Sumber: Berita Iptek Topik: Teknologi Tags: Alat Pantau Curah Hujan, bencana alam
Teknologi tepat guna yang sangat sederhana ini akan diperkenalkan kepada masyarakat luas
untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat banjir dan tanah longsor. Hal ini dikemukakan
Wisnu Widjaya, anggota tim asistensi teknis mitigasi bencana alam dan aplikasi rekayasa
forensik KMNRT, BPPT sebagaimana yang di tulis Republika. Menurut Wisnu, prinsipnya
sederhana saja. Curah hujan yang turun di suatu daerah biasanya di ukur dalam skala milimeter.
Ini tentunya berhubungan dengan luasan tertentu di mana air hujantercurah. Semakin besar
angka yang ditunjukkan, berarti semakin deras curah hujan tersebut.
Ia menjelaskan, batas maksimal di mana masyarakat sudah harus mewaspadainya adalah bila
sudah mencapai angka 60 mm.
Dan ukuran seperti ini, ternyata bisa di pantau dengan sebuah wadah seperti kaleng susu atau
wadah terbuka jenis lainnya.
Cara untuk mengukurnya mudah. Wadah tersebut nantinya di beri tanda berupa goresan di
dindingnya. Wadah di tempatkan di daerah terbuka untuk menampung air hujan.
Bila dalam waktu tertentu air yang tertampung sudah mencapai goresan, itu tandanya curah
hujan sudah membahayakan. Maka tentunya, kentongan pun harus di pukul sebagai tanda warga
sudah harus meninggalkan rumahnya.
Dan sebenarnya, setiap kecamatan yang rawan bencana alam seharusnya mempunyai stasiun
mini seperti ini.
Setasiun mini seperti ini berfungsi memantau cuaca secara umum, termasuk curah hujan.
Kemudian dianalisis dengan data-data lingkungan. Seperti aliran sungai, kemiringan lahan,
penutupan lahan, dan sebagainya. Sehingga nantinya karakteristik wilayah tersebut bisa
diketahui.
Padahal kalau di lihat dari harganya, seperangkat alat ini harganya tidak lebih dari 15 juta.
Tentunya masih jauh dibandingkan biaya kampanye pemilihan kepala desa di Karawang yang
mencapai 80 juta.
Wisnu juga menjelaskan, pemantauan curah hujan ini perlu mengingat hujan merupakan pemicu
datangnya bencana alam. Meski sebenarnya bukan semata-mata hujan yang menyebabkan
bencana alam longsor atau banjir. Bila daya dukung alamnya bagus, bencana mungkin bisa
dihindari.
Jadi, sekaleng susu tak hanya enak untuk di minum, tapi kalengnya pun bisa bermanfaat untuk
menampung curah hujan.
Hadirin yang berbahagia, tanggal 10 november 67 tahun silam telah terjadi peristiwa yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia. 67 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang mempertahankan
kemerdekaan dari agresi militer Belanda. Pada saat itu Belanda berkeinginan untuk dapat kembali
menguasai NKRI. Di kota Surabaya pertumpahan darah tidak dapat terelakan lagi. Pada masa itu
pahlawan bangsa yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senapan konvensional, harus melawan
tentara Belanda dengan persenjataan dan taktik perang yang lebih modern.
Dibawah kepemimpinan Bung Tomo, para pahlawan bangsa terus memekikkan gema kemerdekaan.
"Merdeka, Merdeka, Merdeka". Semangat inilah yang menjadi senjata muthakir untuk mengusir
penjajah dari bumi pertiwi ini. Semangat rela berkorban, tanpa pamrih, dan keberanian para pahlawan
telah memproteksi diri mereka dari rasa keputus asaan. Mereka hanya yakin pada satu hal, yaitu jihad
mereka akan diijabah oleh Allah SWT. Pada akhirnya semangat, keberanian, dan keyakinan mereka
berhasil mengantarkan mereka pada sebuah kemenangan. Pasukan Belanda luluhlantak oleh semangat
para pahlawan dan pasukan Belanda harus meninggalkan bumi pertiwi ini.
Hadirin yang berbahagia, semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani. Keduanya
harus menjadi sinergi, berjalan selaras untuk meneruskan perjuangan para pahlawan mencapai cita -
cita bangsa, yaitu Indonesia yang lebih baik kedepannya. Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa
mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Semoga bangsa ini
senantiasa dalam lindungan-Nya, tetap dikaruniai kemerdekaan dan persatuan. amiin. "sekali merdeka!
tetap merdeka!"
Sekian pidato yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan saya mohon maaf.
Wassalamuallaikum wr. Wb
Pidato Tema Hari Pahlawan 1
Assalamualaikum, wr. wb
Saudara-saudara,
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan pidato berjudul “Hari Pahlawan”.
Pidato ini bertujuan mengingatkan kita bahwa kepahlawanan, patriotisme dan nasionalisme sangat
penting dalam mengembangkan negara kita. Tanpa sikap tersebut, maka mustahil bagi kita untuk
membuat negara kita bertahan hidup.
Saudara – saudara
Setiap tahun kita memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November. Ini adalah refleksi negara kita
dalam menghargai sejarah masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan melawan penjajahan.
Hari Pahlawan juga menunjukkan bahwa para pendahulu kita telah segala sesuatu dikorbankan
untuk membangun negara ini.
Pertempuran di Surabaya adalah salah satu pertempuran yang terjadi di negara kita selama
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka mengorbankan segalanya, termasuk darah
mereka dan kehidupan. Mereka berdedikasi, kepahlawanan mereka, patriotisme dan nasionalisme
untuk negara ini.
Ada pepatah: negara besar adalah negara yang menghargai semua pahlawan-nya. Kita
sering mendengar tentang hal itu. Kita tahu bahwa tanpa pengorbanan pahlawan , tidak akan ada
negara ini. Kemerdekaan Indonesia tidak diberikan oleh kolonialis tersebut.
Saudara – saudara
Saat ini kita hidup di negara kemerdekaan. Tidak ada lagi pertempuran melawan
penjajah. Tapi, itu tidak berarti bahwa kita berhenti berjuang. Ada banyak jenis
perjuangan yang harus kita lakukan. Berjuang melawan korupsi, kolusi dan nepotisme
adalah beberapa contoh perjuangan. Kita harus tetap semangat kepahlawanan, patriotisme
dan nasionalisme di negara berkembang ini. Itulah cara kita menghargai pahlawan kita.
Saudara-saudara;
Saya pikir itu semua pidato saya. Mari kita terus semangati pahlawan kita, mari kita lanjutkan
perjuangan. Terus berjuang … untuk negara kita, untuk masa depan yang lebih baik!
Terima kasih banyak atas perhatian Anda.
Wassalamu’alaikum Wr.wb
Assalamualaikum wr.wb
Yang terhormat ibu kepala sekolah atau perwakilannya, yang saya hormati ibu dan bapak
guru, yang saya hormati staff tata usaha dan yang saya banggakan teman teman sekalian.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah mencurahkan rahmat dan
hidayah sehingga kita dapat berkumpul di lapangan ini. Tak lupa junjungan kepada nabi besar
Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir hayat
Teman-teman sekalian yang saya banggakan, pada hari ini kita melaksanakan upacara
pengibaran bendera merah putih dalam rangka hari pahlawan. Mungkin kita akan bertanya
Tanya mengapa hanya tanggal 10 November yang di jadikan hari pahlawan ? karena pada saat
itu pahlawan pahlawan kemerdekaan replubik Indonesia sedang melawan belanda di
Surabaya. Pahlawan itu adalah bung tomo. Ia pahlawan yang gigih, tegas dan berwibawa.
Sejarah pada tanggal 10 november juga adalah waktu ketika bendera belanda di sobek dan di
jadikan bendera Indonesia
Teman-teman sekalian yang saya banggkan, pahlawan pahlawan tersebut lah yang menjadi
suri tauladan bagi kita sang penerus bangsa. Walaupun globalisasi telah mendunia tetapi
budaya Indonesia masih tetap. Yang displin, tekun, sabar, dan selalu mentaati peratuan yang
ada. Kita sebagai penerus bangsa harus mengikuti kebajikan kebajikan yang telah di lakukan
oleh pahlawan kita, tidak harus dengan mengangkat senjata dan turun ke medan perang.
Tetapi untuk tidak bertawuran, karena tawuran bukanlah budaya kita, budaya kita adalah
saling menghormati satu sama lain. Tidak juga dengan melompati dinding sekolah, itu bukan
budaya kita, budaya kita adalah tertib dan displin.
Teman-teman sekalian yang saya banggakan, waktu demi waktu terus berjalan, dan sudah
terasa lama kita merdeka. Tetapi mengapa kita selalu mengikuti budaya penjajah. Indonesia
harus bangkit dari penjajah penjajah masa lalu ataupun sekarang yang seperti para koruptor
dan lain lain. Kita yakin kan bersama bahwa Indonesia bisa !
Mungkin demikian amanat yang bisa saya sampaikan, kebeneran ada di ALLAH dan kesalahan
ada di saya. Mohon maaf bila ada kesalahan-kesalahan kata
wabillahitauqfiq walhidayah,
Assalamualaikum Wr Wb
Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua,
Yang terhormat, Bapak Kepala Sekolah, yang terhormat, Bapak Kepala suku, Yang
terhormat, Bapak Presiden, (Terserah anda,)
Sebelumnya, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang teleh berkenan memberikan kita rahmatnya sehingga kita semua bisa
berkumpul dalam acara peringatan hari kemerdekaan ini tanpa ada satu halangan apapun.
Dalam Suasana hari kemerdekaan Indonesia ini, saya ingin menggelorakan semangat
kemerdekaan Indonesia yang saya rasa sudah terkikis terlalu banyak di jiwa para pemuda
Indonesia.
Kita sebagai bangsa yang besar harus dapat menghargai jasa pahlawan-pahlawan kita,
tetapi yang lebih penting lagi pada saat ini ialah mengisi kemerdekaan ini dengan
pembangunan. Mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan sesuai dengan bidang
masing-masing untuk menuju kepada cita-cita kemerdekaan yang pada hakikatnya
merupakan juga cita-cita luhur para pahlawan yang gugur mendahului kita yakni
terbentuknya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur.
Marilah kita teruskan semangat para pahlawan kita itu dengan semangat pembangunan.
Pembangunan juga merupakan perjuangan yang tak kalah pentingnya dengan perjuangan
merebut kemerdekaan . Apakah artinya merdeka jika hidup bertambah sengsara. Kita
berusaha tetapi Tuhan yang menentukan. Tetapi ingat saudara-saudara... Tuhan tidak akan
merubah nasib seseorang jika manusia sendiri tidak mau berusaha mengubahnya.
Kemerdekaan yang kita peroleh juga merupakan rahmat dari Tuhan. tetapi jangan diharap
tuhan memberikan semua apa yang kita cita-citakan jika kita sendiri tidak mau
mengusahakannya.
Sekali lagi, marilah peringatan hari kemerdekaan kali ini kita isi dengan meningkatkan
semangat perjuangan pahlawan kita, semangat perjuangan yang harus kita wujudkan
sebagai semangat pembangunan untuk mengisi kemerdekaan ini.
Kiranya, hanya itu yang dapat saya sampaikan, Kurang dan lebihnya, saya mohon maaf.
Pada suatu masa terdapat tiga orang bersahabat yang tinggal disebuah desa terpencil. Mereka.
Bernama Toha, Siska dan Aldi. Ketiga pemuda ini senantiasa bersama-sama baik dikala suka
maupun duka. Mereka berbeda dengan teman-temannya yang mewarnai hari-harinya dengan
hiburan, party, dan lain sebagainya layaknya kehidupan seorang remaja.
Toha: Wah.. Langitnya redup banget ya?! Jadi serem deh kalau kaya gini.
Aldi: Emang langit bisa runtuh ya? Oya, aku mau nanya sama kalian ‘tiyang langit tu dimana
sih?’
Toha: Nggak tau juga gue. Mau nanya sama nyokap kayaknya dia juga nggak tahu.
Siska: Nanya nyokap soal gituan, nanya soal kuliner pasti dia punya banyak jawaban.
Aldi: Belum tentu, orang nyokap gue juga nggak ngerti soal kuliner. Tapi nggak papa, yang
penting dia sayang abis sama gue.
Siska: Pantesan kamu ogah nyari pacar, orang udah kenyang sama kasih sayang ibu kamu.
Toha: Eh udah2..
Aldi: Kalau pagi ibu kamu kan ke pasar tu, nah ikut aja dia nanti kamu akan nemu deh.
Siska: Heeemmm..
Toha: Oh gitu ya.. Ya udah deh, besok gue ikut ibu gue kepasar barangkali aja bisa nemu yang
kaya nyi roro kidul.
Aldi: Eh, jangan! Kamu ntar perut kamu jadi buncit kebanyakan nelan air.
Toha: Bener tu, kamu kan cewek, harus tetap kurus kering kaya bambu nggak kena ujan.
Riza: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang ke
pesta itu
Dian: (mencoba mengingat – ingat, apakah dia juga ada janji kencan dengan Amin, pacarnya
yang satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor
ada lembur atau tidak.
Riza: (yang sebenarnya sudah tahu kalau Dian ada kencan dengan Amin)..duuh..diusahain donk.
Kan aku juga pengen ngenalin kamu ke keluarga besarku.
Dian: Iya..aku usahain..(tak lama kemudian HP Dian pun berdering. Dian melirik layar HP nya
dan ternyata Amin yang menelepon)
Dian: ah ngga penting..dari temenku kok. Nanti aku telp balik saja (sambil berusaha
menyembunyikan kegugupannya)
Riza: eh pinjam HP nya donk..aku mau sms temen kantorku (sambil senyum – senyum usil)
Dian: pulsaku habis juga tuh (sudah mulai merasa tidak nyaman)
Dian: (merasa belum mendapatkan barang apapun hari itu, dia berpikir keras tentang bagaimana
caranya bisa mengajak Riza ke mall) kita ke mall dulu yuuk..ngadem bentar gitu..sambil lihat-
lihat
(kemudian mereka berdua jalan ke mall karena jarak antara taman dan mall yang dekat)
(Setelah sampai di mall)
Dian: (sibuk memilih – milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus ngga say? pantes ngga aku
pakai ini? (sambil bergaya bak foto model)
Riza: oh bagus..makin cantik aja kamu (Riza yang tahu akal bulus Dian yang selalu morotin
uangnya mulai pasang strategi)
Dian: udah ini aja..setelah bayar kita pulang biar ngga kemalaman (sambil membawa barang –
barang belanjaannya ke kasir)
(Riza yang biasanya langsung mengikuti Dian ke kasir, saat itu terlihat anteng di dekat kamar
ganti dan pura-pura tidak mendengar ajakan Dian)
Dian: (berteriak untuk kesekian kalinya)..Sayang..ini lho sudah selesai dihitung belanjaannya
Dian: (dengan ekspresi yang kaget setengah mati) eh..hmm…anu..kok kamu bisa disini?
Amin: aku memang sengaja datang kesini. Aku dan Riza sudah tahu polah tingkahmu
mempermainkan kamu
Riza: sudah puas kan kamu menghabiskan uang kami berdua selama ini?
(petugas kasir mengingatkan Dian untuk segera membayar barang belanjaannya karena jumlah
orang yang antri semakin banyak)
Dian: (dengan tertunduk malu) maaf mbak, saya tidak jadi beli semua barang-barang ini
(kemuddian terdengar teriakan cemooh orang – orang yangs edang antri di belakang Dian)
Amin & Riza: enak ya dibikin malu seperti sekarang. Kena batunya kan sekarang.
(tanpa menjawab, Dian kemudian lari meninggalkan Riza dan Amin
Dina: Alhamdulillah, sudah baikan kok. Terimakasih sudah menanyakan kondisi orangtuaku.
Mifa: Sorry Din, aku nggak sempat menjenguk kemarin soalnya aku nggak tau. Syukur deh
kalau sudah baikan.
Deni: Din, sebaiknya kamu jagain Bapak kamu baik-baik. Jangan biarkan dia terlalu banyak
bekerja nanti bisa kambuh sakitnya, kan dia udah tua.
Dina: Tentu Den! Setelah sembuh kemarin aku udah ngelarang Bapakku untuk ngerjain yang
berat-berat.
Yoga: Kalau dipikir-pikir orangtua kita tu udah banyak berkorban buat kita. Mestinya kita harus
bisa menjadi anak yang tau balas budi. Kita harus memberikan perhatian yang cukup kepada
beliau. Membalas jasa-jasa beliau kepada kita, dan berusaha membuat beliau merasa bangga
dengan budi pekerti kita.
Dina cs: Kamu benar sekali Ga. Kita tidak boleh menjadi anak yang hanya bisa merepotkan
orangtua. Kita harus membalas setiap pemberiannya kepada kita. Menghargai pengorbanannya
kepada kita. Tanpanya, bahkan kita tidak tau apakah saat ini kita cukup makan.
Mifa: Jika kalian renungi, kita memang tidak akan sanggup membalas jasa dan pengorbanan
orangtua kita. Mereka mampu melakukan semuanya untuk kita. Sesuatu yang tidak mampu
dilakukannya pun bisa dilakukannya karena demi masa depan anaknya. Oleh yang demikian,
maka kita harus senantiasa mengingatnya dan berusaha untuk memperlakukannya sebagai ratu
dalam kehidupan kita. Jangan pernah ada diantara kita lalai dan tidak peduli terhadap kondisi
orangtua kita, termasuk pada saat beliau sakit.
Naskah Drama: Salah Sangka (untuk 6 orang)
Assalamu'alaikum
Karena nggak ada ide buat ngepost dan kebetulan tadi nemu naskah drama B.Indo waktu
semester 1, jadinya mending itu aja yang di post, hehe sekalian buat narik visitor Check it outttt
Salah Sangka
Cast:
Di sebuah sekolah favorit, ada tiga orang siswa populer yang disegani. Mereka adalah Corry,
Ririn, dan Venny yang terbiasa mendapatkan apapun dengan uang.
Namun ada juga golongan kedua, yang terdiri dari Nurul, Budi, dan Haris. Mereka pintar, namun
tergolong siswa kurang mampu sehingga sering diremehkan oleh Corry, Ririn, dan Venny.
Suatu hari, Corry, Ririn, dan Venny hendak pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang
lapar. Namun Corry tidak berhasil menemukan uangnya yang seingatnya diletakkan di tas.
Corry :”Nggak mungkin, Rin. Aku masih ingat tadi meletakkan uang itu disini” (menunjuk bagian depan
tasnya)
Venny :”Tunggu, geledahnya nanti aja waktu semuanya udah di dalam kelas, kan nggak enak sama yang lain,
Cor”
Corry :”Yaudahlah”
Ririn :”Mendingan ssekarang kita ke kantin, biar aku yang traktir!”(menarik tangan Corry dan Venny keluar
kelas)
Haris :(menggeleng)
Ririn :”Ya udah, geledah aja tas mereka semua!”(Ririn berjalan menuju meja Budi yang sedang membaca buku
dan langsung menggeledah tasnya)
Budi :(meletakkan bukunya)”Bukan! itu uang yang diberikan ayahku tadi pagi dan akan kugunakan untuk
membayar uang sekolah”(merebut uang itu dari tangan Ririn)
Haris :”Ya, itu uang Budi! Bahkan tadi pagi aku melihat ayahnya sendiri yang memberikan uang itu kepada
Budi!”
Corry :”Nggak nyangka, ya! Orang yang selama ini kuanggap baik dan jujur ternyata bisa mencuri uangku!
Budi, kamu sadar diri dong! Kurang baik apa aku ke kamu!”
Nurul :”Kamu nggak boleh gitu, Cor! Belum tentu Budi yang mengambil uang itu! Siapa tau uang itu benar-
benar pemberian ayahnya!”
Corry :”Nggak mungkin! aku yakin itu uang aku! Nggak mungkin juga kan, Budi punya uang sebanyak ini!”
(merebut uang dari tangan Budi)
Venny :”Ya sudahlah, nanti aja masalah ini diselesaikan. Sekarang kan sedang jam kosong, sebaiknya kamu
menenangkan diri dulu ke luar kelas. Aku tidak ikut, ya, mau mengerjakan PR dulu! Hehehe..”
(mengangkat buku PRnya)
(Venny berjalan menuju meja Budi dan langsung duduk di sebelah Nurul)
Venny :”Ssstt....Ririn”
Haris :”Lagipula kayaknya nggak mungkin Ririn yang mengambil uang itu”
Venny :”Tapi itulah kenyataannya. Biar nanti aku yang memberitahu Corry. Kalian tidak usah panik”
Venny :(berteriak dengan lantang)”Teman-teman, sekarang saatnya kalian tau, siapa yang sebenarnya
mengambil uang Corry! dia adalah orang terdekat yang paling dipercayainya!”
Corry :”Sial!! selama ini aku sangat percaya sama kamu! Tapi kenapa kamu berkhianat, Rin? Kenapa kamu
tega sama aku?!”
Ririn :”Kamu yang buat aku berubah, Cor! kamu yang memaksa aku untuk ngikutin gaya hidupmu! Aku
tertekan, Cor!”
Budi :”Sudahlah.....kenapa jadi kalian yang bertengkar? Maafkan aja, Cor. Aku tau kondisi keuangan Ririn
sedang susah, kemarin aku melihat dia mendaftar beasiswa untuk anak kurang mampu”
Ririn :”Iya, memang aku yang salah. Maafkan aku, aku nggak pernah cerita sama kamu, karena aku nggak mau
merepotkan kamu, Cor”
Corry :(tertunduk)
Corry :(tersenyum)”Iya, Rin. Maafin aku juga, ya. Lain kali, kalau kamu butuh sesuatu, cerita aja ke aku,siapa
tau aku bisa bantu”
Haris :”Apa?”
Corry :”Oiya, maafkan aku ya, Bud! aku salah sangka ke kamu!”
Budi :”Iya, nggak apa-apa, Cor. Aku nggak marah kok sama kalian semua!”
Venny :”Ya iyalah....Budi nggak mungkin marah sama Corry, kan kalian semua tau kalo Budi diam-diam ada
sesuatu sama Corry..”