Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

MATA KULIAH PETROGENESIS DAN MINERALOGI

Zainal Imron Hidayat


NIM 4200231002

Dosen Pengampu :
Dr. Hiltrudis Gendoet Hartono, S.T., M.T.

MAGISTER TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023
Petrogenesis Variables

Abstrak
Proses pembentukan batuan, atau petrogenesis, adalah bidang utama dalam geologi yang
mempelajari bagaimana berbagai faktor memengaruhi asal-usul dan karakteristik batuan. Dalam
makalah ini, kita akan mendalami berbagai variabel petrogenesis, termasuk komposisi magma,
suhu dan tekanan, setting geologis, waktu, pergerakan lempeng tektonik, cairan dan volatil, batuan
induk, reaksi kimia, sumber dan transportasi sedimen, serta erosi dan pelapukan. Kami akan
membahas setiap variabel ini secara mendalam untuk memahami peran mereka dalam membentuk
keragaman batuan di Bumi.

Pendahuluan
Latar Belakang/Permasalahan
Petrogenesis adalah kunci untuk memahami kompleksitas asal-usul batuan di Bumi. Proses
ini dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang beragam, dan pemahaman yang mendalam tentang
faktor-faktor ini sangat penting dalam ilmu geologi.

Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan peran masing-masing variabel dalam
petrogenesis batuan dan bagaimana mereka saling berhubungan dalam membentuk berbagai jenis
batuan.

Metode
Metode dalam penyusunan tugas ini didasarkan pada analisis buku teks serta literatur
ilmiah yang ada, yang mencakup penelitian geologi dan petrologi.

Hasil Analisis
Terdapat variabel-variabel yang berpengaruh pada pembentukan batuan (petrogenesis) yaitu :

Magma Composition
Komposisi magma adalah faktor utama dalam menentukan jenis batuan beku yang
terbentuk. Magma basaltik menghasilkan batuan basalt, sementara magma granitik menghasilkan
batuan granit. Komposisi magma juga memengaruhi viskositas magma dan sifat fisik batuan beku.
Komposisi magma adalah salah satu faktor paling penting dalam petrogenesis. Magma adalah
campuran cairan panas yang mengandung berbagai elemen dan senyawa kimia. Komposisi magma
mempengaruhi jenis batuan beku yang akan terbentuk. Misalnya, magma yang kaya akan silika
akan membentuk batuan granit, sedangkan magma yang kaya akan besi dan magnesium akan
membentuk batuan basalt. Oleh karena itu, komposisi magma adalah awal dari petrogenesis,
menentukan jenis batuan yang mungkin terbentuk.

Gambar 1. Seri Reaksi Bowen


Sumber : www.dictio.id

Temperature and Pressure


Suhu dan tekanan memainkan peran penting dalam pembentukan dan metamorfosis
batuan. Semakin dalam di dalam kerak Bumi, semakin tinggi suhu dan tekanannya. Perubahan
suhu dan tekanan dapat mengubah mineral dalam batuan, menghasilkan batuan metamorfik.
Suhu dan tekanan adalah faktor lain yang sangat penting dalam petrogenesis. Semakin
dalam batuan terbentuk di dalam kerak Bumi, suhu dan tekanannya semakin tinggi. Proses
metamorfisme, misalnya, terjadi ketika suhu dan tekanan tinggi merubah batuan menjadi batuan
metamorfik baru. Suhu dan tekanan juga memengaruhi viskositas magma. Magma dengan suhu
yang rendah akan lebih kental dan mungkin mengalami pendinginan dan membentuk batuan beku
pada permukaan, sementara magma dengan suhu yang tinggi akan lebih cair dan mungkin
mengalir ke permukaan sebagai lava vulkanik.

Gambar 2. Fasises Metamorfik kaitan Temperatur dan Tekanan


Sumber : Wikipedia
Gambar 3. Temperatur dan Tekanan pada Fasies Metamorf
Sumber : Polarpedia.com

Geological Setting
Lingkungan geologis tempat batuan terbentuk sangat berpengaruh. Batuan sedimen
biasanya terbentuk di lingkungan seperti sungai, danau, atau laut, sementara batuan beku mungkin
berasal dari lelehan magma di dalam kerak Bumi. Batuan metamorfik seringkali terbentuk di zona
pertemuan lempeng tektonik.
Setting geologi tempat batuan terbentuk juga merupakan faktor penting dalam
petrogenesis. Lingkungan geologis, seperti daerah pegunungan, samudra, atau daerah tektonik
aktif, akan mempengaruhi jenis batuan yang terbentuk. Contohnya, batuan sedimen sering
terbentuk di lingkungan seperti sungai, danau, atau laut, sedangkan batuan vulkanik terbentuk di
dekat gunung berapi. Di zona pertemuan lempeng tektonik, batuan metamorfik sering terbentuk
akibat tekanan dan suhu tinggi.
Gambar 4. Setting Tektonik Indonesia

Gambar 5. Setting Geologi pada Batuan Metamorf


Sumber : Murck & Skinner (1999)

Time
Waktu adalah faktor penting dalam petrogenesis. Proses geologis memerlukan waktu yang
sangat panjang, dan umur batuan adalah petunjuk kunci dalam memahami sejarah geologis suatu
daerah. dan bagaimana proses geologis berlangsung dari waktu ke waktu. Beberapa batuan yang
terbentuk jutaan tahun yang lalu mungkin telah mengalami perubahan signifikan sejak itu, seperti
metamorfisme atau deformasi.

Tectonic Plate Movements


Pergerakan lempeng tektonik memiliki dampak besar pada pembentukan batuan. Batuan
gunung berapi dan batuan beku terbentuk di perbatasan lempeng, sementara tekanan dan
pergerakan lempeng dapat menghasilkan batuan metamorfik.

Gambar 6. Tektonik Lempeng

Fluids and Volatiles


Cairan dan volatil, seperti air dan gas, dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia batuan.
Mereka dapat memicu perubahan kimia dalam batuan, meningkatkan aktivitas vulkanik, atau
membentuk mineral baru.
Fluida (cairan) dan volatil (gas) adalah komponen penting dalam pembentukan batuan.
Mereka dapat memengaruhi perubahan suhu dan tekanan dalam batuan. Fluida dan volatil dapat
memicu reaksi kimia yang mengubah mineral dalam batuan. Misalnya, air panas yang
mengandung mineral terlarut dapat mengendapkan mineral baru dalam proses yang dikenal
sebagai hidrotermalisme. Volatil seperti gas CO2 dapat mempengaruhi pembentukan batuan
karbonat seperti kapur.

Parent Rock (Protolith)


Batuan yang sudah ada sebelumnya, yang disebut protolit, memainkan peran penting dalam
petrogenesis. Proses metamorfisme melibatkan perubahan protolit menjadi batuan metamorfik
baru.
Batuan yang sudah ada sebelumnya, yang disebut batuan induk atau protolith, memainkan
peran penting dalam petrogenesis. Proses metamorfisme, misalnya, melibatkan perubahan batuan
induk menjadi batuan metamorfik baru. Protolith dapat menjadi petunjuk penting dalam
memahami sejarah geologis suatu daerah.

Gambar 7. Batuan Metamorf dan Protolith


Sumber : Science Direct

Chemical Reactions
Reaksi kimia dalam kerak Bumi dapat mengubah komposisi batuan. Ini dapat terjadi
selama proses metamorfisme, hidrotermal, atau pengendapan mineral.
Reaksi kimia dalam kerak Bumi dapat mengubah komposisi batuan. Reaksi ini dapat terjadi
selama proses metamorfisme, hidrotermal, atau pengendapan mineral. Misalnya, reaksi kimia
antara mineral dalam batuan dengan cairan hidrotermal dapat menghasilkan mineral baru dan
mengubah komposisi batuan.

Gambar 8. Reaksi Kimia pada Batuan


Sumber : Andyyahya.com

Sediment Source and Transport


Sumber sedimen dan transportasi mempengaruhi jenis dan ukuran sedimen yang terbentuk.
Proses ini berkontribusi pada pembentukan batuan sedimen.
Sumber sedimen dan proses transportasi sangat memengaruhi pembentukan batuan
sedimen. Batuan sedimen terbentuk dari akumulasi sedimen seperti pasir, lumpur, atau kerikil.
Sumber sedimen yang berbeda akan menghasilkan sedimen dengan ukuran dan komposisi yang
berbeda. Proses transportasi juga dapat mempengaruhi sifat fisik sedimen.
Erosion and Weathering
Erosi dan pelapukan adalah proses penting dalam perubahan batuan di permukaan Bumi.
Erosi dapat mengangkat dan mengangkut batuan, sementara pelapukan mengubah mineral dalam
batuan.
Pelapukan dan erosi adalah proses penting dalam perubahan batuan di permukaan Bumi.
Pelapukan mengubah mineral dalam batuan melalui reaksi kimia atau fisik, sementara erosi dapat
mengangkat batuan dari satu tempat dan mengangkutnya ke tempat lain. Batuan yang telah
mengalami pelapukan dan erosi dapat menjadi sumber sedimen untuk membentuk batuan sedimen
baru.

Gambar 9. Lingkungan Pengendapan Sedimen

Pembahasan
Variabel petrogenesis yang telah dibahas di atas memiliki interaksi yang kompleks dan
saling terkait dalam membentuk berbagai jenis batuan. Sebagai contoh, suhu dan tekanan dapat
memengaruhi komposisi magma, yang pada gilirannya mempengaruhi jenis batuan beku yang
terbentuk. Pergerakan lempeng tektonik dapat memicu erupsi gunung berapi dan pembentukan
batuan vulkanik. Cairan dan volatil dapat memengaruhi reaksi kimia dalam batuan sedimen.
Kesimpulan
Petrogenesis adalah bidang yang kompleks dalam geologi yang memerlukan pemahaman
yang mendalam tentang berbagai variabel yang memengaruhi pembentukan batuan. Setiap
variabel, mulai dari komposisi magma hingga erosi dan pelapukan, memainkan peran penting
dalam membentuk keragaman batuan di Bumi. Pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor
ini membantu ilmuwan geologi memahami sejarah geologis planet kita dengan lebih baik.

Daftar Pustaka
Blatt, Harvey, Tracy, Robert J., Owens, Brent E. (2006). Petrology: Igneous, Sedimentary, and
Metamorphic. W. H. Freeman.
Press, Frank, Siever, Raymond (1974). Earth. W. H. Freeman.
Winter, John D. (2001). An Introduction to Igneous and Metamorphic Petrology. Prentice Hall.
Marshak, Stephen (2009). Earth: Portrait of a Planet. W. W. Norton & Company.
Fossen, Haakon (2016). Structural Geology. Cambridge University Press.
Prothero, Donald R., Schwab, Fred (2004). Sedimentary Geology: An Introduction to Sedimentary
Rocks and Stratigraphy. W. H. Freeman.
Pranata, M. B., Marin, J., & Aribowo, Y. (2018). Petrogenesis Batuan Beku dan Karakteristik
Kekar Tiang di Bukit Pajangan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo, Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah. Jurnal Geosains dan Teknologi, 1(2), 41-49.

Anda mungkin juga menyukai