Anda di halaman 1dari 17

Kaleng Susu Alat Pantau Curah Hujan

Sumber: Berita Iptek Topik: Teknologi Tags: Alat Pantau Curah Hujan, bencana alam

Teknologi tepat guna yang sangat sederhana ini akan diperkenalkan kepada masyarakat luas
untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat banjir dan tanah longsor. Hal ini dikemukakan
Wisnu Widjaya, anggota tim asistensi teknis mitigasi bencana alam dan aplikasi rekayasa
forensik KMNRT, BPPT sebagaimana yang di tulis Republika. Menurut Wisnu, prinsipnya
sederhana saja. Curah hujan yang turun di suatu daerah biasanya di ukur dalam skala milimeter.
Ini tentunya berhubungan dengan luasan tertentu di mana air hujantercurah. Semakin besar
angka yang ditunjukkan, berarti semakin deras curah hujan tersebut.

Ia menjelaskan, batas maksimal di mana masyarakat sudah harus mewaspadainya adalah bila
sudah mencapai angka 60 mm.

Dan ukuran seperti ini, ternyata bisa di pantau dengan sebuah wadah seperti kaleng susu atau
wadah terbuka jenis lainnya.

Cara untuk mengukurnya mudah. Wadah tersebut nantinya di beri tanda berupa goresan di
dindingnya. Wadah di tempatkan di daerah terbuka untuk menampung air hujan.

Bila dalam waktu tertentu air yang tertampung sudah mencapai goresan, itu tandanya curah
hujan sudah membahayakan. Maka tentunya, kentongan pun harus di pukul sebagai tanda warga
sudah harus meninggalkan rumahnya.

Masalahnya sekarang, setiap daerah tentu berbeda-beda karakteristiknya. Artinya kepadatan


tanah tentunya berbeda-beda, kemiringan lahan juga berbeda-beda, belum lagi penutupan lahan
oleh hijauan, bisa jadi berbeda-beda pula. Karakteristik seperti ini tentu saja menyebabkan
goresan pada kaleng susu di setiap daerah akan berbeda-beda.

Dan sebenarnya, setiap kecamatan yang rawan bencana alam seharusnya mempunyai stasiun
mini seperti ini.

Setasiun mini seperti ini berfungsi memantau cuaca secara umum, termasuk curah hujan.
Kemudian dianalisis dengan data-data lingkungan. Seperti aliran sungai, kemiringan lahan,
penutupan lahan, dan sebagainya. Sehingga nantinya karakteristik wilayah tersebut bisa
diketahui.

Padahal kalau di lihat dari harganya, seperangkat alat ini harganya tidak lebih dari 15 juta.
Tentunya masih jauh dibandingkan biaya kampanye pemilihan kepala desa di Karawang yang
mencapai 80 juta.

Wisnu juga menjelaskan, pemantauan curah hujan ini perlu mengingat hujan merupakan pemicu
datangnya bencana alam. Meski sebenarnya bukan semata-mata hujan yang menyebabkan
bencana alam longsor atau banjir. Bila daya dukung alamnya bagus, bencana mungkin bisa
dihindari.

Jadi, sekaleng susu tak hanya enak untuk di minum, tapi kalengnya pun bisa bermanfaat untuk
menampung curah hujan.

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Yth. Kepala Sekolah SMAN 1 MAGETAN


Yang saya hormati Guru dan Staff TU
Teman - teman yang saya banggakan
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia-Nya kita dapat
dipertemukan disini dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang kita tunggu syafaatnya di yaumul akhir kelak.

Hadirin yang berbahagia, tanggal 10 november 67 tahun silam telah terjadi peristiwa yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia. 67 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang mempertahankan
kemerdekaan dari agresi militer Belanda. Pada saat itu Belanda berkeinginan untuk dapat kembali
menguasai NKRI. Di kota Surabaya pertumpahan darah tidak dapat terelakan lagi. Pada masa itu
pahlawan bangsa yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senapan konvensional, harus melawan
tentara Belanda dengan persenjataan dan taktik perang yang lebih modern.

Dibawah kepemimpinan Bung Tomo, para pahlawan bangsa terus memekikkan gema kemerdekaan.
"Merdeka, Merdeka, Merdeka". Semangat inilah yang menjadi senjata muthakir untuk mengusir
penjajah dari bumi pertiwi ini. Semangat rela berkorban, tanpa pamrih, dan keberanian para pahlawan
telah memproteksi diri mereka dari rasa keputus asaan. Mereka hanya yakin pada satu hal, yaitu jihad
mereka akan diijabah oleh Allah SWT. Pada akhirnya semangat, keberanian, dan keyakinan mereka
berhasil mengantarkan mereka pada sebuah kemenangan. Pasukan Belanda luluhlantak oleh semangat
para pahlawan dan pasukan Belanda harus meninggalkan bumi pertiwi ini.

Hadirin yang berbahagia, semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani. Keduanya
harus menjadi sinergi, berjalan selaras untuk meneruskan perjuangan para pahlawan mencapai cita -
cita bangsa, yaitu Indonesia yang lebih baik kedepannya. Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa
mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga bangsa ini
senantiasa dalam lindungan-Nya, tetap dikaruniai kemerdekaan dan persatuan. amiin. "sekali merdeka!
tetap merdeka!"

Sekian pidato yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan saya mohon maaf.

Wassalamuallaikum wr. Wb
Pidato Tema Hari Pahlawan 1
Assalamualaikum, wr. wb
Saudara-saudara,
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan pidato berjudul “Hari Pahlawan”.
Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme sangat
penting dalam mengembangkan negara kita. Tanpa sikap tersebut, maka mustahil bagi kita untuk
membuat negara kita bertahan hidup.
Saudara – saudara
Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November. Ini adalah refleksi negara kita
dalam menghargai sejarah masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan melawan penjajahan.
Hari Pahlawan juga menunjukkan bahwa para pendahulu kita telah segala sesuatu dikorbankan
untuk membangun negara ini.

Hari Pahlawan diambil dari sejarah pertempuran di Surabaya. Itu ketika


orang-orang kita melawan Belanda dan pasukan Sekutu dengan tujuan perjuangan
Kemerdekaan Indonesia. Lebih dari 100.000 orang Indonesia yang terlibat di pertempuran melawan
Sekutu yang diperkirakan lebih dari
30.000 tentara. Setidaknya 16.000 orang Indonesia meninggal, sedangkan di pihak musuh hilang
2.000 prajurit. Pertempuran itu merupakan pertempuran terberat dalam revolusi dan
menjadi simbol nasional perlawanan Indonesia. Dianggap sebagai upaya heroik oleh
Indonesia, pertempuran membantu rakyat kita mendapatkan dukungan internasional untuk
Kemerdekaan Indonesia. Sebagai memori pertempuran, 10 November kemudian
dirayakan setiap tahun sebagai Hari Pahlawan.

Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di negara kita selama
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka mengorbankan segalanya, termasuk darah
mereka dan kehidupan. Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka, patriotisme dan nasionalisme
untuk negara ini.
Ada pepatah: negara besar adalah negara yang menghargai semua pahlawan-nya. Kita
sering mendengar tentang hal itu. Kita tahu bahwa tanpa pengorbanan pahlawan , tidak akan ada
negara ini. Kemerdekaan Indonesia tidak diberikan oleh kolonialis tersebut.

Saudara – saudara
Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi pertempuran melawan
penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang. Ada banyak jenis
perjuangan yang harus kita lakukan. Berjuang melawan korupsi, kolusi dan nepotisme
adalah beberapa contoh perjuangan. Kita harus tetap semangat kepahlawanan, patriotisme
dan nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai pahlawan kita.

Saudara-saudara;
Saya pikir itu semua pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan kita, mari kita lanjutkan
perjuangan. Terus berjuang … untuk negara kita, untuk masa depan yang lebih baik!
Terima kasih banyak atas perhatian Anda.
Wassalamu’alaikum Wr.wb

Pidato hari pahlawan 2

Assalamualaikum wr.wb

Yang terhormat ibu kepala sekolah atau perwakilannya, yang saya hormati ibu dan bapak
guru, yang saya hormati staff tata usaha dan yang saya banggakan teman teman sekalian.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah sehingga kita dapat berkumpul di lapangan ini. Tak lupa junjungan kepada nabi besar
Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir hayat

Teman-teman sekalian yang saya banggakan, pada hari ini kita melaksanakan upacara
pengibaran bendera merah putih dalam rangka hari pahlawan. Mungkin kita akan bertanya
Tanya mengapa hanya tanggal 10 November yang di jadikan hari pahlawan ? karena pada saat
itu pahlawan pahlawan kemerdekaan replubik Indonesia sedang melawan belanda di
Surabaya. Pahlawan itu adalah bung tomo. Ia pahlawan yang gigih, tegas dan berwibawa.
Sejarah pada tanggal 10 november juga adalah waktu ketika bendera belanda di sobek dan di
jadikan bendera Indonesia

Teman-teman sekalian yang saya banggkan, pahlawan pahlawan tersebut lah yang menjadi
suri tauladan bagi kita sang penerus bangsa. Walaupun globalisasi telah mendunia tetapi
budaya Indonesia masih tetap. Yang displin, tekun, sabar, dan selalu mentaati peratuan yang
ada. Kita sebagai penerus bangsa harus mengikuti kebajikan kebajikan yang telah di lakukan
oleh pahlawan kita, tidak harus dengan mengangkat senjata dan turun ke medan perang.
Tetapi untuk tidak bertawuran, karena tawuran bukanlah budaya kita, budaya kita adalah
saling menghormati satu sama lain. Tidak juga dengan melompati dinding sekolah, itu bukan
budaya kita, budaya kita adalah tertib dan displin.

Teman-teman sekalian yang saya banggakan, waktu demi waktu terus berjalan, dan sudah
terasa lama kita merdeka. Tetapi mengapa kita selalu mengikuti budaya penjajah. Indonesia
harus bangkit dari penjajah penjajah masa lalu ataupun sekarang yang seperti para koruptor
dan lain lain. Kita yakin kan bersama bahwa Indonesia bisa !

Mungkin demikian amanat yang bisa saya sampaikan, kebeneran ada di ALLAH dan kesalahan
ada di saya. Mohon maaf bila ada kesalahan-kesalahan kata

wabillahitauqfiq walhidayah,

Pidato hari pahlawan 3

Assalamualaikum Wr Wb
Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua,

Yang terhormat, Bapak Kepala Sekolah, yang terhormat, Bapak Kepala suku, Yang
terhormat, Bapak Presiden, (Terserah anda,)

Sebelumnya, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang teleh berkenan memberikan kita rahmatnya sehingga kita semua bisa
berkumpul dalam acara peringatan hari kemerdekaan ini tanpa ada satu halangan apapun.

Dalam Suasana hari kemerdekaan Indonesia ini, saya ingin menggelorakan semangat
kemerdekaan Indonesia yang saya rasa sudah terkikis terlalu banyak di jiwa para pemuda
Indonesia.

Kita seluruh bangsa Indonesia masih ingat betapa hebatnya perjuangan-perjuangan


pahlawan kita dalam mempertahankan dan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,
sungguh tidak ternilai jasa mereka.

Kita sebagai bangsa yang besar harus dapat menghargai jasa pahlawan-pahlawan kita,
tetapi yang lebih penting lagi pada saat ini ialah mengisi kemerdekaan ini dengan
pembangunan. Mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan sesuai dengan bidang
masing-masing untuk menuju kepada cita-cita kemerdekaan yang pada hakikatnya
merupakan juga cita-cita luhur para pahlawan yang gugur mendahului kita yakni
terbentuknya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.

Marilah kita teruskan semangat para pahlawan kita itu dengan semangat pembangunan.
Pembangunan juga merupakan perjuangan yang tak kalah pentingnya dengan perjuangan
merebut kemerdekaan . Apakah artinya merdeka jika hidup bertambah sengsara. Kita
berusaha tetapi Tuhan yang menentukan. Tetapi ingat saudara-saudara... Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang jika manusia sendiri tidak mau berusaha mengubahnya.

Kemerdekaan yang kita peroleh juga merupakan rahmat dari Tuhan. tetapi jangan diharap
tuhan memberikan semua apa yang kita cita-citakan jika kita sendiri tidak mau
mengusahakannya.

Sekali lagi, marilah peringatan hari kemerdekaan kali ini kita isi dengan meningkatkan
semangat perjuangan pahlawan kita, semangat perjuangan yang harus kita wujudkan
sebagai semangat pembangunan untuk mengisi kemerdekaan ini.

Kiranya, hanya itu yang dapat saya sampaikan, Kurang dan lebihnya, saya mohon maaf.

Akhirnya marilah berdoa dan berjuang. Tuhan bersama kita, merdeka.........!!!!


Terima kasih dan assalamu'alaikum wr. wb...
Contoh Naskah Drama Komedi

Pada suatu masa terdapat tiga orang bersahabat yang tinggal disebuah desa terpencil. Mereka.
Bernama Toha, Siska dan Aldi. Ketiga pemuda ini senantiasa bersama-sama baik dikala suka
maupun duka. Mereka berbeda dengan teman-temannya yang mewarnai hari-harinya dengan
hiburan, party, dan lain sebagainya layaknya kehidupan seorang remaja.

Pada suatu hari mereka berkumpul disebuah taman.

Toha: Wah.. Langitnya redup banget ya?! Jadi serem deh kalau kaya gini.

Siska: Iya, kaya mau runtuh aja nih langit.

Aldi: Emang langit bisa runtuh ya? Oya, aku mau nanya sama kalian ‘tiyang langit tu dimana
sih?’

Toha: Nggak tau juga gue. Mau nanya sama nyokap kayaknya dia juga nggak tahu.

Siska: Nanya nyokap soal gituan, nanya soal kuliner pasti dia punya banyak jawaban.

Aldi: Belum tentu, orang nyokap gue juga nggak ngerti soal kuliner. Tapi nggak papa, yang
penting dia sayang abis sama gue.

Siska: Pantesan kamu ogah nyari pacar, orang udah kenyang sama kasih sayang ibu kamu.

Aldi: Masalah buat loe?

Siska: Ea enggak lah bro!

Toha: Eh udah2..

Siska: Ha, kamu kenapa sih masih demen ngejomblo aja?

Toha: Gue nggak demen kok

Siska: Terus kenapa nggak nyari pacar?

Toha: Nyarinya dimana ya?

Aldi: Kalau pagi ibu kamu kan ke pasar tu, nah ikut aja dia nanti kamu akan nemu deh.

Siska: Heeemmm..

Toha: Oh gitu ya.. Ya udah deh, besok gue ikut ibu gue kepasar barangkali aja bisa nemu yang
kaya nyi roro kidul.

Siska: Terus abis itu kamu demam nggak bisa sembuh.

Aldi: Andai saja langit runtuh, kita sembunyi dimana ya?

Toha: Nggak tahu..

Siska: Nyebur laut

Aldi: Eh, jangan! Kamu ntar perut kamu jadi buncit kebanyakan nelan air.
Toha: Bener tu, kamu kan cewek, harus tetap kurus kering kaya bambu nggak kena ujan.

Contoh Naskah Drama Cinta

Judul: Kau Milikku dan Juga Miliknya


Pemain: Riza, Amin, Dian, Petugas Kasir

(Setting: di sebuah taman kota pada sore hari)

Riza: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang ke
pesta itu

Dian: (mencoba mengingat – ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amin, pacarnya
yang satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor
ada lembur atau tidak.

Riza: (yang sebenarnya sudah tahu kalau Dian ada kencan dengan Amin)..duuh..diusahain donk.
Kan aku juga pengen ngenalin kamu ke keluarga besarku.

Dian: Iya..aku usahain..(tak lama kemudian HP Dian pun berdering. Dian melirik layar HP nya
dan ternyata Amin yang menelepon)

Riza: Kok ngga diangkat say?

Dian: ah ngga penting..dari temenku kok. Nanti aku telp balik saja (sambil berusaha
menyembunyikan kegugupannya)

Riza: eh pinjam HP nya donk..aku mau sms temen kantorku (sambil senyum – senyum usil)

Dian: pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman)

Riza: oh ya sudah lah..yuuk kita pulang saja. Sudah sore nih

Dian: (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang bagaimana
caranya bisa mengajak Riza ke mall) kita ke mall dulu yuuk..ngadem bentar gitu..sambil lihat-
lihat

Riza: oh pengen ke mall? ayoo..

(kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak antara taman dan mall yang dekat)
(Setelah sampai di mall)

Dian: (sibuk memilih – milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus ngga say? pantes ngga aku
pakai ini? (sambil bergaya bak foto model)

Riza: oh bagus..makin cantik aja kamu (Riza yang tahu akal bulus Dian yang selalu morotin
uangnya mulai pasang strategi)

Dian: udah ini aja..setelah bayar kita pulang biar ngga kemalaman (sambil membawa barang –
barang belanjaannya ke kasir)

(Riza yang biasanya langsung mengikuti Dian ke kasir, saat itu terlihat anteng di dekat kamar
ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan Dian)

Dian: (berteriak untuk kesekian kalinya)..Sayang..ini lho sudah selesai dihitung belanjaannya

Riza: (sambil jalan mendekat) ya udah..tinggal dibayar kan


Dian: kok kamu gitu..kan biasanya kamu yang bayarin (sambil marah teriak – teriak)
(tak lama kemudian Amin pun mendekat ke meja kasir)

Amin: oh ini juga yang biasa membayari barang – barang belanjaanmu?

Dian: (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) eh..hmm…anu..kok kamu bisa disini?

Amin: aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Riza sudah tahu polah tingkahmu
mempermainkan kamu

Riza: sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami berdua selama ini?
(petugas kasir mengingatkan Dian untuk segera membayar barang belanjaannya karena jumlah
orang yang antri semakin banyak)

Dian: (dengan tertunduk malu) maaf mbak, saya tidak jadi beli semua barang-barang ini
(kemuddian terdengar teriakan cemooh orang – orang yangs edang antri di belakang Dian)

Amin & Riza: enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan sekarang.
(tanpa menjawab, Dian kemudian lari meninggalkan Riza dan Amin

Contoh Naskah Drama Untuk 5 Orang

Judul: Pengorbanan Orangtua Untuk Anak


Pemain: Dina, Lia, Mifa, Deni, Yoga

Dina: Apa kabar sahabat?

Lia cs: Baik. Kamu sendiri gimana?

Dina: Alhamdulillah, sehat.

Lia: Gimana kabar Bapak kamu Din? Sudah baikan kan?

Dina: Alhamdulillah, sudah baikan kok. Terimakasih sudah menanyakan kondisi orangtuaku.

Mifa: Emang Bapak kamu abis sakit ya Din?

Dina: Iya Mif, tapi sekarang sudah sembuh kok.

Mifa: Sorry Din, aku nggak sempat menjenguk kemarin soalnya aku nggak tau. Syukur deh
kalau sudah baikan.

Dina: Nggak papa kok Mif, thanks for care.

Deni: Din, sebaiknya kamu jagain Bapak kamu baik-baik. Jangan biarkan dia terlalu banyak
bekerja nanti bisa kambuh sakitnya, kan dia udah tua.

Dina: Tentu Den! Setelah sembuh kemarin aku udah ngelarang Bapakku untuk ngerjain yang
berat-berat.

Deni: Bener tu Din.

Yoga: Kalau dipikir-pikir orangtua kita tu udah banyak berkorban buat kita. Mestinya kita harus
bisa menjadi anak yang tau balas budi. Kita harus memberikan perhatian yang cukup kepada
beliau. Membalas jasa-jasa beliau kepada kita, dan berusaha membuat beliau merasa bangga
dengan budi pekerti kita.
Dina cs: Kamu benar sekali Ga. Kita tidak boleh menjadi anak yang hanya bisa merepotkan
orangtua. Kita harus membalas setiap pemberiannya kepada kita. Menghargai pengorbanannya
kepada kita. Tanpanya, bahkan kita tidak tau apakah saat ini kita cukup makan.

Mifa: Jika kalian renungi, kita memang tidak akan sanggup membalas jasa dan pengorbanan
orangtua kita. Mereka mampu melakukan semuanya untuk kita. Sesuatu yang tidak mampu
dilakukannya pun bisa dilakukannya karena demi masa depan anaknya. Oleh yang demikian,
maka kita harus senantiasa mengingatnya dan berusaha untuk memperlakukannya sebagai ratu
dalam kehidupan kita. Jangan pernah ada diantara kita lalai dan tidak peduli terhadap kondisi
orangtua kita, termasuk pada saat beliau sakit.
Naskah Drama: Salah Sangka (untuk 6 orang)
Assalamu'alaikum

Karena nggak ada ide buat ngepost dan kebetulan tadi nemu naskah drama B.Indo waktu
semester 1, jadinya mending itu aja yang di post, hehe sekalian buat narik visitor Check it outttt

Salah Sangka
Cast:

1. Alhadi Budianto as Budi

2. Cahayani Yogaswari as Ririn

3.Kurnia Vanie S as Corry

4. Muhammad Haris as Haris

5. Nurul Novria as Nurul

6. Venny Goretti as Venny

Di sebuah sekolah favorit, ada tiga orang siswa populer yang disegani. Mereka adalah Corry,
Ririn, dan Venny yang terbiasa mendapatkan apapun dengan uang.

Namun ada juga golongan kedua, yang terdiri dari Nurul, Budi, dan Haris. Mereka pintar, namun
tergolong siswa kurang mampu sehingga sering diremehkan oleh Corry, Ririn, dan Venny.

Suatu hari, Corry, Ririn, dan Venny hendak pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang
lapar. Namun Corry tidak berhasil menemukan uangnya yang seingatnya diletakkan di tas.

Ririn :”Cor, Ven, kita ke kantin yuk!”

Venny :”Ayo, perutku sudah lapar sekali!”

Corry :(sambil membuka-buka tasnya)”Aku juga”

(Ririn dan Venny berjalan beriringan meninggalkan kelas)

Corry :(setengah berteriak) ”Eh, tunggu!”

Venny :”Kenapa, Cor?”

(Ririn dan Venny berbalik ke arah Corry)

Corry :”Uang aku hilang nih! Kalian liat nggak?”

Ririn :”Hah? berapa? Coba periksa lagi, mungkin aja terselip”

Corry :”Nggak mungkin, Rin. Aku masih ingat tadi meletakkan uang itu disini” (menunjuk bagian depan
tasnya)

Ririn :”Hmmmm...mendingan geledah aja semua tas, Cor!”

Venny :”Tunggu, geledahnya nanti aja waktu semuanya udah di dalam kelas, kan nggak enak sama yang lain,
Cor”

Corry :”Yaudahlah”
Ririn :”Mendingan ssekarang kita ke kantin, biar aku yang traktir!”(menarik tangan Corry dan Venny keluar
kelas)

(Semua siswa telah berada di dalam kelas)

Ririn :”Teman-teman ada yang ngeliat uang Corry nggak?”

Haris :”Berapa uangnya?”

Corry :”500 ribu, tau nggak?”

Haris :(menggeleng)

Ririn :”Ya udah, geledah aja tas mereka semua!”(Ririn berjalan menuju meja Budi yang sedang membaca buku
dan langsung menggeledah tasnya)

Ririn :”Loh, ini uangnya!” (mengacungkan uang 500 ribu)

Budi :(meletakkan bukunya)”Bukan! itu uang yang diberikan ayahku tadi pagi dan akan kugunakan untuk
membayar uang sekolah”(merebut uang itu dari tangan Ririn)

Haris :”Ya, itu uang Budi! Bahkan tadi pagi aku melihat ayahnya sendiri yang memberikan uang itu kepada
Budi!”

Corry :”Nggak nyangka, ya! Orang yang selama ini kuanggap baik dan jujur ternyata bisa mencuri uangku!
Budi, kamu sadar diri dong! Kurang baik apa aku ke kamu!”

Budi :”Tapi kan.....”

Nurul :”Kamu nggak boleh gitu, Cor! Belum tentu Budi yang mengambil uang itu! Siapa tau uang itu benar-
benar pemberian ayahnya!”

Corry :”Nggak mungkin! aku yakin itu uang aku! Nggak mungkin juga kan, Budi punya uang sebanyak ini!”
(merebut uang dari tangan Budi)

Venny :”Ya sudahlah, nanti aja masalah ini diselesaikan. Sekarang kan sedang jam kosong, sebaiknya kamu
menenangkan diri dulu ke luar kelas. Aku tidak ikut, ya, mau mengerjakan PR dulu! Hehehe..”
(mengangkat buku PRnya)

(Ririn dan Corry berjalan keluar kelas)

Haris :”Sudahlah, Bud. Nggak usah terlalu dipikirkan”

Budi :”Tapi kenapa semuanya menuduh aku?”

Nurul :”Kalau kamu nggak salah kenapa harus takut?”

(Venny berjalan menuju meja Budi dan langsung duduk di sebelah Nurul)

Venny :”Aku tau siapa yang mencuri uang itu”

Nurul :”Hah?! siapa?!”(setengah berteriak)

Venny :”Ssstt....Ririn”

Budi :”Nggak boleh menuduh orang sembarangan, Ven!”

Haris :”Lagipula kayaknya nggak mungkin Ririn yang mengambil uang itu”

Venny :”Tapi itulah kenyataannya. Biar nanti aku yang memberitahu Corry. Kalian tidak usah panik”

Budi :”Baiklah, terimakasih ya, Ven. Kamu mau membantu kami”


Venny :(mengangguk dan kembali ke mejanya)

(Corry dan Ririn memasuki kelas)

Venny :(berteriak dengan lantang)”Teman-teman, sekarang saatnya kalian tau, siapa yang sebenarnya
mengambil uang Corry! dia adalah orang terdekat yang paling dipercayainya!”

Corry :”Jadi......kamu,Rin?”(memandang tidak percaya ke arah Ririn)

Ririn :”Iya, Kenapa?! Mau marah? Silahkan!”

Corry :”Sial!! selama ini aku sangat percaya sama kamu! Tapi kenapa kamu berkhianat, Rin? Kenapa kamu
tega sama aku?!”

Ririn :”Kamu yang buat aku berubah, Cor! kamu yang memaksa aku untuk ngikutin gaya hidupmu! Aku
tertekan, Cor!”

Budi :”Sudahlah.....kenapa jadi kalian yang bertengkar? Maafkan aja, Cor. Aku tau kondisi keuangan Ririn
sedang susah, kemarin aku melihat dia mendaftar beasiswa untuk anak kurang mampu”

Corry :”Tapi.....kamu kok nggak pernah cerita, Rin?”

Ririn :”Iya, memang aku yang salah. Maafkan aku, aku nggak pernah cerita sama kamu, karena aku nggak mau
merepotkan kamu, Cor”

Corry :(tertunduk)

Nurul :”Maafin aja, Cor. Kan dia udah jujur”

Venny :”Iya, nggak seharusnya kita bertengkar kayak gini”

Corry :(tersenyum)”Iya, Rin. Maafin aku juga, ya. Lain kali, kalau kamu butuh sesuatu, cerita aja ke aku,siapa
tau aku bisa bantu”

Ririn :(tersenyum dan mengangguk)

(Corry dan Ririn berjabat tangan)

Nurul :”Eh, kayaknya ada yang ketinggalan, deh!”

Haris :”Apa?”

Nurul :”Ada yang belum dimintain maaf, tuh!”

Corry :”Oiya, maafkan aku ya, Bud! aku salah sangka ke kamu!”

Budi :”Iya, nggak apa-apa, Cor. Aku nggak marah kok sama kalian semua!”

Venny :”Ya iyalah....Budi nggak mungkin marah sama Corry, kan kalian semua tau kalo Budi diam-diam ada
sesuatu sama Corry..”

Ririn, Haris, Nurul, Venny :”CIEEE!!!”


Itulah drama yang kami tampilin, sekian dan terima duit~ hehehe semoga bermanfaat buat yang lagi nyari naskah
drama tentang kehidupan sehari-hari:) Kalo mau copas cantumin sumbernya ya, karena naskah ini juga
kreasi kami bersama :D *siighh*
JADILAH DIRIMU SENDIRI
BABAK I
(ketika semua sudah lengkap, maka narator masuk ke panggung dan mulai bercerita)
Narator : alkisah di sebuah hutan terdapat seorang tukang batu yang pemalas, suka
mengeluh dan selalu tidak puas dengan dirinya sendiri.
Tukang Batu : aduh… hari ini aku harus bekerja. Pasti nanti capek sekali. Enakan aq duduk –
duduk dulu. (duduk di sebuah batu)
Batu : (bergerak – gerak)wadow … sakit tau ! (Sambil marah-marah).Bau lagi! Kentut
ya? (sambil menutup hidung)
Tukang Batu : (Terkejut dan takut) Maaf, dikit. Lho, batu kok bisa ngomong ?
Batu : ini kan Cuma drama
Tukang Batu : O…….
Batu : Awas ! (mengancam dan mengacung – acungkan kepalanya)
(Tukang batu pun ketakutan lalu melihat-lihat sekeliling, mencari tempat untuk bersandar.
Kemudian dia melihat pohon dibelakangnya)
Tukang Batu : kebetulan ada pohon. Bisa bersandar nih!
Pohon : aduuuuuuuuuh.. hati – hati dong, lecet neh.
Tukang Batu : (Terkejut) Lho kok pohon juga bisa ngomong?
Pohon : Wah menghina ya. Aku adalah pohon ajaib. Aku bisa melakukan apa saja.
Bahkan aku bisa menyanyi dan menari (menyombongkan diri)
Tukang Batu : masak sih ?
(pertama –tama pohon menyanyi seriosa dan tukang batupun menutup kupingnya karena suara
pohon yang melengking dan jelek. Lalu mulai menari. Setelah selesai, tukang batu hanya bisa
terkejut)
Tukang Batu : Wah… pohon yang aneh. (menggeleng-gelengkan kepala sambil pergi
meninggalkan pohon itu)
BABAK II
Narator : (ketika narator masuk, semua menjadi patung dengan gaya yang aneh). Lalu datanglah
sebuah matahari yang sinarnya sangat panas menyengat.
Tukang Batu : wah….. panas sekali ya! (sambil sesekali mengipasi dirinya. Lalu mengusap
keringatnya dengan sapu tanggan nya dan tidak sengaja memerasnya di sebelah batu)
Batu : Wadooooooooooooooooooow ! hei, jangan disini dong tukan batu! Uda
keringatnya bau asem lagi. (sambil menutup hidung)
Tukang Batu : (Terkejut) maaf. Eh emangnya batu punya hidung ya?
Batu : idiiiiiiih . sebel deh . ini kan Cuma bo’ong-boongan tau !
Tukang batu : (Pergi menjauh ) Pemarah sekali si batu itu . tapi memang panas sekal. Ini pasti
karena si matahari itu.
Matahari : Ha….ha…ha. ya aku yang menyebabkan panas ini.. ha….. ha…ha (Logat
batak)
Tukang Batu : (menutup hidung karena bau) wah, enak sekali ya menjadi matahari. Bisa
member panas tapi dia sendiri tidak kepanasan.
Matahari : iya dong. Aku gitu loh (sambil bergaya fungky)
Tukang Batu : (berfikir lalau dapat ide). Hmmmmmm matahari, bagaimana kalau kita
bertukar tempat saja. Aku menjadi matahari, dan kamu menjadi Tukang Batu. Bagaimana?
Matahari : (Tampak berfikir). Bagaimana ya? Baiklah, tapi ada syaratnya?
Tukang Batu : apa syaratnya? (penasaran)
Matahari : Kau harus member aku sepiring nasi dengan lauknya. Bagaimana?
Hahahahaha…
Tukang Batu : Itu sih gampang.
Matahari : eiiitt tunggu dulu. Sepiring nasi dengan lauk sate,gulai,soto,ayam goring,ayam
bakar,ikan gurami,capcai,telor dadar, telor mata sapi yang melirik ke kiri. Ok?
Tukang Batu : haaaa! (terkejut) banyak sekali! Tapi baiklah. Sebentar ya!
(Tukang Batu pulang ke rumahnya untuk mengambil makanan yang di minta matahari,
sedangkan matahari sudah lapar dan ingin segera mencicipi masakan tersebut. Tak lama
kemudian Tukang Batu masuk sambil membawa masakan yang dijanjikannya)
Tukang Batu : nih !
Matahari : bah! Dimana pila sambal terasinya?
Tukang Batu : sambal terasi? Tadi kan kamu tidak minta?
Matahari : wah-wah-wah… hei penonton, enak gak klo kita makan tanpa sambal terasi?
(Tanya ke penonton). Nah, dengar tidak, semua orang setuju kalau tanpa sambal, makanan kita
jadi tidak enak.
(Dengan terpaksa, tukang batu membuat sambal di atas batu)
Batu : Wadooooooooow. Aduh. Kamu lagi, kamu lagi. Seneng pula kau menggangu
aku. Liat nih gara-gara kamu…. Kepalaku jadi benzol-benzol. Lho kok aku jadi logat batak juga
sih (marah-marah sambil menunjukan kepalanya yang benjol)
Tukang Batu : maaf…
Batu : Awas ya!
(Lalu mereka berdua berganti kostum, dan naratorpun masuk)
BABAK III
Narator : akhirnya tukang batu itupun menjadi sebuah matahari. Dan si matahari berubah
menjadi seorang tukang batu. Haaa…haa…ha,,
Matahari : Maaf bu. Itu kan ketawa aku. Kok ibu zadi ikut-ikutan ketawa seperti itu.
Narator : (malu) Maaf… (lalu pergi)
Tukang Batu : Asyiiiiiiik! Ahirnya aku menjadi matahari.
Batu : Wadoooow. Jangan dekat-dekat dong! panas sekali! jauh-jauh sana! Awas!
(tukang batupun takut dan menjauh ke arah pohon)
Pohon : Hei… pergi sana… jangan dekat-dekat. Panas nih. Kalau tidak Ciaatt (berpose
silat, meniru gaya hewan : elang menyambar, ular mencaplok, dan harimau mencengkram)
Tuakang Batu : iya……iya. Dasar batu dan pohon-pohon pemarah. Ah sudahlah. Tapi enak
sekali menjadi matahari.
