Bab 4 Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
Bab 4 Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan
4.1. PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN RTBL KAWASAN WISATA COLO Pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo harus
mem``pertimbangkan tingkat kesulitan dan jenis
Dalam pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo harus mempertimbangkan hal - hal
wisatawan ( tua, muda dan anak-anak) serta waktu
sebagai berikut :
tempuhnya.
Pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo tidak boleh
Penambahan dan pengembangan kegiatan baru yang
merusak kondisi alam yang ada ( kontur, tanaman,
menarik untuk meningkatkan intensitas pengunjung ke
bangunan, dll)
kawasan wisata Colo.
Preservasi peninggalan bersejarah baik berupa
area/kawasan atau bangunan.
4.2. GAGASAN/ SKENARIO PENGEMBANGAN
Pengembangan kawasan dengan memanfaatkan Gambar 4.2.
Pengembangkan berdasarkan
bangunan yang telah ada dan merehabilitasi bangunan Menata kawasan wisata alam, religius, sejarah dan
kebutuhan dan pola perilaku pengunjung
lama yang rusak fasilitas pendukungnya menjadi kawasan yang lebih dan wisatawan
Di Kawasan Gunung Muria terdapat lima makam tua, yang relatif sering dikunjungi oleh perkemahan. Dalam pengembangannya perlu ditambahkan variasi kegiatan yang menarik
peziarah-peziarah dari berbagai daerah, dari kelima makam tersebut, sebuah makam dari wisatawan ( seperti outbond, pendidikan alam indoor & outdoor, penjualan bunga, dll ) untuk
salah satu Wali Sanga yaitu Sunan Muria, merupakan makam yang paling sering dikunjungi. datang ke sana. Begitu pula kawasan wisata Monthel perlu peningkatan fasilitas yang ada
Makam tersebut terletak di sebelah barat Desa Colo. Ketiga makam lainnya berada di sekitar selain penambahan fasilitas-fasilitas yang baru.
Makam Sunan Muria, yaitu Makam Pangeran Gading. Pangeran Gadung dan Nyi Ageng Ratu. Arahan Pengembangan yang perlu dilakukan, yaitu :
Sedang Makam Syeh Sadii berada sekitar 4 km dari makam Sunan Muria. Kawasan Wisata Alam ( Radius 500 m ) dibiarkan alami ( Konservasi – Preservasi ) terdiri
Wisatawan yang datang ke obyek wisata ini kebanyakan adalah dari wisatawan domestik, dari :
terutama dari Jawa Tengah bagian Selatan dan Jawa Timur. Kenyataan tersebut menjadikan - Tumpukan batu depan air terjun, Kolam Air Terjun, hutan yang ada
obyek wisata ini memungkinkan untuk dikembangkan karena posisinya yang relatif mudah - Kondisi Tanaman asli
dijangkau dari bagian selatan Jawa Tengah dan Jawa timur. - Kondisi fisiografisnya tidak boleh diubah
Pembangunan Gerbang Kawasan
Pengembangan yang perlu dilakukan, yaitu : Penyediaan tempat parkir dalam luasan yang memadai.
Penyediaan tempat parkir dalam luasan yang memadai. Para peziarah sering datang Peningkatan kualitas jalan yang menuju lokasi
dalam jumlah yang besar dan menggunakan bis-bis atau mobil pribadi dalam jumlah yang Penataan Lansekap Kawasan jalan menuju obyek wisata alam
cukup banyak. Kenyataan tersebut menjadikan tempat parkir sebagai kebutuhan yang Penataan lampu jalan disepanjang jalan menuju kawasan dan lampu taman di kompleks
mutlak diperlukan agar dapat merfarik wisatawan dalam jumlah yang besar. Penyediaan kawasan wisatanya.
tempat parkir tersebut dapat digabungkan dengan terminal bagi pengunjung yang Penataan papan informasi kawasan dan papan penunjuk arah
mengunjungi kawasan ini menggunakan angkutan umum Menggunakan bentuk arsitektur lokal
Pemugaran dan peningkatan kualitas lingkungan sekitar makam. Kualitas lingkungan di Menggunakan bahan alam yang ada seperti batu dan kayu
sekitar makam saat ini masih terkesan belum terawat dengan optimal, sudah nampak ada Pembangunan Fasilitas MCK dan Sitting Groups di sekitar Kawasan Wisata Alam
peningkatan kualitas dari keadaan aslinya, namun masih perlu adanya peningkatan
kualiats yang lebih baik lagi agar membuat nyaman peziarah, baik dengan pavingisasi
maupun pembuatan taman-taman disekitarnya.
Penyediaan tempat istirahat sementara dan KM/ WC Urnum. Para peziarah yang telah
1. Umum
Pemahaman natural heritage conservation & eco-
tourism
Kawasan hutan wisata yang merupakan
Gambar 4.3.
ekosistem tropical forest Keindahan ekosistem dan species hutan tropis: fauna yang hidup didalamnya merupakan daya tarik tersendiri
untuk wisatawan
Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat (anak-
anak, pelajar, masyarakat umum, penduduk lokal B. Rencana Klasifikasi Wisata :
& wisatawan), pemerintah, swasta Konsep Pengembangan Wana Wisata Kajar bersifat “ Multi Activities” dimana selain
belajar dan melakukan penelitian berekreasi, pengunjung / wisatawan juga bisa dan
2. Pelestarian Hutan menyalurkan hobinya seperti memanjat, meniti, mengamati, dan berkemah, dll
Makro: ekosistem tropical forest yang memiliki
potensi jenis flora : pinus, akasia, cemara, dll dan C. Rencana Kegiatan Learning & Tourism
fauna : burung, biawak, ular, tupai, dll 1. Obyek dan daya Tarik Wisata :
Gambar 4.4.
Mikro: species yang dominan di hutan alam Di kawasan Wana wisata untuk meningkatkan daya tarik Kegiatan pendidikan alam seperti Museum
Indoor (Terrarium) dan Museum Outdoor
primer adalah jenis pohon pinus wisatawan diciptakan fasilitas dan kegiatan berupa : Penangkaran Binatang
Eco Tourism Information
puspa, rotan, pandan gunung, cemara, bambu Alam : Koleksi Gambar-Gambar & Audio Video
D. Rencana Struktur Kawasan yang ada di wilayah ini, seperti misalnya penjualan bibit dan hasil budidaya seperti jeruk
Renca`a Struktur Kawasan Wana Wisata Kajar dirancang untuk melayani berbagai buah delima, daun pakis, apokat, durian, dan jambu biji.
kelompok segmentasi kawasan yang direncanakan. Rencana struktur kawasan tersebut
menggunakan pola linier dan melingkar.
Pola Linier untuk menghubung salah kawasan Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan Wana Wisata adalah sebagai berikut :
dengan kawasan lain secara langsung
Pola Melingkar/ Loop untuk melayani/ mengitari Pemanfaatan Ruang Terbesar adalah area Perkemahan, Area Outbound,
semua bagian kawasan yang luas atau karena ada potensi-potensi yang akan di- Persemaian dan Area Karantina Hewan
ekspose seperti kawasan wana wisata outdoor (perkemahan & outbond) Pemanfaatan ruang terkecil adalah area penerima, area pengelola, playground
Keterangan :
Pola Linier
Keterangan :
Pola Loop/
Melingkar Area Parkir
Area Penerima
Area Pengelola
Area Persemaian
& Bunga Hias
Museum Indoor
Area Karantina
Playground
Area Perkemahan
Gambar 4.8.
Struktur Kawasan Wana Wisata Kajar
F. Rencana Tapak
A. ZONA PUBLIK
A1 = Parkir Mobil
A2 = Parkir Motor
A3 = Green House
B. ZONAPENGELOLA
B1 = Museum Hayati
B2 = Herbarium
B3 = Audio Visual
B4 = Laboratorium
Zona Indoor
Gambar 4.11.
Zonasi Berdasarkan Lokasi Kegiatannya
Area Parkir
Area Penerima
Area Pengelola
Area Persemaian & Bunga Hias
Museum Indoor
Area Karantina
Playground
Gambar 4.13.
Plaza Penerima dilengkapi dengan air terjun
Gambar 4.16.
Rencana tapak bangunan di areal Terminal Colo
Keterangan :
Gambar 4.19.
Image Area Kios Makanan dan Minuman dengan selasarnya sebagai fasilitas pejalan kaki
H. Rencana Lansekap
Rencana lansekap kawasan terminal Colo
menggunakan tanaman jenis pohon, perdu dan ground
cover. Lansekap kawasan ini untuk meningkatkan
estetika kawasan, kenyamanan, keteduhan dan
Gambar 4.18. mengatur suhu lokal.
Image Area Bangunan Penerima, Peron, Kios Cinderamata di Terminal Colo
Jenis Tanaman pohon di terminal menggunakan jenis
Palem dan Kirai Payung. Sedangkan tanaman jenis
Untuk meningkatkan pelayanan penumpang, kawasan terminal Colo perdu menggunakan tanaman helikonia, iris, mata air
dilengkapi dengan Bangunan Penerima dan Peron yang dapat berfungsi pengantin. Dan untuk tanaman ground cover
juga sebagai gardu pandang untuk menikmati pemandangan sekitar menggunakan rumput gajah mini.
terminal Colo
Gambar 4.20. : Jenis tanaman perdu yang digunakan pada penataan lansekap kawasan terminal Colo
1. Hardscape
Penataan Masa Alam (Bukit, Lembah)
Fisiografi kawasan eksisting dipertahan
Tebing dan curam yang ada dipertahan
Jenis Pepohonan/ Tanaman yang ada juga dipertahan
Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan
estetika kawasan terutama kawasan zona publik
2. Street Furniture
Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
informasi dan papan penunjuk jalan Bangunan ruang tunggu dan Bangunan Kios Wisata
Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, ruang pengelola
dan tidak mengganggu pemandangan.
Bangunan komersial
Maka rencana dan strategi penataan kawasan pedagang kaki lima ini adalah sebagai
berikut :
memperlebar jalan ini direncanakan dengan cara menutup saluran drainase
kanan kiri dengan grill sehingga jalan menjadi lebih lebar.
Membuat atap pergola disepanjang jalan menuju kawasan makam sehingga
terhindar dari hujan dan panas
Pavingisasi jalan menuju kawasan makam termasuk jalan disekitar makam
Penataan lansekap kawasan
Penambahan street furniture kawasan mulai dari jalan menuju ke makam
sampai kompleks makam
Rencana Tapak
Magnet yang utama kegiatan kawasan wisata Colo (Muria) yang paling sering dan
banyak dikunjungi adalah makam Sunan Muria. Sunan Muria merupakan salah satu
tokoh perkembangan kebudayaan Islam di Jawa. Sunan Muria merupakan salah satu
E dari Sembilan Walisongo yang berada di Pulau Jawa.
B
F Dengan kondisi akses pencapaian dan bangunan makam yang sekarang maka perlu
dilakukan upaya revitalisasi dan pemugaran makam dan masjid yang berada didekat
makam dengan nilai arsitektur yang sesuai agar lebih representatif dan kondisi
D bangunannya tetap terpelihara denga baik.
Untuk pengembangan kompleks makam Sunan Muria di masa depan, perlu dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang meliputi:
B
1. Rest Area (tempat peristirahatan) Bagi Para Pengunjung
Lokasi peristirahatan diperlukan sebagai area untuk beristirahat dalam suasana
santai bagi para pengunjung. Lokasi ini berada di sekitar kompleks makam
dengan tanpa mengesampingkan nilai artistik dan kekhasan bangunan daerah
C
Kudus.
E
B 2. Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Penataan pedagang kaki lima di kompleks makam Sunan Muria diarahkan pada
areal yang relatif datar dan tidak mengganggu pejalan kaki yang keluar masuk
lokasi makam. Lokasi yang potensial untuk penataan kawasan ini adalah jalan
A Keterangan :
menuju makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading yang masih relatif
A Kompleks Makam longgar. Penataan pedagang dibuat sedemikian rupa dengan menonjolkan
C Plaza
3. Jalan Pendestrian Yang Memadai
D Square Jalan dibangun dengan nuansa religi dengan tanpa mengesampingkan
E Landscape keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Penyediaan sarana jalan ini
diperiukan sebagai sarana penambah estetika yang mampu menambah keasrian Tanaman perdu menggunakan tanaman bunga untuk memberikan
kompleks makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading. estetika dan teh-tehan sebagai pembatas dan pengarah
Pada area parkir, penerima, pengelola menggunakan tanaman hias /
6. Penataan Jalan Akses Menuju Makam bunga dari kelompok perdu dan groundcover
Secara umum jalan menuju makam Pangeran Gading telah dibuat permanen.
Namun demikian pengembangan ke depan periu diselaraskan dengan konsep
penataan jalan ke arah kompleks makam Sunan Muria. Sedangkan untuk jalan
menuju makam Pangeran Gadung, saat ini masih berupa jalan tanah setapak
yang sangat licin jika hujan turun. Dengan kondisi semacam ini tentu akan
menyulitkan bagi para pengunjung. Pembenahan jalan masuk menuju makam
Pangeran Gadung juga harus diselaraskan dengan jalan di kompleks makam
Sunan Muria dan makam Pangeran Gading.
Street Furniture
o Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
informasi dan papan penunjuk jalan
o Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, dan
tidak mengganggu pemandangan.
2. Softscape
Penataan Pepohonan
Jenis Pepohonan/ Tanaman asli/ yang ada juga dipertahan terutama
kompleks makam dan di tepi-tepi kawasan makam
Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan
estetika kawasan terutama kawasan zona publik, kompleks makam dan jalan
menuju kawasan wisata
Jenis Tanaman Pohon ( baru )menggunakan Kirai Payung sebagai
peneduh dan Palem sebagai unsur pengarah dan estetis
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 21
Saat ini telah ada jalan setapak yang dibuat oleh warga dari arah Japan. Namun
untuk kenyamanan pengunjung periu adanya upaya pembuatan jalan permanen 3. Sarana Penampungan Air
yang ditata sedemikian rupa sehingga serasi dan selaras dengan kondisi alam Debit air yang kecil di air terjun Monthe! menyebabkan genangan air di bagian
disekitar air terjun, termasuk penambahan hiasan-hiasan jalan yang serasi. bawah juga sangat kecil. Padahal salah satu daya tarik obyek wisata air terjun
adalah keberadaan air bersih yang masih asli. Untuk itu perlu adanya sarana
penampungan air yang dibuat dengan bangunan semacam bendung atau embung
yang dapat menampung air dalam volume tertentu. Dengan pembuatan tampungan
air ini diharapkan akan mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi para
pengunjung.
3m
Dalam upaya menghubungkan obyek wisata air terjun Monthel dengan kompleks
makam Syekh Sadeli dan air tiga ras Rejenu, maka periu dibuat jalan tembus
permanen. Saat ini telah ada jalan tembus yang dibuat oleh warga, namun masih
berupa jalan tanah dan kondisinya masih periu pembenahan.
C. Rencana Tapak
KETERANGAN
A. Air Terjun
B. Kolam Air Terjun
C. Batu-Batuan sebagai penghubung antar gasebo
D. Gasebo dan Pelataran
E. Penataan Lansekap Menggunakan Palem Merah
Gambar :
Rencana Penataan Jalan Menuju Kawasan Air Terjun Monthel
Pavingisasi
Penerangan : Lampu Jalan
Perkuatan Dinding Tebing
Penataan Lansekap
4.4.5. Penataan Kawasan Makam Syekh Sadeli Dan Mata Air Tiga Rasa
A = Makam
B= Masjid
C = Ruang Istirahat
D = Mata Air Tiga Rasa
F E = Bangunan Pengelola
F = Toilet
G = Bangunan kios
E H = Ruang Istirahat/
Penginapan
C I = Parkir
H
G
B
I
H
A
G
Gambar 4.25. Site plan kompleks makam Syekh Sadeli dan Mata Air Tiga Rasa
Gambar 4.26.
Pola penataan jalan akses ke Makam Syekh Sadeli b. Street Furniture
Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
Areal Parkir Ojek dan Sepeda Motor Pengunjung
informasi dan papan penunjuk jalan
Lokasi makam Syekh Sadeli yang berada di ketinggian ini, praktis tidak
Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, dan
memungkinkan kendaraan roda empat (mobil) mencapai lokasi. Sehingga
tidak mengganggu pemandangan.
keberadaan tukang ojek sangat membantu para pengunjung (peziarah) untuk
mencapai lokasi makam. Untuk itu perlu adanya sarana parkir bagi para
pengendara sepeda motor, baik bagi tukang ojek maupun ; pengunjung yang
2. Softscape
menggunakan sepeda motor. Areal parkir dibuat sedikit lebih jauh dari pintu
Pada area parkir, penerima, pengelola menggunakan tanaman hias / bunga dari
gapura masuk lokasi makam, untuk menjaga ketenangan para peziarah.
kelompok perdu dan groundcover
Gambar :
Penataan jalur pedestrian di sekitar
kawasan pedagang kaki lima
Penataan Lansekap kawasan
Pemasangan Penerangan dengan
lampu taman
Rehabilitasi Pedagang Kaki Lima
Image Penataan
Kawasan Mata Air Tiga Rasa