Bab 2
Bab 2
id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Manajemen
a. Pengertian manajemen
Pengertian manajemen yaitu segenap aktivitas untuk mengerahkan sekelompok
manusia dan menggerakan segala fasilitas dalam suatu usaha kerjasama sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan tertentu (Sukintaka, 200: 15-16). Hal senada menurut
Alex Gunur (1979: 11-12) agar dalam sebuah proses manajemen dapat berjalan dengan
baik maka ada beberapa sarana atau alat yang harus ada dan dipenuhi oleh seorang atau
organisasi. Saran atau alat tersebut dikenal dengan istilah “Tool of Manajement atau
“6M” yaitu meliputi: manusia (man), uang (money), bahan (material), metode
(methods), alat (machins), dan pasar (market). Menurut Hani Handoko (1998: 8)
mengemukakan manajemen adalah suatu proses perencanaan, perorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya organisasi yang telah ditentukan dapat tercapai.
Manajemen olahraga menunjukan peranan penting dalam pengelolaan kegiatan
Pendidikan jasmani dan olahraga. Dalam pembinaan olahraga pada umumnya
memerlukan kemampuan menejerial guna mencapai tujuan tercapainya pembinaan
olahraga tersebut. Dalam pengertian sempit, pembinaannya harus terlaksana
berdasarkan perencanaan yang terbagi-bagi menjadi perencanaan jangka pangjang,
menegah dan pendek. Dalam pengertian luas, majemen dibutuhkan untuk
mengintegrasi berbagai aspek, tidak hanya kepentingan Teknik dan taktik saja tetapi
juga aspek ekonomi dan komunikasi (Rusli Lutan, 2000: 13).
Menurut Harzuki (2012: 117), menyebutkan bahwa “manajemen olahraga
adalah perpaduan antara ilmu manajemen dan ilmu olahraga”. Istilah manajemen
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan dengan melalui kegiatan orang lain.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut menunjukan adanya kesamaan aspek
atau komponen yang terdapat dalam manajemen, yaitu perencanaan, perorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan yang kesemuanya dilakukan dalam rangka untuk
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam oraganisasi apapun
macamnya. Meskipun para ahli berbeda pendapat tentang fungsi manajemen, namun
sebenarnya pendapat-pendapat tersebut jika dipadukan akan saling melengkapi.
Berdasarkan pendapat ahli tentang manajemen tersebut, maka dalam penelitian ini
menetapkan empat aspek atau komponen pokok yang terdapat sebagai fungsi manajemen
dengan dasar pertimbangan memperhatikan aspek yang paling banyak dikemukakan dan
mengingat ketepatan manajemen tersebut dihubungkan dengan manajemen pengelolaan
organisasi olahraga.
Semua tujuan dari manajemen mempunyai fungsi yang disebut fungsi manajemen.
Fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalakan
pimpinan dalam organisasi apapunmengenai macamnya fungsi manajemen itu ada
peersamaan dan perbedaan pendapat. Menurut Agung Nugroho (1998: 6) syarat minimal
yang harus ditetapkan dalam organisasi olahraga adalah fungsi – fungsi dasar manajemen
dengan POAC, yaitu planning, orhanizing, actuaclity, dan controlling..
Menurut beberapa ahli fungsi manajemen yang dikutip dari Setio Nugroho (2009:
16) adalah sebagai berikut:
Menurut Ernest Dale fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan kerja, pengawasan inovasi, dan penyajian laporan pengendalian. Menurut
Luther Gullick fungsi manajemen yang dikenal istilah POSDCORB adalah Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (penyusunan personalia),
Directing (pengarahan), Coordinating (pengkordinasian), Reporting (penyusunan laporan),
Budgeting ( pendanaan).
Dari pendapat di atas maka fungsi-fungsi dari manajemen pembinaan prestasi yaitu:
1) Perencanaan (Planning)
Amin Wijaya T yang dikutip dari Hendi Sukamto (2011: 13) mendfinisikan
perencanaan adalah sebagai berikut: perencanaan berperan menetukan tujuan dan
prosedur mencapai tujuan, memperjelas bagi anggota organisasi melakukan
berbagai kegiatan sesuai dengan tujuan dan prosedur, memungkinkan untuk
memantau dan mengukur keberhasilan organisasi, serta mengatasi bila ada
kekeliruan. Susilo Martoyo yang dikutip dari Hendi Sukamto (2011: 12)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
menyatakan bahwa sesuatu rencana yang baik memiliki atau memenuhi sebagai
berikut :
a) Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
b) Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami
tujuan organisasi.
c) Rencana harus dapat dibuat oleh orang-orang yang memahami Teknik
perencanaan.
d) Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang diteliti.
e) Rencana tidah boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksana.
f) Rencana harus bersifat fleksibel.
g) Didalam suatu rencana harus terdapat kemungkinan pengendalian resiko.
h) Rencana harus bersifat praktis.
i) Rencana harus bersifat ramalan.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan anggota
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien ( Hani Handoko,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
1998: 168). Menurut Sondang P. Siagian yang dikutip dari Setio Nugroho (2009:
19), mengartikan perorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan
orang-orang, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan
yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Berdasarkan semua pendapat di atas perorganisisain adalah
mengelompokkan orang-orang serta menetapkan dan membagi tugas-tugas agar
tujuan organisasi dapat tercapai. Dari pengertian tersebut merupakan langkah-
langkah yang diperlukan agar tujuan lebih jelas sehingga prestasi optimal dapat
tercapai.
3) Penyusunan Personalia (staffing)
Menurut Luther Gullick yang dikutip dari buku Manulang yang dikutip dari
Setio Nugroho (2009: 20). Staffing adalah fungsi manajemen berupa penyusunan
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangan
sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada
organisasi. Sedangkan menurut Terry yang dikutip dari Setio Nugroho (2009: 20)
staffing adalah mencakup, mendapatkan, menempatkan dan mempertahankan
anggota pada posisi yang di tentukan oleh pekerja organisasi yang bersangkutan.
Menurut Sarwoto yang dikutip dari Setio Nugroho (2009: 21) staffing
adalah penarikan serta penempatan orang pada satuan organisasi yang telah tercipta
dalam proses departemntasi.
4) Pengarahan (Directing)
Menurut Manulang yang dikutip dari Setio Nugroho (2009: 24) pendanaan
berarti fungsi manajemen berupa penetapan tujuan suatu organisasi, menetapkan
peraturan, dan pendoman pelaksanaan tugas, menetapkan biaya yang diperlukan
dan pemasukan keuangan yang diharapkan akan diperoleh dan rangaian yang akan
dilakukan dimasa dating. Menurtu Ibnu Syamsi (1994: 26) pendanaan (budgeting)
adalah suatu rencana yang dinyatakan dalam pengeluaran tertantu untuk keperluan-
keperluan tertentu. Tujuan utamanya adalah untu meningkatkan kegiatan organisasi
dengan jalan koordinasi kegiatan, pengawasan biaya dan meningkatkan keutungan.
Dari pengertian diatas memberikan pandangan bahwa pada dasarnya
pendanaan merupakan suatu rencana yang menggambarkan penerimaan dana
pengeluaran yang akan dilakukan setiap bidang didalam Tim Futsal Universitas
Sebelas Maret Surakarta atau dapat diartikan dengan kegiatan pendaan. Dengan
manajemen pendanaan yang baik di harapkan dapat mengoptimalkan kerjanya dan
dapat memberikan keadilan dalam mengoptimalkan pencapaian prestasi.
7) Penyusunan Laporan (Reporting)
Penyusunan laporan merupak fungsi manajemen berupa hasil kegiatan
atuapun pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan ataupun
pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik lisan maupun tertulis, sehingga
yang menerima laporan dapat memperoleh gambaran tentang pelaksanaan tugas
kepada orang yang memberikan laporan. Menurut Manulang yang dikutip dari
Setio Nugroho (2009: 25) penyusunan laporan merupakan fungsi manajemen
berupa hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik berupa
lisan maupun tertulis, sehingga yang menerima laporan dapat memperoleh
gambaran tentang pelaksanaan tugas kepada orang yang memberi laporan.
Berdasarkan pendapat tersebut, penyusunan laporan merupakan hasil
kegiatan yang dilaporakan dalam bentuk lisan atau tertulis yang dilakukan oleh
anggota organisasi dan di pertanggungjawabkan kepada wewenang yang lebih
tinggi agar kegiatan selanjutnya terdapat gambaran rencana yang akan dijalakan
sesuai yang diharapkan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
b) Antropometri (tinggi dan berat badan, ukuran bagian tubuh, lemak tubuh dan
lain-lain).
c) Kemampuan fisik (speed power, koordinasi, VO2 Max).
d) Kemampuan psikologis (sikap, motivasi, daya toleransi).
e) Keturunan.
f) Lama latihan yang telah diikuti sebelumnya dan adakah peluang untuk
berkembang.
g) Maturasi.
Golden
Age
Pemantapan
Spesialisasi
Multilateral
a) Tahap latihan persiapan (Multilateral), tahap ini merupakan tahap dasar untuk
memberikan kemampuan dasar yang menyeluruh (multirateral) kepada anak dalam
aspek fisik, mental, dan sosial. Pada tahap dasar ini, anak yang berprestasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
a) Kepribadian atlet
b) Kondisi fisik
c) Keterampilan taktik
d) Keterampilan taktis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
e) Kemampuan mental
Kelima aspek itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Bila salah satu
terlalaikan, berarti pelatihan tidak lengkap. Keunggulan salah satu aspek akan menutup
kekurangan pada aspek lainnya. Dan setiap aspek akan berkembang dengan memakai
metode latihan yang spesifik.
c. Program Latihan
Kondisi fisik puncak (peak performance) adalah tujuan utama atlete berlatih
untuk pertandingan utama. Maka dari itu, pembinaan atlet harus direncanakan dengan
baik dan benar dan didasarkan pada konsep periodisasi dan prinsip-prinsip latihan.
Rencana latihan berfungsi untuk pelatih dalam mengarahkan dan memfokuskan latihan
dalam jangka yang ditentukan. Hal ini didasari oeh konsep periodisasi (pembagian
rencana tahunan kedalam fase-fase latihan), serta prinsip-prinsip latihan. Suatu
program latihan yang diatur dan direncanakan adalah tuntutan yang diperlukan untuk
mencapai prestasi maksimal dari atlet.
a. Tahap persiapan
b. Tahap pertandingan atau kompetisi
c. Tahap transisi
Tahap persiapan dibagi menjadi 2 tahap, karena masing masing tugasnya
berbeda. Tahap persiapan pada dasarnya memiliki perbedaan mengenai sifat latihan,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
yang keduanya memiliki sub fase umum dan khusus, sedangkan fase pertandingan
umumnya memiliki sub fase sebelum pertandingan dan sub fase pertandingan
utama. Berikut dibawah ini penjelasan pada setiap tahap dalam program latihan:
1) Tahap persiapan
Dalam fase ini sangat penting dalam latihan sepanjang tahun.
Karena, diseluruh periode ini atlet dikembbangjkan secara disik, taktik dan
persiapan psikologinya dalam menghadapi pertandingan. Selama tahap
persiapan, volume latihan nya tinggi untuk menciptakan dasar yang baik.
Tujuan dari tahap ini adalah membentuk kembali atau mengembalikan
kondisi fisik. Ozolin dalam Bompa (1994) menggambarkan bahwa
meskipun masih bersifat umum, orientasi dan spesifikasi pada tahap ini
adalah sebagai berikut:
a) Menguasai dan memperbaiki fisik secara umum.
b) Memperbaiki kemampuan biomotorik yang dituntut
dalam cabang olahraga.
c) Mengembangkan dan menyempurnakan Teknik.
d) Menumbuhkan ciri-ciri psikologi khusus.
e) Memperbaiki pengetahuan teoritis tentang teori dan strategi
latihan khusus terhadap olahraga yang bersangkutan
Tahap persiapan memerlukan waktu antara 3-6 bulan, tergantung dari
karakteristik cabang olahraga dan jenis rencana tahunan yang dipakai. Pada tahapan
persiapan jumlah latihan dalam training unitnya harus semakin meningkat sampai
akhir fase ini. Persiapan terbagi oleh dua tahap yaitu:
a) Tahap persiapan Umum (TPU)
Persiapan umum memiliki tujuan untuk mengembangkan kapasitas
kerja atlet, persiapan fisik umum serta memperbaiki Teknik maupun
gerakan dasar. Pada tahap ini volume latihan tinggi harus
mendapatkan penekanan yang menghubungkan latihan-latihan yang
ektstensif secara umum maupun khusus. Harre dalam Bompa (1994)
mengatakatan bahwa, 70% - 80% dari jumlah total waktu latihan harus
dialokasikan untuk mengembangkan daya tahan aerobik. Harre dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
21
22
atlet dapat disepesialisasikan pada satu cabang olahraga yang paling cocok/sesuai
baginya.
3) Tahap Latihan Pemantapan
Profil yang telat diperoleh pada tahap pembentukan, lebih ditingkatkan
pembinaannya, serta disempurnakan sampai kebatas optimal atau maksimal. Tahap
pemantapan ini merupakan usaha pengembangan potensi atlet semaksimal
mungkin, sehingga telah dapat mendekati atau bahkan mencapai puncak
prestasinya.
4) Golden Age
Sasaran tahapan-tahapan pembinaan adalah agar atlet dapat mencapai
prestasi puncak (golden age). Tahapan ini didukung oleh program latihan yang
baikm dimana perkembangannya dievaluasi secara periodik. Dalam tahap latihan
pemantapan, keadaan atlet disiapkan untuk mencapai prestasi puncak. Di dalam
tahapa pembibitan pembinaan harus dilakukan secara terprogram, terarah dan
terencana dengan baik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor pendukung
pembinaan merupakan hal sangat kompleks. Banyak faktor yang berpengaruh
dalam proses pembinaan sehingga dalam proses pembinaan perlu dilakukan mulai
dari hal yang paling kecil ke yang besar sehingga proses pembinaan dapat berjalan
dengan baik dan maksimal.
1) Faktor Endogen Pendukung Pembinaan
Untuk mencapai suatu pembinaan yang baik, tentunya dibutuhkan faktor
pendukung, misalnya faktor endogen. Menurut Depdiknas (2000: 24) pretasi
terbaik hanya akan dapat dicapai dan tertuju pada aspek-aspek pelatihan seutuhnya
yang mencakup:
a) Kepribadian atlet
b) Kondisi fisik
c) Keterampilan teknik
d) Keterampilan taktis
e) Kemampuan mental
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Kelima aspet itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Bila salah satu terlalaikan,
berarti pelatihan tidak lengkap. Keunggulan salah satu aspek akan menutup kekurangan
pada aspek lainnya. Setiap aspek akan berkembang dengan memakai metode latihan yang
spesifik. Faktor pendukung prestasi dari faktor endogen dalam penelitian ini dibatasi pada
indikator atlet dan fisik, sebagai berikut:
a) Atlet
Atlet (sering dieja sebagai atlit) dari bahasa Yunani yang artinya athlos yang
berarti kontes adalah seseorang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga
kompetetif. Atlet ataua olahragawan adalah seorang yang menggeluti dan aktif
melakukan latihan untuk merai prestasi pada cabang yang dipilihnya. Menurut
Sukadiyanto (2005: 35) atlet juga merupakan individu yang memiliki bakat dan
pola perilaku pengembangannya dalam suatu cabang olahraga.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berprestasi
dalam cabang olahraga, dalam hal ini yaitu cabang olahraga sepakbola. Tujuan
seseorang menekuni cabang olahraga ini yakni berprestasi setinggi-tingginya sesuai
dengan kemampuan yang dikeluarkan secara maksimal. Prestasi yang didapat dari
seorang atlet akan membawa dirinya meraih suatu kehidupan yang disiplin,
tanggung jawab dan mempunyai daya juang tinggi di masa yang akan datang.
b) Fisik
Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam
mengembangkan teknik, takti, maupun strategi. Menurut Sugiyanto (1996: 38),
kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam
melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung
mengembangkan aktifitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan
apabila kemampuan fisiknya memadai. Menurut Mochamad Sajoto (1995: 41),
kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh daru komponen-komponen yang tidak dapat
dis=pisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa
di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus
berkembang. Status kondisi fisik dapat dicapai titik optimal jika melalui latihan
sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
berpendoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seorang dapat
diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes kemampuan. Tes ini dapat
dilakukan di dalam laboratorium dan di lapangan. Kondisi fisik dapat mencapai
titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus.
Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang
mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu
sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa
menimbulkan efek dikemudian hari.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik merupakan
faktor yang sangat penting untuk menunjang pembinaan selain itu kondisi fisik
sangat berpengaruh dalam tahap perkembangan kemampuan seorang atlet. Kondisi
fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah
mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti
latihan maupun pertandingan, programlatihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai
banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan berat. Kondisi fisik sangat
diperlukan oleh seorang atlet, karena tanoa didukung oleh kondisi fisik prima maka
pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan musthail dapat
berpretasi tinggi.
2) Faktor Eksogen Pendukung Pembinaan Prestasi
a) Pelatih
Pelatih adalah seseorang yang memiliki kemampuan profesional
untuk membantu mengungkapkan potensi olahragawan menjadi
kemampuan yang nyata secara optimal dalam waktu relatif singkat
(Sukadiyanto 2005: 38). Untuk itu tugas utama pelatih adalah membimbing
olahragawan dan membantu mengungkap kompetensi yang dimiliki
olahragawan sehingga olahragawan dapat mandiri sebagai peran utama
mengaktualisasikan akumulasi hasil latihan dalam kancah pertandingan.
Pencapaian prestasi atlet yang dilatih dipengaruhi oleh kualitas pembinaan
seorang pelatih. Oleh karena itu, pelatih harus memenuhi kriteria sebagai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
pelatih yang baik. Menurut Soepardi (1998: 11) ada beberapa syarat unutk
menjadi seorang pelatih diantaranya sebagai berikut:
1) Latar belakang pendidikan yang sesuai dengan cabang olahraganya.
2) Pengalaman dalam olahraga, pengalaman sebagai seorang atlet dalam
sebuah tim boleh dikatakan suatu keharusan untuk seorang calon pelatih
karena hal ini sangat bermanfaat sekali bagi pekerjaannya kelak.
3) Sifat dan kualitas kepribadian, kepribadian seorang pelatih sangat
penting oleh karena dia nanti harus bergaul dengan personalitas-
personalitas yang beraneka ragam watak dan kepribadiannya.
4) Tingkah laku, tingkah laku seorang pelatih harus baik oleh karena
pelatih menjadi panutan bagi atlet.
5) Sikap sportif, dapat mengontrol emosi selama pertandingan dan
menerimaapa yang terjadi baik menang maupun kalah.
6) Kesehatan, kesehatan dan energi serta vitalitas yang besar penting
dimiliki oleh seorang pelatih.
7) Kepemimpinan, pelatih haruslah seorang yang dinamis yang dapat
memimpin dan memberikan motivasi kepada atletnya.
8) Keseimbangan emosi, kesungguhan untuk bersikap wajar dan layak
dalam keadaan tertekan atau terpaksa.
9) Imajinasi, kemampuan daya ingat untuk membentuk khayalan-khayalan
tetang objek-objek yang tidak tampak.
10) Humor, membuat atlet merasa relaks untuk mengurangi ketegangan.
Hal senada menurut Sukadiyanto (2005: 42) syarat pelatih antara
lain memiliki: 1) kemampuan dan keterampilan cabang olahraga yang
dibina, 2) Pengetahuan dan pengalaman di bidangnya, 3) Dedikasi dan
komitmen melatih, 4) memiliki moral dan sikap kepribadian yang baik.
Pelatih harus memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan
motivasi atlet, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlet berusaha
menggapai target yang telah ditetapkan, untuk mencapai prestasi lebih
tinggi, memenangkan pertandingan atau memecahkan rekor sendiri (
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
27
28
29
30
31
32
endogen, yaitu atlet dan fisik, ataukah dari faktor eksogen, seperti pelatih, sarana dan
prasarana, dan pendanaan.
Pertama faktor endogen yaitu atlet, atlet adalah seseorang yang menggeluti dan
aktif melakukan latihan untuk meraih prestasi pada cabang yang dipilihnya. Atlet akan
dibina agar menjadi atlet yang beprestasi, di sini akan dicari tahu seperti apa atlet dibina
dan dikelola agar dapat berprestasi. 36 Selanjutnya kondisi fisik, apakah kondisi fisik atlet
sudah baik atau belum, kondisi fisik atlet akan dicari tahu apakah baik atau buruk.
Faktor eksogen yaitu pelatih, sarana prasarana dan organisasi. Yang pertama
pelatih, apakah pelatih di sini merupakan pelatih yang berkompeten di bidangnya dan akan
dicari tahu bagaimana cara pelatih membina para atlet agar dapar berprestasi maksimal.
Lalu ada sarana prasarana, sarana prasarana olahraga jelas faktor yang sangat mendukung
untuk pembinaan yang baik, apakah sarana prasarana ini sudah mencukupi untuk
menunjang pembinaan.
Pembinaan harus dilakukan dengan menggunakan segala usaha serta
kemampuannya hingga mencapai batas akhir. Pembinaan tidak hanya dapat tercapai oleh
satu atau dua orang saja, disitulah terdapat perpaduan yang sempurna antara tenaga
jasmaniah dan rohaniah yang ideal. Untuk mencapai pembinaan dan hasil yang maksimal
membutuhkan waktu yang cukup lama 37 dan harus dilakukan secara kontinyu. Untuk
mencapai pembinaan yang maksimal diperlukan faktor-faktor yang saling menunjang,
selain itu harus didukung pula oleh faktor pendukung yang lain. Bagan penetu prestasi
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33