Anda di halaman 1dari 32

DISTRIBUSI

FREKUENSI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

I.1.Latar Belakang......................................................................................................1

I.2. Rumusan Masalah................................................................................................1

I.3. Tujuan..................................................................................................................1

1.4. Manfaat……………………………………………………………........…….....2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3

2.1 Pengertian Distribusi Frekuensi...........................................................................3

2.2 Penyusunan Distribusi Frekuensi.........................................................................3

2.3 Bagian-Bagian Dalam Distribusi Frekuensi ......................................................11

2.4 Macam-Macam Distribusi Frekuensi.................................................................15

2.5 Gambar Distribusi Frekuensi.............................................................................22

BAB III PENUTUP.....................................................................................................28

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................28

3.2 Saran...................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................29

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Distribusi frekuensi merupakan penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai
dengan yang terbesar yang membagi banyak data ke dalam beberapa kelas. (Sofyan
Siregar; 2011, 06) Pembuatan distribusi frekuensi bertujuan untuk mengatur data mentah
atau data yang belum dikelompokkan ke dalam bentuk yang rapi tanpa mengurangi atau
menambah inti informasi yang ada. Distribusi frekuensi terbagi menjadi kedalam dua
kelompok yaitu Distribusi Frekuensi Numerical Dan Distribusi Frekuensi Kategorikal.
Dalam melaksankan tugas atau kewajibanya seorang tenaga pendidik tidak terlepas
dari yang namanya suatu penilaian atau evaluasi terhadap peserta didiknya.dalam
melaksanakan suatu evaluasi atau penilaian seoarang tenaga pendidik memerlukan suatu
sarana untuk melakukan suatu evaluasi yaitu berupa cara apa yang akan digunakan oleh
seorang tenaga pedidik untuk melakukan penilaian terhadap perserta didiknya. Dalam
meilih cara penilaian tenaga pendidik paling umum menggunakan cara dengan
menyatakan dalam bentuk angka atau sebuah bilangan.
Penggunaan cara dengan menyatakan suatu penilaian atau evaluasi dalam bentu angka
atau bilangan atau data kuantitatif, maka tidak diragukan lagi statistic mimiliki kegunaan
yang sangat penting didalamnya. Dalam penyajian statistic ada berbagai macam cara
seperti misalnya penyajian dalam bentuk table maupun grafik sehingga akan muncul
istilah “Distribusi Frekuensi”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan distribusi frekuensi ?
2. Bagaimana penyusunan distribusi frekusensi ?
3. Apa saja bagian-bagian dalam distribusi frekuensi ?
4. Apa saja macam-macam dari distribusi frekuensi ?
5. Bagaimana gambar distribusi frekuensi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian distribusi frekuensi
2. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan distribusi frekuensi
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dalam distribusi frekuensi
4. Untuk mengetahui macam-macam dari distribusi frekuensi
5. Untuk mengetahui gambar distribusi frekuensi

1
1.4. Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian distribusi frekuensi
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana penyususnan distribusi frekuensi
3. Agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian dalam distribusi frekuensi
4. Agar mengetahui macam-macam dari distribusi frekuensi
5. Agar mengetahui gambar distribus frekuensi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penegertian Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi atau tabel frekuensi merupakan suatu daftar atau tabel yang
mendistribusikan suatu data yang ada, kedalam ke beberapa kelas. (Nata Wirawan;
2016,33) Perngertian lain dari distribusi frekuensi merupakan suatu tabel yang
menunjukkan suatu sebaran distribusi data yang ada, yang tersusun atas frekuensi tiap-tiap
kelas atau kategori. Frekuensi tiap kelas atau kategori menunjukkan banyak pengamatan
dalam kelas atau dalam kategori yang bersangkutan. Distribusi frekuensi merupakan
penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar yang
membagi banyak data ke dalam beberapa kelas. (Sofyan Siregar; 2011, 06)
Distribusi frekuensi merupakan suatu proses pengelompokkan atau penyusunan suatu
data menjadi suatu tabulasi data yang memakai kelas-kelas data yang dikaitkan dengan
masing-masing frekuensi. Pembuatan distribusi frekuensi bertujuan untuk mengatur data
mentah atau data yang belum dikelompokkan ke dalam bentuk yang rapi tanpa
mengurangi atau menambah inti informasi yang ada. Distribusi frekuensi terbagi menjadi
kedalam dua kelompok yaitu Distribusi Frekuensi Numerical Dan Distribusi Frekuensi
Kategorikal. Distribusi frekuensi numerical merupakan penggelompokkan data
berdasarkan angka-angka tertentu yang biasanya disajikan dengan grafik histogram.
Distribusi frekuensi kategorikal merupakan penggelompokkan data berdasarkan kategori-
kategori tertentu yang biasanya disajikan dalam bentuk grafik batang, lingkaran, dan
gambar.
2.2 Penyusunan Distribusi Frekuensi
Dalam penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan beberapa tahapan yang
dapat dijadikan acuan dalam penyusunan data distribusi frekuensi. Tahap pertama yang
dilakukan yaitu pengurutan data-data mentah sesuai dengan urutan besarnya nilai data jika
diperlukan. Tahap berikutnya yaitu :
1. Gunakan rumus untuk menentukan nilai jangkauan atau range (R) :

R = Nilai Maksimum Data- Nilai Minimum Data


2. Hitung banyaknya kelas yang diinginkan, dapat digunakan rumus strugges yaitu :

K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = Banyaknya Kelas
3
n = Banyaknya Data
Penggunaan rumus Strugges ini untuk memandu dalam menentukan dengan mudah
perkiraan jumlah kelas yang dapat di bentuk dari sekelompok data.
3. Dapatkan nilai interval kelas dengan menggunakan rumus :

I = R/K
Dimana :
I = Interval kelas
R = Range atau jangkauan
K = Banyaaknya kelas
4. Membuat batas-batas kelas untuk membentuk kelas-kelas dalam distribusi frekuensi:

Tbk = bbk - 0,5 (Skala Terkecil)


Tak = bak + 0,5 (Skala Terkecil)
Dimana :
Tbk = Tepi bawah kelas
Tak = Tepi atas kelas
Bbk = Batas bawah kelas
Bak = Batas atas kelas
Dengan menggunakan batas-batas kelas maka dapat ditentukan panjang interval kelas
yaitu Tak-Tbk.
5. Dapatkan titik tengah kelas dengan menggunakan rumus :

TTK = ½ (bak + bbk)


Dimana :
TTK = Titik tengah kelas
Bak = Batas atas kelas
Bbk = Batas bawah kelas
6. Setelah kerangka kelas tersusun, masukkanlah data ke dalam kelas-kelas yang sesuai,
dengan memakai sistem Tally atau Turus.
7. Lengkapi distribusi frekuensi dengan cara mengisi kolom frekuensi sesuai dengan
jumlah frekuensi data yang dihimpun dalam Tally atau Turus.

Kelas Tepi Kelas Titik Tengah Tally/ Turus Frekuensi


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5 llll 4
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5 llll ll 7
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5 llll lll 8
4
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5 llll llll ll 12
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5 llll llll 9
70 – 79 69,5 – 79,5 74,7 llll lll 8
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5 ll 2
Jumlah 50
Contoh soal :

Data nilai ujian Analisa Perancangan Sistem 50 Mahasiswa Univeristas BSI Bandung
adalah sebagai berikut :

50 40 22 49 78 59 27 41 68 54

34 80 68 42 73 51 76 45 32 53

66 32 64 47 76 58 75 60 35 57

73 38 30 44 54 57 72 67 51 86

25 37 69 71 52 25 47 63 59 64

Buatlah daftar distribusi frekuensinya ?

Jawaban :

Setelah diurutkan nilai ujian Analisa Perancangan Sistem 50 Mahasiswa Univeristas BSI
Bandung diperoleh :

22 25 25 27 30 32 32 34 35 37

38 41 42 44 45 47 47 48 49 50

51 51 52 53 54 54 57 57 58 59

59 60 63 64 64 66 67 68 68 69

71 72 73 73 75 76 76 78 80 86

Selanjutnya dihitung data-data berikut :

1. Dari jajaran diatas maka akan diperoleh range atau jangkauan :


R = Nilai Maksimum Data- Nilai Minimum Data
R = 86-22
5
R = 64
2. Banyaknya Kelas data:
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 50
K = 6,62
Dengan demikian banyaknya kelas dapat ditentukan kira-kira 6 atau 7
3. Maka jika banyak kelas diambil 7, jadi interval kelasnya adalah:
I = R/K
I = 64/7 = 9,14
Dengan demikian interval kelas dapat ditentukan kira-kira 9 atau 10
4. Karena nilai minimum data adalah 22, maka kita dapat memilih batas kelas pertama
adalah 22,21, atau 20 dan uasahakan agar tidak terlalu jauh dengan nilai minimumnya.
Dengan interval kelasnya 10 maka diambil saja batas kelas pertamanya 20 untuk
memudahkan penyusunan dalam table distribusi frekuensi. Maka didapatlah batas
kelas pertamanya 20 – 29
Jadi :
Tbk = bbk – 0,5
Tbk = 20 – 0,5
Tbk = 19,5

Tak = bak + 0,5


Tak = 29 + 0,5
Tak = 29,5
Jadi panjang interval kelas pertama yaitu 19,5 – 29,5
5. Titik Tengah kelas pertama
TTK = ½ (20 + 29)
TTK = 24,5
6. Maka akan diperoleh table distribusi frekuensi sebagai berikut :

Kelas Tepi Kelas Titik Tengah Tally/ Turus Frekuensi


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5 llll 4
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5 llll ll 7
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5 llll lll 8
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5 llll llll ll 12
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5 llll llll 9

6
70 – 79 69,5 – 79,5 74,7 llll lll 8
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5 ll 2
Jumlah 50
Disamping itu terdapat penyusunan distibusi frekusensi numerical dan distribusi
frekusensi kategorikal yaitu antara lain sebagai berikut :

1. Penyusunan Distribusi Frekuensi Numerikal


Penyusunan distribusi frekuensi atau tabel frekuensi berdasarkan bilangan (numerical)
bagi sekelompok atau sekumpulan data yang jumlahnya besar dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Tahapan 1. Menentukan banyaknya kelas
Penentuan banyak kelas digunakan untuk menggelompokkan data yang ada.
Banyak kelas dalam suatu ditribusi frekuensi sebenarnya dapat ditentukan oleh
penyusun distribusi frekuensi itu sendiri, yang dimana disesuaikan dengan
kebutuhan. Dalam menentukan banyaknya sangat bersifat subjektif dalam artian
dalam menentukan kelas jumlahnya boleh sedikit dan jga boleh jumlahnya banyak
yang penting nantinya data dapat dimasukkan kedala kelas-kelas tersebut. Dalam
menentukan banyaknya kelas Sturger (1926) menyarankan untuk menggunakan
rumus sebagai pedoman

K = 1 + 3,3 log n
Dimana :
K = Banyaknya Kelas
n = Banyaknya Data
b. Tahapan 2. Menentukan panjang kelas/ interval kelas
Setelah menentukan banyaknya kelas, langkah selanjutnya yang diambil yaitu
menentukan panjang kelas atau interval kelas, yang dimana dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :
R X n−X 1
C= =
K K
Keterangan :
a. C = Interval Kelas
b. X n = Nilai Data Terbesar
c. X 1 = Nilai Data Terendah/terkecil
d. R = Range
e. K = Banyak Kelas
7
c. Tahapan 3. Menentukan batas kelas
setelah banyanya kelas dan interval kelas ditentukan, langkah selanjutnya yaitu
menentukan batas kelas bawah dari masing-masing kelas. Batas kelas bawah ini
ditentukan dengan sedemikian rupa sehinggga nilai terkecil dari data tersebut
dapat masuk kedalam kelas pertama dan nilai terbesar dari data dapat masuk kpada
kelas terakhir.
d. Tahapan 4. Memasukkan masing-masing data dan menjumlahkannya
Tahap terakhir dalam penyusunan table frekuensi ialah memasukkan
(mendistribusikan) masing-masing data kedalam kelas-kelas yang sesuai dan
kemudian dijumlahkan. Untuk mengecek frekuensinya dalam masing-masing kelas
yang telah disusun dapat digunakan dua cara yaitu dengan turus atau jari-jari (tally
form) atau cara entry (entry form).
Contoh soal penyusunan distribusi frekuensi numerical yaitu sebagai berikut :
Hasil survey penghasilan perbulan (juta rupiah) dari 70 usaha rental kendaraan
roda empat yang diambil secara acak dari seluruh usaha rental kendaraan roda
empat di Kabupaten Badung pada tahun 2010, diperoleh hasil sebagai berikut
88 41 68 62 63 44 69 53 68 69
33 78 53 55 72 62 82 73 48 84
49 64 57 79 69 55 67 75 66 79
69 31 64 58 75 78 76 64 38 81
55 67 75 64 72 56 48 49 74 68
68 63 68 69 54 58 35 56 56 85
54 72 76 65 46 74 73 66 25 65
Susunlah distribusi frekuensi numerical atau distribusi mentah ?
Jawaban :
Tahap pemyusunan distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan banyak kelas
n = 70
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 70
= 1 + 3,3 (1,8451)
= 1 + 6,08
= 7, 08 dibulatkan menjadi 7
2. Menentukan interval kelas

8
R
c =
k
88−25
= 7
= 9 (sebaiknya diambil 10)
3. Menentukan batas kelas
Oleh karena nilai data terkecil adalah 25, maka batas bawah kelas 1 (pertama)
dapat dimulai dengan nilai 20, dengan demikian bahwa batas bawah kelas II
(kedua) dan III ( Ketiga) berturut-turt 20 + 10 = 30 dan 30 + 10 = 40 dan
seterusnya seberti dibawah ini :

No. Kelas Pengahsilan Perbulan (juta rupiah)


I 20 – 29
II 30 – 39
III 40 – 49
IV 50 – 59
V 60 – 69
VI 70 – 79
VII 80 - 89

4. Memasukkan masing-masing data suatu persatu mulai dari data yang pertama
hingga data yang terakhir ke dalam kelasnya yang sesuai, dengan cara
memberi tanda tally atau tanda turus (I) dan menjumlahkannya seperti pada
table berikut :
Tabulasi Penghasilan Per Bulan 70 Usaha Rental Kendaraan Roda Empat Di
Kabupaten Badung Tahun 2010

Kelas Frekuensi (Cara Turus) Frekuensi

20 – 29 I 1

30 – 39 IIII 4

40 – 49 IIIII II 7

40 – 59 IIIII IIIII III 13

60 – 69 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII 25


9
70 – 79 IIIII IIIII IIIII 15

80 - 89 IIIII 5

Setelah keseluruhan data dimasukkan ke dalam kelas-kelas yang sesuai


(terdistribusi dampai habis) dan dijumlahkan, maka akhirnya akan diperoleh
table frekuensi atau distribusi frekuensi sebagai berikut :
Penghasilan Per Bulan 70 Usaha Rental Kendaraan Roda Empat Di Kabupaten
Badung Tahun 2010

Pengahsilan Perbulan Banyak Usaha


(Juta Rupiah) (Unit)

20 – 29 1

30 – 39 4

40 – 49 7

40 – 59 13

60 – 69 25

70 – 79 15

80 – 89 5

Total 70
2. Penyusunan Distribusi Frekuensi Kategorikal
Dalam penyusunan table frekuensi kategorikal tidak dijumpai masalah penentuan
banyak kelas, penentuan batas kelas, interval kelas, dan yang lainnya. Dalam
penyusunan distribusi frekuensi kategorikal pada umumnya dipilih kategori yang
secara resmi yang digunakan oleh pemerintah, seperti misalnya pemerintah membagi
tingkat pendapatan menjadi tiga kategori yaitu tingkat pendapatan rendah, menengah,
dan tinggi. demikian juga dengan kategori industry yaitu industry kecil, menengah,
dan tinggi. Kepadatan penduduk suatu daerah dikategorikan atas penduduk jarang,
sedang dan tinggi. Conothnya :
10
Dibawah ini merupakan data mengenai kepadatan penduduk per KM 2 di 16 provinsi
dari 32 provinsi di indonesia, berdasarkan hasil pencacahan lengkap sensus penduduk
tahun 2010.

No Provinsi Kepadatan Penduduk Per KM 2


1 Daerah Istimewa Aceh 78
2 Sumatera Utara 178
3 Sumatera Barat 115
4 Riau 64
5 Jambi 62
6 Kepulauan Riau 205
7 Sumatera Selatan 81
8 Bengkulu 86
9 Lampung 220
10 DKI Jakarta 14. 469
11 Jawa Barat 1.217
12 Jawa Tengah 987
13 D. I Yogyakarta 1.104
14 Jawa Timur 784
15 Bali 673
16 Nusa Tenggara Barat 242
Berdasarkan data diatas, buatlah table frekuensi yang disusun berdasarkan kategori
kepadatan penduduk, yang mengacu kepada kreiteria yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Pembangunan Dasar, yaitu penduduk jarang (kepadatan kurang dari 200
jiwa/ KM 2, penduduk sedang (kepadatan antara 200-300 jiwa/ KM 2) dan penduduk
tinggi sedang (kepadatan penduduk lebih dari 300 jiwa/ KM 2)
Jawaban / Penyelesaian :
Kepadatan Penduduk 16 Provinsi dari 32 Provinsi di Indonesia, Tahun 2010

Kepadatan Penduduk Banyak Provinsi


Penduduk jarang 7
Penduduk Sedang 3
Penduduk Tinggi 6
Total 16

2.3. Bagian-Bagian Dalam Distribusi Frekuensi


11
Untuk dapat membentuk distribusi frekuensi, ada beberapa bagian-bagian yang perlu
diketahui dalam distribusi frekuensi menurut (Hoel dan Jesen, 1982; Gupta dan Gupta,
1983) yaitu antara lain sebagai berikut :
1. Kelas (Class) merupakan penggolongan data yang dibatasi dengan nilai terendah
dengan nilai tertinggi yang masing-masing dinamakan dengan batas kelas. Contoh
kelas dapat dilihat dari table berikut :

Batas-Batas Kelas Tepi-Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5
70 – 79 69,5 – 79,5 74,5
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5
Data yang disajikan pada table diatas terdiri dari tujuh kelas atau tujuh kelompok data.
2. Batas-batas Kelas (Class Limit) merupakan suatu nilai batas dari pada tiap kelas ke
dalam sebuah distribusi. Batas Kelas ( Class Limit) dapat dibedakan menjadi beberapa
bagian yaitu antara lain sebagai berikut :
a. States Class Limit merupakan batas-batas kelas yang tertulis dalam distribusi
frekuensi yang terdiri dari batas kelas bawah (Lower Class Limit) dan batas kelas
atas (Upper Class Limit).

Batas-Batas Kelas Tepi-Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5
70 – 79 69,5 – 79,5 74,5
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5
Data yang disajikan dalam table diatas, kelas Ke-3 dibatasi oleh dua bilangan yaitu 40
dan 49, yang dimana bilangan 40 merupakan batas bawah dari kelas Ke-3 dan
bilangan 49 merupakan batas atas dari kelas.
3. Tepi Kelas (Class Bounderies, true class limit) merupakan batas kelas yang
sebenarnya yang terbagi ke dalam batas bawah kelas yang sebenarnya (Lower Class
12
Boundary) dan batas atas kelas yang sebenarnya (Upper Class Boundary). Tepi bawah
kelas di peroleh dengan cara mengurangkan setengah kali satuan terkecil terhadap
batas bawah kelas dan tepi atas kelas diperoleh dengan menambah setengah kali
satuan terkecil terhadap batas atas kelasnya. Yang dapat dilihat pada table berikut :

Batas-Batas Kelas Tepi-Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5
70 – 79 69,5 – 79,5 74,5
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5
Dari table diatas dapat dilihat satuan terkecil dari data yang tersusun dalam table
frekuensi adalah satu satuan (1 satuan = sejuta rupiah). Batas bawah (tampak) dari
kelas Ke-3 adalah 40 dan batas atas (tampak) kelas Ke-3 adalah 49. Maka tepi bawah
kelas Ke-3 adalah 49-0,5(1) = 40-0,5 = 39,5. Sedangkan tepi atas kelas Ke-3 adalah 40
+0,5(1) = 49+0,5 = 49,5.
4. Panjang Kelas atau Lebar Kelas ( Class Interval ) merupakan lebar dari sebuah kelas
dan hitung dari perbedaan antara kedua tepi kelasnya. Panjang kelas atau lebar kelas
merupakan selisih dari tepi atas kelas (batas atas nyata kelas) dengan tepi bawah kelas
(batas bawah nyata kelas) dari kelas yang bersangkutan. Jika interval kelas
ditambahkan pada batas bawah suatu kelas maka akan diperoleh batas bawah kelas
berikutnya. Pada table frekuensi yang luas kelasnya sama, maka kelas interval, sama
dengan jarak antara kelas yang satu dengan kelas yang lainnya yang berurutan atau
selisih dari batas bawah kelas yang satu dengan batas bawah kelas yang lainnya yang
berdekatan atau berurutan interval kelas dari data yang tersaji yang dalam table
dibawah. Didapat dari 49,5 dikurangi 39,5 atau 89,5 dikurangi 79,5 atau dikurangi 40
dikurangi 30 atau 50 dikurangi 40.

Batas-Batas Kelas Tepi-Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5
13
70 – 79 69,5 – 79,5 74,5
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5

5. Titik Tengah kelas ( Class Mark/Mid Point) merupakan rata-rata hitungan dari kedua
batas kelasnya atau tepi kelasnya.

Batas-Batas Kelas Tepi-Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


20 – 29 19,5 – 29,5 24,5
30 – 39 29,5 – 39,5 34,5
40 – 49 39,5 – 49,5 44,5
50 – 59 49,5 – 59,5 54,5
60 – 69 59,5 – 69,5 64,5
70 – 79 69,5 – 79,5 74,5
80 – 89 79,5 – 89,5 84,5
Dilihat dari table diatas nilai tengah kelas Ke-2 = (30+39)/2 = 34,5 dan nilai tengah
kelas Ke-3 = (40+49)/2 = 44,5. Dengan cara yang sama dapat dihitung nilai tengah
kelas yang lainnya. Nilai tengah ini merupakan nilai pendekatan dari nilai rata-rata
yang terdapat pada suatu kelas. Nilai kelas ini dapat mewakili nilai data-data yang
terdapat pada suatu kelas. Ini merupakan suatu kosekuensi dari data yang disusun
berdasarkan table frekuensi.
Contoh soal :
Uang saku bulanan 60 mahasiswa FEB Unud Tahun 2010

Uang Saku (Puluh Ribu Ruupiah) Banyak Mahasiswa (Orang)


40 – 44,9 2
45 – 49,9 5
50 – 54,9 8
55 – 59,9 11
60 – 64,9 26
65 – 69,9 8
Total 60
Dari table frekuensi diatas tentukanlah :
a. Banyak kelas
b. Batas-batas kelas dari kelas yang ketiga
c. Frekuensi untuk kelas kedua dan kelima
14
d. Tepi atas kelas kedua atau tepi atas kelas ketiga
e. Kelas mark (nilai tengah kelas) dari kelas ketiga
f. Kelas interval
g. Batas kelas bawah dan batas kelas atas dari kelas-kelas table frekuensi tersebut
h. Tepi bawah kelas kedua

Jawaban :

a. Banyaknya kelas = 6
b. Batas-batas bawah kelas dari yang ketiga ialah 50 dan batas atasnya ialah 54,9.
c. Frekuensi untuk kelas kedua ialah 5 dan frekuensi kelas kelima ialah 26
d. Tepi atas kelas kedua atau tepi atas kelas ketiga ialah :
49,9 + 0,5 (0,1) = 49,95 atau 50 – 0,5 (0,1) = 49,95
e. Kelas mark (nilai tengah kelas) dari kelas ketiga ialah :
(50+54,9)/2 = 52,45
f. Kelas intervalnya ialah 5
g. Batas kelas bawah dan batas kelas atas dari kelas-kelas table frekuensi tersebut
ialah :
44,9. 49,9. 54,9. 59,9. 64,9 dan 69,9
h. Tepi bawah kelas kedua ialah 45 – 0,5(0,1) = 44,95
2.4. Macam-Macam Distribusi Frekuensi
Ada beberapa macam-macam distribusi frekuensi yaitu antara lain sebagai berikut :
1) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal

Nilai Frekuensi
3 3
4 7
5 3
6 10
7 5
8 5
9 4
10 3
Total 40
Rasanya jika kita melihat gambar tabel yang telah di sajikan terlebih dahulu kita tidak
terlalu ke sulitan untuk menggambarkannya. Namun tidak semudah yang kita pikirkan,

15
untuk membuat tabel distribusi frekuensi yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
yaitu menjadi alat penyajian data statistik yang teratur, ringkas, dan jelas. Contoh Cara
Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal

Misalkan dari 10 orang mahasiswa yang menempuh ujian pengantar statistik pendidikan
memperoleh nilai sebagai berikut.

No Nama mahasiswa Nilai


1 margono 65
2 Adi 70
3 Dewa 50
4 Supriadi 40
5 Gelgel 75
6 Adnyana 45
7 Yudi 60
8 Dian 35
9 Dewi 55
10 Sinta 30
Jika data di atas kita tuangkan kita menyajikan dalam bentuk Tabel distribusi frekuensi
data Tunggal, wujudnya adalah seperti tabel berikut.

Nilai F
65 1
70 1
50 1
40 1
75 1
45 1
60 1
35 1
55 1
30 1
Total N=10
Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut berfrekuensi 1 dan semua skor (nilai) yang
ada itu berwujud data Tunggal, maka dabel di atas di namakan "Tabel Distribusi frekuensi
Data Tunggal yang Semua Skor Berfrekuensi 1".

16
Selain tabel distribusi frekuensi data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1,tabel
distribusi data Tunggal juga dapat memiliki skor lebih dari 1. Untuk dapat membuat tabel
distribusi frekuensi data Tunggal yang skornya lebih dari 1,di sajikan contoh brikut.

4 6 6 4 6 6 9 6 4 5

3 5 7 6 10 4 6 4 8 10

7 9 4 7 8 9 3 5 6 8

10 4 9 8 3 6 8 6 7 7

Apabila data tersebut akan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka ada
beberapa langkah yang harus di tempuh (Sudijono, 2009:49) yaitu:

a. Mencari nilai tertinggi (skor paling tinggi (Higbest score) H) dan nilai terendah (skor
paling rendah (Lowest score) L):
b. Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jari-jari (tallies);
c. Jumlahkan frekuensi masing-masing nilai yang ada, sehingga di peroleh jumlah
frekuensi ({ f) atau number of cases =N;

Dari contoh yang telah di sajikan sebelumnya, setelah menempuh langkah-langkah yang
menyelesaikan yang di jelaskan akan di peroleh hasil sebagai berikut.

Nilai F
3 3
4 7
5 3
6 10
7 5
8 5
9 4
10 3
Total N = 40
2) Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompok

Nilai Frekuensi
50-54 6
45-49 7

17
40-44 10
35-39 12
30-34 8
25-29 7
Total 50
Contoh cara membuat tebel distribusi frekuensi data kelompok

Tidak jauh berbeda dengan tabel distribusi frekuensi data Tunggal yang skornya lebih
dari 1,dalm menyajikan tabel distribusi frekuensi data kelompok juga memerlukan
beberapa langkah-langkah yang harus di tempuh agar dapat di sajikan dengan baik
(teratur, ringkas, dan jelas). Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Mencari nilai tertinggi (skor paling tinggi (Higbest score) H) dan nilai terendah (skor
paling rendah (Lowest score) L) ;
b. Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada (R= H-L)
Keterangan:
R = total range
H = Higbest sco
L = Lowest score
I = bilangan konstan
c. Menekankan besar/luas dari masing-masing masing interval nilai yang akan di
sajikan dalam dabel distribusi frekuensi dengan rumus.
5
sebaiknya menghasilkan bilangan yang besar 10 s/d 20

R = total range
I = interval class, yaitu luasnya pengelompokan data yang di cari atau kelas interval
d. Menetapkan bilangan dasar Masing-masing interval yang akan di buat dalam tabel.
Dalam menetapkan bilangan dasar tersebut ada beberapa pedoman yang harus di
perhatikan yaitu.
1) Bilangan dasar sebaiknya adalah bilangan yang merupakan lipatan I
2) Dalam interval tertinggi ( interval paling atas) harus terkandung nilai tertinggi,
dan dalam interval yang rendah harus terkandung nilai terendah
e. Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jari-jari
( tallies);
f. Jumblahkan frekuensi masing-masing nilai yang ada, sehingga di peroleh jumlah
frekuensi( ∑ f ¿atau number of cases= N;
18
3) Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif ialah salah satu jenis tabel statistik yang di
dalamnya disajikan frekuensi yang di hitung terus meningkat atau selalu ditambah-
tambahkan, baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Distribusi frekuensi
kumulatif dapat dikelompokkan menjadi dua bangian yaitu diantaranya :
1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (dari atas) merupakan suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih kecil dari tepi bawah kelas pada masing-
masing interval kelasnya.
Contoh :
Data tinggi badan 100 mahasiswa STMIK Nusa Mandiri sebagai berikut :

Kelas Tepi Kelas Titik Tengah Frekuensi


152 – 154 151,5 – 154,5 153 4
155 – 157 154, 5 – 157,5 156 11
158 – 160 157,5 – 160,5 159 10
161 – 163 160,5 – 163,5 162 25
164 – 166 163,5 – 166,5 165 20
167 – 169 166,3 – 169,5 168 20
170 – 172 169,5 – 172,5 171 6
173 - 175 172,5 – 175,5 174 4
Jumlah 100

Buatlah table distribusi frekuensi kumulatif kurang dari ?


Penyelesaian :
Frekuensi kumulatif kurang dari diperoleh dengan cara menghitung total frekuensi
dengan semua nilai- nilai yang lebih kecil dari tepi bawah kelas pada masing-
masing interval kelasnya. Maka dengan itu lebih lengkapnya terdapat pada table
berikut :
Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari Pada Data tinggi badan 100
mahasiswa STMIK Nusa Mandiri sebagai berikut :

Frekuensi Persentase
Kelas Tepi Kelas Kumulatif Kurang Kumulatif
Dari
152 – 154 ≤ 151,5 0 0
155 – 157 ≤ 154, 5 4 4
19
158 – 160 ≤ 157,5 15 15
161 – 163 ≤ 160,5 25 25
164 – 166 ≤ 163,5 50 50
167 – 169 ≤ 166,3 70 70
170 – 172 ≤ 169,5 90 90
173 - 175 ≤ 172,5 96 96
Jumlah 100 100
2. Distribusi frekunsi kumulatif lebih dari (dari bawah) merupakan suatu total
frekuensi dari semua nilai-nilai yang lebih besar dari tepi bawah kelas pasa masing-
masing interval krlasnya.
Contoh :
Distribusi Frekuensi dari Nilai OCR Murni Ujian Statistika 100 Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Universitas BSI Bandung

Kelas Tepi Kelas Titik Tengah Frekuensi


25 – 33 24,5 –33,5 29 16
34 – 42 33, 5 – 42,5 38 18
43 - 51 42,5 – 51,5 47 6
52 – 60 51,5 – 69,5 56 20
61 – 69 60,5 – 69,5 65 8
70 – 78 69,3 – 78,5 74 5
79 – 87 78,5 –87,5 83 4
88 - 96 87,5 – 96,5 92 23
Jumlah 100
Buatlah table distribusi frekuensi kumulatif lebih dari ?
Penyelesaian :
Frekuensi kumulaatif lebih dari diperoleh dengan cara menghitung total frekuensi
dari semua nilai-nilai yang lebih besar dari tepi bawah kelas pada masing-masing
interval kelasnya. Maka dengan itu lebih lengkapnya terdapat pada table berikut :
Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari Pada Nilai OCR Murni Ujian Statistika
100 Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas BSI Bandung

Frekuensi Persentase
Kelas Tepi Kelas Kumulatif Lebih Kumulatif

20
Dari
25 – 33 ≥ 24,5 100 100
34 – 42 ≥ 33, 5 84 84
43 - 51 ≥ 42,5 66 66
52 – 60 ≥ 51,5 60 60
61 – 69 ≥ 60,5 40 40
70 – 78 ≥ 69,3 32 32
79 – 87 ≥ 78,5 27 27
88 - 96 ≥ 87,5 23 23
≥ 96,5 0 0
Contoh:

Nilai F Gk(b) Fk(a)


3 3 40 = N 3
4 7 37 10
5 3 30 13
6 10 27 23
7 5 17 28
8 5 12 33
9 4 7 37
10 3 3 40 = N
Total N = 40 - -
Tabel di atas kita namakan Tabel distribusi frekuensi kumulatif data Tunggal, sebab
data yang kita sajikan dalam tebel di bentuk data yang tidak dikelompok-kelompokkan.
Pada kelompok 2 di muat frekuensi asliil (frekuensi yang belum di perhitungkan
frekuensi kumulatif nya) dari data yang ada. Dalam Kolom 3 membuat frekuensi
kumulatif yang di hitung dari bawah fk(b), angka-angka yang dapat dalam kolom ini di
peroleh dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut: 3+4= 7; 7+ 5 = 12;12 + 5 = 17
dan seterusnya sehingga sampai data jumlah yang terakhir yaitu 40. Dimana hasil
penjumlahan frekuensi kumulatif yang terakhir sama dengan jumlah N ( N = 40).
Kolom 4 memuat frekuensi kumulatif yang di hitung dari atas fk(a).

4) Tabel Distribusi Frekuensi Relatif


Dikatakan Frekuensi relatif sebab frekuensi yang di sajikan di sini bukanlah frekuensi
yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang di hitung dalam bentuk angka persenan.
Contoh :
21
Data tinggi badan 50 Siswa SMP

Kelas Tepi Kelas Titik Tengah Frekuensi


105 – 110 104,5 – 110,5 107,5 12
111 – 116 110, 5 – 116,5 113,5 9
117 – 122 116,5 – 122,5 119,5 6
123 – 128 122,5 – 128,5 125,5 6
129 – 134 1128,5 – 135,5 131,5 2
135 – 140 134,3 – 140,5 137,5 9
141 – 146 140,5 – 146,5 143,5 8
Jumlah 50
Buatlah table distribusi frekuensi relatifnya ?
Penyelesaian :
Frekuensi relatif diperoleh dengan cara membandingkan antara frekuensi masing-
masing kelas dengan jumlah frekuensi kemudian dikalikan 100%. Misalnya untuk kelas
105 – 110 dengan frekuensi (f) = 12, maka frekuensi relatifnya adalah 12/50 X 100 % =
24 % dan seterusnya. Maka dengan itu lebih lengkapnya terdapat pada table berikut :

f
P= X 100 %
N

Keterangan:

1. F : Frekuensi Yang Sedang Di Cari Presentasenya


2. N : Number of cases ( jumlah frekuensi / banyaknya individu)
3. P : Angka Persentase
Distribusi Frekuensi Relatif dari Data tinggi badan 50 Siswa SMP

Kelas Tepi Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif


(%)
105 – 110 107,5 12 24
111 – 116 113, 5 9 18
117 – 122 119,5 6 8
123 – 128 125,5 6 12
129 – 134 131,5 2 4
135 – 140 137,5 9 18
141 – 146 143,5 8 16
Jumlah 50 100
22
2.5. Gambar Distribusi Frekuensi
Ada beberapa gambar distribusi frekuensi yaitu histogram, polygon frekuensi dab ogif.
Histogram dan polygon frekuensi merupakan dua grafik yang mencerminkan distribusi
frekuensi, sedangkan ogif adalah grafik yang mencerminkan distribusi frekuensi
kumulatif lebih dari atau distribusi frekuensi kumulatif kurang dari. Berikut ini merupakan
gambar dari histogram, polygon frekuensi dab ogif serta cara menentukan datanya ialah
sebagai berikut :
1. Histogram
Histogram adalah grafik yang menggambarkan suatu distribusi frekuensi dengan
bentuk segi empat. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
grafik histogram yaitu sebagai berikut :
a. Buatlah absis (sumbu mendatar X menyatakan nilai) dan ordinat (sumbu tegak Y
menyatakan frekuensi)
b. Buatlah skala absis dan ordinat
c. Buatlah batas kelas dengan cara :
Setiap tepi bawah kelas dikurangi 0,5 misalnya 25 – 0,5 = 24,5
d. Membuat table distribusi frekuensi untuk membuat grafik histogram
Table distribusi frekuensi nilai statistik

Kelas Interval Kelas Batas Kelas Frekuensi


1 25 – 34 24,5 6
2 35 – 44 34,5 8
3 45 – 54 44,5 11
4 55 – 64 54,5 14
5 65 – 74 64,5 12
6 75 – 84 74,5 8
7 85 – 94 84,5 6
65
e. Membuat grafik histogram

23
Grafik Histogram
16

14

12

10
Grafik Histogram
8

0
24,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5

2. Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi merupakan grafik garis yang menghubungkan nilai tengah dari
setiap interval kelas. Adapun beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
membuat poligon frekuensi antara lain :
a. Menentukan nilai tengah
Nilai tengah dapat dicari dengan cara menjumlahkan tepi bawah kelas dengan tepi
atas kelas dari setiap interval kelas, kemudian dibagi dengan dua. Contoh :
Kelas Ke-1 = (25 + 34)/2 = 29,5
Kelas Ke-2 = (35 + 44)/2 = 38,5
Untuk interval kelas lain dapat dicari dengan cara yang sama dan hasilnya sebagai
berikut :

Kelas Interval Kelas Titik Tengah Kelas (ti) Frekuensi


1 25 – 34 29,5 6
2 35 – 44 39,5 8
3 45 – 54 49,5 11
4 55 – 64 59,5 14
5 65 – 74 69,5 12
6 75 – 84 79,5 8
7 85 – 94 89,5 6
Jumlah 65
b. Membuat grafik polygon

24
Grafik Poligon
16

14

12

10
Grafik Poligon
8

0
24,5 39,5 39,5 40,5 59,5 69,5 79,5 89,5

3. Grafik Ogive
Untuk membuat grafik ogive hal pertama yang perlu dilakukan yaitu mencari nilai
frekuensi kumulatif, sedangkan distribusi frekuensi kumulatif merupakan distribusi
frekuensi yang nilai frekuensinya (f) diperoleh dengan cara menjumlahkan frekuensi
demi frekuensi, distribusi frekuensi kumulatif ( F kum) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari (negatif)
2. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari (positif)

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat grafik ogive yaitu
antara lain sebagai berikut :

a. Menentukan nilai frekuensi kumulatif


Rumus : f kum=F ke−1 + Fke −2+…+f ke−n

Dimana :
f kum = frekuensi kumulatif
f ke−n = frekuensi setiap kelas
b. Menghitung frekuensi kumulatif positif dan negative

No Nilai Tepi Kelas (f) Orang f kum ≤ f kum ≥

1 24 24,5 0 65
2 25 – 34 29,5 6 6 59
3 35 – 44 39,5 8 14 51
4 45 – 54 49,5 11 25 40
5 55 – 64 59,5 14 39 26
25
6 65 – 74 69,5 12 51 14
7 75 – 84 79,5 8 59 6
8 85 - 94 89,5 6 65 0
c. Membuat grafik Ogive
70

60

50

40

30 Kurang Dari
Lebih Dari
20

10

0
24,5 39,5 39,5 40,5 59,5 69,5 79,5 89,5

4. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran merupakan sutau lingkaran yang dibagi menjadi beberapa bagian
lingkaran. Dimana besar setiap bagian lingkaran tergantung dari besar kecilnya suatu
variable. Perhitungan nilai bagian lingkaran dihitung berdasarkan persentase. Adapun
beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam membuat diagram lingkaran yaitu
sebagai berikut :
a. Menentukan persentase setiap kelas
Rumus : BLI =( F ke−1 ) TFi x 100 %
Dimana :
BLI = Persentase Bagian Lingkaran
F ke−1 = Frekuensi Kelas Ke I
TF = Total Frekuensi
Contoh
Kelas - Ke1 = 6 orang
TF = 65
BLI =( F ke−1 ) TFi x 100 %
= (6/65) x 100%
= 9,2%
Untuk kelas yang lain dapat dicari dengan cara yang sama dan perhitungannya
dapat dilihat pada table berikut :
26
Kelas Interval Kelas Frekuensi (f) Persentase (%)
1 25 – 34 6 9,2
2 35 – 44 8 12
3 45 – 54 11 17
4 55 – 64 14 22
5 65 – 74 12 18
6 75 – 84 8 12
7 85 – 94 6 9,2
65 100
d. Membuat diagram lingkaran

Diagram Lingkaran

75 – 84 35 – 44
12% 12%
45 – 54
65 – 74 17%
18%
55 – 64
22%

27
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Distribusi frekuensi merupakan suatu proses pengelompokkan atau penyusunan suatu
data menjadi suatu tabulasi data yang memakai kelas-kelas data yang dikaitkan dengan
masing-masing frekuensi. Pembuatan distribusi frekuensi bertujuan untuk mengatur data
mentah atau data yang belum dikelompokkan ke dalam bentuk yang rapi tanpa
mengurangi atau menambah inti informasi yang ada.
Penyusunan distribusi frekuensi (numerical dan kategorikal) memerlukan beberapa
tahapan yang perlu dilaukan mulai dari pengurutan data-data mentah sesuai dengan urutan
besarnya nilai, menggunakan rumus untuk menentukan nilai jangkauan atau range,
menghitung banyaknya kelas yang diinginkan dengan menggunakan rumus strugges,
mencari nilai interval kelas dengan menggunakan rumus, membuat batas-batas kelas
untuk dapat membentuk kelas-kelas dalam distribusi frekuensi,menemukan titik tengah
kelas, memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai, dengan memakai sistem tally
atau turus dan yang terakhir melengkapi distribusi frekuensi.
Dalam membuat suatu table distribusi frekuensi ada beberapa bagian-bagian yang perlu
diketahui diantaranya kelas (Class), batas-batas kelas (Class Limit) yang terbagi menjadi
kedalam states class limit, tepi kelas yang terdiri dari class bounderies dan true class limit,
panjang kelas atau lebar kelas (Class Interval), titik tengah class mark/ mid point) yang
dimana setiap bagian tersebut mempunyai kaitan yang saling berkesinambungan. Dalam
distribusi frekuensi terdapat beberapa macam-macam table distribusi frekuensi yaitu table
distribusi frekuensi data tunggal, distribusi frekuensi data kelompok, distribusi frekuensi
kumulatif, hingga distribusi frekuensi relative. Dalam penyajian suatu table distribusi

28
frekuensi biasanya menggunakan gambar histogram, polygon frekuensi, grafik ogive
sampai dengan diagram lingkaran.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah mengenai distribusi frekuensi ini kami selaku penulis
berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh ilmu pengetahuan mengenai
distribusi frekuensi yang meliputi pengertian, penyusunan, bagian-bagian, macam-macam,
hingga gambar distribusi frekuensi. Namun kami selaku penulis makalah ini sadar masih
banyak terdapat kekurangan yang terdapat Dalam makalah kami baik Dalam segi
penulisan hingga pembahasan materi. Maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan
bantuan para pembaca untuk bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun
untuk pembuatan tugas makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Siregar Sofyan; 02 Oktober 2011. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi


Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi17. Jakarta; Rajawali Pers

Wirawan Nata; Februari 2016. Cara Mudah Memahami Statistika Ekonomi dan Bisnis
(Statistika Deskriptif) Edisi Keempat. Denpasar; Keraras Emas.

Riana Dwisa; 2012. Statistika Deskriptif Itu Mudah Edisi Pertama. Tanggerang; Jelajah Nusa

Suwena Rai Kadek, Lulup Endah Tripalupi; 2015. Statistika Dasar. Yogyakarta; Graha Ilmu

29

Anda mungkin juga menyukai