Anda di halaman 1dari 6

PROSES PEMBUATAN DAN UJI GRANULASI BASAH

Aisya Octavia, Alifah Khalda, Amalia Paraswati, Ameika Kamalia, Amelia Nur, Amorita Azzah
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor, Mantingan,
Ngawi, Jawa Timur, Indonesia
Gmail : aisyaoctavia24@gmail.com

Abstrak
Dari sekian banyak sediaan obat dalam farmasi terdapat sediaan obat yang berbentuk
granul. Yang mana granul ini tidak dapat dikonsumsi secara langsung melainkan dikonsumsi
dalam bentuk sediaan berupa kapsul. Sediaan ini tidak dapat dikonsumsi secara langsung karena
sediaan ini berupa gumpalan-gumpalan yang tidak merata dan menjadi partikel tunggal yang lebih
besar. dalam pembuatan granul terdapat dua acara yaitu granulasi basah dan kering. Dan pada
setiap pembuatan granulasi memiliki uji yang akan diterapkan dalam setiap pembuatan granul,
maupun itu granulasi basah ataupun kering. Pada pembuatan granul dengan cara granulasi basah
ini terdapat beberapa uji diantaranya adalah uji kompresibilitas, uji kadar air, uji sudut istirahat
dan uji waktu alir.
Kata Kunci: Granul, Uji kompresibilitas, Granulasi basah

