Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eka Fitria Wahyu Ningsih

NIM : 132235032

Kelas : AJ-2

Materi 1 : Perdarahan Ante Partum

Ante partum bleeding (APB) atau perdarahan antepartu yaitu perdarahan


pervaginam semasa kehamilan dimana umur kehamilan telah melebihi 28 minggu
atau berat janin lebih dari 1000 gram (Manuaba,2010).Perdarahan saat kehamilan
trimester 2 dan 3 dibagi menjadi 2 yaitu plasenta previa dan sulotio plasenta.

Plasenta previa merupakan plasenta yang abnormal karena letaknya di


segmen bawah uterus dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Klasifikasi
plasenta previa ada 3 yaitu plasenta previa totalis, parsialis, dan marginalis.
Penyebab dari plasenta previa sampai saat ini belum diketahui pstinya, tapi di duga
karena vaskularisasi yang tidak memadai mungkin akibat proses peradangan atau
atrofi. Perdarahan ini terjadi pada trimester ke 2 dan 3 karena saat itu mulai
terbentuk SBR atau segmen bawah rahim bagian dari ishtmus uteri sehingga bagian
plasenta didaerah tersebut lepas. Dan karena itu menyebabkan bagian terendah dari
anak tidak bisamasuk PAP. Biasanya terdapat gejala seperti perdarahan tanpa nyeri
dan tiba-tiba tanpa sebab dan darah bewarna merah segar. Komplikasi nya yaitu
prolaps tali pusat, prolaps plasenta, dll. Sedangkan penanganan nya dilakukan terapi
ekspektatif dan terapi aktif.

Solutio plasenta yaitu plasenta yang normal yang terlepas sebagian atau seluruhnya
dari permukaan maternal plasenta dari tempat implantasi pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yaitu sebelum anak lahir, terjadi pada masa gestasi
22 mgg atau berat fetus lebih dari 500 gr. Penyebabnya adalah umur ibu yang sudah
tua, multiparitas, hipertensi dll. Manifestasi klinis nya mengeluarkan perdarahan
disertai sakit, abdomen tegang, sakit perut terus menerus. Terdapat 2 klasifikasi
perdarahan keluar dan perdarahan tersembunyi. Dan dapat dilakukan terapi spesifik
dan tindakan obsetrik. Dan dilakukan partus pervaginam apabila janin hidup ,
gawaat janin dan syarat melahirkan dapat terpenuhi, kondisi ibu baik dan janin
meninggal dan evaluasi kondisi serviks cukup baik untuk induksi

Materi 2 : Anemia Dalam Kehamilan

Anemia merupakan kondisi dimana jumlah sel darah merah tidak


mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh, dimana sel darah kurang
dari 11 g/dLmaka disebut anemia. Anemia dapat berakibat buruk pada ibu hamil
karena dapat menyebabkan kelahiran prematur, bb lahir rendah dan kematian
perinatal. Anemia terjadi pada trimester 2 karena peningkatan massa sel darah
merah hingga terjadi hemodilusi. Selama hamil buth 1000 mg zat besi , dan rata-
rata wanita subut butuh tambahan zat besi 350-500 mg. Zat besi dari diet tidak
cukup diperlukan pil penambah darah.dan disarankan mengkonsumis 90 tablet.
Efek samping dari anemia untuk ibu yaitu kelemahan, kekurangan energi, takikardi,
persalinan premstur, preeklampsia, sepsis sedangkan efek terhadap janin dan
neonaatus yaitu aborsi yang lebih tinggi, bayi prematur, stunting, bayi anemia dll.
Anemia disebabkan karena budaya dan sosial ekonomi, pendidikan, pernikahan
renmaja, kunjungan anc tidak taeratur. Peningkatan ANC dapat dilakukan pada
kunjungan pertama dengan melakukan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui
apakah ibu mengalami anemia. Pelayanan ANC normal dilakukan minimal 6x pada
trimester 1,2 dan 3. Sedangkan peran tenaga kesehatan dalam menjaga zat besi ibu
hamil sebagai komunikator, konselor, motivator, dan fasilitatoe. Petugas kesehatan
berperan sangat penting dan berpengaruh 50% terhadap hal ini.

Anda mungkin juga menyukai