Anda di halaman 1dari 23

““POMPA INJEKSI DISTRIBUTOR TIPE VE”

B. Latar Belakang
Perkembangan dunia semakin maju, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan
dunia ini dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan perkembangan jaman
ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga kehidupan
masyarakat lebih layak.
Transportasi juga merupakan bagian dari perkembangan yang terjadi. Karena
transportasi merupakan sarana pendukung berjalannya perkembangan. Transportasi
yang dibutuhkan pada perkembang jaman ini yaitu yang dapat bekerja tanpa henti,
hemat, kuat, dan ramah lingkungan.
Kriteria yang dibutuhkan sangat sesuai dengan mesin diesel. Karena mesin diesel
memiliki karakter kuat, tahan lama, hemat bahan bakar, ramah lingkungan. Maka untuk
sekarang mesin diesel mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dilakukan untuk
mengikuti perkembangan jaman.
Perkembangan pada mesin diesel yang sangat menonjol yaitu mengenai sistem bahan
bakarnya. Yang saat ini terus diteliti yaitu masalah sistem bahan bakarnya agar tercipta
mesin diesel yang minim getaran, bertenaga, hemat bahan bakar, responsive.
Salah satu sistem bahan bakar memiliki komponen utama yaitu pompa injeksi. Pompa
injeksi mempunyai berbagai kontruksi berbagai tipe antara lain Distributor Injection
System(DPA dan VE), Unit Injection System, Pump Controlled Injection System, Common
Rail Injection System.
Dari berbagai tipe kontruksi pompa injeksi yang telah dipaparkan diatas maka penulis
mencoba mengangkat salah satu kontruksi pompa injeksi, yaitu kontruksi pompa injeksi
distributor tipe VE. Karena penulis beranggapan kalau kontruksi pompa injeksi VE
mempunyai kelebihan yaitu lebih halus dan bisa untuk putaran tinggi. Maka judul
makalah ini yaitu : “Pompa Injeksi Distributor Tipe VE”

C. Tujuan Akhir yang Ingin Dicapai


1. Menjelaskan gambaran secara umum pompa injeksi distributor tipe VE
2. Menjelaskan cara kerja pompa injeksi distributor tipe VE
3. Menjelaskan kelemahan dan kelebihan pompa injeksi distribusi tipe VE

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisa Data
1. Gambaran secara umum pompa injeksi distributor VE
Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan mendistribusikan bahan bakar
ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Gambar 1. Pompa Injeksi Distributor Tipe VE

Keterangan:
1) Poros penggerak pompa
2) Pompa pemberi (feed pump)
3) Katup pengatur tekanan
4) Roda gigi penggerak governor
5) Cincin tol
6) Cincin nok
7) Automatic timer
8) Busing pengatur
9) Plunyer
10) Delivery valve
11) Governor
12) Solenoid
13) Penyetel gas maksimal
14) Spunyer
15) Tuas pengatur

Komponen – komponen utama pada pompa injeksi distributor tipe VE :


a. Pompa pemberi (feed pump)
Pada pompa injeksi distributor yang sering digunakan yaitu tipe sudu rotary yang
berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya kedalam ruang
pompa injeksi.
Gambar 2. Pompa Pemberi

b. Katup pengatur tekanan


Katup pengatur tekanan berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar kedalam ruang
pompa sesuai dengan putaran mesin.

Gambar 3. Katup Pengatur Tekanan

c. Plunger dan plat nok (cam plate)


Plunger berfungsi mendistribusikan bahan bakar sesuai dengan FO mesin.
Untuk plat nok berfungsi untuk menekan plunger agar plunger bergerak maju sehingga
mengahasilkan tekanan tinggi pada bahan bakar dan sekaligus bahan bakar yang ditekan
disalurkan untuk didistribusikan ke tiap silinder sesuai FO

Gambar 4. Plunger dan Plat Nok


d. Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan ke dalam ruang bakar.

Gambar 5. Governor

e. Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection timing)
yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.

Gambar 6. Pewaktu Otomatis

f. Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk menutup
aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
Gambar 7. Selenoid Penutup Bahan
Bakar

g. Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa
tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar
dari injektor pada akhir injeksi

Gambar 8. Katup Penyalur

2. Cara kerja komponen – komponen pompa injeksi distributor tipe VE

a. Pompa pemberi (feed pump)


Mekanisme kerjanya yaitu feed pump digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan
selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor yang
tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan bakar akan terisap dan ditekan ke
ruang pompa.
b. Katup pengatur tekanan
Mekanisme kerjanya yaitu memanfaatkan harga tegangan pegas regulating valve.
Dimana ketika tekanan bahan bakar yang dihasilkan feed pump tinggi makan tekanan
bahan bakar akan mendorong piston untuk membuka saluran yang menuju feed pump
kembali, sehingga pada putaran mesin apapun tekanan bahan bakar relative konstan.
c. Pewaktu otomatis
Cara kerjanya yaitu : Pada saat putaran mesin naik, tekanan bahan bakar juga naik torak
terdorong kearah kiri tuas geser akan merubah posisi cincin rol kearah memajukan saat
penyemprotan
Pada saat putaran mesin turun, tekanan bahan bakar juga turun. Torak bergerak kembali
kekanan karena dorongan pegas torak, maka tuas geser mendorong kembali cincin rol
ke posisi nol (tidak ada pengajuan saat penyemprotan)
d. Plunyer dan Plat Nok
Plunyer dan plat nok digerakkan oleh poros pompa (drive shaft). Pompa pemberi dan
plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan
oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok biasanya mempunyai 4 buah
muka nok pada mesin diesel 4 silinder (ini sesuai dengan jumlah silinder mesin), yang
bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila
plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer bergerak 4 kali maju mundur.
Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer
bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu
lubang distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa terdapat 4
saluran distribusi (distribution passage).

e. Governor
Cara kerja governor sebagai berikut
a) Posisi start
Tuas pengatur pada posisi start. Tuas penekan tertarik oleh pegas pengatur. Pegas start
menekan tuas start. Dengan demikian tuas start menggeser posisi bushing pengatur
kearah volume start / volume banyak.
b) Posisi idle
Tuas pengatur pada posisi idle bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle
dan pegas idle. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka bushing pengatur
didorong kearah stop / sedikit. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup. Pegas
idle dan pegas pengatur menarik tuas penekan bushing pengatur didorong kearah
maksimum.
c) Regulasi putaran
Tuas pengatur pada posisi maksimum. Pegas pengatur menarik tuas penekan, bushing
pengatur didorong kearah maks. Putaran mesin naik. Bobot sentrifugal membuka,
putaran mesin dapat stabil, apabila gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pegas
pengatur.
f. Solenoid penutup bahan bakar
Cara kerjanya yaitu :
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang
ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan demikian
solar mengalir masuk keruang tekanan tinggi  mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar  katup
menutup.bahan bakar solar terhenti, sehingga motor mati.
g. Katup penyalur (delivery valve)
Cara kerjanya yaitu : pada saat bahan bakar di tekan keluar dari pompa injeksi tekanan
tinggi maka bahan bakar melawan tekanan pegas katup penyalur, sehingga katup
penyalur terbuka dan menghantarkan bahan bakar menuju injector melalui pipa
penyalur. Dan pada saat tekanan bahan bakar yang diinjeksikan hilang maka bahan
bakar tidak ada tekanan maka pegas katup pengembali menekan katup penyalur dan
katup penyalur tertutup sehingga bahan bakar yang tadi telah diinjeksikan tidak kembali
ke ruang pompa injeksi.

3. Kelemahan dan kelebihan pompa injeksi distributor VE


Dalam pengaplikasian suatu komponen maka harus diketahui kelebihan dan
kelemahannya. Ini dilakukan agar komponen tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Kelemahan pompa Injeksi VE yaitu :
a. Tidak dapat diaplikasikan di mesin besar.
b. Tekanan yang dihasilkan tidak dapat tinggi.
c. Apabila katup selenoit rusak maka akan berpengaruh terhadap tekanan kerja pada
injector.
Kelebihan pompa Injeksi VE yaitu :
a. kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponen-komponennya sedikit
jumlahnya
b. mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi
c. seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar
d. mudah dalam menghidupkan mesin
e. putaran idle yang stabil
f. pelumasan dengan bahan bakar sendiri
g. mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
h. dilengkapi dengan solenoid penghenti bahan bakar
i. alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik konstruksinya dirancang
sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin berputar balik, pompa tidak akan
memberikan bahan bakar ke silinder

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan plunyer tunggal dan bisa
digunakan untuk melayani silinder lebih dari satu, dimana mekanisme kerja dari pompa
tekanan tinggi tipe distributor tipe VE mirip dengan distributor pada motor bensin.
Pompa ini mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan
penginjeksiannya
2. Setiap komponen yang ada pada pompa mempunyai fungsi yang saling berkaitan satu
dengan yang lain dalam melaksanakan kerja dari memompakan bahan bakar sampai
menginjeksikan bahan bakar di ruang bakar.
3. Apabila dibandingkan dengan pompa jenis inline, pompa jenis VE bekerja lebih halus
karena semua mekanisme komponennya direndam dalam bahan bakar. Namun jenis VE
tidak dapat diaplikasikan pada mesin dengan kapasitas besar karena tekanan yang
dihasilkan tidak besar.
POMPA INJEKSI INLINE (sebaris)

Pompa injeksi in line

Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang
cukup melalui kerja elemen pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa pompa injeksi
bahan bakar berupa pompa injeksi sebaris (gambar 19) dan pompa injeksi distributor
(gambar 20).

