Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

MATA KULIAH DASAR-DASAR AGRONOMI

Semester : I (Ganjil)
Waktu : Selasa, 7 November 2023
Judul Materi : Konsep tanaman sebagai mesin biologis,
klasifikasi tanaman, dan morfologi tanaman.
Capaian Pembelajaran : Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai
mata kuliah (CPMK) konsep tanaman.

1. Subjek dan Objek Agronomi

Terdapat dua jenis subjek agronomi, yaitu subjek utama dan subjek
pendukung. Subjek utama dari agronomi adalah petani. Petani merencanakan,
melaksanakan, memilih alterntif tindakan, dan mengambil keputusan dalam
melakukan kegiatan budidaya tanaman. Tujuannya adalah agar mendapatkan hasil
yang optimal.
Pengertian petani adalah orang yang bekerja di bidang pertanian. Usaha
petani bergerak dalam pemanfaatan lahan untuk menghasilkan produksi biologis
tanaman atau hewan baik skala kecil maupun skala besar dengan teknologi
konvensional atau teknologi modern. Petani hendaknya lebih mudah beradaptasi
dengan pembaharuan dan berani mencoba teknologi baru yang ditemukan oleh
peneliti. Sehingga petani dapat memilih teknologi yang efisien secara ekonomi dan
dapat menghasilkan keuntungan yang besar.
Subjek pendukung dari agronomi adalah peran pemerintah. Pemerintah
berperan dalam pembangunan pertanian melalui pengaturan undang-undang,
pemberian modal, pengaturan harga jual dan harga beli sarana produksi,
membantu petani dalam wabah hama dan penyakit tanaman, pemberian bantuan
alat mesin pertanian, memberikan subsidi, membangun sarana pengairan, dan lain-
lain. Selain itu pemerintah juga memberikan bantuan berupa penyuluhan dan
pelatihan melalui tenaga penyuluh atau lebih dikenal dengan istilah “PPL”.
Teknologi dan informasi mengenai segala bentuk usaha tani juga biasanya
disampaikan dan disalurakan oleh PPL.

1
Peran lain pemerintah adalah sebagai penentu kebijakan. Arah kebijakan
pemerintah sangat menentukan pengembangan pertanian dan kesejahteraan
petani. Selain petani dan pemerintah sebagai subjek agronomi, ada juga peran
peneliti sebagai subjek agronomi. Ilmu dan teknologi yang didapatkan oleh petani
pada dasarnya bersumber dari peneliti di perguruan tinggi maupun di lembaga atau
pusat penelitian pemerintah maupun swasta. Mereka disebut sebagai agronom.
Mereka melakukan penelitian pada tanaman dengan menanam secara langsung di
lahan atau melakukan eksperimen di laboratorium.
Objek utama agronomi adalah tumbuhan yang merupakan pusat perlakuan
agar dapat tumbuh optimal sehingga dapat memberikan hasil terbaik pada subjek
agronomi. Tumbuhan yang diberikan perlakuan, dibudidayakan, dan memberikan
manfaat bagi manusia disebut sebagai tanaman.
Tumbuhan atau tanaman disebut sebagai “mesin biologis” atau “pabrik
biologi” artinya bahwa di dalam tubuhnya terjadi berbagai proses metabolisme.
Tumbuhan atau tanaman dapat memproduksi makanannya sendiri melalui proses
fotosintesis. Tumbuhan menyerap air dan unsur hara dari tanah (absorpsi) melalui
akar, lalu dikirim ke daun (transportasi) untuk diolah (fotosintesis). Tumbuhan dan
tanaman juga membutuhkan sirkulasi gas/udara yaitu respirasi dan transpirasi.
Hasil proses-proses tersebut menghasilkan energi dan membentuk struktur
tumbuhan seperti bunga, buah, cadangan makanan, dan lain-lain.
Upaya membudidayakan tanaman adalah agar manusia mendapatkan
keuntungan sebagai bahan konsumsi langsung maupun tidak langsung. Contoh
tanaman sebagai objek agronomi yang sudah lama dibudidayakan adalah padi,
jagung, kedelai, cabai, tomat, wortel, karet, kelapa sawit, rumput gajah, dan lain-lain.
Tanaman-tanaman tersebut merupakan objek agronomi yang bermanfaat secara
langsung sebagai konsumsi utama manusia, dapat dijual langsung, atau sebagai
pakan ternak. Manfaat tanaman tersebut sebagai objek agronomi secara tidak
langsung adalah sebagai tanaman pupuk hijau, penutup tanah, pohon pelindung,
pengendali erosi, dan lain-lain.
Sistem pertanian berkembang tidak hanya menjadikan tanaman sebagai
objek agronomi, tetapi juga ternak dan ikan. Banyak kearifan lokal di beberapa
daerah di Indonesia yang memadukan pertumbuhan tanaman dengan melibatkan
hewan ternak dan ikan sebagai objek agronominya sehingga sistem pertanian lebih

2
terpadu. Contohnya adalah perpaduan budidaya padi, ikan, dan bebek (Gambar 1)
yang dikenal dengan istilah “parlabek” (pare/padi, lauk/ikan, dan bebek).
Pemeliharaan itik dilakukan pada sawah minapadi (ikan-padi) dengan cara itik
dilepas di sawah minapadi atau dapat pula dikandangkan di sekitar sawah. Ada juga
pertanian terpadu antara tanaman kelapa sawit dan sapi yang dikenal dengan
istilah “siska” (sistem integrasi sapi kelapa sawit).

Gambar 1. Budidaya terpadu antara pare/padi, lauk/ikan, dan bebek (Parlabek)


Sumber: http://sulbar.litbang.pertanian.go.id

2. Penamaan Tanaman

Pemberian nama pada tumbuhan disebut Nomenklatur atau Tatanama.


Pemberian nama mengikuti azas-azas dalam peraturan yang dibuat dan disahkan
melalui Kongres Botani sedunia. Peraturan-peraturan penamaan tumbuhan
tersebut dimuat pada Kode Internasional Tatanama Tumbuhan, Fosil Tumbuhan,
Alga, Fungi, dan Lumut Kerak (International Code of Botanical Nomenclature/ICBN).
Kode tatanama ini bertujuan untuk menyediakan cara yang baku dalam pemberian
nama bagi kesatuan taksonomi, menghindari nama-nama yang menyebabkan
kesalahan dan keraguan dalam ilmu pengetahuan, dan menghindari terciptanya
nama-nama yang tidak perlu.
Nama yang digunakan secara inernasional dalam penamaan mahluk hidup,
termasuk tanaman, adalah dalam bahasa Latin. Nama ilmiah memudahkan
identifikasi universal tanaman. Pada abad ke-18 ahli botani Swedia bernama
Carolus Linnaeus adalah yang pertama mengembangkan sistem nomenklatur
binomial untuk identifikasi tanaman. Sistem nomenklatur binomial yaitu setiap

3
nama terdiri dari 2 suku kata sebagai ciri primer, kata pertama menunjukkan genus
dan kata kedua menunjukkan spesies. Beberapa aturan penulisan dalam tata nama
binomial seperti berikut:
1) Tatanama binomial selalu menempatkan genus di awal dan spesies di kata
berikutnya.
2) Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital dan nama spesies diawali
dengan huruf kecil.
3) Penulisan nama ilmiah dicetak miring (italic), contohnya: Oryza sativa.
4) Nama penemu boleh/ dapat dicantumkan di belakang nama spesies.
Contohnya: Oryza sativa L. Huruf L merupakan singkatan dari nama penemu
tanaman padi yaitu Linnaeus.
5) Penulisan nama ilmiah dengan tangan harus diberi garis bawah, contohnya:
Oryza sativa.
6) Penulisan nama ilmiah tidak mengikuti tipografi yang menyertainya. Artinya,
suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital, misalnya judul naskah
yang diketik dalam huruf kapital, tidak menjadikan penulisan nama ilmiahnya
huruf kapital semua. Serta, jika disebutkan nama umum dari nama ilmiah
tersebut, nama ilmiah ditulis dalam tanda kurung. Contohnya suatu penelitian
dengan judul: PENGARUH CEKAMAN GENANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.).
7) Pada teks dengan huruf tegak, nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (italic)
dan sebaliknya teks dengan huruf miring, nama ilmiahnya ditulis dengan huruf
tegak. Contohnya: Penetapan Standar Warna Daun Sebagai Upaya Identifikasi
Status Hara (N) Tanaman Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Regosol atau
Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) dan Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum L.) terhadap Pertumbuhan Stek Bunga Mawar (Rosa sinensis
L.)
8) Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali, kemudian
penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan
diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga
terbesar ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma
raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang
dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.