Abstract
Of the many drug preparations ini pharmacy, there are drug preparations in the form of
granules. These grnules cannot be consumed directly but are consumed in the form of capsules.
This preparation cannot be consumed directly because this preparation is in the form of lumps
that are uneven and become larger single particles. In the manufacture of granules there are two
activities, namely wet and dry granulation. And in each granulation manufacture has a test that
will be applied in every granul manufacture, whether it is wet or dry granulation, in the
manufacture of granules by wet granulation, there are several tests including the compressibility
test, water content test, angle of repose test and flow time test.
Key word: Granule, Compressibility Test, Wet Granulation
PENDAHULUAN meningkatkan sifat serbuk.
Salah satu bentuk sediaan farmasi Keuntungan granulasi basah adalah
adalah granul. Biasanya granul tidak homogentias campuran, dapat
dikonsumsi secara langsung, digunakan untuk dosis rendah,
melainkan disediakan dalam bentuk menghasilkan tablet yang lebih baik
kapsul untuk lebih memudahkan dan dapat disimpan lebih lama.
dalam pengkonsumsiannya. Namun, kekurangannya adalah biaya
Granulasi adalah pembentukan produksi yang mahal, dan hanya
partikel-partikel besar, dapat diproses dapat digunakan material yang tahan
dengan lebih lanjut menjadi bentuk panas dan kelembapan, dibutuhkan
sediaan granul, granul terbagi, kapsul ruangan, tenaga, perawatan dan
dan tablet. Tujuan proses granulasi energi yang lebih banyak, serta dalam
adalah mencegah segregasi campuran proses granulasi karena pencampuran
serbuk, memperbaiki sifat alir serbuk dekat dan intens maka kemungkinan
atau campuran, meningkatkan terjadi inkompatibilitas semakin
densitas ruahan produk, memperbaiki besar.
kompresibilitas serbuk, mengontrol Granulasi basah memerlukan massa
kecepatan obat dan memperbaiki serbuk yang diperlukan suatu pelarut
penanpilan produk. Metode granulasi atau larutan. Penggunaan pelarut
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diwajibkan mudah menguap agar
metode granulasi basah (wet dapat dibebaskan dapat dibebaskan
granulation) dan metode granulasi dengan cara pengeringan dan tidak
kering (dry granulation). Proses beracun. Dalam metode granulasi
granulasi telah dikembangkan dari basah secara tradisional massa basah
konvensional, seperti slugging. melalui ayakan untuk membuat
Granulasi basah adalah metode granul-granul basah yang dapat
granulasi yang paling banyak dikeringkan.Selanjutnya, pengayakan
digunakan dalam industri farmasi. memecah gumpalan-gumpalan granul
Proses ini melibatkan penambahan dan membedakan materi halus yang
zat cair (dengan atau tanpa bahan dapat diulangi untuk diproses lagi.
pengikat) pada serbuk untuk
membentuk granul atau
METODE PENELITIAN membentuk masa yang stabil dan
Alat dan Bahan kompak bila diberikan tekanan. Uji
kompresibilitas yang memenuhi
Cara Kerja Pembuatan Granul persyaratan menunjukkan persen
Pembuatan massa cetak metode indeks kompresibilitas dari seluruh
granulasi basah. formula yaitu kurang dari 20%. Besar
Bahan-bahan fase dalam yaitu kecilnya persen kompresibilitas
piroksikam, comprecel dan PVP K30 dipengaruhi oleh ukuran granul dan
dicampur hingga homogen, lalu bentuk granul. Semakin kecil
ditambah etanol 96% hingga kerapatan bulk yang diperoleh maka
diperoleh massa yang dapat dikepal. akan semakin baik sifat alirnya.
Massa ini kemudian diayak dengan Uji Kadar Air
ayakan mesh 14 untuk membentuk Uji kadar air pengujian kadar air
granul. Granul yang diperoleh dilakukan dengan cara memasukkan 5
dikeringkan dalam oven pada suhu g granul kedalam alat moisture
600C dalam waktu 2 jam. Granul yang analyzer. Alat diaktifikan dan
sudah kering kemudian diayak ditunggu selama 15 menit, kemudian
dengan ayakan mesh 16. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air
granul ditimbang dan dilakukan dengan suhu pemananasan 110o C
evaluasi pada granul. Selanjutkan selama 15 menit. Persyaratan kadar
ditambahkan fase luar yaitu manitol, air adalah kurang dari 2 – 4 %.
primellosse dan magnesium stearat, Sudut Istirahat
lalu dicampur hingga homogen Sudut Istirahat penetapan sudut
sampai terbentuk massa siap kempa. istirahat dilakukan dengan
Lalu dikempa menggunakan mesin menggunakan corong yang bagian
tablet single-ppunch dengan bobot atas berdiameter 12 cm, diameter
175mg. bawah 1 cm dan tinggi 10 cm. Granul
dimasukkan ke dalam corong, lalu
UJI GRANULASI dialirkan melalui ujung corong dan
Uji kompresibilitas ditentukan besar sudut istirahatnya.
Uji kompresibilitas bertujuan untuk Persyaratan : uji dikatakan memenuhi
menentukan apakah sifat bahan dapat
syarat apabila 25⁰ > α < 40⁰. α= rentang 12-16% termasuk kategori
[tan]^(-1) 2h/d baik.
Keterangan : Kadar Air
h = tinggi kerucut (cm) Hasil uji kadar air granul tablet daun
d = diameter kerucut (cm) katuk menunjukkan bahwa kadar air
α = sudut istirahat semua formula tablet yaitu F1, F2 dan
(Indonesia, 1979) F3 memenuhi persyaratan yaitu kadar
Waktu Alir air adalah kurang dari 10 % (BPOM
Waktu alir granul dimasukkan ke RI, 2014). Hasil uji kadar air granul
dalam corong setinggi 2/3 tinggi tablet ekstrak daun katuk 250 mg (F1)
corong lalu dialirkan melalui ujung menunjukkan bahwa kadar air sebesar
corong dan dihitung waktu alirnya. 1,2%, F2 (granul ekstrak daun katuk
Persyaratan: tidak lebih dari 10 detik 300 g) sebesar 1,06% dan F3 (granul
untuk 100 g granul. ekstrak daun katuk 350 g) sebesar
1,02% memenuhi persyaratan yaitu
PEMBAHASAN kurang dari 10%. Berdasarkan
Kompresibilitas gambar 4.2 menunjukkan bahwa
Uji Kompresibilitas Granul semakin tinggi ekstrak daun katuk
Kompresibilitas adalah kemampuan maka kadar air granul semakin
serbuk atau granul untuk berkurang rendah. Pengujian kadar air pada
volumenya setelah diberikan tekanan, granul ini bertujuan untuk
semakin kecil kompresibilitas granul mengetahui kandungan air pada
semakin besar daya alirnya. Hasil granul karena air dapat
evaluasi kompresibilitas granul tablet mempengaruhi lamanya
katuk menunjukkan bahwa granul penyimpanan granul, semakin tinggi
tablet ekstrak daun katuk 250 mg (F1) nilai kadar air semakin mudah pula
sebesar 12,5%, F2 (granul ekstrak sediaan ditumbuhi mikroba selama
daun katuk 300 mg) sebesar 12,5% penyimpanan
dan F3 (granul ekstrak daun katuk Sudut Istirahat
350 mg) sebesar 12,82% berdasarkan Sudut istirahat granul tablet katuk
syarat komprebilitas (tabel 3.3) pada menunjukkan bahwa granul tablet
Index Carr’s (%) kompresibilitas daun katuk F1, F2 dan F3 memenuhi
persyaratan yaitu 25⁰ > α < 40⁰. Besar Waktu air
kecilnya sudut istirahat dipengaruhi Hasil evaluasi waktu alir granul tablet
oleh kelembaban granul. Semakin katuk menunjukkan bahwa granul
kecil sudut istirahat yang terbentuk tablet daun katuk konsentrasi 250 mg
maka semakin baik sudut (FI), 300 mg (F2) dan 350 mg (F3)
istirahatnya., Sifat alir yang baik akan termasuk kategori kohesif (dapat
membuat pengisian die terpenuhi mengalir bebas) pada rentang 1,6-4
secara merata sehingga keseragaman detik menunjukkan bahwa waktu alir
bobot tablet tidak menyimpang. granul ketiga formula sudah
Sudut istirahat yang baik akan memenuhi syarat. Dari evaluasi
menghasilkan sifat alir yang baik dan kecepatan alir ini menunjukkan
sifat alir yang baik akan bahwa adanya perbedaan konsentrasi
menghasilkan keseragaman bobot ekstrak etanol daun katuk dapat
yang baik. Selain konsentrasi ekstrak mempengaruhi kecepatan alir granul.
daun katuk dan ukuran partikel, sudut Hasil evaluasi waktu alir granul tablet
istirahat juga dapat dipengaruhi oleh katuk menunjukkan bahwa granul
diameter corong yang digunakan dan tablet daun katuk memenuhi
jarak antara corong ke permukaan. persyaratan yaitu dengan waktu alir
Dalam mengevaluasi sudut istirahat tidak lebih dari 10 g/detik. Pengujan
ketiga formula, jarak antara corong ke sifat alir granul ini berkaitan dengan
permukaan tidak sama, hal ini yang keseragaman bobot yang akan dibuat.
membuat tinggi dan diameter Granul dengan sifat sangat sukar
timbunan granul antar formula mengalir akan menghambat proses
berbeda. Semakin kecil sudut istirahat pengisian ruang cetak
dapat menggambarkan granul yang Formulasi Tablet Dari Ekstrak Biji
baik karena mempunyai kohesifitas Pala (Myristica Fragrans Houtt)
kecil, sehingga kemampuan alir Bebas Miristisin Dan Safrol Dengan
granul menjadi baik. Suatu granul Metode Granulasi Basah(Fitri, 2016)
dengan sifat alir yang baik akan lebih
mudah dicetak dan menghasilkan
kompresibilitas tablet yang baik
(Mindawarnis & Hasanah, 2017).
KESIMPULAN Siregar JP, &. W. S., 2010.
Teknologi Farmasi Sediaan
Salah satu bentuk sediaan farmasi
Tablet. Jakarta: EGC.
adalah granul, Granulasi adalah Siregar, C., 2008. Teknologi Farmasi
Sediaan Tablet : Dasar–Dasar
pembentukan partikel-partikel besar,
Praktis. Jakarta: Penerbit Buku
dapat diproses dengan lebih lanjut Kedokteran EGC.
menjadi bentuk sediaan granul,
granul terbagi, kapsul dan tablet.
Granulasi basah adalah proses yang
melibatkan penambahan zat cair pada
serbuk untuk membentuk granul,yang
melewati beberapa uji yakni, uji
kompresibilitas, uji kadar air, uji
waktu alir dan uji sudut istirahat.

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1994. Farmasetika.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Aulton, M., 2002. Pharmaceutics:
The Science of Dosage Form. 2
ed. London, United Kingdom:
197-210.
Fitri, Y. A., 2016. Formulasi Tablet
Dari Ekstrak Biji Pala
(Myristica Fragrans Houtt)
Bebas Miristisin Dan Safrol
Dengan Metode Granulasi
Basah. Journal of
Pharmaceutical Science and
Technology, 5(2), p. 15.
Indonesia, D. K. R., 1979.
Farmakope Indonesia. 3 ed.
Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Lachman, L. H. d. J. K., 1994. Teori
dan Praktek Farmasi Industri.
Volume 3.
Nguyen, 2010. Effect of formulation
hydrophobicity on drug
distribution in wet granulation.
Chemical Engineering Journal.

Anda mungkin juga menyukai