Anda di halaman 1dari 40

1.

Defenisi Alat GELAS BEAKER


Gelas beaker atau yang biasa disebut dengan gelas piala merupakan sebuah gelas kimia yang
berfungsi sebagai wadah penampung yang digunakan untuk mencapur, mengaduk, dan
memanaskan cairan yang biasanya digunakan di dalam laboratorium.

Gelas beaker biasanya berbentuk silinder dengan dasar datar, selain itu Gelas beaker
memiliki skala dan tersedia berbagai ukuran mulai dari 10, 100, 250, 500, dan 1000 mL.

Gelas beaker berbahan kaca, umumnya terbuat dari material kaca borosilikat (borosilicate).
Merupakan leburan oksida borat, pasir silika, abu soda dan alumina. Keunggulannya,
memiliki ketahanan dan kemampuan terhadap perbedaan temperatur yang drastis, bahkan
tahan hingga suhu 200°C. Brand internasional seperti Schoot Duran, Pyrex Iwaki, Borosil,
dan Corning menggunakan kaca borosilikat untuk produk-produk glassware yang
diproduksi.
Fungsi Alat
Fungsi Gelas beaker yaitu sebagai wadah untuk mencampur atau memanaskan larutan.
Adapun fungsi lain dari Gelas beaker berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Gelas Beaker Griffin


Gelas beaker griffin atau Gelas beaker rendah ditemukan oleh John Joseph Griffin
merupakan jenis Gelas beaker paling universal yang paling banyak digunakan dalam
praktikum yang berfungsi secara umum yakni sebagai wadah untuk mencampur dan
memanaskan larutan.

2. Gelas Beaker Berzelius


Gelas beaker Berzelius atau Gelas beaker tinggi, tingginya dua kali lipat dari diameternya.
Biasanya Gelas beaker ini digunakan untuk titrasi.

3. Gelas Beaker Pengkristal


Gelas beaker pengkristal atau Gelas beaker datar digunakan untuk kristalisasi.
Bagian-Bagian Alat

Cara Kerja Alat


1. Siapkan bahan atau larutan yang akan dimasukkan ke Gelas beaker.
2. Tuang larutan ke dalam Gelas beaker.
3. Untuk melakukan pengukuran (lihat dari tinggi volume larutan yang terbaca dalam skala).
Cara Perawatan
Setelah menggunakan Gelas beaker tentu terdapat sisa-sisa dari larutannya bukan? Nah cara
membersihkan sisa-sisa dari larutan itu Anda bisa menggunakan sabun cair lalu
menggosokkannya sampai bersih dan bilas dengan air hangat atau Aqudes sampai bersih.
Setelah dibilas, Anda bisa mengeringkannya denga tisu.
Cara Penyimpanan
Cara penyimpanan Gelas beaker cukup mudah, misalkan jika Anda ingin menyimpan Gelas
beaker ditempat yang menyerupai nampan, tinggi dari nampan tersebut minimal setengah
dari tinggi Gelas beaker agar Gelas beaker ini tidak mudah jatuh.

2. Defenisi Alat CENTRIFUGE

Tabung centrifuge adalah alat untuk memuat sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel
yang lebih berat terkumpul ke dalamnya. Pemakaiannya paling sering untuk pemisahan
komponen sel darah dan pemrosesan sampel urine.

Fungsi Alat

Tabung ini memiliki fungsi sebagai tempat/wadah yang akan diputar dalam mesin centrifuge
dimana tabung ini akan diputar dengan kecepatan tertentu untuk mendapatkan proses
sedimentasi pada suatu zat cair, jadi tabung ini adalah bagian utama penempatan cairan yang
akan diolah.

Bagian-Bagian Alat

1. Mulut tabung

2. Penutup tabung

3. Badan tabung

4. Skala

5. Dasar tabung yang berbentuk kerucut

Cara Kerja Alat

Cara kerja tabung centrifuge yaitu dengan memasukkan sampel ke dalam tabung, kemudian
tabung ditutup dengan penutupnya setelah itu masukkan tabung kedalam mesin centrifuge.
Mesin centrifuge akan berotasi atau berputar dan sampel yang ada dalam tabung centrifuge
akan berpisah sesuai massa organelnya, dimana zat yang lebih padat akan mengendap di dasar
tabung sedangkan zat yang ringan cenderung bergerak keatas tabung (melayang di dalam
tabung)
Cara Perawatan

1. Simpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa.

2. Berhati hati dalam meletakkan tabung centrifuge atau saat memasukkan ke dalam mesin
centrifuge agar tidak tergores.

3. Bersihkan tabung sentrifuge setelah digunakan

Cara Penyimpanan

Menyimpan tabung centrifuge di tempat yang sejuk, kering, dan bebas debu atau bisa juga
menyimpan tabung centrifuge di kotak penyimpanan khusus agar tidak bertumpuk dengan
alat lainnya.

3. Defenisi Alat CORONG GELAS


Corong gelas adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memudahkan memasukkan
cairan ke dalam wadah atau alat gelas lain di laboratorium. Alat ini mempunyai bentuk
seperti kerucut dengan bagian bawah seperti pipa memanjang.

Fungsi Alat

1. Alat untuk memindahkan atau memasukkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya
2. Alat untuk membantu memindahkan atau memasukkan larutan ke wadah ke tempat
yang lebih kecil dari tempat yang besar.
3. Alat bantu untuk melakukan penyaringan suatu zat atau bahan.
4. Alat ini dapat juga digunakan untuk memindahkan satu larutan ke tempat lain. Dan juga
untuk proses penyaringan
5. Digunakan untuk menyaring campuran bahan kimia dengan gravitasi.
Bagian-Bagian Alat

Bagian dari corong terdiri dari mulut dan batang corong. Corong Gelas juga memiliki
ukuran dari terkecil hingga terbesar Panjangnya sesuai dengan diameter atas corong, ukuran
diameter 50, 75, 100, 150, dan 200 mm.

Cara Kerja Alat

1. Ambil corong yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan.


2. Posisikan corong laboratorium ini pada wadah yang hendak dijadikan tempat larutan
atau cairan.
3. Pastikan dan posisikan corong dengan tepat agar tidak goyah saat dituangkan cairan.
4. Setelah itu tuang cairan atau larutan kimia dari wadah ke dalam corong.
5. Tuang secara perlahan jangan terlalu penuh karena nantinya akan tumpah.
6. Adakalanya menuangkan cairan ke dalam corong ini sulit karena wadah penampung
yang kecil dan permukaan dasarnya tidak datar.
7. Jika terjadi hal demikian, Anda bisa menggunakan salah satu tangan untuk memegang
corong dengan kepala wadah agar tidak goyah saat menuangkan cairan.
Cara Perawatan

1. Bersihkan setelah digunakan


4. Defenisi Alat CORONG PISAH

Corong pisah atau yang biasa disebut dengan separatory funnel merupakan alat
laboratorium yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih cairan yang tidak
dapat bercampur atau saling melarutkan. Corong pemisah ini terbuat dari kaca
atau plastik dan memiliki bentuk seperti botol dengan leher yang memanjang dan
bagian bawah yang menyempit.

Fungsi Alat

Prinsip kerja corong pisah yaitu untuk memisahkan zat/senyawa tertentu dalam
sampel berdasarkan kelarutan dalam pelarut tertentu atau dapat digunakan dalam
ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu
campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak bercampur.

Bagian-Bagian Alat

1. Stopper (Bagian atas corong pemisah atau penutup)

2. Separatory funnel (Bagian tengah corong pisah yang berbentuk seperti kerucut
terbalik)

3. Stopcock (Bagian keran yang terletak di bagian bawah separatory funnel)

Cara Kerja Alat

1. Pastikan stopcock dalam keadaan tertutup, Hal ini kita lakukan supaya larutan
atau campuran tidak tumpah ketika kita masukkan ke dalam corong pemisah.

2. Masukkan ekstrak teh kemudian chloroform ke dalam corong pemisah,


sebagian dari analis terkadang memasang corong pemisah ini dengan bantuan
klem dan statif sehingga corong dapat terpasang tegak dan tidak mudah goyang.

Catatan : Pastikan corong pemisah terisi campuran maksimal 2/3 dari kapasitas
atau volume corong pemisah tersebut untuk menghindari adanya ledakan dan
tekanan yang terlalu tinggi.

Dapat dilihat bahwa terdapat 2 fase pada corong pemisah tersebut, dimana fase
atas merupakan ekstrak teh yang dilarutkan dalam air, dan fase bawah merupakan
lapisan chloroform. Fase dengan densitas kecil terletak diatas, sedangkan fase
dengan densitas lebih besar terletak dibawah.

3. Lakukan proses pengocokan dengan cara goyangkan corong pemisah secara


perlahan untuk menghindari adanya emulsi dan bukan stopcock sesekali untuk
mengeluarkan gas.

4. Setelah selesai pengocokan, tempatkan kembali corong pemisah tersesbut pada


klem dan statif, kemudian diamkan beberapa saat sampai didapatkan lapisan yang
5. memisahkan
6. Defenisi2Alat
pelarut secara sempurna, Untuk memisahkan keduanya, buka
ERLENMEYER
Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu alat gelas
laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari bahan kimia cair. Gelas
ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk menampung larutan yang akan
digunakan. Selain itu, erlenmeyer juga dapat dimaksimalkan
untuk tempat pembiakan mikroba.
Fungsi Alat
1. Untuk mengukur dan menampung bahan-bahan yang akan dianalisa.
2. Untuk mencampur berbagai bahan komposisi media
3. Untuk menampung zat kimia dalam bentuk cair hingga padat
4. Menjadi tempat untuk melakukan titrasi bahan
5. Menjadi tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair
Bagian-Bagian Alat
1. Mulut Erlenmeyer
2. Badan Erlenmeyer
3. Skala Erlenmeyer
4. Dasar Erlenmeyer
Cara Kerja Alat
1. Siapkan labu Erlenmeyer dalam keadaan kering.
2. Siapkan beberapa cairan (sampel) yang diperlukan.
3. Tuangkan cairan (sampel) dari wadah (awal) ke labu Erlenmeyer.
4. Encerkan bahan kimia dalam labu Erlenmeyer dengan
mengaduk atau mengocoknya.
Cara Perawatan
Untuk perawatan Labu Erlenmeyer, pada umumnya sama seperti peralatan kimia
yang berbahan gelas.
1. Hindari tekanan eksternal yang berlebihan
2. Gunakan penanganan yang lembut
3. Setelah penggunaan, dibilas dengan menggunakan air bersih terlebih dahulu agar sisa-
sisa larutan yang masih ada pada labu erlenmeyer terbuang.
4. Cuci dengan alkohol/aquades atau sabun.
5. Setelah semua proses selesai, keringkan terlebih dahulu dan disimpan ditempatnya.
Cara Penyimpanan
Labu erlenmeyer disimpan pada tempat yang kering dan bersih untuk
mencegah adanya kontaminasi dengan produk atau bahan
kimia lain.
6. Defenisi Alat LABU UKUR
Labu ukur (Volumetric Flask) atau labu takar adalah alat kimia yang digunakan untuk
mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat ini terbuat dari kaca berbentuk
labu. Keakuratan yang tinggi ini dikarenakan oleh bagian lehernya yang terdapat sebuah
lingkaran gradasi. Mempunyai bentuk alas bulat dan leher panjang dengan mulut sempit. Pada
lehernya terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu
takar.
Mempunyai kapasitas 5 ml sampai 2000 ml
Fungsi Alat
1. Mengencerkan larutan dengan volume tertentu secara teliti dan seksama.
2. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu secara teliti dan
seksama.
Bagian-Bagian Alat
1. Tanda tera
2. Badan labu ukur berbentuk seperti buah pear, datar dan bulat.
3. Pada ujung leher labu jika berwarna putih buram berarti memiliki penutup. Namun jika
bening transparan maka tak
memiliki penutup.
Cara Kerja Alat
1. Tambahkan zat terlarut ke cairan yang akan diukur/diencerkan.
2. Tambahkan cukup pelarut untuk melarutkan zat terlarut.
3. Terus tambahkan pelarut sampai mendekati garis yang ditandai pada labu ukur.
4. Gunakan pipet untuk mengisi labu.
5. Gunakan meniskus* larutan dan garis kelulusan pada labu untuk menentukan titik akhir
Anda.
6. Tempatkan sumbat labu ukur ke dalam labu ukur untuk menutupnya.
7. Balikkan labu untuk mencampur larutan secara menyeluruh.

7. DEFINISI ALAT URINOMETER


Urinometer merupakan Alat yang digunakan untuk melakukan salah satu parameter
pemeriksaan kimiawi dari urin berupa berat jenis urin (BJ). Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui berfungsi atau tidaknya ginjal atau saluran kemih. Berat jenis didefinisikan
sebagai rasio kepadatan dari urin dibandingkan dengan volume air suling dan suhu (indicator
dan konsentrasi bahan yang terlarut) bera jenis digunakan sebagai indicator pemekatan urin
dimana ketika terdapat gangguan di dalam ginjal maka dapat menghilangkan fungsi ini.
Prinsip penetapan dengan urinometer yaitu BJU diukur dengan alat yang memiliki skala
1000-1060 dimana temperatur urin berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh,kemudian
urinometer dimasukkan kedalam gelas ukur sampai 2/3 setelah itu berat jenis dari urin
diukur. Metode berat jenis urin berkorelasi dengan warna urin, sehingga dapat digunakan
untuk penilaian kecukupan air atau status hidrasi.

Bagian bagian dari urinometer dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Keterangan :
1. STEM adalah bagian dari urinometer yang memiliki skala angka pada
dindingnya,berfungsi untuk menentukan skala
Bj pada urin yang diperiksa(skala 1000-1060)
2. Float adalah bagian dari urinometer yang pada ruangnya memiliki udara berperan
sebagai pembatas antara STEM dan WEIGHT.
3. WEIGHT adalah bagian bawah dari urinometer yang berfungsi sebagai pemberat
ketika dimasukkan kedalam
gelas ukur yang berisi urin (Dr Vijay Shankar S .2017)
Cara Kerja Alat

Adapun secara spesifik cara kerja alat urinometer adalah :


1. Pertama-tama siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Setelah itu,sebelum urinometer digunakan terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
alat.
3. Setelah alat menunjukkan angka 1.000 maka alat bisa digunakan.
4. kemudian memasukkan urin yang akan diperiksa kedalam gelas ukur sampai 2/3
bagian atau secukupnya.
5. Lalu,mengukur suhu dari urin dengan thermometer
6. Lalu,memperhatikan gelas ukur apabila ada busa yang Nampak maka dihilangkan
dengan menggunakan kertas saring hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesalahan perhitungan BJ.
7. Selanjutnya, memasukkan tangkai urinometer kedalam gelas ukur. Dengan
menggunakan ibu jari ujung urinometer diputar untuk menghindari menempelnya
alat ini pada dinding gelas ukur.
8. Terakhir,tangkai yang berada pada gelas ukur akan mengapung usahakan
urinometer tidak menyentuh dinding gelas ukur untuk menghindari kesalahan
pembacaan miniskus.
9. Terakhir,membaca skala urinometer dengan melihat
miniskus bawah (Dr Vijay Shankar S , 2017)
Cara Perawatan Urinometer
Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan untuk perawatan:
1. Alat pertama-tama persiapkan Alat dan bahan Perawatan (urinometer,gelas
ukur,air suling)
2. kemudian, mengisi gelas ukur dengan air suling sampai ¾ ruang gelas ukur
3. Lalu,Memasukkan Urinometer kedalam gelas ukur dengan cara memutar tangkai
urinometer.
4. Selanjutnya,melihat miniskus dengan mata yang sejajar pada skala di urinometer
setelah dicelupkan.
5. Setelah itu,air destilasi pada suhu 20°C ketika menunjukkan miniskus berada pada
skala 1.000 berarti alat yang akan digunakan memiliki akurasi yang tepat sehingga
bisa dilanjutkan
untuk pemeriksaan BJ urin.
Cara Penyimpanan
Pemeliharaan pada urinometer dapat dilakukan dengan membersihkan urinometer dan
beaker glass yang telah digunakan menggunakan sabun dan air setelah itu meletakkannya
di tempat yang kering atau bebas dari debu.(instructure of using
urinometer)
8. Defenisi Alat PIPET UKUR
Pipet ukur merupakan sebuah alat laboratorium terbuat dari kaca dengan bentuk silinder
memanjang dengan ujung bawah runcing dan ujung atas terbuka. Pipet ukur memiliki
skala pengukuran volume pada sepanjang bagian kaca. Pipet ukur memiliki fungsi yaitu
untuk mengambil bahan cair dengan volume tertentu yang dapat kita sesuaikan dengan
kebutuhan kita. Umumnya pipet ukur memiliki ukuran beragam dari 0.1 mL hingga 50
mL. Dibandingkan dengan gelas ukur, pengukuran dengan pipet ukur memiliki ketelitian
yang lebih tinggi karena ukuran pipet yang kecil. Pipet ukur ini memiliki 2 macam bahan
pembuatannya,
terbuat dari plastik dan kaca.
Fungsi Alat
1. Mengukur dan mentransfer
Pipet ukur memiliki fungsi utama yaitu senantisa dipergunakan untuk mengukur
dan mentransfer (memindahkan) cairan dari satu wadah ke wadah lain dalam
berbagai ukuran volume secara akurat, dengan skala terbesar adalah 50 ml.
2. Mengambil larutan yang pekat
Pipet ukur juga memiliki manfaat yang biasanya digunakan untuk mengambil
larutan yang pekat. Hal tersebut bertujuan untuk tetap menjaga di laboratorium,
sebab apabila mengambil bahan yang pekat menggunakan gelas beker/gelas kimia
akan sangat berisiko saat menuangkan atau mencampurkannya.
3. Pemindahan dan mengambil larutan pekat
Yang setidaknya perlu untuk dipahami, bahwa selain digunakan untuk mengambil
larutan yang pekat, pipet juga digunakan untuk memudahkan pemindahan larutan
yang pekat serta untuk
mengambil larutan dalam jumlah yang tepat dan akurat.
Bagian-Bagian Alat
1. Tabung Utama (Main Tube)
Bagian ini adalah tabung panjang yang terbuat dari kaca atau bahan plastik yang
transparan. Tabung ini memiliki skala yang memungkinkan Anda membaca
volume cairan yang dihisap atau dikeluarkan dengan presisi.
2. Pipet Bagian Atas (Upper Bulb or Top)
Bagian atas pipet ukur adalah bulatan atau tabung kecil yang berfungsi sebagai
tempat pengisian atau penghisapan cairan. Ini adalah tempat di mana Anda akan
mengendalikan aliran cairan saat mengisi atau mengeluarkannya.
3. Skala
Skala volume berada di sepanjang tabung utama pipet ukur. Skala ini dibaca dari
atas ke bawah, dan setiap tanda pada skala mewakili volume yang berbeda,
biasanya dalam mililiter (mL) atau mikroliter (μL) tergantung pada ukuran pipet.
4. Tepi Keluar (Tip)
Bagian bawah pipet ukur memiliki tepi keluar yang digunakan untuk mengeluarkan
cairan dengan akurasi yang tinggi. Ketika cairan dihisap ke dalam pipet, tepi ini
akan mengalirkan cairan dengan kontrol ketika Anda mengeluarkannya.
5. Titik Akhir (End Point)
Titik di mana cairan berhenti mengalir ketika Anda mengeluarkannya dari
pipet. Ini harus berada pada tanda skala
yang sesuai dengan volume yang diinginkan.
Cara Kerja Alat
1. pastikan pipet ukur dalam keadaan yang bersih. Apabila pipet kotor maka cuci pipet
dengan air bersih dan bilas menggunakan akuades.
2. Pasang pipet filler atau karet penghisap untuk mengambil dan mengeluarkan cairan
sampel. pastikan pipet filler terpasang dengan benar agar tidak mudah lepas.
3. Ambil cairan dan baca skala ukur yang terdapat pada pipet ukur. Jangan lupa untuk
menyeka bagian luar pipet ukur agar larutan yang diambil tepat.
4. Keluarkan cairan sesuai dengan volume yang di inginkan.
5. Baca skala volume sejajar dengan garis miniskus.
Cara Perawatan
1. Pembersihan Setelah Penggunaan
Setelah digunakan, pipet ukur harus segera dibersihkan. Gunakan air
demineralisasi atau air suling / aquades untuk membilas pipet dan menghilangkan
residu cairan yang mungkin masih ada.
2. Pembersihan Mendalam
Untuk membersihkan pipet dengan lebih mendalam, gunakan deterjen ringan atau
deterjen laboratorium yang sesuai. Isi pipet dengan larutan deterjen, lalu bilas
beberapa kali dengan air suling/aquades.
3. Bilas dengan Pelarut yang Sesuai (Jika Diperlukan)
Jika pipet digunakan untuk mengukur cairan yang sulit larut dalam air, seperti
minyak atau pelarut organik, kita mungkin perlu menggunakan pelarut yang sesuai
untuk membersihkan pipet.
4. Keringkan dengan Hati-hati
Setelah membersihkan pipet, pastikan untuk mengeringkannya dengan hati-hati.
Anda bisa menggunakan udara tekan ringan atau merenda pipet dengan tisu
laboratorium bersih yang tidak meninggalkan serat.
5. Penyimpanan yang Tepat
Simpan pipet ukur dalam posisi tegak atau tergantung dengan ujung pipet di atas
agar tidak tergores atau terkontaminasi. Gunakan rak pipet yang dirancang khusus
untuk penyimpanan pipet.
6. Periksa dan Kalibrasi Rutin
Lakukan pemeriksaan visual rutin pada pipet untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau penyok. Selain itu, kalibrasi pipet secara berkala sesuai dengan
prosedur laboratorium yang sesuai.
7. Hindari Kontaminasi Silang
Pastikan untuk tidak menggunakan pipet untuk mengukur bahan yang berbeda
tanpa mencucinya dengan benar terlebih dahulu.
Ini akan menghindari kontaminasi silang antara sampel.
Cara Penyimpanan
1. Penyimpanan Tegak atau Terbalik
Pipet ukur dapat disimpan dalam posisi tegak atau terbalik dengan ujung pipet di
atas. Ini mencegah debu atau partikel kontaminan masuk ke dalam pipet dan juga
membantu mencegah kerusakan pada ujung pipet.
2. Gunakan Rak Pipet
Gunakan rak pipet yang dirancang khusus untuk penyimpanan pipet. Rak pipet
memiliki slot atau pegangan yang cocok untuk pipet, menjaga pipet tetap terorganisir
dan tidak terkontaminasi.
3. Jauhkan dari Sumber Kontaminasi
Hindari meletakkan pipet di dekat sumber kontaminasi seperti bahan kimia berbahaya,
debu, atau uap yang dapat merusak pipet atau menyebabkan kontaminasi silang.
4. Simpan di Tempat Kering
Pastikan pipet disimpan di tempat yang kering dan bebas dari kelembaban yang dapat
merusak pipet atau mengubah volume yang diukur.
5. Periksa Secara Berkala
Lakukan pemeriksaan rutin pada pipet saat menyimpannya untuk memastikan tidak ada
kerusakan atau penyok yang terjadi selama penggunaan atau penyimpanan.
6. Jaga Kebersihan
Pastikan pipet bersih sebelum disimpan. Jika pipet memiliki sisa cairan atau deterjen
setelah digunakan, bersihkan dengan benar dan keringkan sebelum disimpan.
7. Hindari Suhu Ekstrim
Jauhkan pipet dari suhu ekstrim, baik panas maupun dingin.
Suhu ekstrim dapat merusak pipet, terutama jika pipet terbuat dari kaca.
9.Defenisi Alat PIPET VOLUME
Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian
tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya ada satu
ukuran volume.
Pipet volumetri merupakan alat untuk mengukur volume cairan dalam skala yang kecil. Pipet
harus ditera dulu sebelum digunakan agar cairan yang dikeluarkan dari pipet tersebut keluar tepat
secara kuantitatif. Namun walaupun demikian, hasil dari pemipetan tersebut tidaklah tepat 100%,
pasti terdapat kesalahan yang namanya galat.

