Anda di halaman 1dari 8

II.

STATISTIK DESKRIPTIF
(Materi Kuliah ke-3)

A. Penyajian Data dengan Tabel dan Grafik


1. Penyajian Data dengan Tabel
Penyajian data dalam bentuk tabel berarti pendistribusian frekuensi
dari setiap sekor/ nilai yang merupakan variabel. Distribusi berarti
penyaluran, penyebaran, atau pembagian frekuensi. Sedang frekuensi
berarti keseringan, kekerapan suatu variabel (skor/nilai) muncul dalam
sebuah hasil tes. Suatu hasil tes yang belum disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi belum dapat memberikan informasi yang jelas,
spesifik, dan cepat. Data tersebut masih berserakan sehingga biasa
disebut “data kasar”, data yang belum dapat berbicaira.
Misalkan hasil tes dari 21 orang siswa untuk bidang studi Seni Budaya
dengan jumah soal 40, skornya sebagai berikut:
Ita= 29 Rahman= 28 Ahmad= 24 Nurul= 30 Ansar= 37
Yanti= 28 Fitroh=26 Ufik= 38 Risqi= 31 Irfan= 34
Joko= 34 Imam= 33 Rini= 28 Adam= 31 Rizal= 21
Syarif= 27 Endang= 26 Yayu= 25 Lukman= 27. Vera= 30
Intan= 31
Agar data tersebut di atas dapat memberikan informasi yang efektif dan
efisien maka sebaiknya disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:
Tabel 1. Skor Has il Tes Bidang Studi Seni Budaya
No Skor Tally Frekuensi (f) Ranking ke-
1 38 I 1 1
2 37 I 1 2
3 34 II 2 3,5
4 33 I 1 5
5 31 III 3 7
6 30 II 2 9,5
7 29 I 1 11
8 28 III 3 13
9 27 II 2 15,5
10 26 II 2 17,5
11 25 I 1 19
12 24 I 1 20
13 21 I 1 21
N=21

Penyajian data seperti di atas disebut distribusi frekuensi data


tunggal karena variabelnya yang berupa skor/nilai tunggal (tidak
berkelompok). Dari tabel itu pula dengan mudah kita melihat nilai
tertinggi, terendah, dan nilai yang paling sering muncul, sehingga dalam
waktu singkat dapat memberikan informasi yang lengkap.
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi tunggal hanya efektif
untuk menyajikan data yang jumlah tidak terlalu banyak. Tetapi jika
data itu jumlahnya besar/banyak maka sebaiknya disajikan dalam
bentuk distrusi frekuensi data kelompok.
Misalkan hasil tes 40 orang siswa dalam Mata Pelajaran Pendidikan
Seni (pokok bahasan Sejarah Seni) dengan jumlah soal 50 butir (pilihan
ganda) dengan hasil sebagai berikut:
Akmar=34 Nurul=41 Riski=44 Akbar=32 Budi=30
Ita=39 Hamra=36 Dewi =27 Ahmad=18 Ansar=46
Vera=40 Rahman=35 Amelia=28 Azwar=23 Nila=31
Lisa=35 Arini=33 Hayati=29 Nelly=21 Iqbal=34
Asni=42 Nurdin=36 Intan=30 Arman=29 Rustam=34
Dedi=40 Fitri=36 Hasmira=31 Yanti=26 Syamsu=38
Masna=35 Irfan=28 Mega=31 Aulia=25 Shanty=33
Uci= 40 Nani=38 Fitroh=32 Ufik=48 Imam=25

Untuk menyajikan data tersebut di atas dalam bentuk tabel distribusi


frekuensi data kelompok dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Temukan nilai tertinggi dan nilai terendah. Dari hasil tes di atas nilai
tertinggi 48 dan nilai terendah 18;
2. Hitung rentangannya (range) yakni nilai tertinggi dikurang nilai
terendah; dalam hal ini 48-18=30;
3. Tentukan jumlah kelas interval dengan rumus membagi range
dengan besarnya interval yang ditetapkan ditambah 1.
Range 30
Jumlah kelas (JK) = ------------- + 1 ------------ + 1 = 11
Interval 3

Dalam penetapan jumlah interval disarankan menggunakan jumlah


ganjil, seperti: 3, 5, 7 dst., agar memudahkan penentuan nilai tengah
kelas interval. Jumlah kelas interval yang ‘cantik’ proporsional
berkisar antara 11 s.d. 19.
4. Buat tabel dengan kolom yang berisi nomor urut, kelas interval, tally,
dan frekuensi.
a. Kelompokkan skor tersebut ke dalam kelas interval (jumlah
interval 3), yang dimulai dari nilai paling rendah. Dengan demikian
akan diperoleh pengelompokan nilai 18 – 20, 21 – 23, 24 – 26, 27
– 29, 30 – 32, 33 – 35, 36 – 38, 39 – 41, 42 – 44, 45 – 47, dan 48
– 50. Pengelompokan nilai itu selanjutnya disusun dalam tabel
mulai dari nilai tertinggi di atas hingga pada nilai terendah pada
kelas yang paling bawah pula.
b. Tolly-lah setiap skor ke dalam kelas interval yang memuat
skor/nilai tersebut.
c. Hitunglah banyaknya tolly setiap kelas interval dan tuliskan dalam
bentuk angka pada kolom frekuensi. Selanjutnya jumlahkan
semua angka dalam kolom frekuensi untuk mengetahui jumlah
frekuensi; jumlah populasi yang disimpbolkan dengan N; untuk
data di atas N=40. Perhatikan tabel berikut:

Tabel 2. Data Kelompok Hasil Ujian Mata Pelajaran Pend. Seni


No Kelas Interval Tally Frekuensi (f) fK
1 48 - 50 I 1 40
2 45 - 47 I 1 39
3 42 - 44 II 2 38
4 39 - 41 IIIII 5 36
5 36 - 38 IIIII-I 6 31
6 33 - 35 IIIII-III 8 25
7 30 - 32 IIIII-II 7 17
8 27 - 29 IIII 4 10
9 24 - 26 III 3 6
10 21 - 23 II 2 3
11 18 - 20 I 1 1
N = 40

2. Penyajian Data dengan Grafik


Penyajian data dengan tabel meskipun cukup efektif dan efisien
menyampaikan informasi, namun dari segi visual dianggap kurang
menarik. Untuk itu dikembangkan bentuk penyajian lain, yang di
samping efektif-efisien juga menarik secara visual, yakni dalam bentuk
grafik. Penyajian data dengan grafik memungkinkan ditampilkan
berwarna sehingga akan tampak lebih menarik. Grafik yang lazim
digunakan untuk melukiskan hasil belajar adalah:

a. Histogram
Grafik histogram biasa pula disebut bar diagram, yaitu suatu grafik
yang berbentuk segi empat. Grafik histogram menggunakan batas nyata
dari nilai interval kelas. Batas nyata interval kelas suatu kelas adalah
menambahkan 0.5 pada batas atas interval kelas sebagai batas nyata
atas kelas dan mengurangi 0.5 pada batas bawah interval kelas sebagai
batas bawah nyata dari kelas itu.
Contoh: Interval kelas 18 – 20 ---- batas atas nyatanya adalah 20 +
0.5 = 20.5, dan batas bawah nyatanya adalah 18-0.5= 17.5, demikian
pula kelas-kelas interval lainnya. Dengan mengacu pada hasil tes di
atas maka batas nyatanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Batas Nyata Nilai
No urut Kelas Interval Frekuensi (f)
Bawah Atas Tengah
1 48 - 50 1 47.5 ----- 50.5 49
2 45 - 47 1 44.5 ---- 47.5 46
3 42 - 44 2 41.5 ---- 44.5 43
4 39 - 41 5 38.5 ---- 41.5 40
5 36 - 38 6 35.5 ---- 38.5 37
6 33 - 35 8 32.5 ---- 35.5 34
7 30 - 32 7 29.5 ---- 32.5 31
8 27 - 29 4 26.5 ---- 29.5 28
9 24 - 26 3 23.5 --- 26.5 25
10 21 - 23 2 20.5 ---- 23.5 22
11 18 - 20 1 17.5 ---- 20.5 19
N = 40

Untuk menyajikan tabel di atas dalam bentuk histogram ditempuh


langkah-langkah sebagai berikut:
1) membuat garis absis (horizontal) dan garis ordinat;
2) pada garis absis ditulis batas nyata setiap kelas interval, sedang
pada garis ordinat dibuat jumlah frekuensi;
3) membuat skala pada garis absis maupun pada garis ordinat
sesuai dengan kebutuhan data;
4) membuat segi empat pada garis absis untuk tiap kelas interval
(variabel) sesuai dengan jumlah frekuensinya. Segi empat yang
terbentuk akan saling berhimpit satu sama lain.
9

0 17,5 20,5 23.5 26.5 29.5 32.5 35.5 38.5 41.5 44.5 47.5 50.5

Gambar 1. Grafik Histogram

b. Poligon
Poligon adalah salah satu bentuk grafik yang penyajiannya
menggunakan nilai tengah interval kelas pada garis absis dan frekuensi
pada garis ordinat. Kalau histogram adalah grafik yang berbentuk segi
empat sedang poligon adalah grafik yang berbentuk garis-garis atau
kurva (garis-garis yang telah dilicinkan).

8
7
6
5
4
3
2
1
0
19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49
Gambar 2. Grafik Poligon
Latihan
Sajikanlah hasil ujian berikut ke dalam bentuk tabel, grafik histogram, dan poligon
sehingga lebih mudah dipahami. Gunakan interval 5 dalam membuat tabel.
59 48 53 47 57 64 62 62 65 57 57 81 83
65 76 53 61 60 37 51 51 63 81 60 77 48
71 57 82 66 54 47 61 76 50 57 58 52 57
40 53 66 71 61 61 55 73 50 70 59 50 59
69 67 66 47 56 60 43 54 47 81 76 69 50
Hasil latihan ini dikumpul melalui ketua tingkat.

Anda mungkin juga menyukai