Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Nama : Cahya Indah Kurniansyah Mata Kuliah : Metode Penelitian Sejarah 2

NIM : 03040220081 Dosen Pengampu : Iin Nur Zulaili, M. A

Smt/ kls : VI C. Hari, Tgl UTS : Senin, 8 Mei 2023

 Jawaban UTS
1) Judul Penelitian : Dinamika Perkembangan Situs Sejarah Benteng Belgica sebagai
Aset Wisata Budaya di Banda Neira, Maluku Tengah.
 Identifikasi permasalahan sejarah berdasarkan kedekatan intelektual lima-
C
 Change over time (perubahan dalam jangka waktu
tertentu) : Pembangunan kepariwisataan yang terencana
tentu akan berjalan searah dengan pembangunan daerah.
Sementara, pembangunan kepariwisataan yang ideal tentu
didahului dengan perencanaan yang matang agar tercapai
penyelenggaraan yang sistematis, terencana, terpadu,
berkelanjutan, dan bertanggung jawab. (sumber; Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. RUU
Kepariwisataan, No. 10 Tahun 2009).
 Causality (kausalitas) : Sebagai kawasan bersejarah,
kegiatan pelestarian dan pariwisata yang telah dilakukan
selama ini masih terbatas pada bangunan tertentu saja dan
hanya memperlihatkan aspek fisik bangunan, tidak
melibatkan keseluruhan elemen kawasan sebagai satu
kesatuan pembentuk karakter pulau Banda Neira.
Akibatnya, pada beberapa bangunan tua/ bersejarah terjadi
penurunan kondisi fisik yakni kerusakan bangunan dan
fungsi bangunan cenderung dibiarkan terbengkalai.
 Context (konteks) : Benteng Belgica adalah sebuah benteng
peninggalan Portugis yang kemudian direbut dan dibangun
kembali oleh Belanda. Benteng Belgica ini dibangun pada
abad ke-16 (tahun 1611) yang terletak di Banda Neira,
Maluku Tengah, dan di bawah pimpinan Gubernur Jenderal
Pieter Both. Oleh Portugis, benteng ini digunakan untuk
memantau kedatangan musuh. Saat pasukan VOC datang
dan menguasai Banda Neira menggantikan Portugis,
benteng ini kemudian di perbarui dan digunakan pula untuk
memantau lalu lintas kapal dagang perairan Banda Neira,
gereja tua, dan juga rumah-rumah tua bergaya kolonial.
(sumber; Burhan Bungin, Destinasi Banda Neira: Brand
Pariwisata Indonesia Timur. Surabaya: Prenada Media
Group. Di akses pada 8 Mei 2023 pukul 21.45)
 Complexity (Kompleksitas) : Fokus peneliti dalam
penelitian ini mengarah pada upaya pelestarian kawasan
bersejarah yakni Benteng Belgica di Banda Neira melalui
peningkatan kualitas fisik dan pengoptimalan fungsi di
dalam dan sekitar bangunan dan lingkungan bersejarah
untuk mengantisipasi/ mencegaj terjadinya kerusakan atau
perubahan fisik pada bangunan tersebut di kemudian hari,
sehingga tidak menghilangkan nilai sejarah dan kultural
bsngunan cagar budaya. Demikian pula dengan pengelolaan
dan pemanfaatan jejak tinggalan arkeologis di sama, apakah
sudah berbasis nilai penting dan berwawasan pelestarian.
 Contingency (kontinjensi) : Sebelum Inggris dan Belanda
datang ke Banda Neira, bangsa Portugis pada tahun 1512
datang untuk membeli rempah-rempah. Sebelum adanya
Benteng Belgica ini, Portugis mencoba membangun sebuah
benteng yang bernama Benteng Nassau. Di mana pada
bulan Agustus 1609, Benteng Nassau didiriman di bekas
rereuntuhan benteng yang pernah dibangun oleh Portugis.
Akan tetapi, Benteng Nassau ini tidak selalu menjamin
keamanan, salah satu penyebab nya ialah dikarenakan
bencana yang berdampak pada Benteng Nassau. Baru
kemudian Benteng Belgica muncul untuk memperkuat
bukit. Pada tahun 1662, Jan Pieterszoon Coen
memerintahkan renovasi benteng aslinya, sehingga diganti
dengan benteng yang lebih kokoh. (sumber: Saena Sabrina.
Adaptasi Bencana Mahkota Berpucuk Lima. Portal Literasi
Sejarah Bencana. Di akses pada 8 Mei 2023 pukul 22.00)

