Anda di halaman 1dari 338

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK

MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN


PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh

Clarissa Evani Thomas 1401136720

Universitas Bina Nusantara


Jakarta
2015
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK
MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN
PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh

Clarissa Evani Thomas 1401136720

Universitas Bina Nusantara


Jakarta
2015
i
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK
MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN
PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN

TUGAS AKHIR

diajukan sebagai salah satu syarat


untuk gelar kesarjanaan pada
Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen
Program Studi Ganda
Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh

Clarissa Evani Thomas 1401136720

Universitas Bina Nusantara


Jakarta
2015

ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas

iii
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

School of Business Management


Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen
Skripsi Sarjana Ekonomi dan Komputer
Semester Genap 2014/2015

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK


MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN
PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN

Clarissa Evani Thomas 1401136720

Abstract

The purpose of this study is to analyze the ongoing business processes at PO Duta
Bangunan, to define the most appropriate strategy so the purchasing, inventory
management, and sales at PO Duta Bangunan could run properly, to determine the
most appropriate forecasting method and inventory model, and to design an
information system which is able to support purchasing, inventory management, and
sales at PO Duta Bangunan. The methodologies used are interview, questionnaire,
literature study, and document study. To formulate strategy, analytical strategy
formulation framework is used. The result of this study is an information system
design which is able to support purchasing, inventory management, and sales at PO
Duta Bangunan. The conclusion of this study is that information system development
is the most appropriate strategy to solve the problems faced by PO Duta Bangunan.
In addition, the most appropriate forecasting method is trend projection, whereas the
most appropriate inventory model is Economic Order Quantity (EOQ) model.

Keywords : Management Information System, OOAD, EOQ, EOI, Min-Max, Naive,


Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential
Smoothing with Trend, Trend Projection

iv
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

School of Business Management


Jurusan Sistem Informasi dan Manajemen
Skripsi Sarjana Ekonomi dan Komputer
Semester Genap 2014/2015

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK


MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN
PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN

Clarissa Evani Thomas 1401136720

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses bisnis yang sedang
berjalan pada PO Duta Bangunan, menentukan strategi yang tepat agar proses
pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan dapat
berjalan dengan baik, menentukan metode peramalan permintaan dan model
persediaan yang tepat untuk mengatasi masalah persediaan, dan merancang sistem
informasi yang mampu mendukung pembelian, pengelolaan persediaan, dan
penjualan pada PO Duta Bangunan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah
wawancara, kuesioner, studi pustaka, dan studi dokumen. Untuk perumusan strategi,
digunakan kerangka perumusan strategi berdasarkan konsep manajemen strategis.
Hasil penelitian berupa rancangan sistem informasi yang mampu mendukung proses
pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan.
Simpulan dari penelitian yang dilakukan yaitu bahwa pembangunan sistem informasi
menjadi strategi yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
PO Duta Bangunan. Adapun metode peramalan yang tepat adalah metode trend
projection, sedangkan model persediaan yang tepat adalah model Economic Order
Quantity (EOQ).

Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, OOAD, EOQ, EOI, Min-Max, Naive,
Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential
Smoothing with Trend, Trend Projection

v
KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunianya sehingga skripsi
yang berjurudul „PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB
UNTUK MENDUKUNG PEMBELIAN, PENGELOLAAN PERSEDIAAN, DAN
PENJUALAN PADA PO DUTA BANGUNAN‟ dapat terselesaikan dengan baik.
Selama penulisan skripsi, peneliti banyak menerima bantuan, bimbingan,
dorongan, petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua dan kakak yang telah memberikan dorongan, kasih sayang, dan
bantuan kepada peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM selaku Rektor Universitas Bina
Nusantara.
3. Bapak Idris Gautama So, SE., S.Kom., MM., Ph.D selaku Dekan fakultas
Manajemen Universitas Bina Nusantara
4. Bapak Johan, S.Kom., MM selaku Dekan fakultas Sistem Informasi
Universitas Bina Nusantara.
5. Bapak Dr. Seven Candra, S.Kom., MM selaku Dekan fakultas Program
Ganda Universitas Bina Nusantara.
6. Brata Wibawa Djojo, S.E., M.M., M.Comm selaku dosen pembimbing
peneliti dari jurusan manajemen
7. Yohannes Kurniawan , S.Kom., S.E., MMSI. Selaku dosen pembimbing
peneliti dari jurusan sistem informasi
8. Vonny, Silvia Lisa, Rerry Meiditha Lasmaulina Pangaribuan, Ivana, Isfi
Salsabila, Theresia Melody,Yofang Dwi Antoni Puteri, Marlene Chandra,
Alvin Soerijadji, dan Fitri Wahyuningsih sebagai teman-teman senasib
seperjuangan yang senantiasa memberi semangat dan dukungan serta
menjadi tempat berbagi selama penulisan skripsi ini.
9. Fran, Naova Maria, Adrian Hartanto, Oki Setiawan, Allen Wijaya, dan
Yohannes Yobel Budiman sebagai teman-teman IT Division yang senantiasa
memberikan masukan dalam penulsian skripsi ini.
10. Edwardus Joius Revi, Lauw Melissa Lauwis, dan Citra Dewi Arifin Djie
sebagai teman dan saudara yang selalu memberikan dukungan selama
penulsian skripsi ini

vi
11. Teman-teman SI-MN yang selalu memberikan informasi penting mengenai
ketentuan penulisan dan pengumpulan skripsi
Dalam penulisan tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan peneliti. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan
saran dan kritik yang dapat disampaikan clarthomass@gmail.com untuk
pengembangan di masa yang akan datang.

Jakarta, 31 Juli 2015

Clarissa Evani Thomas

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................................... i


Halaman Judul.............................................................................................................. ii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ................................................................................ iii
Abstrak ...................................................................................................................... iv
Kata Pengantar ............................................................................................................ vi
Daftar Isi.................................................................................................................... viii
Daftar Tabel ............................................................................................................... xii
Daftar Gambar ........................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xx
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................................... 6
1.4 Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 6
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................................. 7
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 7
1.5.2 Metode Analisis dan Perancangan .............................................. 8
1.6 State of the Art ...................................................................................... 10
1.7 Sistematika Penelitian ........................................................................... 12
BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 13
2.1 Kerangka Teori ..................................................................................... 13
2.1.1 Pengertian Manajemen .............................................................. 13
2.1.2 Manajemen Strategis ................................................................. 14
2.1.3 Kerangka Kerja Analitis Perumusan Strategi ........................... 16
2.1.4 Peramalan Permintaan............................................................... 31
2.1.5 Persediaan ................................................................................. 38
2.1.6 Sistem Informasi ....................................................................... 44
2.1.7 Sistem Informasi Manajemen (SIM)......................................... 46
2.1.8 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) ....................... 47
2.1.9 Unified Modeling Language (UML) ......................................... 48
2.2 Kerangka Berpikir................................................................................. 57
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN .............................................................. 59

viii
3.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................... 59
3.2 Visi dan Misi Perusahaan ..................................................................... 60
3.3 Struktur Organisasi ............................................................................... 60
3.4 Kerangka Analisis Perumusan Strategi ................................................. 63
3.4.1 Tahap Masukan ......................................................................... 63
3.4.2 Tahap Pencocokkan .................................................................. 77
3.4.3 Tahap Keputusan....................................................................... 80
3.5 Gambaran Sistem yang Sedang Berjalan .............................................. 84
3.5.1 Catatan dan Dokumen yang Digunakan.................................... 85
3.5.2 Proses Bisnis yang Sedang Berjalan ......................................... 88
3.6 Evaluasi Sistem Berjalan dan Kebutuhan Fungsionalitas Sistem
Informasi ............................................................................................. 100
3.7 Peramalan Permintaan ........................................................................ 105
3.7.1 Peramalan Permintaan dengan Naive Method ........................ 108
3.7.2 Peramalan Permintaan dengan Metode Moving Average ....... 109
3.7.3 Peramalan Permintaan dengan Metode Weighted Moving
Average ................................................................................... 111
3.7.4 Peramalan Permintaan dengan Metode Exponential Smoothing
................................................................................................. 112
3.7.5 Peramalan Permintaan dengan Metode Exponential Smoothing
with Trend ............................................................................... 114
3.7.6 Peramalan Permintaan dengan Metode Trend Projection ...... 116
3.8 Analisis Persediaan ............................................................................. 119
3.8.1 Model Economic Order Quantity(EOQ) ................................. 122
3.8.2 Model Economic Order Interval (EOI) ................................... 123
3.8.3 Model Min-Max System ......................................................... 124
3.8.4 Perbandingan Model Persediaan ............................................. 126
BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM USULAN ....................... 127
4.1 Gambaran Sistem Usulan.................................................................... 127
4.1.1 Catatan dan Dokumen yang Digunakan.................................. 127
4.1.2 Proses Bisnis Usulan ............................................................... 128
4.2 Use Case Diagram .............................................................................. 139
4.3 Fully-Developed Use Case Description ............................................. 140
4.4 Domain Class Diagram ...................................................................... 179
ix
4.5 Multilayer Design Sequence Diagram ................................................ 181
4.6 Updated Design Class Diagram ......................................................... 210
4.7 User Interface ..................................................................................... 211
4.7.1 Halaman Login ........................................................................ 217
4.7.2 Halaman Beranda .................................................................... 218
4.7.3 Halaman Pendataan Cabang.................................................... 219
4.7.4 Halaman Pendataan Kategori Toko ........................................ 220
4.7.5 Halaman Pendataan Toko ....................................................... 221
4.7.6 Halaman Pendataan Barang .................................................... 222
4.7.7 Halaman Pendataan Pemasok ................................................. 224
4.7.8 Halaman Pendataan Pengguna ................................................ 225
4.7.9 Halaman Cek Stok Barang ...................................................... 227
4.7.10 Halaman Faktur Penjualan Tunai ........................................... 228
4.7.11 Halaman Faktur Penjualan Kredit........................................... 232
4.7.12 Halaman Cek Kredit Toko ...................................................... 236
4.7.13 Halaman Rekomendasi Kategori Kredit Toko........................ 238
4.7.14 Halaman Surat Barang Keluar ................................................ 239
4.7.15 Halaman Surat Jalan ............................................................... 240
4.7.16 Halaman Surat Retur ............................................................... 242
4.7.17 Halaman Invoice ..................................................................... 244
4.7.18 Halaman Bukti Pembayaran Penjualan................................... 245
4.7.19 Halaman Daftar Cek ............................................................... 246
4.7.20 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran .............. 247
4.7.21 Halaman Stock Opname .......................................................... 249
4.7.22 Halaman Peramalan Permintaan dan Persediaan .................... 250
4.7.23 Halaman Rekomendasi Pemesanan Barang ............................ 251
4.7.24 Halaman Faktur Pembelian ..................................................... 252
4.7.25 Halaman Surat Barang Masuk ................................................ 254
4.7.26 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian ................................. 256
4.7.27 Halaman Laporan Penjualan ................................................... 258
4.7.28 Halaman Laporan Perubahan Harga ....................................... 260
4.7.29 Halaman Laporan Pembelian .................................................. 261
4.7.30 Halaman Laporan Posisi Stok ................................................. 263
4.7.31 Halaman Laporan Kredit Pelanggan ....................................... 263

x
4.8 Menu Tree ........................................................................................... 264
4.9 Entity Relationship Diagram .............................................................. 264
4.10 Format Print Out Dokumen ............................................................... 266
4.10.1 Faktur Penjualan Tunai ........................................................... 266
4.10.2 Faktur Penjualan Kredit .......................................................... 267
4.10.3 Surat Keluar Barang................................................................ 267
4.10.4 Surat Jalan ............................................................................... 268
4.10.5 Bukti Pembayaran Penjualan .................................................. 268
4.10.6 Tanda Terima Pengembalian Pembayaran ............................. 269
4.10.7 Surat Retur .............................................................................. 269
4.10.8 Invoice .................................................................................... 270
4.10.9 Faktur Pembelian .................................................................... 270
4.10.10 Laporan Total Penjualan ........................................................ 271
4.10.11 Laporan Penjualan per Toko .................................................. 272
4.10.12 Laporan Penjualan per Barang ............................................... 273
4.10.13 Laporan Perubahan Harga ..................................................... 274
4.10.14 Laporan Total Pembelian ....................................................... 275
4.10.15 Laporan Pembelian per Barang.............................................. 276
4.10.16 Laporan Posisi Stok ............................................................... 277
4.10.17 Laporan Kredit Pelanggan ..................................................... 278
4.11 Gantt Chart ......................................................................................... 279
4.12 Perencanaan Implementasi ................................................................ 280
4.12.1 Kebutuhan Hardware .............................................................. 280
4.12.2 Kebutuhan Software ................................................................. 280
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 281
5.1 Simpulan ............................................................................................. 281
5.2 Saran ................................................................................................... 282

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penjualan Produk A Plus Skim Coat ................................................... 3


Tabel 3.1 Evaluasi Faktor Internal PO Duta Bangunan ............................................. 63
Tabel 3.2 Pelanggan Tetap PO Duta Bangunan ......................................................... 64
Tabel 3.3 Evaluasi Faktor Eksternal PO Duta Bangunan .......................................... 68
Tabel 3.4 Matriks IFE PO Duta Bangunan ................................................................ 73
Tabel 3.5 Matriks EFE PO Duta Bangunan ............................................................... 74
Tabel 3.6 Matriks SWOT PO Duta Bangunan ........................................................... 77
Tabel 3.7 Matriks QSPM PO Duta Bangunan ........................................................... 82
Tabel 3.8 Evaluasi Sistem Berjalan, Rekomendasi Perbaikan, dan Fungsionalitas
Sistem Informasi yang Dibutuhkan ......................................................... 103
Tabel 3.9 Data Penjualan A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan Cabang
Makassar .................................................................................................. 106
Tabel 3.10 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Naive Method ............................................................................ 108
Tabel 3.11 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Moving Average........................................................... 109
Tabel 3.12 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Weighted Moving Average .......................................... 111
Tabel 3.13 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Exponential Smoothing................................................ 113
Tabel 3.14 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Exponential Smoothing with Trend............................. 115
Tabel 3.15 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Trend Projection .......................................................... 117
Tabel 3.16 Jumlah Permintaan Produk A Plus Skim Coat ....................................... 120
Tabel 3.17 Tabel Biaya Penyimpanan Produk A Plus Skim Coat............................ 121
Tabel 3.18 Perbandingan Model Persediaan ............................................................ 126
Tabel 4.1 Use Case Description Mendaftarkan Cabang .......................................... 140
Tabel 4.2 Use Case Description Mendaftarkan Kategori Toko ............................... 141
Tabel 4.3 Use Case Description Mendaftarkan Toko .............................................. 142
Tabel 4.4 Use Case Description Mendaftarkan Barang........................................... 143
Tabel 4.5 Use Case Description Mendaftarkan Pemasok ........................................ 145

xii
Tabel 4.6 Use Case Description Mendaftarkan Pengguna ...................................... 146
Tabel 4.7 Use Case Description Mengecek Stok Barang ........................................ 147
Tabel 4.8 Use Case Description Membuat Faktur Penjualan Tunai ........................ 148
Tabel 4.9 Use Case Description Membuat Faktur Penjualan Kredit ....................... 150
Tabel 4.10 Use Case Description Mengecek Kredit Toko ...................................... 152
Tabel 4.11 Use Case Description Melihat Rekomendasi Kategori Toko ................ 153
Tabel 4.12 Use Case Description Membuat Surat Barang Keluar .......................... 154
Tabel 4.13 Use Case Description Membuat Surat Jalan.......................................... 155
Tabel 4.14 Use Case Description Membuat Surat Retur ......................................... 157
Tabel 4.15 Use Case Description Membuat Invoice ............................................... 159
Tabel 4.16 Use Case Description Membuat Bukti Pembayaran Penjualan ............. 160
Tabel 4.17 Use Case Description Mencatat Pencairan Cek .................................... 161
Tabel 4.18 Use Case Description Membuat Tanda Terima Pengembalian
Pembayaran ........................................................................................... 162
Tabel 4.19 Use Case Description Mencatat Stock Opname .................................... 164
Tabel 4.20 Use Case Description Menghitung Permintaan dan Persediaan ............ 166
Tabel 4.21 Use Case Description Melihat Rekomendasi Pemesanan Barang ......... 167
Tabel 4.22 Use Case Description Membuat Faktur Pembelian ............................... 168
Tabel 4.23 Use Case Description Membuat Surat Barang Masuk .......................... 170
Tabel 4.24 Use Case Description Mencatat Pembayaran Pembelian ...................... 172
Tabel 4.25 Use Case Description Membuat Laporan Penjualan ............................. 173
Tabel 4.26 Use Case Description Membuat Laporan Perubahan Harga ................. 175
Tabel 4.27 Use Case Description Membuat Laporan Pembelian ............................ 176
Tabel 4.28 Use Case Description Membuat Laporan Posisi Stok ........................... 177
Tabel 4.29 Use Case Description Membuat Laporan Kredit Pelanggan ................. 178

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Proyeksi Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010 .............. 1
Gambar 2.1 Contoh Matriks EFE untuk Kompleks Bioskop Lokal .......................... 18
Gambar 2.2 Contoh Matriks IFE untuk Toko Komputer Eceran ............................... 21
Gambar 2.3 Matriks SWOT untuk Toko Komputer Eceran ...................................... 24
Gambar 2.4 Matriks Internal-Eksternal (IE) .............................................................. 25
Gambar 2.5 Contoh Matriks IE .................................................................................. 26
Gambar 2.6 Quantitative Strategic Planning Matrix – QSPM .................................. 28
Gambar 2.7 Simbol-simbol Activity Diagram ........................................................... 48
Gambar 2.8 Contoh Activity Diagram ....................................................................... 49
Gambar 2.9 Notasi Use Case Diagram ...................................................................... 50
Gambar 2.10 ContohUse Case Diagram .................................................................... 50
Gambar 2.11 Contoh Brief Use Case Description ..................................................... 51
Gambar 2.12 Contoh Fully Developed Use Case Description .................................. 52
Gambar 2.13 Notasi Class Diagram ........................................................................... 53
Gambar 2.14 Contoh Domain Model Class Diagram ................................................ 53
Gambar 2.15 Contoh Updated Class Diagram .......................................................... 54
Gambar 2.16 Contoh Multi Layer Design Sequence Diagram ................................. 55
Gambar 2.17 Contoh User Interface .......................................................................... 56
Gambar 2.18 Kerangka Berpikir ................................................................................ 57
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PO Duta Bangunan................................................. 60
Gambar 3.2 Koordinat SWOT ................................................................................... 76
Gambar 3.3 Matriks IE PO Duta Bangunan............................................................... 79
Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem Pembelian Berjalan pada PO Duta Bangunan 90
Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Penjualan Tunai yang sedang Berjalan pada
PO Duta Bangunan ..................................................................................................... 94
Gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Penjualan Kredit yang sedang Berjalan pada
PO Duta Bangunan. .................................................................................................... 97
Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem Retur Penjualan Berjalan ............................... 99
Gambar 3.8 Grafik Penjualan A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan cabang
Makassar .................................................................................................................. 107
Gambar 3.9 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Naive Method ..................................................... 109

xiv
Gambar 3.10 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Moving Average.................................... 111
Gambar 3.11 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Weighted Moving Average ................... 112
Gambar 3.12 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Exponential Smoothing......................... 114
Gambar 3.13 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Exponential Smoothing with Trend ...... 116
Gambar 3.14 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows
untukProduk A Plus Skim Coat dengan Metode Trend Projection.......................... 118
Gambar 3.15 Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat .............................. 120
Gambar 3.16 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Ramalan Permintaan .................. 122
Gambar 4.1 Activity Diagram Sistem Pembelian Usulan ........................................ 130
Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Penjualan Tunai Usulan ............................... 133
Gambar 4.3 Activity Diagram Sistem Penjualan Kredit Usulan .............................. 136
Gambar 4.4 Activity Diagram Sistem Retur Penjualan Usulan ............................... 138
Gambar 4.5 Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen PO Duta Bangunan139
Gambar 4.6 Domain Class Diagram........................................................................ 180
Gambar 4.7 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Cabang ............ 181
Gambar 4.8 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Kategori Toko . 182
Gambar 4.9 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Toko ................ 183
Gambar 4.10 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Barang ........... 184
Gambar 4.11 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Pemasok ........ 185
Gambar 4.12 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Pengguna ....... 186
Gambar 4.13 Multilayer Design Sequence Diagram Mengecek Stok Barang......... 187
Gambar 4.14 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur Penjualan
Tunai ........................................................................................................................ 188
Gambar 4.15 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur Penjualan
Kredit........................................................................................................................ 189
Gambar 4.16 Multilayer Design Sequence Diagram Mengecek Kredit Toko ......... 190
Gambar 4.17 Multilayer Design Sequence Diagram Melihat Rekomendasi Kategori
Toko ......................................................................................................................... 191
Gambar 4.18 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Barang
Keluar ....................................................................................................................... 192
xv
Gambar 4.19 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Jalan ............ 193
Gambar 4.20 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Retur ........... 194
Gambar 4.21Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Invoice ................... 195
Gambar 4.22 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Bukti Pembayaran
Penjualan .................................................................................................................. 196
Gambar 4.23 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Tanda Terima
Pengembalian Pembayaran ...................................................................................... 197
Gambar 4.24 Multilayer Design Sequence Diagram Mencatat Pencairan Cek ....... 198
Gambar 4.25 Multilayer Design Sequence Diagram Mencatat Stock Opname ....... 199
Gambar 4.26 Multilayer Design Sequence Diagram Menghitung Permintaan dan
Persediaan ................................................................................................................ 200
Gambar 4.27 Multilayer Design Sequence Diagram Melihat Rekomendasi
Pemesanan Barang ................................................................................................... 201
Gambar 4.28 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur
Pembelian ................................................................................................................. 202
Gambar 4.29 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Barang
Masuk ....................................................................................................................... 203
Gambar 4.30 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Bukti Pembayaran
Pembelian ................................................................................................................. 204
Gambar 4.31 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan
Penjualan .................................................................................................................. 205
Gambar 4.32 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan
Pembelian ................................................................................................................. 206
Gambar 4.33 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Perubahan
Harga ........................................................................................................................ 207
Gambar 4.34 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Posisi Stok208
Gambar 4.35 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Kredit
Pelanggan ................................................................................................................. 209
Gambar 4.36 Updated Design Class Diagram ........................................................ 210
Gambar 4.37 Contoh Pesan Sukses.......................................................................... 211
Gambar 4.38 Contoh Pesan Gagal ........................................................................... 212
Gambar 4.39 Halaman Melihat Rincian Kategori Toko .......................................... 213
Gambar 4.40 Halaman Mengubah Rincian Pendataan ............................................ 214
Gambar 4.41 Contoh Pop Up Konfirmasi Penghapusan ......................................... 215

xvi
Gambar 4.42 Halaman Pendataan Toko................................................................... 216
Gambar 4.43 Halaman Login ................................................................................... 217
Gambar 4.44 Gagal Login ........................................................................................ 218
Gambar 4.45 Halaman Beranda ............................................................................... 218
Gambar 4.46 Halaman Pendataan Cabang ............................................................... 219
Gambar 4.47 Halaman Pendataan Kategori Toko.................................................... 220
Gambar 4.48 Halaman Pendataan Toko................................................................... 221
Gambar 4.49 Halaman Pendataan Barang ............................................................... 222
Gambar 4.50 Halaman Pendataan Barang dengan Pop Up Pilih Pemasok.............. 223
Gambar 4.51 Halaman Pendataan Pemasok............................................................. 224
Gambar 4.52 Halaman Pendataan Pengguna ........................................................... 225
Gambar 4.53 Halaman Pendataan Pengguna dengan Pop Up Akses Menu ............ 226
Gambar 4.54 Halaman Cek Stok Barang ................................................................. 227
Gambar 4.55 Halaman Faktur Penjualan Tunai ....................................................... 228
Gambar 4.56 Halaman Faktur Penjualan Tunai dengan Pop Up Pilih Toko ........... 229
Gambar 4.57 Halaman Faktur Penjualan Tunai dengan Pop Up Pilih Barang ........ 231
Gambar 4.58 Halaman Faktur Penjualan Kredit ...................................................... 232
Gambar 4.59 Halaman Faktur Penjualan Kredit dengan Pop Up Pilih Toko .......... 233
Gambar 4.60 Halaman Faktur Penjualan Kredit dengan Pop Up Pilih Barang ....... 234
Gambar 4.61 Halaman Kuota Kredit Tidak Mencukupi .......................................... 235
Gambar 4.62 Halaman Cek Kredit Toko ................................................................. 236
Gambar 4.63 Halaman Cek Kredit Toko dengan Pop Up Pilih Toko ..................... 237
Gambar 4.64 Halaman Rekomendasi Kategori Kredit Toko ................................... 238
Gambar 4.65 Halaman Surat Barang Keluar............................................................ 239
Gambar 4.66 Halaman Surat Jalan ........................................................................... 241
Gambar 4.67 Halaman Surat Retur .......................................................................... 242
Gambar 4.68 Halaman Surat Retur dengan Pop Up Pilih Surat Jalan ..................... 243
Gambar 4.69 Halaman Invoice ................................................................................. 244
Gambar 4.70 Halaman Bukti Pembayaran ............................................................... 245
Gambar 4.71 Halaman Daftar Cek ........................................................................... 246
Gambar 4.72 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran ......................... 247
Gambar 4.73 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran dengan Pop Up
Pilih Surat Retur ....................................................................................................... 248
Gambar 4.74 Halaman Stock Opname ..................................................................... 249
xvii
Gambar 4.75 Halaman Peramalan Permintaan dan Persediaan ............................... 250
Gambar 4.76 Halaman Rekomendasi Pemesanan Barang ....................................... 251
Gambar 4.77 Halaman Faktur Pembelian ................................................................ 252
Gambar 4.78 Halaman Faktur Pembelian dengan Pop Up Pilih Barang ................. 253
Gambar 4.79 Halaman Surat Barang Masuk ........................................................... 254
Gambar 4.80 Halaman Surat Barang Masuk dengan Pop Up Pilih Faktur
Pembelian ................................................................................................................. 255
Gambar 4.81 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian ............................................. 256
Gambar 4.82 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian dengan Pop Up Pilih Faktur
Pembelian ................................................................................................................. 257
Gambar 4.83 Halaman Laporan Penjualan per Barang ............................................ 258
Gambar 4.84 Halaman Laporan Penjualan per Toko ............................................... 259
Gambar 4.85 Halaman Laporan Perubahan Harga .................................................. 260
Gambar 4.86 Halaman Laporan Pembelian ............................................................. 261
Gambar 4.87 Halaman Laporan Pembelian per Barang........................................... 262
Gambar 4.88 Halaman Laporan Posisi Stok ............................................................ 263
Gambar 4.89 Halaman Laporan Kredit Pelanggan .................................................. 263
Gambar 4.90 Menu Tree .......................................................................................... 264
Gambar 4.91 Entity Relationship Diagram.............................................................. 265
Gambar 4.92 Faktur Penjualan Tunai ...................................................................... 266
Gambar 4.93 Faktur Penjualan Kredit ..................................................................... 267
Gambar 4.94 Surat Keluar Barang ........................................................................... 267
Gambar 4.95 Surat Jalan .......................................................................................... 268
Gambar 4.96 Bukti Pembayaran Penjualan ............................................................. 268
Gambar 4.97 Tanda Terima Pengembalian Pembayaran ......................................... 269
Gambar 4.98 Surat Retur.......................................................................................... 269
Gambar 4.99 Invoice ................................................................................................ 270
Gambar 4.100 Faktur Pembelian.............................................................................. 270
Gambar 4.101 Laporan Total Penjualan .................................................................. 271
Gambar 4.102 Laporan Penjualan per Toko ............................................................ 272
Gambar 4.103 Laporan Penjualan per Barang ......................................................... 273
Gambar 4.104 Laporan Perubahan Harga ................................................................ 274
Gambar 4.105 Laporan Total Pembelian ................................................................. 275
Gambar 4.106 Laporan Pembelian per Barang ........................................................ 276

xviii
Gambar 4.107 Laporan Posisi Stok.......................................................................... 277
Gambar 4.108 Laporan Kredit Pelanggan ................................................................ 278
Gambar 4.109 Gantt Chart ...................................................................................... 279

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ................................................................................................................. L1
Lampiran 2 ................................................................................................................. L7
Lampiran 3 ............................................................................................................... L29
Lampiran 4 ............................................................................................................... L32

xx
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia kian hari kian meningkat. Pada tahun
1971, penduduk Indonesia tercatat berjumlah 119.208.229 jiwa. Dalam kurun waktu
sembilan tahun, angka ini bertambah menjadi 147.490.298 jiwa. Jumlah ini terus
bertambah hingga mencapai 179.378.946 jiwa pada tahun 1990. Lima tahun
kemudian, penduduk Indonesia sudah berjumlah 194.754.808 jiwa. Kemudian, pada
tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 206.264.595 jiwa dan
terus bergerak naik hingga mencapai 237.641.326 jiwa di tahun 2010 (Badan Pusat
Statistik, 2015).
Menurut Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan penduduk mencapai
1,49 persen/tahun. Berikut ini adalah proyeksi penduduk berdasarkan hasil
sensus penduduk 2010.

Gambar 1.1 Proyeksi Penduduk Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010


(Badan Pusat Statistik, 2015)

Jumlah penduduk Indonesia yang diprediksi akan terus mengalami kenaikan


ini tentunya akan meningkatkan kebutuhan akan properti, terutama properti
residensial. Indonesia Property Watch memperkirakan peningkatan kebutuhan rumah
dalam negeri pada tahun 2013 mencapai 21,7 juta unit. Jumlah tersebut meningkat

1
2

60% dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 13.6 juta unit dan melonjak sekitar
45% dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 15 juta unit (Hana, 2014). Dengan
naiknya kebutuhan properti residensial maupun komersial, pertumbuhan sektor
properti tahun 2012 diperkirakan naik sekitar 15%. Pertumbuhan ini pun berimbas
pada peningkatan permintaan bahan bangunan di berbagai daerah di Indonesia. Rata-
rata peningkatan mencapai sekitar 25% per tahun. Selain untuk bangunan baru,
bahan bangunan diperlukan juga untuk renovasi dan perawatan bangunan secara
berkala (Latief, 2012).
Tidak hanya karena pertumbuhan properti, perkembangan bisnis di bidang
bahan bangunan ini tidak terlepas dari pengelolaan sistem yang baik melalui
pemanfaatan teknologi informasi. Untuk dapat tetap tumbuh dalam kondisi
persaingan dewasa ini, perusahaan membutuhkan sebuah sistem informasi yang
didukung oleh teknologi informasi agar dapat bekerja dengan lebih mudah, cepat,
dan tepat sasaran.
Dalam jurnal The USV Annals of Economics and Public Administration,
disebutkan bahwa teknologi dibutuhkan dalam memastikan pengelolaan yang baik
terhadap aktivitas-aktivitas utama perusahaan, penyederhanaan proses-proses,
penghematan sumber daya, analisis dan pemeliharaan informasi untuk pengambilan
keputusan. Disebutkan pula bahwa salah satu teknologi yang dapat mendukung daya
saing perusahaan kecil dan menengah adalah sistem informasi manajemen. Sistem
informasi manajemen merupakan alat untuk menjamin sistem pendukung: untuk
mengelola akuntansi, sumber daya keuangan, manajemen proyek, manajemen
personel, manajemen pengelolaan pelayanan pelanggan, manajemen sumber daya,
sirkulasi dokumen, perencanaan strategis, dan proses pengambilan keputusan (Puksta
& Nedelea, 2012, p. 7).
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang bahan bangunan adalah PO
Duta Bangunan. Bisnis yang berjalan di PO Duta Bangunan mulai berkembang pesat
dan menerima banyak permintaan dari pelanggan sejak beberapa tahun terakhir. PO
Duta Bangunan sendiri merupakan distributor produk bahan bangunan dengan merek
A Plus, seperti GypsumBoard, Skim Coat, Cornice Adhesive, Hollow dan sebagainya.
Selain itu, PO Duta Bangunan juga menjual produk bahan bangunan lainnya secara
eceran, seperti paku dan berbagai jenis cat. Perkembangan bisnisnya dalam beberapa
tahun terakhir membuat PO Duta Bangunan cukup kewalahan dalam mengelola
operasi internalnya, terutama dalam mengelola transaksi harian dan mengontrol
3

persediaan. Berdasarkan hasil wawancara, transaksi harian di PO Duta Bangunan


mencapai 150 hingga 200 transaksi yang mencakup penjualan secara grosir maupun
eceran. Dari segi produk, produk dengan jumlah permintaan tertinggi yaitu A Plus
Skim Coat dapat terjual hingga 60 kontainer (72.000 zak) dalam satu bulan. Berikut
ini adalah data penjualan produk A Plus Skim Coat dari bulan Mei 2014 hingga April
2015.
Tabel 1.1 Data Penjualan Produk A Plus Skim Coat
Periode Penjualan (zak)
Mei 2014 68.385
Juni 2014 70.124
Juli 2014 56.885
Agustus 2014 71.937
September 2014 58.983
Oktober 2014 56.441
November 2014 72.148
Desember 2014 59.377
Januari 2015 65.690
Februari 2015 53.948
Maret 2015 75.694
April 2015 66.372
(Sumber: PO Duta Bangunan, 2015)

Dalam hal pembelian dan pengelolaan persediaan, PO Duta Bangunan


terkadang mengalami kelebihan stok beberapa jenis barang. Selain itu, beberapa jenis
barang lainnya juga terkadang habis sebelum sempat dipesan kembali. Hal ini
disebabkan oleh kesulitan perusahaan dalam menentukan kapan barang harus dipesan
kembali dan berapa kuantitas barang yang sebaiknya dipesan agar barang tidak
menumpuk dan memenuhi gudang. Selama ini, pemesanan barang hanya dilakukan
berdasarkan perkiraan intuitif kapan barang tersebut akan habis. Masalah lainnya
yaitu jumlah barang yang ada di gudang hanya diketahui secara pasti oleh Kepala
Gudang saja. Jika Kepala Gudang lalai melaporkan posisi stok yang sudah menipis,
Manajer Operasional pun tidak melakukan pemesanan barang. Akibatnya, terjadilah
kekosongan stok. Pernah juga terjadi kesalahan perhitungan stok di mana Bagian
4

Gudang mengkonfirmasi barang tersedia, padahal barang tersebut sudah terpesan


oleh pelanggan lain, hanya saja beleum dikirimkan dan barang fisik masih berada di
gudang. Dari segi penjualan, beberapa pekerjaan dilakukan berkali-kali, seperti
ketika menerima pesanan secara kredit, PO Duta Bangunan akan membuat Faktur
Penjualan Kredit yang nantinya akan digunakan untuk melakukan penagihan. Setiap
hari, semua Faktur Penjualan ini harus dihitung kembali dan seringkali melibatkan
beberapa orang dalam proses perhitungan tersebut untuk memastikan total yang
diperoleh benar dan akurat. Semua Faktur Penjualan ini pun perlu dicatat lagi ke
dalam Buku Faktur Penjualan untuk keperluan pemrosesan pesanan dan penagihan.
Dalam hal penetapan harga dan limit kredit, PO Duta Bangunan hanya melakukan
penilaian intuitif berdasarkan nilai transaksi per bulan dan ketepatan waktu
pembayaran pelanggan karena akan sangat sulit untuk meninjau transaksi satu per
satu. Informasi yang diterima oleh Staf Penjualan mengenai harga atau limit
kreditpun seringkali tidak update sehingga penerapannya menjadi tidak konsisten di
mata pelanggan. Tidak hanya itu, pembuatan laporan mengenai pembelian,
persediaan, dan penjualan juga membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya
seringkali tidak akurat.
Padahal, dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis di industri bahan
bangunan, banyak pendatang baru yang mulai memasuki pasar. Oleh karena itu,
sesuai dengan visinya yaitu “Menjadi perusahaan yang terdepan dan berskala
nasional di bidang distribusi produk bahan bangunan”, PO Duta Bangunan pun
dituntut untuk bergerak cepat dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Namun, di
sisi lain, dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh PO Duta Bangunan
yang telah dipaparkan sebelumnya, perusahaan sulit untuk mencapai tujuannya.
Perusahaan sulit untuk bergerak menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan
pelanggan. Tidak hanya itu, keterbatasan informasi yang akurat menyulitkan para
manajer PO Duta Bangunan untuk melakukan pengambilan keputusan. Jika masalah-
masalah ini tidak segera diatasi, maka PO Duta Bangunan akan kesulitan untuk
berkompetisi dengan pesaing-pesaingnya.
Dalam Journal of Management and Marketing Research, dipaparkan bahwa
sistem informasi manajemen memastikan efisiensi dari keseluruhan sistem. Sistem
informasi manajemen memungkinkan pembaharuan secara real time mengenai
kejadian-kejadian dalam sistem, misalnya pembaharuan data persediaan setelah
pembelian atau penjualan. Selain itu, penggunaan sistem informasi manajemen
5

memberikan kemudahan dan kecepatan akses informasi sehingga memudahkan para


manajer untuk melakukan pengambilan keputusan. Tidak hanya itu, dengan
menggunakan sistem informasi manajemen terotomatisasi, perusahaan tidak harus
bergantung pada karyawan-karyawannya 24 jam. Mesin-mesin dapat menjalankan
tugas tertentu pada waktu tertentu secara otomatis sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya (Nowduri, 2011, p. 4).
Penggunaan sistem informasi manajemen di PO Duta Bangunan juga
diperkuat dengan jurnal Information Systems Managed Inventory and Organizational
Performance: A Case Study of Joint Meidcal Stores, Uganda di mana di dalamnya
dinyatakan bahwa pengelolaan persediaan dengan sistem informasi ternyata
berkontribusi positif terhadap kinerja organisasional perusahaan (Pule, Ofoyuru, &
Mabonga, 2014, p. 10).
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah-masalah yang tengah dihadapi, PO
Duta Bangunan memerlukan suatu sistem informasi manajemen yang didukung oleh
teknologi informasi untuk mendukung proses pembelian, persediaan, dan
penjualannya agar dapat berjalan dengan baik. Dengan latar belakang inilah, penulis
merancang sistem informasi yang mampu menjawab kebutuhan PO Duta Bangunan
melalui penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem InformasiBerbasis Web
untuk Mendukung Pembelian, Pengelolaan Persediaan, dan Penjualanpada PO
Duta Bangunan”.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi masalah yang
ada adalah:
1. Bagaimana proses bisnis yang sedang berjalan pada PO Duta Bangunan
terkait dengan pembelian, pengelolaan persediaan, danpenjualan?
2. Bagaimana strategi yang tepat agar proses pembelian, pengelolaan
persediaan dan penjualan pada PO Duta Bangunan dapat berjalan dengan
baik?
3. Bagaimana metode peramalan permintaan dan model persediaan yang tepat
untuk diterapkan di PO Duta Bangunan?
4. Bagaimana rancangan sistem informasi yang dapat mendukung proses
pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan?
6

1.3 Ruang Lingkup


Agar pembahasan topik lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup
penelitian ini pada PO Duta Bangunan cabang Makassar sebagai pilot project dengan
membahas hal-hal berikut ini:
1. Pembelian barang dari pemasok yang mencakup:
a. Pencatatan pemesanan barang kepada pemasok
b. Pencatatan pembayaran kepada pemasok
2. Pengelolaan persediaan yang mencakup:
a. Pencatatan barang masuk karena pembelian
b. Pencatatan barang keluar karena penjualan
c. Laporan posisi stok
d. Penentuan model persediaan di antara model Economic Order
Quantity (EOQ), Economic Order Interval (EOI), atau Min-Max
System.
3. Penjualan dan retur barang yang mencakup:
a. Penjualan barang kepada pelanggan secara grosir maupun eceran
b. Pembayaran atas penjualan barang
c. Pencatatan retur barang
d. Laporan penjualan
e. Pengelolaan kredit pelanggan
f. Penentuan metode peramalan permintaan di antara Naïve Method,
Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing,
Exponential Smoothing with Trend, dan Trend Projection.

1.4 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis proses bisnis yang sedang berjalan pada PO Duta Bangunan
terkait proses pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan.
2. Menentukan strategi yang tepat agar proses pembelian, pengelolaan
persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan dapat berjalan dengan
baik.
3. Menentukan metode peramalan permintaan dan model persediaan yang tepat
untuk diterapkan pada PO Duta Bangunan.
7

4. Merancang sistem informasi berbasis web yang dapat mendukung proses


pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan:
 Mempermudah dan mempercepat kegiatan operasional pada PO Duta
Bangunan terkait pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan.
 Mempermudah pengambilan keputusan dengan adanya informasi
yang akurat terkait pembelian, persediaan, dan penjualan.
2. Bagi penulis:
 Mendapatkan kesempatan untuk secara langsung mempraktikkan
ilmu analisis dan perancangan sistem informasi yang telah diterima
selama masa perkuliahan.
 Mendapatkan pengalaman dan pembelajaran tentang perancangan
sistem informasi dalam sebuah perusahaan.
3. Bagi penelitian selanjutnya:
 Sebagai dasar dan acuan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi
metodologi pengumpulan data, analisis, dan perancangan.
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara:
1. Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara langsung kepada Direktur
PO Duta Bangunan untuk mengumpulkan informasi mengenai
peusahaan, produk, pemasok, pelanggan, proses bisnis yang sedang
berjalan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan.
2. Kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam menganalisis faktor internal dan eksternal
perusahaan. Kuisioner diberikan kepada Direktur PO Duta Bangunan
sebagai pihak yang paling memahami kondisi internal dan eksternal
perusahaan secara mendalam.
8

3. Studi dokumen
Peneliti akan meninjau dokumen-dokumen yang digunakan
oleh PO Duta Bangunan dalam menjalankan proses bisnisnya.
4. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari informasi dari
berbagai sumber, yaitu dengan mengkaji berbagai buku referensi,
menjelajahi internet, atau membaca literatur dan jurnal yang
berhubungan topik penelitian ini.