(Lalu datanglah sebuah awan hitam, yang terus mengejar matahari dan berdiri di depannya.
Tukang batupun jengkel)
Tuakang Batu : Hei…. Awan hitam. Panggungnya kan masih luas. Kenapa sih, selalu ada di
depanku?
Awan Hiatm : Hei matahari, kamu tidak tahu siapa aku ya?. Aku ini awan hitam. Sebentar
lagi, aku akan menurunkan hujan. Makanya kamu harus sembunyi dulu.
Tukang Batu : O………. Begitu ya?
Awan Hitam : Iya. Masak tidak tau sih
(Tukang batu menggeleng-geleng)
Tukang Batu : (Berfikir) wah enak dong menjadi awan hitam (Berkata dengan dirinya
sendiri). Eh awan hitam, mau tukaran tempat tidak. Aku menjadi awan hitam dan kamu menjadi
matahari. Bagaimana?
(ketika awan hitam sedang berfikir, tiba-tiba narator datang)
Awan Hitam : Bu narator, kok sudah muncul sih. Kan belum waktunya?
Narator : lho iya ya? Wah bilang dong dari tadi, kalau belum saatnya muncul. Maaf para
penonton. Kalian sih, jadi malu nih. (marah-marah sambil menyalakan mereka berdua)
Tukang Batu : bagaimana?
Awan Hitam : Hmmmmmmm…. (mengeleng-geleng smabil berfikir) baiklah, tapi ada
syaratnya?
Tukang Batu : (menggeleng-geleng sambil menghela nafas) apa syaratnya ?
Awan Hitam : Mudah… yaitu mobil mewah dan rumah mewah.
Tukang Batu : (terkejut) wah itu sih susah. Eh… tapi tunggu dulu. (Tukang Batu masuk ke
dalam. Lalu keluar lagi sambil membawa mobil-mobilan dan rumah-rumahan). Bagaimana
kalau mobil-mobilan dan rumah-rumahan mewah?
Awan Hitam : (terkejut) apa! (mengeleng-geleng) baiklah. Terpaksa!
(lalu mereka bertukar tempat,tiba-tiba datang ibu narator. Semua menjadi patung. Tapi ibu
narator lama tidak ngomong-ngomong)
Batu : Bu…. Ibu narator. Kok tidak ngomong-ngomong ya?
Narator : siapa bilang saya mau ngomong. Saya kan Cuma mau nampang doing. (sambil
melambai-lambaikan tangan ke penonton)
Semua Personil : Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…..!
Narator : kenapa sih sirik aja. Memangnya tidak boleh. (pergi sambil ngomel-ngomel)
Tukang Batu : asyiiik. Sekarang aku menjadi awan hitam. Aku bisa menutup-nutupi matahari.
Oh ya, aku juga bisa membuat hujan yang sanggat lebat. Ha…..ha….ha…
(tiba-tiba matahari yang menjadi tukang batu datang)
Matahari : he..he… itu kan ketawa aku
Tukang Batu : maaf. Wah sekarang aku mau menurunkan hujan yang sangat lebat.
Wuuuuuuuuuuuuus (sambil menendang-nendang tumbuhan kecil. Lalu datang seseorang yang
tertarik angin. Trus datang lagi orang berpayung, yang payungnya sampai rusak,menghadap ke
atas)
Tukang Batu : asyiiik. Aku berkuasa sekarang.
Tukang Batu : ha………..(tiba-tiba ingat matahari yang marah bila ketawanya ditirukan).
Ups. (tiba-tiba tukang batu heran melihat batu yang tidak bergeser sedikitpun). Hai, batu. Kok
kamu tidak rusak sedikitpun?
Batu : Hai… awan hitam? Mikir dong! Aku kan Batu. Liat aku sangat kuat. (sambil
memamerkan ototnya). Jadi aku tidak akan rusak.
Tukang Batu : o…….. begitu ya. (berfikir). Hmmmm.. ngomong-ngomong batu, mau tidak
kita tukaran tempat?
Batu : Apa! (berteriak keras). Kamu fikir aku bodoh ya, bisa kamu suap seperti si
matahari dan awan hitam.
Tukang Batu : Ayolah! Apapun syaratnya, aku akan penuhi! (sambil ketakutan)
Batu : tidak! (masih marah dan berteriak) enak saja!
Tukang Batu :Please!
Batu : Tidak
Tukang Batu : He, mau tidak? (marah sambil mencengkeram kerah baju si batu)
(Si batupun ketakutan)
Batu : eh.. iya deh kalau begitu. Jangan marah dong! Gitu saja marah! (merayu si
tukang batu). Nih! (menyerahkan kostumnya)
Tukang Batu : sana pergi! Awas ya kembali lagi! (mengancam batu. Batupun ketakutan dan
berlari). Asyiiik. Kasihan deh lo si batu,makanya jadi orang jangan galak-galak. Sekarang aku
menjadi batu yang perkasa.
(Tak lama kemudian datanglah, si tukang batu yang sebenarnya si matahari)
Matahari : ha…….ha…..ha… bah hari yang sangat cerah untuk memulai pekerjaanku
sebagai tukang batu. Kebetulan ada sebuah batu disini.
(matahari mulai memukul-mukulkan palunya)
Tukang Batu : aduuuuuuh. Matahari…… kenapa memukul aku?
Matahari : bah…. macam pula kau ini. Aku kan seorang tukang batu. Zadi pekerjaanku
yya memecah batu.
Tukang Batu : O……………. tapi aku mati dong!
Matahari : ya……. Terserah kaulah. Siapa suruh zadi batu. (mulai memukul lagi)
Tukang Batu : Tunggu….! Aku mau jadi tukang batu lagi kalau begitu. Tukeran ya?
Matahari : Tidak mau ! (terus memukul-mukul)
Tukang Batu : tolong…..tolong…..tolong…. ibu narator kemana sih? Bu…. Ibu narator!
Matahari : ha……..ha…….ha
(Lama kemudian ibu narator datang sambil makan)
Tukang Batu : Bu…. Lama sekali sih. Tutup acaranya dong. Saya di pukulin terus nih!tolong!
Narator : (sambil tetap makan) iyaaaaaaa… cerewet amat sih, siapa suruh gak puas jadi
diri sendiri.
Makanya jadilah dirimu sendiri. Percaya diri dong! Baiklah para penonton, begitulah akhir cerita
kita hari ini. Hikmah yang bisa kita ambil, janganlah kita meniru si tukang batu yang selalu
mengeluh, pemalas dan selau tidak puas dengan dirinya sendiri. Sampai jumpa di cerita
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai