B. Latar Belakang
Perkembangan dunia semakin maju, sehingga semua hal yang mendukung kemajuan
dunia ini dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman. Dengan perkembangan jaman
ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga kehidupan
masyarakat lebih layak.
Transportasi juga merupakan bagian dari perkembangan yang terjadi. Karena
transportasi merupakan sarana pendukung berjalannya perkembangan. Transportasi
yang dibutuhkan pada perkembang jaman ini yaitu yang dapat bekerja tanpa henti,
hemat, kuat, dan ramah lingkungan.
Kriteria yang dibutuhkan sangat sesuai dengan mesin diesel. Karena mesin diesel
memiliki karakter kuat, tahan lama, hemat bahan bakar, ramah lingkungan. Maka untuk
sekarang mesin diesel mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dilakukan untuk
mengikuti perkembangan jaman.
Perkembangan pada mesin diesel yang sangat menonjol yaitu mengenai sistem bahan
bakarnya. Yang saat ini terus diteliti yaitu masalah sistem bahan bakarnya agar tercipta
mesin diesel yang minim getaran, bertenaga, hemat bahan bakar, responsive.
Salah satu sistem bahan bakar memiliki komponen utama yaitu pompa injeksi. Pompa
injeksi mempunyai berbagai kontruksi berbagai tipe antara lain Distributor Injection
System(DPA dan VE), Unit Injection System, Pump Controlled Injection System, Common
Rail Injection System.
Dari berbagai tipe kontruksi pompa injeksi yang telah dipaparkan diatas maka penulis
mencoba mengangkat salah satu kontruksi pompa injeksi, yaitu kontruksi pompa injeksi
distributor tipe VE. Karena penulis beranggapan kalau kontruksi pompa injeksi VE
mempunyai kelebihan yaitu lebih halus dan bisa untuk putaran tinggi. Maka judul
makalah ini yaitu : “Pompa Injeksi Distributor Tipe VE”
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisa Data
1. Gambaran secara umum pompa injeksi distributor VE
Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan mendistribusikan bahan bakar
ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Gambar 1. Pompa Injeksi Distributor Tipe VE
Keterangan:
1) Poros penggerak pompa
2) Pompa pemberi (feed pump)
3) Katup pengatur tekanan
4) Roda gigi penggerak governor
5) Cincin tol
6) Cincin nok
7) Automatic timer
8) Busing pengatur
9) Plunyer
10) Delivery valve
11) Governor
12) Solenoid
13) Penyetel gas maksimal
14) Spunyer
15) Tuas pengatur
Gambar 5. Governor
e. Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection timing)
yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
f. Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk menutup
aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
Gambar 7. Selenoid Penutup Bahan
Bakar
g. Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa
tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar
dari injektor pada akhir injeksi
e. Governor
Cara kerja governor sebagai berikut
a) Posisi start
Tuas pengatur pada posisi start. Tuas penekan tertarik oleh pegas pengatur. Pegas start
menekan tuas start. Dengan demikian tuas start menggeser posisi bushing pengatur
kearah volume start / volume banyak.
b) Posisi idle
Tuas pengatur pada posisi idle bobot sentrifugal membuka tergantung dari putaran idle
dan pegas idle. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka bushing pengatur
didorong kearah stop / sedikit. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup. Pegas
idle dan pegas pengatur menarik tuas penekan bushing pengatur didorong kearah
maksimum.
c) Regulasi putaran
Tuas pengatur pada posisi maksimum. Pegas pengatur menarik tuas penekan, bushing
pengatur didorong kearah maks. Putaran mesin naik. Bobot sentrifugal membuka,
putaran mesin dapat stabil, apabila gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pegas
pengatur.
f. Solenoid penutup bahan bakar
Cara kerjanya yaitu :
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet yang
ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan demikian
solar mengalir masuk keruang tekanan tinggi mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar katup
menutup.bahan bakar solar terhenti, sehingga motor mati.
g. Katup penyalur (delivery valve)
Cara kerjanya yaitu : pada saat bahan bakar di tekan keluar dari pompa injeksi tekanan
tinggi maka bahan bakar melawan tekanan pegas katup penyalur, sehingga katup
penyalur terbuka dan menghantarkan bahan bakar menuju injector melalui pipa
penyalur. Dan pada saat tekanan bahan bakar yang diinjeksikan hilang maka bahan
bakar tidak ada tekanan maka pegas katup pengembali menekan katup penyalur dan
katup penyalur tertutup sehingga bahan bakar yang tadi telah diinjeksikan tidak kembali
ke ruang pompa injeksi.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Pompa injeksi distributor tipe VE dirancang dengan plunyer tunggal dan bisa
digunakan untuk melayani silinder lebih dari satu, dimana mekanisme kerja dari pompa
tekanan tinggi tipe distributor tipe VE mirip dengan distributor pada motor bensin.
Pompa ini mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan
penginjeksiannya
2. Setiap komponen yang ada pada pompa mempunyai fungsi yang saling berkaitan satu
dengan yang lain dalam melaksanakan kerja dari memompakan bahan bakar sampai
menginjeksikan bahan bakar di ruang bakar.
3. Apabila dibandingkan dengan pompa jenis inline, pompa jenis VE bekerja lebih halus
karena semua mekanisme komponennya direndam dalam bahan bakar. Namun jenis VE
tidak dapat diaplikasikan pada mesin dengan kapasitas besar karena tekanan yang
dihasilkan tidak besar.
POMPA INJEKSI INLINE (sebaris)
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang
cukup melalui kerja elemen pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa pompa injeksi
bahan bakar berupa pompa injeksi sebaris (gambar 19) dan pompa injeksi distributor
(gambar 20).
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga besar,
karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa melayani
satu silinder mesin.
Gambar 21 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan silinder
(barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan silindernya
sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi,
walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol
(control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini
berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang
dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah.
Plunyer bergerak turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak-
balik ini sesuai dengan cara kerja sebagai berikut (Lihat gambar 22 dan gambar 23)
Gambar 21. Elemen pompa injeksi in line
Keterangan:
5= Katup penyalur
(a) Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang
masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di atas plunyer.
(b) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka
plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan bibir atas
lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui
pipa tekanan tinggi ke
injector.
(c) Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu
dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar terhenti.
(d) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam
ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke
lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.
Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga
sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk
kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian
plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm. Langkah ini
disebut “prestroke” dan pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel baut pada
tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi (injection timing) bahan bakar
keluar pompa.
Gambar 24. Ukuran pada elemen pompa
Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan
control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini berputar bebas
terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control
sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan
besarnya langkah efektif (Gambar 25). Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai
dari tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan
lubang masuk. Langkah efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.
Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur
(delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar
dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan
bakar dari ruang injector setelah penyemprotan (Gambar 26).
Gambar 26. Katup penyalur
Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan
menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar
menetes yang dapat menyebabkan pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus
pembakaran berikutnya. Cara kerja katup penyalur dapat dilihat pada gambar 27.
(a) Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari
dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa
plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.
(b) Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup
penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur
dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai dudukan
bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.
Pompa Sentrifugal
Salah satu jenis pompa pemindah non positip adalah pompa sentrifugal yang prinsip
kerjanya mengubah energi kinetis (kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis)
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.
Sesuai dengan data-data yang didapat, pompa reboiler debutanizer di Hidrokracking
Unibon menggunakan pompa sentrifugal single - stage double suction.
1. Kapasitas :
2. Tekanan Discharge :
Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
Multi Impeller – Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa
menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa melalui
poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan
tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan
interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap
secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan
yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya,
sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan
cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah banyaknya cairan yang dapat dipindahkan oleh pompa setiap
satuan waktu . Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu, seperti :
Barel per day (BPD)
Head Pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi pompa, atau
tekanan untuk mengalirkan sejumlah zat cair,yang umumnya dinyatakan dalam satuan
panjang.
Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam head (energi) fluida dari sistem instalasi
aliran, yaitu, energi tekanan, energi kinetik dan energi potensial
Karena energi itu kekal, maka bentuk head (tinggi tekan) dapat bervariasi pada
penampang yang berbeda. Namun pada kenyataannya selalu ada rugi energi (losses).
Pada kondsi yang berbeda seperti pada gambar di atas maka persamaan Bernoulli
adalah sebagai berikut :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi
isap.
2. Head Kecepatan
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.
Head kecepatan dapat dinyatakan dengan rumus :
3. Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.
Head statis total dapat dinyatakan dengan rumus :
Z = Zd - Zs(5)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda + : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu pompa
(Suction lift).
Tanda - : Jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu pompa (Suction
head).
Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem perpipaan
disebut sebagai kerugian head (head loss).
Head loss terdiri dari :
a. Mayor head loss (mayor losses)
Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan dengan rumus :
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody (lampiran - 6) sebagai fungsi dari
Angka Reynold (Reynolds Number) dan Kekasaran relatif (Relative Roughness - ε/D ),
yang nilainya dapat dilihat pada grafik (lampiran) sebagai fungsi dari nominal diameter
pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (e) yang tergantung dari jenis material pipa.
Merupakan kerugian head pada fitting dan valve yang terdapat sepanjang sistem
perpipaan. Dapat dicari dengan menggunakan Rumus :
Dalam menghitung kerugian pada fitting dan valve dapat menggunakan tabel pada
lampiran 4. Besaran ini menyatakan kerugian pada fitting dan valve dalam ukuran
panjang ekivalen dari pipa lurus.
c. Total Losses
Total losses merupakan kerugian total sistem perpipaan, yaitu :
Daya Pompa
Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan melakukan kerja.
Ada beberapa pengertian daya, yaitu :
Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang dibutuhkan untuk mengalirkan
sejumlah zat cair. Daya ini dapat dihitung dengan rumus :
2. Daya Poros Pompa (Break Horse Power)
Untuk mengatasi kerugian daya yang dibutuhkan oleh poros yang sesungguhnya adalah
lebih besar dari pada daya hidrolik.
Besarnya daya poros sesungguhnya adalah sama dengan effisiensi pompa atau dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Daya penggerak (driver) adalah daya poros dibagi dengan effisiensi mekanis (effisiensi
transmisi). Dapat dihitung dengan rumus :
Effisiensi Pompa
Effisiensi pada dasarnya didefinisikan sebagai perbandingan antara output dan input
atau perbandingan antara HHP Pompa dengan BHP pompa.
Harga effisiensi yang tertinggi sama dengan satu harga effisiensi pompa yang didapat
dari pabrik pembuatnya.
Effisiensi pompa merupakan perkalian dari beberapa effiaiensi, yaitu: