A. Pendahuluan
Cacingan umumnya terdapat di daerah tropis dan sub trofis di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Akibat yang ditimbulkan cacingan antara lain
gangguan perkembangan fisik, intelektual, perkembangan kognital dan malnutrisi . Oleh
karena itu perlu adanya program kecacingan yang terintegrasi dengan kegiatan
pemberian vitamin A dan UKS melalui penjaringan anak SD. Saat ini Kementerian RI
menggunakan Albendazole 400 mg sebagai obat program penendalian kecacingan,
karena obat ini relative aman, pemberian dosis tunggal, tidak mahal, dan mudah dalam
pendistribusian.
B. Latar Belakang
Penyakit kecacingan merupakan salah satu diantara banyak penyakit yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, kehilangan darah serta
kehilangan karbohidrat dan protein, sehingga menurunkan kualitas sumber daya
manusia.
Berdasarkan data dari WHO tahun 2006 mengatakan bahwa kejadian penyakit
kecacingan di dunia masih tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris
lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing trichuris trichiura dan 740 juta orang
terinfeksi cacing tambang (hookworm). Prevalensi kecacingan di Indonesia pada
umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu
mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit ini. Manusia merupakan hospes defenitif
beberapa nematode usus (cacing perut), yang dapat mengakibatkan masalah bagi
kesehatan masyarakat. Diantara cacing perut terdapat sejumlah spesies yang ditularkan
melalui tanah (soil transmitted helminths). Di antara cacing tersebut adalah cacing
gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duedenale dan Necator
Americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Jenis –jenis cacing tersebut
banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia. Pada umumnya telur cacing
bertahan pada tanah yang lembab, tumbuh menjadi telur yang efektif dan siap untuk
masuk ke tubuh manusia yang merupakan hospes defenitifnya.
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah upaya memberdayakan individu,
kelompok dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan, serta
mengembangkan iklim yang mendukung, yang dilakukan dari, oleh dan untuk
masyarakat, sesuai dengan sosial budaya dan kondisi setempat. Penyuluhan
kesehatan dalam memberantas kecacingan bertujuan untuk meningkatkan praktek
hidup bersih dan sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setiap anak usia sekolah di SD/MI serta anak balita terbebas dari infeksi
kecacingan
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing paada usia 12 bulan sampai 12
tahun
2. Sasaran
Tercapainya 100% sasaran pemberian obat cacing pada usia 12 bulan sampai 12
tahun.
F. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan 2022
Jan Feb Mrt Apr Mei Juni Juli Ags Spt Okt Nop Des
1 Pengamprahan X X
obat cacing ke
dinas kesehatan
kota
2 Membuat Jadwal X X
pelaksanaan
kegiatan
3 Mengirim surat X X
ke SD/ MI, TK
dan Posyandu
4 Sosilisasi pada X X
petugas
kesehatan
puskesmas,
kader posyandu
5 Pelaksanaan X X
pemberian obat
cacing
6 Pelaporan X X
pelaksanaan
pemberian obat
cacing
Obat yang diberikan kepada sasaran POPM adalah Albendazole 400 mg. Sasaran
POPM cacingan adalah anak usia 1 s.d 12 tahun dengan ketentuan anak usia 1 s.d 2
tahun diberikan dosis tunggal 200 mg, sedangkan anak usia diatas 2 tahun diberikan
dosis tunggal 400 mg. Albendazole tidak hanya membunuh cacing dewasa namun juga
menghancurkan telur dan larva cacing.
Setiap kegiatan pemberian obat cacing penanggung jawab pustu dan petugas
darbin melaporkan hasil kegiatannya kepada pemegang program kecacingan
Pemegang program melakukan hasil analisis kegiatan pemberian obat cacing tiap
selesai jadwal kegiatan menyerahkan hasil kepada kepala puskesmas dan
didistribusikan kepada unit-unit terkait untuk ditindaklanjuti.