SKRIPSI
Diajukan Oleh:
ABDUL RAHMAN
NIM. 170403004
Prodi Manajemen Dakwah
i
5. Seluruh Dosen Serta Staf Pada Jurusan Manajemen Dakwah dan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Uin Ar-Raniry Banda Aceh.
6. Bapak Dr. EMK. Alidar, S.Ag, M.Hum Selaku Kepala Dinas Syariat
Islam Aceh.
7. Bapak Muzakkir S.H selaku Kepala LPTQsekaligus UPTD PPQ Aceh,
yang telah memberikan izin penelitian di kantor ini.
8. Kepada Ust. T. Mardhatillah, SHI., M.H selaku penanggung jawab
bidnag Pembinaan dan Pelatihan dan juga pelatih daerah.
9. Kepada Ust. Drs. Jailani Mahmud selaku Pelatih dan Bidang Tilawah dan
Qira’at di Aceh.
Semoga dengan partisipasi dan motivasi serta support dan kebaikan tuan-
tuan guru semua Allah balas dengan kemulian dan keberkahan dunia serta pahala
disisi Allah SWT. Demikian sepatah dua kata dari penulis semoga apa yang telah
dilakukan dapat bermanfaat bagi peningkatan prestasi dan potensi dan selalu
mendapat ridha Allah SWT. Hanya kepada Allah kita berserah diri, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Abdul Rahman
NIM. 170403004
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 8
C. Tujuan penelitian ................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
E. Penjelasan Istilah ................................................................ 9
F. Sitematika Pembahasan ....................................................... 11
iii
1. Data Reduction (reduksi data)......................................... 42
2. Data Display (penyajian data)......................................... 42
3. Conclusion Drawing/Verification ................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 92
B. Saran .................................................................................... 95
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 : keadaan Pengurus LPTQ/ UPTD PPQ Aceh dilihat dari jaban .... 45
Tabel 4.3 : keadaan peserta MTQ dan cabang yang diperlombaan ................ 46
v
DAFTAR LAMPIRAN
Uin Ar-Raniry
Lampiran 2 : Surat Pengantar Izin Penelitian Ilmiah Mahasiswa Dari Wakil Dekn
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Meneteri Agama Nomor 128 Tahun 1982
1
Dokumen, Surat Keputusan Gubernur Aceh, tahun 2018
1
2
Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 128 A Tahun 1988 dan Nomor 44
Tilawah (baca dan lagu), tahfidz (hafalan), khat (tulis indah), puitisasi dan
sehari-hari.5
2
UPTD PPQ, Pedoman Pelatihan Tilawatil Qur’an,Aceh tahun 2018-2022
3
Dokumen, surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor
128 A Tahun 1982
4
Dokumen, surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor
44 Tahun 1988
5
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan perhakiman MTQ XXXIV Aceh, Tahun
2019.
3
Qur’an. Organisasi LPTQ telah tumbuh dari daerah sampai tingkat pusat dan
pengamalan Al Qur’an. Menyadari akan posisi dan fungsi LPTQ yang sangat
pada arah tercapainya visi dan misi organisasi. Guna mendinamiskan LPTQ,
dan prasarana yang memadai. Sehubungan dengan itu, maka LPTQ harus
6
. Dokumen, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh, Periode 2018-2022. hlm.
14.
4
saat ini juga belum bisa berkembang secara baik. Hal itu bisa dilihat dari
daftar prestasi para Qari dan Qari’ah yang setiap tahun kian merosot.
Data menunjukkan bahwa daftar prestasi para Qari dan Qari’ah dari Kafilah
Aceh dalam mengikuti MTQ dan STQ Tingkat Nasional dari tahun 2014-2019
adalah sebagai berikut: Pada MTQ Tingkat Nasional tahun 2014 di Batam
Kepulauan Riau, Kafilah Aceh tidak ada Qari dan Qari’ah yang menjadi juara.
Kemudian pada STQ Tingkat Nasional tahun 2015 di Provinsi DKI Jakarta,
Harapan III Golongan Tilawah Dewasa Putri, yang diraih oleh Ustadzah. Nurul
Hayati. MTQ Tingkat Nasional tahun 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat,
Kafilah Aceh Harapan III Golongan Tilawah Remaja Putri yang diraih oleh
Utara, Kafilah Aceh tidak ada Qari dan Qari’ah yang menjadi juara. MTQ Tingkat
Golongan Tilawah Anak-Anak Putra, yang diraih oleh Ammar Fatani. Dan pada
STQ Tingkat Nasional tahun 2019 di Pontianak, Kalimantan Barat, Harapan III
5
Golongan Tilawah Anak-Anak Putri yang diraih oleh Ratu Balqis Zatuddin. 7
Dari data diatas, prestasi Qari dan Qari’ah Aceh mengalami Penurunan.
dalam menciptakan peserta Qari dan Qari’ah yang berkualitas yang akan siap di
peringkat yang diperoleh Kafilah Aceh pada MTQ dan STQ Nasional sangatlah
dialami oleh Qari dan Qari’ah Kafilah Aceh di MTQ dan STQ Nasional adalah
pada faktor penguasaan materi Tilawatil Qur’an itu sendiri. Baik dari segi Tajwid
yang mereka kuasai masih banyak kekurangan. Masih ada diantara Qari’ dan
Qari’ah yang masih sering mengalami kesalahan jali dan khafi yang sangat
berpengaruh terhadap penilaian peserta oleh Dewan Hakim. Selain itu ada juga
yang belum memahami masalah Fashahah dan adab dalam membaca Qur’an.
Fashahah yang masih sering terjadi kesalahan adalah dalam hal Waqaf dan
baik dari segi variasi dan lainnya oleh karena itu, setiap peserta di diharapkan
untuk mampu mengikuti dan menyesuaikan perkembangan yang ada. Dari sudut
pandang lagu dan irama, peserta tidak kalah dengan peserta lain namun yang
menjadi kekurangan adalah masalah improvisasi irama dari peserta. Peserta dari
Kafilah Aceh belum bisa melakukan improvisasi irama secara baik dan maksimal.
Sehingga irama yang dikeluarkan terkesan masih kaku dan kurang indah.8
7
Data prestasi Aceh di ajang MTQ /STQ Tingkat Nasional Tahun 2012 s/d 2019
8
Buku Pedoman , Tilawatil Qur’an Dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, tahun. 2019
6
Problem Prestasi dalam MTQ yang dialami oleh Qari dan Qari’ah
Aceh sangat memprihatinkan. Dari data yang ada, LPTQ Aceh harus segera
serta kualaitas bagi para Qari Qari’ah Kafilah Aceh agar prestasinya menjadi
lebih baik di kancah Nasional yang diadakan setiap dua tahun sekali.
diantaranya adalah: Mencari bibit-bibit Qari dan Qari’ah dari usia dini
untuk dilatih dan dibina menjadi Qari dan Qari’ah yang handal dan
Tilawatil Qur’an dari tiap tiap Kabupaten kota yang ada di Aceh,
Mengadakan Pelatihan dan pembinaan bagi Qari dan Qari’ah yang akan
mewakili Kafilah Aceh pada ajang MTQ atau STQ Tingkat Nasional.
Dan upaya lain ialah mengirimkan Qari dan Qari’ah potensial untuk
pengetahuan yang lebih baik dari para Qari dan Qari’ah Senior yang sudah
Akan tetapi sejauh mana peran LPTQ Aceh dalam hal peningkatan
prestasi bagi peserta MTQ, apakah sudah baik dan maximal atau masih statis
wadah atau tempat untuk belajar yang lebih efektif dalam mendapatkan
generasi untuk belajar khususnya dalam bidang Tilawatil Qur’an Maka dari
itu, Peran LPTQ Aceh sangat urgen untuk menciptakan Qari dan Qari’ah
membawa nama baik Ibu kota dan Provinsi serta mengharumkan Bangsa
dari usia dini agar bisa menjadi penerus Qari dan Qari’ah yang sudah
penelitian lebih lanjut secara mendalam dan akan dijadikan dalam bentuk
ACEH)”
8
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
penelitian adalah:
D. Manfaat Penelitian
berikut :
E. Penjelasan Istilah
1. Peran
Qur’an.
Pancasila. 11
3. Meningkatkan
4. Prestasi
Menurut bahasa, prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai atau
hasil yang diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang yang
dipelajari.12
5. Tilawatil Qur’an
Qur’an. Tilawatil Qur’an dinilai dari 3 aspek, yaitu Tajwid, lagu, dan
11
Depag RI.pedoman Lembaga Pengembangan Tilawah Qur’an .(Jakarta:Depag, 1997)
hlm . 5
12
Kamus Umum Bahasa Indonesia hlm. 787. Tahun 1991
11
adab/fashahah.13
Qur’an.14
F. Sistematika Pembahasan
Pada bab tiga ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang
Pada bab empat ini akan dijelaskan tentang gambaran umum lokasi
13
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan Perhakiman MTQ Aceh, Tahun
2019 hlm. 31.
14
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan Perhakiman MTQ Aceh, Tahun 2019 hlm.
32-33
12
Sedangkan bab lima merupakan bab terakhir dalam penetian ini. Bab
ini terdiri dari kesimpulan penelitian serta saran yang diberikan untuk
penelitian lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Terdahulu
Dalam hal ini, peneliti akan memaparkan beberapa kajian terdahulu atau
terdahulu ini menjadi salah satu bahan acuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Adapun tujuan dari pemaparan kajian terdahulu ini adalah untuk menentukan
dimaksud adalah :
pendidikan dan pembinaan yang mana ibarat seorang guru tidak hanya mengajar
akan tetapi harus disertai dengan jiwa mendidik serta membina anak muridnya.
Adapun faktor pendukung dari penelitian yang dilakukan ialah antusias dan
1
http://idr.uin-antasari.ac.id./id/eprint/6057, Jurnal, Institutional Digital Repository,
Rusnah, Peran LPTQ dalam Pengembangan Syiar Islam di Kabupaten Banjar, Skripsi (Program studi S1
Bimbingan Penyeluhuan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Antasari,Banjarmasin,2013) hlm.14
13
14
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan dengan judul
Adapun faktor pendukung dalam penelitian ini ialah adanya saran dan
Qur’an ini, akan dapat mengatur baik dari segi pembelajaran dan pembinaan
Qur’an sebagai objek dan juga pusat pengumpulan data. ketika penelitian ini
maka keterlibatan peserta atau Qari dan Qari’ah itu sendiri juga dibutuhkan dalam
penelitian ini disamping untuk mengetahui keinginan dan bakat juga untuk
mencetak bibit Qari dan Qari’ah yang lebih banyak dan mampu membantu
wadah pelaksana dan pendidik generasi Qur’ani. Adapun dari ketiga penelitian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya yang menjadi perbedaan pada objek
kajiannya ialah dari yang akan peneliti lakukan lebih condong mengarah kepada
bidang prestasi Qari dan Qari’ah khususnya bagi peserta yang ada di Lembaga
peneliti diatas tersebut ialah lebih mengarah kepada peningkatan syiar islam,
sendiri.
Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, atau sesuatu yang
memberi bentuk pada badan atau organisasi yang bertujuan untuk mengadakan
terminologi bahwa lembaga adalah suatu institusi atau pranata yang didalamnya
4
Daryanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Apollo, 1993. hlm. 367
16
yang nyata dan berpusat kepada berbagai kebutuhan sosial serta serangkaian
yang tersusun secara tetap dari pola-pola kelakuan, peranan-peranan dan relasi
yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang penemuan
latar di mana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil
uji lapangan.7
atau Murattal, yaitu bacaan Al Qur’an yaang mengandug nilai ilmu dan seni
membaca, seni baca dan adab membaca menurut pedoman yang telah ditentukan.
