KEBIJAKAN
PEMERIKSAAN LKPD
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V
AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI
TA 2022
DI LINGKUNGAN AKN V DAN AKN VI
Agenda
Manajemen Pemeriksaan 01
Metodologi Pemeriksaan 02
Hal-Hal Khusus 03
Pemeriksaan KAP 04
Manajemen
Pemeriksaan
Mengatur manajemen dalam
persiapan pemeriksaan, perencanaan
pemeriksaan, pelaksanaan
pemeriksaan, pelaporan pemeriksaan,
serta monitoring dan evaluasi
pemeriksaan.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Materi Diklat
• Juknis Pemeriksaan LKPD;
• FAQ edisi terakhir;
• Kebijakan Pemeriksaan LKPD TA 2022;
• Pemanfaatan SiAP LK dan Big Data Analysis (BDA);
• Program Pemeriksaan Interim;
• Seri Panduan Pemeriksaan Jarak Jauh dan Pemeriksaan Kepatuhan Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi;
• PSAP Baru (Revisi PSAP 10, PSAP 14, PSAP 15, PSAP 16, PSAP 17);
• SIPD & SIMDA NG/FMIS serta
• Studi kasus
Ujian Diklat dilaksanakan di akhir diklat untuk memetakan tingkat kompetensi dan
pemahaman pemeriksa.
Soal Ujian Diklat dikoordinasikan dengan Badiklat PKN untuk keseragaman standar,
dengan materi Juknis Pemeriksaan LKPD, FAQ, dan Kebijakan Pemeriksaan
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
1. Data perhitungan pajak terutang secara detail atas setoran pembayaran PPJU bagian
Pemkab/Pemkot dari PT PLN dan setoran pajak bahan bakar minyak dari PT Pertamina kepada
Pemprov (AKN VII).
2. Data Dana Transfer ke Daerah (DAU, DAK Fisik dan Non Fisik, DBH Pajak dan SDA, Otsus, DID), data
Nota Transaksi Penerimaan Negara- NTPN (AKN II);
3. Data saldo dan realisasi pinjaman dan data realisasi hibah dari Kementerian Keuangan kepada
Pemda (AKN II);
4. Data realisasi pinjaman dari PT SMI kepada Pemda (AKN II);
5. Data proyek infrastruktur dari APBN di daerah dalam rangka menentukan jumlah pajak mineral
dan batuan bukan logam (AKN I dan AKN IV);
6. Data Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (AKN I-VI);
7. Data BPJS/Taspen dari Kementerian Kesehatan (AKN VI);
8. Data penyerahan barang dan/atau uang dari Kementerian/Lembaga yang langsung diberikan
kepada sekolah, Puskesmas, atau satker Pemda lainnya.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
9. Data Transfer Daerah dan Dana Desa, termasuk pengungkapan realisasi dana-dana pusat tersebut yang
diperuntukan tujuan tertentu, seperti DAK, dll (AKN II)
10. Data perhitungan pajak terutang secara detail atas setoran Pajak Rokok ke Pemprov (AKN II)
11. Data dukungan pelaksanaan dan jaminan kualitas konstruksi dan/atau dukungan data penting internal
perusahaan dari penyedia barang/jasa berstatus BUMN, al. PP, BUMN berlabel ‘Karya’ baik kontraktor atau
konsultan (AKN VII) – Pasal 17 Perpres Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah menegaskan bahwa penyedia
bertanggung jawab atas pelaksanaan kontrak, kualitas barang/jasa, ketepatan perhitungan jumlah dan volume,
ketepatan waktu penyerahan, dan ketepatan tempat penyerahan
12. Data dukungan manifest barang kargo ekspedisi darat/laut/udara termasuk data hasil pengecekannya oleh
pihak berwenang (mungkin Kemenhub, Kemenkeu Bea dan Cukai, dll), Misal berapa jumlah bahan material
konstruksi yang masuk di Pelabuhan Jayapura Papua atau di Pelabuhan Bitung Sulut (termasuk identitas
pemilik/pengorder barangnya), selanjutnya berapa jumlah bahan material yang dikirim ke lokasi proyek seperti
di pegunungan Papua atau di pulau terluar Talaud Pulau Sangihe (AKN I Kemenhub/Kemenhan (angkutan via
Hercules), AKN II Kemenkeu, AKN VII Pelindo)
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Manajemen Pemeriksaan
13. Data rincian uang dan barang yang diterima instansi vertikal dari Pemda antara
lain Kepolisian (mulai dari Polsek, Polres, Polda, Mabes), Kemenhan (mulai dari
Korem, Kodim, Kodam, Mabes Darat/Laut/Udara) yang tidak dibatasi hanya
berasal dari Belanja Hibah Pemda melainkan juga meliputi yang berasal dari
Bansos, BTT, Belanja Barjas, maupun Belanja Modal Pemda
14.Data rincian kasus di Pemerintah Provinsi / Kabupaten / Kota atas pengelolaan
APBD TA 2022 yang sedang ditangani (penyelidikan dan/atau penyidikan) oleh APH
baik Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK (AKN I)
15.Terhadap permasalahan aset yang terindentifikasi terjadi antara Pemerintah
Daerah dengan Instansi Vertikal di daerah setempat maupun di pusat maka
diharapkan dapat dilakukan pembahasan dan penyelesaiannya melibatkan
Perwakilan dan AKN terkait
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Pemenuhan permintaan data dari AKN terkait alokasi dana/barang dari pusat
Manajemen Pemeriksaan
Tim pemeriksa memperhatikan hasil pemeriksaan sebelumnya baik pemeriksaan keuangan, kinerja
maupun PDTT dengan mengacu pada Juknis Pemeriksaan LKPD.
