FREKUENSI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
I.1.Latar Belakang......................................................................................................1
I.3. Tujuan..................................................................................................................1
1.4. Manfaat……………………………………………………………........…….....2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................28
3.2 Saran...................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................29
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian distribusi frekuensi
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana penyususnan distribusi frekuensi
3. Agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian dalam distribusi frekuensi
4. Agar mengetahui macam-macam dari distribusi frekuensi
5. Agar mengetahui gambar distribus frekuensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = Banyaknya Kelas
3
n = Banyaknya Data
Penggunaan rumus Strugges ini untuk memandu dalam menentukan dengan mudah
perkiraan jumlah kelas yang dapat di bentuk dari sekelompok data.
3. Dapatkan nilai interval kelas dengan menggunakan rumus :
I = R/K
Dimana :
I = Interval kelas
R = Range atau jangkauan
K = Banyaaknya kelas
4. Membuat batas-batas kelas untuk membentuk kelas-kelas dalam distribusi frekuensi:
Data nilai ujian Analisa Perancangan Sistem 50 Mahasiswa Univeristas BSI Bandung
adalah sebagai berikut :
50 40 22 49 78 59 27 41 68 54
34 80 68 42 73 51 76 45 32 53
66 32 64 47 76 58 75 60 35 57
73 38 30 44 54 57 72 67 51 86
25 37 69 71 52 25 47 63 59 64
Jawaban :
Setelah diurutkan nilai ujian Analisa Perancangan Sistem 50 Mahasiswa Univeristas BSI
Bandung diperoleh :
22 25 25 27 30 32 32 34 35 37
38 41 42 44 45 47 47 48 49 50
51 51 52 53 54 54 57 57 58 59
59 60 63 64 64 66 67 68 68 69
71 72 73 73 75 76 76 78 80 86
6
70 – 79 69,5 – 79,5 74,7 llll lll 8
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5 ll 2
Jumlah 50
Disamping itu terdapat penyusunan distibusi frekusensi numerical dan distribusi
frekusensi kategorikal yaitu antara lain sebagai berikut :
K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = Banyaknya Kelas
n = Banyaknya Data
b. Tahapan 2. Menentukan panjang kelas/ interval kelas
Setelah menentukan banyaknya kelas, langkah selanjutnya yang diambil yaitu
menentukan panjang kelas atau interval kelas, yang dimana dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :
R X n−X 1
C= =
K K
Keterangan :
a. C = Interval Kelas
b. X n = Nilai Data Terbesar
c. X 1 = Nilai Data Terendah/terkecil
d. R = Range
e. K = Banyak Kelas
7
c. Tahapan 3. Menentukan batas kelas
setelah banyanya kelas dan interval kelas ditentukan, langkah selanjutnya yaitu
menentukan batas kelas bawah dari masing-masing kelas. Batas kelas bawah ini
ditentukan dengan sedemikian rupa sehinggga nilai terkecil dari data tersebut
dapat masuk kedalam kelas pertama dan nilai terbesar dari data dapat masuk kpada
kelas terakhir.
d. Tahapan 4. Memasukkan masing-masing data dan menjumlahkannya
Tahap terakhir dalam penyusunan table frekuensi ialah memasukkan
(mendistribusikan) masing-masing data kedalam kelas-kelas yang sesuai dan
kemudian dijumlahkan. Untuk mengecek frekuensinya dalam masing-masing kelas
yang telah disusun dapat digunakan dua cara yaitu dengan turus atau jari-jari (tally
form) atau cara entry (entry form).
Contoh soal penyusunan distribusi frekuensi numerical yaitu sebagai berikut :
Hasil survey penghasilan perbulan (juta rupiah) dari 70 usaha rental kendaraan
roda empat yang diambil secara acak dari seluruh usaha rental kendaraan roda
empat di Kabupaten Badung pada tahun 2010, diperoleh hasil sebagai berikut
88 41 68 62 63 44 69 53 68 69
33 78 53 55 72 62 82 73 48 84
49 64 57 79 69 55 67 75 66 79
69 31 64 58 75 78 76 64 38 81
55 67 75 64 72 56 48 49 74 68
68 63 68 69 54 58 35 56 56 85
54 72 76 65 46 74 73 66 25 65
Susunlah distribusi frekuensi numerical atau distribusi mentah ?
Jawaban :
Tahap pemyusunan distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan banyak kelas
n = 70
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 70
= 1 + 3,3 (1,8451)
= 1 + 6,08
= 7, 08 dibulatkan menjadi 7
2. Menentukan interval kelas
8
R
c =
k
88−25
= 7
= 9 (sebaiknya diambil 10)
3. Menentukan batas kelas
Oleh karena nilai data terkecil adalah 25, maka batas bawah kelas 1 (pertama)
dapat dimulai dengan nilai 20, dengan demikian bahwa batas bawah kelas II
(kedua) dan III ( Ketiga) berturut-turt 20 + 10 = 30 dan 30 + 10 = 40 dan
seterusnya seberti dibawah ini :
4. Memasukkan masing-masing data suatu persatu mulai dari data yang pertama
hingga data yang terakhir ke dalam kelasnya yang sesuai, dengan cara
memberi tanda tally atau tanda turus (I) dan menjumlahkannya seperti pada
table berikut :
Tabulasi Penghasilan Per Bulan 70 Usaha Rental Kendaraan Roda Empat Di
Kabupaten Badung Tahun 2010
20 – 29 I 1
30 – 39 IIII 4
40 – 49 IIIII II 7
80 - 89 IIIII 5
20 – 29 1
30 – 39 4
40 – 49 7
40 – 59 13
60 – 69 25
70 – 79 15
80 – 89 5
Total 70
2. Penyusunan Distribusi Frekuensi Kategorikal
Dalam penyusunan table frekuensi kategorikal tidak dijumpai masalah penentuan
banyak kelas, penentuan batas kelas, interval kelas, dan yang lainnya. Dalam
penyusunan distribusi frekuensi kategorikal pada umumnya dipilih kategori yang
secara resmi yang digunakan oleh pemerintah, seperti misalnya pemerintah membagi
tingkat pendapatan menjadi tiga kategori yaitu tingkat pendapatan rendah, menengah,
dan tinggi. demikian juga dengan kategori industry yaitu industry kecil, menengah,
dan tinggi. Kepadatan penduduk suatu daerah dikategorikan atas penduduk jarang,
sedang dan tinggi. Conothnya :
10
Dibawah ini merupakan data mengenai kepadatan penduduk per KM 2 di 16 provinsi
dari 32 provinsi di indonesia, berdasarkan hasil pencacahan lengkap sensus penduduk
tahun 2010.
5. Titik Tengah kelas ( Class Mark/Mid Point) merupakan rata-rata hitungan dari kedua
batas kelasnya atau tepi kelasnya.
Jawaban :
a. Banyaknya kelas = 6
b. Batas-batas bawah kelas dari yang ketiga ialah 50 dan batas atasnya ialah 54,9.
c. Frekuensi untuk kelas kedua ialah 5 dan frekuensi kelas kelima ialah 26
d. Tepi atas kelas kedua atau tepi atas kelas ketiga ialah :
49,9 + 0,5 (0,1) = 49,95 atau 50 – 0,5 (0,1) = 49,95
e. Kelas mark (nilai tengah kelas) dari kelas ketiga ialah :
(50+54,9)/2 = 52,45
f. Kelas intervalnya ialah 5
g. Batas kelas bawah dan batas kelas atas dari kelas-kelas table frekuensi tersebut
ialah :
44,9. 49,9. 54,9. 59,9. 64,9 dan 69,9
h. Tepi bawah kelas kedua ialah 45 – 0,5(0,1) = 44,95
2.4. Macam-Macam Distribusi Frekuensi
Ada beberapa macam-macam distribusi frekuensi yaitu antara lain sebagai berikut :
1) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Nilai Frekuensi
3 3
4 7
5 3
6 10
7 5
8 5
9 4
10 3
Total 40
Rasanya jika kita melihat gambar tabel yang telah di sajikan terlebih dahulu kita tidak
terlalu ke sulitan untuk menggambarkannya. Namun tidak semudah yang kita pikirkan,
15
untuk membuat tabel distribusi frekuensi yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
yaitu menjadi alat penyajian data statistik yang teratur, ringkas, dan jelas. Contoh Cara
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Misalkan dari 10 orang mahasiswa yang menempuh ujian pengantar statistik pendidikan
memperoleh nilai sebagai berikut.
Nilai F
65 1
70 1
50 1
40 1
75 1
45 1
60 1
35 1
55 1
30 1
Total N=10
Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut berfrekuensi 1 dan semua skor (nilai) yang
ada itu berwujud data Tunggal, maka dabel di atas di namakan "Tabel Distribusi frekuensi
Data Tunggal yang Semua Skor Berfrekuensi 1".
16
Selain tabel distribusi frekuensi data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1,tabel
distribusi data Tunggal juga dapat memiliki skor lebih dari 1. Untuk dapat membuat tabel
distribusi frekuensi data Tunggal yang skornya lebih dari 1,di sajikan contoh brikut.
4 6 6 4 6 6 9 6 4 5
3 5 7 6 10 4 6 4 8 10
7 9 4 7 8 9 3 5 6 8
10 4 9 8 3 6 8 6 7 7
Apabila data tersebut akan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka ada
beberapa langkah yang harus di tempuh (Sudijono, 2009:49) yaitu:
a. Mencari nilai tertinggi (skor paling tinggi (Higbest score) H) dan nilai terendah (skor
paling rendah (Lowest score) L):
b. Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jari-jari (tallies);
c. Jumlahkan frekuensi masing-masing nilai yang ada, sehingga di peroleh jumlah
frekuensi ({ f) atau number of cases =N;
Dari contoh yang telah di sajikan sebelumnya, setelah menempuh langkah-langkah yang
menyelesaikan yang di jelaskan akan di peroleh hasil sebagai berikut.
Nilai F
3 3
4 7
5 3
6 10
7 5
8 5
9 4
10 3
Total N = 40
2) Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok
Nilai Frekuensi
50-54 6
45-49 7
17
40-44 10
35-39 12
30-34 8
25-29 7
Total 50
Contoh cara membuat tebel distribusi frekuensi data kelompok
Tidak jauh berbeda dengan tabel distribusi frekuensi data Tunggal yang skornya lebih
dari 1,dalm menyajikan tabel distribusi frekuensi data kelompok juga memerlukan
beberapa langkah-langkah yang harus di tempuh agar dapat di sajikan dengan baik
(teratur, ringkas, dan jelas). Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
a. Mencari nilai tertinggi (skor paling tinggi (Higbest score) H) dan nilai terendah (skor
paling rendah (Lowest score) L) ;
b. Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada (R= H-L)
Keterangan:
R = total range
H = Higbest sco
L = Lowest score
I = bilangan konstan
c. Menekankan besar/luas dari masing-masing masing interval nilai yang akan di
sajikan dalam dabel distribusi frekuensi dengan rumus.
5
sebaiknya menghasilkan bilangan yang besar 10 s/d 20
∤
R = total range
I = interval class, yaitu luasnya pengelompokan data yang di cari atau kelas interval
d. Menetapkan bilangan dasar Masing-masing interval yang akan di buat dalam tabel.
Dalam menetapkan bilangan dasar tersebut ada beberapa pedoman yang harus di
perhatikan yaitu.
1) Bilangan dasar sebaiknya adalah bilangan yang merupakan lipatan I
2) Dalam interval tertinggi ( interval paling atas) harus terkandung nilai tertinggi,
dan dalam interval yang rendah harus terkandung nilai terendah
e. Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jari-jari
( tallies);
f. Jumblahkan frekuensi masing-masing nilai yang ada, sehingga di peroleh jumlah
frekuensi( ∑ f ¿atau number of cases= N;
18
3) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif ialah salah satu jenis tabel statistik yang di
dalamnya disajikan frekuensi yang di hitung terus meningkat atau selalu ditambah-
tambahkan, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Distribusi frekuensi
kumulatif dapat dikelompokkan menjadi dua bangian yaitu diantaranya :
1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (dari atas) merupakan suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih kecil dari tepi bawah kelas pada masing-
masing interval kelasnya.
Contoh :
Data tinggi badan 100 mahasiswa STMIK Nusa Mandiri sebagai berikut :
Frekuensi Persentase
Kelas Tepi Kelas Kumulatif Kurang Kumulatif
Dari
152 – 154 ≤ 151,5 0 0
155 – 157 ≤ 154, 5 4 4
19
158 – 160 ≤ 157,5 15 15
161 – 163 ≤ 160,5 25 25
164 – 166 ≤ 163,5 50 50
167 – 169 ≤ 166,3 70 70
170 – 172 ≤ 169,5 90 90
173 - 175 ≤ 172,5 96 96
Jumlah 100 100
2. Distribusi frekunsi kumulatif lebih dari (dari bawah) merupakan suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih besar dari tepi bawah kelas pasa masing-
masing interval krlasnya.
Contoh :
Distribusi Frekuensi dari Nilai OCR Murni Ujian Statistika 100 Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas BSI Bandung
Frekuensi Persentase
Kelas Tepi Kelas Kumulatif Lebih Kumulatif
20
Dari
25 – 33 ≥ 24,5 100 100
34 – 42 ≥ 33, 5 84 84
43 - 51 ≥ 42,5 66 66
52 – 60 ≥ 51,5 60 60
61 – 69 ≥ 60,5 40 40
70 – 78 ≥ 69,3 32 32
79 – 87 ≥ 78,5 27 27
88 - 96 ≥ 87,5 23 23
≥ 96,5 0 0
Contoh:
f
P= X 100 %
N
Keterangan:
23
Grafik Histogram
16
14
12
10
Grafik Histogram
8
0
24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5
2. Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang menghubungkan nilai tengah dari
setiap interval kelas. Adapun beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
membuat poligon frekuensi antara lain :
a. Menentukan nilai tengah
Nilai tengah dapat dicari dengan cara menjumlahkan tepi bawah kelas dengan tepi
atas kelas dari setiap interval kelas, kemudian dibagi dengan dua. Contoh :
Kelas Ke-1 = (25 + 34)/2 = 29,5
Kelas Ke-2 = (35 + 44)/2 = 38,5
Untuk interval kelas lain dapat dicari dengan cara yang sama dan hasilnya sebagai
berikut :
24
Grafik Poligon
16
14
12
10
Grafik Poligon
8
0
24,5 39,5 39,5 40,5 59,5 69,5 79,5 89,5
3. Grafik Ogive
Untuk membuat grafik ogive hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mencari nilai
frekuensi kumulatif, sedangkan distribusi frekuensi kumulatif merupakan distribusi
frekuensi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi
demi frekuensi, distribusi frekuensi kumulatif ( F kum) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (negatif)
2. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari (positif)
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat grafik ogive yaitu
antara lain sebagai berikut :
Dimana :
f kum = frekuensi kumulatif
f ke−n = frekuensi setiap kelas
b. Menghitung frekuensi kumulatif positif dan negative
1 24 24,5 0 65
2 25 – 34 29,5 6 6 59
3 35 – 44 39,5 8 14 51
4 45 – 54 49,5 11 25 40
5 55 – 64 59,5 14 39 26
25
6 65 – 74 69,5 12 51 14
7 75 – 84 79,5 8 59 6
8 85 - 94 89,5 6 65 0
c. Membuat grafik Ogive
70
60
50
40
30 Kurang Dari
Lebih Dari
20
10
0
24,5 39,5 39,5 40,5 59,5 69,5 79,5 89,5
4. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran merupakan sutau lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian
lingkaran. Dimana besar setiap bagian lingkaran tergantung dari besar kecilnya suatu
variable. Perhitungan nilai bagian lingkaran dihitung berdasarkan persentase. Adapun
beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membuat diagram lingkaran yaitu
sebagai berikut :
a. Menentukan persentase setiap kelas
Rumus : BLI =( F ke−1 ) TFi x 100 %
Dimana :
BLI = Persentase Bagian Lingkaran
F ke−1 = Frekuensi Kelas Ke I
TF = Total Frekuensi
Contoh
Kelas - Ke1 = 6 orang
TF = 65
BLI =( F ke−1 ) TFi x 100 %
