Anda di halaman 1dari 44

BUKU SAKU KADERISASI KOPRI KOTA BANDUNG perempuan juga mengalami interpretasi dan penekanan yang

berbeda di beberapa tempat. Ide atau gagasan para feminis


Oleh
yang berbeda di tiap negara, ini misalnya tampak pada feminis
Tim Kaderisasi Kopri Kota Bandung Italy yang justru memutuskan diri untuk menjadi oposan dari
pendefinisian kata feminism yang berkembang di barat pada
umumnya. Mereka tidak setuju dengan konsep yang
A. Sejarah Perkembangan Gerakan Perempuan di Dunia mengatakan bahwa dengan membuka akses seluas-luasnya bagi
Keadaan perempuan yang ditindas akhirnya membangunkan dan perempuan di ranah publik, akan berdampak pada timbulnya
membangkitkan satu pergerakan yang berusaha yang kesetaraan. Para feminis Italy lebih banyak mengupayakan
menghilangkan penindasan-penindasan itu. Pecahnya revolusi pelayanan-pelayanan sosial dan hak – hak perempuan sebagai
Amerika dan revolusi Perancis pada abad ke 18 yang membuat ibu, istri dan pekerja. Pola penekanan feminis Italy ini
pertama kali ada pergerakan perempuan. Di dalam revolusi itu mengingatkan kita pada gaya perjuangan perempuan di banom
perempuan-perempuan secara tersusun menuntut hak-haknya NU di Indonesia.
sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, sebagai warga a) Gerakan Perempuan di Amerika Serikat
negara, memprotes kedzaliman atas diri mereka. Sebelum revolusi Awalgerakan perempuan di dunia tercatat di tahun 1800
itu,belum muncul pergerakan perempuan, yang ada hanya di an. Keika itu para perempuan menganggap ketertinggalan
kalangan kaum perempuan bangsawan dan hartawan semacam mereka disebabkan oleh perempuan yang masih buta huruf,
kegiatan pengisi waktu nganggur, hanya kesukaan untuk mengisi miskin dan tidak memiliki keahlian. Karenanya, gerakan
waktu luang yang dikerjakan oleh perempuan-perempuan perempuan di awal ini lebih menekankan perubahan sistem
bangsawan dan hartawan yang jemu dengan terlalu banyak waktu sosial dimana perempuan dibolehkan ikut memilih dalam
luang. pemilu. Tokoh-tokoh perempuan ketika itu, antara lain Susan B
1. Aliran-aliran gerakan perempuan Anthony, Elizabeth Cady, Stanton dan Marry Wolstonecraft.
Gerakan perempuan tidak pernah mengalami keseragaman Gerakan perempuan pada gelombang satu turut
di muka bumi ini. Feminism sebagai suatu isme dalam gerakan memberikan penyadaran terhadap buruh peremouan. Untuk

1
pertama kalinya, kaum perempuan mengorganisasikan diri. mendorong kaum perempuan bergerak untuk mendapatkan
Pada bulan maret 1859 di New York,buruh perempuan hak-haknya. Dibandingkan dengan perempuan kelas menengah,
membentuk serikat buruh pertama untuk memperjuangkan hak akum perempuan kelas pekerja lebih memiliki kebebasan,
dasar mereka di tempat kerja, termasuk 8 jam kerja,cuti hamil, karena mereka terlibat pada proses produksi sebagai – tukang
jaminan kesehatan.Perjuangan kaum buruh perempuan ini jahit, tukang cuci, penjaga toko.Keterlibatan dalam proses
dilakukan bersamaan dengan meluasnya gerakan perempuan di produksi memberikan keleluasaan kepada mereka untuk keluar
Eropa dan Amerika Srikat, yang ditandai dengan berdirinya rumah sehingga bisa terlibat penuh dalam aksi-aksi demonstrasi
organisasi perempuan memperjuangkan hak pilih, seperti menggulingkan kekuasaan absolut Raja Louis IV.
International Womens Suffarage Alliance. Para buruh
Revolusi perancis menggema ke seluruh dunia,
perempuan mulai mengorganisir aksi demokrasi yang
mendorong kaum perempuan untuk bangkit dari
menyaampaikan tuntutan-tuntutannya.
ketertindasannya. Mulai berkembang pemikiran-pemikiran
Tokoh gerakan perempuan dari Jerman Clara Zetkin
feminis dengan gagasan-gagasan tentang pembebasan
adalah tokoh yang melontarkan gagasan bahwa hari perempuan
perempuan. Seorang feminis perancis, Olympe de Gouges pada
harus diperingati secaraInternasional, guna memperingati
tahun 1789 mengusulkan satu “Deklarasi Hak-hak Asasi
mogoknya buruh garmen yang terjadi di AS dan menghormati
Perempuan” yang menuntut agar semua hak-hak istimewa laki-
gerakan hak pilih perempuan.
laki dihapuskan. Pada perjalanannya, kondisi buruh perempuan
Capaian perjuangan hak pilih perempuan menunjukan
pasca revolusi perancis tidak mengalami perubahan yang cukup
hasilnya pada tahun 1917 Jeannette dari Montana menjadi
berarti, sehingga pada tanggal 2 november 189, diterbitkan
perempuan pertama yang terpilih menjadi anggota kongres AS
piagam pertama yang mengatur tetang buruh perempuan, yang
dan pad tahun 1920 perempuan memenangkan hak suaranya.
isinya melarang kerja malam dan pembatasan jam kerja.
b. Geakan Perempuan di Eropa
Di inggris pada tahun 1856, komite untuk revisi UU hak
Revolusi perancis pada tahun 1789, memberikan milik perempuan yang menikah dibentuk English Women
sumbangan yang besar bagi kemajuan kaum perempuan, Journal diterbitkan, perhimpunan untuk memajukan

2
kesempatan kerja didirikan dengan strategi utamanya lewat bidang politik dan ekonomi. Tercantum dalam pasal 122
percetakan dan penerbitan. Tahun 1870 – 1880 ditandai dengan konstitusi tahun 1936 yang berbunyi : di soviet rusia,
perjuangan untuk menghapuskan perempuan bangsawan perempuan menikmati hak yang sama dengan laki-laki dalam
dengan perempuan penghibur, 1918 hak pilih pertama kali segala aspek ekonomi,kepegaawaian, kebudayaan, kehidupan
diberikan setelah melaluiperjuangan panjang sejak tahun 1903 publik dan politik.
oleh 3000 buruh tekstil.
2. Gerakan Perempuan di Timur Tengah
Kongres sosialis pada tahun 1879 memproklamirkan
Gerakan feminis muslim di dunia Islam,terutama di Timur
kesetaraan seks, namun feminism masih dianggap sebagai
Tengah atau di dunia Arabia selalu terkait dengan kebangkitan
kepentingan kedua, karena masih memandang pembebasan
Islam. Hal ini ditandai dengan pertentangan antara intelektual
perempuan bergantung pada pembebasan kaum
ekstrem kanan dan ekstrem kiri yang melibatkan
buruh.Kemudian, pada tahun 1892 kongres feminis
rezim/pemerintah yang berafiliasi dengan imperium. Status
diselenggarakan tetapi belum juga memberikan kemajuan yang
perempuan di dunia Islam dijadikan subjek studi dan
berarti.
mengandung perdebatan, serta memprovokasi polemik dan
Di soviet Rusia, gerakan feminism mengalami kemajuan prasangka yang hampir tidak dihubungkan dengan
pesat selama perang usia Jerman banyak kaum perempuan yang kompleksitas realitas. Hal ini setidaknya dapat diketahui atau
menggantikan posisi kaum laki-laki dalam banyak bidang didiskusikan sebagai diskursus dan memunculkan pergerakan
pekerjaan produksi karna laki-laki banyak yang berperang yang disebut feminisme Islam. Pergerakan inimuncul di
sehingga mendorong maju tuntutan-tuntunan keseteraan Amerika, Pakistan,India, Nigeria, Spanyol, Malaysia dan
perempuan. Puncak nya pada tahun 1917- menjelang revolusi- Perancis. Cakupan kerja mereka berkaitan dengan perjuangan
kaum buruh perempuan melakukan suatu demonstrasi besar melawan sistem patriarki dan ketidaksadaran gender, yang
dengan tuntutan roti-perdamaian-hentikan perang (menuntut dijadikan sebagai kerangka kerja oleh feminis muslim, tetapi
kembalinya para suami). Setelah revolusi, pemerintah Lenin satu bagian menjadi pergerakan global berkaitan dengan hak-
memberikan kesetaraan sseutuhnya kepada perempuan dalam hak perempuan.

3
Kajian pergerakan perempuan di Mesir dimulai taun 1919 karena dipengaruhi beberapa sarjana muslim seperti
ditandai dengan munculnya aktivitas feminis yang tergabung FatimahMernissi, RifaatHasan, Nawal el Sadawi, Asghar Ali
dengan The Egyptian Feminist Union (EFU) dipimpin oleh Engineer dan Amina Wadud Muhsin. Respon terhadap
Huda Sha’rawi. Fokus perjuangannya adalah hak-hak politik perempuan dalam Islam juga tidak seragam mulai dari
perempuan, perubahan hukum status perseorangan yang pemikiran yang bercorak konservativ, moderat hingga liberal.
mencakup pengendalian perceraian, poligami, persamaan akses
3. Gerakan Perempuan di Indonesia
baik di tingkatan lanjutan maupun perguruan tinggi, dan
berbagai pengembangan tentang kesempatan professional bagi Perempuan, sebagai individu maupun secara kolektif dari
perempuan. jenis kelaminnya adalah bagian tak terpisahkan dari kolektif sosial:
masyarakat. Tak terpisahkan, karena tanpa perempuan maka tidak
Sementara itu periode 1945-1959 muncul organisasi
ada peradaban manusia. Seperti halnya yang disampaikan
perempuan yaitu Bint-el Nile (Daughter of the Nile) yang
Pramoedya Ananta Toer, “perempuan adalah lautan kehidupan,
dipimpin oleh Doria Shafik. Pergerakan ini sebagai suatu yang
maka hormatilah ia”. Apa yang disampaikan oleh Pramoedya
baru dan menyegarkan gerakan feminis, bertujuan untuk
merupakan himbauan untuk menghargai perempuan, di atas
memproklamirkan hak hak politik secara penuh begi
kenyataan bahwa perempuan tidak berada dalam posisi setara,
perempuan. Kegiatan ini juga mempromosikan berbagai
sebagai manusia, dengan manusia lainnya.
programnya, berkampanye perbaikan budaya, perbaikan
kesehatan dan pelayanan sosial bagi masyarakat miskin, Soekarno dalam bukunya Sarinah mengatakan : “bahwa soal
mempertinggi pelayanan ibu, dan perawatan anak wanita adalah soal masyarakat. Sayang sekali masalah wanita itu
(childcare).Proses reformasi sosial ini oleh para feminis seperti belum pernah dipelajari dengan sungguh-sungguh oleh pergerakan
Inji Aflatoun, Soraya Adham dan Latifa Zayyad diadopsinya kita. Kita tidak dapat menyusun negara dan menyusun masyarakat.
ideology sosial dengan memperlihatkan pada perjuangan jika kita tidak mengerti wanita” Demikian penting soal wanita ini
pembebasan perempuan dan hukum (social equality and menjadi bahan bagi penyusunan masyarakat dan negara, sehingga
justice). Isu Islam dan perempuan berkembang pesat juga