Fungsi Alat

Fungsi Pipet volume yakni digunakan untuk mengambil larutan secara teliti dengan volume
tertentu sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung. Misalnya pada
tabung ukurannya 5 ml, berarti ketika kita ingin mengambil cairan dengan volume 5 ml
dengan ketelitian yang tinggi maka kita bisa gunakan Pipet volume dengan ukuran 5 ml.

Bagian-Bagian Alat

4. Pipet volume 1 ml
5. Pipet volume 5 ml
6. Pipet volume 10 ml
7. Pipet volume 25 ml
8. Pipet volume 50 ml
9. Pipet volume 100 ml
Cara Kerja Alat

7. Pasangkan bola hisap ke ujung Pipet volume.


8. Lalu kempiskan bola hisap dengan menekan tombol A..
9. Sebelum digunakan, bilas pipet volume menggunakan Aquades, untuk memastikan bahwa
Pipet volume dalam keadaan bersih.
10. Setelah dibilas, bersihkan ujung Pipet volume dengan menggunakan tisu.
11. Bilas Pipet volume menggunakan larutan yang akan digunakan.
12. Lalu keluarkan isi bilasan tersebut.
13. Hisap larutan sampai melebihi tanda batas. (pindahkan larutan cuso4 sebanyak 10 ml).
Tandabataskan larutan sesuai dengan garis batas pada Pipet volume. (sejajarkan mata
dengan miniskus bawah larutan). Pastikan volume yang diukur sudah tepat sesuai
tandabatas.
14. Pindahkan zat cair ke gelas kimia. (perhatikan posisi gelas kimia dan Pipet volume). Posisi
Pipet volume harus tegak lurus dan posisi gelas kimia dimiringkan.
Cara Perawatan

2. Bersihkan Pipet Volume Secara Teratur.


3. Simpan Pipet Volume Dengan Benar.
4. Jangan Membiarkan Larutan Mengering Di Ujung Pipet.
5. Kalibrasi Pipet Volume Secara Teratur.
6. Jangan menggunakan pipet Volume untuk larutan yang tidal tidak sesuai
Cara Penyimpanan

1.Di simpan di tempat tertutup

2.Jauhkan dari sumber api dan panas matahari langsung

ALAT NON GELAS


Defenisi Alat
Oven laboratorium adalah peralatan yang digunakan untuk mengeringkan, menguji suhu,
atau melakukan proses lain yang memerlukan pemanasan yang terkontrol dalam
lingkungan laboratorium. Oven ini dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi,
seperti pengujian material, analisis kimia, dan pengujian produk farmasi. Oven
laboratorium dapat digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan kering, menguji suhu
bahan – bahan cair atau gas, materialisasi peralatan, atau melakukan proses lain yang
memerlukan pemanasan terkontrol.
Ada beberapa jenis oven laboratorium, seperti oven gravitasi, oven udara terkondisi, dan
oven vacum
Fungsi Alat
Fungsi Oven Laboratorium adalah memanaskan atau mengeringkan peralatan laboratorium
agar steril sebelum digunakan, juga mengeringkan beberapa bahan basah atau objek – objek
lainnya
Selain itu, oven laboratorium dapat juga digunakan sebagai alat inkubator
Bagian – Bagian Alat

1. Display : berfungsi untuk menampilkan informasi tentang pengaturan oven


2. Timer On/Off : untuk menambah atau mengurangi waktu (timer) sterilisasi secara
otomatis dapat menggunakan timer On/Off ini
3. Temperatur : terdapat tombol yang dapat digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan suhu sesuai dengan yang diinginkan
4. Tombol On/Off : berfungsi untuk menyalakan dan mematikan oven
5. Timer : sebagai pengingat dari alat yang sedang disterilisasikan (sebagai alarm)
6. Pengatur Katup : berfungsi sebagai keluar masuknya udara saat terjadi proses
sterilisasi dengan cara penggunaan menggeser ke atas dan ke bawah
7. Pembuka Oven : untuk membuka dan menutup oven
8. Lampu Indikator Alarm : sebagai tada jika proses pengeringan telah selesai
Cara Kerja Alat
Adapun prinsip kerja dari oven ini adalah memakai mekanisme konduksi panas. Jadi panas
akan diserap dari permukaan luar yang disterilkan kemudian merambat ke dalam hingga
tercapai suhu sterilisasi. Dengan tercapainya suhu ini akan membuat mikrooraganisme
mati melalui mekanisme oksidasi. Proses ini terjadi hinga pada tahapan koagulasi protein
sel mikroorganisme.

Berikut adalah langkah – langkah pengoperasian Oven Laboratorium :


1. Hubungkan oven dengan sumber listrik yang ada pada laboratorium
2. Setelah terhubung dengan sempurna, tekan tombol ON/OFF yang ada terdapat pada
oven
3. Tunggu beberapa saat hingga display pada oven dapat menyala
4. Sesuaikan suhu yang harus digunakan dengan memilih pada tombol
temperatur
5. Sesuikan juga timer oven dengan keperluan anda
6. Tunggu sebentar hingga suhu di dalam oven sudah mencapai angka yang
diinginkan
7. Dimasukkan alat atau sampel yang akan di oven
8. Tunggu hingga proses pengovenan selesai sesuai dengan timer yang telah
ditentukan
9. Ambil alat atau sampel yang telah dioven dengan maksial
10. Terakhir, matikan oven dengan menekan tombol ON/OFF lalu tunggu beberapa
saat hinga display mati
Cara Perawatan
Sebelum oven digunakan, sebaiknya bersihkan seluruh aksesoris dan rak yang terdapat di
dalamnya. Kemudian, pastikan steker oven telah dicabut hingga oven dalam keadaan
dingin, lalu baru dapat dibersihkan
Proses pembersihan ini bisa dilakukan dengan cara membuka tutup oven dan bagian
dalam. Selanjutnya bersihkan dengan lap lembut yang telah direndam air panas atau
detergen
Namun, perlu diingat bahwa zat bersifat abrasif tidak boleh digunakan untuk
membersihkan oven. Selain itu, jangan mengelap elemen pemanas yang ada di dalam
oven.

Alat – alat yang tidak tahan panas juga sebaiknya jangan dimasukkan ke dalam oven
karena sudah pasti akan mengalami kerusakan
Cara Penyimpanan
Simpan oven di tempat yang kering dan bebas dari kelembaban untuk
mecegah kerusakan dan korosi. Hindari benturan atau goncangan

Defenisi Alat
Sendok tanduk adalah alat yang banyak digunakan dalam berbagai keperluan,
terutama dalam bidang kimia dan farmasi. Alat ini terbuat dari tanduk sapi atau
kerbau yang telah diproses dan dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki ujung yang
runcing dan tangkai yang panjang. Sendok tanduk berfungsi untuk mengambil bahan
kimia berbentuk padat atau serbuk tanpa perlu menyentuh bahan tersebut dengan
tangan secara langsung. Sendok tanduk dapat dibuat dari berbagai jenis tanduk, baik
itu tanduk sapi maupun tanduk kerbau. Tanduk yang digunakan biasanya telah
diproses terlebih dahulu sehingga tidak memiliki bulu atau kotoran yang menempel.
Setelah diproses, tanduk kemudian dibentuk sedemikian rupa menjadi sendok tanduk
yang siap digunakan.
Fungsi Alat
1. Untuk mengambil bahan kimia berbentuk padat atau serbuk.
2. Ujung runcing sendok tanduk dapat digunakan untuk mengaduk atau mencampur
bahan kimia yang berada di dalam tabung reaksi.
3. Sendok tanduk memiliki memiliki tangkai yang panjang sehingga dapat
menjangkau sampel yang berads di dasar tabung reaksi.
4. Sendok tanduk dapat digunakan untuk mengukur volume
sampel dengan tepat.
Bagian-Bagian Alat
Sendok tanduk memiliki 2 bagian, sendok kecil dan sendok ukuran
sedang di masing masing sisi.
Cara Kerja Alat
1. Bersihkan alat terlebih dahulu dengan larutan pembersih
yang sesuai.
2. Buka botol/wadah yang berisi sampel serbu kimia yang
akan diambil.
3. Masukkan ujung sendok tanduk ke dalam botol/wadah.
4. Disaat mengurangi sediaan diperlukan sendok bagian yang kecil atau boleh
saja menggunakan sendok bagian yang besar.
5. Amati sampel serbuk yang ada di dalam botol/wadah. Jika terlalu kering,
tambahkan sedikit larutan pembantu untuk memudahkan proses pengambilan
sampel.
6. Ambil serbuk kimia seperlunya saja dengan sendok tanduk.
Pastikan tidak mengambil terlalu banyak agar tidak merusak
kualitas sampel.
7. Bawa sampel serbuk yang telah diambil ke laboratorium
untuk dianalisis.
8. Setelah selesai, bersihkan sendok tanduk dengan larutan pembersih yang
sesuai dan simpan kembali di tempat yang aman.
Cara Perawatan
Cara merawat sendok tanduk dapat dilakukan dengan cara menyuci
bersih sendok tanduk setelah dipakai.
Cara Penyimpanan
Menyimpan sendok tanduk di lemari atau kotak alat.

Definisi Alat
Ball filler atau dalam kata lain pipet filler maupun rubber bulb merupakan salah satu alat
laboratorium kimia yang selalu berpasangan dengan pipet volum. Berbentuk bulat dan
terdapat 3 saluran seperti pipa, berwarna merah dan memiliki beberapa katup dengan fungsi
yang berbeda. Ball filler terbuat dari karet yang resisten terhadap bahan kimia.
Fungsi Alat
Ball filler merupakan alat penghisap yang digunakan untuk memindahkan sejumlah volume
larutan yang biasanya disebut dengan aliquot.
Bagian-Bagian Alat
A. Katup Aspirate (A). Katup aspirate biasanya terletak di bagian atas dan disimbolkan
dengan huruf A. Katup ini berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam
filler.
B. Katup Suction (S). Katup suction biasanya terletak di bagian tengah dan disimbolkan
dengan huruf S. Katup ini berfungsi untuk menyedot larutan.
C. Katup Exhaust (E). Katup exhaust biasanya terletak di bagian bawah dan
disimbolkan dengan huruf E. Katup ini berfungsi mengeluarkan cairan yang ada di
dalam pipet.
Cara Kerja Alat
1. Pasang bagian ujung pipet yang letaknya ada di bagian bawah ball filler dengan
menekannya sedikit demi sedikit.
2. Setelah terhubung dengan ball filler, angkat dengan kedua tangan. Tangan kiri
digunakan untuk memegang pipet sementara itu tangan kanan digunakan untuk
memegang ball filler. Setelah itu arahkan pipet pada cairan yang ingin diambil dan
disedot dengan menggunakan tangan kiri dengan menekan katup aspirate. Setelah itu,
kempeskan ball filler sehingga mengeluarkan angin yang terperangkap di ball filler.
3. Apabila angin sudah keluar, tekan bagian katup suction sedot cairan yang ingin anda
pindahkan. Namun jangan sampai cairan tersebut melebihi skala dari pipet. Pastikan
juga cairan ini tidak masuk ke bagian ball filler yang terbuat dari karet karena
membuat komponennya cepat rusak.
4. Setelah anda menyedot cairan lalu pipet mulai terisi dengan larutan maka anda bisa
mengeluarkan cairan tersebut ke wadah lainnya. Cara untuk mengeluarkannya adalah
dengan langkah nomor 1 yaitu mengangkat kedua tangan. Selanjutnya letakkan dan
arahkan bagian pipet ke wadah lain dengan sesuai volume yang diinginkan. Caranya
adalah dengan menekan bagian katup E atau katup exhaust dengan posisi yang tegak
lurus secara perlahan-lahan.
5. Cukup tunggu hingga beberapa saat sampai larutan ini keluar dari pipet secara
maksimal. Jika sudah digunakan letakkan pipet dengan baik.
Cara Perawatan
A. Lepaskan ball filler dari pipet ukur saat tidak digunakan.
B. Pastikan tidak ada cairan yang masuk ke dalam ball filler.
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat yang sejuk dan kering.

Defenisi Alat

Mikroskop adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengamati benda yang sangat
kecil dan benda yang tidak tampak oleh indra penglihatan secara langsung. Ukuran bayangan
atau gambar yang dihasilkan oleh mikroskop dapat mencapai jutaan kali ukuran benda
aslinya. Perbesaran yang dihasilkan oleh mikroskop bergantung pada jenis
mikroskop yang digunakan.

Fungsi Alat

Fungsi utama dari alat ini adalah untuk melihat benda dalam ukuran yang sangat kecil,
sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Bagian-Bagian Alat

1. Lensa Okuler
2. Lensa Objektif
3. Reflektor
4. Makrometer
5. Mikrometer
6. Revolver
7. Penjepit Kaca
8. Diafragma
9. Meja Kerja
10. Lengan dan Kaki Mikroskop
11. Sendi Inklinasi
12. Tabung Mikroskop
13. Kondensor
Cara Kerja Alat

Cara kerja mikroskop ini berawal dari cahaya yang mengenai objek kemudian diteruskan
oleh lensa objektif. Lensa objektif ini dapat mengetahui perbesaran yang dilakukan
mikroskop. Selanjutnya, sinar yang sebelumnya diteruskan oleh lensa objektif, akan
ditangkap oleh lensa okuler dan diteruskan pada mata.

Cara Perawatan

1. Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam
dan basa.

2. Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan
menggunakan kain flanel. Untuk membersihkan debu yang terselip dibagian mikroskop
tersebut dapat menggunakan kuas kecil atau kuas lensa kamera

3. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan


menggunakan tissue lensa yang diberi alkohol 70%. Jangan sekali-kali membersihkan lensa
menggunakan sapu tangan atau kain lap.

4. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene).

5. Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop, terutama hapus semua


minyak imersi di permukaan lensa, sehingga pertikel yang halus tidak menempel dan
menggumpal serta mengering.

6. Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi dan lensa objektif dijauhkan
dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensornya
diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya lalu matikan (kalau mikroskop listrik)

Cara Penyimpanan

1. Gunakan mikroskop di tempat yang bersih tanpa getaran atau kemiringan.

2. Mikroskop bisa disimpan pada kabinet lemari kering (dry box cabinet), dan ruangan juga
harus bebas kelembaban untuk menghindari jamur dan memiliki suhu yang konsisten.

3. Ketika mikroskop disimpan, pastikan untuk menutupinya dengan cover pelindung untuk
mencegah paparan debu.

4. Suhu yang optimal untuk penyimpanan mikroskop sebesar 30-40 0C. Kelembababan
optimal ≤ 60 %. Kelembaban tinggi (80-90%) memicu pertumbuhan jamur.

Defenisi Alat

Neraca analitik adalah alat yang digunakan untuk menimbang massa sampel bahan kimia
dengan akurasi tinggi. Selain itu alat ini dirancang untuk mengukur massa zat dalam jumlah
kecil, biasanya dalam satuan miligram atau mikrogram.
Neraca analitik atau timbangan analitik biasanya dilengkapi dengan sistem pembacaan digital
sehingga lebih praktis dan untuk meminimalkan kesalahan dalam pembacaan hasil
penimbangan.

Fungsi Alat

Fungsi Neraca analitik yaitu untuk mengukur massa suatu zat, massa yang diukur oleh alat ini
bisa berupa zat cair atau zat padat. Neraca analitik memiliki ketelitian yang sangat tinggi
bahkan hingga mencapai 0,0001 gram.

Bagian-Bagian Alat

a. Pintu
Pintu dibagi menjadi 3, Pintu sebelah kiri berfungsi untuk melindungi sampel dari angin
dan debu salin itu untuk memudahkan bekerja menggunakan tangan kiri.
Pintu sebelah atas berfungsi untuk melindungi sample dari angin dan debu, selain itu untuk
memudahkan menimbang sampel berupa cairan.
Pintu sebelah kanan berfungsi untuk melindungi sampel dari angin dan debu, selain itu
untuk memudahkan bekerja menggunakan tangan kanan.
b. Kaki Timbangan
Kaki timbangan digunakan untuk mengatur neraca agar dalam posisi stabil.
c. Sampel Pan
Sampel pan digunakan sebagai tempat sampel yang akan ditimbang. Sampel pan ini juga
bisa dibersihkan dengan menggunakan kuas.
d. Tombol Pengatur
Tombol pengatur diantaranya adalah tombol On/Off, mode, tar atau re-zero. Tombol
On/Off berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan neraca.
Tombol mode berfungsi untuk mengubah satuan dalam proses penimbangan, dan tombol
Tare/Re-Zero berfungsi untuk mengatur neraca agar kembali dalam posisi netral.
Cara Kerja Alat
6. Letakkan wadah bahan seperti gelas arloji di atas neraca
7. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut dengan menekan tombol Tares
8. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian wadah timbangan
9. Baca dan catat nilai yang tertera pada layar monitor neraca
10. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
Cara Perawatan

4. Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat dibersihkan


menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
5. Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water pass, dengan
mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di water pass tepat berada
di tengah
6. Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan membiarkan dahulu
pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa kali. Jika goyangan maksimum ke
kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh maka neraca dalam keadaan setimbang.
Cara Penyimpanan

1. Letakan timbangan pada tempat yang datar.


2. Hindari meletakan suatu barang di atas timbangan apabila sedang tidak digunakan.
3. Jauhkan timbangan pada alat elektronik lainnya.
4. Simpan pada tempat yang sejuk dan jauhkan dari sinar matahari secara langsung.
Defenisi Alat
Pinset (serapan dari bahasa Belanda: pincet) adalah perkakas tangan yang digunakan untuk
menjepit benda terlalu kecil yang susah dipegang dan digenggam dengan jari manusia.
Pinset berbentuk penjepit kecil yang umumnya digerakkan oleh ibu jari dan telunjuk. Benda
ini kemungkinan besar ditiru dari pencapit yang digunakan untuk mengambil atau menahan
benda panas. Pinset adalah alat medis yang terbuat dari besi anti karat atau plastik sekali
pakai. Pinset mempunyai banyak bentuk, tapi secara umum terbagi menjadi dua bentuk
utama yaitu:
a. Pinset yang terdiri dari dua bilah yang salah satu ujungnya saling menempel dan ujung
lainnya dapat bergerak bebas satu sama lain. Cara kerjanya hampir mirip dengan sumpit
makan.
b. Pinset yang berbentuk seperti gunting, tetapi tidak ada mata pisaunya, pipih saja. Pinset
seperti ini biasanya mempunyai alat pengunci di bagian gagangnya, hal ini dibutuhkan saat
perlu menjepit benda atau jaringan dalam waktu yang lama. Alat pengunci tersebut
berbentuk dua besi yang saling terkait. Kekuatan penguncian biasanya ada tiga, kuat,
sedang, dan lemah. Untuk membuka kunci cukup menekan gagang saling mendekat
kemudian menggeser ke samping berlawanan satu sama lain, lalu melepaskan kedua gagang
tersebut.
Fungsi Alat
1. Membantu proses menjahit luka dan menjepit kasa sewaktu menekan luka.
2. Sebagai media atau sarana manipulasi dan pemindahan sampel atau bahan di skala kecil
atau mikroskopis.
3. Untuk memegang dan mengambil sampel atau bahan dengan sifat sensitif atau rapuh.

Bagian-Bagian Alat

1. Pinset Anatomi berbentuk pinset dengan ujung yang lancip


2. Bentuk dan besarnya sama dengan pinset biasa tapi kedua ujungnya lurus
3. Terdapat garis-garis horizontal di bagian ujung di kedua belahnya
4. Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus.
Cara Kerja Alat
Tekan pada bagian tengah (bagian yang bergerigi / bergaris-garis) dengan menggunakan
tiga jari ; ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah (sama halnya seperti memegang sumpit).
Cara Perawatan
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit.
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih.
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan.
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator (alat
pensteril) selama 15-20 menit.
Cara Penyimpanan
Dalam menyimpan alat ini sebaiknya ditempatkan ke wadah khusus. Jika mudah kontak
dengan lingkungan luar atau terbuka rentan terkena debu. Selain itu risiko kontaminasi atau
kerusakan juga lebih besar. Apalagi ada bagian alat yang lebih tajam. Jika tidak tersimpan
dalam kontak kamu juga menimbulkan resiko terluka. Tempat penyimpanan sebaiknya
memiliki bantalan pada bagian dalam. Spon memiliki cekungan atau lekukan agar antar
penjepit tidak saling berbenturan. Simpan kotak pinset ini di ruangan yang sejuk seperti
meja-meja.
Defenisi Alat

Mortar dan Pestle atau dalam bahasa Indonesia disebut Lesung dan Alu merupakan alat
laboratorium yang terbuat dari porselin. Digunakan untuk menggerus atau menghaluskan
sampel padatan/kristal menjadi serbuk. Bentuknya sangat mirip seperti lumpang. Mortar dan
alu terbuat dari bahan porselin atau keramik yang membuatnya terlihat mirip dengan cawan
porselin ataupun krusibel. Mortar dan alu adalah sepasang alat laboratorium yang
penggunaanya tidak dapat dipisahkan berdasarkan fungsinya.

Fungsi Alat

7. Menyatukan bahan kimia


8. Menghancurkan bahan kimia
9. Menghaluskan bahan organic
10. Membuat pasta atau bubuk
11. Mempersiapkan sampel analisis
Bagian-Bagian Alat

10. Mortar untuk menampung bahan kimia


11. Pastle untuk menumbuk bahan kimia
Cara Kerja Alat

Cukup letakkan obyek penelitian yang akan dihaluskan dan atau dihancurkan pada mortar,
seperti akar tanaman, biji-bijian, obat-obatan, makanan dan lain sebagainya, lalu obyek
tersebut dihaluskan dengan menggunakan alu atau pestle tersebut. Perlu diperhatikan bahwa
dalam melakukan penghancuran obyek penelitian tersebut sebaiknya dalam kendali dua
tangan. Satu tangan memegang mortar dansatu tangan lainnya memegang pestle sebagai alat
penghancur obyek eksperimen dalam penelitian.
Cara Perawatan

Cuci dengan air dan sabun sebelum dan sesudah digunakan untuk menghilangkan beberapa
zat atau kotoran.

Cara Penyimpanan

Disimpan di tempat yang aman, mudah dicari dan mudah diambil.

Defenisi Alat

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama lebih 15 menit.

Fungsi Alat

1.melakukan sterilisasi pada wadah dan benda-benda laboratorium yang digunakan untuk
penelitian

2.mematikan bahan-bahan berbahaya pada limbah medis sebelum di buang

3.mensterilkan perawatan medis yang digunakan di bidang kedokteran

Bagian-Bagian Alat

1.Tombol ON/OFF

2.Tombol pengatur waktu(timer)

3.Pengatur suhu(control suhu)

4.Katup uap(steam valve)

5.pengukur tekanan

6.Katup pengaman

7.Termometer

Cara Kerja Alat

1. Cek volume air dalam autoklaf dan pastikan tinggi air pada batas yang telah ditentukan
2. Masukkan benda yang akan disterilisasi sesuai kebutuhan,lalu tekan tombol start
3. Tunggu hingga proses sterilisasi selesai dan suhu autoklaf dingin
4. Pindahkan objek dari autoklaf ke luar
5. Kosongkan autoklaf dari objek apapun yang sudah disterilisasi
6. Jika tidak digunakandalam waktu dekat,kosongkan pula air pada wadah penampung
7. Cabut autoklaf dari sumber listrik
Cara Perawatan

7. Gunakan dengan standar prosedur yang benar


8. Perhatikan kestabilan listrik anda
9. Gunakan air suling selama proses pensterilan dan pencucian
10. Alat perkakas yang akan disteril harus dicuci terlebih dahulu
11. Susunan alat yang akan disteril harus rapid an tidak terlalu padat
12. Pastikan pintu autoklaf tertutup rapat sebelum proses sterilisasi di mulai
13. Bersihkan bagian dalam dan luar autoklaf secara berkala
14. Periksa dan ganti seal pintu secara berkala
15. Pastikan suhu dan tekanan autoklaf sesuai dengan standar yang ditentukan
10.Lakukan kalibrasi autoklaf secara berkala

Cara Penyimpanan

1. Simpan autoklaf pada tempat yang kering


12. Gunakan sesuai dengan standar prosedur yang benar
13. Lakukan kalibrasi autoklafmaksimal satu tahun sekali
14. Bahan atau alat yang disterilisasi di bungkus dengan baik
15. Mencabut aliran listrik setelah autoklaf digunakan
16. Pengurasan air pada autoklaf setelah digunakan
Defenisi Alat

Konsentrator vakum, atau evaporator vakum, adalah alat laboratorium yang digunakan untuk
mengkonsentrasikan larutan atau sampel cairan dengan menghilangkan sebagian pelarut atau cairan
lainnya dari sampel tersebut melalui penguapan dengan pengaturan tekanan vakum. Ini memungkinkan
peningkatan kepekatan zat yang diinginkan dalam sampel sambil mengurangkan volume pelarutnya.
Proses pengkonsentrasian vakum melibatkan pengurangan tekanan di dalam alat, yang menurunkan titik
didih pelarutnya, sehingga memungkinkan pelarut untuk menguap pada suhu yang lebih rendah daripada
pada tekanan atmosfer. Ini membantu dalam pemisahan pelarut dari komponen yang dikonsentrasikan
dalam sampel. Konsentrator vakum sering digunakan dalam berbagai bidang ilmu, termasuk kimia,
biologi, dan ilmu lainnya, untuk berbagai aplikasi seperti pemurnian senyawa, pengurangan volume
sampel, dan persiapan sampel untuk analisis lebih lanjut.

Fungsi Alat

Fungsi utama dari konsentrator vakum adalah mengkonsentrasikan atau mengurangkan


volume larutan atau sampel cairan dengan menghilangkan sebagian pelarut atau cairan
lainnya dari sampel tersebut. Berikut ini beberapa fungsi utama dari alat ini:

1. **Pengurangan Volume**: Konsentrator vakum memungkinkan pengurangan volume sampel


cairan dengan cara menghilangkan pelarut secara efisien. Ini sangat berguna dalam
mengkonsentrasikan senyawa atau molekul yang diinginkan dalam sampel, meningkatkan
kepekatan mereka.

2. **Pemisahan Komponen**: Dengan mengurangkan pelarut dari sampel, konsentrator vakum


dapat digunakan untuk memisahkan berbagai komponen dalam sampel. Ini berguna dalam
analisis kimia dan biokimia.

3. **Persiapan Sampel**: Alat ini sering digunakan dalam persiapan sampel sebelum analisis
laboratorium lebih lanjut, seperti analisis spektrometri massa atau kromatografi cair kinerja
tinggi (HPLC).

4. **Pemurnian Senyawa**: Konsentrator vakum digunakan untuk memurnikan senyawa kimia


dengan menghilangkan senyawa pengotor atau pelarut lainnya. Ini berguna dalam sintesis kimia
dan penelitian kimia.

5. **Menghindari Degradasi**: Pengurangan volume dengan konsentrator vakum sering lebih


lembut daripada metode pengeringan dengan panas, sehingga dapat membantu menghindari
degradasi atau perubahan struktur senyawa yang sensitif terhadap panas.

6. **Efisiensi Waktu dan Sumber Daya**: Alat ini membantu dalam menghemat waktu dan
sumber daya karena memungkinkan pengurangan volume secara cepat dan efisien.

7. **Analisis Laboratorium**: Konsentrator vakum digunakan dalam berbagai jenis analisis


laboratorium, termasuk analisis kimia, biokimia, mikrobiologi, dan banyak lagi.

Bagian-Bagian Alat

Berikut adalah bagian-bagian utama dari konsentrator vakum:

1. **Chamber (Kamar)**: Ini adalah bagian utama dari alat yang berisi sampel cairan atau larutan
yang akan dikonsentrasikan. Kamar ini seringkali dilengkapi dengan rak yang dapat menampung
wadah sampel.

2. **Rotary Evaporator**: Rotary evaporator adalah komponen yang digunakan untuk memutar
wadah sampel dalam kamar. Ini juga dapat dikendalikan suhunya untuk mengatur tingkat penguapan
pelarut.

3. **Condenser (Kondensor)**: Kondensor adalah komponen yang digunakan untuk mengkondensasi


uap pelarut yang menguap dari sampel kembali menjadi cairan. Biasanya, ini adalah perangkat yang
berisi cairan pendingin atau memiliki suhu yang lebih rendah daripada suhu kamar.

4. **Vacuum Pump (Pompa Vakum)**: Pompa vakum digunakan untuk menciptakan tekanan rendah
dalam kamar. Ini membantu mengurangkan tekanan dan menurunkan titik didih pelarut,
memungkinkan penguapan yang lebih cepat.

5. **Bath (Pemanas)**: Bagian ini dapat berisi minyak pemanas atau cairan lain yang digunakan
untuk mengatur suhu sampel saat proses pengurangan volume. Pengaturan suhu ini membantu
mengontrol penguapan pelarut.

6. **Controller (Kontroler)**: Alat ini memiliki panel kontrol yang digunakan untuk mengatur suhu,
kecepatan rotasi, tekanan vakum, dan parameter lainnya yang diperlukan untuk proses konsentrasi.
7. **Receiver Flask (Wadah Penerima)**: Ini adalah wadah yang digunakan untuk menampung
pelarut yang telah dikondensasi kembali dari uap. Ini adalah tempat pelarut yang dapat digunakan
kembali.

8. **Glassware (Alat Kaca)**: Konsentrator vakum biasanya menggunakan berbagai jenis alat kaca,
seperti labu, kondensor, dan pipa-pipa, untuk mengalirkan sampel dan pelarut serta mengkondensasi
uap.

9. **Monitor (Pemantau)**: Beberapa model konsentrator vakum dilengkapi dengan monitor atau
layar yang menampilkan data penting seperti suhu, tekanan, dan kecepatan rotasi.

Cara Kerja Alat

1. **Persiapan Sampel**: Sampel cairan atau larutan yang akan dikonsentrasikan ditempatkan dalam
kamar atau wadah yang disiapkan dalam konsentrator vakum. Biasanya, wadah ini berada di bawah
rotary evaporator.

2. **Pengaturan Suhu**: Suhu dalam kamar pengkonsentrasi (evaporator chamber) diatur sesuai dengan
kebutuhan. Ini akan tergantung pada sifat pelarut dan komponen yang dikonsentrasikan. Pengaturan suhu
ini membantu mengendalikan tingkat penguapan pelarut.

3. **Pengaturan Tekanan Vakum**: Pompa vakum diaktifkan untuk menciptakan tekanan rendah dalam
kamar. Tekanan rendah ini menurunkan titik didih pelarut, sehingga pelarut dapat menguap pada suhu
yang lebih rendah daripada pada tekanan atmosfer.

4. **Rotasi**: Rotary evaporator mulai memutar wadah sampel di dalam kamar. Pengaturan suhu dan
rotasi bekerja bersama untuk memungkinkan pelarut menguap dari sampel.

5. **Kondensasi Uap**: Uap pelarut yang menguap dari sampel naik dan masuk ke kondensor, yang
seringkali berisi cairan pendingin atau memiliki suhu yang lebih rendah. Di kondensor, uap pelarut
mengalami kondensasi dan berubah menjadi cairan kembali.

6. **Pengumpulan Cairan**: Cairan hasil kondensasi (pelarut yang telah dikumpulkan kembali)
mengalir ke dalam wadah penerima (receiver flask) yang terletak di bawah kondensor.

7. **Hasil Konsentrasi**: Selama proses ini, pelarut terus menguap dan dikondensasi kembali,
sedangkan komponen yang dikonsentrasikan dalam sampel cairan semakin meningkat kepekatanannya.

8. **Selesai**: Proses berlanjut hingga tingkat konsentrasi yang diinginkan tercapai atau sampel telah
dikurangi volume sesuai kebutuhan. Setelah selesai, wadah penerima berisi cairan hasil kondensasi dapat
digunakan atau dianalisis lebih lanjut.

Cara Perawatan

1. **Pembersihan Berkala**: Bersihkan bagian-bagian alat, terutama bagian kaca seperti kondensor,
dengan lembut menggunakan pelarut yang sesuai. Pastikan untuk membersihkan semua sisa sampel yang
mungkin menempel pada permukaan kaca. Jangan menggunakan bahan abrasif atau pelarut yang bisa
merusak kaca.

2. **Periksa Keketatannya**: Pastikan semua konektor dan klep pada sistem vakum berfungsi dengan
baik dan bebas kebocoran. Periksa selang-selang dan segel-segel untuk memastikan tidak ada kebocoran
udara atau vakum yang merugikan kinerja alat.

3. **Periksa Seal O-Ring**: Seal O-ring adalah komponen penting yang membantu mencegah
kebocoran vakum. Pastikan O-ring dalam kondisi baik, tidak ada kerusakan atau keausan. Ganti O-ring
jika diperlukan.

4. **Pemeliharaan Pompa Vakum**: Jika konsentrator vakum dilengkapi dengan pompa vakum terpisah,
lakukan perawatan rutin sesuai panduan produsen untuk pompa tersebut. Ini termasuk penggantian
minyak vakum, pembersihan filter, dan perawatan berkala lainnya.

5. **Penggantian Consumable**: Beberapa komponen seperti pelarut penampung (receiver flask) atau
pelarut pendingin dalam kondensor mungkin perlu diganti secara berkala.

6. **Kalibrasi dan Pemeliharaan Suhu**: Pastikan suhu pengaturan dan pengukuran sesuai dengan yang
diinginkan. Lakukan kalibrasi suhu secara berkala jika diperlukan. Gunakan termometer yang baik untuk
memantau suhu secara akurat.

7. **Pelumasan**: Beberapa bagian alat mungkin memerlukan pelumasan. Pastikan untuk mengikuti
petunjuk produsen tentang jenis dan frekuensi pelumasan yang diperlukan.

8. **Pemeliharaan Elektronik**: Jika alat memiliki komponen elektronik atau kontroler, pastikan untuk
menjaga kebersihannya dan hindari paparan kelembaban yang berlebihan atau gangguan lainnya.

9. **Pemeriksaan Keselamatan**: Pastikan sistem vakum dan alat terkait mematuhi standar keselamatan
yang berlaku, termasuk pemutusan darurat jika terjadi kebocoran atau masalah serupa.
10. **Pelatihan Pengguna**: Pastikan pengguna alat terlatih dan memahami penggunaan yang benar,
perawatan berkala, dan tindakan darurat jika terjadi masalah.

11. **Catat Riwayat Perawatan**: Selalu catat semua tindakan perawatan yang telah dilakukan,
termasuk penggantian suku cadang, perbaikan, dan kalibrasi, bersama dengan tanggalnya. Ini dapat
membantu dalam pemeliharaan yang efisien.

Cara Penyimpanan

1. **Pembersihan**: Sebelum menyimpan alat, pastikan untuk membersihkan semua bagian alat dengan
baik. Bersihkan sisa-sisa sampel, pelarut, atau kotoran lainnya dari bagian-bagian alat, terutama yang
berada dalam kontak langsung dengan sampel.

2. **Keringkan dengan Baik**: Pastikan bahwa alat dan semua komponennya, termasuk bagian kaca,
sudah benar-benar kering sebelum penyimpanan. Kondensasi atau kelembaban dapat merusak komponen
kaca.

3. **Penyimpanan di Tempat yang Sesuai**: Simpan konsentrator vakum di tempat yang bersih, kering,
dan bebas dari debu. Jauhkan dari sumber kelembaban yang tinggi, sinar matahari langsung, atau
perubahan suhu yang drastis.

4. **Penutup dan Pelindung**: Jika alat memiliki penutup atau tutup pelindung, pastikan untuk
menggunakannya saat tidak digunakan. Ini akan membantu melindungi bagian-bagian alat dari debu dan
kontaminan lainnya.

5. **Periksa dan Pastikan Aman**: Sebelum menggunakan kembali alat setelah penyimpanan, lakukan
pemeriksaan visual untuk memastikan tidak ada kerusakan atau masalah lain yang terjadi selama
penyimpanan.

6. **Pemeliharaan Berkala**: Meskipun alat dalam penyimpanan, tetap lakukan pemeliharaan berkala
sesuai panduan produsen. Ini dapat mencakup perawatan rutin seperti pelumasan, penggantian suku
cadang yang diperlukan, atau kalibrasi.

7. **Rak Penyimpanan**: Simpan alat di rak khusus atau tempat penyimpanan yang dirancang untuk
alat laboratorium. Ini akan membantu melindungi alat dari guncangan atau kerusakan saat disimpan.
8. **Labelisasi**: Labeli alat dengan jelas dengan informasi identifikasi seperti nama alat, tanggal
penyimpanan, dan catatan perawatan yang terakhir dilakukan.

9. **Lindungi Kabel dan Selang**: Pastikan untuk melindungi kabel listrik dan selang vakum dari
kerusakan fisik atau tekanan saat disimpan. Gulung kabel dengan rapi dan amankan selang vakum agar
tidak terjepit atau tertarik.

10. **Dokumentasi**: Selalu simpan petunjuk penggunaan, catatan perawatan, dan catatan lainnya yang
berkaitan dengan alat bersama dengan alat tersebut. Ini akan membantu dalam melacak riwayat
perawatan dan penggunaan alat.

Defenisi Alat
Labu destilasi atau lebih dikenal sebagai labu destilasi fraksional atau labu fraksinasi adalah alat
laboratorium yang berbentuk bejana dengan dasar bundar dan leher . Alat labu destilasi ini biasa
digunakan untuk proses destilasi dengan pemisahan campuran melalui penguapan dan kondensasi.
Cairan dengan titik didih lebih rendah menguap terlebih dahulu dan kemudian naik melalui leher dan ke
bagian samping labu, dimana cairan akan mengembun dan terkumpul secara terpisah.
Fungsi Alat
Sesuai dengan namanya, labu destilasi digunakan untuk proses destilasi melaui pemisahan campuran.
Sebenarnya, labu destilasi ini memiliki fungsi yang sama dengan alat retort. Namun, labu destilasi
memiliki keuntungan dibandingkan retort, yaitu bagian leher yang berbentuk vertikal akan
mempermudah dalam memasukkan cairan. Bagian leher pada labu destilasi juga bisa sebagai ruang
untuk termometer ketika akan mengukur suhu larutan. Selain untuk fraksinasi dan destilasi, labu
destilasi juga digunakan untuk beberapa hal, seperti :
 Pemanasan atau perebusan cairan.
 Sebagai wadah ekstraksi pada alat rotary evaporator.
 Penyimpanan media kultur.
 Persiapan standar fase gas.
Bagian-Bagian Alat
Pada prinsipnya alat destilasi basah terdiri dari empat bagian :
1. Bagian penghasil panas,
2. Bagian di mana terjadi proses penyulingan,
3. Bagian pengembun dan
4. Bagian pemisah bahan yang disuling dari komponen zat yang lain.
Cara Kerja Alat
Langkah-langkah penggunaan labu destilasi secara umum
 Perakitan Labu Destilasi
Pasang labu destilasi pada sumber pemanas dan pastikan kondensor terhubung dengan baik.

 Persiapan Campuran
Masukkan campuran zat yang akan dipisahkan ke dalam labu destilasi.

 Pengaturan Pemanasan
Nyalakan sumber pemanas dan panaskan campuran dengan perlahan., pastikan memantau pengukur suhu
untuk mengawasi kenaikan suhu selama distilasi.
 Pengawasan Proses Distilasi
Selama proses distilasi berlangsung, perhatikan perubahan suhu dan pemisahan distilat.

 Pengumpulan Distilat
Distilat yang menguap akan mengalir ke kondensor dan kemudian berubah menjadi cairan di labu
penampung.

 Pemantauan Suhu
Pastikan suhu tetap di kisaran yang sesuai untuk menghindari dekomposisi atau reaksi yang tidak
diinginkan.

 Penghentian Proses
Setelah distilasi selesai atau komponen yang diinginkan telah terkumpul, matikan sumber pemanas dan
biarkan labu destilasi mendingin.
Cara Perawatan
1. Labu destilasi harus bersih dan kering sebelum digunakan. Untuk membersihkan termos, bilas
dengan air hangat dan sabun. Bilas labu beberapa kali dengan air suling untuk menghilangkan
sisa sabun. Untuk mengeringkan labu, letakkan terbalik di atas handuk bersih dan biarkan
mengering.
2. Sebelum digunakan, labu destilasi harus dirakit. Untuk melakukan ini, masukkan corong kaca ke
leher labu. Corong harus pas, tetapi tidak terlalu kencang sehingga sulit dilepas. Tempatkan labu
penerima di bawah corong.
3. Untuk menggunakan Labu Destilasi, tambahkan cairan yang akan didestilasi ke dalam labu.
Letakkan labu di atas sumber panas dan panaskan cairan hingga mulai mendidih. Saat cairan
mendidih, uap akan naik ke leher labu dan masuk ke corong. Uap ini kemudian akan mengembun
di labu penerima.
4. Setelah Destilasi selesai, lepaskan labu penerima dan biarkan hingga dingin. Cairan tersebut
kemudian dapat dituang ke dalam wadah penyimpanan.
Cara Penyimpanan
Dikeringkan dan disimpan dalam lemari dengan posisi tegak.
Defenisi Alat

Buret adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk silinder. Kemudian alat ini
memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian bawahnya. Sumbatan keran ini berguna untuk
menjaga tetesan sejumlah reagen cair dalam eksperimen. Tentunya diperlukan presisi paling terbaik
agar jumlah tetesan berada di ukuran yang tepat, seperti dalam eksperimen titrasi. Inilah yang
membuat bentuk dari buret sendiri cukup unik.
Ya, jika dilihat sekilas, buret seperti alat tetes dengan penambahan sumbatan keran saja di bawahnya.
Namun kemampuannya sangatlah baik, tergantung dari konstruksinya. Buret kelas A bahkan
memiliki akurasi sampai 0,05 cm3.
Selain itu, buret juga bisa didefinisikan sebagai alat untuk kimia analitik dalam mengeluarkan
variabel atau jumlah terukur dari larutan kimia.
Fungsi Alat

C. Meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang tentunya memerlukan presisi, seperti
eksperimen titrasi.
D. Mengukur volume suatu cairan atau gas.
Bagian-Bagian Alat

a. Ujung buret
b. Skala buret
c. Kran buret
Cara Kerja Alat

5. Buret harus di tes terlebih dahulu sebelum digunakan agar mengetahui apakah Buret bocor
atau tidak sehingga memastikan laboran bisa menggunakannya untuk proses titrasi
6. Setelah itu, dilanjutkan dengan mengisi dengan reagen, larutan, ataupun zat cair sampai
mencapai volume skala nol pada Buret.
7. Pastikan tidak ada air yang menempel pada dinding-dinding Buret. Kenapa? Jika air masih
menempel pada dinding Buret maka akan mempengaruhi hasil titrasi. Mengingat, air sifatnya
akan mengencerkan
Defenisi Alat larutan yang kita masukkan ke dalam Buret.
Sentrifus (centrifuge) adalah alat yang menempatkan objek dalam rotor berotasi pada
sumbu tetap dan menerapkan potensi gaya tegak lurus terhadap sumbu spin (luar).
Sentrifus (centrifuge) merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan partikel-
partikel objek berdasarkan perbedaan massa jenis dengan proses sedimentasi. Dengan
penggunaan alat sentrifus (centrifuge) ini, objek yang hendak diteliti akan terbagi
menjadi beberapa fase yaitu antara lain supernatant (berupa cairan) dan pellet (organel
yang mengendap). Semakin cepat perputaran rotor, maka akan semakin banyak
sedimentasi yang
terbentuk. Tergantung objek dan perbedaan massa jenis tentunya.
Fungsi Alat
Centrifuge berfungsi untuk memisahkan molekul (partikel) suatu larutan antara yang
terlarut (filtrate) dengan organel yang mengendap (substrat), melalui proses pemutaran
melingkar
(sentripetal) berkecepatan tinggi.
Bagian-Bagian Alat
1. Chamber. Bagian ini merupakan bagian yang berfungsi untuk menampung
sampel. Dan merupakan bagian terluar dari motor dan rotor.
2. Motor. Bagian ini berfungsi untuk meletakkan tabung sampel yang akan diputar.
Motor ini juga yang akan melakukan proses pemutaran dengan prinsip gaya
sentrifugal.
3. Rotor. Merupakan komponen yang berisi tombol seperti on/off, pengatur
kecepatan dan timer (pengatur waktu).
4. Lid/Penutup. Merupakan bagian atas centrifuge. Penutup ini bersifat otomatis.
Jadi, penutup tidak bisa dibuka jika proses pemisahan belum selesai.
5. Body. Bentuk dari body alat ini berbeda-beda sesuai jenisnya. Ada yang
berbentuk kotak, silinder, atau juga setengah bola. Fungsi dari body ini adalah
untuk melindungi bagian dalam (motor/rotor/sampel) juga komponen lainnya.
Cara Kerja Alat
1. Preparasi Sampel
Pertama, mempersiapkan sampel larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan
dalam wadah yang sesuai
(tabung atau microtube). Pada tahap ini, tube yang
dipakai bisa berbeda-beda ukurannya, ada yang kecil maupun besar sesuai dengan jenis sampel
dan banyaknya sampel itu sendiri.
2. Menyalakan Alat
Kedua, menyalakan centrifuge dan tekan tombol open untuk membuka penutup centrifuge.
3. Memasukkan Larutan
Ketiga, masukan larutan sampel ke dalam setiap lubang pada rotor centrifuge.
Jangan lupa untuk memperhatikan letak dari sampel larutan yang akan disentrifugasi. Jika lubang
pada rotor pada alat ini tidak terpakai seluruhnya, maka harus menyeimbangkan rotor dengan
memasukkan sampel lain pada lubang rotor. Jika tidak ada sampel, bisa masukkan air.
4. Menutup Centrifuge
Terakhir menutup lid/penutup centrifuge serta atur waktu dan kecepatan rotasi yang diperlukan.
Setelah itu,menekan tombol on, dan centrifuge pun akan bekerja.
Cara Perawatan
1. Bersihkan Secara Teratur
Membersihkan centrifuge secara teratur adalah langkah penting dalam perawatan. Usahakan
untuk membersihkan bagian luar centrifuge dengan kain lembut dan non- abrasif setelah setiap
penggunaan. Hindari penggunaan bahan kimia keras yang dapat merusak permukaan. Selain itu,
lakukan pembersihan menyeluruh pada bagian dalam centrifuge secara berkala dengan mengikuti
petunjuk produsen.
2. Periksa Rotor dan Tabung
Secara rutin, periksa rotor dan tabung centrifuge untuk memastikan tidak ada kerusakan atau
keausan yang terlihat. Jika ada retakan, aus, atau deformasi, segera ganti bagian yang rusak.
Pastikan juga bahwa tabung terkunci dengan baik dan tidak ada benda asing di dalamnya yang
dapat mengganggu kinerja centrifuge.
3. Lindungi Centrifuge dari Getaran
Getaran yang berlebihan dapat merusak komponen centrifuge. Pastikan bahwa centrifuge
ditempatkan pada permukaan yang stabil dan aman. Hindari menempatkan
alat ini di dekat sumber getaran seperti mesin berat atau
alat dengan motor yang kuat. Jika getaran tetap menjadi masalah, pertimbangkan
menggunakan kaki karet atau alat penyerap getaran lainnya.
4. Jaga Kelembaban dan Suhu yang Tepat
SCentrifuge harus dioperasikan dalam lingkungan dengan kelembaban dan suhu yang
sesuai. Pastikan centrifuge ditempatkan di area yang kering dan bebas dari kelembaban
berlebih. Suhu ruangan yang stabil dan sesuai dengan persyaratan produsen akan
membantu menjaga performa optimal dari centrifuge.
5. Lakukan Kalibrasi Rutin
Melakukan kalibrasi rutin pada centrifuge sangat penting untuk memastikan hasil yang
akurat. Centrifuge dikalibrasi secara rutin 1 bulan sekali.
6. Gunakan Peralatan Pelindung
Selama operasional, menggunakan peralatan pelindung seperti sarung tangan, kacamata
pelindung, dan jas lab yang sesuai. Hal ini untuk menjaga centrifuge tetap bersih dari
kontaminasi yang dapat mempengaruhi performa dan keandalannya.
Cara Penyimpanan
1. Centrifuge harus diletakkan di atas meja atau bangku datar yang dapat menopang berat
total unit dan aksesorinya.
2. Alat diletakan pada ruangan bersuhu 20 sampai 30 celcius, celcius, dan kelembaban
kelembaban pada tingkat tingkat 25 sampai 95% tanpa kondensasi.
3. Menempatkan Centrifuge di dekat stop kontak listrik yang sesuai dengan persyaratan
papan nama unit.
4. Memberikan jarak 30 cm pada setiap sisi unit.
5. Jangan meletakkan Centrifuge lab di dekat jendela atau sumber panas karena dapat
mempengaruhi kinerja unit.

Defenisi Alat
Penjepit Tabung Reaksi adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengambil atau
memindahkan tabung reaksi dari satu tempat lain. Tak hanya itu, penjepit ini juga bisa
menjadi alat yang muti fungsi untuk menunjang penelitian di laboratorium. Seperti
mengambil kertas saring atau benda lainnya jika dalam kondisi
yang masih panas.
Fungsi Alat
Seperti yang kita tahu, alat yang satu ini dapat digunakan untuk memindahkan
tabung reaksi ketika melakukan proses pemanasan. Alat ini memiliki bentuk
persegi panjang, dengan pegas yang dipoles nikel dengan diameter 10-25 mm dan
ukuran panjang
18cm.
Bagian-Bagian Alat
1. Berentuk panjang
2. Terbuat dari kayu
3. Berlubang dipinggir untuk mengambil tabng reaksi
4. Ditengh seperti berbentuk segitiga suapaya bisa di tekan dan mengambil tabung
reaksi
Cara Kerja Alat
1. Pastikan siapkan tabung reaksi yang hendak digunakan penjepit
2. jika tabung reaksi dalam kondisi panas, gunakan alat penjepit kayu dengan hati-hati
3. Pegang dengan satu tangan, buka sedikit bagian tengahnya,
kemudian jepit tabung reaksi.
Cara Perawatan
Caranya adalah dengan selalu membersihkannya ketika selesai digunakan. Jika
sudah digunakan, sebaiknya anda membersihkan
alat penjepit ini dengan air biasa.
Cara Penyimpanan
Menyimpannya di tempat yang aman, mudah dicari dan terhindar
dari ruangan yang lembeb.

Defenisi Alat
Neraca Ohaus adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa benda dengan ketelitian
tinggi, yaitu 0,01 gram. Alat ini sering digunakan dalam praktikum laboratorium atau
kegiatan jual beli di pasar tradisional. Neraca Ohaus memiliki prinsip kerja yang
sederhana, yaitu membandingkan massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan
yang ada pada neraca itu sendiri. Anak timbangan ini dapat digeser sepanjang lengan
neraca untuk mengubah kemampuan pengukuran neraca. Massa benda yang diukur dapat
diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi
anak timbangan setelah neraca dalam keadaan seimbang.
Fungsi Alat
1. Fungsi Neraca Ohaus adalah untuk mengukur massa benda atau logam yang digunakan
dalam praktik laboratorium. Kapasitas beban maksimal yang bisa ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Dengan ketelitian yang sangat detail, hasil
pengukuran dari neraca ini dijamin lebih terpercaya.
Bagian-Bagian Alat
1. Tempat Beban ( Load Container)
2. Sekrup Klibrasi ( Calibration Screw)
3. Lengan Neraca
4. Anting Pemberat
5. Titik Nol (Zero Point)

Cara Kerja Alat


1. Lakukan kalibrasi pada neraca ohauss
2. Letakkan objek yang akan diukur diatas Load Container (piringan logam pada
neraca)
3. Putar sekrup di atas piringan neraca, geser ke kanan atau ke kiri untuk mendapatkan
posisi seimbang. Kedua lengan harus berada di posisi yang seimbang, sehingga beban
bisa diukur dengan tepat.
4. Geser anting lengan pemberat dari skala terbesar ke skala yang paling kecil
sampai mencapai titik keseimbangan.
5. Jika ternyata masih belum mencapai titik kesetimbangan, geser anting lengan pemberat
yang memiliki skala lebih kecil dari sebelumnya secara berurutan sampai mencapai
titik keseimbangan.
6. Jika sudah terdapat garis yang sejajar, anda tinggal membaca skala yang didapatkan
dari pengukuran tersebut. Cara membaca neraca ohaus adalah dengan membaca dari
skala yang paling besar atau utama, menuju skala nonius atau hasil penjumlahan dari
angka yang ditunjukan tiap anting lengan pemberat.
7. Langkah terahir ialah dengan menghitung massa benda yang ditunjuk
oleh jarum skala menggunakan rumus Σ Angka pada Lengan
(menjumlahkan semua angka yang ditunjuk oleh jarum skala)
Cara Perawatan
1. Membersihkan dengan tissue kering setiap setelah menggunakan neraca ohaus.
2. Usahakan tidak ada beban yang ada di piringan benda.
3. Menyeimbangkan neraca sampai titik setimbang.
4. Simpan neraca dalam keadaan semua komponen neraca menjadi satu.
5. Jauhkan neraca dari sinar matahari langsung dan jauhkan air
sehingga neraca tidak berkarat.
Defenisi Alat
Statif adalah salah satu dari instrumen peralatan laboratorium non- gelas yang digunakan
sebagai pendukung dalam berbagai proses kimia, termasuk menjepit peralatan gelas seperti
buret dalam proses filtrasi, perlengkapan soxhlet, atau penjepit kondensor pada
proses pemanasan dengan pendingin balik.
Fungsi Alat
1. Menegakkan buret, corong, dan peralatan gas lainnya.
2. Mengatur tinggi peralatan
3. Menjaga posisi stabil
Bagian-Bagian Alat
1. Batang Statif
2. Kaki Statif
3. Klem Statif
4. Tangkai Statif
5. Bosshead
Cara Kerja Alat
Pastikan statif dalam kondisi baik dan tidak rusak. Tempatkan statif pada permukaan
datar dan stabil.
Pasang benda percobaan pada klem dengan baik dan benar.
Setelah benda percobaan terpasang pada klem, pastikan Kembali keseimbangan klem dan
statif.
Cara Perawatan
1. Membersihkan Klem dan Statif setelah digunakan
2. Menjaga kebersihan
3. Melumasi engsel dari klem dan statif dengan pelumas
4. Memeriksa statif secara berkala
Cara Penyimpanan
Letakkan di atas lantai, jangan disimpan di bagian bawah lemari
asap agar statif tidak mudah terkena debu.
Defenisi Alat
Cawan petri merupakan salah satu alat yang ada di laboratorium yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme serta perkembangan sel, bakteri yang hendak dilakukan
penelitian. Cawan petri berbentuk seperti wadah bundar dangkal yang memiliki tutup,
berbahan kaca atau plastik. Umumnya cawan petri memiliki diameter 9 cm dan tinggi 2
cm, namun tak jarang juga ditemukan dalam ukuran yang beragam sesuai dengan
kebutuhan.
Terdapat dua bagian cawan petri yaitu cawan dan tutup.
Fungsi Alat
1. Menumbuhkan mikroorganisme
2. Mengisolasi mikroorganisme
3. Menumdahkan penggunaan alat mikroskop
4. Media kultur
5. Mengeringkan sampel
6. Mengetahui respon terhadap zat kimia atau obat
7. Menguji daya tahan mikroorganisme
Bagian-Bagian Alat
1. Alas/piring/cawan, sebagai wadah penelitian mikrobiologi.
2. Penutup, biasanya pada penutup terdapat lubang kecil atau lubang perforasi yang
berguna sebagai aliran udara sehingga mikroorganisme dapat berkembang dengan baik.
Cara Kerja Alat
1. Membersihkan cawan petri dengan memperlakukan setiap piring bekas dengan pemutih
dan mensterilkannya untuk penggunaan lebih lanjut. Pastikan Anda juga mensterilkan
cawan petri sebelum digunakan.
2. Untuk mengamati pertumbuhan bakteri, mulailah dengan mengisi cawan, sebagai
contoh menggunakan alga merah menggunakan media agar. Media agar mengandung
nutrisi, darah, garam, indikator, antibiotik, dll yang membantu pertumbuhan
mikroorganisme.
3. Lanjutkan dengan menyimpan cawan petri di lemari es dengan posisi terbalik. Saat
Anda membutuhkan piring kultur, keluarkan dari lemari es dan gunakan setelah
kembali ke suhu kamar.
4. Selanjutnya, ambil sampel bakteri atau mikroorganisme lainnya dan tuangkan perlahan
pada media atau gunakan kapas untuk mengoleskannya pada media secara zig-zag.
Pastikan Anda tidak menempelkannya terlalu banyak tekanan karena ini dapat
merusak sampel.
5. Setelah selesai, tutup cawan petri dengan penutup dan tutup dengan benar. Simpan
di bawah sekitar 37ºC selama beberapa hari dan biarkan tumbuh. Setelah beberapa
hari, sampel Anda
akan siap untuk penelitian lebih lanjut
Cara Perawatan
1. Bersihkan tangan dengan sabun dan air atau dengan menggunakan alkohol. Hal ini
sangat penting untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan.
2. Jika menggunakan Cawan petri baru, pastikan untuk membersihkannya dengan alkohol
atau larutan disinfektan sebelum digunakan.
3. Cawan petri biasanya disterilkan Bersama dengan kertas saring di dalamnya.
4. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan, setelah kering dibungkus
dengan kertas putih coklat untuk disterilisasi
dengan oven
Cara Penyimpanan
1. Tutup Cawan petri dengan rapat, lalu simpan Cawan petri dalam suhu yang tepat sesuai
dengan kebutuhan tumbuhnya, biasanya sekitar 37oC selama beberapa hari dan
mikroorganisme akan ditumbuhkan.
2. Pastikan bahwa Cawan petri tidak terkena sinar matahari
langsung atau terkena angin yang terlalu kencang.
Defenisi Alat

Hot Plate
Hematolgy
Lemari asam
adalah
analyzer
adalah
kompor
adalah
tempat
tanam
suatu
penyimpanan
meja
alat yang
portable
bahan
biasakecil
digunakan
yang
yang
bersifat
dilengkapi
oleh
asam
seorang
pekat
satu analisis
atau
di laboratorium.
lebih
Kesehatan
elemen
untuk mengukur
Sebuah
pemanas lemari
dan digunakan
asam
sampel
merupakan
berupa
di laboratorium
darah.
salahAlat
satuini
untuk
jenis
biasaperangkat
melakukan
digunakan ventilasi
dalam
reaksibidang
lokal
kimia,yang
Kesehatan
memanaskan
dirancang
atau
kedokteran.
untuk
sampel,membatasi
dan untuk
Hematology
paparan
berbagai
analyzer
asap,
aktivitas
uapmampu
atau
lainnya.
debu
membantu
berbahayamendiagnosis
atau beracunpenyakit
terhadapyang
bahandiderita
kimia
seorang
yang disimpan
pasien seperti
di dalamnya.
kanker,Perlu
diabetes,
diketahui,
dll. lemari asam disimpan ditempat terpisah dari
Fungsi Alat
bahan bahan umum lainnya. Hal ini dilakukan karena bahan yang disimpan bersifat asam
Fungsi
pekat. Alat
1. Untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
1.
2. Menghitung
Untuk memanaskan jumlah sel sampel
darahdan merah/red
mengeringkan
blood cellsampel
(RBC)
Ketika anda ingin menggunakan
3. Memperceoat reaksi kimia bahan tersebut, diwajibkan untuk menggunakan APD (Alat
2.
4. Mengetahui
Pelindung Diri)konsentrasi
Meningkatkan yang lengkap
efisiensi hemoglobin
kerjaseperti masker, jas lab, sarung tangan, sepatu dan kacamata
untuk mencegahAlat
Bagian-Bagian terjadi hal hal yang tidak dinginkan. Bahan asam pekat jika terkena kulit
3. Mengetahui jumlah hematrocit
akan membuat luka dan bisa menyebabkan jas lab menjadi robek. Penggunaan lemari asam
juga 1. harus
Alas diperhatikan
4. Mengetahui Hot Plate
rerata Atau
volume Top
keadaan Plate
ventilasi
atau jumlah dan penyerapan
sel darah dalam tubuh udaranya agar stabil ketika
2. Knob Atau Tombol Pengatur Suhu
digunakan.
5. Mengetahui
3. Knob Atau rerataTombol
hemoglobin dalamKecepatan
Pengatur bentuk sel
Fungsi
4. HotAlatPlate House
6. Mengetahui rerata hemaglobin dalam bentuk konsentrasi
Cara Kerja Alat
1. Secara umum lemari asam berfungsi untuk menyimpan reagen kimia yang berpotensi
7. Mengetahui lebar pada distribusi sel
membahayakan
1. Tancapkan para
kabeltenaga
power laboratorium
ke sumber listrik.
apabila disimpan atau bercampur dengan udara
luar,sehingga
2. Aktifkan
8. Mengetahui lemari
hotplate
jumlah asam dengan
platelet sanganmenekan
berperantombolpentingON/OFF.
untuk menjaga
3 kestabilan dari reagen
reagen
3. Aturyang suhuberkonsentrasi
yang diinginkantinggi,dan dengan memutar yang tombol
berpeluang
pengaturan
menciptakan
suhu (No.3) kecelakaan
9. Mengetahui
kerja.namun
4. Suhu tersebutplatelet
secara khusus crit dan
akan muncul rerata
karena pada volume
lemari platelet
display
asam(No. serta
memilki lebar distribusinya.
2). 2 jenis berdasarkan saluran udara
nya 5.makaSetiap
fungsinyanilai menjadi
yang ditetapkan
: 69 a.lemariakanasamdipertahankan
ducting :berfungsi
apabila perangkat
menyimpan dimatikan
reagen kimiaatau
Bagian-Bagian Alat
dengan terputus
menjagadari kondisi
hubunganruangan listrik.
lemari asam tetap stabil dengan cara ketika udara masuk
kedalam
Cara Perawatan
1. Tombbol lemarion/ofasam maka langsung
: berbentuk dikeluarkan
warna hitam. melalui
Lalu dekat saluran
tombol pengeluaran
tersebut ada kabel udara khusus
berwarna
menuju
hijau/lainkeyang luarberfungsi
lab/penampungan
untuk grounding.khusus,kelebihan dari jenis
Lalu, di sebelah kiri lemari
belakang asam
alat ini adalah4
terdapat

mengurangiMembersihkan
kabel dengankemungkinan hotplate
warna yanag para sebaiknya
berbeda.pekerja dilakukan
Dan terpapar
juga yang setiap
uapan selesai
reagen
memiliki menggunakan
ketika
fungsi prosesantara
berbeda hotplate.
pemipetan
lain :
reagen
Hijau padaBersihkan
dilakukan dari
inlet (untuk debu
dan kemungkinan dan
cairan diluent), bekas
kecelakaanlarutan
biru pada yang
kerjainlet telah
yang(untuk di panaskan.
akan terjadi
cairansangat
rinse), Pembersihan
kecil,
merahb.lemari
pada
asam dilakukan
tanpa ducting
outlet (untuk dari
pembuangan). semua komponen hotplate baik hotplate house,
memilki fungsi yang sama dengan lemari asam ducting dalam hal knob pengaturan suhu,
knob pengaturan
penyimpanan reagen berkonsentrasi kecepatan, dantinggi,namun
juga top plate.alat ini tidak memiliki saluran udara
2.
namun Menghidupkan
Interface
hanya (ukuran
memiliki besar) : Untuk
hotplate
penyaringan parallel.
setiapatauhari Bagian
akan
filter yang
membuat
tertentu ini berfungsi
berupa mesin untukpenyaringan
hotplate
charcoal,dan mengirim
tetap bekerjadata
ini
dari alat ke
dengancomputer.
baik. Sehingga, mesin hotplate dapat berfungsi
harus tetap dipantau fungsinya dalam menampung uap yang tidak dikeluarkan secara normal. Jika, hotplate jarang
digunakan akan
langsung.keuntungan dapat
jenis merusak mesin hotplateatmosfer
sehinggayang mesin
ada tidak dapatlab.
bekerja
3. Interface (ukuran kecil) :ini adalah
Untuk tidak
melakukan mencemari
scan data. pada luar
dengan baik.
Bagian-Bagian
4. Display Alat
: Nah,display ini berfungsi untuk menampilkan hasil dari proses analisis dengan
Cara Penyimpanan
alat.
1. Keterangan: 1. Sash, Sebuah pintu Yang terbuat dari kaca atau akrilik yang berfungsi
Simpan hot plate stirrer di tempat yang kering dan bersih. Jika larutan menguap pada proses
5. untuk membuka
Tombol navigasi atau menutup
: Tentu berfungsi lemari
untuk asam ketika alat.
menjalankan peletakan reagen atau pemipetan
pencampuran, segera matikan alat dan bersihkan bagian alat yang terkena larutan tersebut.
reagen. 70
Sebaiknya
6. Sampel jangan sembarangan
inletEquipment
: Bagian ini menggunakan pembersih semprot pada alat untuk menghisap
2. 2. Lighting (diterdapat
dalam fume di bawah
hood),dekat display.
merupakan Fungsinya
bagian dari lemari asam untuk
sampel darah
menerangi
Defenisi Alat yang
ruanganakan dilakukan
lemari asam. Analisa.
3. 3.Top Table Alas/meja kerja, Merupakan bagian terpenting untuk peletakan reagen kimia
Cara
KegunaanKerja Alat laboratorium secara umum adalah untuk mengambil obyek / bahan kimia
spatula
yang berkonsentrasi tinggi dan Terbuat dari phenolic resin yang tahan terhadap bahan
yang bersifat
kimia
1. Cara kerja daripadat (serbuk)analyzer
hemtology serta seringkali
itu sendiri digunakan
yaitu sampeluntukdarahmengaduk
di cuci selama pada200proses
kali
pembuatan
4. 4.Sink, larutan
merupakan kimia. Beberapa
bagian khusus aplikasi
yang dari penggunaan
berfungsi sebagai
lalu dicampur dengan hemolizying kemudian aka dihitung Hemaglobin (HB) dan White spatula
Tempat yaitu :
pencucian alat sehabis
uji coba
Blood agar tetap bersih.
Cellpenimbangan
(WBC)nya, kemudian untuk penghitungan
Pada saat sampel untuk analisa kadar air. Red Blood Cell (RBC) dan platelet
5. 5.Faucet, merupakan bagian penting
darah akan dicuci selama 200 kali dan kemudian semua berupa Keran data
air diolah
untuk diproses pencucian yang
mikroprosesor dan
pembilasan
Pengadukan
kemudian akan alat.
dalam proses pelarutan.
ditampilkan dalam monitor atau display
6. 6.Base Cabinet/Storage Cabinet, merupakan bagian bawah lemari asam sebagai Lemari
Memindahkan
Cara Perawatan
atau / mendistribusikan
laci penyimpanan reagen
bahan kimia kimia ketika
lainnya dari satu tempat
bagian atasketelah
tempat yang
terisi lainnya.
penuh.
7. 7.Button
Spatula Operating
secara umum Switches, berfungsidariuntuk pengoperasian lemari asam yang Terdiri
1. Bersihkan alat dari dapat
debu dankita kotoran
temukan secarabahan kayu,
berkala. Halalumunium, dan stainless
ini ditunjukkan agar alatstell,
pun
dari
dimana tombol ON/OFF,
penentuan bahan stop kontak,
spatula power lamp, power lampu.
dapat berfungsi secara baik degantersebut tentunya
benar, juga berdasarkan
tidak didapat aplikasi di
kerusakanya penggunaan
dalamnya. spatula
8. 8.Side Wall, berfungsi sebagai pembatas antara udara luar
tersebut di laboratorium, misalnya jika penggunaan spatula diaplikasikan untuk mengambil dengan udara di
2. laboratorium.berupa
Agar
bahan mesinyang
kimia didalam Dinding
alat
mempunyai yang
selalu tahan jangan
terawatt,
sifat bereaksi terhadap
dengan uap
terlaludan tumpahan
sering
alumunium, makabahan
mrnggunakannya.kimia
spatula terbuat
dariApalagi
bahan
dari
dalam Polyprolylene
jangka waktu 24 jam secara terus
stainless stell dan kayu sebaiknya dipertimbangkan. menerus. Karena hal tersebut dapat merusak alat
9. 9.Air
secara Flow Velocity, berfungsi Untuk mengatur kecepatan aliran udara
perlahan.
10.
Spatula 10.Baffle,
kimia jugaberfungsi
dapat kita untuk Mengatur
temukan dalamaliran udaraukuran
berbagai agar dapat
yang terhisap dengan efektif
bisa teman-teman pilih
3. Simpan pada
olehdengan
sesuai area yang kering.
blowerpenggunaanya, misalnya spatula tersebut akan kita gunakan untuk pembuatan
11.Selalu11.Ducting
larutan
4. standar dimana
jaga suhu (diatas)
bahan
ruangan berfungsi
kimia
agar tetapyangsebagai
stabilingin aliran
kita udara
ambil
ya. Sekiranya hanya
18 berupa
dalam
derajat Sebuah
ukuran 1pipa
celcius. untuk
– 3 gram,
DefenisiAlat : Cawan Porselin (Porselin Cup) terbuat dari keramik atau porselin yang merupakan
sebuah instrument peralatan laboratorium.

Fungsi Alat

1. Mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi.

2. Tempat menumbuk makanan.

3. Mengeringkan dan menguapkan cairan atau larutan.

4. Pemanasan homogen.

5. sebagai tempat penyimpanan sementara.

Bagian-Bagian Alat

1. Mulut cawan

2. Permukaan yang cembung\

3. Dinding cawan

Cara Kerja Alat

1. Pastikan cawan sudah dalam keadaan bersih.

2. Kemudian masukkan sampel yang akan anda lakukan pemanasan

kedalam cawan dengan berhati-hati.

3. Pemanasan dapat dilakukan di nyala api Bunsen ataupun dengan waterbath.

4. Jika sudah sebaiknya kita tak langsung mengambil cawan dengan tangan kosong. Pastikan
gunakan lap atau penjepit kayu agar tangan kita tidak terkena panas dari cawan.

Cara Perawatan

1. Membersihkan dengan sabun dengan air hangat.

2. Hindari penggunaan sikat kasar atau bahan kimia yang abrasive.

3. Pastikan cawan benar-benar kering sebelum menyimpannya.

4. Jaga agar tidak terkena benturan atau kerusakan fisik.

CARA PENYIMPANAN

1. Membersihkan alat sebelum disimpan.

2. Tempatkan alat pada tempat yang sesuai dengan jenis dan fungsi.

3. Rawat secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai