih dahulu dengan MPK.
OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa yang
sah di sekolah yang diakui oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia sejak 21
Maret 1970.
Organisasi ini memiliki peran sebagai penggerak siswa untuk aktif berkontribusi di sekolah.
Setiap sekolah memiliki kewajiban untuk membentuk OSIS.
Pada saat itu, pemerintah mencanangkan 4 jalur pembinaan kesiswaan, yang terdiri dari:
1. Organisasi Kesiswaan,
2. Latihan Kepemimpinan,
3. Kegiatan Ekstrakurikuler, dan
4. Kegiatan wawasan Wiyatamandala.
1. Tujuan OSIS
Sebagai organisasi kesiswaan, OSIS memiliki tujuan pokok awal sebagai berikut:
Menampung ide, kreativitas, pandangan, minat dan bakat siswa ke dalam wadah yang tidak
terpengaruh efek negatif dari luar sekolah.
Meningkatkan sikap, jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan diantara para siswa,
sehingga siswa dapat secara aktif mendukung proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sebagai sarana komunikasi, bertukar gagasan dan berpendapat yang nantinya dapat
memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir dan melatih skill pengambilan
keputusan siswa.
OSIS hadir sebagai satu-satunya wadah kegiatan siswa di sekolah, seperti kegiatan latihan
kepemimpinan, ekstrakulikuler, maupun aktivitas wiyata mandala. OSIS dan kegiatan
pembinaan ini berfungsi untuk mendukung tercapainya target pembinaan siswa di sekolah.
OSIS bertujuan mendorong semangat dan inisiatif siswa untuk berbuat positif dan bergerak
bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di
dalam OSIS yang nantinya dapat menjadi sarana untuk mendorong siswa bekerjasama
dalam organisasi.
OSIS harus memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menggerakkan
anggotanya untuk bersama mencegah adanya kegiatan negatif yang dilakukan siswa. OSIS
harus mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternal sehingga mampu berpartisipasi
dalam mengatasi masalah lingkungan seperti kenakalan remaja.
3. Perangkat OSIS
Sebagaimana organisasi pada umumnya, OSIS juga memiliki perangkat sendiri dengan bentuk
dan fungsinya masing masing. Berikut adalah perangkat OSIS beserta fungsi yang diembannya:
Pembina OSIS
Terdiri dari tiga unsur, yakni Kepala Sekolah sebagai Ketua, Wakil Kepala Sekolah sebagai
Wakil Ketua dan Guru sebagai anggota. Jumlah pembina guru ini bervariasi namun
sedikitnya harus ada 5 orang guru yang menjadi pembina OSIS dan bergantian setiap
tahun ajaran sekolah.
Pembina OSIS juga aktif dalam memberikan masukan kepada perwakilan kelas dan
pengurus OSIS. Pembina OSIS adalah perangkat yang mengesahkan anggota perwakilan
kelas dan pengurus OSIS.
Proses pengesahan dan pelantikan ini menggunakan Surat Keputusan Kepala Sekolah.
Tugas lain dari pembina OSIS adalah dengan mengikuti rapat OSIS dan melakukan evaluasi
terhadap kinerja OSIS.
Perwakilan kelas
Perwakilan kelas adalah dua orang siswa dari setiap kelas yang memiliki tugas khusus
dalam pembentukan OSIS. Tugas mereka termasuk mengajukan ide kegiatan atau
program kerja OSIS, mencalonkan pengurus OSIS berdasarkan rapat kelas dan memilih
pengurus OSIS.
Perwakilan kelas juga akan menilai laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus OSIS di
akhir masa jabatannya. Selain itu, perwakilan kelas juga akan aktif terlibat dalam
penyusunan Anggaran Rumah Tangga OSIS. Perwakilan kelas harus aktif mengikuti rapat
perwakilan kelas untuk mewakili kelasnya masing masing
Pengurus OSIS
Secara umum, pengurus OSIS memiliki kewajiban untuk membuat dan menjalankan
program kerja sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS yang
telah disepakati di awal kepengurusan. Pengurus OSIS wajib menjunjung nama baik dan
kehormatan sekolah.
Ketiga perangkat OSIS diatas merupakan perangkat dasar yang sudah ada sejak dulu di
sekolah. Meski begitu, terdapat perbedaan perangkat OSIS di zaman sekarang, sepertinya
tidak adanya Perwakilan Kelas di dalam strukturnya. Di beberapa sekolah, peran
perwakilan kelas ini dipisahkan menjadi lembaga Majelis Permusyawaratan Kelas atau
MPK.