4
pemahaman atas persoalan perempuan menjadi salah satu pijakan anak perempuan dengan tekanan pendidikan agama.
dalam membangun gerakan perempuan. Sedangkan di Padang Panjang, Rahma El Joenoesia, pada
tahun 1922 mendirikan pesantren perempuan yang diberi
a) Gerakan Perempuan Pra Kemerdekaan dan Orde Lama
nama Dinijah Poetri. Dukungan dari para lelaki yang aktif
Ketika pra kemerdekaan, gerakan perempuan di Indonesia
dalam pergerakan nasional menjadi penting, terutama
ditandai dengan munculnya beberapa tokoh perempuan yang
menghadapi tantangan dari kalangan konservatif di kalangan
rata-rata berasal dari kalangan atas,seperti: Kartini, Dewi
bumiputera yang tidak melihat perlunya perempuan
Sartika, Cut Nyak Dien dan lain-lain.
berkumpul, bertukar pikiran, menyatakan pendapat dan
Emansipasi perempuan Indonesia merupakan gerak sosial
bekerja untuk masyarakat. Surat kabar perempuan pertama,
yang jadi penunjang dan sekaligus bagian yang ikut
Poetri Hindia yang diterbitkan oleh jurnalis R.M Tirtho Adhi
menentukan dalam periode kebangkitan nasional pada sekitar
Soeryo di Bandung pada tahun 1909, masih dipimpin oleh
awal abad 20. Ia bukan terbatas pada usaha mendapatkan hak-
laki-laki. Baru tiga tahun kemudian, Roehanna Koeddoes
hak sederajat dengan pria sebagaimana yang terjadi di eropa
menerbitkan Soenting Melajoe (Bukittinggi) yang
pada kurun waktu yang hampir bersamaan. Semangat ini
sepenuhnya dikelola oleh perempuan. Dalam kurun wanktu
yang mendorong Dewi Sartika mendirikan sekolah
15 tahun organisasi-organisasi lainpun berdiri di berbagai
perempuan pertama pada tanggal 16 Januari 1904. Delapan
kota dengan kegiatan, antara lain: menyelenggarakan
tahun kemudian berubah menjadi sekolah Kautamaan Istri
pendidikan dan layanan kesejahteraan sosial bagi perempuan,
dan meluas menjadi 9 sekolah yang focus memberikan
memberi beasiswa kepada anak-anak perempuan berbakat,
perhatian pada anak-anak perempuan biasa. Sementara itu ide
menyebarkan informasi tentang pendidikan, dan menerbitkan
kartini dilanjutkan oleh C. Th.Van Deventer beserta istrinya
surat kabar mingguan untukmenyebarluaskan gagasan tentang
mendirikan sekolah Kartini pada 1913 di semarang.
kemajuan dan keadaban perempuan.
Di kalangan organisasi Islam, seperti Muhammadiyah,
Kongres Perempuan Indonesia I di Jakarta 1928 dan II di
pada tahun 1917 di Yogyakarta membentuk Aisyiyah yang
Yogyakarta 1935 berulangkali menekankan pandangan
menyelenggarakan sekolah berkurikulum modern bagi anak-
tentang pentingnya keutuhan rumah tangga dengan

5
perkawinan yang bahagia. Pada Kongres Perempuan perempuan dalam pembangunanisme. Dengan kepandaian
Indonesia III di Bandung, tepatnya pada tanggal 22 Desember memutarbalikan bahasa, orde baru menyebutnya
1938 yang kemudian ditetapkan sebagai hari ibu , muncullah penghilangan peran perempuan dalam dunia politik ini
semboyan “Merdeka Melaksanakan Dharma” yakni sebagai “normalisasi” posisi perempuan.
menekankan pentingnya tugas perempuan sebagai ibu Gerakan perempuan di masa rejim otoriter orde baru
keluarga, ibu masyarakat dan ibu bangsa. muncul sebaagai hasil dari interaksi antara faktor-faktor
Pada masa orde lama ini,aksesperempuan untuk politik makro dan mikro. Faktor-faktor makro berhubungan
berorganisasi sangat kuat, karena ada keinginan dari Soekarno dengan politik gender dan proses demokratisasi yang semakin
agar perempuan berbareng bergerak mempertahankan menguat tahun 80-an. Sedangkan faktor politik mikro
kemerdekaan dan turut membebaskan Irian Barat. berkaitan dengan wacana perempuan yang mengkerangkeng
perspektif gerakan perempuan masa pemerintahan orde baru.
b) Gerakan Perempuan Orde Baru Walaupun telah berdiri organisasi – organisasi seperti
Penumpasan yang dilakukan oleh Suharto terhadap Idhata (Ikatan Dharma Wanita) akan tetapi fungsi organ
kelompok kiri dan revolusioner yang kemudian seringkali tersebut hanya sebagai perkumpulan para perempuan-
disebut sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah perempuan atau istri kepala desa, lurah, polisi serta pejabat.
Indonesia, merupakan awal dari sejarah kelam gerakan Wilayah garapannya pun hanya pada masalah keperempuanan
perempuan. Sejarahpun mengalami distrorsi, dimana kaum yang sifatnya domestic. Tidak pernah sekalipun menyoroti
perempuan yang tergabung dalam gerakan perempuan masalah sosial atau masalah politik.
khususnya gerwani dianggap sebagai sosok perempuan tanpa Orde baru menginstruksikan sebuah ideology gender
rasa kemanusiaan dan menumpas habis gerakan ini. Inilah yang mendasarkan diri pada ibuisme, sebuah paham yang
titik balik gerakan perempuan, dimana pasca itu gerakan melihat kegiatan partisipasi perempuan dalam politik sebagai
perempuan direduksi dan hanya menjadi alat pelanggeng tak layak. Politik gemder imi termanifestasikan dalam
kekuasaan Soeharto. Lewat wadah PKK dan Dharma wanita, dokumen-dokumen negara, seperti GBHN, UU Perkawinan
wadah-wadah perempuan ini menjadi alat mobilisasi kaum No. 1 / 1974 dan Panca Dharma Wanita. Dibawah rejim

6
otoriter, implikasi politik gender ini ternyata sangat jauh, Pada masa reformasi (1998) sentralnya pada masa
tidak sekedar mendomestifikasi perempuan, pemisahan dan kepemimpinan Gus Dur sampai sekarang, banyak munculnya
depolitisasi perempuan, tetapi juga telah menggunakan tubuh LSM-LSM dan PSW (Pusat Studi Wanita). PSG (Pusat Studi
perempuan sebagai instrument-instrumen untuk tujuan Gender) yang diberi hak penuh untuk berkreasidan
ekonomi politik. Ini nampak pada program KB yang mengeluarkan pendapat, terutama bagi organisasi perempuan
dipaksakan untuk “hanya” perempuan dengan ongkos yang yang selama ini hak berbicara dan hak berpolitiknya dipasung.
tinggi, yang khususnya dirasakan oleh perempuan kalangan
Di era reformasi ini mereka melakukan konsolidasi
bawah di pedesaan. Ringkasnya politik gender orde baru telah
gerakan dan menggolkan berbagai peraturan perundang-
berhasil membawa perempuan Indonesia sebagai kelompok
undangan seperti Undang – undang Penghapusan Kekerasan
yang homogeny apolitis dan mendukung peraturan
dalam Rumah Tangga (PDKRT) di tahun 2004, mendesakkan
otoritarian.
kebijakan Instruksi Presiden (Inpres) No. 9 Tahun 2000
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan yang hendak
c) Gerakan Perempuan Reformasi Sampai Sekarang
mewujudkan bahwa semua departemen pemerintah, termasuk
Di saat teridentifikasi bahwa banyak perempuan yang birokrasi di daerah harus memberlakukan pengarusutamaan
mengalami pemerkosaan pada peristiwa Mei 1998, sejumlah gender dengan penekannya pada program penguatan institusi.
perempuan mendatangi presiden baru BJ Habibie untuk Organisasi-organisasi tersebut misalnya Pemberdayaan
menyampaikan bahwa negara harus bertanggungjawab Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), Migrant Care,
terhadap kekerasan pada perempuan yang berlangsung Mei KAPAL Perempuan, SERUNI (Serikat Perempuan Indonesia).
1998 tersebut. Dari kunjungan tersebut berdirilah Komisi Organisasi perempuan juga tumbuh subur di lingkungan Islam,
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas antara lain: Rahima, Fahmina, Lembaga Kajian Islam dan
Perempuan) dengan mandate utama dari presiden adalah Sosial (LKIS). Organisasi – organisasi yang tumbuh subur di
menciptakan situasi yang kondusif untuk penghapusan daerah seperti: SAPA Institut dan Institut Perempuan di
kekerasan terhadap perempuan. Bandung, Legal Research Center untuk Keadilan Gender dan

7
Hak Asasi Manusia (LRCKJHAM) di Semarang, Nurani Magelang kaum muslimat secara hampir resmi ikut serta dalam
Perempuan di Padang, Sumatera Barat, Duek Pakar Inong kegiatan Nahdlatul Ulama.Nahdlatul Ulama Muslimat (NUM)
Aceh (DPIA) dan Inong Bale di Aceh, Suara Parangpuan di mulai dikenal dan ikut aktif bicara dalam rapat-rapat umum
Manado, Lembaga Pemberdayaan Perempuan (LPP) di Bone, Nahdlatul Ulama. Pada Muktamar di Surabaya tahun 1940
Sulawesi Utara dan Lembaga Tim Relawan untuk kemudian disepakati adanya pengesahan NUM juga disepakati
Kemanusiaan Flores (TRUK-F) dll. adanya Anggaran Dasar NUM oleh muktamar juga pengurus
Besar NUM dll. Keputusan tersebut bagaimanapun tercatat
d) Gerakan Perempuan di NU
sebagai saat yang bersejarah yang mengantar lahirnya NUM
NU dalam anggaran dasar Nahdlatul Ulama (Statoeten
secara resmi berdasarkan Keputusan Muktamar Nahdlatul
Nadlatoel Oelama tahun 1926) juga menetapkan tujuan dan
Ulama tahun 1946 di Purwokerto. Dan pada tahun 1956,
pokok-pokok usaha yang hendak dilaksanakan. Rumusan
muslimat NU ikut bergabung dalam Kongres Wanita Indonesia
tentang ikhtiar yang hendak dilakukan oleh Nahdlatul Ulama
(KOWANI) yang merupakan sebuah federasi organisasi-
sejak awal berdirinya menunjukan pemilihan yang tepat
organisasi wanita tingkat nasional.
dimulai dari keinginan untuk memperkokoh silaturahmi dan
Kebangkitan perempuan NU membakar semangat
persatuan antar ulama; keprihatinan yang tinggi atas
perempuan muda NU yang dipelopori oleh tiga serangkai yaitu
permasalahan penyiaran Islam, masalah pendidikan, keadaan
Murthasiyah (Surabaya), Khuzaimah Mansur (Gresik) dan
yang menimpa kaum fakir miskin serta keinginan untuk
Aminah (Sidoarjo).Pada kongres NU ke 15 tahun 1940 di
meningkatkan taraf hidup masyarakat umumnya.
Surabaya juga hadir putri-putri NU dari berbagai cabang untuk
Pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke 13 di Munas
mengadakan pertemuan sendri dan menyepakati dibentuknya
Pandeglang, Jawa Barat. Ada seorang wanita (muslimat) yang
Putri Nahdlatul Ulama Muslimat (Putri NUM). PBNU kemudia
dengan menarik mulai meminta kesempatan bagi kaum wanita
menyetujui pembentukan pengurus pusat Putri NUM yang
untuk berkiprah dalam Nahdlatul Ulama. Tokoh tersebut Nyai.
diberi nama Dewan Pimpinan Fatayat NU, yakni sekelompok
R Djunaisih, kelak menjadi perintis berdirinya Muslimat
pelajar putri yang ikut aktif dalam kegiatan Muktamar. Yang
Nahdlatul Ulama. Pada muktamar Nahdlatul Ulama ke 14 di
diresmikan melalui SK-PBNO No. 574/U/Peb tertanggal 26