1.5.2 Metode Analisis dan Perancangan


Pada penelitian ini, akan digunakan konsep manajemen strategis
untuk menentukan strategi yang sesuai untuk PO Duta Bangunan.
Berdasarkan konsep manajemen strategis (David, 2013, p. 204), ada tiga
tahap dalam perumusan strategi, yaitu:
1 Tahap masukan.
Di dalam tahap ini, akan dilakukan analisis dengan
menggunakan dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).
2 Tahap pencocokkan.
Pada tahap ini, akan digunakan Matriks SWOTdan Matriks IE
dengan menggunakan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal
pada tahap masukan.
3 Tahap keputusan.
Pada tahap ini, akan dirumuskan strategi yang sesuai
berdasarkan hasil yang diperoleh dari tahap pencocokkan dengan
menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).
9

Selain itu, akan dilakukan analisis dan perancangan sistem informasi


yang mampu mendukung pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO
Duta Bangunan dengan menggunakan metode analisis dan perancangan
berorientasi objek (Object-Oriented Analysis & Design) melalui pendekatan
UML (Unified Modeling Language) menurut Satzinger, Jackson, & Burd
(2012, hal. 161) , antara lain:
1. Activity Diagram
2. Use Case Diagram
3. Fully-Developed Use Case Description
4. Domain Class Diagram
5. Multilayer Design Sequence Diagram
6. Updated Design Class Diagram
7. User Interface
10
1.6 State of the Art
Berikut ini adalah rangkuman dari penelitian terdahulu:

No. Pengarang Judul Bahasan Hasil


1. Kristina Puksta, Using Information Mengidentifikasi dan menilai Dengan adanya optimisasi proses bisnis dengan
Alexandru Technologies to Raise aspek kunci dari peningkatan menggunakan solusi TI, salah satunya dengan cara
Nedelea the Competitiveness of tingkat kompetitif dari UKM, menerapkan solusi Sistem Informasi Manajemen
SMES menganalisis manfaat dan batasan (SIM). Dengan SIM, personil, waktu, dan biaya
dari solusi TI yang dapat administrasi dapat dikurangi. Kualitas informasi yang
mempengaruhi tingkat kompetitif diperoleh dari proses-proses dalam perusahaan pun
dan perkembangan bisnis, serta meningkat sehingga dapat digunakan dalkam proses
mengevaluasi penggunaan Sistem pengambilan keputusan. Ada banyak sekali modul
Informasi Manajemen dengan Sistem Informasi Manajemen yang dapat diterapkan.
dukungan teknologi informasi (TI) Oleh karena iru, modul yang dikembangkan harus
pada UKM di Latvia disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dengan
adanya Sistem Informasi Manajemen dan rencana
pengembangan strategis yang baik, potensi
pengembangan perusahaan akan meningkat.
2. Samuel Pule, Information Systems Menggambarkan hubungan antara Terdapat hubungan yang siginifikan antara
Kasamba Alex Managed Inventory persediaan yang dikelola oleh pengelolaan persediaan dengan sistem informasi dan
Ofoyuru, Eric and Organizational sistem informasi dengan kinerja kinerja organisasional. Sistem informasi dapat
Mabonga Performance: A Case organisasional meningkatkan efisiensi operasional, seperti dalam hal
Study of Joint Meidcal persediaan dan kinerja organisasional dalam skala
Stores, Uganda besar. Jadi, persediaan yang dikelola oleh sistem
informasi yang baik dapat memberikan kontribusi
positif terhadap kinerja organisasional.
3. Srinivas Management Membahas peran Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen memainkan peran yang
Nowduri Information Systems Manajemen dalam pengambilan krusial dengan menyediakan pilihan-pilihan bagi para
and Business Decision keputusan pengambil keputusan, sekaligus juga memastikan
Making: Review, bahwa apa pun pilihan yang diambil, hasilnya akan
Analysis, and cenderung baik.
Recommendations
4. Haryadi Sarjono, Comparison of Menentukan jumlah persediaan Tingkat persediaan berdasarkan hasil perhitungan
Rudy Aryanto Optimal Calculation yang optimal bagi Rajalu Ltd. menurut kebijakan perusahaan kurang optimal karena
of Inventories dengan model Economic Order belum ada perhitungan stok keamanan. Tingkat
Quantity (EOQ), Economic Order inventori yang paling optimal dari keempat metode
Interval (EOI), dan Min-Max. yang diteliti adalah Min-Max.

11
12

1.7 Sistematika Penelitian


Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup,


tujuan dan manfaat, metodologi, state of the art, dan sistematika penulisan dari
penelitian ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan teori-teori umum dan khusus yang digunakan sebagai
pendukung dari penelitian ini, baik dalam analisis maupun perancangan.
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

Bab ini memberikan informasi seputar PO Duta Bangunan dan sistem yang
sedang berjalan pada perusahaan tersebut. Selain itu, akan dipaparkan proses dan
analisis terhadap sistem yang sedang berjalan.
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM USULAN

Bab ini berisi solusi yang diusulkan oleh peneliti untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi oleh PO Duta Bangunan melalui perancangan sistem
berdasarkan hasil analisis yang diperoleh melalui analisis sistem berjalan.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi paparan kembali mengenai inti permasalahan dan solusinya
yang disajikan secara singkat, padat, dan jelas. Adapun di dalam saran, akan
dikemukakan hal-hal yang perlu dilakukan lebih lanjut atas hasil penelitian yang
telah dilakukan ini.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Pengertian Manajemen
2.1.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut Robbins (2013, hal. 23), manajemen adalah
pengkoordinasian aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat
terselesaikan dengan efektif dan efisien dengan dan melalui orang.
Menurut Nickels (2009, hal. 233), manajemen adalah proses
yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional melalui
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
pengkoordinasian aktivitas-aktivitas kerja sehingga dapat
terselesaikan dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber-sumber daya
organisasional lainnya.

2.1.1.2 Fungsi Manajemen


Fungsi-fungsi manajemen menurut Robbins (2013, hal. 25)
meliputi:
1) Perencanaan (planning)
Manajer yang melakukan fungsi perencanaan
menentukan tujuan, membangun strategi keseluruhan untuk
mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas.
2) Pengorganisasian (organizing)
Manajer juga bertanggung jawab untuk mengatur
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Ketika manajer
mengatur, mereka menentukan tugas apa yang akan
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakannya, bagaimana

13
14

tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa melapor kepada


siapa (mereka menentukan hubungan otoritas), dan di mana
keputusan akan dibuat.
3) Kepemimpinan (leading)
Pekerjaan manajer ialah bekerja dengan dan melalui
orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi. Ketika manajer
memotivasi bawahan, mengarahkan pekerjaan individu atau
tim, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, atau
menyelesaikan masalah perilaku, maka mereka sedang
memimpin.
4) Pengendalian (controlling)
Setelah semua tujuan ditetapkan (perencanaan),
rencana dirumuskan (perencanaan), pengaturan structural
ditentukan (pengorganisasian), dan orang-orang direkrut,
dilatih, dan diberi motivasi (memimpin), harus ada evaluasi
apakah segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.

2.1.2 Manajemen Strategis


2.1.2.1 Pengertian Strategi
Menurut David (2013, hal. 41), strategi adalah cara
perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi
merupakan tindakan-tindakan potensial yang memerlukan keputusan
manajemen tingkat atas dan membutuhkan sumber daya perusahaan
dalam jumlah besar. Sebagai tambahan, strategi mempengaruhi
kemakmuran jangka panjang perusahaan, biasanya paling tidak untuk
lima tahun ke depan, dan oleh karena itu, strategi berorientasi pada
masa yang akan dating. Strategi memiliki konsekuensi ke banyak
fungsi dan divisi dan memerlukan pertimbangan factor eksternal dan
internal yang dihadapi oleh perusahaan.
15

2.1.2.2 Pengertian Manajemen Strategis


Menurut David (2013, hal. 35), manajemen strategis adalah
seni dan ilmu perumusan, implementasi, dan evaluasi keputusan lintas
fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Manajemen strategis berfokus pada pengintegrasian manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai kesuksesan
organisasional.

2.1.2.3 Tahap-Tahap Manajemen Strategis


Menurut David (2013, hal. 35), proses manajemen strategis
terdiri atas tiga tahapan, yaitu:
1) Perumusan strategi (Strategy formulation)
Perumusan strategi mencakup pembangunan visi dan
misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi,
penentuan kekuatan dan kelemahan internal, pembangunan
tujuan jangka panjang, pembuatan strategi alternatif, dan
pemilihan strategi yang akan dijalankan. Isu-isu dalam
perumusan strategi mencakup pengambilan keputusan
mengenai bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang
akan ditinggalkan, bagaimana mengaloksikan sumber daya,
apakah akan memperluas (expand) atau memvariasikan
(diversiy) operasi, apakah akan memasuki pasar internasional,
apakah akan bergabung (merge) atau membangun usaha
bersama (joint venture), dan bagaimana menghindari
pengambilalihan.
2) Implementasi strategi (Strategy implementation)
Implementasi strategi mencakup pembangunan
budaya yang mendukung strategi, penyusunan struktur
organisasi yang efektif, mengarahkan upaya pemasaran,
penyiapan anggaran, pengembangan dan penggunaan sistem
informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan
kinerja organisasional.
16

3) Evaluasi strategi (Strategy Evaluation)


Evaluasi strategi merupakan tahapan akhir dalam
manajemen strategis. Manajer harus tahu strategi mana yang
tidak berjalan dengan baik; evaluasi strategi merupakan cara
utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi
ditujukan untuk perubahan di masa yang akan datang karena
faktor eksternal dan internal akan selalu berubah. Tiga
aktivitas mendasar dari evaluasi strategi yaitu (1) meninjau
kembali faktor eksternal dan internal yang mendasari strategi
saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan
korektif

2.1.3 Kerangka Kerja Analitis Perumusan Strategi


Teknik-teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan menjadi
kerangka tiga tahapan. Tool yang digambarkan pada kerangka kerja ini dapat
diterapkan pada semua ukuran dan tipe organisasi dan dapat membantu para
pembuat strategi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi
(David, 2013, p. 204).

2.1.3.1 Tahap 1 –Tahap Masukan (TheInput Stage)


Tahap I (tahap masukan) merangkum masukaninformasi
dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.

2.1.3.1.1 External Factor Evaluation (EFE) Matrix


Matriks Evaluasi Faktor Eksternal memungkinkan
para pembuat strategi untuk merangkum dan mengevaluasi
informasi ekonomi, social, kutural, demografis, lingkungan,
politik, kepemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan.
Menurut David (2013, hal. 110), Matriks EFE dapat
dikembangkan melalui lima langkah berikut ini:
1) Buat daftar faktor eksternal kunci yang
diidnetifikasi pada proses audit eksternal.
Masukkan 15-20 faktor, termasuk peluang dan
ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan
industrinya. Buat daftar peluang terlebih dahulu
17

dan lalu ancamannya. Usahakan sespesifik


mungkin, menggunakan persentase, rasio, dan
angka komparatif sebisa mungkin.
2) Berikan bobot untuk setiap faktor dengan
jangkauan dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting). Bobot mengindikasikan tingkat
kepetingan relatif faktor tersebut untuk menjadi
perusahaan yang sukses dalam indsutri. Peluang
biasanya menerima bobot yang lebih tinggi
daripada ancaman, atau ancaman dapat menerima
bobot yang tinggi jika parah atau mengancam.
3) Berikan peringkat antara 1 sampai 4 untuk setiap
faktor eksternal untuk mengindikasikan seberapa
efektif strategi perusahaan saat ini merespon faktor
tersebut, di mana 4 = respon luar biasa, 3 = respon
di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, dan 1 =
respon buruk. Peringkat didasarkan pada seberapa
efektif strategi perusahaan. Oleh karena itu,
peringkat berdasarkan pada perusahaan(company-
based), sedangkan bobot berdasarkan pada
industry (industry-baesd). Perlu diingat bahwa
ancaman dan peluang dapat menerima 1,2,3, atau
4.
4) Kalikan bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan skor bobot
5) Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel untuk
menentukan skor bobot total organisasi.
Berapapun jumlah peluang dan ancaman yang
dimasukkan ke dalam Matrik EFE, skor bobot total tertinggi
untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan skor bobot total
terendahnya adalah 1,0. Rata-rata bobot skor total adalah 2,5.
Skor bobot total 4,0 menandakan bahwa organisasi merespon
luar biasa terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam
industri. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif
18

memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan efek


merugikan dari ancaman eksternal. Skor bobot total 1,0
menandakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang
yang ada atau tidak menghindar dari ancaman eksternal.

Gambar 2.1 Contoh Matriks EFE untuk Kompleks


Bioskop Lokal
(David, 2013, p. 111)

Contoh Matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 2.1.


Perhatikan bahwa faktor yang paling penting untuk sukses
dalam bisnis adalah “Tren pola makan sehat mengikis komisi
penjualan” yang ditandai dengan bobot 0,12. Perhatikan juga
bahwa bioskop local menangani kedua faktor ini dengan
sangat baik, “Universitas TDB melakukan perluasan 6%
setiap tahun” dan “Tren pola makan sehat mengikis komisi
penjualan”. Kemungkinan bioskop ini menyebarkan pamphlet
di kampus-kampus dan juga menambahkan yogurt dan
minuman sehat ke dalam menunya. Perhatikan bahwa
mungkin ada angka 1,2,3, atau 4 di mana pun di kolom
peringkat. Perhatikan juga bahwa faktor-faktor sebisa
mungkin dinyatakan dalam bentuk kuantitatif dan bukan
dalam bentuk samar. Ukur faktor-faktor sebaik mungkin
ketika membangun Matriks EFE. Terakhir, perhatikan skor
bobot total 2,58 berada di atas rata-rata (titik tengah) 2,5, jadi
19

bioskop ini bekerja dengan baik, memanfaatkan peluang dan


menghindari ancaman eksternal yang dihadapi oleh
perusahaan. Tentu ada ruang untuk perbaikan karena skor
bobot total tertinggi adalah 4,0. Ditandai dengan peringkat 1,
bisnis ini perlu memanfaatkan peluang “Dua komunitas di
sekitar bioskop” dan ancaman ”Film yang disewa dari Time
Warner”.

2.1.3.1.2 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix


Matriks Evaluasi Faktor Internal merangkum dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area
fungsional dari sebuah bisnis, dan juga menyediakan dasar
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan di antara
area-area tersebut. Penilaian intuitif diperlukan dalam
pengembangan Matriks IFE sehingga pendekatan ilmiah tidah
harus ditafsirkan untuk menjadikan ini teknik yang kuat.
Pemahaman yang mendalam terhadap faktor-faktor yang
dimasukkan lebih penting daripada angka-angka
aktual.Menurut David (2013, hal. 152), Matriks IFE dapat
dikembangkan dalam lima langkah:
1) Buat daftar faktor-faktor internal yang
teridentifikasi dalam proses audit internal.
Gunakan total 10 sampai 20 faktor internal,
mencakup kekuatan dan kelemahan. Tuliskan
kekuatan terlebih dahulu dan lalu kelemahan. Buat
sespesifik mungkin, menggunakan persentase,
rasio, dan angka perbandingan.
2) Berikan bobot dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(paling penting) untuk setiap faktor. Bobot yang
diberikan untuk setiap faktor menandakan tingkat
kepentingan relatif faktor tersebut untuk sukses
dalam industri perusahaan. Tidak peduli apakah
sebuah faktor kunci merupakan kekuatan atau
kelemahan internal, faktor-faktor yang dapat
20

memiliki efek paling besar terhadap kinerja


organisasi harus diberikan bobot tertinggi. Jumlah
semua bobot harus sama dengan 1,0.
3) Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk setiap faktor
untuk menandakan apakah faktor tersebut
menggambarkan kelemahan besar (peringkat = 1),
kelemahan kecil (peringkat = 2), kekuatan kecil
(peringkat = 3), atau kekuatan besar (peringkat =
4). Perhatikan bahwa kekuatan harus menerima
peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus menerima
peringkat 1 atau 2. Oleh karena itu, peringkat ini
didasarkan pada perusahaan(company-based),
sedangkan bobot pada langkah 2 didasarkan pada
industry (industry-based).
4) Kalikan setiap bobot faktor dengan peringkatnya
untuk menentukan skor bobot untuk setiap
variabel.
5) Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel untuk
menentukan skor bobot total organisasi.
Berapapun faktor yang dimasukkan ke dalam
Matriks IFE, skor bobot total dapat memiliki nilai terendah
1,0 dan tertinggi 4,0, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot
total di bawah 2,5 menandakan perusahaan lemah secara
internal, sedangkan skor di atas 2,5 menandalan posisi
internal yang kuat. Sama seperti Matriks EFE, Matriks IFE
juga harus mencakup 10 hingga 20 faktor. Jumlah faktor
tidak mempengaruhi jangkau skor bobot total karena jumlah
bobotnya selalu 1,0.
Ketika sebuah faktor internal dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan, faktor tersebut harus dimasukkan
dua kali dalam Matriks IFE, dan bobot dan peringkat harus
diberikan untuk keduanya. Gunakan jumlah moneter,
persentase, angka, dan rasio sebisa mungkin.
21

Contoh matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 2.2


untuk toko komputer eceran. Perhatikan bahwa dua faktor
terpenting untuk sukses dalam bisnis toko komputer eceran
adalah “pendapatan dari perbaikan/layanan di toko” dan
“lokasi toko”. Perhatikan juga bahwa toko bekerja dengan
baik dalam hal “jumlah pembelian pelanggan rata-rata” dan
“dukungan teknis dalam toko”. Toko memiliki masalah
utama dengan karpet, toilet, cat, dan prosedur belanja.
Perhatikan juga bahwa matriks ini mengandung lebih banyak
data kuantitatif daripada pernyataan samar; ini sangat bagus.
Secara keseluruhan, toko ini memperoleh skor bobot total 2,5,
di mana antara skala 1 sampai 4, berada di rata-rata,
menandakan adanya ruang untuk perbaikan operasi, strategi,
kebijakan, dan prosedur toko.

Gambar 2.2 Contoh Matriks IFE untuk Toko Komputer


Eceran
(David, 2013, p. 153)

Matriks IFE memberikan informai penting untuk


perumusan strategi. Sebagai contoh, toko komputer ini
mungkin ingin mempekerjakan kasir baru dan memperbaiki
masalah karpet, cat, dan toilet. Toko juga mungkin ingin
menambah iklan untuk perbaikan/layanannya karena faktor
22

tersebut sangat penting (bobot 0,15) untuk sukses dalam


bisnis ini.
Dalam perusahaan yang memiliki banyak divisi,
setiap divisi atau unit bisnis strategis yang mandiri harus
membangun Matriks IFE. Matriks-matriks divisional
kemudian dapat diintegrasikan untuk membangun Matriks
IFE perusahaan secara keseluruhan.
Sebisa mungkin bangunlah Matriks IFE per divisi.
Selain itu, dalam mengembangkan Matriks IFE, usahakan
tidak lebih dari 30% faktor kunci adalah rasio financial
karena rasio financial biasanya merupakan hasil dari banyak
faktor lainnya sehingga sulit untuk mengetahui strategi
khusus berdasarkan rasio finansial.

2.1.3.2 Tahap 2 – Tahap Pencocokkan (The Matching Stage)


Tahap II (tahap pencocokkan) berfokus pada penciptaan
strategi alternatif yang mungkin dilaksanakan dengan menyesuaikan
faktor eksternal dan internal kunci.

2.1.3.2.1 Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats
(SWOT) Matrix
Matriks SWOT merupakan tool pencocokkan yang
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi:
Strategi SO (strengths-opportunities), Strategi WO
(weaknesses-opportunities), Strategi ST (strengths-threats),
dan Strategi WT (weaknesses-threats) (David, 2013, p. 206)
Strategi SO menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk mengambil keuntungan dari peluang
eksternal. Semua manajer ingin agar organisasi mereka
berada di posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan
untuk mengambil keuntungan dari trend dan kejadian
eksternal. Organisasi biasanya akan mengejar strategi WO,
ST, atau WT untuk masuk ke situasi di mana mereka dapat
menerapkan strategi SO. Ketika perusahaan memiliki
23

kelemahan besar, ia akan berusaha mengatasinya dan


menjadikannya kekuatan. Ketika organisasi menghadapi
ancaman besar, ia akan menghindarinya dan berkonsentrasi
pada peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan mengambil keuntungan dari
peluang eksternal. Terkadang terdapat peluang eksternal
kunci, namun perusahaan memiliki kelemahan internal
sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi WT menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman
eksternal. Strategi WT merupakan taktik defensif yang
diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan
penghindaram ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang
dihadapkan pada banyak ancaman eksternal dan kelemahan
internal tentu akan ada dalam posisi hati-hati. Perusahaan
seperti ini mungkin harus berjuang untuk kelangsungannya,
bergabung (merge), berhemat (retrench), menyatakan
bangkrut (declare bankruptcy), atau memilih likuidasi
(liquidation).
24

Gambar 2.3 Matriks SWOT untuk Toko Komputer


Eceran
(David, 2013, p. 207)
Contoh Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar
2.3. Perhatikan bahwa Matriks SWOT terdiri atas Sembilan
sel. Seperti yang ditunjukkan pada gambar, ada empat sel
factor kunci. Empat sel strategi, dan satu sel yang selalu
dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel strategi,
dinamakan SO, WO, ST, dan WT, dikembangkan setelah
menyelesaikan empat sel factor kunci, yang dinamakan S,
W, O, dan T. Ada delapan langkah dalam membangun
Matriks SWOT (David, 2013, p. 206), yaitu:
1) Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2) Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3) Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4) Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5) Cocokkan kekuatan internal dengan pelaung
eksternal, dan catat Strategi SO yang dihasilkan di
sel yang tepat.
6) Cocokkan kelemahan internal dengan peluang
eksternal, dan catat Strategi WO yang dihasilkan.
7) Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman
eksternal, dan catat Strategi ST yang dihasilkan.
8) Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman
eksternal, dan catat Strategi WT yang dihasilkan.

2.1.3.2.2 Internal-External (IE) Matrix


Matriks Internal-Eksternal memposisikan berbagai
divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel, seperti yang
dapat dilihat pada Gambar 2.3. Matriks IE menempatkan
divisi-divisi organiasi ke dalam sebuah diagram skematis
sehingga sering disebut sebagai “portfolio matrix”. Ukuran
setiap lingkaran menggambarkan persentase kontribusi
25

penjualan dari setiap divisi, dan irisan kue (pie slices)


menunjukkan persentase kontribusi profit dari setiap divisi.

Gambar 2.4 Matriks Internal-Eksternal (IE)


(David, 2013, p. 217)

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci:


skor bobot total IFE pada sumbu x dan skor bobot total EFE
pada sumbu y. Perlu diingat kembali bahwa setiap divisi
dalam organisasi sebaiknya menyusun Matriks IFE dan EFE
untuk bagiannya dalam organisasi.skor bobot total yang
diturunkan dari divisi-divisi memungkinkan pembangunan
Matriks IE tingkat korporat. Pada sumbu x Matriks IE, skor
bobot total IFE dari 1,0 sampai 1,99 menggambarkan
lemahnya posisi internal; skor 2,0 sampai 2,99 berada di
tingkat rata-rata; dan skor 3,0 sampai 4,0 menggambarkan
kuatnya posisi internal. Sama halnya dengan IFE, skor bobot
total EFE dari 1,00 sampai 1,99 tergolong lemah; skor 2,0
sampai 2,99 tergolong sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0
tergolong kuat.
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama
yang memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama,
untuk divisi yang berada di sel I, II, atau IV dapat
digambarkan sebagai grow and build. Stretegi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
26

produk) atau integratif (backward integration, forward


integration, dan horizontal integration) dapat menjadi strategi
yang paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang
berada di sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan strategi
hold and maintain; penetrasi pasar dan pengembangan
produk merupakan dua strategi yang paling umum digunakan
untuk divisi-divisi tipe ini. Ketiga, divisi yang berada pada sel
VI, VIII, atau IX yang tergolong harvest or divest. Organisasi
yang sukses mampu mencapai portofolio bisnis di sel I atau
sekitar sel I dalam Matriks IE.

Gambar 2.5 Contoh Matriks IE


(David, 2013, p. 219)

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.4, Matriks IE


tersebut memiliki lima segmen produk. Perhatikan bahwa
Divisi I memiliki pendapatan terbesar (ditandai dengan
lingkaran terbesar) dan profit terbesar (ditandai dengan
potongan kue terbesar) dalam matriks. Organisasi umumnya
menyusun Matriks IE berdasarkan geografis atau produk agar
dapat secara efektif merumuskan strategi dan mengalokasikan
sumber daya antardivisi. Sebagai tambahan, perusahaan
seringkali membuat Matriks IE untuk kompetitor-
kompetitornya. Lebih jauh lagi, perusahaan seringkali
membuat Matriks IE “sebelum dan sesudah” untuk dapat
27

melihat situasi saat ini dan situasi yang diharapkan setahun


kemudian. Ide terakhir ini meminimalkan batasan matriks
sebagai “potret saat ini” (snapshot in time). Dalam melakukan
analisis kasus, dapat pula diperkirakan skor IFE dan EFE
untuk berbagai divisi berdasarkan penelitian dalam
perusahaan dan industry – daripada harus membuat Matriks
IE terpisah untuk setiap divisi.

2.1.3.3 Tahap 3 – Tahap Keputusan (The Decision Stage)


Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat
keputusan perumusan strategi. Teknik-teknik pencocokkan
memperlihatkan strategi-strategi alternatif yang layak digunakan.
Banyak dari strategi ini akan diajukan oleh manajer dan karyawan
yang terlibat dalam aktivitas analisis dan pilihan strategi. Strategi-
strategi tambahan yang diperoleh dari analisis pencocokkan dapat
didiskusikan dan ditambahkan ke dalam opsi alternatif. Strategi-
strategi ini dapat dinilai dari skala 1 sampai 4 shingga dapat dibuatkan
daftar prioritas strategi.
2.1.3.3.1 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Selain memberikan peringkat pada strategi untuk
mecapai daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis yang
dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari tindakan-
tindakan alternatif. Teknik ini disebut dengan Quantitative
Strategic Planning Matrix (QSPM)atau Matriks Perencanaan
Strategis Kuantitatif, yang merupakan Tahap 3 dari kerangka
kerja analitis perumusan strategi. QSPM merupakan tool
yang memungkinkan para strategis untuk mengevaluasi
strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor sukses
kritis eksternal dan internal yang telah diidentifikasi
sebelumnya.
Format dasar dari QSPM dapat dilihat pada Tabel
2.4. Perhatikan bahwa kolom kiri dari QSPM terdiri atas
faktor eksternal dan internal kunci (dari Tahap 1), dan baris
teratas terdiri atas strategi-strategi alternatif (dari Tahap 2).
28

Lebih spesifik lagi, kolom kiri dari QSPM terdiri atas


informasi yang diperoleh secara langsung dari Matriks EFE
dan Matriks IFE. Kolom yang berbatasan dengan faktor
sukses kunci terdiri atas bobot masing-masing yang diperoleh
dari Matriks EFE dan Matriks IFE.
Baris teratas dari QSPM terdiri atas strategi
alternatif yang diturunkan dari Matriks SWOT dan Matriks
IE. Tool pencocokkan ini biasanya menghasilkan beberapa
strategi alternatif yang layak. Namun, tidak semua strategi
yang diperoleh dari teknik pencocokkan harus dievaluasi di
dalam QSPM. Para strategis harus menggunakan penilaian
intuitif yang baik dalam menentukan strategi mana yang akan
dimasukkan ke dalam QSPM.

Gambar 2.6 Quantitative Strategic Planning Matrix –


QSPM
(David, 2013, p. 221)

Menurut David (2013, hal.223), ada enam langkah


yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM, yaitu:
1) Buatlah daftar peluang/ancaman eksternal dan
kekuatan/kelemahan internal kunci peruahaan di
kolom kiri QSPM. Informasi ini harus diambil
langsung dari Matriks EFE dan Matriks IFE.
Minimal 10 faktor sukses kunci eksternal dan 10
faktor sukses kunci internal harus dimasukkan ke
dalam QSPM.
29

2) Berikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan


internal kunci. Bobot ini sama dengan yang ada di
dalam Matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot ini
dituliskan langsung di kolom yang berada di
sebelah kanan faktor sukses kritis eksternal dan
internal.
3) Periksa matriks Tahap 2 (pencocokkan), dan
identifikasi strategi-strategi alternatif yang
sebaiknya dipertimbangkan perusahaan untuk
diimplementasikan. Tuliskan strategi-strategi ini di
baris teratas QSPM. Kelompokkan strategi-strategi
ini menjadi rangkaian eksklusif jika
memungkinkan.
4) Tentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score –
AS) yang didefinisikan sebagai nilai numerik yang
menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi
pada sebuah rangkaian alternatif tertentu. Nilai
daya tarik ditentukan dengan memeriksa setiap
faktor eksternal atau internal kunci, satu per satu,
dan menanyakan pertanyaan “Apakah faktor ini
mempengaruhi pilihan strategi yang diambil?”.
Jika jawabannya ya, maka strategi iniharus
dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci
tersebut. Secara spesifik, nilai daya tarik diberikan
kepada setiap strategi untuk menunjukkan daya
tarik relatif dari satu strategi terhadap yang
lainnya, dengan mempertimbangkan faktor
tertentu. Jangkauan nilai daya tarik adalah 1 =
tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup
menarik, dan 4 = sangat menarik. Dengan memilih
menarik, berarti bahwa jangkauan srategi tersebut,
dibandingkan dengan yang lain, memungkinkan
perusahaan untuk memanfaatkan kekuatan,
meminimalkan kelemahan, memanfaatkan
30

peluang, atau menghindari ancaman. Jika


jawabannya tidak, maka faktor kunci tidak
memberikan efek apapun terhadap strategi yang
dipilih, jadi jangan berikan nilai daya tarik pada
rangkaian strategi tersebut. Gunakan garis untuk
menunjukkan bahwa faktor kunci tidak
mempengaruhi pilihan yang dibuat. Catatan: Jika
nilai daya tarik diberikan kepada sebuah strategi,
maka berikan nilai daya tarik untuk strategi
lainnya juga. Dengan kata lain, jika sebuah strategi
diberikan tanda garis, maka strategi lainnya pun
menerima tanda garis (tidak memiliki nilai daya
tarik).
5) Hitung nilai daya tarik total. Nilai daya tarik total
(Total Attractiveness Score – TAS) didefinisikan
sebagai hasil dari perkallian antara bobot
(Langkah 2) dengan nilai daya tarik (Langkah 4)
dari setiap baris. Nilai daya tarik total
menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing
strategi alternatif, dengan hanya
mempertimbangkan faktor sukses kritis eksternal
dan internal yang berdampingan. Semakin tinggi
nilai daya tarik total, semakin menarik strategi
alternatif (hanya mempertimbangkan faktor sukses
kunci yang berdampingan).
6) Hitung jumlah nilai daya tarik total. Tambahkan
nilai daya tarik total dari masing-masing kolom
strategi dari QSPM. Jumlah nilai daya tarik total
(Sum Total Attractiveness Scores – STAS)
menunjukkan strategi mana yang paling menarik
dalam setiap rangkaian alternatif. Semakin tinggi
nilai menunjukkan semakin menarik strategi
tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor
eksternal dan internal yang relevan yang dapat
31

mempengaruhi keputusan strategis. Besarnya


perbedaan antara jumlah nilai daya tarik total pada
serangkaian strategi alternatif menunjukkan
tingkat relatif disukainya strategi tersebut terhadap
yang lainnya.

2.1.4 Peramalan Permintaan

2.1.4.1 Pengertian Peramalan


Heizer dan Render (2011, hal. 136) mendefinisikan
peramalan sebagai seni dan ilmu untuk memprediksi kejadian di masa
depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data
historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu
bentuk model matematis.

2.1.4.2 Horizon Waktu Peramalan


Menurut Heizer dan Render (2011, hal. 136), horizon waktu
peramalan dibagi menjadi kategori, yaitu:
1. Peramalan jangka pendek (Short-range forecast)
Jangka waktu peramalan ini hingga 1 tahun, tetapi
umumnya kurang dari 3 bulan. Digunakan untuk
merencanakan pembelian (purchasing), penjadwalan kerja
(job scheduling), jumlah tenaga kerja (workforce levels),
penugasan kerja (job assignments), dan tingkat produksi
(production levels).
2. Peramalan jangka menengah (Medium-range forecast)
Jangka waktu peramalan ini antara 3 bulan hingga 3
tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan
(sales), perencanaan produksi dan anggaran (production
planning and budgeting), anggaran kas, dan menganalisis
macam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang
Umumnya untuk perencanaan masa 3 tahun atau lebih.
Peramalan jangka panjang ini biasa digunakan untuk
32

merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau


pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.
2.1.4.3 Jenis-Jenis Peramalan
Heizer dan Render (2011, hal. 137) menyatakan organisasi
pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam
perencanaan operasi di masa depan:
1. Peramalan ekonomi (economic forecast)
Peramalan ekonomi menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumakan dan indikator
perencanaan lainnya.
2. Peramalan teknologi (technological forecast)
Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan
teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang
menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
3. Peramalan permintaan (demand forecast)
Peramalan permintaan merupakamn proyeksi
permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan.
Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang
mengendalikan produksi, kapasitasm serta sistem
penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan,
pemasaran dan sumber daya manusia.
Secara lebih lanjut Heizer dan Render (2011, hal.140)
menjelaskan bahwa metode peramalan kuantitatif terbagi dalam dua
kategori yaitu model deret waktu dan model kausal. Model deret
waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan
merupakan fungsi dari masa lalu. Deret waktu didasarkan pada urutan
dari titik-titik data yang berjarak sama dalam waktu (mingguan,
bulanan, kuartalan, dan lain-lain). Dengan kata lain, mereka melihat
apa yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data
masa lalu tersebut untuk melakukan peramalan. Meramalkan data
deret waktu berarti nilai masa depan diperkirakan hanya dari nilai
masa lalu dan variabel lain diabaikan walaupun variable-variabel
33

tersebut mungkin sangat bermanfaat. Yang termasuk dalam model


peramalan deret waktu diantaranya:

1. Naïve
Pendekatan naïve merupakan teknik peramalan yang
mengasumsikan permintaan periode berikutnya sama dengan
permintaan pada periode terakhir. Untuk beberapa jenis
produk, pendekatan ini merupakan model peramalan objektif
yang paling efektif dan efisien dari segi biaya.
2. Rata-rata bergerak (Moving Average)
Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah
data aktual masa lalu untuk menghasilkan peramalan periode
berikutnya. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil
sepanjang masa yang kita ramalkan. Secara matematis, rata-
rata bergerak sederhana (merupakan prediksi permintaan
periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut:
permintaandalamn periodesebelumnya
Ft = n

Keterangan:
n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak
3. Rata-rata bergerak tertimbang (Weighted-Moving Average)
Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot
dapat digunakan untuk menempatkan penekanan yang lebih
pada nilai terkini. Praktik ini membuat teknik peramalan lebih
tanggap terhadap perubahan karena periode yang lebih dekat
mendapatkan bobot yang lebih berat. Pemilihan bobot
merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untu
menetapkan mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang
digunakan membutuhkan pengalaman. Rata-rata bergerak
dengan pembobotan dapat digambarkan secara matematis
sebagai berikut:
Bobot periode 𝑛 (Permintaan dalam periode 𝑛)
Ft = Bobot

4. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)


34

Penghalusan Eksponensial merupakan metode


peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan yang
canggih, tetapi masih mudah digunakan. Metode ini
menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit.
Penghalusan Eksponensial ini merupakan suatu teknik
peramalan rata-rata bergerak dengan pembobotan di mana
titik-titik data dibobotkan oleh fungsi eksponensial. Rumus
penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
Peramalan baru = Peramalan periode terakhir + α (permintaan
sebenarnya periode terakhir – peramalan
periode terakhir).
Dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan
yang dipilih oleh peramal yang mempunyau nilai antara 0 dan
1. Persamaan diatas juga dapat ditulis sebagai berikut:
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Keterangan:
Ft = peramalan baru
Ft-1 = peramalan sebelumnya
α = konstanta penghalusan (pembobotan)(0≤ α≤1)
At-1 = permintaan aktual periode lalu
Prediksi terakhir untuk permintaan sama dengan
prediksi lama, disesuaikan dengan sebagian diferensiasi
permintaan aktual periode lalu dengan prediksi lama.
Pendekatan penghalusan eksponensial mudah digunakan dan
telah berhasil diterapkan pada hampir setiap jenis bisnis.
Walaupun demikian, nilai yang tepat untuk konstanta
penghalusan, α, dapat membuat diferensiasi antara peramalan
yang akurat dan yang tidak akurat. Nilai α yang tinggi dipilih
saat rata-rata cenderung berubah. Nilai α yang rendah
digunakan saat rata-rata cukup stabil. Tujuan pemilihan suatu
nilai untuk konstanta penghalusan adalah mendapatkan
peramalan yang paling akurat.
35

5. Penghalusan Eksponensial dengan tren (Eksponential


Smoothing with Trend)
Penghalusan eksponensial yang sederhana gagal
memberikan respon terhadap tren yang terjadi. Untuk
memperbaiki peramalan, maka digunakan model penghalusan
eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan diri
pada tren yang ada. Idenya adalah dengan menghitung rata-
rata data penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan
untuk keterlambatan (lag) positif atau negative pada tren.
Dengan penghalusan eksponensial dengan penyesuaian tren,
estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini
membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata
dan β untuk tren. Kemudian, kita menghitung rata-rata dan
tren untuk setiap periode.
Ft = α(At-1) + (1 - α) (Ft-1 + Tt-1)
Tt = β(Ft - Ft-1) + (1 - β)Tt-1
Keterangan:
Ft = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari
data berseri pada periode t
Tt = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode
t
At = permintaan aktual pada periode t
α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ α ≤1)
β = konstanta penghalusan untuk tren (0 ≤ β ≤ 1)
Jadi, ada tiga langkah menghitung permalan dengan
yang disesuaikan dengan tren, yaitu:
1. Menghitung Ft, peramalan eksponensial yang
dihaluskan untuk periode t, menggunakan persamaan
Ft.
2. Menghitung tren yang dihaluskan, Tt, menggunakan
persamaan Tt.
36

3. Menghitung peramalan dengan tren, FITt, dengan


rumus FITt = Ft +Tt.

6. Proyeksi Tren (Trend Projection)


Teknik ini mencocokkan garis tren dengan serangkaian
titik data historikal dan kemudian memproyeksikan garis
tersebut ke masa depan. Jika kita memustukan untuk
mengembangkan sebuah garis tren linear dengan metode
statistik yang tepat, kta dapat menggunakan metode least-
square. Pendekatan ini menghasilkan garis lurus yang
meminimalkan jumlah pangkat dua perbedaan vertikal atau
deviasi dari garis terhadap setiap observasi aktual. Garis
least-square digambarkan dengan perpotongan y dan
perubahan yang diharapkan (slope). Jika kita dapat
menghitung perpotongan sumbu y dan slope, kita dapat
menggambarkan garis dengan persamaan berikut ini:
ŷ = 𝑎 + 𝑏𝑥
Keterangan:
ŷ = nilai terhitung dari variabel yang akan dihitung
(variabel terikat)
a = perpotongan sumbu y
b = koefisien regresi / slop
x = nilai variabel bebas (pada kasus ini adalah waktu)

Sedangkan nilai b dan a ditentukan dengan persamaan:


𝑥𝑦 − 𝑛𝑥𝑦
𝑏=
𝑥 2 − 𝑛𝑥 2
𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥
Keterangan:
b = kemiringan garis regresi
a = perpotongan sumbu y
∑ = tanda jumlah
x = nilai variabel bebas
y = nilai variabel terikat
37

𝑥 = rata-rata nilai x
𝑦 = rata-rata nilai y

2.1.4.4 Mengukur Kesalahan Peramalan


Heizer dan Render (2011, hal. 145) menyatakan akurasi
keseluruhan dari setiap model peramalan – rata-rata bergerak,
penghalusan eksponensial, atau lainnya – dapat dijelaskan dengan
membandingkan nilai yang diramal dengan nlai aktual atau nilai yang
sedang diamati. Jika Ft melambangkan peramalan pada periode t, dan
At melambangkan permintaan aktual pada periode t, maka kesalahan
peramalannya (deviasi) adalah sebagai berikut:
Kesalahan peramalan = Permintaan aktual – Nilai peramalan
= At - Ft
Ada beberapa perhitungan yang biasa digunakan untuk
menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini dapat
digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda,
mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan
dengan baik. Pengukuran kesalahan peramalan adalah diantaranya
adalah:
1. Mean Absolute Deviation (MAD)
MAD merupakan ukuran kesalahan peramalan
keseluruhan untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan
mengambil jumlah nilai absolut dari setiap kesalahan
peramalan dibagi dengan jumlah periode data (n).
|Aktual −Peramalan |
MAD = n

2. Mean Squared Error (MSE)


MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai
yang diramalkan dan nilai yang diamati.
(Kesalahanperamalan )²
MSE = n

3. Mean Absolute Percent Error (MAPE)


Untuk peramalan dengan nilai ribuan, nilai MAD dan
MSE dapat menjadi sangat besar. Untuk mengatasi masalah
ini, dapat digunakan MAPE yang merupakan rata-rata
38

perbedaan mutlak antara nila ramalan dan aktual yang


digambarkan dengan nilai persen aktual
𝑛
𝑖=1 100 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑡
𝑀𝐴𝑃𝐸 = .
𝑛

2.1.5 Persediaan

2.1.5.1 Pengertian Persediaan


Heizer dan Render (2011, hal. 500) menyatakan persediaan
adalah salah satu aset termahal dari banyak perusahaan, mewakili
sebanyak 50% dari keseluruhan modal yang diinvestasikan.

2.1.5.2 Fungsi Persediaan


Menurut Heizer dan Render (2011: 500), keempat fungsi
persediaan adalah sebagai berikut:
1. “Decouple” atau memisahkan beberapa tahapan dari proses
produksi
2. Melakukan “decouple” perusahaan dari fluktuasi permintaan
dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan
memberikan pilihan bagi pelanggan
3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena
pembelian dalam jumlah besar dapat mengurangi biaya
pengiriman barang
4. Melindungi dari inflasi dan kenaikan harga

2.1.5.3 Jenis-Jenis Persediaan


Heizer dan Render (2011, hal 501) menyebutkan bahwa
untuk mengakomodasi fungsi-fungsi persediaan, perusahaan harus
memelihara empat jenis persediaan, yaitu:
1. Persediaan bahan baku mentah (raw material inventory)
Persediaan ini dapat digunakan untuk melakukan
decouple (pemisahan) pemasok dari proses produksi.
Bagaimanapun juga, pendekatan yang lebih dipilih adalah
menghilangkan variabilitas pemasok akan kualitas, kuantitas,
atau waktu pengantaran sehingga tidak diperlukan pemisahan.
39

2. Persediaan barang setengah jadi (work in process – WIP


inventory)
Work in process inventory ataupersediaan barang
setengah jadi adalah komponen-komponen atau bahan baku
yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi belum
selesai. WIP ada karena waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan sebuah produk (disebut waktu siklus).
Mengurangi waktu siklus akan mengurangi persediaan. Tugas
ini tidaklah sulit. Selama sebagian besar waktu sebuah produk
“sedang dibuat”, barang tersebut sebenarnya hanya diam.
3. Persediaan untuk pemeliharaan, perbaikan, operasi
(Maintenance, Repair, Operating – MRO)
MRO adalah persedian-persediaan yang disediakan
untuk persediaan pemeliharaan, perbaikan, operasi yang
dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses –
proses tetap produktif. MRO ada karena kebutuhan serta
waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa
perlengkapan tidak diketahui. Walaupun permintaan akan
MRO merupakan fungsi dari jadwal pemeliharaan,
permintaan-permintaan MRO lainnya yang tidak terjadwal
harus dapat diantisipasi.
4. Persediaan barang jadi
Persediaan barang jadi merupakan produk yang telah
selesai dan tinggal menuju pengiriman. Barang jadi dapat
dimasukkan ke dalam persediaan karena permintaan
pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

2.1.5.4 Biaya-Biaya dalam Persediaan


Heizer dan Render (2011, hal. 506) menyatakan bahwa biaya-
yang terkait dengan persediaan ada tiga, yaitu:
1. Biaya pemesanan (ordering cost)
Merupakan total biaya pemesanan dan pengadaan
barang sehingga siap untuk dipergunakan atau diproses lebih
lanjut. Mencakup biaya-biaya dari persediaan, formulir,
40

proses pemesanan, pembelian, dukungan administrasi dan


sebagainya. Ketika pesanan sedang diproduksi, biaya pesanan
juga ada, tetapi mereka adalah bagian dari biaya penyetelan.

2. Biaya penyetelan (setup cost)


Merupakan biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin
atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan
waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti
peralatan atau alat penahan. Manajer operasi dapat
menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya
penyetelan serta menggunakan prosedur yang efisien, seperti
pemesanan dan pembayaran elektronik.
3. Biaya penyimpanan (holding cost)
Merupakan biaya yang terkait dengan menyimpan
atau “membawa” persediaan selama waktu tertentu. Oleh
karena itu, biaya penyimpanan juga mencakup biaya barang
using dan biaya yang terkait dengan penyimpanan, seperti
asuransi, pegawai tambahan, dan pembayaran bunga. Banyak
perusahaan yang tidak berhasil menyertakan semua biaya
penyimpanan persediaan. Akibatnya, biaya penyimpanan
persediaan sering ditetapkan kurang dari sebenarnya.

2.1.5.5 Model Persediaan

2.1.5.5.1 Economic Order Quantity (EOQ)


Menurut Heizer dan Render (2011, hal. 507) model
kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity –
EOQ) adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang tertua
dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan,
tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi:
a. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan
independen
b. Waktu tunggu – yakni waktu antara pemesanan dan
penerimaan pesanan – diketahui dan kosntan
41

c. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai


seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan dari
sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada
satu waktu
d. Tidak tersedia diskon kuantitas
e. Biaya variabel hanya untuk menyiapkan atau
melakukan pemesanan (biaya penyetelan) dan
biaya penyimpanan persediaan dalam wkatu
tertentu (biaya penyimpanan atau membawa)
f. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan)
dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan
dilakukan pada waktu yang tepat
Menurut Heizer dan Render (2011, hal. 509) secara
matematis rumus EOQ adalah:
2𝐷𝑆
Q* = 𝐻

𝐷
N = 𝑄∗

Dimana:
Q* = jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)
D = permintaan tahunan dalam unit untuk barang
persediaan
S = biaya penyetelan atau pemesanan setiap
pesanan
H = biaya penyimpanan atau penyimpanan per
unit per tahun
N = jumlah pemesanan

2.1.5.5.2 Economic Order Interval (EOI)


Economic order interval (EOI) atau yang juga
disebut sistem persediaan periodik adalah sistem persediaan
yang berdasar pada periode pemesanan, bukan berdasar
jumlah sisa persediaan seperti pada sistem persediaan
kontinu. Adapun jumlah pemesanannya bergantung pada
pemakaian (permintaan) selama periode waktu tertentu.
42

Menurut Sarjono H., dan Aryanto R. (Sarjono &


Aryanto, 2014, p. 5), model persediaan EOI memiliki interval
waktu yang konstan dalam melakukan pemesanan kembali
(reorder), tetapi kuantitas produk yang dipesan dapat
berubah-ubah (dinamis) hingga mencapai optimal. EOI
menggunakan tingkat persediaan maksimum (maximum
inventory level) selama waktu lead time dan interval pesanan.
Setelah suatu periode tetap (T) telah terlewati, jumlah
persediaan dihitung. Sebuah pesanan dilakukan untuk
memulihkan persediaan, dan jumlah pemesanannya
tergantung berapa jumlah yang berkurang (maximum
inventory level). Jadi, jumlah pesanan didapat dari selisih
maximum inventory level dan sisa persediaan pada waktu-
waktu melakukan perhitungan. Terdapat dua parameter yang
digunakan yaitu periode tetap pemeriksaan (T) dan maximum
inventory level (E).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara
matematis rumus EOI adalah:
2𝐶𝑜
T‟ = 𝐶𝑐𝐷

Safety stock =Z σ 𝑇 ́ + 𝐿
E = safety stock + D (T‟ + L)
1
I = safety stock + (2 D T‟)

Q* = maximum inventory level (E) –


average inventory level (I)
𝐶𝑜 1
TC = PD + + (safety stock + 2 𝐷T ́) Cc

Dimana:
T‟ = periode
Co = biaya pemesanan
Cc = biaya penyimpanan
Z = service level
σ = standar deviasi
L = lead time
43

E = maximum inventory level


I = averge inventory level
P = harga
D = permintaan

2.1.5.5.3 Min-Max
Menurut Sarjono H., dan Aryanto R. (Sarjono &
Aryanto, 2014, p. 6), cara kerja sistem ini yaitu apabila
persediaan telah melewati batas minimum dan mendekati
batas safety stock maka reorder harus dilakukan. Jadi batas
minimum (minimum stock) merupakan batas tingkat reorder.
Batas maksimum (maximum stock) merupakan batas
ketersediaan perusahaan untuk menginvestasikan uangnya
dalam bentuk persediaan bahan baku. Jadi dalam hal ini yang
terpenting adalah batas minimum dan maksimum untuk dapat
menentukan order quantity. Secara matematis, rumusnya
adalah sebagai berikut:
𝐷
Safety stock =𝑛

Min Stock = (DL) +safety stock


Max stock = (2)(DL) + safety stock
Order (min-max) = max stock – min stock
𝐷
N = 𝑄∗
𝐷
TC = PD + Co + CcD
Q∗

dimana:
D = permintaan
n = jumlah hari kerja
L = lead time
Q* = jumlah optimum unit per pesanan
(order)
N = jumlah pemesanan dalam satu tahun
P = harga
Co = biaya pemesanan
Cc = biaya penyimpanan
44

2.1.6 Sistem Informasi

2.1.6.1 Pengertian Sistem


Menurut O‟Brien (2013, hal.25), sistem adalah serangkaian
komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas,
bekerja bersama-sama untuk mencapai serangkaian tujuan yang sama
dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses
transformasi yang terorganisasi.
Menurut Baltzan (2014, hal. 12), sistem adalah kumpulan
bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang
sama. Mobil merupakan contoh sistem, karena dengan melepaskan
sebuah bagian, seperti roda setir atau pedal gas, maka keseluruhan
sistem akan berhenti bekerja.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang saling berhubungan yang memiliki
batasan yang jelas dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
yang sama.

2.1.6.2 Pengertian Informasi


Menurut Rainer Jr. (2015, hal. 12), informasi mengacu pada
data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan nilai bagi
penerimanya. Sebagai contoh, Grade Point Average (GPA) sendiri
merupakan data, tetapi nama mahasiswa yang dipasangkan dengan
GPA merupakan informasi.
Menurut Laudon (2014, hal. 45), informasi adalah data yang
telah diubah menjadi bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi
manusia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang
telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti dan nilai sehingga
beguna bagi penerimanya.

2.1.6.3 Pengertian Sistem Informasi


Menurut O‟Brien (2013, hal. 6), sistem informasi dapat
berupa kombinasi orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
45

komunikasi, sumber daya data, dan kebijakan dan prosedur yang


menyimpan, mendapatkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di
dalam sebuah organisasi.
Menurut Satzinger (2012, hal. 4), sistem informasi adalah
serangkaian komponen-komponen komputer yang saling berhubungan
yang mengumpulkan, memproses, dan menyimpan (biasanya di dalam
database), dan menyediakan hasil berupa informasi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Istilah sistem informasi
terkadang disamakan dengan istilah aplikasi komputer, namun
aplikasi biasanya hanya mengacu pada perangkat lunak komputer
saja, sedangkan sistem informasi mencakup perangkat lunak,
database, dan bahkan proses-proses manual yang terkait.
Sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.
Sedangkan, teknologi informasi mengacu pada peralatan berbasis
komputer yang digunakan orang untuk bekerja dengan informasi dan
untuk mendukung informasi dan kebutuhan pemrosesan informasi
dari sebuah organisasi (Rainer Jr., Prince, & Cegielski, 2015, p. 6).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan
komunikasi, sumber daya data, serta kebijakan dan prosedur yang
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi.

2.1.6.4 Fungsi Sistem Informasi


Ada tiga aktivitas dalam sistem informasi menghasilkan
informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mengambil keputusan,
mengendalikan operasi, menganalisis masalah, dan menciptakan
produk atau jasa baru (Laudon & Laudon, 2014, p. 146) yaitu:
1) Input, yaitu penangkapan atau pengumpulan data mentah dari
dalam organisasi atau dari lingkungan eksternalnya.
2) Processing, yaitu pengubahan input mentah ini menjadi
bentuk yang berarti.
46

3) Output, yaitu pengiriman informasi yang telah diproses ke


orang-orang yang akan menggunakannya atau ke aktivitas-
aktivitas yang akan menggunakan informasi tersebut.
Sistem informasi juga memerlukan umpan balik (feedback),
yaitu output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang tepat
untuk membantu mereka mengevaluasi atau memperbaiki tahap input.

2.1.7 Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Menurut Laudon (2014, hal. 77), sistem informasi manajemen adalah
studi sistem informasi dalam bisnis dan manajemen. Istilah sistem informasi
manajemen (SIM) juga menunjuk pada kategori spesifik dari sistem informasi
yang melayani manajemen tingkat menengah, SIM menyediakan laporan bagi
manajemen tingkat menengah mengenai kinerja organisasi saat ini. Informasi
ini digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan bisnis dan memprediksi
kinerja di masa yang akan datang.
Studi sistem informasi manajemen berfokus pada penggunaan sistem
informasi berbasis komputer dalam perusahaan bisnis dan agen pemerintahan.
SIM menggabungkan ilmu komputer, ilmu manajemen, riset operasi dengan
orientasi praktik ke arah pengembangan solusi sistem terhadap masalah-
masalah nyata dan pengelolaan sumber daya teknologi informasi.
Menurut O‟Brien (2011, hal. 15), sistem informasi manajemen (SIM)
memberikan informasi dalam bentuk laporan dan menampilkannya kepada
para manajer dan ahli bisnis. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat
menggunakan komputer yang terhubung ke jaringan dan web browser untuk
menerima tampilan mengenai hasil penjualan produk dan mengakses intranet
perusahaan untuk melihat laporan analisis penjualan harian yang
mengevaluasi penjualan masing-masing pramuniaga.
Menurut Baltzan (2014, hal. 14), sistem informasi manajemen
merupakan sebuah fungsi bisnis, seperti akuntansi dan sumber daya manusia,
yang menggerakkan informasi tentang orang, produk, dan proses ke seluruh
perusahaan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah. Sistem informasi manajemen membantu perusahaan untuk
beroperasi secara lintas fungsional. Misalnya, untuk memenuhi pesanan
produk, SIM untuk penjualan menggerakkan satu pesanan pelanggan ke
47

seluruh area fungsional, seperti penjualan, pemenuhan pesanan, pengiriman,


penagihan, dan terakhir layanan pelanggan. Meskipun berbagai area
fungsional berbeda menangani bagian yang berbeda dari penjualan, namun
pesanan pelanggan tetap merupakan satu proses yang berkelanjutan. Jika satu
bagian dari perusahaan mengalami masalah, maka keseluruhan sistem akan
gagal. Jika bagian pemenuhan pesanan mengemas produk yang salah,
meskipun bagian pengiriman, penagihan, dan pelayanan pelanggan
melakukan pekerjaannya dengan baik, pelanggan tetap tidak akan puas ketika
ia membuka kemasan produknya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah
sistem informasi terpadu yang digunakan dalam bisnis dan manajemen untuk
mendukung fungsi organisasional, pengambilan keputusan, pemecahan
masalah, komunikasi, koordinasi, dan kontrol dengan menyediakan informasi
dalam bentuk laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.8 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)


Pendekatan berorientasi obyek ini melihat sebuah sistem informasi
sebagai satu sebuah kumpulan dari obyek-obyek yang berinteraksi yang
bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas. Mengingat bahwa
pendekatan berioreintasi obyek melihat sistem informasi sebagai kumpulan
obyek yang berinteraksi, analisis berorientasi obyek mendefinisikan obyek
yang melakukan pekerjaan dan menentukan interaksi pengguna (disebut use
cases) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.
Object-Oriented Analysis adalah proses mengidentifikasi dan
menentukan Use cases dan sekelompok objects dalam sistem yang baru yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas – tugas tertentu. Desain berorientasi
obyek mendefinisikan semua jenis onyek tambahan yang diperlukan untuk
berkomunikasi dengan orang-orang dan perangkat di dalam sistem,
menunjukkan bagaimana obyek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan
memperjelas definisi dari masing-masing jenis obyek sehingga dapat
diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu. (Satzinger,
Jackson, & Burd, 2012, p. 241)
48

2.1.9 Unified Modeling Language (UML)


UML adalah kumpulan standar model konstruksi dan notasi yang
didefinisikan oleh Object Mangement Group (OMG), sebuah organisasi
untuk pengembangan sistem. Dengan menggunakan UML, analyst dan end
user dapat menggambarkan dan memahami berbagai diagram spesifik yang
digunakan dalam proyek pengembangan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012,
p. 46).

2.1.9.1 Activity Diagram


Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012, hal. 57), activity
diagram menggambarkan kegiatan user (atau sistem), orang yang
melakukan setiap kegiatannya, dan alur tahapan dari setiap kegiatan.
Langkah awal dalam membuat activity diagram adalah
mengidentifikasi setiap agent untuk membuat swimlane. Adapun hal
lain yang perlu diperhatikan dalam membuat activity diagram adalah
penggunaan decision symbol untuk menggambarkan suatu keadaan –
satu alur atau alur lainnya tetapi bukan keduanya. Penggunaan
synchronization bar untuk alur yang paralel – keadaan dimana kedua
alur dilakukan.

Gambar 2.7 Simbol-simbol Activity Diagram


Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, p. 58)
49

Gambar 2.8 Contoh Activity Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, p. 59)


50

2.1.9.2 Use Case Diagram


Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2012, p. 79) usecase
diagramadalah model UML yang digunakan secara grafis untuk
menunjukkan usecase dan hubungannya dengan user. Yang termasuk
di dalam usecase diagram adalah orang yang menggunakan sistem,
yang disebut sebagai actor. Actor biasanya berada di luar automation
boundary dari sistem tetapi bagian dari manual sistem. Automation
boundary menggambarkan batas antara bagian terkomputerisasi dan
orang-orang yang mengoperasikan aplikasi, digambarkan sebagai
persegi panjang yang berisi use case.

Gambar 2.9 Notasi Use Case Diagram


Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, p. 81)

Gambar 2.10 ContohUse Case Diagram


Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012, p. 84)
51

2.1.9.3 Fully-Developed Use Case Description


Use case description dapat mengidentifikasi proses-proses
yang dapat dilakukan oleh actor yang dapat dilakukan oleh sistem.
Menurut Satzinger (2012, p. 121), use case description adalah model
tekstual yang mendaftarkan dan menjelaskan rincian proses untuk
usecase.Untuk menciptakan sistem yang kuat dan komprehensif yang
benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna, kita harus memahami
langkah-langkah rinci dari tiap use case.
Bergantung pada kebutuhan analis, use case description
cenderung untuk dituliskan dalam dua level detil yang berbeda yaitu:
1. Brief Use Case Description
Brief description dapat digunakan untuk use cases
yang sangat sederhana, khususnya saat ruang lingkup sistem
yang dikembangkan cenderung kecil, aplikasinya mudah
dipahami.

Gambar 2.11 Contoh Brief Use Case Description


Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 122)

2. Fully Developed Use Case Description


Fully developed use case description merupakan
metode formal yang paling banyak digunakan untuk
menjelaskan use case. Ketika membuat fully developed use
case description, kita akan lebih mudah mengerti mengenai
proses bisnis dan cara sistem untuk mendukungnya.
52

Gambar 2.12 Contoh Fully Developed Use Case


Description

Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 123)

2.1.9.4 Class Diagram


2.1.9.4.1 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 101),
Domain Model Class Diagram adalah sebuah UML Class
Diagram yang menggambarkan benda-benda yang penting
dalam pelaksanaan tugas para pengguna, seperti class-class
problem domain, hubungan antar class-class tersebut, dan
atribut-atributnya. Domain Model Class Diagram adalah
diagram yang digunakan untuk menggambarkan class-
class yang terlibat, hubungan antar class-class tersebut serta
atribut-atributnya. Gambar 2.7 menunjukkan notasi dari
domain model class diagram.
53

Gambar 2.13 Notasi Class Diagram


Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 101)

Gambar 2.14 Contoh Domain Model Class Diagram


Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 102)

2.1.9.4.2 Updated Class Diagram


Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 351)
menjelaskan setelah sequence diagram dibuat, informasi
methods dapat ditambahkan ke dalam classes. Tahap pertama
dalam melakukan update class diagram adalah
menambahkan method berdasarkan informasi dari sequence
diagram. Setiap pesan yang muncul pada sequence diagram
membutuhkan sebuah method pada obyek tujuan. Proses
menambahkan method ke dalam class berasal dari tiap
sequence diagram dan mencari pesan yang dikirim ke class
tersebut. Setiap pesan menggambarkan sebuat method.
54

Gambar 2.15 Contoh Updated Class Diagram


Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 352)

2.1.9.5 Multi-Layer Design Sequence Diagram


Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 345)
pengembangan first-cut sequence diagram hanya berfokus pada class-
class yang ada di problem domain layer. Setiap sistem akan
membutuhkan view layer classes untuk menggambarkan layar input
dan output untuk aplikasi. Multi-Layer Design Sequence Diagram
terdiri dari data access Layer dan view layer untuk memastikan bahwa
user interface yang dikembangkan konsisten dengan desain aplikasi.
Semua pesan masuk yang ada pada System Sequence Diagram harus
ditangani oleh user interface (Satzinger, Jackson & Burd 2012, p.
349). Berikut merupakan contoh dari multi layer design sequence
diagram.
55

Gambar 2.16 Contoh Multi Layer Design Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012, p. 346)

2.1.9.6 User Interface


Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2012: 189), user
interface adalah inputs dan outputs yang secara langsung melibatkan
pengguna sistem. User interface bisa untuk pengguna internal dan
pengguna eksternal. Desain dari user interface bervariasi bergantung
pada faktor-faktor seperti tujuan interface, karakteristik pengguna, dan
karakteristik dari perangkat interface tertentu.
56

Gambar 2.17 Contoh User Interface


Sumber: Satzinger, Jackson & Burd (2012: 203)
57

2.2 Kerangka Berpikir

Perancangan Sistem Informasi Metode Pengumpulan Data


Berbasis Web untuk Mendukung
 Primer: Observasi, wawancara,
Pembelian, Pengelolaan Persediaan,
kuesioner
dan Penjualan pada PO Duta
 Sekunder: Studi dokumen, studi
Bangunan
pustaka

Metode Analisis

 Analisis Strategi
- Tahap masukan: Matriks IFE dan EFE
- Tahap pencocokkan: Matriks SWOT dan IE
- Tahap keputusan: Matriks QSPM
 Penentuan Metode Peramalan: Naïve, Moving Average, Weighted
Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing
with Trend, Trend Projection
 Penentuan Model Persediaan: Economic Order Quantity (EOQ),
Economic Order Interval (EOI), Min-Max System

Perancangan Sistem

 Business Modeling dan Requirement


- Activity Diagram
- Use Case Diagram
- Fully-Developed Use Case Description
- Domain Class Diagram
 Design
- Multilayer Design Sequence Diagram
- Updated Design Class Diagram
- User Interface
 Database
- Entity Relationship Diagram

Simpulan dan Saran

Gambar 2.18 Kerangka Berpikir


58

Penelitian dimulai dengan melakukan pengumpulan data baik data primer


maupun sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner,
sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi dokumen dan studi pustaka.
Setelah memperoleh data, dilakukanlah analisis strategi yang sesuai bagi perusahaan.
Adapun perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap masukan
(Matriks IFE dan EFE), tahap pencocokkan (Matriks SWOT dan IE), dan tahap
keputusan (QSPM). Selain itu, dilakukan pula analisis metode peramalan yang paling
tepat bagi perusahaan di antara metode Naive, Moving Average, Weighted Moving
Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, dan Trend
Projection. Setelah mendapatkan hasil ramalan permintaan, dilakukan analisis model
persediaan di antara model Economic Order Quantity (EOQ), Economic Order
Interval (EOI), danMin-Max.
Hasil analisis yang dilakukan pun kemudian dimasukkan ke dalam sistem
yang akan dirancang. Adapun perancangan sistem dilakukan dengan menggunkana
metode analisis dan perancangan berorientasi objek melalui pendekatan Unified
Modeling Language (UML) dengan melibatkan Activity Diagram, Use Case
Diagram, Use Case Description, Domain Class Diagram, Updated Design Class
Diagram, Multilayer Design Sequence Diagram, dan User Interface. Pada akhir
penelitian ini, ditariklah kesimpulan penelitian secara keseluruhan dan diberikan
beberapa saran.
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN

3.1 Sejarah Perusahaan


PO Duta Bangunan didirikan pada tahun 1993 oleh Bapak Sammy Thomas.
PO Duta Bangunan terletak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, tepatnya di Jalan
Veteran Selatan No. 18. PO Duta Bangunan memiliki izin usaha perdagangan dengan
nomor Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 503/0159/SIUPM-P/02/KPAP dan
terdaftar sebagai Perusahaan Perorangan dengan nomor 503/0162/TDPPO-
P/02/KPAP.
Pada awal berdirinya, PO Duta Bangunan menawarkan produk peralatan
listrik, seperti lampu, saklar, kabel, dan steker, serta bahan bangunan, seperti semen,
seng, gagang pintu, kayu, besi, dan cat berbagai merek. Hingga tahun 2000, PO Duta
Bangunan perlahan-lahan mulai memangkas jenis produk yang kurang laku di pasar
hingga memfokuskan diri pada produk-produk bahan bangunan.
Pada tahun 2002, PO Duta Bangunan menerima tantangan baru dengan
memasukkan merek baru ke dalam variasi produk yang ditawarkannya yaitu A Plus.
Dengan semangat dan kerja keras, PO Duta Bangunan berhasil membuat merek A
Plus menjadi laku di pasaran dan hingga saat ini menjadi distributor tunggal untuk
merek tersebut di Kota Makassar. Produk-produk bermerek A Plus merupakan
produk bahan bangunan khusus untuk pembangunan kerangka, dinding, dan plafon
bangunan. Beberapa produk yang dijual oleh PO Duta Bangunan, yaitu Gypsum
Board, Skim Coat, Cornice Adhesive, Hollow, Casting, Canal dan sebagainya. Selain
itu, PO Duta Bangunan juga masih menjual produk-produk lain, seperti skrup
gypsum, perban gypsum, lem, kuas, amplas, dan berbagai jenis cat.
Saat ini, lingkup pasar PO Duta Bangunan tidak hanya di dalam Kota
Makassar, tetapi juga menjangkau hingga ke daerah-daerah di Sulawesi Selatan
lainnya, seperti Maros, Pare-Pare, Pangkep, Soppeng, Luwu, Soroako, Palopo,
Pinrang, Bone, Selayar, Sinjai, dan beberapa kabupaten/kota lainnya. Meluasnya
pasar yang dapat dijangkau PO Duta Bangunan mendorong pembukaan cabang baru
di Palu, Sulawesi Tengah pada tahun 2014.
Di balik perluasan pasarnya, PO Duta Bangunan pun tengah menghadapi
persaingan yang sengit di mana semakin banyaknya pendatang baru yang memasuki

59
60

industri bahan bangunan. Tidak hanya itu, persaingan juga datang dari perusahaan-
perusahaan lain yang sudah ada yang bergerak dalam industri sejenis. Untuk mampu
bertahan dalam kondisi persaingan yang semakin sengit, PO Duta Bangunan harus
mampu meningkatkan keunggulan kompetitifnya dan menambah nilai perusahaan.
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mencapai hal tersebut yaitu melalui
pembangunan sistem informasi yang didukung oleh teknologi informasi agar mampu
menjalankan kegiatan operasi internalnya dengan lebih mudah dan cepat.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi dari PO Duta Bangunan yaitu menjadi perusahaan yang terdepan dan
berskala nasional di bidang distribusi produk bahan bangunan.
Adapun misi dari PO Duta Bangunan agar dapat mencapai visi tersebut yaitu
sebagai berikut:
1. Menyediakan produk bahan bangunan unggulan yang berkualitas.
2. Memberikan pelayanan terbaik dan memastikan terciptanya kepuasan
pelanggan.
3. Menciptakan motivasi kerja dalam diri setiap karyawan dengan menyediakan
insentif secara adil dan lingkungan kerja yang nyaman

3.3 Struktur Organisasi


Hingga saat ini, PO Duta Bangunan telah mempekerjakan karyawan/i yang
terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Bagian Penjualan, Bagian Gudang, dan Bagian
Keuangan. Berikut ini disajikan struktur organisasi dari PO Duta Bangunan:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PO Duta Bangunan


61

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Direktur
a) Memimpin perusahaan baik dari sisi internal maupun eksternal.
b) Menetapkan peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
c) Mengontrol dan mengawasi kinerja seluruh bagian dalam perusahaan.
d) Menghadiri rapat tahunan dengan pemasok.
e) Menentukan besarnya gaji dan tunjangan yang harus dibayarkan
kepada karyawan.
f) Bekerja sama dengan Manajer Operasional untuk menentukan
penambahan dan pengurangan jenis barang serta pengambilan
keputusan mengenai waktu dan kuantitas pembelian barang untuk
dijual.
g) Bekerja sama dengan Manajer Keuangan untuk menentukan limit dan
jangka waktu kredit para pelanggantoko.
2. Manajer Operasional
a) Mengawasi kinerja staf penjualan
b) Membuat keputusan penambahan dan pengurangan jenis barang yang
dijual
c) Mengambil keputusan mengenai waktu dan kuantitas pembelian
produk untuk dijual.
d) Melakukan pemesanan barang kepada pemasok.
3. Kepala Gudang
a) Mengkoordinasikan staf gudang untuk mengeluarkan, memuat, dan
mengirimkan barang sesuai informasi yang diterima dari staf
penjualan.
b) Memeriksa kembali setiap pemuatan barang untuk memastikan jenis
dan kuantitas barang yang dimuat sesuai dengan pesanan.
c) Melakukan pencatatan persediaan ketika ada barang masuk ke atau
keluar dari gudang.
d) Menginformasikan jumlah persediaan barang kepada Manajer
Operasional dan Staf Penjualan
e) Melaporkan kerusakan kendaraan (jika ada) ke Direktur perusahaan.
62

4. Manajer Keuangan
a) Menentukan limit dan jangka waktu kredit para pelanggan toko.
b) Mengawasi kinerja staf keuangan.
c) Mengurus administrasi pembayaran, seperti pembayaran atas
pembelian dari pemasok dan pembayaran gaji karyawan
d) Mengelola pembayaran melalui cek, termasuk mengecek Buku Cek
untuk memastikan ada tidaknya cek yang telah jatuh tempo,
mencairkan cek, dan meng-update Buku Cek setelah cek dicairkan
e) Membuat laporan keuangan bagi Direktur
5. Staf Penjualan
a) Menerima pesanan dari pelanggan, baik pelanggan toko maupun end
customer dan membuat Faktur Penjualan dan Delivery Order
b) Memberikan informasi mengenai daftar pesanan yang harus dikirim
ke Kepala Gudang.
c) Menginformasikan produk-produk baru kepada pelanggan.
d) Melayani keluhan dan retur dari pelanggan
6. Staf Gudang
a) Mengecek kesesuaian barang yang masuk ke gudang dengan barang
yang dipesan dalam hal jenis, kuantitas, dan kualitas barang.
b) Mengeluarkan, memuat, dan mengirimkan barang secara fisik sesuai
jenis dan kuantitas barang yang dipesan.
c) Secara periodik memeriksa dan melakukan perawatan kendaraan
yang digunakan untuk pengiriman.
d) Melaporkan kerusakan kendaraan ke Kepala Gudang.
7. Staf Keuangan
a) Menghitung kembali dan merekapitulasi faktur penjualan setiap
harinya.
b) Mengecek Buku Faktur Penjualan setiap harinya untuk mencari
jikalau ada Faktur Penjualan yang telah jatuh tempo.
c) Meng-update Buku Faktur Penjualan setelah penagihan selesai
dilakukan.
d) Melakukan penagihan atas Faktur Penjualan Kredit
e) Mengecek kembali setiap penagihan yang dilakukan setiap harinya
untuk memastikan jumlah yang diterima sesuai dengan total tagihan
63

f) Mengecek pembayaran melalui transfer bank.


g) Mengarsip semua dokumen, seperti Faktur Penjualan, Tanda Terima
Barang, Delivery Order, Berita Acara Penyerahan Barang, Berita
Acara Penerimaan Barang, dan sebagainya.

3.4 Kerangka Analisis Perumusan Strategi


3.4.1 Tahap Masukan
3.4.1.1 Evaluasi Faktor Internal
Evaluasi faktor internal dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap Direktur PO Duta Bangunan untuk mendapatkan
gambaran perusahaan secara umum dan bagaimana kondisi internal
perusahaan. Karena adanya keterbatasan akses terhadap data yang
bersifat rahasia, maka data-data yang disajikan bersifat deskriptif yang
dianggap mampu menggambarkan kondisi perusahaan secara umum.
Faktor-faktor internal dapat dikategorikan menjadi kekuatan dan
kelemahan. Analisis faktor-faktor internal PO Duta Bangunan dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Evaluasi Faktor Internal PO Duta Bangunan


Kekuatan (Strengths)
S1 Memiliki pelanggan tetap.
S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A Plus di
Sulawesi.
S3 Harga produk kompetitif.
S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang memahami teknologi
dengan baik.
S5 Menyediakan produk-produk unggulan yang berkualitas.
Kelemahan (Weaknesses)
W1 Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan yang tidak
konsisten.
W2 Tidak memiliki sistem yang mendukung pengolahan transaksi.
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik.
W4 Kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
W5 Tingkat ketergantungan terhadap pemilik perusahaan tinggi
(Sumber: Pengolahan data internal PO Duta Bangunan, 2015)
64

Evaluasi Kekuatan (Strengths)

Faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai kekuatan


PO Duta Bangunan adalah sebagai berikut:
1) Memiliki pelanggan tetap.
PO Duta Bangunan memiliki lebih dari 200 pelanggan
tetap yang sebagian besar tersebar di Provinsi Sulawesi
Selatan, seperti di Makassar, Maros, Pare-Pare, Pangkep,
Soppeng, Luwu, Soroako, Palopo, Pinrang, Bone, Selayar,
Sinjai, dan beberapa kabupaten/kota lainnya. Selain itu, PO
Duta Bangunan juga memiliki pelanggan tetap di Sulawesi
Tengah dan Papua. Beberapa nama toko yang merupakan
pelanggan tetap PO Duta Bangunan beserta daerahnya dapat
dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pelanggan Tetap PO Duta Bangunan


No. Nama Toko Kabupaten/Kota
1. Utama Besi Bone
2. Sinar Logam Bone
3. UD Fahara Mamuju
4. Sumber Mas Mamuju
5. Pelita Bangunan Sinjai
6. Sinar Bangunan Sinjai
7. Purnama Pare-Pare
8. Sentral Bangunan Pare-Pare
9. Sinar Baru Makale
10. Duta Utama Makassar
11. Selatan Jaya Makassar
12. Pelita Jaya Gowa
13. Sinar Benteng Bulukumba
14. Sinar Rahmat Barru
15. Sinar Waja Pinrang
16. Sekawan Pinrang
17. Sukses Palopo
65

No. Nama Toko Kabupaten/Kota


18. Semoga Bahagia Palopo
19. Belawa Bangunan Sengkang
20. Sinar Baja Kolaka

(Sumber: Wawancara dengan Direktur PO Duta Bangunan)

2) Merupakan distributor tunggal untuk merek A Plus di


Sulawesi.
PO Duta Bangunan merupakan satu-satunya distributor
produk bermerek A Plus di Pulau Sulawesi. Kondisi ini
menjadi kekuatan besar karena PO Duta Bangunan dapat
memonopoli semua permintaan yang datang dari sekitar
Pulau Sulawesi selama harga yang ditawarkan masih lebih
murah dibandingkan harus membeli dari distributor yang
berada di pulau lain. Selain itu, PO Duta Bangunan dapat
memainkan harga produk merek A Plus dengan lebih leluasa
tanpa perlu menkhawatirkan pindahnya pelanggan ke
perusahaan lain karena perusahaan lain di Pulau Sulawesi dan
sekitarnya tidak menyediakan produk dengan merek tersebut.
3) Harga produk kompetitif.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak
dalam industri bahan bangunan, PO Duta Bangunan tentunya
harus menjaga agar pelanggannya tetap loyal. Salah satu
caranya, yaitu dengan menetapkan harga yang mampu
bersaing di pasaran. Selain itu, harga yang kompetitif juga
menjadi salah satu upaya untuk merebut pasar dan menarik
pelanggan baru.
4) Memiliki SDM tingkat manajer yang memahami teknologi
dengan baik.
PO Duta Bangunan memiliki karyawan-karyawan
tingkat manajer yang memahami teknologi dengan baik.
Manajer-manajer di PO Duta Bangunan merupakan orang-
orang yang menempuh pendidikan di bidang sistem informasi
66

atau setidaknya pernah menggeluti bidang pekerjaan dengan


tugas-tugas yang melibatkan interaksi dengan komputer.
Direktur PO Duta Bangunan sendiri telah memahami
bagaimana penggunaan teknologi dalam bisnis secara umum.
5) Menyediakan produk-produk unggulan yang berkualitas.
PO Duta Bangunan menyediakan berbagai jenis
produk dengan merek-merek unggulan. PO Duta Bangunan
tidak hanya menjual semua merek produk, melainkan
memilah merek produk sesuai jenis produknya. PO Duta
Bangunan menyediakan merek yang berbeda untuk jenis
produk yang berbeda untuk menjamin bahwa produk yang
dijual memang berasal dari merek yang unggul untuk jenis
produk tersebut.

Evaluasi Kelemahan (Weaknesses)

Adapun faktor-faktor internal yang teridentifikasi sebagai


kelemahan PO Duta Bangunan adalah sebagai berikut:
1) Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan yang tidak
konsisten.
Untuk dapat menarik banyak pelanggan, permainan
harga menjadi hal yang sangat krusial. PO Duta Bangunan
pun senantiasa melakukan diferensiasi harga bagi pelanggan-
pelanggannya. Di sisi lain, semakin banyaknya piutang
dagang juga menuntut PO Duta Bangunan untuk menerapkan
kebijakan kredit. Namun, seringkali penerapan kebijakan
harga dan kredit pelanggan ini menjadi tidak konsisten
dikarenakan sulitnya meninjau transaksi satu per satu untuk
melakukan penilaian. Selain itu, penerapannya menjadi tidak
konsisten di mata pelanggan karena informasi yang diterima
oleh Staf Penjualan terkait harga dan limit kredit seringkali
tidak update.
2) Tidak memiliki sistem yang mendukung pengolahan
transaksi.
67

Selama ini, PO Duta Bangunan mengolah transaksi


secara manual. Kondisi ini cukup menimbulkan masalah bagi
PO Duta Bangunan. Setiap Faktur Penjualan Kredit yang
dihasilkan harus dihitung lebih dari satu kali untuk
memastikan jumlah yang didapatkan benar. Pembuatan
laporan pun memakan waktu yang cukup lama dan seringkali
tidak akurat.
3) Persediaan tidak terkontrol dengan baik.
PO Duta Bangunan juga sering mengalami kesulitan
dalam mencatat persediaan karena variasi produk yang sangat
banyak. Akibatnya, terkadang terjadi pemesanan barang atas
produk yang sebenarnya masih tersedia di gudang. Di sisi
lain, produk yang laku terjual terkadang mengalami
kehabisan barang karena jumlah yang dipesan ternyata
kurang dari jumlah permintaan. Akibatnya, pelanggan pun
harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan barang
yang dipesan.
4) Kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Kurangnya loyalitas karyawan PO Duta Bangunan
dapat dilihat dari tingginya tingkat keluar masuk karyawan
(turnover). Padahal, agar dapat bekerja dengan baik, setiap
karyawan baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi
dengan lingkungan dan proses kerja di perusahaan. Tingginya
turnover menyebabkan kebanyakan karyawan yang bekerja di
PO Duta Bangunan belum memahami betul apa tugas dan
pekerjaannya karena selalu digantikan oleh orang baru yang
membutuhkan kembali memerlukan adaptasi.
5) Tingkat ketergantungan terhadap pemilik perusahaan tinggi
Pengambilan keputusan selama ini masih sangat
bergantung pada Direktur yang merupakan pemilik
perusahaan sendiri. Perusahaan seharusnya dapat memulai
untuk merekrut sumber daya manusia yang ahli dalam
perumusan strategi yang sesuai untuk diterapkan pada PO
Duta Bangunan.
68

3.4.1.2 Evaluasi Faktor Eksternal


Evaluasi faktor eksternal dilakukan dengan melakukan
wawancara terhadap Direktur PO Duta Bangunan untuk memperoleh
gambaran lingkungan eksternal dan kondisi persaingan di lapangan
secara umum. Selain itu, dilakukan juga studi pustaka dari berbagai
literatur untuk mempelajari tren di industri bahan bangunan. Faktor-
faktor eksternal dapat dikategorikan menjadi peluang dan ancaman.
Analisis faktor-faktor eksternal PO Duta Bangunan dapat dilihat pada
Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Evaluasi Faktor Eksternal PO Duta Bangunan


Peluang (Opportunities)
O1 Teknologi informasi semakin canggih dan aplikatif.
O2 Belum banyak distributor merek A Plus di daerah Indonesia
Tengah dan Timur.
O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia bertumbuh pesat
O4 Jumlah penduduk terus meningkat.
O5 Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara berkala.
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok.
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di periode waktu
tertentu.
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya.
Ancaman (Threats)
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit tepat pada
waktunya.
T2 Perubahan musim mempengaruhi tingkat pembangunan.
T3 Penambahan distributor merek yang sama oleh pemasok.
T4 Bertambahnya pesaing dengan produk sejenis.
T5 Infrastruktur transportasi yang kurang memadai.
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam menjalankan
bisnis.
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu.
(Sumber: Pengolahan data eksternal PO Duta Bangunan)
69

Evaluasi Peluang (Opportunities)

Faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai peluang


PO Duta Bangunan adalah sebagai berikut:
1) Teknologi informasi semakin canggih dan aplikatif.
Dewasa ini, teknologi informasi sudah berkembang
dengan pesat. Banyak perusahaan baik perusahaan besar
maupun menengah mulai memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis. Berbagai manfaat telah diperoleh dengan
penerapan teknologi, seperti proses bisnis menjadi lebih
mudah dan cepat, penurunan biaya operasional, serta akses
informasi yang lebih akurat dan tepat waktu untuk mendukung
proses pengambilan keputusan.
2) Belum banyak distributor merek A Plus di daerah Indonesia
Timur dan Tengah.
Merk A Plus merupakan produk utama yang
ditawarkan oleh PO Duta Bangunan. Dengan belum
banyaknya distributor dengan merek tersebut di daerah
Indonesia Timur dan Tengah, PO Duta Bangunan
berkesempatan untuk melakukan pengembangan pasar di
daerah tersebut. Selain itu, dengan tidak adanya pesaing
dengan merek yang sama, PO Duta Bangunan dapat
menerapkan strategi harga dengan lebih leluasa.
3) Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia bertumbuh pesat.
Pasar konstruksi dan sektor bahan bangunan Indonesia
telah berkembang secara signifikan, didorong dengan pesatnya
pertumbuhan pasar properti atau real estate dalam negeri,
peningkatan investasi swasta dan belanja pemerintah.
Kontribusi sektor konstruksi terhadap produk domestik bruto
(PDB) Indonesia telah tumbuh dari sekitar 7,07% di tahun
2009 menjadi 13% pada tahun 2014 dan telah mendorong
pertumbuhan industri bahan bangunan dan konstruksi
Indonesia (BUMN, 2015).
70

4) Jumlah penduduk terus meningkat.


Jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat
menyebabkan peningkatan kebutuhan akan properti Indonesia
Property Watch memperkirakan peningkatan kebutuhan rumah
dalam negeri pada tahun 2013 mencapai 21,7 juta unit. Jumlah
tersebut meningkat 60% dibandingkan tahun 2010 yang
mencapai 13.6 juta unit dan melonjak sekitar 45%
dibandingkan tahun 2012 yang berjumlah 15 juta unit (Hana,
2014). Pertumbuhan sektor properti tahun 2012 diperkirakan
naik sekitar 15%. Pertumbuhan ini pun berimbas pada
peningkatan permintaan bahan bangunan di berbagai daerah di
Indonesia. Rata-rata peningkatan mencapai sekitar 25% per
tahun. (Latief, 2012).
5) Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara berkala.
Bahan bangunan tidak hanya dibutuhkan ketika
pembangunan awal. Bangunan-bangunan yang sudah jadi pun
membutuhkan renovasi agar tetap layak untuk dihuni atau
ditempati.
6) Hubungan yang baik dengan pemasok.
Hubunngan yang baik dengan pemasok memungkinkan
negosiasi mengenai harga dan strategi pemasaran secara
bersama-sama. Selain itu, pemasok juga memberikan jatuh
tempo piutang yang lebih lama dan memberikan kesempatan
bagi perusahaan untuk mengembangkan pasar.
7) Peningkatan permintaan bahan bangunan di periode waktu
tertentu.
Permintaan bahan bangunan cenderung meningkat
menjelang hari raya, seperti menjelang hari Idul Fitri dan
Natal. Umumnya, masyarakat akan melakukan perbaikan atau
minimal mengecat ulang rumah agar terlihat lebih indah untuk
menyambut tamu dan rekan-rekan selama hari raya.
71

8) Jasa pengiriman yang terpercaya.


Kehadiran jasa pengiriman, seperti ekspedisi sangat
membantu dalam proses pengiriman barang. Hal ini
memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat menjangkau
pelanggan dari daerah lain karena barang dapat dengan mudah
dikirim ke kota ataupun pulau lain melalui jasa pengiriman.

