Anda di halaman 1dari 14

PUBLIKASI CAGAR BUDAYA UNTUK PARIWISATA

Sugeng Riyanto
Balai Arkeologi Yogyakarta
Jalan Gedongkuning No. 174 Kotagede DIY
Email : sugengriyanto@gmail.com

Abstract

Archaeological data has a value that is unique but broad aspects includes research, preservation, and
utilization. Research and preservation is a basic process that each one has a specific framework and
reciprocal. The results of the research-preservation process is the information and knowledge about
the past that is supported by the physical appearance of archaeological data. Thus, the data of
archaeological or cultural heritage has the potential utilization related to tourism. In the framework
of information development will be very important that needed special attention. This paper was
prepared to give an idea about information development of archaeological data or cultural heritage
relating to tourism.

Key word : archaeological data, information, tourism.

A. PENDAHULUAN ancaman kelestarian, stakeholders,


Cagar Budaya (CB) adalah istilah hukum dsb.
(dan politik) untuk menyebut data arkeologi,
peninggalan masa lalu, peninggalan purbakala, Begitu luas dan kompleks memang rentang
sumberdaya akeologi, dan seterusnya. aspek intrisik di dalam CB sehingga kompleks
Cakupan CB sebenarnya sangat luas dan dapat pula proses penanganannnya, yang jika
dilihat dari berbagai aspek intrinsik, antara disederhanakan meliputi penelitian,
lain: pelestarian, dan pemanfaatan. Khusus untuk
a) aspek rentang waktu yang meliputi CB aspek pemanfaatan, Cleere (1989: 9-10)
masa prasejarah, masa Hindu-Buddha, menjelaskan bahwa manajemen sumberdaya
dan masa Islam/kolonial; arkeologi memiliki tiga tumpuan pemanfaatan,
b) aspek wujud meliputi CB bergerak dan yaitu:
tidak bergerak; a) akademik, berkaitan dengan
c) aspek ketersediaan meliputi CB pemanfaatan CB untuk kegiatan ilmiah
tunggal dan multi atau kompleks; atau penelitian dan pengembangan
d) aspek keruangan meliputi CB insitu ilmu;
dan tidak insitu; b) ideologik yang terkait erat dengan
e) aspek locus meliputi CB dalam dunia pendidikan (edukasional) antara
kerangka ruang seperti pegunungan, lain untuk mewujudkan “cultural
perkotaan, pantai, dsb; identity”; dan
f) aspek ketersediaan informasi meliputi c) ekonomik yang berkaitan dengan
CB telah memiliki informasi yang keuntungan ekonomik misalnya
mendalam, sedang, atau seadanya; melalui kepariwisataan
g) aspek tingkat pengelolaan, seperti CB
temuan baru, sedang diteliti, dalam Isu inti dari UU RI No. 11 Tahun 2010
tahap pemugaran, telah dipugar, CB tentang cagar budaya pada dasarnya adalah
telah menjadi ODTW; kelestarian, sehingga pemanfaatan dalam
h) serta aspek-aspek lain yang melekat bentuk apapun semestinya tetap berada di
pada CB seperti aspek kepemilikan, dalam kerangka misi pelestarian CB, termasuk
authentisitas, hukum, keutuhan, pemanfaatan CB sebagai objek wisata.

40
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

Memang sudah menjadi persoalan klasik petualangan alam, taman rekreasi, dan
antara pelestarian CB dengan pemanfaatannya tempat hiburan”.
anara lain sebagai ODTW. Pelestarian dan
pemanfaatan dalam beberapa aspek tampak Berkaitan dengan pariwisata berbasis CB,
berseberangan, meskipun sebenarnya memiliki Haryati Soebadio (1993/1994: 4-9) secara
hubungan yang resiprokal. Cooper (1991: 224) khusus menyoroti pemanfaatan peninggalan
mengemukakan adanya konflik klasik antara sejarah yang dibaginya menjadi dua, yaitu
pandangan yang beranggapan bahwa warisan pemanfaatan fisik (pariwisata) dan
budaya sebagai aset nasional yang tidak pemanfaatan non-fisik (berkaitan dengan
tergantikan (irreplaceable) dengan pandangan makna kultural dan nilai luhur) yang keduanya
yang beranggapan bahwa warisan budaya dapat berjalan bersama. Khusus untuk
sebagai komoditi yang dapat dikonsumsi; atau pemanfaatan non-fisik, penyebarluasan
antara permintaan untuk mengakses warisan pengetahuan hasil penelitian kepada
budaya sebagai atraksi, dengan yang masyarakat luas dianggap sangat penting, dan
membatasi akses untuk menjaga dampak untuk lingkungan awam agar diusahakan
terhadap warisan budaya. penjelasan yang mudah dicerna.

