Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

MODUL I

KURVA LAJU PENGERINGAN

Nama : Fathima Az Zahro

NIM : K100190132

Kelas :I

Hari/Tgl Praktikum : Senin, 22 Maret 2021

Pengampu : apt. Hanidya Fidela U., S.Farm

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021
A. Tujuan
Untuk mengetahui proses perubahan kandungan air dalam granul akibat perlakuan panas
selama proses pengeringan.

B. Tinjauan Pustaka
Pengeringan adalah proses menghilangkan cairan dari suatu zat/bahan menggunakan
panas, dan dicapai dengan memindahkan cairan dari permukaan ke dalam suatu fase uap yang
tidak jenuh. Definisi ini berlaku unruk menghilangkan sejumlah kecil air dari zat/bahan yang
mengandung lembab. Pengeringan paling umum digunakan dalam pabrik farmasi sebagai
suatu unit proses dalam pembuatan granul yang kemudian diracik dalam ruah atau diubah
atau menjadi tablet atau kapsul. Pengeringan juga dapat digunakan untuk mengurangi ruah
dan bobot sehingga biaya transportasi dan penyimpanan obat diturunkan.
(Siregar, 2010)

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat granul
(butiran kasar), karena serbuk yang halus todak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka
dibuat granul agar mudah (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak
(capping). Cara membuat granul ada dua macam:
1. Cara basah
2. Cara kering atau disebut slugging atau pre-compression.
(Anief, 1998)

Kurva laju pengeringan umum memiliki tiga fase utama; fase pengeringan awal, fase
dimana laju pengeringan terutama konstan, dan fase akhir dimana laju pengeringan menurun
(fase laju jatuh). Selama fase utama, penghilangan uap air dari tetesan berada pada laju
hampir konstan yang mewakili laju tertinggi yang dicapai selama sejarah penguapan. Laju
penguapan yang konstan ini menghasilkan suhu permukaan tetesan yang hampir konstan
dengan suhu bola basah yang mewakili suhu tetesan. Selama fase ini, sebagian besar
kelembaban tetesan dihilangkan. Permukaan tetesan dipertahankan pada saturasi oleh migrasi
kelembaban dari dalam tetesan ke permukaan. Sebaliknya, selama fase laju jatuh, laju migrasi
kelembaban terbatas pada laju pengeringan yang menyebabkan penurunan laju pengeringan
keseluruhan. Kadar air permukaan tidak lagi dipertahankan dan suhu tetesan naik.
(Parikh, 2010)
C. Alat dan Bahan
Alat:
 Priring petri 6 pasang
 Almari pengering
 Ayakan
 Moisture balance
 Neraca
Bahan:
 Laktosa 100g
 Amilum manihot 100g
 Mucilago amilum (7,5%) qs

D. Cara Kerja Skematis


Ditimbang piring petri kosong

Ditimbang bahan sesuai formula, aduk a.d homogen

Dibuat mucilago amilum 7,5% sebanyak 50mL

Ditambahkan ke dalam campuran sampai massa granul yang baik, kemudian diayak dengan
ayakan no. 12 mesh

Ditimbang granul basah 25g, dimasukkan ke dalam piring petri. (Sebanyak 6 kali)

Dimasukkan 6 piring petri ke dalam almari pengering. Dikeringkan dalam suhu 60 oC dalam
keadaan terbuka.

Dikeluarkan piring petri dari almari pengering setelah waktu tertentu dalam keadaan
tertutup, didinginkan, ditimbang.

Dihitung MC setiap waktu pengeringan. Dilakukan uji %MC untuk granul pada petri hari ke
1 dan 3 menggunakan alat moisture balance.

Anda mungkin juga menyukai