8
Rabi’utstani 1369/ 14 Februari 1950. Selanjutnya kongres NU telah bergerak dari organisasi dengan pola ketergantungan terhadap PMII
ke 18 tanggal 20 April – 3 Mei 1950 dijakarta secara resmi menuju organisasi yang mandiri. Sedanglan kalangabn lain menanggapi
mengesahkan Fatayat NU menjadi salah satu badan otonom dengan nada minor, karena KOPRI dianggap melakukan pelanggaran
NU. Namun, berdasarkan proses yang berlangsung selama konstitusi dan telah menjadi kendaraan politik menuju posisi strategis di
perintisan hingga ditetapkan, FNU menyatakan dirinya PMII. Arus pergerakan perempuan pada umumnya sangat memberikan
didirikan di Surabaya pada tanggal 24 April 1950 bertepatan warna terhadap pola gerakan KOPRI, untuk menjelaskan bagaiman
dengan 7 Rajab 1317 H. realitasa kondisi KOPRI, tidak lepas dengan bagaimana paradigma
gerakan perempuan di Indonesia.
5. Gerakan Perempuan PMII (KOPRI)
Perlu diketahui lagi bahwa historis structural yang mendorong lahirnya
Lahiranya KOPRI berawal dari keinginan kaum perempuan
KOPRI sebagai organisasi ekstra kampus yang nota bene adalah kumpulan
memiliki raung sendir dalam beraktivits, sehingga mereka bebas
intelektual muda, dimana pada perkembangan awalnya perempuan PMII
melakukan dan mengeluarkan pendapat atau apapun. Keinginan mereka di
masih termasuk dalam bidang keputrian. Tapi dengan kebutuhan dan
dukung oleh laki-laki pada saat itu. Korps PMII Puteri lahir pada bulan
didukung dengan kualitas dan kuantitas yang ada, maka menimbulkan
November 1967 di Semarang, dengan status Badan Semi Otonom,
keinginan yang tidak terbendung untuk kendirikan KOPRI sebagai badan
sebelumnya merupakan follow up dari dilaksankannya Kursus Keputrian
Otonom di PMII.
di Jakarta pada tanggal 16 Februari 1966 melahirkan Panca Norma
KOPRI. Alasannya adalah sebagai upaya guna peningkatan pengkaderan permpuan
serta pembangunan wawan kemaysarakatan. Bentuk dan perkembangan
Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya menunjukan hubungan yang
struktur yang kemuidan kita menmgenal adanya pengurus Besar, Pengurus
daingap problematis. Dengan gagasan otonomisasi ditigkat pusat
Kordinator Cabang, Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat dan Pengurus
(Pengurus Besar) sekolas tampak dualism organisasi, karna KOPRI
Rayon. Oriantasi pemikiran sahabat-sahabat pada waktu itu dibentuknya
dainggap mempunyai program tearpisah dan dalam aturan hokum atau
KOPRI sebagi Badan Otonom PMII adalah memfasilitasi keingininan
kebijakan dainggap berbda dengan PMII. Beberapa kalanngan
sahabat-sahabat dan kebulatan tekad yang tegak, sehingga kaum
menganggap perkembangan ini merupkan hal yang positif, karna KOPRI
perempuan pada saat itu cukup mampu dalam menentukan sebuah

9
kebijakan dan tidak lagi harus mengekor pada laki-laki. Hal ini bukakn Cabang-cabang KOPRI yang membuat keputusan untuk melebur diri
beraarti kaum perempuan hanya terpicu dalam hal-hal pragmatis dengan dengan PMII bereksperimen untuk berkompetensi dengan warga PMII
berkaca dari oraganisasi lainnya. lainnya dengan mengandalkan seleksi alam. Kader KOPRI dilanda
syndrome inferior untuk menamakan diri sebagai bagiab dari KOPRi.
Padal saat kepemimpinan sahabati Khofifahditetapkan di Jakarta pada
Mereka lebih nyaman menjadi PMII. Disis laim adalah fenomena
tanggal 28 Oktober 1991 mengenai NIlai Kader KOPRI dan pada saat itu
kemandegan KOPRI, dimana eksis secara struktur tapi tidak melakukan
kaderisasi KOPRI telah dibenetuk pola pengkaderan yang sistematis yaitu
apa-apa dan beberapa cabang KOPRI yang merasa tidak terganggu dan
dibenetuk system kaderisasi yang terdiri dari kurikulum Pedoman
enjoy menjadi bagian dari PMII dengan adanya sinergitas antara PMII dan
Pelaksana LKK (Latihan Kader KOPRI)serta pelaksana Latihan
KOPRI.
Pengkaderan KOPRI, dalam hal ini pengkaderan KOPRI dibagi menjadi 2
tahap, yaitu Latihan Kader KOPRI (LKK) dan Latihan Pelatih Kader Tidak dipingkiri bahwa pembubaran KOPRI pada Kongers XIII di Medan
KOPRI (LPKK). Ini merupakan sebuah kemajuan dari sisitem tahun 2000 merupakan salah satu pengaruh dari euforia gerakan kesadaran
pengkaderan KOPRI dari waktu ke waktu. gender. Selama ini kita merasakan tampak kesenjangan antara laki-laki da
perempuan di tubuh PMII, pembubaran yang dilakukan pada kongres
PMII secara isnstitusi selalu selangkah lebih maju dengan rekapitalasi
tersebut tidak diberengi dengan usaha instutisional yang serus kearah
gerakan, tidak demikian dengan KOPRI yang dirasakan justru kehilangan
kelembagaan. Sehingga yang terjadi bukan memperteguh pemberdayaan
orientasi, dan mengalami distrosi paradigm gerakan yang dibangun pada
kader perempuan, tetapi meluluh lantahkannya kembali ke titik nol.
saat itu. Klaim tentang kesadaran gender pada PMII membangun
argumentasi bahwa pembubaran KOPRI merupakan suatu keharusan, Aktivitas KOPRI melihat bahwa di tubuh PMII kesadaran gender terjadi
karna KOPRI hanya mengakibatkan ekslusifitas perempuan di PMII. bersamaan dengan ketimpangan gender yang tercermin dari keyidakjelasan
Organisasi perempuan sebagai subordinat dari organisasi laimdianggap PMII terhadap Kader perempuan yang jumlah nya melebihi 50% dari
memberi legitimasi terhadap stereotype perempuan sebagai makhluk kader PMII seluruhnya. Dengan kata lain kader perempuan PMII tidsk
subordinatdan kontra produktifterhadap gerakan perempuan untuk memiliki landasan konstitusional yang jells dalam memperjuangkan
penyadaran, kesetarran, proses advokasi, dan pemberdayaan. aspirasi perempuan. Berdasarkan forum musyawarah yang diamanatkan
oleh kongres XIV di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur untuk membuat

10
pertemuan POKJA Perempuan PMII pada tanggal 26-29 September 2003
yang mengasilkan ketetapan bahwa di bentuk kembali KOPRI yang
merupakan bagian dari integral dengan PMII di Jakarta pada tanggal 29
September 2003 dimana PB KOPRI berpusat di Jakarta dengan visi
terciptanya masyarakat yang berkeadilan brlandaskan kesetaraan dan
menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan dengan misi
mengidiologisasikan gender dan mengkonsolidasikan gerakan
peerempuan di PMII untuk membangun masyarakat berkeadilan gender.

11
a. Panca Norma KOPRI kewajiban merupakan hal yang lebih utama dibandingkan
Panca Norma KOPRI dicetuskan pada tanggal 16 Februari 1966 tuntutan akan hak.
pada saat pelaksanaan Training Course Keputrian I PMII di
Jakarta bersamaan dengan pelaksaan Mukernas I, yang berisi
 Manifestasi dari pada itu merupakan pengorbanan kaum
sebgai berikut:
perempuan untuk berjuang dan menyelami terjun dalam langkah
a. tentang emansipasi
perjuangan politik, social, ekonomi, kebudayaan dimana
 Emansipasi wanita berarti memberikan hak-hak dan kesempatan
kewajiban perempuan telah terpenuhi dan akan berjalan sesui
kepada wanita sederajat, setingkat dan seirama dengan kaum
dengan hak-hak yang akan dituntutnya.
laki-laki. Bukan merupakan pemberian hak-hak istimewa karna
b. Tentang Etika Wanita Islam
penghargaan atau perbedaan naluri fitrahnya justru karena dia
 Ajaran tentang hak bayal, benar dan salah, baik buruk, bermoral
perempuan
dan immoral adalah suatu persoalan etika. Etika yang dimaksud
 Tunttutan hak-hak perempuan, meliputi segala kehidupan baik
adalah etika dalam Islam yaitu Al-quran dan As-Sunah.
hak politik, social, ekonomi, dan kebudayaan. Hak ini diberikan
 Pengabdian akan Tuhan adalah suatunbentuk pengabdian tertinggi
merupakam sebagai tuntuyan nurani yang mendorong manusia
dan merupakan gerak hidup yang didasarkan atas tqwa dengan
berkeinginan, berkehendak, dan berbuat segi realisasi dan
amar ma’ruf nahyi mungkar.
manisfestasi dari ajaran islam,
 Hubungan manusia memerlukan keharmonisan, keserasaian, dan
 Perjuangan hidup baik di politik, social, ekonomi, dan
penyesuaina akan perkembangan dan perubahan zaman berperang,
kebudayaan merupakan suatu kebutuhan yang bagi
kepada ajaran agama dan etika pergaiulan dalah suatu kemutlakan
kita .mempunyai ukuran-ukuran yaitu yang didasaerkan atas
sehingga prinsip perorangan yang tidak hanyut terseret oleh yag
perbedaan-perbedaan struktur rohaniah, jasmaniyyah, dan
tanpa arah.
kondis ruang dan waktu.
c. Tentang watak PMII Puteri dalam Kesatuan dan Totalotas
 Pembatasan atas hak adalah suatu kewajiban yaitu suatu langkah
Berorgsnisasi
dan tindakan yang harus ditempuh lebih dahulu, ini berarti

12
 PMII Puteri adalah bagian dari organisasi PMII dan tak perjuangan yang senada dan seirama, seiring dan berdampingan dalam
terpisahkan, tetapi merupakan suatu paduan dan persenyawaan mencapai tujuan bersama dan tujuan yang sama.
yang tanpa melarutkan sifat dan ciri-ciri keperempuanannya.  Sikap msa bodoh, sikap rendah diri, dan sikap penakut dan
 Sebagai organ yang tidak terpisah dari PMII, KOPRI melakukan nerima adalah suatu bentuk sikap yang seharusnya tidak ada
perjuangan yang senada dan beriringan, maju dalam berbagai bagi PMII Puteri, justru emansipasi wanita maka sifat-sifat
bidang organisasi, dimana tugas-tugas dan peran organisasi tidak kerendahan itu dapat dilenyapkan.
dibedakan.  Atas dasar tanggung jawab yang mendalam terhadap
 Sebagai organisasi Putri yang berlandaskan Islam, walaupun agama, bangsa, dan revolusi, maka partisipasi terhadap
merupakan kesatuan organ yang tidak terpisahkan, tetapi KOPRI neven-neven organisasi sebagai alat partai dan revokusi
mempunyai sikap hidup dan pandangan serta langkah juga terutama organisasi wanita adalah kemutlakan dan tidak
tindakan yang berbeda dengan mahasiswa diluar Islam, bahkan dapat di elakan.
berbada dengan mahsiswa-mahasiswa puteri Islam di luar  Usaha-usaha kongkret kearah itu dapat dilakukan
ASWAJA. ialahturut meningkatkan kemampuan-kemampuan dan
 Suatu kesatuan dalam totalitas berorganisasi adalah suatu bentuk daya perjuangan dalam berorganisasi khususnya terhadap
antara KOPRI dan PMII merupakan suatu paguyuban. Tetapi garis Muslimat, Fatyyat, IPPNU baik dalam bidang politik,
pemisah yang terbatas dengan norma dan kaidah-kaidah agama social, ekinomi, dan kebudayaanmaupun dalam bidanag-
suatu tuntutan mutlak yang memberikan tabir dan benteng ukuran bidang yang lebih luas, dengan didasarkan atas kondisi,
moral dan watak positif sehingga moral dan ajaran syariat islam tempat dana waktu sekarang.
terjalin karena nya. e. Tentang Partisapsi PMII Puterei dalam bidang ke Masyarakatan
d. Tentang organisasi Partisipasi PMII Puteri terhadap Neven-Neven  PMII Puteri sebagai mahasiswaa dan anggota
Organisasi masysaarakat, akan menyatukan dwi tunggal antara ilmu
 Sebagai organisais yang memihak pada ideiologi partau maka dan amai, antara teori dan praktek, berusaha
neven organisasi yang berafiliasi dengan paartai adalah juga alat merealisasikan kata dan perbuatan sehingga aktif dan ikut

13
serta dalam kegiatan kemasyarakatan selagi tidak c. Warga KOPRI sebagai insan organisasi, harus
bertantangan dengan noema-norma agama. mengembangkan sikap profesionalits dalam
 Suatu pembaktian yang mesti dituntut lebih dahulu agar menjalankan aktivitsnya.
tidak menyimpang dari norma-norma agama, revolusi, dan Fungsi NKK ini adalah:
kemasyarakatan, adalah suatu usaha mutlak untuk a. Sebgai justifiksi terhadap tata tertib social dan tertib
mempelajari hokum-hukum dan ajaran agama. Doktrin organisasi yang mensyaratkan pada anggota untuk
revolusi dan pengetahuan masyarakat lainnya. menerima
b. Sebagai konstruk yang sah dan dainggap vital secara
b. NKK (Nilai Kader KOPRI) moral mengikat. Jadi setiap tindakan harus berada di
Nilai kader KOPRI atau yang disingkat NKK adalah balik legitimsi NKK
sebuah sarana kader KOPRI untuk mengenal, melohat c. Ssebagai pedoman yang memberikan wawasan
dirinya sendiri dan bahkan mengharapkan yang lain untuk mengenal misi dan tujuan organisasi sekaligus
melihat. NKK juga merupakan potret yang diharapkan. merupakan komitmen bertindak.
Unyuk menjawab pertanyaan “siapa saya” makan NKK
mengembangkan sebagai berikut: Berangkat dari pemikiran diatas maka NKK
a. Warga KOPRI sebgai insan individu harus dipenuhi dirumuskan sebagai berikut:
dengan muatan religious Karen keislamannya, harus a. Modernisasi
dipenuhi dengan muatan intelektialits karena Modernisasi telah mampu mengembangkan suatu kultur dengan
mahasiswa, dan juga harus dipenuhi dengan mualtan menempatkan bentukrasionalits tertentu sebagai nilai yang menonjol tapi
kamandirian karena kedewasannya. dalam beberapa hal sering gagal, karena rasionlitsitu kurang bias
b. Warga KOPRI sebagai makhluk social, tanpa dipaksakan sebagai penutan yang tepat. Meskipun begitu rasionalitas
membedakan suku, agama, rasm dan antar golongan dalam beberapa segi telah mampu mengganti semangat keagamaan.
serta melihat dimensi ruang dan waktu. Modernisasi seringkali ditandai dengan pesatnya ilmu pemgetahuan
dan teknologi ternyata mampu merubah beberapa pandangan manusia

14
dalam beberapa masalah kehidupan mereka, akibatnya manusia seringkali
mengidiologikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sembahan C. Idiologi Politik Organisasi KOPRI
kehidupan. Menghadapi fenomena demikian, maka sikap KOPRI Semakin merasa lemah seoramg hamba, semakin kuat pula keinginan
menerima modernisasi secara selaktif mana yang harus diambil. untuk memuji. Akhirnya bentuk penghambaan terhadap Tuhan
b. Mitra Sejajar bermetamorfosa menjadi penghambaan terhadap penguasa. Kekuasaan
 Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dalam kodrat agama teralih-secara tak sadar- pada kekuasaan politik [Hasan Hanafi]
yang berbeda, namun sama-sama mempunyai tanggung
Sejatinya idiologi yang dianut oleh PMII, KOPRI yang merupakan bagian
jawab ke khalifahan (Q.S 8:165)
dari tubuh PMII mempunyai idiologi yang sama yaitu:
 Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang sama
siambang (Q.S 2:228) Idiologi secara keyakinan (set of beliefs) menganut ideologi ASWAJA.
 Mempunyai kesempatan beraktivitas dan berjuang serta Idiologi secara ekonomi politik menganut paham pancasila (Fiqih Politik
diperhitungkan prestasi kerjanya (Q.S 4:32) ASWAJA). ASWAJA diartikan sebagai ekonomi, keagamaam, spritualitas
 Antara laki-laki dan perempuan saling melindungi (Q.S 9; dan ubudiah.
71) KOPRI sebagai badan semi otonom yang secara ke khususan membahas

 Antara laki-laki dan perempuan saling membutuhkan (Q.S keperempuanan, selain menganut ideologi PMII, KOPRI menganut

2: 167) Feminis ASWAJA. KOPRI mempunyai identitas yang jelas dalam gerakan
keperempuanan.

c. Watak KOPRI
 KOPRI dalam melakukan kegiatannya tidak akan D. Garis Perjuangan Politik yang tegas

meninggalkan sifat-sifat kewanitaanya Prinsip Aswaja dan pilarnya, pembebasan, keadilan dan kesetaraan mutlak

 KOPRI mempunyai tindakan, perilaku, pandangan dan menghadirkan musuh yang harus kita kikis dan ruang geraknya. Karena

langkah yang berbeda dengan mahsiswa non Islam, dan akar masalah yang menyababkan terjadinya degradasi kemanusiaan yang

mahasiswa di luar ASWAJA. terjadi (baik terhadap laki-laki maupun perempuan) adalah bergerak

15
bebasnya musuh rakyatyang menguasai seluruh sendi-sendi bangsa dan keditaktoran penuh yang reaksioner. Adapun ciri-ciri fasisme
Negara, juga tidak kerkecuali perempuan. religious adalah:
a. Gerakannya mengambil bentuk mobilisasi masa dijalanan,
1. Budaya Patriarki
contoh: militer, FPI, HTI dll
Budaya yang menomorduakan perempuan dan menempatkan
(isu-isu yang diusung, anti pluralism, anti demokrasi, anti
perempuan sebagai entitas masyarakat yang inferior. Inilah yang
liberalisasi)
menghambat perempuan untuk maju.
b. Percaya pada keagungan system dan nilai-nilai social masa
2. Kapitalisme
lalu
Sitem ekonomi kapitalis (yang menghendaki nilai lebih), dalam
(seperti konsep khilafah, kehebatan kepemimpinan masa lalu
Islam disebut juga riba, mendapatkan hidup dari hasil eksploitasi
dll)
sumber daya yang terus menerus demi kepentingan akumulasi dan
Kunci memenangkan pertarungan dengan kelompok kanan
penghisapan manusia dengan antar manusia, serta mendukung
radikal/fanatisme religious ini tergantung oada dau hal berikut:
ketertindasan perempuan. Dengan penguasaan dan kepemilikan
individu yang lebih, kekayaan yang dikumpulkan hanya dinikmati a. Seberapa mampu gerakan progresif mampu membangun gerakan
oleh beberapa orang saja. Akhirnya perempuanlah yang menjadi basis masa yang terorganisir dan berkesadaaran kritis.
korban paling utamandengan system tersebut, perempuan hanya b. Seberapa mampu gerakan progresif memenagkan pertarungan di
menjadi objek dan komoditi dari kepentingan modal mereka, jalan-jalan.
perempuan dijadikan pekerja penurut dengan diberi upah rendah. 4. Imperialism
3. Fasisme religious Impereialisme atau disebut juga penjajahan gaya barubatau
Ini adalah istilah yang lebih majudari definisi radikalisme dan penjajahan non fisik, impereialisme adlah bergeraknya modal
fundamentalis agama. Fasisme sendiri adalah system yang dibagun asing yang sangat bebas untuk mengusai sumber daya alam dan
oleh kelompok borjuis kecil dan tengah eropa untuk menguasai aset-aset masyarakat. Metode pelaksanaanya adalah dengan
Negara. Fasisisme juga bias dikatakan sebgai penguasaan atau melakukan kerja sama investasi atau pembelian asset-aset
kepemilikan Negara/masyarakat (kepemilikan produksi emas, baja

16
misalnya telekomunikasi oleh pemodal besar dan Negara maju) Semakin banyaknya gerakan-gerakan perempuan saat ini,
dan pemberian uang yang menjerat Negara dan rakyatnya. KOPRI berusaha untuk membuat arah gerakan KOPRI yang
Sehingga kemiskinan, kebodahoan, keriminalitas, pengganguran “khas”. Ada dua landasan yang akan membuat gerakan
semakin merajalela di negeri ini. Disinilah perempuan juga KOPRI memiliki ciri dan menjadi arah gerak KOPRI yaitu
terkena dampak serius, khusunya ibu rumah tangga, yang pada Nilai Kader KOPRI dan Panca Norma KOPRI. Gerakan
kesehariannya berjibaku dengan kebutuhan pokok rumah tangga. KOPRI perlu adanya penguatan-penguatan dari basis atau
Ketika ke empat musuh tersebut masih mengkerangkeng dan kader-kader PMII.
merajalela, maka sebuah keniscayaan keadilan, kesejahteraan, Pada kongres ke XVII di Jambi lahir IPO (Ideologi Politik
kesetaraan tercipta ditengah-tengah masyarakat. Daari keempat Organisasi) KOPRI. Ketika sudah menemukan dasar-dasar
musuh yang diuraikan tersebut, satu-satunya jalan untuk Ideologi, maka akan mempermudah fungsionaris kader dan
melawannya adalah keseriusan dari individu dan organisasi kita organizer KOPRI untuk menentukan berbagai langkah
yang terluang dalam landasan idiologiyang jelas kemudian gerak serta kebijakan yang berkaitan dengan perempuan
diteruskan dengan taktik organisasi yang sistematis. dalam perspektif gender yang tetap memegang nilai-nilai
dasar Islam Ahlussunah Wal Jama’ah, karena dari nilai-nilai
e) Kopri Sebagai Gerakan Perempuan Yang Khas
ini telah melahirkan berbagai pandangan dan kemudian
Korps PMII Putri yang lahir 25 November 1967
dipakai untuk menajamkan analisa untuk berbagai persoalan
merupakan wadah kader perempuan Pergerakan Mahasiswa
yang dialami perempuan.
Islam Indonesia. Prinsip kesetaraan KOPRI yang
Dua gerakan strategis yang dapat dilakukan KOPRI untuk
merupakan salah satu bagian prinsip kesetaraan dalam Al-
tetap konsisten dengan gerakan dan tujuan PMII. Disamping
Qur’an sebagai khalifatullah fil ardl dan keberadaannya
sebagai kader KOPRI (karena jati dirinya adalah
menjadi rahmat bagi segenap alam, karenanya keberadaan
perempuan) yang dapat bergerak pada ranah isu-isu gerakan
KOPRI harus dirasakan kemanfaatannya tidak hanya oleh
sosial lainnya. Jadi pada dasarnya KOPRI harus mampu
kader-kader PMII baik seluruh umat yang ada di bumi ini,
menerobos pembagian kerja secara gender dengan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
merumuskan “dua strategi gerakan”

17
1. Gerakan politik, output yang akan dicapai dalam proses pemahaman gerakan yang berlandaskan ahlusunnah wal jama’ah
gerakan politik adalah penguasaan leading sector oleh dan berwawasan perspektif gender di tingkatan mahasiswa dan
kader-kader perempuan PMII masyarakat. Dengan meminjam teori Jurgen Hubernas tentang
2. Gerakan sosial, output yang akan dicapai dalam proses “public sprerare” maka kader putri PMII didorong untuk mencapai
gerakan sosial adalah advokasi kepada masyarakat baik pemenangan war of position dengan tetap menghargai harmoni
advokasi kebijakan public yang tidak berpihak kepada kultur. Olehnya akan tercipta kader perempuan yang memiliki
perempan dan advokasi basis masa (include terhadap kesadaran kritis, pola kaderisasi yang menciptakan identitas dan
sector buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota, dll) citra diri kader yang cerdas,visioner dan berakhlakul karimah,
f) Narasi Gerakan Korps PMII Putri (KOPRI) memiliki karakter yang kuat serta pijakan gerakan pada aswaja
Gerakan massif membutuhkan penguatan internal, dan kearifan local. Penguatan ideology ini harus semakin
menurut Saskia Eleonora Wieringadefinisi yang komprehensif diperkuat dalam setiap kaderisasi dan menjadi ruh gerakan.
tentang gerakan perempuan sangat sukar, karena gerakan
perempuan tidak pernah bicara dalam satu bahasa. Tetapi ia
memberikan masukan bahwa gerakan perempuan dapat dilihat
sebagai spektrum menyeluruh dari perbuatan individu atau
kolektif secara sadar dan tidak sadar, kelompok atau organisasi
yang berperhatian terhadap berkurangnya berbagai aspek
subordinasi gender yang dipandang sebagai berjalinan dengan KOPRI
penindasan lainnya misalnya yang didasarkan atas prefensi kelas,
ras, etnis, umur dan seks.
MUSUH BERSAMA
Berbagai bentuk penindasan dan ketidakadilan terhadap
perempuan berakar pada adanya cara berfikir dan bertindak
bersama secara sadar dan terorganisir untuk menegakan kembali PATRIARKI KAPITALISME FASISME IMPERALISME
martabat dan kemanusiaan tersebut melalui proses penyadaran

18 ORIENTASI PERJUANGAN
BAB II maksimal gerakan PMII, karena gerakan-gerakan perempuan
SISTEM KADERISASI KOPRI massif adalah juga bagian yang berpengaruh besar terhadap
KOPRI yang masih berada dalam naungan PMII mempunyai benetuk perubahan dan perannya di organisasi internal, Negara,
kewajiban untuk menjawab system kaderisasi, ada banyak factor dan agama. Rumusan misi penting gerakan perempuan PMII yang
dan pembacaan ulang tentang makna kaderisasi sesungguhnya, terumus dalam institusi KOPRI, yaitu:
membuat kader-kader perempuan PMII mendorong menginisiatif Idiologisasi
diri untuk merumuskan system kaderisasi sendiri. Selain itu,
KOPRI sebagai badan semi otonom PMII secara idealnya KOPRI
mampu menyusun dan mengelola system kaderisasinya sendiri Struktur kolektif masyarakat
tanpa meninggalkan konsep pengkaderan PMII yang ada. Pengetahuan
A. Pandangan Umum Pengkaderan
Dalam proses perkembangannya, KOPRI sebagai wadah kader
perempuan PMII meyakaini peranannya sebagai khalifatullah fill Untuk itu, penguaatana materi tentang gender perspektif, menganalisa,
ard dan keberadaannya akan menjadi rahmat bagi segenap alam. pembacaan keritis, dan memiliki sensitifitas gender dalam menyikapi
Karenanya keberadaan KOPRI harus bias dirasakan berbagai macam persoalan gender dan fenomenanya, produk-produk
kemanfaatannya tidak hanya oleh kader-kader PMII baik laki-laki kebijakan daerah, dan KOPRI harus memberikan alternatif-alternatif
maupun perempuan teteapi juga bagi seluruh makhluk baik gagasan yang lebih mengakar dan relevan dengan kepentingan masyarakat
langsung maupun tidak langsung. dan perempuan. Pembacaan kritis adalah pembacaan yang multidimensi dan
Penyempurnaan struktur KOPRI sebagai badan semi otonom PMII berkelaanjutan.
yang merupakan ruang pengembangan dari pembinaan masalah B. Tiga Nilai Pengkaderan
perempuan PMII dalam pengembangan dan pembinaan masalah Peningkatan kualitas kader dan pengkaderan KOPRI harus sesuai dengan
perempuan seyogyanya dimaksimalkan untuk memperkuat kader pengkaderan yang sidash dilakukan oleh PMIIsesuai dengan nilai-nilai dan
perempuan PMII dalam nalar intelektual dan idiologi organisasi, prinsip-prinsip umum, khusus, dan skill. Umum itu berkaitan dengan ilmu-
yaitu aswaja prespektif perempuan. Ruang ini merupakan strategi ilmu social yang diluar dari nilai-nilai ke PMII an dan ke Islam an, khusus

19
yang bermuatan prinsip dasar PMII, NU, NDP, dan Aswja, sedangkan skill  Analisis SWOT
adalaj bagaimana kita menciptkan kader 10-15 tahun ke depan akan dibawa d. Media Kaderisasi
kemana kader sesuai dengan minat, bakat, dan potensi kader.  Maksimalkan dan kampanye via teknologi dan medsos
Ketiga pilar ini yang menjadi spirit bergeraknya kader-kader perempuan PMII  Intervensi agenda kampus
dalam wujud yang otentik. Kayakinan, pemahaman, pelaksanaan, dan  Diskusi
penghayatan atas ajaran Islam, pengetahuan, wawasan dan pembelaanya e. Target Sasaran dan Capaian
terhadap Negara, dan bangsa Indonesia.
 Evaluasi hasil kerja

Tahap II ->
C.Strategi Kaderisasi KOPRI
a. Pembenahan Kurikulum
 Kalender akademik di sesuaikan dengan agenda KOPRI
Stategi Kaderisasi
Rayon dan Komisariat
 Sinergitas agenda PMII dan KOPRI pada tiap Rayon dan
Tahap I -> Pengrekrutan anggota baru
Komisariat
a. Pembacaan medan gerak
 Identifikasi kampus/ fakultas
b. Pembenahan Struktur
 Analisis SWOT
 KOPRI menjadi BSO
b. Penetapan sasaran
 Pengawalan RTAR dan RTK menjadi Pilsung
 Mahasiwa baru
 Sinergitas kepengurusan PMII dan KOPRI
 Masyarakat umum, misal berjejaraing dengan dinas,
Pembenahan Kualitas
institusi, dan lembaga
 Maksimalkan pendidikan formal KOPRI (SIG, SKK,
 Siswa
SKKN)
c. Membaca peluang kaderisasi

20
Tahap III -> Distribusi Kader Tanpa menghilangkan pola kaderisasi yang sudah ada di PMII,
a. Skala distribusi Kader perlu adanya penguatan institusi KORPS PMII PUTERI (KOPRI)
b. Target capaian leading sektor kampus sebagai organisasi yang berbadan semi otonom. Sama hal nya
 Ketua-ketua BEM/HM-J, UKM, UKK dengan PMII, adanya kaderisasi formal, informal dan non-formal.
 Menguasai ruang-ruang strategis Dalam hal ini KOPRI berusaha mengkaloborasikan poa-pola
kaderisasi yang ada di PMII dengan kebutuhan kader-kader
perempuan PMII yang ada di KOPRI.

A. Tentang Modul
Modul ini adalah modul yang dikeluarkan oleh Pengurus
Cabang KOPRI Kota Bandung dan merupakan turunan dari
modul kaderisasi Pengurus Besar PB KOPRI sebagai acuan
untuk melakukan kaderisasi non formal di PMII, dan sebagai
wujud kesadaran kolektif akan pentingnya pembenahan
kaderisasi KOPRI.
a. Modul ini secara khusus ditujukan kepada seluruh PR dan PK
se kota Bandung sebagai acuan untuk melaksanakan kaderisasi
di tingkat basis masing-masing.
b. Modul ini berisi tentang outline-outline materi untuk PR dan
PK se Kota Bandung
c. Outline-outline materi sebagai bahan bacaan peserta untuk
lebih memahami isi materi.
BAB III
B. Materi-Materi Menurut Tiga Pilar Dasar
Materi-Materi Pengkaderan

21
Dalam ruang lingkup di bawah naungan Cabang, PR, PK, dan
PC mempunyai jenjang kaderisasi wajib yang harus dilakukan
ditiap institusi sesuai jenjang nya.

22
Skk a. Ke koprian a. Analisis a.ansos
b. Sinergitas struktur prespektif
Jenjang Materi umum Materi khusus Materi keahlian
gerakan patriaarki feminis
SIG a. Konsep Disesuaikan
kopri dan b. Teori-teori b.aadvokasi
dasar islam dengan konsep,
gerakan social kebijakan
b. Gender output, input
multisek- gerakan public
prespektif dan lokaltas
Tor perempuan c. teknik
Al-Quran rayon/fakultatif
lobiying dan
c. Gender dan kampus
penguatan
Presektif
jejaring
hadist
d. Fiqih
prespektif
perempuan
e. Hukum
islam
Indonesia

Jenjang Materi Materi khusus Materi


umum keahlian

23
BAB IV permasalahan perempuan. SIG dilaksanakan untuk anggota PMII
yang telah mengikuti MAPABA dan resmi menjadi anggota.
KURIKULUM PENGKADERAN KOPRI
 Sekolah Kader Kopri (SKK), merupakan pendidikan lanjutan bagi
A. Tentang Kaderisasi KOPRI kader perempuan yang telah mengikuti Pendidikan Kader Dasar
(PKD) dan telah mengikuti SIG.
Berangkat dari nilai tauhid yang ajarannya menggelorakan semangat
 Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN), pengkaderan ini
rahmatan lil’alamin membawa sistem berpikir yang rasional objektif demi
dimaksudkan untuk kader perempuan yang telah mengikuti
keadilan dan kemanusiaan. Kehadiran agama sebenarnya untuk
Pendidikan Kader Lanjut (PKL) dan SKK.
menyelesaikan problem kemanusiaan, menyuarakan keadilan (al-‘adallah),
kebebasan (al-hurriyah), kesetaraan (al-musaawah), dan memanusiakan Pendidikan berjenjang ini dimaksudkan agar pemahaman kader dan
manusia (mu’aasyarah bi al ma’ruf). Maka dari itu KOPRI sebagai wadah penguatan intelektual secara utuh dan sistematis menjadi satu kesatuan
kader perempuan menyadari perannya sebagai khalifatullah fil-ardl dan pemahaman.
keberadaanya untuk menjadi rahmat bagi segenap alam. Oleh karenanya
B. Tujuan
keberadaan KOPRI harus mampu mengambil posisi dalam problem kaum
 Menciptakan kader yang ulul albab
perempuan saat ini.
 Penguatan nalar intelektual dan kemandirian kader perempuan
KOPRI merupakan badan semi otonom yang merupakan organisasi kader,  Mencetak kader yang memiliki loyalitas dan kesetiaan terhadap
secara otomatis mempunyai tanggung jawab dalam mencetak kader-kader organisasi
perempuan agar memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi kepada  Mementuk kader yang militan dan memiliki komitmen terhadap
organisasi demi terwujudnya kesejahteraan Indonesia. Sistem kaderisasi nilai-nilai pergerakan
KOPRI terdiri dari:
 Membentuk kader pelopor, pembaharu dan kreator

 Sekolah Islam dan Gender (SIG), diselenggarakan dalam upaya


memberikan penyadaran bahwa pemahaman Islam dan Gender C. Model Pengkaderan

sangat dibutuhkan agar peka dan sensitive gender terhadap

24
Pendidikan formal di PMII dalam kaderisasi KOPRI ini menggunakan kaderisasi formal, yaitu MAPABA. Secara umum anggota
pendekatan partisipatoris, yakni suatu pendekatan yang memosisikan yang mengikuti SIG diharapkan menjadi anggota yang
peserta untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan, dan gagasan berkualitas MUTAKID, yakni anggota yang memiliki loyalitas
dalam keseluruhan proses kaderisasi menjadi sangat penting. Adapun atau kesetiaan terhadap organisasi dan peka terhadap Islam
setiap materi/sesi menekankan beberapa aspek yang diperlukan untuk ramah perempuan, isu-isu gender dan sensitifitas gender
memberi pengertian dan pemahaman pengetahuan, yaitu: dilingkungan sekitarnya. Secara khusus setelah mengikuti
Sekolah Islam Gender anggota diharapkan:
a. Problematic, penyajian persoalan yang dibahas atau dipecahkan.
• Memiliki keyakinan bahwa PMII dan KOPRI merupakan
Problem yang duhadapi merupakan tantangan yang harus
organisasi kemahasiswaan yang tepat untuk mengembangkan
diselesaikan.
dirinya.
b. Discovery atau inquiry, peserta didorong untuk mengkaji dan
• Memiliki keyakinan bahwa PMII dan KOPRI adalah
menemukan hal-hal baru. Langkah ini mempunyai dua arah
organisasi kemahasiswaan Islam yang paling tepat untuk
tujuan, yaitu pertama mendorong peserta lebih kreatif menyikapi
memperjuangkan kaum mustad'afin tanpa memandang jenis
sebuah permasalahan dan memberikan kesadaran kepada peserta
kelamin, baik itu laki-laki maupun perempuan.
bahwa masih banyak sumber lain yang dapat dikaji dan
• Mengikuti Ahlussunnah wal jama'ah (ASWAJA) sebagai
penemuan-penemuan baru.
dasar prinsip pemahaman, pengamalan dan penghayatan Islam
c. Sharing, yaitu berbagi pengalaman antarindividu dalam
Indonesia.
memecahkan masalah.
Sekolah Islam Gender diselenggarakan oleh pengurus rayon
atau pengurus komisariat yang telah mengikuti SIG.
D. Jenjang Kaderisasi KOPRI
Penyelenggaraannya melalui pengurus KOPRI
1. Kurikulum Sekolah Islam Gender (SIG)
mengkoordinasikan kepada pengurus rayon atau komisariat
a. Ketentuan Umum SIG
secara keseluruhan.
Sekolah Islam Gender adalah fase orientasi kepada anggota-
b. Unsur Pelaksana SIG
anggota perempuan dan laki-laki PMII setelah mengikuti

25
Unsur pelaksana SIG adalah tim atau individu yang terlibat
secara langsung dalam pelaksanaan SIG. Sebagian pelaksana o Narasumber
SIG ditugaskan untuk tetap berada di dalam forum, unsur
Narasumber SIG adalah orang yang di undang untuk
pelaksana SIG adalah sebagai berikut:
memberikan materi sebagaimana ditentukan mengenai tujuan SIG
o Panitia
dan tujuan materi yang disampaikan. Narasumber memiliki
Panitia adalah tim yang dibentuk untuk penyelenggara
ketentuan sebagai berikut:
SIG, mereka adalah pengururs atau anggota yang telah
mengikuti SIG dengan tanda bukti berupa sertifikat. Susunan i. Kader PMII atau KOPRI yang minimal telah mengikuti MAPABA
pokok panitia terdiri dari Steering Comittee (SC) dan dan SIG, dipandang memiliki kompetensi dan sedang atau pernah
Organizing Committee (OC). Adapun tugas panitia adalah menjadi pengurus pada Pengurus Cabang.
sebagai berikut: ii. Kader PMII atau KOPRI yang telah paripurna (alumni) dan
i. Mematangkan konsep dan teknis pelaksanaan SIG dipandang memiliki kompetensi.
ii. Bersama penyelenggara SIG menetapkan narasumber, iii. Tokoh masyarakat, akademisi atau profesional yang dipandang
fasilitator, dan moderator. memiliki kompetensi.
iii. Mempersiapkan sertifikat untuk peserta, narasumber, Narasumber bertugas memberikan materi dan menanggapi
fasilitator dan moderator. pertanyaan-pertanyaan peserta sesuai dengan tujuan materi.
iv. Mendata dan mendokumentasikan identitas peserta o Pemandu Ahli
SIG serta mengkoordinasikannya dengan bidang
Pemandu ahli adalah kader atau orang yang ditunjuk oleh
kaderisasi pengurus rayon atau pengurus komisariat.
panitia SIG untuk mendampingi peserta SIG secara khusus dalam
v. Menciptakan dan menjaga keberlangsungan serta
sesi studi banding keprofesian. Pemandu ahli sebaiknya telah
kondusifitas SIG
memiliki pengalaman dan memahami seluk beluk dunia profesi
vi. Menyusun laporan kegiatan dan
yang akan dikunjungi. Tugas pemandu ahli adalah sebagai berikut:
mempertanggungjawabkannya kepada penyelenggara
SIG

26
i. Mendampingi peserta o Notulen
ii. Menjelaskan kepada peserta seluk beluk keprofesian.
Notulen SIG adalah kader yang dinilai cakap dalam
menyusun prosiding. Tugas notulen adalah sebagai berikut:

o Fasilitator i. Mencatat pembicaraan yang terjadi dalam setiap sesi SIG.


ii. Menyusun dan merapikan catatan dalam bentuk prosiding
Yang berhak menjadi fasilitator adalah kader yang
yang bisa dibaca.
minimal telah mengikuti PKD dan SIG serta dinilai memiliki
iii. Menyiapkan kebutuhan fasilitator yang berkaitan dengan
pengetahuan cukup atas materi-materi SIG. fasilitator berjumlah 2-
tugasnya sebagai notulen.
4 orang, mereka bekerjasama dan dapat saling menggantikan
o Petugas Forum
dalam menjalankan tugas sebagai fasilitator. Tugas fasilitator
dalam SIG sebagai berikut: Petugas forum adalah kader yang dinilai tanggap dan
cekatan dalam merespons dan melayani kebutuhan forum serta
i. Memantau perkembangan forum secara utuh (kondisi
kebutuhan fasilitator sejauh menyangkut pelaksanaan SIG. petugas
peserta, isi materi, peralatan materi, perlengkapan SIG,
forum berjumlah maksimal 3 orang dan merupakan bagian dari
dll)
panitia.
ii. Memberikan orientasi umum kepada peserta tentang arah
yang dituju dari SIG pada awal kegiatan. c. Kurikulum Sekolah Islam dan Gender
iii. Memfasilitasi peserta untuk meninjau kembali penguasaan
No. Materi Sekolah Islam dan Gender Status Waktu
dan pengalaman mereka terhadap seluruh materi SIG pada
1. Identifikasi masalah Wajib 150 menit
akhir kegiatan.
a. Tujuan
iv. Memfasilitasi peserta dalam pengambilan kesimpulan
Peserta saling mengenal satu sama
umum dari seluruh materi SIG.
lain, termasuk dengan fasilitator dan
panitia, menyusun kesepakatan dan

27
kontrak belajar selama pelatihan serta 3) Peran dasar manusia di
mampu mengidentifikasi masalah muka bumi: ibadah dan
yang dihadapi perempuan. khalifah
b. Pokok Bahasan 4) Prinsip keadilan gender
1) Perkenalan dalam konsep tauhid dan
2) Identifikasi kehidupan
3) Harapan 3. Al-Qur’an Perspektif Perempuan Wajib 150 menit
4) Kekhawatiran a. Tujuan
2. Konsep Dasar Islam Wajib 150 menit Peserta memahami konteks
a. Tujuan budaya saat pewahyuan al-Qur’an
Peserta memahami sejumlah dan risalah kemanusiaan Islam
istilah dasar dalam studi Islam, dalam pewahyuan terutama misi
misi dasar Islam dan konsep pembebasan perempuan.
tauhid dalam Islam sebagai basis b. Pokok bahasan
transformasi menuju keadilan 1) Konteks sosial budaya
sosial. politik kondisi
b. Pokok Bahasan perempuan saat Al-
1) Makna Islam, Iman dan Qur’an diturunkan
Ihsan: etimologis dan 2) Prinsip keadilan gender
terminologis dalam al-Quran
2) Misi dasar Islam: 3) Isu-isu gender dalam al-
pembebasan, Quran dan tafsirnya
kemaslahatan dan 4. Hadist perspektif perempuan Wajib 150 menit
keadilan

28
a. Tujuan perempuan membawa
Peserta memahami makna, posisi sial, kurang akal dan
dan kualifikasi serta analisis kurang agama,
keadilan gender dalam teks kadist kepemimpinan politik,
yang berkaitan dengan relasi pelaknatan akibat
gender. penolakan hubungan
b. Pokok Bahasan seksual, dll.
1) Makna, posisi dan 5. Fiqh Perspektif Perempuan Wajib 150 menit
kualifikasi hadist (sahih, a. Tujuan
hasan, dla’if) Peserta mengenal istilah-istilah
2) Kaidah periwayatan dasar dalam studi fiqh, prinsip
hadist dan keterlibatan dasar dalam studi fiqh, serta
perempuan dalam pembacaan fiqh yang adil gender
periwayatan. dengan berbagai metode yang
3) Prinsip keadilan gender digunakan.
dalam pembacaan hadist b. Pokok Bahasan
4) Pemaknaan ulang 1) Makna syariat, fiqh,
terhadap teks hadist yang fatwa, qanun dan qadla
bias gender, seperti 2) Konteks sosio-historis
penciptaan perempuan, perkembangan fiqh
mayoritas perempuan 3) Ulama perempuan dalam
penghuni neraka, pengembangan fiqh
perempuan dapat 4) Isu-isu gender dalam fiqh
membatalkan sholat,

29
perspektif perempuan implementasi
5) Pemikiran fiqh yang adil 3) Hukum Islam dan Politik:
gender studi kasus Kompilasi
6. Hukum Islam Indonesia Perspektif Wajib 150 menit Hukum Islam (KHI) dan,
Perempuan Counter Legal Draft
a. Tujuan Kompilasi Hukum Islam
Peserta memahami sejarah dan (CLD-KHI)
corak pemahaman Islam yang 4) Analisis isi hukum Islam
masuk ke Indonesia, pengaruh (positif) di Indonesia:
budaya pembawa Islam terhadap o UU No. 1 Tahun
corak keislaman di Indonesia, dan 1974 tentang
memahami pergulatan antara Perkawinan
hukum Islam dengan politik di o Inpres No. 1 Tahun
Indonesia terutama dalam kaitan 1991 tentang
dengan kepentingan perempuan. Kompilasi Hukum
b. Pokok Bahasan Islam
1) Sejarah masuknya Islam
di Indonesia dan corak
d. Follow Up Sekolah Islam dan Gender
pemikiran dominan yang
dibawa Follow Up atau tindak lanjut SIG adalah serangkaian kegiatan
2) Hubungan hukum Islam yang diselenggarakan oleh alumni SIG untuk kader PMII dan KOPRI di
dan kebudayaan cabang masing-masing. Rangkaian kegiatan tersebut berfungsi untuk
Indonesia: proses membekali dan mendorong pengembangan keorganisasian PMII pada
pembentukan dan

30
umumnya dan KOPRI pada khususnya sebagai media pembelajaran c. Pelatihan PO PPATA , diharapkan peserta mampu menelaah
bersama bagi kader-kader PMII dan KOPRI. terkait pola relasi PMII dan KOPRI kemudian diperjelas
dalam Peraturan Organisasi PMII.
o Tujuan
2. Kurikulum Sekolah Kader KOPRI (SKK)
Bertujuan untuk memperdalam dan mengembangkan kapasitas
a. Ketentuan Umum SKK
pengetahuan kader PMII dan KOPRI atas materi MAPABA dan
SKK adalah fase penanaman nilai-nilai dan misi pergerakan
PKD yang telah mereka peroleh sebelumnya. Selain itu follow up
serta pembentukan militansi anggota untuk menjadi kader
juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan khusus bagi
KOPRI. SKK diikuti oleh kader perempuan yang telah
kader PMII dan KOPRI.
mengikuti SIG bersama pembelajaran 6 bulan dan PKD.
o Penyelenggara
Secara khusus setelah mengikuti SKK anggota KOPRI
Penyelenggara follow up adalah alumni SIG, alumni harus
diharapkan untuk:
melakukan koordinasi dengan pengurus yang membidangi
 Siap memberikan dirinya untuk kepentingan
kaderisasi pada kepengurusan PMII setempat dan bekerjasama
pergerakan
dengan pengurus KOPRI.
 Memiliki pengetahuan teoritik dan pengetahuan
o Kegiatan Follow Up
lapangan yang mempuni
Adalah kegiatan pembekalan keterampilan yang diharapkan agar
 Memiliki kemampuan dan keterampilan berorganisasi
kader PMII dan KOPRI benar-benar memiliki kemampuan dalam
o Penyelenggara
mengembangkan diri dan lingkungannya termasuk membangun
SKK diselenggarakan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus
kesadaran dan sensitifitas gender. Adapun kegiatan follow up yang
Koordinator Cabang dan telah mengikuti SKK.
bisa dilaksanakan ssebagai berikut:
Penyelenggara SKK dilakukan melalui pengurus KOPRI
a. Pelatihan Kepemimpinan Perempuan (women leadership skills
dengan mengkoordinasikan dengan pengurus PMII secara
training)
keseluruhan.
b. Public speaking training
o Model Pendekatan

31
Pendekatan yang digunakan adalah partisipatoris, yakni suatu iv. Mendata dan mendokumentasikan identitas
pendekatan yang memposisikan oeserta sebagai subyek dan peserta SKK serta mengkoordinasikannya dengan
sumber belajar, sehingga keaktifan peserta untuk bidang kaderisasi pengurus cabang atau pengurus
mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan gagasan koordinator cabang.
dalam keseluruhan proses SKK. v. Menciptakan dan menjaga keberlangsungan serta
b. Unsur Pelaksanaan SKK kondusifitas SKK
Unsur pelaksanaan SKK adalah tim atau individu yang terlibat vi. Menyusun laporan kegiatan dan
secara langsung dalam pelaksanaan SKK. Sebagai unsur mempertanggungjawabkannya kepada
pelaksana ditugaskan untuk tetap berada di dalam forum. penyelenggara SKK.
Unsur pelaksana SKK adalah sebagai berikut:  Narasumber
 Panitia
Narasumber SKK adalah orang yang di undang untuk
Panitia adalah tim yang dibentuk oleh penyelenggara SKK
memberikan materi sebagaimana ditentukan mengenai tujuan SKK
untuk melaksanakan SKK. Panitia terdiri dari pengurus
dan tujuan materi yang disampaikan. Narasumber memiliki
atau anggota yang telah mengikuti SIG dan SKK dengan
ketentuan sebagai berikut:
tanda bukti berupa sertifikat. Susunan pokok panitia terdiri
dari Steering Comittee (SC) dan Organizing Committee i. Kader PMII atau KOPRI yang minimal telah mengikuti
(OC). Adapun tugas panitia adalah sebagai berikut: PKD dan SKK, dipandang memiliki kompetensi dan
i. Mematangkan konsep dan teknis pelaksanaan sedang atau pernah menjadi pengurus pada Pengurus
SKK Koordinator Cabang.
ii. Bersama penyelenggara SKK menetapkan ii. Kader PMII atau KOPRI yang telah paripurna (alumni)
narasumber, fasilitator, dan moderator. dan dipandang memiliki kompetensi.
iii. Mempersiapkan sertifikat untuk peserta, iii. Tokoh masyarakat, akademisi atau profesional yang
narasumber, fasilitator dan moderator. dipandang memiliki kompetensi.

32
Narasumber bertugas memberikan materi dan menanggapi iii. Memfasilitasi peserta untuk meninjau kembali penguasaan dan
pertanyaan-pertanyaan peserta sesuai dengan tujuan materi. pengalaman mereka terhadap seluruh materi SKK pada akhir
o Pemandu Ahli kegiatan.
iv. Memfasilitasi peserta dalam pengambilan kesimpulan umum dari
Pemandu ahli adalah kader atau orang yang ditunjuk oleh panitia
seluruh materi SKK.
SKK untuk mendampingi peserta SKK secara khusus dalam sesi studi
v. Mengantarkan dan mengakhiri sesi sebelum dan setelah materi.
banding keprofesian. Pemandu ahli sebaiknya telah memiliki pengalaman
 Notulen
dan memahami seluk beluk dunia profesi yang akan dikunjungi. Tugas
pemandu ahli adalah sebagai berikut: Notulen SKK adalah kader yang dinilai cakap dalam menyusun
prosiding. Tugas notulen adalah sebagai berikut:
i. Mendampingi peserta
ii. Menjelaskan kepada peserta seluk beluk keprofesian. i. Mencatat pembicaraan yang terjadi dalam setiap sesi
 Fasilitator SKK.
ii. Menyusun dan merapikan catatan dalam bentuk prosiding
Yang berhak menjadi fasilitator adalah kader yang minimal telah
yang bisa dibaca.
mengikuti SKK serta dinilai memiliki pengetahuan cukup atas materi-
iii. Menyiapkan kebutuhan fasilitator yang berkaitan dengan
materi SKK. fasilitator berjumlah 2-4 orang, mereka bekerjasama dan
tugasnya sebagai notulen.
dapat saling menggantikan dalam menjalankan tugas sebagai fasilitator.
 Petugas Forum
Tugas fasilitator dalam SKK sebagai berikut:
Petugas forum adalah kader yang dinilai tanggap dan cekatan
i. Memantau perkembangan forum secara utuh (kondisi peserta, isi
dalam merespons dan melayani kebutuhan forum serta kebutuhan
materi, peralatan materi, perlengkapan SKK, dll)
fasilitator sejauh menyangkut pelaksanaan SKK. petugas forum
ii. Memberikan orientasi umum kepada peserta tentang arah yang
berjumlah maksimal 3 orang dan merupakan bagian dari panitia.
dituju dari SKK pada awal kegiatan.
c. Kurikulum Sekolah Kader KOPRI (SKK)

33
No Materi Sekoah Kader KOPRI Status Waktu 10) Kode etik KOPRI
. 2. Konsep Gender, Seks dan Seksualitas Wajib 150 menit
1. Ke-KOPRI-an Wajib 150 menit a. Tujuan
a. Tujuan Peserta mampu memahami dan
Peserta mengenal KOPRI secara mampu membedakan konsep dasar
utuh dan memahami aturan seks, seksualitas, dan gender, serta
organisasi yang berlaku pada bentuk-bentuk ketidakadilan
KOPRI. gender beserta implikasinya dalam
b. Pokok Bahasan kehidupan perempuan
1) Sejarah, asas dan tujuan b. Pokok Bahasan
serta paradigm KOPRI 1) Konsep dasar seks,
2) Aswaja sebagai manhajul seksualitas, dan gender
fikro organisasi KOPRI 2) Bentuk-bentuk
3) Pola hubungan KOPRI- ketidakadilan gender,
PMII subordinasi, marjinalisasi,
4) Mekanisme pengambilan stereotype, kekerasan, dan
keputusan beban ganda
5) Struktur KOPRI 3) Penyebab pelanggaran
6) Syarat-syarat pembentukan ketidakadilan gender
PR-PC-PKC-PB KOPRI 4) Pandangan agama dan
7) Keanggotaan KOPRI budaya tentang keadilan
8) Atribut KOPRI gender
9) Sumber keuangan 3. Analisis Struktur Patriarki Wajib 150 menit

34
a. Tujuan 4. Analisis Sosial Perspektif Feminis Wajib 150 menit
Peserta mampu membedah dan a. Tujuan
mengurai actor, kepentingan dan Peserta memahami alat analaisis
cara kerja struktur yang sosial kritis dalam perspektif
menjadikan laki-laki sebagai pusat feminis dan mampu
kuasa dan berdampak pada menggunakannya untuk
pelanggengan ketidakadilan gender memahami kenyataan masyarakat
dalam kehidupan masyarakat di tingkat lokal, nasional dan
b. Pokok Bahasan global dalam kaitannya
1) Patriarkhi: pengertian, cara ketimpangan sosial berdasarkan
kerja, dan akibat yang gender
ditimbulkan b. Pokok Bahasan
2) Pemetaan actor ideologi 1) Pengertian dan instrument
patriarki dan analisis sosial kritis
kepentingannya: 2) Praktik analisis sosial
kapitalisme, perspektif feminis
neoliberalisme, sistem terhadap realitas
politik non demokratis, ketidakadilan gender
serta pandangan agama 5. Pengembangan Gerakan Perempuan Wajib 150 menit
dan budaya yang a. Tujuan
diskriminatif Peserta memahami nalar sejarah
3) Dampak ideologi patriarki gerakan perempuan (feminisme)
terhadap kehidupan sebagai jawaban atas problem
masyarakat ketidakadilan gender yang

35
dihadapi kaum perempuan, baik pada keadilan gender
pada tataran internasional maupun b. Pokok Bahasan
nasional, termasuk gerakan 1) Advokasi: pengertian,
perempuan kontemporer yang bentuk-bentuk, dan
berkembang saat ini. strateginya
b. Pokok Bahasan 2) Proses dan mekanisme
1) Sejarah kemunculan penyususnan kebijakan
gerakan perempuan publik
(feminism) 3) Teknik advokasi kebijakan
2) Aliran-aliran ideologis publik
gerakan feminism
3) Gerakan perempuan di
c. Follow Up Sekolah Kader KOPRI
Indonesia: dari zaman
penjajahan hingga Follow Up atau tindak lanjut SKK adalah serangkaian kegiatan
sekarang yang diselenggarakan oleh alumni SKK di cabang masing-masing.
4) Gerakan feminism muslim Rangkaian kegiatan tersebut berfungsi untuk membekali dan mendorong
di Indonesia pengembangan keorganisasian PMII pada umumnya dan KOPRI pada
6. Advokasi Kebijakan Publik Wajib 150 nit khususnya sebagai media pembelajaran bersama bagi kader-kader PMII
a. Tujuan dan KOPRI.
Peserta memahami konsep dasar,
o Tujuan
bentuk-bentuk, strategi advokasi,
Bertujuan untuk memperdalam dan mengembangkan kapasitas
dan langkah-langkahnya secara
pengetahuan kader KOPRI atas materi PKD yang telah mereka
sistematis untuk mempengaruhi
peroleh sebelumnya.
kebijakan publik agar berpihak

36
o Penyelenggara 3. Kurikulum Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN)
Penyelenggara follow up adalah alumni SKK, alumni harus a. Ketentuan Umum Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN)
melakukan koordinasi dengan pengurus yang membidangi Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN) adalah fase
kaderisasi pada kepengurusan PMII setempat dan bekerjasama pengkaderan untuk membangun dan memperkuat basis
dengan pengurus KOPRI. pengetahuan dan keterampilan yang akan menopang pilihan
o Kegiatan Follow Up gerak kader KOPRI. SKKN diperuntukan bagi kader yang
Adalah kegiatan pembekalan keterampilan yang diharapkan agar telah melaksanakan SKK. Secara umum SKKN bertujuan
kader KOPRI benar-benar memiliki kemampuan dalam untuk membentuk kader MUJAHIDAH yakni kategori kader
mengembangkan diri dan lingkungannya termasuk membangun pelopor, pembaharu atau creator. Secara khusus setelah
kesadaran dan sensitifitas gender. Adapun kegiatan follow up yang mengikuti SKKN kader diharapkan untuk:
bisa dilaksanakan ssebagai berikut:  Mampu mengembangkan kepemimpinan gerakan
a. Pelatihan Advokasi perempuan berkualitas
Hasil dari pelatihan advokasi ini diharapkan kader PMII dan  Mampu merancang strategi gerakan jangka pendek dan
KOPRI mampu untuk melakukan pendampingan masyarakat jangka panjang bagi misi KOPRI
yang terpinggirkan atau menjadi korban ketidakadilan,  Mampu mengidentifikasi ruang gerak dirinya saat ini dan
khususnya ketidakadilan gender. di masa yang akan datang
b. Kursus Politik  Berkembang sebagai subyek yang percaya pada kapasitas
Kegiatan ini diarahkan khusus untuk kader-kader perempuan individualitasnya sekaligus terkait pada pertaruhan
PMII yang telah mengikuti SKK, dan untuk mengasah kolektif
kepekaan naluri relasi sosial kader ditengah masyarakat. o Penyelenggara
c. Pengembangan KOPRI berbasis wilayah SKKN diselenggarakan oleh Pengurus Besar KOPRI.
Pengembangan ini diharapkan kader KOPRI dapat membaca Penyelenggara SKKN dilakukan oleh pengurus PB KOPRI
peluang sesuai asas lokalitas masing-masing cabang serta turut yang membidangi pengkaderan. Bidang pengkaderan
mengembangkan potensi daerahnya masing-masing.

37
berkoordinasi dan mengarahkan pelaksanaan SKKN secara Unsur pelaksanaan SKKN adalah tim atau individu yang
umum. terlibat secara langsung dalam pelaksanaan SKKN. Sebagai
o Model Pendekatan unsur pelaksana ditugaskan untuk tetap berada di dalam
Pendekatan yang digunakan adalah partisipatoris, yakni suatu forum. Unsur pelaksana SKKN adalah sebagai berikut:
pendekatan yang memposisikan oeserta sebagai subyek dan  Panitia
sumber belajar, sehingga keaktifan peserta untuk Panitia adalah tim yang dibentuk oleh penyelenggara
mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan gagasan SKKN untuk melaksanakan SKKn. Panitia terdiri dari
dalam keseluruhan proses SKKN. pengurus atau anggota yang telah mengikuti SKKN
o Peserta dengan tanda bukti berupa sertifikat. Susunan pokok
Peserta dalah kader KOPRI yang memenuhi syarat untuk panitia terdiri dari Steering Comittee (SC) dan Organizing
mengikuti SKKN. Adapun syarat-syarat umum peserta Committee (OC). Adapun tugas panitia adalah sebagai
sebagai berikut: berikut:
i. Telah mengikuti SKK, ditunjukan dengan fotocopy i. Mematangkan konsep dan teknis pelaksanaan
sertifikat SKK SKKN
ii. Telah mengikuti minimal satu pengkaderan non ii. Bersama penyelenggara SKKN menetapkan
formal lainnya, ditunjukkan dengan fotocopy narasumber, fasilitator, dan moderator.
sertifikat pelatihan/kursus. iii. Mempersiapkan sertifikat untuk peserta,
iii. Dinilai teruji dalam pengkaderan informal dan dinilai narasumber, fasilitator dan moderator.
aktif dalam kegiatan-kegiatan , dibuktikan dengan iv. Mendata dan mendokumentasikan identitas
surat rekomendasi dari ketua KOPRI masing-masing peserta SKKN serta mengkoordinasikannya
(Ketua KOPRI Cabang/Ketua KOPRI PKC) dengan bidang kaderisasi PB KOPRI
iv. Menyusun makalah sebagaimana ketentuan yang v. Menyusun laporan kegiatan dan
ditetapkan panitia. mempertanggungjawabkannya kepada
b. Unsur Pelaksanaan SKKN penyelenggara SKKN.

38
 Narasumber i. Mendampingi peserta
ii. Menjelaskan kepada peserta seluk beluk keprofesian.
Narasumber SKKN adalah orang yang di undang untuk
 Fasilitator
memberikan materi sebagaimana ditentukan mengenai tujuan
SKKN dan tujuan materi yang disampaikan. Narasumber Yang berhak menjadi fasilitator adalah kader yang minimal
memiliki ketentuan sebagai berikut: telah mengikuti SKKN serta dinilai memiliki pengetahuan cukup
atas materi-materi SKKN. fasilitator berjumlah 2-4 orang, mereka
i. Kader PMII atau KOPRI yang minimal telah mengikuti PKN atau
bekerjasama dan dapat saling menggantikan dalam menjalankan
SKKN, dipandang memiliki kompetensi dan sedang atau pernah
tugas sebagai fasilitator. Tugas fasilitator dalam SKKN sebagai
menjadi pengurus pada PB KOPRI/PB PMII
berikut:
ii. Kader PMII atau KOPRI yang telah paripurna (alumni) dan
dipandang memiliki kompetensi. i. Memantau perkembangan forum secara utuh (kondisi peserta, isi
iii. Tokoh masyarakat, akademisi atau profesional yang dipandang materi, peralatan materi, perlengkapan SKKN, dll)
memiliki kompetensi. ii. Memberikan orientasi umum kepada peserta tentang arah yang
dituju dari SKKN pada awal kegiatan.
Narasumber bertugas memberikan materi dan menanggapi pertanyaan-
iii. Memfasilitasi peserta untuk meninjau kembali penguasaan dan
pertanyaan peserta sesuai dengan tujuan materi.
pengalaman mereka terhadap seluruh materi SKKN pada akhir
 Pemandu Ahli kegiatan.
iv. Memfasilitasi peserta dalam pengambilan kesimpulan umum dari
Pemandu ahli adalah kader atau orang yang ditunjuk oleh
seluruh materi SKKN.
panitia SKKN untuk mendampingi peserta SKKN secara khusus
v. Mengantarkan dan mengakhiri sesi sebelum dan setelah materi.
dalam sesi studi banding keprofesian. Pemandu ahli sebaiknya telah
 Notulen
memiliki pengalaman dan memahami seluk beluk dunia profesi yang
akan dikunjungi. Tugas pemandu ahli adalah sebagai berikut: Notulen SKK adalah kader yang dinilai cakap dalam
menyusun prosiding. Tugas notulen adalah sebagai berikut:

39
i. Mencatat pembicaraan yang terjadi dalam setiap sesi berbangsa dan bernegara, serta
SKKN. mampu memposisikan gerakan
ii. Menyusun dan merapikan catatan dalam bentuk KOPRI dalam peta tersebut.
prosiding yang bisa dibaca. b. Pokok Bahasan
iii. Menyiapkan kebutuhan fasilitator yang berkaitan 1) Pemikiran dan gerakan
dengan tugasnya sebagai notulen. perempuan di Indonesia
 Petugas Forum dalam sejarah Fatayat dan
Muslimat NU sejak masa
Petugas forum adalah kader yang dinilai tanggap dan cekatan
penjajahan, perjuangan
dalam merespons dan melayani kebutuhan forum serta kebutuhan
kemerdekaan, orde lama,
fasilitator sejauh menyangkut pelaksanaan SKKN. petugas forum
orde baru, dan era
berjumlah maksimal 3 orang dan merupakan bagian dari panitia.
reformasi.
c. Kurikulum SKKN 2) Sejarah dan dinamika NU
dalam perspektif gerakan
Materi Sekolah Kader KOPRI Nasional
No. Status Waktu sosial, gerakan politik,
(SKKN)
gerakan pemikiran, gerakan
1. Historiografi NU Wajib 150
kebudayaan sejak masa
a. Tujuan menit
penjajahan, perjuangan
Peserts memahami gerakan
kemerdekaan, orde lama,
perempuan NU di tingkat nasional
orde baru dan era reformasi
dan internasional dalam
2. KOPRI Perspektif Ideologi Politik dan Wajib 150
memperjuangkan kemerdekaan
Organisasi menit
Indonsesia, sekaligus memahami
a. Tujuan
positioning NU dalam kehidupan
Peserta memahami posisi dan

40
fungsi ideologi dalam gerakan b. Pokok Bahasan
KOPRI. Selain itu, peserta juga 1) Posisi Indonesia secara
diharappkan memahami pengertian geopolitik, geoekonomi,
organisasi secara konseptual- dan geostrategic selama
teoritik dan mampu merumuskan perang dingin dan era
pengertian ideologi sebagaimana neoliberal
digunakan dan dipahami oleh PMII 2) Misi gerakan perempuan
dan KOPRI dalam kenyataan geopolitik
b. Pokok Bahasan dan geoekonomi
1) Makna ideologi secara kontemporer
teoritik dan konseptual 3) Kualifikasi yang
2) Konsep ideologi aswaja dibutuhkan kader KOPRI
3) Garis perjuangan KOPRI dalam menghadapi
4) Refleksi keorganisasian kenyataan geopolitik dan
KOPRI geoekonomi
3. Geo-Ekonomi, Geo-Politik, dan Geo- Wajib 150 4. Perempuan dan Kedaulatan Pangan Wajib 150
Strategi Gerakan Perempuan menit a. Tujuan menit
a. Tujuan Peserta memahami dinamika politik
Peserta memahami peta geo- pangan nasional dan peran strategis
ekonomi, geo-politik, geo-strategis perempuan dalam kedaulatan
gerakan perempuan nasional dan pangan di Indonesia
internasional, yang diharapkan b. Pokok Bahasan
mampu menganalisis benang merah 1) Polemic reforma agrarian
gerakan perempuan

41
di Indonesia a. Tujuan
2) Membedah kebijakan Peserta memahami dinamika
pemerintah di sektor ekonomi politik penguasaan
pertanian (kebijakan sumber daya alam di Indonesia dan
menjaga dan memperluas mampu memposisikan perempuan
lahan produktif; kebijakan dalam kontestasi kedaulatan
mendukung operasional sumber daya alam Indonesia.
petani terkait lahan, benih, b. Pokok Bahasan
pupuk; kebijakan terkait 1) Kebijakan negara terhadap
akses petani mendapatkan pengelolaan sumber daya
keuntungan dan alam Indonesia
memberantas praktik 2) Ancaman kedaulatan
tengkulak yang merugikan sumber daya alam
petani) Indonesia: praktik
3) Praktik mafia pangan penguasa asing atas sumber
(pertanian) di hulu dan daya alam
mafia pangan (pasar) di 3) Posisi dan peran
hilir. perempuan dalam
4) Posisi dan peran strategis kedaulatan sumber daya
perempuan dalam alam
kedaulatan pangan 6. Perempuan dan Ruang Strategis Publik Wajib 150
5. Sumber Daya Alam Perspektif Wajib 150 a. Tujuan menit
Ekofeminisme menit Peserta memahami anatomi negara
secara menyeluruh dan peta

42
perempuan dalam konstelasi sosial khususnya sebagai media pembelajaran bersama bagi kader-kader PMII
politik pada ruang-ruang publik dan KOPRI.
strategis di Indonesia
o Tujuan
b. Pokok Bahasan
Bertujuan untuk memperdalam dan mengembangkan kapasitas
1) Tata kenegaraan Indonesia
pengetahuan kader KOPRI. Selain itu untuk mengembangkan
Kontemporer: lembaga
keterampilan khusus bagi kader Mujtahid KOPRI.
negara (eksekutif,
o Penyelenggara
legislative, yudikatif serta
Penyelenggara follow up adalah alumni SKKN, alumni harus
turunan lembaga
melakukan koordinasi dengan pengurus yang membidangi
dibawahnya)
kaderisasi pada kepengurusan PMII setempat dan bekerjasama
2) Peta dan posisi perempuan
dengan pengurus KOPRI.
dalam sistem kenegaraan
o Kegiatan Follow Up
Indonesia
3) Strategi gerakan Adalah kegiatan pembekalan keterampilan yang diharapkan agar

perempuan dalam kader KOPRI benar-benar memiliki kemampuan dalam

penguasaan politik dan mengembangkan diri dan lingkungannya termasuk membangun

birokrasi kesadaran dan sensitifitas gender. Adapun kegiatan follow up yang


bisa dilaksanakan ssebagai berikut:
a. Pelatihan Gender Budgeting
d. Follow Up Sekolah Kader KOPRI Nasional (SKKN) Pelatihan ini bertujuan agar kader PMII memahami tentang
kebijakan anggaran publik dan mampu membacanya dalam
Follow Up atau tindak lanjut SKKN adalah serangkaian kegiatan
perspektif gender. KOPRI harus mampu membaca dan
yang diselenggarakan oleh alumni SKKN di cabang masing-masing.
menganalisis anggaran-anggaran pemerintah dan
Rangkaian kegiatan tersebut berfungsi untuk membekali dan mendorong
pengalokasiannya yang responsive gender, termasuk
pengembangan keorganisasian PMII pada umumnya dan KOPRI pada

43
mengiventarisasi masalah-masalah pembangunan yang
dialami perempuan dalam berbagai aspek.
b. Pelatihan Legal Drafting
Dalam pelatihan ini peserta diharapkan memiliki pengetahuan
dan keterampilan terkait legal drafting dan mampu membuat
rancangan undang-undang, mulai dari pembuaan naskah
akademik hingga isi undang-undang.

44

Anda mungkin juga menyukai