Tim Pemeriksa melihat dampak hasil pemeriksaan sebelumnya terhadap kewajaran laporan keuangan
yang akan diperiksa dan kaitannya dengan penentuan kecukupan cakupan pemeriksaan LKPD.
Temuan pemeriksaan dari LHP DTT dan Kinerja Tahun 2022 yang mempengaruhi penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan Tahun 2022 diungkapkan kembali dalam LHP LKPD sebagai berikut:
• Diungkapkan dengan modifikasi temuan sebelumnya dengan temuan sejenis atas akun
bersangkutan;
• Diungkapkan secara utuh apabila tidak ada temuan sejenis pada akun yang bersangkutan.
“Rekomendasi atas temuan tersebut telah diungkapkan dalam temuan pemeriksaan nomor …
LHP Nomor … Tanggal … .” (Temuan dan rekomendasi tersebut tidak diperhitungkan dalam
pemantauan TLRHP LKPD Tahun 2022)
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Penerimaan LK Unaudited
Manajemen Pemeriksaan
Penerimaan LK Unaudited
Manajemen Pemeriksaan
Penggunaan Tenaga Ahli dalam pemeriksaan memperhatikan minimal dua hal berikut:
• Syarat sertifikasi ahli sesuai kompetensi (mengurangi potensi gugatan)
• Mematuhi kode etik profesi sesuai dengan bidang keahliannya
Sampel Belanja Modal atas konstruksi yang memenuhi kriteria Signifikan dan Kompleks,
maka idealnya mendapatkan dukungan bantuan dari Tenaga Ahli Konstruksi untuk
mendukung simpulan temuan atas masalah yang berkaitan dengan kualitas atau
ketidaksesuaian spesifikasi atau kegagalan bangunan konstruksi. Penggunaan Tenaga
Ahli Konstruksi dikembalikan ke kebijakan dan kebutuhan perwakilan termasuk
dukungan anggarannya dengan dilandasi analisanya.
Penggunaan Laboratorium agar memilih dan/atau menggunakan Laboratorium yang
terakreditas dan pembayaran menggunakan system transfer payment.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Perwakilan mengefektifkan Tim Reviu Opini untuk meningkatkan kualitas perumusan opini di
tingkat perwakilan. Tim Reviu Opini mereviu usulan opini yang diajukan oleh tim pemeriksa
yang hasilnya dituangkan dalam risalah hasil reviu.
Konsep opini dan dokumen pendukung LHP atas LKPD Provinsi yang mengalami kenaikan
atau penurunan (sesuai dengan lampiran IX.3 dan IX.4 Juknis Pemeriksaan LKPD disampaikan
Kepala Perwakilan kepada Tortama KN V/Tortama KN VI.
Reviu Opini dilakukan oleh Tim Reviu Perwakilan dan Tim Reviu AKN V/AKN VI:
Tim Reviu Perwakilan
• Dibentuk berdasarkan SK Kalan;
• Hasil Reviu menjadi pertimbangan Penanggungjawab dan atau Penandatangan
Opini;
• Dibuat Risalah Pembahasan.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Penyerahan LHP
Manajemen Pemeriksaan
• LHP yang diserahkan dilampiri dengan rencana aksi entitas (LHP Buku II).