Pemanfaatan objek dengan menjaga Di dalam kerangka dan pandangan-pandangan


kelestarian serta memperhatikan konteksnya seperti itulah kedudukan dan peran publikasi
demi kesinambungan pemanfaatan itu sendiri CB menjadi sangat penting, entah dalam
juga termuat dalam UU RI No. 9 Tahun 1990 koridor publikasi ilmiah, publikasi untuk
tentang kepariwisataan. Dalam pasal 6 mendukung dunia pendidikan, dan juga
disebutkan bahwa pembangunan objek wisata publikasi dalam rangka pariwisata berbasis
dilakukan dengan memperhatikan: CB.
a) Kemampuan untuk mendorong
Nilai intrinsik CB selain mengandung potensi
peningkatan perkembangan kehidupan
dan nilai akademik maupun edukatif, juga
ekonomi dan sosial budaya
mengandung potensi serta nilai estetika dan
b) Nilai-nilai agama, adat istiadat, serta
eksotika yang dapat dikembangkan untuk
pandangan dan nilai-nilai yang hidup
mendukung CB sebagai objek wisata.
di masyarakat
Kandungan inilah yang dapat dijadikan sebagai
c) Kelestarian budaya dan mutu
“roh” dalam publikasi CB berkaitan dengan
lingkungan hidup
kepariwisataan. Keunikan, kelangkaan,
d) Kelangsungan usaha pariwisata itu
kemegahan, keindahan, dan kerumitan karya
sendiri
adiluhung adalah sebagian dari nilai estetik
dan eksotik visual CB. Di sisi lain, kandungan
Meskipun tidak tegas, namun tergambar
makna luhur serta nilai romantika masa lalu
bahwa UU RI No. 9 Tahun 1990 mensyaratkan
menjadi bumbu estetika dan eksotika yang
perimbangan antara perkembangan ekonomik
dapat digali sebagai bagian dari substansi
dengan kelestarian lingkungan, termasuk di
publikasi CB untuk pariwisata. Pemanfaatan
dalamnya adalah objek wisata budaya, demi
CB sebagai objek wisata sebenarnya memiliki
kesinambungan kepariwisataan itu sendiri.
hubungan yang resiprokal. Artinya,
Sementara itu, objek dan daya tarik wisata
“eskploitasi” CB dan situs seharusnya dapat
menurut UU ini dalam Pasal 3 ayat (1) adalah:
mendukung aspek pelestarian objek, antara
a) objek dan daya tarik wisata ciptaan
lain dengan menumbuhkan apresiasi
Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
pengunjung atas warisan leluhur beserta makna
keadaan alam, serta flora dan fauna;
kultural yang dikandungnya (Riyanto, 2006).
b) objek dan daya tarik wisata hasil karya
Dengan demikian, kedudukan publikasi
manusia yang berwujud museum,
memiliki kedudukan dan peran yang memang
peninggalan purbakala, peninggalan
sangat strategis untuk itu.
sejarah, seni budaya, wisata agro,
wisata tirta, wisata buru, wisata

41
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

B. CAGAR BUDAYA DAN PARIWISATA g) perubahan citra yang didasarkan pada


Di dalam rentang aspek intrisik CB, pengalaman liburan
antara lain terdapat aspek wujud CB, yaitu Selanjutnya dijelaskan bahwa citra yang
bergerak dan tidak bergerak. Pertanyaannya diperoleh wisatawan dapat digolongkan ke
kemudian adalah, CB bergerak atau tidak dalam dua bentuk, yaitu 1) citra organik,
bergerak yang dapat dikembangkan sebagai adalah citra yang terbentuk akibat informasi
objek wisata? Pada prinsipnya kedunya tahap I yang diperoleh di luar sumber objek
memiliki potensi yang sama untuk itu, karena wisata (media massa, sekolah, cerita orang
potensi dan nilai intrinsiknya sama. Perbedaan lain); dan 2) citra ciptaan, yaitu citra yang
medasarnya adalah pada cara mengemas dan terbentuk akibat informasi tahap II yang
menyajikannya; dan akan semakin sempurna diperoleh dari sumber informasi yang
jika keduanya dapat menjadi objek yang berkaitan langsung dengan objek wisata
integral, satu sama lain diarahkan untuk dapat (brosur, buku panduan, dsb.) Pada batas
saling melengkapi sebagai sebuah kesatuan tertentu, citra organik dapat berubah akibat
ODTW. tambahan informasi yang diperoleh pada tahap
II. Dengan demikian sangat penting artinya
Di samping mempunyai sifat yang terbatas, pengelolaan informasi pada tahap II ini,
rapuh, unik, dan tidak terbaharui, sumberdaya terutama ketika dikaitkan dengan jenis wisata
arkeologi juga mempunyai nilai yang selaras minat khusus.
dan tidak dapat dilepaskan dari makna kultural
yang melekat pada objek tersebut Selain itu, Ross (1998: 114) juga mengutip
(Atmosudiro, 2004: 6). Peran informasi dalam pendapat Renolds (1965) yang menyatakan
hal ini menjadi begitu penting, bukan hanya bahwa citra adalah perkembangan dalam
pada aspek deskriptifnya saja, tetapi yang jauh pikiran berdasarkan beberapa kesan yang
lebih penting adalah aspek makna kulturalnya dipilih dari berbagai informasi. Pembentukan
yang dapat disampaikan melalui interpretasi. citra suatu objek atau tujuan wisata bertolak
Di sini, interpretasi memiliki kedudukan yang dari berbagai sumber, antara lain bahan tertulis
sangat penting, terutama ketika sumberdaya untuk promosi (brosur, poster, dsb), pendapat
arkeologi dijadikan objek wisata dengan tujuan orang lain (keluarga, teman, agen perjalanan),
utama mendorong masyarakat untuk maupun media massa (koran, majalah, televisi,
berkunjung. dsb.).

Dari sisi pariwisata, Ross (1998) dalam Di dalam kerangka kepariwisataan, aspek
bukunya yang berjudul “Psikologi interpretasi saat ini memang merupakan
Pariwisata” antara lain membahas citra tempat sesuatu yang dituntut untuk dikembangkan.
tujuan pariwisata termasuk pembentukannya. Cooper (1991: 225) menyatakan bahwa tujuan
Pendekatan teoritik ini berkaitan dengan wisata haruslah dapat membangkitkan
pentingnya informasi dan interpretasi untuk kesadaran akan arti penting, signifikansi, serta
membangun citra tersebut. Ross (1998: 114- fenomena lainnya melalui presentasi yang
119) antara lain mengutip pendapat Gunn efektif. Interpretasi menyediakan layanan
(1988) yang menyatakan adanya tujuh melalui penyajian secara imajimanatif
pengalaman perjalanan, yaitu: mengenai informasi dalam bentuk papan
a) himpunan gambaran dalam pikiran informasi, pusat-pusat kunjungan, maupun
tentang pengalaman berlibur audio-visual guna meningkatkan kualitas
b) perubahan gambaran itu berdasarkan pengalaman serta menjadikannya bagian dari
informasi lebih lanjut hidup mereka. Dijelaskan juga bahwa
c) keputusan untuk berlibur ke suatu interpretasi merupakan bentuk komunikasi
tempat antara objek dengan pengunjung.
d) perjalanan ke tempat tujuan
e) turut serta alam kegiatan-kegiatan di Sementara itu dalam kaitannya dengan
tempat tujuan manajemen pengunjung, Pearson & Sharon
f) kembali pulang Sullivan (1995) melihat betapa pentingnya
mengelola pengunjung dan interpretasi.

42
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

Manajemen kunjungan (Visitor management) audiens publikasi CB? Dalam hal ini
pada intinya adalah untuk memaksimalkan (Iseminger, 1997: 148-149) membuat
apresiasi dan penikmatan pengunjung terhadap penjenjangan minat publik terhadap masa lalu
warisan budaya berikut pemahamannya; dan yang meliputi:
tentu saja hal ini hanya bisa dilakukan melalui a) arkeolog dan antropolog profesional
interpretasi. Dengan demikian, ada tiga hal b) arkeolog amatir atau pehobi
penting yang harus diperhatikan yaitu untuk c) kolektor
menikmati objek, untuk meningkatkan d) kalangan akademik di luar disiplin
apresiasi, dan untuk mempelajari objek. arkeologi atau antropologi
Interpretasi sendiri didefinisikan sebagai: e) wisatawan yang menaruh minat baik
“...a communication process, using a pada kebudayaan, sejarah, maupun
variety of approaches and technique, alam
desgined to reveal meanings and f) masyarakat baik umum maupun
relationships of our cultural and masyarakat lokal
natural heritage to the public through g) kalangan pendidikan
first hand experience with an object, h) siswa
artifact, landscape or site”.
Dijelaskan juga bahwa dalam
Mirip dengan Pearson & Sharon Sullivan, mempresentasikan informasi kepada publik,
Peter Howard (2003:244-264) mengulas digunakan beberapa media yang bervariasi,
tentang interpretation in practice dan beberapa yang meliputi artefak model dan diorama,
butir penting menyangkut hal ini antara lain antara lain dengan menggunakan mannequin;
adalah: karya seni dari para seniman dalam bentuk
a) interpretasi merupakan salah satu dari gambar, lukisan, maupun karya grafis; audio-
tiga bagian utama heritage selain visual dengan menampilkan sejumlah
konservasi dan manajemen slideshow dan video (disc) yang
b) interpretasi memiliki berbagai makna menggambarkan proses penelitian; teks dan
berkaitan dengan mengkomunikasikan label yang terdiri atas teks pengantar hingga
heritage kepada masyarakat yang teks detail; dan pameran temporer yang
meliputi interpretasi langsung dan dirancang pada ruang khusus (Iseminger,
kemasan (design). 1997: 150-151).
c) Persoalan dalam interpretasi antara
lain adalah menyangkut apa yang C. KERANGKA PUBLIKASI CB UNTUK
harus disampaikan, bagaimana PARIWISATA
caranya, dan untuk siapa. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
d) Interpretasi dengan kemasan (design) merancang publikasi untuk pariwisata antara
atau “dead interpretation” akan lain meliputi:
menyangkut beberapa hal seperti: 3.1 Sasaran Publikasi
• Diperlukan keahlian dalam Pertimbangan pertama dalam menyusun
mengemas (mendesain) publikasi untuk mendukung kepariwisataan
• Sasarannya adalah kelima panca berbasis CB adalah sasaran publikasi. Hal ini
indra pengunjung sangat penting artinya karena akan
• Bentuknya meliputi: pameran, menyangkut aspek-aspek berikutnya, serta
leaflet, label, audio-video, sistem demi tersampaikannya pesan secara tepat pada
teknologi informasi (multi media), sasaran.
tata suara, musik, replika, Secara garis besar delapan butir audiens yang
contoh/peniruan disebutkan oleh Iseminger (1997) dapat
• Prosesnya meliputi tiga tahapan: diringkas meliputi dua kategori besar, yaitu
strategi, taktis, pelaksanaan sasaran umum dan sasaran khusus. Sasaran
umum adalah audiens tanpa batasan apapun,
Sebuah pertanyaan klasik yang sering muncul sehingga penonjolan substansi dan kekuatan
berkaitan dengan publikasi CB adalah siapa objek, bentuk media dan kemasan, serta
distribusinya juga disusun secara umum agar

43
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

dapat disampaikan untuk semua kategori. a) Judul: prinsipnya sesingkat mungkin,


Sasaran umum ini merupakan sasaran yang jika diperlukan tambahan dapat
biasanya dibidik untuk memperkenalkan objek diletakkan sebagai anak judul. Judul
wisata berbasis CB. Biasanya, bentuk publikasi pokok biasanya menggambarkan
dan media dikemas secara sederhana, misalnya langsung objek yang dipublikasikan,
dalam bentuk poster dengan penonjolan objek namun pemiliha kata dan frase dalam
yang paling dikenal, teks sederhana dan berisi hal ini menjadi penting artinya agar
informasi umum (nama CB, lokasi, fasilitas lebih menarik namun tidak terlepas
pendukung, dsb), serta didistribusikan secara dari jatidiri objek dan substansi. Judul
umum pula. seperti “CANDI PRAMBANAN”
agaknya sudah terlalu umum sehingga
Kategori khusus adalah sasaran yang dipilih dapat dipilih frase lain misalnya:
dengan pertimbangan khusus, misalnya “RUMAH DEWA 1000 TAHUN
wisatawan minat khusus, pelajar dan YANG LALU”.
mahasiswa, akademisi, guru, dsb. Detail b) Deskripsi umum CB: biasanya
substansi informasi menjadi penting artinya di merupakan gambaran umum CB,
sini, begitu juga dengan penonjolan bagian- seperti: wujud (candi, gua, mesjid,
bagian tertentu yang diproyeksikan akan makam, benteng, dsb); kronologi
menjadi daya tarik bagi sasaran audiens yang (tahun, abad, masa raja tertentu, dsb);
ditentukan. Seringkali juga dianggap penting komponen umum, bahan, denah, dsb.
untuk mengemas publikasi CB dengan sasaran Dalam hal ini, unsur piktorial harus
khusus wisatawan asing, dan untuk ini bahasa sudah dimainkan untuk mengurangi
asing, terutama Bahasa Inggris menjadi unsur teks, karena harus ada
komponen yang paling pokok, di samping perimbangan yang ideal antara unsur
desain dan kemasan serta penonjolan bagian teks dan piktorial sesuai dengan
objek tertentu. sasaran dan medianya. Oleh karena itu
pemilihan foto dan gambar benar-
3.2 Substansi dan Kekuatan Objek benar harus cermat, bahkan jika
Yang dimaksudkan dengan substansi adalah isi diperlukan secara khusus dilakukan
pokok dari kemasan publikasi yang berbentuk hunting agar mendapatkan aspek
rangkaian informasi yang sistematis dan visual yang cocok dan memadai.
terarah. Yang dimaksud dengan kekuatan Selanjutya, hal ini akan terkait dengan
objek adalah bagian atau komponen-komponen tata-letak dan pengolahan bahan
dari CB yang dianggap paling menarik bagi grafisnya (diuraikan dalam Media dan
pengunjung atau detail spesifik yang Kemasan).
mengandung keunikan sehingga jika c) Deskripsi khusus: biasanya berkaitan
diinformasikan secara khusus dapat dengan penonjolan-penonjolan bagian
mengundang rasa ingin tahu. Substansi dan atau bagian-bagian objek tertentu yang
kekuatan objek diramu sedemikian rupa dalam dianggap dapat menjadi daya tarik
sebuah kemasan publikasi sehingga potensi- tersendiri. Mesjid kuna misalnya,
potensi unggulan dapat benar-benar menjadi biasanya memiliki unsur unik pada
daya tarik bagi wisatawan. Di sisi lain, bagian tertentu seperti ukuran bedug
penggarapan substansi yang cerdas dapat yang besar, mimbar dengan ukiran
mengangkat komponen lain yang dianggap yang sangat raya dan indah, konstruksi
“biasa-biasa saja” dalam kesatuan publikasi yang unik dan khas, dsb. Namun,
sehingga secara utuh menjadi bagian integral selain aspek fisik, aspek non-fisik juga
dari publikasi CB untuk pariwisata. perlu diinformasikan, khususnya
berkenaan dengan makna kultural,
Secara umum, substansi publikasi biasanya nilai-nilai kesejarahan, dsb. Di dalam
memuat judul, deskripsi umum CB, deskripsi deskripsi khusus juga dapat
khusus CB, lokasi dan akses, fasilitas, jadwal, ditampilkan aspek lingkungan jika
serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu. dianggap mendukung kekuatan
kemasan publikasi, seperti alam

44
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

pegunungan, keunikan masyarakat sebagai bumbu romantika yang tidak


setempat, dsb. terdapat pada objek lainnya.
d) Lokasi dan akses: selain lokasi
administratif (kabupaten, kecamatan, 3.3 Media dan Kemasan
desa, dst.), yang paling penting untuk Secara umum, media publikasi
diinformasikan justru cara mencapai meliputi media tulis (written words), lisan
CB yang dipublikasikan. Dalam hal (spoken words), dan media visual (dan audio)
ini, unsur piktorial menjadi pilihan atau visual presentations. Dari tiga media
utama seperti peta dan denah, tersebut, yang dianggap paling efektif dalam
dibandingkan dengan unsur teks. menjangkau luasnya publik adalah visual
Unsur teks dapat ditambahkan apabila presentations, sebagaimana fokus dalam
dirasakan dapat memberikan makalah ini.
keterangan yang lebih jelas atas peta Media visual terbagi dalam kategori cetak dan
atau denah yang ditampilkan. elektronik, yang di dalamnya terdapat
e) Fasilitas: setidaknya harus beberapa jenis kemasan. Publikasi cetak yang
diinformasikan fasiltas standar yang lazim digunakan dalam publikasi CB untuk
ada di area CB, seperti parkir, tempat pariwisata adalah poster beserta variasinya.
ibadah, toilet, cendera mata, dan Sedangkan publikasi visual biasanya meliputi
restoran. Harus diperhitungkan bahwa klip video, slideshow, dan internet.
selain kebutuhan akan estetika dan a) Poster: pada prinsip merupakan karya
eksotika CB, pengunjung juga publikasi yang menggabungkan unsur
membutuhkan fasilitas dasar seperti piktorial dan unsur tekstual, dengan
disebutkan tadi, sehingga informasi perimbangan dominasi pada unsur
tersebut akan mendukung daya tarik piktorial. Variasi poster dapat dilihat
kunjungan. Selain itu, tidak jarang CB pada bentuk dan ukurannya, seperti
yang dikelola sebagai ODTW juga poster standar berukuran antara A2
dilengkapi dengan fasilitas tambahan hingga A0, banner, baliho, spanduk,
atau atraksi tambahan yang juga perlu neon box, dsb. Dalam
dipublikasikan, misalnya ruang audio- perkembangannya, terutama ketika
visual, peragaan, dsb. media digital sudah akrab dengan
f) Jadwal: Biasanya, CB yang dijadikan sebagian besar masyarakat, muncul
objek wisata dikelola dengan bentuk baru dari variasi poster, yaitu
menambahkan even-even tertentu kolase foto, yang pada prinsipnya
sebagai pendukung atraksi. Kalaupun menampilkan kekuatan beberapa foto
tidak ada, tentunya memiliki jadwal yang disusun sedemikian rupa dalam
buka kunjungan. Jadwal kunjungan sebuah media sebagai daya tarik bagi
dan jadwal even pendukung ini juga pengunjung. Apapun variasinya,
perlu diinformsikan agar calon unsur piktorial, permainan komposisi,
pengunjung berkesempatan untuk dan warna menjadi kekuatan publikasi
menata jadwal perjalanan sesuai jenis ini.
dengan jarak dan waktu tempuhnya.
g) Hal-hal lain yang dianggap perlu: Beberapa hal yang perlu mendapatkan
merupakan informasi tambahan jika perhatian dalam pembuatan poster
enam hal di atas dianggap masih sebagai media publikasi CB untuk
kurang untuk menarik pengunjung. pariwisata adalah:
Hal-hal lain misalnya pesan-pesan • Aspek intrinsik CB:
pelestarian dan apresiasi terhadap nilai sebagaimana diuraikan pada
luhur CB, kaitan dengan situs atau CB Pendahuluan, aspek pertama
lain, dsb. Informasi khusus seperti yang harus dipertimbangkan
riwayat penemuan, proses ekskavasi, adalah aspek wujud spesifik
proses konservasi, dan sebagainya CB, misalnya bangunan candi,
terkadang juga perlu disampaikan mesjid kuna, gua prasejarah,
dsb. Selanjutnya disusun

45
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

“skenario” berkaitan dengan penyesuaian dimensi pixel,


aspek intrinsik lainnya yang juga pengambilan bagian
akan diinformasian seperti tertentu yang benar-benar
kronologi, locus, ketersediaan diperlukan. Pemilihan dan
informasi, serta aspek intrinsik pengolahan bahan grafis
lain yang diperlukan. Hal ini merupakan bagian dari “seni”
penting sebagai landasan dalam pembuatan poster,
dalam merencanakan sebuah sehingga sentuhan estetika
“project” poster seperti sudah dilakukan. Jika bahan
penentuan bentuk dan ukuran grafis telah dianggap
poster, pemilihan bahan memadai, maka siap disusun
gambar dan foto, penentuan dalam sebuah komposisi
unsur tekstual, permainan sebagai sebuah produk
komposisi, pemilihan warna publikasi berbentuk poster
dasar dan warna dominan, dsb. sesuai “skenario”.
• Bentuk dan ukuran: penting • Penentuan unsur tekstual:
artinya untuk menentukan Unsur teks standar antara lain
bentuk dan ukuran poster meliputi judul, deskripsi
berdasarkan aspek-aspek umum, deskripsi khusus,
intrinsik CB yang akan uraian tambahan, sumber
disampaikan maupun audiens bahan, desainer, dan hak cipta.
yang akan menjadi sasaran. Judul adalah unsur yang
Hal ini antara lain berkaitan paling ditonjolkan dengan
dengan daya tampung media, memilih kata dan frase yang
kejelasan unsur tekstual dan paling sederhana namun
unsur piktorial, dan komposisi menarik. Deskrisi umum dan
grafis. Demikian pula dengan deskripsi khusus pada
orientasi, yang meliputi dasarnya merupakan substansi
orientasi vertikal dan inti sehingga keberadaanya
horisontal, harus ditentukan. harus jelas secara visual
• Pemilihan bahan gambar dan dengan gaya bahasa yang
foto: Bahan utama poster menarik, lugas, dan populer.
adalah unsur piktorial, berupa Dalam deskripsi sering
foto dan gambar. Begitu diperlukan semacam “judul”
pentingnya unsur ini sehingga deskripsi yang diikuti dengan
harus melewati proses teknis teks atau kalimat pendukung.
grafis yang memadai. Jika Penonjolan uraian tambahan
secara grafis tidak tersedia sangat tergantung pada
foto atau gambar yang pertimbangan kekuatannya,
memadai untuk menjadi bahan misalnya jika parkir yang luas
poster, hunting harus dianggap penting maka dapat
dilakukan. Proses berikutnya ditonjolkan asalkan tidak
adalah pengolahan digital “menyaingi” judul, unsur
(digital dark-room) yang piktorial, maupun deskripsi
diperlukan, seperti substansinya. Sementara itu
penyesuaian dimensi pixel, penyebutan sumber bahan,
koreksi warna, koreksi desainer, dan hak cipta tidak
pencahayaan, level, kontras, perlu menonjol tetapi
dsb. Khusus untuk gambar sebaiknya ada sebagai kredit
(misalnya peta hasil scanning) project. Pemilihan dan
digital dark-room yang penyusunan kata untuk judul,
diperlukan selain koreksi dan deskripsi umum dan khusus,
serta uraian tambahan sedapat

46
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

mungkin menggunakan grafis secara ekstrem,


sentuhan seni dalam berbahasa misalnya sebuah candi
sehingga lebih menarik. digambarkan berada
• Komposisi: Permainan dalam genggaman tangan,
komposisi dalam hal ini sudah salah satu bahan grafis
sepenuhnya memasuki “keluar dari bingkai”,
wilayah seni dalam pembuatan salah satu frase tersusun
poster. Komposisi bukan dari jenis dan ukuran font
hanya terbatas pada menyusun yang berbeda-beda, dsb.
bahan grafis dan teks dalam ✓ Keunikan biasanya
sebuah media, tetapi yang digunakan untuk “mencari
harus diperhatikan adalah perhatian” audiens,
keluwesan, perimbangan, misalnya dengan
penonjolan dan pengaburan, menyusun poster secara
dramatisasi, dan keunikan. “tidak lazim” antara lain
✓ Keluwesan antara lain dengan cara menghindari
berkaitan dengan kesan “pakem” poster, seperti
dinamis untuk sudut poster seolah-olah
menghindari kesan masif tergulung, bagian tertentu
dan kaku, misalnya dibuat BW, dsb.
dengan menghindari • Warna dasar dan warna
bentuk bingkai pada unsur dominan: Poster publikasi CB
tertentu yang monoton untuk pariwisata yang baik
(misalnya persegi semua), antara lain dapat dilihat dari
bahkan jika mungkin pemilihan warna dasar dan
digunakan teknik gradasi. warna dominan sesuai dengan
✓ Perimbangan antara lain aspek instrinsik yang
berkaitan dengan besar- dipublikasikan serta sesuai
kecil, banyak-sedikit, dan dengan audiens yang menjadi
longgar-sempit. Bagian- sasaran. Pemilihan warna ini
bagian tertentu pada pun termasuk dalam wilayah
poster sebaiknya dibiarkan seni dalam pembuatan poster.
terkesan longgar, unsur- ✓ Yang dimaksudkan
unsur tertentu dibuat lebih dengan warna dasar adalah
besar dibandngkan unsur warna yang “disapukan”
lainnya, dsb. pada background media
✓ Penonjolan dan seperti halnya pada media
pengaburan adalah seni kanvas. Warna dasar ini
dalam mempermainkan dapat berupa warna solid
unsur-unsur untuk (merata satu warna pada
mendapatkan dinamika seluruh media poster),
visual; artinya perlu ada warna gradasi (opacity
unsur yang ditampilkan 100% ke opacity 0% atau
secara jelas (opacity sebaliknya, atau warna
100%) dan ada unsur yang tertentu bergerak gradual
sengaja ditampilakan ke warna lainnya), warna
secara samar-samar bertekstur, dsb. Namun
(opacity kurang dari seni dalam pemilihan
100%). teknik dan metode warna
✓ Dramatisasi antara lain dasar ini tetap mengacu
dilakukan dengan pada substansi dan
mengubah atau audiens agar tepat sasaran.
menggabungkan bahan

47
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

✓ Yang dimaksud dengan serta kredit (fotografer,


warna dominan adalah desainer, waktu pembuatan
keseluruhan warna yang kolase)
ditonjolkan dalam sebuah • Sepenuhnya digunakan untuk
poster. Meskipun unsur- tujuan menampilkan sisi
unsur poster seperti foto artistik pada sebuah objek
dan gambar maupun teks melalui foto, atau beberapa
dibuat dengan warna yang objek CB melalui seni
berbeda-beda, namun fotografi, sehingga penonjolan
nuansa dominan pada unsur tambahan harus
warna tertentu harus dihindari.
ditentukan. Dengan
demikian maka sebuah c) Klip Video: merupakan media
poster akan memiliki publikasi elektronik pandang-dengar
“jatidiri” sesuai dengan yang juga dianggap efektif untuk
nuansa warna yang mempublikasikan CB sebagai objek
ditampilkan, sekaligus wisata. Yang perlu dipertimbangkan
akan terkesan adanya untuk pembuatan video clips dalam hal
integarsi atas seluruh ini adalah:
unsur yang digunakan di • Durasi: prinsipnya semakin
dalam poster. Pemilihan pendek semakin baik, karena
warna dominan ini pun di dalamnya cenderung berisi
harus mengacu pada informasi umum atas CB yang
substansi dan audiens, dipublikasikan. Durasi ideal
serta yang paling penting maksimumnya adalah 10
adalah mengacu pada menit, minimumnya 3 menit.
warna dasar yang telah • Substansi: intinya
ditentukan. menggambarkan sisi-sisi
menarik atas CB, seperti
b) Kolase foto: Pada prisipnya sama kemegahan, keunikan,
dengan pembuatan poster perbedaan kelangkaan, serta aspek-aspek
mendasarnya pada berberapa hal, intrinsik CB yang diperlukan.
yaitu: Selain itu, juga perlu
• Kolase foto sepenuhnya diinformasikan aspek locus
mengandalkan kualitas foto- terutama lingkungan alami
foto yang secara teknis jika dianggap menarik,
memenuhi syarat sebagai foto fasilitas yang ada, serta aspek
yang berkualitas dan artistik lainnya yang dianggap dapat
(tidak ada detail yang hilang, menarik pengunjung.
komposisi menawan, level • Sound: sebagai media
seimbang, ketajaman pada pandang-dengar, unsur suara
POI, unsur pendukung artistik, menjadi bagian penting dan
permainan DOF, dsb) integral dalam klip video.
• Penyusunan komposisi antar Sound terdiri atas beberapa
foto relatif sederhana, yaitu jenis yaitu
atas-bawah, kanan kiri, atau ✓ suara narator: sebagai
diagonal pengisi deskripsi lisan
• Teks hanya dibubuhkan pada atau penghubung antara
judul kolase, keterangan pada gambar
setiap foto yang digunakan ✓ suara musik latar:
dalam kolase (nama objek, diperlukan sebagai
lokasi, waktu pemotretan), penhias gambar untuk

48
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

sensasi indera • teks, selain diperlukan untuk


pendengaran atau sebagai memberikan keterangan pada
pengisi jeda suara setiap gambar atau foto, juga
✓ suara efek: digunakan diperlukan untuk memberi
untuk mendramatisir keterangan lain pada slide
gambar atau adegan tertentu. Kata dan frase yang
tertentu digunakan juga perlu
✓ suara alami: suara yang mempertimbangkan aspek seni
terekam saat eksekusi dan dalam berbahasa sehingga
dipertahankan untuk lebih menarik
membantu penciptaan • urutan, yaitu pengaturan
sensasi suasana tertentu kemunculan slide-slide dalam
• Tokoh: yaitu personal yang urutan tertentu, yang meliputi
muncul di dalam video klip urutan acak dan urutan
dan meliputi: permanen. Jika foto dan
✓ narasumber: adalah tokoh gambar merupakan urutan
yang memberikan yang menggambarkan cerita
penjelasan langsung atas tertentu, maka sebaiknya slide
CB, dan meliputi ahli atau dibuat dengan urutan
tokoh lain yang dianggap permanen. Sebaliknya jika
perlu foto dan gambar tidak
✓ host: adalah personal yang menggambarkan cerita
dimunculkan dalam klip tertentu karena ditujukan
untuk mengantarkan atau untuk menampilkan potensi
membawakan alur cerita CB, maka sebaiknya slide
dalam klip video diurutkan secara acak, artinya
• Aspek Teknik: aspek teknik penampilan slideshow akan
yang perlu dipertimbangkan berubah-ubah urutannya setiap
adalah kali diputar.
✓ format video (VCD, • sound: musik latar dalam hal
SVCD, DVD, HD) ini juga menjadi penting
✓ desain cover artinya untuk memperkuat
✓ poster pendukung kesan dan sensasi tertentu,
misalnya kesan keindahan dan
d) Slideshow: atau disebut moving still kemegahan. Selain musik,
pictures adalah tampilan sejumlah foto dalam slideshow juga
dan gambar secara bergantian dengan dimungkinkan menambahkan
disertai teks secukupnya. Media ini penjelasan lisan yang
meskipun sederhana namun banyak sebelumnya direkam secara
digunakan terutama dalam pameran. digital terlebih dahulu dan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dipasang pada slideshow.
dalam pembuatan slideshow adalah:
• pemilihan bahan grafis, yaitu e) Internet: adalah kependekan dari
dengan memilih foto dan interconnected-networking,
gambar CB berdasarkan merupakan rangkaian komputer yang
pertimbangan kualitas dan terhubung di dalam beberapa
kesesuaian dengan informasi rangkaian secara global. Pada masa
yang akan disampaikan. ini, dunia maya (interkasi melalui
Aspek-aspek intrinsik CB internet) sudah menjadi kebutuhan
dalam hal ini menjadi sehingga sudah akrab dengan sebagian
pertimbangan utama, sebagai besar masyarakat. Kehebatan jaringan
content informasi berbasis internet bukan

