PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Dimasa kini kendaraan merupakan sarana transportasi yang sangat vital
dibutuhkan dalam kehidupan manusia baik dikota maupun dipedesaan.
Dalam menjalankan kendaraan diperlukan sebuah sistem yang dapat
digunakan oleh pengemudi untuk mengatur jalannya kendaraan terutama yang
berhubungan dengan laju dan kecepatan kendaraan, oleh karena itu sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat tetntunya harus dilengkapi oleh
sistem rem, dimana system itu akan berfungsi untuk mengatur lajunya
kendaraan sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi, memperlambat
dan bahkan menghentikan laju kendaraan. Sistem rem ini bekerja melalui
mekanisme gesekan antara tromol atau piringan dan kanvas yang
dihubungkan dengan roda yang berputar.
Dalam pengoperasiannya sistem rem pada kendaraan harus dapat memenuhi
syarat-syarat diantaranya, Dapat bekerja dengan cepat, Apabila beban pada
semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya
pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda,
selanjutnya Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup, serta Mudah
disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.
Pada kendaraan untuk menunjang agar sistem rem dapat bekerja dengan baik
maka mekanismenya semakin dikembangkan agar syarat tersebut tadi diatas
dapat tercapai. Salah satu pengembangannnya yaitu dengan penggunaan
booster rem sehingga dalam melakukan pengereman pengemudi tidak lagi
memerlukan tenaga yang besar untuk menginjak pedal rem untuk
mengoperasikan system rem tersebut, karena dengan adanya penggunaan
booster kevakuman pada mesin dimanfaatkan untuk membantu tenaga dalam
pengoperasian system rem.
Penulis selama menjalani praktek kerja industri di bengkel PT. Agung Toyota
Batu Ampar Batam, beberapa kali menemukan keluhan pelanggan mengenai
1
kerusakan pada bagian sistem rem, dan setelah dilalukan pemeriksaan ternyata
komponen yang mengalami kerusakan yaitu booster rem, oleh karena itu
untuk dapat lebih memahami mengenai pekerjaan perbaikan tersebut sesuai
standar operasional prosedur maka dalam penyusunan laporan ini penulis
mengangkat judul “ Perbaikan Booster Rem” sebagai judul laporan.
2
BAB II
PROSES PRODUKSI/JASA
B. Tiori Singkat
3
II. PRINSIP KERJA
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke
kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston
bergerak ke kiri menekan pegas karena adanya perbedaan tekanan,
menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.
III. KONSTRUKSI
Bagian dalam rem booster dihubungkan melalui check valve ke intake
manifold (satu pompa vakum pada model pada model-model diesel). Bila
mesin dihidupkan, maka booster rem akan terjadi kevakuman
sepenuhnya.
Check valve dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan udara
mengalir dari booster ke mesin. Dengan demikian kevakuman maksimum
dalam booster dapat diatur oleh mesin.
Ruang booster trbagi menjadi dua bagian oleh diaphragm yaitu constant
preassure chamber dan variable pressure chamber.Diaphragm dipasang
ke valve body bersama-sama dengan piston. Booster piston dan valve
body terdorong ke kanan oleh diaphragm spring.
Pada valve body terdapat mekanisme katup. Udara masuk melalui air
cleaner sesuai dengan gerakan operating rod sambil mengatur tekanan di
ruang variable pressure chamber. Push rod berada di sebelah kiri valve
4
body. Ketika pedal ditekan, push rod bergeser ke kiri untuk mengaktifkan
master cylinder.
Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem
Pa bagian yang bergeser (booster body dan valve body : booster body
dan push rod) dilengkapi dengan body seal untuk memelihara kevakuman
di dalam booster.
5
b. Ketika Pedal Rem Ditekan
Bila pedal rem ditekan, valve operating rod akan mendorong air valve,
dan menyebabkan air valve bergerak ke kiri. Control valve yang
menekan air valve oleh control valve spring, juga bergerak ke kiri hingga
menyentuh vacuum valve. Hal ini akan menutup saluran A yang
berhubungan ke saluran B.
Karena air valve makin bergeser ke kiri, maka akan terlepas dari cotrol
valve. Hal ini memungkikan udara luar masuk ke dalam ruang tekanan
variable melalui saluaran B (setelah melalui air cleaner element).
Perbedaan tekanan antara ruang tekanan konstant dengan ruang tekanan
variable menyebabkan piston bergerak ke kiri. Hal ini akan menyebabkan
reaction disc menggerakkan push rod booster ke kiri dan memperbesar
gaya pengereman.
6
c. Dalam Keadaan Ditahan
Bila pedal rem ditekan setengah langkah, maka valve operating rod dan
air valve akan berhenti bergerak tetapi piston amsih bergerak ke karena
adanya perbedaan tekanan. Control valve tetap menyentuh vakum dengan
adanya tekanan control valve spring, tetapi bergerak mengikuti piston.
Ketika control valve bergerak ke kiri dan menyentuh air valve, udara luar
dicegah masuk ke ruang tekanan variable (variable pressure chamber),
dan dengan demikian tekanan di dalam variable pressure chamber stabil.
Sehingga tidak ada perbedaan tekanan antara constant pressure chamber
dan variable pressure chamber. Selanjutnya, piston berhenti bergerak dan
menjaga keadaan gaya pengereman.
d. Maksimum Booster
Bila pedal rem ditekan sepenuhnya, maka air valve membuka penuh dari
control valve. Pada kondisi ini ruang tekanan variable terisi penuh oleh
variable atmosfir dan perbedaan tekanan antara kedua ruang mencapai
maksimum, sehingga efek gaya booster mencapai maksimum. Walaupun
panambahan gaya terhadap pedal rem setelah kondisi ini tidak
memperbesar gaya booster, dan gaya tambahan akan berlaku hanya pada
push rod booster dan memindahkan langsung ke master cylinder.
7
e. Rem Dibebaskan
Bila pedal rem dibebaskan, maka valve operating rod dan air valve
bergerak ke kanan olehpegas balik air valve dan gaya reaksi master
cylinder. Hal ini menyebabkan air valve menyetuh control valve,
menutup saluran udara luar ke ruang tekanan variable. Pada saat yang
bersamaan air valve menekan pegas control valve. Control valve
bergerak ke kiri vacuum valve, menghubungkan saluran A dan saluran B.
Ini memungkinkan vacuum mengalir dari ruang tekanan variable ke
ruang tekanan konstan, dan menyebabkan tekanan di kedua ruang sama
besar. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diaphragm, dan booster
kembali ke posisi “off”.
8
f. Keadaan Tanpa Vakum
Bila tidak ada kevakuman mengalir ke Booster rem disebabkan sesuatu
hal, maka tekanan di kedua ruangan akan sama antara ruang tekanan
konstan (constant pressure chamber) dan ruang tekanan variable
(keduanya akan terisi dengan udara). Bila booster rem dalam keadaan
“off” maka piston dikembalikan ke kanan oleh pegas diaphragm
(diaphragm spring).
Akan tetapi bila pedal rem ditekan, maka valve operating rod akan maju
ke kiri dan mendorong katup udara (air valve), reaction disc dan booster
push rod. Hal ini akan menyebabkan master cylinder piston memberikan
daya pengereman ke roda. Pada waktu yang bersamaan air valve
mendorong valve stopper key yang disisipkan ke dalam valve body.
Piston juga mendesak diaphragm spring dan bergerak ke kiri. Untuk
memungkinkan rem bekerja dibutuhkan tekanan hidraulis yang cukup
besar, tetapi selama booster rem tidak bekerja, maka pedal rem akan
terasa berat.
2. Bahan
Unit Booster Rem
Wadah pembersih
Cairan pembersih
9
Kertas Pasir
Gemuk
D. Gambar Kerja dan Proses Pengerjaan
10
c. Putar bodi depan searah jarum jam
sampai bodi depan dan belakang
saling terpisah
d. Kendorkan mur atas kiri dan kanan
dari SST dan pasangkan balok kayu
diantara bodi depan dan plat atas
e. Kencangkan dengan merata empat
mur pengikat booster untuk
memisahkan bodi depan dan belakang
f. Lepas pegas diaphragma dan batang
pendorong booster
11
8. Lepas plat reaksi dari bodi katup
9. Lepas perapat bodi dari bodi depan
Menggunakan obeng, ungkit ring
sirkular keluar dan lepas perapat bodi
10. Lepas katup check
Lepas katup check dan grommet
12
2. Pasang bodi katup pada bodi depan
Pasang perapat bodi pada posisinya
Ikat perapat bodi dengan ring sirkular
3. Bila perlu pasang katup cek
Pasang gromment dan katup cek
4. Pasang batang pendorong pedal pada
bodi katup
a. Pasang batang pendorong pedal pada
bodi katup
b. Tekan batang pendorong pedal
kedalam bodi katup dan pasang kunci
pembatas
c. Tarik batang pendorong pedal, untuk
memastikan bahwa kunci pembatas
bekerja
5. Pasang plat reaksi pada bodi katup
6. Pasang bodi katup dan diaphragm pada
piston
booster
a. Pasang diaphragma pada piston
booster
b. Pasang bodi katup pada piston
booster
c. Jepit SST pada ragum
13
d. Letakkan rakitan diaphragma pada
SST dan putarkan untuk
memasanganya
7. Pasang perapat bodi pada bodi belakang
Menggunakan SST, pasang perapat bodi
8. Pasang rakitan diaphragma pada bodi
belakang
9. Pasang komponen berikut pada bodi
belakang
a. Elemen serat
b. Elemen spons
c. Karet debu (boots)
10. Rakit bodi depan dan belakang
a. Letakkan pegas dan batang
pendorong pedal pada bodi depan
b. Menggunakan SST tekan pegas
diantara bodi depan dan belakang
14
E. Hasil Yang Dicapai
Setelah melaksanakan pekerjaan perbaikan Booster rem penulis dapat
mengetahui nama-nama komponen serta fungsi komponen pada Booster rem
dan dapat melakukan pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan
pemasangan Booster rem sesuai dengan SOP ( Standard Operasional
Procedur) serta penulis dapat mengetahui komponen-komponen yang rusak
sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan tepat.
F. Perhitungan Biaya
Adapun biaya yang diperlukan dalam melaksanakan perbaikan Booster rem
yaitu:
15
BAB IV
T E M U A N
A. Keterlaksanaan
Pada dasarnya selama melaksanakan prakerin pada Tahun ajaran 2018/2019 di
bengkel Union Service Bireuen, penulis tidak menjumpai hambatan yang
berarti, baik dari segi ilmu pengetahuan maupun dari segi teknik pelaksanaan
dilapangan. Namun demikian ada sedikit permasalahan yang sifatnya tidak
mendasar yaitu terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana praktek disekolah
sehingga saat pelaksanaan prakerin pertama sekali di DU/DI sedikit
mengalami hambatan khususnya pada pekerjaan perbaikan Booster rem,
namun hal itu dapat teratasi karena ketika penulis melaksanakan praktek
dibengkel tersebut memiliki fasilitas, peralatan yang lengkap, memiliki
karyawan yang telah ahli dibidang otomotif, serta adanya interaksi yang baik
antar sesama karyawan sehingga timbul semangat kerja yang tinggi.
1
ketika tamat nanti siswa tidak akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi
ketika telah terjun ke dunia usaha/industri sesungguhnya. Dan untuk
menindak lanjuti pengetahuan dan ketrampilan yang telah penulis dapatkan
ketika melaksanakan kegiatan praktek kerja industri kususnya pada bidang
perbaikan Booster rem penulis akan coba mempelajari dan mencoba agar
mampu juga dalam melakukan perbaikan pada komponen-komponen sistem
rem lain yang lebih rumit.
2
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Prakerin yang ditetapkan bagi setiap siswa di SMK Negeri 1
Bireuen merupakan salah satu langkah penunjang dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan terutama di bidang teknik. Penerapan yang dimaksud
adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam hal praktek
yang telah di dapat malalui pendidikan disekolah saat proses belajar
mengajar. Oleh karena itu penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain :
1. Prakerin adalah salah satu program wajib yang harus dilaksanakan oleh
seluruh Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang ada di Indonesia.
2. Secara khusus Prakerin bertujuan untuk mengimplementasikan dan
mengaplikasikan secara langsung ilmu pengetahuan serta untuk mengukur
sejauh mana penguasaan materi siswa yang telah di dapat melalui
pendidikan selama tiga tahun belajar di SMK Negeri 1 Bireuen.
3. Prakerin merupakan salah satu persyaratan untuk dapat melanjutkan
pendidikan di sekolah.
B. Saran
Dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri ini penulis sangat
menyarankan agar:
1. Bagi siswa yang akan melaksanakan kegiatan Praktek kerja industri benar-
benar dapat memanfaatkan waktu sehingga akan banyak mendapatkan
penglaman kerja secara langsung dan nyata.
2. Kepada pihak sekolah hendaknya memenuhi segala kelengkapan
penunjang praktek di bengkel sehingga ketika siswa melaksanakan
kegiatan praktek kerja industri siswa telah memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai seperti yang dibutuhkan di dunia industri.
3
DAFTAR PUSTAKA
Drs Bagyo Sucahyo, Drs. Darmanto, Soemarsono, B.Sc, Otomotif Mesin Tenaga,
Surakarta, Tiga Serangkai,1997.
Pakpahan. L.B. Ir, Msi, Sukir Drs, Anas. M. Drs. Perbaikan Chasis Kendaraan,
PPPGT Medan, 2003.