5
Hendropuspito, Lembaga Sosiologi Agama, Yogyakarta:Kanisius, 1983. Hlm. 13
6
Seels dan Richey (Alim Sumarno), panduan metodologis dan pengembangan, Journal of
Curriculum, prenada media group, cet. 1 tahun. 2006
7
Rizal Sukma. Pengembangan Bahan Ajar Modul Dengan Pendekatan Open-Ended
Materi. Tulungagung. hlm. 11-12
17
membaca secara tartil, yakni membaca dengan pelan-pelan, tenang dan teratur
sesuai kaidah ilmu tajwid. Menurut Asy-Suyuthy yang dikutip oleh Yusuf Al-
Hukum membaca Al-Qur’an dengan tartil adalah fardu ‘ain. Seruan dalam
ayat ini pada dasarnya tertuju kepada Nabi SAW, lalu kepada umatnya yang
aktivitas dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik dan
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan cara membaca yang baik dan
benar dan pemahaman mengenai isi suatu bacaan Al-Qur`an. Adapun Tilawah itu
sendiri terdiri dari tujuh macam lagu yang sering di bawakan atau dipakai dalam
kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an MTQ. Pada Tilawatil Qur’an ini dinilai
umum adalah suatu lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Agama
8
Yusuf Al-Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2000), 166
9
QS. Al Muzammil (73): 4
10
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan Perhakiman pada(MTQ) XXXIV Aceh,
Tahun. 2019, Di Sigli, Kabupaten Pidie.hlm. 42-43
18
Indonesia yang Qur’ani agar dapat lebih semangat dalam membumikan Al Qur’an
tahfidzul Qur’an, tafsir Al-Qur’an, Kaligrafi, Fahmil Qur’an, Syarkhil Qur’an, dan
membudaya dalam masyarakat serta telah memberikan manfaat yang besar dalam
dengan Keputusan Bersama Menteri agama dan Menteri Dalam Negeri. No. 128
11
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan Perhakiman pada(MTQ) XXXIV Aceh,
Tahun. 2019, Di Sigli, Kabupaten Pidie. Hlm. 9-10
19
Qur’an.12
karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut LPTQ melakukan beberapapa tugas
(LPTQ) Aceh ialah terdiri atas beberapa bidang diantaranya ialah Gubernur
Aceh, Kajati Aceh, Sekretaris Daerah, Rektor Unsyiah Darussalam Bnada Aceh,
Rektor UIN Ar- Raniry Darussalam Banda Aceh, Ketua MPU Aceh, Ketua MAA
Aceh, Ketua MPD Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh dan Imam Besar Masjid
Raya Baiturrahman Banda Aceh. Wakil Gubernur sebagai ketua umum, Asisten
Pemerintahan dan Sekda Aceh sebagai Ketua I dan Kadis Syariat Islam Aceh
Sebagai Ketua II. Kepala Bidang penerangan Agama Islam dan Zawa Kanwil
12
Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh. Pengukuhan susuanan pengurus Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh Periode 2018 – 2022. Tahun 2018
13
Pedoman. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh. Tahun. 2012-2019
20
Sebagai Bendahara Umum dan juga pengurus harian di yang di jalankan oleh
peran yang penting dan strategis, terutama dalam meningkatkan semangat umat
Oleh karena itu, dari segi organisasi dan kelembagaan diperlukan pemberdayaan
Kemajuan yang paling menonjol adalah bidang Musabaqah, hal ini di tandai
Tilawah Qur’an, Tahfizul Qur’an, Khattil Qur’an dan Fahmil Qur’an, Tafsir
Qur’an dan Madrasah-Madrasah. Bentuk kerja sama ini misalnya menyusun dan
14
Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh. Pengukuhan susuanan pengurus Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh Periode 2018 – 2022. Tahun 2018
21
dan Talaqqi.15
rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna LPTQ, maka organisasi LPTQ
mau tidak mau harus dikembangkan. Perkembangan ini tertuang dalam Surat
Keputusan Bersama (SK) Gubernur Aceh No.658 tahun 2018 dan Keputusan
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama Nomor 128 Tahun 1982 dan
dari tahun ketahun menunjukkan hasil yang positif. Kemajuan yang nampak
masing daerah.
15
Pedoman. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh. Tahun. 2012-2019.
22
Agama dan otonomi Pemerintah dimana jabatan Ketua Umum dan Bendahara
Umum dari unsur Pemerintah Daerah, sedangkan Sekretaris Umum dari unsur
Departemen Agama yang dalam hal ini ialah Kepada Bidang Pendidikan Agama
masing.16
Tilawatil Qur’an tingkat Nasional yang terdiri dari pembina, ketua, sekretaris dan
dan latihan, publikasi dan dokumentasi, usaha dan dana serta penelitian dan
program kerja, maka perlunya pelaksanaan harian yang full timer di bawah
program maka dibutuhkan alokasi dana APBN dan BPBD, serta bantuan dari
16
Pedoman Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh, berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Aceh Tahun 2018.
23
dan seruan untuk lebih meningkatkan motivasi dan prestasi masyarakat dalam
lakukan itu termasuk perbuatan amal saleh yang sudah tentu akan mendapatkan
ganjaran pahala dari Allah Swt sebagaimana yang dituangkan dalam surah Asy-
Hal ini juga di jelaskan dalam surah Al-An’am ayat 160 yang berbunyi:
.. ََم ۡن َجآ َء ِب ۡال َح َسَُ ًِ فَلَه َ َۡش ُر اَمۡ ثَا ِل َها ۚ َو َم ۡن َجآ َء ِبال َّسيِّئَ ًِ فَ َال ۡ ُۡج ّٰ ِٓى اِ ََّّ ِم ۡثلَ َها َوهُمۡ ََّ ۡ ُۡظلَ ُم ۡون
َ أي جِاء َشر َسُات:) أي َّإله إَّ ّللا (فَ َلهُ ََ ْش ُر آ ْم َثا ِل َها:)ًِ َُ( َم ۡن َجآ َء ِب ۡال َح َس
(و َم ۡن َجآ َء بِال َّس ِّيئَ ًِ فَ َال
..ً ُۡقّٰون من جِائهم َيئا:) َ(وهُمۡ ََّ ۡ ُۡظلَ ُم ۡون َ أۡجِاءه:)ۡ ُۡج ّٰ ِٓى اِ ََّّ ِم ۡثلَهَا
Artinya: Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat
amalnya. Dan barangsiapa berbuatan kejahatan maka dia tidak dibalas
seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan
(dizalimi). Barangsiapa datang dengan membawa kebaikan yakni Laa
ilaha illallah maka baginya sepuluh kali lipatnya. Maksudnya
memperoleh balasan sepuluh kebaikan. Dan barangsiapa yang datang
dengan membawa keburukan, dia tidak diberi balasan melainkan
setimpal dengan keburukannya. Yakni balasannya. Dan mereka tidak
dizalimi. Tidak dikurangi sedikit pun balasannya.19
18
Al-Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Mahalli dan Al-Imam
Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthi, Tafsir Jalalain, diterjemahkan oleh Najib
Junaidi , Edisi Indonesia Tafsir Jalalain, (Surabaya: Pustaka eLBA, 2010), hlm. 340- 341.
19
Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 151.
25
mendapatkan ganjaran pahala sepuluh kali lipat kebajikan. Ganjaran pahala bagi
orang yang membaca Al Qur’an tidak dihitung perkata tetapi perhuruf seperti
أَ ِلف ََرْ ۡ َوَّم: (الم) ََرْ ۡ َولَ ِك ْن: ُ َو ْال َح َسًَُُ ِب َع ْش ِر أَ ْمثَالِهَا ََّ أَقُول،ًَُّللا فَلَهُ ََ َس ِ َم ْن قَ َرأَ ََرْ فًا ِم ْن ِكََا
ِ َّ ب
) (رواه الَرميِي.ۡ ََْرْ ۡ َو ِميم ََر
Artinya: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah (Alquran) dia
mendapatkan satu kebajikan. Setiap kebajikan itu dibalas dengan
sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi
alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (H.R. Al-
Tirmizi).20
Hal ini diperjelas lagi oleh Ali bin Abi Thalib mengenai ganjaran pahala
Qur’an dalam salat akan mendapat pahala lima puluh kebajikan untuk tiap-tiap
pahalanya dua puluh lima kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya dan
kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang diucapkannya”. Sebenarnya masih banyak lagi
ayat Al Qur’an dan hadis yang berkenaan dengan balasan bagi orang yang ikhlas
dalam melakukan kebajikan kepada orang lain. Seperti halnya pengurus Lembaga
tindakan yang terpuji yang nantinya akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah
SWT.
20
Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Al-Nawawi Al-Dimasyqi, Riyadh Al-Shalihin,
diterjemahkan oleh Ahmad Rofi' Usmani, hlm. 568.
26
Al Qur’an merupakan tanda kebesaran Allah swt dan juga sebagai mu’jizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara malaikat Jibril.
Al Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW lengkap
dengan lafal dan maknanya dan juga menjadi pedoman kehidupan umat.
the Quran menyatakan bahwa: “The doctrine of God is central to the Quran”.21
merupakan pedoman dalam menjalani kehidupan ini, oleh karena itu kita
cara membaca dan memahami arti dan maksud yang terkandung didalamnya.
Membaca Al Qur’an baik ketika melaksanakan salat maupun di luar salat tetap
mendapat pahala dari Allah SWT, dan dihitung sebagai ibadah. Rasulullah SAW
bersabda:
) (رواه مسلم..ا ْق َر ُءوا ْالقُرْ آنَ فَإََِّّهُ َۡأْ ِتى َۡوْ َم ْال ِق َيا َم ًِ ََفِيعًا ألَصْ َح ِابه
Artinya: “Bacalah olehmu Alquran kerena dia (Alquran) akan datang pada hari
kiamat selaku pemohon ampunan Allah bagi para pembacanya”. (HR.
Muslim).22
dengan membaca Al Qur’an di akhir kiamat nanti akan mendapat ampunan dari
21
W. Montgomery Watt And Richard Bell, Introduction to the Quran, (Edinburgh:
University Press), 1994, cet ke-4. hlm. 148.
22
Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Al-Nawawi Al-Dimasyqi, Riyadh Al-Shalihin,
diterjemahkan oleh Ahmad Rofi' Usmani, op. cit., hlm. 566.
27
Allah SWT. Ahmad bin Ali bin Hajar al ‘Asqlani dalam kitab Fathul Bari
Bisyarhi Shahih Bukhari Juz 10 meriwayatkan sebuah hadis dari Hajjaj bin
Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu
Dari hadis ini jelaslah bahwa sebaik-baiknya manusia (umat Islam) adalah
mengajarkannya kepada orang lain. Selain itu diperintahkan juga oleh Rasulullah
Saw agar membacanya dengan suara yang indah, bagus dan merdu, sehingga
merupakan suatu keharusan bagi setiap umat islam, sebab Al Qur’an adalah kitab
suci yang mengandung ajaran dan tuntunan bagi kehidupan manusia, khususnya
23
Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf Al-Nawawi Al-Dimasyqi, Riyadh Al-Shalihin,
diterjemahkan oleh Ahmad Rofi' Usmani, Riyadhushshalihat (Beirut: Darul Al-Fikri, 1994), hlm.
567.
24
Syaikh Muhammmad Nashiruddin Al-Albani, Mukhtashar Shahih Muslim di terjemah
kan oleh Ma’aruf Abdul Jalil dan Ahmad Junaidi. Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta: As-Sunnah,
2008), hlm. 1526.
28
umat Islam. Oleh karena itu sangat menyedihkkan apabila seorang muslim tidak
bisa membaca Al Qur’an, namun hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa masih
banyak dikalangan umat Islam yang tidak pandai membaca Al Qur’an apalagi
mengerti apa yang dibacanya, hal ini merupakan salah satu tugas Lembaga
lembaga atau badan yang secara khusus bergerak di bidang pembinaan dan
Qur’an dalam hal ini menjadi tumpuan masyarakat untuk berkiprah secara
Internasional.25
atau 6 tahun sebagaimana perintah melaksanakan salat pada umur 7 tahun disuruh
25
Buku Pedoman, Musabaqah Al Qur’an dan Perhakiman pada(MTQ) XXXIV Aceh,
Tahun. 2019, Di Sigli, Kabupaten Pidie. Hlm. 23
29
Quran. Pepatah mengatakan “Belajar dari kecil ibaratkan melukis di atas batu”.
waktu yang cukup untuk bertemu dengan anak-anaknya untuk mendidik dan
menciptakan suasana ramah tamah, kekeluargaan yang penuh rasa kasih sayang
adalah kewajiban orang tua masing-masing. Bagi orang tua yang menyadari akan
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin keluarga dan pendidikan serta
panutan bagi anak-anak nya, betapapun sibuknya mereka akan tetap menyediakan
apabila anak-anaknya tidak pandai membaca Al Qur’an. Tidak ada rasa malu yang
paling besar dihadapan Allah nanti apabila anaknya tidak pandai membaca Al
Qur’an. Orang tua yang tidak dapat meluangkan waktu untuk mendidik anaknya
bakat peserta dalam dunia Tilawatil Qur’an khususnya akan melakukan berbagai
macam kegiatan dengan faktor faktor yang mampu menunjang program tersebut
26
Suwarrno, Pengantar Umum Pendidikan, Rineka cipta, cet ke 4, Februari 1992. Hlm.
112
30
oleh peserta dan menjaga hal hal yang menjadi sebab surutnya bakat dan minat
tertentu.27
dengan cara yang tepat. Kedua, Sikap; adalah gejala internal yang
27
Buku Pedoman, Musabaqah dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, Di Sigli, Kabupaten
Pidie, Tahun 2019.hlm. 11.
31
ketegangan keluarga.
yaitu faktor yang ada pada diri siswa (internal) dan faktor yang ada
merupakan dambaan bagi setiap daerah dan para peserta. Agar tercapai
28
Buku Pedoman, Musabaqah dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, Di Sigli, Kabupaten Pidie,
Tahun 2019.hlm. 18.
29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2006), cet. 12, hlm.
139.
32
keberhasilan tersebut diperlukan langkah dan usaha yang maksimal dan kegagalan
pada masa lalu diharapkan menjadi motivasi serta evaluasi bagi semua pihak.
1) Faktor peserta
a) Bakat alam Bila ada bakat alam lebih mudah untuk dibina. Untuk
peserta tersebut.
saat mengadakan Try out untuk analisis dan evaluasi, saat try out
34
peserta, materi, system pelatihan, Dewan Hakim, pengurus LPTQ, dan semua
berperan secara maksimal yaitu sesuai dengan fungsinya. Kemudian perlu adanya
30
Buku Pedoman, Musabaqah dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, Di Sigli,
Kabupaten Pidie, Tahun 2019.hlm. 12
31
Buku Pedoman, Musabaqah dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, Di Sigli,
Kabupaten Pidie, Tahun 2019.hlm. 24-25
35
koordinasi yang baik dan hubungan yang harmonis dari berbagai pihak dan
Lembaga tersebut.32
32
Buku Pedoman, Musabaqah dan Perhakiman (MTQ) XXXIV Aceh, Di Sigli,
Kabupaten Pidie, Tahun 2019.hlm. 22
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Istilah metode penelitian terdiri atas dua kata, yaitu kata metode dan kata
penelitian. Kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti
cara atau cara menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis)utnuk memahami suatu subjek dan
analisis data yang dilakukan secara sistematis, untuk mencapai tujuan tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara ilmiah, baik bersifat
kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini penulis mengambil
tertulis,maupun lisan dan perilaku dari orang orang yang diteliti. Menurut Bogdan
& Taylor dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif yang
1
Jonaedi Efendi,Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum (Normatif dan Empiris),
(Depok:Prenadamedia Group,2016), hlm. 2-3
36
37
data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang atau perilau
yang diamati dari tempat atau objek yang dijadikan sebagai pusat data dan
informasi.2
pendekatan kualitatif. karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa
data deskriptif yang diperoleh dari data data berupa tulisan,kata kata dan dokumen
berasal dari sumber atau informan yang diteliti dan dapat dipercaya.
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang
pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang
sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat
dan terucap tersebut. Contoh data yang pasti misalnya data orang menangis.
Orang yang menangis itu harus dipastikan,apakah menangis karena susah atau
pasti maka diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan
data.
2
Bogdan & Taylor, Metode Penelitian Kualitataif, (PT Remaja Rosfakarya, Bandung:
2010), hlm. 113
3
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 8.
38
B. Jenis Penelitian
Research), Dalam penelitian ini penulis terjun langsung ke lokasi penelitian guna
C. Lokasi Penelitian
terpenting yang tidak mungkin dilewatkan guna untuk dijadikan objek terhadap
penelitian. Sebagaimana tempat dan lokasi juga menjadi penguat hasil data yang
akan didapatkan. Oleh Karena itu, lokasi atau tempat observasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kelengkapan data yang akan diperoleh.
Adapun lokasi pada penelitian ini yang akan dilakukan di LPTQ Provinsi
Aceh. Lembaga ini terletak di Jln. Teuku Nyak Arief No. 221, Jeulingke , Kec.
4
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2005), hlm. 31
39
Adapun Lembaga ini terdiri dari dua gedung satu gedung perkantoran dan
satu bangunan lain yang difungsikan sebagai asrama bagi peserta MTQ yang
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah
beberapa bagian bangunan salah satunya UPTQ PPQ yang terdapat beberapa
satu bangunan lagi yang difungsikan sebagai asrama karantina bagi peserta yang
akan mengikuti MTQ. Adapun Training Center (TC) diadakan beberapa bulan
menjelang MTQ atau STQ Tingkat Nasional. Contohnya seperti yang baru baru
ini diadakan seleksi Peserta STQ Nasional pada tanggal 09 Maret 2021 sepekan
yang lalu. Dan Training Center perdana bagi peserta STQ di adakan pada Tanggal
5
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 118.
40
2. Wawancara (Interview)
dilakukan oleh dua pihak, yaitu Penulis sebagai pewawancara atau orang yang
mengajukan pertanyaan dan tokoh pengurus, pelatih dan peserta itu sendiri
sebagai objek wawancara yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan itu
berbeda. Adapun beberapa objek atau sasaran wawancara pada penelitian ini yang
berhasil peneliti dapatkan ialah: Pengurus LPTQ Aceh Ust Mardhatillah M.Ag,
Muzakkir, SH, Ketua dewan pelatih Aceh Ust Drs.Jailani Mahmud, Ust Hamli
Yunus S.Ag. dan juga peserta MTQ itu sendiri yaitu dengan saudara Haizir Riski
sebagai Qari terbaik Aceh dan saudari Adhilla sebagai Qari’ah terbaik Aceh pada
MTQ Provinsi XXXIV tahun 2019 yang dilaksanakan di Sigli Kabupaten Pidie.
3. Dokumentasi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar, dan hasil karya-karya, yang
6
Bogdan & Taylor, Metode Penelitian Kualitataif, (PT Remaja Rosfakarya, Bandung:
2010), hlm. 166
7
Abdul Hakim, Metodologi Penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas Studi
Kasus), (Sukabumi, Jawa Barat: CV Jejak, 2017), hlm. 75.
41
memperoleh data dan informasi baik dalam bentuk buku atau, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan sehinggga dengan
Tilawatil Qur’an baik dari keadaan lokasi serta berkaitan dengan proses
pembinaan peserta, keaadan guru pelatih dan semua data yang berkaitan dengan
penelitian yang diperlakukan baik berupa laporan maupun arsip yang ada pada
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang mana yang penting
dan yang mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
8
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R and D, (Bandung Alfabeta,
2010), hlm. 3
42
di lapangan. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduktion, data display, dan
conclusion drawing/verification.9
Data yang diperoleh dari lapangan dengan jumlah yang banyak , oleh
karena itu perlu untuk dicatat secara jelas dan terperinci. Sebagaimana yang
dijelaskan, semakain lapangan dilapangan, maka semakin banyak pula data yang
akan didapat dan dikumpulkan baik yang bersifat komplek hingga yang rumit.
Reduksi data merupakan hasil dari buah pikiran yang sesnsitif yang menggunakan
kecerdasan dan keahlian serta adanya wawasan dan pengalaman yang tinggi. 10
langkah penyajian data bisa dilakukan secara diuraikan dengan singkat dan
Dalam hal ini, Miles and Hubesman menyatakan “the most frequent form
of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
Dalam penyajian data yang sering digunakan ialah teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data yang ada, maka akan memudahkan untuk memahami
apa yang terjadi guna untuk merencanakan kerja dan program selanjutnya
9
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 244-245.
10
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…., hlm, 247-249.
43
Dalam tahapan analisis data menurut Miles and Huberman pada langkah
Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah jiak bukti bukti tak
Tetapi pada kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal bersifat konkrit
dengan didukung bukti bukti yang kuat maka peneliti dapat kembali
mengumpulkan data, oleh karenya kesimpulan yang ada dan yang dikemukakan
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D…, hlm. 252.
BAB IV
1. Letak Geografis
LPTQ Aceh terletak di Jln. Teuku Nyak Arief No. 221, Jeulingke,
Kec.Syiah Kuala, Kota Banda Aceh ( Komplek Istimewa Aceh ). Lembaga ini
terletak di komplek perkantoran Dinas Syariat Islam Aceh dan Mahkamah Syariah
Aceh. Ditinjau dari Letaknya, LPTQ Aceh sangat strategis karena berada dipusat
Kota Banda Aceh dan juga berjarak hanya beberapa kilometer saja dari masjid
Raya Baiturrahman Aceh. kemudian disisi lain LPTQ Aceh mudah dijangkau dari
juga berada dekat Kapolda Aceh, sehingga mudah diketahui dan ditemui bagi
6 Perpustakaan 1 Permanen
Jumlah 14 Permanen
Sumber data: Bagian Harian dan Arsip LPTQ/UPTD PPQ Tahun 2018-2022.
44
45
2. keadaan Pengurus
dipimpin oleh Bapak Hamdani, S.Ag,M.H dan jumlah pengurus yang bertanggung
dengan 2 orang tenaga tata usaha dan 1 orang penjaga pustaka dan 2 orang
security. Untuk lebih jelas mengenai keadaan guru dan tenaga pendidikan dapat
Tabel 4.2 keadaan Pengurus LPTQ/ UPTD PPQ Aceh dilihat dari jabatan
2. Sekretaris Umum 1
3. Bidang pelatihan 2
4. Bidang perhakiman 2
5. Bidang dokumentasi 2
6. Bidang pengembangan 3
9. Penjaga Pustaka 1
10. Security 2
Jumlah 18
1
Data Dokumentasi Harian LPTQ Aceh tahun 2018/2022
46
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah pengurus dan staf pengurus
penajaga perpustakaan ditambah dengan security. Tenaga pengurus serta staf yang
tersebut diatas berasal dari berbagai lulusan dan bermacam-macam jenjang dan
3. Keadaan Peserta
masing-masing dan jumlah peserta yang ada. Untuk mengetahui jumlah peserta
yang ada pada tiap-tiap cabang dapat dilihat pada tabel berikut ini.3
1. Tartil 2
2. Tilawah 6
3. Qira’at 4
4. Tahfidz 5
5. Syarhil 6
6. Fahmil 3
7. Khat 3
8. MMQ 1
JUMLAH 30
Sumber : buku pedoman MTQ dan Perhakiman pada MTQ XXXIV tahun 2019
2
Wawancara dengan Kasi Pembinaan dan Pelatihan LPTQ Aceh Ust. T. Mardhatillah,
tanggal 5 maret 2021
3
Pedoman MTQ dan Perhakiman pada MTQ XXXIV Tahun 2019 di Sigli, Kabupaten
Pidie hlm. 9-10
47
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah peserta dan jumlah cabang yang
diperlombakan pada MTQ Nasional dengan tiap-tiap cabang diisi oleh peserta
451.14/658/2018
Sumatera Utara.
