Anda di halaman 1dari 184

KELOMPOK KOMPETENSI J

MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (PJOK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

“TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN


PENGEMBANGAN SOAL”

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN BIMBINGAN KONSELING
2018
KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci
keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun
proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas
dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus
perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu
pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan kompetensi
guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui Uji
Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun
2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam
penguasaan pengetahuan pedagogik dan profesional. Peta kompetensi guru tersebut
dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG
diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru paska UKG sejak tahun 2016 dan akan dilanjutkan
pada tahun 2018 ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan
sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui Moda Tatap Muka.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK)


dan, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK) merupakan Unit
Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang
bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan
kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan
tersebut adalah modul Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Guru moda tatap muka untuk semua mata pelajaran dan
kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas
kompetensi guru.

Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Pendidikan


dan Pelatihan Guru ini untuk mewujudkan Guru Mulia karena Karya.

Jakarta, Juli 2018


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,
TTD
Dr. Supriano, M.Ed.
NIP. 196208161991031001
KATA PENGANTAR

Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas, baik oleh pemerintah
maupun pemerintah daerah. Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian adalah
peningkatan kompetensi guru. Peran guru dalam pembelajaran di kelas merupakan
kunci keberhasilan untuk mendukung prestasi belajar peserta didik. Guru yang profesional
dituntut mampu membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat
menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Dalam rangka memetakan kompetensi guru, pada tahun 2015 telah dilaksanakan Uji
Kompetensi Guru (UKG) secara sensus. UKG dilaksanakan bagi semua guru, baik yang
sudah maupun yang belum bersertifikat untuk memperoleh gambaran obyektif sebagai
baseline kompetensi profesional maupun pedagogik guru, yang ditindaklanjuti dengan
program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru dan Tenaga
Kependidikan pada tahun berikutnya sampai dengan tahun ini.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan


Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK) sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK), tahun 2018 ini berupaya menyiapkan program dan perangkat
berupa modul pembelajaran PKB untuk guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
dan guru Bimbingan Konseling, yang dikembangkan untuk moda tatap muka semua
kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program PKB pada tahun 2018 ini
dapat memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi
guru.

Mari kita sukseskan program PKB dengan mengimplementasikan “belajar sepanjang hayat”
untuk mewujudkan “guru mulia karena karya” dalam mencapai Indonesia Emas 2045

Bogor, Agustus 2018


,

1
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
(PJOK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

KELOMPOK KOMPETENSI J

PEDAGOGI:
PENGEMBANGAN POTENSI,DAN MODIFIKASI MATERI

Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAHUN 2018

2015
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Penulis:
1. Abdullah, S.Pd., (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
2. Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd., (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)

Penelaah:

1. Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta)
2. Drs. Suroto, MA, Ph.D. (Dosen Universitas Negeri Surabaya)

Ilustrator:
Tim Layouter PPPPTK Penjas dan BK

Copyright © 2018
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

2
2
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI …………………………………………………………….................. i
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….................. ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….................. iii

PENDAHULUAN ………………………………………………………….………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………..…..………….. 1
B. Tujuan ……………………………………………………………….…..……......... 2
C. Peta Kompetensi …………………………………………………........................ 3
D. Ruang Lingkup ………………………………………………………….………..... 4
E. Cara Penggunaan Modul ………………….………………………….………... 4

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PENGEMBANGAN POTENSI DAN


AKTUALISASI DIRI PESERTA DIDIK …………………………..………………... 10
A. Tujuan ………………………………………………………………….………….. 10
B. Indikator ………………………………………………………………….……….. 10
C. Uraian Materi ………………………………………………………….………..... 10
D. Aktivitas Pembelajaran ………………………………………………………….. 37
E. Latihan/ Kasus /Tugas ………………………………………………………….. 38
F. Rangkuman ………………………………………………………………………. 39
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………….………….. 40
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: EVALUASI PEMBELAJARAN
PJOK………......................................................................................................... 41
A. Tujuan ……………………………………………………………………….…….. 41
B. Indikator ………………………………………………………………….……….. 41
C. Uraian Materi ……………………………………………………………….…….. 41
D. Aktivitas Pembelajaran …………………………………………………….……. 52
E. Latihan/ Kasus /Tugas ……………………………………………….…….……. 52
F. Rangkuman ………………………………………………………………….…… 57
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………….………...... 57
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: MODIFIKASI MATERI
PEMBELAJARAN…………………………………………………………................... 59
A. Tujuan ……………………………………………………………………….…….. 59
B. Indikator ………………………………………………………………….……….. 59
C. Uraian Materi …………………………………….............................................. 59
D. Aktivitas Pembelajaran …………………………………………………….……. 66
E. Latihan/ Kasus /Tugas ……………………………………………….………...... 67
F. Rangkuman ………………………………………………………………….….... 69
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………….…….…..... 70
EVALUASI ………………………………………………………………….……….....
71
KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………....
78
PENUTUP ………………………………………………………………….…….…….
79
GLOSARIUM …………………………………………………………………….…….
80
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………............
81

i
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1 Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga .. 15

ii
ii
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1 Pemetaan Kompetensi ........................................................... 3
Gambar 2 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .................................... 4
Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh .................................. 5
Gambar 4 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In ..................... 7
Gambar 5 Hubungan antara kehidupan nyata dengan mata pelajaran .... 13

iii
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru dan tenaga kependidikan


diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan mampu secara terus menerus memelihara,
meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan Guru akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang
dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan Guru baik secara mandiri maupun kelompok.
Khusus untuk pembinaan karier dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga
pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat pembinaan karier dilaksanakan oleh PPPPTK dan
LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat
tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta
diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari
secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk
mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.

Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan Penguatan Pendidikan


Karakter, modul dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
diintegrasikan dalam lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu
religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Kelima nilai utama tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang ada pada modul.

Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan teknologi informasi dan


komunikasi dalam segala kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran.
Dunia kerja menuntut perubahan kompetensi, kemampuan berpikir kritis

1
1
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

(critical thinking), komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration),


dan berpikir kreatif (creative thinking) menjadi kompetensi penting dalam
memasuki kehidupan abad 21. Sekolah dituntut mampu menyiapkan peserta
didik memasuki abad 21.

Perkembangan pelaksanaan kurikulum 2013 banyak mengalami


pembaharuan dan penyesuaian terhadap perkembangan dunia abad 21.
Dalam mengimplementasikan pembelajaran, guru harus menyesuaikan
dasar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Permendikbud Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga
diharapkan peserta didik selain memiliki pertama, kompetensi berpikir
kritis/memecahkan masalah, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi (4C),
kedua, kualitas karakter, yaitu bagaimana menghadapi lingkungan yang
terus berubah, meliputi iman dan taqwa, cinta tanah air, rasa ingin tahu,
inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi, kepemimpinan, dan kesadaran
sosial dan budaya, ketiga, literasi dasar, yaitu bagaimana menerapkan
keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari meliputi literasi bahasa dan
sastra, literasi numeracy (berhitung), literasi sains, literasi digital, literasi
keuangan, dan literasi budaya dan kewarganegaraan

Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi


pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu
mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter khususnya
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dan mengimplementasikan
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan perkembangan abad 21.

B. Tujuan
Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami
materi terkait pengembangan kompetensi keprofesionalan guru agar
Saudara semakin mampu mengembangkan kompetensi dasar yang harus
dimiliki oleh peserta didik serta berbagai aspek pengembangan kompetensi
yang mendukung profesionalitas Saudara. Oleh karena itu Saudara
diharapkan mampu memahami materi tentang pengembangan potensi dan
aktualisasi diri peserta didik, materi tentang prinsip-prinsip penilaian, dan
materi tentang modifikasi pembelajaran.

2
2
2
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

C. Peta Kompetensi

Mengembangkan potensi dan aktualisasi diri peserta didik,


mengevaluasi, dan memodifikasi materi pembelajaran PJOK
dengan menerapkan prinsip kemandirian dan gotong-royong

Mengembangkan potensi dan Mengevaluasi pembelajaran PJOK


aktualisasi diri peserta didik

Memodifikasi materi pembelajaran


PJOK

1. Mengidentifikasi konsep 1. Menganalisis hasil


pengembangan potensi dan penilaian pembelajaran
aktualisasi diri peserta didik 2. Memaknai hasil penilaian
2. Menngidentifikasi jenis kegiatan pembelajaran evaluasi
pengembangan potensi dan pembelajaran
aktualisasi diri peserta didik 3. Melakukan pelaporan
3. Mengidentifikasi penyusunan program dan tindak lanjut Hasil
pengembangan potensi dan penilaian pembelajaran
aktualisasi diri peserta didik
4. Mengidentifikasi pelaksanaan program
pengembangan potensi dan
aktualisasi diri peserta didik
5. Evaluasi program pengembangan 1. Mengidentifikasi materi yang akan
potensi dan aktualisasi diri peserta dimodifikasi
didik
2. Memodifikasikan materi pembelajaran
sesuai dengan prinsip dan prosedur yang
benar

Gambar 1. Pemetaan Kompetensi

3
3
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang program pengembangan potensi dan aktualisasi diri,
analisis hasil penilaian, makna hasil penilaian, evaluasi hasil penilaian, dan
pelaporan hasil penilaian pembelajaran, serta modifikasi materi
pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul


Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan platihan moda tatap muka
penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanakan secara
terstruktur pada satu kurun waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang


dapat dilihat pada alur dibawah.

4
4
4
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta
diklat untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi


pedagogik J fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai
peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai
dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

5
5
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai


dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara
langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta
lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi,
malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian
materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada
peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan


sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan
dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review
materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan


tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan
layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan
fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan
utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In
Service Learning 2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat
tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.

6
6
6
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat
pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan
kepada peserta diklat untuk mempelajari :

1) latar belakang yang memuat gambaran materi

2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

5) langkah-langkah penggunaan modul

b. In Service Learning 1 (IN-1)


1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi
pedagogik J, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai

7
7
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat


sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai
peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun
berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada
fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang
secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan
menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming,
simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada
IN1.Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif
menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana
pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)


1. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi
pedagogik J guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang
telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai
peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai
bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada
peserta.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di
sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang
telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau
instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada
aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode
praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang
secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja
melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai
dengan kegiatan pada ON.

8
8
8
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk
tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas
bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi
berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan
tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan
layak tes akhir.
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi pedagogik J teridiri
dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-
aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman
materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan


oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode Nama LK Keterangan


LK
1. LK.01. Pengembangan TM, IN1
potensi Peserta Didik
2. LK.02. Evaluasi Pembelajaran TM, ON
3. LK.03. Modifikasi Pembelajaran TM, ON
Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning 1
ON : Digunakan pada on the job learning

9
9
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PENGEMBANGAN POTENSI DAN
AKTUALISASI DIRI PESERTA DIDIK

A. Tujuan
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini
peserta diklat dapat mengidentifikasi konsep, jenis, menyusun, melaksanakan,
dan mengevaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri
peserta didik secara terperinci, serta menunjukkan perilaku mandiri dan
gotong royong.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mengidentifikasi konsep pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik
di Sekolah Menengah Atas secara terperinci dengan menunjukan perilaku mandiri
dan gotong royong.
2. Mengidentifikasi jenis kegiatan pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta
didik di Sekolah Menengah Atas secara terperinci menunjukan perilaku mandiri
dan gotong royong.
3. Mengidentifikasi penyusunan program pengembangan potensi dan aktualisasi diri
peserta didik di Sekolah Menengah Atas secara terperinci menunjukan perilaku
mandiri dan gotong royong.
4. Mengidentifikasi pelaksanaan program pengembangan potensi dan aktualisasi diri
peserta didik di Sekolah Menengah Atas secara terperinci menunjukan perilaku
mandiri dan gotong royong.
5. Evaluasi program pengembangan potensi dan aktualisasi diri peserta didik di
Sekolah Menengah Atas menunjukan perilaku mandiri dan gotong royong.

C. Uraian Materi
1. Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik

Pendidikan berjalan setiap saat dan di segala tempat. Setiap orang, baik
anak-anak maupun orang dewasa mengalami proses pendidikan, lewat
apa yang dijumpai atau apa yang dikerjakan. Walaupun seorang individu
tidak mendapat pendidikan yang sengaja diberikan, baik formal maupun
informal, secara alamiah setiap orang akan terus belajar dari
lingkungannya, meskipun derajat keterdidikannya bisa berbeda.

10
10
10
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Mungkin akan muncul pertanyaan, apa sebenarnya manfaat pendidikan,


khususnya pendidikan jasmani dalam dikaitkan dengan potensi dan
aktualisasi diri? Pendidikan sebagai suatu sistem pada dasarnya
merupakan suatu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman
tersebut di atas. Oleh karena itu secara filosofis pendidikan diartikan
sebagai proses perolehan pengalaman belajar yang berguna bagi peserta
didik. Pengalaman belajar tersebut diharapkan mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki peserta didik, sehingga siap digunakan untuk
memecahkan problem kehidupan yang dihadapinya. Pengalaman belajar
yang diperoleh peserta didik diharapkan juga mengilhami mereka ketika
menghadapi problema dalam kehidupan sesungguhnya (Senge, 2000).

Secara historis pendidikan sudah ada sejak manusia ada di muka bumi.
Ketika kehidupan masih sederhana, orang tua mendidik anaknya secara
langsung, atau anak belajar kepada orang tua atau orang lain yang lebih
dewasa di lingkungannya tanpa perantaraan sekolah; seperti cara makan
yang baik, cara membersihkan badan, bahkan tidak jarang anak belajar
dari alam sekitarnya. Anak-anak belajar bercocok tanam, berburu dan
berbagai kegiatan kehidupan keseharian lainnya. Intinya anak belajar agar
mampu menghadapi tugas-tugas kehidupan, mencari pemecahan untuk
menyelesaikan dan mengatasi masalah yang dihadapi sehari-hari.

Ketika kehidupan makin maju dan kompleks, masalah kehidupan dan


fenomena alam kemudian diupayakan dapat dijelaskan secara keilmuan.
Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang
keilmuan diterjemahkan menjadi mata pelajaran/mata kuliah/mata diklat di
sekolah. Walaupun demikian sebenarnya tujuan pendidikan tetap saja
sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi
permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih
cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan.

Mata pelajaran di sekolah memiliki fungsi untuk menjelaskan fenomena


alam dan kehidupan sehingga lebih mudah difahami dan lebih mudah
dipecahkan problemanya. Dengan kata lain, mata pelajaran adalah alat
untuk membentuk kecakapan/kemampuan, atau yang sering juga disebut
potensi, yang dapat membantu mengembangkan dan memecahkan serta
mengatasi permasalahan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, muncul

11
11
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

pula istilah kecakapan hidup, yaitu kecakapan untuk memecahkan


masalah-masalah aktual kehidupan, yang tentunya kecakapan tersebut
harus dapat dimunculkan melalui usaha pendidikan formal, yang akhirnya
membentuk tuntutan pendidikan kecakapan hidup. Semua mata pelajaran,
termasuk penjas, tentu harus memiliki kemampuan untuk membekali dan
mengembangkan kecakapan hidup tersebut bagi anak-anak yang
dididiknya.

Landasan yuridis pendidikan kecakapan hidup mengacu pada UU Nomor


2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (1)
dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan
bagi peranannya di masa yang akan datang. Jadi pada akhirnya tujuan
pendidikan adalah membantu peserta didik agar nantinya mampu
meningkatkan dan mengembangkan potensi dirinya sebagai pribadi yang
mandiri, sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara. Dengan
demikian mata pelajaran yang Saudara asuh pun harus dipahami sebagai
alat, dan bukan sebagai tujuan. Artinya, sebagai alat untuk
mengembangkan potensi peserta didik, agar pada saatnya siap digunakan
untuk bekal hidup dan kehidupan, bekerja untuk mencari nafkah dan
bermasyarakat.

Bagaimanakah hubungan antara kehidupan nyata dengan mata


pelajaran? Pertanyaan tersebut wajar diajukan mengingat apa yang
diajarkan di sekolah adalah pelajaran-pelajaran yang sepertinya tidak ada
hubungannya dengan peranan seseorang dalam kehidupan nyata. Jika
yang dituntut untuk dikembangkan pada diri individu peserta didik adalah
seperangkat kemampuan untuk mampu mengarungi kehidupan, bukankah
seharusnya yang diajarkan dan diujikan di sekolah adalah tema-tema
kehidupan nyata?
Jawaban para ahli terhadap pertanyaan di atas ditunjukkan melalui
gambar di bawah ini:

12
12
12
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

KEHIDUPAN LIFE SKILL MATA PELAJARAN


NYATA

menunjukkan arah dalam pengembangan kurikulum

menunjukkan arah kontribusi hasil pembelajaran


Gambar 5: Hubungan antara kehidupan nyata dengan mata
pelajaran

Gambar 1 di atas menunjukkan skema hubungan antara kenyataan hidup,


kecakapan hidup dan mata pelajaran. Anak panah dengan garis putus-
putus menunjukkan alur rekayasa kurikulum, yang meliputi beberapa
tahap.

Pada tahap awal dilakukan identifikasi kecakapan hidup yang diperlukan


untuk menghadapi kehidupan nyata di masyarakat. Kecakapan hidup yang
teridentifikasi, kemudian diidentifikasi pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang mendukung pembentukan kecakapan hidup tersebut. Tahap
selanjutnya diklasifikasikan dalam bentuk tema-tema/pokok bahasan/topik,
yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran. Dari sisi pemberian bekal
bagi peserta didik ditunjukkan dengan anak panah bergaris tegas, yaitu
apa yang dipelajari pada setiap mata pelajaran diharapkan dapat
membentuk kecakapan hidup yang nantinya diperlukan pada saat yang
bersangkutan memasuki kehidupan nyata di masyarakat.

Dari pemahaman tersebut, sekali lagi, mata pelajaran atau mata kuliah
adalah alat, sedangkan yang ingin dicapai adalah pembentukan
kecakapan hidup. Kecakapan hidup itulah yang diperlukan pada saat
seseorang memasuki kehidupan sebagai individu yang mandiri, anggota
masyarakat dan warga negara. Kompetensi yang dicapai pada mata
pelajaran hanyalah kompetensi antara untuk mewujudkan kemampuan
nyata yang diinginkan, yaitu kecakapan hidup.

Persoalannya, bagaimanakah kecakapan hidup yang disinggung secara


panjang lebar di atas mampu ditingkatkan melalui program pendidikan
jasmani dan olahraga? Benarkah pelajaran pendidikan jasmani dan
olahraga mampu membekali kecakapan hidup kepada peserta didik-
peserta didik yang mengikuti pelajaran penjas dan kegiatan olahraga
secara teratur? Syarat apakah yang harus dipenuhi agar penjas dan

13
13
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

olahraga yang selama ini lebih banyak mengakibatkan sebagian besar


peserta didik kecewa dan diperbodohkan mampu berperan dalam
menumbuhkan potensi kecakapan peserta didik secara bermakna?
Untuk itu, marilah kita bahas dulu konsep potensi dan aktualisasi diri yang
dimaksud dalam modul ini.

a. Konsep Potensi

Potensi mengandung arti sesuatu yang kita miliki saat ini yang dapat
dikembangkan menjadi kemampuan atau kecakapan yang lebih baik di
masa-masa mendatang. Setiap anak memiliki potensi yang sangat kaya
ketika mereka lahir dan ketika mereka memasuki usia sekolah. Potensi
ini ada yang diwariskan dari orang tua dalam bentuk keistimewaan yang
dibawanya sejak lahir, ada pula yang merupakan pola asuhan atau
pendidikan ketika dirinya masih menjadi seorang anak kecil sampai
dirinya siap masuk sekolah. Semua pengasuhan dan semua
pembimbingan tersebut, baik yang diperolehnya dari orang tua,
keluarga, guru atau siapapun yang ditemuinya, akan membentuk
potensi yang siap dikembangkan lagi lebih lanjut di masa-masa
berikutnya. Dan potensi ini menggejala dalam berbagai jenis atau
bidang, seperti dalam hal kecerdasan intelektual, kecerdasan numerikal,
kecerdasan moral, emosional, bahkan kecerdasan sensorimotor (atau
yang sering juga disebut bersifat gerak dan fisikal). Semakin dirinya
terlibat dengan lebih banyak dan terarah dalam suatubidang, maka
potensi di bidang tersebut akan semakin membesar.

b. Motivasi

Siapapun yang pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan
menyadari bahwa bahan dasar yang menentukan pembelajaran yang
baik adalah motivasi anak atau yang sedang belajar. Orang yang
memiliki motivasi tinggi, biasanya akan melakukan upaya yang cukup
besar, lebih sadar dalam dan selama proses belajar, serta bersedia
untuk berlatih atau belajar dalam waktu yang lebih lama. Individu yang
tidak termotivasi untuk belajar tidak akan berusaha dengan baik,
sehingga hanya melakukannya dengan setengah hati.

14
14
14
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Satu cara efektif yang dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan


motivasi anak adalah melibatkan mereka dalam proses penetapan
tujuan (goal setting). Kunci dari sifat motivasinya adalah relevansi
pribadi dan orientasi proses. Ketika anak diberi kesempatan untuk
memilih tujuannya sendiri dan kemudian didorong untuk mengevaluasi
keberhasilannya dalam mencapai tujuan, mereka selalu dalam posisi
untuk melihat dirinya sebagai pembelajar yang kompeten.

c. Pengalaman Masa Lalu

Guru sering menggunakan konsep pengalihan belajar (transfer of


learning) untuk merancang pengalaman belajar. Pada dasarnya, semua
anak membawa pengalaman belajarnya masing-masing ke dalam
situasi belajarnya. Jika, di antara pengalaman-pengalaman yang sudah
pernah dipelajari tersebut berisi elemen yang menyerupai dengan yang
sedang dipelajari, guru dapat memanfaatkan keserupaan tersebut untuk
membantu anak dalam pembelajaran. Misalnya, anak yang ingin belajar
keterampilan soft ball, bisa diingatkan terhadap tugas lain yang mirip
yang sudah dipelajari, seperti kasti, bola bakar, atau rounders.

Tabel 1: Contoh Kesamaan dalam Elemen Identik dari Dua Olahraga


Aktivitas Elemen Gerak Elemen Elemen
Perseptual Konseptual
Tenis dan Rotasi bahu Pelacakan pemilihan pukulan
Badminton sebelum pukulan visual thd bervariasi
bola dan
cock
Hoki dan Menjaga Interpretasi Memelihara jarak
Sepak bola keseimbangan akurat ttg tepat dengan
ketika bergerak dan gerakan teman seregu
ketika memanipulasi lawan
obyek.

Elemen gerakan berkaitan dengan pola-pola gerak dari aksi yang


bervariasi. Misalnya, lemparan bola softball dan lemparan pancing di
kolam atau di laut melibatkan pola gerak yang benar-benar serupa.
Karenanya, guru dapat mengingatkan anak-anak yang sudah memiliki
pengalaman melempar bola softball bahwa melempar pancing itu sama
dengan melempar bola softball. Sedangkan bagi anak yang tidak

15
15
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

memiliki pengalaman sebelumnya, dapat didorong untuk berlatih


lemparan tersebut agar memiliki perasaan gerak yang lebih baik dalam
mempelajari lemparan pancingnya.

d. Kemampuan (abilities)

Semua anak mewarisi berbagai kemampuan yang berbeda yang akan


memungkinkannya berhasil dalam mempelajari berbagai keterampilan
gerak. Misalnya, anak yang mewarisi koordinasi yang baik dalam
gerakan otot-otot kasarnya, diperkirakan akan mengalami sukses yang
lebih besar dalam aktivitas olahraga yang juga didasari oleh koordinasi
yang baik. Tidak diragukan lagi, bahwa anak yang memiliki kemampuan
dasar yang baik pada tugas gerak atau olahraga yang dipelajarinya
akan berhasil menjadi atlet yang baik pula nantinya jika mendapat
pelatihan yang baik. Sedangkan bagi anak yang kemampuannya
rendah, tujuan pembelajarannya tidak perlu diarahkan pada peningkatan
prestasi elit, tetapi bisa lebih bersifat rekreasi, dengan keharusan
menekuninya secara lebih tinggi karena memerlukan waktu yang lebih
lama dari anak yang kemampuan awalnya baik.

e. Kecakapan Hidup
Lalu kecakapan apakah yang benar-benar diperlukan agar anak dapat
menempuh kehidupan dengan berhasil. Para ahli merumuskan bahwa
kecakapan hidup sebenarnya amat bervariasi, dan bahkan dapat
dikembangkan dalam bidang-bidang tertentu. Artinya, ketika seorang
anak terlibat dalam pendidikan yang baik, meskipun yang dipelajari
adalah bidang yang khusus seperti penjas, pada dasarnya penjas pun
harus dapat atau harus menyebabkan kecakapan hidup dari anak tetap
meningkat. Secara lebih khusus para ahli percaya bahwa potensi penjas
dalam pengembangan kecakapan hidup ini lebih ke arah
pengembangan apa yang disebut kecakapan yang bersifat generik.
Pengembangan keterampilan generic dalam pendidikan jasmani dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
1) Kecakapan Bekerjasama (Kolaborasi)
Pemecahan masalah, perencanaan dan pembuatan keputusan
dalam kelompok kecil memerlukan kecakapan kolaborasi, yaitu,

16
16
16
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

kecakapan dalam hal mendengarkan, menghargai, berkomunikasi,


bernegosiasi, membuat kompromi, ketegasan kepemimpinan,
membuat penilaian, serta mempengaruhi dan memotivasi orang
lain. Peserta didik dengan kecakapan ini akan dapat terlibat secara
efektif dalam tugas dan kerja-kelompok serta bekerja dengan anak
lain. Pada tahap berikutnya, peserta didik akan dapat membentuk
hubungan yang saling menguntungkan.

Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Contoh implementasi


Kurikulum Sekolah dalam Pendidikan Jasmani

Pengertian Hubungan Kerja Peserta didik:


Peserta didik akan belajar untuk:  Belajar peranan dan
 Menjelaskan dan menerima tanggung jawab yang
berbagai peranan dan tanggung berbeda-beda sebagai
jawab anggota individual dalam pemain, pimpinan regu,
suatu tim dan memiliki keinginan pelatih, serta wasit dalam
untuk mengikuti aturan tim. permainan beregu.
 Mengakui bawa individu serta  Mengembangkan rasa
kelompok harus menerima tanggung jawab pribadi
konsekuensi dari tindakannya dan semangat regu
masing-masing melalui olahraga dan
kompetisi
 Memahami pengaruh
penampilan perorangan
pada penampilan regu.
Mengembangkan sikap yang Peserta didik:
menyumbang pada hubungan kerja  Secara aktif
yang baik mengekspresikan dan
Peserta didik akan belajar untuk: mengkomunikasikan
 Terbuka dan responsif pada kepercayaan dan
gagasan orang lain; menghargai pendapat pribadi serta
dan mendorong dan mendukung menerima dan
gagasan dan usaha orang lain. memandang positif
 Aktif dalam diskusi dan mengajukan pandangan sesama
pertanyaan pada orang lain, juga teman dalam
dalam bertukar, menegaskan, mengerjakan tugas
mempertahankan, serta memikirkan bersama, sehingga dapat
kembali gagasan. menyelesaikan tugas
 Menghargai perbedaan dan secara mulus..
menghindari stereotipe dan  Menerima prestasi orang
berkukuh mempertahankan lain, menghargai hak
penilaian dini sebelum fakta orang lain, dan
terungkap. memahami perasaan
 Berkemauan menyesuaikan perilaku orang lain ketika
mereka agar sesuai dengan berpartisipasi dalam
dinamika kelompok dan situasi yang aktivitas fisik dan
berbeda. olahraga.
Mencapai hubungan kerja yang efektif Peserta didik:
Peserta didik akan belajar untuk:  Memaksimalkan
 Memilih strategi dan rencana secara kekuatan dan
bersama-sama untuk menuntaskan memperbaiki kelemahan

17
17
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Jabaran Hasil yang Diharapkan dari Contoh implementasi


Kurikulum Sekolah dalam Pendidikan Jasmani

tugas kelompok. pemain perorangan


 Memahami kekuatan dan untuk meningkatkan
kelemahan anggota serta penampilan kelompok.
mengembangkan kemampuan  Merangkum pandangan
tersebut untuk memaksimalkan yang berbeda melalui
potensi kelompok. diskusi dan negosiasi,
 memandu, menegosiasi dan serta mengadopsi
membuat kompromi dengan anak strategi yang tepat untuk
lain. memaksimalkan potensi
 Merefleksi dan mengevaluasi regu.
strategi yang digunakan oleh
kelompok dan membuat
penyesuaian yang dipandang perlu.

2) Kecakapan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus
menerus di mana dua atau lebih orang berinteraksi untuk mencapai
tujuan atau hasil yang diharapkan. Dalam mempelajari cara
berkomunikasi yang efektif, peserta didik harus belajar berbicara,
mendengar, membaca serta menulis secara efektif disesuaikan
dengan siapa dia berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat
yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sesuai dengan
tujuan dan konteks komunikasinya. Mereka harus menggunakan
informasi yang tepat dan relevan serta mengaturnya secara
sistematis dan logis untuk audiens yang dihadapi. Mereka juga harus
mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka serta mengidentifikasi
langkah-langkah perbaikannya.

Tahapan Jabaran Hasil yang Contoh implementasi


Usia Diharapkan dari Kurikulum dalam Pendidikan Jasmani
Sekolah

18
18
18
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Tahapan Jabaran Hasil yang Contoh implementasi


Usia Diharapkan dari Kurikulum dalam Pendidikan Jasmani
Sekolah
Peserta didik akan belajar Peserta didik:
untuk:  mendiskusikan pengaruh
 mendengar dan membaca sponsor komersial pada
secara kritis, serta promosi olahraga dengan
berbicara dan menulis cara logis dan
dengan lancar untuk meyakinkan.
berbagai tujuan dan  bertindak sebagai
berbagai jenis audiens. reporter olahraga
 menggunakan cara yang sekolah.
Tahapan remaja

tepat untuk berkomunikasi


untuk memberi informasi,
membujuk, mendebat dan
menyenangkan serta
mencapai hasil yang
diinginkan.
 Menilai secara kritis
keefektifan komunikasi
mereka.
 memecahkan konflik dan
memecahkan masalah
dengan pihak lain untuk
menyelesaikan tugas.

