Anda di halaman 1dari 6

UTS

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU DAN TEKNOLOGI

Zainal Imron Hidayat


NIM 4200231002

Dosen Pengampu :
Dr. Hita Pandita.

MAGISTER TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023
Hukum Steno dan Konsep Sudut Konstan dalam Kristalografi Mineralogi

Kristalografi mineralogi adalah cabang ilmu geologi yang berfokus pada studi mineral dan
struktur kristal mereka. Dalam konteks ini, Hukum Steno dan konsep sudut konstan memiliki peran
penting dalam mengidentifikasi mineral dan memahami sifat-sifat kristal yang ada. Artikel ini akan
membahas sejarah dan perkembangan Hukum Steno, serta bagaimana konsep sudut konstan
digunakan dalam kristalografi mineralogi. Kami juga akan menjelaskan aplikasi praktisnya dalam
mengidentifikasi dan menggambarkan mineral serta kontribusi pentingnya dalam pemahaman
geologi dan sumber daya alam.

Pendahuluan
Kristalografi mineralogi adalah cabang ilmu geologi yang fokus pada studi mineral,
terutama dalam hal struktur kristal mereka. Pemahaman struktur kristal mineral adalah kunci
dalam mengidentifikasi mineral dan memahami berbagai sifat fisik dan kimia mereka. Salah satu
konsep penting dalam kristalografi mineralogi adalah Hukum Steno, yang memainkan peran kunci
dalam menentukan komposisi kimia mineral. Selain itu, konsep sudut konstan, yang berkaitan
dengan struktur kristal, juga memiliki peran penting dalam analisis mineral. Artikel ini akan
menjelaskan Hukum Steno, sejarah dan perkembangannya, serta bagaimana konsep sudut konstan
digunakan dalam kristalografi mineralogi.

Hukum Steno: Sejarah dan Pengembangan


Hukum Steno pertama kali ditemukan oleh Nicolaus Steno, yang hidup pada abad ke-17.
Nicolaus Steno, yang juga dikenal sebagai Niels Stensen, lahir pada tahun 1638 di Kopenhagen,
Denmark. Pada masa awal kariernya, Steno adalah seorang ahli anatomi dan geologi yang berperan
penting dalam perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu bumi.
Hukum Steno, yang juga dikenal sebagai Hukum Steno mengenai perbandingan volume
dalam senyawa padat, pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Italia bernama Nicolaus
Steno pada abad ke-17. Steno adalah seorang ahli anatomi dan geologi yang menghabiskan
sebagian besar hidupnya mempelajari batuan dan mineral di seluruh Eropa. Temuan utama Steno
dalam geologi adalah konsep yang sekarang dikenal sebagai Hukum Steno.
Hukum Steno pertama kali dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul "Elementorum
Myologiae Specimen" pada tahun 1669. Dalam buku ini, Steno mengajukan tiga prinsip dasar yang
membentuk dasar Hukum Steno:
• Prinsip Ketidakberubahannya
Hukum Steno menyatakan bahwa volume relatif komponen-komponen dalam senyawa
padat adalah tetap, artinya, jumlah volume yang terdiri dari mineral atau senyawa padat
selalu konstan. Ini berarti bahwa mineral yang memiliki komposisi kimia yang sama akan
memiliki volume yang sama, terlepas dari di mana mineral tersebut ditemukan.
• Prinsip Sejarah
Steno juga menekankan bahwa bentuk-bentuk geometris dari mineral yang terbentuk dari
pembentukan kristalnya harus mengikuti pola tertentu. Ini mengacu pada fakta bahwa
mineral akan mengkristal dalam bentuk tertentu sesuai dengan kondisi lingkungan di mana
mereka terbentuk.
• Prinsip Horizontalitas
Steno mengatakan bahwa setiap lapisan batuan yang terbentuk akan memiliki orientasi
horizontalitas asal-usul, yang mengacu pada fakta bahwa lapisan batuan akan terbentuk
secara horizontal jika tidak ada gangguan atau deformasi geologis.

Hukum Steno memiliki konsekuensi penting dalam kristalografi mineralogi, khususnya


dalam hal identifikasi mineral dan pemahaman hubungan antara struktur kristal dan komposisi
kimia mineral. Hukum Steno menyatakan bahwa dalam senyawa padat, komposisi kimia yang
berbeda akan menghasilkan mineral dengan volume yang berbeda, sehingga mineral yang berbeda
dapat dibedakan berdasarkan perbedaan volume mereka.

Konsep Sudut Konstan dalam Kristalografi Mineralogi


Konsep sudut konstan adalah bagian penting dalam kristalografi mineralogi. Sudut konstan
mengacu pada sudut antara bidang kristal yang tetap konstan, terlepas dari ukuran kristal tersebut.
Ini adalah konsep yang berkaitan dengan struktur kristal mineral dan memiliki implikasi dalam
pemahaman sifat-sifat mineral. Sudut konstan dapat dibedakan dalam beberapa jenis, termasuk
sudut antara bidang-bidang kristal dan sudut antara sumbu kristal. Dalam kristalografi mineralogi,
sudut-sudut ini digunakan untuk mengidentifikasi mineral dan menggambarkan orientasi bidang
kristal yang berbeda.
Salah satu contoh penting penggunaan sudut konstan adalah pada mineral kuarsa. Kuarsa
adalah mineral yang memiliki sifat optik yang unik, yaitu kemampuan untuk membelokkan cahaya
dengan sudut konstan, yang disebut sebagai "efek polarisasi unguh." Efek ini terjadi karena
struktur kristal kuarsa memiliki sudut konstan antara bidang kristal yang berbeda. Oleh karena itu,
dengan mengukur sudut konstan ini, geologis dapat mengidentifikasi mineral kuarsa. Selain itu,
sudut konstan juga penting dalam studi tekstur dan deformasi batuan. Ketika batuan mengalami
deformasi geologis, sudut-sudut antara bidang kristal dapat berubah, dan ini dapat digunakan untuk
memahami sejarah geologis suatu wilayah.

Aplikasi Praktis dalam Identifikasi Mineral


Hukum Steno dan konsep sudut konstan memiliki aplikasi praktis dalam identifikasi
mineral. Dalam kristalografi mineralogi, penting untuk dapat membedakan mineral satu dari yang
lain, terutama ketika mereka memiliki komposisi kimia yang serupa. Beberapa teknik yang
digunakan untuk mengidentifikasi mineral berdasarkan konsep ini meliputi:
a) X-Ray Diffraction (XRD)
XRD adalah metode yang menggunakan difraksi sinar-X untuk mengidentifikasi mineral
berdasarkan pola difraksi sinar-X yang dihasilkan oleh struktur kristal mineral. Pola ini
mencakup informasi tentang sudut konstan antara bidang kristal, yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi mineral dengan tepat.
b) Mikroskop Optik
Menggunakan mikroskop optik, geologis dapat memeriksa sifat optik mineral, termasuk
pengukuran sudut konstan. Ini membantu dalam mengidentifikasi mineral optik seperti
kuarsa.
c) Pengukuran Sudut Kristal
Dalam beberapa kasus, pengukuran langsung sudut konstan antara bidang kristal dapat
digunakan untuk mengidentifikasi mineral.
d) Pengukuran Sudut Bidang-kristal
Mengukur sudut konstan antara bidang kristal dalam mineral adalah teknik umum dalam
identifikasi mineral.
Aplikasi praktis ini dari Hukum Steno dan konsep sudut konstan memungkinkan geologis
untuk mengidentifikasi mineral secara tepat dan akurat, yang merupakan langkah awal dalam
pemahaman geologi dan pemahaman sumber daya alam yang terkait.

Kontribusi Penting terhadap Geologi dan Sumber Daya Alam


Hukum Steno dan konsep sudut konstan memiliki kontribusi penting terhadap ilmu geologi
dan pemahaman sumber daya alam. Beberapa kontribusi utama termasuk:
Identifikasi Mineral
Dalam konteks geologi, identifikasi mineral adalah langkah kunci dalam pemahaman asal-
usul batuan, sejarah geologis suatu wilayah, dan sumber daya alam yang terkandung di
dalamnya.
Analisis Batuan dan Deformasi
Konsep sudut konstan memainkan peran penting dalam pemahaman tekstur dan deformasi
batuan, yang membantu dalam mengidentifikasi sejarah geologis suatu wilayah.
Penemuan Sumber Daya Alam
Dalam industri pertambangan dan eksplorasi sumber daya alam, pemahaman mineral dan
sifat-sifat kristal mereka merupakan langkah awal dalam menemukan dan mengeksploitasi
sumber daya alam seperti bijih logam dan batubara.
Geologi Lingkungan
Konsep sudut konstan juga digunakan dalam pemahaman proses geologis yang terkait
dengan geologi lingkungan, termasuk penilaian potensi gempa bumi dan masalah
lingkungan lainnya.
Ilmu Bumi dan Penelitian Sumber Daya Alam
Kristalografi mineralogi berperan penting dalam studi ilmu bumi dan penelitian sumber
daya alam yang berfokus pada mineral dan mineralogi.

Studi Kasus: Penggunaan Hukum Steno dalam Identifikasi Mineral


Sebagai contoh studi kasus, mari kita lihat bagaimana Hukum Steno digunakan dalam
identifikasi mineral. Pertama, kita akan mempertimbangkan kasus mineral kuarsa. Kuarsa adalah
mineral yang terdiri dari silikon dioksida (SiO2). Hukum Steno menyatakan bahwa volume
mineral akan tetap konstan, sehingga volume relatif Si dan O dalam kuarsa juga tetap konstan.
Dengan mengukur volume kuarsa dan mengidentifikasi komposisi kimia, kita dapat menggunakan
Hukum Steno untuk memastikan bahwa kuarsa adalah mineral yang terdiri dari SiO2. Ini adalah
contoh penerapan Hukum Steno dalam identifikasi mineral berdasarkan komposisi kimia. Selain
itu, konsep sudut konstan dalam struktur kristal kuarsa digunakan dalam analisis optik. Kuarsa
memiliki sifat optik yang unik, termasuk efek polarisasi unguh. Pengukuran sudut konstan ini
adalah salah satu cara untuk mengidentifikasi kuarsa dalam sampel mineral.

Kesimpulan
Hukum Steno dan konsep sudut konstan adalah aspek penting dalam kristalografi
mineralogi. Mereka membantu dalam mengidentifikasi mineral dan memahami sifat-sifat kristal
yang ada. Hukum Steno, pertama kali ditemukan oleh Nicolaus Steno pada abad ke-17,
menyatakan bahwa dalam senyawa padat, volume relatif komponen adalah tetap. Konsep sudut
konstan mengacu pada sudut antara bidang kristal yang tetap konstan, yang digunakan dalam
analisis mineral dan pemahaman struktur kristal.
Aplikasi praktis dari Hukum Steno dan konsep sudut konstan adalah penting dalam
identifikasi mineral, analisis tekstur dan deformasi batuan, penemuan sumber daya alam, geologi
lingkungan, ilmu bumi, dan penelitian sumber daya alam. Kontribusi penting ini dalam ilmu
geologi dan pemahaman sumber daya alam menjadikan Hukum Steno dan konsep sudut konstan
sebagai elemen kunci dalam kristalografi mineralogi.

Daftar Pustaka
Deer, W. A., Howie, R. A., & Zussman, J. (2013). An Introduction to the Rock-Forming Minerals.
Mineralogical Society of America.
Hurlbut, C. S., & Klein, C. (1993). Manual of Mineralogy (20th ed.). John Wiley & Sons.
Miletich, R. (2012). Quartz. In: I. D. Brown, W. A. Deer, & R. A. Howie (Eds.), Handbook of
Mineralogy, Volume II: Silica, Silicates. Mineralogical Society of America.
Steno, N. (1669). Elementorum Myologiae Specimen, seu Musculi Descriptio Geometrica.
Accessit dissertatio de glandulis conglobatis. Christiani Henckelii.
Smith, J. V. (1974). Polarized Light Microscopy. Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai