2018 Tumotowa PublikasiCB
2018 Tumotowa PublikasiCB
Sugeng Riyanto
Balai Arkeologi Yogyakarta
Jalan Gedongkuning No. 174 Kotagede DIY
Email : sugengriyanto@gmail.com
Abstract
Archaeological data has a value that is unique but broad aspects includes research, preservation, and
utilization. Research and preservation is a basic process that each one has a specific framework and
reciprocal. The results of the research-preservation process is the information and knowledge about
the past that is supported by the physical appearance of archaeological data. Thus, the data of
archaeological or cultural heritage has the potential utilization related to tourism. In the framework
of information development will be very important that needed special attention. This paper was
prepared to give an idea about information development of archaeological data or cultural heritage
relating to tourism.
40
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
Memang sudah menjadi persoalan klasik petualangan alam, taman rekreasi, dan
antara pelestarian CB dengan pemanfaatannya tempat hiburan”.
anara lain sebagai ODTW. Pelestarian dan
pemanfaatan dalam beberapa aspek tampak Berkaitan dengan pariwisata berbasis CB,
berseberangan, meskipun sebenarnya memiliki Haryati Soebadio (1993/1994: 4-9) secara
hubungan yang resiprokal. Cooper (1991: 224) khusus menyoroti pemanfaatan peninggalan
mengemukakan adanya konflik klasik antara sejarah yang dibaginya menjadi dua, yaitu
pandangan yang beranggapan bahwa warisan pemanfaatan fisik (pariwisata) dan
budaya sebagai aset nasional yang tidak pemanfaatan non-fisik (berkaitan dengan
tergantikan (irreplaceable) dengan pandangan makna kultural dan nilai luhur) yang keduanya
yang beranggapan bahwa warisan budaya dapat berjalan bersama. Khusus untuk
sebagai komoditi yang dapat dikonsumsi; atau pemanfaatan non-fisik, penyebarluasan
antara permintaan untuk mengakses warisan pengetahuan hasil penelitian kepada
budaya sebagai atraksi, dengan yang masyarakat luas dianggap sangat penting, dan
membatasi akses untuk menjaga dampak untuk lingkungan awam agar diusahakan
terhadap warisan budaya. penjelasan yang mudah dicerna.
41
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
Dari sisi pariwisata, Ross (1998) dalam Di dalam kerangka kepariwisataan, aspek
bukunya yang berjudul “Psikologi interpretasi saat ini memang merupakan
Pariwisata” antara lain membahas citra tempat sesuatu yang dituntut untuk dikembangkan.
tujuan pariwisata termasuk pembentukannya. Cooper (1991: 225) menyatakan bahwa tujuan
Pendekatan teoritik ini berkaitan dengan wisata haruslah dapat membangkitkan
pentingnya informasi dan interpretasi untuk kesadaran akan arti penting, signifikansi, serta
membangun citra tersebut. Ross (1998: 114- fenomena lainnya melalui presentasi yang
119) antara lain mengutip pendapat Gunn efektif. Interpretasi menyediakan layanan
(1988) yang menyatakan adanya tujuh melalui penyajian secara imajimanatif
pengalaman perjalanan, yaitu: mengenai informasi dalam bentuk papan
a) himpunan gambaran dalam pikiran informasi, pusat-pusat kunjungan, maupun
tentang pengalaman berlibur audio-visual guna meningkatkan kualitas
b) perubahan gambaran itu berdasarkan pengalaman serta menjadikannya bagian dari
informasi lebih lanjut hidup mereka. Dijelaskan juga bahwa
c) keputusan untuk berlibur ke suatu interpretasi merupakan bentuk komunikasi
tempat antara objek dengan pengunjung.
d) perjalanan ke tempat tujuan
e) turut serta alam kegiatan-kegiatan di Sementara itu dalam kaitannya dengan
tempat tujuan manajemen pengunjung, Pearson & Sharon
f) kembali pulang Sullivan (1995) melihat betapa pentingnya
mengelola pengunjung dan interpretasi.
42
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
Manajemen kunjungan (Visitor management) audiens publikasi CB? Dalam hal ini
pada intinya adalah untuk memaksimalkan (Iseminger, 1997: 148-149) membuat
apresiasi dan penikmatan pengunjung terhadap penjenjangan minat publik terhadap masa lalu
warisan budaya berikut pemahamannya; dan yang meliputi:
tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan melalui a) arkeolog dan antropolog profesional
interpretasi. Dengan demikian, ada tiga hal b) arkeolog amatir atau pehobi
penting yang harus diperhatikan yaitu untuk c) kolektor
menikmati objek, untuk meningkatkan d) kalangan akademik di luar disiplin
apresiasi, dan untuk mempelajari objek. arkeologi atau antropologi
Interpretasi sendiri didefinisikan sebagai: e) wisatawan yang menaruh minat baik
“...a communication process, using a pada kebudayaan, sejarah, maupun
variety of approaches and technique, alam
desgined to reveal meanings and f) masyarakat baik umum maupun
relationships of our cultural and masyarakat lokal
natural heritage to the public through g) kalangan pendidikan
first hand experience with an object, h) siswa
artifact, landscape or site”.
Dijelaskan juga bahwa dalam
Mirip dengan Pearson & Sharon Sullivan, mempresentasikan informasi kepada publik,
Peter Howard (2003:244-264) mengulas digunakan beberapa media yang bervariasi,
tentang interpretation in practice dan beberapa yang meliputi artefak model dan diorama,
butir penting menyangkut hal ini antara lain antara lain dengan menggunakan mannequin;
adalah: karya seni dari para seniman dalam bentuk
a) interpretasi merupakan salah satu dari gambar, lukisan, maupun karya grafis; audio-
tiga bagian utama heritage selain visual dengan menampilkan sejumlah
konservasi dan manajemen slideshow dan video (disc) yang
b) interpretasi memiliki berbagai makna menggambarkan proses penelitian; teks dan
berkaitan dengan mengkomunikasikan label yang terdiri atas teks pengantar hingga
heritage kepada masyarakat yang teks detail; dan pameran temporer yang
meliputi interpretasi langsung dan dirancang pada ruang khusus (Iseminger,
kemasan (design). 1997: 150-151).
c) Persoalan dalam interpretasi antara
lain adalah menyangkut apa yang C. KERANGKA PUBLIKASI CB UNTUK
harus disampaikan, bagaimana PARIWISATA
caranya, dan untuk siapa. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
d) Interpretasi dengan kemasan (design) merancang publikasi untuk pariwisata antara
atau “dead interpretation” akan lain meliputi:
menyangkut beberapa hal seperti: 3.1 Sasaran Publikasi
• Diperlukan keahlian dalam Pertimbangan pertama dalam menyusun
mengemas (mendesain) publikasi untuk mendukung kepariwisataan
• Sasarannya adalah kelima panca berbasis CB adalah sasaran publikasi. Hal ini
indra pengunjung sangat penting artinya karena akan
• Bentuknya meliputi: pameran, menyangkut aspek-aspek berikutnya, serta
leaflet, label, audio-video, sistem demi tersampaikannya pesan secara tepat pada
teknologi informasi (multi media), sasaran.
tata suara, musik, replika, Secara garis besar delapan butir audiens yang
contoh/peniruan disebutkan oleh Iseminger (1997) dapat
• Prosesnya meliputi tiga tahapan: diringkas meliputi dua kategori besar, yaitu
strategi, taktis, pelaksanaan sasaran umum dan sasaran khusus. Sasaran
umum adalah audiens tanpa batasan apapun,
Sebuah pertanyaan klasik yang sering muncul sehingga penonjolan substansi dan kekuatan
berkaitan dengan publikasi CB adalah siapa objek, bentuk media dan kemasan, serta
distribusinya juga disusun secara umum agar
43
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
44
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
45
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
46
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
47
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
48
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
49
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
50
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata
Secara umum, distribusi publikasi diarahkan penting, khususnya dalam pengembangan dan
untuk menjangkau khalayak, baik sebagai peningkatan produk publikasi. Pada gilirannya,
bahan informasi maupun bahan promosi hasil evaluasi bukan hanya dapat dijadikan
wisata, antara lain dengan teknik “jemput dasar dan acuan bagi pengembangan produk
bola”. Teknik ini pada intinya melakukan publikasi, tetapi juga akan berdampak pada
pendistribusian dengan cara memberikan peningkatan jumlah dan kualitas pengunjung.
informasi melalaui berbagai media pada
tempat atau even tertentu yang di dalamnya Satu hal yang perlu diperhatikan berkaitan
terdapat banyak orang. Publikasi cetak seperti dengan publikasi, selain sebagai media
poster dan kolase, misalnya, sangat efektif promosi wisata juga sebagai bahan interpretasi
didistribusikan di sekolah-sekolah, hotel, atas makna kultural yang terkandung di dalam
restoran, dsb. Sedangkan publikasi elektronik CB. Oleh karena itu penting artinya untuk
seperti klip video dan slideshow harus menyediakan berbagai media informasi di
mempertimbangkan ketersediaan alat pemutar lokasi CB yang memadai, mudah diakses, dan
(player) pada tempat-tempat yang dituju. murah. Pengalaman di beberapa objek wisata
Sebagai bahan promosi produk publikasi berbasis CB adalah “membiarkan” pengunjung
elektronik dapat didistribusikan melalui biro memaknai CB menurut pandangan dan caranya
atau perusahaan perjalanan, seperti kererta api, sendiri, sehingga seringkali CB menjadi
bus, dan pesawat terbang. Ketiga alat onggokan benda yang tak berjiwa. Efeknya
transportasi tersebut tidak jarang memiliki adalah aktivitas pengunjung sebatas pada
fasilitas pemutar video sehingga cukup efektif datang – lihat – foto – suvenir, tanpa ada kesan
untuk mempromosikan dan menginformasikan pemaknaan yang tertanam. Peran publikasi
CB yang dikelola sebagai objek wisata. sangat diharapkan dapat menjadi bagian dari
“atraksi” sekaligus menjadi bentuk “oleh-oleh”
Selain itu, media massa juga dapat digunakan yang mengesankan sehingga mendorong
sebagai media informasi dan promosi publikasi wisatawan untuk datang lagi, atau setidaknya
CB, baik media cetak maupun elektronik. membawa citra dan romantika masa lalu yang
Surat kabar, misalnya, sebagai media cetak dapat diceritakan kepada orang lain secara
biasanya memiliki ruang iklan yang dapat positif.
dimanfaatkan untuk mempublikasikan poster.
Televisi juga menyediakan ruang untuk iklan D. PENUTUP
yang dapat diisi dengan klip video yang telah Pariwisata berbasis CB adalah unik
dibuat sebagai bahan promosi wisata berbasis dan berbeda dengan pariwisata berbasis alam,
CB. Radio sebenarnya juga memungkinkan atau pariwisata jenis lainnya. Selain rentan
untuk dijadikan media promosi, namun selain akan kerusakan sehingga dilindungi secara
dirasa kurang populer juga diperlukan produksi hukum, namun aspek intrinsik CB juga
khusus, misalnya pembuatan iklan dan mengandung potensi estetika dan ekostika
talkshow. Namun demikian, meskipun efektif yang dapat dijadikan daya tarik. Oleh karena
biasanya promosi di media massa memerlukan itu kedudukan dan peran publikasi dalam hal
biaya yang tidak murah, sehingga harus ini menjadi sangat penting, baik dalam rangka
menjadi bahan pertimbangan dalam strategi penyampaian informasi maupun promosi
distribusi. wisata. Romantika masa lalu dan makna luhur
yang terkandung dibalik wujud fisik CB
3.5 Input dan Evaluasi menjadi salah satu kekuatan yang juga harus
Input adalah masukan, komentar, dan kritik digali dan dikemas dalam publikasi, selain
atas pruduk publikasi, baik menyangkut estetika fisik. Untuk itu, sebenarnya banyak
substansi, kemasan, maupun aspek publikasi bentuk dan kemasan publikasi yang dapat
lainnya. Sedangkan evaluasi merupakan dikembangkan, namun setidaknya
langkah untuk mencermati efisiensi dan pengembangan publikasi CB untuk pariwisata
efektifitas atas publikasi yang telah dapat dimulai dengan pembuatan poster,
disampaikan. Input dan evaluasi dalam kolase, klip video, slideshow, serta
kerangka publikasi CB untuk pariwisata pemanfaatan jaringan informasi global melalui
memiliki kedudukan dan peran yang sangat internet.
51
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015
52