3) Kreativitas
Kreativitas adalah konsep yang penting tetapi bersifat abstrak.
Konsep ini sudah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda.
Beberapa pihak mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk
menghasilkan gagasan yang orisinil dalam menghadapi persoalan.;
sedangkan yang lain melihatnya sebagai suatu proses. Namun
demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai suatu kualitas
kepribadian juga. Kreativitas merupakan suatu konssep yang
kompleks dan multimuka. Dalam diri individu, perilaku kreatif
dipandang sebagai hasil dari suatu kecakapan kognitif yang
kompleks, faktor kepribadian, motivasi, strategi, dan kecakapan
metakognitif.

Iklim kondusif untuk kreativitas: Menghargai sesuatu yang baru dan


tidak umum, memberikan tantangan, menghargai individualitas dan
keterbukaan, mendorong timbulnya diskusi terbuka, absennya
konflik, memberikan waktu untuk berpikir, mendorong keyakinan dan
kemauan untuk mengambil resiko, menghargai dan mendukung
gagasan-gagasan baru, dsb.

19
19
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi dalam


Diharapkan Pendidikan Jasmani
Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:
 Memperkuat kemampuan dan  Mengekspresikan diri melalui
kemauan kreatif mereka: gerak-gerak dasar dan gerak
kelancaran, keaslian, tari, seperti tari daerah, tarian
kelenturan, elaborasi, kepekaan anak-anak,dan tarian kreatif.
pada persoalan, merumuskan  Mengkreasi rangkaian gerakan
masalah, visualisasi, imaginasi, dalam senam kependidikan.
berpikir analogis, analisis,  mentransfer keterampilan
sintesis, evaluasi, transformasi, melempar pada aksi memukul
intuisi, berpikir logis, dll. pola dengan alat seperti raket
 Mengembangkan sikap-sikap atau bat.
kreatif dan ciri-cirinya:  Melatih ‘latihan mental’ pada
imaginasi, keingintahuan, shooting dalam basket untuk
keyakinan diri, penilaian memperbaiki penampilannya.
mandiri, kemauan kuat dan  Meningkatkan kepekaan
komitmen, toleransi untuk estetika melalui menonton
perbedaan, keterbukaan pada pertunjukan senam dan
gagasan baru dan tak biasa, pertunjukan tarian.
penundaan penilaian,  Merancang slogan untuk tim
penyesuaian, keinginan cheer leader dan merancang
mengambil resiko logis, dll. program untuk acara festifal
 Menggunakan dan menerapkan atau hari olahraga.
model Pemecahan Masalah  Menggunakan ‘peta mental
Kreatif dan teknik berpikir atau “mental map” untuk
kreatif: brainstorming, teknik merancang rencana kompetisi
berpikir 4 W 1 H (What, Why, olahraga.
When, Where, How) , daftar
ciri-ciri, checklist gagasan,
sinektik, dan mind mapping, dll.

Keterangan:
 Kelancaran: Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan sebagai
jawaban pada permasalahan, pertanyaan atau tugas yang terbuka.
 Kelenturan: Kemampuan untuk mengambil pendekatan yang berbeda
pada suatu tugas atau persoalan, berpikir tentang gagasan dalam
kategori yang berbeda, atau memandang suatu situasi dari sudut
pandang yang berbeda.
 Keaslian/Orisinalitas: Keunikan, tidak sama dalam pemikiran dan
tindakan.
 Elaborasi: Kemampuan untuk menambahkan detil pada gagasan
tertentu, mengembangkan dan menghiasi atau menyempurnakan suatu
gagasan.
 Kepekaan pada masalah: Kemampuan untuk menemukenali masalah,
mendaftar kesulitan, mendeteksi informasi yang hilang, dan
mempertanyakan banyak pertanyaan yang baik.

20
20
20
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

 Perumusan masalah: Kemampuan untuk 1) menemukenali masalah


yang sesungguhnya, 2) mengisolasi aspek penting dari suatu masalah,
3) memperjelas dan menyederhanakan masalah, 4) menemukenali sub-
masalah, 5) mengajukan perumusan masalah alternatif, dan 6)
mendefinisikan masalah secara umum.
 Visualisasi: Kemampuan untuk membayangkan dan menghayal, ‘melihat’
sesuatu dalam ‘mata pikiran’ dan secara mental memanipulasi citra dan
gagasan.
 Berpikir analogis: Kemampuan meminjam gagasan dari satu konteks dan
menggunakannya dengan cara yang berbeda, atau kemampuan untuk
meminjam cara pemecahan masalah dan menggunakannya pada
masalah lain.
 Transformasi: Kemampuan untuk menyesuaikan sesuatu untuk
digunakan secara baru, melihat makna baru, implikasi, dan aplikasi, atau
merubah suatu obyek atau gagasan ke dalam gagasan baru secara
kreatif.
 Mendaftar ciri-ciri: Suatu teknik berpikir kreatif yang meliputi tindakan
membuat daftar semua ciri-ciri penting dari suatu benda dan
mengusulkan perubahan atau perbaikan yang mungkin dalam berbagai
ciri.
 Sinektik (Synectics): Mempersatukan elemen-elemen yang secara jelas
tidak berhubungan menjadi satu. Teknik ini memanfaatkan analogi dan
metapora untuk membantu anak menganalisis masalah dan membentuk
sudut pandangan yang berbeda.

4) Kecakapan Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah proses penarikan makna dari data atau
pernyataan yang diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan ketepatan
dari pernyataan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk
menciptakan dan menilai argumen. Berpikir kritis adalah
mempertanyakan dan membuktikan penilaian yang kita buat, apakah
harus dipercaya atau tidak.
Pengambilan keputusan pada hakekatnya sebagai proses
pemecahan masalah secara mandiri. Oleh karena itu kedua istilah
tersebut berada dalam ranah yang sama, yaitu mengembangkan
kecakapan berpikir siswa dengan indikator seperti di bawah ini.

21
21
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

a) Siswa merumuskan pernyataan masalah


b) Siswa menghimpun informasi untuk memecahkan masalah
yang telah dirumuskannya.
c) Siswa menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah.
d) Siswa menetapkan keputusan memilih satu prioritas
pemecahan masalah yang terbaik, yaitu yang memiliki resiko
terkecil.
e) Siswa pemecahan masalah dengan mengemukankan
berbagai pendapat dan pandangan untuk menjawab
masalah mereka secara secara kritis.
Berpikir kritis memiliki merancang program stratejik, yaitu merancang
langkah-langakah perbaikan dengan menggunakan sumber daya
yang siswa kuasai dan memanfaatkan sumber daya yang ada di
sekitar lingkungannya untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan.

5) Kecakapan dalam Teknologi Informasi


Kecakapan dalam teknologi informasi meliputi kemampuan untuk
menggunakan TI tersebut untuk mencari, menyerap, menganalisis,
mengolah, serta menyajikan informasi secara kritis dan cerdas. Di
samping itu, TI akan memotivasi dan memberdayakan para peserta
didik untuk belajar pada tingkat kemampuan dan kecepatan mereka
sendiri dan membantu mereka mengembangkan pembelajaran
mandiri, yang akan bermanfaat dalam hidup mereka.

Contoh Implementasi
Tahapan Deskripsi Pembelajaran yang
dalam Pendidikan
Usia Diharapkan
Jasmani

22
22
22
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Contoh Implementasi
Tahapan Deskripsi Pembelajaran yang
dalam Pendidikan
Usia Diharapkan
Jasmani
Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:
• memperbaiki produktivitas diri. • browsing informasi di
• menggunakan dan menganalisis web page olahraga
informasi. favorit.
Tahapan remaja 12-18 tahun • menghasilkan penyajian/ • menggunakan kamera
presentasi multimedia. video digital dan alat
• memadukan penggunaan TI lain untuk
sebanyak mungkin peralatan TI menganalisis
untuk memenuhi tugas khusus. keterampilan
• memilih dan menerapkan olahraga, serta
peralatan TI yang tepat dalam menyajikannya di
berbagai aspek pembalajaran, kelas.
seperti pemanfaat e-book,
gadget, dsb.

6) Kecakapan Numerik
Kecakapan Numerik mencakup kemampuan untuk menampilkan
penghitungan dasar, dengan menggunakan konsep matematik dasar
dalam situasi praktis, membuat perkiraan yang masuk akal,
memahami makna grafik, table dan konsep bilangan dalam bahasa,
mengolah data, menangani uang dan menginventarisir barang.

Contoh Implementasi
Tahapan Deskripsi Pembelajaran yang
dalam Pendidikan
Usia Diharapkan
Jasmani

23
23
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:


• memecahkan masalah yang • menggunakan hasil-
melibatkan angka dan symbol hasil statistic untuk
dengan menggunakan bukti menghitung sumber
kuantitatif dan alat yang tepat. daya manusia,
• menilai ketepatan alat dan

Tahapan remaja 12-18 tahun


anggaran, tempat
strategi untuk mengumpulkan, serta waktu untuk
mengolah, serta menyajikan penyelenggaraan
informasi kuantitatif. aktivitas dan
• menyesuaikan diri pada kompetisi olahraga
tuntutan matematika baru sekolah.
dalam kondisi yang berlainan • menggunakan table
sesuai kebutuhan. norma untuk
• menggunakan informasi memeriksa dan
kuantitatif untuk pengaturan menganalisis hasil
dan rencana pribadi serta tes kebugaran
untuk memahami jasmani serta
permasalahan sosial. merancang program
latihan individu.

7) Kecakapan Memecahkan Masalah


Pemecahan masalah meliputi penggunaan keterampilan berfikir
untuk memecahkan masalah atau kesulitan. Proses demikian
mempersatukan fakta tentang permasalahannya dan menetapkan
jalan tindakan terbaik.

Key
Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi dalam
Stage
Diharapkan Pendidikan Jasmani

24
24
24
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:


• mengenali kompleksitas • merumuskan rencana jangka
permasalahan dan mencari panjang dan jangka pendek
informasi yang tepat untuk untuk memperbaiki keterampilan
memecahkannya. olahraga dan membina minat
Tahapan remaja 12-18 tahun
• merumuskan strategi yang tepat dalam hidup untuk berpartisipasi
untuk memperoleh hasil yang dalam aktivitas fisik.
optimal, mempertimbangkan • menyelidiki fasilitas olahraga di
tujuan jangka panjang dalam dan di luar sekolah dalam
maupunnjangka pendek. mengelola kompetisi antar kelas,
• memonitor dan menggambarkan untuk memaksimalkan partisipasi
secara kritis kemajuan dalam • merancang metode pendaftaran
pemecahan masalah. yang praktis dan efektif,
• menilai keseluruhan strategi dan pelaksanaan program, dan
mengantisipasi permasalahan mempersiapkan alokasi tugas
yang mungkin timbul di masa ketika membantu sekolah dalam
depan sebagai konsekuensi mengelola hari olahraga.
pemilihan pemecahannya.

8) Kecakapan Pengelolaan Diri


Kecakapan pengelolaan diri merupakan hal penting untuk
membangun self esteem dan untuk penyelesaian tujuan. Peserta
didik yang telah menguasai kecakapan pengelolaan diri memahami
perasaan mereka sendiri dan mempertahankan keseimbangan
emosinya. Mereka bersifat positif dan proaktif terhadap tugas.
Mereka mampu menetapkan tujuan yang tepat, membuat rencana
dan berinisiatif melakukan aksi untuk mencapainya. Mereka
mengatur waktu, uang dan sumber lainnya. Mereka dapat menahan
tekanan (stress) dan menerima ketidakpastian.

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi


Diharapkan dalam Pendidikan
Jasmani
Peserta didik akan belajar untuk: Peserta didik:
• menilai perasaan mereka • menetapkan tujuan
sendiri, kekuatan, kelemahan, untuk berpartisipasi
kemajuan dan tujuan mereka dalam aktivitas jasmani
(self assessment) sesuai dengan
• menimbang aspek-aspek kebutuhannya,
penampilan mereka, sikap dan mengembangkan satu
perilaku dalam rangka merubah gaya hidup aktif untuk
atau meningkatkan hasil menghilangkan stress

25
25
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Deskripsi Pembelajaran yang Contoh Implementasi


Diharapkan dalam Pendidikan
Jasmani
berikutnya. (self-reflection). dan mengendalikan
• merasa yakin dengan penilaian emosi.
dirinya, penampilan dan • menilai penampilan
kemampuannya olahraga mereka dan
(selfconfidence). menemukan cara
• membuat keptusan yang baik memperbaikinya.
dan pilihan yang aman dalam • merasa yakin diri dan
mencapai tujuan dan berani untuk
melaksanakan tugas, menghadapi tantangan
mengembangkan kebiasaan ketika berpartisipasi
baik serta memelihara gaya dalam aktivitas jasmani
hidup yang sehat (self- dan pertandingan.
discipline). • memotivasi diri mereka
• bekerja dalam kondisi yang sendiri dalam aktivitas
tidak biasa, menekan dan tidak jasmani dan
menyenangkan, menerima menunjukkan
perubahan dan ide baru serta semangat pantang
dapat menangani perbedaan menyerah untuk
dan mengatasi ketidakpastian berlatih secara teratur.
(adaptability). • menunjukkan
• membuat keputusan dan sportivitas dalam
memulai tindakan dengan cara aktivitas jasmani dan
mereka sendiri serta menikmati mentransfer semangat
kepuasan dari usaha sendiri pada kehidupan sehari-
(self-motivation) hari.
• menjaga janji dan memenuhi
kewajiban (responsibilities).
• mengontrol emosi dan impuls
serta menjaga keseimbangan
emosi (emotional stability).

9) Kecakapan Belajar
Kecakapan belajar membantu meningkatkan keefektifan dan efisiensi
dalam belajar. Kecakapan ini memperkuat kebiasaan belajar,
kemampuan dan sikap yang mendukung pembelajaran seumur
hidup.

10) Nilai dan Sikap


Nilai dan sikap positif merupakan hal penting dalam
perkembangan manusia yang seutuhnya. Hal itu menjadi
semacam dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Meskiupun

26
26
26
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

tidak bersifat komprehensif, pembelajaran yang difokuskan pada


pengembangan nilai dan sikap dalam pelajaran Penjas dapat
dilihat dari table di bawah ini.
Tahapan Fokus Pembelajaran
Usia
Peserta didik:
• mengeksplorasi budaya bangsa kita melalui
kegiatan olahraga dan Penjas.
• menerapkan keterampilan tertentu untuk memikul
Tahapan remaja 12-18 tahun

tanggung jawab dalam kompetisi dan pelajaran


Penjas.
• menuntaskan hak dan kewajiban ketika
berpartisipasi dalam Penjas dan olahraga di
sekolah dan di masyarakat.
• menghargai budaya olahraga dari Negara yang
lain serta menyadari pengaruhnya terhadap sikap
warganya.
• menerapkan ciri teguh dan pantang menyerah
dalam kehidupan sehari hari, mengatur emosi dan
menerima tantangan hidup ketika menghadapi
kesulitan.

Adalah penting bagi para guru untuk melakukan reformasi


terhadap kurikulum Penjas ini dengan memprioritaskan
reinforsmen pada lima konsep dari nilai dan sikap, yaitu: identitas
dan kebanggaan nasional, tanggung jawab, komitmen,
penghargaan pada orang lain, serta sikap pantang menyerah. Hal
ini penting, mengingat selama ini pendidikan jasmani dan
olahraga kita hampir-hampir tidak pernah diarahkan pada kelima
aspek di atas, karena masih lebih banyak bermain-main di tahap
wacana.

Melalui keikutsertaan dalam pelajaran Penjas yang baik, yang


sudah diarahkan oleh guru pada upaya mengangkat peranan
Penjas secara lebih tegas lagi, maka dapat dipastikan kelima
konsep di atas dapat diwujudkan. Guru dapat menanamkan dan
menuai nilai-nilai dan sikap tersebut pada dan dari peserta didik,
baik melalui jalur kegiatan Penjas di sekolah maupun aktivitas
olahraga di luar sekolah. Beberapa contoh kegiatan dapat dilihat
dari table di bawah ini:

27
27
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Nilai dan Contoh Perilaku Contoh Implementasi dalam


Sikap dalam Olahraga Pendidikan Jasmani
Menghormati Merancang upacara yang khusuk
simbol bangsa seperti menaikkan bendera
nasional dan menyanyikan lagu
kebangsaan dalam kegiatan
kompetisi di sekolah.
Identitas &
Memahami Mengetahui pengaruh dan
Kebanggaan
peranan dampak menjadi tuan rumah
Nasional
Indonesia dalam penyelenggaraan Olimpiade pada
pertandingan perkembangan Penjas, olahraga,
internasional politik, ekonomi dan budaya
Indonesia.
Secara aktif Menghadiri dan menuntaskan
berpartisipasi seluruh kegiatan atau kompetisi
dalam kegiatan yang diikuti. Bertanggung jawab
dan dapat secara menyelesaikan tugas pembagian,
layak pengumpulan dan merapikan
Tanggung menyelesaikan kembali perlatan Penjas.
Jawab tugas yang (Implementasinya melalui Model
diberikan Helisson)

Memprogramkan Berpartisipasi dalam program


dan pengembangan kebugaran
melaksanakan jasmani dan system
gaya hidup sehat penghargaannya. Merancang dan
dan aktif mencapai target individu dalam
kegiatan jasmani.
Kegiatan jasmani Berkemauan mewakili kelas dan
dan kompetisi sekolah dalam kompetisi
olahraga.
Komitmen Membantu dalam Secara aktif berpartisipasi dan
mempromosikan menyelenggarakan aktivitas fisik
dan di dalam maupun di luar sekolah.
menyelenggaraka Peserta didik senior mengarahkan
n aktivitas Penjas peserta didik yuniornya dalam
aktivitas olahraga.
Mentaati Menghargai penilaian wasit dalam
peraturan dan pertandingan dan menunjukkan
ketentuan serta sikap sportivitas.
Menghargai menunjukkan sifat
Orang Lain fair play
Menerima Menerima dan menghargai
kekuatan dan prestasi teman seregu dan
kekurangan orang anggota regu lawan.
lain
Mencoba usaha Mencoba hal terbaik dalam
terbaik menyelesaikan tes dan
pengukuran kebugaran jasmani
Pantang dan mencapai target yang

28
28
28
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Nilai dan Contoh Perilaku Contoh Implementasi dalam


Sikap dalam Olahraga Pendidikan Jasmani
Menyerah ditetapkan.
(Implementasinya melalui Model
Perspektif Sejarah Tokoh
Olahraga)
Menerima Berpartisipasi dalam berbagai
tantangan sulit jenis program kebugaran
dan berusaha bersertifikat dan berusaha keras
keras mencapai untuk mencapai hasil yang lebih
target baik.
(Implementasinya melalui Model
Perspektif Sejarah Tokoh
Olahraga)

2. Jenis Kegiatan Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik


Meskipun saat ini kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam kondisi
serba keterbatasan, namun perlu diupayakan cara-cara yang dianggap
masih wajar untuk menfasilitasi peserta didik-peserta didik berbakat untuk
mengekspresikan keberbakatannya. Upaya-upaya yang diduga dapat
diterapkan adalah dengan pengembangan program Kompetisi Olahraga
Ektra-kurikuler olahraga, Penjas Harian (Daily Physical Education), Model
Kelas Olahraga, dll. Apa yang akan diuraikan dalam bagian ini adalah
bagian dari Kegiatan Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta
Didik melalui Penjas dan Olahraga di Sekolah.
a. Program Kompetisi
Sekolah seharusnya mampu membangkitkan sebuah dorongan untuk
terbangunnya iklim berolahraga di sekolah. Satu kenyataan bahwa
sekolah kita, khususnya di Sekolah Dasar, iklim itu sudah mulai hilang,
padahal iklim tersebut di jaman dulu sudah terkembangkan dengan baik.
Iklim tersebut adalah iklim kompetisi olahraga sekolah, dari mulai
kompetisi antar kelas (Class Meeting), hingga kompetisi antar sekolah
(Schools Meeting). Kompetisi seharusnya menjadi program sekolah dan
merupakan kewajiban bagi semua sekolah, untuk minimal
menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah
tersebut, atau lazim di sebut program intramural. Bahkan kalau mungkin
sekolah yang bersangkutan mampu (menciptakan) menyelenggarakan
program kompetisi ekstramural (antar sekolah) dengan bekerja sama
dengan sekolah lain yang bertetangga atau dalam satu wilayah di

29
29
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

sebuah kota. Tidak perlu melibatkan banyak sekolah, dua atau tiga
sekolah yang sepakat untuk menyelenggarakan kompetisi ini sudah
dipandang mencukupi.
b. Kompetisi Antar Kelas
Dalam konteks pembinaan jiwa bertanding dan pengembangan nilai-
nilai sportivitas, di Sekolah Menengah Atas perlu sekali dikembangkan
apa yang disebut Kompetisi Antar Kelas. Namun dalam kaitan ini,
kompetisi ini bukan hanya mempertandingkan sekolah-sekolah yang
memiliki kelas olahraga (lihat uraian berikutnya tentang Kelas
Olahraga), tetapi melibatkan sekolah-sekolah yang memiliki program
ekskul olahraga. Bagi peserta didik dari Kelas Olahraga, kompetisi
semacam ini diperlukan untuk membangkitkan rasa kebanggaan
mereka, agar secara luas, mereka dikenal sebagai anggota kelas
olahraga yang ada di sekolah itu. Sedangkan bagi peserta didik yang
non-kelas olahraga, keterlibatan mereka akan menjadi semacam
pendorong semangat untuk berkenalan dan mengetahui keberhasilan
program ekstra kurikuler olahraga di sekolah mereka.

c. Kompetisi Antar Sekolah


Kompetisi antar sekolah sebenarnya merupakan perluasan dari
kompetisi antar kelas yang terjadi di lingkungan sekolah masing-masing.
Panitia untuk kompetisi antar sekolah ini adalah hendaknya dibentuk
oleh disdik kota/kabupaten dibantu oleh guru-guru penjas dari setiap
sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi antar sekolah ini dibatasi
hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu.

Karena jumlah SMP di satu kecamatan biasanya tidak terlalu banyak,


maka kompetisi antar sekolah benar-benar melibatkan semua sekolah
yang ada di lingkungan kecamatan tersebut.

Adapun jenis kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan tentu perlu
dipertimbangkan dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu
berbeda-beda jumlahnya antar kecamatan), sehingga agenda dan
waktu yang tersedia dapat disesuaikan.

d. Model Kelas Olahraga


Komponen utama dari model ini adalah (1) pemberdayaan sekolah
sebagai sentra pembinaan olahraga prestasi yang terintegrasi dengan

30
30
30
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

pelayanan kependidikan lainnya, (2) pemberdayaan masyarakat


pendidikan, masyarakat olahraga, dan pemerintah daerah, untuk
bersama-sama mewujudkan satu sentra pembinaan olahraga yang
terintegrasi dengan layanan kependidikan dalam satu wadah sekolah, di
mana para peserta didik berbakat digabungkan dalam satu atau
beberapa kelas yang disebut kelas olahraga.

Dikaitkan dengan kepentingan sistem keolahragaan nasional (SKN),


banyaknya potensi atlet berprestasi dari kalangan pelajar dan lahirnya
kebijakan Kelas Olahraga ini merupakan langkah awal dan modal dasar
untuk membuka sebuah jalur khusus, yang dapat dipandang sebagai
suatu sub-sistem keolahragaan nasional. Oleh sebab itu,
perwujudannya perlu direncanakan secara strategis melalui usaha-
usaha pengkajian yang tepat.

Dari sisi pengertian, Kelas Olahraga adalah sebuah model pembinaan


yang dilaksanakan di sekolah target yang melibatkan sekelompok
peserta didik yang teridentifikasi “berbakat” olahraga (memiliki
keunggulan olahraga) dalam lingkup sekolah. Dengan model ini, tugas
peserta didik dari anggota Kelas Olahraga yang paling utama adalah
mengikuti proses pembinaan olahraga, tetapi dengan tidak
meninggalkan kewajiban mereka dalam bidang akademiknya.

1) Penetapan Rencana Strategis Kelas Olahraga


a) Standar Sarana dan Prasarana
Dari sisi sarana dan prasarana, Kelas Olahraga diharapkan
memiliki standard minimal yang menyamai standard yang baik,
minimal untuk satu atau beberapa cabang olahraga. Oleh karena
itu, secara bertahap, sarana dan prasarana keolahragaan di
sekolah yang bersangkutan dapat terus ditingkatkan serta
dipertahankan kualitasnya, syukur-syukur jika mendapat
dukungan dari APBD melalui Dinas Pendidikan Provinsi atau
minimal Kota/Kabupaten, yang secara progresif tentu harus
ditingkatkan.

b) Sistem Rekrutmen Calon Peserta didik


Perekrutan calon peserta didik bagi Kelas Olahraga ini, tentunya
didasarkan pada satu sistem yang mengakui kesatuan utuh calon

31
31
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

peserta didik yang memiliki potensi secara nyata dalam berbagai


aspek seperti aspek fisik, aspek mental, serta aspek moral dan
emosional. Oleh karena itu, perekrutannya didasarkan pada
seperangkat tes yang dapat mengukur kualitas fisik dan
motoriknya, yang mengukur keunggulan dan kualitas mental-
emosional, serta sekaligus mengukur aspek kepribadian serta
potensi moralnya.

Hal ini dipandang penting, karena atlet olahraga yang unggul,


seharusnya memiliki kesemua kualitas tersebut, agar tidak drop-
out dan menimbulkan masalah dalam perjalanan prosesnya,
termasuk menjadi beban berat bagi pengembangan di masa-masa
mendatang.

Secara fisik, perekrutan atlet ini diawali dari pengukuran


anthropometrik yang lengkap, dan hasilnya dibandingkan secara
khusus dengan parameter anthropometrik modern dari setiap
cabor yang relevan. Demikian juga dengan status kesehatan atlet,
yang harus diperiksa seksama meliputi penelusuran dan analisa
cermat hingga riwayat kesehatan si atlet dan keluarganya.
Meskipun si atlet dianggap telah berprestasi baik dalam cabang
yang ditekuninya, tetapi jika secara anthropometris dan riwayat
kesehatan dan berbagai kualitas dasar fungsi organ-organ
tubuhnya tidak memenuhi syarat, si atlet tidak punya harapan
untuk diterima dalam program ini.

Dilihat dari kondisi fisik, si atlet harus mengikuti serangkaian tes


kebugaran jasmani dan tes kemampuan motorik (motor abilities)
secara lengkap, sehingga akan tergambar potensi fisik dan
motoriknya secara komprehensif. Tes semacam sport search
yang dikembangkan di Australia, mungkin merupakan keharusan
awal, syukur-syukur tes inipun dapat langsung menggunakan tes
keberbakatan cabang olahraga yang sudah dikembangkan oleh
masing-masing cabor di tingkat dunianya.

Dari sisi psikologis dan mental, atlet perlu dijaring melalui tes yang
berkaitan dengan kemampuan psikologis dan mentalnya dalam
menghadapi beban latihan yang berat. Serangkaian tes psikologis

32
32
32
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

yang bersifat praktek perlu diberikan kepada setiap calon, untuk


melihat ketahanan mental dan psikologisnya yang berkaitan
dengan kecemasan (anxiety), kestabilan (steadiness), keberanian
(courage), kesiapan (readiness), dan kemarahan (anger). Kualitas
emosional yang tergambar, akan menetapkan bahwa atlet
memiliki kualitas atlet yang berdaya juang tinggi serta memiliki
kemampuan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.

c) Standard Minimal Pelayanan dan Proses Pembinaan


Proses pembinaan yang dilaksanakan di Sekolah Berbasis
Olahraga adalah proses pembinaan lengkap yang dirancang
melalui program latihan terpadu dengan penggunaan simulasi
musim pertandingan utuh. Atlet sebagai peserta didik akan
mengikuti program latihan tersebut secara teratur, dari mulai
tahap Persiapan Umum, tahap Persiapan Khusus, serta Tahap
atau Musim Pertandingan, dan diakhiri oleh Tahap
Pascapertandingan. Proses pembinaan berlangsung sebagai
sebuah siklus besar yang berulang pada setiap tahunnya, serta
disesuaikan secara apik jika dihadapkan pada pertandingan yang
sesungguhnya.

Proses ini dilaksanakan secara serius, sehingga tergambar juga


dalam beban-beban latihan dari setiap mikro-siklusnya
(microcycle), yang mengharuskan atlet berlatih pada setiap
harinya minimal dua sesi latihan, yaitu pagi dan sore dengan
frequensi 4 sampai dengan 5 hari dalam seminggu.

Bahkan, jika memungkinkan, kondisi mood para atlet pun dapat


dipantau secara rutin, sehingga para pelatih mengetahui cara-cara
penanggulangannya secara sederhana. Latihan yang intensif,
tentu akan memberikan stress yang tinggi bagi kondisi mental
atlet; termasuk pada mood atlet yang berkaitan dengan kesiapan
(alertness), kebosanan (boredom), kemarahan (anger),
kecemasan (anxiety) serta keriangan (cheerfulness). Beberapa
instrumen mood inventory sebenarnya tersedia, dan praktek
pengukurannya dapat dilakukan oleh atlet sendiri, untuk
diinterpretasikan hasilnya oleh para pelatih.

33
33
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

2) Model Implementasi Kelas Olahraga


Mengingat selama ini, akibat jadwal latihan dan kejuaraan yang ketat,
para atlet cenderung ‘memisahkan diri’ secara ekslusif, dan hanya
bergaul dengan atlet lain dari cabang olahraga yang sama. Hal ini
kurang baik dari sisi kependidikan, sehingga dipandang penting,
menterjadikan mereka bergaul secara luas dengan sesama teman
satu sekolah meskipun berasal dari cabang olahraga yang berbeda.

a) Rekrutmen Ketenagaan

Satu faktor penting yang tidak boleh dilupakan oleh kita semua
bahwa Kelas Olahraga perlu didukung oleh barisan SDM pendidik
yang unggul pula. Membina orang-orang unggul memang harus
dilakukan oleh orang-orang yang unggul pula, baik dari sisi
kepemimpinan, keahlian substantial, hingga keunggulan komitmen
dan pengabdiannya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
para guru dan pelatih yang direkrut untuk bertugas di Sekolah ini
adalah orang-orang pilihan yang siap menjalankan tugasnya
dengan satu motto dan semboyan, yaitu “building for the
excellent.”

Kriteria Unggul pertama tentu harus diterapkan untuk para guru


yang bertugas di sekolah, dari mulai guru Matematika, guru
Bahasa, guru IPA, guru IPS, guru Kesenian, hingga Guru
Pendidikan Jasmani. Kriteria Unggul kedua, dan ini yang akhirnya
menjadi penentu kualitas Kelas Olahraga ini, yaitu kualitas para
pelatih yang direkrut untuk setiap cabang olahraga.

b) Life Skill Center

Lebih penting dari semuanya, Kelas Olahraga inipun harus


sekaligus menjadi Life-Skill Center, yang di samping
mempersiapkan atlet yang berhasil dari sisi prestasinya, juga
sekaligus mempersiapkan anak sebagai manusia yang berhasil
dalam karir di luar karir keatletannya. Artinya, para peserta didik
anggota Kelas Olahraga ini diarahkan untuk memiliki keterampilan
hidup yang diperlukan kelak untuk berhasil dalam menempuh
hidupnya.

34
34
34
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

3) Pengembangan Kelas Olahraga


Dari sisi program, hendaknya kelas olahraga ini dapat mengadopsi
kurikulum yang dikembangkan federasi cabang olahraga yang dipilih.
Kurikulum tersebut biasanya membagi para atlet dalam beberapa
kelompok berdasarkan usia atau berdasarkan kemampuannya.
Sejauh mungkin, mereka harus mengikuti program latihan yang
sesuai dengan level-nya. Para peserta didik secara jelas terpetakan
posisinya, apakah ia masuk level pemula, level lanjutan, atau level
mahir. Bahkan untuk olahraga tertentu, misalnya pada cabor senam,
level-level tersebut diperinci lagi misalnya dengan mengelompokkan
pelevelan ini pada peringkat yang lebih detil: pemula dibagi ke dalam
tiga level (level 1, level 2, dan level 3), level lanjutan dibagi ke dalam
3 level (level 4, level 5, dan level 6), kemudian level lanjutan juga
dibagi ke dalam 3 level, yaitu level 7, level 8, dan level 9. Sedangkan
di atas itu semua, level 10 mewakili tingkat senior.

4) Manajemen Kelas Olahraga


Kelas olahraga tentu harus menjalankan pengelolaan programnya
sesuai dengan manajemen olahraga modern, dengan menekankan
aspek transparansi dan keterbukaan dalam hal program, keuangan,
serta pelaksanaan pelatihannya. Termasuk dalam perekrutan pelatih,
sekolah dapat melakukan intervensi dalam hal apakah pelatih yang
direkrut dan ditugaskan memiliki kemampuan melatih dan mendidik
anak, juga dalam hal kelengkapan formal kompetensinya, seperti
sertifikat dan brevet yang menyatakan dirinya memiliki kualifikasi
tertentu.

Selanjutnya, dengan masih memanfaatkan kerjasama dengan induk


organisasi yang memayungi cabang olahraga yang
dikembangkannya, setiap klub juga harus mampu melakukan
pemantauan secara berkala untuk memilih peserta didik yang benar-
benar berbakat, terutama dengan memanfaatkan pelaksanaan
program Antar Kelas dan Antar-Sekolah. Peserta didik yang
dipandang berbakat, diusulkan dan dilaporkan kepada pusat
pelatihan olahraga wilayah atau nasional (Pelatda atau Pelatnas)
untuk memndapatkan pemantauan lebih lanjut. Peserta didik yang
diterima pada program Pelatda atau Pelatnas akan menjalani

35
35
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

program itu secara berbeda, dan yang harus dipertimbangkan adalah


mendukung kepindahan peserta didik tersebut agar terjamin
kelanjutan sekolahnya serta status keatletan dari sisi domisilinya.

5) Prasyarat Pelaksanaan Kelas Olahraga.


Pelaksanaan program Kelas Olahraga dengan model yang telah
dikemukakan di atas dapat berlangsung dengan baik jika ditunjang
oleh beberapa prakondisi atau prasyarat sebagai berikut:

a) Pelatih
Pelaksanaan program Kelas Olahraga yang baik
mempersyaratkan hadirnya para pelatih yang memiliki wawasan
kependidikan, bisnis, serta manajemen yang luas di samping perlu
memiliki kemampuan mengatur dan mengorganisasikan proses
pelatihan secara memadai. Pelatih ini bisa dihasilkan oleh institusi
resmi seperti Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan atau
Fakultas Ilmu Keolahragaan, atau dapat juga merupakan produk
dari sistem pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
induk-induk organisasi. Dalam hal ini, baik lembaga kependidikan
maupun induk organisasi harus mencoba merumuskan sistem
pendidikan pelatih secara serius, bahkan harus merupakan
program bersama. Pelatih dididik secara sistematis, dengan
dibekali pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
pelatihan cabang olahraga yang ditekuninya serta beberapa ilmu
pengetahuan pendukung, serta tidak kalah pentingnya termasuk
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pedagogi olahraga, sehingga
mereka mampu memainkan peranannya baik sebagai pelatih
maupun sebagai pendidik.

b) Program atau Kurikulum


Setiap kelas olahraga sekolah hendaknya mampu melaksanakan
programnya masing-masing secara tersistem, sehingga kemajuan
pembelajaran dan hasil pelatihan yang dilakoni oleh peserta didik
mampu berlangsung secara progresif sesuai dengan tahapan dari
kelompok atau keluarga keterampilan yang diperlukan. Untuk itu,
setiap klub dan pusat olahraga harus memiliki kurikulum dan
program yang jelas bagi setiap kelompok atau peringkat peserta
didik peserta, sehingga antara satu peserta didik baru dengan

36
36
36
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

peserta didik yang sudah menjalani programnya ada perbedaan


perlakuan. Dengan kurikulum itupun, akan dapat diketahui adanya
perbedaan peringkat antara satu anak dengan anak lainnya,
sehingga memudahkan tugas pelatih dalam menentukan tingkat
kesulitan tugas gerak dan porsi latihannya.

Untuk mendukung ke arah itu, bagi kelas olahraga yang induk


organisasi cabornya sudah menyediakan sistem
pengembangannya, dapat langsung mengadopsi sistem itu
sebagai kurikulum bakunya. Bagi cabang olahraga yang kebetulan
belum memiliki sistem, maka diperlukan upaya bersama dari para
pelatih yang tergabung dalam cabang olahraga yang sama untuk
bersama-sama merumuskan kurikulum atau sistem yang
diperlukan. Sistem ini sungguh-sungguh diperlukan untuk menjaga
kualitas dan keberlangsungan program, sehingga tidak seperti
tumbuhnya jamur di musim penghujan. Cepat tumbuh dan
berkembang, tetapi hanya bertahan pada musim tertentu saja.

c) Fasilitas sekolah
Pelaksanaan program kelas olahraga di sekolah pada dasarnya
merupakan proses belajar yang berlangsung di sekolah atau di
lingkungan sekolah, yang karenanya tentulah banyak
memanfaatkan fasilitas olahraga yang ada di sekolah. Tergantung
fasilitas apa yang tersedia di sekolah, tentu cabor yang dipilih pun
sesuai dengan keberadaan fasilitas tersebut.

Jika pelaksanaan Kelas Olahraga di sekolah tidak dapat


dilaksanakan karena dukungan infrastruktur keolahragaan yang
diharapkan tidak memadai, maka kelas olahraga hendaknya dapat
dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sekolah atau lembaga
lain yang peralatannya dipandang paling memadai.

d) Pendanaan
Pembiayaan program kelas olahraga idealnya dapat didukung
oleh dana APBD setiap kota atau kabupaten melalui dinas
pendidikannya, yang dikelola secara resmi. Dana ini diperlukan
bagi perumusan program, pembayaran honor pelatih, honor
pengelola, dan jika mungkin meng-cover pula pembiayaan

37
37
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

penambahan peralatan. Apakah para peserta didik yang menjadi


peserta kelas olahraga perlu ditanggung biaya kehidupannya? Itu
tergantung kebijakan dan kemampuan daerah. Jika tidak pun,
justru diharapkan orang tua para peserta masih bersedia dan
mampu mengulurkan bantuan bagi kepentingan kemajuan anak-
anaknya. Kalau memungkinkan, mereka mendapat dukungan dari
bea-peserta didik pemerintah.

e) Infrastruktur
Infrastruktur lain tetap diperlukan. Kesemua itu meliputi misalnya
tersedianya lapangan, gedung olahraga, stadion, hingga taman-
taman kota yang dapat dimanfaatkan. Di samping itu tentu
diperlukan pula peralatan utama seperti bola, matras, peluru, atau
alat-alat pelindung badan. Jika mungkin, kebutuhan untuk
penyediaan dan pembangunan infrastruktur ini dipenuhi oleh
pemerintah daerah kota atau kabupaten, melalui dinas atau sub-
dinas yang terkait. Mudah-mudahan program kelas olahraga ini
dapat membuka simpul kejumudan berfikir dari berbagai pimpinan
lembaga/dinas yang selama ini sering terjadi.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran yang Saudara harus lakukan dalam mendalami materi
ini adalah dengan membaca materi terkait secara cermat kemudian
diskusikan dengan teman sejawat dan buatlah peta jalan dari konsep yang
sedang dipelajari. Terakhir, jawablah soal-sola latihan yang terdapat pada
bagian akhir masing-masing kegiatan pembelajaran dan bandingkan dengan
jawaban soal yang disediakan.

Dalam pola In-On-In, kegiatan In 1 peserta berdiskusi dengan sesama dalam


grup. Kemudian mempresentasikan hasil diskusi dalam forum dan bersama
sama mencari solusi atau kesepakatan. Pada kegiatan On, peserta
diharapkan bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar kerja yang
disediakan, apabila mengalami kesukaran atau hambatan bisa saling bekerja
sama dan berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kegiatan In-2 peserta
mempresentasikan hasil pengejaan lembar kerjanya bisa secara

38
38
38
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

perseorangan maupun kelompok.

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


Supaya Saudara para guru dapat lebih memahami Kegiatan Belajar 1 ini,
maka kerjakanlah latihan ini dengan cara membahas permasalahan berikut
sesuai dengan petunjuk pembahasan yang disertakan untuk setiap pokok
persoalan. Dalam pelaksanaannya, pembahasan dapat dilakukan secara
individu atau kelompok belajar.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam lembar kerja Anda!
1. Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya
antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara
kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang
Saudara dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran!
2. Bagaimana hubungan antara mata pelajaran Penjas dengan kecakapan
hidup, dan kecakapan apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui
penjas dan bagaimana penjelasannya?
3. Bagaimana Saudara menjelaskan hubungan antara potensi dan
kemampuan gerak serta faktor individual apa saja yang menentukan
keberhasilan pembelajaran?
4. Kecakapan apa sajakah yang termasuk ke dalam kecakapan generik?
Sebutkan beberapa kecakapan tersebut dan bagaimana upaya
pengembangannya dapat dilakukan dalam pembelajaran Penjas?
5. Bagaimana Saudara memahami arti dari motivasi dan peranannya dalam
keberhasilan pembelajaran. Bagaimana pula cara yang tepat untuk
membangkitkan motivasi dalam pembelajaran Penjas? Jelaskan pula
bagaimana program sekolah terkait dengan kompetisi antar kelas dan antar
sekolah dapat diluncurkan untuk mendukung potensi dan aktualisasi
peserta didik?

F. Rangkuman
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali anak dengan
berbagai kemampuan dan kecakapan untuk mengatasi persoalan kehidupan
dengan baik. Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan
bidang keilmuan diterjemahkan menjadi mata pelajarant di sekolah. Walaupun
demikian sebenarnya tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta

39
39
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan kehidupan yang


dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih cepat, karena sudah dijelaskan
secara keilmuan. Kecakapan hidup berkembang dari yang namanya potensi
yang dikembangkan dan diarahkan sedemikian rupa oleh berbagai aktor
pendidikan sehingga anak menguasai berbagai kompetensi untuk bisa hidup
mandiri dan efektif. Kecakapan hidup tersebut meliputi kecakapan generik dan
kecakapan spesifik.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Melalui program Penjas dan olahraga di sekolah, diharapkan anak dapat
mengembangkan potensi dan aktualisasi dirinya, di antaranya jika sekolah
menyediakan program olahraga yang kondusif, seperti program ekstra-
kurikuler olahraga, program daily physical education, program kelas olahraga,
termasuk penyelenggaraan kompetisi antar kelas dan antar sekolah.

40
40
40
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
EVALUASI PEMBELAJARAN PENJAS 2

A. Tujuan
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, peserta
diklat dapat melakukan analisis hasil penilaian, pemaknaan, dan melakukan
pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran, serta menunjukkan perilaku
gotong royong, religiusitas, dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
2. Melakukan pemaknaan hasil penilaian pembelajaran
3. Melakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil penilaian pembelajaran
4. Menunjukkan perilaku religiusitas, mandiri dan gotong royong

C. Uraian Materi
1. Konsep Evaluasi Pembelajaran

Penilaian atau evaluasi merupakan proses pengumpulan dan pengolahan


informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut
para ahli, tujuan penilaian adalah (1) Memberikan informasi yang dijadikan
umpan balik tentang kemajuan belajar peserta didik tentang apa yang
sudah dipelajarinya selama periode waktu pembelajaran tertentu, dan
menyangkut kompetensi yang sudah dicapainya selama proses belajar-
mengajar, dan (2) Memberikan informasi kepada para guru dan orang tua
mengenai capaian kompetensi atau kemajuan belajar peserta didik.

Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran tematik sama dengan prinsip


yang harus dijadikan landasan dalam pembelajaran terpadu, yaitu prinsip
utuh dan menyeluruh, berkesinambungan, dan objektif. Disamping itu
penilaian harus berbasis unjuk-kerja peserta didik (proses dan produk),
melibatkan peserta didik, memuat refleksi diri peserta didik, menggunakan
penilaian non konvensional (penelitian alternative), memberi umpan balik
kepada guru dan peserta didik, memperhatikan dampak pengiring
pembelajaran (misalnya pendidikan karakter), dan sistematis (Pedoman
Tematik Terpadu, 2014, hal. 260). Penilaian berbasis kinerja menuntut

41
41
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

peserta didik berpartisipasi aktif, pembelajarannya memuat sejumlah tugas,


dan peserta didik berusaha untuk dapat mencapat tujuan pembelajaran.
Dengan perkataan lain peserta didik harus dapat mendemontrasikan
kemampuannya sesuai dengan target pembelajaran. Penilaian berbasis
kinerja adalah suatu prosedur penugasan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan informasi sejauhmana peserta didik telah belajar.

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan menuntut disusunnya instrumen observasi
untuk melihat kemajuan otentik peserta didik. Penilaian kompetensi sikap
dilakukan melalui observasi, jurnal, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”
(peer evaluation). Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
(ratingscale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik. Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan melalui tes tulis,
tes lisan, dan perbuatan misalnya berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.

Di pihak lain, penilaian Kompetensi Keterampilan dilakukan melalui


penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Tes
praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. Penilaian portofolio adalah penilaian
yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungannya.

42
42
42
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Pada pembelajaran tematik terpadu penilaian dilakukan untuk mengkaji


ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata
pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Penilaian dilakukan secara
holistik terkait aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap
jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian
proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil
belajar).

Kemudian laporan penilaian yang memuat diskripsi umum ditulis dalam bentuk
narasi meliputi aspek:
a. Sikap Spiritual
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek menerima,
menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya, aspek
menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli,
percaya diri, dan cinta tanah air.
b. Sikap Sosial
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek kemampuan
mengurus diri sendiri, rasa keingintahuan, ketepatan melaksanakan
tugas, menyelesaikan masalah bersama dengan benar, sikap percaya
diri, menjalankan norma.
c. Pengetahuan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek mengingat dan
memahami kompetensi per mata pelajaran.
d. Keterampilan
Diisi oleh guru dengan kalimat positif tentang aspek melaporkan tugas
yang diberikan, aktif bergaul bersama teman dan guru, menghasilkan
karya yang estetis, menjalankan kegiatan sesuai dengan minat dan
bakat, kemampuan menanya dengan bahasa yang jelas, logis dan
sistematis.

2. Analisis Hasil Pembelajaran dalam Penilaian


Penilaian dalam pendidikan jasmani di SMP tentu terkait juga dengan
upaya guru untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memperoleh
manfaat positif dari pembelajaran penjas yang diikutinya, terhadap
perubahan holistik mereka. Oleh karena itu, penilaian dalam penjas pun
perlu dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian

43
43
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program


sebagai umpan balik bagi guru, sekaligus mengetahui perkembangan yang
terjadi pada peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta untuk
membuat keputusan tentang tingkat pencapaian kompetensi peserta didik.

Adapun aspek-aspek yang selengkapnya harus dinilai oleh guru adalah


sebagai berikut:
a. Penilaian Kesehatan Peserta Didik
Pada awal tahun ajaran sebaiknya sekolah melakukan penilaian kesehatan
terhadap seluruh peserta didik. Penilaian kesehatan ini dilakukan oleh tim
dokter. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi derajat kesehatan dan
penyakit-penyakit yang didertia oleh peserta didik, misalnya penyakit asma,
jantung atau penyakit kronis lainnya.
b. Aspek Anthropometrik
Idealnya guru juga melakukan pengukuran terhadap aspek-aspek
antropometrik anak, seperti tinggi berdiri, tinggi duduk, lebar bahu, lebar dada,
lebar panggul, panjang tungkai, serta bentuk telapak kaki. Mengukur indeks
massa tubuh (IMB) atau body mass indeks juga termasuk yang harus
dilakukan. Pengukuran (BMI) IMT dihitung dari massa badan (M) dan kuadrat
tinggi atau height (H), atau IMT= M/HxH, di mana M adalah massa tubuh dalam
kg, dan H adalah tinggi badan dalam meter. BMI sebagai alat bantu untuk
menyatakan seseorang terlalu kurus, ideal, di atas ideal, gemuk, dan obesitas.
c. Mengukur derajat kebugaran jasmani secara umum
Jenis instrumen untuk mengukur kebugaran jasmani sangat beragam sesuai
dengan komponen dan cara pengukurannya. Salah satu contoh instrumen yang
sudah sangat dikenal adalah tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI).
d. Penilaian sikap;
Sikap peserta didik terhadap penjas dan olahraga adalah unsur yang harus
juga dinilai. Sikap adalah gambaran potensi perilaku yang mewujud dalam
kecenderungan seorang anak untuk menunjukkan pilihannya pada sesuatu.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menilai perkembangan sikap anak
terhadap Penjas dan termasuk dalam hal bagaimana anak terdidik secara
afektif dan sosial melalui penjas, dapat dilakukan dengan cara berikut.
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar
pembelajaran.

44
44
44
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
diri.
3) Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal/Catatan guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
tentang hasil pengamatan tterkait kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai
catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
e. Penilaian Pengetahuan;
Penilaian terhadap aspek pengetahuan peserta didik merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari domain kognitif anak. Dalam aspek
pengetahuan ini guru dapat mengukur sejauh mana anak menguasai
tentang konsep dan prinsip gerak dari gerakan atau keterampilan yang
dipelajari. Sejauh ini, para guru lebih banyak mengukur aspek
pengetahuan anak dari sisi yang terlalu dangkal dan bersifat hapalan,
misalnya hanya terkait dengan pengetahuan anak tentang ukuran
lapangan, tentang sejarah, tentang aturan dan hal-hal seperti itu.

Secara umum, cara menilai aspek kognitif anak tersebut meliputi teknik:
1) Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diperoleh dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Berdasarkan
jenisnya tes tertulis dapat dilakukan dengan tes yang soal dan jawabannya
tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian,
sedangkan berdasarkan waktu pelaksanaannya tes dilakukan dalam situasi
yang disediakan khusus, misalnya: ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester ataupun ulangan kenaikan kelas. Tes
dapat juga dilakukan melekat dalam proses pembelajaran, misalnya dalam
bentuk kuis, untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik dapat
menguasai atau menyerap materi pelajaran.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara verbal

45
45
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

(oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara verbal


juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase,
kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.
Penugasan yang dimaksud di sini adalah dengan meminta peserta didik
melakukan atau menguraikan sesuatu yang dapat dukur hasilnya sebagai
penguasaan pengetahuannya.
f. Penilaian Keterampilan
Keterampilan anak merupakan aspek utama yang sering diidentikkan
dengan pelajaran Penjas. Hampir 90 persen waktu pembelajaran
digunakan dalam pembelajaran praktik untuk meningkatkan
keterampilan anak dalam gerak dan teknik dasar serta keterampilan
keseluruhan. Oleh karena itu, sebagian besar waktu juga lebih banyak
digunakan untuk mengukur kemajuan dalam keterampilan. Pengukuran
di wilayah praktik ini meliputi teknik pengukuran:
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu
aktivitas keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja peserta
didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas jasmani atau
melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2) Penilaian Portofolio
Penilaian Portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama
kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian
penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang
proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
3) Penilaian Proyek
Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu

46
46
46
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,


pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada
mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas.
3. Pemaknaan Hasil Penilaian
a. Kebugaran Jasmani,
Kebugaran jasmani dan kesehatan berkontribusi pada kehidupan yang
efektif dan sejahtera. Terkait dengan kebugaran jasmani ini, peserta
didik dituntut dapat mencapai taraf kebugaran yang diinginkan dan
mengetahui secara pasti bahwa kebugaran jasmani merupakan
kebutuhan bagi dirinya sepanjang hayat. Keikutsertaan peserta didik
dalam aktivitas fisik secara reguler dapat mempertajam dan
meningkatkan level kebugaran dan kesehatan, serta keterampilan fisik.
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik
menyediakan pengalaman bermakna dan kegemaran, serta motivasi
beraktivitas fisik. Semakin baik dan bermakna program pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan yang disediakan oleh sekolah,
semakin meningkatkan peran serta peserta didik melakukan aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari, yang pada akhirnya memberi sumbangsih
dalam menciptakan masyarakat aktif yang sehat dan bugar
(Permendikbud No. 58 Tahun 2014. PMP PJOK SMP dan SMA, 2014).
Pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani ini dilakukan secara
berangkai dan terus menerus dengan tahap-tahap yang telah
ditentukan. Pada setiap pergantian kegiatan diberikan jeda waktu
selama tiga menit untuk memberi kesempatan testee melakukan
pemulihan. Perlu dipastikan, seluruh peserta didik dapat melakukan
secara benar setiap gerakan agar pelaksanaan pengukuran tidak
terganggu masalah teknis, dan data yang diperoleh valid.
b. Sikap
Perilaku positif harus dijadikan target (output) dari program pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan di sekolah. Peserta didik melalui pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan tidak diharapkan hanya bisa melihat apa yang
seharusnya dikerjakan, tetapi harus secara sukarela dan langsung
mempraktikkan perilaku positif dalam setiap aktivitas. Nilai-nilai sosial yang
dapat dikembangkan adalah kerja sama, komitmen, kepemimpinan, ketaatan,

47
47
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

jiwa sportif, serta kerelaan berkorban untuk kepentingan yang lebih besar.
Aktivitas fisik dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan juga
menyediakan saluran yang sesuai untuk merilis tekanan emosional,
meningkatkan rasa kebanggaan diri, mengembangkan inisiatif, arah diri, dan
kreativitas.
c. Pengetahuan
Program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diselenggarakan di
sekolah seharusnya menjamin peserta didik memiliki pengetahuan dan
memahami pentingnya aktivitas fisik dan keterkaitannya dengan kesehatan
seseorang serta nilai-nilai esensial yang ada didalamnya. Pengetahuan yang
diperlukan juga meliputi prinsip-prinsip ilmiah aktivitas fisik, latihan, dan
kesehatan. Contoh dari pengetahuan lain yang diharapkan dari
diselenggarakannya program pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
adalah kemampuan merancang dan menerapkan program kebugaran jasmani
dan pengendalian berat badan, mengevaluasi kebugaran, serta keselamatan
dalam melakukan aktivitas fisik. Penguasaan pengetahuan terhadap aturan
permainan, strategi, dan teknik juga diperlukan dalam pembiasaan kemampuan
peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan pada situasi tekanan
emosional yang tinggi. Selain itu peserta didik juga perlu menguasai
pengetahuan tentang proses akuisisi gerak, prinsip dasar gerak (pusat
keseimbangan, pengerahan tenaga, dan berbagai hal lain yang diperlukan
dalam aktivitas fisik).
d. Penilaian Keterampilan
1) Praktik
Penilaian kinerja dapat berbentuk penilaian berupa melakukan suatu
aktivitas keterampilan gerak (skill test). Melalui penilaian kinerja
peserta didik diminta mendemonstrasikan kinerjanya dalam aktivitas
jasmani atau melaksanakan berbagai macam keterampilan gerak
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Penilaian domain keterampilan dalam penilaian kinerja yang
diterapkan pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan akan sangat tergantung dari jenis keterampilan yang akan
dinilai. Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan
berdasarkan contoh pada tabel tersebut, dan menentukan/mendesain
cara menilai keterampilan gerak berdasarkan jenis KD dan materi
pokok.

48
48
48
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah
sebagai berikut:
Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum
(Max) (sesuai contoh; 3 soal X 11 = 33) dikalikan dengan satuan
penilaian (satuan, atau puluhan). Rumus : P/ Max X 100
Contoh : 8/ 11 X 100 Nilai Peserta Didik :72,72
Guru dapat mengenali berbagai jenis keterampilan berdasarkan
contoh pada tabel tersebut, dan menentukan/mendesain cara menilai
keterampilan gerak berdasarkan jenis KD dan materi pokok.
2) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai peserta didik yang dilakukan secara berkelanjutan dan
didasarkan atas kumpulan informasi perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Jenis-jenis portofolio dapat
berupa:
a) Portofolio personal jika dipegang dan dikelola oleh peserta didik.
Biasanya berguna untuk menuliskan aktivitas fisik yang disenangi,
harapan, refleksi diri, serta berbagi gagasan dari pengalaman yang
diperoleh, sepanjang periode pembelajaran.
b) Portofolio terekam dan tersimpan (record-keeping portofolios), portofolio
ini dapat diisi dan disimpan oleh peserta didik, namun sebagian dari
informasi yang direkam juga disimpan oleh guru.
c) Portofolio tematik (thematic portofolios), portofolio ini menggambarkan
kegiatan pembelajaran pada satu pokok bahasan (tema) yang berdurasi
antara dua hingga enam minggu. Contohnya, untuk topik kerja sama
pada sebuah tim permainan, peserta didik dapat mencatatkan refleksi
mengenai pola penyerangan dan bertahan (kognitif), menerapkan
keterampilan gerak pada strategi penyerangan dan bertahan
(psikomotor), dan upaya mencapai hasil (kognitif).
d) Portofolio terintegrasi (integrated portofolios), portofolio ini dapat
digunakan untuk menggambarkan “potret” peserta didik secara
keseluruhan, dan berbagai subyek pembelajaran.
e) Portofolio selebrasi (celebration portofolios) untuk mencatat prestasi
cabang olahraga.
f) Portofolio tahun jamak (multiyears potofolios), yaitu portofolio yang
digunakan dengan jangka beberapa tahun dan digunakan oleh peserta
didik dari satu tingkatan kelas ke kelas yang lebih tinggi.

49
49
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Diisi nama dokumen yang dibutuhkan untuk mencatat hasil akhir


pembelajaran (contoh perkembangan peserta didik dalam melakukan
keterampilan passing bawah, atau karya kreatif lainnya) Peserta
didik/ mengisi apa yang dirasakan setelah mengalami pembelajaran
yang dilaksanakan

4. Pelaporan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Pembelajaran


Berdasarkan Permendikbud tentang penilaian laporan hasil penilaian
dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Laporan oleh
pendidik berbentuk deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan untuk penilaian sikap
dilaporkan dalam bentuk deskripsi sikap. Laporan di disampaikan kepada
kepala sekolah, serta pihak lain yang terkait. Laporan penilaian sikap
spiritual dan sosial disampaikan secara periodik oleh wali kelas/guru kelas
sebagai akumulasi dari laporan dari seluruh guru mata pelajaran dalam
bentuk deskripsi kompetensi.

Satuan pendidikan melaporkan hasil pembelajaran/pencapaian kompetensi


kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor. Selain itu
laporan juga disampaikan kepada dinas pendidikan dan instansi lain yang
terkait. Pelaporan hasil penilaian dijadikan pertimbangan dalam melakukan
tindak lanjut, sebagai titik awal perbaikan program pembelajaran,
peningkatan kinerja peserta didik, remedial dan pengayaan. Secara lebih
rinci pelaporan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik
Penerapan manajemen berbasis sekolah sebagai implementasi dari standar
pengelolaan membawa konskuensi dilibatkannya masyarakat dalam
pengelolaan sekolah, di mana peran-serta masyarakat di bidang pendidikan
tidak hanya terbatas pada dukungan dana saja, tetapi juga di bidang akademik.
Partisipasi masyarakat secara aktif, transparansi dan akuntabilitas merupakan
unsur penting dalam manajemen berbasis sekolah.
Pelaporan hasil belajar hendaknya: Merinci hasil belajar peserta didik
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang
bermanfaat bagi pengembangan peserta didik; Memberikan informasi yang
jelas, komprehensif, dan akurat. Menjamin orangtua mendapatkan informasi
secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar
b. Bentuk Laporan
Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif

50
50
50
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

maupun kualitatif. Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya


seorang peserta didik mendapat nilai 6 pada mata pelajaran matematika.
Namun, makna nilai tunggal seperti itu kurang dipahami peserta didik maupun
orangtua karena terlalu umum. Laporan harus disajikan dalam bentuk yang
lebih komunikatif dan komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar
peserta didik mudah terbaca dan dipahami). Dengan demikian orangtua/wali
lebih mudah mengidentifikasi kompetensi yang belum dimiliki peserta didik,
sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang diperlukan bagi anaknya.
Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta
aspek mana yang perlu ditingkatkan.
c. Isi Laporan
Pada umumnya orangtua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai
berikut;
1) Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik,
sosial dan emosional?
2) Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
3) Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
4) Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan
prestasi anak lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada
orangtua hendaknya;
1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami;
2) Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak;
3) Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak;
4) Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum;
5) Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.
d. Rekap Nilai
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi
informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam
kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru
tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan
peserta didik memerlukan remedial.
Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek
penilaian. Nilai suatu KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif,
hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, nilai tugas
perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai KD dalam setiap aspek
akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang
bersangkutan.

51
51
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

e. Rapor
Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu
satu semester. Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya. Model rapor harus dapat
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap
mata pelajaran atau tema yang dipelajari. Nilai pada rapor merupakan
gambaran kemampuan peserta didik, berbentuk deskripsi untuk
menggambarkan kompetensi sikap, dan berbentuk nilai dan atau
deskripsi untuk melaporkan kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran yang Saudara harus lakukan dalam mendalami materi
ini adalah dengan membaca materi terkait secara cermat kemudian
diskusikan dengan teman sejawat dan buatlah peta jalan dari konsep yang
sedang dipelajari. Terakhir, jawablah soal-soal latihan yang terdapat pada
bagian akhir masing-masing kegiatan pembelajaran dan bandingkan dengan
jawaban soal yang disediakan.

Dalam pola In-On-In, kegiatan In 1 peserta berdiskusi dengan sesama dalam


grup. Kemudian mempresentasikan hasil diskusi dalam forum dan bersama
sama mencari solusi atau kesepakatan. Pada kegiatan On, peserta
diharapkan bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar kerja yang
disediakan, apabila mengalami kesukaran atau hambatan bisa saling bekerja
sama dan berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kegiatan In-2 peserta
mempresentasikan hasil pengejaan lembar kerjanya bisa secara
perseorangan maupun kelompok.

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


1. Penugasan
Supaya Saudara para guru dapat lebih memahami Kegiatan Belajar 2 ini,
maka kerjakanlah latihan ini secara berkelompok dengan cara membahas
permasalahan berikut sesuai dengan petunjuk pembahasan yang

52
52
52
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

disertakan untuk setiap pokok persoalan. Dalam pelaksanaannya,


pembahasan dapat dilakukan secara individu atau kelompok belajar.
Bahaslah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dalam lembar kerja Anda!
1. Apa perbedaan konsep evaluasi dengan konsep assessment ditinjau
dari dua model pembelajaran, yaitu: model atau pendekatan
konvensional yang memperhatikan pada hasil pembelajaran (product)
dan model atau pendekatan tematik integrative yang lebih menekankan
pada proses pembelajaran (process)? Pembahasannya harus Saudara
fokuskan pada esensi penilaian sebagai proses pengumpulan informasi
untuk memberi umpan balik kepada guru dan penilaian sebagai upaya
menentukan status capaian belajar anak. Tambahkanlah contoh-contoh
yang Saudara alami di lapangan!

2. Apakah yang dimaksud dengan authentic assessment dan mengapa


serta bagaimana model penilaian ini diberlakukan dalam model
pembelajaran pendekatan ilmiah dan tematik terpadu dalam kurikulum
2013. Bagaimana kedudukan penilaian otentik dalam Kurikulum 2013
tersebut.?

3. Apa saja teknik penilaian yang dapat digunakan untuk masing-masing


aspek penilaian yang hendak diukur. Uraikanlah bagaimana masing-
masing aspek pembelajaran Penjas dapat dinilai dengan menggunakan
teknik yang diuraikan dalam naskah Kegiatan Pembelajaran 2 tersebut!

4. Bagaimana Saudara dapat menghubungkan pembelajaran Penjas


dengan upaya meningkatkan Aspek Spiritual (KI-1) anak dan
bagaimana Saudara menilainya?

5. Bagaimana cara menentukan nilai dari hasil penilaian Saudara dan


bagaimana kah Saudara melaporkannya? Bagaimana penilaian
Portopolio dapat dilakukan dan kemukakanlah pendapat Anda, apakah
Saudara setuju dengan praktek penilaian tersebut?

53
53
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

2. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Dalam penilaian otentik terdapat beberapa prinsip yang harus
dimaknai sebagai penilaian yang komprehensif. Hal tersebut dapat
dimaknai….
A. proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari proses pembelajaran
B. proses penilaian merupakan bagian yang terpisah dengan proses
pembelajaran
C. penilaian harus mencakup aspek pengetahuan dan sikap
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak

2. Yang membedakan penilaian otentik dengan penilaian konvensional


adalah….
A. penilaian harus bersifat holistik
B. penilaian yang dilakukan harus mencakup aspek pengetahuan
dan keterampilan
C. penilaian harus menggunakan ukuran, metode, dan criteria yang
sama
D. penilaian harus mencerminkan masalah abstrak maupun konkrit

3. Dalam perancangan penilaian otentik harus memperhatikan….


A. masalah dunia nyata
B. cakupan satu dari aspek dari tujuan pembelajaran
C. penggunaan metode yang sesuai dengan pengalaman belajar
D. suatu proses yang terpisah dari pembelajaran

4. Dalam merancang penilaian ontentik yang bersifat holistik , hal yang


harus diperhatikan adalah….
A. mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
B. bergabung dengan proses pembelajaran
C. menggunakan berbagai metode
D. menyesuaikan karakteristik pembelajaran

54
54
54
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

5. Menyusun penilaian otentik harus merupakan satu kesatuan dengan


proses pembelajaran karena dimaksudkan sekaligus untuk...
A. untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran
B. agar mempermudah dalam pembelajaran
C. meringankan pengajar dalam evaluasi
D. mengamati pencapaian pembelajaran peserta didik

6. Yang membedakan kuantitatif dengan kualitatif dalam hal


mendapatkan informasi atau data adalah dalam hal….
A. pengukuran
B. penilaian
C. pengambilan keputusan
D. pengambilan kebijakan

7. Banyak prosedur yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan suatu


program tertentu. Hal yang bisa dilaksanakan adalah dengan
melakukan…….
A. pengukuran
B. penilaian
C. pengambilan keputusan
D. pengambilan kebijakan

8. Tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga berdasarkan data


atau informasi yang diperoleh disebut ….
A. pengukuran
B. penilaian
C. evaluasi
D. kebijakan

9. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk ….


A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas suatu program

55
55
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

10. Penilaian sumatif dapat dimaknai….


A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program

11. Dalam menyusun alat ukur yang baik seorang guru harus
memperhatikan bahwa alat ukur tersebut harus……
A. dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek
B. setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja
C. setiap alat ukur harus baku
D. hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal

12. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran


pendidikan jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar ….
A. peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya
B. guru tidak kesulitan pada penilaiannya
C. kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
D. peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan

13. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses


pembelajaran penjas di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain ….
A. tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja
B. tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan
C. tes tertulis, portofolio, dan produk
D. tes kinerja/keterampilan saja

14. Dalam merancang tes kemampuan, yang harus menjadi perhatian


adalah…
A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
C. soal harus mudah
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

56
56
56
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

15. Hal yang menjadi prinsip dalam tes kecepatan adalah….


a. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
b. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
c. soal harus relative agak sulit
d. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

F. Rangkuman
Konsep evaluasi atau penilaian merupakan terminologi umum dalam proses
pembelajaran di sekolah, yang menuntut guru untuk melaksanakannya
meskipun prosesnya sering merepotkan. Penilaian dilakukan untuk tiga
kepentingan, pertama untuk kepentingan pemberian umpan balik kepada
guru, agar guru dapat meningkatkan efektivitas pembelajarannya; kedua,
agara peserta didik memperoleh informasi dan umpan balik tentang hasil
pemeblajaran mereka, dan ketiga, digunakan untuk memberikan laporan
tentang hasil capaian peserta didik dalam belajar kepada lembaga dan
kepada orang tua.
Teknik evaluasi baru tersebut banyak melibatkan informasi yang
menggabungkan seluruh unsur capaian anak dalam belajar yang meliputi
aspek sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Adapun teknik dan metode
penilaian tersebut memerlukan langkah pengukuran yang bervariasi dari mulai
pengkuran aspek pengetahuan, aspek afektif, serta aspek psikomotor serta
menggunakan berbagai cara seperti praktik, penugasan, observasi, verbal,
tertulis, projeck, serta portopolio.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang
terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara
yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari.
Rumus:
Jumlah jawaban Saudara yang benar
Tingkat penguasaan = x 100%
5
Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah:
90% - 100% = Baik Sekali
80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

57
57
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan


soal, Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam
memahami bahan atau materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan
Pembelajaran 2 ini. Jika Saudara sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara
dapat melanjutkan untuk mempelajari kegiatan pembelajaran selanjutnya.

58
58
58
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

KEGIATANPEMBELAJARAN 3
MEMODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN

A. Tujuan
Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
Saudara diharapkan dapat mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi dan
memodifikasi materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur yang
baik, serta menunjukkan perilaku mandiri dan gotong royong.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mempelajari materi yang terdapat pada uraian materi, Saudara
diharapkan memiliki kemampuan dalam:
a. Mengidentifikasi materi yang akan dimodifikasi
b. Memodifikasi materi pembelajaran sesuai dengan prinsip dan prosedur
yang benar

c. Menunjukkan perilaku religiusitas, gotong royong, dan kemandirian

C. Uraian Materi
1. Identifikasi Materi yang Akan Dimodifikasi
Pembelajaran Penjas di Sekolah merupakan tugas yang amat menantang bagi
guru yang akibatnya kemampuan dan kesiapan anak dalam hal fisik, mental,
emosional dan keterampilan sosialnya pun amat bervariasi. Akibatnya, banyak
sekali unsur yang harus dipertimbangkan oleh guru manakala guru merencanakan
suatu pembelajaran, termasuk dalam menentukan model dan gaya mengajar yang
harus dipilih, peralatan dan pengaturan kelas yang akan digunakan, serta
termasuk tugas ajar yang akan diberikan serta tingkat kesulitannya.

Menyadari dan mengakui bahwa anak berbeda satu sama lain, tentu akan
mendorong guru untuk melakukan suatu upaya untuk mengatasinya. Upaya
tersebut biasanya dilakukan dengan membuat sesuatu yang sudah baku
sedikit berbeda dalam hal penampakannya, yang biasanya disebut upaya
memodifikasi. Ketika mengajar anak yang memiliki banyak perbedaan, tentu guru
harus melakukan modifikasi pada situasi pembelajaran, agar situasinya sesuai
dengan kebutuhan anak. Hal itu dilakukan guru di manapun dan dalam pelajaran
apapun, termasuk dalam pelajaran Penjas. Guru yang melakukan banyak
modifikasi dalam berbagai aspek pembelajaran untuk mengakomodasi

58
58
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

perbedaan dan kebutuhan anak, biasanya disebut guru yang reflektif.

Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui


bahwa anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut.
Kadang pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab
guru melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa
pengajaran dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan
guru yang tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan
anak dan tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut
guru yang tidak reflektif.

Oleh karena itu dalam modul ini penulis ingin menekankan konsep reflektifnya
daripada menekankan konsep modifikasinya. Modifikasi selama ini sering
disalahartikan oleh guru Penjas di Indonesia, karena Penjas di Indonesia sudah
terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan pelatihan cabang olahraga,
sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang diberikan kepada anak
biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan konsep dan
komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar tersebut
tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan
kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap
alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya.
Sampai di situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. Artinya, jika guru
sudah memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi
sudah selesai.

Tetapi, dalam konsep pengajaran reflektif, upaya mengadaptasi baik alat maupun
tugas ajar termasuk cara dan metode guru dalam mengajar, tidak pernah
selesai. Di dalam pembelajaran yang reflektif, guru harus terus mencari peluang
dan kesempatan untuk terus-menerus memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran dengan cara memodifikasi dan mengadaptasi pembelajaran untuk
kepentingan banyak anak. Sehingga dari situ, guru harus tetap dan dituntut,
malahan, untuk menerapkan teaching skills nya yang berhubungan dengan
content development, misalnya, atau yang berhubungan dengan mencobakan
model pembelajaran lainnya.

Di situlah bedanya antara reflective teaching dengan apa yang disebut


modifikasi pembelajaran. Pengajaran reflektif tidak menunjuk pada metodologi
atau gaya pengajaran tertentu; tetapi lebih menunjuk pada banyak keterampilan

59
59
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

mengajar yang digunakan guru untuk selalu disesuaikan dengan kebutuhan (kalau
perlu) setiap individu anak yang menjadi peserta pembelajaran. Oleh karena itu
guru yang reflektif adalah guru yang dapat merancang dan
mengimpelementasikan program pengajaran dan kependidikan yang kongruen
dengan keistimewaan khusus situasi sekolah atau situasi pembelajaran yang
sedang berlangsung. Sedangkan guru yang tidak reflektif biasanya dicirikan oleh
penggunaan satu pendekatan tunggal dalam banyak atau semua situasi
pembelajaran.

a. Kebutuhan Pengajaran Reflektif Terkait Modifikasi


Aksi mengajar, khususnya pelajaran Penjas, adalah suatu tindakan yang
sangat menantang manakala guru selalu berusaha untuk menyesuaikan segala
kondisi kelas, alat, kemampuan anak, serta kebutuhan anak, menjadi suatu
kesatuan program yang utuh yang memberikan anak pengalaman belajar yang
aktif yang dibutuhkan mereka. Guru yang reflektif memperhitungkan seluruh
kondisi-kondisi yang berbeda tersebut dan secara terus menerus pula
memodifikasi dan merubah cara pembelajaran dan tugas ajarnya didasarkan
pada kebutuhan peserta didik di sekolah. Untuk guru yang demikian, sedikitnya
ada lima variable yang harus diperhitungkan dalam upaya menciptakan
pembelajaran yang reflektif. Kelima variable tersebut adalah: nilai yang dianut
guru, ukuran kelas, jumlah kelas dalam seminggunya, peralatan yang dimiliki,
dan perilaku peserta didik.

1) Acuan Nilai yang Dianut Guru


Salah satu variable yang paling penting adalah sikap dan kepercayaan guru
yang dibawa pada situasi pembelajaran. Beberapa guru Penjas, misalnya,
lebih berminat dalam pelatihan daripada dalam pengajaran, sehingga
program pengajarannya menunjukkan kurangnya perencanaan dan minat
untuk menumbuhkan kualitas penjas yang tinggi. Sedangkan beberapa guru
Penjas lainnya benar-benar berdedikasi tinggi kepada program
pengajarannya dan mencurahkan waktu yang tidak terbatas dalam
perencanaan aktivitas baru dan menarik, juga menyediakan waktu yang
mencukupi untuk anak, baik sebelum maupun setelah pelajaran. Atau bisa
jadi masih banyak juga guru Penjas yang masih melihat bahwa pelajaran
Pendidikan Jasmani hanya sekedar memberi waktu istirahat dan leha-leha
bagi anak sebagai selingan dari rutinitas kelas yang berat,
sehingga pembelajaran Penjas dibuat sedemikian rupa sekedar memberi
kesenangan dan keriangan tanpa harus benar-benar menekankan
pentingnya “anak belajar.”

Idealnya, semua guru Penjas harus menghargai pentingnya penjas

60
60
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

bagi anak sehingga berupaya keras mengembangkan program yang


sesuai dengan perkembangan anak. Nyatanya, akan selalu terdapat atau
malah banyak guru yang “menyerah dan cukup puas” pada cara-cara lama
daripada berjuang mengembangkan program yang inovatif bagi anak didik.
Pada dasarnya, nilai atau kepercayaan guru ini, ditambah dengan variable
lainnya, dapat berkontribusi pada bagus-tidaknya program Penjas yang
diajarkannya bagi anak.

2) Ukuran Kelas
Variabel yang memiliki dampak tertentu pada apakah guru dapat mencapai
tujuan dalam pelajaran Penjas adalah ukuran kelas (jumlah anak dalam
satu kelas). Jumlah anak yang ikut serta dalam penjas biasanya
berjumlah besar, karena kadang-kadang dua kelas yang berbeda
digabung menjadi satu. Jumlah anak yang begitu banyak dapat
dianggap variabel yang paling menentukan keberhasilan guru dalam
menciptakan pelajaran yang berhasil.

Agar guru mampu memberikan arah pada sekelompok anak yang banyak,
guru tentu harus mendapat kesempatan untuk mengamati dan menganalisis
dan memberi umpan balik. Permasalahan ketersediaan waktu untuk
memberikan instruksi dan perhatian individual untuk setiap anak dalam
suatu kelas yang berjumlah 50 anak tentu akan sangat membatasi guru.
Dilihat dari temuan penelitian menyatakan bahwa “guru yang efektif adalah
yang mampu memberi lebih banyak tutorial pada anak dalam pembelajaran.
Mereka bicara pada kelas secara keseluruhan untuk mengatur struktur
dan memberikan pengarahan umum, tetapi kebanyakan instruksinya yang
aktual lebih banyak diberikan kepada kelompok kecil dan individual.”
Ringkasnya, ukuran kelas akan mempengaruhi pendekatan pengajaran
yang digunakan untuk membantu anak memperoleh pengalaman
kependidikan yang berhasil.

3) Jumlah Pertemuan
Dalam kurikulum 2013, sekolah dan guru diberi pilihan untuk menetapkan
apakah alokasi waktu selama 3 jam mau digunakan untuk satu pertemuan
ataukah mau dibagi ke dalam 2 atau 4 pertemuan. Jika alokasi waktu yang
disediakan digunakan dalam 2 pertemuan, maka waktu 4 jam dibagi dua,
jadi masing-masing berdurasi dua jam. Demikian juga jika diplih 4
pertemuan, maka masing-masing pertemuan terdiri dari 1 jam pertemuan.
Jika ada yang mempertanyakan, efektif manakah antara satu pertemuan
dengan 4 jam langsung dibanding dengan 2 pertemuan atau 4 pertemuan
dengan waktu yang lebih sedikit? Sebagai pedoman, dari sisi manfaat baik

61
61
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

kebugaran maupun keterampilan gerak, ternyata yang jumlah


pertemuannya lebih banyak lah yang akan memberikan manfaat yang
lebih besar kepada anak.

Alasannya karena dengan frekuensi yang Tantangan yang harus dijawab


guru adalah memutuskan tentang apa yang harus diajarkan guru dalam
setiap pertemuan yang dipandang akan bermanfaat bagi anak.

4) Fasilitas dan Peralatan


Variabel keempat adalah kecukupan fasilitas dan peralatan yang tersedia di
sekolah. Program Penjas yang baik tentu akan perlu didukung oleh jumlah
peralatan yang memadai serta ketersediaan ruang atau lapangan yang
diatur penggunaannya. Berkebalikan dengan sekolah yang didukung alat
dan tempat yang baik, banyak juga sekolah yang tidak memiliki atau
memiliki alat yang hanya terbatas sekali. Sehingga kadang para guru harus
menggunakan ruang kelas yang bangkunya disisihkan ke ujung ruangan,
agar anak-anak dapat bergerak di dalam kelas.

Sebagian guru akan dan telah menjadi sangat ahli dalam memodifikasi
kondisi dengan cara berimprovisasi, tetapi sebagian lain seolah-olah ‘mati-
kutu’ dengan tiadanya alat dan ruangan atau lapangan. Di beberapa
sekolah situasinya sangat khas, di mana sekolah itu biasanya hanya
memiliki satu atau dua buah bola untuk digunakan oleh sekitar 40-50
anak dalam satu waktu. Biasanya, kondisi kelas yang demikian akan
dicirikan oleh panjangnya barisan anak yang berbanjar menunggu giliran.
Hanya dengan upaya memodifikasi lah guru biasanya mampu memecahkan
persoalan keterbatasan alat tersebut agar membantu anak terbebas dari
membuang-buang waktu dengan menunggu giliran. Tentu, modifikasi yang
dimaksud di sini tidak terbatas hanya pada memodifikasi alat, tetapi juga
menyangkut pengaturan tempat yang tersedia, dan mengatur
pengelompokkan anak dalam format pos-pos yang berbeda.

5) Perilaku anak
Variabel lain yang mengharuskan guru menerapkan prinsip tindakan reflektif
adalah perilaku anak-anak didiknya. Kemampuan mengatur formasi atau
pergerakan anak dalam kelas Penjas biasanya akan menetukan juga
perilaku anak yang sedang belajar.

Kemampuan guru dalam mengatur anak satu kelas atau beberapa kelas
secara efektif merupakan sebuah keterampiln mengajar (teaching skills)
yang mutlak perlu dikuasi guru. Seorang guru harus mampu menciptakan
dan memelihara lingkungan belajar yang baik pada saat anak belajar.

62
62
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Situasi belajar yang kondusif akan menjadi syarat bagi terjaganya perilaku
anak yang positif untuk terjadinya pembelajaran yang efektif.

2. Prinsip dan Prosedur Pemodifikasian Materi


a. Modifikasi Dalam Pendidikan Jasmani
Guru yang reflektif pada dasarnya adalah guru yang selalu berfikir kritis tentang
anak dan kemudian mengadaptasikan pelajaran berdasarkan fasilitas, alat, dan
tugas ajar agar memberikan lingkungan belajar yang produktif. Selanjutnya,
akan diuraikan apa saja yang harus diadaptasi atau dimodifikasi dalam
pembelajaran Penjas.

Bisa jadi arti modifikasi yang akan diuraikan dalam bagian ini agak berbeda
dengan uraian tentang modifikasi yang selama ini sering dijelaskan oleh para
penulis lain. Dalam modul ini, makna modifikasi dikaitkan dengan seluruh aspek
pembelajaran, dari mulai tugas gerak atau keterampilan yang dipelajari,
penggunaan metode dan model pembelajaran, penataan ruang terkait dengan
manajemen lapangan, pengaturan anak dalam ruang, serta termasuk
peralatan. Sedangkan penulis lain biasanya hanya akan menghubungkan
upaya modifikasi hanya pada peralatan yang digunakan.

Sebagaimana diketahui, domain pembelajaran dalam pendidikan jasmani akan


meliputi pembelajaran dalam domain psikomotor, domain kognitif dan domain
afektif. Modifikasi yang diuraikan di bagian ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang mendukung ke arah terjadinya pembelajaran
menyeluruh dalam seluruh domain, sehingga dapat diharapkan bahwa
pembelajaran Penjas yang diselenggarakan dapat meningkatkan kualitas
holistik anak didik.

b. Modifikasi dalam Tugas Gerak


Pembelajaran yang berada dalam wilayah psikomotor dalam Penjas biasanya
selalu diarahkan pada 2 tujuan utama, yaitu tujuan yang berhubungan
dengan pengembangan pencapaian keterampilan gerak dan peningkatan
kebugaran jasmani anak (fitness). Kedua tujuan ini, oleh para ahli dianggap
sebagai kelebihan yang terdapat dalam pelajaran pendidikan jasmani, yang
tentunya tidak mungkin dapat dicapai oleh pelajaran lain. Oleh karena itu,
kedua sub-wilayah dari domain psikomotor ini akan mendapat bahasan secara
mendasar.

Untuk melangsungkan pembelajaran dalam domain psikomotor, yang arah atau


tujuannya mengarah kepada dua aspek yang berbeda di atas (penguasaan
keterampilan dan kebugaran), tentunya para guru harus menentukan tugas ajar

63
63
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

berupa tugas gerak yang harus dilakukan oleh peserta didik, yang
selanjutnya disebut sebagai tugas gerak. Marilah kita bahas satu per satu.

1) Keterampilan Gerak
Tugas agar anak menguasai keterampilan gerak dalam Penjas tentu
merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Guru
penjas memiliki tanggung jawab yang unik untuk mengembangkan
keterampilan gerak, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan
penguasaan anak terhadap berbagai keterampilan gerak yang diajarkan.
Keterampilan apa saja yang harus dikembangkan? Jawabannya adalah
berbagai keterampilan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dalam
kurikulum 2013, yang meliputi Aktivitas Pola Gerak Dasar, Aktivitas
Kebugaran, Aktivitas Senam, Aktivitas Ritmik, dan Aktivitas Aquatik.

Untuk dapat menentukan cara dan materi apa yang tepat untuk membuat
anak meningkat keterampilannya, pertama- tama tentunya guru perlu
mengetahui apakah gerangan yang dimaksud dengan keterampilan, dan
apa pula ciri dari keterampilan itu?

Keterampilan yang dimaksud di sini adalah berbagai macam gerak yang


sudah memiliki kualitas dan tujuan tertentu yang biasanya terkait dengan
lingkungan. Dalam bentuknya yang paling dasar, sebuah keterampilan
dibangun oleh berbagai macam gerak, tetapi gerak tersebut sudah
diarahkan untuk menyelesaikan tugas tertentu dan sudah dilatih secara
matang, sehingga memiliki kualitas tertentu. Biasanya para ahli akan
membedakannya secara bertahap dengan menggambarkannya dalam
berbagai situasi. Lihat tabel di bawah ini:

NAMA JENIS TUJUAN TINGKAT NAMA


GERAK TUGAS PENGUASAAN GENERIK

Gerakan kaki Tidak Bisa jadi baru Gerak


bergantian dimaksudkan dilakukan anak, atau
untuk sehingga tidak gerakan
menyelesaikan kelihatan
tugas atau tujuan tingkatnya
tertentu

Gerakan Kaki Untuk berpindah Tidak Pola gerak


membentu dari satu titik ke menunjukkan
k Jalan titik lain tingkat
Kaki keterlatihan

64
64
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Gerakan kaki Untuk berpindah Memiliki kualitas Keterampilan


jalan cepat dari satu titik ke terukur sebagai
titik lain hasil latihan
intensif

Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa sebuah gerakan dapat
disebut secara berbeda, tergantung kandungan kualitas dan tujuannya.
Contohnya, gerakan kaki sederhana ia tetap disebut sebuah ‘gerak’ yang
hanya terlihat secara nyata dari perpindahan bagian-bagiannya, dapat
disebut sebagai ‘pola gerak’ ketika ia sudah mengandung tujuan seperti
memindahkan tubuh ke titik yang berbeda, kemudian dapat juga disebut
‘keterampilan’ manakala hasil atau kualitasnya sudah terukur karena sudah
dilatih secara baik. Dengan demikian, kita juga dapat mendefinisikan
ketiga tugas tadi dengan cara seperti di bawah ini:

TUGAS DEFINISI
Gerak Peristiwa perpindahan tubuh atau bagian tubuh
dari satu titik ke titik lain
Pola Gerak Serangkaian gerak yang membentuk fungsi
penyelesaian sebuah tujuan, meskipun tuntuan
hasilnya masih rendah
Keterampilan Serangkaian gerak (pola gerak) yang sudah
mampu menyelesaikan tujuan tertentu dengan
tuntutan hasil yang tinggi.

Apakah yang dimaksud dengan tuntutan yang tinggi tersebut? Sedikitnya


minimal ada tiga faktor yang harus dipenuhi manakala sebuah gerak atau
pola gerak bisa disebut sebuah keterampilan, yaitu harus memenuhi unsur
efektivitas, efisiensi, dan adaptabilitas. Jika sebuah gerak memenuhi tiga
aspek tersebut, barulah ia bisa disebut sebuah keterampilan. Adapun orang
yang melakukannya, manakala gerakannya sudah memiliki tigas aspek
tersebut dapat disebut anak atau pemain yang terampil.

Ketiga aspek di atas jika diuraikan lebih lanjut dapat menunjukkan pada tiga
hal penting dari ciri keterampilan atau performa yang terampil.
Contohnya, ketika seorang pemain (sepak bola, bola basket atau bola voli)
mampu menempatkan bola secara akurat, sesuai yang diinginkan, berarti
sudah menunjukkan adanya kualitas efektivitas. Kemudian ketika pemain itu
melakukannya dengan cara yang benar sesuai dengan tuntutan teknik, dan
ketika melakukannya tidak perlu mengerahkan tenaga yang tidak perlu,
berarti pemain itu sudah menunjukkan adanya kualitas efisiensi. Dan ketika
pemain itu dapat menggunakan pukulan tersebut dalam segala kondisi,
termasuk di tempat yang berbeda-beda, hal itu menunjuk pada kualitas

65
65
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

adaptasi.

Kualitas efektivitas merupakan hasil dari tindakan yang beroientasi pada


tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah tembakan bebas (free throw) pada
basket dianggap efektif jika bola itu masuk ke keranjang. Seorang pemanah
dianggap efektif jika ia mampu mengarahkan atau menembakkan panahnya
tepat ke pusat targetnya. Dan seorang pemain bertahan dianggap efektif
jika ia mampu menghadang pemain penyerang pada saat berusaha
mencetak gol. Dengan kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa
dianggap efektif jika mampu menyelesaikan tujuannya secara terukur dan
dalam tahap keberhasilan yang konsisten. Contohnya, dari sepuluh kali
tembakan bebas, seluruh tembakannya hasilnya sepuluh atau sembilan bola
masuk. Sedangkan pemain yang belum terampil mungkin hanya dua atau
tiga kali saja bola yang masuk.

Kualitas efisiensi, di pihak lain, menggambarkan penampilan atau


gerakannya itu sendiri. Suatu keterampilan dilakukan secara efisien jika
aksinya itu secara mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu,
sehingga menyebabkan usahanya dipandang lebih minimal. Ukuran
minimal ini dapat berupa waktu tempuh atau penyelesaiannya yang lebih
cepat, atau dapat juga menunjukkan pada tenaga atau energi yang
dikeluarkannya lebih sedikit. Ini bisa dibandingkan misalnya dengan
pemain yang belum terampil, di mana baik usaha maupun waktu untuk
menyelesaikan tugasnya biasanya akan lebih lama dan benar-benar
menguras tenaga.

Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan pemain dalam


menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk pada
keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah
keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, pemain perlu
melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi
merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keterampilan, karena
perubahan dalam hal kondisi ketika keterampilan dilangsungkan bisa terjadi
terus menerus, terutama dalam cabang olahraga permainan.

D.Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran yang harus Saudara lakukan dalam mendalami materi ini
adalah dengan membaca materi terkait secara cermat kemudian diskusikan dengan
teman sejawat dan buatlah peta konsep dari materi yang sedang dipelajari. Terakhir,
jawablah soal-sola latihan yang terdapat pada bagian akhir kegiatan pembelajaran

66
66
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

dan bandingkan dengan jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang disediakan.

Dalam pola In-On-In, kegiatan In-1 peserta berdiskusi dengan sesama dalam
grup. Kemudian mempresentasikan hasil diskusi dalam forum dan bersama
sama mencari solusi atau kesepakatan. Pada kegiatan On, peserta
diharapkan bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar kerja yang
disediakan, apabila mengalami kesukaran atau hambatan bisa saling bekerja
sama dan berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kegiatan In-2 peserta
mempresentasikan hasil pengejaan lembar kerjanya bisa secara
perseorangan maupun kelompok.

D. Latihan/ Kasus/ Tugas


1. Yang membedakan modifikasi dalam pembelajaran dengan modifikasi alat
dalam pendidikan jasmani bermakna…
A. Meruntunkan pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial.
B. Mengembangkan materi pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar.
C. Menyederhanakan alat Bantu pembelajaran.
D. Menganalisa, mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat
memperlancar peserta didik dalam belajarnya.

2. Tujuan penghalusan pembelajaran dapat dimaknai….


A. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan tanpa memperhatikan aspek efisiensi
dan efektivitasnya.
B. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efisien.
C. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerak secara efektif.
D. Tujuan pembelajaran yang lebih menekankan pada perolehan
pengetahuan dan kemampuan melakukan gerakan secara efisien
dan efektif.

3. Fasilitas pendidikan jasmani yang hanya berada di luar ruangan adalah…


A. lapangan Bulutangkis
B. lapangan Bolavoli

67
67
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

C. Lintasan atletik
D. lapangan Tenismeja

4. Memodifikasi permainan sepak bola untuk kegiatan peserta didik putri


agar bisa melakukan kegiatan dengan riang gembira adalah dengan
jalan…
A. Menambah jumlah pemain
B. Memperkecil ukuran lapangan
C. Merubah ukuran atau bahan bola jadi lebih empuk
D. A, B dan C benar

5. Merancang pengembangan fasilitas pendidikan jasmani di luar ruangan


antara lain dengan jalan….
A. Memperluas lahan untuk kegiatan penjas
B. Menambah fasilitas yang sudah ada menjadi lebih banyak
C. Menata dan memanfaatkan lahan-lahan yang masih ada untuk
kegiatan penjas se optimal mungkin.
D. Mengganti lapang yang lama dengan yang baru.

6. Merancang media pembelajaran yang dapat digunakan guru penjas


untukmembantu peserta didik dalam melakukan suatu keterampilan bisa
berupa…
A. Gambar rangkaian gerak suatu keterampilan.
B. Contoh dari teman-temannya.
C. Demontrasi yang terus-menerus
D. Radio atau televisi.

7. Modifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah harus


menjadi pertimbangan para guru penjas. Salah satu alasannya adalah….
A. Peserta didik putra dan putri di sekolah jumlahnya seimbang.
B. Alat yang dimodifikasi lebih murah.
C. Sarana yang dimiliki masih kurang memadai dan anak-anak belum
memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.
D. Media pembelajaran yang dimodifikasi lebih mudah untuk di dapat.

68
68
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

8. Perancangan pemodifikasian pembelajaran PJOK dengan menggunakan


ban-ban sepeda bekas sebagai alat bantu dikarenakan….
A. Mudah dipindah-pindahkan dan ditata sesuai dengan keinginan kita
B. Murah harganya
C. Mudah untuk dibawa-bawa serta dirapihkan.
D. Bisa digunakan untuk melakukan bermacam-macam gerak lari dan
lompat serta dapat meningkatkan power tungkai, power lengan

9. Dalam pemodifikasian alat bantu pembalajaran pendidikan jasmani seperti


kardus bekas dan bilah bambu mempunyai banyak manfaat di bawah ini,
kecuali....
A. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran lompat tinggi
B. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari
C. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar
D. Dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran gerak dasar lari

10. Merancang pengembangan media PJOK dengan jalan memodifikasi alat


bantu pembelajaran dapat dilaksanakan pada kegiatan…
A. Kebanyakan cabang atletik saja
B. Cabang olahraga dalam ruangan
C. Cabang olahraga di luar ruangan
D. Semua kegiatan pendidikan jasmani

E. Rangkuman
Pengajaran yang reflektif pada dasarnya adalah pengajaran yang mengakui bahwa
anak berbeda dan guru melakukan sesuatu terhadap kenyataan tersebut. Kadang
pengajaran yang demikian disebut juga pengajaran yang adaptif, sebab guru
melakukan adaptasi terhadap isi pelajaran dan caranya mengajar, untuk
menyesuaikan kebutuhan individu anak dan kelas. Adapun dasar-dasar
pengakomodasian kebutuhan anak tersebut biasanya dikaitkan secara langsung
dengan konsep Developmentally Appropriate Practice (DAP), yaitu bahwa pengajaran
dan tugas ajarnya disesuaikan tahap perkembangan anak. Sedangkan guru yang
tidak peka dengan perbedaan dalam hal kebutuhan dan kemampuan anak dan
tidak melakukan sesuatu dengan melakukan modifikasi, dapatlah disebut guru yang
tidak reflektif.

Modifikasi selama ini sering disalahartikan oleh guru Penjas di Indonesia, karena

69
69
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Penjas di Indonesia sudah terlanjur diidentikkan dengan pengajaran atau bahkan


pelatihan cabang olahraga, sehingga alat yang digunakan dan tugas ajar yang
diberikan kepada anak biasanya lebih berupa alat dan tugas ajar yang terkait dengan
konsep dan komponen olahraga. Lalu ketika dinyatakan bahwa alat dan tugas ajar
tersebut tidak sesuai dengan anak yang sedang belajar, maka anjuran yang diberikan
kepada guru adalah guru harus melakukan modifikasi, baik modifikasi terhadap
alat maupun modifikasi terhadap tugas gerak, termasuk peraturannya. Sampai di
situ seolah-olah persoalannya sudah dianggap selesai. Artinya, jika guru sudah
memodifikasi alat maupun tugas gerak yang diberikan, arti modifikasi sudah selesai.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang
terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Saudara yang
benar. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Saudara dalam materi Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari.

Rumus:

Jumlah jawaban Saudara yang benar


Tingkat penguasaan = ______________________________ x 100%
5
Makna dari tingkat penguasaan Saudara adalah:

90% - 100% = Baik Sekali


80% - 89% = Baik
70% - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Setelah Saudara mengetahui skor yang Saudara peroleh dalam mengerjakan soal,
Saudara dapat menetapkan tingkat pemahaman Saudara dalam memahami bahan atau
materi diklat yang terdapat dalam Kegiatan Pembelajaran 2 ini. Jika S a u d a r a
sudah mencapai lebih dari 90%, Saudara dapat melanjutkan untuk mempelajari
kegiatan pembelajaran selanjutnya.

70
70
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

EVALUASI

1. Pada tingkat makro penilaian diperlukan untuk ….


A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas suatu program

2. Fungsi dari penilaian sumatif adalah ….


A. penyempurnaan proses belajar-mengajar
B. menentukan strategi dan pengelolaan pendidikan
C. sebagai pengendali program berjalan yang besar
D. melihat efektifitas pada akhir keseluruhan program

3. Syarat yang harus diperhatikan guru dalam menyusun alat ukur yang baik
adalah….
A. dapat mengukur lebih dari satu dimensi atau aspek
B. setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi saja
C. setiap alat ukur harus baku
D. hanya mengukur satu dimensi saja dan harus handal

4. Untuk mengetahui peserta didik pada kemampuan di mata pelajaran pendidikan


jasmani, sebaiknya mengukur hanya satu aspek, agar ….
A. peserta didik tidak semata ditentukan oleh pengetahuannya
B. guru tidak kesulitan pada penilaiannya
C. kompetensi yang diharapkan dapat dicapai
D. peserta didik tidak terlalu banyak yang dipersiapkan

5. Untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses


pembelajaran penjas di kelas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
instrumen tes. Instrumen tersebut antara lain ….
A. tes tertulis, portofolio, dan tes keterampilan/kinerja
B. tes tertulis, pilihan ganda, uraian, isian, dan menjodohkan
C. tes tertulis, portofolio, dan produk
D. tes kinerja/keterampilan saja

6. Prinsip dari suatu tes kemampuan adalah ….


A. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes

76
76
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

B. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes


C. soal harus mudah
D. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

7. Prinsip dari suatu tes kecepatan adalah….


a. tidak adanya batasan waktu di dalam pengerjaan tes
b. adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes
c. soal harus relative agak sulit
d. tugas harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

8. Perancangan pemodifikasian pembelajaran PJOK dengan menggunakan


ban-ban sepeda bekas sebagai alat bantu dikarenakan…
A. Mudah dipindah-pindahkan dan ditata sesuai dengan keinginan kita
B. Murah harganya
C. Mudah untuk dibawa-bawa serta dirapihkan.
D. Bisa digunakan untuk melakukan bermacam-macam gerak lari dan
lompat serta dapat meningkatkan power tungkai, power lengan

9. Yang membedakan modifikasi dalam pembelajaran dengan modifikasi alat dalam


pendidikan jasmani bermakna…:
A. meruntunkan pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial.
B. mengembangkan materi pelajaran dalam bentuk aktivitas belajar.
C. menyederhanakan alat Bantu pembelajaran.
D. menganalisa, mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial
sehingga dapat memperlancar peserta didik dalam belajarnya..

10. Merancang pengembangan fasilitas pendidikan jasmani di luar ruangan


antara lain dengan jalan....
A. memperluas lahan untuk kegiatan PJOK
B. menambah fasilitas yang sudah ada menjadi lebih banyak
C. menata dan memanfaatkan lahan-lahan yang masih ada untuk
kegiatan PJOK seoptimal mungkin.
D. mengganti lapang yang lama dengan yang baru

77
77
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

KUNCI JAWABAN

Kunci Jawaban KP-2

1. A. 6. A 11. B
2. A 7. B 12. A
3. C 8. D 13. A
4. A 9. B 14. A
5. D 10. D 15. B

Kunci Jawaban KP-3

1. D
2. B
3. C
4. D
5. C
6. A
7. C
8. D
9. C
10. D

78
78
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

PENUTUP

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan


praktik dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan yang secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal
awal peserta didik, serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan
merupakan satu-satunya rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu
pengetahuan tambahan dari berbagai sumber lain.

Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci
ke dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat
mengaplikasikannya dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain
itu mampu mengelola pembelajaran yang dimulai dari merencanakan,
melaksanakan dan melakukan penilaian.

Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru


dan berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya
yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan
penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

79
79
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

GLOSARIUM

C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang
dilakukan dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk
pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam
upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan
keberhasilan peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja
SKP = Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan
dicapai oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur
yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi (materi pelajaran).

80
80
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung:


PPPPSDSD dan PLB.

Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan
Peserta didik SD, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di


Taman Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.

Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam


Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen
Dikluepa Depdiknas;

Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik


.Diakses pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil.
wordpress.com/tag/gizi/

Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth


Edition, Canada: Thomson, Delmar Learning.

Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta:


Erlangga

Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman


Kpeserta didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB

Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan


Peserta didik SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas

Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora

Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta :


Erlangga

Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja.


Bandung: Rosda Karya

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

81
81
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PEDAGOGI

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005


Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4496)
Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru
Yang Diberi Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2014., Badan PSDMPK PMP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan Anbgka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan
Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya

82
82
MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
(PJOK)
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

KELOMPOK KOMPETENSI J

PROFESIONAL:
PROFESIONALISME GURU

Terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAHUN 2018

2015
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Penulis:
1. Abdullah, S.Pd., (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)
2. Dr. Sugito Adi Warsito, M.Pd., (Widyaiswara PPPPTK Penjas dan BK)

Penelaah:

1. Prof. Dr. Hari Amirullah Rachman, M.Pd, (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta)
2. Drs. Suroto, MA, Ph.D. (Dosen Universitas Negeri Surabaya)

Ilustrator:
Tim Layouter PPPPTK Penjas dan BK

Copyright © 2018
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI ……..………………………………………………………....... i
DAFTAR TABEL ... ………………………………………………………....... ii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………....... iii
PENDAHULUAN ………………………………………………………….….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………..…....... 1
B. Tujuan ……………………………………………………………............ 2
C. Peta Kompetensi ………………………………………........................... 3
D. Ruang Lingkup ………………………………………………………….…. 3
E. Cara Penggunaan Modul ………………….…………………………....... 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN 2 ………………………………................................... 10
A. Tujuan ……………………………………………………………………... 10
B. Indikator ………………………………………………………………....... 10
C. Uraian Materi …………………………………………………….............. 10
D. Aktivitas Pembelajaran ………………………………………………...... 51
E. Latihan/ Kasus /Tugas …………………………………………….......... 53
F. Rangkuman ………………………………………………....................... 55
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ……………………………….............. 56
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN
KOMUNIKASI UNTUK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN …......... 57
A. Tujuan ……………………………………………………………………... 57
B. Indikator ……………………………………………………..................... 57
C. Uraian Materi ……………………………………………………….......... 57
D. Aktivitas Pembelajaran ………………………………………………….. 75
E. Latihan/ Kasus /Tugas ………………………………………………...... 76
F. Rangkuman ………………………………………………………............ 79
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………….….. 81
EVALUASI ............................................................................................... 82
PENUTUP ……………………………………………………........................ 87
GLOSARRIUM……………………………………………............................ 88
DAFTAR PUSTAKA …............................................................................ 89
KUNCI JAWABAN ………………………………….................................... 91

i
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel1. Daftar Lembar Kerja Modul ........................................................... 9

Tabel 2. Kriteria Penilaian Unsur Perilaku Kerja ............................. 42


MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Pemetaan Kompetensi ............................................................ 3
Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka .................................... 4

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh ................................... 5

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In 7

Gambar 5. Komponen PKB ……………………………....…………............ 15


Gambar 6. Diagram Sumber-sumber PKB ....……………...……………... 17
Gambar 7. Mekanisme PKB ..................................................................... 22
Gambar 8. Unsur Penilaian Prestasi Kerja ……………………..…........... 24
Gambar 9. Jenis-jenis Perangkat TIK ....................................................... 59

iii iii

iii
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga
kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu
“Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif.” Untuk itu guru dan tenaga
kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah
pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan
sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalitasnya.

PKB sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan
diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus
menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan
mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga
kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.

Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri
maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh
lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru.
Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK KPTK
atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan
modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan
bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta
diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi
yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter,
modul dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan diintegrasikan
dalam lima nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter, yaitu religiusitas,

1
1
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Kelima nilai utama


tersebut terintegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul.

Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan teknologi informasi dan


komunikasi dalam segala kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran.
Dunia kerja menuntut perubahan kompetensi, kemampuan berpikir kritis (critical
thinking), komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), dan berpikir
kreatif (creative thinking) menjadi kompetensi penting dalam memasuki
kehidupan abad 21. Sekolah dituntut mampu menyiapkan peserta didik
memasuki abad 21.

Perkembangan pelaksanaan kurikulum 2013 banyak mengalami pembaharuan


dan penyesuaian terhadap perkembangan dunia abad 21. Dalam
mengimplementasikan pembelajaran, guru harus menyesuaikan dasar dan
kebijakan yang telah ditetapkan. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga diharapkan peserta
didik selain memiliki pertama, kompetensi berpikir kritis/memecahkan masalah,
kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi (4C), kedua, kualitas karakter, yaitu
bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah, meliputi iman dan
taqwa, cinta tanah air, rasa ingin tahu, inisiatif, gigih, kemampuan beradaptasi,
kepemimpinan, dan kesadaran sosial dan budaya, ketiga, literasi dasar, yaitu
bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari meliputi
literasi bahasa dan sastra, literasi numeracy (berhitung), literasi sains, literasi
digital, literasi keuangan, dan literasi budaya dan kewarganegaraan

Setelah mempelajari modul ini, selain guru dapat meningkatkan kompetensi


pedagogik dan profesional, guru juga diharapkan mampu mengimplementasikan
Penguatan Pendidikan Karakter khususnya Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis kelas dan mengimplementasikan pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan abad 21

B. Tujuan

Modul ini disajikan agar Anda memiliki kompetensi dalam memahami materi
terkait pengembangan kompetensi keprofesionalan guru agar Anda semakin

2
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

mampu memahami berbagai aspek pengembangan kompetensi yang


mendukung profesionalitas Anda. Oleh karena itu Anda diharapkan mampu
memahami materi tentang modifikasi pembelajaran, serta tidak kalah pentingnya
adalah materi tentang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) untuk
pengembangan diri.

C. Peta Kompetensi

Melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan


menerapkan TIK untuk pengembangan diri dengan
mengembangkan nilai nilai gotong royong, mandiri dan religius

Melakukan pengembangan Menerapkan TIK untuk


keprofesian berkelanjutan pengembangan diri

1. Melakukan analisis sumber belajar dalam PKB


2. Memahami informasi terkini dalam PKB

1. Memanfaatkan TIK dalam Pengembangan


Pengembangan Pembelajaran PJOK
2. Menerapkan TIK dalam Pembelajaran PJOK

Gambar 1. Pemetaan Kompetensi

D. Ruang Lingkup
Modul ini berisi tentang Sumber belajar untuk peningkatan keprofesionalan
berkelanjutan 2, Pemanfaatan perangkat TIK dalam pengembangan
pembelajaran.

E. Cara Penggunaan Modul


Modul ini dapat Saudara gunakan dalam kegiatan pelatihan moda tatap muka
penuh maupun In-On-In sebagaimana bagan berikut ini.

3
3
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Gambar 2. Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh


Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru melalui model tatap muka penuh yang
dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis dilingkungan ditjen. GTK maupun
lembaga diklat lainnya. Kegiatan tatap muka penuh dilaksanan secara
terstruktur pada satu kurun waktu yang dipandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat


dilihat pada alur dibawah.

4
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Gambar 3. Alur Pembelajaran Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat
dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat
untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi profesional J


fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk
mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator
pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi

5
5
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi


permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai


dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu
oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan
menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas
pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan
menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan
kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana


menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali
informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat
membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan


fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama.
pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan
seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes


akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In


Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi
peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu
In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning
2 (In-2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In
tergambar pada alur berikut ini.

6
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Gambar 4. Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan


sebagai berikut,

a. Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat
pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada
peserta diklat untuk mempelajari :
1) latar belakang yang memuat gambaran materi
2) tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi
3) kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.
4) ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran
5) langkah-langkah penggunaan modul

7
7
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

b. In Service Learning 1 (IN-1)


1) Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi
professional J, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai
peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai
dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat
mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat
mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

2) Melakukan aktivitas pembelajaran


Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan
dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas
pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara
langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan
metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi
kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun
sesuai dengan kegiatan pada IN1.

Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali


informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran
pada on the job learning.
c. On the Job Learning (ON)
1. Mengkaji Materi
Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi pedagogik
J guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan
pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka
dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka
tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran
Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah
maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun
pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera
pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini
akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen,
sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di
dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa
Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

8
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif


menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan
melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job
learning.
d. In Service Learning 2 (IN-2)
Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON
yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian
ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh
kegiatan pembelajaran
e. Persiapan Tes Akhir
Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes
akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes
akhir.
3. Lembar Kerja
Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi profesional J teridiri dari
beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas
pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang
dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh
peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel1. Daftar Lembar Kerja Modul

No Kode Nama LK Keterangan


LK
1. LK.04 Pengembangan keprofesionalan TM, ON
berkelanjutan
2. LK.05 TIK dalam pembelajaran TM, ON

Keterangan.
TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh
IN1 : Digunakan pada In service learning
ON : Digunakan pada on the job learning

9
9
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2

A. Tujuan
Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan serta
menganalisis informasi terkini dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan
secara terinci melalui telaah isi modul.

B. Indikator
1. Peserta diklat dapat melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
2. Peserta diklat dapat menganalisis informasi terkini dalam pengembangan
keprofesian berkelanjutan

C. Uraian Materi
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam kegiatan pembelajaran
ini meliputi kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan analisis
informasi terkini dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
1. Analisis Pengembangan dalam PKB
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang diklaksanakan oleh
guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) didasarkan pada
profil kinerja sebagai hasil dari pelaksanaan uji kompetensi guru. Hasil uji
kompetensi ini menentukan kegiatan PKB guru PJOK yang harus
dilaksanakan dan didukung dengan modul-modul sesuai dengan kebutuhan
pelatihan guru. Oleh karena itu Anda pelajari dan pahami penjelasan di bawah
ini.
a. Pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya membawa perubahan yang
diinginkan berkaitan dengan keberhasilan peserta didik. Dengan demikian semua
peserta didik diharapkan dapat mempunyai pengetahuan lebih, mempunyai
keterampilan lebih baik, dan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang
materi ajar serta mampu memperlihatkan apa yang mereka ketahui dan mampu
melakukannya. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan dimana guru
secara berkesinambungan belajar setelah memperoleh pendidikan dan/atau

10
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

pelatihan awal sebagai guru. PKB mendorong guru untuk memelihara dan
meningkaSDan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang
berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi.

Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas


pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang
dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.Melalui kesadaran untuk memenuhi
standar kompetensi profesinya serta upaya untuk memperbaharui dan
meningkaSDan kompetensi profesional selama periode bekerja sebagai guru, PKB
dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap struktur keterampilan dan
kompetensi pribadi atau bagian penting dari kompetensi profesional.Dalam hal ini
adalah suatu komitmen untuk menjadi profesional dengan memenuhi standar
kompetensi profesinya, selalu memperbaharuimya, dan secara berkelanjutan untuk
terus berkembang. PKB merupakan kunci untuk mengoptimalkan kesempatan
pengembangan karir baik saat ini maupun ke depan. Untuk itu, PKB harus
mendorong dan mendukung perubahan khususnya di dalam praktik-praktik dan
pengembangan karir guru.

Pada prinsipnya, PKB mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,


dan refleksi yang didesain untuk meningkaSDan karakteristik, pengetahuan,
pemahaman, dan keterampilan sebagaimana digambarkan pada diagram berikut
ini (diadopsi dari Center for Continuous Professional Development (CPD).
University of Cincinnati Academic Health Center.http://webcentral.uc.edu/-
cpd_online2). Dengan perencanaan dan refleksi pada pengalaman belajar guru
dan/atau praktisi pendidikan akan mempercepat pengembangan pengetahuan dan
keterampilan guru serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi pendidikan.

Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu dan
meningkaSDan praktik -praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus:
1) menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang d
iampu ;
2) menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran
(pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu;
3) menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses
pembelajaran dan sekolah sebagai institusi di samping pengetahuan
terkait dengan materi ajar yang diampu dan metodologi pembelaran
(pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu;
4) mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang
pendidikan;

11
11
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

5) berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta


didik dalam belajarnya;
6) membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan
sumberdaya yang ada ;
7) menyediakan waktu yang cukup, dukungan dan sumberdaya bagi guru
agar mampu menguasai isi materi belajadan pedagogi s erta
mengintegrasikan dalam praktik -praktik pembelajaran sehari-hari ;
8) didesain oleh perwakilan dari mereka -mereka yang akan berp artisipasi
dalam kegiatan PKB bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya ;
9) mencakup berbagai bentuk kegiatan termasuk beberapa kegiatan yang
mungkin belum terpikirkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan saat itu.

b. Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan (PKB)


Dalam konteks Indonesia, PKB adalah pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang dilakspeserta didik an sesuai dengan kebutuhan guru
untuk mencapai standar kompetensi profesidan/atau meningkatkan
kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus
berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru .PKB mencakup tiga hal; yakni
pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

1) Pelaksanaan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan agar mampu melaksankan tugas
pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk
pelaksanaan tugas -tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/ madrasah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau
meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi
pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk mampu melakspeserta
didik an tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, program PKB diorientasikan kepada kegiatan

12
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan


tersebut (misalnya kompetensi bagi kepala sekolah, kepala
laboratorium, kepala perpustakaan, dsb) .

Kebutuhan pengembangan diri mencakup (a) kompetensi penyusunan


RPP, program k erja, perencanaan pendidikan, evaluasi, dll; (b)
penguasaan materi dan kurikulum; (c) penguasaan metode mengajar;
(d) kompetensi melak ukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran;
(e) penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); (f)
kompetensi inovasi dalam pembelajaran dan sistem pendidikan di
Indonesia, dsb; (g) kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini ; dan
(h) kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas -tugas
tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.

2) Pelaksanaan Publikasi Ilmiah


Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah
mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu:
a) presentasi pada forum ilmiah; sebagai pemrasar an/nara sumber
pada seminar, lokakaryailmiah, koloqium atau diskusi ilmiah;
b) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang
pendidikan formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan :
(1) karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang
pendidikan di sekolahnya yang:
(a) diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber -
ISBN dan diedarkan secara nasionalatau telah lulus dari
penilaian ISBN,
(b) diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah
tingkat nasional yang terakreditasi, provinsi , dan tingkat
kabupaten/kota,
(c) diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan.
(2) tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan
pembelajaran pada satuan endidikanyang dimuat di:
(a) jurnal tingkat nasional yang terakreditasi ;

13
13
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

(b) jurnal tingkat nasional yang tidak terakreditasi/tingkat


provinsi
(c) jurnal tingkat lokal (kabupaten/kota/sekolah/ -madrasah,
dsb
(3) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan
dan/ataupedoman guru. Publikasi ini mencakup pembuatan:
(a) buku pelajaran per tingkat atau buku pendidikan per judul
yang:
• lolos penilaian BSNP
• dicetak oleh penerbit dan ber –ISBN
• dicetak oleh penerbit dan belum ber –ISBN
(b) modul/diklat pembelajaran per semester yang
digunakan di tingkat :
• provinsi dengan pengesahan dari Dinas Pendidikan
Provinsi ;
• kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota ;
• sekolah/madrasah setempat .
(c) buku dalam bidang pendidikan dicetak oleh penerbit yang
ber-ISBN dan/atau tidak ber -ISBN;
(d) karya hasil terjemahan yang dinyatakan oleh kepala
sekolah/ madrasah tiap karya;
(e) buku pedoman guru.

3) Pelaksanaan Karya inovatif


Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi
atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap
peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan, sain s/teknologi, dan seni. Karya
inovatif ini mencakup:
a) penemuan teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau
sederhana;
b) penemuan/peciptaan atau pengembang an karya seni kategori
kompleks dan/atau sederhana;

14
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

c) pembuatan/pemodifikasian alat pelajaran/peraga/-prakti kum


kategori kompleks dan/ atau sederhana;
d) penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat
nasional maupun provinsi.
Secara singkat , gambar di bawah ini menggambarkan komponen
PKB yang dapat diberikan angka kredit. Angka Kredit ini
diperlukan untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.

Gambar 5: Komponen PKB

c. Prinsip – prinsip Dasar Pelaksanaan PKB


Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat mematuhi
prinsip -prinsip sebagai berikut.
1) PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis hasil
belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi bagian
integral dari tugas guru sehari-hari.
2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri
yang perlu diimplementasikan secara teratur, sistematis, dan
berkelanjutan. Untuk menghindari kemungkinan pengalokasian
kesempatan pengembangan yang tidak merata, proses penyusunan
program PKB harus dimulai dari sekolah.
3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk
mengikuti program PKB dengan minimal jumlah jam per tahun sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009.

15
15
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan/atau sekolah berhak menambah


alokasi waktu jika dirasakan perlu.
5) Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi
kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan
kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Sanksi tersebut tidak berlaku bagi
guru, jika sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru untuk
melakspeserta didik an program PKB.
6) Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembelajaran
peserta didik, kaya dengan materi akademik, proses pembelajaran,
penelitian pendidikan terkini, dan teknologi dan/atau seni, serta
menggunakan pekerjaan dan data peserta didik untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
7) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri. Oleh karena itu,
untuk men capai tujuan PKB, kegiatan pengembangan harus melibatkan
guru secara aktif se hingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya,
baik dalam penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan
lain -lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan pendidikan
di sekolah .
8) PKB yang baik harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan
nilai-nilai yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota . Oleh k
arena itu, kegiatan PKB harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana
pengembangan sekolah dan/atau kabupaten/ kota dalam melakspeserta
didik an peningkatan mutu pendidikan yang disetujui bersama antara
sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat.
9) Sedapat mungkin kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau
dengan sekolah di sekitarnya (misalnya di gugus KKG atau MGMP)
untuk menjaga relevansi kegiatannya dan juga untuk mengurangi
dampak negatif pada lingkungan yang disebabkan jika guru dalam
jumlah besar bepergian ke tempat lain.
10) PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan
pekerjaan yang bermartabat dan memiliki makna bagi masyarakat
dalam pencerdasan bangsa, dan sekaligus mendukung perubahan
khusus di dalam praktik -prak tik dan pengembangan karir guru yang
lebih obyektif, transparan dan akuntabel.

16
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

d. Lingkup Pelaksanaan Kegiatan PKB


Lingkup pengembangan keprofesian berkelanjutan, seperti ditunjukkan
dalam diagram di bawah ini (diadopsi dari TDA: Continuing Professional
Development http://www.tda.gov.uk/teachers/continuingprofessional-
develop–ment.aspx).Beberapa bentuk PKB dapat meliputi unsur-unsur
yang bersifat int ernal sekolah, eksternal, antar sekolah maupun melalui
jaringan virtual.
Contoh : PPPP -SD, LPMP, LPSD, Asosiasi Profesi , dan PKB Provider
lainnya
Contoh: Program Induksi, mentoring, pembinaan, observasi pembelajaran,
kemitraan pembelajaran, berbagi pengalaman, Pengembangan sekolah
secara menyeluruh (WSD= whole school development) Contoh : Jaringan
lintassekolah( seperti KKG/MGMP, KKM, KKKS/MKKS, KKPS, MKPS, atau
jaringan virtual.DALAM SEKOLAH

Gambar 6: Diagram Sumber-sumber PKB

Ini dimaksudkan bahwa kegiatan PKB yang berupa kursus, pelatihan,


penataran maupun berbagai bentuk diklat yang lain dapat
diselenggarakan oleh sekolah secara mandiri (sumber PKB dalam
sekolah), contohnya: program Induksi, mentoring, pembinaan,
observasi pembelajaran, kemitraan pembelajaran, dan berbagi
pengalaman antarguru, pengembangan sekolah secara menyeluruh

17
17
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

(WSD= whole school development ) . Lebih rinci lagi, kegiatan PKB


yang dapat dilakukan di dalam sekolah secara mandiri dapat
dikelompokkan sebagai berikut.
1) Dilakukan oleh guru sendiri, antara lain:
a) mengembangkan kurikulum yang mencakup topik-topik
aktual/terkini yang berkaitan dengan sain s dan teknologi, sosial,
dsb, sesuai dengan kebutuhan peserta didik
b) merencpeserta didik an dan melakspeserta didik an pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik;
c) mengevaluasi, menilai dan menganalis hasil belajar peserta didik
yang dapat enggambarkan kemampuan peserta didik
sesungguhnya ;
d) menganalisis dan mengembangkan model pembelajaran
berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari peserta didik
terhadap pembelajarannya;
e) menulis kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehari-hari
sebagai bahan untuk melakukan refleksi dan pengembangan
pembelajaran;
f) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan
dengan bidang dan profesi untuk membantu pengembangan
pembelajaran;
g) melakukan penelitian mandiri (misalnya Penelitian Tindakan
Kelas) dan menuliskan hasil penelitian tersebut ;
2) Dilakukan oleh guru bekerja sama dengan guru lain dalam satu
sekolah, antara lain:
a) saling mengobservasi dan memberikan saran untuk perbaikan
pembelajaran;
b) melakukan identifikasi, investigasi dan membahas permasalahan
yang dihadapi di kelas/sekolah;
c) menulis modul, buku panduan peserta didik, Lembar Kerja
Peserta didik,
d) membaca dan mengkaji artikel dan/atau buku yang berkaitan
dengan bidang dan profesi untuk membantu pengembangan
pembelajaran;

18
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

e) mengembangkan kurikulum dan persiapan mengajar dengan


menggunakan TIK;
f) pelaksanan pembimbingan pada program induksi;
Sumber PKB jaringan sekolah merupakan kegiatan PKB yang
dilakspeserta didik an melalui kerjasama antar sekolah baik dalam
satu rayon (gugus) , antar rayon dalam kabupaten/kota tertentu ,
antarprovinsi bahkan imungkinkan melalui jaringan kerjasama
sekolah antarnegara secara langsung maupun melalui teknologi
informasi (sumber PKB jaringan sekolah).
Kegiatan PKB dilakukan oleh sekolah melalui jaringan yang ada
dapat berupa:
a) kegiatan KKG/MGMP ;
b) pelatihan/seminar/lokakarya sehari atau lebih;
c) kunjungan ke sekolah lain, dunia usaha dan industri, dsb;
d) mengundang nara sumber dari sekolah lain , komite seko lah,
dinas pendidikan, pengawas, asosiasi profesi, atau dari instansi
lain yang relevan.
e) Jika kebutuhan guru dalam rangka pengembangan keprofesional
annya belum terpenuhi melalui kedua sumber dalam sekolah
maupun jaringan sekolah, atau masih membutuhkan
pengembangan lebih lanjut, maka dapat menggunakan sumber-
sumber PKB selain kedua sumber PKB tersebut, yakni sumber
kepakaran luar lainnya. Sumber kepakaran lain ini dapat
disediakan melalui kegiatan di LPMP, P4SD, Perguruan Tinggi
atau institusi layanan la in yang diakui oleh pemerintah ataupun
melalui pendidikan dan pelatihan jarak jauh m elalui jejaring
virtual atau TIK yang diselenggarakan oleh institusi layanan luar
negeri. Proses PKB dimungkinkan menjadi lebih efektif dan
efisien bila dilakukan di sekol ah sendiri atau dilakukan ber sama-
sama dengan sekolah lain yang berdekatan (misalnya melalui
KKG atau MGMP). Kegiatan PKB dapat dilakukan di luar
lingkungan sekolah, misalnya oleh LPMP, Dinas Pendidikan,
PT/LPSD atau penyedia jasa lainnya hanya untuk meme nuhi
kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh sekolah sendiri.

19
19
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

e. Mekanisme PKB
Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan
(PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an
sesuai dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan
profesionalisme.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan


untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan,
kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan
apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu.

Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil
evaluasi diri. Bagi guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada
di bawah standar kompetensi atau dengan kata lain berkinerja rendah
diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan untuk mencapai
standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai
standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan
keprofesian agar dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan
tugas dan kewajibannya sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam rangka
memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas kepada peserta didik

2. Menganalisis Informasi Terkini dalam PKB


a. Infomasi dalam PKB
Dalam konteks informasi, PKB adalah pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru untuk
mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan
kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus
berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru. PKB mencakup tiga hal; yakni
1) Pengembangan diri meliputi :
a) Mengikuti diklat fungsional
b) Melaksanakan kegiatan kolektif guru
2) Publikasi ilmiah meliputi:
a) Menemukan tenologi tepat guna
b) Menemukan/mencipta karya seni

20
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran


d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal
dan sejenisnya.
3) Karya Inovatif
a) Menemukan teknologi tepat guna
b) Menemukan/menciptakan karya seni
c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran
d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal
dan sejenisnya
b. Prinsip pelaksanaan PKB
Satu hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan PKB harus dapat
mematuhi prinsip-prinsip sebagai berikut
1) PKB harus fokus kepada keberhasilan peserta didik atau berbasis
hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, PKB harus menjadi
bagian integral dari tugas guru sehari-hari.

2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan untuk


mengembangkan PKB secara teratur, sistematis, dan
berkelanjutan.Untuk menghi ndari kemungkinan pengalokasian
kesempatan pengembangan yang tidak merata, perludisusun
program PKB dimulai dari sekolah berdasarkan hasil analisis
evaluasi diri, PK Guru, dan atau uji kompetensi

3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru


untuk mengikuti program PKB.

4) Bagi guru yang tidak memperlihaSDan peningkatan setelah diberi


kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan
kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

5) Cakupan materi untuk kegiatan PKB harus terfokus pada pembe


lajaran peserta didik, dengan materi akademik, proses
pembelajaran, penelitian pendidikan terkini, dan teknologi
dan/atau seni,

6) Proses PKB bagi guru harus dimulai dari guru sendiri di


sekolahnya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan PKB,
kegiatan pengembangan harus melibaSDan guru secara aktif

21
21
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

sehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya, baik dalam


penguasaan materi, pemahaman konteks, keterampilan, dan lain-
lain sesuai dengan tujuan peningkatan kualitas layanan
pendidikan di sekolah.

7) Kegiatan PKB dilakspeserta didik an di sekolah atau dengan


sekolah di sekitarnya (misalnya IHT, MGMP)

Secara umum, mekanisme PKB dapat digambarkan dalam mekanisme


yang mencakup tahapan sebagai berikut

Guru Koordinator PKB


Guru melalui
mengevaluasi diri dan Guru
proses Penilaian
menjelang akhir membuat
Kinerja Formatif
tahun ajaran, perencanan PKB,
(1.2) (1.3)
Format-1 (1.1)

Guru Guru menerima Guru menyetujui


menjalankan rencana final rencana kegiatan
program PKB kegiatan PKB, PKB, Format-2
sepanjang tahun
Format-2 (1.5) (1.4)
(1.6)

Guru mengikuti
Koordinator PKB Penilaian Kinerja Guru melakukan
melaksanakan Sumatif dan refleksi kegiatan
monev. kegiatan menerima perki- PKB Format-3
PKB (1.7) raan angka kredit (1.9)
(1.8)

Gambar 22: Mekanisme PKB

Sekolah berkewajiban menjamin bahwa kesibukan guru dengan tugas


tambahannya sebagai Guru Pendamping/Mentor atau sebagai
Koordinator PKB tingkat sekolah sebagaimana halnya guru yang
mengikuti kegiatan PKB tidak mengurangi kuantitas dan kualitas
mengajarnya. Masa kerja koordinator PKB, penilai, dan guru
pendamping/ mentor adalah 3 (tiga) tahun. Setelah habis masa
kerjanya, akan dilakukan evaluasi untuk menentukan masa kerja
berikutnya. Pemilihan koordinator PKB, penilai, dan guru

22
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

pendamping/mentor dilakukan oleh kepala sekolah dengan


persetujuan pengawas dan semua guru di sekolah tersebut,
sedangkan penetapan dan pengangkatannya dilakukan oleh kepala
sekolah dengan diketahui oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Secara formal kepala sekolah menerbitkan SK penetapan koordinator
PKB, penilai dan guru pendamping. Selain itu, sekolah dan Dinas
Pendidikan setempat harus menjamin keterlaksanaan tugas Guru
Pendamping/Mentor atau sebagai Koordinator PKB agar pelaksanaan
PKB dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip PKB yang telah
ditetapkan dan sekaligus dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai
dalam rangka peningkatan kualitas layanan pendidikan bagi peserta
didik.

c. Penilaian Prestasi Kerja dan SKP


Selanjutnya informasi yang akan dibahas dan diuraikan tentang
tentang Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dan SKP
1) Penilaian Prestasi Kerja (PPK)
PPK bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah, yang dapat memberi petunjuk bagi
pejabat yang berkepentingan dalam rangka pembinaan profesi
guru secara objektif. Hasil penilaian prestasi kerja akan
dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan penetapan keputusan
kebijakan pembinaan karir guru yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan, pengangkatan dan penempatan, pengembangan,
penghargaan, serta disiplin. Hal ini sejalan dengan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
yang mengamanatkan guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan berhak mendapatkan promosi dan penghargaan
sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian prestasi kerja


dilaksanakan secara sistematis yang penekanannya pada tingkat
capaian sasaran kerja atau tingkat capaian hasil kerja guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah sebagaimana telah direncanakan,

23
23
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

disusun dan disepakati bersama oleh guru dan/atau guru yang


mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah dengan atasan langsung (pejabat penilai)nya.
Penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yaitu
Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala
Laboratorium, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua
Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus secara strategis
diarahkan melalui penilaian SKP dan perilaku kerja sesuai dengan
tugas dan fungsi guru dan kepala sekolah.
PPK bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan
fungsi sekolah/madrasah dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Untuk
memenuhi prinsip penilaian yang objektif, terukur, akuntabel,
partispatif, dan transparan diperlukan pedoman penilaian prestasi
kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

Unsur PPK adalah sebagai berikut

Gambar 8. Unsur Penilaian Prestasi Kerja

Perangkat penilaian prestasi kerja merupakan seperangkat alat


yang digunakan oleh penilai untuk melaksanakan tugas mengukur
dan menilai prestasi kerja guru, kepala sekolah, dan guru yang

24
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

diberi tugas tambahan. Diharapkan hasil penilaian yang diperoleh


obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Perangkat penilaian tersebut terdiri dari:
 Formulir Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 1)
 Formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai (Lampiran 2)
 Surat Keterangan Melaksanakan Tugas Tambahan (Lampiran
3)
 Rekap Hasil Penilaian Perilaku Kerja Bagi Guru (Lampiran 4)
 Formulir Buku Catatan Penilaian Perilaku Kerja PNS (Lampiran
5)
 Format Penilaian Prestasi Kerja (Lampiran 6)
Catatan: Format lengkap ada di Pedoman PPK
GURU,KEPALA SEKOLAH DAN GURU DENGAN TUGAS
TAMBAHAN TAHUN 2014.
Terkait dengan pelaksanaan PPK maka alur PPK guru dan/atau
guru yang memperoleh tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel,
ketua program keahlian, dan pembimbing khusus) dapat
digambarkan berikut ini:
2) Sasaran Kerja Pegawai

a) Konsep SKP

Perkalan BKN No.1 Tahun 2013 tentang Ketentuan


Pelaksanaan PP No.46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud pegawai Negeri
Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan. Sedangkan penilaian prestasi Kerja PNS adalah
suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh
Pejabat Penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja PNS. Prestasi Kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh
setiap PNS pada suatu satuan organisasi sesuai dengan
sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.

25
25
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah


rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS,
yang dimaksud dengan uraian Tugas adalah suatu paparan
semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok pemangku
jabatan dalam memproses bahan kerja menjadi hasil kerja
dengan menggunakan perangkat kerja dalam kondisi tertentu.
Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan.

Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan


terhadap seluruh tugas jabatan dan target yang harus dicapai
selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun yang
berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada ukuran tingkat
capaian SKP yang dinilai dari aspek: Kuantitas, Kualitas, Waktu
dan Biaya. Guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah sebagai pejabat
fungsional tertentu, target SKP nya adalah pemenuhan angka
kredit yang akan didapat untuk tahun yang berjalan mengingat
kenaikan pangkat guru dan/atau guru yang memperoleh tugas
lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasahdidasarkan
kepada perolehan angka kredit. Dengan demikian, penilaian
terhadap komponen SKP nya mengacu kepada target
perolehan angka kredit dari komponen kegiatan yang
direncanakan selama satu tahun. Dalam menentukan tugas
jabatan untuk memperoleh angka kredit yang dicapai mengacu
kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. (Kemdikbud,
2014)

b) Prosedur Penyusunan SKP

Setiap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang


relevan dengan fungsi sekolah/madrasah wajib menyusun SKP
Guru berdasarkan RKT sekolah dan dokumen lainnya, seperti
Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok guru, serta Program
Tahunan Guru.Khusus untuk kepala sekolah, penyusunan SKP

26
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

juga perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT)


Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dalam menyusun kegiatan
tugas jabatan dalam SKP gurudan/atau guru yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasahharus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

 Jelas: Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara


jelas.
 Terukur artinya dapat: Diukur Kegiatan yang dilakukan harus
dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti
jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain-lain, maupun secara
kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan,
tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat
memuaskan, dan lain-lain.
 Relevan: Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan
lingkup tugas jabatan masing-masing.
 Dapat Dicapai: Kegiatan yang ditakukan harus disesuaikan
dengan kemampuanguru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
 Memiliki Target Waktu: Kegiatan yang dilakukan harus dapat
ditentukan waktunya.
SKP Guru memuat kegiatan tugas jabatan dan target angka
kredit yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu yang
kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur.

 SKP memuat kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target


yang meliputi kuantitas, kualitas, waktu, dan/atau biaya,
yang harus dicapai dalam satu tahun yang kegiatannya
bersifat nyata dan dapat diukur. Penentuan angka kredit
dalam SKP menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi secara normatif yang harus dicapai
dalam waktu 4 (empat) tahun. Oleh karena itu, target angka
kredit dalam satu tahun adalah jumlah angka kredit kumulatif
minimal yang akan dicapai dibagi 4 (empat).
 SKP yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui
oleh pejabat penilai, u3ntuk selanjutnya ditetapkan oleh

27
27
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja yang harus


ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan
guru yang dinilai
 Jika SKP yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat
Penilai maka keputusannya diserahkan kepada Atasan
Pejabat Penilai dan hasilnya bersifat final.
 SKP ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari.
 Apabila terjadi perpindahan tempat tugas guru, kepala
sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan setelah bulan
Januari maka yang bersangkutan menyusun SKP pada awal
bulan di tempat yang baru sesuai dengan surat
perintah/surat keputusan melaksanakan tugas, dengan
terlebih dahulu dilakukan pengukuran oleh atasan langsung
di tempat tugas yang lama.
 Apabila terjadi mutasi/perpindahan satminkal/tempat tugas
setelah bulan Januari tahun berjalan, maka guru, kepala
sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan yang
bersangkutan wajib menyusun SKP pada satminkal lama
dan satminkal baru. Pada akhir tahun yang bersangkutan
memperoleh penilaian SKP tempat tugas lama ditambah
penilaian SKP tempat tugas baru, lalu hasilnya dibagi 2
(dua). Pejabat penilai pada tempat tugas lama harus
melakukan penilaian SKP dan perilaku kerja sampai dengan
yang bersangkutan ditetapkan Keputusan mutasinya.
Sedangkan penentuan rentang waktu penetapan target SKP
pada tempat tugas baru dilakukan sesuai surat pernyataan
perintah melaksanakan tugas pada tempat tugas baru
 SKP Guru yang telah disusun harus dinegosiasikan dan
disetujui, untuk selanjutnya ditetapkan oleh PejabatPenilai
sebagai kontrak kerja yang harus ditanda-tangani oleh
kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan Guru dan/atau yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah)dan digunakan sebagai dasarPPK. Jika
SKP Guru yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat
Penilai maka keputusannya diserahkan kepada Atasan

28
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Pejabat Penilai dan bersifat final.

c) Unsur-unsur SKP

 Kegiatan Tugas Jabatan


Uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang
diberi tugas tambahan mengacu kepada unsur utama dan
unsur penunjang sebagaimana yang diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta berkaitan
dengan visi misi sekolah dan Rencana Kerja Tahunannya
(RKT).
 Angka Kredit
Angka Kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP
adalah target angka kredit yang akan dicapai untuk setiap
uraian tugas jabatan yang meliputi beberapa butir kegiatan
dalam 1 (satu) tahun berjalan. Angka Kredit kegiatan tugas
jabatan yang akan dilaksanakan meliputi angka kredit untuk
unsur utama dan angka kredit untuk unsur penunjang
d) Target Dalam SKP

Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan. Target yang akan dicapai
diwujudkan dengan jelas sebagai “ukuran prestasi kerja”, baik
dari aspek kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya
 Kuantitas (Target Output), dalam menentukan Target Output
(TO) dapat berupa dokumen, konsep, naskah, surat
keputusan, paket, laporan, dan lain-lain. Contoh :
 Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja guru kelas/mata
pelajaran dengan kolom persetujuan antara penilai PK
Guru dan guru yang dinilai;
 Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama
Pengamatan, dan Setelah Pengamatan;
 Format Hasil Pemantauan dan Jurnal Hasil Pemantauan
(jika ada);

29
29
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

 Format Hasil Nilai per Kompetensi yg memuat skor per


indikator dalam satu kompetensi, untuk semua
kompetensi (misal untuk guru kelas/mata pelajaran
adalah 14 kompetensi
 Kuantitas terkait dengan tugas kepala sekolah
 Hasil PK Kepala Sekolah;
 Rencana Kerja Tahunan Sekolah dan realisasinya; dan
 Laporan hasil pelaksanaan pengelolaan kepeserta
didikan, kurikulum, sarana dan prasarana, hubungan
dengan masyarakat, pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan, dan pembiayaan sekolah
Kuantitas terkait dengan target
Kegiatan pengembangan diri yang dapat berupa diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru. Target outputnya
adalah laporan hasil kegiatan diklat fungsional dan kegiatan
kolektif guru sesuai dengan jumlah dan jenis kegiatan yang
dilakukan.
Contoh:
Achmad S.Pd, seorang guru PJOK SMK Mandiri,
melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui kegiatan
kolektif guru di MGMP dengan mengambil 4 (lempat) paket
kegiatan dengan topik yang berbeda. Dengan demikian,
target output dari Achmad adalah 4 (empat) laporan hasil
kegiatan sesuai dengan topiknya.

Kualitas (Target Kualitas), dalam menentukan Target


Kualitas (TK) harus memprediksi pada mutu hasil kerja yang
terbaik, target kualitas diberikan nilai paling tinggi 100
(seratus). Dengan arti bahwa angka kredit yang ditargetkan
dapat dicapai sepenuhnya.

Contoh;
Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran
adalah target angka kredit dengan sebutan “baik” atau “amat
baik” yang harus dicapai dalam satu tahun sesuai dengan
golongan yang bersangkutan. Untuk rencana ketercapaian

30
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

target angka kredit “baik” atau “amat baik” di dalam target


kualitas dicantumkan angka 100 (seratus
Contoh :
Penulisan target kualitas untuk pelaksanaan pembelajaran.
Dari contoh atas nama Achmad Peristiwa di atas, target
kualitas yang harus dicapai adalah 100% (seratus persen)
yang setara dengan sebutan “baik” atau “amat baik” pada
hasil penilaian kinerja guru.
Penulisan target kualitas untuk PKB dalam kegiatan
pengembangan diri

Contoh:
Rahmat mengikuti diklat dan kegiatan kolektif guru, target
kualitas yang dicantumkan dalam SKP sebagai berikut. 24

 Mengikuti diklat selama 60 jam terkait dengan


pembelajaran berbasis IT memiliki target kualitas 100%;
 Mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 4 paket kegiatan
terkait dengan kegiatan peningkatan kemampuan dalam
penyusunan perangkat pembelajaran memiliki target
kualitas 100%
Waktu (Target Waktu), Target waktu ditetapkan dengan
memperhitung kan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap uraian kegiatan, misalnya 7 (tujuh)
hari, 1 (satu) minggu, 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, 3 (tiga)
bulan, dan seterusnya sampai dengan 12 (dua belas) bulan.

Contoh:
o Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 12 (dua
belas) bulan.
o Kegiatan tugas tambahan sebagai kepala sekolah
dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan.
o Kegiatan diklat 60 (enam puluh) JP direncanakan dalam
kurun waktu 7 (tujuh) hari.
o Kegiatan kolektif guru dilaksanakan selama 12 (dua
belas) bulan.

31
31
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

o Biaya (Target Biaya), dalam menentukan Target Biaya


(TB) harus memperhitungkan berapa biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesalam suatu pekerjaan dalan 1
(satu) tahun, misalnya ratusan ribu, jutaan, dan lain-lain.
Target biaya diisi hanya untuk kepala sekolah
Contoh SKP denganKegiatan Tugas Jabatan:
o Unsur Utama (minimum angka kredit untuk 1 tahun =
22,50)
o Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran,
melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian sebagai guru
kelas: AK pembelajaran = AK Kumulatif – AK
Pengembangan Diri – AK Publikasi Ilmiah dan/atau Karya
Inovatif = 22,50 - 1 – 2 = 19,50 AK
o Melaksanakan pembimbingan pada kelas yang menjadi
tanggung jawabnya: AK = 5% x 19,50 = 0,98 AK
o Melaksanakan kegiatan PKB guru yang meliputi:
- mengikuti diklat fungsional Pengembangan Model
Pembelajaran selama 82 jam = 2 AK;
- mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 5 paket
kegiatan terkait dengan peningkatan kemampuan dalam
membuat perangkat pembelajaran AK = 5 paket x 0,15 =
0,75;
- membuat 1 artikel ilmiah dalam bidang pendidikan
formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya
dan dimuat di jurnal tingkat nasional yang terakreditasi =
2 AK;
o Unsur Penunjang (maksimum 2,25 AK)
Maksimum angka kredit = 10% x AK unsur utama = 2,5
 Menjadi pengawas ujian sekolah = 0,08 AK; dan
 Menjadi anggota aktif kegiatan kepramukaan = 0,75

32
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

e) Penilaian Ketercapaian SKP

Proses dan Prosedur Penilai dalam SKP


Pelaksanaan PPK dilakukan dengan cara menggabungkan
antara unsur penilaian SKP dan unsur penilaian perilaku
kerja.Masing-masing unsur berkontribusi dalam PPK
dengan rincian yaitu penilaian SKP sebesar 60% (enam
puluh persen) dan Penilaian Perilaku Kerja sebesan 40%
(empat puluh persen) sebagaimana formulir PPK pada
Lampiran 6. Nilai PPK dinyatakan dengan angka dan
sebutan sebagai berikut:

33
33
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

91 – ke atas : Sangat Baik


76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk

f) Penilaian SKP Guru

Penilaian SKP Guru merupakan penilaian terhadap seluruh


tugas jabatan dan target yang harus dicapai selama kurun
waktu tertentu dengan aspek kualitas, kuantitas, waktu dan
biaya.Adapun format penilaian SKP Guru adalah sebagai
berikut

Prosedur penilaian SKP dalam format di atas mengikuti


tata cara pengisian sebagai berikut.
a) Kolom 1 sampai 7 diisi dengan memindahkan dari SKP
yang telah disetujui oleh atasan langsung.
b) Kolom 8 diisi dengan hasil perolehan angka kredit
berdasarkan tata cara sebagaimana diatur dalam
Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

34
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

c) Kolom 9 diisi dengan Realisasi Output (RO) yang telah


dihasilkan untuk masing-masing kegiatan tugas jabatan
yang dihitung berdasarkan rumus sesuai dengan Perka
BKN No. 1 Tahun 2013.

Realisasi Output
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100
(Aspek Kuantitas) Target Output
Contoh : Achmad Peristiwa di atas di dalam target
pelaksanaan pembelajarannya, ia harus memenuhi 1
(satu) buah laporan hasil
PK Guru. Dalam realisasinya yang bersangkutan dapat
memenuhinya. Maka perhitungan penilaian SKP aspek
kuantitasnya adalah:
1 laporan
Penilaian SKP = ----------------------------- X 100 = 100
(Aspek Kuantitas) 1 laporan
d) Kolom 10 diisi dengan Realisasi Kualitas (RK) yang
telah dihasilkan untuk masing-masing kegiatan tugas
jabatan yang dinilai. Penilaian pada RK dikaitan dengan
ketercapaian hasil penilaian kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan
dengan rumus perhitungan sebagai berikut.

35
35
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

e) Kolom 11 diisi dengan Realisasi Waktu (RW) yang telah


digunakan untuk masing-masing kegiatan tugas jabatan
yang dinilai.
o Perhitungan persentase tingkat efisiensi waktu dari
target waktu.
o Jika kegiatan tidak dilakukan maka realisasi waktu 0
(nol).

o Jika aspek waktu yg tingkat efisiensinya ≤ 24 %


maka perhitungan realisasi aspek waktu adalah

36
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Dalam melakukan penilaian SKP Guru, pejabat penilai


perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Penilaian Tugas Jabatan
Tugas jabatan bagi guru sebagaimana dijelaskan dalam
Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 tentang
jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya
mencakup:
a) Unsur utama:
Penilaian unsur utama dilakukan dengan
menggunakan sistem penilaian kinerja guru (PKG)
berdasarkan Permendikbud Nomor 35 Tahun 2010
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
b) Unsur Penunjang:
Penilaian unsur penunjang dilakukan sesuai
dengan ketentuan pada Permenneg PAN dan RB
No. 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional Guru
dan Angka Kreditnya dan angka kreditnya
ditetapkan oleh Tim Penilai Angka Kredit

37
37
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

2) Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP


Penilaian SKP dilakukan dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan cara membandingkan
antara realisasi kerja dengan target. Nilai capaian SKP
dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:
91 – ke atas : Sangat Baik
76 – 90 : Baik
61 – 75 : Cukup
51 – 60 : Kurang
50 – ke bawah : Buruk
Penandatangan hasil penilaian capaian SKP dilakukan
oleh pejabat penilai pada formulir penilaian SKP. Adapun
contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP
adalah sebagai berikut:
a) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP
bagi Guru

38
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA


PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2014 0,3565
TARGET REALISASI NILAI
NO I. Ke giatan Tugas Jabatan AK AK PENGHITUNGAN
Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SKP
14

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran,


Laporan Laporan
mengev aluasi dan menilai hasil pembelajaran
1 9,50 1 Penilaian 100 12 Bulan - 7,13 1 Penilaian 75 12 Bulan - 251,00 83,67
menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan
Kinerja Kinerja
tindak lanjut hasil penilaian
Laporan Laporan
2 Menjadi Wali Kelas 0,48 1 Penilaian 100 12 Bulan - 0,36 1 Penilaian 75 12 Bulan - 251,00 83,67
Kinerja Kinerja
Surat
Surat Tugas,
Tugas,
Laporan
Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru dalam Meny usun Laporan
Deskripsi
3 Perangkat Pembelajaran (0.15 AK/Surat 4,00 4 100 12 Bulan - 4,00 4 Deskripsi 90 12 Bulan - 266,00 88,67
Hasil
Keterangan dan Laporan Kegiatan) Hasil
Pelatihan,
Pelatihan,
Sertifikat
Sertifikat
Surat
Surat
Mengikuti Diklat Fungsional Lamany a 30 s.d 80 Keterangan
Keterangan
4 Jam** (1 AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil 0,15 1 100 12 Bulan - 0,15 1 dan 100 12 Bulan - 276,00 92,00
dan Laporan
Pelatihan, Sertifikat) Laporan
Kegiatan
Kegiatan
Membuat kary a tulis berupa laporan hasil Kary a
Kary a Tulis
penelitian pada bidang pendidikan di sekolahny a, Tulis
dalam
5 diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah ilmiah 1,00 1 100 12 Bulan - 1,00 1 dalam 100 12 Bulan - 276,00 92,00
Majalah/Jurn
tingkat kabupaten/kota.*** (1 AK/Kary a Tulis Majalah/Ju
al Ilmiah
dalam Majalah/Jurnal Ilmiah) rnal Ilmiah
Membuat Alat Peraga Kategori Kompleks**** (2
6 2,00 1 Alat Peraga 100 12 Bulan - 0,00 1 Laporan 0 12 Bulan - 176,00 58,67
AK/alat peraga)
2 JP (bukti 2 JP (bukti
:Surat :Surat
7 Menjadi Pelatih/Tutor/Instruktur (0.04 AK/2 JP) 0,20 10 Tugas, 100 12 Bulan - 0,20 10 Tugas, 100 12 Bulan - 276,00 92,00
jadw al, jadw al,
Laporan) Laporan)
8 Menjadi pengaw as Ujian Sekolah (0.08 AK/1 SK) 0,08 1 SK 100 1 Bulan - 0,08 1 SK 100 1 Bulan - 276,00 92,00
Menjadi Pengurus Aktif Asosiasi Profesi (1 AK/1
9 1,00 1 SK 100 12 Bulan - 1,00 1 SK 100 12 Bulan - 276,00 92,00
SK)
JUMLAH 18,41 13,91
II. TUGAS TAM BAHAN DAN
KREATIV ITAS :

1 (tugas tam bahan)


(tugas tam bahan)

2 (k r e atifitas )
(k r e atifitas )

86,07
Nilai Capaian SKP (Baik)

…….., 31 Desember .......


Pejabat Penilai,

Drs. Johan Edy Prastiw o, M.Pd


196108241986031009

39
39
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

1) Contoh Penilaian dan Penandatanganan Capaian SKP bagi Guru dengan tugas lain sebagai Kepala Sekolah

PENILAIAN CAPAIAN SASARAN KERJA


PEGAWAI NEGERI SIPIL
Jangka Waktu Penilaian 02 Januari s.d. 31 Desember 2014 0,3565
TARGET REALISASI NILAI
NO I. Ke giatan Tugas Jabatan AK AK PENGHITUNGAN
Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a Kuant/ Output Kual/Mutu Waktu Biay a CAPAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 SKP
14

1 Melaksanakan Proses Pembelajaran (paket laporan PKG


2,38 1 100 12 bln - 1,78 1 laporan PKG 75 12 bln - 251,00 83,67
kegiatan) ***
2 Menunaikan tugas sebagai Kepala Sekolah laporan PKKS
dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor,
7,13 1 100 12 bln 5.000.000.000 7,13 1 laporan PKKS 100 12 bln 4.900.000.000 354,00 88,50
dan mengevaluasi kegiatan pengembangan
sekolah(paket kegiatan) ****
3 Mengikuti diklat Fungsional lamanya 180 jam ( 2 Surat Tugas, Surat Tugas,
AK/Surat Tugas, Laporan Deskripsi Hasil Laporan Deskripsi Laporan
Pelatihan, Sertifikat) ***** 2,00 1 Hasil Pelatihan, 100 6 bln - 2,00 1 Deskripsi Hasil 90 6 bln - 266,00 88,67
Sertifikat Pelatihan,
Sertifikat
4 Menjadi peserta pada kegiatan ilmiah (0,1 Surat Keterangan Surat Keterangan
AK/Surat Keterangan dan Laporan Per Kegiatan) 0,10 1 dan Laporan Per 100 6 bln - 0,10 1 dan Laporan Per 100 6 bln - 276,00 92,00
Kegiatan Kegiatan
Karya Tulis dalam
Membuat laporan penelitian tindakan kelas atau Karya Tulis dalam
majalah/jurnal
5 tindakan sekolah (2 AK/Karya Tulis dalam 8,00 2 100 12 bln - 8,00 2 majalah/jurnal 100 12 bln - 276,00 92,00
ilmiah
majalah/jurnal ilmiah) ilmiah

Menjadi pengurus aktif organisasi profesi (1 SK


6 1,00 1 100 3 bln - 1,00 1 Laporan 100 3 bln - 276,00 92,00
AK/SK)
Dupak
7 Menjadi tim penilai angka kredit (0,04 AK/Dupak) 0,40 10 100 2 bln - 0,40 10 Dupak 100 2 bln - 276,00 92,00

12 JUMLAH 21,00 20,41

II. TUGAS TAM BAHAN DAN KREATIVITAS :

1 (tugas tam bahan)


(tugas tam bahan)

2 (k re atifitas )
(k re atifitas )

89,83
Nilai Capaian SKP (Baik)

…….., 31 Desember .......


Pejabat Penilai,

Drs. Taspen, M.Pd


19650310 198610 1 001
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

3) Penilaian Perilaku Kerja


a) Komponen Perilaku Kerja
Penilaian perilaku kerja yaitu penilaian terhadap
perilaku kerja Kepala Sekolah/ Madrasah, Wakil
Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala
Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua Program
Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Penilaian
perilaku meliputi aspek: orientasi pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama.Unsur
perilaku kerja yg mempengaruhi prestasi kerja yg
dievaluasi harus relevan dan berhubungan dengan
pelaksanaan tugas jabatan guru dan/atau guru yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang dinilai.
Uraian pada unsur perilaku kerja adalah sebagai
b
No Aspek Yang Dinilai
e
1 Orientasi Pelayanan
r
2 Integritas
i
3 Komitmen
k
4 Disiplin
u
5 Kerjasama
t
6 Kepemimpinan
:
b) Prosedur Penilaian Perilaku Kinerja
Cara menilai perilaku kerja dilakukan melalui
pengamatan oleh pejabat penilai terhadap guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
dinilai. Penilaian perilaku kerja dapat
mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai
lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing-
masing. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek
orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
kerjasama, dan kepemimpinan. Bagi guru dan/atau

41
41
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan


dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian unsur
perilaku kerja hanya pada aspek orientasi pelayanan,
integritas, komitmen, disiplin, dan kerjasama,
sedangkan aspek kepemimpinan ditujukan pada
pejabat struktural. Bagi guru dengan tugas lain
sebagai kepala sekolah, aspek kepe mimpinan sudah
dinilai dalam penilaian kinerjanya, sehingga tidak
perlu dinilai lagi dalam unsur perilaku kerja.
Nilai perilaku kerja PNS dinyatakan dengan angka
dan sebutannya:
(1) 91 – 100 = Sangat Baik
(2) 76 – 90 = Baik
(3) 6I – 75 = Cukup
(4) 51 – 60 = Kurang; dan
(5) 50 ke bawah = Buruk
Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru, kepala
sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan
disesuaikan dengan perilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. sebagai
berikut
Tabel 2. Kriteria Penilaian Unsur Perilaku Kerja

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
1 Orientasi a Selalu dapat menyelesaikan 91 - 100 Sangat
Pelayanan tugasutama sebagai guru sebaik- baik
baiknya dengan sikap sopan dan
sangat memuaskan baik untuk
perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya.
b Pada umumnya dapat 76 - 90 Baik
menyelesaikan tugas utama sebagai
guru dengan baik dan sikap sopan
serta memuaskan baik untuk
perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya
c Adakalanya dapat menyelesaikan 61 - 75 Cukup

42
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
tugas utama sebagai guru dengan
cukup baik dan sikap cukup sopan
serta cukup memuaskan baik untuk
perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya.
d Kurang dapat menyelesaikan tugas 51 - 60 Kurang
utama sebagai guru dengan baik
dan sikap kurang sopan serta
kurang memuaskan baik untuk
perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya
e Tidak pernah dapat menyelesaikan 50 ke Buruk
tugas utama sebagai guru dengan bawah
baik dan sikap tidak sopan serta
tidak memuaskan baik untuk
perserta didik orang tua peserta
didik, dan satuan pendidikannya
2 Integritas a Selalu dalam melaksanakan tugas 91 - 100 Sangat
bersikap jujur, ikhlas sesuai dengan baik
norma dan etika satuan pendidikan
dan tidak pernah menyalahgunakan
wewenangnya serta berani
menanggung risiko dari tindakan
yang dilakukannya
b Pada umumnya dalam 76 - 90 Baik
melaksanakan tugas bersikap jujur,
ikhlas sesuai dengan norma dan
etika sebagai pendidik dalam satuan
pendidikan dan tidak pernah
menyalahgunakan wewenangnya
tetapi berani menanggung risiko dari
tindakan yang dilakukannya.
c Adakalanya dalam melaksanakan 61 - 75 Cukup
tugas bersikap cukup jujur, cukup
ikhlas sesuai dengan norma dan
etika sebagai pendidik dalam satuan
pendidikan dan kadang-kadang
menyalahgunakan wewenangnya
serta berani menanggung risiko dari
tindakan yang dilakukannya.
d Kurang bersikap jujur, kurang ikhlas 51 - 60 Kurang
dalam melaksanakan tugas sesuai

43
43
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan
dan sering menyalahgunakan
wewenangnya tetapi kurang berani
menanggung risiko dari tindakan
yang dilakukannya
e Tidak pernah jujur, tidak ikhlas 50 ke Buruk
dalam melaksanakan tugas sesuai bawah
dengan norma dan etika sebagai
pendidik dalam satuan pendidikan
dan selalu menyalahgunakan
wewenangnya serta tidak berani
menanggung risiko dari tindakan
yang dilakukannya.
3 Komitmen a Selalu berusaha dengan sungguh 91 - 100 Sangat
sungguh menegakkan pancasila baik
sebagai ideologi negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan
rencana - rencana pemerintah
dalam melaksanakan tugas
utamanya secara berdaya guna dan
berhasil guna serta mengutamakan
kepentingan satuan pendidikan di
atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan.
b Pada umumnya berusaha dengan 76 - 90 Baik
sungguh-sungguh menegakkan
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal
Ika dan rencana-rencana
pemerintah dalam melaksanakan
tugas utamanya secara berdaya
guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan satuan
pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan

44
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
tujuan satuan pendidikan.
c Adakalanya berusaha dengan 61 - 75 Cukup
sungguh-sungguh menegakkan
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI),Bhineka Tunggal
Ika dan rencana - rencana
pemerintah dalam melaksanakan
tugas utamanya secara berdaya
guna dan berhasil guna serta
mengutamakan kepentingan satuan
pendidikan di atas kepentingan
pribadi berdasarkan visi, misi dan
tujuan satuan pendidikan.
d Kurang berusaha dengan sungguh- 51 - 60 Kurang
sungguh menegakkan pancasila
sebagai ideologi negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), Bhineka Tunggal Ika dan
rencana-rencana pemerintah dalam
melaksanakan tugas utamanya
secara berdaya guna dan berhasil
guna serta mengutamakan
kepentingan satuan pendidikan di
atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan.
e Tidak pernah berusaha dengan 50 ke Buruk
sungguh-sungguh menegakkan bawah
pancasila sebagai ideologi negara,
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal
Ika dan rencana-rencana
pemerintah dengan tujuan untuk
dapat melaksanakan tugasnya
secara berdaya guna dan berhasil
guna serta mengutamakan

45
45
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
kepentingan satuan pendidikan di
atas kepentingan pribadi
berdasarkan visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan
4 Disiplin a Selalu mentaati peraturan 91 - 100 Sangat
perundang-undangan dan/atau baik
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab dan
selalu mentaati ketentuan jam kerja
dan pemenuhan beban kerja serta
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan sebaik-baiknya
b Pada umumnya mentaati peraturan 76 - 90 Baik
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja dan
pemenuhan beban kerja serta
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang-barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan baik.
c Adakalanya mentaati peraturan 61 - 75 Cukup
perundang- undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa cukup tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja dan
pemenuhan beban kerja serta cukup
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang- barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan cukup baik ,
serta tidak masuk atau terlambat
masuk kerja dan lebih cepat pulang
dari ketentuan jam kerja tanpa
alasan yang sah selama 5 (lima)
sampai dengan 15 (lima belas) hari
kerja
d Kurang mentaati peraturan 51 - 60 Kurang
perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang berlaku

46
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
dengan rasa kurang tanggung
jawab, mentaati ketentuan jam kerja
dan pemenuhan beban kerja serta
kurang mampu menyimpan
dan/atau memelihara barang-
barang milik negara yang
dipercayakan kepadanya dengan
kurang baik, serta tidak masuk atau
terlambat masuk kerja dan lebih
cepat pulang dari ketentuan jam
kerja tanpa alasan yang sah selama
16 (enam belas) sampai dengan 30
(tiga puluh) hari kerja.
e Tidak pernah mentaati peraturan 50 ke Buruk
perundang undangan dan / atau bawah
peraturan kedinasan yang berlaku
dengan rasa tidak tanggung jawab,
mentaati ketentuan jam kerja dan
pemenuhan beban kerja serta tidak
mampu menyimpan dan/atau
memelihara barang- barang milik
negara yang dipercayakan
kepadanya dengan kurang baik,
serta tidak masuk atau terlambat
masuk kerja dan lebih cepat pulang
dari ketentuan jam kerja tanpa
alasan yang sah lebih dari 31 (tiga
puluh satu) hari kerja.
5 Kerjasama a Selalu mampu bekerjasama dengan 91 - 100 Sangat
rekan kerja, atasan/bawahan baik di baik
dalam maupun di luar organisasi/
satuan pendidikan serta menghargai
dan menerima pendapat orang
lain,bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama .
b Pada umumnya mampu 76 - 90 Baik
bekerjasama dengan rekan kerja ,
atasan/bawahan baik di dalam
maupun di luar organisasi/satuan
pendidikan serta menghargai dan
menerima pendapat orang lain ,
bersedia menerima keputusan yang

47
47
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama.
c Adakalanya mampu bekerja sama 61 - 75 Cukup
dengan rekan kerja, atasan/
bawahan baik di dalam maupun di
luar organisasi/satuan pendidikan
serta adakalanya menghargai dan
menerima pendapat orang lain,
kadang-kadang bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah
yang telah menjadi keputusan
bersama.
d Kurang mampu bekerjasama 51 - 60 Kurang
dengan rekan kerja, atasan/
bawahan baik di dalam maupun di
luar organisasi/satuan pendidikan
serta kurang menghargai dan
menerima pendapat orang lain,
kurang bersedia menerima
keputusan yang diambil secara sah
yang tela h menjadi keputusan
bersama.
e Tidak pernah mampu bekerjasama 50 ke Buruk
dengan rekan kerja, atasan/ bawah
bawahan baik di dalam maupun di
luar organisasi/satuan pendidikan
serta tidak menghargai dan
menerima pendapat orang lain ,
tidak bersedia menerima keputusan
yang diambil secara sah yang telah
menjadi keputusan bersama .

Aspek ke-enam kepemimpinan bagi guru atau kepala sekolah tidak dinilai kerena bukan
pejabat eselon. Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan.

Penilaian unsur perilaku kerja bagi guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah disesuaikan dengan perilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100
jika guru yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dijelaskan di atas.

48
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

ASPEK NILAI
NO YANG URAIAN
ANGKA SEBUTAN
DINILAI
Untuk memudahkan penilaian perilaku kerja guru dikembangkan instrumen untuk
mengukur perilaku kerja. Instrumen yang dikembangkan meliputi seluruh aspek penilaian
dalam perilaku kerja.
Instrumen yang dikembangkan menggunakan indikator perhitungan sebagai berikut:
skor 0 menyatakan tidak ada atau tidak tampak;
skor 1 menyatakan sedikit tampak; dan
skor 2 menyatakan tampak jelas dalam perilaku sehari-hari.

Selanjutnya untuk mendapatkan nilai aspek perilaku kerja adalah dengan menjumlahkan
skor indikator dibagi skor maksimum indikator sebagaimana dalam rumus berikut ini.
Total skor indikator
x100
skor maksimum indikator
Contoh Instumen untuk mengukur setiap aspek perilaku kerja adalah sebagai berikut.

1. Orientasi Pelayanan

INDIKATOR SKOR

Orientasi Guru, kepala sekolah, dan guru yang


Pelayanan diberi tugas tambahan bertingkah laku
sopan dan ramah terhadap semua
0 1 2
peserta didik, orang tua, dan teman
sejawat

Guru, kepala sekolah, dan guru yang


diberi tugas tambahan ramah dalam
berkomunikasi terhadap semua peserta 0 1 2
didik, orang tua, dan teman sejawat

Guru, kepala sekolah, dan guru yang


diberi tugas tambahan berpenampilan
0 1 2
rapi dan sopan

Guru, kepala sekolah, dan guru yang


diberi tugas tambahan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan 0 1 2
peserta didik

49
49
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Guru, kepala sekolah, dan guru yang


diberi tugas tambahan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk
0 1 2
berpartisipasi dalam proses
pembelajaran

Guru, kepala sekolah, dan guru yang


diberi tugas tambahan memperlakukan
semua peserta didik secara adil,
memberikan perhatian dan bantuan 0 1 2
sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa
memperdulikan faktor personal
Guru, kepala sekolah, dan guru yang
diberi tugas tambahan mau membagi
pengalamannya dengan kolega,
termasuk mengundang mereka untuk 0 1 2
mengobservasi cara mengajarnya dan
memberikan masukan
Guru, kepala sekolah, dan guru yang
diberi tugas tambahan menyediakan
layanan informasi terkait dengan 0 1 2
perkembangan prestasi dan potensi
peserta didik kepada orang tua
TOTAL SKOR
SKOR MAKSIMUM 16
NILAI ASPEK DAN SEBUTAN
Nilai Aspek = Total skor indikator
x100
skor maksimum indikator

(Instrumen selengkapnya lihat PedomanPenilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala


Sekolah, Dan Guru Yang Diberi Tugas Tambahan, 2014)

Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi perilaku kerja, pejabat penilai


dapat menggunakan formulir buku catatan penilaian perilaku kerja guru dan/atau
guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah yang dinilai sebagaimana pada Lampiran berikut.

BUKU CATATAN PENILAIAN PERILAKU KERJA PNS


Nama :
NIP :
Nama/NIP dan
No Tanggal Uraian Paraf
Pejabat Penilai
1 2 3 4

50
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Nama/NIP dan
No Tanggal Uraian Paraf
Pejabat Penilai

D. Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas Pembelajaran yang Anda harus lakukan dalam mendalami materi ini
adalah dengan membaca materi terkait secara cermat kemudian diskusikan
dengan teman sejawat dan buatlah peta jalan dari konsep yang sedang
dipelajari. Terakhir, jawablah soal-sola latihan yang terdapat pada bagian akhir
masing-masing kegiatan pembelajaran dan bandingkan dengan jawaban soal
yang disediakan.

Dalam pola In-On-In, kegiatan In 1 peserta berdiskusi dengan sesama dalam


grup. Kemudian mempresentasikan hasil diskusi dalam forum dan bersama
sama mencari solusi atau kesepakatan. Pada kegiatan On, peserta diharapkan
bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar kerja yang disediakan,
apabila mengalami kesukaran atau hambatan bisa saling bekerja sama dan
berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kegiatan In-2 peserta
mempresentasikan hasil pengejaan lembar kerjanya bisa secara perseorangan
maupun kelompok

LK-04
Cara Melakukan PKB

Petunjuk Kerja:
1. Identifikasi dan tuliskan sembilan tahapan PKB yang harus Saudara ketahui!
2. Rincilah uraian dari sembilan tahapan PKB tersebut!

51
51
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

No :
Tahapan PKB :
Uraian Tahapan PKB.

1. Evaluasi Diri .....................................................................................................


.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
2. Penilaian Kinerja : ...........................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
3. Perencanaan PKB : ..........................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
4. Persetujuan Rencana PKB : .............................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................

Refleksi:
Tuliskanlah makna pembelajaran yang telah Saudara lakukan (nilai utama karakter
yang terinternalisasi) melalui kegiatan ini!

..............................................................................................................................................

……………………………………………………………………………………………………......

52
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

E. Latihan Soal
1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam
prinsip kegiata PKB?
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Pengawasan
D. Evaluasi

2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan


profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional

3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru


sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses
pembelajaran di sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. Karya tulis
B. Karya ilmah
C. karya inovati
D. karya seni

4. Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor berapa yang


isinya tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai
dengan kebutuhan bertahap, berkelanjutan untuk meningkat kan
profesionalisme
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009

5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....

53
53
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

A. menyajikan materi pelajaran


B. Penilaian Kinerja Guru
C. Sikap guru
D. Keaktipan dalam kegiatan sosial

6. Yang tidak termasuk kedalam Program Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB)
A. memperkecil jarak antara pengetahuan,
B. peningkatan keterampilan,
C. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian
D. upaya mencari perubahan

7. Pernyataan yang paling tepat tentang Diklat fungsional.


A. Kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
B. Kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan..
C. Kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. Kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran

8. Proses pelaksanaan PKB dilakukan di….


A. Di sekolah sendiri
B. Di luar lingkungan
C. Lembaga tertentu
D. Perguruan tinggi

9. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja (PPK) bagi guru dilaksanakan untuk


mengevaluasi kinerja guru dan/atau guru dalam rangka….
A. pembinaan profesi guru secara objektif
B. peningkatan kinerja guru
C. peningkatan kompetensi
D. sosialisasi program

10. Penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan dan target
yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam
tahun yang berjalan di sebut…

54
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

A. SKP
B. TIK
C. PPK
D. PNS

F. Rangkuman
PKB berdasarkan Permenneg PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi guru yang dilakspeserta didik an sesuai
dengan kebutuhan , bertahap, berkelanjutan untuk meningkaSDan
profesionalisme. Unsur/komponen PKB guru, kepala sekolah, dan pengawas
terdiri dari pengembangan diri. Publikasi ilmiah/pengembangan profesi dan
karya inovatif. Lingkup PKB dilakukan di dalam sekolah, jaringan sekolah dan
kepakaran luar lainnya. Rencana PKB berdasarkan hasil penilaian kinerja,
evaluasi diri, rekomendasi EDS dan RKT sekolah.

Sebagai guru, mereka perlu berpikir dan meningkatkan pengetahuannya, serta


melakukan refleksi apakah kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik
dan bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh peserta
didik. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa “refleksi” termasuk dalam proses
perencanaan PKB. diperlukan penyediaan dukungan yang dapat membantu
guru dalam melaksanakan PKB dan menggunakan hasilnya. Penyediaan
dukungan bertujuan untuk menjamin bahwa pelaksanaan PKB menarik dan
hasilnya berguna untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya di
kelas. Hal ini sangat berguna untuk menciptakan suasana baru bagi guru yang
telah mengajar di tingkat kelas yang sama selama bertahun –tahun, serta dapat
menambah pengetahuan bagi guru terkait dengan perkembangan kurikulum.
Hal-hal yang dapat membantu guru untuk mempertahankan kinerja yang baik
dalam menjalankan tugasnya adalah, misalnya, dengan mencoba metoda baru,
mempelajari keberagaman peserta didik, mempelajari bagaimana memberikan
solusi kepada peserta didik dalam menghadapi permasalahan dalam proses
pembelajaran.

55
55
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di
bagian akhir modul ini.Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian,
gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap materi ini

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benarX 100%


10

Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, Anda
telah menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.

56
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
TEKNOLOGI, INFORMASI, DAN
KOMUNIKASI UNTUK PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN

A. Tujuan
Peserta diklat dapat menganalisis Manfaat TIK dalam
Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan, peserta diklat dapat menganalisis Penerapan TIK dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta
menunjukan perilaku mandiri dan gotong-royong.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Menganalisis Manfaat TIK dalam Pengembangan Pembelajaran Penidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta menunjukan perilaku mandiri dan
gotong-royong.
2. Menganalisis Penerapan TIK dalam Pembelajaran Penidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan serta menunjukan perilaku mandiri dan gotong-royong.

C. Uraian Materi
Kegiatan pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan prestasi
belajar peserta didik SMA yang salah satu pengaruhnya adalah dari
perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam teknologi, informasi, dan
komunikasi (TIK). Oleh karena itu TIK dalam kegiatan pembelajaran PJOK di
SMA sangatlah diperlukan.
Berikut adalah uraian dari materi yang berhubungan dengan TIK dalam
pengembangan pembelajaran PJOK di SMA:
1. Manfaat TIK dalam Pengembangan Pembelajaran PJOK
Sebelum Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, maka pelajari
penjelasan di bawah ini:
a. Pengertian Teknologi Informasi Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di
dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi

57
57
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian


orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang
mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya,
setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam
pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.
Di dalam pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK,
ternyata masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung
mengarah atau terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman
yang demikian ini mengakibatkan bervariasinya sikap para guru dalam
pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada sebagian guru yang secara
spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian
pendapat ini disertai dengan sejumlah argumentasi pembenaran
terhadap pendapat atau sikap mereka. Tetapi ada juga sebagian guru
yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian guru sudah mulai
memanfaaSDan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan
pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibatkan oleh berbedanya
pemahaman mereka mengenai TIK itu sendiri.
Dalam konteks pembelajaran di kelas, teknologi dapat difahami
sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk
melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran
sehingga para peserta didik menjadi lebih otonom dan kritis dalam
menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada
peningkatan hasil kegiatan belajar peserta didik (Karsenti, 2005).
Teknologi dapat dan benar-benar membantu peserta didik
mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang
sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis
yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005). Kementerian Negara Riset dan
Teknologi juga memberikan rumusan pengertian mengenai TIK
sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih
jauh dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi
yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.

58
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas mengenai


TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran
dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat
lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang
fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi
(materi pelajaran). TIK tidak hanya sebatas pada hal-hal yang canggih
(sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup
yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead
Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound
slides), radio, dan TV.

b. Jenis-jenis Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi


Silahkan Anda baca dan pahami materi yang akan disajikan tentang
jenis-jenis perangkat TIK seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini, dapatkah Anda mengidentifikasi fungsi dari masing-masing
perangkat TIK tersebut?

Gambar 6: Jenis-jenis Perangkat TIK

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa TIK mencakup perangkat


keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware atau
perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang

59
59
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa
disentuh. Sementara Software atau perangkat lunak adalah sistem
yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras
tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi,
ataupun konten.

c. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran


Coba Anda perhatikan yang dimaksud dengan Interaktif, multimedia,
dan jaringan. Interaktif, multimedia, dan jaringan merupakan beberapa
bagian dari perkembangan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK). Multimedia adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks,
grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang
tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial
(berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa
yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia
interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar
tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.
Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana peserta didik
belajar.
Dalam pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan
yang sangat umum. Herbert Spencer (1980) menganalisis tujuan
pendidikan dalam lima bagian yang berkenaan dengan
1) Kegiatan demi kelangsungan hidup
2) Mencari nafkah
3) Pendidikan anak
4) Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan Negara

60
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

5) Penggunaan waktu senggang.


Dalam rangka Menghadapi abad ke-21, UNESCO melalui “The
International Commission on Education for the Twenty First Century”
merekomendasikan pendidikan yang berkelanjutan (seumur hidup)
yang dilaksanakan berdasarkan empat pilar proses pembelajaran,
yaitu: Learning to know (belajar untuk menguasai pengetahuan),
Learning to do (belajar untuk menguasai keterampilan ), Learning to be
(belajar untuk mengembangkan diri), dan Learning to live together
(belajar untuk hidup bermasyarakat). Untuk dapat mewujudkan empat
pilar pendidikan di era globalisasi informasi sekarang ini, para guru
sebagai agen pembelajaran perlu menguasai dan menerapkan TIK
dalam pembelajaran di sekolah.
Menurut pendapat Rosenberg (2001), dengan berkembangnya
penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran
yaitu:
1) dari pelatihan ke penampilan,
2) dari ruang kelas ke, di mana dan kapan saja,
3) dari kertas ke “on line” atau saluran,
4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan
5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan


menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,
internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan peserta
didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga
dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat
memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan
peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi
dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space
atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Di
sinilah peran guru untuk membuat kurikulumnya sendiri yang dapat
membuat peserta didik belajar secara aktif.
Oleh karena itu hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa
yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses
pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain

61
61
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

yang makin popuper saat ini ialah e-learning yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet.
Menurut Rosenberg (2001), e-learning merupakan satu penggunaan
teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan
luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui,
menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di
balik paradigma pembelajaran tradisional.

Sejalan dengan perkembangan TIK itu sendiri pengertian e-learning


menjadi lebih luas yaitu pembelajaran yang pelaksanaannya didukung
oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, video tape, transmisi satellite
atau komputer (Soekartawi, Haryono dan Librero, 2002).

d. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pendidikan


Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum
banyak, bahkan mungkin tidak pernah digunakan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani (penjas) di sekolah-sekolah. Permasalahan yang
dihadapi sekolah saat ini adalah pada tingkat kesiapan peserta belajar
peserta didik, SDM dalam hal ini guru, infrastruktur sekolah,
pembiayaan, efektifitas pembelajaran, sistem penyelenggaraan dan
daya dukung sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran PJOK
berbasis TIK.
Dalam penyampaian pelajaran penjas, TIK dapat membantu
mempermudah peserta didik untuk memahami serta menyenangi
materi yang diajarkan. Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan melalui
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran PJOK adalah:
1) CD pembelajaran
Salah satu alat dalam TIK untuk pembelajaran adalah CD
pembelajaran dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran penjas yang menitikberatkan pada penguasaan
gerak, yang dalam prakteknya memiliki tingkat kesulitan yang
berbeda-beda. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa

62
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu


rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan
tersebut peserta didik harus mengetahui tahapan-tahapan atau
prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan CD
pembelajaran, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara
jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh peserta didik
melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran CD pembelajaran
tersebut.
2) Film yang berhubungan dengan olahraga
Pada saat ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga.
Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan
sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui
pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif,
tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film
tersebut diharapkan peserta didik dapat mengambil pesan-pesan
yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga
3) Video recorder
Video recorder dapat dipergunakan untuk merekam gerakan
peserta didik. Hasil rekaman diharapkan menjadi feedback serta
bahan evaluasi peserta didik sejauh mana menguasai materi yang
diajarkan
4) Internet
Dewasa ini penggunaan internet sangatlah mebantu karena
internet akan mempermudah mengakses sumber-sumber informasi
dan pengetahuan disegala bidang termasuk penjas. Dengan
adanya internet, peserta didik tidak lagi menganggap guru sebagai
satu-satunya sumber atau pusat informasi. Internet juga dapat
membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran apabila
berhalangan hadir dalam proses pembelajaran. Sebab banyak guru
penjas juga berprofesi sebagai atlet, pelatih maupun pembina
olahraga.
Media komunikasi antara guru dan peserta didik dapat
menggunakan internet. Peserta didik dapat bertanya dan berbagi
informasi mengenai materi penjas misalnya melalu blog, facebook,
twitter, ym dan lain sebagainya sehingga pertukaran informasi tidak

63
63
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

hanya terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah saja, tetapi


waktunya fleksibel bisa kapan dan dimana saja.
Walaupun TIK memiliki banyak peranan dalam menunjang proses
pembelajaran secara lebih efektif dan produktif, namun disisi lain
masih banyak kelemahan dan kekurangannya, antara lain:

a) Dilihat dari sisi motivasi kadang-kadang anak-anak lebih termotivasi


dengan internetnya sendiri dibandingkan dengan materi yang
dipelajari. Anak-anak lebih senang bermain games dibandingkan
belajar materi yang diberikan oleh guru.
b) TIK sebagai sumber belajar menjadikan anak melakukan proses
pembelajaran yang bersifat individual sehingga mengurangi
pembelajaran yang bersifat sosial. Selain itu dapat mengabaikan
peningkatan kemampuan anak yang bersifat manual seperti menulis
tangan, menggambar, berhitung, dan sebagainya.
c) Dari segi informasi yang diperoleh dari TIK sebagai penyampai pesan
dan sumber informasi juga kurang optimal, karena tidak terjamin
adanya ketepatan informasi dari internet misalnya sehingga sangat
berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi
yang diperoleh.

e. Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran


pendidikan jasmani yaitu:
1) Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi
terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep,
pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat
dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan
dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan
pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh
peserta didik.
2) Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa
diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi
suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai
gerakan tersebut peserta didik harus mengetahui tahapan-
tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan
video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan

64
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan


dapat diamati oleh peserta didik melalui gerakan “slow motion”
melalui pemutaran video tersebut.
3) Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film
yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat
membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan
dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama,
disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain.
Melalui pemutaran film tersebut diharapkan peserta didik dapat
mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait
sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film
tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari
pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja
peserta didik untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai
media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1) Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam
merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran
guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai
2) Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang
cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan
berkali-kali.
3) SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan
jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan
TIK sebagai media pembelajaran.
4) Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung
apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi
sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
2) TIK sebagai skill dan kompetensi
Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya TIK bisa masuk
ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya
masing-masing.
3) TIK sebagai infratruktur pembelajaran

65
65
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

4) Tersedianya bahan ajar dalam format digital


5) The network is the school
6) Belajar dimana saja dan kapan saja
7) TIK sebagai sumber bahan belajar
a) Ilmu berkembang dengan cepat
b) Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
c) Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
d) Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
e) Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan
waktu yang lama
8) TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
a) Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia
nyata
b) Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan
untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
c) Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara
lebih luas dan mandiri
d) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahapeserta didik
dan guru
e) Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan
proses pemberian fasilitas
9) TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
a) Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti
tiap harinya
b) Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan
pengelolaan back office yang kuat
c) Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan
secara bertahap
d) Orang merupakan sumber daya yang bernilai
10) TIK sebagai sistem pendukung keputusan
a) Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam
pembelajaran
b) Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
c) Profil institusi pendidikan diketahui oleh pemerintah.