• Penyerahan LHP Provinsi dilaksanakan dalam rapat paripurna istimewa DPRD sesuai dengan
kesepakatan antara DPRD dengan BPK, sedangkan penyerahan LHP Kabupaten/Kota dilaksanakan di
Kantor BPK Perwakilan. Dalam hal penyerahan LHP tidak dapat dilaksanakan secara langsung karena
alasan pandemi/darurat, maka penyerahan LHP dapat dilakukan secara daring.
• Penyerahan LHP LKPD Provinsi disertakan LHP Kinerja Provinsi (LFAR) dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Daerah (IHPD).
• ML disajikan secara terpisah dari LHP dan tidak dilampirkan dalam LHP. ML disampaikan oleh Pemberi
Tugas kepada Gubernur/Bupati/Wali Kota serta Inspektur terkait bersamaan dengan LHP dan
dilengkapi dengan BAST.
• Pemeriksa harus memantau tindak lanjut atas rekomendasi pada ML tahun lalu dalam pemeriksaan
interim dan program pemantauan tindak lanjut tersebut dituangkan dalam penilai SPI Coso yang
berkaitan dengan unsur Pemantauan. Tindak lanjut atas rekomendasi pada ML disampaikan kepada
BPK Perwakilan untuk menjadi bahan penilaian atas pengendalian intern.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
Media Komunikasi
Manajemen Pemeriksaan
Media komunikasi pemeriksaan LKPD TA 2022 menggunakan Portal Pemeriksaan LKPD TA 2022 yang
dapat diakses seluruh pemeriksa sebagai sarana:
• Penyampaian arahan dan kebijakan pemeriksaan dari Anggota V&VI, Tortama KN V/VI maupun tim
Pokja Pemeriksaan LKPD kepada seluruh tim pemeriksaan;
• Database regulasi pemeriksaan LKPD dan LHP BPK;
• Forum diskusi antar tim pemeriksa dengan Pokja;
• Penyampaian laporan perkembangan pelaksanaan pemeriksaan setiap minggu dari Kepala Perwakilan
kepada Tortama KN V/VI.
Sekjen BPK menetapkan Tim Pokja Pemeriksaan LKPD AKN V/VI TA 2022 - 2023. Tim Pokja bertugas dan
berfungsi untuk memfasilitasi penyediaan informasi dan pemecahan permasalahan substansi
pemeriksaan keuangan LKPD TA 2022.
Perwakilan menetapkan 2 personil sebagai LO untuk mengelola laporan setiap mingguan dan dokumen
pemeriksaan lainnya yang akan diunggah ke Portal Pemeriksaan LKPD TA 2022.
Sekretariat Pokja memfasilitasi koordinasi antar tim pemeriksa dan antara tim pemeriksa dengan pokja
melalui portal komunikasi dan media komunikasi sosial lainnya.
Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Monev
d. Pengujian Substantif terbatas pada transaksi/saldo dengan prioritas pada akun-akun akun berikut.
1) Selain itu dalam pemeriksaan saldo kas, tim pemeriksa juga perlu mencermati manajemen kas yang
dilakukan oleh BUD. UU No. 23/2014 pasal 328 ayat 1 menyebutkan bahwa dalam rangka manajemen
kas, Pemerintah Daerah dapat mendepositokan dan/atau melakukan investasi jangka pendek uang milik
Daerah yang sementara belum digunakan sepanjang tidak mengganggu likuiditas keuangan Daerah,
tugas Daerah, dan kualitas pelayanan publik. Dalam pemeriksaan interim diarahkan pada pencapaian
persentase mandatory spending (bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lainnya) oleh Pemda
2) Pemeriksa juga agar menilai kewajaran penyajian belanja modal dan aset tetap terkait pada saat posisi
per 31 Desember 2022 (cut off) serta mencermati realisasi pembayaran Belanja Modal untuk pelunasan
pembayaran utang belanja modal konstruksi yang dinyatakan berasal dari tagihan pihak ketiga cq
penyedia tahun-tahun sebelumnya;
3) Belanja Bansos dan BTT dengan pertimbangan Pemeriksaan atas akun Belanja Bansos dan BTT yang
diprioritaskan pada penanganan pandemi Covid 19, kenaikan inflasi dan BBM dalam kaitan mandatory
spending program perlindungan sosial;
Sasaran Pemeriksaan Interim
4) Aset Tetap dengan pertimbangan Pemeriksaan atas akun Aset Tetap diprioritaskan pada
kapitalisasi aset tetap tahun berjalan dan pemanfaatannya, serta tindak lanjut atas temuan aset
tetap sebelumnya.