= (6/65) x 100%
= 9,2%
Untuk kelas yang lain dapat dicari dengan cara yang sama dan perhitungannya
dapat dilihat pada table berikut :
26
Kelas Interval Kelas Frekuensi (f) Persentase (%)
1 25 – 34 6 9,2
2 35 – 44 8 12
3 45 – 54 11 17
4 55 – 64 14 22
5 65 – 74 12 18
6 75 – 84 8 12
7 85 – 94 6 9,2
65 100
d. Membuat diagram lingkaran
Diagram Lingkaran
75 – 84 35 – 44
12% 12%
45 – 54
65 – 74 17%
18%
55 – 64
22%
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Distribusi frekuensi merupakan suatu proses pengelompokkan atau penyusunan suatu
data menjadi suatu tabulasi data yang memakai kelas-kelas data yang dikaitkan dengan
masing-masing frekuensi. Pembuatan distribusi frekuensi bertujuan untuk mengatur data
mentah atau data yang belum dikelompokkan ke dalam bentuk yang rapi tanpa
mengurangi atau menambah inti informasi yang ada.
Penyusunan distribusi frekuensi (numerical dan kategorikal) memerlukan beberapa
tahapan yang perlu dilaukan mulai dari pengurutan data-data mentah sesuai dengan urutan
besarnya nilai, menggunakan rumus untuk menentukan nilai jangkauan atau range,
menghitung banyaknya kelas yang diinginkan dengan menggunakan rumus strugges,
mencari nilai interval kelas dengan menggunakan rumus, membuat batas-batas kelas
untuk dapat membentuk kelas-kelas dalam distribusi frekuensi,menemukan titik tengah
kelas, memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai, dengan memakai sistem tally
atau turus dan yang terakhir melengkapi distribusi frekuensi.
Dalam membuat suatu table distribusi frekuensi ada beberapa bagian-bagian yang perlu
diketahui diantaranya kelas (Class), batas-batas kelas (Class Limit) yang terbagi menjadi
kedalam states class limit, tepi kelas yang terdiri dari class bounderies dan true class limit,
panjang kelas atau lebar kelas (Class Interval), titik tengah class mark/ mid point) yang
dimana setiap bagian tersebut mempunyai kaitan yang saling berkesinambungan. Dalam
distribusi frekuensi terdapat beberapa macam-macam table distribusi frekuensi yaitu table
distribusi frekuensi data tunggal, distribusi frekuensi data kelompok, distribusi frekuensi
kumulatif, hingga distribusi frekuensi relative. Dalam penyajian suatu table distribusi
28
frekuensi biasanya menggunakan gambar histogram, polygon frekuensi, grafik ogive
sampai dengan diagram lingkaran.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah mengenai distribusi frekuensi ini kami selaku penulis
berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan mengenai
distribusi frekuensi yang meliputi pengertian, penyusunan, bagian-bagian, macam-macam,
hingga gambar distribusi frekuensi. Namun kami selaku penulis makalah ini sadar masih
banyak terdapat kekurangan yang terdapat Dalam makalah kami baik Dalam segi
penulisan hingga pembahasan materi. Maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan
bantuan para pembaca untuk bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan tugas makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan Nata; Februari 2016. Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi dan Bisnis
(Statistika Deskriptif) Edisi Keempat. Denpasar; Keraras Emas.
Riana Dwisa; 2012. Statistika Deskriptif Itu Mudah Edisi Pertama. Tanggerang; Jelajah Nusa
Suwena Rai Kadek, Lulup Endah Tripalupi; 2015. Statistika Dasar. Yogyakarta; Graha Ilmu
29