Evaluasi Ancaman (Threats)

Faktor-faktor eksternal yang teridentifikasi sebagai peluang


PO Duta Bangunan adalah sebagai berikut:
1) Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit tepat pada
waktunya.
Banyaknya pelanggan yang tidak melunasi kredit tepat
pada waktunya dapat menjadi ancaman berarti bagi
perusahaan mengingat PO Duta Bangunan sendiri mempunyai
tanggal jatuh tempo utang yang harus dibayarkan kepada
pemasok. Keterlambatan pembayaran kepada pemasok dapat
berakibat fatal yaitu hilangnya kepercayaan pemasok terhadap
perusahaan.
2) Perubahan musim mempengaruhi tingkat pembangunan.
Perubahan musim dapat mempengaruhi tingkat
pembangunan. Ketika musim hujan, tingkat pembangunan
cenderung menurun karena pembangunan sulit dilakukan di
musim tersebut. Akibatnya, permintaan bahan bangunan pun
dapat menurun.
3) Penambahan distributor merek yang sama oleh pemasok.
Semakin banyak distributor merek yang sama dalam
suatu daerah, maka persaingan harga akan semakin sengit dan
loyalitas pelanggan menjadi rentan. Sebaliknya, jika hanya ada
satu distributor merek tertentu di satu daerah, maka
perusahaan dapat menetapkan harga dengan lebih leluasa.
72

4) Banyaknya pesaing dengan produk sejenis.


Dengan banyaknya pesaing dengan produk sejenis,
pelanggan memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat.
Pelanggan dapat dengan mudah berpindah dari satu
perusahaan ke perusahaan lainnya karena pelanggan
mempunyai banyak pilih. Mereka lebih leluasa dalam
menentukan pilihan. Selain itu, tidak menutup kemungkinan
munculnya pendatang baru dengan produk sejenis yang dapat
mempengaruhi harga produk di pasaran
5) Infrastruktur transportasi yang kurang memadai.
Infrastruktur transportasi yang kurang memadai dapat
menjadi ancaman bagi PO Duta Bangunan. Jalan-jalan yang
rusak dan banjir ketika musim hujan tiba menjadi tidak dapat
dilewati oleh truk pengangkut barang. Hal ini tentunya akan
menghambat proses pengiriman barang dari gudang ke lokasi
pelanggan.
6) Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam menjalankan
bisnis.
Saat ini, beberapa pesaing telah menggunakan
teknologi dalam menjalankan bisnisnya. Dengan penggunaan
teknologi, para pesaing menjadi lebih responsif terhadap
pelanggan, misalnya dalam penyampaian informasi stok
barang dengan lebih cepat. Pelanggan yang puas dengan
layanan yang responsif dapat segera berpindah ke pesaing.
Jika PO Duta Bangunan tidak berusaha mengikuti
perkembangan teknologi, maka PO Duta Bangunan dapat
menjadi jauh tertinggal karena tidak mampu bersaing.
7) Konsumen fanatik terhadap merek tertentu.
Pada dasarnya, pelanggan yang sudah puas dengan
suatu merek akan loyal terhadap merek tersebut. Mereka sudah
mempunyai kepercayaan terhadap merek tersebut dan sulit
untuk berpindah ke merek lain karena keengganan untuk
mencoba dan adanya kekhawatiran merek lain tidak
berkualitas atau tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
73

3.4.1.3 Matriks IFE dan EFE


Berikut ini merupakan matriks IFE dan EFE (dapat dilihat
pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5) yang diperoleh dari hasil evaluasi
faktor internal dan eksternal pada PO Duta Bangunan yang kemudian
diberikan pembobotan dengan menggunakan metode perbandingan
berpasangan (pairwise comparison).

Tabel 3.4 Matriks IFE PO Duta Bangunan

Faktor Internal Kunci Nilai


Bobot Peringkat
IFE
Kekuatan

S1 Memiliki pelanggan tetap 0,123 4 0,490


Merupakan distributor tunggal untuk
S2 0,135 4 0,541
merek A Plus di Sulawesi
S3 Harga produk kompetitif 0,018 3 0,053
Memiliki SDM tingkat manajer yang
S4 0,029 3 0,086
memahami teknologi dengan baik
Menyediakan produk-produk
S5 0,039 3 0,117
unggulan yang berkualitas
Subtotal 1,288

Kelemahan

Penerapan kebijakan harga dan


W1 kredit pelanggan yang tidak 0,151 2 0,302
konsisten
Tidak memiliki sistem yang
W2 0,145 2 0,291
mendukung pengolahan transaksi
Persediaan tidak terkontrol dengan
W3 0,240 2 0,481
baik
Kurangnya loyalitas karyawan
W4 0,086 2 0,171
terhadap perusahaan
74

Tingkat ketergantungan terhadap


W5 0,034 2 0,068
pemilik perusahaan tinggi
Subtotal 1,313
Total 1,000 2,601

(Sumber: Wawancara dengan Direktur PO Duta Bangunan, 2015)

Keterangan: Peringkat 1 = kelemahan besar


Peringkat 2 = kelemahan kecil
Peringkat 3 = kekuatan besar
Peringkat 4 = kekuatan kecil

Tabel 3.5 Matriks EFE PO Duta Bangunan


Nilai
Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat
EFE
Peluang
Teknologi informasi semakin canggih
O1 0,086 1 0,086
dan aplikatif
Belum banyak distributor merek A
O2 Plus di daerah Indonesia Tengah dan 0,121 4 0,485
Timur
Pasar konstruksi dan bangunan di
O3 0,024 2 0,049
Indonesia bertumbuh pesat
O4 Jumlah penduduk terus meningkat 0,018 2 0,036
Adanya kebutuhan renovasi bangunan
O5 0,040 2 0,080
secara berkala
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok 0,117 4 0,470
Peningkatan permintaan bahan
O7 0,013 3 0,040
bangunan di periode waktu tertentu
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya 0,040 4 0,159
Subtotal 1.406
Ancaman

T1 Banyak pelanggan yang tidak 0,207 3 0,620


75

melunasi kredit tepat pada waktunya

Perubahan musim mempengaruhi


T2 0,016 1 0,016
tingkat pembangunan
Penambahan distributor merek yang
T3 0,140 3 0,420
sama oleh pemasok
Banyaknya pesaing dengan produk
T4 0,075 2 0,149
sejenis
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5 0,012 1 0,012
memadai
Pesaing telah memanfaatkan teknologi
T6 0,032 2 0,065
dalam menjalankan bisnis
Konsumen fanatik terhadap merek
T7 0,058 2 0,115
tertentu
Subtotal 1,397
Total 1.000 2,803

(Sumber: Wawancara dengan Direktur PO Duta Bangunan, 2015)

Keterangan: Peringkat 4 = Respon luar biasa


Peringkat 3 = Respon di atas rata-rata
Peringkat 2 = Respon rata-rata
Peringkat 1 = Respon jelek

Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal,


diperoleh nilai IFE sebesar 2,601 di mana dalam skala 1 – 4 termasuk
dalam kategori rata-rata. Angka ini menunjukkan bahwa PO Duta
Bangunan memiliki posisi internal yang kuat. Namun, tentunya masih
terdapat ruang untuk perbaikan operasi, strategi, kebijakan, dan
prosedur toko mengingat skor bobot total tertinggi adalah 4.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor
eksternal, diperoleh nilai EFE yang sebesar 2,803, di mana dalam
skala 1 – 4 juga termasuk dalam kategori rata-rata. Dengan nilai EFE
tersebut, artinya PO Duta Bangunan sudah bekerja dengan baik dalam
76

memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada. Tentu


saja dengan nilai EFE tersebut juga masih terdapat ruang untuk
peningkatan respon perusahaan terhadap peluang dan ancaman yang
ada.
Untuk menentukan posisi strategi alternatif yang sesuai untuk
PO Duta Bangunan, maka dihitunglah selisih pada nilai komponen-
komponen pada matriks IFE dan EFE yang dikenal sebagai titik
koordinat SWOT di mana:
Titik x (internal) = Kekuatan – Kelemahan
Titik y (eksternal) = Peluang – Ancaman
maka dapat diperoleh:
Titik x (internal) = 1,288 – 1,313
= -0,025
Titik y (eksternal) = 1,406 – 1,397
= 0,009
Dari hasil perhitungan tersebut, maka titik koordinat SWOT
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Koordinat SWOT

Berdasarkan Gambar 3.2, dapat disimpulkan bahwa strategi


yang dapat digunakan oleh PO Duta Bangunan adalah strategi WO
(kelemahan dan peluang) yaitu strategi yang memanfaatkan peluang
untuk meminimalkan kelemahan yang ada. Hal ini dapat dilihat dari
total nilai kelemahan lebih besar daripada kekuatan dan total nilai
peluang lebih besar daripada ancaman.
77

3.4.2 Tahap Pencocokkan

3.4.2.1 Matriks SWOT

Berikut ini adalah matriks SWOT dari hasil evaluasi faktor


internal dan eksternal perusahaan (Tabel 3.6):

Tabel 3.6 Matriks SWOT PO Duta Bangunan

Kekuatan Kelemahan
1. Memiliki pelanggan 1. Penerapan kebijakan harga
tetap. dan kredit pelanggan yang
2. Merupakan tidak konsisten.
distributor tunggal 2. Tidak memiliki sistem yang
untuk merek A Plus mendukung pengolahan
di Sulawesi. transaksi.
3. Harga produk 3. Persediaan tidak terkontrol
kompetitif. dengan baik.
4. Memiliki SDM 4. Kurangnyaloyalitaskaryawa
tingkat manajer n terhadap perusahaan.
yang memahami 5. Tingkat ketergantungan
teknologi dengan terhadap pemilik perusahaan
baik. tinggi.
5. Menyediakan
produk-produk
unggulan yang
berkualitas.
Peluang Strategi SO Strategi WO
1. Teknologi informasi 1. Membuka cabang 1. Membangunsistem
semakin canggih dan baru di wilayah informasi terintegrasi untuk
aplikatif. Indonesia Timur mendukung operasi internal
2. Belum banyak dan Tengah untuk perusahaan (W1, W2, W3,
distributor merek A memperluang O1, O4, O7).
Plus di daerah pangsa pasar (S3, 2. Merekrut tenaga ahli yang
Indonesia Tengah S5, O2, O3, O4, professional untuk
78

dan Timur. O5, O8). membantu pengelolaan


3. Pasar konstruksi dan 2. Membangun sistem internal perusahaan (O4,
bangunan di informasi W5).
Indonesia bertumbuh terintegrasi untuk
pesat. meningkatkan
4. Jumlah penduduk kualitas layanan
terus meningkat. (S4, O1).
5. Adanya kebutuhan 3. Membangun
renovasi bangunan jaringan penjualan
secara berkala. yang baik dengan
6. Hubungan yang baik melakukan
dengan pemasok. diferensiasi harga
7. Peningkatan (S1, S2, O2).
permintaan bahan
bangunan di periode
waktu tertentu.
8. Jasa pengiriman yang
terpercaya.

Ancaman Strategi ST Strategi WT


1. Banyak pelanggan 1. Menetapkan limit 1. Menetapkan sistem jatah
yang tidak melunasi kredit bagi masing- untuk produk yang stoknya
kredit tepat pawa masing pelanggan sedikit untuk menjaga
waktunya. (S2, T1). loyalitas pelanggan (W3,
2. Perubahan musim 2. Melakukan T3, T4).
mempengaruhi penetrasi pasar di 2. Membangun sistem
tingkat kabupaten/kota informasi terintegrasi untuk
pembangunan. yang selama ini membantu mengatasi
3. Penambahan terjangkau oleh masalah dalam operasi
distributor merek perusahaan (S2, S3, internal perusahaan agar
yang sama oleh S5, T3, T4) mampu bersaing dalam
pemasok. industry (W1, W2, W3, W4,
4. Banyaknya pesaing T4, T6).
79

dengan produk
sejenis.
5. Infrastruktur
transportasi yang
kurang memadai.
6. Pesaing telah
memanfaatkan
teknologi dalam
menjalankan bisnis.
7. Konsumen fanatik
terhadap merek
tertentu.

3.4.2.2 Matriks Internal-Eksternal (IE)


Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan eksternal PO
Duta Bangunan, diperoleh nilai IFE dan EFE masing-masing sebesar
2,601 dan 2,803. Nilai tersebut dapat dituangkan ke dalam matriks IE
sebagai berikut (Gambar 3.3):

Gambar 3.3 Matriks IE PO Duta Bangunan


(Sumber: Pengolahan data PO Duta Bangunan, 2015)
80

Keterangan:
IFE = 2,601
EFE = 2,803
Sel I, II, dan IV = tumbuh dan berkembang
Sel III, V, dan VII = pertahankan dan pelihara
Sel VI, VIII, dan IX = panen atau pencabutan
Berdasarkan matriks IE di atas, diperoleh bahwa PO Duta
Bangunan berada pada posisi V yaitu pertahankan dan pelihara (hold
and maintain) karena berada pada kondisi internal dan eksternal yang
menengah. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada posisi ini, yaitu
melakukan penetrasi pasar atau pengembangan produk atau jasa. Oleh
karena itu, ada dua strategi alternatif yang dapat direkomendasikan
kepada PO Duta Bangunan yaitu melakukan penetrasi pasar untuk
menarik pelanggan yang selama ini belum terjangkau dalam pangsa
pasar yang sudah ada atau membangun sistem informasi terintegrasi
untuk mendukung penjualan, persediaan, dan pembelian sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan

3.4.3 Tahap Keputusan

3.4.3.1 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)


Setelah melalui tahap masukan dan tahap pencocokkan, tiba
saatnya melakukan pemilihan strategi yang paling sesuai untuk
digunakan oleh PO Duta Bangunan. Dalam pemilihan strategi ini,
akan dipilih beberapa strategi alternatif untuk dinilai daya tariknya
dalam Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM).
Adapun strategi alternatif yang akan dimasukkan ke dalam
matriks QSPM diperoleh dari hasil analisis dengan menggunakan
matriks IE dan SWOT yang telah dilakukan pada tahap pencocokkan.
Berdasarkan hasil dari matriks IE dan SWOT, berikut ini adalah
strategi-strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh PO Duta
Bangunan, yaitu:
81

1) Membangun sistem informasi terintegrasi untuk mendukung


operasi internal perusahaan sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas layanan.
Dengan membangun sistem informasi yang mampu
mengintegrasikan penjualan, persediaan, dan pembelian, PO
Duta Bangunan dapat menjalankan operasi internalnya
dengan lebih mudah dan cepat. Dengan demikian, PO Duta
Bangunan pun dapat menjadi lebih responsif terhadap
permintaan pelanggan. Tanpa adanya pelayanan yang
responsif, pelanggan dapat beralih ke pesaing yang mampu
menjawab kebutuhan mereka. Selain itu, perusahaan dapat
memperoleh informasi yang akurat mengenai penjualan,
persediaan, dan pembelian yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2) Membuka cabang baru di wilayah Indonesia Timur dan
Tengah untuk memperluang pangsa pasar.
Dengan membuka cabang baru, PO Duta Bangunan
berkesempatan meraih pangsa pasar yang lebih besar,
terutama di beberapa wilayah Indonesia Timur dan Tengah
yang belum memiliki distributor merek A Plus. Dengan
demikian, PO Duta Bangunan pun berkesempatan menjadi
distributor tunggal di daerah-daerah baru tersebut apabila
berhasil meraih pasar dengan baik dan memenuhi target
penjualan.
Setelah menentukan strategi alternatif yang dapat digunakan
oleh PO Duta Bangunan, maka langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi kedua strategi tersebut secara objektif berdasarkan
faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Adapun evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan matriks
perencanaan strategis kuantitatif (QSPM) yang dapat dilihat pada
Tabel 3.7
82

Tabel 3.7 Matriks QSPM PO Duta Bangunan

Strategic Alternatives
Key Factors Weight 1 2
AS TAS AS TAS
Opportunities
Teknologi informasi semakin
0,086 4 0,345 3 0,259
canggih dan aplikatif
Belum banyak distributor
merek Aplus di daerah 0,121 1 0,121 4 0,485
Indonesia Tengah dan Timur
Pasar konstruksi dan
bangunan di Indonesia 0,024 1 0,024 4 0,097
bertumbuh pesat
Jumlah penduduk terus
0,018 1 0,018 4 0,072
meningkat
Adanya kebutuhan renovasi
0,040 1 0,040 4 0,160
bangunan secara berkala
Hubungan yang baik dengan
0,117 1 0,117 3 0,352
pemasok
Peningkatan permintaan
bahan bangunan di periode 0,013 2 0,027 4 0,053
waktu tertentu.
Jasa pengiriman yang
0,040 1 0,040 4 0,159
terpercaya.
Threats
Banyak pelanggan yang tidak
melunasi kredit tepat pada 0,207 3 0,620 1 0,207
waktunya.
Perubahan musim
mempengaruhi tingkat 0,016 - - - -
pembangunan.
Penambahan distributor
0,140 2 0,280 4 0,560
merek yang sama oleh
83

pemasok.

Banyaknya pesaing dengan


0,075 3 0,224 4 0,299
produk sejenis.
Infrastruktur transportasi
0,012 - - - -
yang kurang memadai.
Pesaing telah memanfaatkan
teknologi dalam menjalankan 0,032 4 0,130 1 0,032
bisnis.
Konsumen fanatik terhadap
0,058 1 0,058 2 0,115
merek tertentu.
1.000
Strengths
Memiliki pelanggan tetap. 0,123 1 0,123 2 0,245
Merupakan distributor
tunggal untuk merek Aplus di 0,135 1 0,135 4 0,541
Sulawesi
Harga produk kompetitif 0,018 1 0,018 4 0,071
Memiliki SDM tingkat
manajer yang memahami 0,029 4 0,114 1 0,029
teknologi dengan baik
Menyediakan produk-produk
0,039 1 0,039 4 0,156
unggulan yang berkualitas
Weaknesses
Penerapan kebijakan harga
dan kredit pelanggan yang 0,151 3 0,453 1 0,151
tidak konsisten
Tidak memiliki sistem yang
mendukung pengolahan 0,145 4 0,582 1 0,145
transaksi
Persediaan tidak terkontrol
0,240 4 0,962 1 0,240
dengan baik

Kurangnya loyalitas 0,086 2 0,171 3 0,257


84

karyawan terhadap
perusahaan
Tingkat ketergantungan
terhadap pemilik perusahaan 0,034 3 0,103 2 0,068
tinggi
Sum Total Attractiveness
1,000 4,743 4,511
Score
(Sumber: Wawancara dengan Direktur PO Duta Bangunan)

Keterangan: 1 = Membangun sistem informasi terintegrasi untuk


mendukung operasi internal perusahaan sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas layanan.
2 = Membuka cabang baru di wilayah Indonesia
Timur dan Tengah untuk memperluas pangsa
pasar.

Berdasarkan hasil penjumlahan nilai daya tarik total, maka


dapat disimpulkan bahwa strategi yang akan dijalankan oleh PO Duta
Bangunan adalah strategi 1, yaitu “Membangun sistem informasi
terintegrasi untuk mendukung operasi internal perusahaan sebagai
usaha untuk meningkatkan kualitas layanan” karena memiliki nilai
daya tarik total yang lebih besar daripada strategi 2.

3.5 Gambaran Sistem yang Sedang Berjalan


Agar sistem informasi penjualan, persediaan, dan pembelian yang dibangun
sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dilakukan pengamatan dan analisis mendalam
mengenai catatan dan dokumen yang terlibat serta gambaran proses bisnis yang
sedang berjalan di PO Duta Bangunan.
85

3.5.1 Catatan dan Dokumen yang Digunakan


Berikut ini adalah catatan dan dokumen yang terlibat dalam
sistempembelian berjalan pada PO Duta Bangunan, yaitu:
1. Surat Jalan Pemasok.
Surat Jalan Pemasok dibuat oleh pemasok dan dikirimkan
bersama barang yang dipesan oleh PO Duta Bangunan. Surat Jalan
Pemasok berisi rincian barang yang dipesan oleh PO Duta Bangunan
dan harus ditandatangani oleh pihak PO Duta Bangunan setelah
barang diterima sebagai tanda persetujuan bahwa barang yang
diterima sudah sesuai dengan barang yang dipesan baik dalam hal
jenis, kuantitas, maupun kualitasnya. Surat Jalam Pemasok Rangkap
II (merah) kemudian akan diserahkan kepada PO Duta Bangunan,
sedangkan Surat Jalan Pemasok Rangkap I (putih) baru akan
diserahkan ketika pembayaran atas pembelian barang sudah
dilakukan.
2. Berita Acara Penyerahan Barang.
Berita Acara Penyerahan Barang dibuat oleh pihak ekspedisi
berdasarkan Surat Jalan Pemasok. Dokumen ini juga harus
ditandatangani oleh pihak PO Duta Bangunan sebagai tanda
persetujuan bahwa barang telah diterima dari pihak ekspedisi sesuai
dengan rincian barang yang tertera pada Berita Acara Penyerahan
Barang tersebut.
3. Invoice Pemasok.
Invoice pemasok akan dikirimkan oleh pemasok sebagai
tagihan atas barang yang telah dipesan. Dalam invoice pemasok,
tertera jumlah yang harus dibayarkan kepada pemasok.

Adapun catatan dan dokumen yang terlibat dalam sistem penjualan


berjalan pada PO Duta Bangunan, yaitu:
1. Buku Pelanggan.
Buku Pelanggan berisi daftar pelanggan tetap PO Duta
Bangunan beserta rinciannya. Dalam Buku Pelanggan ini, tercatat
nama toko, alamat toko, nomor telepon toko, dan tanggal daftar toko.
86

2. Buku Cek.
Buku Cek berisi daftar cek yang diterima oleh PO Duta
Bangunan atas pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan, baik yang
sudah dicairkan maupun belum dicairkan. Cek-cek yang dituliskan
dalam Buku Cek dipisahkan berdasarkan tanggal untuk
mempermudah pencarian cek.
3. Buku Faktur Penjualan.
Buku Faktur Penjualan berisi kumpulan Faktur Penjualan
Kredit. Kumpulan Faktur Penjualan yang dicatat ke dalam Buku
Faktur Penjualan dipisahkan berdasarkan tanggal jatuh tempo kredit.
Buku inilah yang akan dicek oleh Bagian Keuangan untuk keperluan
penagihan.
4. Daftar Antaran Harian.
Daftar Antaran Harian berisi kumpulan daftar Tanda Terima
Barang yang belum ditandatangani oleh pelanggan (barangnya belum
dikirim ke pelanggan). Daftar Antaran Harian ini akan disimpan dan
dicek oleh Bagian Keuangan setiap harinya untuk memastikan semua
pesanan telah dikirimkan barangnya.
5. Faktur Penjualan (FP).
Faktur Penjualan dibuat ketika terjadi penjualan baik secara
tunai atau kredit. Faktur Penjualan akan dibuat sebanyak tiga rangkap
pada penjualan secara kredit, yaitu Faktur Penjualan Rangkap I
(putih), Faktur Penjualan Rangkap II (merah), dan Faktur Penjualan
Rangkap III (kuning). Faktur Penjualan Rangkap II (merah) akan
diserahkan kepada pelanggan. Sedangkan, Faktur Penjualan Rangkap
I (putih) dan Rangkap III (kuning) akan diarsip oleh Bagian
Keuangan. Faktur Penjualan Rangkap I (putih) akan digunakan untuk
menagih dan diserahkan ke pelanggan setelah pembayaran dilakukan.
Semua Faktur Penjualan Kredit yang dibuat harus ditandatangani oleh
pelanggan agar dapat menjadi bukti sah atas pemesanan barang Untuk
penjualan secara tunai, Faktur Penjualan hanya dibuat dua rangkap di
mana Rangkap I (putih) diberikan ke pelanggan dan Rangkap II
(merah) disimpan sebagai arsip.
87

6. Bon.
Bon dibuat oleh pelanggan yang melakukan pemesanan secara
kredit dan mengambil barang langsung dari gudang (tidak
memerlukan pengiriman dari pihak PO Duta Bangunan). Bon ini
merupakan bukti pemesanan barang yang sah dari pelanggan.Bon
digunakan oleh pelanggan toko ketika mengutus karyawannya untuk
melakukan pemesanan barang ke PO Duta Bangunan. Di dalam bon,
tertera nama barang yang dipesan, kuantitasya, tanda tangan, dan
stempel dari pemilik toko yang melakukan pemesanan.
7. Delivery Order (DO).
Delivery Order dibuat oleh Staf Penjualan sebagai perintah ke
gudang untuk mengeluarkan dan menyerahkan barang kepada
pelanggan. Delivery Order akan dibuat dua rangkap. Bagian
Keuangan akan mengarsip DO Rangkap II. Sedangkan, DO Rangkap I
dibawa oleh pelanggan ke gudang untuk mengambil barang. DO
Rangkap I lalu akan diserahkan ke Bagian Keuangan untuk diarsip.
8. Tanda Terima Barang (TTB).
Tanda Terima Barang dibuat oleh Staf Penjualan atas Faktur
Penjualan baik tunai maupun kredit yang barangnya perlu dikirim atau
diantar (tidak untuk pemesanan yang barangnya diambil langsung
oleh pelanggan). Tanda Terima Barang dibuat 2 rangkap dan
diserahkan ke Bagian Gudang untuk dikirimkan barangnya. Setelah
pelanggan menerima barang, pelanggan akan membubuhkan cap dan
tanda tangan pada Tanda Terima Barang sebagai bukti penerimaan
barang. Rangkap I kemudian diserahkan ke pelanggan dan Rangkap II
akan diserahkan ke Bagian Keuangan.
9. Berita Acara Penerimaan Barang.
Berita Acara Penerimaan Barang dibuat oleh pihak ekspedisi
setelah pihak PO Duta Bangunan menyerahkan barang untuk
dikirimkan ke lokasi pelanggan. Berita Acara Penerimaan Barang
(putih) diberikan kepada pihak PO Duta Bangunan sebagai tanda
bukti bahwa barang telah diserahkan oleh pihak PO Duta Bangunan
ke pihak ekspedisi.
88

10. Tanda Terima Pengembalian Pembayaran.


Tanda Terima Pengembalian Pembayaran dibuat ketika ada
pengembalian uang kepada pelanggan. Pengembalian dana terjadi
karena adanya retur barang, namun pihak PO Duta Bangunan tidak
dapat mengirimkan barang baru sebagai penggantinya, misalnya
karena stok kosong.
Selain itu, terdapat pula catatan persediaan barang dalam bentuk
Kartu Stok Barang. Kartu Stok Barang akan diisi oleh Kepala Gudang ketika
ada barang yang masuk atautur keluar dari gudang.

3.5.2 Proses Bisnis yang Sedang Berjalan


3.5.2.1 Proses Bisnis Sistem Pembelian Berjalan
Proses pembelian barang pada PO Duta Bangunan dilakukan
oleh Manajer Operasional. Lamanya proses pemesanan barang sendiri
pun bervariasi, tergantung pada lokasi pemasok dan lokasi cabang PO
Duta Bangunan. Untuk produk-produk bermerek A Plus yang
pemasoknya berada di Kota Jakarta, lama proses pemesanan barang
untuk sampai ke cabang Makassar adalah tujuh hari dan untuk cabang
Palu adalah 21 hari. Untuk produk lainnya, barang dapat langsung
diantarkan ke gudang keesokan harinya atau diambil langsung oleh
PO Duta Bangunan pada hari yang sama karena lokasi pemasoknya
berada pada kota tempat lokasi cabang PO Duta Bangunan berada.
Adapun sistem pembelian barang pada PO Duta Bangunan
dimulai ketika Kepala Gudang melaporkan jumlah persediaan kepada
Manajer Operasional. Ketika dirasakan persediaan mulai menipis dan
tidak mampu memenuhi permintaan dalam waktu dekat, Manajer
Operasional akan melakukan pemesanan barang. Untuk barang yang
dikirimkan melalui ekspedisi, maka pihak ekspedisi akan
menginformasikan kepada Kepala Gudang apabila barang sudah tiba
di pelabuhan. Kepala Gudang pun akan memeriksa gudang untuk
memastikan tempat penyimpanan barang tersedia. Jika tempat
penyimpanan tidak tersedia, maka Barang akan dititipkan di
pelabuhan. Jika tempat penyimpanan tersedia, barang akan diantar ke
gudang bersama dengan Surat Jalan Pemasok dan Berita Acara
89

Penyerahan Barang. Untuk barang yang diantarkan tanpa melalui


ekspedisi, dokumen yang diterima hanyalah Surat Jalan Pemasok saja.
Setelah barang tiba di gudang, Staf Gudang akan mengecek
kesesuaian barang dalam hal jenis, kuantitas, dan kualitas barang oleh
Staf Gudang, Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan barang
yang diminta, maka Kepala Gudang akan melapor kepada Manajer
Operasional. Manajer Operasional kemudian menghubungi pemasok
dan memerintahkan retur barang jika diperlukan. Kepala Gudang pun
akan menyesuaikan Surat Jalan Pemasok. Jika barang yang diterima
sudah sesuai, Kepala Gudang akan menandatangani dan
membubuhkan cap pada Surat Jalan Pemasok dan Berita Acara
Penyerahan Barang sebagai tanda persetujuan bahwa barang telah
diterima dengan baik. Surat Jalan Pemasok Rangkap II dan Berita
Acara Penyerahan Barang kemudian diserahkan kepada Kepala
Gudang. Kepala Gudang lalu mencatat masuknya barang di Kartu
Stok Barang. Kedua dokumen ini kemudian akan diarsip oleh Bagian
Keuangan.
Ketika mendekati tanggal jatuh tempo pembayaran, pemasok
akan mengirimkan Invoice atas pemesanan yang telah dilakukan.
Bagian Keuangan kemudian akan melakukan pembayaran kepada
pemasok. Setelah pembayaran diterima, perusahaan akan menerima
Surat Jalan Pemasok asli sebagai bukti pembayaran. Setiap akhir
bulan, Manajer Operasional akan membuat Laporan Pembelian.
Adapun activity diagram sistem pembelian berjalan pada PO
Duta Bangunan dapat dilihat pada Gambar 3.4
Gambar 3.4 Activity Diagram Sistem Pembelian Berjalan pada PO Duta Bangunan
90
91

3.5.2.2 Proses Bisnis Sistem Penjualan Berjalan


Untuk mempermudah penggambaran sistem penjualan yang
sedang berjalan, uraian aktivitas akan dibagi menjadi tiga, yaitu
sistem penjualan secara tunai, sistem penjualan secara kredit, dan
sistem retur penjualan.
Dalam melakukan penjualan, PO Duta Bangunan membagi
pelanggan-pelanggannya ke dalam empat kategori berkaitan dengan
kebijakan harga dan kredit. Adapun penilaian untuk penempatan
kategori didasarkan pada rata-rata total nilai transaksi dan ketepatan
waktu pembayaran dalam tiga bulan terakhir. Untuk ketepatan waktu
pembayaran, masing-masing transaksi diberikan toleransi tiga hari
setelah tanggal jatuh tempo. Adapaun empat kategori tersebut, yaitu:
 Pelanggan kategori A mencakup pelanggan yang
pengambilannya rutin dan pembayarannya tepat waktu.
 Pelanggan kategori B merupakan pelanggan yang
pengambilannya tidak rutin, namun pembayarannya tepat
waktu.
 Pelanggan kategori C mencakup pelanggan yang
pengambilannya rutin, namun pembayarannya tidak tepat
waktu.
 Pelanggan kategori D merupakan pelanggan yang
pengambilannya tidak rutin dan pembayarannya tidak tepat
waktu. Pelanggan toko yang baru mendaftar termasuk dalam
kategori ini dan tidak diberikan izin membeli secara kredit.

3.5.2.2.1 Sistem Penjualan Tunai Berjalan


Sistem penjualan secara tunai dimulai ketika ada
pesanan dari pelanggan, baik melalui telepon atau
mendatangi langsung yang dibayarkan langsung. Staf
Penjualan kemudian akan mengecek stok barang. Jika stok
barang tidak ada, pelanggan dapat memilih untuk memesan
barang lain atau tidak. Jika stok barang ada dan pelanggan
yang memesan merupakan pelanggan toko baru, maka Staf
92

Penjualan akan mencatat pelanggan ke dalam Buku


Pelanggan sebelum membuat Faktur Penjualan sebanyak 2
rangkap. Jika pelanggan yang memesan merupakan
pelanggan lama, maka akan langsung dibuatkan Faktur
Penjualan sebanyak 2 rangkap. Setelah Faktur Penjualan
dibuat, maka pelanggan akan melakukan pembayaran baik
secara tunai, menggunkan cek, atau dengan transfer bank.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer bank, maka
pelanggan perlu melakukan konfirmasi ke pihak PO Duta
Bangunan. Bagian Keuangan kemudian akan mengecek
pembayaran. Jika pembayaran dilakukan dengan
menggunakan cek, maka Staf Keuangan akan mencatat cek
ke dalam Buku Cek. Jika pembayaran sudah diterima,
pelanggan dapat langsung menerima Faktur Penjulan
Rangkap I (putih) atau dapat dikirimkan bersama barang yang
dipesan.
Jika barang diambil sendiri oleh pelanggan, maka
Staf Penjualan akan membuat Delivery Order sebanyak 2
rangkap di mana Rangkap II akan diarsip oleh Bagian
Keuangan dan Rangkap I akan diserahkan kepada pelangggan
untuk dibawa ke gudang sebagai surat perintah pengeluaran
barang. Kepala Gudang pun akan mencatat keluarnya barang
di Kartu Stok Barang. Setelah menerima barang, pelanggan
akan memandatangani dan membubuhkan cap pada Delivery
Order Rangkap I. Delivery Order Rangkap I akan diserahkan
ke pelanggan untuk dikembalikan ke Bagian Keuangan.
Jika barang perlu diantar, maka Staf Penjualan
akan membuat Tanda Terima Barang sebanyak 2 Rangkap.
Tanda Terima Barang ini kemudian dikumpulkan per hari,
dicatat ke Daftar Antaran Harian, dan dikirimkan ke gudang
keesokan harinya untuk dilakukan pemrosesan dan
pengiriman barang. Setelah menerima Tanda Terima Barang,
Staf Gudang akan memuat barang dan Kepala Gudang akan
mencatat keluarnya barang di Kartu Stok Barang. Adapun
93

pengiriman barang dapat dilakukan melalui ekspedisi atau


langung diantarkan ke lokasi pelanggan. Jika dikirimkan
melalui ekspedisi, maka Staf Gudang cukup mengantar
barang bersama Tanda Terima Barang dan Faktur Penjualan
Rangkap I (putih) ke lokasi ekspedisi. Pihak ekspedisi pun
akan menyerahkan Berita Acara Penerimaan Barang untuk
ditandatangani dan disimpan sebagai bukti bahwa Staf
Gudang telah nenyerahkan barang kepada pihak ekspedisi.
Berita Acara Penerimaan Barang ini akan diserahkan ke
Bagian Keuangan untuk diarsip sebagai bukti bahwa barang
telah dikirim. Jika barang diantar langsung ke lokasi
pelanggan, maka setelah menerima barang, pelanggan akan
menandatangani dan membubuhkan cap pada Tanda Terima
Barang. Tanda Terima Barang Rangkap I kemudian diberikan
kepada pelanggan dan Tanda Terima Barang Rangkap II akan
diserahkan ke Bagian Keuangan sebagai arsip. Setiap akhir
bulan, Manajer Operasional akan membuat Laporan
Penjualan.
Adapun activity diagram sistem penjualan tunai
yang sedang berjalan pada PO Duta Bangunan dapat dilihat
pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Activity Diagram Sistem Penjualan Tunai yang sedang Berjalan pada PO Duta Bangunan
94
95

3.5.2.2.2 Sistem Penjualan Kredit Berjalan


Sistem penjualan secara kredit dimulai ketika ada
pesanan secara kredit dari pelanggan. Staf Penjualan akan
melakukan pengecekan stok barang, Jika stok tidak tersedia,
pelanggan dapat memilih apakah ingin memesan barang lain
atau tidak. Jika stok barang tersedia dan pelanggan
mengambil barang sendiri, maka pelanggan akan membuat
Bon yang akan diberikan kepada Staf Penjualan. Staf
Penjualan kemudian akan membuat Faktur Penjualan
sebanyak 3 rangkap dan Delivery Order sebanyak 2 rangkap.
Faktur Penjualan Rangkap I, Faktur Penjualan Rangkap III,
Delivery Order Rangkap II, beserta Bon akan diarsip oleh
Bagian Keuangan. Faktur Penjualan pun akan dicatat ke Buku
Faktur Penjualan. Sedangkan, Faktur Penjualan Rangkap II
dan Delivery Order Rangkap I akan diserahkan kepada
pelanggan. Staf Gudang pun akan mengeluarkan barang
berdasarkan Delivery Order Rangkap I (dari pelanggan) dan
Kepala Gudang lalu mencatat pengeluaran barang ini.
Jika stok barang tersedia dan barang perlu dikirim
(tidak diambil sendiri oleh pelanggan), maka Staf Penjualan
akan membuat Faktur Penjualan 3 Rangkap beserta Tanda
Terima Barang 2 Rangkap. Staf Penjualan lalu akan mencatat
Tanda Terima Barang ke Daftar Antaran Harian. Faktur
Penjualan Rangkap I (putih) dan Rangkap III (kuning) lalu
akan diarsip oleh Bagian Keuangan dan dicatat ke dalam
Buku Faktur Penjualan untuk keperluan pengecekan jatuh
tempo penagihan. Jika pengiriman barang dilakukan melalui
ekspedisi, maka Bagian Keuanganjuga akan langsung
mengarsip Tanda Terima Barang Rangkap II, sedangkan
Tanda Terima Barang Rangkap I akan dikirim bersama
dengan barang yang dipesan. Setelah pihak ekspedisi
menerima barang, Staf Gudang akan menandatangani dan
menerima Berita Acara Penyerahan Barang untuk diarsip oleh
Bagian Keuangan. Apabila pengiriman tidak melalui
96

ekspedisi, maka barang akan diantar ke lokasi pelanggan


bersama dengan Tanda Terima Barang Rangkap I dan
Rangkap II. Pelanggan pun akan menandatangani dan
membubuhi cap pada Tanda Terima Barang. Tanda Terima
Barang Rangkap I akan diserahkan ke pelanggan dan
Rangkap II akan diarsip oleh Bagian Keuangan.
Setiap hari Staf Keuangan akan meninjau Buku
Faktur Penjualan untuk mengecek apakah ada Faktur
Penjualan Kredit yang telah jatuh tempo. Jika ada, maka Staf
Keuangan akan melakukan penagihan dengan menggunakan
Faktur Penjualan Rangkap I (putih). Jika pembayaran
dilakukan dengan menggunakan cek, maka Staf Keuangan
akan mencatat cek ke dalam Buku Cek. Jika pembayaran
dilakukan melalui transfer bank, maka pelanggan harus
mengkonfirmasi kepada pihak PO Duta Bangunan. Bagian
Keuangan kemudian akan mengecek pembayaran. Jika
pembayaran sudah dilakukan, maka Faktur Penjualan
Rangkap I (putih) akan diserahkan kepada pelanggan sebagai
Bukti Pembayaran. Setiap akhir bulan, Manajer Keuangan
akan membuat Laporan Kredit Pelanggan dan Manajer
Operasional akan membuat Laporan Penjualan.
Adapun activity diagram sistem penjualan kredit yang
sedang berjalan pada PO Duta Bangunan dapat dilihat pada
Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Activity Diagram Sistem Penjualan Kredit yang sedang Berjalan pada PO Duta Bangunan.
97
98

3.5.2.2.3 Sistem Retur Penjualan Berjalan


Sistem retur penjualan dimulai ketika pelanggan
menerima barang dan menemukan ketidaksesuaian baik
dalam hal jenis barang atau kuantitas barang. Jika barang
tidak sesuai atau rusak, maka pelanggan akan melakukan
retur barang dan menyesuaikan Tanda Terima Barang.
Pelanggan kemudian menandatangani dan membubuhi cap
pada Tanda Terima Barang tersebut. Tanda Terima Barang
Rangkap I akan diberikan kepada pelanggan dan Rangkap II
akan diserahkan kepada Staf Gudang yang mengirimkan
barang. Apabila ada pengiriman barang baru, maka Staf
Gudang kemudian mengeluarkan barang untuk dikirimkan
lagi ke pelanggan dan Kepala Gudang akan mencatat
pengeluaran barang di Kartu Stok Barang. Setelah pelanggan
menerima barang dengan cukup, pelanggan akan
menyesuaikan, menandatangani, dan membubuhkan cap pada
Tanda Terima Barang. Tanda Terima Barang Rangkap I akan
diserahkan kepada pelanggan dan Rangkap II akan
diserahkan oleh Staf Gudang untuk diarsip oleh Bagian
Keuangan nantinya.
Apabila tidak ada pengiriman barang baru dan
transaksi dilakukan secara kredit, maka Bagian Keuangan
akan melakukan penagihan dengan melampirkan Tanda
Terima Barang Rangkap II untuk memastikan jumlah yang
ditagih sesuai dengan jumlah yang diterima. Jika tidak ada
pengiriman barang baru dan transaksi dilakukan secara tunai,
maka Staf Keuangan akan membuat Tanda Terima
Pengembalian Pembayaran 2 Rangkap yang akan
ditandatangani dan dibubuhi cap oleh pelanggan setelah
menerima pengembalian pembayaran. Tanda Terima
Pengembalian Pembayaran Rangkap I lalu diserahkan kepada
pelanggan dan Rangkap II akan diarsip oleh Bagian
Keuangan. Setiap akhir bulan, Kepala Gudang akan membuat
Laporan Posisi Stok.
99

Adapun activity diagram sistem retur penjualan dapat dilihat pada


gambar berikut ini:

Gambar 3.7 Activity Diagram Sistem Retur Penjualan Berjalan


100

3.6 Evaluasi Sistem Berjalan dan Kebutuhan Fungsionalitas Sistem Informasi


Berdasarkan gambaran proses bisnis yang sedang berjalan, dapat
diidentifikasi beberapa masalah. Berikut ini adalah beberapa masalah yang
teridentifikasi, rekomendasi perbaikan, serta identifikasi fungsionalitas dari sistem
informasi yang akan dibangun untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:
1. Tingkat persediaan barang kurang optimal.
PO Duta Bangunan sering mengalami kesulitan untuk mencapai
tingkat persediaan yang optimal. Beberapa jenis barang sering habis dan tidak
dapat memenuhi permintaan, sedangkan beberapa jenis barang lainnya
mengalami penumpukan. Kelebihan dan kekurangan stok pada PO Duta
Bangunan seringkali disebabkan oleh kesulitan perusahaan dalam
menentukan kapan barang harus dipesan kembali dan berapa kuantitas barang
yang sebaiknya dipesan. Selama ini, pemesanan barang hanya dilakukan
berdasarkan perkiraan intuitif kapan barang akan habis.
Untuk mengatasi masalah ini, PO Duta Bangunan memerlukan suatu
metode peramalan permintaan dan analisis persediaan berdasarkan hasil
peramalan permintaan tersebut untuk mencapai tingkat persediaan yang
optimal. Dengan pembangunan sistem informasi terintegrasi, dapat diperoleh
data penjualan untuk digunakan dalam melakukan permalan permintaan.
Hasil peramalan permintaan ini pun dapat digunakan dalam melakukan
analisis persediaan untuk menentukan kapan PO Duta Bangunan harus
memesan barang dan berapa kuantitasnya agar dapat memenuhi permintaan
dan hanya menimbulkan biaya seminimum mungkin. Selain itu, agar Manajer
Operasional lebih mudah dalam mendeteksi kapan harus melakukan
pemesanan barang ke pemasok, hasil dari peramalan dan analisis persediaan
akan ditampilkan dalam bentuk rekomendasi pemesanan barang.
2. Informasi persediaan yang tidak tersebar dengan baik.
Informasi terkait jumlah persediaan hanya diketahui oleh Bagian
Gudang yang mencatat jumlah persediaan barang berdasarkan hasil
perhitungan stok fisik. Bagian-bagian lain yang ingin mengetahui jumlah
persediaan dapat memperoleh informasi dari Bagian Gudang. Kelalaian
konfirmasi stok barang dapat menimbulkan masalah, seperti pernah terjadi,
yaitu Bagian Penjualan masih melakukan penjualan, padahal stok barang
sudah kosong. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan dapat menurunkan
101

loyalitas pelanggan. Pernah juga terjadi kelalaian pelaporan stok kepada


Manajer Operasional sehingga tidak dilakukan pemesanan dan
mengakibatkan pemesanan stok.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dibuatkan fitur untuk mengecek
stok di mana data stok barang langsung diperoleh berdasarkan pembelian dan
penjualan yang terjadi. Selain itu, perlu ada validasi agar Faktur Penjualan
hanya dapat dibuat ketika stok memadai. Selain itu, diperlukan pula fitur
untuk mencatat hasil stock opname yang dilakukan secara berkala untuk
memastikan jumlah stok yang tercatat di sistem sama dengan jumlah stok
fisik.
3. Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan tidak konsisten.
Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan selama ini tidak
konsisten di mata pelanggan karena informasi yang diterima oleh Staf
Penjualan seringkali tidak update. Akibatnya, pelanggan yang mendapatkan
harga yang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan terkadang terjadi
pemberian kredit yang berlebihan. Selain itu, penilaian untuk enetapan harga
dan limit kredit hanya didasarkan pada penilaian intuitif dalam hal nilai
transaksi dan ketepatan waktu pembayaran karena untuk melakukan penilaian
secara pasti, Bagian Keuangan meninjau kembali transaksi pelanggan
tersebut satu per satu.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dibuatkan fitur yang dapat
menampilkan sisa kredit dan histori kredit pelanggan toko agar Bagian
Keuangan dapat dengan mudah meninjau transaksi-transaksi yang pernah
dilakukan oleh pelanggan sambil memeriksa seberapa tepat waktunya
pelanggan tersebut melakukan pembayaran atas kreditnya. Selain itu, perlu
dibuatkan validasi tidak dapat dibuatkan Faktur Penjualan Kredit apabila
pelanggan sudah mencapai limit kredit. Sebagai tambahan, perlu dibuatkan
fitur rekomendasi pindahnya pelanggan dari kategori satu ke kategori lain
berdasarkan ketentuan perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya
harus dilakukan juga pencatatan pelanggan toko ke sistem sehingga
diperlukan fitur pendaftaran pelanggan toko.
102

4. Pencatatan dan perhitungan Faktur Penjualan dilakukan berulang-ulang untuk


keperluan pemrosesan pesanan dan penagihan.
Dengan sistem yang berjalan sekarang, pencatatan dan perhitungan
total Faktur Penjualan Kredit dilakukan berulang-ulang. Ketika Faktur
Penjualan Kredit yang memerlukan pengiriman barang dibuat, Faktur
Penjualan ini harus dicatat ke dalam Daftar Antaran Harian untuk keperluan
pemrosesan pesanan, kemudian dicatat lagi ke dalam Buku Faktur Penjualan
untuk keperluan penagihan. Faktur Penjualan Kredit ini pun harus dihitung
totalnya dan seringkali dilakukan berkali-kali oleh orang yang berbeda untuk
memastikan tidak ada kesalahan dalam perhitungannya.
Untuk mengatasi masalah ini, dengan pembangunan sistem informasi,
Faktur Penjualan cukupdapat disediakan fitur untuk pencatatan Faktur
Penjualan. Dengan demikian, Faktur Penjualan cukup dicatat satu kali dan
hasilnya kemudian dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti
menampilkan Daftar Antaran Harian dan Daftar Penagihan.
5. Lamanya pemrosesan pesanan yang memerlukan pengiriman.
Pesanan yang memerlukan pengiriman baru dapat diproses dan
dikirimkan ke lokasi pelanggan (atau ekspedisi bagi pengiriman yang
memerlukan ekspedisi) keesokan harinya. Hal ini karena semua Faktur
Penjualan yang memerlukan pengiriman akan dikumpulkan dalam satu hari
dan dicatat dalam Daftar Antaran Harian untuk kemudian dibawa secara fisik
ke gudang agar dapat diproses dan dikirim ke pelanggan.
Dengan adanya fitur Daftar Antaran Harian yang telah disebutkan
sebelumnya, pemrosesan pesanan menjadi lebih mudah dan cepat di mana
Bagian Gudang dapat langsung melihat daftar antaran langsung setelah
Faktur Penjualan dibuat (tidak perlu menunggu keesokan harinya).
6. Sulitnya meninjau kembali piutang yang telah jatuh tempo.
Untuk mengetahui daftar faktur yang telah jatuh tempo, PO Duta
Bangunan harus meninjau kembali Faktur satu per satu pada Buku Faktur
Penjualan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan fitur yang dapat
menampilkan daftar piutang jatuh tempo berdasarkan kedua hal tersebut
untuk mempermudah memperoleh daftar pelanggan yang pelu ditagih dan
faktur atau bon mana saja yang perlu ditagih.
103

7. Laporan pembelian, persediaan, dan penjualan tidak akurat serta


pembuatannya membutuhkan waktu yang lama.
Pembuatan laporan memerlukan rekapitulasi transaksi satu per satu
yang kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan totalnya. Proses ini
memakan waktu yang cukup lama dan seringkali menghasilkan laporan yang
tidak akurat karena kesalahan yang tidak disengaja dalam rekapitulasi data.
Akibatnya, para manajer sulit dalam melakukan pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, manajer operasional sulit menentukan produk mana saja
yang masih layak dijual dan produk mana saja yang sebaiknya tidak dijual
lagi.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan fitur yang mampu
merekapitulasi setiap transaksi pembelian dan penjualan (termasuk retur) agar
dapat diperoleh laporan mengenai pembelian, persediaan, dan penjualan yang
akurat dan dalam waktu yang relatif cepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi kebutuhan fitur sistem
informasi yang dapat membantu PO Duta Bangunan dalam mengatasi permasalahan
yang ada. Kebutuhan fitur tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.8 Evaluasi Sistem Berjalan, Rekomendasi Perbaikan, dan Fungsionalitas


Sistem Informasi yang Dibutuhkan
Rekomendasi Perbaikan
Sasaran Masalah dan Fungsionalitas
Sistem Informasi
Mencapai tingkat Beberapa jenis barang Fitur untuk meramalkan
persediaan yang sering habis dan tidak dapat permintaandan
optimal. memenuhi permintaan, menghitung persediaan
sedangkan beberapa jenis sertamenampilkan
barang lainnya mengalami rekomendasi pemesanan
penumpukan. barang
Penyebaran informasi Informasi persediaan Fitur untuk mengecek stok
persediaan barang yang barang yang diterima oleh barang secara langsung
lebih real-time, mudah, bagian-bagian perusahaan dari sistem, fitur untuk
dan cepat serta seringkali tidak up-to-date. pencatatan stock opname,
104

menjaga agar jumlah dan pembuatan validasi


stok yang tercatat di jika stok kosong, maka
sistem sama dengan Faktur Penjualan tidak
jumlah stok fisik. dapat dibuat.
Mencapai penerapan Pelanggan dikenakan harga Fitur untuk mendaftarkan
kebijakan harga dan yang tidak sesuai dengan pelanggan toko pada PO
kredit pelanggan yang kategorinya. Selain itu, Duta Bangunan, fitur
konsisten. terkadang terjadi untuk menampilkan histori
pemberian kredit yang dan sisa kredit, pembuatan
berlebihan. validasi Faktur Penjualan
Kredit hanya dapat dibuat
apabila pelanggan masih
memiliki kuota kredit,
serta fitur rekomendasi
pindahnya pelanggan dari
satu kategori ke kategori
lain.
Pencatatan dan Pencatatan dan perhitungan Fituruntuk mencatat dan
perhitungan total total Faktur Penjualan menampilkan Faktur
Faktur Penjualan yang dilakukan berulang- Penjualan ke dalam suatu
lebih efisien. ulanguntuk keperluan daftar antaran dan daftar
pemrosesan pesanan dan piutang jatuh tempo.
penagihan.
Mempercepat Lamanya pemrosesan Fitur untuk menampilkan
pemrosesan pesanan pesanan yang memerlukan daftar pesanan yang harus
yang memerlukan pengiriman (tidak diambil diproses dan dikirimkan
pengiriman. sendiri oleh pelanggan). oleh Bagian Gudang.
Memudahkan Sulitnya peninjauan Fitur untuk menampilkan
peninjauan piutang terhadap piutang yang telah piutang yang telah jatuh
yang telah jatuh tempo. jatuh tempo. tempo berdasarkan tanggal
jatuh tempo dan nama
pelanggan toko.
105

Memperoleh Untuk memperoleh Fitur untuk mencatat


laporanyang akurat informasi mengenai transaksi pembelian,
mengenai pembelian, penjualan, persediaan, dan persediaan (barang masuk
persediaan, penjualan, pembelian, diperlukan dan barang keluar), serta
dan returdengan cepat. waktu yang lama dan penjualan sehingga dapat
seringkali tidak akurat. dihasilkan laporan yang
akurat dengan cepat.

Adapun dengan penggunaan sistem informasi, terdapat perubahan proses


bisnis sebagai berikut:
1. Ketika ada penjualan barang baik secara tunai maupun kredit, Staf Penjualan
tidak perlu membuat Delivery Order atau Tanda Terima Barang karena
daftar pesanan barang sudah tercatat di sistem dan dapat diakses langsung
dari gudang. Dengan demikian, pemrosesan pesanan menjadi lebih mudah
dan cepat karena tidak perlu menunggu terkumpulnya dokumen Delivery
Order maupun Tanda Terima Barang dalam satu hari untuk dibawa secara
fisik ke gudang keesokan harinya.
2. Perlu adanya pembuatan Surat Barang Masuk dan Surat Barang Keluar untuk
mencatat barang yang masuk dan keluar dari gudang. Dengan demikian,
dapat diketahui jumlah barang yang masuk dan keluar.
3. Untuk setiap pemesanan barang ke pemasok, perlu dilakukan pencatatan
pembelian barang, pembayaran pembelian, maupun pembayaran pengiriman
atas pembelian tersebut. Dengan demikian, dapat diperoleh histori pembelian
barang untuk setiap produk. Data hasil pencatatan ini nantinya akan
digunakan untuk menghasilkan laporan pembelian secara akurat.
4. Perlu adanya pencetakan dokumen Invoice sebagai penyesuaian faktur jika
sewaktu-waktu terjadinya pemotongan tagihan karena adanya retur yang
tidak digantikan dengan barang baru.

3.7 Peramalan Permintaan


Dengan adanya masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penting bagi
PO Duta Bangunan untuk meramalkan jumlah permintaan agar dapat menentukan
tingkat persediaan optimal yang harus ada untuk memenuhi permintaan pelanggan
sambil menjaga agar tingkat persediaan tidak melebihi kapasitas gudang.
106

Untuk melakukan peramalan permintaan terhadap suatu produk, maka


diperlukan histori jumlah penjualan produk tersebut. Sebagai bahan simulasi, akan
dilakukan peramalan permintaan produk A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan
cabang Makassar. Berikut ini adalah data penjualan PO Duta Bangunan cabang
Makassar dari bulan Mei 2014 hingga April 2015 untuk produk A Plus Skim Coat
yang merupakan produk dengan omzet tertinggi hingga mencakup 50% dari total
omzet.

Tabel 3.9 Data Penjualan A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan Cabang
Makassar
Periode Penjualan (zak)
Mei 2014 68.385
Juni 2014 70.124
Juli 2014 56.885
Agustus 2014 71.937
September 2014 58.983
Oktober 2014 56.441
November 2014 72.148
Desember 2014 59.377
Januari 2015 65.690
Februari 2015 53.948
Maret 2015 75.694
April 2015 66.372
Total 775.984

(Sumber: PO Duta Bangunan, 2015)


107

Penjualan A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan Cabang


Makassar
80000

70000

60000

50000

40000

30000

20000

10000

Penjualan A Plus Skim Coat

Gambar 3.8 Grafik Penjualan A Plus Skim Coat pada PO Duta Bangunan cabang
Makassar

Adapun metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan peramalan


permintaan, yaitu:
1) Naive Method
2) Moving Average
3) Weighted Moving Average
4) Exponential Smoothing
5) Exponential Smoothing With Trend
6) Trend Projection
108

3.7.1 Peramalan Permintaan dengan Naive Method


Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan Naive Method.

Tabel 3.10 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Naive Method

100|At-
Bulan At Ft |At - Ft| (At-Ft)2
Ft|/At

Mei 2014 68.385

Juni 2014 70.124 68.385 1.739 3.024.121 2,480

Juli 2014 56.885 70.124 13.239 175.271.121 23,273

Agustus 2014 71.937 56.885 15.052 226.562.704 20,924

September 2014 58.983 71.937 12.954 167.806.116 21,962

Oktober 2014 56.441 58.983 2.542 6.461.764 4,504

November 2014 72.148 56.441 15.707 246.709.849 21,771

Desember 2014 59.377 72.148 12.771 163.098.441 21,508

Januari 2015 65.690 59.377 6.313 39.853.969 9,610

Februari 2015 53.948 65.690 11.742 137.874.564 21,765

Maret 2015 75.694 53.948 21.746 472.888.516 28,729

April 2015 66.372 75.694 9.322 86.899.684 14,045

Mei 2015 66.372

Total 123.127 1.726.450.849 190,572

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t


109

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 123.127


𝑀𝐴𝐷 = = = 11.193,364
𝑛 11

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 1.726.450.849


𝑀𝑆𝐸 = = = 156.950.077,182
𝑛 11
𝑛
𝑖=1 100 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 190,572
𝑀𝐴𝑃𝐸 = =
𝑛 11
= 17,325%

Adapun dengan menggunakan software POM-QM for Windows,


diperoleh hasil seperti berikut ini:

Gambar 3.9 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows


untuk Produk A Plus Skim Coat dengan Naive Method

3.7.2 Peramalan Permintaan dengan Metode Moving Average


Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan metode Moving Average.

Tabel 3.11 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim


Coat dengan Metode Moving Average

100|At-
Bulan At Ft |At - Ft| (At-Ft)2
Ft|/At

Mei 2014 68.385 - - - -

Juni 2014 70.124 - - - -

Juli 2014 56.885 - - - -

Agustus 2014 71.937 65.131,333 6.805,667 46.317.098,778 9,461

September 2014 58.983 66.315,333 7.332,333 53.763.112,111 12,431


110

Bulan At Ft |At - Ft| (At-Ft)2 100|At-


Ft|/At
Oktober 2014 56.441 62.601,667 6.160,667 37.953.813,778 10,915

November 2014 72.148 62.453,667 9.694,333 93.980.098,778 13,437

Desember 2014 59.377 62.524,000 3.147,000 9.903.609,000 5,300

Januari 2015 65.690 62.655,333 3.034,667 9.209.201,778 4,620

Februari 2015 53.948 65.738,333 11.790,333 139.011.960,111 21,855

Maret 2015 75.694 59.671,667 16.022,333 256.715.165,444 21,167

April 2015 66.372 65.110,667 1.261,333 1.590.961,778 1,900

Mei 2015 65.338

Total 65.248,667 648.445.021,556 101,086

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 65.248.667


𝑀𝐴𝐷 = = = 7.249,852
𝑛 9

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 648.445.021.556


𝑀𝑆𝐸 = = = 72.049.446,840
𝑛 9
𝑛
𝑖=1 100𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 101,086
𝑀𝐴𝑃𝐸 = =
𝑛 9
= 11,232%

Adapun dengan menggunakan software QM for Windows, diperoleh


hasil seperti berikut ini:
111

Gambar 3.10 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows


untuk Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Moving Average

3.7.3 Peramalan Permintaan dengan Metode Weighted Moving Average


Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan metode Weighted Moving Average
dengan bobot 3 untuk penjualan tiga bulan lalu, bobot 2 untuk penjualan dua
bulan lalu, dan bobot 1 untuk penjualan bulan lalu.

Tabel 3.12 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat
dengan Metode Weighted Moving Average

100|At-
Bulan At Ft |At - Ft| (At-Ft)2
Ft|/At

Mei 2014 68.385 - - -

Juni 2014 70.124 - - -

Juli 2014 56.885 - - -

Agustus 2014 71.937 63.214,667 8.722,333 76.079.098,778 12,125

September 2014 58.983 66.617,500 7.634,500 58.285.590,250 12,944

Oktober 2014 56.441 62.951,333 6.510,333 42.384.440,111 11,535

November 2014 72.148 59.871,000 12.277,000 150.724.729,000 17,016

Desember 2014 59.377 64.718,167 5.341,167 28.528.061,361 8,995

Januari 2015 65.690 63.144,667 2.545,333 6.478.721,778 3,875

Februari 2015 53.948 64.662,000 10.714,000 114.789.796,000 19,860

Maret 2015 75.694 58.766,833 16.927,167 286.528.971,361 22,363


112

April 2015 66.372 66.778,000 406,000 164.836,000 0,612

Mei 2015 67.408,667

Total 71.077,833 763.964.244,639 109,324

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 71.077.833


𝑀𝐴𝐷 = = = 7.897,537
𝑛 9

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 763.964.244,639


𝑀𝑆𝐸 = = = 84.884.916,071
𝑛 9
𝑛
𝑖=1 100𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 109,324
𝑀𝐴𝑃𝐸 = =
𝑛 9
= 12,147%

Adapun dengan menggunakan software QM for Windows, diperoleh


hasil seperti berikut ini:

Gambar 3.11 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows


untuk Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Weighted Moving Average

3.7.4 Peramalan Permintaan dengan Metode Exponential Smoothing


Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan metode Exponential Smoothing
(𝛼 = 0.3).
113

Tabel 3.13 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim


Coat dengan Metode Exponential Smoothing

100|At-
Bulan At Ft |At - Ft| (At-Ft)2
Ft|/At

Mei 2014 68.385 - - - -

Juni 2014 70.124 68.385,000 1.739,000 3.024.121,000 2,480

Juli 2014 56.885 68.906,700 12.021,700 144.521.270,890 21,133

Agustus 2014 71.937 65.300,190 6.636,810 44.047.246,976 9,226

September 2014 58.983 67.291,233 8.308,233 69.026.735,582 14,086

Oktober 2014 56.441 64.798,763 8.357,763 69.852.204,036 14,808

November 2014 72.148 62.291,434 9.856,566 97.151.889,961 13,662

Desember 2014 59.377 65.248,404 5.871,404 34.473.383,980 9,888

Januari 2015 65.690 63.486,983 2.203,017 4.853.285,033 3,354

Februari 2015 53.948 64.147,888 10.199,888 104.037.713,587 18,907

Maret 2015 75.694 61.087,922 14.606,078 213.337.527,856 19,296

April 2015 66.372 65.469,745 902,255 814.063,939 1,359

Mei 2015 65.740,422

Total 80.702,714 785.139.442,841 128,199

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 80.702,714


𝑀𝐴𝐷 = = = 7.336,610
𝑛 11

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 785.139.442,841


𝑀𝑆𝐸 = = = 71.376.312,986
𝑛 11
𝑛
𝑖=1 100 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 128,199
𝑀𝐴𝑃𝐸 = = 11,654%
𝑛 11
114

Adapun dengan menggunakan software QM for Windows, diperoleh


hasil seperti berikut ini:

Gambar 3.12 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Exponential Smoothing

3.7.5 Peramalan Permintaan dengan Metode Exponential Smoothing


with Trend
Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan metode Exponential Smoothing with
Trend (𝛼 = 0.3 ; 𝛽 = 0.2).
115
Tabel 3.14 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Exponential Smoothing with Trend

Bulan At Ft Tt FITt |At-FITt| (At-Ft)2 100|At-Ft|/At

Mei 2014 68.385 68.385,000 0,000 68.385,000 0,000 0,000 0,000


Juni 2014 70.124 68.385,000 0,000 68.385,000 1.739,000 3.024.121,000 2,480
Juli 2014 56.885 68.906,700 104,340 69.011,040 12.126,040 147.040.846,082 21,317
Agustus 2014 71.937 65.373,228 -623,222 64.750,006 7.186,994 51.652.888,506 9,991
September 2014 58.983 66.906,104 -192,003 66.714,101 7.731,101 59.769.925,517 13,107
Oktober 2014 56.441 64.394,771 -655,869 63.738,902 7.297,902 53.259.373,919 12,930
November 2014 72.148 61.549,531 -1.093,743 60.455,788 11.692,212 136.707.810,067 16,206
Desember 2014 59.377 63.963,452 -392,210 63.571,242 4.194,242 17.591.663,465 7,064
Januari 2015 65.690 62.312,969 -643,865 61.669,104 4.020,896 16.167.601,004 6,121
Februari 2015 53.948 62.875,373 -402,611 62.472,762 8.524,762 72.671.569,030 15,802
Maret 2015 75.694 59.915,333 -914,097 59.001,237 16.692,763 278.648.345,141 22,053
April 2015 66.372 64.009,066 87,469 64.096,535 2.275,465 5.177.741,957 3,428
Mei 2015 64.779,174 223,997 65.003,171
Total 83.481,377 841.711.885,688 130,499

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t

FITt = ramalam permintaan dengan tren pada periode t


116

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 83.481,377


𝑀𝐴𝐷 = = = 7.589,216
𝑛 11

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 841.711.885,688


𝑀𝑆𝐸 = = = 76.519.262,335
𝑛 11
𝑛
𝑖=1 100 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 130,499
𝑀𝐴𝑃𝐸 = = 11,864%
𝑛 11

Adapun dengan menggunakan software QM for Windows, diperoleh


hasil seperti berikut ini:

Gambar 3.13 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows untuk
Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Exponential Smoothing with Trend

3.7.6 Peramalan Permintaan dengan Metode Trend Projection


Berikut ini perhitungan peramalan permintaan produk A Plus Skim
Coat untuk periode Mei 2015 dengan metode Trend Projection.
117
Tabel 3.15 Perhitungan Manual Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat dengan Metode Trend Projection

Time
Bulan At x2 xy Ft |At-Ft| |At-Ft|^2 100|At-Ft|/At
Period

Mei 2014 1 68.385 1 68.385 64.798,372 3.586,628 12.863.901,882 5,245


Juni 2014 2 70.124 4 140.248 64.774,183 5.349,817 28.620.542,108 7,629
Juli 2014 3 56.885 9 170.655 64.749,994 7.864,994 61.858.133,333 13,826
Agustus 2014 4 71.937 16 287.748 64.725,805 7.211,195 52.001.328,117 10,024
September 2014 5 58.983 25 294.915 64.701,617 5.718,617 32.702.575,247 9,695
Oktober 2014 6 56.441 36 338.646 64.677,428 8.236,428 67.838.741,899 14,593
November 2014 7 72.148 49 505.036 64.653,239 7.494,761 56.171.443,530 10,388
Desember 2014 8 59.377 64 475.016 64.629,050 5.252,050 27.584.030,427 8,845
Januari 2015 9 65.690 81 591.210 64.604,861 1.085,139 1.177.525,987 1,652
Februari 2015 10 53.948 100 539.480 64.580,672 10.632,672 113.053.724,368 19,709
Maret 2015 11 75.694 121 832.634 64.556,484 11.137,516 124.044.269,712 14,714
April 2015 12 66.372 144 796.464 64.532,295 1.839,705 3.384.514,959 2,772
Mei 2015 13 64.508,106
Total 78 775984 650 5.040.437 75.409,522 581.300.731,569 119,093

Keterangan:

At = permintaan actual pada periode t

Ft = ramalan permintaan pada periode t


𝑥 78
𝑥= = = 6,5
𝑛 12

𝑦 775.984
𝑦= = = 64.665,333
𝑛 12

𝑥𝑦 − 𝑛𝑥𝑦 5.040.437 − 12(6,5)(64.665,333) −3.458,974


𝑏= 2 2
= 2
=
𝑥 − 𝑛𝑥 650 − 12(6,5) 143
= −24,189

𝑎 = 𝑦 − 𝑏𝑥 = 64.665,333 − (−24,189)(6,5) = 64.822,561

𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 = 64.822,561 − 24,189𝑥

|𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡| 75.409,522


𝑀𝐴𝐷 = = = 6.284,127
𝑛 12

(𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟)2 581.300.731,569


𝑀𝑆𝐸 = = = 48.441.727,630
𝑛 12
𝑛
𝑖=1 100 𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 − 𝐹𝑜𝑟𝑒𝑐𝑎𝑠𝑡𝑡 /𝐴𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙𝑡 119,093
𝑀𝐴𝑃𝐸 = = = 9,924%
𝑛 12

Adapun dengan menggunakan software QM for Windows, diperoleh


hasil seperti berikut ini:

Gambar 3.14 Hasil Peramalan Permintaan Software POM-QM for Windows


untukProduk A Plus Skim Coat dengan Metode Trend Projection

118
119

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil peramalan permintaan produk A Plus


Skim Coat untuk periode Mei 2015:

Ramalan
Permintaan
Metode MAD MSE MAPE
Mei 2015
(zak)
Naïve 66.372 11.193,364 156.950.077,182 17,325%
Moving Average 65.338 7.249,852 72.049.446,840 11,232%
Weighted 67.408,667 7.897,537 84.884.916,071 12,147%
Moving Average
Exponential 65.740,422 7.336,610 71.376.312,986 11.654%
Smoothing
Exponential 65.003,171 7.589,216 76.519.262,335 11,864%
Smoothing with
Trend
Trend Projection 64.508,106 6.248,127 48.441.727,630 9,924%

Berdasarkan hasil rekapitulasi peramalan permintaan produk A Plus Skim


Coat untuk periode Mei 2015, maka diperoleh nilai MAD, MSE, dan MAPE terkecil
pada metode Trend Projection. Oleh karena itu, metode yang sebaiknya digunakan
oleh PO Duta Bangunan dalam melakukan peramalan permintaan produk A Plus
Skim Coat adalah metode Trend Projection.

3.8 Analisis Persediaan


Setelah dilakukan perhitungan peramalan permintaan untuk periode
berikutnya, dilakukanlah penentuan metode persediaan yang tepat untuk diterapkan
pada PO Duta Bangunan dengan menggunakan empat model, yaitu Economic Order
Quantity (EOQ), Economic Order Interval (EOI), dan Minimum-Maximum (Min-
Max), dan Just-In-Time (JIT). Dalam analisis metode persediaan ini, akan dilakukan
perhitungan biaya inventori yang harus dikeluarkan perusahaan. Angka terkecil
menandakan bahwa model tersebut merupakan metode yang paling tepat digunakan
oleh perusahaan.
120

Untuk melakukan perhitungan biaya persediaan, perlu dipersiapkan beberapa


data terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut:
1) Permintaan produk A Plus Skim Coat
Permintaan produk A Plus Skim Coat diperoleh dari hasil peramalan
dengan metode Trend Projection yang memiliki tingkat kesalahan terkecil.

Gambar 3.15 Peramalan Permintaan Produk A Plus Skim Coat

a. Jumlah permintaan produk A Plus Skim Coat pada periode Mei 2015
adalah sebesar 64.508zak (dibulatkan dari 64.508,11 zak).
Sedangkan, tingkat permintaan per hari adalah sebesar 2.580
zak/hari (diperoleh dari 64.508 zak / 25 hari kerja).
b. Jumlah permintaan produk A Plus Skim Coat pada periode Mei 2015
sampai April 2016 adalah sebesar 772.501 zak (dibulatkan dari
772.500,91 zak). Sedangkan, tingkat permintaan per bulan adalah
sebesar 64.375 zak/bulan (diperoleh dari 772.501 zak / 12 bulan)

Tabel 3.16 Jumlah Permintaan Produk A Plus Skim Coat

Mei 2015 Mei 2015 – April 2016


Permintaan (D) 64.508 zak 772.501 zak
Tingkat permintaan 2.580 zak/hari 64.375 zak/bulan
121

2) Biaya Pemesanan (S)


Dalam kasus ini, biaya pemesanan mencakup biaya untuk
menghubungi pemasok dan biaya tip supir ekspedisi.
- Biaya tip supir ekspedisi Rp300.000,00
- Biaya untuk menelpon supplier adalah sebesar Rp 10.000
Jadi total biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pemesanan
adalah sebesar Rp310.000,00
3) Biaya Penyimpanan (H)
Dalam kasus ini, biaya penyimpanan mencakup biaya-biaya pada
tabel di bawah ini:

Tabel 3.17 Tabel Biaya Penyimpanan Produk A Plus Skim Coat

Biaya Total per Bulan Total per Tahun


Gaji 3 orang Staf Gudang Rp9.000.000,00 Rp108.000.000,00
@Rp3.000.000,00 per bulan
Sewa gudang Rp8.333.333,333 Rp100.000.000,00
Rp100.000.000,00 per tahun
Listrik @300.000 per bulan Rp300.000,00 Rp3.600.000,00
Total Biaya Rp17.633.333,333 Rp211.600.000,00
Penyimpanan zak produk A Rp 10.580.000,00 Rp126.960.000,00
Plus Skim Coat menghabiskan
60% dari area gudang
(menampung 72.000 zak)
Biaya penyimpanan per zak Rp146,94 Rp1.763,33

4) Lead Time
Lead time untuk produk A Plus Skim Coat adalah sebesar 7 hari (0,25
bulan).

5) Service Level
Service level sebesar 95% dengan 5% kemungkinan kehabisan
persediaan. Untuk itu, berdasarkan tabel kurva normal diperolehnilai Z
dengan service level tersebut adalah sebesar 1,65 (Tabel kurva normal
terlampir).
122

6) Standar Deviasi
Standar deviasi diperoleh dengan menggunakan fungsi “STDEV()”
pada Microsoft Excel dengan memasukkan data penjualan Mei 2014 hingga
April 2015, yaitu sebesar 7.270,02.

Gambar 3.16 Hasil Perhitungan Standar Deviasi Ramalan Permintaan

7) Harga beli produk A Plus Skim Coat


Satu zak produk A Plus Skim Coat dibeli dari pemasok seharga
Rp43.333,13 di mana harga tersebut sudah termasuk dengan pajak dan
ongkos kirim per produk dalam kontainer (diasumsikan kekosongan
container akan selalu diisi dengan barang lain).

3.8.1 Model Economic Order Quantity(EOQ)


Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan dengan model
Ecnomic Order Quantity (EOQ) untuk permintaan satu bulan ke depan (Mei
2015).
 EOQ

2𝐷𝑆 2(64.508)(310.000)
𝑄∗ = = = 16.498,05 𝑧𝑎𝑘
𝐻 146,94
123

 Safety stock
Safety stock = Z x 𝜎x 𝐿𝑇
Safety stock = 1,65 x 7.270,02 x 0.25
Safety stock = 5.997,767zak
 Frekuensi pemesanan
𝐷 64.508
𝑁= = = 3.91 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑄 ∗ 16.498,05
 Reorder point
ROP = (d x LT) + safety stock
ROP = (2.580 x 0,25) + 5.997,767
ROP = 6.642,767zak
 Total biaya EOQ
𝐷 𝑄∗
TC (𝑄 ∗ ) = Total unit cost + 𝑄 ∗ S + H
2
64.508
TC (𝑄 ∗ ) = 64.508(43.333,13) + 16.498,05(310.000) +
16.498,05
(146,94)
2

TC (𝑄 ∗ ) = 2.795.333.550 + 1.212.111,734 + 1.212.111,734


TC (𝑄 ∗ ) = Rp 2.796.545.662

3.8.2 Model Economic Order Interval (EOI)


Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan dengan model
Economic Order Interval (EOI) untuk permintaan satu bulan ke depan (Mei
2015).
 Fixed order interval
2𝐶𝑜
T‟ = 𝐶𝑐𝐷

2 310.000
T‟ = 146.94 64.508

T‟ = 0,256
 Safety stock
Safety stock = Z x Stdev x 𝑇′𝑥 𝐿
Safety stock = 1,65 x 7.270,02 x (0,256 𝑥 0,25
Safety stock = 3.034,656 zak
124

 Maximum inventory level


E = safety stock + D (T‟ + L)
E = 3.034,656 + 64.508(0,256 + 0,25)
E = 35.675,704 zak
 Average inventory level
1
I = safety stock + 2 (D x 𝑇 ∗ )
1
I = 3.034,656 + 2 (64.508 x 0,256)

I = 11.291,68 zak
 Kuantitas pemesanan
𝑄 ∗ = maximum inventory level – average inventory level
𝑄 ∗ = 35.675,704 – 11.291,68
𝑄 ∗ = 24.384,024 zak
 Frekuensi pemesanan
𝐷
f = 𝑄∗
64.508
f = 24.384,024

f = 2,645 kali
 Total biaya economic order interval
𝐶𝑜 1
TC (𝑄 ∗ ) = PD + + (safety stock + 2 𝐷 𝑥 𝑇′) x Cc
𝑇′
310.000 1
TC (𝑄 ∗ ) = 64.508 (43.333,13) + + (3.034,656 + 2 (64.508) x
0,256

0,256) x 146,94
TC (𝑄 ∗ ) = 2.795.333.550 + 1.210.937,5 + 1.659.199,459
TC (𝑄 ∗ ) = Rp 2.798.203.686,959

3.8.3 Model Min-Max System


Berikut ini adalah perhitungan biaya persediaan dengan model Min-
Max System untuk permintaan satu bulan ke depan (Mei 2015)
 Safety stock
𝐷
Safety stock =
𝑛
64.508
Safety stock = 25

Safety stock = 2.580,32zak


125

 Min stock
Min stock = (D x L) + safety stock
Min stock = (64.508 x 0,25) + 2.580,32
Min stock = 18.707,32zak
 Max stock
Max stock = 2 (D x L) + safety stock
Max stock = 2 (64.508 x 0,25) + 2.580,32
Max stock = 34.834,32 zak
 Order
Order = Max stock – Min stock
Order = 34.832,32 – 18.707,32
Order = 16.125zak
 Frekuensi pemesanan
𝐷
N = 𝑄∗
64.508
N=
16.125

N = 4 kali
 Total biaya min-max inventory
𝐷
TC (𝑄 ∗ ) = PD + 𝑄 ∗Co + Cc x D
64.508
TC (𝑄 ∗ ) = 64.508 (43.333,13) + (310.000) + 146,94 (64.508)
16.125

TC (𝑄 ∗ ) = 2.795.333.550 + 1.240.153,798 + 9.478.805,52


TC (𝑄 ∗ ) = Rp 2.806.052.509
126

3.8.4 Perbandingan Model Persediaan


Berikut ini adalah perbandingan model persediaan EOQ, EOI, dan
Min-Max System untuk bulan Mei 2015.

Tabel 3.18 Perbandingan Model Persediaan


EOQ EOI Min-Max
Q* 16.498,05 zak 24.384,024 zak 16.125zak
Safety
5997,767 zak 3.034,656 zak 2.580,32zak
stock
Reorder
6.642,767 zak - 34.834,32 zak
point
Frekuensi
pemesana 3,91 kali 2,645 kali 4 kali
n
Total Rp2.796.545.662,0 Rp2.798.203.687,0 Rp2.806.052.509,0
biaya 0 0 0

Berdasarkan hasil perbandingan pada table di atas, maka model


persediaan yang paling tepat untuk digunakan oleh PO Duta Bangunan adalah
model Economic Order Quantity (EOQ) karena biaya persediaan yang
dihasilkan dengan model ini merupakan biaya yang paling kecil dibandingkan
dengan model Economic Order Interval dan Min-Max System.
BAB 4
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM USULAN

4.1 Gambaran Sistem Usulan


4.1.1 Catatan dan Dokumen yang Digunakan
Pada sistem pembelian usulan, tidak ada perubahan pada catatan dan
dokumen yang terlibat karena semua catatan dan dokumen diperoleh dari
pihak luar, yaitu pemasok dan ekspedisi. Sedangkan, untuk sistem penjualan,
terdapat penambahan dan penghapusan beberapa catatan dan dokumen. Pada
sistem penjualan usulan, dilakukan penghapusan terhadap beberapa catatan
seperti Buku Pelanggan, Buku Cek, Buku Faktur Penjualan, Daftar Antaran
Harian, Kartu Stok Barang, dan Delivery Order. Pencatatan akan dipindahkan
ke sistem sehingga dapat datanya dapat diolah untuk menghasilkan informasi
yang dibutuhkan oleh PO Duta Bangunan. Selain itu, terdapat penambahan
beberapa catatan atau dokumen.
1. Surat Barang Masuk.
Surat Barang Masuk akan dibuat ketika ada barang masuk atas
pembelian barang dari pelanggan. Surat Barang Masuk dibuat
berdasarkan Faktur Pembelian.
2. Surat Barang Keluar
Surat Barang Keluar dibuat ketika ada pengeluaran barang
karena penjualan.Surat Barang Keluar dibuat berdasarkan Faktur
Penjualan Tunai, Faktur Penjualan Kredit, maupun Surat Retur. Pada
pengambilan barang yang dilakukan langsung oleh pelanggan, Surat
Barang Keluar langsung digunakan sebagai Tanda Terima Barang
yang akan dicetak dan ditandatangani pelanggan ketika menerima
sebagai bukti bahwa barang telah diterima. Di dalam Tanda Terima
Barang tertera nama penerima barang sehingga dapat
dipertanggungjawabkan di kemudian hari jika diperlukan tanpa harus
meninjau dokumen fisik satu per satu.

127
128

3. Surat Jalan
Surat Jalan dibuat berdasarkan Surat Barang Keluar apabila
barang perlu dikirim ke lokasi pelanggan (tidak diambil sendiri oleh
pelanggan. Setelah menerima barang, pelanggan akan menandatangani
dan membubuhi cap pada dokumen ini. Surat jalan akan dicetak 2
rangkap di mana Rangkap I akan diserahkan kepada pelanggan dan
Rangkap II akan dikembalikan ke gudang untuk dicatat penerimaan
barangnya.
4. Bukti Pembayaran Penjualan.
Bukti Pembayaran dibuat berdasarkan Faktur Penjualan Kredit
sebagai tanda bahwa faktur sudah terbayarkan.
5. Surat Retur.
Surat Retur dibuat ketika ada retur barang dari pelanggan
karena kerusakan barang. Surat Retur dibuat berdasarkan Surat Jalan.

4.1.2 Proses Bisnis Usulan


4.1.2.1 Proses Bisnis Sistem Pembelian Usulan
Pada sistem pembelian usulan, pemesanan barang dapat
dilakukan secara langsung atau berdasarkan peramalan permintaan
dan analisis persediaan yang tersimpan di sistem. Ketika Manajer
Operasional memutuskan untuk melakukan pemesanan, maka
Manajer Operasional akan membuat Faktur Pembelian dan sistem pun
akan menyimpan Faktur Pembelian ini. Faktur Pembelian kemudian
dicetak 2 rangkap. Faktur Pembelian Rangkap II akan diarsip oleh
Bagian Keuangan dan Faktur Pembelian Rangkap I akan dikirimkan
ke pemasok.
Jika pengiriman barang dilakukan melalui ekspedisi, maka
Kepala Gudang akan memeriksa gudang untuk memastikan tempat
penyimpanan tersedia. Jika tempat penyimpanan tersedia, maka
barang akan diantarkan ke gudang dan Staf Gudang akan mengecek
kesesuaian barang dengan Surat Jalan Pemasok yang juga diantarkan
bersama dengan barang. Jika terdapat ketidaksesuaian barang, maka
Kepala Gudang akan melaporkannya kepada Manajer Operasional.
Jika setelah berdiskusi dengan pemasok diperlukan retur barang, maka
129

Staf Gudang akan melakukan retur barang. Jika barang sudah sesuai,
maka Kepala Gudang akan menandatangani dan membubuhkan cap
pada Berita Acara Penyerahan Barang dari pihak ekspedisi. Kepala
Gudang pun akan menerima Berita Acara Penyerahan Barang ini yang
nantinya akan diserahkan kepada Staf Keuangan untuk diarsip
bersama dengan Surat Jalan Pemasok. Kepala Gudang lalu akan
membuat Surat Barang Masuk berdasarkan Faktur Pembelian dan
sistem akan menyimpan Surat Barang Masuk ini serta meng-update
stok barang.
Proses yang sama terjadi apabila pengiriman dilakukan tanpa
melalui ekspedisi. Perbedaannya hanya terletak pada dokumen yang
diterima oleh Kepala Gudang, yaitu hanya Surat Jalan Pemasok saja.
Kepala Gudang pun akan menandatangani dan membubuhi cap pada
Surat Jalan Pemasok dan membuat Surat Barang Masuk. Sistem lalu
akan menyimpan Surat Barang Masuk ini dan meng-update stok
barang.
Setelah itu, ketika pembelian telah jatuh tempo, pemasok
akan mengirimkan Inovice. Pembayaran akan dilakukan oleh Manajer
Keuangan. Setelah pembayaran dilakukan, maka Manajer Keuangan
akan mencatat pembayaran ke dalam sistem sehingga tercatat bahwa
faktur pembelian atas masuknya barang tersebut sudah terbayar baik
kepada pemasok maupun pihak ekspedisi (jika ada). Setiap akhir
bulan, Manajer Operasional akan membuat Laporan Pembelian untuk
kemudian diserahkan kepada Direktur
Adapun activity diagram sistem pembelian usulan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.1 Activity Diagram Sistem Pembelian Usulan
130
131

4.1.2.2 Proses Bisnis Sistem Penjualan Usulan


4.1.2.2.1 Sistem Penjualan Tunai Usulan
Ketika ada pemesanan secara tunai baik melalui
telepon atau mendatangi langusng, maka Staf Penjualan akan
mengecek stok barang dan sistem akan menampilkan stok
barang. Jika barang tidak tersedia, naka pelanggan dapat
memilih apakah ingin memesan barang lain atau tidak. Jika
pelanggan yang melakukan pemesanan barang merupakan
pelanggan toko baru, maka Staf Penjualan akan mendaftarkan
toko dan sistem akan menyimpan data toko. Selanjutnya, Staf
Penjualan akan membuat Faktur Penjualan Tunai. Apabila
pembayaran dilakukan melalui transfer bank, maka Staf
Penjualan harus mengkonfirmasi kepada Bagian Keuangan
terlebih dahulu apakah pembayarannya sudah diterima atau
belum. Jika sudah diterima, maka Staf Penjualan akan
membuat Faktur Penjualan Tunai dan mencetaknya sebanyak
2 Rangkap. Rangkap I diserahkan kepada pelanggan dan
Rangkap II diserahkan ke Bagian Keuangan. Sistem lalu
meng-update stok barang.
Kepala Gudang kemudian akan melihat Daftar
Antaran Harian yang berisi kumpulan Faktur Penjualan yang
harus diserahkan atau dikirimkan barangnya kepada
pelanggan. Kepala Gudang pun akan membuat Surat Barang
Keluar dan sistem akan menyimpan Surat Barang Keluar ini,
lalu meng-update stok barang. Kepala Gudang pun akan
mencetak Surat Barang Keluar sebanayak 2 rangkap. Apabila
pelanggan mengambil barang sendiri, setelah menerima
barang, pelanggan akan menandatangani dan membubuhkan
cap pada Surat Barang Keluar. Selanjutnya, Surat Barang
Keluar Rangkap I akan diserahkan kepada pelanggan,
sedangkan Surat Barang Keluar Rangkap II akan diserahkan
kepada Bagian Keuangan untuk diarsip. Sedangkan, jika
barang perlu dikirim, maka Kepala Gudang akan membuat
132

Surat Jalan dan sistem akan menyimpan Surat Jalan, lalu


meng-update stok barang.
Jika pengiriman dilakukan melalui ekspedisi, maka
Surat Jalan akan dicetak sebanyak 1 rangkap dan dikirimkan
bersama barang ke lokasi ekspedisi. Setelah menerima
barang, pihak ekspedisi akan meminta tanda tangan Staf
Gudang pada Berita Acara Penerimaan Barang. Setelah
kembali ke gudang, Kepala Gudang akan mencatat
penerimaan barang dengan memasukkan nomor Berita Acara
Penerimaan Barang ke sistem. Dokumen ini selanjutnya akan
diarsip oleh Bagian Keuangan. Jika barang dikirimkan tanpa
melalui ekspedisi, maka Surat Jalan akan dicetak sebanyak 2
rangkap dan dikirimkan bersama dengan barang yang dipesan
ke lokasi pelanggan. Setelah menerima barang, maka
pelanggan akan menandatangani dan membubuhkan cap pada
Surat Jalan dan mengambil Surat Jalan Rangkap I sebagai
arsip. Sedangkan, Staf Gudang akan membawa pulang Surat
Jalan Rangkap II dan mencatat penerimaan barang ke sistem.
Setelah itu, Surat Jalan Rangkap II akan disimpan oleh
Bagian Keuangan sebagai arsip. Setiap akhir bulan, Manajer
Operasional akan membuat Laporan Penjualan.
Adapun activity diagram sistem penjualan tunai
usulan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.2 Activity Diagram Sistem Penjualan Tunai Usulan
133
134

4.1.2.2.2 Sistem Penjualan Kredit Usulan


Ketika ada pemesanan secara kredit, maka Staf
Penjualan akan mengecek stok barang dan sistem akan
menampilkan stok barang. Jika barang tidak tersedia, maka
pelanggan dapat memilih apakah ingin memesan barang lain
atau tidak. Jika barang tersedia dan pelanggan akan
mengambil barang di gudang, maka pelanggan harus
menyerahkan Bon yang bertanda tangan dan memiliki
stempel sebagai bukti pemesanan barang yang sah. Staf
Penjualan pun akan membuat Faktur Penjualan. Sistem akan
mengecek apakah pelanggan masih memiliki kuota kredit
atau tidak. Jika ya, maka sistem akan menyimpan Faktur
Penjualan Kredit dan meng-update sok barang. Jika barang
diambil, maka sistem akan menampilkan id Faktur untuk
dituliskan oleh Staf Penjualan di Bon yang bersangkutan.Staf
Penjualan kemudian akan mencetak Faktur Penjualan Kredit
sebanyak 2 rangkap untuk ditandatangani oleh pelanggan.
Faktur Penjualan Rangkap II kemudian akan diserahkan
kepada pelanggan dan Rangkap I akan disimpan oleh Bagian
Keuangan beserta Bon (jika barang diambil sendiri oleh
pelanggan).
Kepala Gudang kemudian akan melihat Daftar
Penyerahan Barang. Jika barang diambil sendiri oleh
pelanggan, maka Kepala Gudang akan membuat Surat
Barang Keluardan sistem akan menyimpannya. Sistem
kemudian akan meng-update stok barang. Kepala Gudang
lalu mencetak Surat Barang Keluar tersebut sebanyak 2
Rangkap untuk kemudian ditandatangani dan dibubuhi cap
oleh pelanggan setelah menerima barang. Surat Barang
Keluar Rangkap I kemudian diserahkan kepada pelanggan
dan Rangkap II diarsip oleh Bagian Keuangan. Jika barang
perlu dikirimkan, maka Kepala Gudang akan membuat Surat
Jalan dan sistem akan menyimpan Surat Jalan. Sistem
kemudian meng-update stok barang.
135

Apabila, barang dikirimkan melalui ekspedisi,


maka Surat Jalan cukup dicetak sebanyak 1 lembar. Barang
pun akan diantar ke lokasi ekspedisi bersama dengan Surat
Jalan. Staf Gudang pun menandatangani Berita Acara
Penerimaan Barang dan membawa pulang dokumen ini untuk
digunakan dalam pencatatan penerimaan barang. Setelah itu
Berita Acara Penerimaan Barang akan diarsip oleh Bagian
Keuangan. Apabila barang dikirimkan lansung ke lokasi
pelanggan, maka Surat Jalan akan dicetak sebanyak 2 lembar.
Setelah menerima barang, maka pelanggan akan
menandatangani dan membubuhkan cap pada Surat Jalan.
Surat Jalan Rangkap I lalu diserahkan ke pelanggan dan
Rangkap II dibawa kembali ke gudang. Kepala Gudang pun
akan meng-update Surat Jalan dengan mencatat penerima dan
Nomor Berita Acara Penerimaan Barang (jika ada). Setelah
itu, Surat Jalan Rangkap II ini akan diarsip oleh Bagian
Keuangan. Kepala Gudang pun akan mencatat penerimaan
barang ke sistem.
Ketika sudah jatuh tempo, Staf Keuangan akan
melakukan penagihan. Jika pembayaran dilakukan melalui
transfer bank, maka Staf Keuangan akan mengecek
pembayaran terlebih dahulu. Jika pembayarannya sudah
diterima, maka Staf Keuangan akan mencatat pembayaran
dan membuat Bukti Pembayaran Penjualan untuk diserahkan
kepada pelanggan. Setiap akhir bulan, Manajer Operaisonal
akan membuat Laporan Penjualan dan Manajer Keuangan
akan membuat Laporan Kredit Pelanggan untuk diserahkan
kepada Direktur.
Adapun activity diagram untuk sistem penjualan
kredit usulan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
136

Gambar 4.3 Activity Diagram Sistem Penjualan Kredit Usulan


137

4.1.2.2.3 Sistem Retur Penjualan Usulan


Sistem retur penjualan dimulai ketika pelanggan
menerima barang bersama Surat Jalan dan menemukan
ketidaksesuaian, baik dalam hal jenis maupun kondisi barang.
Pelanggan akan menyesuaikan (memberi keterangan pada
Surat Jalan), lalu menandatangani dan membubuhkan cap
pada Surat Jalan. Surat Jalan Rangkap I kemudian diserahkan
kepada pelanggan dan Surat Jalan Rangkap II akan dibawa ke
gudang bersama dengan barang yang diretur. Kepala Gudang
pun akan membuat Surat Retur dan sistem akan menyimpan
Surat Retur ini.
Jika ada pengiriman barang baru, maka Staf
Gudang akan mengeluarkan barang dan Kepala Gudang akan
membuat Surat Keluar Barang berdasarkan Surat Retur.
Kepala Gudang lalu membuat Surat Jalan berdasarkan Surat
Keluar Barang dan sistem pun akan meng-update stok
barang. Staf Gudang pun akan mengirimkan barang beserta
Surat Jalan yang baru. Proses ini dapat berlangsung lebih dari
satu kali sampai barang diterima dengan cukup dan dalam
kondisi yang baik.
Jika tidak ada pengiriman barang baru dan
transaksi dilakukan secara kredit, maka Staf Keuangan dapat
menyesuaikan jumlah yang ditagih dengan jumlah yang
dipesan melalui pembuatan Invoice. Sedangkan, apabila
transaksi dilakukan secara tunai (sudah terbayarkan), Staf
Keuangan akan membuat Tanda Terima Pengembalian
Pembayaran sebanyak 2 rangkap untuk kemudian
ditandatangani oleh pelanggan setelah menerima
pengembalian pembayaran. Tanda Terima Pengembalian
Pembayaran Rangkap I pun akan diserahkan kepada
pelanggan dan Rangkap II akan diserahkan ke Bagian
Keuangan untuk diarsip. Setiap akhir bulan, Kepala Gudang
akan membuat Laporan Posisi Stok.
138

Adapun activity diagram sistem retur penjualan


dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.4 Activity Diagram Sistem Retur Penjualan Usulan


139

4.2 Use Case Diagram


Berikut ini adalah use case diagram yang menggambarkan use case dan
hubungannya dengan pengguna pada sistem informasi PO Duta Bangunan.

Gambar 4.5 Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen PO Duta Bangunan
140

4.3 Fully-Developed Use Case Description

Tabel 4.1 Use Case Description Mendaftarkan Cabang


Use case name: Mendaftarkan cabang.
Scenario: Mendaftarkan cabang.
Triggering Adanya pembukaan cabang baru.
Event:
Brief Direktur mendaftarkan cabang ketika ada pembukaan
Description: cabang baru.
Actors: Direktur
Related use -
cases:
Stakeholders: -
Preconditions: Cabang harus ada
Postconditions: Cabang terdaftar.
Flow of Actor System
activities: 1. Direktur membuka 1.1 Sistem
halaman pendataan menampilkan
cabang halaman pendataan
cabang
2.a Direktur memasukkan 2.a.1 Menyimpan cabang
nama cabang,
memilih kota, dan
mengklik tombol
simpan
3.a Direktur mengklik 3.a.1 Menampilkan data
tombol ubah pada cabang
cabang
3.b Direktur memasukkan 3.b.1 Menyimpan cabang
data cabang dan
mengklik tombol
simpan
4.a Direktur mengklik 4.a.1 Menghapus cabang
141

tombol hapus pada


cabang
Exception -
conditions:

Tabel 4.2 Use Case Description Mendaftarkan Kategori Toko

Use case name: Mendaftarkan kategori toko.


Scenario: Mendaftarkan kategori toko.
Triggering Adanya kategori toko baru.
Event:
Brief Manajer Keuangan mendaftarkan kategori toko baru
Description: ketika ada kebijakan dari Direktur
Actors: Manajer Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Staf Penjualan, Manajer Operasional
Preconditions: Ada kebijakan dari Direktur mengenai penambahan
kategori took
Postconditions: Kategori toko terdaftar.
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman pendataan
pendataan kategori kategori toko dan
toko daftar kategori toko
2.a Manajer Keuangan 2.a.1 Menyimpan
memasukkan data kategori toko
kategori toko baru 2.a.2 Menyimpan detail
dan mengklik harga
tombol simpan 2.a.3 Menampilkan id
kategori toko
3.a Manajer Keuangan 3.a.1 Menampilkan data
melihat kategori kategori toko
toko
142

4.a Manajer Keuangan 4.a.1 Menampilkan data


mengklik ubah kategori toko
4.b Manajer Keuangan 4.b.1 Menyimpan data
memasukkan data kategori toko
kategori toko dan 4.b.2 Menyimpan detail
mengklik simpan barang
5.a Manajer Keuangan 5.a.1 Menghapus
menghapus kategori kategori toko
toko
Exception -
conditions:

Tabel 4.3 Use Case Description Mendaftarkan Toko

Use case name: Mendaftarkan toko.


Scenario: Mendaftarkan toko.
Triggering Pelanggan toko ingin mendaftar sebagai pengecer.
Event:
Brief Staf Penjualan mendaftarkan toko sebagai pengecer.
Description:
Actors: Staf Penjualan
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan, Staf Keuangan, Manajer Keuangan
Preconditions: Toko harus ada.
Postconditions: Toko terdaftar.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Penjualan 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
pendataan toko halaman pendataan
toko, tanggal, dan
pengguna
2.a Staf Penjualan 2.a.1 Menampilkan limit
memasukkan data kredit dan tempo
143

toko dan memilih


kategori toko
2.b Staf Penjualan 2.b.1 Menyimpan took
mengklik tombol 2.b.2 Menampilkan id
simpan toko
3.a Staf Penjualan 3.a.1 Menampilkan data
mencari toko dan toko
mengklik tombol lihat
4.a Staf Penjualan 4.a.1 Menampilkan data
mengubah toko toko
4.b Staf Penjualan 4.b.1 Menampilkan limit
memasukkan data kredit dan tempo
toko dan memilih
kategori toko
4.c Staf Penjualan 4.c.1 Menyimpan toko
mengklik simpan
5.a Staf Penjualan 5.a.1 Menghapus toko
mengklik hapus

Exception -
conditions:

Tabel 4.4 Use Case Description Mendaftarkan Barang

Use case name: Mendaftarkan barang.


Scenario: Mendaftarkan barang.
Triggering Adanya penambahan barang baru.
Event:
Brief Ketika ada penambahan barang baru, Manajer
Description: Operasional akan mendaftarkan barang
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan, Staf Penjualan
144

Preconditions: Barang harus ada


Postconditions: Barang terdaftar
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
pendataan barang halaman pendataan
barang
2.a Manajer Operasional 2.a.1 Menyimpan barang
memasukkan nama, 2.a.2 Menampilkan id
satuan, deskripsi barang
barang, detail harga
dan mengklik tombol
simpan
3.a Manajer Operasional 3.a.1 Menampilkan data
mencari barang dan barang
mengklik tombol lihat
4.a Manajer Operasional 4.a.1 Menampilkan data
mencari barang dan barang
mengklik tombol
ubah
4.b Manajer Operasional 4.b.1 Menyimpan barang
memasukkan data
barang dan mengklik
tombol simpan
5.a Manajer Operasional 5.a.1 Menghapus barang
mencari barang dan
mengklik tombol
hapus

Exception -
conditions:
145

Tabel 4.5 Use Case Description Mendaftarkan Pemasok

Use case name: Mendaftarkan pemasok.


Scenario: Mendaftarkan pemasok.
Triggering Adanya penambahan pemasok baru.
Event:
Brief Ketika ada penambahan pemasok baru, Manajer
Description: Operasional akan mendaftarkan pemasok
Actors: Manajer Operasional

Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Pemasok harus ada
Postconditions: Pemasok terdaftar
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
pendataan pemasok halaman pendataan
pemasok
2.a Manajer Operasional 2.a.1 Menyimpan
memasukkan data pemasok
pemasok dan 2.a.2 Menampilkan id
mengklik tombol pemasok
simpan
3.a Manajer 3.a.1 Menampilkan data
Operasionalmencari pemasok
pemasok dan
mengklik tombol
lihat
4.a Manajer 4.a.1 Menampilkan data
Operasionalmencari pemasok
barang dan mengklik
tombol ubah
146

4.b Manajer Operasional 4.b.1 Menyimpan


memasukkan data pemasok
pemasok dan
mengklik tombol
simpan
5.a Manajer Operasional 5.a.1 Menghapus
mencari pemasok dan pemasok
mengklik tombol
hapus
Exception -
conditions:

Tabel 4.6 Use Case Description Mendaftarkan Pengguna

Use case name: Mendaftarkan pengguna.


Scenario: Mendaftarkan pengguna.
Triggering Adanya pengguna baru
Event:
Brief Ketika ada pengguna baru, Direktur akan
Description: mendaftarkannya ke sistem.
Actors: Direktur
Related use -
cases:
Stakeholders: -
Preconditions: Pengguna harus ada
Postconditions: Pengguna terdaftar.
Flow of Actor System
activities: 1. Direktur membuka 1.1 Sistem menampilkan
halaman pendataan halaman pendataan
pengguna pengguna
2.a Direktur memasukkan 2.a.1 Menyimpan
data pengguna dan pengguna
mengklik tombol
simpan
147

3.a Direktur mencari 3.a.1 Menampilkan data


pengguna dan pengguna
mengklik tombol
ubah
3.b Direktur memasukkan 3.b.1 Menyimpan
data pengguna dan pengguna
mengklik tombol 3.b.2 Menampilkan id
simpan pengguna
4.a Direktur mencari 4.a.1 Menghapus
pengguna dan pengguna
mengklik tombol
hapus
5.a Direktur mencari 5.a.1 Menampilkan pop
pengguna dan up Akses Menu
mengklik tombol
akses
5.b Direktur memasukkan 5.b.1 Menyimpan akses
akses menu dan menu pengguna
mengklik tombol
simpan
Exception -
conditions:

Tabel 4.7 Use Case Description Mengecek Stok Barang

Use case name: Mengecek stok barang.


Scenario: Mengecek stok barang.
Triggering Pelanggan ingin memesan barang.
Event:
Brief Staf Penjualan melakukan pengecekan stok barang
Description: untuk mengetahui stok barang yang masih tersisa.
Actors: Staf Penjualan.
Related use -
cases:
148

Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Barang terdaftar di sistem.
Postconditions: Stok barang diketahui.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Penjualan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman mengecek
mengecek stok barang stok barang
2. Staf Penjualan 1.2 Menampilkan id
mencari barang barang, nama barang,
berdasarkan nama satuan, dan stok
barang atau id barang berdasarkan
pencarian.
Exception -
conditions:

Tabel 4.8 Use Case Description Membuat Faktur Penjualan Tunai

Use case name: Membuat Faktur Penjualan Tunai.


Scenario: Membuat Faktur Penjualan Tunai.
Triggering Pelanggan membeli barang dan melakukan
Event: pembayaran secara langsung.
Brief Pelanggan melakukan pemesanan melalui telepon atau
Description: mendatangi langsung dan Staf Penjualan membuat
Faktur Penjualan Tunai
Actors: Staf Penjualan.
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan, Manajer Operasional
Preconditions: Harus ada barang yang ingin dipesan.
Postconditions: Data pesanan tersimpan.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Penjualan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Faktur
149

Faktur Penjualan Penjualan Tunai,


Tunai nggal faktur,
pengguna, dan Daftar
Faktur Penjualan
Tunai.
2.a Staf Penjualan 2.a.1 Menampilkan id
memilih tanggal, toko, nama toko,
penyerahan, dan dan alamat
mengisi nama
pembeli atau memilih
toko, serta mengisi
metode pembayaran
2.b Staf Penjualan 2.b.1 Menampilkan pop
mengklik pilih barang up Pilih Barang
2.c Memilih barang yang 2.c.1 Menampung barang
ingin dipesan dan jumlah yang
ingin dipesan
2.d Staf Penjualan selesai 2.d.1 Menutup pop up
memilih barang Pilih Barang
dengan mengklik OK 2.d.2 Menampilkan harga
barang dan total
2.e Staf Penjualan 2.e.1 Mengecek stok.
mengedit jumlah yang 2.e.2 Menyimpan data
diterima, memilih Faktur Penjualan
metode pembayaran, Tunai dan
memasukkan data pembayaran
pembayaran, dan 2.e.3 Mengupdate stok
mengklik cetak. penjualan dan stok
gudang
2.e.4 Menampilkan id
Faktur
2.e.5 Mencetak Faktur
Penjualan Tunai
150

3.a Staf Penjualan 3.a.1 Menampilkan data


mencari Faktur Faktur Penjualan
Penjualan Tunai dan Tunai
mengklik tombol
lihat.
4.a Staf Penjualan 4.a.1 Membatalkan
mencari Faktur Faktur Penjualan
Penjualan Tunai dan Tunai
mengkliktombol 4.a.2 Meng-update stok
batal. penjualan
Exception 2.e.1 Jika stok tidak tersedia, pelanggan dapat
conditions: memesan barang lain atau tidak jadi memesan

Tabel 4.9 Use Case Description Membuat Faktur Penjualan Kredit

Use case name: Membuat Faktur Penjualan Kredit.


Scenario: Membuat Faktur Penjualan Kredit.
Triggering Pelanggan membeli barang secara kredit.
Event:
Brief Pelanggan melakukan pemesanan dengan mendatangu
Description: langsung dan Staf Penjualan membuat Faktur
Penjualan Kredit
Actors: Staf Penjualan.
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan, Staf Keuangan, Manajer Keuangan,
Manajer Operasional
Preconditions: Harus ada barang yang ingin dipesan.
Pelanggan terdaftar
Pelanggan mempunyai limit kredit
Postconditions: Data pesanan tersimpan.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Penjualan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Faktur
151

Faktur Penjualan Penjualan Kredit,


Kredit tanggal faktur,
pengguna, dan Daftar
Faktur Penjualan
Kredit
2.a Staf Penjualan 2.a.1 Menampilkan id
memasukkan tanggal toko, nama toko,
dan memilih toko alamat, kategori
toko, limit kredit,
tempo, kredit saat
ini, sisa kuota
kredit, dan tanggal
jatuh tempo
2.b Staf Penjualan 2.b.1 Menampilkan pop
mengklik pilih barang up Pilih Barang
2.c Memilih barang yang 2.c.1 Menampung barang
ingin dipesan dan jumlah yang
ingin dipesan
2.d Staf Penjualan selesai 2.d.1 Menutup pop up
memilih barang 2.d.2 Menampilkan harga
dengan mengklik OK barang dan total
2.e Staf Penjualan 2.e.1 Mengecek stok.
mengedit jumlah yang 2.e.2 Mengecek kredit
diterimadan mengklik 2.e.3 Menyimpan data
cetak. Faktur Penjualan
Kredit
2.e.4 Mengupdate stok
penjualan dan stok
gudang
2.e.5 Menampilkan id
Faktur Penjualan
2.e.6 Mencetak Faktur
Penjualan Kredit
152

3.a Staf Penjualan 3.a.1 Menampilkan data


mencari Faktur Faktur Penjualan
Penjualan Kredit dan Kredit
mengklik tombol
lihat.
4.a Staf Penjualan 4.a.1 Membatalkan
mencari Faktur Faktur Penjualan
Penjualan Kredit dan Kredit
mengklik tombol 4.a.2 Mengupdate stok
batal. penjualan
Exception 2.e.1 Jika stok tidak tersedia, pelanggan dapat
conditions: memesan barang lain atau tidak jadi memesan
2.e.2 Jika kuota kredit tidak mencukupi, sistem akan
menampilkan pesan sisa kredit tidak
mencukupi. Pelanggan pun dapat mengurangi
pesanan, melakukan pembayaran secara
langsung, atau tidak jadi memesan.

Tabel 4.10 Use Case Description Mengecek Kredit Toko

Use case name: Mengecek kredit toko


Scenario: Mengecek detail kredit toko
Triggering Pelanggan ingin mengetahui jumlah kredit atau sisa
Event: kuota kredit yang dimiliki.
Brief Ketika ada pelanggan yang ingin mengetahui jumlah
Description: kredit atau sisa kuota kreditnya karena tidak dapat
melakukan pemesanan secara kredit, maka Staf
Penjualan akan mengecek kredit toko.
Actors: Staf Penjualan
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Toko harus terdaftar.
Postconditions: Pelanggan mengetahui jumlah kredit dan sisa kuota
153

kredit yang dimiliki.


Flow of Actor System
activities: 1. Staf Penjualan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Cek Kredit
Cek Kredit Toko Toko
2.a Staf Penjualan 2.a.1 Menampilkan pop
mengklik Pilih Toko up Pilih Toko
2.b Staf Penjualan 2.b.1 Menutup pop up
memilih toko Pilih Toko
2.b.2 Menampilkan detail
kredit toko
2.c Staf Penjualan 2.c.1 Menampilkan detail
memilih faktur faktur
Exception -
conditions:

Tabel 4.11 Use Case Description Melihat Rekomendasi Kategori Toko

Use case name: Melihat rekomendasi kategori toko

Scenario: Melihat rekomenadsi kategori toko


Triggering Manajer Keuangan ingin mengetahui rekomendasi
Event: kategori toko.
Brief Manajer Keuangan ingin mengetahui rekomendasi
Description: perpindahaan kategori toko dan membuka halaman
rekomendasi kategori toko.
Actors: Manajer Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan, Staf Penjualan
Preconditions: Toko harus terdaftar.
Kategori toko harus terdaftar.
Postconditions: Manajer Keuangan mendapatkan rekomendasi
perpindahan kategori toko
154

Flow of Actor System


activities: 1. Manajer Keuangan 1.1 Menampilkan
membuka halaman halaman
rekomendasi kategori rekomendasi kategori
toko. toko
2. Manajer Keuangan 2.1 Menampilkan
memasukkan periode rekomendasi kategori
dan jumlah histori toko
bulan.
Exception -
conditions:

Tabel 4.12 Use Case Description Membuat Surat Barang Keluar

Use case name: Membuat Surat Barang Keluar


Scenario: Membuat Surat Barang Keluar
Triggering Adanya pengeluaran barang dari gudang.
Event:
Brief Ketika ada pesanan dari pelanggan dan barang
Description: dikeluarkan dari gudang, maka Staf Gudang akan
mengeluarkan barang dari gudang dan Kepala Gudang
akan mencatat pengeluaran barang ini.
Actors: Kepala Gudang
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan
Preconditions: Harus ada Faktur Penjualan Tunai atau Kredit
Harus ada barang yang ingin dikeluarkan dari gudang.
Postconditions: Surat Barang Keluar tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Surat
Surat Barang Keluar Barang Keluar, daftar
faktur, tanggal,
155

pengguna, dan Daftar


Surat Barang Keluar.
2.a Kepala 2.a.1 Menampilkan
Gudangmemilih rincian Faktur atau
Faktur atau Surat Surat Retur
Retur
2.b Kepala Gudang 2.b.1 Menyimpan Surat
memasukkan jumlah Barang Keluar
barang yang keluar, 2.b.2 Meng-update stok
ekspedisi, penerima, gudang
dan mengklik tombol 2.b.3 Menampilkan id
cetak. Surat Barang
Keluar
3.a Kepala Gudang 3.a.1 Menampilkan data
mencari Surat Barang Surat Barang
Keluar dan mengklik Keluar
tombol lihat.
4.a Staf Penjualan 4.a.1 Membatalkan Surat
mencari Surat Barang Barang Keluar
Keluar dan mengklik 4.a.2 Meng-update stok
tombol batal. gudang
Exception -
conditions:

Tabel 4.13 Use Case Description Membuat Surat Jalan

Use case name: Membuat Surat Jalan


Scenario: Membuat Surat Jalan
Triggering Staf Gudang mengeluarkan barang untuk dikirimkan
Event: ke pelanggan atau ekspedisi.
Brief Ketika ada pesanan yang perlu dikeluarkan barangnya,
Description: Staf Gudang akan mengeluarkan barang untuk
dikirimkan ke pelanggan atau ekspedisi dan Kepala
Gudang akan membuat Surat Jalan.
156

Actors: Kepala Gudang


Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Harus ada Faktur Penjualan atau Surat Retur
Barang harus dikirimkan ke pelanggan atau ekspedisi
Postconditions: Surat Jalan tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Surat Jalan,
Surat Jalan tanggal, pengguna,
Daftar Surat Barang
Keluar, dan Daftar
Surat Jalan.
2.a Kepala Gudang 2.a.1 Menampilkan data
mengklik Buat SJ Surat Barang
pada daftar Surat Keluar
Barang Keluar yang
ingin dibuatkan surat
jalannya
2.b Kelapa Gudang 2.b.1 Menyimpan Surat
mengklik cetak Jalan
2.b.2 Meng-update stok
gudang
2.b.3 Menampilkan id
Surat Jalan
2.b.4 Mencetak Surat
Jalan
3.a Kepala Gudang 3.a.1 Menampilkan data
mencari Surat Jalan Surat Jalan
dan mengklik tombol
lihat.
4.a Kepala Gudang 4.a.1 Menampilkan data
157

mencari Surat Jalan Surat Jalan


dan mengklik tombol
ubah
4.b Kepala Gudang 4.b.1 Meng-update Surat
memasukkan Jalan
penerima atau nomor
Berita Acara
Penerimaan Barang
dan mengklik simpan
5.a Kepala Gudang 5.a.1 Membatalkan Surat
mencari Surat Jalan Jalan
dan mengklik tombol
batal
Exception -
conditions:

Tabel 4.14 Use Case Description Membuat Surat Retur

Use case name: Membuat Surat Retur


Scenario: Membuat Surat Retur
Triggering Adanya pengembalian barang dari pelanggan
Event:
Brief Ketika ada pengembalian (retur) barang dari
Description: pelanggan, maka Kepala Gudang akan membuat Surat
Retur.
Actors: Kepala Gudang
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Harus ada Surat Jalan
Barang harus dikirimkan ke pelanggan atau ekspedisi
Postconditions: Surat Retur tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem
158

membuka halaman menampilkan


Surat Retur halaman Surat
Retur, tanggal,
pengguna, dan
Daftar Surat Retur
2.a Kepala Gudang 2.a.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Surat Jalan
dan mengklik Pilih
Surat Jalan
2.b Staf Penjualan 2.b.1 Menutup pop up
memilih Surat Jalan Pilih Surat Jalan
2.b.2 Menampilkan data
Surat Retur
2.c Kepala Gudang 2.c.1 Menyimpan Surat
memasukkan jumlah Retur
retur dan mengklik 2.c.2 Meng-update stok
tombol cetak gudang.
2.c.3 Menampilkan id
Surat Retur
2.c.4 Mencetak Srat
Retur
3.a Kepala Gudang 3.a.1 Menampilkan data
mencari Surat Retur Surat Retur
dan mengklik tombol
lihat.
4.a Kepala Gudang 4.a.1 Membatalkan Surat
mencari Surat Retur Retur
dan mengklik tombol 4.a.2 Meng-update stok
batal. gudang
Exception -
conditions:
159

Tabel 4.15 Use Case Description Membuat Invoice

Use case name: Membuat Invoice


Scenario: Membuat Invoice
Triggering Adanya Faktur Penjualan Kredit yang jatuh tempo
Event:
Brief Ketika ada Faktur Penjualan Kredit yang jatuh tempo,
Description: Staf Keuangan akan membuat Invoice
Actors: Staf Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Harus ada Faktur Penjualan Kredit yang jatuh tempo
Postconditions: Invoice tersimpan.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halamanInvoice,
Invoice Daftar Faktur
Penjualan Kredit
yang jatuh tempo,
tanggal, pengguna,
dan Daftar Invoice
2.a Staf Keuangan 2.a.1 Menampilkan
mengklik Buat rincian Faktur
Invoice pada Faktur Penjualan Kredit
Penjualan Kredit 2.a.2 Menghitung total
yang ingin dibuatkan
Invoice-nya.
2.b Staf Keuangan 2.b.1 Mencetak Invoice
mengklik tombol
cetak
Exception -
conditions:
160

Tabel 4.16 Use Case Description Membuat Bukti Pembayaran Penjualan

Use case Membuat Bukti Pembayaran Penjualan


name:
Scenario: Membuat Bukti Pembayaran Penjualan
Triggering Pelanggan melakukan pembayaran atas Faktur Penjualan
Event: Kredit
Brief Ketika pelanggan melakukan pembayaran atas Faktur
Description: Penjualan Kredit, Staf Keuangan akan membuat Bukti
Pembayaran Faktur Penjualan Kredit
Actors: Staf Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Pelanggan.
Preconditions: Harus ada Faktur Penjualan Kredit yang jatuh tempo
Postconditions: Invoice tersimpan.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halamanBukti
Bukti Pembayaran Pembayaran Penjualan,
Penjualan Daftar Invoice, tanggal,
pengguna, dan Daftar
Bukti Pembayaran
Penjualan
2.a Staf Keuangan memilih 2.a.1 Menampilkan rincian
Faktur yang ingin Faktur dan total yang
dibuatkan Bukti sudah dibayar
Pembayaran
Penjualannya.
2.b Staf Keuangan 2.b.1 Menyimpan Bukti
memasukkan tanggal, Pembayaran
total, dan metode Penjualan
pembayaran, lalu 2.b.2 Menampilkan id
mengklik tombol cetak Bukti Pembayaran
161

Penjualan
2.b.3 Mencetak Bukti
Pembayaran
Penjualan
2.c Staf Keuangan 2.c.1 Menyimpan Bukti
memasukkan total dan Pembayaran Faktur
metode pembayaran, Penjualan Kredit
lalu mengklik tombol 2.c.2 Mencetak Bukti
cetak Pembayaran Faktur
Penjualan Kredit
3.a Staf Keuangan mencari 3.a.1 Menampilkan data
Bukti Pembayaran Bukti Pembayaran
Penjualan dan mengklik Penjualan
tombol lihat.
4.a Staf Keuangan mencari 4.a.1 Membatalkan Bukti
Bukti Pembayaran Pembayaran Faktur
Faktur Penjualan Kredit Penjualan Kredit
dan mengklik tombol
batal.
Exception -
conditions:

Tabel 4.17 Use Case Description Mencatat Pencairan Cek

Use case name: Mengupdate status cek

Scenario: Mengupdate status cek


Triggering Ada cek yang jatuh tempo
Event:
Brief Ketika ada cek yang jatuh tempo, Manajer Keuangan
Description: akan mencairkan cek dan meng-update status cek
Actors: Manajer Keuangan
Related use -
cases:
162

Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada cek yang dicairkan
Postconditions: Penciran cek tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halamanDaftar Cek
Daftar Cek
2. Mencari cek 2.1 Menampilkan daftar
berdasarkan tanggal cek berdasarkan
jatuh tempo atau pencarian
nomor cek
3. Manajer Keuangan 3.1 Meng-update Bukti
memasukkan tanggal Pembayaran
pencairan dan Penjualan
mengklik input
pencairan
Exception -
conditions:

Tabel 4.18 Use Case Description Membuat Tanda Terima Pengembalian


Pembayaran

Use case name: Membuat Tanda Terima Pengembalian Pembayaran


Scenario: Membuat Tanda Terima Pengembalian Pembayaran
Triggering Pelanggan melakukan retur barang atas Faktur
Event: Penjualan Tunai dan tidak ada pengiriman barang baru
Brief Ketika pelanggan melakukan retur barang atas Faktur
Description: Penjualan Tunai dan tidak ada pengiriman barang
baru, Staf Keuangan akan membuat Tanda Terima
Pengembalian Pembayaran
Actors: Staf Keuangan
Related use -
cases:
163

Stakeholders: Pelanggan, Manajer Keuangan


Preconditions: Harus ada Surat Retur

Postconditions: Tanda Terima Pengembalian Pembayaran tersimpan.


Flow of Actor System
activities: 1. Staf Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halamanTanda
Tanda Terima Terima
Pengembalian Pengembalian
Pembayaran Pembayaran, tanggal,
pengguna, dan Daftar
Tanda Terima
Pengembalian
Pembayaran
2.a Staf Keuangan 2.a.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Surat Retur
dan mengklik Pilih
Surat Retur
2.b Staf Keuangan 2.b.1 Menutup pop up
memilih Surat Retur Pilih Surat Retur
2.b.2 Menampilkan data
Surat Retur
2.c Staf Keuangan 2.c.1 Menyimpan Tanda
memasukkan metode Terima
pembayaran, lalu Pengembalian
mengklik tombol Pembayaran
cetak 2.c.2 Menampilkan id
Tanda Terima
Pengembalian
Pembayaran
2.c.3 Mencetak Tanda
Terima
Pengembalian
164

Pembayaran
3.a Staf Keuangan 3.a.1 Menampilkan data
mencari Tanda Tanda Terima
Terima Pengembalian Pengembalian
Pembayaran dan Pembayaran
mengklik tombol
lihat.
4.a Staf Keuangan 4.a.1 Membatalkan
mencari Tanda Tanda Terima
Terima Pengembalian Pengembalian
Pembayaran dan Pembayaran
mengklik tombol
batal.
Exception -
conditions:

Tabel 4.19 Use Case Description Mencatat Stock Opname

Use case name: Mencatat stock opname


Scenario: Mencatat stock opname
Triggering Dilakukannya stock opname setiap akhir bulan
Event:
Brief Setiap akhir bulan Staf Gudang akan menyesuaikan
Description: stok dengan dengan stok yang tercatat dalam sistem
dan Kepala Gudang akan mencatat hasilnya.
Actors: Kepala Gudang
Related use -
cases:
Stakeholders: Staf Penjualan, Manajer Operasional
Preconditions: Harus ada barang.
Postconditions: Catatan Stock Opname tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
165

Stock Opname halaman Stock


Opname, tanggal,
pengguna, dan
Daftar Stock
Opname
2.a Kepala Gudang 2.a.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Barang
dan mengklik Pilih
Barang
2.b Kepala Gudang 2.b.1 Menutup pop up
memilih barang Pilih Barang
2.b.2 Menampilkan data
barang
2.c Kepala Gudang 2.c.1 Menampung barang
memasukkan jumlah yang dipilih beserta
dan alasan, lalu kuantitas dan
mengklik tambah alasannya
2.d Mengklik tombol 2.d.1 Menyimpan Stock
simpan Opname
2.d.2 Menampilkan id
Stock Opname
3.a Manajer Keuangan 3.a.1 Menampilkan data
mencari Stock Stock Opname
Opname dan
mengklik tombol
lihat.
4.a Manajer Keuangan 4.a.1 Membatalkan Stock
mencari Stock Opname
Opname dan
mengklik tombol
batal.
Exception -
conditions:
166

Tabel 4.20 Use Case Description Menghitung Permintaan dan Persediaan

Use case name: Menghitung permintaan dan persediaan


Scenario: Menghitung permintaan dan persediaan
Triggering Setiap akhir bulan, Manajer Operasional melakukan
Event: peramalan permintaan dan menghitung titik
pemesanan kembali serta berapa kuantitasnya.
Brief Manajer Operasional melakukan peramalan
Description: permintaan untuk mendapatkan rekomendasi
pemesanan barang selama satu bulan.
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada data penjualan yang dibutuhkan
Postconditions: Hasil peramalan permintaan dan persediaan tersimpan.
Flow of Actor System
activities: 1. Staf Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halamanPeramalan
Peramalan Permintaan dan
Permintaan dan Persediaan
Persediaan
2. Manajer Operasional 2.1 Membuka pop up
mengklik Pilih Pilih Barang
Barang
3. Manajer Operasional 3.1 Menutup pop up
memilih barang Pilih Barang
3.2 Menampilkan detail
barang
4. Manajer Operasional 4.1 Menghitung
memasukkan jumlah peramalan
bulan terakhir dan 4.2 Menampilkan hasil
jumlah bulan peramalan
peramalan serta
167

mengklik hitung
peramalan
5. Manajer Operasional 5.1 Menghitung
memilih hasil persediaan
peramalan, 5.2 Menampilkan hasil
memasukkan data perhitungan
untuk menghitung persediaan
persediaan, dan
mengklik Hitung
Persediaan
6. Manajer Operasional 6.1 Menyimpan hasil
mengklik simpan peramalan
permintaan dan
perhitungan
persediaan
6.2 Menampilkan id
EOQ
Exception -
conditions:

Tabel 4.21 Use Case Description Melihat Rekomendasi Pemesanan Barang

Use case name: Melihat rekomendasi pemesanan barang


Scenario: Melihat rekomendasi pemesanan barang
Triggering Manajer Operasional ingin mengetahui rekomendasi
Event: pemesanan barang yang sebaiknya dilakukan.
Brief Manajer Operasional ingin megnetahui rekomendasi
Description: pemesanan barang dan membuka halaman
rekomendasi pemesanan barang.
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Pemasok
Preconditions: Harus ada hasil peramalan permintaan dan perhitungan
168

persediaan
Harus ada data persediaan
Postconditions: Manajer Operasional mengetahui rekomendasi
pemesanan barang.

Flow of Actor System


activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman
Rekomendasi Rekomendasi
Pemesanan Barang Pemesanan Barang
2. Manajer Operasional 2.2 Menampilkan
memilih periode dan rekomendasi
mengklik tombol cari pemesanan barang.
Exception -
conditions:

Tabel 4.22 Use Case Description Membuat Faktur Pembelian

Use case name: Membuat Faktur Pembelian.


Scenario: Membuat Faktur Pembelian
Triggering Adanya pembelian barang berdasarkan rekomendasi
Event: pemesanan barang atau tidak berdasarkan rekomendasi
pemesanan barang.
Brief Manajer Operasional melakukan pembelian barang
Description: berdasarkan rekomendasi pemesanan barang atau tidak
berdasarkan rekomendasi pemesanan barang.
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Manajer Keuangan
Preconditions: Barang yang ingin dipesan terdaftar
Postconditions: Faktur Pembelian tersimpan
Flow of Actor System
169

activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem menampilkan


membuka halaman halaman Faktur
Faktur Pembelian Pembelian, tanggal,
pengguna, dan Daftar
Faktur Pembelian
2.a Manajer Operasional 2.a.1 Menampilkan pop
mengklik Pilih up Pilih Pemasok
Pemasok
2.b Manajer Operasional 2.b.1 Menutup pop up
memilih pemasok Pilih Pemasok dan
menampilkan detail
pemasok
2.c Manajer Operasional 2.c.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Barang
dan mengklik Pilih
Barang
2.d Manajer Operasional 2.d.1. Menampung
memilih barang yang barang dan jumlah
ingin dibeli yang ingin dipesan
2.e Manajer Operasional 2.e.1. Menutup pop up
selesai memilih Pilih Barang dan
barang dengan menampilan detail
mengklik OK barang
2.f Manajer Operasional 2.f.1. Menyimpan Faktur
mengklik simpan Pembelian
2.f.2. Menampilkan id
Faktur Pembelian
3.a Manajer Operasional 3.a.1 Menampilkan data
mencari Faktur Faktur Pembelian
Pembelian dan
mengklik tombol
lihat.
4.a Manajer Operasional 4.a.1 Membatalkan
170

mencari Faktur Faktur Pembelian


Pembelian dan
mengklik tombol
batal.
Exception 2.e.3 Jika stok tidak tersedia, pelanggan dapat
conditions: memesan barang lain atau tidak jadi memesan
2.e.4 Jika kuota kredit tidak mencukupi, sistem akan
menampilkan pesan sisa kredit tidak
mencukupi. Pelanggan pun dapat mengurangi
pesanan, melakukan pembayaran secara
langsung, atau tidak jadi memesan.

