Anda di halaman 1dari 5

RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

“ DYSCALCULIA ”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar
Dosen Pengampu : Juwita Finayanti, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
DILLA AMELIA_2102103002

KELOMPOK 1 :

1. Maghfira Ratu P (2102103001)


2. Dilla Amelia (2102103002)
3. Arsyil Sephia Hayati (2102103022)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


A. PENGERTIAN DYSCALCULIA
Dyscalculia tidak sama dengan prestasi rendah dalam matematika. (Emerson et.al.,
2010) Dyscalculia merupakan kesulitan dalam belajar atau memahami aritmatika,
seperti kesulitan dalam memahami angka, kesulitan belajar bagaimana memanipulasi
angka, dan fakta matematika. Kesulitan belajar ini umumnya dipandang sebagai
kelainan perkembangan yang spesifik. Hal ini merupakan kesulitan belajar yang
mempengaruhi kemahiran dan keterampilan pada anak normal kebanyakan.

Adapun beberapa karakteristik dyscalculia ini antara lain:


a. Kesulitan menghitung dan mengukur;
b. Kesulitan menmbedakan angka;
c. Kesulitan dalam membedakan dan menulis bangun;
d. Kesulitan membedakan dan menulis tanda dan simbol matematika;
e. Kesulitan mengikuti prosedur matematika;
f. Kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika;
g. Lambat dalam memahami konsep matematika;
h. Kesulitan dalam perpindahan dari 1 prosedur ke prosedur lainya;
i. Kesulitan untuk menghubungkan dan membandingkan sistem operasi matematika;
j. Kesulitan merekam dan mengingat kosep matematika;
k. Buruk dalam memahami kolom dan bentuk2;
l. Kesulitan dalam operasi matematika.

Dyscalculia dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya permasalahan dalam
pengamatan mata secara visual-spasial, adanya permasalahan dalam pendengaran oleh
telinga terkait dengan proses auditori konsep, lemah dalam memperhatikan, adanya
permasalahan dalam memori, kelemahan dalam pemrosesan informasi, mengalami
kesulitan motorik, adanya kesulitan dalam mengorganisir informasi, adanya masalah
dalam pemahaman konsep dan simbol, adanya masalah perkembangan kognitif, serta
adanya masalah medis yang dialami siswa tersebut.

Hornigold (2015) mengungkapkan beberapa penyebab dyscalculia antara lain adanya


faktor genetik, kelainan otak, kurang maksimalnya kinerja dari memory individu,
serta adanya faktor ganguan dari lingkungan seperti konsumsi alkohol berlebih dan
kelahiran secara prematur.

Akibat dideritanya dyscalculia oleh siswa antara lain munculnya kesulitan dalam
menghitung, kesulitan dalam mempelajari pemecahan masalah khususnya
menyangkut matematika, dan kesulitan dalam mengukur, mengkonsep, merancang,
mendesain dan mengatur berbagai bangun dalam ruang dan media seni. Selain itu
adanya kesulitan dalam menerapkan, memahami dan merancang berbagai prosedur-
prosedur yang sifatnya berurutan.
B. STRATEGI PENANGANAN

Setelah dijelaskan mengenai apa itu dyscalculia pada poin selanjutnya maka perlu
diketahui bahagaimana strategi penanganan dyscalculia. Penanganan ini dimulai dari
bagaimana cara mengidentifikasi dyscalculia.

Adapun beberapa cara untuk mengidentifikasinya, yaitu :


a. Laporan atau meminta laporan guru matematika, fisika dan ilmu hitung lainya
terkait hasil belajar siswa tersebut;
b. Mengidentifikasi pola-pola/ kategori kesulitan yang dihadapi;
c. Mengenali kemampuan dasar matematikanya;
d. Memahami kemampuan memprediksi hasil dari siswa;
e. Memahami kemampuan mengorganisir objek;
f. Mengenali kesulitan dalam menghitung;
g. Memahami kreasi siswa dalam memikirkan dan mengidentifikasi berbagai
jalan yang ditemukan siswa dalam menyelesaikan masalah matemtika.

Setelah proses identifikasi selesai, selanjutnya adalah mendiagnosis data yang telah
didapat dari proses identifikasi kemudian merancang layanan BK belajar sesuai
dengan kesulitan belajar tersebut. Setelah itu menciptakan pendekatan dan lingkungan
yang nyaman selama proses layanan berlangsung, mendiskusikan masalah
dyscalculia. Perlu adanya kolaborasi dengan orang tua siswa dan guru mata pelajaran
terkait. Jika dirasa dari hasil tersebut masih kurang maksimal perlu diadakan referal
kepada pihak lain yang berwenang, seperti Psikolog.

Secara khusus strategi pendekatan kepada siswa yang mengalami dyscalculia yang
dapat dilakukan yaitu:
a. Menggunakan kertas bergrafis pada siswa yang kesulitan mengorganisir ide
dalam kertas;
b. Berlatih menemukan perbedaan angka angka dan simbol-simbol matematika
dengan mengunakan berbagai media;
c. Mengenalkan keterampilan baru dengan menggunakan contoh-contoh yang
nyata dan aplikatif dalam kehidupan seharihari;
d. Berlatih menyelesaikan masalah matematika mulai dari yang sederhana;
e. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan matematika yang dapat merangsang
keterampilan kognitifnya.

C. CONTOH KASUS DYSCALCULIA DISEKOLAH


Kasus ini terjadi pada siswa kelas X IPA SMA Al Wafi Islamic Boarding School (Egi
Adha Juniawan : 2021) yaitu banyaknya siswa mengalami kesulitan belajar
matematika. Kesulitan belajar matematika merupakan suatu kondisi, seseorang tidak
mampu belajar matematika dengan baik terkait dalam menyebutkan hal-hal yang
diketahui dan yang ditanyakan, kalkulasi, serta penerapan rumus.
Kesulitan siswa ini dalam mengerjakan soal disebabkan oleh berbagai macam faktor,
baik faktor dari dalam diri maupun faktor dari luar diri (Jamal, 2014). Faktor dari
dalam diri dapat berupa kurangnya motivasi, kurang minat siswa terhadap materi
tersebut, bakat siswa tidak dalam pelajaran matematika, pola pikir siswa sudah
menganggap matematika itu sulit dan lain sebagainya (Raharti & Yunianta, 2020).
Faktor dari luar diri biasanya kondisi lingkungan belajar, teman yang malas,
dukungan keluarga dan lainnya (Layn & Kahar, 2017).

 Tanda – tanda anak dyscalculia


Anak-anak yang mengalami dyscalculia biasanya juga tidak memahami proses
matematis, yang ditandai dengan kesulitan mengerjakan tugas yang melibatkan
angka atau simbol matematis. Sehingga kesulitan belajar matematika itu
berkaitan dengan menjelaskan konsep, menyebutkan contoh dan bukan contoh,
pemahaman konsep, penggunaan simbol, kalkulasi (berhitung), penerapan
konsep, serta pemahaman soal cerita

 Tindakan yang dapat dilakukan oleh konselor


Disini konselor bekerjasama dengan guru matematika dengan harapan dapat
memahami kesulitan siswanya dalam matematika. Salah satu cara yaitu dapat
dicoba dengan mengadakan penilaian kepada setiap siswa sehingga dapat
diketahui apakah siswa tersebut mengalami kesulitan atau tidak. Hal itu bertujuan
agar anak yang mengalami kesulitan berhitung tidak mengalami kendala dalam
proses belajar dan dapat diberikan penanganan yang tepat untuk anak yang
mengalami kesulitan dalam matematika tersebut. Semakin dini ditemukan anak
yang mengalami kesulitan berhitung di sekolah dasar regular maka akan lebih
cepat anak tersebut mendapatkan penanganan dari guru (Bintoro & Wijiastuti,
2016).
Menurut (Trieni, 2018) pada pembelajaran matematika harus disesuaikan dengan
jenis dan penyebab kesulitan belajar siswa juga lebih bersifat individual sehingga
siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Juniawan, E. A. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Dyscalculia dalam


Menggunakan Konsep Matematis di Lihat dari Kesalahan Menyelesaikan Soal
Logaritma. Jurnal Multidisiplin Madani, 1(3), 269-286.

Emerson, J., Babtie, P., & Butterwort, B. (2010). The Dyscalculia Assessment. New
Zealand: Bell & Bain, Ltd.

Hornigold, J. (2015). DYSCALCULIA: Pocketbook. UK: Teachers’ Poocketbook.

Jamal, F. (2014). Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
pada Materi Peluang Kelas XI IPA SMA. In Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1).

Raharti, A. D., & Yunianta, T. N. H. (2020). Identifikasi Kesalahan Matematika Siswa


SMP Berdasarkan Tahapan Kastolan. Journal of Honai Math, 3(1), 77– 100.

Layn, M. R., & Kahar, M. S. (2017). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Cerita Matematika. Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN), 03(02), 59–145.

Bintoro, F. A., & Wijiastuti, A. (2016). Prevalensi Anak Kesulitan Berhitung di SD:
Asesmen Matematika Berbasis Kurikulum. Jurnal Pendidikan Khusus. 2(1).

Trieni, P. (2018). The Difficulties Of Students In Learning Mathematics By Using


Development Learning Sequences Approach In SD Negeri No. 08 Koto Berapak
Kecamatan Bayang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Scholastic, 2(1), 39–49.

Setiaputri, N. Y. (2021), Bimbingan dan Konseling Belajar Teori dan Aplikasinya: edisi 1.
Bandung. CV. Media Sains Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai