Anda di halaman 1dari 34

RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo


Halaman 4 - 1

4.1. PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN RTBL KAWASAN WISATA COLO  Pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo harus
mem``pertimbangkan tingkat kesulitan dan jenis
Dalam pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo harus mempertimbangkan hal - hal
wisatawan ( tua, muda dan anak-anak) serta waktu
sebagai berikut :
tempuhnya.
 Pengembangan RTBL Kawasan Wisata Colo tidak boleh
 Penambahan dan pengembangan kegiatan baru yang
merusak kondisi alam yang ada ( kontur, tanaman,
menarik untuk meningkatkan intensitas pengunjung ke
bangunan, dll)
kawasan wisata Colo.
 Preservasi peninggalan bersejarah baik berupa
area/kawasan atau bangunan.
4.2. GAGASAN/ SKENARIO PENGEMBANGAN
 Pengembangan kawasan dengan memanfaatkan Gambar 4.2.
Pengembangkan berdasarkan
bangunan yang telah ada dan merehabilitasi bangunan  Menata kawasan wisata alam, religius, sejarah dan
kebutuhan dan pola perilaku pengunjung
lama yang rusak fasilitas pendukungnya menjadi kawasan yang lebih dan wisatawan

 Merehabilitasi bagian-bagian hutan yang rusak akibat menarik dan representatif


aktivitas penebangan liar.  Sebagai sarana fasilitas pendidikan alam, sejarah/ heritage, sosial – budaya dan religius.
 Pengembangan baru berupa penambahan street  Menciptakan image baru yang menarik, spesifik dan berkarakter sehingga memberikan
furniture dan lansekap yang meningkatkan nilai estetika pengalaman ruang yang berbeda
kawasan dan mendukung kegiatan wisata di kawasan ini.  Dikembangkan sebagai kawasan yang bermanfaat sebagai ganda / Multiple fungtion :
 Penataan, Pengembangan dan Penyediaan fasilitas ilmiah dan pendidikan, konservasi/ heritage/ lindung, ekologis dan wisata.
penunjang seperti Pusat Informasi dan Basecamp, MCK, Gambar 4.1.
 Dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan pola perilaku pengunjung termasuk
Gerbang Kawasan, Gardu Pandang, Menara Pandang Perlunya preservasi kawasan wisata wisatawan
yang berupa peninggalan sejarah
dan Wisma/ Pondok Penginapan maupun alam  Menciptakan tema-tema sesuai dengan potensi kawasan hutan, pendidikan, wisata alam
- dan religius yang menarik dan berkesinambungan
-  Menciptakan tema baru untuk menciptakan daya tarik kawasan
 Menyediakan sarana dan prasarana pendukung : gasebo/ observation deck, menara
pandang/ observation tower, jembatan titian, jembatan gantung
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 2

melakukan perjalanan jauh untuk mencapai lokasi peziarahan memerlukan tempat


 Menggunakan konstruksi yang ramah lingkungan dan sesuai dengan kawasan setempat peristirahatan sementara dan Kamar mandi serta WC Umum yang dapat digunakan untuk
 Mengembangkan komersial masyarakat sebagai wujud pemberdayaan masyarakat sekitar melepas lelah. Keberadaan fasilitas peristirahatan tersebut mutlak diperlukan agar para
kawasan Colo peziarah dapat berziarah dan melakukan wisata dengan nyaman.
 Melibatkan dan mengembangkan masyarakat sebagai tenaga pendidik, fasilitator, guide  Peningkatan kualitas jalan yang menuju lokasi
atau penjaga keamanan.
4.3.2. Wisata Alam
4.3. ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO
Di kawasan Colo juga terdapat potensi wisata alam yaitu Wana Wisata Kajar dan Air Terjun
4.3.1. Wisata Religius Monthel. Kawasan Wana Wisata dengan potensi hutannya sering digunakan sebagai area

Di Kawasan Gunung Muria terdapat lima makam tua, yang relatif sering dikunjungi oleh perkemahan. Dalam pengembangannya perlu ditambahkan variasi kegiatan yang menarik

peziarah-peziarah dari berbagai daerah, dari kelima makam tersebut, sebuah makam dari wisatawan ( seperti outbond, pendidikan alam indoor & outdoor, penjualan bunga, dll ) untuk

salah satu Wali Sanga yaitu Sunan Muria, merupakan makam yang paling sering dikunjungi. datang ke sana. Begitu pula kawasan wisata Monthel perlu peningkatan fasilitas yang ada

Makam tersebut terletak di sebelah barat Desa Colo. Ketiga makam lainnya berada di sekitar selain penambahan fasilitas-fasilitas yang baru.

Makam Sunan Muria, yaitu Makam Pangeran Gading. Pangeran Gadung dan Nyi Ageng Ratu. Arahan Pengembangan yang perlu dilakukan, yaitu :

Sedang Makam Syeh Sadii berada sekitar 4 km dari makam Sunan Muria.  Kawasan Wisata Alam ( Radius 500 m ) dibiarkan alami ( Konservasi – Preservasi ) terdiri

Wisatawan yang datang ke obyek wisata ini kebanyakan adalah dari wisatawan domestik, dari :

terutama dari Jawa Tengah bagian Selatan dan Jawa Timur. Kenyataan tersebut menjadikan - Tumpukan batu depan air terjun, Kolam Air Terjun, hutan yang ada

obyek wisata ini memungkinkan untuk dikembangkan karena posisinya yang relatif mudah - Kondisi Tanaman asli

dijangkau dari bagian selatan Jawa Tengah dan Jawa timur. - Kondisi fisiografisnya tidak boleh diubah
 Pembangunan Gerbang Kawasan

Pengembangan yang perlu dilakukan, yaitu :  Penyediaan tempat parkir dalam luasan yang memadai.
 Penyediaan tempat parkir dalam luasan yang memadai. Para peziarah sering datang  Peningkatan kualitas jalan yang menuju lokasi
dalam jumlah yang besar dan menggunakan bis-bis atau mobil pribadi dalam jumlah yang  Penataan Lansekap Kawasan jalan menuju obyek wisata alam
cukup banyak. Kenyataan tersebut menjadikan tempat parkir sebagai kebutuhan yang  Penataan lampu jalan disepanjang jalan menuju kawasan dan lampu taman di kompleks
mutlak diperlukan agar dapat merfarik wisatawan dalam jumlah yang besar. Penyediaan kawasan wisatanya.
tempat parkir tersebut dapat digabungkan dengan terminal bagi pengunjung yang  Penataan papan informasi kawasan dan papan penunjuk arah
mengunjungi kawasan ini menggunakan angkutan umum  Menggunakan bentuk arsitektur lokal
 Pemugaran dan peningkatan kualitas lingkungan sekitar makam. Kualitas lingkungan di  Menggunakan bahan alam yang ada seperti batu dan kayu
sekitar makam saat ini masih terkesan belum terawat dengan optimal, sudah nampak ada  Pembangunan Fasilitas MCK dan Sitting Groups di sekitar Kawasan Wisata Alam
peningkatan kualitas dari keadaan aslinya, namun masih perlu adanya peningkatan
kualiats yang lebih baik lagi agar membuat nyaman peziarah, baik dengan pavingisasi
maupun pembuatan taman-taman disekitarnya.

 Penyediaan tempat istirahat sementara dan KM/ WC Urnum. Para peziarah yang telah

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 3

4.4. RTBL KAWASAN WISATA COLO

4.4.1. Kawasan Wana Wisata Kajar

A. Konsep Penataan Kawasan Wana Wisata Kajar

1. Umum
 Pemahaman natural heritage conservation & eco-
tourism
 Kawasan hutan wisata yang merupakan
Gambar 4.3.
ekosistem tropical forest Keindahan ekosistem dan species hutan tropis: fauna yang hidup didalamnya merupakan daya tarik tersendiri
untuk wisatawan
 Manfaat yang diperoleh bagi masyarakat (anak-
anak, pelajar, masyarakat umum, penduduk lokal B. Rencana Klasifikasi Wisata :
& wisatawan), pemerintah, swasta Konsep Pengembangan Wana Wisata Kajar bersifat “ Multi Activities” dimana selain
belajar dan melakukan penelitian berekreasi, pengunjung / wisatawan juga bisa dan
2. Pelestarian Hutan menyalurkan hobinya seperti memanjat, meniti, mengamati, dan berkemah, dll
 Makro: ekosistem tropical forest yang memiliki
potensi jenis flora : pinus, akasia, cemara, dll dan C. Rencana Kegiatan Learning & Tourism
fauna : burung, biawak, ular, tupai, dll 1. Obyek dan daya Tarik Wisata :
Gambar 4.4.
 Mikro: species yang dominan di hutan alam Di kawasan Wana wisata untuk meningkatkan daya tarik Kegiatan pendidikan alam seperti Museum
Indoor (Terrarium) dan Museum Outdoor
primer adalah jenis pohon pinus wisatawan diciptakan fasilitas dan kegiatan berupa : Penangkaran Binatang
 Eco Tourism Information

3. Pelestarian Struktur Alam Hutan Center

 Kawasan Hutan Inti/ Primer dan Penyangga/  Herbarium ( Replika habitat

Sekunder mountain forest park dan fauna di dalamnya )

 Kawasan Hutan Rakyat  Jalur Traking & Jogging Track

 Pelestarian Flora : pinus, akasia, manisrenggo,  Museum/ Exibitation/ Museum

puspa, rotan, pandan gunung, cemara, bambu Alam : Koleksi Gambar-Gambar & Audio Video

cendani, edelweis, dll  Taman Bermain/ Playground

 Pelestarian Habitat Udara: Kelompok burung dan  Area Outbound

mamalia  Persemaian & Penangkaran


Binatang
 Green House & Tempat
Penjualan Tanaman Hias
 Gardu Pandang dan
Pengamatan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 4

 Kios Makanan & Minuman


Khas Kudus, Kerajinan, dll

 Jenis Atraksi Wisata


Secara umum atraksi di yang dapat dilakukan adalah : Berjalan/ walking, memanjat,
meniti, Resting, atraksi yang dapat dikembangkan adalah :
- Atraksi Biota
 Area Jalur Tracking dan Jogging Track
 Area Persemaian dan Penangkaran
 Perbukitan Kawasan Wana Wisata
Gambar 4.5.  Green House
Contoh Fasilitas suatu kawasan wisata untuk mendukung pengembangan kegiatan wisata suatu kawasan

- Atraksi Sosio - Kultural


 Cara pelestarian hutan bercocok tanam di green house dan museum
2. Rencana Jenis Kegiatan Pendidikan dan Atraksi
indoor
 Jenis Pendidikan LH
Bersifat Pendidikan/ Education, Exhibition,
Information, melalui :
- Pendidikan Tidak
Langsung/ Teoritis
Melihat dalam museum indoor jenis tanaman dan
hewan khas G. Merbabu dan film Tentang
Lingkungan G. Merbabu dalam Ruang Audio
Video
- Pendidikan Langsung Gambar 4.7.
Cara bercocok tanam dan persemaian merupakan salah satu atraksi yang berpotensi
o Melihat dan melakukan dikembangkan di Wana Wisata Kajar
proses pembibitan/ persemaian,
3. Jenis Pengunjung/ Wisatawan
penangkaran dan pelestarian serta
- Berdasarkan asal wisatawan : wisatawan lokal dan asing
karantina tumbuhan & hewan (outdoor), dll.
- Berdasarkan usia/ kondisi fisik : wisatawan kelompok usia
o Berkemah atau tinggal di
tua, muda, anak-anak dan kelompok penyandang cacat.
pondok penginapan untuk merasakan - Berdasarkan perilaku wisatawan : Ingin mengetahui saja
hidup dalam hutan/ kawasan pegunungan dan senang berpetualang.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN


Gambar 4.6. DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
Jalur Traking merupakan salah satu
atraksi yang terdapat di Wana Wisata
Kajar
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 5

D. Rencana Struktur Kawasan yang ada di wilayah ini, seperti misalnya penjualan bibit dan hasil budidaya seperti jeruk
Renca`a Struktur Kawasan Wana Wisata Kajar dirancang untuk melayani berbagai buah delima, daun pakis, apokat, durian, dan jambu biji.
kelompok segmentasi kawasan yang direncanakan. Rencana struktur kawasan tersebut
menggunakan pola linier dan melingkar.
 Pola Linier untuk menghubung salah kawasan Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan Wana Wisata adalah sebagai berikut :
dengan kawasan lain secara langsung
 Pola Melingkar/ Loop untuk melayani/ mengitari  Pemanfaatan Ruang Terbesar adalah area Perkemahan, Area Outbound,
semua bagian kawasan yang luas atau karena ada potensi-potensi yang akan di- Persemaian dan Area Karantina Hewan
ekspose seperti kawasan wana wisata outdoor (perkemahan & outbond)  Pemanfaatan ruang terkecil adalah area penerima, area pengelola, playground

Keterangan :

Pola Linier
Keterangan :
Pola Loop/
Melingkar Area Parkir
Area Penerima
Area Pengelola
Area Persemaian
& Bunga Hias
Museum Indoor
Area Karantina
Playground
Area Perkemahan

Gambar 4.8.
Struktur Kawasan Wana Wisata Kajar

Gambar 4.9. Pemanfaatan Ruang Kawasan Wana Wisata


E. Rencana Pemanfaatan Ruang
Rencana pengembangan kawasan wana wisata Kajar diarahkan pada konsep
pengembangan ekowisata, dengan memperhatikan asas pengelolaan lingkungan yang
baik, dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Dikawasan ini
juga dikembangkan aktivitas yang bisa cocok yaitu agrowisata yang mengekspos potensi

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 6

F. Rencana Tapak

A. ZONA PUBLIK
A1 = Parkir Mobil
A2 = Parkir Motor
A3 = Green House

B. ZONAPENGELOLA
B1 = Museum Hayati
B2 = Herbarium
B3 = Audio Visual
B4 = Laboratorium

C. ZONA PLAY GROUND


& GARDU
PENGAMATAN
D. ZONA OUTBOUND
E. ZONA PERKEMAHAN
E1 = Gardu Pandang

Gambar 4.10. Site Plan Kawasan Wana Wisata Kajar

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 7

 Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan estetika


G. Rencana Tata Letak Bangunan kawasan terutama kawasan zona publik
Untuk memudahkan perencanaan dan penataan kawasan Wana Wisata Kajar dibagi
menjadi beberapa segmen berdasarkan pengelompokan/ zonasi peruntukan, potensi, b. Street Furniture
keunikan dan permasalahan yang terdapat di dalam kawasan.  Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
informasi dan papan penunjuk jalan
Rencana Zonasi Kawasan Wana Wisata Kajar dibedakan berdasarkan :  Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, dan tidak
 Lokasi Kegiatannya : Zona Indoor dan Zona Outdoor mengganggu pemandangan.
 Peruntukannya : Zona Publik, Semi Private dan Private
 Pemanfaatan ruangnya 2. Softscape
 Pada Area Publik ( area parkir, penerima, pengelola ) menggunakan tanaman
hias / bunga dari kelompok perdu dan groundcover
Keterangan :
 Pada area Zona Outdoor tanaman asli ( pinus & cemara ) dipertahankan
Zona Outdoor

Zona Indoor

Gambar 4.11.
Zonasi Berdasarkan Lokasi Kegiatannya

H. Arahan Penataan Lansekap


1. Hardscape
a. Penataan Masa Alam (Bukit, Lembah)
 Fisiografi kawasan eksisting dipertahan
 Tebing dan curam yang ada dipertahan
 Jenis Pepohonan/ Tanaman yang ada juga dipertahan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 8

Area Parkir
Area Penerima
Area Pengelola
Area Persemaian & Bunga Hias
Museum Indoor
Area Karantina
Playground

Gambar 4.12. Image Area Indoor Wana Wisata Kajar

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 9

Gambar 4.13.
Plaza Penerima dilengkapi dengan air terjun

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 10

4.4.2. Kawasan Terminal Colo C. Zonasi Kawasan Terminal Colo


Rencana zonasi kawasan terminal Colo dikelompokkan berdasarkan jenis modanya dan
A. Prinsip Penataan Kawasan Terminal Colo
fasilitas pendukungnya baik untuk fungsi perpindahan antar moda dan fungsi wisata.
Sebagai sarana perpindahan moda; kawasan Terminal Colo diatur menggunakan prinsip –
Rencana Zonasi Kawasan Terminal Colo adalah seperti tampak dalam gambar.
prinsip sebagai berikut :
 Fungsi Utama sebagai fasilitas terminal antar
kawasan dalam kota dan terminal wisata kawasan Colo. Gambar 4.14.
Zonasi Kawasan Terminal Colo
 Fungsi pendukung sebagai area parkir mobil
wisata, pusat oleh-oleh dan kerajinan
 Pemisahan area parkir untuk ojek, angkot,
bus kecil dan mobil pribadi
 Pengaturan sirkulasi ojek, angkot, bus kecil
dan mobil pribadi
 Penyediaan fasilitas peron/ ruang tunggu
penumpang yang lebih representatif
Keterangan :
 Penyediaan fasilitas komersial yang lebih
Area Penerima, Peron & Pengelola
manusiawi dan representatif melalui penyediaan selasar dan penataan tampilan
Area Wisata
bangunan. Area Perdagangan & Jasa
 Pengaturan lansekap kawasan untuk Area Parkir Bus, Angkot, Ojek

meningkatkan estetika kawasan dan mengatur suhu lokal.

B. Rencana Kegiatan Kawasan Terminal Colo


Rencana Kegiatan Terminal Colo terdiri dari :
 Rencana Kegiatan Terminal
D. Pemanfaatan Lahan
Rencana kegiatan terminal dikelompokkan berdasarkan pengguna terminal Colo yaitu :
Rencana pemanfaatan lahan kawasan Terminal Colo terdiri dari :
 Kegiatan Angkot, Bus dan Ojek
 Kegiatan Penumpang  Area Penerima, Peron & Pengelola
 Area Kios-Kios Wisata
 Kegiatan Komersial  Area Perdagangan & Jasa
 Kegiatan Pengelola Terminal  Area Parkir Ojek
 Area Parkir Angkot
 Area Parkir Bus
 Rencana Kegiatan Wisata  Area Parkir Mobil Pribadi
Sedangkan kegiatan Wisata dikelompokkan berdasarkan fungsi kawasan terminal Colo  Area Fasilitas Pendukung
yang merupakan fasilitas pendukung kegiatan wisata Colo melalui penyediaan area
parkir bus-bus wisata, mobil pribadi dan sarana pendukung seperti kios oleh-oleh,
cenderamata, KM/WC, Musholla, dll.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 11

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 12

E. Rencana Tapak dan Perletakan Bangunan

Gambar 4.16.
Rencana tapak bangunan di areal Terminal Colo

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 13

F. Rencana Sirkulasi Kawasan


Rencana sirkulasi kawasan Terminal Colo dibedakan menjadi jenis penggunanya, yaitu
sebagai berikut :
 Sirkulasi Pengunjung
 Sirkulasi Angkutan Ojek
 Sirkulasi Angkot
 irkulasi Bus
 Sirkulasi mobil Pribadi

Keterangan :

Sirkulasi Lalu Lintas di Jalan Raya


Sirkulasi Bus
Sirkulasi Kendaraan Pribadi
Sirkulasi Penumpang
Gambar 4.17.
Rencana Sirkulasi Kawasan Terminal Colo

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 14

G. Rencana Arsitektur & Pembangunan :


Tampilan bangunan menggunakan bentuk tipologi bangunan Kudus yaitu melalui
pengolahan atap bangunan utamanya

 Penambahan Bangunan Penerima dan Peron

Gambar 4.19.
Image Area Kios Makanan dan Minuman dengan selasarnya sebagai fasilitas pejalan kaki

H. Rencana Lansekap
Rencana lansekap kawasan terminal Colo
menggunakan tanaman jenis pohon, perdu dan ground
cover. Lansekap kawasan ini untuk meningkatkan
estetika kawasan, kenyamanan, keteduhan dan
Gambar 4.18. mengatur suhu lokal.
Image Area Bangunan Penerima, Peron, Kios Cinderamata di Terminal Colo
Jenis Tanaman pohon di terminal menggunakan jenis
Palem dan Kirai Payung. Sedangkan tanaman jenis
Untuk meningkatkan pelayanan penumpang, kawasan terminal Colo perdu menggunakan tanaman helikonia, iris, mata air
dilengkapi dengan Bangunan Penerima dan Peron yang dapat berfungsi pengantin. Dan untuk tanaman ground cover
juga sebagai gardu pandang untuk menikmati pemandangan sekitar menggunakan rumput gajah mini.
terminal Colo

 Penambahan Selasar Kawasan Perdagangan Jasa


Pada kawasan perdagangan dan jasa ditambahkan selasar untuk
menghubungkan antar kios-kios yang ada, menciptakan kenyamanan bagi
pejalan kaki dan mempertegas sirkulasi kawasan terminal Colo

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 15

Gambar 4.20. : Jenis tanaman perdu yang digunakan pada penataan lansekap kawasan terminal Colo

1. Hardscape
 Penataan Masa Alam (Bukit, Lembah)
 Fisiografi kawasan eksisting dipertahan
 Tebing dan curam yang ada dipertahan
 Jenis Pepohonan/ Tanaman yang ada juga dipertahan
 Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan
estetika kawasan terutama kawasan zona publik

2. Street Furniture
 Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
informasi dan papan penunjuk jalan Bangunan ruang tunggu dan Bangunan Kios Wisata
 Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, ruang pengelola
dan tidak mengganggu pemandangan.

3. Softscape Jalur sirkulasi kendaraan


Pada area parkir, penerima, pengelola menggunakan tanaman hias /
bunga dari kelompok perdu dan groundcover

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 16

Bangunan komersial

Jalur sirkulasi kendaraan

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 17

4.4.3. Kawasan Makam Sunan Muria

A. Prinsip Penataan Kawasan Wisata Makam Sunan Muria


 Pengembangan Kawasan Wisata Makam Sunan Muria tidak boleh merusak kondisi
alam dan bangunan yang ada.
 Preservasi peninggalan bersejarah baik berupa area/kawasan atau bangunan.
 Pengembangan kawasan dengan memanfaatkan bangunan yang telah ada dan
merehabilitasi bangunan lama yang rusak
 Pengembangan baru menggunakan bentuk-bentuk tipologi bangunan khas Kudus
seperti Rumah Tradisional Kudus, Menara Kudus, dll
 Pengembangan baru berupa penambahan street furniture dan lansekap yang
meningkatkan nilai estetika kawasan dan mendukung kegiatan wisata di kawasan ini.
 Sebagai sarana fasilitas pendidikan alam, sejarah/ heritage, sosial – budaya dan
religius.

B. Rencana dan Strategi Penataan Kawasan Makam Sunan Muria


Gambar 4.21. Pola penataan bangunan di sepanjang jalan tangga menuju kompleks makam Sunan Muria
1. Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima
Permasalahan penataan kawasan Makam Sunan Muria adalah penataan kawasan 2. Penataan Jalan Kawasan Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima di jalan menuju Kompleks Makam. Jalan yang sempit dipenuhi
oleh pedagang kaki lima di kanan kirinya sehingga jalan terasa semakin sempit. Dan
pedagang menutup atap jalan dengan plastik terpal untuk menghindari panas dan
hujan.

Maka rencana dan strategi penataan kawasan pedagang kaki lima ini adalah sebagai
berikut :
 memperlebar jalan ini direncanakan dengan cara menutup saluran drainase
kanan kiri dengan grill sehingga jalan menjadi lebih lebar.
 Membuat atap pergola disepanjang jalan menuju kawasan makam sehingga
terhindar dari hujan dan panas
 Pavingisasi jalan menuju kawasan makam termasuk jalan disekitar makam
 Penataan lansekap kawasan
 Penambahan street furniture kawasan mulai dari jalan menuju ke makam
sampai kompleks makam

C. Rencana Pemanfaatan Ruang

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 18

 Rencana Tapak
Magnet yang utama kegiatan kawasan wisata Colo (Muria) yang paling sering dan
banyak dikunjungi adalah makam Sunan Muria. Sunan Muria merupakan salah satu
tokoh perkembangan kebudayaan Islam di Jawa. Sunan Muria merupakan salah satu
E dari Sembilan Walisongo yang berada di Pulau Jawa.

B
F Dengan kondisi akses pencapaian dan bangunan makam yang sekarang maka perlu
dilakukan upaya revitalisasi dan pemugaran makam dan masjid yang berada didekat
makam dengan nilai arsitektur yang sesuai agar lebih representatif dan kondisi
D bangunannya tetap terpelihara denga baik.

Untuk pengembangan kompleks makam Sunan Muria di masa depan, perlu dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang meliputi:

B
1. Rest Area (tempat peristirahatan) Bagi Para Pengunjung
Lokasi peristirahatan diperlukan sebagai area untuk beristirahat dalam suasana
santai bagi para pengunjung. Lokasi ini berada di sekitar kompleks makam
dengan tanpa mengesampingkan nilai artistik dan kekhasan bangunan daerah
C
Kudus.
E
B 2. Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Penataan pedagang kaki lima di kompleks makam Sunan Muria diarahkan pada
areal yang relatif datar dan tidak mengganggu pejalan kaki yang keluar masuk
lokasi makam. Lokasi yang potensial untuk penataan kawasan ini adalah jalan
A Keterangan :
menuju makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading yang masih relatif
A Kompleks Makam longgar. Penataan pedagang dibuat sedemikian rupa dengan menonjolkan

B bangunan-bangunan yang bemilai seni dan tertata rapi.


PKL

C Plaza
3. Jalan Pendestrian Yang Memadai
D Square Jalan dibangun dengan nuansa religi dengan tanpa mengesampingkan
E Landscape keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Penyediaan sarana jalan ini

Gerbang dimaksudkan untuk mempermudah akses ke lokasi makam dengan menonjolkan


F
Gambar 4.22. Site plan kawasan Kompleks Makam Sunan Muria nuansa religi di kanan kiri jalan, misalnya dengan pemasangan hiasan jalan
bernuansa Islami.
 Rencana Tata Letak Bangunan
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 19

4. Renovasi Kompleks dan Lingkungan Sekitar Makam


Beberapa bangunan di kompleks makam Sunan Muria masih perlu diadakan 1. Tempat Peristirahatan
pembenahan, yang diarahkan pada bangunan-bangunan bernuansa religi Islam, Lokasi makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading selama ini praktis kurang
dengan dikolaborasikan dengan bangunan khas Kudus. Hal ini perlu dilakukan begitu menarik untuk dikunjungi, mengingat masyarakat pengunjung lebih banyak
mengingat kondisi eksisting yang menunjukkan ketidakserasian di menuju makam Sunan Muria sebagai obyek kunjungan utama. Sebagai tokoh
beberapa lokasi. Misalnya bangunan bernuansa modern yang berdampingan Islam yang juga dihormati di kawasan ini, makam Pangeran Gadung dan
dengan bangunan kuno yang memiliki nilai seni tinggi. Pangeran Gading perlu mendapat perhatian untuk menarik para peziarah. Tempat
istirahat diperiukan bagi para pengunjung, agar para pengunjung dapat berziarah
5. Ruang Parkir Bagi Tukang Ojek dan Pengendara Sepeda Motor dengan nyaman.
Ruang parkir diperlukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna
Jalan. Ruang parkir yang disediakan lebih pada pengendara sepeda motor dan 2. Tempat Sholat (mushalla)
tukang ojek, mengingat mobil praktis tidak dapat mencapai lokasi makam Sunan Di lokasi makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading saat ini masih belum
Muria karena tanjakan yang sangat curam dengan lebar jalan yang tidak memadai terdapat sarana peribadatan (mushalla). Sarana ini mutlak diperlukan sebagai
untuk pengguna mobil. salah satu sarana peribadatan bagi para peziarah. Mushala yang diperlukan
cukup untuk tempat beribadat, meningat lokasi yang tidak terlalu jauh dari makam
6. Penyediaan Air Bersih dan MCK Sunan Muria yang telah berdiri masjid.
Air bersih mutlak diperlukan, mengingat kebutuhan air bersih di lokasi ini bukan
hanya untuk kepentingan MCK, namun juga untuk kepentingan ibadah. 3. Sarana Air Bersih
Penyediaan air bersih ini juga harus terintegrasi dengan penyediaan sarana MCK Untuk menunjang kegiatan perziarahan di makam Pangeran Gadung dan
yang bersih dan nyaman bagi para pengunjung. Pangeran Gading diperiukan sarana air bersih yang juga bermanfaat bagi
kepentingan peribadatan. Sarana air bersih di lokasi ini sama sekali belum
7. Sarana Penerangan (lampu penerangan jalan dan kawasan) tersedia di lokasi makam. Demi menambah kenyamanan para pengunjung maka
Sarana penerangan yang diperlukan adalah sarana penerangan di kanan kiri sarana air bersih ini mutlak diperiukan.
jalan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di malam
hari. Selain itu kehadiran lampu-lampu penerangan tersebut harus mampu 4. Sarana Penerangan Lokasi Makam dan Jalan Menuju Makam
meningkatkan nilai estetika di kawasan ini. Sehingga periu adanya penataan dan Jalan menuju ke makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading masih belum
penempatan lampu-lampu penerangan dengan menentukan model-model lampu dilengkapi dengan sarana penerangan. Mengingat lokasi makam Pangeran
yang sesuai dengan citra arsitektur setempat. Gadung dan Paneran Gading yang relatif tidak terlalu jauh dari makam Sunan
Muria, maka penataan penerangan jalan dan lokasi makam direncanakan seirama
Untuk mendukung pengembangan kompleks makam Sunan Muria, maka perlu juga dengan kawasan makam Sunan Muria, dalam arti serasi dalam hal konsep dan
dibenahi kompleks makam Pangeran Gading dan Pangeran Gadung yang lokasinya model penataannya.
berdekatan dengan kompleks makam Sunan Muria. Kondisi eksisting yang saat ini ada,
menunjukkan bahwa kompleks makam Pangeran Gading dan Pangeran Gadung masih 5. Taman Sekitar Kompleks Makam
belum tertata dengan baik, sehingga perlu adanya penambahan sarana dan prasarana, Taman diperlukan untuk memperindah lokasi makam, yang diintegrasikan dengan
antara lain: lokasi peristirahatan bagi para pengunjung. Selain itu penambahan taman juga

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 20

diperiukan sebagai sarana penambah estetika yang mampu menambah keasrian  Tanaman perdu menggunakan tanaman bunga untuk memberikan
kompleks makam Pangeran Gadung dan Pangeran Gading. estetika dan teh-tehan sebagai pembatas dan pengarah
 Pada area parkir, penerima, pengelola menggunakan tanaman hias /
6. Penataan Jalan Akses Menuju Makam bunga dari kelompok perdu dan groundcover
Secara umum jalan menuju makam Pangeran Gading telah dibuat permanen.
Namun demikian pengembangan ke depan periu diselaraskan dengan konsep
penataan jalan ke arah kompleks makam Sunan Muria. Sedangkan untuk jalan
menuju makam Pangeran Gadung, saat ini masih berupa jalan tanah setapak
yang sangat licin jika hujan turun. Dengan kondisi semacam ini tentu akan
menyulitkan bagi para pengunjung. Pembenahan jalan masuk menuju makam
Pangeran Gadung juga harus diselaraskan dengan jalan di kompleks makam
Sunan Muria dan makam Pangeran Gading.

D. Arahan Penataan Lansekap


1. Hardscape
 Penataan Masa Alam (Bukit, Lembah)
o Fisiografi kawasan eksisting dipertahan
o Jalan Kawasan yang mendaki yang ada dipertahan
o Penataan jalan menuju kawasan menggunakan paving

 Street Furniture
o Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
informasi dan papan penunjuk jalan
o Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, dan
tidak mengganggu pemandangan.

2. Softscape
 Penataan Pepohonan
 Jenis Pepohonan/ Tanaman asli/ yang ada juga dipertahan terutama
kompleks makam dan di tepi-tepi kawasan makam
 Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan
estetika kawasan terutama kawasan zona publik, kompleks makam dan jalan
menuju kawasan wisata
 Jenis Tanaman Pohon ( baru )menggunakan Kirai Payung sebagai
peneduh dan Palem sebagai unsur pengarah dan estetis
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 21

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 22

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 23

4.4.4. Kawasan Air Terjun Montel

A. Rencana dan Strategi Penataan


Kawasan Air Terjun Montel
 Kawasan Air Terjun ( Radius 500 m ) dibiarkan alami ( Konservasi – Preservasi )
terdiri dari :
 Tumpukan batu depan air terjun
 Kolam Air Terjun
 Tanaman di atas tebing dan disekitar Kolam Air Terjun
 Pembangunan Gerbang Kawasan Air Terjun Montel
 Menggunakan bentuk arsitektur lokal
 Menggunakan bahan alam yang ada seperti batu dan kayu
 Pembangunan Fasilitas MCK dan Sitting Groups di sekitar Kawasan Air Terjun

B. Rencana Pemanfaatan Ruang


Air terjun Montel merupakan salah satu obyek wisata yang lokasinya paling dekat dengan
kompleks makam Sunan Muria. Untuk mencapai lokasi air terjun Monthel telah terdapat
jalan akses selebar kurang lebih 1,5 meter yang sebagian masih berupa jalan tanah, dan
sebagian lagi telah berupa jalan keras. Lokasi air terjun yang cukup potensial ini masih
perlu pembenahan di beberapa aspek, dengan penambahan sarana dan prasarana, yang
meliputi :

1. Jalan Akses Menuju Obyek Wisata


Jalan menuju obyek wisata air terjun Monthel saat ini telah dapat dilalui dengan
nyaman dengan jarak sekitar 300 meter dari gerbang masuk. Namun demikian
sebagian jalan masih /berupa jalan tanah yang rawan longsor. Sebagian lagi jalan
menuju kawasan air terjun telah diperkeras dengan menggunakan batu. Untuk
pengembangan ke depan perlu juga dikembangkan jalan akses dari arah Japan.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 24

Saat ini telah ada jalan setapak yang dibuat oleh warga dari arah Japan. Namun
untuk kenyamanan pengunjung periu adanya upaya pembuatan jalan permanen 3. Sarana Penampungan Air
yang ditata sedemikian rupa sehingga serasi dan selaras dengan kondisi alam Debit air yang kecil di air terjun Monthe! menyebabkan genangan air di bagian
disekitar air terjun, termasuk penambahan hiasan-hiasan jalan yang serasi. bawah juga sangat kecil. Padahal salah satu daya tarik obyek wisata air terjun
adalah keberadaan air bersih yang masih asli. Untuk itu perlu adanya sarana
penampungan air yang dibuat dengan bangunan semacam bendung atau embung
yang dapat menampung air dalam volume tertentu. Dengan pembuatan tampungan
air ini diharapkan akan mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi para
pengunjung.

4. Tempat Bermain Anak-Anak


Penampungan air tersebut di atas bukan hanya sekedar penampungan air yang
2,5 m
berfungsi sebagai penambah daya tarik, namun dapat juga dijadikan sarana
rekreasi (arena bermain) bagi'" anak-anak. Sarana bermain ini diantaranya adalah
penyediaan sepeda air dan sarana bermain lainnya.

5. Tempat Peristirahatan Terbuka


Tempat peristirahatan terbuka di areal air terjun monthel akan di integrasikan
dengan pembuatan taman di lokasi ini. Pembuatan taman ini bertujuan untuk
menambah daya tarik pengunjung dengan tanpa mengorbankan keserasian nilai
estetika taman dengan wisata alam.

3m

6. Fasilitas Warung Makan Semi Permanen :


Kondisi eksisting yang ada saat ini, telah berdiri beberapa waning di lokasi air terjun
Monthel dengan bangunan semi permanen. Jarak antara warung dengan air terjun
yang tertalu dekat menyebabkan berkurangnya nilai estetis lokasi wisata ini. Untuk
Gambar 4.23.
Pola penataan jalan akses ke air terjun Montel pengembangan kedepan, direncanakan penataaan warung dan pedagang kaki lima
yang tidak tertalu dekat dengan lokasi air terjun. Penataan warung dan PKL ini juga
2. Sarana Penerangan
bertujuan ntuk menambah kenyamanan pengunjung dan memberikan nilai tambah
Salah satu hiasan jalan yang diperlukan di jalan menuju lokasi air terjun Monthel
bagi masyarakat setempat. Untuk pemerataan pendapatan bagi warga, terutama
adalah sarana penerangan jalan. Selain menambah keamanan di malam hari,
pelaku usaha di kawasan ini, periu adanya rotasi lokasi bagi para pedagang. Untuk
keberadaan lampu-lampu jalan ini dapat menambah nilai estetika lingkungan.
itu penataan bangunan periu diperhatikan agar kegiatan rotasi ini dapat berjalan
Keserasian penataan dan pemilihan model lampu yang sesuai akan menambah
dengan baik.
daya tarik obyek wisata air terjun Monthel.
BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 25

Dalam upaya menghubungkan obyek wisata air terjun Monthel dengan kompleks
makam Syekh Sadeli dan air tiga ras Rejenu, maka periu dibuat jalan tembus
permanen. Saat ini telah ada jalan tembus yang dibuat oleh warga, namun masih
berupa jalan tanah dan kondisinya masih periu pembenahan.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 26

C. Rencana Tapak

Gambar 4.24. Site plan Air Terjun Montel

KETERANGAN
A. Air Terjun
B. Kolam Air Terjun
C. Batu-Batuan sebagai penghubung antar gasebo
D. Gasebo dan Pelataran
E. Penataan Lansekap Menggunakan Palem Merah

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 27

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 28

Gambar :
Rencana Penataan Jalan Menuju Kawasan Air Terjun Monthel
Pavingisasi
Penerangan : Lampu Jalan
Perkuatan Dinding Tebing
Penataan Lansekap

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 29

4.4.5. Penataan Kawasan Makam Syekh Sadeli Dan Mata Air Tiga Rasa

A. Arahan Dan Strategi Penataan Kawasan


 Kawasan Makam dan Mata Air 3 Rasa di Konservasi – Preservasi terdiri dari :
 Komplek bangunan Makam Syekh Sadeli
 Mata Air Tiga Rasa
 Tanaman yang ada
 Pembangunan Gerbang Kawasan Makam Syekh Sadeli
 Menggunakan bentuk arsitektur local : Tipologi menara mesjid Kudus.
 Menggunakan bahan alam yang ada seperti batu dan kayu
 Pembangunan Fasilitas MCK dan Sitting Groups di sekitar kawasan
 Penataan Lansekap Kawasan
 Penataan Lampu Jalan di sepanjang jalan menuju kawasan makam
 Penataan Lampu Lampu Taman di Kompleks Makam dan Mata Air 3 Rasa
 Penataan kawasan pedagang kaki lima dengan penataan pedestrian, lansekap dan
lampu taman.

1. Strategi Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima

2. Strategi Penataan Kawasan Mata Air Tiga Rasa


BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir
KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 30

B. Rencana Pemanfaatan Ruang


1. Rencana Tapak KETERANGAN:

A = Makam
B= Masjid
C = Ruang Istirahat
D = Mata Air Tiga Rasa
F E = Bangunan Pengelola
F = Toilet
G = Bangunan kios
E H = Ruang Istirahat/
Penginapan
C I = Parkir

H
G

B
I

H
A
G

Gambar 4.25. Site plan kompleks makam Syekh Sadeli dan Mata Air Tiga Rasa

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 31

 Tempat Peristirahatan dan Penataan Warung


2. Rencana Penataan Bangunan dan Non Bangunan
Tempat peristirahatan perlu disediakan bagi para pengunjung untuk menambah
Syekh Sadeli merupakan salah satu tokok Islam yang cukup dihormati di daerah ini daya tank bagi para pengunjung (peziarah). Keberadaan warung dan pedagang
selain Sunan Muria. Kompleks makam Syekh Sadeli berada dalam lokasi yang sama kaki lima akan ditata sedemikian rupa sehingga menjadi bagian terintegrasi
dengan Air Tiga Rasa Rejenu. Kondisi eksisting yang ada saat ini, kawasan ini masih dengan areal peristirahatan bagi para pengunjung. Penataan warung dan
jauh dari memadai. Beberapa titik di lokasi ini masih ditata seadanya, sehingga kurang pedagan kaki lima perlu memperhatikan faktor pemerataan penghasilan bagi para
menarik bagi para pengunjung. Untuk menambah daya tarik kompleks wisata ini periu pelaku usaha di lokasi ini.
adanya penambahan sarana dan prasarana, diantaranya :
 Taman
 Masjid/Musholla Sebagai Tempat Ibadah Untuk menambah keasrian kompleks makam Syekh Sadeli, lokasi yang ada saat
Kondisi kompleks makam Syekh Sadeli, saat ini belum tertata dengan baik, ini masih sangat potensial untuk ditata sedemikian rupa menjadi taman. Dengan
sehingga kurang memiliki daya tarik bagi pengunjung. Salah satu fasilitas yang penataan taman di dalam lokasi makam, akan menambah nilai estetika yang
periu dibenahi adalah penyediaan sarana peribadahan, yaitu mushala. Saat ini bermuara pada peningkatan kenyamanan bagi para pengunjung. Taman yang
telah ada lokasi yang disediakan bagi para pengunjung untuk beribadah, namun ada diselaraskan dengan beberapa tanaman yang saat ini telah ada di lokasi,
kondisinya masih sangat memprihatinkan. Bangunan permanen bagi kepentingan termasuk tanaman-tanaman hutan yang masih dipertahankan.
ibadah periu disediakan demi kenyaman para pengunjung (peziarah).
 Penataan Akses Menuju Lokasi Makam
 Pembenahan dan Renovasi Bangunan Makam Syekh Sadeli Jalan menuju makam Syekh Sadeli merupakan jalan permanen yang diperkeras
Sebagai salah satu tokok perkembangan budaya Islam di Kabupaten Kudus, dengan beton. Kondisi jalan yang demikian ini memang cukup nyaman pada
Syekh Sadeli menjadi salah satu tokoh yang dihormati oleh masyarakat Kudus. musim kemarau, namun menjadi sangat licin pada musim penghujan. Untuk itu
Namun demikian kondisi kompleks makam yang ada saat ini masih jauh dari perlu pembenahan jalan masuk lokasi ini dengan beton kasar. Dengan lokasi
memadai. Untuk itu perlu adanya pembenahan di beberapa tempat. Hal ini yang berada di pinggir tebing yang curam, kondisi jalan ini sangat berbahaya bagi
bertujuan untuk memberikan suasana nyaman bagi para peziarah dan para pengendara sepeda motor. Untuk itu perlu adanya pagar pengaman untuk
memberikan nilai estetika yang lebih tinggi. Nilai estetika ini perlu diselaraskan menghindari kecelakaaan dan meningkatkan keamaman dan kenyamanan
dengan nilai-nilai arsitektur khas Kudus. Keberadaan gapura masuk saat ini dapat pengguna jalan serta perbaikan kondisi permukaan jalan agar tidak licin dengan
dipertahankan dengan renovasi seperiunya untuk menambah nilai estetika. mempergunakan material yang sesuai : paving atau batu alam.
 Area Istirahat (rest area)
 Sarana Penerangan Area istirahat ditempatkan di sepanjang jalan akses menuju kawasan Makam
Penerangan di lokasi makam Syekh Sadeli masih sangat minim, sehingga perlu Syekh Sadeli. Jarak antar rest area maksimal 500 m, dan dianjurkan dibangun
penambahan fasilitas penerangan, baik di lokasi makam maupun di akses jalan tiap 250 m untuk menghidupkan suasana kawasan.
menuju kompleks makam Syekh Sadeli. Sarana penerangan ditata sedemikian Ukuran rest area dibuat seperti halte yaitu 2,4 x 8 m.
rupa sehingga tidak menimbulkan kesan "asal pasang". Salah satunya adalah
dengan pemasangan kabel bawah tanah untuk menghindari kesan tidak rapi
dalam pemasangan kabel listrik.

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 32

 Penyediaan Air Bersih dan MCK


Kondisi eksisting yang ada saat ini, di kompleks makam Syekh Sadeli tidak
terdapat sarana air bersih yang memadai. Untuk menjaga kenyamanan para
pengunjung, yang sebagian besar merupakan para peziarah, periu adanya
penyediaan sarana air bersih yang memadai. Selain untuk kepentingan MCK, air
bersih ini juga digunakan untuk kepentingan ibadah.

 Penataan Obyek Air Tiga Rasa Rejenu


2,5 m Obyek wisata Air Tiga Rasa Rejenu berada di satu lokasi dengan kompleks
makam Syekh Sadeli. Sehingga penataan obyek wisata ini harus terintegrasi
dengan pengembangan dan penataan obyek kompleks makam Syekh Sadeli.
Untuk memberikan batas yang jelas bagi para pengunjung wisata Air Tiga Rasa
Rejenu dan peziarah di makam Syekh Sadeli, periu dibuat barier yang
memisahkan kedua obyek ini. Batas pemisah ini dibuat dengan pembuatan taman
yang diselaraskan dengan citra arsitektur di lokasi setempat.

C. Arahan Penataan Lansekap


1. Hardscape
a. Penataan Masa Alam (Bukit, Lembah)
 Fisiografi kawasan eksisting dipertahan
3m
 Kondisi Jalan yang mendaki (yang ada ) dipertahan dan ditata
 Jenis Pepohonan/ Tanaman yang ada juga dipertahan
 Ditambah variasi tanaman hias untuk memperkaya dan meningkatkan
estetika kawasan terutama kawasan zona publik

Gambar 4.26.
Pola penataan jalan akses ke Makam Syekh Sadeli b. Street Furniture
 Pemasangan street furniture berupa lampu jalan, lampu taman, papan
 Areal Parkir Ojek dan Sepeda Motor Pengunjung
informasi dan papan penunjuk jalan
Lokasi makam Syekh Sadeli yang berada di ketinggian ini, praktis tidak
 Pemasangan street furniture di lokasi yang strategis, mudah terlihat, dan
memungkinkan kendaraan roda empat (mobil) mencapai lokasi. Sehingga
tidak mengganggu pemandangan.
keberadaan tukang ojek sangat membantu para pengunjung (peziarah) untuk
mencapai lokasi makam. Untuk itu perlu adanya sarana parkir bagi para
pengendara sepeda motor, baik bagi tukang ojek maupun ; pengunjung yang
2. Softscape
menggunakan sepeda motor. Areal parkir dibuat sedikit lebih jauh dari pintu
Pada area parkir, penerima, pengelola menggunakan tanaman hias / bunga dari
gapura masuk lokasi makam, untuk menjaga ketenangan para peziarah.
kelompok perdu dan groundcover

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 33

Gambar :
 Penataan jalur pedestrian di sekitar
kawasan pedagang kaki lima
 Penataan Lansekap kawasan
 Pemasangan Penerangan dengan
lampu taman
 Rehabilitasi Pedagang Kaki Lima

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS
RENCANA TATA BANGUNAN LINGKUNGAN KAWASAN PARIWISATA COLO
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pariwisata Colo
Halaman 4 - 34

Image Penataan
Kawasan Mata Air Tiga Rasa

Model Lampu kawasan


menmbah amenitas
kawasan

Penataan taman yang


simpel tapi indah

Jalan tepi situs dipaving

BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Laporan Akhir


KABUPATEN KUDUS

Anda mungkin juga menyukai