Anda di halaman 1dari 14

Proposal Bisnis Sederhana

Om TEMPELOLET om

(KERIPIK TEMPE)
(Home Industry)

Oleh:

YOHANES PRIHARDANA

Mahasiswa STIE BPD JATENG


Identitas pengusul:

Nama Lengkap : YOHANES PRIHARDANA


Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Alamat KTP : PONDOK RADEN PATAH C1.21 RT 04 RW 03,
SAYUNG, DEMAK
Alamat Sekarang : PONDOK RADEN PATAH C1.21 RT 04 RW 03,
SAYUNG, DEMAK

Telp/Hp : 082137597449
Email : jocenart@gmail.com

Motto hidup : talk less do more

Riwayat Pendidikan :

1. TK SRIWULAN 1996-1998
2. SDN SRIWULAN 01 1998-2004
3. SMPK RADEN PATAH 2004-2007
4. SMK ST. FRANSISKUS 2007-2010
5. UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014-2018
BAB I
LATAR BELAKANG

Nama Perusahaan : KERIPIK TEMPE


Bidang Usaha : Produk makanan ringan (snack)
Jenis Produk : Keripik Tempe rasa-rasa
Alamat Perusahaan : Peterongan Timur
Nomor Telepon : 0821375957449

1.1 identifikasi peluang bisnis


Makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia dalam
kehidupannya kini semakin berkembang. Kebutuhan pokok tersebut bukan
hanya makanan berat seperti nasi; bubur; roti; dan makanan pokok
lainnya, tetapi makanan ringan atau yang sering disebut snack kini sudah
menjadi hal pokok yang dibutuhkan masyarakat dari berbagai tingkat
umur. Hal ini terbukti dengan adanya banyak produk snack yang
ditawarkan oleh perusahaan besar maupun kecil dan dipasarkan di warung-
warung, toko-toko, dan juga supermarket.
Di wilayah Semarang sendiri, peluang bisnis snack sangat terbuka
lebar bagi para pelaku bisnis. Banyak orang cenderung menyukai jajan
atau makanan ringan untuk dikonsumsi karena bersifat praktis serta dapat
dimakan kapanpun dan dimanapun. Selain itu, banyak toko-toko agen
makanan kecil sehingga memudahkan pelaku usaha untuk
mendistribusikan produknya tanpa harus membuang banyak tenaga untuk
menjajakan produk secara langsung dengan konsumen akhir.
Untuk membuat konsumen lebih leluasa menikmati snack yang
bervariasi, saya menawarkan produk keripik tempe dengan berbagai rasa
yang saya beri nama OM TEMPELOLET OM. Biasanya, keripik tempe
bercita rasa manis dan asin. Namun, usaha saya ini akan memproduksi
keripik tempe dengan rasa original, jeruk, keju, durian, pedas, dan sambal
hijau. Selain memiliki rasa yang variatif, produk ini dilengkapi dengan
saus rasa yang menggugah selera.

1.2 penjelasan produk


Pembuatan produk ini tidak begitu sulit, karena bahan mudah didapatkan
dan tidak membutuhkan terlalu banyak proses. Untuk membuat produk ini
saya membutuhkan bahan utama tempe dan minyak goreng serta bahan
pembantu yang terdiri dari gula, garam, dan perasa makanan. Selain itu,
untuk memproduksinya juga membutuhkan peralatan seperti pisau, alat
pemasrah/pemotong, baskom, wajan, serok dan susuk, serta nampan.

1.3 Latar belakang bisnis


Alasan saya menawarkan produk ini adalah di zaman modern ini, snack
khususnya keripik tempe sangat diminati oleh masyarakat dari berbagai
golongan dan berbagai tingkatan. Karena itu, saya ingin memberikan cita
rasa keripik tempe yang variatif pada konsumen dan dipadukan dengan
saus rasa agar konsumen bisa mengeksplorasi berbagai cita rasa keripik
tempe

1.4 Tujuan
Tujuan dari didirikannya usaha ini adalah:
a) Untuk mewujudkan misi saya yang kedua yaitu berwirausaha
b) Memperoleh keuntungan usaha
c) Menambah penghasilan yang kelak bermanfaat bagi diri saya,
keluarga, dan orang lain
d) Menerapkan konsep kewirausahaan yang telah saya pelajari di sekolah
dan seminar-seminar yang saya ikuti
e) Memanfaatkan produk pertanian lokal menjadi produk yang lebih
inovatif
f) menembus pasar lokal serta internasional

1.5 Potensi bisnis


Produk ini memiliki peluang bisnis yang sangat menjanjikan karena belum
banyak produsen keripik tempe di Semarang yang memberikan cita rasa
rasa variatif dan inovatif
BAB II
ANALISIS SWOT

1.1 Faktor internal


1) Strenght
a) Keunggulan produk
Saya mengangkat produk yang variatif dan inovatif serta ditujukan
untuk semua segmen pasar sehingga penjualan lebih besar
b) Bahan baku
Bahan baku pembuatan produk ini mudah diperoleh karena saya
menggunakan bahan baku produk pertanian lokal. Pohon tempe
banyak ditanam oleh masyarakat serta perkebunan di daerah
Semarang
c) Tempat produksi yang strategis memudahkan untuk melakukan
pendistribusian agar sampai ke tangan konsumen
2) Weakness
a) Belum memiliki cukup pengalaman
Pengalaman untuk memulai usaha masih sangat minim dan
merupakan pokok masalah yang harus diatasi
b) Kurangnya sumber daya manusia
Keterbatasan orang yang mampu mengolah tempe menjadi keripik
tempe. Apalagi di daerah kampus yang sebagian besar
penghuninya adalah mahasiswa yang masih sama-sama menuntut
studi.
c) Penggunaan limbah
belum ada rencana dan ide untuk mengolah kulit tempe yang
merupakan limbah produksi

2.2 Faktor eksternal


1. Opportunities
a) Banyak konsumen
Produk ini ditujukan pada semua golongan dan tingkat umur
sehingga konsumen produk ini adalah seluruh lapisan masyarakat
b) Pemasaran
Pemasaran produk ini bisa dibilang cukup mudah karena
kedekatan tempat produksi dengan masyarakat
2. Threat
a) Keacuhan konsumen
Terkadang ada orang yang tidak begitu menyukai produk yang
baru dan dirasa aneh
BAB III
PERENCANAAN BISNIS

3.1 Sasaran dan target pasar


Sasaran saya adalah seluruh lapisan masyarakat di berbagai umur. Untuk
itu saya memulai promosi di organisasi kampus dan luar kampus yang
saya ikuti serta masyarakat sekitar. Selanjutnya saya akan promosi ke
toko-toko dan koperasi mahasiswa.
Untuk program jangka panjang, saya mencanangkan untuk membuka
tempat usaha yang lebih besar dan membuka cabang di berbagai daerah
untuk kemudahan pendistribusian pada masyarakat

3.2 Pembiayaan
3.2.1 Biaya Tetap (fixed cost) per tahun
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
No Nama Barang Jumlah Harga Jumlah Harga
Barang Satuan
1 Kompor gas 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000
2 Pisau 4 Rp. 7.000 Rp. 28.000
3 Pasrahan 4 Rp. 15.000 Rp. 60.000
4 Baskom besar 7 Rp. 7.000 Rp. 49.000
5 Wajan+serok+susuk 4 Rp. 60.000 Rp. 240.000
TOTAL Rp. 577.000

3.2.2 Biaya Variabel (variabel cost) per bulan


No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga
Barang
1 Tempe 10
Rp. 5.000 Rp. 50.000
glondong
2 Minyak goreng 60kg Rp.15.000 Rp. 900.000
3 Gula 45kg Rp. 12.500 Rp. 562.500
4 Garam 1 plastik Rp. 7.000 Rp. 7.000
5 Bumbu keju 1kg Rp. 32.000 Rp. 32.000
6 Bumbu sambal
1kg Rp. 32.000 Rp. 32.000
hijau
7 Bumbu jeruk
1kg Rp. 32.000 Rp. 32.000
pecel
8 Bumbu campuran 1kg Rp. 33.000 Rp. 33.000
9 Keju 1kg Rp. 35.000 Rp. 35.000
10 Pembungkus 25 set Rp. 7.000 Rp. 175.000
11 Gas 15kg Rp. 16.000 Rp. 240.000
TOTAL Rp. 1.198.500

3.2.3 Biaya total per bulan


biaya total =fixed cost+variabel cost
= Rp. 577.000 + Rp. 1.198.500
= Rp. 1.775.500

3.2.4 Biaya dan harga per unit


Biaya tetap yang dibutuhkan untuk 1 bulan adalah Rp. 577.000:12=
Rp. 48.100
Total biaya produksi yang dikeluarkan per bulan adalah
Rp. 48.100 + Rp. 1.198.500= Rp. 1.123.500
Biaya per unit adalah Total biaya produksi dalam 1 bulan : jumlah
produk yang dihasilkan per bulan
Rp. 1.123.600: 2250 = Rp. 500
Harga jual per unit adalah Rp. 3.000

3.2.5 Modal awal


Modal awal = biaya tetap + biaya variabel1 bulan
= Rp. 577.000 + Rp. 1.198.500
= Rp. 1.675.500

3.2.6 Analisis titik impas (break event point)


BEP harga = total biaya produksi selama 1 bulan : produksi
= Rp. 48.100 + Rp. 1.198.500
= Rp. 1.123.600
Harga jual per unit = Rp. 3.000
BEP produksi = total biaya produksi selama 1 bulan : harga per
unit
= Rp. 1.123.500 : Rp. 3000
= 347 bungkus
Jadi untuk mencapai titik impas maka dalam 1 kali produksi yang
harus terjual adalah sebanyak 347 bungkus dengan harga Rp.
3.000
3.2.7 Analisis keuntungan
Pendapatan : OM TEMPELOLET OM yang terjual x harga
jual= 2250 x Rp. 3.000 = Rp. 6.750.000
Total biaya produksi dalam 1 bulan : Rp. 1.123.600
Keuntungan = pendapatan – total biaya produksi
= Rp. 6.750.000 – Rp. 1.123.600
= Rp. 1.126.400
Jadi keuntungan yang diperoleh dengan menjual 2250 bungkus OM
TEMPELOLET OM dengan harga Rp. 3.000 Per bungkus dalam
1 bulan adalah Rp. Rp. 1.826.400

3.2.8 Pengembalian modal


Total biaya produksi : Laba usaha
= Rp. 1.123.600 : Rp. 1.826.400
= 3 bulan
Catatan: dalam 1 bulan diproduksi 2250 bungkus
OM TEMPELOLET OM yang harus dijual perhari = 2250 : 30 =
75 bungkus
BAB IV
STUDI KELAYAKAN

5.1 Lokasi
Produksi OM TEMPELOLET OM ini dilakukan di peterongan timur,
Semarang. Disini, saya menempati salah satu ruko yang tepat berada di
bagian depan. Ruko ini milik pemilik kos yang diserahkan penggunaannya
pada penghuni kos. Lokasi ini sangat strategis karena berada di dekat Java
Mall.

5.2 Sarana dan prasarana


Sarana yang tersedia di tempat produksi adalah adanya air bersih untuk
melakukan produksi dan adanya listrik yang memadai. Selain itu, untuk
saya menggunakan media sosial (facebook, twitter, dan blog) serta pamflet
untuk memberi informasi produk pada konsumen

5.3 Sumber daya manusia


Untuk usaha awal, saya membutuhkan 1 orang manajer, 4 orang sebagai
karyawan produksi, serta 2 orang bagian pemasaran. Untuk 1 orang
sebagai karyawan produksi, saya mengambil dari saudara saya yang sudah
berpengalaman dalam pembuatan keripik tempe dan hanya memerlukan
sedikit pelatihan untuk menjadikan keripik tempe menjadi OM
TEMPELOLET OM. Selain itu, saya akan mengambil dari teman ataupun
masyarakat sekitar untuk menjadi karyawan dengan seleksi yang benar-
benar matang. Hal ini saya lakukan untuk meningkatkan kualitas produk
serta dapat meningkatkan keuntungan
Untuk saat ini, sumber daya manusia sudah ada namun belum mencapai
jumlah yang dibutuhkan. Namun, hal ini sudah menjadi modal yang luar
biasa bagi usaha yang akan saya rintis.
BAB V
REAL BUSINESS PLAN

5.1 Rencana Manajemen


1. Strategi Pemasaran
Telah banyak jenis snack yang kini beredar di masyarakat, khususnya
keripik tempe. Namun, dari sekian banyaknya keripik tempe yang
beredar di Semarang hanya keripik tempe yang mempunyai rasa yang
sama antara produsen satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,
masyarakat harus mengetahui tentang produk yang akan saya produksi
yang memiliki varian rasa. Untuk itu, saya telah menyusun strategi
pemasaran. Tahapan-tahapannya sebagai berikut:
a. Pengembangan produk
Keripik tempe memang telah banyak dijumpai di berbagai daerah.
Namun, saya memberikan produk dengan rasa yang berbeda
dengan tampilan yang lebih menarik. Selain itu, saya akan
menambahkan varian rasa yang lebih banyak. Varian rasa adalah
inti pemikat dari produk saya karena dengan rasa yang baru
konsumen cenderung penasaran untuk mencoba.
b. Pengembangan wilayah pemasaran
Area pemasaran utama adalah seluruh lapisan dan golongan
masyarakat. Saya akan memasarkan produk pertama kali ke teman-
teman mahasiswa serta para dosen. Secara bertahap, saya juga akan
melakukan kerjasama dengan koperasi mahasiswa, toko-toko, dan
supermarket. Media pemasaran yang saya gunakan adalah secara
langsung (mulut ke mulut), media sosial, dan pamflet.
c. Kegiatan promosi
Promosi masih berkaitan erat dengan pemasaran karena di dalam
pemasaran tersebut ada sebuah kegiatan yang digunakan untuk
mengenalkan serta memikat hati konsumen yang sering disebut
promosi. Kegiatan promosi akan dilakukan secara langsung (mulut
ke mulut), media sosial, iklan di media cetak, serta iklan di radio.
Promosi secara langsung dilakukan dengan menawarkan dan
mengenalkan produk pada teman-teman mahasiswa di kampus dan
para dosen. Selain itu, produk juga akan dikenalkan kepada
mahasiswa luar kampus yang ada dalam suatu organisasi luar
kampus yang saya ikuti. Untuk promosi melalui media sosial yang
akan digunakan adalah facebook, twitter, serta blog. Untuk iklan,
usaha saya akan membuat pamflet untuk diiklankan melalui media
cetak dengan memberikan paparan produk berupa nama produk,
varian rasa yang ditawarkan, bahan-bahan yang digunakan, serta
info kontak. Untuk iklan di radio, saya akan menawarkan produk
melalui beberapa radio di Semarang dengan memberikan
penjelasan secara jelas, gamblang, dan persuasif.
d. Pembelian kolektif
Untuk memikat konsumen, saya memberikan pilihan pada
konsumen untuk membeli produk 1 kardus atau lebih snack yang
berisi 30 snack dengan harga yang lebih miring dibanding
membeli harga satuan.
2. Strategi produksi
Usaha saya memproduksi keripik sesuai dengan kriteria yang usaha
saya tetapkan agar kualitas produk tetap terjamin. Usaha OM
TEMPELOLET OM ini memberikan pilihan kepada konsumen
berbagai rasa yang disukai. Rasa OM TEMPELOLET OM yang
ditawarkan tentunya sudah menjadi kesepakatan perusahaan dan
memenuhi kriteria usaha. Proses produksi dilakukan setiap hari selama
ada waktu senggang. Hal ini bukan berarti mengesampingkan usaha ini
tapi karena kewajiban utama saya sebagai mahasiswa untuk belajar.
Namun, dengan usaha yang dilakukan terus menerus, usaha saya akan
mampu memenuhi permintaan pasar terhadap produk perusahaan.
3. Strategi pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM merupakan hal yang harus dilakukan suatu
perusahaan sehingga produktivitas dapat semakin berkembang dan
kualitas karyawan pun semakin baik. Tahap-tahap pengelolaan SDM
yang akan perusahaan gunakan adalah:
a. Seleksi karyawan
Perusahaan menyeleksi karyawan dengan melihat dari KSA
(knowledge, skill, and ability). Contohnya di bidang keuangan,
perusahaan memilih calon karyawan yang memiliki pengetahuan
tentang akuntansi serta kemampuan untuk mengelola keuangan
perusahaan. Untuk bagian produksi, perusahaan menyeleksi calon
karyawan dari pengetahuannya tentang produksi produk
perusahaan serta kemampuan untuk mengolah bahan mentah
produksi menjadi bahan jadi. Disini perusahaan mengambil
karyawan yang sesuai dengan bidangnya sehingga sistem dalam
perusahaan bisa berjalan dengan baik
b. Pelatihan karyawan
Karyawan yang telah diseleksi kemudian dilatih dan diberi
motivasi tntang apa tujuan perusahaan memproduksi OM
TEMPELOLET OM ini, sehingga mereka memiliki kesamaan
persepsi dan pemikiran. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
kualitas dan ciri khas yang membedakan produk perusahaan
dengan yang lain.
c. Sistem remunerasi yang seimbang dan adil
Pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan
pada saat seleksi. Namun, tidak menutup kemungkinan perusahaan
akan memberikan bonus pada karyawan yang memiliki
produktivitas yang tinggi dan sungguh-sungguh dalam bekerja
4. Strategi penetapan harga
Kemampuan untuk menentukan harga jual yang tepat akan sangat
menentukan nasib penjualan produk di pasaran. Beberapa hal penting
yang diperhatikan oleh perusahaan dalam menetapkan harga jual di
pasaran sebagai bagian dari manajemen harga diantaranya adalah
a. Strategi pemasaran
Perusahaan mempertimbangkan harga jual dengan perencanaan
strategi pemasaran yang baik karena laba perusahaan akan
terpenuhi dari kemampuan dan strategi pemasaran yang kreatif
b. Kualitas dan inovasi produk
Faktor kualitas dan inovasi produk perusahaan menjadi salah satu
faktor penting yang mempengaruhi usaha saya dalam menetapkan
harga jual. Sehingga perusahaan saya akan terus mempertahankan
kualitas produk yang baik dan inovasi produk yang berkelanjutan
c. Harga pesaing
Perusahaan juga melihat harga yang ditawarkan oleh produk
keripik tempe lain untuk mempertimbangkan penetapan harga.
Untuk menarik konsumen, perusahaan akan menggunakan sistem
multiple price, yaitu apabila konsumen membeli harga dalam jumlah
banyak, maka akan mendapatkan harga yang lebih murah dari harga
standar.
5.2 Struktur Organisasi

DIREKTUR

MANAJER PRODUKSI MANAJER PEMASARAN MANAJER PEMASARAN


5.3 Proses Produksi
Untuk memproduksi KERIPIK TEMPE membutuhkan proses-proses
sebagai berikut:
1) Iris tempe dengan menggunakan pisau tajam
2) Buat bumbu air ditambah bawang yang sudah dimemarkan
3) Potong tipis daging tempe secara memanjang menggunakan pasrahan
4) Rendam dalam baskom yang telah berisi campuran air, gula, dan
perasa
5) Panaskan sepertiga wajan dengan minyak hingga 190 ℃
6) Goreng tempe hingga berwarna kuning keemasan dan tidak lembek
7) Angkat lalu tiriskan

Selanjutnya adalah proses pengemasan produk. Pengemasan ini dilakukan


dengan memasukkan keripik tempe ke dalam plastik dan memasukkan
label di dalamnya. Setelah itu, lipat plastik bagian atas lalu di staples.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
OM TEMPELOLET ini berbeda dengan jenis keripik tempe yang ada di
pasaran. Dengan menawarkan harga yang relatif sama di pasaran namun
Snack ini memberikan varian rasa yang menarik sehingga masyarakat
mendapatkan kepuasan yang lebih. Produk ini ditujukan pada semua
lapisan masyarakat. Pendistribusian produk agar sampai tangan konsumen
dilakukan dengan secara langsung dari produsen ke konsumen serta
melalui toko-toko dan koperasi mahasiswa
6.2 Saran
Produk ini diproduksi dengan proses produksi yang sederhana dan
membutuhkan keterampilan oleh si produsennya. Oleh karena itu,
perusahaan akan secara kontinyu melakukan inovasi pada produk sehingga
tidak membuat kejenuhan konsumen pada produk.

Anda mungkin juga menyukai