SKRIPSI
Oleh:
9334 100 16
2023
i
Halaman Persetujuan
Disetujui Oleh:
Pembimbing I pembimbing II
ii
NOTA DINAS
Kediri, 2023
Nomor :
Lampiran : 4 (empat) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada
Yth, Bapak Ketua Institut
Agama Islam Negri (IAIN) Kediri
Di
Jl. Sunan Ampel 07- Ngeronggo
Kediri
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Memenuhi Perintah Bapak Ketua untuk membimbing
penyususnan skripsi mahasisiwa tersebut di bawah ini:
Nama : HADZIQ MAHMUD INDRAWAN
NIM : 9334.100.16
Judul : Pengaruh Kehadiran Tahlil Terhadap Ketenangan
Jiwa Jamaah Ziaroh Malam Jumat Kliwon Makam
Syekh Wotgaleh Yogyakarta.
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, kami
berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat sebagai
kelangkapan ujian akhir Sarjana Strata Satu (S-1). Bersama ini
kami melampirkan berkas naskah skripsinya, dengan harapan dapat
segera diujikan dalam sidang Munaqosah.
Demikian agar maklum dan atas kesediaan Bapak kami
ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing I Pembimbing II
iii
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Kediri
di
Jl. Sunan Ampel 07-Ngronggo
Kediri
Assalamu‟alaikum Wr, Wb
Memenuhi permintaan Dekan untuk membimbing penyusunan skripsi
mahasiswa tersebut di bawa ini:
Nama : Hadziq Mahmud Indrawan
Nim : 933410016
Judul : Pengaruh Kehadiran Tahlil Terhadap Ketenangan Jiwa
Jamaah Ziarah Malam Jumat Kliwon Makam Syekh
Wotgaleh Yogyakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
MOTTO
َو ُك ُّل َم ْن لَـْم َيْع َت ِقْد َلـْم َي ْنَت ِفْع# ِاِذ ْالَف َت ى َح ْس َب اْع ِتـَق اِدِه ُر ِفع
"Ketinggian derajat Seorang pemuda tergantung pada keyakinannya. Setiap orang yang
tidak mempunyai keyakinan, maka ia tidak akan ada gunanya"
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa cinta dan kasih, kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
a. Kedua orang tua (Abah dan ibu), serta adek-adek yang selama ini berjuang
dari tenaga, doa, perhatian, dan kasih sayang yang tiada habisnya sampai
kapanpun.
b. Ayah dan ummi yang tiada hentinya mendukung, memberi semangat, serta
mendoakan hal-hal baik bagi saya.
c. Terkhusus untuk seorang wanita yang sangat istimewa (Well), atas segala
perhatian, kasih sayang dan support believe system yang telah diberikan
kepada saya.
d. Segenap dosen IAIN Kediri yang sudah membantu kami dalam memberikan
keilmuan demi bekal masa depan, terkhusus kepada yang terhormat dosen
pembimbing skripsi Bapak Dr. A. Halil Thahir, M. HI dan bapak Nur Aziz
Afandi, M. Psi yang telah dengan telaten membimbing serta memberikan
segenap waktunya yang sangat berharga.
e. Teruntuk keluarga besar Juru kunci makam yang telah berkenan membantu
dan menyediakan tempat untuk penelitian saya.
f. Pakdhe Zulfa Farid yang sudah menginvestasikan waktu, kendaraan, serta sara
prasana dalam membantu saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
g. Sahabat, sedulur alumni pondok yang tak pernah capek memotivasi untuk
terus berjuang dan pantang menyerah.
h. Seluruh angkatan Psikologi tahun 2016 yang selalu memberikan pengalaman
berharga.
i. Dan seluruh orang yang diam-diam menyayangi dan mendoakan saya selama
ini.
vi
ABSTRAK
vii
diketahui bahwa peziarah dengan kategori ketenangan jiwa rendah
berjumlah 3 peziarah dengan presentase 6%, kemudian peziarah dengan
kategori sedang berjumlah 35 peziarah dengan presentase 73%, dan
kategori tinggi berjumlah 10 peziarah dengan presentase 21%. 3)
Berdasarkan data statistik pengambilan keputusan dalam uji regresi
sederhana antara kedua variabel memperoleh hasil nilai uji t diketahui
nilai thitung 6.292 > 0.284 ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel X (kehadiran tahlil) berpengaruh terhadap variabel Y
(ketenangan jiwa).
viii
KATA PENGANTAR
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi dengan baik. Sholawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW
yang dengan syafaatnya menuntun kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
Islamiah.
Adanya karya ini tidak akan lepas dari kontribusi beberapa pihak yang
sudah terlibat di dalamnya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
terasa tidak cukup mewakili apa yang sudah mereka berikan. Namun izinkan
a. Rektor IAIN dan Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Kediri beserta staf, atas
menyelesaikan studi.
b. Bapak Dr. A. Halil Thahir, M.H dan Bapak Nur Aziz Afandi, M.Psi selaku
bisa terselesaikan.
c. Keluarga besar, terkasih dan terhormat ayah ibu yang selama ini memberikan
ix
apa arti kehidupan. Terimakasih untuk semua yang menyayangiku, tidak ada
d. Kepada segenap Juru Kunci Makam Syekh Wotgaleh yang sudah berkenan
e. Semua sahabat dan pihak yang turut serta dalam penyelesaian tugas akhir ini
baik moral maupun materi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak mendapat pahala yang berlipat
ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ ii
NOTA PEMBIMBING....................................................................................... iv
HALAMAN MOTTO......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... vi
ABSTRAK.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 13
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 14
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 14
E. Hipotesis Penelitian............................................................................ 15
E. Telaah Pustaka.................................................................................... 16
A. Ketenangan Jiwa................................................................................ 21
1. Pengertian Ketengan Jiwa............................................................. 21
2. Faktor-Faktor Ketenangan Jiwa ................................................... 25
3. Aspek-Aspek Ketenangan Jiwa..................................................... 27
xi
B. Kehadiran Tahlil................................................................................. 30
1. Aspek Kehadiran Tahlil................................................................ 33
2. Faktor Kehadiran Tahlil................................................................ 35
C. Pengertian Tahlil................................................................................ 38
D. Peziarah.............................................................................................. 40
1. Pengertian Peziarah....................................................................... 41
2. Makam Syekh Wotgaleh............................................................... 43
3. Manfaat dan Keutamaan Berziarah............................................... 44
A. Rancangan Penelitian......................................................................... 45
B. Populasi dan Sampel........................................................................... 46
C. Tehnik Pengumpulan Data................................................................. 48
D. Instrumen Penelitian........................................................................... 48
BAB V: PEMBAHASAN................................................................................... 83
A. Kesimpulan......................................................................................... 93
B. Saran .................................................................................................. 95
xii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 97
LAMPIRAN........................................................................................................ 106
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
TABEL: 4.20 Hasil Variable Entered/Removed................................................. 79
TABEL: 4.23 Hasil Output Anova Table F hitung dan nilai Signifkan.............. 82
DAFTAR GAMBAR
xv
Halaman
LAMPIRAN PENELITIAN
xvi
Lampiran Angket Penelitian............................................................................. 105
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
yang mana berakibat buruk pada ketenangan serta gangguan mental atau
kejiwaan.1
modern saat ini tentunya kebutuhan akan ketenangan jiwa seseorang sangat di
hidup.
1
Haryanto S., Psikologi Shalat: Kajian Aspek-Aspek Psikologis Ibadah Shalat, (Yogyakarta: Mitra
Pustaka, 2002), hlm. 19.
2
Dorothy C. Finkelor, Bagaimana Emosi Berperan dalam Hidup Anda, Kebencian, Kecintaan dan
Ketakutan Kita, (Yogyakarta: Zenit Publister, 2004), hlm. 3-4.
3
Ibid, hlm. 4-5.
1
2
tingkah laku, sehingga yang dimaksud dengan ilmu jiwa adalah ilmu tentang
tingkah laku. Karena suatu ilmu itu harus logis dan empiris, sedangkan jiwa
itu sendiri tidak dapat diselidiki secara empiris maka dari itu yang diselidiki
gejala dari jiwa, atau tingkah laku manusia itu telah menggambarkan sisi
Menurut Al-Ghazali, jiwa adalah suatu zat atau substansi (jauhar) yang
berdiri dengan sendirinya dan bukan suatu keadaan atau aksiden (‘ardh),
sehingga ia ada pada dirinya sendirinya. Munculnya kekuatan jiwa itu berawal
diri kepada Allah SWT, seperti: media dzikir, beribadah, dan berdoa. Dzikir
merupakan sikap batin yang biasanya diungkap melalui ucapan tahlil (Lā
4
Ahmad Asmuni, “Dzikir dan ketenangan jiwa”, Propetic, Vol. 1, No.1 (November 2018), hlm.
40.
5
Al-Ghazali, Mi’rāj al-Sālikīn, terj. Fathur Rahman, Tangga Pendakian bagi Para Hamba yang
Hendak Merambah Jalan Allah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), hlm. 65.
3
Ilāha IllalLāh, artinya tiada tuhan selain Allah), tasbih (subhanallah artinya
Maha Suci Allah), tahmid (Alhamdulillah artinya segala puji bagi Allah) dan
takbir (Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar).6 Dalam fenomena yang ada,
melalui raut wajah, ekpresi, dan tingkah laku para jamaah tahlil yang telah
mengikuti ziarah makam malam jumat kliwon dengan kondisi fisik yang
sehat, wajah yang berseri, raut wajah yang bahagia dan tingkah laku yang
bahwa taqwa adalah pintu zikir, sedangkan zikir adalah pintu kasyf
(terbukanya hati) kepada Allah.7 Ada empat tahapan berurut yang membentuk
niat atau bisikan hati (jiwa) untuk melakukan suatu pekerjaan. Pertama,
timbulnya perintah hati. Keempat, adanya tekad, niat dan maksud kuat untuk
6
Ristiadi Ardi Ardani, Psikologi Islam, cet. ke-1, (Jakarta: Malang Press, 2008), hal.332.
7
Al-Ghazali, Ihya' Ulumuddin, (Beirut: Dār al-Kutūb al-Islāmiyyah, t.t.), hlm. 28.
8
Ibid., hlm. 86.
4
ٰۤي َاَّيُتَها الَّنۡف ُس اۡل ُم ۡط َم ِٕٮَّنُة اۡر ِج ِع ۤۡى ِاٰل ى َر ِّبِك َر اِضَيًة َّم ۡر ِض َّيًة
Artinya: Wahai jiwa yang tenang Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati
Apabila jiwa belum dapat hidup tenang, tapi sudah berupaya menolak
nafsu syahwatnya, maka jiwa seperti itu menurut Al-Ghazali disebut jiwa al-
lawwamah. Namun bila tidak berupaya menentang dan bahkan tunduk kepada
keburukan.11 Dalam buku Tazkiyatun an-Nufus yang dikarang oleh tiga Imam
besar yaitu Imam Al-Ghazali, Ibnu Rajab al-Hambali, dan Ibnu Qayyim al-
Jauziyah, yang dialih bahasakan oleh Nabhani Idris dengan judul Pembersih
(bacaan rutin berupa zikir, atau Al-Qur’an), atau ia tidak sempat dan
9
Al-Ghazali, Raudhah al-Thālibin wa ’Umdah al-Sālikīn dan Minhāj al-‘Ārifin, terj. Masyhur
Abadi dan Hasan Abrori, Mihrab Kaum Arifin Apresiasi Sufistik untuk Para Salikin, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 2002), hlm. 62.
10
Al-Fajr (89): 27-28:
11
Ibid, hlm.63.
5
hartanya.
makanan dan minuman. Yahya bin Mu’adz dalam hal ini melukiskan:
makhluk. Dan barang siapa yang merasa tentram dan sejuk hatinya
hartanya.
kegembiraan hati.
6
meluruskan amal dan niat berbakti serta beribadah adalah jauh lebih
menyatakan bahwa tahlil ziarah makam sesuai dengan apa yang telah
kepada Allah SWT, dan juga mengingatkan mereka kepada kematian. Ada
tidak ada Tuhan yang hak untuk disembah melainkan Allah”. Ketenangan jiwa
banyak bersyukur dan berpasrah diri, lebih sabar dalam menghadapi ujian
sang pencipta.13 Salah satu bentuk dzikir untuk mendapatkan ketenangan jiwa
adalah tahlil yang mempunyai arti (Lā Ilāha IllalLāh). Sebagaiamana yang
telah diajarkan oleh tokoh besar Aswaja yaitu Hadrotus Syekh Hasyim
12
Al-Ghazali dkk, Tazkiyatun an-Nufūs, terj. Nabhani Idris, Pembersih Jiwa, (Bandung: Penerbit
Pustaka, 1990), hlm. 24-27.
13
Rahmat Ilyas, “Zikir dan Ketenangan Jiwa: Telaah Pemikiran Al-Ghazali”, Jurnal Dakwah dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan, Vol. 8, No. 1, (2017), 98-99.
7
Asy’ari, dalam buku karangan beliau yaitu Ahlusunnah Wal Jamaah, beliau
lafadz tersebut dibaca dengan tujuan meraih ridho dan ampunan dari Allah
SWT.14
senyum sesama jamaah, saling berkomunikasi dengan baik, dan bertutur kata
lembut. Hal tersebut terlihat setelah acara tahlil malam jumat kliwon selesai
dan para jamaah keluar dari makam sembari mengambil nasi berkat yang
disediakan oleh juru kunci dan tentunya sudah didoakan sewaktu acara. Para
berkat yang disuguhkan setelah acara dzikir tahlil malam jumat kliwon selesai.
Dari sinilah peneliti dapat melihat gambaran ketenangan jiwa yang didapatkan
oleh para jamaah setelah menghadiri tahlil ziarah di makam syekh Wogaleh
Yogyakarta.
Maka tidak heran jika setiap memasuki malam jumat kliwon banyak
peziarah yang hadir guna mengikuti acara rutin tahlil malam jumat kliwon di
makam syekh Wotgaleh tersebut, mereka yang hadir mengikuti tahlil dalam
14
Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, “Risalah Ahlissunnah wal Jamaah fi Hadits al-Mawta wa
Asyrat al-Saa’ah wa Bayani Mafhumi al-Sunnah wal Bid’ah”. (Jombang: Maktabah At-Turats Al-
Islamy 1418 H) hlm. 07-08.
8
dzikir tahlil, hadir secara fisik, jiwa, dan fikiran yang sadar tanpa adanya
ikut serta baik secara mental maupun fisik.16 Sejalan dengan pemikiran
kegiatan hadir dan ikut serta siswa di sekolah, baik secara fisik maupun
ziarah kubur dengan tujuan untuk mengingat mati dan akhirat. Ziarah dengan
motivasi ini bisa hanya dengan melihat kuburan atau komplek pemakaman
saja tanpa harus tahu siapa yang bersemayam di dalam kuburan. Tidak harus
kuburan orang muslim, bahkan kuburan orang kafir sekalipun bisa menjadi
15
Bapak Syawwal, “hasil wawancara”, Juru kunci Makam Syekh Wotgaleh, 21 November 2021.
16
Akhmad Sudrajat. “Konsep Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Pendidikan”.
Http://Akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses pada 17 Februari 2022.
17
Ali Imron, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan,
(UIN Malang, 2004).
18
https://islam.nu.or.id/jenazah/empat-motivasi-ziarah-kubur-menurut-syekh-nawawi-banten,
kitab: Nashâihul ‘Ibâd. Diakses pada 20 agustus 2021.
9
Kedua, ziarah kubur dengan tujuan untuk mendoakan orang yang ada
disunahkan bagi setiap orang muslim. Tentunya kuburan yang dikunjungi juga
tersebut, baik ahli kubur itu keluarga sendiri maupun orang lain. Kegiatan
Ziarah dengan motivasi ini juga sangat sering dilakukan oleh masyarakat
mereka secara berombongan berziarah ke makam para wali dan para kiai yang
kubur yang diziarahi, seperti ziarah ke makam orang tua. Di daerah tertentu
10
ada budaya di mana setiap hari Jumat Kliwon, atau di sore hari Kamis
dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak bagi orang tuanya. Meski
mendoakan orang tua bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja namun
anak akan selalu ingat dan tidak dengan mudah melupakan akan jasa orang
tua. Maka tidak heran jika dikalangan masyarakat muslim, para arwah
waliyullah maupun alim ulama dipercayai juga ikut mendoakan hajat atau
keinginan orang yang berdoa di makam, atau yang akrab disebut sebagai do’a
biddo’a (saling mendoakan). Sebagaimana yang kita ketahui bahwa doa para
orang alim lebih cepat terkabulkan, karena dekat dengan Allah. 19 Oleh karena
itu para makam alim ulama yang dianggap memiliki barokah semasa hidupya
doa sebagaimana hajat yang dimiliki akan cepat terkabul karena tempat yang
diyakini kramat serta dipercayai hajat tersebut akan di bantu oleh ulama atau
diri jamaah. Hari yang di anggap spesial tersebut adalah hari malam Jumat
Kliwon. Dimana pada malam tersebut diyakini oleh masyarakat dan para
jamaah sebagai malam yang barokah, hal ini berlandaskan dengan sabda Nabi
Muhammad SAW:
19
Ibid.
20
Dikutip dari wawancara dengan juru kunci makam sykeh purbaya I
11
َو ُك ِتَب َبًّر ا، َم ْن َز اَر َقْبَر َأَبَو ْيِه َأْو َأَح َدُهَم ا ِفْي ُك ِّل ُج ُم َعٍة ُغَفَر َلُه
salah satunya setiap Jumat, maka dia diampuni dosanya dan dicatat sebagai
menziarahi kuburan orang tua kita di malam dan hari Jumat. Malam jumat
sendiri merupakan “Sayyidul Ayyam” (Rajanya Hari), maka tak heran jika
Proses pelaksaan tahlil di makam Wotgaleh dipimpin oleh seorang imam lalu
diikuti oleh para jamaah tahlil, selama tahlil berlangsung para jamaah
mengikuti acara dengan khusu’, hal tersebut dapat dilihat dari kekompakan
Wotgaleh.
lantunan ayat-ayat suci Al-qur’an serta dzikir amaliyah tahlil yang dibaca
dipimpin oleh imam tahlil. Kemudian para jamaah diizinkan untuk berdo’a
21
Habib Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al-Kaf, “Taqrirat Sadidah”, Tarim, Republik
Yaman, Dar al-‘Ilm wa al-Da’wah, 2003, hlm. 157
12
sebuah makanan dan minuman yang telah dido’akan, makanan dan minuman
tersebut akan dibagikan kepada jamaah tahlil untuk dimakan setelah tahlil dan
do’a selesai, hal tersebut diyakini oleh seluruh jamaah bahwa makanan
ketenangan jiwa.
kerajaan mataram. Wotgaleh sendiri berasal dari kata “wot ing penggalih”,
dikunjungi oleh para peziarah dan wisatawan karena tempat ini adalah sebuah
tempat yang diyakini sakral. Banyak jamaah tahlil yang mengatakan bahwa
setelah melakukan ziarah, hati mereka terasa tenang, nyaman, dan tentram. 22
Kliwon yang digelar oleh para sesepuh dan juru kunci makam kemudian
ketenangan jiwa serta hajat mereka cepat terkabul setelah mengikuti acara
kehadiran dzikir tahlil di makam syekh Wotgaleh yang digelar pada malam
lebih dalam kepada jamaah tahlil mengenai ketenangan jiwa yang mereka
Berdasarkan hasil mini wawancara diatas maka judul yang terkait oleh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi subjek untuk
terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan ketenangan jiwa salah satunya melalui dzikir tahlil. Mereka akan
lebih mengerti dampak positif dari kehadiran tahlil terhadap ketenangan jiwa.
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi umat beragama dan
khususnya para pembaca agar dapat mengerti makna kehadiran tahlil yang
sesungguhnya, serta mengenal arti ketenangan jiwa yang didapat oleh para
yang sama atau berbeda agar menambah variasi temuan tentang ketenangan
E. Hipotesis Penelitian
penelitian ini, terdapat dua dugaan sementara yang digunakan oleh peneliti
F. Penelitian Terdahulu
dalam jiwa. Adapun zikir dalam pembahasannya dapat dijadikan juga sebagai
metode terapi untuk mengobati rasa stress dan gangguan kegelisahan pada
juga bahwa media dzikir sebagai salah satu sarana untuk terapi agama
perbuatan nekat untuk bunuh diri. Hasil dari penelitian ini memiliki korelasi
yang signifikan, terbukti dari besarnya prosentase ketengan jiwa sebesar 6,5%.
Ketiga, Skripsi Ilmu Sosial yang ditulis dan dilakukan oleh Fauziyati
Ketenangan Jiwa Santri Kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Jombang. Hasil penelitian menunjukkan nilai Sig. adalah 0,011, yang mana
18
0,011 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini
adalah sebesar 27,1%, sementara sisanya yaitu 72,9% dipengaruhi oleh faktor
yang akan dilakukan berada di Yogyakarta. Selain itu perbedaan lagi terhadap
ziarah kubur yang dilakukan, doa dan dzikir yang dilantunkan. Tentunya
ziarah wali serta doa dan dzikir yang dipanjatkan mengandung kaidah-kaidah
yang diajarkan oleh para guru dan kiyai di pondok pesantren. Sedangkan
dalam penelitian yang akan dilakukan aktivitas ziarah hanya dilakukan ketika
hari malam jumat kliwon saja, selain itu doa dan dzikir juga berbeda tentunya,
Jiwa Para Santri Yang Terkena Stress.” Hasil penelitian menunjukan bahwa
19
dilakukan oleh Masnida, Dkk dengan judul “Pengaruh Aktivitas Ziarah Kubur
subjek penelitian yang akan dilakukan adalah masyarakat umum. Kedua, pada
penelitian ini terdapat volume dan nomor penelitian, sedangkan di. Ketiga,
20
LANDASAN TEORI
Tahlil dan Ketenangan Jiwa. Akan tetapi selain membahas teori penting dalam
A. Ketenangan Jiwa
jiwa. Asal kata ketenangan adalah tenang yang berarti diam tidak berubah-
ubah, tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut, aman, dan tentram
ketenangan, yang memiliki arti hal atau keadaan tenang hati, batin dan
pikiran24. Dalam istilah psikologi, jiwa adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat
hubungannya yang tampak dengan tubuh, atau gejala-gejala jiwa yang hanya
nampak sebagai sesuatu yang misterius. Namun apakah benar jiwa itu sudah
24
Aplikasi Android, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V.
25
Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Membangun Citra Berfikir dan Merasa), (Malang
Jakarta Timur: Madani Press Wisma Kalemero, 2014) hlm.1.
21
22
dari manusia, yang mengetahui dan merasa. Jiwa diibaratkan dengan raja,
ketika raja itu berlaku adil, maka adilah semua kekuatan yang ada dalam tubuh
lingkungan serta dengan lingkungan dimana pun berada. Sehingga orang dapat
Robert Frager yang mengatakan bahwa ketenangan jiwa itu terdiri dari
jiwa mineral (ruh maddani), jiwa nabati ( ruh nabati), jiwa hewani (ruh
keseimbangan jiwa, jika kita hanya memperhatikan sebagain dari jiwa dan
26
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin Bab Ajaibul Qolbi Terj. Ismail Yakub. Jilid 4 (Jakarta: Tirta
Mas 1984) hlm. 3
27
Franger robert, Psikologi Sufi (Jakarta: Serambi, 1999) hlm. 89.
28
Rober Frager, Obrolan Sufi (Jakarta: Zaman, 2014) hlm 1.
29
Muhammad Mawangir, ―Zakiah Daradjat Dan Pemikirannya Tentang Peran Pendidikan Islam
Dalam Kesehatan Mental, Jurnal Ilmu Agama: Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena
Agama 16, no. 2 (2015): 53–65.
23
kesehatan mental, antara lain: terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan,
berguna, dan bahagia, serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki 31.
akhirat.
sebagai salah satu aspek yang sangat urgen dalam pembentukan jiwa yang
30
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta, Pt, Bulan Bintang, 2005), h. 10
31
Zakiah Daradjat, ISLAM dan Kesehatan Mental, 9
32
Rahmat Ilyas, “Zikir dan Ketenangan Jiwa: Telaah Pemikiran Al-Ghazali”, Jurnal Dakwah Dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan, vol. 8, no. 1, 2017, 98-99.
24
sehat, karena beliau melihat bahwa agama memiliki peranan yang sangat
beragama.34
kehidupan moral dan sosial, dan agama dapat berfungsi sebagai institusi
semacam itu, melainkan juga pada tujuan yang bersifat moral dan sosial.
berkomunikasi dengan baik, dan bertutur kata lembut. Hal tersebut terlihat
setelah acara tahlil malam jumat kliwon selesai dan para jamaah keluar dari
makam sembari mengambil nasi berkat yang disediakan oleh juru kunci dan
tentunya sudah didoakan sewaktu acara. Para jamaah saling bercengkrama ria,
masjid sambil menikmati hidangan nasi berkat yang disuguhkan setelah acara
dzikir tahlil malam jumat kliwon selesai. Dari sinilah peneliti dapat melihat
dengan perasaan bahagia. Jadi jiwa yang ada pada diri manusia merupakan
sebuah inti dari kehidupan, inti tersebut yang mengatur segala perilaku dan
tindakan manusia. apabila inti tersebut baik dan tenang, maka kehidupan yang
dijalani oleh manusia akan baik dan tentram. Ketenangan jiwa sendiri dapat
SWT. Orang yang mempunyai ketenangan jiwa itu bisa dilihat melalui tingkah
laku dan sifatnya, antara lain yaitu : syukur, sabar, takut siksa, cinta Allah, rela
akan hukuman Allah, pasrah dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.
ketenangan jiwa di mana orang yang ingin mencapai ketenangan jiwa harus
a. Faktor agama
36
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. cet. IV, (Jakarta: Bulan Bintang,
1982), hlm. 52
26
Dengan demikian, di dalam agama ada larangan yang harus dijauhi, karena di
dalamnya terdapat dampak negatif dari kehidupan manusia. Dan juga ada
perintah yang harus ditaati karena di dalamnya ada kebaikan bagi orang yang
melakukan. Orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT secara
benar, di dalam hatinya tidak akan diliputi rasa takut dan gelisah. Ia merasa
yakin bahwa keimanan dan ketaqwaannya itu akan membawa kelegaan dan
hari dapat membentengi orang dari rasa gelisah dan takut. Diantara dari
berbagai macam ibadah yang ada yaitu shalat secara psikologis semakin
banyak shalat dan menggantungkan harapan kepada Allah SWT maka akan
(kekuatan rohaniah) yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan rasa
tujuan utama dari shalat adalah ingin beraudiensi, mendekatkan diri dengan
manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis terpenuhi. Apabila kebutuhan
sang pencipta baik maka hidupnya akan terasa tenang. Maksudnya adalah
dalam kehidupan yang dia jalani tidak akan merasakan kesusahan, hatinya
tidak aka nada rasa kegelisahan yang menyelimuti. Maksud dari kebutuhan
yang terpenuhi adalah perlunya menerapkan rasa bersyukur kepada apa yang
telah diperoleh dari hasil kerja keras, selian itu mensyukuri hal tersebut adalah
sebuah rizqi yang diberikan Allah kepada kita. Apabila kita pintar dalam
bersyukur maka kehidupan yang dijalani akan terasa tercukupi, alhasil hati
terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya 37.
lain38 :
persoalan dalam kehidupan seperti meredam emosi, menahan diri dari perilaku
buruk dsb.
b. Optimis
segala sesuatu yang akan dihadapi di dalam kehidupan. Sikap optimis akan
Meskipun orang tersebut sedang tidak dalam kondisi yang baik. Berkat sikap
sebagai berikut: hidupnya akan merasa tenang, tidak gila akan pujian. Aspek
diri kepada Allah SWT, seperti: media dzikir, beribadah, dan berdoa.
Tentunya bukan hanya sekedar dzikir, ibadah, dan doa pada umumnya, namun
mengikhlaskan semua urusan kepada Allah dan sebagai hamba kita hanya
39
https://www.gramedia.com
29
tercermin melalui perilaku yang ditampakkan oleh individu, biasa orang yang
mempunyai ketenangan jiwa yang tinggi pasti memiliki sifat sabar, rasa
bersyukur yang besar, tenang dalam menghadapi masalah. Hal tersebut seperti
B. Kehadiran Tahlil
dan an, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna dari kata
kehadiran yakni perihal hadir, atau dalam kata lain kehadiran memiliki makna
apapun yang berkenaan dengan hadir.41 Kehadiran jamaah tahlil sama halnya
40
Rahmat Ilyas, “Zikir dan Ketenangan Jiwa: Telaah Pemikiran Al-Ghazali”, Jurnal Dakwah Dan
Pengembangan Sosial Kemanusiaan, vol. 8, no. 1, 2017, 98-99.
41
MLA: “kamus “. KBBI Daring. Diambil tanggal 14 Juli 2022, dari https://kbbi.web.id/hadir%20.
30
yang tidak memiliki makna inheren atau tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sartre berpendapat bahwa manusia tidak memiliki esensi yang tetap atau
makna dan identitas mereka sendiri melalui tindakan dan pilihan mereka.
kehadiran yang sadar dan bebas. Dia menekankan bahwa manusia tidak hanya
ada, tetapi mereka juga "menjadi" melalui tindakan mereka. Kesadaran dan
tanggung jawab penuh atas pilihan dan tindakan tersebut. Dia menyatakan
tindakannya, karena tindakan manusia dapat berdampak pada dunia dan pada
orang lain. Dalam teori kehadiran Sartre, makna atau tujuan hidup tidak ada
42
Jean Paul Sartre, Pintu Tertutup, terj. Asrul Sani, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1980), hlm. 576-577.
31
dan ikut serta baik secara mental maupun fisik. 43 Pendapat Akhmad Sudrajat
juga diperkuat oleh Ali Imron yang menyatakan bahwa kehadiran diartikan
sebagai kegiatan hadir dan ikut serta siswa di sekolah, baik secara fisik
waktu dan tempat tertentu. Mengikuti kegiatan tahlil bisa secara berjamaah
tersebut merupakan pemikiran yang nyata atau hakiki. Sebaliknya, jika suatu
dilaksanakan secara berjamaah, dipimpin oleh seorang imam dan dihadiri oleh
para masyaakat yang statusnya sebagai jamaah rutin tahlil. Tugas seorang
43
Akhmad Sudrajat. “Konsep Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Pendidikan”.
Http://Akhmadsudrajat.wordpress.com.
44
Ali Imron, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”, Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan,
(UIN Malang, 2004).
45
Syukriadi Sambas, Antropologi Komunikasi (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hlm. 163.
46
Saktiyono. B. Purwoko, “Psikologi Islam Teori dan Penelitian”, Bandung, Saktiyono
WordPress, (2012), hlm. 70.
32
ikuti secara tertib oleh para jaamaah tahlil. Adapun dalam kehadiran tahlil
selain untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, ada juga beberapa
orang yang memiliki sebuah hajat atau keinginan baik secara individu maupun
segera terkabul, maka mereka menghadiri acara tahli rutin malam jumat ke
makam para waliyullah, tak lain mereka datang untuk bertawasul atas nama
para wali tersebut kemudian melaksanakan doa dan tahlil untuk memperoleh
acara tahlil di makam syekh wotgaleh atau makam pangeran Purbaya I yang
tahlil memiliki dampak yang positif bagi para jamaahnya, yakni dengan
kekuasaan Allah SWT, Dzat yang telah menciptakan segala sesuatu di dunia
ini, kesadaran mengingat hal tersebut membuat para jamaah tenang dan
dan ikut serta baik secara mental maupun fisik. Menurut Keith Davis
bersangkutan.48
pelaku atau jamaah tahlil. Berdasarkan uraian diatas, kehadiran tahlil memiliki
1. Fisik
seseorang benar-benar ikut atau turut dalam suatu kegiatan. Salah satu yang
menjadi indikator dari aspek fisik yakni ketepatan waktu, sehingga yang
47
https://kbbi.web.id/aspek.
48
Isaura Gabriel Engka, Dkk, “Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Pembangunan Jalan
Pertanian Di Aertrang Kelurahan Malalayang I Timur Manado”, ejournal ASE, Vol. 11 No. 3,
(September 2015), hlm. 17.
49
Ibid. hlm.94.
34
2. Mental
siap untuk diisi secara mental dan siap menerima apa yang akan didapatkan
dalam suatu acara yang diikuti. Beberapa yang menjadi indikator dari aspek
mental yakni atensi dan kesiapan mental, sehingga yang dimaksud aspek
hadir mengikuti dengan melibatkan kondisi fisik dan mental. Hatinya secara
mantab mengikuti sebuah acara tahlil. Selain itu ikut membaca dan
berikut.
j. Faktor Internal
35
Faktor internal merupakan faktor yang sudah ada dalam diri sendiri,
1) Agama
Dengan demikian, di dalam agama ada larangan yang harus dijauhi, karena di
rasa gelisah dan takut. Diantara dari berbagai macam ibadah yang ada yaitu
kepada Allah SWT maka akan tenteramlah hati, karena dalam shalat itu
2) Kebutuhan rohani
atau jiwa. Jika kebutuhan ini dipenuhi, maka manusia mendapat kebahagiaan.
utama yang harus dimiliki oleh umat muslim. Jadi, Faktor adalah hal (keadaan
Sebuah keadaan seperti factor agama, tradisi, dan rohani yang menjadi
dalam dirinya.
k. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang lahir dari luar, faktor ini tidak serta
merta menjadi keinginan dari diri sendiri melainkan di luar kendali diri
1) Tradisi
Ziarah makam merupakan satu dari sekian tradisi yang hidup dan
motivasi selalu menyertai aktivitas ziarah. Ziarah kubur yang dilakukan oleh
masa Jawa-Hindu. Pada masa itu, kedudukan raja masih dianggap sebagai
titising dewa sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan seorang raja
peninggalan lainnya.51
bermula dari adanya sebuah tradisi ziarah makam dengan susunan ritual yang
ada sejak pertama kali makam berdiri dan dilaksanakan pada malam Jum’at
Kliwon.
51
Christriyati Ariani. “Motivasi Peziarah di Makam Panembahan Bodo Desa Wijirejo, Pandak,
Kabupaten Bantul”, dalam Patra-Widya. Vol. 3 No. 1, Maret 2002. (Yogyakarta: Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional), hal. 152.
37
C. Pengertian Tahlil
sangat membantu bagi şahib al-muşibah, sebab pada hari-hari itu, 1-7 hari,
bahkan 40 dan 100 hari keluarga yang ditinggal mati itu biasanya masih
dirundung duka. Pada saat seperti itulah jika selama 1-7 hari diadakan tahlilan,
maka mereka akan terhibur atau merasa banyak saudara. Di sinilah makna
Qur’an dan kalimat thayyibah (tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir), yang mana
bacaan tersebut pahalanya dihadiahkan kepada para arwah atau orang yang
sudah meninggal, dan tak lupa nama dari orang tersebut akan disebutkan oleh
imam tahlil atau pemilik hajat. Tahlilan biasanya dilaksanakan pada hari-hari
tersebut. Bahkan setelah itu akan diadakan tahlil kembali di hari ke-40, ke-
100, atau ke-1000-nya, Hal ini bertujuan untuk mengenang dan menghormati
52
Dr. HM. Zainuddin, MA, Tahlilan Dalam Perspektif (Historis, Sosiologis, Psikologis,
Antropologis)
38
pujian kepada Allah SWT. Tahlil adalah sebuah sarana umat muslim yang
Allah SWT. Tahlil juga sering dibaca disaat ada saudara atau tetangga muslim
meninggal kepada Allah. Doa mendoakan adalah tradisi orang muslim, karena
sebagai sesama hamba yang hanya bisa berdoa dan berikhtiar hal apa lagi
yang bisa dilakukan, maka dari itu Allah memperintahkan kepada makhluknya
a. Bacaan Tahlil
hajat untuk mengirimkan doa kepada keluarga atau kerabat yang sudah
ِاَلى َح ْض َرِة الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َليِه َو َس َّلَم َو َاِلِه وَصْح ِبِه َش ْي ٌء ِهلِل َلُهُم اْلَفاِتَح ُة
Surat Al-Fatihah
Hauqolah
Istigfar (3 kali)
Do’a Tahlil
Jadi tahlil adalah kalimat Allah (Lā Ilāha IllalLāh), tahlil juga
ampunan si mayit kepada Allah SWT dengan cara berjamaah datang kerumah
keluarga mayit atau langsung ke makam si mayit. Bacaan tahlil yang sudah
oleh para ulama kepada umat muslim untuk mendoakan orang yang sudah
meninggal.
D. Peziarah
a. Pengertian Peziarah
40
ziarah. Hal ini dilakukan biasanya dengan mengunjungi suatu tempat yang
artinya menengok kubur. Sedangkan menurut syariat Islam, ziarah kubur itu
bukan hanya sekedar tahu dan mengerti di mana ia dikubur, atau untuk
muslim dan mengirim pahala untuknya atas bacaan ayat-ayat al-Qur’an dan
lain55
islam adalah suatu sunnah yang dianjurkan oleh nabi Muhammad SAW.
mereka, atau merenungi hidup yang kelak pasti akan berakhir. Perilaku ziarah
kematian dantetap pada jalur agama (beriman semakin kuat kepada Allah
SWT)56.
54
https://id.wikipedia.org/wiki/Peziarah
55
M. Afnan Chafidh- A. Ma’ruf Asrori, TRADISI ISLAM Panduan Prosesi Kelahiran,
Perkawinan dan Kematian, (Surabaya: Kalista, 2006) hlm, 2.
56
Abdurrahim, Ziarah Kubur, (Jakarta: Sandro Jaya, tt) h. 1
41
ziarah kubur tapi mengajarkan apa yang hendaknya dibaca saat seseorang
dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’
َو اَل، َو ُتَذ ِّك ُر اآْل ِخ َر َة، َو ُتْد ِمُع اْلَعْيَن، َفِإَّنُه ُيِرُّق اْلَقْلَب،ُك ْنُت َنَهْيُتُك ْم َعْن ِز َياَرِة اْلُقُبوِر َأاَل َفُزوُر وَها
َتُقوُلوا ُهْج ر
Artinya:
diri kepada Allah SWT. Sebagaimana dengan kita akan mengerti kalau ada
ampunan atas dosa yang diperbuat selama didunia kepada Allah. Ziarah juga
sebagai sarana Do’a Biddo’a, hal ini merupakan ciri khas umat beragama
57
https://islam.nu.or.id/post/read/37170/anjuran-melaksanakan-ziarah-kubur
42
untuk saling mendo’akan agar mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah
SWT.
Makam syekh Wotgaleh atau yang dikenal sebagai makam seorang pangeran
kerajaan mataram yang bernama pangeran Purboyo dan diakui sebagai makam
yang keramat, dianggap makam keramat karena beliau adalah sosok seorang
tokoh agama yang terkenal akan kesaktiannya. Menurut juru kunci makam
Ahmad, beliau dalam penyebaran agama islam sampai daerah kalisoka Tegal,
Pangeran Purbaya adalah wali kesembilan. "Pangeran Purbaya itu wali yang
Maka tidak heran jika banyak sekali jamaah yang datang untuk
58
Artikel "Pertarungan Pangeran Purbaya Melawan Pasingsingan dan Berdirinya Masjid di
Kalisoka". 2022.
43
barokah doa. Apalagi disaat malam jum’at kliwon yang diyakini sebagai
kemaslahatan manusia yang masih hidup, yaitu untuk memberi peringatan dan
pada akhirnya saat ia meninggal kelak, ia pun akan ditempatkan dalam suatu
Dalam kegiatan ziarah ini, terdapat aktivitas doa dan dzikir, yang mana
doa dan dzikir adalah sebuah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, hal
59
Yusuf Al-Qaradhawi, Akidah Salaf dan Khalaf, 292
44
ketenangan jiwa. Salah satunya, menurut penelitian Sukarni, bahwa doa dan
penuh harap sehingga tidak mudah berputus asa dan menumbuhkan rasa dekat
ditengah suasana pemakaman. Walau hal ini dapat dilakukan dimana saja,
suasana pemakaman lebih dekat untuk mengingatkan akan kematian dan kita
bisa mendoakan ahli kubur yang kita kunjungi juga muslim-muslim dan
60
Sukarni, “Dzikir Dan Doa Bagi Ketenangan Jiwa Santri Di Pondok Pesantren As-Salafiyah
Kelurahan Srengsem Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung”, Skripsi, Jurusan Bimbingan
dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, 2017.
61
Bachtiar Nasir, Anda Bertanya Kami Menjawab, (Jakarta: Gema insani, 2012), P. 97
62
Hana Nurrahmah, “Tradisi Zirah Kubur Studi Kasus Perilaku Masyarakat Muslim Karawang
Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syeh Quro Di Kampung Pulobata Karawang”,
dalam Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. p.53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
keingintahuan dari sesuatu yang belum jelas atau yang masih dipertanyakan.
berdasar dari sesuatu yang umum kepada sesuatu yang bersifat khusus.
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabet, 2010), hlm.
13.
45
46
Melihat dari jenis penelitian dan judul yang telah dipilih oleh peneliti,
dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diantara
yakni:
Ketenangan Jiwa.
Dalam sub bab populasi dan sampel, peneliti akan membahas tentang
a. Populasi
keseluruhan elemen atau objek maupun subjek dengan ketentuan dan syarat-
syarat yang berkaitan dengan masalah penelitian lalu ditarik menjadi sebuah
64
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (Yogyakarta:
Pusaka Pelajar, 2013), 77.
65
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011) 74.
47
ciri-ciri yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dicari oleh peneliti
subjek tidak hanya terbatas pada lokasi tertentu melainkan juga berupa
adalah jamaah ziarah makam malam Jumat Kliwon, dengan kategori peziarah
rutinan tahlil pada malam Jumat Kliwon, dengan alasan orang yang rutin
mengikuti tahlil malam Jumat kliwon tentunya memiliki motivasi dan alasan
mengapa mereka selalu hadir di acara tersebut. Kedua, jamaah yang berusia
20 sampai 50 tahun, dengan alasan jamaah pada usia tersebut lebih banyak
sebagaimana dikutip oleh Alifia Fernanda Putri, Pada tahap ini manusia mulai
b. Sampel
66
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), 77
67
Alifia Fernanda Putri, “Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas
Perkembangannya” Journal of School Counseling, Vol. 3, No. 2, (Padang, 2019), hlm.
68
Suharsimi Arikunto, Manajemen Mengajar secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
115.
48
kebetulan, yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data”.
D. Instrumen Penelitian
sosial maupun fenomena alam yang sedang diamati. Fungsi dari intrumen
penelitian yakni sebagai bahan untuk informasi yang lebih spesifik.70 Melihat
pada judul dan rumusan masalah yang sebelumnya, maka yang menjadi
instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas data.
1) Uji validitas
69
Koenjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia, 1994) 173.
70
Suharmi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) 174.
49
yang ditujukan pada konsistensi antara data dengan fenomena yang terjadi
sesungguhnya. Sehingga tujuan dari uji validitas data adalah untuk menguji
keabsahan data.71
2) Uji reliabilitas
jiwa sesuai pendapat yang mencakup empat aspek yakni memiliki rasa sabar,
71
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017) 37.
72
Ibid, 209.
73
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017) 175
50
Favorable Unfavorable
mengendalikan
diri
keinginan
keadaan
cukup
Allah
Allah
Jumlah 16 16 32 100%
tahlil yang mencakup dua aspek, yakni aspek fisik dan aspek mental.
Hasil dari kehadiran tahlil akan diperoleh dari angket yang tersedia
= 4.
74
Ibid, 175.
52
Favorable Unfavorable
lokasi makam
Tahlil
dzikir amaliyah
tahlil
Jumlah 8 8 16 100%
E.
53
menjadi satuan hingga data tersebut dapat dikelola serta mampu menghasilkan
sebelumnya.75
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini tidak serta merta
langsung pada mengolah data. Ada beberapa langkah yang harus dilalui oleh
peneliti terlebih penting pada proses awal yakni mengumpulkan data terlebih
dahulu secara lengkap. Tanpa data lengkap maka analisis data tidak akan
a. Pengolahan Data
1) Editing
data diolah.76
2) Scoring
75
Muhammad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Kudus: Nora Media Enterprise,2010),
91.
76
Ibid, 81.
54
nilai pada setiap item sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
valid.77
3) Tabulating Data
b. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
2) Uji Linearitas
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian ini
3) Uji Regresi
Menurut Nawari uji regresi adalah Analisis regresi ialah sebuah cara
78
Prof. Dr. Suyono,M.Si “Anlisis Regresi Untuk Penelitian”, Cv Budi Utama, (februari 2018),
hlm. 5
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bintang timur dan 8,223228 derajat-8,262277 derajat lintang selatan 79. Masjid
sulthoni Wotgaleh berdiri pada tahun 1600 M, masjid ini merupakan masjid
dikeramatkan oleh warga setempat. Nama Wotgaleh berasal dari dua bahasa
jawa yaitu “Wot Ing Penggaleh”, Wot memiliki arti Jembatan dan Penggaleh
memiliki arti Hati, jadi kedua kata tersebut memiliki makna “jembatan menuju
ketenangan hati”.
Raja Mataram I, yang diberi nama Jaka Umbaran pangeran Purbaya terkenal
sakti karena beliau menjadi panglima perang pasukan Sultan Agung saat
79
http://www.wotgalih-yosowilangun.lumajangkab.go.id/, (diakses pada tanggal 26 Februari
2023).
56
57
sebagai sosok yang baik hati, sabar dan dermawan kepada semua orang
yang datang kesana namun tidak mengetahui nama asli dari beliau, dan
sesuai dengan nama padepokan dan desa didaerah tersebut 81. Mereka
berdzikir dan berdo’a kepada Allah SWT. Sewaktu berdzikir dan berdoa,
dari setiap permasalahan hidup, oleh sebab itu tempat ini dinamakan
“Wotgaleh”.
80
Gagas Ulung, Wisata Ziarah “90 destinasi wisata ziarah & sejarah di Jogja, Solo, Magelang,
Semarang, Cirebon: masjid, candi, gua, makam, kelenteng, situs”, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama, (2013), Hlm. 45-46.
81
Bapak Syawwal, “hasil wawancara”, Juru kunci Makam Syekh Wotgaleh, 21 November 2022.
58
berdoa kepada Allah lewat perantara Syekh Purbaya beserta Shohib Wotgaleh,
Insyaallah kamu akan merasa tenang dan hajatmu akan segera terkabul 82. Oleh
sebab itu makam Wotgaleh tidak sepi akan pengujung, karena sejatinya jika
kebutuhan rohani, tak lain kebutuhan tersebut adalah dzikir dan ibadah kepada
Allah SWT.
B. Deskriptif Data
dengan cara memberikan gambaran atau mendiskripsikan dari data yang sudah
jiwa para jamaah ziarah yang datang, maka dilakukannya penyebaran data
angket secara langsung, dapat diketahui bahwa responden yang terlibat dalam
demografis dari responden yang telah dikategorikan dan menjadi subjek dalam
penelitian ini:
Tabel 4.1
82
Bapak Syawwal, 2022, “Wawancara Cerita Rakyat Asal Mula Nama Wotgaleh”, Sleman
Yogyakarta, 20 Februari, pukul. 19.28.
59
Kelamin i Jumlah )
64,6%
Laki-laki 31
35,4%
Perempuan 17
Total 48 100%
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 48
menjadi “94”, dengan standar deviasi menjadi “10”. Kemudian diketahui nilai
Tabel 4.3
Rendah X < M – 1 SD
Sedang M – 1 SD ≤ X < M + 1 SD
Tinggi M + 1 SD ≤ X
Tabel 4.4
Rendah X < M – 1 SD
X < 94 – 10
X < 84
Sedang M – 1 SD ≤ X < M + 1 SD
94 – 10 ≤ X < 94 + 10
84 ≤ X < 104
Tinggi M + 1 SD ≤ X
94 + 10 ≤ X
104 ≤ X
61
Tabel 4.5
X < 84 3 6% Rendah
Gambar 4.6
Distribusi Data
Rendah
Tinggi 6%
21% Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
73%
Dari gambar pie chart diatas dapat diketahui bahwa tingkat ketenangan
jiwa pada peziarah tidak sama. Peziarah yang memiliki kategori ketenangan
ketenangan jiwa sedang sebesar 73%, dan peziarah yang memiliki kategori
Tabel 4.7
disusul oleh aspek optimis dengan presentase nilai 24,3%, dan aspek yang
sebesar 24.0%.
Tabel. 4.8
Rendah X < M – 1 SD
X < 44 – 6
X < 38
Sedang M – 1 SD ≤ X < M + 1 SD
44 – 6 ≤ X < 44 + 6
38 ≤ X < 50
64
Tinggi M + 1 SD ≤ X
44 + 6 ≤ X
50 ≤ X
Tabel. 4.9
38 ≤ X 50 36 75% Sedang
50 ≤ X 7 15% Tinggi
Gambar. 4.10
Distribusi
Tinggi Data
Rendah
15%
10%
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
75%
Dari gambar pie chart diatas dapat diketahui bahwa tingkat kehadiran
tahlil pada peziarah tidak sama. Peziarah yang memiliki kategori kehadiran
kehadiran tahlil sedang sebesar 75%, dan peziarah yang memiliki kategori
Tabel. 4.11
sebesar 2,90 dengan presentase sebesar 52%, dan aspek Fisik memperoleh
C. Validasi Instrumen
1. Uji Validitas
maka dilakukan uji hasil data yang sudah didapatkan melalui angket yang
dan reliabilitas data dilakukan dengan menggunakan software SPSS 29.0 for
windows.
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan
mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Instrumen yang valid
83
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 348.
67
seharusnya diukur dan bisa disebut tepat. Dasar mengambil keputusan uji
validitas yaitu:
a. Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi
b. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak
setelah dilihat dan dicocokkan dengan nilai rtabel df=(N-2) mendapat nilai
Tabel 4.12
Rhitung kurang dari Rtabel (Rhitung < 0.284) aitem yang gugur ditandai
dengan warna merah agar mudah untuk dilihat. Dari pernyataan tersebut,
Tabel 4.13
Favorable Unfavorable
mengendalikan
70
diri
keinginan
keadaan
cukup
Allah
Allah
Jumlah 16 16 32 100%
*) Nomor item dengan tanda bintang pada tabel menunjukan data tidak valid.
yang valid dan 5 aitem yang gugur, aitem yang gugur terdapat pada nomor:
sedangkan nilai koefisien validitas paling rendah yatu 0.355. aitem yang
Tabel 4.14
kurang dari Rtabel (Rhitung < 0.284), aitem yang gugur ditandai dengan
warna merah agar mudah untuk dilihat. Dari pernyataan tersebut, maka aitem
valid.
Tabel 4.15
Favorable Unfavorable
lokasi makam
Tahlil
73
dzikir amaliyah
tahlil
Jumlah 8 8 16 100%
*) Nomor item dengan tanda bintang pada tabel menunjukan data tidak valid.
yang valid dan 2 aitem yang gugur, aitem yang gugur terdapat pada nomor: 1
dan 13. Adapun nilai koefisien validitas paling tinggi yaitu 0.717, sedangkan
nilai koefisien validitas paling rendah yatu 0.384. aitem yang gugur, pada
2. Uji Reliabilitas
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji
a. Jika koefisien Cronbach Alpha > 0,70 maka variabel dinyatakan reliabel.
Tabel 4.16
Reliability Statistics
.897 27
banyaknya butir soal sebanyak 27 item yang mana dari 32 aitem gugur
85
Imam Ghozali, Aplikasi Multi Variate dengan Program IBM SPSS 25, (Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang, 2018), hlm 45.
75
Jadi nilai tersebut lebih besar dari nilai koefisien 0.700, maka berdasarkan
Tabel 4.17
Reliability Statistics
.843 14
banyaknya butir soal sebanyak 14 item yang mana dari 16 aitem gugur
Jadi nilai tersebut lebih besar dari nilai koefisien 0.700, maka berdasarkan
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu bagian
dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum
K-S/Kolmogorov Smirnov:
1) Jika nilai signifikan (Sig.) lebih besar dari 0.05 maka data penelitian
berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikan (Sig.) lebih kecil dari 0.05 maka data penelitian
Tabel 4.18
Unstandardized
Residual
N 48
Positive .094
Negative -.078
86
Rochmat Aldy Purnomo, Analisis Statistika Ekonomi Dan Bisnis Dengan SPSS (Ponorogo: CV.
Weda Group, 2016), 83-89.
77
e. Lilliefors' method based on 10000 Monte Carlo samples with starting seed 624387341.
Maka dapat diketahui nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar “0.200 > 0.05” yang
normal.
2. Uji Linieritas
nilai sig < 0,05 maka dikatakan linier antar variabel bebas dengan
variabel terikat.
2) jika nilai sig > 0,05 maka dikatakan tidak linier antar variabel bebas
Tabel 4.19
ANOVA Table
Sum of Mean
Tahlil 7 6
Linearity
Total 4962.667 47
from Linearity sebesar “0.01 < 0.05”, maka dapat disimpulkan bahwa antara
variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) terdapat hubungan yang Linier.
E. Uji Hepotesis
dan variabel Y diterima atau ditolak. Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini,
keputusan jika signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima, tetapi jika signifikan
Tabel 4.20
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
1 Kehadiran . Enter
Tahlilb
yang didapatkan dari uji regresi pada program SPSS, pada tabel ini
Dalam penelitian ini variabel yang dimasukkan adalah kehadiran tahlil sebagai
Tabel 4.21
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Tahlil
Y = a + bX
Y = 40.128 + 1.217X
positif.
Tabel 4.22
Model Summary
nilai korelasi (R) dan Koefisien (R Square) antara variabel X dengan variabel
Y, nilai korelasi yang didapat sebesar “0.680” pada tabel ditandai pada tabel
dengan warna biru. Kemudian didapatkan nilai koefisien sebesar “0.463” pada
82
tabel ditandai dengan warna hijau. Jadi pada tabel disini menjelaskan
Tabel 4.23
ANOVAa
Sum of Mean
Total 4962.667 47
kuning pada tabel, kemudian mendapatkan nilai signifikansi sebesar “0.001 <
0.005” yang artinya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai signifikansi
probabilitas. Jadi model uji regresi linier sederhana pada penelitian ini dapat
terikat, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menjabarkan hasil penelitian yang didapat dari
lapangan dan menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.
Dengan merujuk pada bab I sampai bab IV dapat dijelaskan hal-hal yang
tahlil para jamaah ziarah makam, yang mana dalam segi kehadiran tahlil para
jamaah yang sudah mengisi kusioner dengan jumlah subjek sebanyak 48,
15%.
85
menyeluruh, aspek fisik mendapatkan jumlah point sebesar “914” dengan rata-
rata “2,72” dan persentase 48%, sedangkan aspek mental mendapatkan jumlah
point sebesar “976” dengan rata-rata “2,90” dan persentase 52%. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil perhitungan antara aspek fisik dan mental, alhasil aspek
fisik.
Aspek mental mendapat hasil yang lebih menonjol daripada aspek fisik
disebabkan adanya tingkat atensi subjek yang baik, dimana disaat mengikuti
acara tahlil, subjek membaca kalimat-kalimat dzikir tahlil dengan khusu’ dan
hikmat. Adapun disaat mengikuti acara tahlil para subjek sangat bersemangat
dalam melafalkan kalimat-kalimat dzikir tahlil, hal itu dapat diketahui dari
suara lantang yang mereka keluarkan saat pelafalan kalimat tahlil. Suasana
disekitar makam terasa begitu hidup dengan adanya jamaah peziarah makam
ketenangan jiwa. Dimana didalam kehadiran terdapat aspek fisik dan mental,
jamaah tahlil sama halnya dengan mengabsolutkan diri secara sadar dalam
acara tahlil, melibatkan kondisi fisik, dan mental. Seperti halnya yang
86
ketenangan jiwa jamaah ziarah makam, yang mana para jamaah yang sudah
mengisi kusioner dengan jumlah subjek sebanyak 48, dengan jumlah aitem
29.0, memperoleh hasil nilai Alpha sebesar 0.897. Jadi nilai tersebut lebih
besar dari nilai koefisien 0.700, maka berdasarkan skala Cronbach Alpha,
21%.
sebesar “972” dengan rata-rata “2,89” dan persentase 24,0%, aspek optimis
persentase 26,0%.
tidaklah jauh, yang perlu diperhatikan adalah aspek sabar, karena aspek sabar
memperoleh hasil yang relatif besar, karena para subjek memiliki sifat
senantiasa berserah diri kepada Allah SWT, menyakini bahwa setiap apa yang
terjadi pada diri mereka tak lain atas kehendak Allah, selalu bersyukur atas
rezeqi yang diberikan walau itu sedikit, namun mereka merasa cukup. hal
tersebut tercerminkan dari wajah dan perilaku setiap subjek yang datang ke
baik itu dari segi pengendalian diri dan menahan keinginan. Artinya dalam
pengendalian diri, tidak semua subjek bisa memaafkan orang yang sudah jahat
kepada mereka, belum bisa sepenuhnya sabar ketika apa yang terjadi pada diri
subjek merupakan kehendak Allah dan yang pasti ada hikmahnya, serta
88
memaksakan gaya hidup yang mana dalam segi ekonomi mereka belum
mumpuni.
diserahkan hasilnya kepada Allah SWT. Sesuai dengan yang dikatakan Imam
maka yang demikian dinamakan jiwa yang tenang (al-muthmainnah). 88 Hal ini
ٰۤي َاَّي ُتَه ا الَّن ۡف ُس اۡل ُم ۡط َم ِٕٮَّن ُة اۡر ِجِع ۤۡى ِاٰل ى َر ِّب ِك َر اِض َي ًة َّم ۡر ِض َّي ًة
dilihat dari pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana antara kedua
variabel dan uji t diperoleh dari nilai signifikansi dari tabel koefisien diperoleh
88
Al-Ghazali, Raudhah al-Thālibin wa ’Umdah al-Sālikīn dan Minhāj al-‘Ārifin, terj. Masyhur
Abadi dan Hasan Abrori, Mihrab Kaum Arifin Apresiasi Sufistik untuk Para Salikin, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 2002), hlm. 62.
89
Al-Fajr (89): 27-28:
89
berdasarkan hasil nilai uji t diketahui nilai thitung 6.292 > 0.284 ttabel,
jiwa memiliki tingkat yang cukup kuat. Dari hasil perhitungan model
summary juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang
menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah
signifikan, baik itu dilihat dari hasil nilai signifikan, nilai uji f dan uji t, maka
penelitian dan analisa data melalui penghitungan skor angket pengaruh dzikir
90
sebesar 4,012. Sedangkan f tabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,15. Hasil
Penelitian dahulu yang dilakukan oleh Ayu Efita Sari didukung oleh
terdahulu dan sekarang sama-sama memiliki hasil yang signifikan dari hasil
maka nilai “39.591 > 4.05” yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan
Kedua, Skripsi Ilmu Sosial yang ditulis dan dilakukan oleh Fauziyati
Ketenangan Jiwa Santri Kelas XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Jombang. Hasil penelitian menunjukkan nilai Sig. adalah 0,011, yang mana
0,011 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini
0.005” yang artinya lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai signifikansi
probabilitas. Jadi model uji regresi linier sederhana pada penelitian ini dapat
terikat, atau dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
dilakukan oleh Masnida, Dkk dengan judul “Pengaruh Aktivitas Ziarah Kubur
0,000 lebih kecil (<) 0,05 (t hitung 8,459 lebih besar (>) t tabel 2,056).
tahlil terhadap ketenangan jiwa, dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua varibel
dimana didalam tahlil bukan semata-mata hanya melafadkan kalimat “La Ilaha
Kalimat Thoyyibah, ayat-ayat suci Al-Qur’an dan diakhiri dengan doa. Saat
berhubungan dengan Allah. Pada alam sadar, hal ini dapat berkembang
manusia. Hal ini dapat memunculkan perasaan selalu ditemani oleh Allah,
berpendapat bahwa salah satu hikmah dari berdzikir yaitu dapat melenyapkan
keresahan dan kecemasan yang berada dalam hati, sesuai dengan firman Allah
اَّلِذ ْي َن ٰا َم ُنْو ا َو َت ْط َم ُّن ُقُلْو ُبُه ِذ ْك ِۗهّٰللا َااَل ِذ ْك ِهّٰللا َت ْط َم ُّن اْلُقُلْو ُۗب
ِٕى ِب ِر ْم ِب ِر ِٕى
ketenangan jiwa dengan kategori rendah, berarti mereka saat mengikuti acara
90
Ayu Efita Sari, “Pengaruh Pengalaman Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa Di Majlisul Dzakirin
Kamulan Durenan Trenggalek”, Skripsi, Jurusan Tasawuf Psikoterapi Fakultas Ushuluddin, Adab,
Dan Dakwah, IAIN Tulungagung, 2015, hal. 37.
91
Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Kecerdasan Kenabian, (Yogyakarta: Penerbit Islamika, 2005),
hal. 440.
93
terselesaikan dan terkabul, sehingga lupa bahwa sifat tawakal atau berserah
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyeluruh, aspek fisik mendapatkan jumlah point sebesar “914” dengan rata-
rata “2,72” dan persentase 48%, sedangkan aspek mental mendapatkan jumlah
sebesar “972” dengan rata-rata “2,89” dan persentase 24,0%, aspek optimis
persentase 26,0%.
sederhana antara kedua variabel dan uji t diperoleh dari nilai signifikansi dari
berdasarkan hasil nilai uji t diketahui nilai thitung 6.292 > 0.284 ttabel,
B. Saran
penulis berikan:
1. Untuk subjek
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi subjek untuk
para subjek yang sudah menikah dan memiliki banyak tanggungan diharapkan
Aspek sabar sendiri memperoleh nilai rata-rata “2,89” dan persentase 24,0%.
terdapat berbagai macam upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan ketenangan jiwa salah satunya melalui dzikir tahlil. Mereka akan
lebih mengerti dampak positif dari kehadiran tahlil terhadap ketenangan jiwa.
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat bermanfaat bagi umat beragama dan
khususnya para pembaca agar dapat mengerti makna kehadiran tahlil yang
sesungguhnya, serta mengenal arti ketenangan jiwa yang didapat oleh para
mencari teori yang sesuai dengan peneltian yang dilakukan. Selain itu peneliti
selesai. Alhasil para subjek yang sedang bersantai menikmati makanan berkat,
97
Ali Anwar. 2009 “Statistika Untuk Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya dengan
Azzam.
98
99
Belajar.
Bachtiar Nasir. (2012). “Anda Bertanya Kami Menjawab”. Jakarta: Gema insani.
Bapak Syawwal, 2022, “Wawancara Cerita Rakyat Asal Mula Nama Wotgaleh”,
Syekh Wotgaleh.
Media Group.
Daradjat, Zakiah. (2005). “Ilmu Jiwa Agama”. Jakarta: Pt, Bulan Bintang.
100
Agung.
Gagas Ulung. (2013), Wisata Ziarah “90 destinasi wisata ziarah & sejarah di
(Penerbit Islamika).
Aplikasi Android, “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V”. diakses
Februari 2023).
https://almanhaj.or.id/8161-berdoalah-kepadaku-niscaya-aka-aku-kabulkan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Peziarah
https://islam.nu.or.id/bahtsul-masail/hadiah-orang-hidup-kepada-orang-mati-
8UWyU
https://islam.nu.or.id/jenazah/empat-motivasi-ziarah-kubur-menurut-syekh-
https://islam.nu.or.id/post/read/37170/anjuran-melaksanakan-ziarah-kubur
https://kbbi.web.id/aspek.
https://kbbi.web.id/ikut%20serta
https://www.gramedia.com
Ilyas, Rahmat. (2017). “Zikir dan Ketenangan Jiwa: Telaah Pemikiran Al-
Imam Ghozali. 2018 “Aplikasi Multi Variate dengan Program IBM SPSS 25”,
Jean Paul Sartre. (1980). Pintu Tertutup. Terj. Asrul Sani, Jakarta: Pustaka Jaya.
102
Fakultas Dakwah.
Gramedia.
Persada.
Media Enterprise.
Persada.
Prof. Dr. Suyono, M.Si. (2018), “Anlisis Regresi Untuk Penelitian”, Yogyakarta:
Cv Budi Utama.
Rahmat Ilyas. (2017). “Zikir dan Ketenangan Jiwa: Telaah Pemikiran Al-
Bandung: Alfabet.
Rineka Cipta.
Sukarni. (2017). “Dzikir Dan Doa Bagi Ketenangan Jiwa Santri Di Pondok
Widi Astuti, Cundo Harimurti, dan I Nyoman Purnaya, (2021). “Pengaruh Jumlah
Al-Mahrusiyah.
Sanata Dharma.
Penelitian
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
Keterangan:
SS Sangat Sesuai
S Sesuai
TS Tidak Sesuai
Biodata:
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
No Pernyataan SS S TS STS
106
3 Saat marah, saya memukul atau membanting
benda-benda di sekitar saya.
107
19 Saya ikut senang ketika melihat orang lain sukses
108
acara tahlil dimulai
109
110
111
Hasil Data Kusioner Kehadiran Tahlil
112
Dokumentasi
113
114
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
dasar Negeri 012 Geringging Baru, Riau, pada tahun 2011 dan melanjutkan di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 08 Benai, Riau, pada tahun 2013 penulis juga
penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di IAIN Kediri pada tahun 2016
115