Anda di halaman 1dari 2

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita

sekalian, Om Swastyastu, Namo Buddhaya. Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, Hadirin
sekalian yang saya hormati, Pada hari ini, kita memperingati Hari Bela Negara yang dilaksanakan
secara serentak di seluruh pelosok tanah air. Pada momentum peringatan Hari Bela Negara tahun
ini, saya ingin mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk belajar dari sejarah perjuangan bangsa.
Sejarah mencatat bahwa Republik Indonesia bisa berdiri tegak sebagai negara bangsa yang
berdaulat tidak lepas dari semangat bela negara dari seluruh kekuatan rakyat, mulai dari prajurit
TNI, petani, pedagang kecil, nelayan, ulama, santri dan elemen rakyat yang lain. Mereka telah
berjuang, mengorbankan jiwa raganya untuk membela tanah airnya dari para penjajah. Sejarah
juga menunjukkan kepada kita semua bahwa membela negara tidak hanya dilakukan dengan
kekuatan senjata, akan tetapi juga dilakukan oleh setiap warganegara dengan kesadarannya untuk
membela negara melakukan upaya-upaya politik maupun diplomasi. Indonesia hari ini adalah hasil
semangat bela negara dari para pejuang kesuma bangsa. Demikianpula, Indonesia di masa depan,
saya yakin juga akan tetap bertahan sebagai bangsa yang besar dan berdaulat karena semangat
bela negara dari seluruh anak bangsanya. Itulah api semangat yang tidak pernah padam dan harus
terus kita kobarkan dalam menghadapi tantangan-tantangan baru di depan mata. Saat ini, sebagai
bangsa yang besar, kita menghadapi dinamika konstelasi geopolitik-ekonomi dunia yang berubah
pasca perang dingin. Gelombang perdagangan bebas dan tekanan integrasi ekonomi regional akan
semakin besar dalam beberapa tahun ke depan. Perdagangan bebas telah menjadi agenda yang
didorong oleh hampir semua negara di dunia. Persaingan ekonomi antar negara diperkirakan akan
terus meningkat di tahun-tahun mendatang, terutama dalam hal penguasaan akses sumberdaya
maritim, energi dan pangan. Inilah tantangan konkrit yang kita harus hadapi bersama. Apabila kita
lengah maka bangsa Indonesia akan tertinggal dan tergulung oleh perubahan ekonomi dan politik
dunia tersebut. Bersamaan dengan gelombang perdagangan bebas, kita juga sedang menghadapi
ancaman keamanan dari kejahatan kemanusiaan yang bersifat trans nasional. Radikalisme dan
terorisme telah menjadi ancaman nyata bagi keamanan dan perdamaian dunia. Selain itu, banyak
anak-anak kita yang terjebak dalam ketergantungan pada narkotika, karena negara kita telah
menjadi pasar bagi sindikat internasional. Banyak warga negara kita yang juga masuk dalam
jaringan perdagangan manusia yang tidak ber Peri kemanusiaan. Di dalam negeri, kita juga harus
menghadapi tantangan kemiskinan, keterbelakangan dan ketimpangan. Belum semua warga
bangsa bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, memperoleh pendidikan yang layak, mendapatkan
fasilitas air bersih, menikmati listrik di rumah-rumah mereka dan juga bebas dari keterisolasian.
Semua itu, tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama. Kita juga menghadapi tantangan
dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dahsyat jika kita
mampu menjaganya dengan baik. Banyak contoh yang bisa kita lihat, bagaimana suatu
bangsa harus menghadapi takdir sejarahnya menjadi terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak
mampu menjaga kemajemukan. Saudara-saudara se bangsa dan se Tanah Air, Tantangan dan
ancaman yang dihadapi bangsa adalah panggilan bagi kita semua untuk bela negara. Semua anak
bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara sesuai dengan ladang pengabdiannya
masing-masing. Panggilan untuk bela negara bisa dilakukan oleh seorang guru, seorang bidan,
tenaga kesehatan, petani, buruh, profesional, pegawai negeri sipil, pedagang, serta profesi lainnya.
Bela Negara bisa dilakukan melalui pengabdian profesi di berbagai bidang kehidupan masing-
masing. Bela Negara bisa dijalankan melalui jalan diplomasi politik, memperkuat kemandirian
ekonomi, maupun membangun ketahanan budaya. Seorang petani bekerja keras meningkatkan
produksi adalah upaya bela negara untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Seorang guru berjuang
mendidik anak-anak di kawasan perbatasan adalah wujud nyata bela negara mencerdaskan
kehidupan bangsa. Para prajurit TNI menjaga pulau-pulau terdepan melakukan tugasnya karena
semangat bela negara mempertahankan kedaulatan wilayah negara kita. Para dokter, bidan dan
tenaga kesehatan memenuhi panggilan bela negara dengan penuh semangat memberi pelayanan
kesehatan sampai ke wilayah-wilayah terpencil. Penggiat anti korupsi tanpa kenal lelah berjuang
untuk mewujudkan bangsanya bebas dari korupsi. Begitupula dengan perang terhadap kejahatan
Narkotika, adalah tindakan nyata untuk menyelamatkan generasi muda penerus masa depan
bangsa. Apa yang dilakukan oleh para guru, petani, dokter, prajurit TNI dan profesi lainnya adalah
wujud nyata kecintaan mereka pada tanah air. Mereka rela berkorban untuk bangsa dan negara,
bahkan melampaui kewajiban yang diberikan Negara pada mereka. Kita harus memberikan
apresiasi kepada semangat itu. Tugas kita semua memastikan agar api semangat mereka terus
menerus menyala. Dan bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang. Saya menyadari,
bahwa kesadaran bela negara tidaklah tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus ditanamkan sejak
dini melalui pendidikan kewarganegaraan. Anak-anak kita harus diajak untuk mencintai bangsanya,
mencintai tanah airnya sehingga memiliki kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia. Nilai-nilai bela
negara harus ditanamkan dengan cara-cara yang kreatif, inovatif serta bisa adaptif dengan
perkembangan zaman. Kita berada di era kemajuan teknologi informasi yang menuntut
digunakannya cara-cara baru. Anak-anak muda perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan
kecintaannya pada tanah air. Dengan cara itu, saya yakin mereka akan bisa mewujudkan semangat
bela negara melalui cara-cara yang lebih kreatif. Saudara-saudaraku sekalian, Semangat bela
negara akan menjadi kekuatan yang maha dasyat apabila diikat dalam tali persatuan Indonesia.
Sejarah sudah membuktikkan bahwa dengan persatuan Indonesia, semua tantangan dan ancaman
yang dihadapi bangsa akan bisa dilalui bersama. Para pejuang pembela negara bisa membangun
kekuatan menghadapi penjajah hanya dengan kebersamaan dan gotong royong. Untuk itu, saya
mengajak semua elemen bangsa untuk membangun kebersamaan dan persatuan dalam
menghadapi tantangan-tantangan bangsa ke depan. Mari kita bangun sinergi antar warga bangsa.
Walaupun kita berbeda-beda dari latar belakang profesi, suku, agama maupun golongan, tetapi
tetap bisa satu dalam mengatasi berbagai persoalan kebangsaan. Mari kita jalin kerjasama antar
daerah untuk mewujudkan kemajuan bersama. Mari kita perkokoh persatuan dalam kemajemukan.
Kemajemukan bangsa bukanlah halangan untuk mewujudkan semangat bela negara. Kebhinneka
tunggal-ikaan justru akan bisa memperkuat kecintaan kita pada bangsa dan negara Saudara-
saudara se bangsa dan se tanah air Pada momentum Hari Bela Negara ini, saya mengajak
saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk bersama-sama senantiasa berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara sesuai dengan peran dan profesi masing-masing. Tugas bela
negara adalah tugas yang berat seiring dengan makin kompleksnya tantangan yang dihadapi.
Namun saya yakin melalui semangat kebersamaan dan persatuan serta kerja keras, kita semua
mampu membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta
berlandaskan gotong royong. TerimaKasih Wassalamu’alaikumWarahmatullahi Salam Damai
Sejahtera Om Santi, Shanti, Shanti Om Jakarta, 19 Desember 2015 Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo

Sumber: https://setkab.go.id/amanat-tertulis-presiden-ri-pada-peringatan-hari-bela-negara-2015-19-
desember-2015/

Anda mungkin juga menyukai