49
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

hanya pada aspek luasnya jangkauan menyediakan menu kontak agar


audiens, tetapi juga keragaman format pengunjung dapat berinteraksi dengan
informasi yang dapat ditampilkan, pengelola web, misalnya untuk
seperti teks, foto dan gambar, suara, menampung pertanyaan dan masukan.
dan bahkan video. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
publikasi CB di internet harus
Produk-produk publikasi yang telah didukung oleh sebuah tim, yang
disampaikan sebelum ini, seluruhnya setidaknya terdiri atas pengelola teknis
dapat diunggah (upload) di internet. dan pengelola content.
Tidak perlu memiliki koneksi internet
sendiri dan juga tidak perlu memiliki f) CD-Interaktif: pada prinsipnya
halaman web (website) sendiri. hampir sama dengan internet, yaitu
Koneksi internet untuk upload harus ada campur tangan user dalam
sekarang dapat memanfaatkan jasa penggunaannya, sehingga disebut
warnet yang sudah menjamur; di dunia “interaktif”, namun tidak terhubung
maya sekarang juga begitu banyak dalam www (world wide web).
penyedia website gratis, bahkan untuk Substansi informasi yang disampaikan
beberapa media, tanpa harus membuat dimuat dalam sebuah keping CD, dan
website juga banyak yang antar informasi terhubung dalam
menyediakan ruang khusus untuk sebuah link. Melalui link ini user akan
menampung publikasi. Contoh untuk dengan mudah mencari atau dipandu
menampung klip video, misalnya, untuk mendapatkan informasi yang
dapat diunggah melalui ada di dalam keping CD. Materi
www.youtube.com, foto, poster, informasi dalam CD-I juga mencakup
kolase, dan gambar, dapat diunggah multi format, dapat berupa teks, still
melalui www.facebook.com, buku, picture, klip, suara, dsb. Hal mendasar
artikel, dan leaflet dapat diunggah di yang diperlukan dalam pembuatan
http://wordpress.com, dst. Bahkan, CD-I adalah perancangan layout,
secara khusus juga dapat dibuat blog seperti halaman utama, menu, link,
tersendiri sebagai website gratis yang susnan materi, dsb. Namun demikian,
menampung publikasi CB, misalnya dalam penggunaannya diperlukan alat
melalui www.blogger.com. bantu berupa komputer.

Namun demikian, akan lebih baik jika 3.4 Distribusi


dalam publiasi CB untuk pariwisata, Selain internet yang telah terdisitribusi
secara khusus memiliki koneksi secara otomatis “seluas dunia”, produk
internet dan website khusus. Dengan publikasi CB bentuk lainnya memerlukan
demikian, keleluasaan dan citra perencanaan dan strategi khusus dalam
publikasi akan jauh lebih baik. distribusinya. Publikasi cetak memang
Keleluasaan, artinya lay-out dan memiliki keunggulan dalam hal
substansi informasi yang beragam penggunaannya, yaitu tidak diperlukan alat
dapat ditampung dalam satu alamat khusus dalam penyajiannya; sedangkan
web; citra publikasi akan lebih baik kelemahannya karena bersifat statis dan hanya
karena pengunjung web akan menjangkau indera pandang saja. Publikasi
mendapatkan kesan profesional atas elektronik memiliki keunggulan dinamis dan
pengelolaan CB sebagai objek wisata. dapat menjangkau indera pandang dan dengar
sekaligus; namun kelemahannya hanya dapat
Yang paling penting dalam publiasi dinikmati dengan menggunakan alat khusus,
CB melalui internet adalah dinamika seperti komputer dan player. Keunggulan dan
content; artinya sedapat mungkin kelemahan tersebut juga harus diperhitungkan
dilakukan update secara berkala dalam penyusunan strategi pendistribusian
sehingga tampilan publikasi tidak publikasi CB untuk pariwisata.
monoton dan statis. Penting juga untuk

50
Sugeng Riyanto : Publikasi Cagar Budaya untuk Pariwisata

Secara umum, distribusi publikasi diarahkan penting, khususnya dalam pengembangan dan
untuk menjangkau khalayak, baik sebagai peningkatan produk publikasi. Pada gilirannya,
bahan informasi maupun bahan promosi hasil evaluasi bukan hanya dapat dijadikan
wisata, antara lain dengan teknik “jemput dasar dan acuan bagi pengembangan produk
bola”. Teknik ini pada intinya melakukan publikasi, tetapi juga akan berdampak pada
pendistribusian dengan cara memberikan peningkatan jumlah dan kualitas pengunjung.
informasi melalaui berbagai media pada
tempat atau even tertentu yang di dalamnya Satu hal yang perlu diperhatikan berkaitan
terdapat banyak orang. Publikasi cetak seperti dengan publikasi, selain sebagai media
poster dan kolase, misalnya, sangat efektif promosi wisata juga sebagai bahan interpretasi
didistribusikan di sekolah-sekolah, hotel, atas makna kultural yang terkandung di dalam
restoran, dsb. Sedangkan publikasi elektronik CB. Oleh karena itu penting artinya untuk
seperti klip video dan slideshow harus menyediakan berbagai media informasi di
mempertimbangkan ketersediaan alat pemutar lokasi CB yang memadai, mudah diakses, dan
(player) pada tempat-tempat yang dituju. murah. Pengalaman di beberapa objek wisata
Sebagai bahan promosi produk publikasi berbasis CB adalah “membiarkan” pengunjung
elektronik dapat didistribusikan melalui biro memaknai CB menurut pandangan dan caranya
atau perusahaan perjalanan, seperti kererta api, sendiri, sehingga seringkali CB menjadi
bus, dan pesawat terbang. Ketiga alat onggokan benda yang tak berjiwa. Efeknya
transportasi tersebut tidak jarang memiliki adalah aktivitas pengunjung sebatas pada
fasilitas pemutar video sehingga cukup efektif datang – lihat – foto – suvenir, tanpa ada kesan
untuk mempromosikan dan menginformasikan pemaknaan yang tertanam. Peran publikasi
CB yang dikelola sebagai objek wisata. sangat diharapkan dapat menjadi bagian dari
“atraksi” sekaligus menjadi bentuk “oleh-oleh”
Selain itu, media massa juga dapat digunakan yang mengesankan sehingga mendorong
sebagai media informasi dan promosi publikasi wisatawan untuk datang lagi, atau setidaknya
CB, baik media cetak maupun elektronik. membawa citra dan romantika masa lalu yang
Surat kabar, misalnya, sebagai media cetak dapat diceritakan kepada orang lain secara
biasanya memiliki ruang iklan yang dapat positif.
dimanfaatkan untuk mempublikasikan poster.
Televisi juga menyediakan ruang untuk iklan D. PENUTUP
yang dapat diisi dengan klip video yang telah Pariwisata berbasis CB adalah unik
dibuat sebagai bahan promosi wisata berbasis dan berbeda dengan pariwisata berbasis alam,
CB. Radio sebenarnya juga memungkinkan atau pariwisata jenis lainnya. Selain rentan
untuk dijadikan media promosi, namun selain akan kerusakan sehingga dilindungi secara
dirasa kurang populer juga diperlukan produksi hukum, namun aspek intrinsik CB juga
khusus, misalnya pembuatan iklan dan mengandung potensi estetika dan ekostika
talkshow. Namun demikian, meskipun efektif yang dapat dijadikan daya tarik. Oleh karena
biasanya promosi di media massa memerlukan itu kedudukan dan peran publikasi dalam hal
biaya yang tidak murah, sehingga harus ini menjadi sangat penting, baik dalam rangka
menjadi bahan pertimbangan dalam strategi penyampaian informasi maupun promosi
distribusi. wisata. Romantika masa lalu dan makna luhur
yang terkandung dibalik wujud fisik CB
3.5 Input dan Evaluasi menjadi salah satu kekuatan yang juga harus
Input adalah masukan, komentar, dan kritik digali dan dikemas dalam publikasi, selain
atas pruduk publikasi, baik menyangkut estetika fisik. Untuk itu, sebenarnya banyak
substansi, kemasan, maupun aspek publikasi bentuk dan kemasan publikasi yang dapat
lainnya. Sedangkan evaluasi merupakan dikembangkan, namun setidaknya
langkah untuk mencermati efisiensi dan pengembangan publikasi CB untuk pariwisata
efektifitas atas publikasi yang telah dapat dimulai dengan pembuatan poster,
disampaikan. Input dan evaluasi dalam kolase, klip video, slideshow, serta
kerangka publikasi CB untuk pariwisata pemanfaatan jaringan informasi global melalui
memiliki kedudukan dan peran yang sangat internet.

51
Jejak-Jejak Arkeologi No. 18 Tahun 2015

Howard, Peter. 2003. Heritage, Management,


Pariwisata sebagai bagian dari kepentingan Interpretation, Identity. London:
ekonomik dalam pengelolaan CB, mungkin Continuum.
sudah banyak dibahas, dan mudah-mudahan
kepentingan ilmu dan pendidikan tidak Iseminger, William R. 1997. “Public
terpinggirkan. Selain karena tidak setiap CB Archaeology at Cahokia” dalam
dan data arkeologi dapat “diekonomikan”, Presenting Archaeology to the Public.
pada prinsipnya wujud buah kerja arkeolog John H. Jameson Jr. (ed.). California:
adalah informasi dan pengetahuan tentang Altamira Press. pp.147-155.
seluk beluk masa lalu. Selanjutnya, informasi
dan pengetahuan masa lalu dalam banyak hal Pearson, Michael & Sharon Sullivan. Looking
merupakan kunci untuk memberi nilai lebih After Heritage Places. Melbourne:
atas objek CB sehingga pengunjung tidak Melbourne University Press.
sekedar menyaksikan “onggokan” benda,
tetapi ada “jiwa” di dalamnya. Renolds, W.H. 1965. “The Role of the
Consumer in Image Building”, dalam
Masa lalu negeri ini yang panjang tercermin California Management Review.
pula pada tinggalan yang melimpah dan Musim Semi. pp. 69-76.
beragam dalam wujud objek-objek CB yang
sesungguhnya eksotis. Dengan dukungan
Riyanto, Sugeng, 2006. Pengelolaan
kemasan publikasi, maka akan banyak orang
Informasi di Taman Wisata Candi
yang dapat menikmati eksotika masa lalu
Prambanan:Kajian tentang
Indonesia, dan selanjutnya: VISIT
Keterkaitannya dengan Peningkatan
INDONESIA, ENJOY THE EXOTIC PAST.
Apresiasi Masyarakat terhadap
Benda Cagar Budaya. Tesis Program
Studi Arkeologi Jurusan Ilmu-ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Humaniora, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Atmosudiro, Sumijati. 2004. Khasanah
Sumberdaya Arkeologi Indonesia:
Ross, Glann, F. 1998. Psikologi Pariwisata.
Peluang dan Kendala
Terjemahan Marianto Samosir.
Pemanfaatannya. Pidato Pengukuhan
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu
Budaya UGM.
Soebadio, Haryati. 1993/1994. ”Arkeologi dan
Cleere, Henry. 1989. “Introduction: The Pengembangan Sosial-Budaya
Rationale of Archaeological Heritage Bangsa”. Dalam Proceedings
Management”. Henry F. Cleere (ed.) Pertemuan Ilmiah Arkeologi VI.
Archaeological Heritage Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi
Management in the Modern World. Nasional. pp. 3-13.
London: Unwin Hyman. pp. 1-19.
UU RI No. 9 Tahun 1990 tentang
Cooper, Chris. 1991. “The Technique of Kepariwisataan
Interpretation” dalam Managing
Tourism, S. Medlik (ed.). Oxford:
Butterworth-Heinemann Ltd. pp. 224-
229.

Gunn, C. A. 1988. Vacationscape: Designing


Tourist Regions. New York: Van
Nostrand Reinhold.

52

Anda mungkin juga menyukai