Keuangan Daerah.
Nomor 240 Tahun 1982 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja
KEDUDUKAN DALAM
NO DEWAN PENGURUS
PENGURUS
4
Surat Keputusan (SK) Gubernur Aceh, Tentang Pengukuhan Susunan Pengurus
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh, Periode 2018-2022.
49
Islam
BIDANG PEMBINAAN
BIDANG PERHAKIMAN
Keterangan :
d. Terdapat tiang yang kokoh yang di atasnya ada bintang dan kobaran api
al-Qur’an.
Qur’an.
pembangunan.5
denga adanya sarana dan prarana berlatih yang memadai maka hasil yang akan
dicapai juga tentu akan lebih baik daripada kekurangan atau tanpa prasarana sama
sekali. Sarana dan prasarana yang dimaksud yaitu, ruangan belajar yang baik,
fasilitas latihan yang lengkap, serta media yang digunakan untuk proses latihan
tersedia dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruangan yang
digukaan untuk latihan para peserta dan aula yang di manfaatkan untuk tempat
pelatihan dan bimdingan dari pelatih pelatih Nasional. Untuk lebih jelasnya
6 Perpustakaan 1 Permanen
Jumlah 14
Sumber : Data Bagian Harian dan Arsip LPTQ/UPTD PPQ Tahun 2018-2022.
53
Dari hasil wawancara dan table 4.6 di atas jelas bahwa sebahagian besar
sarana dan prasarana yang tersedi atelah mendukung dan memperlancar proses
pembinaan dan pelatihan namun masih kurang memadai. Namun demikian untuk
yang harus terus ditingkatkan dengan tujuan agar mutu akhlak dengan Al Qur’an
belum bisa berkembang secara baik khususnya dalam segi prestasi di kancah
Nasional. Hal itu bisa dilihat dari daftar prestasi para Qari dan Qari’ah yang setiap
tahun kian merosot. Dibuktikan dengan hasil Prestasi dari Musabaqah Tilawatil
Qur’an (MTQ) dan Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Nasional yang
Hal ini sungguh sangat memprihatinkan bagi LPTQ Aceh yang merupakan
salah satu Provinsi yang berpotensi untuk menjadi juara dan mempunyai peluang
c. Banyaknya para santri yang belajar diluar Aceh / Luar Negeri yang
Aceh dalam mengikuti MTQ dan STQ tingkat Nasional dari tahun 2014-2019
6
Data Prestasi Aceh di ajang MTQ/STQ Tingkat Nasional Tahun 2012-2019
55
Adapun standar kemampuan bagi Qari dan Qari’ah ialah mampu tampil
khususnya Qari Qari’ah bisa lebih baik dibandingkan Kafilah lain dan mampu
membawa Kafilah Aceh minimal menuju juara lima besar dan mencapai target
tercapainya targaet Kafilah Aceh tersebut maka LPTQ Aceh harus lebih keras dan
persiapan Kafilah Aceh matangdan mampu mengejar target sehingga hal itu
bukan lagi sebuah kekurangan atau kelemahan serta sebuah masalah yang ada
kendala yang dialami oleh Qari dan Qari’ah di MTQ dan STQ Nasional adalah
pada faktor penguasaan materi Tilawatil Qur’an itu sendiri. Baik dalam bidang
Tajwid yang mereka kuasai masih banyak kekurangan. Ada beberapa peserta yang
masih sering terjadi kesalahan jali dan itu akan berakibat fatal. Selain itu ada juga
yang belum memahami masalah Fashohah dan adab dalam membaca Qur’an.
Fashahah yang masih sering terjadi kesalahan adalah dalam hal Waqaf dan ibtida’.
Dan juga terdapat peserta yang Fashahahnya masih kurang tepat dan masih sering
7
Hasil wawancara dengan Ust. T. Mardhatillah Kasi bimbingan dan Pelatihan 14 juni
2021
56
lagu dan irama yang semakin tahun semakin mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Lagu-lagu Tilawah setiap tahun mengalami perubahan dan setiap
peserta di tuntut untuk mengikuti perkembangannya. Dari sudut pandang lagu dan
irama, dalam hal ini, para peserta Kafilah Aceh tidak kalah dengan peserta lain
dengan LPTQ Aceh serta peran lembaga tersebut dalam mendidik dan membina
peserta MTQ khususnya bagi Qari’ dan Qari’ah. pada penelitian ini penulis
karean teori Organisasi sangat cocok dan berkaitan dengan keadaan LPTQ dan
sesuai dengan kebutuhan yang peneliti cari dalam mencari hasil data dan hasil
diataranya ialah meningkatkan kualitas mutu baca, tulis dan tafsir Al Qur’an yang
Peran lain ialah sebagai fasilitator bagi lembaga-lembaga keagamaan guna untuk
57
Kemudian juga sebagai pusat peningkatan serta pengembangan prestasi Qari dan
Qari’ah khusunya. LPTQ telah tumbuh dari daerah sampai tingkat pusat dan telah
Meningkatkan kualitas mutu baca, tulis dan tafsir Al Qur’an berarti ialah
usaha atau upaya yang dilakukan dalam proses belajar membaca, menulis dan
tafsir Al Qur’an yang dilakukan dengan berbagai upaya atau kegiatan. Adapun
peran LPTQ diantaranya ialah untuk meningkatkan kualitas mutu, baca dan juga
tafsir atau pemahaman tentang Al Qur’an. Dalam meningkatkan hal tersebut maka
haruslah dilakukan upaya atau usaha baik berupa bimbingan atau latihan secara
rutin dan teratur. Dalam bimbingan tersebut tentu tidaklah cukup hanya dengan
teori saja akan tetapi harus adanya proses mencoba di depan umum.
Saya telah bertugas dan menjabat sebagai Kasi Pembinaan dan pelatihan di
LPTQ/UPTD PP Aceh tercatat sejak tahun 2018 berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Aceh tentang penyusunan pengurus Lembaga
Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh sampai sekarang. Latar pendidikan
saya S1 di Universitas Islam Negeri Ar-Raniry jurusan Hukum dan juga
S2 saya di jurusan yang sama. Kemudian seiring berjalannya proses saya
di tempatkan di LPTQ Aceh yaitu di kantor UPTD PPQ pada bidang
Pembinaan dan pelatihan. Hal tersebut juga dikarenakan saya pernah
58
program kerja di UPTD PPQ terdiri dari beberapa Bidang berdasarkan hasil
Yunus, interaksi yang dilakukan Pelatih kepada peserta khususnya Qari’ dan
8
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
9
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
59
prakteknya. Dan juga terkadang ada bebrapa yang sulit untuk dipahami
dan diikuti oleh peserta tersebut.10
Interaksi dengan peserta yaitu para Qari dan Qari’ah lebih sering secara
langsung yaitu dengan belajar dengan langsung dengan metode talaqqi.
Dengan metode para Qari’ dan Qari’ah bisa lebih mudag memahami dan
bisa langsung bertanya mengenai hal yang belum dipahami khusunya bagi
cabang Qira’at Sab’ah Mujawwad atau Murattal. Dan dengan belajr secara
langsung ini juga dapat membantu memudahkan proses latihan dan peran
pelatih dalam memberikan materi dan lainnya. 11
yang mana kegiatan tersebut merupakan Peran LPTQ yang harus terlaksana.
mengatakan:
10
Hasil wawancara dengan Ust. Hamli Yunus, Pelatih Kafilah Aceh pada tanggal 28
Maret 2021.
11
Hasil wawancara dengan Ust. Drs. Jailani Mahmud Pelatih Kafilah Aceh pada tanggal
21 Maret 2021.
12
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
60
bagaimana peran LPTQ terhadap peningkatan kalitas mutu baca, tulis dan tafsir
Pelatih Tilawah dan Qira’at Aceh Drs. Jailani Mahmud beliau mengatakan :
13
Hasil wawancara dengan Bapak Muzakkir, Kepala LPTQ/UPTD PPQ Aceh pada tanggal
15 Maret 2021
14
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 15 Maret 2021.
61
mana juga tidak telepas dari kualitas para pelatih yang sudah ditunjuk
dibidangnya masing-masing bagaimana berupaya agar mampu membina
dan melatih semaksimal mungkin agar kesiapan serta kemampuan yang
diliki peserta juga matang baik dari segi mental aau ilmu. Dan dalam ini
juga perlu diadakan penataran atau pelatihan bagi dewan hakim yang ada
di Aceh guna mengkaderisasi sekaligus mengembangkan kemampuan
yang dimiliki oleh pelatih Daerah agar lebih kompeten dan professional
dalam mendidik. Dengan cara mengundang pelatih Pusat yang sudah
pernah menjadi dewan hakim Internasional seperti Ust. Prof. Said Agil
munawar dan guru-guru lainnya. Dengan demikian para peserta dan
pelatih akan lebih maksimal dan semangat dalam proses latihan. 15
Yang mana LPTQ Aceh juga sebagai wadah atau pusat dimana
menunjang prestasi khususnya bagi Qari’ dan Qari’ah yang akan mewakili
15
Hasil wawancara dengan Drs. Jailani Mahmud Ketua Dewan Pelatih Tilawah dan
Qira’at Aceh pada tanggal 21 Maret 2021
16
Hasil wawancara dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 15
Maret 2021.
62
bagi prestasi peserta khususnya Qari’ dan Qari’ah. Hasil wawancara dengan Ust.
Qari’ah bisa kembali percaya diri dan semangat. Hal ini disampai oleh Ust. T.
menyampaikan bahwasanya :
Strategi untuk membuat Qari’ dan Qari’ah agar lebih semangat dan dari
segi prestasi juga baik ialah melakukan pembinaan dengan baik serta
mencari bibir-bibit Qari dan Qri’ah yang sudah pernah juara baik di
tingkat Kabupaten atau Provinsi kemudian LPTQ juga mengadaan yang
namanaya seleksi guna mencari peserta terbaik. Yang mana pesert aynag
telah terpilih akan mewakili Kafilah Aceh dalam MTQ/STQ Nasional.
Kemudian juga dalam belajar dan latihan juga tidak hanya dibina oleh
pelatiha daerah LPTQ juga berupaya untuk mendatangkan pelatih-pelatih
pusat yanag mana sudah kompeten dalam bidang tersebtu dan jga sduah
menjuarai MTQ ditingkat Internasional. Yang didatangkan langsung dari
Jakarta. yang mana disamping memberikan ilmu dan pengetahuan juga
memberikan cerita pengalaman para Juara Juara MTQ tersebut guna
17
Hasil wawancara dengan Ust. T. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 15 Maret 2021
63
Hasil wawacara penulis dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh
beliau mengatakan :
18
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 15 Maret 2021.
19
Hasil wawancara dengan bapak Hamdani, S. Ag, MH kepala UPTQ PPQ Aceh, pada
tanggal 16 Maret 2021.
64
Qari’ dan Qari’ah, hal ini juga disampaikan oleh Ust. T. Mardhatillah, beliau
mengatakan :
Disamping peran LPTQ sebagai pusat peningkatan prestasi bagi Qari dan
Qari’ah juga memiliki peran mencari bibit- bibit terbaik khususnya cabang
Tilawatil Qur’an diantaranya dengan menyelenggarakan MTQ Provinsi
seiap dua tahun sekali yang tujuannya ialah : Pertama, Menyempurnakan
organisasi dan kualitas pengorganisasian dan penyelenggaraan MTQ
Provinsi meliputi perencanaan, pelaksanaan dalam pengendalian dan
khususnya kualitas perhakiman. Kedua, Menginventarisir dan
mendayagunakan aset MTQ untuk menunjang program-program LPTQ.
Ketiga, Menyusun dan menyempurnakan buku pedoman Musabaqah al
Qur’an dan perhakiman. Keempat, Melakukan pembinaan dan
pendayagunaan sumber daya insani pasca MTQ. Kelima, mengadakan
seleksi peserta, Kemudian juga melakukan pembinaan Tilawatil Qur’an
yang dilakukan dan juga upaya persiapan unutk menuju MTQ/STQ
Nasional.20
penulis jelaskan bagaimana peran dan keperdulian LPTQ terhadap umat dn para
generasi yang berprestasi dengan melakukan berbagai upaya dan usaha agara
potensi para generasi khususnya para peserta yang akan mengikuti MTQ dapat
lebih baik dan dpat dikembangkan dengan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari
mengikuti seleksi dan sampai pada tahap Training Center (TC) yang fasilitasi oleh
20
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 19 Maret 2021.
65
isi, kandungan dan pengamalan Al Qur’an. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara dengan ketua LPTQ/UPTD PPQ Aceh bapak Muzakkir, dalam hal ini
beliau menyampaikan:
tentulah dibutuhkan berbagai macam kebutuhan serta fasilitas yang memadai guna
menunjang semangat dan proses latihan dari peserta tersebu. Dalam hal ini penulis
Dalam proses pembinaan dan latihan yang baik dan nyaman tentulah
dibutuhkan tempat serta fasilitas yang baik pula. Dalam hal ini LPTQ
sudah sangat baik dan professional dalam memberikan pelayanan serta
fasilitas yang kaan digunakan baik para peserta ataupun para pelatih untuk
proses atihan dan belajar. Kami dari Pengurus serta yang bertanggunga
21
Hasil wawancara dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 15
Maret 2021.
66
jawab terhadap proses pelatihan dan pembinaan para peserta ini juga
memberikan berbagai kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta dan juga
para pelatih. Yang diberikan baik konsumsi selama proses pelatihan dan
juga tempat tinggsl jugs diberiksn uang saku dan transfortasi dan juga
kebutuhan lainnya.22
Kemudian juga hal yang berkaitan dengan fasilitas dan kebutuhan juga
Pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada para peserta yang mengikuti
pelatihan dan juga Training Center sudah sangat baik yang mana bertujuan
untuk menambah semangat para peserta dalam belajar dan juga
peningkatan mental dan pengetahuan yang didapatkan dari pelatih baik
pelatih daerah maupun pelatih Nasional. Dan juga dikatan sebagai
fasilitator ialah sebagai pusat pengembangan bagi lembaga-lembaga
keagamaan dan pusat-pusat pengajian yang senantiasa mengembangkan
pengetahuan tentang Al Qur’an dan lainnya.23
22
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
23
Hasil wawancara dengan Bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 26
Maret 2021.
67
mengatakan:
Dengan adanya LPTQ yang salah satu perannya ialah sebagai Fasilitator
atau penyedia tempat atau wadah bagi Umat khususnya bagi peserta MTQ
yang mana para Qari dan Qari’ah khususnya sudah mendapatkan wadah
kemana mereka akan mengadukan bakat dan prestasi yang pernah dicapai
dan juga bagi yang ingin belajar dan memahami tentang ILmu Al Qur’an
seperti Ilmu Qira’at, tahfidz dan lainnya. Dan dengan diadakan
perlombaan yang mulai dari antar Kecamatan hingga tingkat Provinsi tentu
akan menambah semangat generasi untuk belajar dan latihan serta
menambah wawasan serta pengalaman dan juga prestasi bagi generasi.
Dan dengan prestasi tersebut bisa membumikan Al Qur’an dengan
mengukuti perlombaan yang dilaksanakan baik tingkat Nasional dan
Interasional.26
24
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTD
PPQ Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
25
Hasil wawancara dengan Ust. Abdullah Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ PPQ
Aceh, pada tanggal 26 Maret 2021.
26
Hasil wawancara dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 26
Maret 2021.
68
sebagai pusat dan wadah utama bagi pengembangan ilmu Al Qur’an akan tetapi
kehidupan sehari-hari.
Adapun peran lain dari LPTQ ialah untuk meningkatkan prestasi Qari’ dan
Qari’ah khususnya di Aceh. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan
bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh. Dalam hal ini beliau menyampaikan:
Terkait dengan peningkatan prestasi bagi Qari dan Qari’ah penulis juga
Yang mana peran untuk meningkatkan prestasi serta kualitas para Qari’
dan Qari’ah khususnya dilakukan beberapa tahapan upaya serta program
diantaranya ialah menyelenggarakan MTQ mulai dari tingkat Kecamatan,
Kabupaten sampai tingkat Provinsi. Yang mana program ini dilaksanakan
27
Hasil wawancara dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 26
Maret 2021.
69
setahun seklai khususnya pada tingkat Provinsi dua tahun sekali di daerah
yang berbeda. kemudian mengadakan seleksi bagi Qari’ dan Qari’ah yang
telah juara ditingkat Provinsi yang mana seleksi tersebut bertujuan untuk
mencari peserta terbaik yang akan kembali di bina untuk mewakili Kafilah
Aceh di MTQ/STQ Nasional. Setelah mendapatkan peserta terbaik yang
lulus ditahapan seleksi kemudian peserta tersebut akan di bina kembali
yang akan mengikuti Training Center (TC) yang mana para peserta di
karantina di asrama atau penginapan yang sudah disediakan oleh panitia
dari pihak LPTQ.28
Dan dalam proses peningkatan prestasi bagi Qari’ dan Qari’ah Ust.
Hasil wawancara dengan Pelatih Daerah Aceh Ust. Jailani Mahmud beliau
mengatakan:
Dalam meningkatkan prestasi bagi Qari’ dan Qari’ah selain dari upaya dan
usaha yang di berikan oleh panitia juga harus ada usaha serta upaya dari
peserta tesebut seperti menjalin komunikasi yang baik dengan para pelatih.
Hal tersebut selain memberikan perubahan bagi kemampuan Qari’ dan
Qari’ah tersebut juga mengajarkan sikap mandiri dan kegigihan hasil yang
didapatkan serta proses perjuangan akan lebih terasa dan akan membawa
28
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 2 April 2021.
29
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 2 April 2021.
70
mereka menjadi lebih semangat dan akan bangga dengan hasil yang
mereka dapatkan dengan terus berproses dengan semangat belajar dan
latihan. Dan dengan sikap mandiri diluar dari karantina pembinaan peserta
akan terbiasa dengan belajar dengan mengunjungi kediaman para pelatih
dengan maksud untuk menambah pengetahuan dengan memperbaiki
kekurangan yang masih mungkin menjadi faktor kesalahan ketika
mengikuti MTQ/STQ. Oleh karena itu hubungan antara peserta dan pelatih
juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas bagi Qari’ dan
Qari’ah Aceh.30
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat dilihat bahwasanya LPTQ
Aceh juga berperan dalam proses peningkatan prestasi dan kualitas peerta
MTQ/STQ yang akan dilaksanakan dalam dua tahun sekali. Yang mana dalam
proses peningkatan prestasi tersebut juga melakukan berbagai upaya dan usaha
yang bertujuan membuat para peserta lebih semangat dan aktif serta mampu
mengembangkan bakat dan potensi yang sudah ada menjadi lebih baik dan
ilmu dan pengalaman serta semangta baru bagi para peserta yang akan mengukuti
beberapa upaya atau usaha yang dilakukan LPTQ dalam meningkatkan prestasi
bagi peserta MTQ yaitu Qari’ dan Qari’ah khususnya. Dan upaya yang akan
terlaksana oleh LPTQ Aceh tentu sangatlah berpengaruh terhadap kualitas prestasi
30
Hasil wawancara dengan Ust. Jailani Mahmud Ketua Dewan Pelatih Tilawah dan
Qira’at Aceh pada tanggal 4 April 2021
71
serta kemajuan mental dan wawasan pengetahuan serta menambah semngat bagi
Beliau mengatakan :
Dalam meningkatkan prestasi bagi Qari dan Qari’ah pada dasarnya LPTQ
selalu melakukan berbagai upaya atau usaha yang mana hal tersebut guna
untuk kemajuan peserta itu sendiri. Dan upaya tersebut dilakukan jauh
juah hari menjelang diadakannya ajang MTQ/STQ Nasional. Diantara
beberapa upaya yang dilakukan ialah :
a. Bekerjasama dengan LPTQ Kecamatan, kabupaten untuk mengadakan
MTQ/STQ yang dimulai dari tingkat kampong, kecamatan, kabupaten
dan juga Provinsi dengan watu pelaksanaan yang telah disepakati.
b. Para juara- juara di tingkat Provinsi akan dipanggil kembali guna
mengikuti seleksi yang dilakukan untuk mencari peserta terbaik yang
akan mewakili Kafilah Aceh di MTQ/STQ Nasional.
c. Peserta yang terpilih saat seleksi akan kembali dipanggil Untuk kembali
di latih dan digembleng kembali agar siap dan matang dalam
menghadapi MTQ.
d. Karantina yang dilakukan beberapa bulan menjelang MTQ/STQ
Nasional yang dimbing langsung oleh pelatih- pelatih Aceh dan juga
LPRQ mendatangkan pelatih Nasional.31
Qari Aceh yaitu bersama Ust. Zayyinul Asyr mengenai upaya LPTQ terhadap
Adapun upaya serta perhatian LPTQ Aceh kepada kami peserta khusunya
cabang Tilawatil Qur’an sangatlah baik. Yang mana sebelum
diberangkatkan menuju MTQ Nasional kami mengikuti karantina dan
selama karantina segala kebutuhan kami terpenuhi baik pelayanan
penginapan, konsumsi bahkan sampai uang saku juga diberikan. Dan kami
juga diberikan kesempatan untuk berlatih dan sharing kepada pelatih pusat
31
Hasil wawancara dengan Ust. Mardhatillah, Kasi Pembinaan dan Pelatihan di UPTQ
PPQ Aceh, pada tanggal 2 Apri 2021
72
yang didatangkan oleh pihak LPTQ dari Jakarta. Hal itu juga membuat
kami menjadi bertambah semangat dalam berlatih. Dengan adanya
pelaksanaan dan pembinaan tersebut kami merasa diperhatikan dan betul-
beul dipersiapkan untuk membawa nama Aceh ditingkat Nasional.
Demikian pula beberapa hari menjelang keberangkatan segala kebutuhan
kami diberikan cukup baik oleh pemerintah Aceh khususnya dari pihak
LPTQ sehingga semangat peserta menjadi lebih baik dan dengan mental
yang kuat juga akan memungkinkan untuk peluang juara itu semakin
dekat.32
Dari hasil observasi penulis melihat upaya dan usaha yang sudah baik
yang dilakukan oleh LPTQ Aceh terhadap Qari dan Qari’ah khusunya. Dalam hal
ini juga timbul pertanyaan dengan usaha yang baik akan tetapi kenapa belum
mampu membawa nama Kafilah Aceh Berjaya minimal memasuki tiga besar
ditingkat Nasional.
Benar, kenapa saat ini Kafilah belum bisa menorehkan prestasi yang
gemilang di tingkat Nasional. Selama ini mungkin mental atau bahkan
standar kemampuan peserta Kafilah Aceh belum bisa mnegimbangi
dengan kemampuan peserta dari Provinsi lain yang mana lebih dalam segi
pembinaan dan kesungguhan dalam berlatih dan hal tersebut dilakukan
tidak hnay guna untuk persiapan MTQ baik ada atau tidak perlombaan
merekan tetap konsisten dalam belajar dan berlatih dan dari faktor
pengalaman juga menjadi sebab untuk lebih mudah dalam menghadapi
MTQ yang sudah terlatih baik dari segi mental dan kesalahan.dalam hal ini
kedepannya tidak hanya dituntut dari pihak LPTQ saja akan tetapi
bagaimana kesungguhan peserta dan mental juga sangat berpengaruh
ketika tampil. Dan diharapkan tidak hanya mejelang MTQ/STQ saja
diadakan pelatihan akan tetapi kegiatan tersebut bisa jadi sebagai program
mingguan atau bulanan yang akan lebih matang dalam belajar. Dan
diharapkan para peserta juag khususnya Qari’ dan Qari’ah juga agar
32
Hasil wawancara dengan Qari Aceh Ust. Zayyinul Asyr juara III pada MTQ Nasional
Di kota Medan tahun 2018
73
Aceh, naik dari LPTQ, Pelatih dan juga peserta khususnya. Seharusnya mereka
melakukan berbagai upaya dan usaha agar perkembangan dari segi prestasi
khususnya pada cabang Tilawatil Qur’an dapat membaik. Hal terbsebut baik
dilakukan dengan strategi atau metode tertrntu yang mampu membuat peserta
lebih semangat.
Wawancara dengan salah satu pelatih sekaligus Official Ust. Takdir Feriza
Selama ini upaya serta usaha yang dilakukan oleh Pelatih sendiri sudah
cukup maksimal demikian juga dari beberapa peserta yang rajin dalam
belajar dengan mengunjungi balai pengajian dan pusat pelatihan Tilawah
juga. Akan tetapi di balik keseriusan mereka mungkin adanya faktor baik
faktor internal maupun eksternal yang dirasakan sehingga membuat
peserta tersebut terbeban atau bertambahnya beban pikiran sehingga waktu
dan kesempatan yang digunakan semasa latihan tidak mampu fokus
sepenuhnya. Demikian pula perhatian dari pihak LPTQ yang sudah
mengadakan berbagai kegiatan atau even yang tujuannya untuk menambah
semangat Qari’ dan Qari’ah khususnya demikian pula kegiatan seleksi
yang tujuannya memilih peserta terbaik yang akan diberangkatkan menuju
MTQ/STQ Nasional. Dari segi usaha dan upaya persiapan Kafilah Aceh
tentu tak kalah matang atau maksimal dengan Kafilah lainnya yang mana
33
Hasil wawancara dengan bapak Muzakkir, kepala UPTQ PPQ Aceh, pada tanggal 7
April 2021.
74
tujuan dari upaya tersebut untuk meningkatkan kualiatas pretsasi dan juga
meningkatkan prestasi khususnya bagi Qari’ dan Qari’ah.34
bahwa strategi atau upaya yang dilakukan oleh pengurus LPTQ/UPTQ PPQ
khususnya bidang yang menangani bimbingan dan pelatihan bagi Qari’ dan
Qari’ah dengan diadakannya seleksi dan pembinaan lebih lanjut. Dalam hal ini
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan perkembangan Qari dan Qari’ah
sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan atau bimbingan. Hal ini juga penulis
beliau mengatakan:
Bukan hanya persiapan dari peserta saja akan tetapi LPTQ Aceh juga
harus memperhatikan kesejahteraan peserta ketika akan mengikuti MTQ
tingkat Nasional. Peserta harus diperhatikan secara khusus, selain dari
pelatihan, peserta harus diperhatikan dari segi materi baik dari uang
transportasi dan uang saku peserta harus lebih di perhatikan, dan juga akan
34
Hasil wawancara dengan Official/Pelatih Aceh Ust. Takdir Feriza, pada tanggal 5 April
2021
35
Hasil wawancara dengan Ust T. Mardhatillah, Kasi Bimbingan dan pelatihan LPTQ
Aceh pada tanggal 9 April 2021. Pukul 11:10
75
Untuk hal Penguatan peran dan fungsi LPTQ tidak terbatas hanya pada
pendidikan non formal dan informal di bidang Al-Qur’an dan pelatihan Qari’ dan
Qari’ah, Hafidz dan Hafidzah, dan sejenisnya diberbagai tingkatan. Selain itu
program LPTQ. Maka dari itu, upaya lain untuk meningkat prestasi Tilawatil
Qur’an, LPTQ Aceh perlu meningkatkan peran secara lebih maksimal dan
optimal.
dan Qari’ah
yang disebut sebagai kendala atau hambatan tentu tidak dapat dihindari baik
berdampak ataupun tidak pada proses peningkatan prestasi khususnya bagi Qari’
36
Hasil wawancara dengan salah satu official Kafilah Aceh Ust. Takdir Feriza ( Juara
terbaik 1 MTQ Internasional, 15 April 2021
76
dan Qari’ah. Akan tetapi dalam hal ini hambatan dan kendala yang ada tidak
Pelatihan sekaligus Official dan juga menjadi peelatih daerah di kabupaten kota di
Dimulai dari seleksi sampai proses Pembinaan atau masa karantina peserta
khususnya Qari’ dan Qari’ah tidak ditemukan adanya kendala atau
hambatan yang besar atau yang hambatan yang membuat peserta cabang
Tilawatil Qur’an khususnya itu kosong tanpa peserta, atau bahkan gagal
berangkat. Hal lain ialah terkendala dengan keadaan peserta yang mungkin
sakit atau sedang dalam musibah atau bahkan yang tidak bisa berangkat
dikarenakan selama pandemi maka sebelum keberangkatan dilakukan
rapid tes bagi yang ingin keluar daerah ada bebrapa peserta contoh pada
tahun lalu peserta tersebtu dinyatakan sakit dan tidak diizinkan untuk
berangkat. Dalam keadaan seperti ini Kafilah juga tidak hanya memiliki
satu andalan saja akan tetapi tetap menyeleksi dan mencari peserta yang
siap dan memiki kemampuan yang tak kalah dengan yang gagal berangkat
tadinya.37
37
Hasil wawancara dengan Ust T. Mardhatillah, Kasi Bimbingan dan pelatihan LPTQ
Aceh pada tanggal 18 Maret 2021. Pukul 10:40
77
kali dalam waktu empat bulan menjelang MTQ dikarenakan dana yang
minim dari pemerintah maka hanya dilaksanaka sekalai atau dua kali saja
menjelang MTQ. Oleh karena itu, dikarenakan dana LPTQ Aceh yang
terbatas baik dari dana masyarakat lewat nikah maupun APBD dan dari
pihak-pihak terkait disamping itu kebutuhan dan jenis kegiatan yang ada
pada Dinas Syari’at Islam Aceh makin bertambah. Kedua, Sumber Daya
Manusia. SDM di bidang Al Qur’an terasa makin berkurang dan langka.
Hal ini bukan berarti tidak ada para pembina al Qur’an atau berkurangnya
orang-orang yang berkemampuan, namun lebih bersifat kasus eksternal.
Mereka tidak mau menekuni keahliannya itu karena tuntutan ekonomi
yang tidak seimbang dengan kebutuhan. 38
Wawancara dengan Ust. M Iqbal Hasan Official sekaligus pelatih Qari dan
Selain itu pernah adanya persaingan yang tidak sehat dengan praktek
pencarian bibit-bibit peserta dari Aceh yang direkrut untuk membela
provinsi lain dengan dijanjikan imbalan yang besar. Dari beberapa kendala
diatas, maka LPTQ Aceh perlu mengadakan evaluasi program kerja dan
program kegiatan tahunan agar kegiatan yang akan dilakukan di tahun
berikutnya bisa lebih meningkat dan kinerja serta peran LPTQ Aceh bisa
lebih maksimal sehingga prestasi bisa terus menanjak dan bisa bersaing di
MTQ tingkat Nasional. Oleh karena itu, LPTQ Aceh harus segera mencari
solusi dan pemecahan masalahnya untuk mengatasi masalah penurunan
prestasi Tilawah di Level Nasional.39
Yang mana ada beberapa strategi dan pemecahan masalah yang telah
dicanangkan oleh LPTQ provinsi Aceh, diantaranya yaitu: Pertama,
Meningkatkan volume dan kualitas pelatihan, baik ditingkat Propinsi
maupun Kab/ Kota. Kedua, Mendirikan sentral diklat ditingkat Propinsi
dan Kabupaten. Ketiga, Menyelenggarakan pelatihan Dewan Hakim
secara kontinue dan periodic. Keempat, Meningkatkan apresiasi kepada
para terbaik melalui usulan APBD. Kelima, Menambah semangat kepada
para peserta untuk me ncintai daerah melalui peningkatan penghargaan
38
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Syariat Islam Aceh Bapak Alidar, pada tanggal
3 April 2021
39
Hasil wawancara dengan Ust. M. Iqbal Hasan pelatih dan juga Official Kafilah Aceh
pada tanggal 10 Maret 2021
78
Umum maupun STQ sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dengan tetap berkoordinasi dengan instansi dan kerja sama dengan pihak terkait
pihak-pihak terkait dan masyarakat terhadap kegiatan LPTQ sudah makin intens.
Didukung dengan kegiatan program kerja yang belum dapat dilaksanakan secara
Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Aceh. Dalam hal ini ada 3 aspek data
yang harus dibahas secara mendalam agar lebih berkmna sesuai dengan kajian
konseptual, yaitu :
2. Bagaimana upaya dan usaha yang dilakukan oleh LPTQ Aceh terhadap
3. Apa saja kendala atau hambatan yang di alami oleh LPTQ Aceh dalam
40
Hasil wawancara dengan Ust T. Mardhatillah, pada tanggal 12April 2021
79
prestasi Qari’ dan Qari’ah ialah dengan melakukan berbagai upaya dan usaha
ialah:
mana berkaitan seputar Al Qur’an yang mana dalam MTQ tersebut bermacam
jenis lomba seperti cabang Tilawatil Qur’an, tahfidzul Qur’an , syarhil Qur’an,
fahmil Qur’an khattil Qur’an, makalah Al Qur’an dan masih banyak cabang-
cabang lainnya. Pada kesempatan ini penulis ingin membahas mengenai prestasi
Tilawatil Qur’an atau yang para pesertanya dijuluki dengan panggilan Qari’ dan
Qari’ah. MTQ saat ini telah membudidaya di tengah-tengah masyarakat mulai dari
penyelenggara atau sebagai peserta, karena MTQ diadakan secara bergilir dari
provinsi satu ke provinsi lain tiap dua tahun sekali. Demikian pula pada kegiatan
MTQ Internasional saat ini ada 13 negara yang turut berpartisipasi dalam
menyelenggarakan MTQ dan lebih kurang 50 negara yang turut ambil bagian
didalamnya. Maka tidak heran Tilawatil Qur’an berkembang dan tumbuh subur
maka generasi akan semakin banyak yang belajar dan mempersiapkan diri baik
80
secara kualitas baca, tulis dan pemahaman generasi akan bertambah dan
meningkat serta juga segi kemampuan atau mental untuk menampilkan yang
banyak ketentuan- ketentuan yang harus diikuti diantaranya ialah durasi waktu
atau jumlah ketentuan lagu yang harus dibawakan oleh peserta disaat tampil dan
apabila hal tersebut tidak sesuai dengan yang telah ditentukan oleh panitin
sudah tentukan dan harus dibawakan oleh Qari’ maupun Qari’ah diantaranya
ialah: Bayyati, Hijaz, Nahawand, Rast, Sikha, Dziharka, dan Shaba. Dari ke tujuh
lagu tersebut dengan bunyi dan variasi yang berbeda-beda tentunya akan
ditentukan dari ketentuan umur atau maksimal usia peserta tersebut bagi tingkat
anak-anak biasanya hanya membawa lima lagu saja yang dimulai dari Bayyati dan
di akhiri dengan Bayyati penutup. Demikian pula pada tingkat remaja biasanya
membawakan enam lagu sedangkan dewasa biasanya sampai enam atau tujuh
lagu tergantung dengan keadaan ketika tampil dan kemaksimalan tmpil peserta
tersebut. Demikian juga durasi waktu yang ditentukan oleh panitia baik mulai dari
pengambilan Maqra’ atau surat yang akan dibacakan pada tingkat anak-anak
berlaku 16 jam sebelum tampil sudah diberikan maqra’ adapaun pada tingkat
sangat luas dan dapat menimbulkan tiga hal sekaligus, yaitu seni, ilmu dan agama.
Denga seni hidup menjadi maju dan indah, denagan agama hidup menajdi lebih
bermakna dan bahagia,dengan ilmu hidup menjadi lebih terarah. Tanpa seni
hidup menjadi kasar, tanpa ilmu hidup menjadi sulit dan tanpa agama hidup
menjadi tidak bermakna. Dan tujuan dilaksakannya MTQ ini juga untuk
dan ilmu Al Qur’an. MTQ diadakan mulai dari tingkat kecamatan sampai ke
tingkat Provinsi yang tujuannya tidak lain ialah untuk membentuk generasi
penerus khususnya melahirkan Qari’ dan Qari’ah yang berpotensi dan berkualitas
dipanggil untuk mengikuti seleksi yang diadakan oleh LPTQ Aceh yang turut
program dan kegiatan ini baik dukunagan secara Materi maupun non materi yang
mana peserta jug dipersiapkan juah-jauh hari dan beberapa bulan khususunya
baik tiap tahun maupun dua tahun sekali mampu membawa perubahan bagi
generasi khususnya masyarakat Aceh dan juga membawa nama baik Aceh dalam
dunia MTQ semakin baik. Dan juga harapan dengan adanya MTQ menambah
guru-guru atau pelatih-pelatih yang kompeten dalam bidangnya masing yang tidak
82
hanya cukup bertuga di provinsi saja akan tetapi alangkah lebih baik bis adan
pembelaran Al Qur’an dan dapat melahirkan Qari’ dan Qari’ah terbaik dan
mampu menjadi juara ditingkat Nasional Maupun Internasional yang tidak lain
ialah putra putri Aceh yang juga membawa Nama harum masyarakat Aceh dimata
dunia.
b. Mengadakan seleksi/STQ
atau pemain terbaik diantara peserta yang ada dari sebuah perlombaan. Seperti
pada MTQ seleksi mungkin saja dilakukan setelah diadakannya MTQ ataupun
tanpa ada dilaksanakan MTQ. hal tersebut mengingat keadaan serta kondisi
Aceh dari berbagai Kabupaten tidak mengadakan MTQ disebabkan kasus Covid-
intruksi dari Gubernur Aceh mengambil kebijakan untuk mengganti MTQ dengan
diadakannya seleksi saja dengan tetap menjaga protokol kesehatan dan menjaga
jarak. Sama halnya dengan para peserta yang potensial dalam bidangnya dan
pernah menjadi juara di MTQ kabupaten atau pada MTQ Provinsi akan kembali
adapaunpeserta ang tidak hadir pada hari pelaksanaan seleksi maka peserta
tersebut dianggap gugur walaupun peserta tersebut berpotensi dan pernah juara
83
sebelumnya. Pada tahap seleksi dari seluruh cabang akan kembali di uji baik dari
kemampuan atau mental yang tujuannya ialah mencari satu peserta terbaik dari
masing-masing cabang yang ada dan demikian pula pada cabang Tilawatil Qur’an
juara satu, dua dan tiga demikian halnya pada peserta potensial akan kembali
dipanggil oleh LPTQ Aceh untuk mengikuti seleksi yang mana peserta yang
lulus pada tahap seleksi akan mewakili Kafilah Aceh menuju MTQ Nasional.
adakannya seleksi bagi peserta yang terpilih akan mengikuti tahap pelatihan atau
pembinaan yaitu Training Center (TC) yang diadakan oleh LPTQ dan akan
Training Center peserta dari masing masing cabang yang telah terpilih khususnya
Qari’ dan Qari’ah akan dikarantina di tempat yang telah disediakan oleh panitia
yang biasanya menjelang MTQ Nasional peserta dari Kafilah Aceh akan di
dan juga pelayanan lainnya. Demikian juga halnya denga para official dan juga
berdasarkan peserta yang juara atau peserta penunggu yang tahun lalu telah
berangkat ke Nasional dan pada proses seleksi diserahkan langsung oleh pelatih
daeah unutk menentukan hasil terbaik dari semua peserta yang ada dan dengan
dibandingkan peserta yang ada bisa saja peserta yang memiliki potensi yang lebih
baik di roker guna mengisi cabang yang pesertanya masih dibawah standar potensi
dan sebagaimana keputusan tersebut bersifat mutlak apabila elah disetuji dan hasil
Training Center (TC) atau disebut juga dengan pusat pelatihan atau
pengadaan Training Center ini ialah yang mana bertujuan untuk kesiapan atau
bekal sebelum peserta dilepas untuk mengikuti perlombaan. Kepada peserta yang
dinyatakan lulus pada tahap seleksi maka akan kembali mengikuti karantina
Penginapan atau asrama LPTQ Aceh yang memang dipersiapkan bagi peserta
yang dibutuhkan oleh peserta baik dari fasilitas penginapan, konsumsi dan
lainnya. Selain daripada kebutuhan peserta juga sengaja ditempah baik dari segi
kualitas , bakat, serta mental agar lebih kuat dan matang yang mana semua itu
akan diberikan dan diserahkan langsung oleh para pelatih baik pelatih daerah
mapun pelatih yang didatangkan dari luar daerah. Disamping itu pula, dalam
proses TC haruslah adanya interaksi antara peserta dengan pengurus LPTQ dan
juga interaksi kepada para Pelatih. Tujuan dari interaksi yang lebih tersebut ialah
85
agar para peserta lebih mudah untuk memahami dan mudah dalam
mengaplikasikan apa yang telah diberikan. LPTQ Aceh juga bekerjasama dengan
Pelatih pusat yaitu dari para Qari’ dan Qari’ah Internasional Indonesia yang sudah
mental mereka seputar Tilawatil Qur’an. Tujuan lain diadakannya Training Center
(TC) ini ialah selain untuk kemaslahatan peserta juga tujuan lain ialah untuk
mencapai target serta capaian program khususnya bagi LPTQ Aceh dengan
pelaksanaan TC ini dengan harapan mampu memberikan perubahan baik dari segi
kualitas potensi dan prestasi para peserta dan bakat minat bagi generasi
berpengaruh terhadap persiapan dan juga bagaimana peserta Khususnya Qari dan
Dapat kita ambil pelajaran dari MTQ Nasional pada tahun 2020 yang lau
di Sumatera Barat Kafilah Aceh jauh tertinggal dari Provinsi yang lain dan
rangking Aceh ini membawa masyarakat Aceh juga bertanya-tanya dan sangat
disayangkan kenapa Aceh bisa sangat tertinggal dari segi prestasi. Salah satu
faktor yang menyebabkan Kafilah Aceh tidak Mampu meraih prestasi yang baik
bahkan bertahan pun tidak dirangking yang sebelumnya ialah dikarenakan pada
tahun ini semua terkendala dengan pandemic Covid-19 yang pada tahun 2020
yang lalu Aceh termasuk zona merah khusunya Banda Aceh dan Aceh Besar
yang mana setiap kegiatan dan aktivitas semua dibatasi dan khususunya Banda
Aceh melakukan Lhokdown yang berakibat semua program dan kegiatan terhenti
86
dan khususunya program LPTQ Aceh juga sempat terkendala. Dan persiapan
menuju MTQ Nasional yang lalu pelaksanaan Training Center Kafilah Aceh juga
hanya beberapa kali saja tidak seperti persiapan pada biasanya yang maksimal dan
mendapatkan bekal yang cukup dalam proses pelatihan. Oleh karena itu
pelaksanaan Trining Center bagi peserta khususnya Kafilah Aceh itu sangat
penting dan sangat dibutuhkan yang tujuannya ialah untuk memberikan perubahan
dan kemajuan dari tiap-tiap kekalahan yang pernah ada dan menjadikan peserta
menjadi lebih sempurna dan matang dari segi persiapan dan juga pengalaman
yang mereka dapatkan menjadi lebih banyak. Tujuan lainnya ialah bermaksud
untuk memberikan dampak yang baik bagi Kafilah Aceh dan membawa Nama
dengan pelatih juga sangat berpengaruh terhadap potensi Qari’ dan Qari’ah
dengan adanya komunikasi atau kedekatan antara peserta terhadap pelatih maka
dengan mudah peserta dapat membuat agenda atau waktu lain untuk berlatih
diluar waktu pembinaan disaat karantina Training Center yaitu dengan menjumpai
pelatih mengajar. Dengan adanya upaya tersebut maka potensi dan bekal peserta
khususnya Qari’ dan Qari’ah tidak hanya diwaktu mendekati MTQ saja akan
tetapi di luar MTQ juga para peserta harus terus berlatih dan mengembangkan
potensi yang ada dengan belajar lebih giat dan disertai olahraga yang cukup dan
menjaga makanan dan minuman yang bisa menggangu keutuhan suara khususnya
87
bagi Qari’ dan Qari’ah yang akan mewakili Kafilah Aceh mengikuti MTQ
Upaya adalah sebuah usaha ataupun ikhtiar yang mana tujuannya adalah
untuk mencapai suatu tujuan atau maksud tertentu. Sama halnya dengan upaya
atau usaha yang dilakukan oleh panitian LPTQ Aceh Dalam meningkatkan
kualiatas serta kuantitas peserta terhadap cabang yang telah digelutinya. Dalam
proses peningkatan kualitas mutu prestasi bagi Qari’ dan Qari’ah diantaranya
ialah melakukan berbagai uapaya serta usaha yang tujuan untuk kemajuan dan
kualitas prestasi Qari’ dan Qari’ah khusunya. Upaya dan usaha juga tidak cukup
hanay sekedar apa yang diberikan melainkan jga harus adanya kemandirian dari
peserta untuk lebih giat dalam belajar dan bersungguh-sunggh dalam proses
Al Qur’an dan juga kediaman para pelatih yang maksud untuk mengasah kembali
potensi yang ada agar tetap baik dan semakin memberikan dampak perubahan
Dan hasil penelitian juga menunjukkan upaya yang dilakukan LPTQ Aceh
Diantara upaya yang dilakukan ialah mengadakan kegiatan MTQ yang diawali
tujuan menciptakan generasi penerus yang cinta dan gemar terhadap Al Qur’an
dan juga menamabh semngat umat dan generasi yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan MTQ tersebut. Setelah diadakannya MTQ juga sebagai bentuk upaya dan
88
usaha LPTQ Aceh juga kembali melaksanakan Seleks dengan tujuan untuk
mencari Qari’ dan Qari’ah yang akan mewakili Kafilah Aceh menuju MTQ
Nasional. Setelah itu para peserta yang terpilih pada saat seleksi akan dilanjutkan
dengan Training Center (TC) yang mana dilakukan sebelum keberangkatan dalam
hal ini biasanya TC dilaksanakan di Penginapan LPTQ Aceh yang mana selama
pembinaan segala kebutuhan peserta mulai dari konsumsi tempat tinggal dan uang
Adapun upaya lain ialah mendatangkan para pelatih pusat yang sudah
menjadi dewan hakim Internasional dan juga sebagai juara Internasional seperti
Ust. Muhajir, Ust. Muhammad Ali, Ustadzah Mawaddah dan lainnya guna untuk
Dengan adanya hubungan antara pelatih daerah dengan pelatih pusat yang
didatangkan untuk memberikan bekal dan ilmu kepada peserta khususnya Qari’
dan Qari’ah juga dapat membantu meringankan tugas pelatih daerah sehingga
Menurut Drs. Jailani Mahmud Terkait upaya serta usaha yang dilakukan
untuk para peserta Kafilah Aceh khususnya Cabang Tilawatil Qur’an tentulah
masih banyak kekurangan baik dari segi pelayan kebutuhan para peserta dn juga
terhadap kinerja dan juga evaluasi terhadap peserta yang kurang serius dalam
89
belajar dan khususnya dengan adanya penelitian seperti ini dapat memperbaiki
dan mencari solusi terhadap masalah ataupun kekurangan yang ada. Dan tentunya
pengembangan dan pengajarannya seperti Dinas Syari’at Islam Dan LPTQ Aceh
saat ini.
penghambat untuk proses pelatihan dan pembinaan dan kendala itu juga tidak
membuat Kafilah Aceh untuk absen sebagai salah satu peserta kafilah yang akan
a. Internal
apalagi seperti saat sekarang ini problem tentang Covid-19 masih merebak
khusunya di Aceh. Hal tersebut juga menjadi salah satu problem atau kendala
ada kendala atau hambatan yang berdampak sehinga Kafilah Aceh Absen untuk
mengikuti MTQ taupun STQ tingkat Nasional. Adapaun diantaranya kendala kecil
90
yang masih bisa diatasi dan tidak berdampak bagi peserta maupun bagi para
pelatih. Adapun bagaimana upaya serta usaha dari LPTQ Aceh untuk dapat
kiranya memperbaiki dan berbenah dari kekurangan tersebut sehingga tida lagi
kegiatan yang dilaksanakan oleh LPTQ Aceh untuk meningkatkan prestasi peserta
dari Kafilah Aceh Khususnya bagi Qari’ dan Qari’ah dan juga diharapkan dengan
keadaan yang masih ditengah pandemi seperti ini kemandirian dari peserta lebih
diutamakan untuk terus belajar baik dirumah atau belajar dengan para pelatih baik
secara langsung dengan tetap menjaga protokol kesehatan ataupun belajar secara
media daring. Tidak hanya di Aceh bahkan ditiap-tiap daerah lain juga terdampak
pemaparan Covid-19 ini akan tetapi bagaimana lagi dari masyarakat dan
mencuci tangan, dan memakai masker kemanapun hendak pergi. Dengan harapam
MTQ ataupun STQ yang akan diadakan dari tingkat Kecamatan, Kabupaten,
provinsi, Nasional bahkan Internasional sudah tidak halangan lagi. Dan juga
harapan kedepannya segala kekurangan yang ada mulai dari tahap kegiatan
pembinaan akan lebih baik dan peserta yang mengikuti kegiatan Training Center
juga maksimal dalam belajar dan mengambil wawasan serta ilmu dan pengetahun
b. Eksternal
Adapun beberapa kendala lain ialah dari keadaan peserta yang mungkin
tidak bisa mengikuti perlombaan disebabkan sakit atau hal lain seperti ada
musibah keluarga dan sebagainya. Demikian juga dengan para pelatih dan
masukan bagi peserta apabila diantara pelatih dan pendamping memiliki kendala
baik kendala pribadi seperti sakit, musibah keluarga dan lain sebagainya maka hal
ini juga dapat berpengaruh terhadap semangat dan kemandirian peserta khususnya
Qari dan Qari’ah yang akan mengikuti perlombaan. Dan kendala lain juga dapat
disebabkan karena adanya ketidak sesuian antara harapan dan kejadian dilapangan
dan hal ini menyebabkan baik peserta maupun para pelatih harus berupaya untuk
tetap maksimal dan focus terhadap keadaan dan konsentrasi peserta yang bisa saja
mental peserta terganggu karena bermacam hal kejadian dilapangan. Hal semacam
sekarang ini yang mengharsukan untuk menjaga jarak, kebersihan, dan lain
sebagainya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampai saat ini sudah berjalan sebagaimana yang menjadi program LPTQ
Aceh itu sendiri. Akan tetapi baik dari pelaksanaan atau proses pembinaan masih
banyak kekurangan dan hal tersebut masih dipertanyakan kenapa samapai saat ini
Kafilah Aceh belum bisa menorehkan prestasi yang baik di tingat Nasional khusunya
cabang Tilawatil Qur’an yaitu bagi Qari’ dan Qari’ah khususnya. Provinsi Aceh
merupakan salah satu Provinsi yang dipandang mempunyai kekuatan yang bagus oleh
propinsi lain. Banyak Qori’ dan Qori’ah yang mempunyai kemampuan dan talenta
yang luar biasa sehingga mampu bersaing dengan peserta lain dalam event MTQ
Nasional. Maka dari itu, LPTQ Aceh yang merupakan Lembaga yang menangani
MTQ tidak henti-hentinya untuk berusaha mengembangkan potensi para Qori’ dan
Qori’ah agar selalu menjadi yang terbaik sehingga prestasi Tilawatil Qur’an LPTQ
Aceh di tingkat Nasional semakin meningkat. Akan tetapi akhir-akhir ini prestasi
Tilawatil Qur’an LPTQ Aceh mengalami kemerosotan. Dari tahun 2012 sampai
dengan tahun 2018 yang lalu, peringkat Provinsi Aceh dalam MTQ Nasional yang
diadakan di Sumatera Barat pada tahun 2020 yang lalu semakin menurun dan
mendapatkan peringkat diluar dari sepuluh besar dari 34 Provinsi yang ada. Namun
92
93
usaha yang dilakukan LPTQ Aceh belum bisa membawa hasil yang maksimal serta
pengaruhi oleh faktor penguasaan materi tilawah dari peserta khususnya cabang
Tilawatil Qur’an yaitu pada Qari’ dan Qari’ah yang belum mumpuni. Materi tilawah
tersebut adalah bidang Tajwid, Fashohah dan Lagu. Selain itu juga dipengaruhi oleh
faktor mental. Mentalitas seorang Qori’ dan Qori’ah dalam mengikuti MTQ dan STQ
tingkat Nasional dibutuhkan Mental yang kuat. Oleh karena itu, untuk menghasilkan
sesuatu yang memuaskan terutama pencapaian prestasi MTQ yang di inginkan oleh
LPTQ Aceh sangat memerlukan usaha yang lebih baik lagi dan harus banyak
melakukan evaluasi. Selain itu peningkatan peran LPTQ juga harus lebih baik agar
kegagalan tidak terus menyertai Kafilah Provinsi Aceh dalam mengikuti MTQ/STQ
2. Upaya LPTQ Aceh dalam meningkat prestasi bagi Qari’ dan Qari’ah
diantaranya ialah:
a. Mengadakan MTQ dari tingkat bawah (Kecamatan dan Kabupaten), hal ini
kabupaten atau kota madya, agar lebih kompetitif dan menemukan bibit
dalam menilai bisa lebih Profesional dan jauh dari unsur subyektifitas,
d. Mengadakan pelatihan dan pembinaan Training Center (TC) bagi Qori’ dan
akan tetapi harus dilakukan secara berkala dan efektif. Dalam proses
Mukmin Ainul Mubaraq dari Jawa Barat (juara MTQ Asia Tenggara di
Mesir).
Dari hasil observasi dan penelitian pemulis yang terkait dengan kegiatan yang
dilakukan oleh LPTQ untuk pengembangan prestasi untuk saat ini tidak ditemukan
masalah yang serius. Namun disisi lain juga menjadi pertanyaan apa yang
menyebabkan Qari’ dan Qari’ah Aceh belum bisa menjadi juara ditingkat Nasional
hal tersebut mungkin terjadi dari faktor internal yang ada pada peserta itu sendiri.
95
Baik dari segi kemampuan dan mental pada peserta tersebut. Dengan adanya beban
mental maka akan sangat berpengaruh bagi kemaksimalan peserta disaat tampil dan
juga dari segi pengetahuan dan keilmuan dari peserta juga masih belum maksimal
dari penguasaan materi dan lainnya sehingga hal yang seperti ini akan sangat
berdampak bagi prestasi Qari dan Qari’ah ketika tampil dan hal yang seperti ini pula
Nasional.
B. Saran
ingin mengemukakan beberapa saran yang dirasa perlu, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada peneliti lain untuk bisa meneliti ulang masalah ini, sebab hasil
penelitian ini mungkin masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan
demikian semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Demi kemajuan LPTQ Aceh, maka untuk semua Qori’ dan Qori’ah supaya
LPTQ Aceh. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan ikut andil dalam
pengarahan, dan pembinaan terhadap para Qori’ dan Qori’ah. Oleh karena
peranannya guna mewujudkan program yang baik dan juga hasil yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
97
98
1. Apa saja peran LPTQ Aceh dalam membina dan mendidik peserta MTQ bagi Qari’
2. Apa saja upaya LPTQ Aceh dalam mengembangkan prestasi bagi Qari’ dan Qari’ah?
3. Bagaimana strategi LPTQ Aceh dalam membina dan mendidik Qari’ dan Qari’ah?
4. Siapa saja yang berperan dalam proses pembinaaan dan peningkatan kualitas prestasi
5. Bagaimana peran LPTQ dalam mengelola fasilitas yang digunakan untuk peserta
8. Bagaimana perkembangan Qari’ dan Qari’ah setelah mengikuti Training Center (TC)
9. Apa saja kendala terhadap perkembangan dan peningkatan mutu kualitas prestasi
10. Factor apa saja yang dapat menghambat pelaksaan program pelatihan bagi Qari dan
Qari’ah?
11. Bagaimana upaya LPTQ Aceh dalam meningkatkan prestasi Qari dan Qari’ah di
Aceh?
12. Bagaimana hubungan antara pengurus LPTQ Aceh terhadap pelatih luar daerah?
Lampiran 5
3. Bagaimana hubungan kedekatan pelatih dengan peserta khususnya Qari’ dan Qari’ah?
6. Apa saja keluhan dan kendala pelatih baik terhadap peserta maupun panitian?
7. Siapa saja yang berperan dalam memaksimalkan pembinaan dan pelatihan peserta bagi
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.1 Wawancara dengan Kepala LPTQ/UPTD PPQ Aceh ( Bapak Hamdani, S.Ag, MH)
Pada Tanggal 08 Juni 2021
Gambar 1.2 Foto bersama Kepala LPTQ/UPTD PPQ Aceh ( Bapak Hamdani, S.Ag, MH) Pada
Tanggal 08 Juni 2021
Gambar 1.3 Wawancara dengan Kabid Pembinaan dan Pelatihan LPTQ/UPTD PPQ Aceh ( Bapak
T. Mardhatillah, SHI.,MH) Pada Tanggal 08 Juni 2021
Gambar 1.4 Foto bersama Kepala LPTQ/UPTD PPQ Aceh ( Bapak T. Mardhatillah, SHI.,MH)
Pada Tanggal 08 Juni 2021
Gambar 1.5 Dokumentasi Peserta pada Training Center bersama( Ust Drs. Jailani Mahmud) Pada
Tanggal 27 Juni 2021
Gambar 1.6 Dokumentasi keadaan para peserta cabang Tilawatil Qur’an dalam mengikuti Training
Center (TC)
Lampiran 7