Anda di halaman 1dari 14

JSTFI

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia


Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

PROFIL WAKTU HANCUR TABLET PARACETAMOL DENGAN METODE


GRANULASI BASAH MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI
KARAGENAN HASIL EKSTRAKSI KOH pH 9

Wahyu Priyo Legowo1,*, Rival Ferdiansyah1, A. Zainuddin1


1
Departemen Farmasetika, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Jl. Soekarno Hatta No.
354, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

*Alamat korespondensi: wahyupriyo@stfi.ac.id


________________________________________________________________________

Abstrak

Karagenan merupakan polisakarida yang terkandung di dalam rumput laut dari spesies
Rhodophyta dimana penggunaan karagenan saat ini masih terbatas pada bahan pangan dan
bahan tambahan makanan, Penelitian ini bertujuan untuk pengaplikasian karagenan dari
hasil ekstraksi basa KOH pH 9 pada sediaan tablet sebagai zat pengontrol waktu hancur
dengan model zat aktif parasetamol. Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet
parasetamol adalah granulasi basah. Konsentrasi karagenan yang digunakan pada
penelitian ini yaitu 5%, 10% dan 15% sehingga formula yang dibuat berjumlah 3 formula,
secara berturut diberi simbol F1, F2, dan F3. Tablet yang dihasilkan dari tiap formula
dievaluasi meliputi keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas,
friksibilitas, kapasitas swelling dan pengujian waktu hancur. Berdasarkan data yang didapat
untuk pengujian keseragaman ukuran, keseragaman bobot dan kekerasan tablet memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Pengujian kapasitas swelling menunjukan pemenuhan standar
pengujian dimana bobot tablet yang diuji mengalami penurunan bobot tablet dari waktu ke
waktu. Pada pengujian waktu hancur tablet yang hancur pada rentang waktu 4-28 menit.
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui dari hasil penelitian pada F1, F2, dan F3
diketahui bahwa F3 memenuhi persyaratan waktu hancur tablet oral. Konsentrasi
karagenan yang menghasilkan waktu hancur yang paling cepat dari hasil ekstrak
KOH pH 9 dengan konsentrasi 15%.

Kata Kunci: Karagenan, granulasi basah, parasetamol, disintegran tablet, uji waktu
hancur.

Abstract

Carrageenan is a polysaccharide contained in seaweed from the Rhodophyta species where


the use of carrageenan is currently still limited to food and food additives. This study aims
to apply carrageenan from KOH pH 9 base extraction in tablet preparations as a control
agent for disintegration time with the model paracetamol active substance. The method
used in the manufacture of paracetamol tablets is wet granulation. The carrageenan
concentrations used in this study were 5%, 10%, and 15%, respectively given the symbols
F1, F2, and F3. The tablets produced from each formula were evaluated including size
uniformity, weight uniformity, tablet hardness, friability, friability, swelling capacity, and
disintegration time testing. Based on the data obtained for testing the uniformity of size,
weight uniformity and tablet hardness meet the specified requirements. Swelling capacity
testing shows compliance with test standards where the weight of the tested tablets has
decreased over time. In testing the disintegration time of the tablets that disintegrate in the
4-28 minutes range. Based on the results of the evaluation, it is known from the results of
research on F1, F2, and F3 that F3 meets the disintegration time requirements of oral

71
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

tablets. carrageenan concentration which resulted in the fastest disintegration time from
the results of KOH extract pH 9 with a concentration of 15%.

Keywords: Carrageenan, wet granulation, parasetamol, disintegrant tablet, disintegration


time test.
________________________________________________________________________