Gambar . Pompa injeksi sebaris tipe Bosch (PE)

(1) Pompa injeksi sebaris

Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga besar,
karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa melayani
satu silinder mesin.

Gambar 21 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan silinder
(barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan silindernya
sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi,
walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol
(control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini
berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang
dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah.
Plunyer bergerak turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak-
balik ini sesuai dengan cara kerja sebagai berikut (Lihat gambar 22 dan gambar 23)
Gambar 21. Elemen pompa injeksi in line

Gambar 22. Proses kerja elemen pompa injeksi in line

Keterangan:

1= Plunyer 6= Sleeve pengontrol plunyer

2= Silinder (barrel) 7= Pinion pengontrol plunyer

3= Alur pengontrol 8= Plunger driving face


4= Lubang masuk elemen 9= Batang pengatur (control rack)

5= Katup penyalur

Gambar 23. Cara kerja elemen pompa injeksi sebaris

(a) Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang
masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di atas plunyer.

(b) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka
plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan bibir atas
lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui
pipa tekanan tinggi ke

injector.

(c) Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu
dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar terhenti.

(d) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam
ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke
lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.

Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 24.

Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga
sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk
kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian
plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm. Langkah ini
disebut “prestroke” dan pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel baut pada
tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi (injection timing) bahan bakar
keluar pompa.
Gambar 24. Ukuran pada elemen pompa

Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan
control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini berputar bebas
terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control
sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan
besarnya langkah efektif (Gambar 25). Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai
dari tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan
lubang masuk. Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.

Gambar 25. Pengontrolan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan

Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur
(delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar
dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan
bakar dari ruang injector setelah penyemprotan (Gambar 26).
Gambar 26. Katup penyalur

Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan
menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar
menetes yang dapat menyebabkan pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus
pembakaran berikutnya. Cara kerja katup penyalur dapat dilihat pada gambar 27.

(a) Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari
dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa
plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.

(b) Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup
penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur
dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai dudukan
bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.
Pompa Sentrifugal

Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di Hidrokracking
Unibon menggunakan pompa sentrifugal single - stage double suction.

Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :

1. Kapasitas :

 Kapasitas rendah < 20 m3 / jam

 Kapasitas menengah 20 -:- 60 m3 / jam

 Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam

2. Tekanan Discharge :

 Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2

 Tekanan menengah 5 -:- 50 Kg / cm2

 Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2

3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :

 Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing

 Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.

 Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.

 Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.

4. Posisi Poros :

 Poros tegak

 Poros mendatar

5. Jumlah Suction :
 Single Suction

 Double Suction

6. Arah aliran keluar impeller :

 Radial flow

 Axial flow

 Mixed fllow

Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal

Secara umum bagian-bagian utama pompa sentrifugal dapat dilihat sepert


gambar berikut :

Rumah Pompa Sentrifugal

A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.

C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.

E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.

I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.

J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.

K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).

Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap
satuan waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
 Barel per day (BPD)

 Galon per menit (GPM)

 Cubic meter per hour (m3/hr)

Head Pompa

Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau
tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan
panjang.

Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi
aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).

Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli
adalah sebagai berikut :
1. Head Tekanan

Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap.

2. Head Kecepatan

Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
3. Head Statis Total

Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :

Z = Zd - Zs(5)

Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap

Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).

Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction
head).

4. Kerugian head (head loss)

Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan
disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
a. Mayor head loss (mayor losses)

Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan rumus :

Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai fungsi dari
Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative Roughness - ε/D ),
yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.

Sedangkan besarnya Reynolds Number dapat dihitung dengan rumus :


b. Minor head loss (minor losses)

Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.

c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :

Daya Pompa

Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :

1.Daya hidrolik (hydraulic horse power)

Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :
2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)

Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya adalah
lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :

3. Daya Penggerak (Driver)

Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis (effisiensi
transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
Effisiensi Pompa

Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input
atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat
dari pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai