Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL USAHA / (BUSINESS PLAN)BUM Desa MAKMUR

I. Bisnis Plan (contoh)


BAB I
Data BUM Desa
Nama BUM Desa : MAKMUR
Bidang Usaha : Perdagangan
Jenis Produk : Stik Kelor
Alamat Perusahaan : Desa Sumurup Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek
Nomor Telepon : 082229033317

1.1 Identifikasi Peluang Bisnis


Salah satu jenis usaha yang tidak pernah surut adalah usaha perdagangan, Usaha Stik Kelor ini
memberikan peluang yang sangat besar untuk diusahakan dan dikembangkan. Apalagi pada
musim pandemi covid 19 ini sangat cocok dengan kebutuhan konsumen dan khas didaerah
Trenggalek .

Stik Kelor adalah jenis makanan ringan yang berbentuk menyerupai stik yang memiliki
kandungan seribu nutrisi bagi kesehatan tubuh, stik kelor terbuat dari bahan tepung terigu,
ekstrak daun kelor dan bahan lainya. Stik Kelor merupakan makanan khas dari daerah Trenggalek
yang memiliki rasa yang enak dan gurih. terdiri dari dua macam rasa yaitu rasa asin dan rasa
gurih original. Dari segi pengadaan bahan baku, proses pengolahan, sampai menjadi produk akhir
pun tidak terlalu sulit tetapi tidak semua orang yang bisa membuat makanan khas stik kelor ini,
biasanya stik kelor ini sering dibuat di daerah-daerah pegunungan karena dalam pengolahannya
tidak membutuhkan proses penjemuran. Stik kelor ini sering kita temukan untuk para tamu
biasanya untuk cemilan sehari-hari.

Sumber daya alam di wilayah kami adalah tumbuhan alam, melihat kondisi geografis maupun
struktur wilayah dengan wilayah pegunungan, dengan jumlah penduduk 5,879 jiwa.

Berangkat dari keadaan bahan baku yang melimpah dan kami melihat bahwa stik kelor
merupakan salah satu produk yang sangat potensial untuk diusahakan. Stik kelor dikenal sebagai
makan pokok penghasil karbohidrat kompleks, yang dicernanya lebih lambat sehingga dapat
membuat kenyang lebih lama dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Kuliner yang
khas dengan kebudayaan sekarang sudah jarang sekali kita temukan, karena berkembangnya
makanan yang lebih modern. Untuk itu saya akan mencoba melestarikan kuliner unik ini,
makanan stik kelor semakin enak karena di modifikasi dengan varian rasa, karena sebagian
masyarakat menyukai rasa-rasa yang bervariatif. Adapun kami bisa membuat sesuai dengan
request pelanggan untuk membuat sesuai dengan selera.

1.2 Penjelasan Produk


Cara membuat produk kami bisa dibilang mudah. Karena sebenarnya hanya membutuhkan
bahan baku pokok yang tersedia di wilayah. Untuk membuat stik kelor ini, kami cukup
menyediakan tambahan tepung, daun kelor, dan bumbu-bumbu lainnya. Akan tetapi walaupun
prosesnya begitu mudah, kami tidak sembarangan dalam proses pembuatan karena kami
mempunyai keunggulan yaitu bahan baku berkualitas, meskipun menggunakan peralatan yang
masih tradisioinal , tanpa pengawet atau bahan kimia berbahaya.

1.3 Latar Belakang Bisnis


Alasan kami menawarkan inovasi makanan stik kelor ini adalah saat ini masyarakat begitu
konsumtif dengan makanan luar sehingga melupakan makanan tradisional. Di sini kami
membantu semua kalangan khusus para ibu rumah tangga untuk lebih bisa mengenal makanan
sehat tradisional yang telah dilupakan. Dan dengan adanya produk ini para ibu rumah tangga bisa
mengenalkan makan tradisional ke anak-anaknya.

1.4 Tujuan
a. Tujuan Umum Mendapatkan keuntungan dari produk ini Membudayakan makanan
tradisional khas Indonesia Menciptakan lapangan pekerjaan untuk daerah sekitar
b. Tujuan Khusus Membantu masyarakat mengenalkan makanan khas kepada generasi
selanjutnya Menjaga kelestarian budaya dalam bidang kuliner

1.5 Potensi Bisnis


Produk ini memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Karena setiap orang pasti butuh akan
santapan ringan dan butuh dengan makanan ringan untuk bersantai maupun berkumpul dengan
teman-teman atau oleh-oleh untuk dibawa pulang setelah liburan. Dan produk ini cocok dengan
kebutuhan.

BAB II
ANALISIS SWOT

1. Faktor Internal Strength (Kekuatan)

1.1 Keunggulan produk

Kami menawarkan suatu produk yang mengangkat nilai kebudayaan dan dipadukan dengan unsur
kekreatifan. Yaitu produk stik Kelor yang jarang dijual dipasaran akan tetapi dikenal dikalangan para
ibu rumah tangga. Kami juga menyelipkan harga yang terjangkau, tanpa bahan pengawet dan
menyajikan cita rasa yang berbeda.

1.2 Keterampilan dan keahlian

Kami memiliki keterampilan untuk melakukan modifikasi rasa stik kelor. Bahan baku mudah di dapat
Bahan baku pembuatan stik kelor ini tersedia karena udah ada pemasok langganan.

1.3 Fungsi Pemasaran

Dengan majunya teknologi maka maju pula promosi. Sehingga promosi gampang sekali dilakukan di
media sosial seperti Facebook, Twitter, Situs Web dan lain sebagainya. Dan telah ada beberapa
distributor atau toko-toko makanan oleh-oleh yang menjual produk berdasarkan target pasar
bahkan distributor perkotaan.

2. Weakness (Kelemahan)

Belum memiliki cukup pengalaman. Pengalaman untuk memulai usaha yang masih sangat minim
merupakan suatu kelemahan yang harus diatasi. Produksi ini volume penjualannya belum terbilang
tinggi. Dan desain yang bisa dikatakan belum menarik.

3. Faktor Eksternal, Opportunities ( Peluang )

Banyaknya para tamu wisatawan dan penduduk desa yang menginginkan makanan khas oleh-oleh
daerah tersebut. Dan dengan produk ini akan menambah minat wisatawan maupun setempat.

3.1 Sistem pemasaran

Pemasaran bisa dibilang cukup mudah karena didaerah kami banyak toko-toko makanan ringan
untuk menjadi pemasok/ distributor produk ini.

4. Threats ( Ancaman )

Keacuhan konsumen, terkadang masyarakat kurang sadar dalam memperhatikan makanan yang
dibelinya. Ancaman dari pesaing yaitu maraknya yang menjual makanan ringan yang berbentuk
sama dari berbagai daerah. Sehingga permintaan pasar berkurang akibat adanya para pesaing dari
produk yang lain dan perilaku pasar tidak ramah lagi. Megenai ketersediaan bahan baku yang
berkualitas bisa berkurang karena adanya faktor tertentu.

BAB III
PERENCANAAN BISNIS
1. Sasaran dan Target Pasar
Sasaran kami adalah seluruh kalangan dari segala usia. Untuk itu kami memulai promosi dari
daerah yang sering dilewati kalangan wisatawan. Dan biasanya itu di toko-toko makanan khas
oleh-oleh. Karena kami menganggap promosi akan lebih efektif jika terjadi dalam suatu tempat
yang strategis. Selain itu kami juga mempunyai rumah produksi yang siap didatangi siapa saja dan
siap melayani jasa konsultasi serta pemesanan. Untuk itu, kami menggalakkan promosi di
berbagai media baik cetak maupun elektronik. Hal ini kami maksudkan untuk memberi
kemudahan dalam pemesanan dan pembelian produk kami.

2. Pembiayaan (BISA DIGANTI DENGAN PROYEKSI R/L UNTUK MEMUDAHKAN PESERTA)


2.1 Biaya Tetap (Fixed cost) per tahun
No. Nama Barang Jumlah Barang Harga Satuan Jumlah Harga
1. Pisau 3 buah Rp. 15.000 Rp. 45.000
2 Penggiling Mie 1 buah Rp. 2.250.000 Rp. 2.250.000
3 Kompor gas ( 1 paket ) 1 pkt Rp. 600.000 Rp. 600.000
4 Mikser 1 buah Rp. 250.000 Rp. 250.000
5 Wajan 1 pkt Rp. 175.000 Rp. 175.000
6 Mesin siller 1 buah Rp. 125.000 Rp. 125.000
7 Gunting 5 buah Rp. 25.000 Rp. 300.000
TOTAL Rp. 3.570.000

2.2 Biaya Variabel (Variable cost) – Per Bulan


No. Nama Barang Jumlah Baran Harga Satuan Jumlah Harga
1 Margarin 5 Kg Rp. 50.000 Rp. 250.000
2 kelor 3 Kg Rp 60.000 Rp. 180.000
3 Tepung Terigu 35 pack Rp 24.000 Rp. 840.000
4 Minyak Goreng 50 pack Rp 17.000 Rp. 850.000
5 Garam 5 bks Rp. 1.000 Rp. 5.000
6 Penyedap Rasa 5 bks Rp 1.000 Rp. 5.000
7 Kemasan/ plastik 24 pack Rp. 50.000 Rp. 1.200.000
8 Gula 5 kg Rp. 15.000 Rp. 75.000
TOTAL Rp. 3.405.000
2.3 Biaya total
Biaya total = Variable cost + Fixed cost
Rp 3.570.000 + Rp. 3.405.000 = Rp. 6.975.000
2.4 Biaya dan Harga Per Unit
- Biaya tetap yang dibutuhkan untuk 1 bulan adalah Rp 3.570.000 : 12 bulan = Rp. 297.500
Total biaya produksi yang dikeluarkan per bulan: 297.500 + Rp. 3.405.000 = Rp. 3.702.500
- Biaya per unit adalah Total biaya produksi dalam 1 bulan : jumlah produk yang dihasilkan per
bulan: 3.405.000 : 1200 bks = Rp. 2.840

- Harga jual per bungkus Rp 12.500


2.5 Modal Awal
Modal awal = Total Biaya Tetap + Biaya Variabel selama 1 Bulan = Rp 3.570.000 + Rp. 3.405.000
= Rp. 6.975.000

2.6 Analisis Titik Impas (Break Even Point)


BEP harga = Total biaya produksi selama 1 bulan : Produksi = Rp. 3.405.000 : 1200
bungkus = Rp. 2.840 Harga jual per bungkus Rp 12.500
2.7 BEP produksi = Total biaya produksi selama 1 bulan : Harga per unit = Rp. 3.405.000 : Rp.
12.500 = 272 Bungkus

Jadi, untuk mencapai titik impas maka stik kelor yang harus terjual adalah 272 bungkus dengan
harga per produk adalah Rp 12.500

2.8 Analisis Keuntungan


 Pendapatan : Stik kelor yang terjual x harga jual 1200 x Rp 12.500 = Rp. 15.000.000
Total Biaya produksi dalam 1 bulan : Rp. 15.000.000
 Keuntungan = Pendapatan –Total biaya produksi = Rp. 15.000.000 – Rp. 3.405.000 =
Rp. 11.595.000
 Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 1200 buah stik kelor dengan harga Rp.
12.500 per bks dalam 1 bulan adalah Rp 11.595.000

2.9 Pengembalian Modal


 Total biaya Produksi: Laba usaha = Rp. 15.000.000 : Rp 11.595.000 1,29 bulan ( 45 hari )
 Catatan : Dalam 1 bulan diproduksi 1200 bungkus stik kelor
 Stik kelor yang harus dijual per bulan = 1200 : 30 hari = 40 bungkus
 Maka, Pay Back Periode = BEP Produksi : Penjualan per hari = 272 : 40 = 6,8 hari

Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 14 hari dengan penjualan 40 bungkus krupuk
udang tiap harinya.

BAB IV
KELAYAKAN USAHA

1. Lokasi
Pembuatan stik kelor ini dilakukan di Desa Sumurup, Disini kami memakai rumah sendiri yang
diperuntukkan khusus membuat produk kami. Meskipun lokasi kami tidak strategis tetapi
mudah untuk mencari tenaga kerja dan dekat dengan distributor. Selain itu, pembeli bisa
datang langsung melihat-lihat proses produksi maupun konsultasi langsung dengan kami
tentang cara membuat stik kelor ini.

2. Sarana dan Prasarana


Selain menggunakan rumah produksi kami juga memanfaatkan berbagi media baik media
elektronik maupun media cetak seperti al:
1. brosur,
2. pamflet,
3. online shop,
4. blog,
5. facebook,
6. twitter
7. dan lain sebagainya.

Semua sarana ini dilengkapi dengan prosedur atau tata cara memesan produk serta kami juga
menyediakan suatu wadah konsultasi baik melalui sms, telepon, chatting, messenger, email
maupun bertemu secara langsung.

3. Sumber Daya Manusia


JABATAN Tingkat Pendidikan Pengalaman (tahun) Keterampilan Khusus
Direktur BUM Desa SMA 6 tahun Polhut
Sekretaris SMA 4 tahun Adnimistrasi
Bendahara S.1 5 tahun Administrasi Keuangan
Kepala Produksi Mahasiswa/SMA 1 tahun Mengolah Proses Produksi
Kepala Pemasaran Mahasiswa/SMA 1 tahun Merekrut distributor
Accounting Mahasiswa/SMA 1 tahun Pembukuan keuangan

JABATAN Jumlah Kebutuhan Tenaga yang Tersedia Tenaga yang Harus Direkrut
Produksi 4 1 3
Pemasaran 4 1 3

Untuk saat ini, sumber daya manusia telah tersedia. Meskipun jumlahnya belum memenuhi. Namun
hal ini sudah menjadi modal yang luar biasa bagi usaha kami.

BAB V
RENCANA MANAJEMEN
1. Strategi Pemasaran
Menawarkan langsung kepada konsumen, Menjual/menyimpan produk di toko-toko khusus
oleh-oleh, PAUD yang biasanya banyak para ibu, membuat akun media sosial seperti
Facebook, Twitter, dan lain-lain, membuka stan pada pamera.

2. Pengembangan Produk
Membuat variasi rasa yang berbeda dan bisa request rasa. Tujuan yang ingin dicapai, agar
konsumen tidak merasa bosan dengan rasa yang cenderung homogen.
3. Pengembangan Wilayah Pemasaran
Area pemasaran utama adalah di toko yang banyak dilalui oleh wisatawan, dan pasar desa.

4. Kegiatan Promosi
Promosi merupakan bagian dari proses pemasaran. Promosi sangat mempengaruhi
kelancaran dan keberhasilan suatu usaha. Kami melakukan promosi produk kami melalui
sejumlah media baik elektronik, cetak, iklan di radio maupun promosi langsung dari mulut ke
mulut. Promosi melalui media elektronik dilakukan dengan membuka semacam online shop
di berbagai jaringan sosial yang kini marak di dunia maya. Promosi melalui media cetak kami
lakukan dengan membuat pamflet, Mencari distributor-distributor di seluruh nusantara.

5. Penjualan kolektif
Yaitu memberikan pilihan kepada konsumen dengan menjual lebih dari satu produk dengan
harga yang lebih miring bila dikalkulasi per produknya. Pembelian dengan harga yang miring
ini minimal 10 bungkus.

6. Strategi Produksi
Pemilihan Daun Kelor yang berkualitas, Blender daun kelor dengan air, kemdian campurkan
tepung dan bahan lainya dan masukan cairan daun kelor aduk sampai rata, dicetak
menggunakan cara tradisional guna melibatkan banyak tenaga kerja, setelah dicetak dan
disimpan di dalam kulkas 1 jam, setelah itu goreng sampai matang. Tambahan untuk
memakai varian rasanya.

7. Strategi organisasi dan SDM


Pengelolaan SDM merupakan hal yang harus dilakukan suatu perusahaan sehingga
produktivitas dapat semakin berkembang dan kualitas karyawan pun semakin baik. Tahap-
tahap pengembangan SDM tersebut antara lain:

7.1 Seleksi karyawan


Kami melakukan seleksi terhadap karyawan sesuai dengan bidangnya. Contohnya di
bidang produksi harus yang berpengalaman dari cara segi menumbuk misalnya.

7.2 Pelatihan karyawan


Karyawan yang telah diseleksi kemudian dilatih dan diberi motivasi tentang apa
tujuan kami membuat stik kelor . Sehingga mereka memiliki kesamaan persepsi dan
pemikiran. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kualitas dan ciri khas yang
membedakan produk kami dengan yang lain.

7.3 Sistem Remunerasi yang Seimbang dan Adil


Pembagian keuntungan dilakukan berdasarkan hasil kesepakatan pada saat seleksi.
Namun, tidak menutup kemungkinan kami akan memberikan bonus pada karyawan
yang memiliki produktivitas yang tinggi dan sungguh-sungguh dalam bekerja.

8. Strategi Keuangan
Mencatat semua pemasukan harian, bulanan, dan tahunan, mencatat pengeluaran harian,
bulanan dan tahunan dan mencatat keuntungan harian, bulanan dan tahunan. Sehingga
dapat mengetahui laba dan rugi atau mencatat sesuai dengan sistem akuntansi.
Memperkejakan tenaga kerja yang ahli dalam akuntansi.

9. Strategi penetapan harga


Harga merupakan suatu variable yang mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis.
Harga menunjukkan level dari suatu produk juga menjadi acuan tentang bagaimana produk
itu seharusnya bila dilihat dari harganya. Kami hanya akan mengutamakan kualitas barang.
Bukan mengambil keuntungan, karena kami mempunyai tujuan yaitu membantu semua
kalangan untuk melestarikan makanan khas Indonesia yang sudah dilupakan.

10. Analisis resiko usaha dan antisipasinya


Resiko Usaha Setiap tindakan tentu melahirkan resiko. Demikian pula produk kami akan
mendatangkan berbagai resiko sebagai berikut:

10.1 Produk kurang menarik minat masyarakat.


Manusia memiliki selera yang berbeda satu sama lain. Demikian pula dalam hal
masalah makanan. Semua kalangan, khususnya ibu kurang memperhatikan
makanan yang diberikan oleh anaknya, sehingga kebanyakan anak lebih suka
berdiam lama di KFC, MCd dan lain-lain yang banyak menjual minuman bersoda .

10.2 Krupuk yang Kurang diminati.


Adakalanya barang tidak mudah terjual dan memenuhi stand, toko atau bahkan
gudang. Sehingga menimbulkan kesan monoton dan menurunkan kualitas produk.
Karena orang menganggap stik kelor suatu makanan yang tidak modern.

11. Modal usaha


Krupuk Udang isi ini memang tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Tetapi juga tidak
bisa dibilang memerlukan modal yang relatif kecil. Sebagai usaha membangun suatu
kualitas, modal awal demi terwujudnya suatu produksi yang maksimal sangat dapat
mendukung keberlangsungan usaha.

12. Antisipasi terhadap resiko


Produk kurang menarik minat masyarakat Setiap orang pasti memiliki persepsi terhadap apa
yang mereka lihat. Cara kami mengantisipasi kurangnya minat konsumen ini adalah dengan
melakukan promosi secara mendalam dan menyeluruh. Jadi bukan hanya kami bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi kami juga bertujuan untuk selalu memperhatikan
makanan yang dikonsumsi. Dan tidak lupa yang mencintai produk tanah air sendiri, apalagi
itu dalam hal melestarikan makanan khas Indonesia. Maka dengan ini menarik pelanggan
mencoba produk kami.

13. Stik Kelor yang kurang laris.


Kami melakukan antisipasi dengan membuat membuat kreasi yaitu bisa request isi sesuai
dengan selera dan masukan dari para pelanggan. Sehingga masyarakat tidak memberikan
kesan bahwa stik makanan yang tidak modern.

14. Modal usaha


Modal usaha adalah hal terpenting dalam melakukan suatu bisnis. Untuk memenuhi modal
usaha kami mendapat modal dari Pemerintah Desa .

15. Struktur Organisasi


Dalam menjalankan usaha ini kami telah menyusun struktur organisasi, yaitu :

1. Penasehat BUMDesa : BUDIANTO


2. Dir BUMDesa : NYAMIN
3. Sekretaris : FITRI
4. Bendahara/Personalia : DWI PRIYANTO.
5. Bagian Pemasaran : SAMURI
6. Bagian Produksi : WAHYU TRI, JARWATI
7. Badan pengawas : MOCH ARIF W, JARWOTO,NILAM

BAB VI
PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami ajukan, semoga mendapatkan sambutan yang positif. Dan dapat
menjadi bahan pertimbangan serta dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pihak- pihak yang
bersangkutan. Tiada lain harapan kami adalah bersama-sama membangkitkan dunia usaha nasional
Indonesia menjadi industri yang mandiri dan dapat memberi kontribusi baik kepada masyarakat
desa, bangsa dan negara.

Usaha yang kami dirikan merupakan Badan Usaha Milik Desa yang didirikan oleh pemerintah desa
dengan harapan akan bermanfaat bagi masyarakat Desa Sumurup
Direktur BUMDesa MAKMUR

NYAMIN

Anda mungkin juga menyukai