Tabel 4.23 Use Case Description Membuat Surat Barang Masuk

Use case name: Membuat Surat Barang Masuk


Scenario: Membuat Surat Barang Masuk
Triggering Adanya barang yang masuk atas pemesanan yang
Event: dilakukan kepada pemasok
Brief Ketika ada barang yang masuk ke gudang karena
Description: pemesanan kepada pemasok, Kepala Gudang akan
membuat Surat Barang Masuk.
Actors: Kepala Gudang
Related use -
cases:
Stakeholders: Staf Penjualan, Manajer Operasional, Manajer
Keuangan
Preconditions: Harus ada Faktur Pembelian
Postconditions: Surat Barang Masuk tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
Surat Barang Masuk halaman Surat
Barang Masuk,
tanggal, pengguna,
171

dan Daftar Surat


Barang Masuk
2.a Kepala Gudang 2.a.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Faktur
dan mengklik Pilih Pembelian
Faktur Pembelian
2.b Kepala Gudang 2.b.1 Menutup pop
memilih Faktur upPilih Faktur
Pembelian Pembelian dan
menampilkan data
Faktur Pembelian
2.c Kepala Gudang 2.c.1 Menyimpan Surat
memasukkan nomor Barang Masuk
Surat Jalan Pemasok, 2.c.2 Meng-update stok
nomor Berita Acara gudang dan stok
Penyerahan Barang, penjualan.
dan jumlah barang 2.c.3 Menampilkan id
yang diterima, lalu Surat Barang
mengklik simpan Masuk
3.a Kepala Gudang 3.a.1 Menampilkan data
mencari Surat Barang Surat Barang
Masuk dan mengklik Masuk
tombol lihat.
4.b Kepala Gudang 4.a.1 Membatalkan Surat
mencari Surat Barang Barang Masuk
Masuk dan mengklik
tombol batal.
Exception -
conditions:
172

Tabel 4.24 Use Case Description Mencatat Pembayaran Pembelian

Use case name: Mencatat pembayaran pembelian


Scenario: Mencatat pembayaran pembelian
Triggering Adanya pembayaran kepada pemasok atas pembelian
Event: yang dilakukan
Brief Ketika ada tagihan dari pemasok, Manajer Keuangan
Description: akan melakukan pembayaran kepada pemasok dan
akan mencatat pembayaran pembelian
Actors: Manajer Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada Faktur Pembelian
Postconditions: Pembayaran pembelian tersimpan
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Keuangan 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman Pembayaran
Pembayaran Pembelian, tanggal,
Pembelian pengguna, dan Daftar
Surat Barang Masuk
2.a Manajer Keuangan 2.a.1 Menampilkan pop
memasukkan tanggal up Pilih Faktur
dan mengklik Pilih Pembelian
Faktur Pembelian
2.b Manajer Keuangan 2.b.1 Menutup pop up
memilih Faktur Pilih Faktur
Pembelian Pembelian
2.b.2 Menampilkan data
Faktur Pembelian
2.c Manajer Keuangan 2.c.1 Menghitung total
memasukkan harga
barang
2.d Manajer Keuangan 2.d.1 Menyimpan
173

mengklik simpan Pembayaran


Pembelian
2.d.2 Menampilkan id
Bukti Pembayaran
Pembelian
3.a Manajer Keuangan 3.a.1 Menampilkan data
mencari Pembayaran Pembayaran
Pembelian dan Pembelian
mengklik tombol
lihat.
4.a Manajer Keuangan 4.a.1 Membatalkan
mencari Pembayaran Pembayaran
Pembelian dan Pembelian
mengklik tombol
batal.
Exception -
conditions:

Tabel 4.25 Use Case Description Membuat Laporan Penjualan

Use case name: Membuat laporan penjualan


Scenario: Membuat laporan penjualan
Triggering Akhir bulan
Event:
Brief Setiap akhir bulan, Manajer Operasional akan
Description: membuat Laporan Penjualan
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada data penjualan
Postconditions: Laporan penjualan terbuat
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem
174

membuka halaman menampilkan


laporan penjualan halaman laporan
penjualan
2.a Manajer Operasional 2.a.1 Menampilkan
memilih laporan total laporan total
penjualan, penjualan
memasukkan tanggal,
dan mengklik
tampilkan
2.b Manajer 2.b.1 Mencetak laporan
Operasionalmengklik total penjualan
cetak
3.a Manajer 3.a.1 Menampilkan
Operasionalmemilih laporan penjualan
laporan penjualan per per toko
toko, memasukkan
tanggal, dan mengklik
tampilkan
3.b Manajer Operasional 3.b.1 Mencetak laporan
mengklik cetak penjualan per toko
4.a Manajer Operasional 4.a.1 Menampilkan
memilih laporan laporan penjualan
penjualan per barang, per barang
memasukkan tanggal,
dan mengklik
tampilkan
4.b Manajer Operasional 4.b.1 Mencetak laporan
mengklik cetak penjualan per
barang
Exception -
conditions:
175

Tabel 4.26 Use Case Description Membuat Laporan Perubahan Harga

Use case name: Membuat laporan perubahan harga


Scenario: Membuat laporan perubaahn harga
Triggering Manajer Operasional atau Direktur ingin mengetahui
Event: histori perubahan harga barang
Brief Manajer Operasional atau Direktur ingin mengetahui
Description: history perubahan harga barang
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada barang
Postconditions: Laporan perubahan harga terbuat
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem
membuka halaman menampilkan
laporan peruabahan halaman laporan
harga perubahan harga
2. Manajer Operasional 2.1 Menampilkan
memasukkan laporan perubahan
kategori, tanggal harga
awal, dan tanggal
akhir
3. Mencetak laporan 3.1 Mencatak laporan
perubahan harga perubahan harga
Exception -
conditions:
176

Tabel 4.27 Use Case Description Membuat Laporan Pembelian

Use case name: Membuat laporan pembelian


Scenario: Membuat laporan pembelian
Triggering Akhir bulan
Event:
Brief Setiap akhir bulan, Manajer Operasional akan
Description: membuat Laporan Pembelian
Actors: Manajer Operasional
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada data pembelian
Postconditions: Laporan pembelian terbuat
Flow of Actor System
activities: 1. Manajer Operasional 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman laporan
laporan penjualan penjualan
2.a Manajer Operasional 2.a.1 Menampilkan
memilih laporan laporan
totalpembelian, totalpembelian
memasukkan tanggal,
dan mengklik
tampilkan
2.b Manajer 2.b.1 Mencetak laporan
Operasionalmengklik totalpembelian
cetak 3.a.1 Menampilkan
3.a Manajer laporan pembelian
Operasionalmemilih per barang
laporan penjualan per
barang, memasukkan
tanggal, dan mengklik
tampilkan
3.b Manajer Operasional 3.b.1 Mencetak laporan
177

mengklik cetak pembelian per


barang
Exception -
conditions:

Tabel 4.28 Use Case Description Membuat Laporan Posisi Stok

Use case name: Membuat laporan posisi stok


Scenario: Membuat laporan posisi stok
Triggering Akhir bulan
Event:
Brief Setiap akhir bulan, Kepala Gudang akan membuat
Description: laporan posisi stok
Actors: Kepala Gudang
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur, Manajer Operasional
Preconditions: Harus ada data barang masuk
Harus ada data barang keluar
Postconditions: Laporan posisi stok terbuat
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman laporan
laporan posisi stok posisi stok
2. Kepala Gudang 2.1 Menampilkan
memasukkan tanggal laporan posisi stok
dan mengklik tombol
tampilkan
3. Kepala Gudang 3.1 Mencetak laporan
mengklik tombol posisi stok
cetak
Exception -
conditions:
178

Tabel 4.29 Use Case Description Membuat Laporan Kredit Pelanggan

Use case name: Membuat laporan kredit pelanggan


Scenario: Membuat laporan kredit pelanggan
Triggering Akhir bulan
Event:
Brief Setiap akhir bulan, Manajer Keuangan akan membuat
Description: laporan kredit pelanggan
Actors: Manajer Keuangan
Related use -
cases:
Stakeholders: Direktur
Preconditions: Harus ada data kredit pelanggan
Postconditions: Laporan kredit pelanggan terbuat
Flow of Actor System
activities: 1. Kepala Gudang 1.1 Sistem menampilkan
membuka halaman halaman laporan
laporan posisi stok posisi stok
2.a Manajer 2.a.1 Menampilkan
Keuanganmemilih laporan semua
laporan semua kredit kredit pelanggan
pelanggan dan
mengklik tampilkan
2.b Manajer 2.b.1 Mencetak laporan
Keuanganmengklik semua kredit
cetak pelanggan
3.a Manajer Keuangan 3.a.1 Menampilkan
memilih laporan laporan kredit
kredit pelanggan yang pelanggan yang
jatuh tempo dan jatuh tempo
mengklik tampilkan
3.b Manajer Keuangan 3.b.1 Mencetak laporan
mengklik cetak kredit pelanggan
mengklik cetak yang jatuh tempo.
179

Exception -
conditions:

4.4 Domain Class Diagram


Berikut ini adalah domain class diagram untuk sistem informasi yang
dirancang:
180

Gambar 4.6 Domain Class Diagram


181

4.5 Multilayer Design Sequence Diagram

Gambar 4.7 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Cabang


182

Gambar 4.8 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Kategori Toko


183

Gambar 4.9 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Toko


184

Gambar 4.10 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Barang


185

Gambar 4.11 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Pemasok


Gambar 4.12 Multilayer Design Sequence Diagram Mendaftarkan Pengguna
186
187

Gambar 4.13 Multilayer Design Sequence Diagram Mengecek Stok Barang


188

Gambar 4.14 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur Penjualan Tunai
189

Gambar 4.15 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur Penjualan Kredit
190

Gambar 4.16 Multilayer Design Sequence Diagram Mengecek Kredit Toko


191

Gambar 4.17 Multilayer Design Sequence Diagram Melihat Rekomendasi Kategori Toko
192

Gambar 4.18 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Barang Keluar
Gambar 4.19 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Jalan
193
194

Gambar 4.20 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Retur


195

Gambar 4.21 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Invoice


Gambar 4.22 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Bukti Pembayaran Penjualan
196
197

Gambar 4.23 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Tanda Terima Pengembalian Pembayaran
198

Gambar 4.24 Multilayer Design Sequence Diagram Mencatat Pencairan Cek


199

Gambar 4.25 Multilayer Design Sequence Diagram Mencatat Stock Opname


200

Gambar 4.26 Multilayer Design Sequence Diagram Menghitung Permintaan dan Persediaan
201

Gambar 4.27 Multilayer Design Sequence Diagram Melihat Rekomendasi Pemesanan Barang
202

Gambar 4.28 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Faktur Pembelian


203

Gambar 4.29 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Surat Barang Masuk
204

Gambar 4.30 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Bukti Pembayaran Pembelian
205

Gambar 4.31 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Penjualan


206

Gambar 4.32 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Pembelian


207

Gambar 4.33 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Perubahan Harga
208

Gambar 4.34 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Posisi Stok
209

Gambar 4.35 Multilayer Design Sequence Diagram Membuat Laporan Kredit Pelanggan
210

4.6 Updated Design Class Diagram


Berikut ini adalah updated class diagram dari sistem yang akan dibangun:

Gambar 4.36 Updated Design Class Diagram


211

4.7 User Interface


Perancangan user interface pada sistem yang dibangun memiliki pola yang
mirip satu sama lain. Kemiripan ini terlihat dalam hal pesan sukses, pesan gagal,
konfirmasi penghapusan, tombol lihat, dan tombol ubah. Agar pembahasan menjadi
lebih singkat dan padat, maka diberikan satu contoh rancangan user interface untuk
menjelaskan kelima hal tersebut sehingga tidak perlu dibahas pada setiap rancangan
user interface.
Untuk setiap user interface berikut ini, jika pendataan atau transaksi sudah
berhasil disimpan, maka akan muncul pesan sukses beserta id pendataan atau id
transaksi. Jika pendataan atau transaksi gagal disimpan, maka akan muncul pesan
gagal. Berikut ini contoh pesan sukses dan gagal pada halaman pendataan kategori
toko.

Gambar 4.37 Contoh Pesan Sukses


212

Gambar 4.38 Contoh Pesan Gagal

Ketika diklik tombol lihat, maka rincian data master atau transaksi
akan ditampilkan pada field-field pendataan dalam kondisi disabled sehingga
tidak dapat diubah. Berikut ini adalah contoh tampilan ketika diklik tombol
lihat pada halaman pendataan kategori toko.
213

Gambar 4.39 Halaman Melihat Rincian Kategori Toko

Ketika diklik tombol ubah, maka rincian data master atau transaksi
akan ditampilkan pada field-field pendataan dalam kondisi enabled sehingga
dapat diubah. Berikut ini adalah contoh tampilkan ketika diklik tombol ubah
pada halaman pendataan kategori toko.
214

Gambar 4.40 Halaman Mengubah Rincian Pendataan

Adapun untuk setiap penghapusan data master atau pembatalan data


transaksi, akan selalu diikuti dengan munculnya pop up konfirmasi
penghapusan atau pembatalan untuk memastikan tidak ada data master
maupun transaksi yang terhapus atau terbatalkan secara tidak sengaja.
Penghapusan pun hanya dapat dilakukan untuk data master yang tidak pernah
215

terpakai dalam transaksi. Berikut ini adalah contoh pop up konfirmasi


penghapusan pada halaman pendataan kategori toko:

Gambar 4.41 Contoh Pop Up Konfirmasi Penghapusan

Pada beberapa user interface, terdapat fitur pencarian yang


kebanyakan dapat dilakukan berdasarkan id, nama, maupun tanggal. Jika
pencarian dipilih berdasarkan id atau nama, maka user dapat memasukkan
kata kunci pada text field yang disediakan. Jika pencarian dilakukan
berdasarkan tanggal, maka text field akan disembunyikan dan digantikan
216

dengan datepicker seperti yang terlihat pada gambar yang menampilkan


halaman pendataan toko di bawah ini:

Gambar 4.42 Halaman Pendataan Toko

Secara umum, tombol simpan digunakan untuk menyimpan data,


tombol cetak digunakan untuk menyimpan sekaligus mencetak dokumen,
sedangkan tombol reset digunakan untuk mengosongkan kembali semua field
217

serta mengembalikan semua pilihan ke nilai default-nya. Selain itu, terdapat


pula pagination untuk membagi data yang ditampilkan menjadi beberapa
halaman. Setiap page akan menampilkan sepuluh data ke bawah.

4.7.1 Halaman Login

Untuk masuk ke dalam aplikasi, user harus memasukkan nama akun,


kata kunci, dan memilih cabang. Jika user gagal masuk, maka akan muncul
pesan gagal masuk. Sedangkan, jika user berhasil masuk, maka akan muncul
rincian masuk user, tanggal, tombol keluar, dan menu-menu sesuai hak akses
user. Apabila user tidak ingat dengan kata sandinya, maka kata sandi dapat
diatur ulang melalui menu pendataan pengguna.

Gambar 4.43 Halaman Login


218

Gambar 4.44 Gagal Login

4.7.2 Halaman Beranda

Berikut ini adalah tampilan halaman Beranda. User akan diarahkan ke


halaman ini ketika user berhasil masuk.

Gambar 4.45 Halaman Beranda


219

4.7.3 Halaman Pendataan Cabang

Untuk mendatakan cabang, user harus memasukkan nama cabang,


alamat, kota, telepon, dan fax. Pengisian telepon dan fax dibagi menjadi kode
area dan nomor telepon atau fax. Halaman ini juga menampilkan daftar
cabang.

Gambar 4.46 Halaman Pendataan Cabang


220

4.7.4 Halaman Pendataan Kategori Toko

Untuk mendatakan kategori toko, user harus memasukkan nama


kategori, persyaratan minimal transaksi dan ketepatan waktu pembayaran,
limit kredit, tempo, dan penyamaan kategori harga. Textfield minimal
transaksi, ketepatan waktu bayar, limit kredit, dan tempo harus diisi dengan
angka. Ketepatan waktu bayar hanya dapat diisi dari angka 0 sampai 100.
Halaman pendataan kategori toko juga menampilkan daftar kategori toko.

Gambar 4.47 Halaman Pendataan Kategori Toko


221

4.7.5 Halaman Pendataan Toko

Untuk mendatakan toko, user harus memasukkan tanggal daftar, nama


toko, pemilik toko, telepon toko, alamat toko, alamat antar, dan kategori toko.
Ketika user memilih kategori toko, maka label limit kredit dan tempo akan
terganti sesuai dengan kategori toko yang dipilih. Textfield hp dan telepon
toko harus diisi dengan angka. Pengisian telepon toko dibagi menjadi kode
area dan nomor telepon toko. Halaman ini juga menampilkan daftar toko
yang diurutkan secara descending berdasarkan tanggal daftar dan memiliki
fitur pencarian berdasarkan nama toko, kategori toko, dan id toko.

Gambar 4.48 Halaman Pendataan Toko


222

4.7.6 Halaman Pendataan Barang

Untuk mendatakan barang, user harus memasukkan nama barang,


satuan, deskripsi, memilih pemasok, dan memasukkan rincian harga serta
tanggal berlakunya. Ketika user mengklik tombol Pilih Pemasok, maka akan
muncul pop up Pilih Pemasok. Setelah user memilih pemasok, maka label id
Pemasok dan Nama Pemasok akan terganti menjadi id dan nama pemasok
terpilih. Halaman ini juga menampilkan daftar barang dan memiliki fitur
pencarian berdasarkan nama barang dan id barang.

Gambar 4.49 Halaman Pendataan Barang


223

Gambar 4.50 Halaman Pendataan Barang dengan Pop Up Pilih Pemasok


224

4.7.7 Halaman Pendataan Pemasok

Untuk mendatakan pemasok, user harus memasukkan nama pemasok,


PIC, alamat pemasok, dan telepon pemasok. Textfield hp dan telepon
pemasok harus diisi dengan angka. Pengisian telepon pemasok dibagi
menjadi kode area dan nomor telepon. Halaman pendataan pemasok juga
menampilkan daftar pemasok yang sudah terdaftar dan memiliki fitur
pencarian berdasarkan nama pemasok atau id pemasok.

Gambar 4.51 Halaman Pendataan Pemasok


225

4.7.8 Halaman Pendataan Pengguna

Untuk mendatakan pengguna, user harus memasukkan nama lengkap,


nama akun, bagian, posisi, kata sandi, konfirmasi kata sandi, dan status.
Nama akun yang didaftarkan tidak boleh sama dengan nama akun yang sudah
terdaftar. Halaman ini juga menampilkan daftar pengguna dan memiliki fitur
pencarian berdasarkan bagian, posisi, nama lengkap, dan nama akun.
Pengguna yang sudah tidak berhak menggunakan sistem, misalnya karena
sudah tidak bekerja di PO Duta Bangunan, dapat dinon-aktifkan.

Gambar 4.52 Halaman Pendataan Pengguna


226

Jika diklik tombol akses, maka akan muncul pop up akses menu di
mana akses user dapat diatur.

Gambar 4.53 Halaman Pendataan Pengguna dengan Pop Up Akses Menu


227

4.7.9 Halaman Cek Stok Barang

Untuk melihat stok barang, pelanggan dapat melakukan pencarian


berdasarkan nama barang atau id barang.

Gambar 4.54 Halaman Cek Stok Barang


228

4.7.10 Halaman Faktur Penjualan Tunai

Untuk membuat Faktur Penjualan Tunai, user harus memasukkan


tanggal, penyerahan barang, rincian barang, dan metode pembayaran. Apabila
penyerahan barangnya diantar, maka user harus mengisi nama pembeli dan
alamat antar atau memilih toko. Jika user memilih toko, maka sistem akan
menampilkan id toko, nama toko, dan alamat antar. User pun dapat
mengubah alamat antar jika diperlukan. Jika pengiriman memerlukan
ekspedisi, maka user dapat memilih ekspedisi yang diinginkan, sedangkan
jika tidak memerlukan ekspedisi, user dapat memberikan tanda centang pada
checkbox yang disediakan dan droplist ekspedisi akan menjadi disabled.
Berikut ini adalah tampilan halaman Faktur Penjualan Tunai:

Gambar 4.55 Halaman Faktur Penjualan Tunai


229

Gambar 4.56 Halaman Faktur Penjualan Tunai dengan Pop Up Pilih Toko
230

Adapun metode pembayaran yang disediakan adalah tunai, transfer


bank, dan cek. Jika user memilih transfer bank, maka user harus mengisi
bank, nomor rekening, dan pemilik rekening. Untuk metode pembayaran cek,
user harus mengisi bank, nomor cek, dan tanggal jatuh tempo cek. Untuk
memasukkan rincian barang yang dipesan, user dapat mengklik tombol pilih
barang dan pop up Pilih Barang akan muncul. User dapat mencari barang
berdasarkan nama atau id barang, lalu memilih barang dan mengisi jumlah
barang yang dipesan. Setelah selesai memilih barang, user dapat mengklik
tombol OK sehingga pop up pilih barang akan ditutup dan sistem akan
menghitung total yang harus dibayarkan. Field diterima sejumlah pun
otomatis terisi sesuai jumlah barang yang dipesan, namun user dapat
mengubahnya apabila diperlukan. Halaman ini juga menampilkan daftar
Faktur Penjualan Tunai yang diurutkan secara descending berdasarkan
tanggal faktur dan memiliki fitur pencarian berdasarkan tanggal faktur, id
faktur, dan nama toko atau pembeli. Berikut ini adalah tampilan halaman
Faktur Penjualan Tunai dengan pop up pilih barang.
231

Gambar 4.57 Halaman Faktur Penjualan Tunai dengan Pop Up Pilih Barang
232

4.7.11 Halaman Faktur Penjualan Kredit

Untuk membuat Faktur Penjualan Kredit, user harus memasukkan


tanggal, toko, penyerahan barang, rincian barang, dan metode pembayaran.
Setelah memilih toko, sistem akan menampilkan id toko, nama toko, alamat
antar, kategori toko, limit kredit, tempo, kredit saat ini, sisa kuota kredit, dan
tanggal jatuh tempo. User dapat mengubah alamat antar jika diperlukan. Jika
pengiriman memerlukan ekspedisi, maka user dapat memilih ekspedisi yang
diinginkan, sedangkan jika tidak memerlukan ekspedisi, user dapat
memberikan tanda centang pada checkbox yang disediakan dan droplist
ekspedisi akan menjadi disabled. Berikut ini adalah tampilan halaman Faktur
Penjualan Kredit:

Gambar 4.58 Halaman Faktur Penjualan Kredit


233

Gambar 4.59 Halaman Faktur Penjualan Kredit dengan Pop Up Pilih Toko
234

Untuk memasukkan rincian barang yang dipesan, user dapat mengklik


tombol pilih barang dan pop up Pilih Barang akan muncul. User dapat
mencari barang berdasarkan nama atau id barang, lalu memilih barang dan
mengisi jumlah barang yang dipesan. Setelah selesai memilih barang, user
dapat mengklik tombol OK sehingga pop up pilih barang akan ditutup dan
sistem akan menghitung total yang harus dibayarkan. Field diterima sejumlah
pun otomatis terisi sesuai jumlah Berikut ini adalah tampilan halaman Faktur
Penjualan Kredit dengan pop up pilih barang:

Gambar 4.60 Halaman Faktur Penjualan Kredit dengan Pop Up Pilih Barang
235

Apabila ketika disimpan, total melebihi sisa kuota kredit pelanggan,


maka akan muncul pesan seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.61 Halaman Kuota Kredit Tidak Mencukupi

Halaman ini juga menampilkan daftar Faktur Penjualan Kredit yang


diurutkan secara descending berdasarkan tanggal faktur.
236

4.7.12 Halaman Cek Kredit Toko

Pada halaman cek kredit toko, pertama-tama user harus memilih toko.
Setelah memilih toko maka semua rincian kredit akan ditampilkan.

Gambar 4.62 Halaman Cek Kredit Toko


237

Gambar 4.63 Halaman Cek Kredit Toko dengan Pop Up Pilih Toko
238

4.7.13 Halaman Rekomendasi Kategori Kredit Toko

Pada halaman ini, dapat dilihat rekomendasi perpindahan kategori


kredit toko per periode. User pun dapat memmilih ingin melakukan penilaian
untuk berapa bulan terakhir.

Gambar 4.64 Halaman Rekomendasi Kategori Kredit Toko


239

4.7.14 Halaman Surat Barang Keluar

Pada halaman Surat Barang Keluar, ditampilkan daftar pesanan yang


harus diproses baik pesanan yang barangnya perlu diantar maupun pesanan
yang barangnya diambil oleh pelanggan sendiri. Pada daftar pesanan ini pun
dapat dilakukan pencarian berdasarkan nama pembeli atau toko, tanggal
faktur, dan id faktur.

Gambar 4.65 Halaman Surat Barang Keluar


240

Untuk membuat Surat Barang Keluar , user harus memilih faktur atau
surat retur mana yang akan dibuatkan Surat Barang Keluar-nya. Setelah
memilih faktur atau surat retur, maka rincian faktur atau surat retur akan
ditampilkan pada field-field Surat Barang Keluar. User dapat mengubah
ekspedisi jika diperlukan. Jika pesanan diambil langsung oleh pelanggan, user
dapat langsung mengisi text field penerima. Halaman ini juga menampilkan
daftar Surat Barang Keluar yang diurutkan secara descending berdasarkan
tanggal Surat Barang Keluar dan memmiliki fitur pencarian berdasarkan
nama pembeli atau toko, id faktur atau Surat Retur, tanggal Surat Barang
Keluar, dan id Surat Barang Keluar.

4.7.15 Halaman Surat Jalan

Pada halaman Surat Jalan, ditampilkan daftar Surat Barang Keluar


yang perlu dikirimkan barangnya yang diurutkan secara descending
berdasarkan tanggal Surat Barang Keluar. User dapat melakukan pencarian
berdasarkan nama pembeli atau toko, id faktur, id Surat Barang Keluar,
tanggal Surat Barang Keluar. Setelah memilih Surat Barang Keluar, maka
rincian Surat Barang Keluar akan ditampilkan pada field-field Surat Jalan.
Halaman ini juga menampilkan daftar Surat Jalan yang diurutkan secara
descending berdasarkan tanggal Surat Jalan dan memiliki fitur pencarian
berdasarkan nama pembeli atau toko, tanggal Surat Jalan, dan id Surat Jalan.
Setelah pelanggan menerima barang, Surat Jalan dapat di-update dengan
memasukkan id Berita Acara Penerimaan Barang (jika ada) dan penerima
melalui halaman ini. Berikut ini adalah tampilan halaman Surat Jalan:
241

Gambar 4.66 Halaman Surat Jalan


242

4.7.16 Halaman Surat Retur

Untuk membuat Surat Retur, user perlu memasukkan tanggal,


memilih Surat Jalan, dan memasukkan jumlah yang diretur. Setelah memilih
Surat Jalan, maka sistem akan menampilkan rincian dari Surat Jalan tersebut.
Halaman ini juga menampilkan daftar Surat Retur yang diurutkan secara
descending berdasarkan tanggal Surat Retur dan memiliki fitur pencarian
berdasarkan tanggal dan id Surat Retur.

Gambar 4.67 Halaman Surat Retur


243

Gambar 4.68 Halaman Surat Retur dengan Pop Up Pilih Surat Jalan
244

4.7.17 Halaman Invoice

Halaman ini digunakan untuk mencetak Invoice berdasarkan data dari


Faktur Penjualan Kredit dan Bukti Pembayaran yang sudah pernah ada.

Gambar 4.69 Halaman Invoice


245

4.7.18 Halaman Bukti Pembayaran Penjualan

Pada halaman Bukti Pembayaran Penjualan, ditampilkan daftar Faktur


Penjualan Kredit yang diurutkan berdasarkan tanggal pembuatannya secara
descending. Setelah user memilih Faktur Penjualan Kredit, maka rincian
Faktur Penjualan Kredit akan ditampilkan pada bagian Bukti Pembayaran
Penjualan. User pun dapat memasukkan total bayar yang jumlahnya tidak
boleh lebih besar dari total yang harus dibayar, memilih metode bayar, dan
mengisi field-field yang harus diisi terkait metode pembayaran yang dipilih.
Halaman ini juga menampilkan daftar Bukti Pembayaran Penjualan yang
diurutkan berdasarkan ID Faktur dan tanggal pembayaran secara descending
serta memiliki fitur pencarian berdasarkan nama toko, tanggal bayar, dan id
Faktur Penjualan Kredit.

Gambar 4.70 Halaman Bukti Pembayaran


246

4.7.19 Halaman Daftar Cek

Pada halaman Daftar Cek, user dapat mencatat pencairan cek dengan
measukkan tanggal pencairan. User juga dapat melakukan pencairan cek
berdasarkan nomor cek, bank, dan tanggal jatuh tempo cek.

Gambar 4.71 Halaman Daftar Cek


247

4.7.20 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran

Untuk mencatat Tanda Terima Pengembalian Pembayaran, user perlu


memasukkan Surat Retur dan sistem akan menampilkan total yang harus
dikembalikan kepada pelanggan. Halaman ini juga menampilkan Daftar
Tanda Terima Pengembalian Pembayaran yang diurutkan secara descending
berdasarkan tanggal serta memiliki fitur pencarian berdasarkan nama toko,
tanggal tanda terima, dan id tanda terima.

Gambar 4.72 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran


248

Gambar 4.73 Halaman Tanda Terima Pengembalian Pembayaran dengan Pop


Up Pilih Surat Retur
249

4.7.21 Halaman Stock Opname

Pada halaman Stock Opname, user perlu memilih barang terlebih


dahulu, mengisi jumlahnya, dan menambahkannya ke dalam catatan Stock
Opname. Halaman ini juga menampilkan daftar Stock Opname yang
diurutkan secara descending berdasarkan tanggal serta memiliki fitur
pencarian berdasarkan tanggal Stock Opname.

Gambar 4.74 Halaman Stock Opname


250

4.7.22 Halaman Peramalan Permintaan dan Persediaan

Untuk melakukan peramalan permintaan dan persediaan, user perlu


memilih barang dan memasukkan berapa jumlah bulan data terakhir yang
ingin digunakan dalam peramalan dan hasil peramalan berapa bulan ke depan
yang ingin ditampilkan. Setelah hasil peramalan diperoleh, user dapat
memilih hasil peramalan mana yang akan dimasukkan ke dalam persediaan.
User pun harus memasukkan biaya pemesanan, biaya penyimpanan, unit cost,
waktu tunggu, dan hari kerja dalam satu bulan. Setelah mendapatkan hasil
persediaan, user dapat mengklik tombol simpan untuk menyimpan hasil
peramalan permintaan dan persediaan.

Gambar 4.75 Halaman Peramalan Permintaan dan Persediaan


251

4.7.23 Halaman Rekomendasi Pemesanan Barang

Pada halaman ini, dapat dilihat rekomendasi pemesanan barang


berdasarkan perhitungan peramalan permintaan dan persediaan yang telah
dilakukan. Adapun rekomendasi pemesanan barangnya dapat dilihat per
periode.

Gambar 4.76 Halaman Rekomendasi Pemesanan Barang


252

4.7.24 Halaman Faktur Pembelian

Untuk mencatat pembelian, user pelu memasukkan tanggal dan


rincian barang yang ingin dipesan. Sistem akan otomatis membuat Faktur
Pembelian per pemasok. Halaman ini juga menampilkan daftar faktur
pembelian yang diurutkan secara descending berdasarkan tanggal faktur
pembelian. Selain itu, juga terdapat fitur pencarian berdasarkan nama
pemasok, tanggal faktur, dan id faktur.

Gambar 4.77 Halaman Faktur Pembelian


253

Gambar 4.78 Halaman Faktur Pembelian dengan Pop Up Pilih Barang


254

4.7.25 Halaman Surat Barang Masuk

Untuk mencatat barang masuk, user pelu memasukkan tanggal,


rincian barang yang masuk, nomor Surat Jalan Pemasok, dan nomor Berita
Acata Penyerahan Barang (jika ada). Halaman ini juga menampilkan daftar
Surat Barang Masuk yang diurutkan secara descending berdasarkan tanggal
barang masuk. Selain itu, terdapat pula fitur pencarian berdasarkan nama
pemasok, tanggal barang masuk, dan id barang masuk.

Gambar 4.79 Halaman Surat Barang Masuk


255

Gambar 4.80 Halaman Surat Barang Masuk dengan Pop Up Pilih Faktur
Pembelian
256

4.7.26 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian

Pada halaman Bukti Pembayaran Pembelian, userharus memilih


Faktur Pembelian, memasukkan tanggal, rincian barang yang akan
dibayarkan, dan nomor Invoice pemasok (jika ada). Halaman ini juga
menampilkan daftar Bukti Pembayaran Pembelian secara descending
berdasarkan tanggal Bukti Pembayaran Pembelian serta memiliki fitur
pencarian berdasarkan nama pemasok, tanggal, dan id Bukti Pembayaran
Pembelian.

Gambar 4.81 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian


257

Gambar 4.82 Halaman Bukti Pembayaran Pembelian dengan Pop Up Pilih


Faktur Pembelian
258

4.7.27 Halaman Laporan Penjualan

Laporan Penjualan terdiri atas Laporan Total Penjualan, Laporan


Penjualan per Barang, dan Laporan Penjualan per Toko, Untuk Laporan Total
Penjualan, akan diurutkan bedasarkan tanggal transaksi, sedangkan untuk
Laporan Penjualan per Barang dan Laporan Penjualan per Toko diurutkan
dari jumlah yang tertinggi hingga terendah. Berikut ini adalah tampilan dari
masing-masing laporan:

Gambar 4.83 Halaman Laporan Penjualan per Barang


259

Gambar 4.84 Halaman Laporan Penjualan per Toko


260

4.7.28 Halaman Laporan Perubahan Harga

Laporan Perubahan Harga diurutkan berdasarkan nama produk dan


tanggal berlaku secara ascending. Berikut ini adalah tampilan halaman
Laporan Perubahan Harga:

Gambar 4.85 Halaman Laporan Perubahan Harga


261

4.7.29 Halaman Laporan Pembelian

Laporan Pembelian terdiri atas Laporan Total Pembelian dan Laporan


Pembelian per Barang. Untuk Laporan Total Pembelian akan diurutkan
berdasarkan tanggal transaksi, sedangkan Laporan Pembelian per Barang dan
per Toko diurutkan dari jumlah yang tertinggi hingga terendah. Berikut ini
adalah tampilan halaman masing-masing Laporan Pembelian.

Gambar 4.86 Halaman Laporan Pembelian


262

Gambar 4.87 Halaman Laporan Pembelian per Barang


263

4.7.30 Halaman Laporan Posisi Stok

Berikut ini adalah tampilan halaman Laporan Posisi Stok

Gambar 4.88 Halaman Laporan Posisi Stok

4.7.31 Halaman Laporan Kredit Pelanggan

Laporan Kredit Pelanggan dapat dipilih untuk ditampilkan semua atau


yang jatuh tempo saja.

Gambar 4.89 Halaman Laporan Kredit Pelanggan


264

4.8 Menu Tree

Berikut ini adalah struktur menu dari sistem informasi pembelian,


pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta Bangunan:

Sistem
Informasi PO
Duta Bangunan

Pendataan Penjualan Keuangan Pembelian Gudang Laporan

Faktur Faktur Surat Barang Laporan


Kategori Invoice
Penjualan Tunai Pembelian Masuk penjualan

Faktur Bukti Peramalan


Surat Barang Laporan
Toko Penjualan Pembayaran Permintaan dan
Keluar Pembelian
Kredit Penjualan Perssediaan

Bukti Rekomendasi
Cek Stok Laporan Posisi
Barang Pembayaran Pemesanan Surat Jalan
Barang Stok
Pembelian Barang

Tanda Terima
Laporan Kredit
Pemasok Pengembalian Surat Retur
Toko
Pembayaran

Laporan
Cek Kredit
Pengguna Stock Opname Perubahan
Toko
Harga

Cabang Daftar Cek

Rekomendasi
Kategori Toko

Gambar 4.90 Menu Tree

4.9 Entity Relationship Diagram

Berikut ini adalah Entity Relationship Diagram (ERD) dari sistem informasi
yang akan dibangun:
265

Gambar 4.91 Entity Relationship Diagram


266

Gambar 4.91 merupakan struktur database dari sistem informasi yang akan
dibangun. Masing-masing entitas tersebut memiliki tabel histori yang digunakan
untuk menampung data-data lama. Record yang ingin di-update akan dimasukkan ke
tabel histori terlebih dahulu sebelum di-update.

4.10 Format Print Out Dokumen

4.10.1 Faktur Penjualan Tunai

Berikut ini adalah format print out Faktur Penjualan Tunai:

Gambar 4.92 Faktur Penjualan Tunai


267

4.10.2 Faktur Penjualan Kredit

Berikut ini adalah format print out Faktur Penjualan Kredit:

Gambar 4.93 Faktur Penjualan Kredit

4.10.3 Surat Keluar Barang

Berikut ini adalah format print out Surat Keluar Barang:

Gambar 4.94 Surat Keluar Barang


268

4.10.4 Surat Jalan

Berikut ini adalah format print out Surat Jalan:

Gambar 4.95 Surat Jalan

4.10.5 Bukti Pembayaran Penjualan

Berikut ini adalah format print out Bukti Pembayaran Penjualan:

Gambar 4.96 Bukti Pembayaran Penjualan


269

4.10.6 Tanda Terima Pengembalian Pembayaran

Berikut ini adalah format print outTanda Terima Pengembalian


Pembayaran:

Gambar 4.97 Tanda Terima Pengembalian Pembayaran

4.10.7 Surat Retur

Berikut ini adalah format print out Surat Retur:

Gambar 4.98 Surat Retur


270

4.10.8 Invoice

Berikut ini adalah format print out Invoice

Gambar 4.99 Invoice

4.10.9 Faktur Pembelian

Berikut ini adalah format print out Faktur Pembelian

Gambar 4.100 Faktur Pembelian


271

4.10.10 Laporan Total Penjualan

Berikut ini adalah format print outLaporan Total Penjualan:

Gambar 4.101 Laporan Total Penjualan


272

4.10.11 Laporan Penjualan per Toko

Berikut ini adalah format print out Laporan Penjualan per Toko:

Gambar 4.102 Laporan Penjualan per Toko


273

4.10.12 Laporan Penjualan per Barang

Berikut ini adalah format print outLaporan Penjualan per Barang

Gambar 4.103 Laporan Penjualan per Barang


274

4.10.13 Laporan Perubahan Harga

Berikut ini adalah format print out Laporan Perubahan Harga:

Gambar 4.104 Laporan Perubahan Harga


275

4.10.14 Laporan Total Pembelian

Berikut ini adalah format print out Laporan Total Pembelian:

Gambar 4.105 Laporan Total Pembelian


276

4.10.15 Laporan Pembelian per Barang

Berikut ini adalah format print outLaporan Pembelian per Barang:

Gambar 4.106 Laporan Pembelian per Barang


277

4.10.16 Laporan Posisi Stok

Berikut ini adalah format print outLaporan Posisi Stok:

Gambar 4.107 Laporan Posisi Stok


278

4.10.17 Laporan Kredit Pelanggan

Berikut ini adalah format print outLaporan Kredit Pelanggan:

Gambar 4.108 Laporan Kredit Pelanggan


279

4.11 Gantt Chart


Berikut adalah gantt chart dari pengembangan sistem informasi pembelian, pengelolaan persediaan, dan penjualan pada PO Duta
Bangunan:

May 2015 Jun 2015 Jul 2015 Aug 2015 Sep 2015
ID Task Name Start Finish Duration
5/3 5/10 5/17 5/24 5/31 6/7 6/14 6/21 6/28 7/5 7/12 7/19 7/26 8/2 8/9 8/16 8/23 8/30 9/6 9/13

1 Wawancara 5/1/2015 5/6/2015 4d

2 Menentukan Kebutuhan Informasi 5/6/2015 5/8/2015 3d

3 Memodelkan Aktivitas User 5/8/2015 5/13/2015 4d

4 Merancang Use Case dam Gambarannya 5/13/2015 5/20/2015 6d

5 Merancang Kelas Program 5/20/2015 5/27/2015 6d

6 Merancang Database 5/27/2015 6/1/2015 4d

7 Mengidentifikasi input dan output sistem 6/1/2015 6/8/2015 6d

8 Merancang User Interface 6/8/2015 6/15/2015 6d

9 Membangun Database 6/15/2015 6/16/2015 2d

10 Membuat Kode Program 6/16/2015 8/31/2015 55d

11 Membuat Data Testing 8/31/2015 9/1/2015 2d

12 Melakukan Testing aplikasi 9/1/2015 9/4/2015 4d

13 User Acceptance Testing 9/4/2015 9/7/2015 2d

14 Perbaikan hasil testing 9/7/2015 9/15/2015 7d

15 Implementasi 9/15/2015 9/16/2015 2d

Gambar 4.109 Gantt Chart


280

4.12 Perencanaan Implementasi

4.12.1 Kebutuhan Hardware

Spesifikasi hardware yang direkomendasikan untuk menjalankan


sistem informasi yang dibangun adalah sebagai berikut:
1. Server
 Processor Intel Core i3 (3.6 Ghz)
 SDRAM 4GB
 Harddisk 500GB
 VGA Card 512MB
 Ethernet
2. Workstation
 Processor Intel Core 2 Duo (2.4 Ghz)
 SDRAM 2GB
 Harddisk 250GB

4.12.2 Kebutuhan Software

Berikut ini adalah software yang direkomendasikan untuk sistem yang


akan dibangun:
1. Database : MySQL 5.5.34
2. Web Server : XAMPP v1.7.0
3. Web Browser : Mozila Firefox
4. Operating System : Windows 7 Ultimate Edition
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses bisnis pada PO Duta Bangunan yang berkaitan dengan pembelian,
persediaan, dan penjualan masih memiliki beberapa masalah dan diperlukan
perumusan strategi untuk menyelesaikan maslaah tersebut
2. Dari hasil perumusan strategi dengan tiga tahapan kerangka kerja pada PO
Duta Bangunan (tahap masukan, tahap pencocokkan, dan tahap keputusan)
menghasilkan pilihan strategi yaitu membangun sistem informasi terintegrasi
untuk mendukung operasi internal perusahaan sebagai usaha untuk
meningkatkan kualitas layanan.
3. Berdasarkan hasil evaluasi sistem berjalan diketahui bahwa terdapat
beberapa pemasalahan yang dihadapi oleh PO Duta Bangunan terkait dengan
pembelian, persediaan, dan penjualan, antara lain: (a) Kurang optimalnya
tingkat persediaan; (b) Informasi persediaan tidak tersebar dengan baik; (c)
Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan yang tidak konsisten; (d)
Pencatatan yang dilakukan berulang-ulang; (e) Lamanya pemrosesan
pesanan yang memerlukan pengiriman; (f) Sulitnya meninjau piutang yang
telah jatuh tempo; dan (g) Sulitnya membuat laporan yang akurat terkait
pembelian, persediaan, dan penjualan.
4. Berdasarkan pengolahan data dan perhitungan yang dilakukan oleh penulis
mengenai peramalan permintaan produk A Plus Skim Coat dengan
menggunakan metode Naive, Moving Average, Weighted Moving Average,
Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend, dan Trend
Projection, maka dapat disimpulkan metode peramalan yang paling tepat
digunakan oleh PO Duta Bangunan dalam melakukan peramalan permintaan
adalah metode Trend Projection.
5. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan model persediaan yang
digunakan oleh penulis yaitu model EOQ, EOI, dan Min-Max, maka model
persediaan yang menghasilkan biaya total terkecil dari ketiga model
persediaan tersebut adalah model Economic Order Quantity (EOQ).

281
282

6. Berdasarkan hasil analisis strategi dan evaluasi sistem berjalan, maka


dirancanglah suatu sistem informasi yang dapat mengolah transaksi terkait
dengan pembelian, persediaan, dan penjualan. Berdasarkan olahan catatan
transaksi tersebut, dapat dilakukan peramalan permintaan dan perhitungan
persediaan sehingga dapat dihasilkan rekomendasi pemesanan barang oleh
sistem. Selain itu, dengan penggunaan sistem informasi yang dirancang,
dapat pula diketahui rekomendasi penempatan kategori toko berdasarkan
histori transaksinya. Dengan penggunaan sistem informasi ini, perusahaan
dapat mengetahui informasi-informasi seperti total penjualan, total
pembelian, posisi stok, maupun kredit pelanggan.

5.2 Saran

Saran yang diberikan atas penulisan skripsi ini adalah

1. Perlunya sosialisasi dan pelatihan terkait penggunaan sistem bagi para


karyawan PO Duta Bangunan

2. Pengembangan infrastrukur hardware dan software yang digunakan dalam


aplikasi sistem informasi pembelian, persediaan, dan penjualan dapat
disesuaikan dengan semakin bertambahnya jumlah transaksi,

3. Evaluasi sistem informasi dapat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan


sistem dari waktu ke waktu agar dapat dilakukan pengembangan ke arah
yang lebih baik sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan.

4. Perlu dilakukan backup data secara berkala untuk menghindari terjadinya


kehilangan data akibat hal-hal yang tidak dapat diperkirakan.
283

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2015). Kependudukan: Badan Pusat Statistik. Dipetik Maret
8, 2015, dari Situs Web Badan Pusat Statistik: http://sp2010.bps.go.id/
Baltzan, P. (2014). Business Driven Information Systems (4th ed.). New York:
McGraw-Hill.
BUMN. (11 Maret, 2015). Berita: Semen Indonesia. Retrieved from Situs Web
BUMN: http://bumn.go.id/semenindonesia/berita/0-Pasar-Konstruksi--
Bangunan-Tumbuh-Pesat-Buat-Investor-Terpukau
David, F. R. (2013). Strategic Management Concepts and Cases (14th ed.).
Florence: Pearson.
Hana, O. D. (2014, Januari 7). Bisnis Properti: Properti Bisnis. Dipetik Maret 8,
2015, dari Situs Web Propeti Bisnis:
http://properti.bisnis.com/read/20140107/107/196051/kebutuhan-rumah-
2013-melonjak-45-jadi-217-juta-unit
Haryanto. (2 April, 2012). Tips Memilih Jurusan Kuliah. Informasi.
Heizer, J., & Render, B. (2010). Operations Management. New Jersey: Pearson.
Kominfo. (2014). Kemkominfo: Pengguna Internet di Indonesia Capai 82 Juta.
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Jakarta:
kominfo.go.id.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing (14nd Edition ed.).
New Jersey: Pearson Education.
Latief, M. (2012, September 2). Properti: Kompas. Dipetik Maret 8, 2015, dari Situs
Web Kompas:
http://properti.kompas.com/index.php/read/2012/09/02/13444926/Permintaa
n.Bahan.Bangunan.Terus.Naik
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2014). Management Information Systems:
Managing the Digital Firm (13th ed.). Harlow: Pearson.
Marakas, G. M., & O'Brien, J. A. (2011). Management Information Systems (10th
ed.). New York: McGraw-Hill.
Marakas, G. M., & O'Brien, J. A. (2013). Introduction to Information Systems (10th
ed.). New York: McGraw-Hill.
Nickels, W. G., McHugh, J. M., & McHugh, S. M. (2009). Pengantar Bisnis:
Understanding Business (8th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
284

Nowduri, S. (2011). Management information systems and business decision


making: review, analysis, and recommendations. Journal of Management
and Marketing Research, 3-5. Dipetik March 14, 2015, dari
http://www.aabri.com/manuscripts/10736.pdf
Puksta, K., & Nedelea, A. (2012). Using Information Technologies to Raise the
Competitiveness of SMEs. The USV Annals of Economics and Public
Administration, XII(15), 74-83. Dipetik March 12, 2015, dari
http://www.seap.usv.ro/annals/ojs/index.php/annals/article/viewFile/458/488
Pule, S., Ofoyuru, K. A., & Mabonga, E. (2014, June). Information Systems
Managed Inventory and Organizational Performance: A Case Study of Joint
Medical Stores, Uganda. Researchjounali's Journal of Management, II(5),
10. Dipetik March 21, 2015, dari
https://www.academia.edu/8084396/Information_Systems_Managed_Invent
ory_And_Organizational_Performance_A_Case_Study_Of_Joint_Medical_S
tores_Uganda
Rainer Jr., R. K., Prince, B., & Cegielski, C. (2015). Introduction to Information
Systems (5th ed.). Hoboken: Wiley.
Robbins, S. P., DeCenzo, D. A., Coulter, M., & Anderson, I. (2013). Fundamentals
of Management (7th ed.). New Jersey: Pearson.
Sarjono, H., & Aryanto, R. (2014). Comparison of Optimal Calculation of
Inventories.
Satzinger, J. W., Jackson, R. B., & Burd, S. D. (2012). Systems Analysis and Design
in a Changing World (6th ed.). Boston: Joe Sabatino.
Zumar, D. (8 Desember, 2014). Bisnis Bahan Bangunan Makin Cemerlang, Siapa
Jadi Pemenang? Retrieved 12 Juni, 2015, from marsindonesia.com:
http://www.marsindonesia.com
L1

LAMPIRAN

Lampiran 1
HASIL WAWANCARA

Narasumber: Sammy Thomas – Direktur PO Duta Bangunan

Bagaimanakah sejarah berdirinya PO Duta Bangunan dan usaha apa yang


sebenarnya dijalankan selama ini?
PO Duta Bangunan mulai berdiri sejak tahun 1993. Ketika itu, kami menjual alat-alat
listrik, seperti saklar, kabel, dan steker, serta bahan-bahan bangunan, seperti semen,
seng, gagang pintu, kayu, besi, dan cat berbagai merek. Sampai tahun 2000, kami
terus-menerus melakukan pemangkasan jenis produk yang jumlah penjualannya
sedikit hingga akhirnya menjual produk bahan bangunan saja. Lalu, sekitar tahun
2002, kamu mulai memasukka produk merek A Plus ke dalam daftar produk kami
dan ternyata diterima oleh pelanggan dengan baik, tentunya dengan teknik distribusi
yang baik juga. Hingga saat ini, kami menjadi satu-satunya distributor produk
bermerek A Plus di Sulawesi Selatan dan Tengah serta mempunyai kurang lebih 200
pelanggan tetap untuk cabang Makassar.

Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh PO Duta Bangunan?


Untuk produk bermerek A Plus, kami menawarkan skim coat, cornice, casting,
gypsum, canal, hollow, metal, ring, dan sebagainya. Selain itu produk bermerek A
Plus, kami juga skrup gypsum, perban gypsum, powerset, lem fox, kuas, amplas, dan
berbagai merek cat.

Dari mana saja pemasok produk-produk yang ditawarkan oleh PO Duta


Bangunan?
Untuk produk bermerek A Plus, pemasok kami berlokasi di Jakarta, sedangkan untuk
pemasok produk lainnya berada di Makassar juga.
L2

Sebelumnya Bapak menyebutkan bahwa PO Duta Bangunan menjangkau


daerah Sulawesi Selatan dan Tengah. Ke mana saja PO Duta Bangunan telah
mendistribusikan produknya?
Kami sudah mendistribusikan produk ke berbagai kabupaten/kota, seperti Mamuju,
Soppeng, Selayar, Sinjai, Pare-pare, Sengkang, Pinrang, Palopo, Luwu, Soroako,
Bone, dan sebagainya.

Bagaimana PO Duta Bangunan dapat menjadi satu-satunya distributor di


Sulawesi Selatan dan Tengah?
Itu karena kami selalu berusaha membangun hubungan yang baik dengan pemasok A
Plus. Setiap tahun, saya selalu diundang rapat oleh pihak pabrik A Plus untuk
mendiskusikan penjualan tahunan. Mereka pun selalu menetapkan target tahunan
yang harus dicapai oleh perusahaan kami. Tentu saja targetnya naik setiap tahun, tapi
kami selalu berusaha untuk mencapainya dengan strategi khsusus, walaupun dengan
tingkat permintaan yang sebenarnya cukup fluktuatif. Dengan hubungan yang baik
inilah, pabrik A Plus sendiri bahkan membuka peluang kepada kami untuk
melakukan ekspansi. Setelah beberapa kali mendiskusikan dengan pihak pabrik,
akhirnya kami membuka cabang di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada pertengahan
tahun 2014 lalu.

Bagaimana PO Duta Bangunan mengirimkan barang kepada pelanggan di luar


kota?
Kami menggunakan jasa ekspedisi, yaitu Avi Cargo, JAL, dan Sanjaya.

Apakah PO Duta Bangunan hanya menjual barang secara grosir?


Tidak, kami juga melakukan penjualan secara eceran. Cuma memang untuk produk
A Plus, kebanyakan kami menjualnya kseara grosir ke pelanggan toko.

Lalu, apakah PO Duta Bangunan menerima retur barang?


Selama ini hampir tidak pernah ada retur barang. Kalaupun ada, hanya yang eceran
saja. Untuk penjualan grosir tidak pernah ada retur

Jika ada retur, bagaimana kebijakan yang ditetapkan perusahaan Bapak?


L3

Yang pasti kami tidak akan menerima retur barang yang transaksinya sudah berlalu
lebih dari tiga hari. Selain itu pengiriman barang ke tempat kami akan ditanggung
oleh pembeli sendiri.

Jika barang yang diretur sedang kosong stoknya dan tidak dapat dilakukan
pengiriman barang baru ke pelanggan, apakah Bapak menerima pengembalian
pembayaran?
Selama ini belum pernah terjadi seperti itu. Tapi seandainya terjadi, kami siap
mengembalikan pembayaran yang sudah dilakukan

Bagaimana Bapak menjaga agar distribusi produk Anda tetap lancar?


Menurut saya, kunci utama kami ada di penetapan kebijakan harga dan kredit. Kami
membedakan harga dan kebijakan kredit toko berdasarkan kategori toko tersebut.
Posisi kami adalah distributor sehingga kami harus membedakan harga antara
pelanggan toko dan pelanggan konsumen. Jika tidak demikian, maka rantai distribusi
kami tidak akan berjalan dengan baik.

Bagaimana Anda menerapkan strategi harga dan kebijakan kredit pelanggan?


Kami membedakan pelanggan menjadi empat kategori berdasrkan tingkat
pembeliannya dan ketepatan waktu pembayarannya, yaitu kategori A, B. C, dan D.
Kategori A mencakup pelanggan yang pengambilan barangnya rutin dan
pembayarannya tepat waktu. Kategori B mencakup pelanggan yang pengambilan
barangnya tidak rutin, namun pembayarannya tepat waktu. Kategori C mencakup
pelanggan yang pengambilannya rutin, namun pembayarannya tidak tepat waktu.
Kategori D mencakup pelanggan yang pengambilannya tidak rutin dan
pembayarannya tidak tepat waktu. Untuk saat ini, kebijakan kredit kami yaitu
Rp60.000.000,00 untuk kategori A, Rp100.000.000,00 untuk kategori B, dam
Rp30.000.000,00 untuk kategori C. Sedangkan, untuk Kategori D belum
diperbolehkan untuk memesan secara kredit. Adapun lama kredit yang diperbolehkan
untuk Kategori A adalah satu bulan, sedangkan untuk Kategori B dan C hanya
diperbolehkan selama dua minggu. Untuk kebijakan harga tergantung pada
produknya. Semakin tinggi kategori toko, semakin rendah harga jual barang pada
toko tersebut.
Apa harapan Anda terhadap PO Duta Bangunan di masa mendatang?
L4

Saya sangat berharap PO Duta Bangunan mampu berkembang dan melakukan


ekspansi sehingga dapat memegang banyak daerah di wilayah Indonesia Timur dan
Tengah untuk menawarkan produk A Plus mengingat saat ini distributor merek ini
masih sangat sedikit di daerah itu. Namun, hal ini cukup sulit kami lakukan karena
kegiatan operasional kami saja masih dilakukan secara manual. Beberapa pekerjaan
dalam perusahaan masih dicatat berulang-ulang. Semua data masih tersimpan dalam
bentuk dokumen fisik. Ditambah lagi pembukaan cabang menjadikan kami harus
bekerja ekstra melakukan pengelolaan di dua tempat.

Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam operasi internal PO Duta


Bangunan?
Karena variasi produk kami sangat banyak, pencatatan persediaan kami hanya
dilakukan untuk beberapa jenis produk saja yang sering keluar masuk. Akibatnya,
kami tidak punya catatan yang akurat untuk semua jenis barang sehingga terkadang
kami melakukan pembelian barang ketika stok benar-benar kosong. Selain itu,
terkadang kami melakukan pemesanan barang secara berlebihan sehingga stok
barang menumpuk di gudang dan tidak dapat menampung barang lain. Terkadang hal
ini terjadi pada produk bermerek A Plus yang disuplai dari Jakarta. Kami memesan
dalam jumlah besar produk-produk ini perlu satu minggu untuk tiba di gudang kami.
Apalagi untuk cabang Palu, perlu sekitar 3 minggu agar barang benar-benar tiba di
gudang. Dalam hal penjualan, kami kesulitan mengelola transaksi yang yang cukup
banyak. Karena pencatatan juga masih manual, kami sulit mengetahui produk mana
yang sebenarnya diminati dan seringkali kami hanya mengingat-ingat kembali kapan
produk dipesan dan kapan stoknya habis. Selain itu, kami juga punya masalah dalam
pengelolaan kebijakan harga dan kredit pelanggan.

Masalah apa yang dihadapi oleh PO Duta Bangunan dalam hal kebijakan
harga dan kredit pelanggan?
Masalahnya ada pada pelaksanaannya yang masih tidak konsisten karena
penilaiannya masih didasarkan pada penilaian intuitif. Terkadang pelanggan kami
komplainmengapa mereka dibebankan harga yang lebih mahal dibandingkan toko
lain. Dalam hal ini, kami tidak dapat melakukan pembelaan karena tidak ada kriteria
pemberian kredit yang pasti. Kalaupun kriterianya ada, tentu akan sangat sulit
diterapkan karena histori transaksi harus ditinjau satu per satu.
L5

Dalam sehari, kira-kira ada berapa jumlah transaksi yang terjadi?


Untuk cabang Makassar, dalam sehari kurang lebih ada sekitar 150 – 200 transaksi
per hari. Jumlah ini mencakup penjualan secara grosir maupun eceran.

Lalu metode pembayaran apa saja yang diterima oleh PO Duta Bangunan?
Dalam hal pembayaran, kami menerima pembayaran secara tunai, transfer bank, dan
cek.

Berkaitan dengan pembelian, bagaimana PO Duta Bangunan menentukan


waktu dan kuantitas pembelian barang?
Selama ini, pembelian barang hanya didasarkan pada penilaian intuitif apakah stok
barang masih mencukupi untuk beberapa hari ke depan, Tidak ada prosedur khusus
untuk menentukan waktu dan kuantitas pembelian barang.

Berkaitan dengan penjualan, produk apakah yang memiliki tingkat penjualan


tertinggi?
Tingkat penjualan tertinggi ada pada produk A Plus Skim Coat yang penjualannya
mencapai 60 kontainer (72.000 zak) per bulan untuk cabang Makassar. Penjualan
produk ini sendiri sudah mencakup 50% dari total penjualan di perusahaan kami.

Untuk produk tersebut, seberapa sering pemesanan barang dilakukan?


Tidak tentu. Manajer Operasional baru akan melakukan pemesanan barang apabila
stok dirasa tidak akan cukup lagi dalam waktu dekat. Tidak ada prosedur khusus
untuk menentukan kapan harus memesan barang.

Dengan masalah-masalah yang Bapak sebutkan sebelumnya, tindakan apa yang


Bapak lakukan untuk membantu mengatasi masalah tersebut?
Terkait masalah-masalah tadi, saya pernah mendikusikannya dengan Manajer
Operasional dan Keuangan dan mereka merekomendasikan pembangunan sistem
untuk pengelolaan dan pencatatan transaksi dan persediaan sehingga nantinya bisa
dihasilkan laporan yang akurat. Kebetulan mereka berdua merupakan lulusan sistem
informasi sehingga lebih paham dan aware terhadap teknologi. Hanya saja untuk saat
ini saya belum menemukan orang untuk mendiskusikannya lebih lanjut.
L6

Apabila saya merancang suatu sistem yang dapat Bapak gunakan untuk
membantu meramalkan permintaan dan menganalisis persediaan, serta
membantu mengelolan transaksi di perusahaan Bapak, apakah sistem tersebut
mau Bapak gunakan?
Tentu saja. Sistem seperti itu akan sangat membantu menyelesaikan pekerjaan di
perusahaan kami.

Menyetujui,

Sammy Thomas
L7

Lampiran 2
KUESIONER DAN PERHITUNGAN SWOT
PO DUTA BANGUNAN

Dosen Pembimbing: Brata Wibawa Djojo, S.E., M.M., M.Comm. dan Yohannes
Kurniawan, S.E., S.Kom., MMSI

Judul Skripsi:
Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web untuk Mendukung Pembelian,
Pengelolaan Persediaan, dan Penjualan pada PO Duta Bangunan

Kami mohon Bapak dapat mengisinya secara objektif dan benar karena hasil
kuesioner ini adalah untuk penelitian tugas akhir dengan tujuan ilmiah sehingga
diperlukan data yang valid dan akurat. Atas bantuan dan kerja samanya, kami
ucapkan terima kasih.

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal


Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 3 – 4
Peringkat 4 = Kekuatan besar bagi PO Duta Bangunan
Peringkat 3 = Kekuatan kecil bagi PO Duta Bangunan

Kekuatan/Strengths
Kekuatan Peringkat
S1 Memiliki pelanggan tetap. 4
S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A Plus di Sulawesi. 4
S3 Harga produk kompetitif. 3
S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang memahami teknologi 3
dengan baik.
S5 Menyediakan produk-produk unggulan yang berkualitas. 3

Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 1 – 2


Peringkat 1 = Kelemahan besar bagi PO Duta Bangunan
Peringkat 2 = Kelemahan kecil bagi PO Duta Bangunan
L8

Kelemahan/Weaknesses

Kelemahan Peringkat
W1 Penerapan kebijakan harga dan kredit pelanggan yang tidak
2
konsisten.
W2 Tidak memiliki sistem yang mendukung pengolahan transaksi. 2
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik. 2
W4 Kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 2
W5 Tingkat ketergantungan terhadap pemilik perusahaan tinggi 2

Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 1 – 4


Peringkat 1 = PO Duta Bangunan memberikan respon lemah
Peringkat 2 = PO Duta Bangunan memberikan respon rata-rata
Peringkat 3 = PO Duta Bangunan memberikan respon di atas rata-rata
Peringkat 4 = PO Duta Bangunan memberikan respon luar biasa

Peluang/Opportunities
Peluang Peringkat
O1 Teknologi informasi semakin canggih dan aplikatif. 1
O2 Belum banyak distributor merek A Plus di daerah Indonesia
4
Tengah dan Timur.
O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia bertumbuh pesat 2
O4 Jumlah penduduk terus meningkat. 2
O5 Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara berkala. 2
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok. 4
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di periode waktu
3
tertentu.
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya. 4

Ancaman/Threats
Ancaman Peringkat
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit tepat pada
3
waktunya.
T2 Perubahan musim mempengaruhi tingkat pembangunan. 1
T3 Penambahan distributor merek yang sama oleh pemasok. 3
T4 Bertambahnya pesaing dengan produk sejenis. 2
T5 Infrastruktur transportasi yang kurang memadai. 1
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam menjalankan
2
bisnis.
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu. 2
L9

Perhitungan Skala Internal dan Eksternal

Keterangan: Skala 1 = Sama pentingnya dibanding yang lain.


Skala 3 = Moderat pentingnya dibanding yang lain.
Skala 5 = Kuat pentingnya dibanding yang lain.
Skala 7 = Sangat kuat pentingnya dibanding yang lain.
Skala 9 = Ekstrim pentingnya dibanding yang lain.
2,4,6,8 = Nilai di antara dua penilaian yang berdekatan.

Perhitungan Skala Internal


(Strengths and Weaknesses)

PENGARUH
FAKTOR BOBOT
TERKUAT
S1 Memiliki pelanggan tetap
Merupakan distributor tunggal untuk merek A S2 1
S2
Plus di Sulawesi

S1 Memiliki pelanggan tetap


S1 5
S3 Harga produk kompetitif

S1 Memiliki pelanggan tetap


Memiliki SDM tingkat manajer yang S1 3
S4
memahami teknologi dengan baik

S1 Memiliki pelanggan tetap


Menyediakan produk-produk unggulan yang S1 4
S5
berkualitas

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 5
S3 Harga produk kompetitif

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi
S2 5
S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang
memahami teknologi dengan baik

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 4
Menyediakan produk-produk unggulan yang
S5
berkualitas
L10

S3 Harga produk kompetitif


Memiliki SDM tingkat manajer yang S4 2
S4
memahami teknologi dengan baik

S3 Harga produk kompetitif


Menyediakan produk-produk unggulan yang S5 3
S5
berkualitas

S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang


memahami teknologi dengan baik S5 2
Menyediakan produk-produk unggulan yang
S5
berkualitas

Penerapan kebijakan harga dan kredit


W1
pelanggan yang tidak konsisten
W2 1
Tidak memiliki sistem yang mendukung
W2
pengolahan transaksi

Penerapan kebijakan harga dan kredit


W1
pelanggan yang tidak konsisten W3 1
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

Penerapan kebijakan harga dan kredit


W1
pelanggan yang tidak konsisten
W1 3
Kurangnya loyalitas karyawan terhadap
W4
perusahaan

Penerapan kebijakan harga dan kredit


W1
pelanggan yang tidak konsisten
W1 6
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi

Tidak memiliki sistem yang mendukung


W2
pengolahan transaksi W3 2
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

Tidak memiliki sistem yang mendukung


W2
pengolahan transaksi
W2 3
Kurangnya loyalitas karyawan terhadap
W4
perusahaan

Tidak memiliki sistem yang mendukung


W2
pengolahan transaksi
W2 4
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi
L11

W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik


Kurangnya loyalitas karyawan terhadap W3 4
W4
perusahaan

W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik


Tingkat ketergantungan terhadap pemilik W3 6
W5
perusahaan tinggi

Kurangnya loyalitas karyawan terhadap


W4
perusahaan
W4 3
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi

S1 Memiliki pelanggan tetap


Penerapan kebijakan harga dan kredit S1 2
W1
pelanggan yang tidak konsisten

S1 Memiliki pelanggan tetap


Tidak memiliki sistem yang mendukung S1 1
W2
pengolahan transaksi

S1 Memiliki pelanggan tetap


W3 6
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

S1 Memiliki pelanggan tetap


Kurangnya loyalitas karyawan terhadap S1 2
W4
perusahaan

S1 Memiliki pelanggan tetap


Tingkat ketergantungan terhadap pemilik S1 3
W5
perusahaan tinggi

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 1
Penerapan kebijakan harga dan kredit
W1
pelanggan yang tidak konsisten

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 1
Tidak memiliki sistem yang mendukung
W2
pengolahan transaksi

S2 Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 1
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik
L12

S2Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 2
Kurangnya loyalitas karyawan terhadap
W4
perusahaan

S2Merupakan distributor tunggal untuk merek A


Plus di Sulawesi S2 4
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi

S3Harga produk kompetitif


Penerapan kebijakan harga dan kredit W1 6
W1
pelanggan yang tidak konsisten

S3Harga produk kompetitif


Tidak memiliki sistem yang mendukung W2 7
W2
pengolahan transaksi

S3 Harga produk kompetitif


W3 9
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

S3Harga produk kompetitif


Kurangnya loyalitas karyawan terhadap W4 6
W4
perusahaan

S3Harga produk kompetitif


Tingkat ketergantungan terhadap pemilik W5 5
W5
perusahaan tinggi

S4Memiliki SDM tingkat manajer yang


memahami teknologi dengan baik W1 6
Penerapan kebijakan harga dan kredit
W1
pelanggan yang tidak konsisten

S4Memiliki SDM tingkat manajer yang


memahami teknologi dengan baik W2 7
Tidak memiliki sistem yang mendukung
W2
pengolahan transaksi

S4Memiliki SDM tingkat manajer yang


memahami teknologi dengan baik W3 9
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang W4 5


memahami teknologi dengan baik
L13

Kurangnya loyalitas karyawan terhadap


W4
perusahaan

S4 Memiliki SDM tingkat manajer yang


memahami teknologi dengan baik S4 2
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi

Menyediakan produk-produk unggulan yang


S5
berkualitas
W1 5
Penerapan kebijakan harga dan kredit
W1
pelanggan yang tidak konsisten

Menyediakan produk-produk unggulan yang


S5
berkualitas
W2 6
Tidak memiliki sistem yang mendukung
W2
pengolahan transaksi

Menyediakan produk-produk unggulan yang


S5
berkualitas W3 7
W3 Persediaan tidak terkontrol dengan baik

Menyediakan produk-produk unggulan yang


S5
berkualitas
W4 6
Kurangnyaloyalitas karyawan terhadap
W4
perusahaan

Menyediakan produk-produk unggulan yang


S5
berkualitas
S5 3
Tingkat ketergantungan terhadap pemilik
W5
perusahaan tinggi
L14

Perhitungan Skala Eksternal


(Opportunities and Threats)

PENGARUH
FAKTOR BOBOT
TERKUAT
Teknologi informasi semakin canggih dan
O1
aplikatif
O2 2
O2 Belum banyak distributor merek A Plus di
daerah Indonesia Tengah dan Timur

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
O1 4
O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia
bertumbuh pesat

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif O1 6
O4 Jumlah penduduk terus meningkat

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
O1 5
Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara
O5
berkala

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif O6 4
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
O1 6
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif O1 3
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur
O2 4
O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia
bertumbuh pesat

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 6
O4 Jumlah penduduk terus meningkat
L15

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 4
Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara
O5
berkala

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 2
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur
O2 3
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 2
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O3 1
O4 Jumlah penduduk terus meningkat

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O5 2
Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara
O5
berkala

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O6 7
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat
O3 4
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O8 3
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara O5 4
O5
berkala
L16

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


O6 6
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


O4 2
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


O8 4
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala O6 5
O6 Hubungan yang baik dengan pemasok

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
O5 4
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala O5 3
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


O6 5
O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di
periode waktu tertentu

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


O6 4
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu O8 5
O8 Jasa pengiriman yang terpercaya

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya. T1 8
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya. T1 2
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok
L17

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya. T1 7
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya. T1 8
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya.
T1 6
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit


tepat pada waktunya. T1 5
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


T2
pembangunan
T3 8
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


T2
pembangunan T4 7
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


T2
pembangunan
T2 3
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


T2
pembangunan
T6 4
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


T2
pembangunan T7 7
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Penambahan distributor merek yang sama


T3
oleh pemasok T3 5
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis
L18

Penambahan distributor merek yang sama


T3
oleh pemasok
T3 8
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

Penambahan distributor merek yang sama


T3
oleh pemasok
T3 5
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

Penambahan distributor merek yang sama


T3
oleh pemasok T3 6
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis


Infrastruktur transportasi yang kurang T4 6
T5
memadai

T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis


Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam T4 4
T6
menjalankan bisnis

T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis


T4 3
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Infrastruktur transportasi yang kurang


T5
memadai
T6 6
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

Infrastruktur transportasi yang kurang


T5
memadai T7 7
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam


menjalankan bisnis T7 4
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
T1 3
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O1 Teknologi informasi semakin canggih dan O1 6


L19

aplikatif
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
T3 4
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif O1 2
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
O1 7
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif
O1 5
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

Teknologi informasi semakin canggih dan


O1
aplikatif O1 4
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur
T1 3
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 8
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 2
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 4
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis
L20

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 7
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur
O2 5
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

O2 Belum banyak distributor merek A Plus di


daerah Indonesia Tengah dan Timur O2 4
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat
T1 8
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O3 3
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat T3 7
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat T4 6
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat O3 4
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat
T6 2
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis
L21

O3 Pasar konstruksi dan bangunan di Indonesia


bertumbuh pesat T7 3
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


T1 7
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


Perubahan musim mempengaruhi tingkat O4 2
T2
pembangunan

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


Penambahan distributor merek yang sama T3 6
T3
oleh pemasok

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


T4 5
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


Infrastruktur transportasi yang kurang O4 2
T5
memadai

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


T6 3
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

O4 Jumlah penduduk terus meningkat


T7 4
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
T1 7
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
O5 3
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
T3 6
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok
L22

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala T4 5
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
O5 4
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala
O5 3
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

Adanya kebutuhan renovasi bangunan secara


O5
berkala T7 3
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


T1 4
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


Perubahan musim mempengaruhi tingkat O6 6
T2
pembangunan

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


Penambahan distributor merek yang sama O6 1
T3
oleh pemasok

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


O6 3
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


Infrastruktur transportasi yang kurang O6 7
T5
memadai

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


O6 6
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

O6 Hubungan yang baik dengan pemasok


O6 4
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu
L23

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu
T1 8
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu T2 3
Perubahan musim mempengaruhi tingkat
T2
pembangunan

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu T3 6
Penambahan distributor merek yang sama
T3
oleh pemasok

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu T4 5
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu T5 2
Infrastruktur transportasi yang kurang
T5
memadai

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu
T6 4
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

O7 Peningkatan permintaan bahan bangunan di


periode waktu tertentu T7 5
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


T1 7
T1 Banyak pelanggan yang tidak melunasi kredit
tepat pada waktunya.

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


Perubahan musim mempengaruhi tingkat O8 3
T2
pembangunan

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


Penambahan distributor merek yang sama T3 6
T3
oleh pemasok
L24

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


T4 4
T4 Banyaknya pesaing dengan produk sejenis

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


Infrastruktur transportasi yang kurang O8 5
T5
memadai

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


O8 2
T6 Pesaing telah memanfaatkan teknologi dalam
menjalankan bisnis

O8 Jasa pengiriman yang terpercaya


T7 3
T7 Konsumen fanatik terhadap merek tertentu

Berdasarkan hasil kuesioner untuk menentukan pembobotan pada faktor internal dan
eksternal yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka perhitungan pembobotan
dilakukan sebagai berikut:
Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL
S1 1.000 1.000 5.000 3.000 4.000 2.000 1.000 0.167 2.000 3.000 22.167
S2 1.000 1.000 5.000 5.000 4.000 1.000 1.000 1.000 2.000 4.000 25.000
S3 0.200 0.200 1.000 0.500 0.333 0.167 0.143 0.111 0.167 0.200 3.021
S4 0.333 0.200 2.000 1.000 0.500 0.167 0.143 0.111 0.200 2.000 6.654
S5 0.250 0.250 3.000 2.000 1.000 0.200 0.167 0.143 0.167 3.000 10.176
W1 0.500 1.000 6.000 6.000 5.000 1.000 1.000 1.000 3.000 6.000 30.500
W2 1.000 1.000 7.000 7.000 6.000 1.000 1.000 0.500 3.000 4.000 31.500
W3 6.000 1.000 9.000 9.000 7.000 1.000 2.000 1.000 4.000 6.000 46.000
W4 0.500 0.500 6.000 5.000 6.000 0.333 0.333 0.250 1.000 3.000 22.917
W5 0.333 0.250 5.000 0.500 0.333 0.167 0.250 0.167 0.333 1.000 8.333
TOTAL 11.117 6.400 49.000 39.000 34.167 7.033 7.036 4.448 15.867 32.200 206.267

L25
L26

Tabel Normalisasi Bobot Faktor Internal

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL BOBOT
S1 0.090 0.156 0.102 0.077 0.117 0.284 0.142 0.037 0.126 0.093 1.225 0.123
S2 0.090 0.156 0.102 0.128 0.117 0.142 0.142 0.225 0.126 0.124 1.353 0.135
S3 0.018 0.031 0.020 0.013 0.010 0.024 0.020 0.025 0.011 0.006 0.178 0.018
S4 0.030 0.031 0.041 0.026 0.015 0.024 0.020 0.025 0.013 0.062 0.286 0.029
S5 0.022 0.039 0.061 0.051 0.029 0.028 0.024 0.032 0.011 0.093 0.391 0.039
W1 0.045 0.156 0.122 0.154 0.146 0.142 0.142 0.225 0.189 0.186 1.508 0.151
W2 0.090 0.156 0.143 0.179 0.176 0.142 0.142 0.112 0.189 0.124 1.454 0.145
W3 0.540 0.156 0.184 0.231 0.205 0.142 0.284 0.225 0.252 0.186 2.405 0.240
W4 0.045 0.078 0.122 0.128 0.176 0.047 0.047 0.056 0.063 0.093 0.857 0.086
W5 0.030 0.039 0.102 0.013 0.010 0.024 0.036 0.037 0.021 0.031 0.342 0.034
TOTAL
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 10.000 1.000
BOBOT
L27

Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal

O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 TOTAL
O1 1.000 0.500 4.000 6.000 5.000 0.250 6.000 3.000 0.333 6.000 0.250 2.000 7.000 5.000 4.000 50.333
O2 2.000 1.000 4.000 6.000 4.000 2.000 3.000 2.000 0.333 8.000 2.000 4.000 7.000 5.000 4.000 54.333
O3 0.250 0.250 1.000 1.000 0.500 0.143 4.000 0.333 0.125 3.000 0.143 0.167 4.000 0.500 0.333 15.744
O4 0.167 0.167 1.000 1.000 0.250 0.167 2.000 0.250 0.143 2.000 0.167 0.200 2.000 0.333 0.250 10.093
O5 0.200 0.250 2.000 4.000 1.000 0.200 4.000 3.000 0.143 3.000 0.167 0.200 4.000 3.000 0.333 25.493
O6 4.000 0.500 7.000 6.000 5.000 1.000 5.000 4.000 0.250 6.000 1.000 3.000 7.000 6.000 4.000 59.750
O7 0.167 0.333 0.250 0.500 0.250 0.200 1.000 0.200 0.125 0.333 0.167 0.200 0.500 0.250 0.200 4.675
O8 0.333 0.500 3.000 4.000 0.333 0.250 5.000 1.000 0.143 3.000 0.167 0.250 5.000 2.000 0.333 25.310
T1 3.000 3.000 8.000 7.000 7.000 4.000 8.000 7.000 1.000 8.000 2.000 7.000 8.000 6.000 5.000 84.000
T2 0.167 0.125 0.333 0.500 0.333 0.167 3.000 0.333 0.125 1.000 0.125 0.143 3.000 0.250 0.143 9.744
T3 4.000 0.500 7.000 6.000 6.000 1.000 6.000 6.000 0.500 8.000 1.000 5.000 8.000 5.000 6.000 70.000
T4 0.500 0.250 6.000 5.000 5.000 0.333 5.000 4.000 0.143 7.000 0.200 1.000 6.000 4.000 3.000 47.426
T5 0.143 0.143 0.250 0.500 0.250 0.143 2.000 0.200 0.125 0.333 0.125 0.167 1.000 0.167 0.143 5.688
T6 0.200 0.200 2.000 3.000 0.333 0.167 4.000 0.500 0.167 4.000 0.200 0.250 6.000 1.000 0.250 22.267
T7 0.250 0.250 3.000 4.000 3.000 0.250 5.000 3.000 0.200 7.000 0.167 0.333 7.000 4.000 1.000 38.450
TOTAL 16.376 7.968 48.833 54.500 38.250 10.269 63.000 34.817 3.855 66.667 7.876 23.910 75.500 42.500 28.986 523.306
L28

Tabel Normalisasi Bobot Faktor Eksternal

. O1 O2 O3 O4 O5 O6 O7 O8 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 TOTAL BOBOT
O1 0.061 0.063 0.082 0.110 0.131 0.024 0.095 0.086 0.086 0.090 0.032 0.084 0.093 0.118 0.138 1.293 0.086
O2 0.122 0.126 0.082 0.110 0.105 0.195 0.048 0.057 0.086 0.120 0.254 0.167 0.093 0.118 0.138 1.820 0.121
O3 0.015 0.031 0.020 0.018 0.013 0.014 0.063 0.010 0.032 0.045 0.018 0.007 0.053 0.012 0.011 0.364 0.024
O4 0.010 0.021 0.020 0.018 0.007 0.016 0.032 0.007 0.037 0.030 0.021 0.008 0.026 0.008 0.009 0.271 0.018
O5 0.012 0.031 0.041 0.073 0.026 0.019 0.063 0.086 0.037 0.045 0.021 0.008 0.053 0.071 0.011 0.600 0.040
O6 0.244 0.063 0.143 0.110 0.131 0.097 0.079 0.115 0.065 0.090 0.127 0.125 0.093 0.141 0.138 1.762 0.117
O7 0.010 0.042 0.005 0.009 0.007 0.019 0.016 0.006 0.032 0.005 0.021 0.008 0.007 0.006 0.007 0.200 0.013
O8 0.020 0.063 0.061 0.073 0.009 0.024 0.079 0.029 0.037 0.045 0.021 0.010 0.066 0.047 0.011 0.598 0.040
T1 0.183 0.377 0.164 0.128 0.183 0.390 0.127 0.201 0.259 0.120 0.254 0.293 0.106 0.141 0.172 3.098 0.207
T2 0.010 0.016 0.007 0.009 0.009 0.016 0.048 0.010 0.032 0.015 0.016 0.006 0.040 0.006 0.005 0.244 0.016
T3 0.244 0.063 0.143 0.110 0.157 0.097 0.095 0.172 0.130 0.120 0.127 0.209 0.106 0.118 0.207 2.099 0.140
T4 0.031 0.031 0.123 0.092 0.131 0.032 0.079 0.115 0.037 0.105 0.025 0.042 0.079 0.094 0.103 1.120 0.075
T5 0.009 0.018 0.005 0.009 0.007 0.014 0.032 0.006 0.032 0.005 0.016 0.007 0.013 0.004 0.005 0.181 0.012
T6 0.012 0.025 0.041 0.055 0.009 0.016 0.063 0.014 0.043 0.060 0.025 0.010 0.079 0.024 0.009 0.487 0.032
T7 0.015 0.031 0.061 0.073 0.078 0.024 0.079 0.086 0.052 0.105 0.021 0.014 0.093 0.094 0.034 0.863 0.058
TOTAL
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 15.000 1.000
BOBOT
L29

Lampiran 3
KUESIONER QSPM

Keterangan:

Pengaruh mengindikasikan apakah faktor tersebut berpengaruh pada strategi yang


dibuat. Pilihannya “Ya” dan “Tidak”. Bila “Ya”, dilanjutkan dengan mengisi Nilai
Daya Tarik untuk masing-masing strategi. Bila “Tidak”, berikan tanda “-“ untuk
semua strategi.

Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya Tarik
alternatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu merupakan
angka yang menunjukkan daya tarik alternatif masing-masing strategi, jadi masing-
masing strategi akan diisi dengan angka yang berbeda untuk setiap faktornya (dalam
1 baris tidak ada angka yang sama). Nilai Daya Tarik 1 = tidak menarik, Nilai Daya
Tarik 2 = agak menarik, Nilai Daya Tarik 3 = wajar menarik, dan Nilai Daya Tarik 4
= sangat menarik

Strategic Alternatives

Key Factors Pengaruh 1 2

AS AS

Opportunities

Teknologi informasi semakin canggih


Ya 4 3
dan aplikatif

Belum banyak distributor merek Aplus di


Ya 1 4
daerah Indonesia Tengah dan Timur

Pasar konstruksi dan bangunan di


Ya 1 4
Indonesia bertumbuh pesat

Jumlah penduduk terus meningkat Ya 1 4

Adanya kebutuhan renovasi bangunan Ya 1 4


L30

secara berkala

Hubungan yang baik dengan pemasok Ya 1 3

Peningkatan permintaan bahan bangunan


Ya 2 4
di periode waktu tertentu.

Jasa pengiriman yang terpercaya. Ya 1 4

Threats

Banyak pelanggan yang tidak melunasi


Ya 3 1
kredit tepat pada waktunya.

Perubahan musim mempengaruhi tingkat


Tidak - -
pembangunan.

Penambahan distributor merek yang sama


Ya 2 4
oleh pemasok.

Banyaknya pesaing dengan produk


Ya 3 4
sejenis.

Infrastruktur transportasi yang kurang


Tidak - -
memadai.

Pesaing telah memanfaatkan teknologi


Ya 4 1
dalam menjalankan bisnis.

Konsumen fanatik terhadap merek


Ya 1 2
tertentu.

1.000

Strengths

Memiliki pelanggan tetap. Ya 1 2

Merupakan distributor tunggal untuk


Ya 1 4
merek Aplus di Sulawesi

Harga produk kompetitif Ya 1 4

Memiliki SDM tingkat manajer yang


Ya 4 1
memahami teknologi dengan baik

Menyediakan produk-produk unggulan


Ya 1 4
yang berkualitas
L31

Weaknesses

Penerapan kebijakan harga dan kredit


Ya 3 1
pelanggan yang tidak konsisten

Tidak memiliki sistem yang mendukung


Ya 4 1
pengolahan transaksi

Persediaan tidak terkontrol dengan baik Ya 4 1

Kurangnya loyalitas karyawan terhadap


Ya 2 3
perusahaan

Tingkat ketergantungan terhadap pemilik


Ya 3 2
perusahaan tinggi

Keterangan: 1 = Membangun sistem informasi terintegrasi untuk mendukung


operasi internal perusahaan sebagai usaha untuk meningkatkan
kualitas layanan.
2 = Membuka cabang baru di wilayah Indonesia Timur dan Tengah
untuk memperluas pangsa pasar.
L32

Lampiran 4
TABEL DISTRIBUSI NORMAL Z

Anda mungkin juga menyukai