2) Kedekatan emosional adalah kedekatan yang bisa membantu penulis


mengumpulkan sumber sejarah dan memperkirakan kredibilitasnya. Dengan kata
lain, membantu penulis memahami hal-hal yang bagi mereka yang sudah lama
berkecimpung di dalamnya dapat merasakannya meski tidak mudah
mengungkapkannya. Kemudian, selama dapat menciptakan jarak antara dirinya
dengan kajiannya, kedekatan emosional dapat menambah kenikmatan dari
kepuasan pribadi peneliti karena mengetahui bahwa apa yang dikerjakannya
bermakna. Adapun demikian, kedekatan emosional ini mampu membawa
tantangan tersendiri, yaitu menuntut kematangan emosional penulis untuk mejaga
kadar perasaan. (sumber ppt Bu Iin, 18.30)

3) Candi, ialah bangunan yang berasal dari peninggalan-peninggalan sejarah. Candi


merupakan sumber sejarah yang berbentuk benda yang digunakan para ahli
sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah.
Dokumen/ Naskah, merupakan sumber tertulis yang dipakai oleh ahli sejarah
untuk mengkaji sejarah. Naskah dokumen ini ada yang dijadikan sumber primer
maupun sumber sekunder. Adapun dokumen bisa berbentuk dokumen pemerintah,
dokumen properti, dan dokumen yang mengungkap peristiwa sejarah. Sedangkan
naskah bisa berbentuk naskah nusantara.
Foto-foto, yang merupakan sumber sejarah yang berbentuk visual, yang biasanya
tersimpan di arsip-arsip pemerintah. Foto bisa dipakai sebagai sumbe sejarah
apabila foto tersebut berhubungan dengan peristiwa sejarah. (sumber;
kompas.com & akupintar.id 19;00)

4) Dalam dunia jurnalistik, cover both side memiliki arti keseimbangan yang artinya
tidak memihak/ netral. Bisa di bilang, informasi yang melibatkan dua sudut
pandang yang berbeda. Lebih tepatnya maknanya berita yang berimbang. (sumber
kompasiana.com 20;00)
5) Kritik intern: berfokus pada keterangan/ pernyataan yang terdapat dalam sumber.
Inti persoalan dalam kritik intern terletak pada pernyataan/ keterangan yang
terdapat dalam suatu sumber.

Berikut prosedur dari kritik intern mencakup : isi, bahasa yang digunakan, tata
bahasa, situasi penulisan dokumen, gaya penulisan, ide, dan lain-lain. Dengan
menggunakan 5W, yaitu: who (siapa yang membuat), where (sejauh/ sedekat apa
jarak dengan peristiwa), when (sedekat/ selama apa jarak dengan peristiwa), why
(kenapa dibuat), what (apa yang disampaikan).

Kritik ekstern: sasaran utamanya ialah menentukan keautentikam dan keaslian


sumber sejarah yang bertujuan untuk mengetahui apakah sumber tersebut asli/
palsu ataukah tiruan.
Berikut prosedur dari kritik ekstern mencakup : bahan pembuatan dokumen,
proses identifikasi tulisan tangan, dan sebagainya, yang mana berkaitan dengan 3
pertanyaan pokok dengan bahan sumber, di antaranya: (1) apakah sumber itu
relevan dengan kebutuhan sejarawan. (2) pemalsuan sumber ialah untuk
kepentingan jual-beli atau komersial. (3) berkaitan Engan utuh/ tidaknya suatu
sumber, apakah sumber itu lengkap, hanya sebagian, ataukah telah berubah.

Anda mungkin juga menyukai