4
9) Singkatan “sp.” digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu
dijelaskan. Singkatan “spp.” merupakan bentuk jamak dari nama spesies.
Contohnya, Canis sp. berarti satu jenis dari genus Canis sedangkan Adiantum
spp., berarti beberapa jenis-dari genus Adiantum.

3. Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman adalah pengelompokan jenis tanaman atau tumbuhan ke


dalam kelompok tertentu sesuai tingkat kesatuan kelasnya (hierarki) secara ideal.
Prinsip dan cara mengelompokkan tanaman menurut ilmu taksonomi tumbuhan
adalah dengan membentuk takson. Takson adalah kelompok makhluk hidup yang
anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Tanaman yang terdapat dalam satu
takson (kategori) yang sama mempunyai kesamaan sifat lebih banyak
dibandingkan tanaman dari takson lainnya. Urutan klasifikasi dari tingkatan yang
terbesar hingga terkecil bila menggunakan contoh padi adalah sebagai berikut.

Kingdom: Plantae (tumbuhan)


Divisi: Tracheophyta (tumbuhan berpembuluh)
Subdivisi: Spermatophytina (tanaman berbiji)
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Lilianae (tanaman monokotil/ berbiji tunggal)
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (rumput-rumputan)
Genus: Oryza (padi-padian)
Spesies: Oryza sativa L. (padi)
Sumber: https://www.itis.gov/

Dalam taksonomi tumbuhan, para ahli berpendapat bahwa spesies


merupakan unit terkecil dalam hierarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang
sama dapat secara alamiah saling kawin dan menghasilkan keturunan. Tetapi,
sejumlah spesies tertentu memiliki variasi internal yang sangat jelas, oleh
karenanya dibuat sejumlah takson di bawah spesies yang disebut sub-spesies.
Secara definisi subspesies adalah grup taksonomi yang sedikit terpisah dari spesies

5
utama. Karakteristiknya berasal dari perubahan yang terjadi atau evolusi akibat
distribusi geografis atau isolasi dari spesies utama.
Pengertian varietas sering dibedakan menjadi varietas secara botani dan
varietas budidaya. Secara botani, varietas adalah suatu peringkat taksonomi di
bawah sub-spesies. Suatu varietas menunjukan perbedaan penampilan yang khas
dari varietas lain, tetapi dapat bersilang bebas dengan varietas lainnya jika terjadi
kontak. Contohnya, varietas-varietas botani pada tanaman padi adalah Oryza sativa
var. javonica, Oryza sativa var. indica, dan Oryza sativa var. agglutinosa. Sedangkan
varietas budidaya sering disebut sebagai kultivar (cultivated variety) adalah takson
yang relevansinya berkaitan dengan budidaya tanaman. Masyarakat sering
menyebut kultivar sebagai ras. Kultivar merupakan produk dari pemuliaan
tanaman. Sebagai contoh, padi IR64 bukanlah varietas dalam pengertian botani,
melainkan suatu kultivar padi, meskipun orang menyebutnya varietas IR64.

4. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi tanaman adalah sebagai berikut:


1) Mengelompokkan tanaman berdasarkan persamaan ciri- ciri yang dimiliki;
2) Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis tanaman untuk membedakannya dengan
tanaman jenis lain;
3) Mengetahui hubungan kekerabatan antar tanaman; dan
4) Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui
Manfaat klasifikasi tanaman, yaitu:
1) Mempermudah dalam mengenal tanaman yang beranekaragam dengan cara
mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat dari tanaman.
2) Memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi
tanaman.
3) Memudahkan dalam mengetahui hubungan kekerabatan antara tanaman satu
dengan yang lain.

5. Sistem Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti


mengidentifikasinya dengan benda/ gambar, bertanya pada ahli, dan menggunakan

6
kunci determinasi/ dikotomi. Dasar pengelompokannya macam-macam,
berdasarkan manfaat, umur, habitat, kandungan gizi, ciri morfologi, ciri biokimia,
dan lain-lain. Sistem klasifikasi terus mengalami perkembangan sesuai kemajuan
teknologi. Secara umum terdapat tiga sistem klasifikasi, yaitu artifisial/ buatan,
natural/ alami, dan modern/ filogenetik.
1) Sistem klasifikasi artifisial/ buatan mengelompokkan tanaman berdasarkan
persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri. Sistem klasifikasi ini
banyak dihubungkan dengan kepentingan hidup manusia, habitat, atau
kebiasaan hidup organisme. Misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk
hidup. Kelemahan dari klasifikasi buatan ini adalah suatu organisme memiliki
manfaat yang bermacam-macam, sehingga tidak dapat digolongkan dalam satu
golongan saja. Misalnya, tanaman cabe (Capsicum annuum) dapat digolongkan
sebagai tanaman sayuran, tanaman obat, tanaman semusim, tanaman
hortikultura, tanaman herba, tanaman industri, tanaman hias, dan lain-lain.
2) Sistem klasifikasi natural/ alami mengelompokkan tanaman berdasarkan
persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh
internal (anatomi) secara alamiah. Sistem klasifikasi alami adalah didasarkan
kepada ciri-ciri alaminya yang mudah dikenali seperti ciri-ciri morfologi akar,
batang, daun, bunga, atau alat reproduksinya.
3) Sistem modern/filogenetik mengelompokkan tanaman berdasarkan pada
hubungan kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang
digunakan dalam klasifikasi ini antara lain kesamaan darah dan kesamaan
susunan gen. Organisme secara morfologis berbeda, tetapi ternyata tidak mesti
memiliki genetik yang berbeda sebagai akibat keanekaragaman tingkat gen
pada individu. Kelebihan sistem klasifikasi filogenetik adalah mudah melihat
tingkat kekerabatan antar individu.

6. Dasar-Dasar Klasifikasi Tanaman

6.1. Kategori Tanaman Berdasarkan Agronomi

Kategori agronomi meliputi tanaman serealia, biji-bijian, polong-polongan,


hijauan, serat, umbi-umbian, penutup tanah, pendamping, dan pupuk hijau.

7
1) Tanaman seralia (cereal crops) adalah tanaman rumput-rumputan yang
menghasilkan biji-bijian seperti padi, gandum, jagung, barli, dan sorgum.
Tanaman serealia menyimpan energi berbentuk pati dalam bijinya.
2) Tanaman biji-bijian (grain crops) merupakan tanaman dengan organ target
panennya adalah bijinya. Contohnya adalah jagung, kedelai, dan kacang hijau.
Sejumlah tanaman biji-bijian termasuk ke dalam kelompok rumput-rumputan.
3) Tanaman polong-polongan (pulses) merupakan tanaman legum yang
dibudidayakan untuk menghasilkan biji yang mengandung protein tinggi.
Contohnya kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang tunggak, kacang kapri,
dan kacang panjang.
4) Tanaman hijauan adalah setiap tanaman yang bagian vegetatifnya seperti
batang, daun, dan kadang biji yang menempel, digunakan sebagai pakan ternak.
5) Tanaman serat adalah tanaman yang digunakan sebagai bahan pakaian, tali,
kertas, dan keranjang. Contohnya adalah kapas, kenaf, rami, dan jut yang
masing-masing tanaman tersebut menghasilkan serat yang berbeda.
6) Tanaman umbi-umbian adalah tanaman yang memiliki organ simpanan di
bawah tanah yang mengandung pati tinggi. Tanaman umbi-umbian terdiri dari
umbi akar dan umbi batang. Kentang merupakan contoh dari tanaman umbi
batang (tuber crops) sedangkan ubi jalar dan ubi kayu/ singkong merupakan
contoh dari tanaman umbi akar (root crops).
7) Tanaman penutup tanah (cover crops) sering digunakan petani untuk
mencegah erosi tanah yang disebabkan oleh aliran air atau angin. Berbagai
tanaman legum digunakan sebagai tanaman penutup tanah yang ditanam di
antara tanaman utama. Misalnya, Calopogoium sp. dan Centrosema sp. ditanam
di antara pohon sawit, atau tanaman kacang tunggak di antara tanaman jagung.
8) Tanaman pendamping (companion crops) seperti jagung dan sorgum biasanya
ditanam dengan tanaman legum seperti kacang tanah untuk mengendalikan
erosi, pengendalian gulma, dan memberikan pendapatan ketika tanaman
utama gagal panen.
9) Tanaman pupuk hijau (green crops) adalah tanaman legum atau rumput-
rumputan yang dicampur-adukkan ke dalam tanah ketika fase pertumbuhan
vegetatif dengan tujuan untuk menambah nutrisi ke dalam tanah atau
peningkatan kualitas tanah.

8
6.2. Kategori Tanaman Berdasarkan Bioenergi

Bioenergi adalah suatu istilah umum yang menjelaskan produksi energi dari
sistem biologi. Tanaman bioenergi termasuk juga di dalamnya biomassa dan
biofuel. Tanaman biomassa digunakan untuk produksi energi, sedangkan tanaman
biofuel adalah tanaman yang dibudidayakan untuk pemenuhan kebutuhan sumber
bahan bakar cair.
1) Etanol berbasiskan pati, contohnya adalah jagung, gula tebu, dan sorgum.
Jagung merupakan tanaman utama bagi produksi etanol.
2) Etanol selulosa, sumber potensial etanol selulosa antara lain residu tanaman
yang tertinggal setelah pemanenan tanaman biji-bijian, misalnya jerami jagung,
jerami padi, dan jerami sorgum, dan residu hutan yang tertinggal setelah
pemanenan dan prosesing kayu.
3) Biodisel adalah suatu substitusi terbarukan bagi disel berbasis-minyak bumi.
Biodisel dihasilkan dari minyak tanaman seperti kedelai dan kanola.

6.3. Kategori Tanaman Berdasarkan Kandungan Nutrisi

Tanaman dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan nutrisinya seperti


lemak, protein, karbohidrat (gula dan pati).
1) Tanaman penghasil gula seperti bit gula, tebu, dan jagung.
2) Tanaman penghasil minyak seperti kedelai, bunga matahari, kanola, kacang
tanah, dan kapas.
3) Tanaman penghasil protein yang merupakan tanaman legum seperti kedelai,
kacang kapri, dan kacang tanah.
4) Tanaman penghasil biji berpati seperti jagung, gandum, jawawut, dan sorgum.
5) Tanaman umbi akar dan umbi batang.

7. Daftar Pustaka

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulbar. (2021). Teknologi Pertanian


Terpadu Antara Padi Ikan Dan Itik (PAKANITIK). Retrieved from
http://sulbar.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/343-
teknologi-pertanian-terpadu-antara-padi-ikan-dan-itik-pakanitik.

9
ITIS. (2009). Integrated Taxonomic Information System. Retrieved from
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&sear
ch_value=41976#null.
Rai, I. N. (2018). Dasar-Dasar Agronomi. Denpasar: Percetakan Pelawa Sari.
Shiddieq, D., Sudira, P., & Tohari. (2021). Aspek Dasar Agronomi Berkelanjutan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

10

Anda mungkin juga menyukai