5) Belanja Barang dan Jasa dengan pertimbangan Pemeriksaan atas akun Belanja Barang dan Jasa
tahun 2022 diprioritaskan untuk akun yang memerlukan waktu pemeriksaan relatif lama,
contohnya belanja perjalanan dinas, pengadaan persediaan obat-obatan, pengadaan bahan
bakar minyak, belanja pemeliharaan, pengadaan barang untuk diserahkan ke pihak
ketiga/masyarakat, serta belanja barang dan jasa yang terkait dengan penanganan Covid 19.
e. Pendapatan Daerah yang signifikan
Sasaran Pemeriksaan Interim
1. Memastikan bahwa saldo awal on face LK tahun sebelumnya telah sama dengan saldo pada
aplikasi pelaporan LK yang digunakan Pemda untuk menyusun LK tahun berjalan.
2. Memprioritaskan pada pengujian saldo dan transaksi atas akun-akun serta kecukupan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Khusus untuk pengungkapan, pemeriksa harus
memastikan kesesuaian dengan SAP dan buletin teknis serta pengungkapan subsequent event,
commitment dan contingency, serta informasi penting lainnya.
3. Memanfaatkan hasil pemeriksaan interim LKPD serta hasil pemeriksaan tahun berjalan (PDTT dan
Kinerja) untuk menentukan strategi, cakupan pemeriksaan per akun, dan dampak terhadap opini
LKPD Tahun 2022.
4. Memfokuskan pemeriksaan pada akun-akun yang berisiko tinggi sesuai hasil penilaian risiko (RBA)
masing-masing entitas pada pemeriksaan interim, dengan mempertimbangkan akun-akun yang
bersifat strategis bagi penyelenggaraan pemerintahan dan berperan signifikan dalam pelayanan
publik dan bernilai material dalam laporan keuangan, yaitu :
•Strategi Umum Pemeriksaan Terinci
a. Akun Belanja Bantuan Sosial dan BTT terutama terkait belanja untuk
penanganan Covid 19 dan mandatory spending program perlindungan sosial
sebagai dampak kenaikan inflasi dan kenaikan BBM;
b. Akun Belanja Hibah dan Belanja Barang dan Jasa untuk diserahkan kepada pihak
ketiga/masyarakat;
c. Akun Belanja Modal yang dilaksanakan melalui penunjukan/pengadaan
langsung dan/atau untuk pelunasan pembayaran utang belanja modal
konstruksi yang dinyatakan berasal dari tagihan pihak ketiga cq penyedia tahun-
tahun sebelumnya;
d. Akun Kas dan penggunaan belanja atas dana bantuan pihak ketiga yang belum
disahkan BUD; serta
•Strategi Umum Pemeriksaan Terinci
4. Tujuan rekomendasi cukup sampai pada tingkat Kepala SKPD selaku Pengguna
Anggaran. Detail pelaksanaan rekomendasi oleh pejabat di bawah Kepala SKPD
dijabarkan dalam rencana aksi.
5. Rekomendasi agar menghindari istilah "memberikan sanksi" atau “memberikan
teguran” kepada pejabat, sebaiknya menggunakan istilah "menginstruksikan" untuk
melakukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
6. Jika terdapat temuan kelebihan pembayaran yang telah disetorkan sebagian atau
seluruhnya sebelum LHP terbit, maka Judul, Kondisi, dan Akibat, dalam LHP tetap
menyajikan nilai utuh (prinsip bruto). Rekomendasi menyajikan nilai netto dan
informasi penyetoran kelebihan pembayaran tersebut disajikan pada paragraf
tersendiri dalam tanggapan entitas.
PEMERIKSAAN LK BLUD oleh KAP
Ukuran dan kompleksitas BLUD yang dimiliki Pemerintah Daerah sangat bervariasi
pemeriksaan BLUD ditetapkan sebagai berikut.
1. BPK melakukan pemeriksaan atas LK BLUD sebagai bagian dari pemeriksaan LKPD
Tahun 2022.
2. Setiap perwakilan agar berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah untuk :
a. Memperoleh informasi mengenai LK BLUD Tahun 2022 yang akan diperiksa KAP dan
KAP yang ditunjuk.
b. Meminta Kepala Daerah untuk mengatur jadwal penyelesaian pemeriksaan atas LK
BLUD oleh KAP sebelum pemeriksaan atas LKPD berakhir.
3. Apabila LK BLUD Tahun 2022 diperiksa oleh KAP:
a. Pemeriksa BPK wajib melakukan komunikasi kepada KAP yang melakukan
pemeriksaan keuangan atas BLUD signifikan dan melakukan reviu hasil pemeriksaan
KAP untuk memastikan bahwa pemeriksaan yang dilakukan KAP telah sesuai
dengan tujuan dan harapan penugasan pemeriksaan LKPD.
PEMERIKSAAN LK BLUD oleh KAP
b. Pemeriksa dapat mempertimbangkan untuk mengandalkan pekerjaan KAP jika
berdasarkan hasil komunikasi, reviu dan pertimbangan profesional, pekerjaan
KAP telah memadai. Reviu dilaksanakan dalam kerangka mendukung pengujian
substantif yang dilakukan Tim Pemeriksa LKPD.
c. Mengenai tingkat cakupan dan tingkat keyakinan atas hasil audit KAP tergantung
dari keyakinan pemeriksa BPK terhadap metode dan prosedur audit yang telah
dilakukan oleh KAP.
d. Jika pemeriksa tidak memperoleh keyakinan bahwa pekerjaan KAP telah
memadai, maka pemeriksa BPK perlu mengembangkan prosedur tambahan
untuk melengkapi pengujian agar sesuai dengan tujuan pemeriksaan keuangan
LKPD terkait, dengan mengacu pada SPAP SA 600.
Apabila LK BLUD signifikan Tahun 2022 tidak diperiksa KAP, Tim Pemeriksa LKPD
melakukan pemeriksaan LK BLUD baik sasaran dan sampel pemeriksaan dilakukan
berdasarkan hasil penilaian risiko pada masing-masing BLUD.
Hal-Hal Khusus
Mengatur kebijakan terkait isu-isu
khusus yang mendapat perhatian
pimpinan. Untuk pemeriksaan Tahun
2022, hal-hal khusus mencakup
Kebijakan Pemeriksaan LFAR dan
IHPD, dampak pandemi Covid-19 dan
kenaikan inflasi serta kenaikan BBM
juga terbitnya beberapa ketentuan
peraturan terbaru dalam
Pemeriksaan.
1. PENYAJIAN DAN KEBIJAKAN LFAR DAN IHPD
Entitas
Untuk entitas Provinsi? atau
Kabupaten? atau Kota?
LFAR
Tema
Tema pemeriksaan kinerja Tahun 2022
adalah “…………………………”
IHPD
Kebijakan sebelumnya terkait
Menunggu Kebijakan/Arahan
Lebih Lanjut dari Pimpinan IHPD masih relevan dan tetap
dilanjutkan menjadi Kebijakan
2022
IHPD
PENYAJIAN DAN KEBIJAKAN LFAR DAN IHPD
Kebijakan pemeriksaan kinerja LFAR sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pemeriksaan kinerja LFAR terintegrasi dengan pemeriksaan atas LKPD;
2. Pelaksanaan kinerja LFAR telah ditetapkan dan diputuskan untuk dilanjutkan, maka:
a. Setiap perwakilan wajib melaksanakan pemeriksaan kinerja bersamaan dengan pemeriksaan atas LKPD
Tahun 2022 untuk Pemprov/Kab/Kota
b. Tema pemeriksaan kinerja Tahun 2022 mengacu pada program dan/atau kegiatan Pemprov/Kab/Kota
yang mendukung program “…………………………”.
3. LHP Pemeriksaan Kinerja merupakan satu kesatuan dengan output pemeriksaan keuangan sehingga LFAR
mencakup empat laporan, yang terdiri dari:
a. Ringkasan Eksekutif, menggabungkan ikhtisar hasil pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja;
b. Buku I: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan;
c. Buku II: Laporan Hasil Pemeriksaan atas SPI dan Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan;
d. Laporan Hasil Pemeriksaan Kinerja atas Efektivitas Program/Kegiatan;
e. Pelaksanaan pemeriksaan kInerja LFAR mengacu pada Kebijakan dan Pedoman Pemeriksaan LFAR TA
2022 yang diterbitkan oleh Pokja.
PENYAJIAN DAN KEBIJAKAN LFAR DAN IHPD
Setiap perwakilan wajib menyusun Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Daerah (IHPD)
mencakup ikhtisar hasil pemeriksaan LKPD serta hasil pemeriksaan kinerja
dan/atau PDTT pada Pemerintah Provinsi/Kab/Kota yang dilaksanakan selama
Tahun 2022. Sistematika IHPD Tahun 2022 antara lain:
• Lembar sampul
• Kata Pengantar dari Kepala Perwakilan
• Daftar Isi
• Daftar Tabel
• Daftar Grafik
• Daftar Gambar
• Daftar Lampiran
PENYAJIAN DAN KEBIJAKAN LFAR DAN IHPD
Tentang BPK: Profil Auditorat Utama Keuangan Negara V/VI dan Profil Perwakilan
Ringkasan Eksekutif
Bab I Pendahuluan,
mencakup (1) Profil dan Kapasitas Fiskal PemProv/Kab/Kota Tahun 2021, dan (2) Kebijakan Pemeriksaan
Perwakilan Tahun 2021
Bab II Hasil Pemeriksaan,
mencakup: (1) Ikhtisar hasil pemeriksaan keuangan Prov/Kab/Kota, (2) Ikhtisar hasil pemeriksaan kinerja
Prov/Kab/Kota, dan (3) Ikhtisar pemeriksaan DTT Prov/Kab/Kota
Bab III Hasil Pemantauan Tindak lanjut dan Penyelesaian Kerugian Daerah,
mencakup (1) Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan pada Pemprov/Kab/Kota per
Semester II Tahun 2021, dan (2) Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Daerah pada Pemprov/Kab/Kota
per Semester II Tahun 2021.
Lampiran
Daftar Singkatan dan Akronim
Glosarium.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM PEMERIKSAAN
1
1. Pemeriksa mendorong entitas memperhatikan panduan penerapan SAP
pada masa pandemi Covid-19
2. Pengungkapan perubahan anggaran dan perubahan kebijakan keuangan
refocusing, realokasi anggaran dan perubahan APBD serta perubahan
kebijakan keuangan daerah (kebijakan pendapatan, kebijakan belanja dan
kebijakan pembiayaan) selama pandemi Covid-19 dan kondisi kenaikan
inflasi serta kenaikan BBM. Perwakilan BPK agar mendorong entitas untuk
melakukan pengungkapan pada sub bab “Ikhtisar Pencapaian Target
Keuangan Selama Tahun Pelaporan Berikut Kendala dan Hambatan yang
Dihadapi dalam Pencapaian Target”.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM PEMERIKSAAN
1
3. Pengungkapan atas akun-akun laporan keuangan
a. Pemeriksa harus melakukan prosedur analitis untuk mencermati perubahan saldo
akun yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya serta melakukan
pengujian lebih lanjut dan tambahan pengungkapan dalam CaLK. Misalnya adanya
peningkatan nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan sebagai dampak realokasi anggaran,
peningkatan nilai persediaan dari belanja untuk penanganan pandemi Covid-19,
peningkataan nilai mandatory spending untuk mengatasi dampak kenaikan inflasi
maupun BBM pada akun Bansos dan BTT, dan sebagainya.
b. Khusus anggaran dan realisasi Belanja Tak Terduga (BTT) terkait penanganan covid-19,
pengungkapan agar menjelaskan rincian kegiatan penanganan covid-19 yang dibiayai
dari pos BTT, paling sedikit terdiri dari Kegiatan Penanganan Kesehatan, Kegiatan
Penanganan Dampak Ekonomi dan Kegiatan Penyediaan Jaring Pengaman Sosial.
DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM PEMERIKSAAN
4. Pemeriksa harus mencermati apakah terdapat penerimaan hibah oleh Pemerintah
1
Daerah yang berasal dari pemerintah pusat maupun lembaga/masyarakat baik berupa
uang, barang atau jasa dalam rangka penanganan covid-19.
a. Apabila hibah dalam bentuk uang telah dilakukan pengesahan oleh BUD maka
pendapatan hibah dan belanja/beban yang bersumber dari hibah disajikan dalam LRA
dan LO. Apabila belum dilakukan pengesahan agar tim pemeriksa mendorong BUD
melakukan pengesahan. Jika sampai dengan akhir pemeriksaan belum dilakukan
pengesahan, maka dicatat dalam LO dan diungkapkan dalam CaLK (LRA);
b. Apabila hibah dalam bentuk barang/jasa bisa diukur secara andal, pendapatan hibah
dan beban yang bersumber dari hibah disajikan dalam LO serta aset yang diterima
disajikan dalam neraca. Apabila hibah barang dan jasa tidak dapat diukur secara andal
sampai dengan akhir pemeriksaan maka diungkapkan dalam CaLK (LO dan Neraca).