PENDAHULUAN karagenan. Karagenan didapatkan dari


Karagenan adalah galaktan hasil ekstraksi menggunakan air ataupun
tersulfatasi linier yang diekstraksi dari pelarut alkali pada suhu 80-100oC.
rumput laut merah dan memiliki Peningkatan konsentrasi alkali dapat
backbone D-galaktosa dengan berpengaruh terhadap karagenan secara
dihubungkan oleh ikatan alfa-1,3 dan kuantitas. Hal ini disebabkan oleh
beta-1,4 (Yao Ziang et al., 2013. Untuk kerusakan polimer dan kandungan sulfat
meningkatkan nilai tambahnya, rumput yang menurun, akan tetapi kekuatan gel
laut perlu diolah menjadi produk meningkat secara signifikan (Distantina,
setengah jadi seperti karagenan (Rhein– 2011), dari parameter tersebut karagenan
Knudsen et al., 2015). memiliki potensi dalam perannya sebagai
Karagenan komersial sebagian bahan tambahan penunjang disintegerasi
besar diperoleh dari Kappahycus sediaan solid tablet.
alvarezii dalam perdagangan dikenal Karagenan memiliki
dengan Eucheuma cottonii. Spesies kemampuan dapat menyerap air dan
rumput laut Eucheuma cottonii mengembang, karena karagenan
menghasilkan kappa karagenan, yang memiliki kelompok ester-sulfat dan unit
secara konvensional digambarkan galaktopironosa yang dapat menarik air
sebagai pengulangan disakarida 4- karena memiliki sifat hidrofilik. Sifat
sulfate-O-β-D-galactopyranosyl-(1,4)- hidrofilik menyebabkan polimer tersebut
3,6-anhydro-α-D-galactose. Unit-unit dikelilingi oleh molekul-molekul air
bergabung dengan alfa-1,4 dan beta-1,4 yang terimobilisasi, menyebabkan
glikosidik yang bergantian (Rhein- larutan karagenan bersifat kental dan
Knudsen et al., 2015), dan merupakan dengan adanya peningkatan suhu dapat
jenis rumput laut penghasil kappa menyebabkan viskositas larutan menurun
karagenan yang paling banyak di (Grenha et al., 2010). Karagenan
Indonesia. memiliki gugus ester-sulfat yang tinggi,
Menurut Hudha dkk (2012) atas dasar tersebut karagenan dapat
pelarut alkali sangat diperlukan dalam dikembangkan sebagai bahan disintegran
proses ekstraksi rumput laut menjadi tablet. Proses ekstraksi karagenan

72
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

menggunakan konsentrasi alkali yang Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu


sesuai dapat meningkatkan kadar sulfat tidak lebih dari 15 menit setelah tablet
pada karagenan. Menurut hasil penelitian tidak bersalut masuk melalui mulut.
Distantina dkk. (2011) bahwa Diketahui bahwa waktu hancur pada
konsentrasi KOH yang lebih tinggi sediaan tablet parasetamol yang
menyebabkan kandungan sulfat yang menggunakan karagenan menunjukan
lebih rendah dan kekuatan gel karagenan hasil disintegerasi lebih cepat
yang diekstraksi lebih tinggi, sehingga dibandingkan dengan Microcrystalline
pada konsentrasi KOH 0,1 N cellulose (Kianfar et al., 2006), dan
menghasilkan kadar sulfat 16,15% dijelaskan pula bahwa dengan
dimana hasil ini lebih besar dibandingkan penambahan karagenan pada tablet
dengan konsentrasi KOH yang lebih aceclofenac meningkatkan waktu hancur
besar. sehingga penelitian diatas membuktikan
Komponen disintegran pada bahwa karagenan bermanfaat sebagai
sediaan tablet merupakan salah satu zat penghancur yang baik pada tablet.
yang dapat menentukan kualitas tablet Dalam penelitian ini dilakukan
yang dibuat, diantaranya dalam tahapan formulasi dan evaluasi sediaan
pemenuhan persyaratan waktu hancur, tablet pada tablet dengan zat aktif
disolusi dan absorpsi. Sehingga parasetamol menggunakan metode
pemilihan zat yang berfungsi sebagai granulasi basah. Bahan tambahan
disintegran penting dilakukan. Zat yang karagenan hasil ekstraksi alkali KOH pH
dapat digunakan sebagai disintegran 9 digunakan sebagai bahan tanbahan
yaitu zat yang memiliki sifat menarik air disintegrant dengan variasi konsentrasi
ke dalam tablet, mengembang dan 5%,10%, dan 15%, sehingga diketahui
menyebabkan tablet pecah menjadi konsentrasi optimal dari karagenan hasil
bagian-bagian. Fragmen-fragmen tablet ekstraksi KOH pH 9 sebagai disintegran
tersebut merupakan penentu kelarutan sediaan tablet.
selanjutnya dari obat dan tercapainya
biovaibilitas yang diharapkan (Lachman METODOLOGI
dkk., 1994). Alat
Zat disintegran atau zat Alat-alat yang digunakan dalam
penghancur tablet harus memenuhi penelitian ini antara lain adalah
persyaratan waktu hancur yang cepat timbangan analitik (Ohaus CP 214),
setelah tablet masuk kedalam media atau Mesh nomor 14, 16, 24, 32, 40, dan 60,
cairan gastrointestinal dimana pada disintegration tester (LPMIE), oven,

73
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

alat-alat gelas Pendukung (pyrex), jangka K-30 dikembangkan dalam aquadest dan
sorong (Mitutoyo 530-502), hardness dicampurkan sedikit demi sedikit
tester, gelas ukur 100 ml, friabilator kedalam campuran parasetamol,
roche, friksibilator roche, mesin dilakukan pencampuran hingga diperoleh
pencetak tablet mini rotary (Flight ZP-7), campuran/massa yang baik. Campuran
alat ukur kecepatan alir, stop watch, dibentuk granul menggunakan mesh
mortir, steamper, piknometer, dan nomor 14. Granul dikeringkan dalam
penggaris. oven pada suhu 50-600C. Granul
ditentukan kadar airnya dengan
Bahan menggunakan moisture analyzer, jika
Karagenan hasil ekstraksi KOH granul telah memenuhi persyaratan kadar
pH 9, parasetamol (Anqiu Lu’an air (<2%), granul dievaluasi massa siap
Pharmaceutical.Co.,Ldt.), PVP K-30 (JH cetak dan dicampur dengan fasa luar
Nanhang Life Sciences Co.,Ldt.), laktosa yang telah ditimbang (magnesium stearat
(DFE Pharma), magnesium stearat (Faci dan Cab-O-Sil). Hasil campuran dicetak
Asia Pacific Pte.,Ldt.), Cab-O-Sil menjadi tablet sebanyak 150 tablet.
(Cabot), aquadest, parafin likuid.
Evaluasi Masa Siap Cetak
Formula Tablet Uji Kecepatan Alir dan Sudut
Pembuatan tablet menggunakan Istirahat
metode granulasi basah dengan variasi Granul ditimbang dan
karagenan sebagai bahan penghancur. dimasukkan kedalam corong terpisah
Tablet dibuat sebanyak 150 tablet dengan yang lubang bawahnya ditutup,
konsentrasi paracetamol 500 mg dan kemudian diratakan, pada bagian bawah
bobot tablet 650 mg. Karagenan yang corong diberi alas. Tutup dibuka hingga
digunakan merupakan hasil ekstraksi granulmulai meluncur. Waktu yang
dari KOH pH 9 dengan variasi dibutuhkan oleh granul dicatat,
konsentrasi masing-masing karagenan kecepatan alir dihitung dengan membagi
5%, 10% dan 15%. bobot granul dengan waktu yang
dibutuhkan untuk mengalir (Voigt, 1995)
Prosedur Pencetakan
Parasetamol dan bahan Kerapatan Nyata, Kerapatan Mampat
tambahan diayak dan ditimbang sesuai dan Kompresibilitas
kebutuhan. Parasetamol, karagenan dan Kerapatan nyata ditetapkan
laktosa dicampur hingga homogen. PVP dengan menetapkan sejumlah tertentu

74
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

massa kempa ke dalam gelas ukur lalu Bobot Jenis Sejati


diukur volumenya dan dihitung Penetapan ditentukan dalam
kerapatannya dengan rumus. pikno 10 ml dengan menambahkan
cairan pendispersi yang tidak melarutkan
granul atau serbuk hitung bobot jenisnya.
Kerapatan mampat ditetapakan Diamati volumenya, selanjutnya
seperti pada kerapatan nyata, tetapi dilakukan perhitungan bobot jenis
volume serbuk dimampatkan dengan (Departemen Kesehatan RI, 2020)
cara mengetukkan gelas ukur tersebut
dengan kecepatan satu ketukan setiap Distribusi ukuran partikel
detik sampai volume serbuk konstan, lalu Granul diayak melalui 1 set ayakan uji
dihitung dengan rumus (Aulton,2002) yang disusun keatas sesuai dengan
semakin besarnya lebar jala ayakan.
Setelah melewati ayakan tersebut,
Indeks kompresibilitas adalah ditetapkan jumlah persentase sisa yang
ukuran yang menyangkut sifat serbuk tertinggal dalam setiap dasar ayakan
untuk dimampatkan sehingga merupakan melalui proses penimbangan. Hasil yang
ukuran yang menyangkut arti penting diperoleh digunakan untuk membat
deri interaksi antar partikel. Serbuk yang kurva distribusi ukuran partikel (Murtini
mudah mengalir, interaksi tersebut dkk, 2018).
umunya kurang penting sehingga
kerapatan nyata dan mampatnya hanya Evaluasi Tablet
akan sedikit berbeda. Untuk serbuk yang Keseragaman Bobot
sukar mengalir, terdapat interaksi antar Diambil 20 tablet kemudian ditimbang
partikel yang lebih besar antara kerapatan dan dihitung bobot rata-ratanya.
nyata dan kerapatan mampat. Perbedaan Selanjutnya tablet tersebut ditimbang
ini dicerminkan dalam indeks satu persatu dan dihitung persentase
kompresibilitas (Aulton,2002) masing-masing dengan syarat, tidak
boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya
menyimpang lebih dari 5% bobot rata-
Daya cetak dapat dlihat dari harga indeks ratanya dan satu tablet pun yang
kompresibilitas yang sangat tergantung bobotnya menyimpang lebih dari 10%
pada kerapatan nyata dan kerapatan bobot rata-rata nya (Departemen
mampat. Kesehatan RI, 2020).

75
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Keseragaman Ukuran Tablet tablet awal dan bobot tea bag dihitung
Diambil 20 tablet, lalu diukur diameter terlebih dahulu. Tablet yang sudah
dan tebalnya satu persatu menggunakan menyerap air diukur bobotnya selama
jangka sorong, kemudian dihitung rata- interval waktu menit ke-5, 10, 15, 20, 30,
ratanya. Kecuali dinyatakan lain garis 40, 50, dan 60. Indeks swelling dihitung
tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan dengan bantuan persamaan: (Li Liang et
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet al., 2013).
(Departemen Kesehatan RI, 2020).

*Keterangan: Wt: berat tablet pada waktu


Kekerasan Tablet
W0: berat awal tablet
Pengujian dilakukan terhadap 20 tablet,
dengan cara tabet diletakkan diantara
Pegujian Waktu Hancur
ruang penjepit kemudian dijepit dengan
Menurut Farmakope Indonesia edisi ke
memtar alat penekan, sehingga tablet
empat, pengujian waktu hancur dengan
kokoh ditempatnya dan petunjuk berada
cara 1 tablet dimasukkan pada masing-
pada skala 0, melalui putaran pada
masing tabung dari keranjang, kemudian
sebuah skrup, tablet akan pecah dan
satu cakram dimasukkan pada tiap
dibaca petunjukan skala pada alat
tabung dan jalankan alat, gunakan air
tersebut (Lachman,1994)
bersuhu 37oC ± 2oC sebagai media. Pada
akhir batas waktu seperti yang tertera
Uji Friabilitas dan Friksibilitas
dalam monografi, angkat keranjang dan
Tablet ditimbang sebanyak + 6,5 gram,
amati semua tablet: semua tablet harus
kemudian dimasukkan kedalam alat
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2
pengujian keregasan tablet. Alat
tablet tidak hancur sempurna, ulangi
dijalankan selama 4 menit, tablet yang
pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak
masih utuh ditimbang, kemudian
kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
dihitung kehilangan bobotnya.
hancur sempurna.
Kehilangan bobot yang masih
diperbolehkan tidak lebih dari 1%
HASIL DAN PEMBAHASAN
(Departemen Kesehatan RI, 2020).
Formulasi Tablet
Indeks Swelling pada tablet
Dalam proses formulasi terdapat tiga
Tablet dimasukan kedalam tea bag
variasi formula karagenan hasil ekstraksi
kemudian dimasukkan kedalam beaker
KOH pH 9 seperti pada Tabel 1, dimana
glass yang telah diisi dengan medium
konsentrasi yang digunakan pada
HCl 0,1N pada temperatur kamar. Bobot
formula adalah 5%,10% dan 15%.

76
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Tabel 1. Formula Tablet Parasetamol dengan Variasi Konsentrasi Karagenan Hasil Ekstraksi
KOH pH 9 sebagai Bahan Penghancur dengan Bobot Tablet 650 mg
Parasetamol Karagenan PVP K-30 Laktosa Magnesium Cab-O-Sil
Formula
(mg) (%) (%) (%) Stearat (%) (%)
F1 500 5 5 12 0,43 0,57
F2 500 10 5 7 0,43 0,57
F3 500 15 5 2 0,43 0,57

Tujuan penggunaan variasi keseluruhan formula memiliki nilai LOD sesuai


konsentrasi karagenan hasil ekstraksi KOH dengan nilai LOD yang dipersyaratkan yaitu 1-

pH 9 adalah untuk mengetahui konsentrasi 2% (Voight,1995). Nilai LOD yang terlalu


kecil (< 1%) akan menyebabkan permasalahan
optimum yang dapat dijadikan disintegran
dalam proses pembuatan tablet yaitu tablet
dengan karakteristik waktu hancur sesuai
menjadi rapuh karena kurangnya ikatan partikel
persyaratan Farmakope indonesia, dimana
yang terbentuk, sedangkan kelembaban yang
waktu hancur tablet terjadi kurang dari 15
terlalu tinggi dapat menimbulkan penempelan
menit setelah sediaan kontak dengan cairan
granul pada alat cetak (Siregar, 2010).
pencernaan. Metode pembuatan tablet yang
digunakan yaitu metode granulasi basah Uji Laju Alir dan Sudut Istirahat
karena metode ini dianggap lebih baik Pengujian laju alir dan sudut
dalam menghasilkan kompresibilitas dari istirahat bertujuan untuk mengetahui
granul yang dihasilkan dan menghasilkan kecepatan aliran dari massa siap kempa
homogenitas pencampuran yang lebih baik pada saat berada dalam mesin tablet,
dari metode lainnya. kecepatan dan sifat alir massa siap kempa
dipegaruhi bentuk, distribusi ukuran dan
Evaluasi Granul nilai massa siap kempa yang diukur. Jika
Uji LOD (Loss On Drying) ukuran rata-rata granul kecil, maka
Pengujian ini bertujuan untuk kecepatan alir granul baik, permukaan
mengetahui kandungan lembab dari granul. granul yang kasar akan menyebabkan
Nilai LOD dari suatu granul/massa siap cetak
penggumpalan dan gesekan yang dapat
akan mempengaruhi proses pembuatan tablet
mengurangi kecepatan alirannya yang
seperti laju alir serbuk, kekerasan tablet, waktu
berarti tarik menarik antar partikel sejenis
hancur dan stabilitas. Dari hasil pengujian LOD
semakin tinggi (Siregar, 2010).
yang tertera pada Tabel 2 diketahui bahwa

77
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Dari data Tabel 3 diketahui bahwa laju yang lebih kohesif membentuk timbunan yang
alir seluruh formula menunjukan hasil lebih lebih tinggi dan kurang menyebar (Siregar,
dari 10 g/detik. Hal ini dapat diartikan bahwa 2010).
massa siap cetak memiliki sifat alir yang sangat
baik (Aulton, 1988). Pada pengujian sudut Pengujian Bobot Jenis Sejati
istirahat diketahui bahwa keseluruhan formula Pengukuran bobot jenis sejati untuk
memiliki sudut istirahat kurang dari 250, dapat mengukur kerapatan dari bahan itu sendiri,
disimpulkan bahwa serbuk laju alir baik dalam tidak termasuk rongga dan pori-pori.
mendukung proses pencetakan tablet (Aulton, Berdasarkan Tabel 4, hasil pengujian
1988), sejumlah faktor yang mempengaruhi menunjukkan bahwa bobot jenis sejati dari
sudut istirahat suatu granul menjadi besar yaitu setiap formula memiliki nilai diatas 1, yang
dari sifat kohesi granul tersebut. Suatu serbuk dapat diartikan bahwa setiap formula secara
yang tidak kohesif mengalir baik, menyebar teoritik akan memberikan kompresibilitas yang
dan membentuk timbunan yang rendah. Bahan baik.

Tabel 2. Hasil Uji LOD dari Massa Siap Cetak Tablet Parasetamol dengan Karagenan sebagai
Disintegran
Formula Tablet Nilai LOD (%)
F1 1,57
F2 1,35
F3 1,9

Tabel 3. Hasil Laju Alir dan Sudut Istirahat dari Massa Siap Cetak Tablet Parasetamol dengan
Karagenan sebagai Disintegran
Formula Tablet Laju alir (g/detik) Sudut Istirahat (0)
FI 11,76 23,17
F2 12,5 20,8
F3 10,52 23,65

Tabel 4. Hasil Penetapan Bobot Sejati dari Massa Siap Cetak Tablet Parasetamol dengan
Karagenan sebagai Disintegran
Formula Tablet Bobot Jenis Sejati
F1 1,43
F2 1,50
F3 1,37

78
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Kompresibilitas yang dihasilkan. Berikut hasil dari pengujian


Pengujian kompresibilitas bertujuan distribusi ukuran granul dari sembilan formula
untuk mengetahui kemampuan granul untuk yang diuji. Dari gambar 1 menunjukkan bahwa
saling mengunci menjadi masa yang kompak setiap formula memiliki distribusi ukuran
pada saat pencetakan tablet. Dari Tabel 5 dapat granul yang homogen. Homogenitas ukuran
diketahui bahwa hasil pengujian semua formula granul dapat dinilai dari jumlah dominasi
memenuhi persyaratan dimana persyaratan granul yang tertahan pada mesh yaitu lebih dari
persen kompresibilitas kurang dari 16% 50%. Pada formula dengan penambahan
(Younes et al., 2018). Hal ini menunjukan karagenan 5% ukuran granul yang paling
bahwa massa siap cetak layak untuk dibuat dominan terdapat pada mesh 24, pada
menjadi tablet dan memiliki kompresibilitas karagenan konsentrasi 10% terdapat pada mesh
yang baik. Hal tersebut sesuai dengan 24 dan konsentrasi 15% dominan pada mesh
pengujian bobot sejati massa siap cetak. 60. Pada konsentrasi 15% mengindikasikan
bahwa masih banyak terdapat ukuran granul
Distribusi Ukuran Granul yang kecil. Hal tersebut dapat memepengaruhi
Distribusi ukuran granul bertujuan ikatan antar granul pada saaat dikempa dan nilai
untuk mengetahui keseragaman ukuran granul friabilitas yang dihasilkan.

Tabel 5. Hasil Penetapan Bobot Sejati dari Massa Siap Cetak Tablet Parasetamol dengan
Karagenan sebagai Disintegran.
Formula parasetamol Persen Kompresibilitas (%)
F1 7,00
F2 6,25
F3 14,03

70
60
50
Persen (%)

40
30
20
10
0
F1 F2 F3
Formula Tablet Parasetamol

mesh 14 mesh 24 mesh 32 mesh 40 mesh 60

Gambar 1. Grafik Distribusi Ukuran Granul pada Formula KOH pH 9

79
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Evaluasi Tablet hasil yang didapat memenuhi persyaratan


Uji Keseragaman Bentuk dan Ukuran tersebut.
Uji keseragaman bentuk dan ukuran
bertujuan untuk mengetahui perbandingan Keseragaman Bobot
antara diameter dengan tebal tablet dan Pengujian keseragaman bobot menurut
keseragaman tiap formula. Berdasarkan hasil Farmakope Indonesia edisi IV mensyaratkan
pengujian keseragaman ukuran pada Tabel 6, tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya
setiap formula memiliki ukuran diameter dan menyimpang lebih dari 5% bobot rata-ratanya
tebal yang seragam. Berdasarkan Farmakope dan tidak boleh ada satu tablet pun yang
Indonesia edisi IV persyaratan kecuali bobotnya menyimpang lebih dari 10% bobot
dinyatakan lain garis tengah tablet tidak lebih rata-ratanya. Hasil pengujian pada Tabel 7
1 menunjukkan tablet yang telah dicetak
dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali tebal
3
memenuhi persyaratan menurut farmakope
tablet (Departemen Kesehatan RI,1995), dan
Indonesia edisi IV.

Tabel 6. Hasil Penetapan Keseragaman Bentuk dan Ukuran dari Tablet Parasetamol dengan
Karagenan sebagai Disintegran.
Formula parasetamol Diameter (cm) Tebal (cm)
F1 1,2 0,604 + 0,005
F2 1,2 0,603 + 0,005
F3 1,2 0,609 + 0,002

Tabel 7. Hasil Penetapan Keseragaman Bobot dari Tablet Parasetamol dengan Karagenan
sebagai Disintegran.
Formula parasetamol Keseragaman Bobot (g)
F1 0,659 + 0,009
F2 0,652 + 0,004
F3 0,659 + 0,009

Kekerasan Tablet berbagai guncangan mekanik pada saat


Kekerasan tablet bertujuan untuk melihat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Dari
kekuatan tablet dalam menahan tekanan pada hasil penelitian pada Tabel 8, kekerasan tablet
saat proses produksi, pengemasaan dan memenuhi persyaratan dimana persyaratan
pengangkutan. Tablet harus mempunyai menurut ansel (1989) tekanan pada tablet
kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan sampai tablet retak dan pecah kekuatan
atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap minimum untuk tablet sebesar 4 kg/cm3.

80
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Tabel 8. Hasil Penetapan Kekerasan Tablet dari Tablet Parasetamol dengan Karagenan sebagai
Disintegran.
Formula Parasetamol Kekerasan Tablet (kg/cm3)
F1 7,55 + 0,51
F2 7,50 + 0,51
F3 6,17 + 0,94

Pengujian Friabilitas dan Fiksibilitas Pengujian Waktu Hancur


Pengujian friabilitas dan friksibilitas bertujuan Pengujian Waktu Hancur bertujuan untuk
mengetahui ketahanan tablet terhadap jatuhan mengetahui waktu pecahnya tablet dalam
dan geserkan antar tablet. Berdasarkan data kondisi sesuai dengan kondisi didalam tubuh.
Tabel 9, diketahui bahwa tablet F1 dan F2 Berdasarkan hasil yang didapat pada Tabel 10,
memenuhi syarat friabilitas dan friksibilitas, waktu hancur paling lama yaitu sebesar 28,1
sedangkan untuk tablet F3 nilai friabilitasnya menit yang dihasilkan oleh F1 dan paling cepat
memenuhi syarat namun nilai friksibilitasnya 14,8 menit yang dihasilkan oleh F3 dan untuk
tidak memenuhi syarat karena lebih dari 1%. F1 dan F2 menunjukan waktu hancur yang
Hal tersebut dapat disebabkan distribusi ukuran melebihi persyaratan waktu hancur dalam
pada F3 didominasi oleh serbuk halus sesuai Farmakope Indonesia yaitu kurang dari 15
dengan hasil pengujian distribusi ukuran granul menit. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh sifat
sehingga ikatan antar patikel tidak terbentuk dari karagenan yang memiliki bobot molekul
dengan cukup kuat. besar sehingga proses keterbasahan dari tablet
lambat. Formula yang memiliki waktu hancur
Pengujian Kapasitas Swelling Tablet sesuai dengan persyaratan farmakope adalah
Pengujian kapasitas swelling tablet dilakukan F3.
untuk mengetahui seberapa besar dan cepat
karagenan dalam tablet menyerap air kemudian SIMPULAN
pecah. Berdasarkan gambar 2, diketahui bahwa Dari hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian besar swelling terjadi pada menit ke 5, F3 Formula sediaan tablet yang
hal ini menunjukan bahwa formulasi tablet mengandung karagenan hasil ekstrasi
dengan karagenan hasil ekstraksi KOH pH 9
larutan KOH pH 9 dengan konsentrasi
memiliki kemampuan menarik air. Pada F3
15%) memenuhi persyaratan waktu hancur
dimana konsentrasi karagenan 15% diketahui
tablet oral, dan memiliki karakter fisik
bahwa kemampuan menarik air lebih tinggi dari
tablet yang cukup baik.
formula lainnya. Kemampuan menarik air ini
akan mempengaruhi lamanya waktu hancur
yang dihasilkan oleh tablet tersebut.

81
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Tabel 9. Hasil Penetapan Pengujian Friabilitas dan Friksibilitas dari Tablet Parasetamol dengan
Karagenan sebagai Disintegran.
Formula parasetamol Friabilitas (%) Friksibilitas (%)
F1 0,28 0,24
F2 0,39 0,31
F3 0,94 9,35

80
70
60
50
40
30
20
10
0
-10 ke-0 ke-5 ke-10 ke-15 ke-20 ke-30 ke-40 ke-50 ke-60
-20

F1 F2 F3

Gambar 2. Grafik Kapasitas swelling Tablet Parasetamol dengan Karagenan sebagai


Disintegran

Tabel 10. Hasil Penetapan Pengujian Waktu Hancur dari Tablet Parasetamol dengan Karagenan
sebagai Disintegran.
Formula Tablet Waktu Hancur (menit)
F1 28,1
F2 21,14
F3 10,28

DAFTAR PUSTAKA Design. New York: Churcill


Ansel, H.C.1989.”Pengantar Bentuk Livingstone.p.207.
Sediaan Farmasi: edisi Depkes RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi
IV”.Jakarta:UI Press. Enam. Depkes. Jakarta.
Aulton, Michael. 1988. Pharmaceutics: Distantina, Sperisa, Wiratni , Moh. Fahrurrozi,

The Science of Dosage From and Rochmadi. 2011.” Carrageenan


Properties Extracted From
Eucheuma cottonii, Indonesia”.

82
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

World Academy of Science, Lestari, Heni. 2017. “Optimasi Ekstraksi


Engineering and Technology Rumput Laut (Eucheuma Cottonii)
International Journal of Chemical Untuk Menghasilkan Karaginan
and Molecular Engineering.P. 489. Murni Dengan Metode Respon
Grenha, Ana., Gomes, Manuela. E., Rodrigues, Permukaan”. Fakultas Pertanian
Marcia., Santo, Vitor E., Mano, Universitas Lampung. Bandar
Joao F., Neves, Nuno M., Reis, Rui Lampung. Hal. 6
L. 2010. “Development of New Li, Liang., Wang, Linlin., Shao, Yan., Tian, Y.,
Chitosan/Carrageenan Nanopar- Li, Conghao., Li, Ying., Mao,
ticles for Drug Delivery Shirui. 2013. Elucidation of Release
Applications”. Journal of Characteristics of Highly Soluble
Biomedical Materials Research Part Drug Trimetazidine Hydrochloride
A; 92A(4), 1265–1272. from Chitosan-Carrageenan Matrix
Hudha, M. I., R. Sepdwiyanti, dan S. D. Sari. Tablets. Journal of Pharmaceutical
2012. Ekstraksi Karaginan dari Sciences; 102(8): 2644–2654.
Rumput Laut (Eucheuma spinosum) Murtini, Gloria dan Yetri Elisa,2018, Teknologi
dengan Variasi Suhu Pelarut dan Sediaan Solid, Kementrian
Waktu Operasi. Berkala Ilmiah Kesehatan Republik Indonesia.
Teknik Kimia. 1 (1) : 17–20. Jakarta. Hal. 83-94; 111-138.
Kianfar, Farnoosh., Antonijevic, Milan., Rhein-Knudsen, Nanna, Marcel Tutor Ale and
Chowdhry, Babur., Boateng, Joshua Anne S. Meyer, 2015, “Seaweed
S. 2013. Lyophilized Wafers Hydrocolloid Production: An
Comprising Carrageenan and Update on Enzyme Assisted
Pluronic Acid for Buccal Drug Extraction and Modification
Delivery Using Model Soluble and Technologies”, Department of
Insoluble Drugs. Colloids and Chemical and Biochemical
Surfaces B: Biointerfaces; 103: 99– Engineering,Technical University
106. of Denmark (DTU), Denmark.
Lachman L and Schwartz JB.1994. Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, and Marian
Pharmaceutical Dosage Forms: E Quinn. 2009. Handbook of
Tablets. 2nd ed. Bandelin FJ. Pharmaceutical Excipients: Sixth
Compressed tablets by wet Edition. Pharmaceutical Press.
granulation. In: Lieberman HA. London. p. 97; 197; 208; 518; 208.
New York, NY: Marcel Dekker, Siregar, C.J.P.2010.Teknologi Farmasi
Inc; 1989:131-193. Sediaan Tablet.Jakarta:Kedokteran
EGC.hal.34.

83
JSTFI
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Indonesia
Vol. X, No. 2, Oktober 2021 ISSN: 2303-2138

Voight, R. 1995.Buku Pelajaran Teknologi Products”, Dalian University,


Farmasi. Jakarta: Gadjah Mada China.
University Press. Younes Maged, Peter Aggett, Fernando
Yao, Ziang , Feifei Wang , Zheng Gao , Aguilar, et al. 2018. “Re-evaluation
Liming Jin and Haige Wu , of carrageenan (E 407) and
2013, “Characterization of a κ- processed Eucheuma seaweed (E
Carrageenase from Marine 407a) as food additives”. EFSA

Cellulophaga lytica strain N5-2 Panel on Food Additives and


Nutrient Sources added to Food
and Analysis of Its Degradation
(ANS).

84

Anda mungkin juga menyukai