66
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

2. Menganalisis Penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK


Setelah Anda, memahami tentang manfaat dari TIK, kemudian pelajarilah
penjelasan menganalisis penerapan TIK dalam Pembelajaran PJOK .

a. Penerapan TIK dalam Pembelajaran


Mungkin Anda sudah merasakan bahwa Teknologi Informasi dewasa
ini mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat.
Semua bidang penerapan TIK untuk mendukung kemudahan dalam
penyelesaian pekerjaan. Untuk dapat menggunakan TIK dalam
kehidupan sehari-hari menuntut pengembangan kualitas sumber daya
manusia agar dapat mengoperasikan teknologi yang canggih tersebut.
Pemerintah melalui kebijak nasional dalam bidang TIK telah
melakukan terobosan yang tertuang dalam Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2009 - 2014 yang
meruapakan penerapan TIK dalam pembelajaran sebagai pendukung
terselenggaranya layanan prima pendidikan untuk membentuk peserta
didik yang cerdas komprehensi.
Penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan menengah
terdiri dari:
1) Tantangan guru di era global
2) Desain pembelajaran berbasis TIK
3) Desain komunikasi visual dalam penyusunan media pembelajaran
4) Aplikasi VBA dalam penyusunan media pembelajaran Dalam
penerapan TIK untuk pembelajaran jenjang pendidikan menengah
Semua guru jenjang sekolah menengah atas (SMA) selayaknya
dibekali ilmu cara membuat media pembelajaran interaktif
menggunakan power point berbasis macros dan VBA. Sedangkan
Hasil yang diharapkan adalah semua guru PJOK mampu membuat
media pembelajaran interaktif dan diaplikasikan dalam tugasnya,
sehingga pelaksanaan pembelajaraan dapat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan.

3. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan


kesehatan (PJOK)
1) Pembelajaran Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disamakan dengan

67
67
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

pendidikan, maka segala aktivitas jasmani membawa nilai-nilai


pendidikan, yang tidak terikat ataupun tertuju kepada gerakan-gerakan
dalam peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang umum
berlaku seperti olahraga.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah
suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain
untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh
rana, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik.

Konsep pendidikan jasmani yang diuraikan Nixon dan Jewet, dapat


dikatakan searah dengan pemahaman di Indonesia yang diuraikan Rusli
Lutan (2001: 18), bahwa pendidikan jasmani sebagai sebuah subjek
yang penting bagi pembinaan fisik yang dipandang sebagai mesin
dalam konteks pendidikan jasmani yang mengandung isi pendidikan
melalui aktivitas jasmani. Karenanya konsep pendidikan jasmani perlu
dikuasai oleh para calon guru (mahapeserta didik penjas) dan guru yang
bersangkutan, sehingga dalam penerapannya memperlihatkan
kesetaraan pemahaman.
Maka dari itu diharapkan dapat melakukan pemetaan konsep dalam
penerapan pendidikan jasmani berdasarkan jenjang pendidikan
(kesesuaian kurikulum pendidikan jasmani), termasuk memaksimalkan
potensi-potensi lokal, dalam hal ini permainan tradisional yang dapat
dimodifikasi. Sebagai batasan atau rumusan dari konsep pendidikan
jasmani, Arma Abdoellah (2003;42) menguraikan sebagai salah satu
aspek dari proses pendidikan keseluruhan peserta didik melalui
kegiatan jasmani yang dirancang secara cermat, yang dilakukan secara
sadar dan terprogram dalam usaha meningkatkan kemampuan dan
keterampilan jasmani dan sosial serta perkembangan kecerdasan.
Inti dari substansi pendidikan jasmani ialah pengetahuan tentang gerak
insani dalam konteks pendidikan yang terkait dengan semua aspek
pengetahuan yang berlangsung secara didaktik, rekreatif, untuk
dipahami dan dapat dilakukan oleh peserta didik secara utuh. Oleh

68
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

karena itu, pendidikan jasmani dan olahraga adalah suatu proses


pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan beIajar diatur secara seksama
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana,
jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik.
Akhirnya tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan terletak
dalam peranannya sebagai wadah unik. Penyempurnaan watak, dan
sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat,
watak yang baik dan sifat yang mulia. Jadi orang-orang yang memiliki
kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat
yang baik dan berguna. (Baron Piece de Coubertin, Penggagas
Kebangkitan Olympiads Modern, Perancis).
Dengan demikian, yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan
pendidikan jasmani dan olahraga yaitu:
1) pendidikan merupakan upaya penyiapan peserta didik menghadapi
dan berperan dalam lingkungan hidup yang selalu berubah dengan
cepat dan pluralistik;
2) pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas kehidupan pribadi
masyarakat dan berlangsung seumur hidup;
3) pendidikan merupakan mekanisme sosial dalam mewariskan nilai,
norma, dan kemajuan yang telah dicapai masyarakat;
4) pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya;
5) dalam undang – undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
rnemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Rencana pembelajaran yang disiapkan dengan seksama dipelajari oleh


semua. anggota. kemudian melaksanakan pelajarannya ketika anggota

69
69
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

kelompok dan guru lain melihat. Orang yang bertanggung jawab dalam
pendidikan jasmani sehingga dapat mendapatkan masukan.
Upaya mempengaruhi peserta didik dalam belajar tentang pentingnya
kekuatan teman sebaya. Mereka juga belajar tentang kegiatan
kerjasama untuk merespon perbedaan. Guru dalam kelompok
mendapatkan pandangan positif tentang manfaat pembelajaran
kelompok, sebagai cara membantu anak mengemukakan isu-isu
mereka sendiri agar dipecahkan oleh mereka sendiri.
Maka untuk Lebih penting lagi, sebaiknya semua guru mendiskusikan
dan mengevaluasi pelajaran, yang memampukan mereka berbagi topik
penting ke seluruh sekolah. Sekarang ini, kebanyakan guru memahami
situasi tiap anak dan berbagi peran tanpa memandang kelas mana yang
ditugaskan kepada mereka. ke arah penyediaan lingkungan yang lebih
baik untuk individu anak. Keefektifan kolaborasi antar guru selama studi
pelajaran secara lugas diakui sebagai elemen yang kuat dalam
mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan terbuka.

2) Penerapan TIK Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani


Olahraga dan Kesehatan.
Pada zaman yang dituntut serba cepat dan serba praktis ini kita harus
dapat ’mengakal –akali’nya . Salah satu caranya dengan pemanfaatan
teknologi yang sudah ada. Kita ambil sebuah contoh. Pengembangan
kemampuan Iptek menjadi salah satu faktor dominan bagi negara
manapun untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan
kemakmuran rakyat, serta melindungi kepentingan dan kedaulatan
negara. Terlebih lagi dengan laju perkembangan Iptek yang terus
meningkat dengan kecepatan semakin tinggi, maka tiada pilihan lain
bagi setiap negara kecuali berupaya semaksimal mungkin untuk
mengikuti dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Penguasaan IPTEK bagi generasi muda dinilai sangat penting . Hal


tersebut dikarenakan Migrasi atau berpindahnya para ilmuwan dan
insinyur terbaik yang dimiliki Indonesia ke negara lain setelah
sebelumnya disekolahkan dandiinvestasikan oleh negara dalam
program-program pengembangan teknologi.Sehingga sebagai

70
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

generasi selanjutnya kita diharuskan untuk menguasai IPTEK untuk


menyelesaikan masalah – masalah pengembangan teknologi di
Indonesia.
Meskipun teknologi itu diciptakan untuk kepentingan bersama dan
untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas, akan tetapi tetap
saja ada efek samping negatif seperti yang telah dipaparkan di atas.
Semua itu kembali kepada individu yang menjalani, bagaimana ia
memanfaatkan dan akan digunakan untuk apa teknologi.
Bangsa Indonesia masih harus berjuang keras dalam pengembangan
kemampuan Iptek, karena menghadapi beberapa permasalahan utama
dan mendasar, antara lain:
a) tingkatan secara umum dalam menyerap dan mengembangkan
Iptek masih terbatas pada kemampuan untuk menggunakan dan
atau modifikasi. Pada tingkatan seperti ini masih memerlukan upaya
lebih besar untuk mampu mengembangkan, menemukan dan
menerapkan teknologi baru. Penemuan, pengembangan, dan
penerapan teknologi yang benar-benar baru dan sesuai dengan
keunggulan komparatif yang ada, untuk yang selanjutnya mampu
menempatkan kita pada keunggulan kompetitif.
b) Pengembangan kemampuan Iptek membutuhkan sumber daya
manusia yang cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitasnya,
sementara itu sumber daya manusia yang tersedia masih sangat
terbatas. Gambaran mengenai keadaan ini dengan segera dapat
dipahami bilamana dilakukan pembandingan dengan jumlah dan
kualitas sumber daya manusia di negara-negara yang telah maju
dalam pengembangan kemampuan Ipteknya.
c) Anggaran dari usaha pemerintah yang tersedia untuk kegiatan
penelitian dan pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam
pengembangan kemampuan Iptek masih terbatas pula, sedangkan
peran serta swasta dan kalangan industri belum berjalan secara
optimal.
d) Pada tingkatan operasional, sistem dan kelembagaan dalam
pengembangan kemampuan Iptek diperkirakan belum memenuhi
kebutuhan minimal yang dipersyaratkan agar proses
pengembangan kemampuan Iptek berjalan secara efektif dan

71
71
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

efisien. Meskipun seara konseptual sistem dan kelembagaan yang


ada nampaknya telah cukup mampu menggerakkan, mengarahkan,
dan mengendalikan derap langkah pengembangan kemampuan
Iptek; namun keluaran yang dihasilkan dalam proses
pengembangan kemampuan Iptek belum berjalan secara efektif dan
efisien. Tingkatan optimal proses pengembangan kemampuan Iptek
yang efektif dan efisien, hanya mungkin dicapai bila kesetaraan dan
kesepadanan dalam sisi peningkatan kapasitas Iptek sebanding
dengan kebutuhan pemanfaatannya dalam dunia industri dan dunia
usaha pada umumnya.

3) Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pelaksanaan


Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Menghadapi masa depan, bahwa kita hurus sudah memahami dan
disadari akan berhadapan dengan situasi serba kompleks dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan, sebut saja antara lain; cloning,
cosmology, cryonics, cyberneties, exobiology, genetic, engineering dan
nanotechnology. Cabang-cabang IPTEK itu telah memunculkan
berbagai perkembangan yang sangat cepat dengan implikasi yang
menguntungkan bagi manusia atau sebaliknya.
Upaya untuk mendayagunakan Iptek diperlukan nilai-nilai luhur agar
dapat dipertanggung jawabkan. Rumusan 4 (empat) nilai luhur
pembangunan Iptek Nasional, yaitu :
a) Accountable, penerapan Iptek harus dapat dipertanggungjawabkan
baik secara moral,lingkungan, finansial, bahkan dampak politis.
b) Visionary, pembangunan Iptek memberikan solusi strategis dan
jangka panjang, tetapi taktis dimasa kini, tidak bersifat sektoral dan
tidak hanya memberi implikasi terbatas.
c) Innovative, asal katanya adalah “innovere” yang artinya temuan
baru yang bermanfaat. Nilai luhur pembangunan Iptek artinya
adalah berorientasi pada segala sesuatu yang baru, dan
memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya untuk memproduksi
inovasi baru dalam upaya inovatif untuk meningkatkan produktifitas.
d) Excellence, keseluruhan tahapan pembangunan Iptek mulai dari
fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi,

72
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

implikasi pada bangsa harus baik, yang terbaik atau berusaha


menuju yang terbaik.
Berkembangnya kemajuan Iptek memerlukan penguasaan,
pemanfaatan, dan kemajuan Iptek untuk memperkuat posisi daya
saing Indonesia dalam kehidupan global.

4. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Penjas dan Olahraga


a. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di Bidang Kesehatan
Pemanfaatan internet di bidang kesehatan selain mudahnya
mengakses informasi kesehatan secara otomatis juga mempengaruhi
pola berfikir masyarakat di bidang kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan. Selain itu, informasi mengenai penyakit hingga
terapi sudah sangat marak di situs internet yang bisa dijadikan
referensi pengetahuan kesehatan masyarakat.
Teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan
medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan
tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu
prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit
di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing
system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat
modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih
merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi
anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah
sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Peranan komputer banyak membantu di dunia kesehatan antara lain :
1) Adminstrasi.
2) Obat-obatan.
3) Penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status
pasien).
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) komputer, atau yang biasa disebut sebagai e-Health, tengah
mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan
peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan

73
73
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

manusia. Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e-


Health tersebut dan bagaimana implikasi teknologi dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan. Pengertian e-Health sendiri
secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang
merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan
usaha, berkaitan dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan
yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran internet dan
teknologi berkaitan dengannya.
Pengertian lebih luas tentang, e-Health dapat diartikan sebagai alat
pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga
mencakup pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara
berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Peranan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Di bidang Olahraga
Informasi sudah menjadi unsur dominan dalam kehidupan saat ini,
media massa memegang peranan penting dalam menyebarkan dan
menyampaikan informasi kepada masyarakat, informasi yang
disampaikan kepada masyarakat dikemas melalui berita. Setiap hari
masyarakat disuguhkan dengan berbagai macam berita seperti berita
olahraga, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Internet merupakan media audio visual, artinya media menampilkan
gambar hidup dan mempunyai suara sehingga menarik minat
masyarakat. Tetapi berbagai media internet lebih ke media visual nya
saja. Berbeda dengan media elektronik, media cetak hanya berupa
tulisan dan gambar yang dicetak pada kertas tertentu.
Informasi olahraga sangatlah beragam, khususnya pada bidang Sepak
bola yang saat ini sedang mendunia. Kabar tersebut sangatlah
dibutuhkan oleh para pecinta bola, siapapun para pecinta bola pasti
ingin mendapatkan kabar informasi tentang tim atau kabar lainnya
yang disukai. Dengan demikian media internet ini menjadi jembatan
dimana pecinta bola ingin mendapatkan informasi sepak bola, kali ini di
dalam artikel akan dijelaskan dimana pemanfaatan komputer di bidang
olahraga, yang di bantu oleh media internet sebagai penerimaan
informasi olah raga.

74
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa informasi yang


didalamnya sangat membantu para pecinta olahraga untuk
mendapatkan informasi yang lebih jelas. Dengan demikian
pemanfaatan komputer di bidang olahraga menjadi populer pada saat
ini, dikarenakan banyak sekali kelebihan untuk mengakses informasi
olahraga. Berikut perbandingan antara penerimaan informasi dengan
pemanfaatan komputer dan media cetak :

Pembanding Media Iptek Media Cetak


Akses Mudah Lebih Mudah
Referensi Banyak Terbatas
Efesien Efesien Kurang efesien
Efektif Efektif Kurang efektif
Fleksibel Sangat Fleksibel Terbatas

Populasi presentase pengguna internet di Indonseia adalah sebagian


besar memanfaatkan komputer di bidang olahraga dengan cara
mencari informasi olahraga di media internet. Sebagaimana dilansir
oleh ANTARA News, bahwa Internet menjadi platform berita paling
populer ketiga di Amerika Serikat, di bawah siaran televisi daerah dan
nasional di negara itu, demikian survei Internet & American Life Project
dan Project for Excellence in Journalism, Pew Research Center, Senin.
Menurut survei itu, 78 persen dari 2.259 orang dewasa AS yang
dijaring oleh jajak pendapat itu, mengatakan bahwa pada hari biasa
mereka mendapatkan berita dari stasiun TV daerah. Lalu, 73 persen
mengaku mendapatkan berita dari jaringan televisi nasional seperti
CBS atau stasiun tv kabel semisal CNN atau Fox. 61 persen mengaku,
di hari biasa, mereka mendapatkan berita dari laman berita Internet.

D. Aktivitas Pembelajaran
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi pelatihan
ini mencakup aktivitas individual dan aktivitas kelompok.
Dalam pola In-On-In, kegiatan In- 1 peserta berdiskusi dengan sesama
dalam grup. Kemudian mempresentasikan hasil diskusi dalam forum dan
bersama sama mencari solusi atau kesepakatan. Pada kegiatan On, peserta

75
75
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

diharapkan bekerja secara mandiri dalam menyelesaikan Lembar kerja yang


disediakan, apabila mengalami kesukaran atau hambatan bisa saling bekerja
sama dan berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kegiatan In-2 peserta
mempresentasikan hasil pengejaan lembar kerjanya bisa secara
perseorangan maupun kelompok.
1. Aktivitas Individual meliputi:
a) memahami dan mencermati materi pelatihan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
b) mengerjakan latihan/tugas, menyelesaikan masalah/kasus
c) menyimpulkan mengenai Pengembangan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
d) melakukan refleksi.
2. Aktivitas kelompok meliputi:
a) mendiskusikan materi pelatihan budaya hidup sehat
b) bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan
menyelesaikan masalah/kasus
c) membuat rangkuman.
3. Lembar Kerja
Lembar Kerja-05 harus Saudara selesaikan pada pembelajaran lanjutan
jika pelatihan dilakukan dengan model tatap muka penuh atau on service
jika pelatihan dilakukan dengan pola In – On – In. Dengan melakukan
tugas ini secara perorangan Saudara diharapkan mampu menunjukkan
kemandirian dalam bekerja sebagai salah satu nilai utama dalam
penguatan pendidikan karakter

E. Latihan/ Kasus/ Tugas


1. Manakah diantara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan
terlengkap dari pengertian TIK?
A. Perangkat keras dan perangkat lunak.
B. Kandungan isi dan infrastruktur.
C. Komputer dan internet.
D. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.

76
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

2. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk


sebagai potensi TIK?
A. Mendorong peserta didik belajar lebih mandiri.
B. Mengembangkan keterampilan komunikasi.
C. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar.
D. Meningkatkan kualitas belajar.

3. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai


potensi TIK?
A. Membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. MeningkaSDan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. Menambah beban mengajar guru.
D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.

4. Pilihlah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang
berikut ini?
A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).

5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan


pembelajaran menurut saya….
A. hanya menambah beban para guru.
B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.

6. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….


A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan
kemudian disosialisasikan kepada para guru.

77
77
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran


sebaiknya haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan
kebebasan untuk melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah
mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran
sebaiknya haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
dan menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta
mempersiapkan para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.

7. Menurut Anda, apa saja yang menjadi dampak dari pemanfaatan TIK
dalam kegiatan pembelajaran?
A. Terjadinya pergeseran paradigma dalam berbagai komponen di bidang
pendidikan/ pembelajaran.
B. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para peserta
didik tetapi hanya sebagai salah satu sumber belajar saja.
C. Peserta didik (peserta didik) bukan lagi sebagai obyek yang harus
disuapi sepenuhnya oleh guru dalam membelajarkan mereka.
D. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru tetapi telah bergeser
menjadi berfokus pada peserta didik (students-centered instruction).

8. Salah satu ciri kegiatan pembelajaran di masa depan adalah....


A. bersifat mekanis
B. penggunaan metode yang bervariasi.
C. berdasarkan standar
D. menggunakan kendali eksternal

9. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau


aplikasi....
A. pengolah kata
B. pemrosesan data
C. pencarian informasi

78
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

D. desain dan pengembangan

10. Salah satu keuntungan media iptek dibanding dengan media cetak
adalah...
A. referensi melimpah
B. akses lebih mudah
C. efesiensi kurang
D. fleksibilitas terbatas

F. Rangkuman
Materi pembelajaran ini yang mengkaji pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam pembelajaran peserta didik SMA ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan. Dari uraian yang telah dikemukakan di atas
mengenai TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran
dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak,
kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur yang fungsinya berkaitan
dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). TIK tidak hanya
sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan
internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan,
kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP),
bingkai suara (sound slides), radio, dan TV.

Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang


kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu
persoalan penting yang dihadapi sehari-hari, yaitu kesehatan. Peningkatan
pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat
besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-
hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai
contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai
alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit
yang sedang diderita. Pengalaman pribadi kita, melalui internet kita dapat
lebih kritis pada saat membeli obat dan menilai resep obat yang diberikan
oleh dokter.

79
79
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Penggunaan komputer untuk mencari informasi di bidang olahraga sering


dimanfaatkan oleh para pecinta bola di tanah air. Sehingga tidak heran
apabila para masyarakat luas sangat antusias di bidang olahraga, seperti
contoh para pendukung timnas sepakbola. Ketika kabar persepakbolaan di
tanah air sedang memanas, banyak masyarakat luas mengikuti
perkembangannya. Sehinnga dapat disimpulkan bahwa peranan internet
sangat penting di bidang informasi olahraga.

Kenyataan mengindikasikan bahwa apabila dimanfaatkan secara efektif,


“pendayagunaan TIK dapat mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi
dengan cara melibatkan (engaging) peserta didik melakspeserta didik an
tugas-tugas yang autentik dan kompleks dalam konteks belajar kolaboratif”
(Means, Blando, Olson, Middleton, Morocco, Remz & Zorfass, 1993).
Selanjutnya, Soledad MacKinnon mengemukakan bahwa hanya sebagian
kecil aplikasi teknologi (misalnya: drill, latihan, tutorial) yang berkaitan
dengan pembelajaran yang terarah (directed instruction); sebagian besar
lainnya (misalnya: pemecahan masalah, aplikasi multimedia, telekomunikasi)
dapat meningkatkan tidak hanya pembelajaran yang terarah tetapi juga
lingkungan yang konstruktif tergantung pada bagaimana para guru
mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Desain pembelajaran yang dibuat, dapat digunakan untuk waktu yang


bervariasi misalnya untuk satu kali pertemuan tatap muka atau untuk satu
semester. Guru sebaiknya membuat rancangan atau desain pembelajaran
untuk setiap kali pertemuan tatap muka.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini


tergantung pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam
mempelajari dan mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah
merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih
lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi
lainnya.

80
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian
akhir modul ini.Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi ini

Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban yang benar X 100%


10

Keteterangan
90 – 100 = baik sekali
80 – 89% = baik
70 – 79 % = cukup
≥ 60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% atau lebih, Anda telah
menyelesaikan pembelajaran ini. Jika masih di bawah 80%, Anda harus
mengulangi materi ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

81
81
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

EVALUASI

1. Pernyataan berikut ini yang tidak termasuk kedalam prinsip kegiata PKB
adalah....
A. pengawasan
B. perencanaan
C. pelaksanaan
D. evaluasi

2. Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan


profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan agar mampu….
A. melaksankan tugas pokok
B. meningkatkan tingkat sosial
C. meningkatkan kesejahteraan
D. meningkan profesional

3. Karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai


bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di
sekolah. Pernyataan tersebut adalah….
A. karya inovatif
B. Karya tulis
C. Karya ilmah
D. karya seni

4. Berikut adalah Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor yang berisi


tentang pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakann sesuai dengan
kebutuhan bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan
profesionalisme, yaitu....
A. nomor 16 Tahun 2009
B. nomor 17 tahun 2009
C. nomor 18 tahun 2009
D. nomor 19 tahun 2009
5. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil....
A. penilaian kinerja guru

82
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

B. menyajikan materi pelajaran


C. sikap guru
D. keaktipan dalam kegiatan social

6. Berikut adalah pernyataan yang tidak termasuk ke dalam Program


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), yaitu....
A. upaya mencari perubahan
B. memperkecil jarak antara pengetahuan,
C. peningkatan keterampilan,
D. hubungan kompetensi sosial dan kepribadian

7. Pernyataan yang paling tepat tentang diklat fungsional adalah....


A. kegiatan guru dalam mencapai standar kompetensi profesi yang
ditetapkan.
B. kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan
C. kegiatan guru yang dilakukan secara rutin
D. kegiatan guru dalam menerima sosialisai pembelajaran

8. Jenis kegiatan Pengembangan diri yang bisa dilakukan yaitu....


A. diklat fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru (KKG)
B. diklat Berjenjang dan MGMP
C. modifikasi media pembelajaran
D. melakukan kursus dan penataran

9. Peningkatan koompetensi guru bisa didapat melalui….


A. media online, buku pembelajaran dan video pembelajaran
B. media online, dan video pembelajaran
C. buku pembelajaran dan video pembelajaran
D. media online dan media elektronik

10. Hasil penilaian kinerja mandiri dilakukan bagi para guru secara pribadi untuk
menentukan langkah berikutnya, sehingga….
A. guru memiliki rencana baru untuk perbaikan KBM
B. guru dapat menyiapkan media pembelajaran yang terbatas
C. guru mendapat menentukan materi ajar
D. guru dapat bekerjasama dengan pihak manapun

83
83
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

11. Hasil penilaian kinerja guru harus ditindaklanjuti dengan....


A. pengembangan keprofesian berkelanjutan yang harus dilakukan sesuai
dengan PKGnya
B. guru membuat semua rencana pembelajaran sesuai dengan aturan yang
sudah ditetapkan
C. workshop yang dilakukan oleh sekolah
D. menentukan diklat fungsional yang sesuai dengan karakteristik guru
tersebut

12. Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi profesional antara lain


bercirikan….
A. menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam
B. memiliki pengalaman pendidikan minimal S1 dalam bidannya
C. mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik
dan sesama guru
D. mampu bekerja seperti seorang dokter profesional

13. Menurut UU nomor 14 tahun 2005, seorang guru harus memiliki 4


kompetensi/ kemampuan, yaitu ….
A. kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional
B. sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan
C. kompensi kognitif, afektif, pengalaman, dan psikomor
D. kompetensi kepribadian, profesional, afektif, dan social

14. Salah satu kompetensi profesional yang harus dimiliki oleh seorang guru
adalah....
A. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
B. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
C. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
D. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat

15. Saat ini guru dinyatakan sebagai profesi, dikatakan dikatakan guru
profesional bila....

84
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

A. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi


B. memiliki penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
C. memiliki bakat dan kemampuan yang tinggi
D. memiliki bakat kuat, jiwa nasionalisme dan anggota profesi

16. Berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK adalah....


A. membuat peserta didik cenderung lebih malas mengikuti pelajaran.
B. meningkasdan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran.
C. menambah beban mengajar guru.
D. menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.

17. Berikut adalah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap yaitu....
A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas
pendidikan, dan standar kompetensi.
B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet.
C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli.
D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).

18. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan


pembelajaran menurut saya….
A. hanya menambah beban para guru.
B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar
pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur.
C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam
membelajarkan para peserta didik.
D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.

19. Sebagai guru, saya berpendapat bahwa….


A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian
disosialisasikan kepada para guru.
B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan
untuk melakspeserta didik annya dan Kepala Sekolah mendukungnya.
C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya
haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan

85
85
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan


para guru melalui pelatihan.
D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak
menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah
komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan
dukungan penuh dari Kepala Sekolah.

20. Dengan jaringan komputer peserta didik dapat melakukan kegiatan atau
aplikasi....
A. pengolah kata
B. pemrosesan data
C. pencarian informasi
D. desain dan pengembangan

86
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

PENUTUP

Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar dan panduan


praktik dari setiap materi pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan yang secara rinci dijabarkan ke dalam uraian materi tentang bekal
awal peserta didik, serta ruang lingkup pembelajaran. Pada modul ini bukan
merupakan satu-satunya rujukan yang dapat digunakan, untuk itu perlu
pengetahuan tambahan dari berbagai sumber lain.

Namun demikian berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci
ke dalam modul ini, diharapkan seorang guru Penjasorkes dapat
mengaplikasikannya dalam pembelajaran Penjasorkes ke dalam proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di sekolah. Selain
itu mampu mengelola pembelajaran yang dimulai dari merencanakan,
melaksanakan dan melakukan penilaian.

Semoga ini mampu meningkatkan kompetensi professional dan pedagogik guru


dan berefek pada meningkatkan kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Harapan penulis semoga peserta diklat tidak puas dengan isi modul ini dan ingin
mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik lewat media cetak atau elektronik lainnya
yang relevan. Selamat belajar dan teruslah belajar, demi terwujudnya tujuan
penjasokes dalam mencapai tujuan pendidikan nasional seutuhnya.

87
87
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

GLOSARIUM

C
Cyber teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang
dilakukan dengan menggunakan internet.
M
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat
pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna
P
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah bentuk
pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang merupakan dalam upaya
membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan
peserta didik.
Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan
profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan .
Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada
masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah.
PPK = Penilaian Prestasi Kerja
SKP=Sasaran Kerja Pegawai adalah rencana kerja dan target yang akan
dicapai oleh seorang PNS
T
TIK = Teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras,
perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur
yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi),
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi
pelajaran).

88
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyadi, 2012. Tumbuhkembang Peserta didik SD, Bandung:


PPPPSDSD dan PLB.

Departemen Pendidikan Nasional.2009. Peraturan Menteri Pendidikan


Nasional nomor 58 tahun 2007 tentang Standar Pendidikan
Peserta didik SD, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional.2010.Pedoman Pembelajaran di


Taman Kpeserta didik -kpeserta didik . Jakarta: Kemdiknas.

Direktorat PADU, 2002. Kebijakan dan Strategi Direktorat PADU dalam


Pembinaan Pendidikan Peserta didik Dini Usia. Jakarta. Ditjen
Dikluepa Depdiknas;

Dokter Kecil. 2011. Pentingnya GIZI untuk KECERDASAN Peserta didik


.Diakses pada 20 Februari 2012 dari http://dokterkecil.
wordpress.com/tag/gizi/

Essa, L. E. 2003. Introduction to Early Childhood Education, Fourth


Edition, Canada: Thomson, Delmar Learning.

Hurlock, B. Elizabeth. 1997. Psikologi Perkembangan 5ed. Jakarta:


Erlangga

Jojoh Nurdiana.2012. Kurikulum dan Program Pembelajaran di Taman


Kpeserta didik -kpeserta didik , Bandung : PPPPSDSD dan PLB

Kasina Ahmad dan Hikmah. 2005. Perlindungan dan Pengasuhan


Peserta didik SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas

Santrock J. W. 2009.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humaniora

Santrock, John W. 1995. Live-Span Development 5th edition.Jakarta :


Erlangga

Wolfolk,A. 2009. Educational Psychology.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Yusuf, S. 2007. Psikologi Perkembangan Peserta didik dan Remaja.


Bandung: Rosda Karya

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301)

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586)

89
89
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4496)

Peraturan Pemerintah No_46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi


Kerja Pegawai Negeri Sipil., Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah Dan Guru Yang
Diberi Tugas Tambahan. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2014., Badan PSDMPK PMP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010, Tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan jabatan Fungsional Guru dan
Anbgka Kreditnya., Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan


Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun
2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan
Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya

90
MODUL PKB PJOK SMA KK J – PROFESIONAL

KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban KP 1

1. C 6. D
2. A 7. B
3. C 8. A
4. A 9. A
5. B 10. A

B. Kunci Jawaban KP 2

1. D 6. D
2. C 7. A
3. B 8. B
4. A 9. C
5. C

91
91

Anda mungkin juga menyukai