DAMPAK PANDEMI COVID-19 DALAM PEMERIKSAAN
5. Penyajian Realisasi BTT untuk Penanganan Pandemi Covid-19 pada Laporan Operasional 1
sesuai dengan Panduan Penerapan SAP pada Masa Pandemi Covid-19 yang diterbitkan
oleh KSAP pada tanggal 30 Juli 2020 tidak diperlukan penyajian pos khusus/pos luar biasa
dalam Laporan Operasional (LO) dan penambahan pos baru dalam Laporan Keuangan,
kecuali tambahan informasi dalam CaLK
6. Dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, pemda melakukan refocussing dan
realokasi APBD dengan mengalokasikan dana penanganan pandemi Covid-19 pada
anggaran BTT. Dalam penyajian beban pada Laporan Operasional, pemda didorong untuk
menyajikannya sesuai SAP, yaitu mengatribusikan BTT tersebut ke dalam pos-pos LO
sesuai sifat beban.
Apabila ditemukan permasalahan atas pengelolaan BTT tersebut, pemeriksa
mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kewajaran Laporan Keuangan.
PEMERIKSAAN ATAS PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH (BMD)
1
Pemeriksa menguji pemanfaatan BMD yang dikuasai dan/atau
digunakan oleh BUMD dan juga yang dikerjasamakan dengan pihak
lainnya.
• Apabila ditemukan permasalahan terkait pemanfaatan BMD
tersebut, pemeriksa agar menuangkan dalam temuan pemeriksaan.
• Apabila BMD yang dikuasai dan atau digunakan oleh BUMD tersebut
belum ditetapkan statusnya agar dibuatkan temuan pemeriksaan
untuk segera menetapkan status BMD dimaksud melalui
pemanfaatan BMD dalam bentuk sewa menyewa atau
pemindahtanganan BMD sebagai penyertaan modal sesuai
ketentuan yang berlaku.
PEMERIKSAAN KEPATUHAN PERPAJAKAN
Pemeriksa agar menguji kepatuhan pemungutan pajak pusat (PPh dan PPN) dan penyetorannya ke kas negara. 1
1. Pemeriksa melakukan prosedur analitis atas kesesuaian pemungutan pajak pusat atas pembayaran melalui
SP2D LS dengan membandingkan nilai SP2D LS dengan nilai pungutan pajak.
a. Apabila terdapat selisih material antara nilai pungutan pajak seharusnya berdasarkan nilai SP2D dengan
nilai pajak yang telah dipungut, lakukan pengujian lebih lanjut;
b. Uji secara uji petik atas SP2D LS yang terbit akhir tahun untuk menguji apakah pungutan pajak telah
disetor ke Kas Negara oleh Bank Daerah melalui data NTPN;
c. Tuangkan dalam temuan pemeriksaan apabila terdapat pengeluaran yang belum dipungut pajak
dan/atau pungutan pajak yang belum disetor ke Kas Negara.
2. Pemeriksa menguji kepatuhan pemungutan pajak pusat dan penyetorannya ke kas negara yang dikelola
oleh Bendahara Pengeluaran.
a. Bandingkan data pungutan dan setoran pajak dengan nilai pajak yang seharusnya dipungut dan disetor
ke Kas Negara untuk menguji adanya pembayaran yang belum dipungut pajak;
b. Uji apakah seluruh pungutan pajak tersebut sudah disetor ke Kas Negara melalui data NTPN;
c. Tuangkan dalam temuan pemeriksaan apabila terdapat pembayaran oleh Bendahara Pengeluaran yang
belum dipungut pajak atau kurang pungut dan pungutan pajak yang belum disetor ke Kas Negara.
Kondisi Terbitnya Ketentuan Peraturan yang Baru
Pemeriksa diharapkan mencermati dan menjadikan bahan dalam pemeriksaan terhadap adanya
pemutakhiran beberapa kriteria pemeriksaan pada Tahun 2022 baik berupa ketentuan peraturan secara
1
utuh maupun sebagian antara lain: