Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN

PRAKTIKUM
SIFAT CAHAYA

Percobaan Pemantulan Cahaya


A. JUDUL PERCOBAAN
Pemantulan cahaya

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuktikan bahwa cahaya dipantukan
2. Menjelaskan jalannya berkas sinar pada proses pemantulan
3. Mengitung besarnya sudut pantul berdasarkan sudut datang

C. ALAT DAN BAHAN


1. Cermin datar (3 x 6 cm2)
2. Cermin cembung
3. Cermin cekung
4. Lampu senter
5. Busur derajat
6. Kertas putih
7. Lilin
8. Layar (tabir kertas)
9. Celah cahaya

D. LANDASAN TEORI
Salah satu sifat cahaya adalah cahaya dapat dipantulkan melalui cermin cekung

dan cermincembung. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul

cahaya berupacekungan. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda yang

memantulkan cahaya)misalnya pada senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat kerja

dokter. Sifat pemantulan pada cermin cekung :

a. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya

b. Memantulkan berkas cahaya (kovergen)

Ada 3 sinar istimewa yang dapat digunakan untuk menentukan letak bayangan sebuah

bendayang berada di depan cermin cekung yaitu:

a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus

1
b. Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama

2
c. Sinar datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali,

Sedangkan cermin cembung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya

yang berbentuk cembung, biasa digunakan untuk kaca spion kendaraanSifat

pemantulan pada cermin cembung :

1. Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan maya yang diperkecil

2. Menyebarkan berkas cahaya (divergen).

Peristiwa pemantulan pada cermin cembung mempunyai 3 sinar istimewa yaitu:

1) Sinar datang sejajar sumbu utama, akan dipantulkan seolah-olah dari titik

fokusnya.

2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu

utama

3) Sinar datang seolah-olah menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan

seolah-olah sinar datang dari titik tersebut.

M: perbesaran bayangan

h’: tinggi bayangan bendah : tinggi benda

s’: jarak bayangan benda ke cermins : jarak benda ke cermin

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin datar.
1) Menyusun lampu senter dan celah cahaya didepan cermin datar.
2) Menyalakan lampu senter dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada
saat sebelum dan sesudah mengenai cermin datar.
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantul.
4) Mengukur besar sudut datang (i) dan besar sudut pantul (t) tersebut.
5) Meletakan sebuah benda (dalam hal ini lilin) didepan cermin datar dan mengamati
bayangan selama benda itu digeser-geserkan didepan cermin datar.

3
6) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar tersebut.
2. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung.
1) Menyusun semua alat.
2) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cembung.
3) Menggambar jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga nampak sudut datang
dan sudut pantul serta bayangan yang terbentuk.
4) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung tersebut
3. Percobaan pemantulan cahaya pada cermin cekung
1) Menyusun alat dan bahan.
2) Menyalakan lilin dan mengamati dengan baik jalannya berkas cahaya pada saat
sebelum dan sesudah mengenai cermin cekung.
3) Menggambarkan jalannya berkas sinar pada langkah (2), sehingga tampak sudut
datang dan sudut pantulnya serta bayangan yang terbentuk.
4) Mencatat bagaimana sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tersebut.
5) Mengatur jarak benda atau letak layar agar pada Iayar terbentuk bayangan yang jelas
dan tajam. Selanjutnya ukur jarak benda dan jarak bayangan.
6) Jika benda di depan cermin cekung terus digeser menjauhi cermin, maka pada jarak
tertentu bayangan benda akan menghilang (tidak tampak). Ukur jarak benda dan
cermin cekung pada keadaan tersebut (s).

F. HASIL PENGAMATAN
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
i. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar

4
ii. Besar sudut datang (i) dan sudut pantul (r)
NO i ( derajat ) r (derajat )

1 10 10
2 20 20
3 30 30
4 45 45
5 65 65

iii. Sifat bayangan yang dibentuk oleh sinar datar


 bayangan terbentuk dengan jelas
 tidak terdistorsi
 tidak mengalami perubahan ukuran.
 Tegak
b. Pemantulan cahaya pada cermin cembung
i. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cembung

ii. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung


 Sinar pantul menyebar
 Maya
 Tegak
 Diperkecil

5
c. Pemantulan cahaya pada cermin cekung
i. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin cekung

ii. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung


 Sinar pantul terkumpul
 Maya
 Sama banyak
 Bayangan dua kali atau lebih besar dari pada bendanya

G. PEMBAHASAN
1. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar:
Pemantulan cahaya pada cermin datar mengikuti hukum pemantulan, yaitu sudut
datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Berdasarkan data sudut datang (i) dan
sudut pantul (r) yang diberikan, kita dapat mengamati bahwa sudut datang dan
sudut pantul memiliki nilai yang sama untuk setiap pasangan data. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa pemantulan cahaya pada cermin datar mengikuti
hukum pemantulan.
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk oleh sinar datar antara lain:
 Bayangan terbentuk dengan jelas: Bayangan yang terbentuk pada cermin
datar memiliki bentuk yang sama dengan objek aslinya.
 Tidak terdistorsi: Bayangan pada cermin datar tidak mengalami perubahan
bentuk atau distorsi.
 Tidak mengalami perubahan ukuran: Bayangan pada cermin datar memiliki
ukuran yang sama dengan objek aslinya.
 Tegak: Bayangan pada cermin datar terbentuk tegak lurus terhadap
permukaan cermin.

6
2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung:
Pemantulan cahaya pada cermin cembung memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan cermin datar. Beberapa sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin
cembung antara lain:

 Sinar pantul menyebar: Pada cermin cembung, sinar pantul yang


dipantulkan tidak fokus pada satu titik tertentu, melainkan menyebar.
 Bayangan maya: Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung bersifat
maya atau tidak nyata. Bayangan ini tidak bisa ditangkap pada layar atau
permukaan yang sesuai.
 Tegak: Bayangan pada cermin cembung terbentuk tegak lurus terhadap
permukaan cermin.
 Diperkecil: Bayangan yang terbentuk pada cermin cembung cenderung
diperkecil dibandingkan dengan objek aslinya.
3. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung:
Pemantulan cahaya pada cermin cekung juga memiliki sifat-sifat yang berbeda
dengan cermin datar. Beberapa sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung
antara lain:

 Sinar pantul terkumpul: Pada cermin cekung, sinar pantul yang


dipantulkan akan terkumpul pada titik tertentu di depan cermin yang
disebut titik fokus.
 Bayangan maya: Bayangan yang terbentuk pada cermin cekung bersifat
maya atau tidak nyata. Bayangan ini tidak bisa ditangkap pada layar atau
permukaan yang sesuai.
 Sama banyak: Bayangan pada cermin cekung memiliki ukuran yang sama
dengan objek aslinya.
 Bayangan dua kali atau lebih besar dari bendanya: Bayangan yang
terbentuk pada cermin cekung cenderung dua kali atau lebih besar dari
objek aslinya.

H. KESIMPULAN
1. Pemantulan cahaya pada cermin datar mengikuti hukum pemantulan, di mana
sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
2. Sifat-sifat bayangan yang terbentuk oleh sinar datar pada cermin datar meliputi:
bayangan terbentuk dengan jelas, tidak terdistorsi, tidak mengalami perubahan
ukuran, dan tegak lurus terhadap permukaan cermin.
3. Pemantulan cahaya pada cermin cembung memiliki sifat-sifat khusus, seperti
sinar pantul yang menyebar, bayangan maya yang tidak dapat ditangkap,
bayangan yang terbentuk tegak lurus, dan bayangan yang diperkecil dibandingkan
dengan objek aslinya.
4. Pemantulan cahaya pada cermin cekung memiliki sifat-sifat unik, seperti sinar
pantul yang terkumpul pada titik fokus, bayangan maya yang tidak dapat
ditangkap, bayangan dengan ukuran yang sama dengan objek aslinya, dan
bayangan yang dua kali atau lebih besar dari bendanya.

7
Dengan memahami sifat-sifat ini, kita dapat memahami prinsip pemantulan cahaya pada
cermin datar, cermin cembung, dan cermin cekung, serta implikasinya terhadap
pembentukan bayangan.
I. DAFTAR PUSTAKA
Rumata, Maman dkk. 2022. Praktikum IPA di Sekolah Dasar. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

8
Percobaan Pembiasan Cahaya
A. Judul Percobaan
Pembiasan cahaya

B. Tujuan
1. Menjelaskan bahwa cahaya dibiaskan jika melalui medium yang berbeda
2. Menjelaskan prinsip kerja kaca pembesar
3. Menjelaskan sifat-sifat bayangan pada lensa cembung

C. Alat dan Bahan


1. Lampu senter
2. Celah cahaya
3. Balok kaca
4. Kertas pituh
5. Busur derajat
6. Layat (tabir kertas)
7. Lilin
8. Penggaris
D. Landasan Teori
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias
relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara
medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan
kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
Cahaya mempunyai sifat dapat dibiaskan, yaitu pembelokkan cahaya sehubungan
dengan perubahan kelajuan cahaya rambat dari satu medium yang lain. Pembiasan cahaya
dapat terjadi pada lensa. Lensa dalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung
atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lensa Cembung (konveks)
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada bagian
pinggirnya. Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat
dapat mengumpulkan cahaya (konvergen). Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu
utama mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui
satu titik. Lensa cembung dibagi menjadi tiga:
a. Lensa cembung dua (bikonveks).

9
b. Lensa cembung datar (plan konveks).
c. Lensa cembung cekung (konkaf konveks).
Pada lensa cembung terjadi tiga sinar istimewa yaitu:
a. Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama, akan dibiaskan menuju titik fokus di
seberang.
b. Berkas sinar datang melalui titik fokus, akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
c. Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi
diteruskan.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cembung cukup diperlukan
minimal dua sinar istimewa. Sifat bayangan yang dihasilkan bergantung pada letak
benda.
2. Lensa Cekung (divergaen)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian
pinggir. Lensa cekung disebut juga lensa negatif. Lensa cekung memiliki sifat dapat
menyebarkan cahaya (divergen). Apabila seberkas cahaya sejajar sumbu utama
mengenai permukaan lensa cekung, maka berkascahaya tersebut akan dibiaskan
menyebar seolah- olah berasal dari satu titik. Lensa cekung dibagi lagi menjadi tiga:
a. lensa cekung dua (bikonkaf).
b. lensa cekung datar (plan konkaf).
c. lensa cekung cekung (koveks konkaf).
Pada lensa cekung terdapat tiga sinar istimewa yaitu :
a. Berkas sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik
fokus pertama.
b. Berkas sinar datang menuju titik fokus kedua akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama.
c. Berkas sinar datang melalui titik pusat optik tidak mengalami pembiasan, akan tetapi
diteruskan.
Untuk melukiskan pembentukan bayangan pada lensa cekung cukup diperlukan minimal
dua sinar istimewa.
Ketika cahaya melintas dari suatu medium lainnya, sebagian cahaya datang
dipantulkan pada perbatasaan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas
cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus),
10
berkas

11
tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut
pembiasan. Hal ini selalu terjadi ketika berkas cahaya memasuki medium dimana
lajunya lebih kecil. Jika cahaya merambat dari satu medium ke medium kedua dimana
lajunya lebih besar berkas dibelokkan menjauh normal.
Banyak kejadian sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep pembiasan, seperti
dasar bak mandi yang berisi air terliht lebih dangkal, ikan-ikan dan karang dipantai
terlihat lebih jelas dari atas perahu, dan ssebagainya. Akan tetapi tiap lensa mempunyai
jarak fokus yang berbeda, sehingga perlu melakukan penelitian untuk menentukan jarak
fokus dan titik fokus lensa tersebut. Lensa adalah peralatan sangat penting dalam
kehidupan manusia. Mikroskop menggunakan susunan lensa untuk melihat jasad-jasad
renik yang tak terlihat oleh mata telanjang. Kamera menggunakan susunan lensa agar
dapat merekam obyek dalam film. Teleskop juga memanfaatkan lensa untuk melihat
bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari bumi.

E. Cara Kerja
1. Susunlah lampu senter, celah dan balok kaca seperti pada gambar
2. Nyalakan lampu senter dan amati dengan baik jalannya berkas sinar pada saat sebelum
dan sesudah menembus balok kaca
3. Gambarlah jalannya berkas sinar tersebut sehingga tampak sudutdatang dan sudut
biasnya. Kemudian ukur besarnya sudut dating dan sudut bias tersebut.
4. Perguanakan lensa cembung untuk mengamati sebuah hurufnpada buku dengan jarak
yang relative dekat antara lensa dan huruf. Kemudian geserkan lensa perlahan-lahan
menjauhi menjauhi huruf tersebut sampai bayangan huruf menjadi sangat besar dan
kabur atau tidak tampak. Ukur jarak huruf ke lensa pada saat tersebut dan catat
bagaimana sifat- sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung tersebut.

F. Hasil Pengamatan
1. Gambar jaannya berkas sinar pada balok kaca

12
No. Sudut datang (i) Sudut bias (r)

1 20° 23°

2 30° 30°

3 40° 40°

4 50° 50°

G. Jawaban Pertanyaan
1. Pada saat bayangan benda menghilang (tidak tampak ) dalam cermin cekung berarti
bayangan yang di bentuk cermin cekung ada di jauh tak berhingga (s’ = ⁓). Dengan
menggunakan persamaan pada landasan teori, tentukan jarak focus cemin cekung
tersebut !
Jawab :
bayangan terbentuk pada jarak tak berhingga (s' ≈ ∞). Oleh karena itu, kita dapat
menggantikan nilai s' dengan s' = ∞ dalam persamaan di atas.

1/f = 1/s + 1/∞


bayangan tersebut tidak terbentuk di belakang cermin (di sebelah kanan cermin).
Oleh karena itu, untuk cermin cekung, nilai s akan negatif (-)
1/f = 1/s – 0
1/f = 1/s
2. Agar cermin cekung yang memiliki jarak focus 10 cm dapat membentuk bayangan
pada jarak dua kali jarak bendanya, dimanakah benda harus diletakkan dari cermin
cekung tersebut ?
Jawab :
1/f = 1/s + 1/s'
bayangan terbentuk pada jarak dua kali jarak bendanya (2s). Oleh karena itu, nilai
jarak bayangan (s') dapat digantikan dengan 2s. nilai jarak fokus (f) yang diberikan,
yaitu 10 cm (0.1 meter)
1/f = 1/s + 1/(2s)
1/0.1 = 1/s + 1/(2s)
10 = 1/s + 1/(2s)
20s = 2 + 1

20s = 3

s = 3/20

s ≈ 0.15 meter

Jadi, benda harus diletakkan pada jarak sekitar 0.15 meter (15 cm) dari cermin
cekung agar cermin tersebut dapat membentuk bayangan pada jarak dua kali jarak
bendany
13
14
3. Agar lensa cembung yang memiliki jarak focus 20 cm dapat membentuk bayangan
nyata pada jarak setengah kali jarak bendanya, dimanakah benda harus di letakan
terhadap lensa cembung tersebut ?
Jawab :
jarak setengah kali jarak bendanya
(0.5s) nilai jarak fokus (f) 20 cm (0.2
meter), 1/f = 1/s + 1/s'
1/f = 1/s + 1/s'
1/f = 1/s + 1/(0.5s)
1/0.2 = 1/s + 1/(0.5s)
5 = 1/s + 2/s
5s = 1 + 2

5s = 3

s = 3/5

s ≈ 0.6 meter
jadi, benda harus diletakkan pada jarak sekitar 0.6 meter (60 cm) dari lensa cembung
agar lensa tersebut dapat membentuk bayangan nyata pada jarak setengah kali jarak
bendanya.

H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang pertama tentang jalannya berkas sinar pada balok
kaca. Balok kaca mempunyai sisi yang sejajar dan mempunyai enam sisi yang rata yaitu sisi
kanan kiri, sisi depan belakang, dan sisi atas bawah. Balok kaca juga merupakan medium
yang rapat dan udara merupakan medium yang renggang. Ketika udara masuk ke dalam kaca
maka akan terjadi dua kali pembiasan. Pembiasan pertama ketika udara masuk ke dalam
kaca. Pembiasan kedua, ketika dari dalam kaca keluar menuju udara.
Ketika udara dari medium yang renggang masuk ke dalam kaca yang memiliki
medium yang rapat maka sinar akan dibelokkan mendekati garis normal. Garis normal
merupakan garis yang tegak lurus terhadap bidang. Sudut datang (i) terbentuk apabila ada
sinar datang dan garis normal. Dengan adanya sudut datang maka akan ada sudut bias (r).
Berdasarkan tabel pengamatan sudut datang/SD1 20° makan terbentuk sudut bias/SB1 23°,
SD2 30° terbentuk SB2 30°, SD3 40° terbentuk SB3 40°, dan SD4 50° terbentuk SB4 50°.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kedua tentang sifat-sifat bayangan yang dibentuk
oleh lensa cembung (kaca pembesar) yaitu semua bayangan maya yang dibentuk lensa
cembung selalu tegak terhadap bendanya dan semua bayangan nyata yang dibentuk lensa
cembung pasti terbalik terhadap bendanya.

15
Berdasarkan hasil pengamatan yang ketiga tentang jarak benda dan jarak bayangan
pada lensa cembung (kaca pembesar). Salah satu pemanfaatan pembiasan cahaya adalah
pada lensa cembung dan lensa cekung. Lensa cembung biasanya disebut juga lensa
konvergen karena sifatnya mengumpulkan sinar. Bisa juga disebut lensa positif. Rumus
lensa cembung, yaitu:
1 1 1
+ =
𝑠 𝑠𝐼 𝑓
Keterangan:
S = Jarak Benda ke Cermin
𝑠𝐼= Jarak Bayangan ke Cermin
𝑓= Fokus

I. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembiasan merupakan
peristiwa pembelokan sinar melalui kerapatan yang berbeda. Syarat terjadinya pembiasan
adalah cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatannya dan cahaya datang tidak
tegak lurus terhadap bidang batas.
Sudut sinar datang dan sinar yang keluar dari balok kaca memiliki sudut yang sama
karena berasal dan menuju medium yang sama. Pada saat sinar memasuki kaca sinar datang
dari udara ke kaca maka akan dibiaskan mendekati garis normal. Pada saat sinar keluar kaca
sinar datang dari udara ke kaca maka akan dibiaskan menjauhi garis normal. Sinar akan
mengalami pembiasan apabila melewati dua media yang tingkat kerapatannya berbeda.

J. Daftar Pustaka
http://aneka.praktikum.blogspot.com/2014/12/Kegiatan-praktikum-sifat-sifat-cahaya.html.

K. Kesulitan Yang Dialami


Belum ada kesulitan yang dialami pada percobaan.

16
L. Lampiran Foto/Video Praktikum

17
LAPORAN PRAKTIKUM
CERMIN CEKUNG DAN LENSA
CEMBUNG

Percobaan Cermin Cekung


A. Judul Percobaan
Cermin cekung

B. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
1. Menentukan jarak titik api (f) lensa cembung
2. Menentukan kekuatan lensa cembung (p)
3. Menentukan jarak titik api (f) cermin cekung

C. Alat dan Bahan


1. Meja optik lengkap
2. Lensa cembung
3. Cermin cekung
4. Layar
5. Sumber cahaya (lilin atau lampu)
D. Landasan Teori
1. Lensa Cembung
Dalam kehidupan sehari-hari ada dua alat optik yang kita jumpai, yaitu cermin dan
lensa. Cermin merupakan benda optis yang tidak tembus cahaya yang memantulkan hampir
semua cahaya yang datang. Sedangkan lensa adalah piranti optis yang dibatasi oleh dua
permukaan bidang pola atau salah satu bidang batasnya bidang datar. Ada 3 jenis cermin,
yaitu cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung.
Titik api lensa positif (cembung) merupakan titik potong berkas sinar bias jika sumber
cahaya berada jauh tak hingga. Sedangkan titik api cermin cekung merupakan titik potong
berkas sinar pantul jika sumber cahaya berada jauh tak terhingga.
Prasyarat “jauh tak terhingga” dapat juga dipenuhi asalkan berkas sinar yang menuju ke
lensa atau cermin merupakan berkas yang sejajar. Jarak titik api (f) dapat ditentukan dari
hubungan:
1 1
dengan = +
: 𝑓 𝑠

18
1
𝑠′

19
f adalah jarak titik api
(m) s adalah jarak benda
(m)
s’ adalah jarak bayangan (m)
Sedangkan keakuratan lensa (P) dinyatakan dengan:
P=1
F

Dalam hal ini f harus dinyatakan dalam satuan meter dan satuan kekuatan lensa adalah
dioptri.
2. Cermin Cekung
Cermin adalah benda yang dibuat untuk memantulkan cahaya (reflektor) dan
merefleksikan bayangan. Sisi pada cermin dapat juga dibuat melengkung cembung ataupun
cekung. Cermin berbeda dengan lensa. Hanya satu sisi pada cermin yang memiliki fungsi
untuk memantulkan cahaya yakni sisi muka cermin, sedangkan pada sisi belakang cermin
tidak masalah apapun bentuknya karena cahaya memang tidak melewati cermin.
Cermin cekung adalah cermin yang berbentuk irisan bola yang bagian dalamnya
memantulkan keseluruhan cahaya yang diterimanya. Cermin cekung disebut cermin
konvergen karena bersifat mengumpulkan sinar-sinar pantul. Titik berkumpulnya sinar-sinar
pantul dinamakan titik fokus atau titik api. Cermin cekung biasanya digunakan untuk
mengarahkan cahaya agar berkas sinar pantulnya sejajar. Contohnya pada reflektor proyektor,
lampu kendaraan dan lampu senter

Perhatikan gambar diatas, terdapat tiga sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
1. setiap sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan munujui titik
fokus di depan lensa.

20
2. setiap sinar datang yang menuju titik fokus di depan lensa akan dipantulkan menjadi
sejajar dengan sumbu utama.
3. setiap sinar datang yang menuju titik pusat cermin (R) akan dipantulkan kembali
dari R yang merupakan jari-jari kelengkungan cermin.
Contoh pemanfaatan cermin cekung adalah sebagai pengumpul sinar matahari
pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan sebagai pemantul pada setiap lampu
sorot/senter sehingga cahaya yang dihasilkan tidak menyebar.

Cermin Konvergen

Berikut bagian-bagian cermin cekung

Keterangan:
M= Titik pusat kelengkungan
cermin F= Titik Fokus
O= Titik pusat bidang cermin

21
Garis yang melalui M-O = Sumbu utama
cermin M-O = Jari-jari kelengkungan cermin (
R)
F-O = Jarak fokus cermin ( f )
I = Ruang satu
II = Ruang dua
III = Ruang
tiga
IV = Ruang empat

Rumus terbentuknya bayangan :


Jika benda di ruang I maka bayangan yang terbentuk di ruang
IV Ruang benda + Ruang bayangan = 5

Jika benda di runag II maka bayangan yang terbentu di ruang


III Ruang benda + Ruang bayangan = 5

Jika benda di runag III maka bayangan yang terbentuk di ruang


II Ruang benda + Ruang bayangan = 5

Rumus- rumus persamaan pada cermin cekung:

E. Cara Kerja
1. Percobaan Lensa Cembung
1. Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
2. Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada
layar terbentuk bayangan yang paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda
2. Percobaan Cermin Cekung
1. Susunlah alat seperti gambar

22
2. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda

F. Hasil Pengamatan
1. Lensa cembung
No. Jarak benda (s) cm Jarak bayangan (s’) cm
1 7,5 cm 38,5 cm
2 10 cm 46 cm

2. Cermin cekung
No. Jarak benda (s) cm Jarak bayangan (s’) cm
1 24 cm 38 cm
2 30 cm 44 cm

G. Jawaban Pertanyaan
1. Tentukan jarak fokus (f) lensa cembung yang anda gunakan dalam
percobaan ! Jawab :

Data 1: Data 2 :
s = 7.5 cm (0.075 m) s = 10 cm (0.1 m)
s' = 38.5 cm (0.385 m) s' = 46 cm (0.46 m)
1/f = 1/s + 1/s' 1/f = 1/s + 1/s'
1/f = 1/0.075 + 1/f = 1/0.1 + 1/0.46
1/0.385
1/f = 10 + 2.17
1/f = 13.33 + 2.60
1/f = 12.17
1/f = 15.93
f ≈ 0.082 m
f ≈ 0.063 m
f ≈ 8.2 cm
f ≈ 6.3 cm

2. Tentukan kekuatan lensa (P) yang anda pergunakan dalam percobaan


! Jawab :
P = 1/f = 1/50 cm = 1/0,5 m = 2 dioptri
23
3. Tentukan jarak fokus (f) cermin cekung yang anda gunakan dalam
percobaan! Jawab :

Data 1: Data 2 :
s = 24 cm (0.24 m) s = 30 cm (0.3 m)
s' = 38 cm (0.38 m) s' = 44 cm (0.44 m)
1/f = 1/s + 1/s' 1/f = 1/s + 1/s'
1/f = 1/0.24 + 1/0.38 1/f = 1/0.3 + 1/0.44
1/f = 4.17 + 2.63 1/f = 3.33 + 2.27
1/f = 6.80 1/f = 5.60
f ≈ 0.147 m f ≈ 0.179 m
f ≈ 14.7 cm f ≈ 17.9 cm
H. Pembahasan
Lensa cembung
Lensa cembung adalah jenis lensa yang memiliki permukaan cembung di satu atau kedua
sisinya. Lensa cembung memiliki beberapa sifat dan karakteristik penting yang
memengaruhi pembentukan bayangan dan pemfokusan cahaya.
Beberapa sifat lensa cembung antara lain:
1. Pembentukan Bayangan:
 Jika objek diletakkan di luar jarak fokus (s > f), bayangan yang terbentuk akan
terbalik, diperkecil, dan nyata di sebelah yang berlawanan dari objek.
 Jika objek diletakkan di dalam jarak fokus (s < f), bayangan yang terbentuk akan
tegak, diperbesar, dan maya (tidak nyata).
2. Pemfokusan Cahaya:
 Lensa cembung dapat memfokuskan cahaya pada titik fokus setelah melewati
lensa.
 Jarak fokus (f) lensa cembung dapat dihitung menggunakan rumus lensa: 1/f = 1/s
+ 1/s', di mana s adalah jarak benda dari lensa dan s' adalah jarak bayangan dari
lensa.
3. Pemakaian Lensa Cembung:
 Lensa cembung digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti kacamata untuk
koreksi penglihatan jauh-singkat, teropong, dan lensa kamera.
Lensa Cekung:

24
Lensa cekung adalah jenis lensa yang memiliki permukaan cekung di satu atau kedua
sisinya. Lensa cekung juga memiliki sifat dan karakteristik penting yang berbeda dengan
lensa cembung.
Beberapa sifat lensa cekung antara lain:
1. Pembentukan Bayangan:
 Jika objek diletakkan di luar jarak fokus (s > f), bayangan yang terbentuk akan
terbalik, diperkecil, dan maya (tidak nyata).
 Jika objek diletakkan di dalam jarak fokus (s < f), bayangan yang terbentuk akan
tegak, diperbesar, dan nyata di sebelah yang berlawanan dari objek.
2. Pemfokusan Cahaya:
 Lensa cekung juga dapat memfokuskan cahaya pada titik fokus setelah melewati
lensa.
 Jarak fokus (f) lensa cekung dapat dihitung menggunakan rumus lensa yang sama:
1/f = 1/s + 1/s', di mana s adalah jarak benda dari lensa dan s' adalah jarak
bayangan dari lensa.
3. Pemakaian Lensa Cekung:
 Lensa cekung juga digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti kacamata
pembesar, lensa mata ikan pada kamera, dan lensa mikroskop.
Dalam kedua jenis lensa ini, pembentukan bayangan dan pemfokusan cahaya terjadi karena
perubahan arah cahaya saat melintasi permukaan lensa yang melengkung. Sifat-sifat tersebut
sangat penting dalam pemahaman optik dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

I. Kesimpulan
a. Menentukan Jarak Titik Api (f) Lensa Cembung:
 Lensa cembung memiliki jarak titik api (f) yang dapat ditentukan menggunakan
rumus lensa: 1/f = 1/s + 1/s', di mana s adalah jarak benda dari lensa dan s' adalah
jarak bayangan dari lensa.
 Dalam percobaan yang dilakukan dengan lensa cembung, data jarak benda (s)
dan jarak bayangan (s') digunakan untuk menghitung jarak titik api (f) dengan
rumus tersebut.
 Dalam data percobaan yang diberikan, jarak titik api (f) lensa cembung dapat
dihitung berdasarkan nilai s dan s' yang tercatat.

25
b. Menentukan Kekuatan Lensa Cembung (p):
 Kekuatan lensa cembung dapat dihitung menggunakan rumus kekuatan lensa: p =
1/f, di mana p adalah kekuatan lensa dan f adalah jarak titik api lensa.
 Kekuatan lensa cembung menunjukkan seberapa kuat lensa tersebut dalam
memfokuskan cahaya. Semakin besar kekuatan lensa cembung, semakin kuat
pula lensa tersebut dalam memfokuskan cahaya.
c. Menentukan Jarak Titik Api (f) Cermin Cekung:
 Cermin cekung memiliki jarak titik api (f) yang dapat ditentukan menggunakan
rumus cermin yang sama dengan lensa cembung: 1/f = 1/s + 1/s', di mana s
adalah jarak benda dari cermin dan s' adalah jarak bayangan dari cermin.
 Dalam data percobaan yang diberikan, jarak titik api (f) cermin cekung dapat
dihitung berdasarkan nilai s dan s' yang tercatat.
Dalam kedua jenis lensa (cembung) dan cermin (cekung), sifat pembentukan bayangan dan
pemfokusan cahaya terjadi karena perubahan arah cahaya saat melintasi permukaan lensa
atau cermin yang melengkung. Sifat-sifat ini penting dalam pemahaman optik dan memiliki
berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti kacamata, teropong, kamera,
kacamata pembesar, lensa mata ikan, dan lensa mikroskop.
J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman.2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: PT. Prata Sejati Mandiri
https://hopefordreamcometrue.blogspot.com/2017/03/laporan-praktikum-lensa-
cembung.html
http://andi-nurulhikmah.blogspot.com/2013/09/menentukan-titik-fokus-suatu-benda.html

K. Kesulitan Yang Di alami


Hati-hati saat melakukan percobaan, usahakan teliti dalam mengamati bayangan agar
mendapat hasil yang fokus dan baik. Sebaiknya percobaan tersebut diulangi beberapa
kali agar hasilnya lebih tepat.

L. Lampiran Foto/Video Praktikum

26
27
PRAKTIKUM BIMBINGAN KE
10 KELISTRIKAN

Kegiatan Praktikum Muatan Listrik


A. Judul Percobaan
Percobaan muatan listrik

B. Tujuan
1. Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat muatan.
2. Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.

C. Alat dan Bahan


1. Bola pingpong 2 buah.
2. Benang jahit secukupnya.
3. Lembaran wool dan nilon.
4. Tas plastic.
5. Isolasi.
6. Sisir plastic.
7. Potongan kertas yang kecil-kecil

D. Landasan Teori
1. Pengertian Muatan Listrik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) muatan listrik adalah muatan
yang tolak menolak atau muatan muatan yang tidak tarik menarik dengan gaya yang
besarnya ditentukan dengan hukum. Berdasarkan pengertian muatan listrik dari
KBBI, maka muatan listrik bisa dianggap sebagai suatu muatan yang ada di dalam
suatu benda dan bisa menghasilkan gaya pada benda lain jika memiliki muatan
listrik.
Pengetahuan tentang muatan listrik telah ditemukan oleh seorang ilmuwan
yang bernama Benjamin Franklin. Beliau menemukan muatan listrik ketika
melakukan percobaan dengan menggunakan batang karet dan bulu domba. Benjamin
Franklin melakukan percobaan ini dengan cara menggosokkan batang karet pada bulu
domba. Setelah melakukan percobaan itu, maka muncullah sebuah reaksi dari batang
karet. Batang karet ternyata bisa tarik menarik dengan batang kaca, ketika kedua
benda tersebut saling berdekatan.

28
Selain itu, Benjamin Franklin juga menyatakan bahwa benda yang memiliki
muatan listrik yang sama, jika didekatkan akan saling tolak menolak. Namun, lain
halnya dengan kedua benda yang memiliki muatan listrik yang berbeda, maka kedua
benda tersebut akan saling tarik menarik.
Dari percobaan yang telah dilakukan oleh Benjamin Franklin, kita jadi
mengetahui bagaimana caranya untuk mengetahui muatan listrik yang terdapat pada
suatu benda. Cara paling mudah untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan
menggosokkan kedua benda. Ketika menggosokkan kedua benda tersebut, maka
elektron akan berpindah dari benda yang satu ke benda lainnya.
Pada dasarnya, jika ingin mengetahui muatan pada suatu benda tidak perlu
dilakukan dengan cara kedua benda saling digosokkan. Kita bisa meletakkan kedua
benda saling berdekatan saja, jika kedua benda saling tarik menarik, maka kedua
benda tersebut memiliki muatan listrik yang berbeda. Singkatnya, cara
menggosokkan benda ini hanya untuk memudahkan kita untuk mengetahui muatan
listrik pada suatu benda.
2. Jenis Muatan Listrik
Benjamin Franklin yang menjadi penemu dari muatan listrik membagi dua
jenis muatan listrik, yaitu muatan positif atau proton dan muatan negatif atau
elektron.
a. Muatan Positif (Proton)
Benjamin Franklin mengatakan bahwa muatan listrik positif (proton) adalah
muatan listrik yang sifatnya saling tolak menolak dengan benda yang memiliki
muatan yang sejenis.
b. Muatan Negatif (Elektron)
Benjamin menyatakan bahwa muatan yang akan mengeluarkan sifat tolak menolak
jika benda tersebut didekatkan dengan plastik (memiliki muatan), maka akan tolak
menolak.
Supaya lebih jelas, maka di bawah ini akan dijelaskan tentang muatan listrik
yang dapat ditentukan melalui jumlah proton dan elektron.
a. Apabila suatu benda memiliki jumlah elektron yang lebih banyak, maka benda
tersebut akan bermuatan negatif (Σ elektron > Σ proton).
b. Apabila suatu benda memiliki jumlah elektron yang lebih sedikit, maka benda
29
tersebut dikategorikan ke dalam benda bermuatan positif (Σ elektron < Σ proton).

30
c. Apabila suatu benda memiliki jumlah proton yang lebih banyak, maka benda
tersebut termasuk benda bermuatan positif (Σ proton > Σ elektron).
d. Apabila suatu benda memiliki jumlah proton yang lebih sedikit, maka benda
tersebut bermuatan negatif (Σ proton < Σ elektron).
e. Apabila jumlah elektron dan jumlah proton sama, maka muatan benda tersebut
adalah muatan netral (Σ elektron = Σ proton).
3. Sifat Muatan Listrik
Pada percobaan diperoleh oleh Benjamin Franklin bahwa batang kaca yang
didekati batang kaca yang lain akan tolak-menolak, sama dengan plastik dan plastik
yang lain. Namun, ketika batang kaca didekati dengan plastik akan tarik-
menarik. Dengan demikian, muatan yang sama (kaca-kaca, plastik-plastik) apabila
berdekatan akan saling menolak, sedangkan muatan yang tidak sama (kaca-plastik)
akan saling menarik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat muatan listrik ada dua
macam, yaitu tarik-menarik dan tolak menolak.
Jika muatan positif bertemu dengan muatan positif lainnya (atau negatif
dengan negatif), maka akan saling tolak-menolak.

Tetapi, ketika muatan positif bertemu dengan muatan negatif, maka akan
saling tarik-menarik.

Fenomena elektrostatis
Sebatang plastik digosokkan pada kain beberapa saat. Dekatkan batang plastik
pada potongan kertas kecil. Yang terjadi potongan kertas kecil akan menempel ke
batang plastik. Kejadian tersebut menunjukkan fenomena muatan elektrostatis,
dimana
31
batang plastik bermuatan positif, menarik potongan kertas yang bermuatan negatif.
Dua benda yang muatannya berbeda akan saling tarik menarik satu dengan lainnya.
Sifat muatan listrik yang sama saling tolak menolak dan muatan listrik yang
berbeda saling tarik menarik. Batang plastik digantung bebas dengan benang, batang
plastik lainnya digosokkan dengan bulu binatang dan dekatkan ke batang plastik
tergantung gambar di bawah. Yang terjadi kedua batang benda saling tolak menolak.
Artinya kedua batang plastik memiliki muatan yang sama dan saling tolak menolak.
Batang plastik digantung bebas dengan benang. Batang kaca digosokkan
dengan kain sutra dan dekatkan ke batang plastik tergantung. Yang terjadi kedua
batang benda saling tarik menarik. Artinya batang plastik dan batang gelas memiliki
muatan yang berbeda dan saling tarik menarik.
4. Ciri-ciri Muatan Listrik
a. Muatan Listrik Terdiri dari Dua Jenis
Ciri muatan listrik yang pertama adalah muatan listrik terbagi menjadi dua
jenis, yaitu muatan listrik negatif (elektron) dan muatan listrik positif (proton).
Kedua muatan itu bisa saling berpindah dari materi yang satu ke materi lainnya.
Dalam hal ini, maksud dari materi adalah benda atau barang.
Suatu materi dapat dikatakan memiliki muatan positif, jika jumlah elektron
pada materi tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah protonnya.
Sedangkan, suatu materi akan dikatakan bermuatan negatif, jika jumlah
elektronnya lebih sedikit dari jumlah proton. Secara sederhana, semakin banyak
jumlah elektron pada suatu materi, maka akan menghasilkan muatan listrik
negatif, dan hal ini berlaku sebaliknya.
b. Muatan Bersifat Kekal
Muatan listrik pada suatu benda merupakan bagian dari muatan. Menurut
Benjamin Franklin, muatan yang ada pada suatu benda memiliki sifat yang kekal.
Hal ini sudah menjadi bagian dari hukum kekekalan muatan. Dengan kata lain,
suatu muatan (positif atau negatif) tidak bisa diciptakan dan tidak bisa
dimusnahkan.
Hal seperti ini dapat kita lihat pada dua jenis benda yang berbeda, kemudian
didekatkan atau digosokkan bisa memunculkan muatan listrik. Reaksi tarik
menarik dari kedua benda tersebut akan terjadi bila muatan listrik negatif
32
(elektron) dapat

33
berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Akan tetapi, jika muatan listrik
negatif (elektron) tidak berpindah ke benda lainnya, maka reaksi yang dihasilkan
adalah tolak menolak.
c. Muatan Listrik Bisa saling Tolak Menolak atau Tarik Menarik
Ciri ketiga dari muatan listrik adalah muatan listrik pada suatu benda bisa
saling tarik menarik dan bisa juga saling tolak menolak. Pada ciri ketiga ini, kita
baru bisa membuktikannya dengan cara mendekatkan kedua benda atau agar lebih
mudah menggosokkan benda yang satu kemudian didekatkan pada benda lainnya.
Jika kedua benda tersebut bisa saling tarik menarik, maka kita akan tahu
bahwa muatan listrik antara kedua benda tersebut berbeda jenis. Muatan listrik
yang sama atau sejenis pada suatu benda akan membuat kedua benda tersebut
saling tolak menolak. Hal ini dikarenakan elektron tidak berpindah ke benda lain.
d. Muatan Listrik Merupakan Besaran Fisika
Ciri keempat dari muatan listrik adalah termasuk ke dalam besaran fisika
yang bisa dihitung. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya rumus dari muatan
listrik dan adanya Satuan Internasional muatan listrik, yaitu coulomb. Bahkan,
muatan listrik memiliki sebuah simbol, yaitu Q.
Dalam satu muatan listrik proton sama dengan (1.602 x 10-19) dan dalam
satu muatan listrik elektron sama dengan (1.602 x -10-19). Dengan masuknya
muatan listrik ke dalam ilmu fisika, maka kita bisa menghitung besaran muatan
listrik yang ada di dalam suatu materi atau benda.

E. Cara Kerja
1. Menggantungkan sebuah bola pinpong pada bagian pinggir meja dengan menggunakan
benang dan isolasi. Menggosokan tas plastic pada baju beberapa kali, kemudian
mendekatkannya pada bola pingpong dan mengamati apa yang terjadi?
2. Menggosokan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada
potongan- potongan kertas yang terletak diatas meja dan mengamati apa yang terjadi?
3. Membiarkan percobaan 2 dalam waktu yang cukup lama dan mmengamati apa yang
terjadi?
4. Mengikatkan kedua buah bola pingpong pada benang kemudian menggantungkannya
kebagian pinggir meja (ditempelkan menggunakan isolasi). Setelah itu mendekatkan pada
kedua buah bola tetapi jangan sampai bersentuhan. Serta mengamati apa yang terjadi?

34
5. Menggosokan bola kiri dan kanan dengan kain wool, setelah itu mendekatkan keduanya
dan mengamati yang terjadi?
6. Melengkapi tabel dengan hasil pengamatan pada lembar kerja.

F. Data Hasil Pengamatan


Tabel 10.1 Muatan Listrik
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan
digosok dengan Wool Plastik Nilon
Wool tarik menarik tarik menarik tarik menarik
Plastik tarik menarik tolak menolak tarik menarik
Nilon tarik menarik tarik menarik tolak menolak

G. Jawaban Pertanyaan
1. Mengapa pada Langkah (6) antara 2 bola tidak ada interaksi
? Jawan :
Pada Langkah (6), antara kedua bola tidak ada interaksi karena keduanya memiliki
muatan yang sama (misalnya, keduanya bermuatan positif). Muatan yang sama akan
tolak- menolak sehingga bola-bola tersebut akan menjauh satu sama lain.
2. Apakah bola pingpong pada Langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau berlawan
? Jawab :
Pada Langkah (6), bola pingpong memiliki muatan yang sejenis. Misalnya, jika bola
pingpong pada Langkah (6) bermuatan positif, maka keduanya memiliki muatan positif.
3. Jika terdapat 4 buah benda masing- masing A,B,C,D. bila diketahui benda A menarik B,
B menarik C, C menarik D. Bila A bermuatan negative, tentukan jenis muatan benda
B,C,D !
Jawab :
Benda B akan memiliki muatan positif karena ditarik oleh muatan negatif benda A.
Benda C akan memiliki muatan negatif karena ditarik oleh muatan positif benda B.
Benda D akan memiliki muatan positif karena ditarik oleh muatan negatif benda C.
4. Apa yang dapat anda simpulkan dari interaksi muatan yang sejenis maupun muatan yang
berlawanan ?

35
Jawab :
Muatan yang sejenis (positif-positif atau negatif-negatif) akan saling tolak-menolak.
Muatan yang berlawanan (positif-negatif) akan saling tarik-menarik.
Interaksi muatan ini menjelaskan prinsip dasar elektrostatika dan fenomena kelistrikan
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti pengisian listrik, elektromagnetik, dan
lainnya.
H. Pembahasan
1. Kegiatan pertama menggosok tas plastik pada kain kemudian mendekatkannya pada
bola pingpong yang terjadi adalah adanya tarik menarik antara tas plastik dan bola
pingpong.
2. Pada kegiatan kedua karena tidak membawa sisir maka praktikan menggunakan
penggaris plastik. Dengan menggosok penggaris pada rambut beberapa kali dan
mendekatkan potongan-potongan kecil kertas yang terletak di atas meja yang terjadi
adalah kertas tertarik pada penggaris atau menempel pada penggaris. Hal ini terjadi
dikarenakan kedua benda memiliki muatan listrik yang berbeda sehingga sesuai
dengan dasar teori yaitu benda dengan muatan yang berbeda akan saling tarik
menarik. Kejadian tersebut menunjukkan fenomena adanya gaya elektrostatika,
dimana batang plastik bermuatan positif, menarik potongan kertas yang bermuatan
negatif.
3. Apabila percobaan kedua di atas dibiarkan dalam waktu yang cukup lama yang
terjadi adalah kertas yang menempel pada penggaris lama kelamaan akan lepas, hal
ini dikarenakan gaya listrik pada penggaris sudah habis.
4. Kegiatan percobaan keempat dengan mengikatkan dua bola pingpong dan
digantungkan ke bagian pinggir meja (ditempel dengan isolasi) kemudian
mendekatkan kedua bola pingpong (tidak sampai bersentuhan) yang terjadi tidak
terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong, hal ini terjadi karena tidak
ada muatan listrik.
5. Kegiatan kelima menggosokkan bola pingpong kanan dan kiri dengan kain wool
yang terjadi adalah keduanya saling tarik menarik.
6. Kegiatan percobaan keenam dapat dillihat pada data hasil pengamatan pada tabel
10.1 di atas, pada kedua bola pingpong (kanan dan kiri) yang digosokkan dengan
bahan yang sejenis yaitu plastik dengan plastik dan nilon dengan nilon, yang terjadi
pada bola pingpong adalah tolak-menolak, hal ini karena mempunyai muatan listrik

36
yang

37
sama. Pada bola pingpong kanan digosokkan dengan wool dan yang kiri digosok
dengan nilon yang terjadi pada bola pingpong adalah saling tarik menarik, begitu
juga dengan yang digosokkan dengan bahan lain kedua bola pingpong (kanan dan
kiri) yang digosokkan dengan bahan yang berbeda jenis saling tarik menarik, karena
mempunyai muatan listrik yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada beberapa percobaan
yang telah dilakukan oleh praktikan sesuai dengan dasar teori bahwa sifat muatan
listrik ada dua macam yaitu tolak menolak dan tarik menarik. Benda dengan muatan
listrik yang sama akan saling tolak menolak dan benda dengan muatan listrik yang
berbeda akan saling tarik menarik. Dan dari percobaan di atas menunjukkan adanya
gaya elektrostatika, gaya elektrostatis adalah gaya tarik menarik dan tolak menolak
antar partikel yang disebabkan karena adanya muatan listrik.

I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan pada kegiatan
praktikum bimbingan ke 10 Kelistrikan dengan kegiatan pertama dengan judul “Muatan
Listrik”, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Muatan listrik adalah suatu muatan yang ada dalam suatu benda dan bisa menghasilkan
gaya pada benda lain jika memiliki muatan listrik.
2. Sifat muatan listrik ada dua yaitu tolak menolak dan tarik menarik. Benda dengan muatan
listrik sama akan tolak menolak dan benda dengan muatan listrik berbeda akan saling
tarik menarik (gaya elektrostatika).
J. Daftar Pustaka
Rumanta, Maman, dkk. 2022. Praktikum IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka. Anonym. Muatan Listrik: Pengertian, Jenis, Ciri-Ciri dan Rumusnya.
https://www.gramedia.com/literasi/muatan-listrik/

K. Kesulitan Yang Di alami


Berdasarkan praktikum bimbingan 10 tentang kelistrikan kegiatan pertama dengan judul
“Muatan Listrik” yang telah dilakukan, praktikan perlu mengulang beberapa kali karena
ketika menggosok belum terlalu lama jadi muatan listriknya belum ada. Sarannya lebih lama
dalam menggosoknya.

38
L. Foto/Video Praktikum

39
KEGIATAN PRAKTIKUM MANDIRI 3

MATA
I. Bintik Buta (1) dan (2)
a. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan Bintik Buta (1)

Jarak Gambar A dari Dengan fokus pada tanda positif (+) maka tanda
No Keterangan
mata anda bundaran hitam

1. 60 cm Tampak jelas
2. 59 cm Tampak jelas
3. 58 cm Tampak jelas
4. 57 cm Tampak jelas
5. 56 cm Tampak jelas

Tabel Hasil Pengamatan Bintik Buta (2)

Dengan fokus pada tanda positif (+) maka :


Jarak gambar A dari mata
No Garis Garis pendek tampak menyatu dengan garis
anda
Pendek panjang

1. 60 cm Tampak
2. 59 cm jelas
3. 58 cm Tampak
4. 57 cm jelas
5. 56 cm Tampak
jelas
Tampak
jelas
Tampak
jelas

b. Penjelasan :
Pada jarak tertentu, tanda bundaran hitam masih tampak terlihat jelas, akan tetapi jika
tanda bundaran hitam tersebut semakin dijauhkan dengan mata dan tentunya dengan
pengaturan jarak yang benar, maka tanda bundaran hitam tersebut semakin pudar dan
hilang. Hal ini terjadi karena lensa mata kita semakin memipih.
Untuk melihat bayangan benda tersebut agar terlihat jelas, maka benda tersebut harus
kita dekatkan lagi dengan mata kita. Demikian juga dengan garis pendek, semakin
terlihat jauh, seolah-olah garis pendek tersebut menyatu dengan garis panjang. Padahal
hal itu tidak terjadi.

c. Kesimpulan
Dalam keadaan mata normal, mata kita masih dapat melihat suatu benda dengan
sangat jelas. 40
d. Menjawab Pertanyaan
1. Karena lensa mata dengan legimen suspensori yang bertumpu pada otot siliari
mengendur (relaksasi) sehingga legimen suspensori menegang (kontraksi) yang
mengakibatkan lensa mata memipih sehingga mata kita tidak jelas melihat suatu
benda pada jarak tertentu.
2. Pada jarak yang cukup jauh Hal itu terjadi karena lensa mata yang bersifat transparan
dan elastis, akan melakukan akomodasi (berubah kecembungannya). Lensa mata
akan berbentuk pipih jika kita melihat objek yang jaraknya jauh dari mata kita.

II. Iris (pupil) mata


1. Iris (Pupil) Mata pada Manusia
a. Hasil Pengamatan
 Bentuk pupil mata ketika lilin dinyalakan (pupil mengecil)

 Bentuk pupil mata ketika lilin dipadamkan (pupil melebar)

b. Pembahasan
Ketika lilin dinyalakan, bentuk pupil terlihat mengecil (memipih) dan setelah lilin
dipadamkan, pupil menjadi membesar (mencembung)

c. Kesimpulan
Mata kita mempunyai kemampuan untuk berakomodasi, yaitu kemampuan lensa mata
untuk mencembung dan memipih dalam41melihat benda pada jarak tertentu.
d. Menjawab Pertanyaan
1. Ketika lilin dipadamkan, karena apabila lilin dipadamkan otot-otot pada iris akan
berkontraksi dan menyebabkan lubang pupil, melebur sehingga cahaya yang masuk
lebih banyak.
2. Fungsi pupil mata adalah mengatur cahaya yang masuk ke mata

2. Iris (Pupil) Mata pada Kucing


a. Hasil Pengamatan
A.Bentuk pupil mata kucing pada cahaya redup

B. Bentuk pupil mata kucing pada cahaya terang

b. Pembahasan
Pada cahaya redup, bentuk pupil mata kucing terlihat normal dan pada keadaan gelap
akan membesar dan berbentuk bulat, sedangkan pada cahaya terang (disorot center)
bentuknya akan mengecil dan pipih.

c. Kesimpulan
Bentuk pupil mata kucing mempunyai daya akomodasi sama seperti pupil mata
manusia. Hanya bentuk dan kekuatan akomodasinya saja yang berbeda.

d. Menjawab pertanyaan
1. Masih terlihat normal, karena walaupun cahayanya redup. Keadaan ruangan tidak
begitu gelap, sehingga pupil mata kucing masih terlihat normal.
2. Bentuk pupil mata kucing ketika disorot dengan senter terlihat mengecil (memipih).
42
Hal ini dikarenakan cahaya yang masuk ke mata terlalu banyak, sehingga untuk
menguranginya dengan cara memipihkan (menciutkan) pupilnya.
43

Anda mungkin juga menyukai