Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dyandra Augustine Faisal

Nim : 11220820000059

Kelas : 3B Akuntansi

Mata Kuliah : Islam dan Ilmu Pengetahuan (UTS)

REVIEW CERAMAH

1. Identitas
▪ Judul : Puasa Kafarat
▪ Acara : Serambi Islami Ramadhan
▪ Saluran : TVRI
▪ Host : Hafiz Salim
▪ Narasumber : - Dr. H. Hasani Ahmad Said, M.A.

- KH. Dedi Mulyadi

▪ Waktu : 31 Maret 2023


▪ Durasi : 1 Jam 30 Menit

2. Isi Ceramah
Topik : Apa itu puasa kafarat dan bagaimana cara membayarnya?
a) Narasumber 1 (Dr. H. Hasani Ahmad Said, M.A)
Secara bahasa, kata kafarat diambil dari kata “kafarah” atau “kifarah”
artinya membayar, memperbaiki, mengganti, menutupi. Kafarat berarti
mengganti kesalahan-kesalahan yang kita lakukan dengan pertaubatan kepada
Allah SWT. Salah satunya dengan cara mengganti keburukan menjadi kebaikan.
Kafarat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang bisa menutupi dosa dan bisa
ditebus dengan cara sedekah atapun puasa.
Sedangkan secara istilah, kafarat adalah upaya menutupi sesuatu dengan
cara bersedekah atau berpuasa sebagai denda yang wajib dibayar karena
melanggar suatu ketentuan syara’ sehingga mengakibatkan dosa yang
berpengaruh baik di dunia maupun di akhirat. Denda yang harus dibayarkan
disebabkan karena melanggar larangan Allah SWT atau janji kepada Allah SWT
sebagai tanda pengampunan dosa.
Adapun dalil atau ayat yang terkait dengan kafarat ini dijelaskan dalam
Al-Qur’an yaitu QS.Al-Maidah (5) : 89.
‫َو لَٰ َ ِك أن ي ُ َؤ اخِ ذ ُ ك ُ مأ ب ِ َم ا ع َ ق َّ د أت ُمُ أ‬
‫اْل َي أ َم ا َن‬ ‫َل ي ُ َؤ اخِ ذ ُ ك ُ م ُ ّللاَّ ُ ب ِ ال ل َّ غ أ ِو ف ِي أ َي أ َم ا ن ِ ك ُ مأ‬
‫ط َم ا ت ُطأ ِع مُ و َن أ َهأ ل ِي ك ُ أم أ َ أو ِك سأ َو ت ُه ُ أم أ َ أو‬ ِ َ ‫أ َ أو س‬ ‫ف َ ك َ ف َّ ا َر ت ُه ُ إ ِ طأ ع َ ا م ُ ع َ ش َ َر ة ِ َم س َ ا ِك ي َن ِم أن‬
َ ِ ‫ث َ ََل ث َ ةِ أ َ ي َّام ذ ََٰ ل‬
َ ‫ك ك َ ف َّ ا َر ة ُ أ َ ي أ َم ا ن ِ ك ُ أم إ ِ ذ َ ا‬
‫ح ل َ ف أ ت ُ أم‬ ُ‫ص ي َ ا م‬ ِ َ ‫ف َ َم أن ل َ مأ ي َ ِج د أ ف‬ ‫ت َ أح ِر ي ُر َر ق َ ب َ ة‬
َ ِ ‫َو ا أح ف َ ظ ُ وا أ َ ي أ َم ا ن َ ك ُ مأ ك َ ذ َٰ َ ل‬
‫ك ي ُ ب َ ي ِ ُن ّللاَّ ُ ل َ ك ُ مأ آ ي َ ا ت ِ هِ ل َ ع َ ل َّ ك ُ مأ ت َ شأ ك ُ ُر و َن‬
Artinya: “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang
tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan
sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu,
ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa
kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau
memerdekakan seorang budak. Barang siapa tidak sanggup melakukan yang
demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah
kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). Dan
jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-
hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)”.
Dalam surat ini menjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan menghukum
bagi orang-orang yang bersumpah jika tidak disengaja, tetapi menghukum bagi
mereka yang secara sengaja melanggar sumpah tersebut, yaitu apabila tidak
menepati janjinya. Jika mereka berbuat demikian, maka kaffaratnya harus
memberi makan 10 orang miskin atau berpuasa selama 3 hari jika tidak mampu.
Semua ini diatur agar setiap manusia tidak mudah dalam bersumpah atau
mengucapkan janji. Selain itu, hal ini dilakukan agar kita menjadi orang-orang
yang bersyukur.
Terdapat juga pada surat lain dalam Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang puasa kafarat yaitu QS.Al-Mujadilah (58) : 4.
ُ ‫ط أع ف َ إ ِ طأ ع َ ا م‬
ِ َ ‫ص ي َ ا م ُ ش َ هأ َر ي أ ِن مُ ت َت َا ب ِ ع َ ي أ ِن ِم أن ق َ ب أ ِل أ َ أن ي َ ت َ َم ا س َّا ۖ ف َ َم أن ل َ مأ ي َ سأ ت‬ ِ َ ‫ف َ َم أن ل َ أم ي َ ِج د أ ف‬
‫ح د ُو د ُ ّللاَّ ِ ۖ َو ل ِل أ ك َا ف ِِر ي َن ع َ ذ َ اب‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ك ل ِت ُ أؤ ِم ن ُ وا ب ِ اّللَّ ِ َو َر س ُ و ل ِ هِ ۖ َو ت ِل أ‬ َ ِ ‫س ت ِي َن ِم سأ ِك ي ن ً ا ۖ ذ َٰ َ ل‬ ِ
‫أ َ ل ِيم‬
Artinya: “Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib
atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur.
Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh
orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat
pedih”.
Dalam ayat ini dijelaskan mengenai sanksi akibat perbuatan orang-orang
yang mendzihar isterinya, maka kaffaratnya harus memerdekan seorang budak.
Namun, jika tidak mendapatkannya mereka wajib menggantinya dengan
berpuasa selama 2 bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin
jika tidak mampu. Hal ini dilakukan agar kita beriman kepada Allah SWT dan
Rasul-Nya. Karena sesungguhnya itu semua merupakan bentuk hukum-hukum
Allah SWT.
Selain beberapa hal yang disebutkan diatas, juga terdapat hal-hal
tertentu lainnya yang menjadi sebab untuk melakukan puasa kafarat, yakni
adanya sebab membunuh dan sebab karena membunuh binatang buruan pada
waktu ihram. Seperti yang telah dijelaskan dalam QS. An-Nisa (4): 92.

َ ‫صدَّقُوا فَإِ أن َكانَ مِ أن قَ أوم‬


‫عدُو‬ َّ ‫سلَّ َمة ِإلَ َٰى أ َ أه ِل ِه ِإ َّل أ َ أن َي‬ ُ ‫طأ ً فَتَحأ ِر‬
َ ‫ير َرقَ َبة ُمؤأ مِ نَة َو ِد َية ُم‬ َ ‫َو َم أن قَت َ َل ُمؤأ مِ نًا َخ‬
ُ ‫سلَّ َمة ِإلَ َٰى أ َ أه ِل ِه َوتَحأ ِر‬
‫ير‬ َ ‫ير َرقَ َبة ُمؤأ مِ نَة َو ِإ أن َكانَ مِ أن قَ أوم َب أينَ ُك أم َو َب أينَ ُه أم مِ يثَاق فَ ِد َية ُم‬ُ ‫لَ ُك أم َوه َُو ُمؤأ مِ ن فَت َ أح ِر‬
‫علِي ًما َحكِي ًم‬
َ ُ‫ّللا‬ َّ َ‫ش أه َري ِأن ُمتَتَابِعَي ِأن ت أَوبَةً مِ ن‬
َّ َ‫ّللاِ َو َكان‬ ِ َ‫َرقَبَة ُمؤأ مِ نَة فَ َم أن لَ أم يَ ِجدأ ف‬
َ ‫صيَا ُم‬

Artinya: “….dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah


(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali
jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum
(kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya
(si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa
yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua
bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Puasa kafarat merupakan puasa yang dilakukan untuk menebus dosa


sehingga yang sudah dilakukan tidak ada lagi dosa tersebut baik di dunia
maupun akhirat. Hukum puasa ini adalah wajib bagi orang-orang yang
melakukan pelanggaran tersebut. Untuk melaksanakan puasa kafarat harus
diawali dengan niat lalu dibarengi dengan jenis kafaratnya apa. Niatnya yaitu:
‫هلل ت َ َعالَى‬
ِ ‫َارةِ فَ أرضًا‬
َ ‫ص أو َم غَد ِل َكف‬
َ ُ‫نويأت‬
َ

Artinya: “Saya niat puasa esok hari untuk menunaikan kafarat (dalam hati
menyebutkan puasa kafaratnya) fardu karena Allah Ta'ala."

Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari puasa kafarat ini,
diantaranya agar selalu berhati-hati karena terdapat syariat-syariat tertentu yang
boleh dan tidak dilakukan sehingga kita bisa menjadi manusia yang taat kepada
Allah SWT dan agar kita menjaga semua ketentuan atau syariat-syariat yang
sudah Allah SWT tentukan sehingga terhindar dari dosa-dosa dunia akhirat.

b) Narasumber 2 (KH. Dedi Mulyadi)


Ketika ada pelanggaran dari kafarat, maka Allah SWT menganjurkan
untuk lebih memilih penebusan kafarat dengan melakukan habluminannas
(hubungan baik dengan sesama manusia), yaitu:
1) Memerdekakan seorang budak
2) Berpuasa selama 2 bulan berturut-turut
3) Memberi makan untuk 60 orang miskin
Hal yang berkaitan dengan hubungan tersebut juga dijelaskan dalam QS.
Ali-Imran (3): 112.
‫اس َو ب َ ا ءُ وا‬ ِ َّ ‫ح ب أل ِم َن ال ن‬ َ ‫ح ب أل ِم َن ّللاَّ ِ َو‬ َ ِ ‫ت ع َ ل َ ي أ ِه م ُ الذ ِ ل َّ ة ُ أ َ ي أ َن َم ا ث ُق ِ ف ُ وا إ ِ َّل ب‬
‫ضُ ِر ب َ أ‬
ِ َّ‫ت ّللا‬ َ ِ ‫ت ع َ ل َ ي أ ِه م ُ ال أ َم سأ ك َ ن َ ة ُ ذ َٰ َ ل‬
ِ ‫ك ب ِ أ َن َّ ه ُ مأ ك َا ن ُ وا ي َ كأ ف ُ ُر و َن ب ِ آ ي َ ا‬ ‫ب ِ غ َ ضَ ب ِم َن ّللاَّ ِ َو ضُ ِر ب َ أ‬
َ ِ ‫ح ق ذ َٰ َ ل‬
‫ك ب ِ َم ا ع َ صَ أو ا َو ك َا ن ُ وا ي َ ع أ ت َ د ُو َن‬ َ ‫اْل َن أ ب ِ ي َ ا ءَ ب ِ غ َ ي ِأر‬
‫َو ي َ ق أ ت ُل ُ و َن أ‬

Artinya: “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas”.

Dalam surat diatas menjelaskan bahwasannya kehinaan itu akan


ditimpakan kepada manusia, kecuali orang-orang yang menjaga hubungan
antara manusia dengan Allah SWT (habluminallah) dan hubungan antara
manusia dengan sesama manusia (habluminannas) agar bisa menjaga
keseimbangan.

Inti dari puasa kafarat adalah puasa yang dijalankan karena ada sebab
perbuatan tertentu yang melanggar syariat yaitu maksiat. Ketika kita tidak
mendapatkan syariat kafarat berarti dosa-dosa kita akan dihukum di akhirat, jadi
Allah SWT memberi kesempatan untuk menebus dosa di dunia sehingga tidak
ada hukuman di akhirat. Dengan demikian, kafarat bukan suatu paksaan dari
Allah SWT, melainkan sebuah fasilitas yang diberikan kepada manusia agar
kita mendapatkan ampunan baik di dunia maupun akhirat.

Namun jika terdapat kesalahan yang tidak kita ingat, maka lakukan
kebaikan dan perbanyak amalan dengan niat agar bisa menebus kafarat yang
sudah dilakukan walaupun kita tidak ingat apa kesalahan itu. Selain itu, kita
juga bisa melakukan hal-hal agar terhindar dari kafarat, seperti melakukan
sesuatu dengan niat yang benar agar semua larangan-larangan tidak kita
lakukan. Allah SWT akan menerima semua kebaikan-kebaikan selama kita
masih hidup (sehat). Selayaknya kita manusia, seharusnya melakukan
perubahan, perbaikan dan pelurusan dalam hal menjaga hubungan baik kepada
Allah SWT dan manusia.

3. Kesimpulan
Puasa kafarat merupakan sebuah praktik dalam Islam yang dilakukan
untuk menebus dosa yang melibatkan pelanggaran terhadap ketentuan
syariat tertentu. Hal ini juga telah diatur dalam Al -Qur ’an, seperti QS.Al-
Maidah (5) : 89, QS.Al-Mujadilah (58) : 4, dan QS.An-Nisa (4): 92 yang
menjelaskan sanksi-sanksi dan aturan terkait dengan kafarat. Terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai bentuk penebusan atau
pertaubatan atas dosa kafarat, yaitu memberi makan orang miskin, berpuasa
selama beberapa hari atau memerdekan seorang budak. Hal ini tergantung
pada jenis pelanggaran atas kafarat tersebut.

Sumber:
https://youtu.be/u45eAuJphCM?si=PdGOIvSh13AXe4vN

Anda mungkin juga menyukai