Anda di halaman 1dari 57

KATA PENGANTAR

puji syukur bagi Allah SWT penguasa seluruh alam semesta. Teriring
shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW.
Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan mahasiswa di Universitas Negeri Makassar. Penulis menyusun
makalah ini berdasarkan pengetahuan yang penulis dapat dari berbagai sumber-
sumber dan literature-literatur yang dijamin kebenarannya. Penulis berterima kasih
kepada semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang
budiman sangat Penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang
akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam
menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Makassar, 23 Mei 2023

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 3
BAB II .......................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 4
A. Sejarah perkembangan Mekanika fluida ........................................................ 4
B. Definisi Fluida ................................................................................................ 10
C. Wind Tunnel ................................................................................................... 15
D. Penggunaan Program Ansys Fluent Workbench. ......................................... 21
BAB III ...................................................................................................................... 24
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................................ 24
A. Alat dan Bahan ............................................................................................... 24
B. Langkah Kerja ................................................................................................ 24
C. Model Benda Uji Coba .................................................................................. 25
BAB IV ...................................................................................................................... 32
PENUTUP ................................................................................................................. 32
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 32
B. Saran ............................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 33

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Aliran Leminar Reynoldssnya kurang dari 2300 (Re < 2300) ..................... 13
Gambar 2. 2 Aliran turbulen Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re lebih besar 4000) .... 14
Gambar 2. 3 Aliran Transisi Reynoldssnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re).
.......................................................................................................................................... 15
Gambar 2. 4 Instalasi Terowongan................................................................................. 17
Gambar 2. 5 Bagian-Bagian Utama Wind Tunnel........................................................... 18
Gambar 2. 6 Tampilan Awal Ansys Fluent Cfx ............................................................... 22
Gambar 3. 1 Kecepatan Aliran Udara 30 Km/Jam Lingkaran ......................................... 25
Gambar 3. 2 Kecepatan Aliran Udara 40 Km/Jam Lingkaran ......................................... 25
Gambar 3. 3 Ukuran Benda Kerja Lingkaran ................................................................. 26
Gambar 3. 4 Kecepatan Aliran Udara 30 Km/Jam Segitiga Sama Sisi ............................ 26
Gambar 3. 6 Ukuran Benda Kerja Segitiga Sama Sisi .................................................... 27
Gambar 3.7 Kecepatan Aliran Udara 30 Km/Jam Persegi............................................... 28
Gambar 3.8 Kecepatan Aliran Udara 40 Km/Jam Persegi............................................... 28
Gambar 3. 9 Ukuran Benda Kerja Persegi...................................................................... 29
Gambar 3. 10 Kecepatan Aliran Udara 30 Km/Jam Segitiga Sama Kaki ......................... 29
Gambar 3. 11 Kecepatan Aliran Udara 40 Km/Jam Segitiga Sama Kaki ......................... 30
Gambar 3. 12 Ukuran Benda Kerja Segitiga Sama Kaki................................................. 30
Gambar 3. 13 Kecepatan Aliran Udara 30 Km/Jam Mobil.............................................. 25
Gambar 3. 14 Kecepatan Aliran Udara 40 km/jam Mobil ............................................... 31

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zaman sekarang adalah zaman yang maju. Dalam kemajuan tersebut
didukung oleh teknologi yang berkembang pesat. Di zaman ini, semua hal
membutuhkan dan melibatkan teknologi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kata teknologi memiliki arti metode ilmiah untuk mencapai
tujuan yang praktis, sebagai ilmu pengetahuan terapan, dan menyediakan
keseluruhan sarana untuk barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan
hidup manusia. Salah satu Rektor ITB, pakar elektronik, dan bapak system
komunikasi satelit domestic palapa yaitu Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana
mengatakan bahwa "teknologi ialah suatu cara dalam melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat serta akal manusia,
sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau juga mebuat lebih
ampuh anggota tubuh, pancaindra, serta otak manusia.

Dengan menerapkan teknologi dalam kehidupan, dapat mempermudah


manusia untuk melakukan aktivitas setiap harinya. Teknologi tidak akan mati
atau berakhir dan akan berkembang setiap hari, bulan, hingga tahunnya. Semua
hal pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk teknologi. Kelebihan
dari teknologi ini sangat bermanfaat bagi orang banyak. Diantaranya adalah
membuka lapangan kerja baru, mempermudah komunikasi, mempermudah
proses jual-beli, membantu memperluas wawasan, sumber informasi, sebagai
hiburan dan lainnya. Teknologi banyak macamnya, yaitu teknologi transportasi,
teknologi komunikasi, teknologi informasi, teknologi medis, teknologi
pendidikan dan teknologi konstruksi.

Teknologi akan berevolusi atau mengalami regenerasi. Seiring


berjalannya waktu, teknologi akan terus melakukan pembaharuan, mulai dari
pembaharuan program hingga wujud produknya. Contoh teknologi yang sering
melakukan pembaharuan terjadi pada alat komunikasi yaitu smartphone.
Hampir semua manusia sekarang ini menggunakan smartphone karena
smartphone memberikan fitur-fitur yang mudah digunakan, modern, dan

1
bermanfaat. Selain itu, smartphone juga sering melakukan pembaharuan pada
wujud produknya. Ini adalah alasan yang membuat manusia tertarik untuk
menggunakan smartphone. Pengguna smartphone tidak hanya dari kalangan
orang dewasa, anak kecil dan remaja pun kini juga ikut menggunakannya.

Selain mempunyai kelebihan, teknologi juga memiliki kekurangan.


Contohnya penyalahgunaan teknologi komunikasi yaitu dengan menggunakan
smartphone secara berlebihan. Karena fitur-fitur yang disediakan smartphone
sangat menarik dan mudah digunakan, manusia jadi terlena. Sehingga manusia
jadi sibuk pada smartphonenya masing-masing dan menimbulkan dampak yang
buruk. Dampaknya yaitu manusia jadi kurang bersosialisasi secara langsung
karena sibuk dengan teknologi komunikasi digitalnya. Juga manusia jadi lupa
waktu seperti waktu ibadah, waktu istirahat, waktu belajar, dan lain-lain.

Perkembangan alat teknologi yang semakin hari semakin pesat secara tidak
langsung juga telah mendeskripsikan bahwa setiap manusia harus terus
bergerak maju untuk hanya sekedar mengikuti, mengimbangi ataupun membuat
inovasi baru di bidang teknologi. Ketika seseorang berhenti mengikuti laju
teknologi saat ini, itu cukup merugikan bagi kehidupan di jaman sekarang,
dimana teknologi berfungsi mendampingi dan mempermudah pekerjaan di
kehidupan manusia saat ini. Perkembangan teknogi bisa dilihat dari banyaknya
industri di belahan dunia, baik industri skala kecil maupun sekala besar, baik
industri yang meghasilkan kebutuhan primer maupun sekunder bahkan tersier,
ditambah lagi untuk sekarang kebutuhan sekunder sudahmulai masuk keranah
kebutuhan primer, misalnya alat komunikasi dan transportasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam melaksanakan kegiatan Praktikum
Mekanika Fluida ini adalah :

1. Bagaimana sejarah dari perkembangan mekanika fluida?


2. Bagaimanakah definisi mengenai Mekanika Fluida?
3. Apakah yang dimaksud dengan alat Wind Tunnel yang digunakan pada
saat kegiatan praktikum berlangsung?
4. Bagaimanakah penggunaan Program Ansys Fluent Workbench?

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan Penulisan dalam melaksanakan kegiatan Praktikum
Mekanika Fluida ini adalah :

1. Agar dapat mengetahui sejarah perkembangan mekanika fli


2. Agar dapat mengetahui definisi dari Mekanika Fluida.
3. Agar dapat mengetahui yang dimaksud dari alat Wind Tunnel yang
digunakan pada saat kegiatan praktikum berlangsung.
4. Agar mampu memahami penggunaan Program Ansys Fluent
Workbench.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah perkembangan Mekanika fluida
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang memelajari prilaku fluida baik dalam
keadaan diam (static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat interaksi dengan media
batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain ).Seperti kebanyakan disipilin ilmu
lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil
pokok hingga menuju ke era modern seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah,
kebudayaan-kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu. Sebagai contoh perahu layar yang
sudah dilengkapi dengan dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah dikenal
pada masa itu. Pada abad ketiga sebelum Masehi, Archimedes dan Hero dari
Iskandariah, memperkenalkan hukum jajaran genjang untuk penjumlahan vektor.
Selanjutnya Archimedes (285-212 SM) merumuskan hukum apung dan
menerapkannya pada benda-benda terapung atau melayang, dan juga memperkenalkan
bentuk kalkulus differensial sebagai bagian dari analisisnya.

Munculnya ilmu hidrolika karena mengikuti penemuan berbagai hukum dan


lahirnya sejumlah kasus yang punya hubungan dengan keseimbangan & gerakan fluida.
Yang pertama mempelajari hidrolika adalah LEONARDO DA VINCI (pertengahan
abad XV) dengan karya tulisnya : ON THE FLOW OF WATER AND RIVER
STRUCTURES. Setelah itu ia melakukan observasi dan memperoleh pengalaman
membangun instalasi hidrolika di MILAN ( ITALIA ) dan juga di FLORENCE dsb.
Berikutnya muncul GALILEO dengan studi sistematik mengenai dasardasar
hidrostatika.

Pada 1643 seorang murid GALILEO bernama TORRICELLI memperkenalkan


hukum tentang aliran-bebas zat cair melewati lobang (celah). Pada 1650 diperkenalkan
hukum distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan hukum PASCAL. Hukum
tentang gesekan dalam fluida yang mengalir; yang sangat terkenal sampai saat ini
dirumuskan oleh ISAAC NEWTON. Selain itu ia juga dikenal sebagai penemu teori
viskositas, dan pula dasar teori mengenai similaritas hidrodinamik.

Akan tetapi hukum -hukum tersebut sampai dengan pertengahan abad XVIII
statusnya masih ngambang karena tak ada ilmu yang betul-betul mendalam tentang

4
sifat fluida. Dasar teori mekanika fluida dan hidrolika kemudian menjadi baku setelah
DANIEL BERNOULLI dan LEONHARD EULER memperkenalkan ilmunya dalam
abad XVIII. DANIEL BERNOULLI seorang pakar kelahiran SWISS (1700 – 1780)
telah mendidik 11 orang pakar ilmu; hampir semuanya ahli matematik dan orang
teknik. Selanjutnya ia menjadi staff akademi ilmu pengetahuan RUSIA yang kemudian
menetap di St. PETERSBURG. Antara 1728 s/d 1778 ia telah menerbitkan 47 judul
buku tentang matematika, mekanika dll. Tahun 1738 dengan tulisannya tentang
hidrodinamika membuat rumusan yang merupakan hukum-dasar aliran fluida yang
menyatakan hubungan antara tekanan ( p ); kecepatan ( v ) dan HEAD ( H ) dari fluida.
Persamaan BERNOULLI merupakan prinsip dari teori mekanika fluida secara umum,
dan khususnya hidrolika.

Pakar lain yang juga perlu diketahui adalah seorang ahli matematika, fisika dan
astronomi LEONHARD EULER (1707 – 1783) dari negeri SWITZERLAND tinggal
di St. PETERSBURG. Tahun 1755 ia menemukan persamaan diferensial-umum aliran
fluida-ideal ( NON VISCOUS ) bila di-integral merupakan persamaan BERNOULLI.
Ini merupakan tonggak awal metode analisa teoritis dalam bidang mekanika fluida.
Selain itu EULER juga sebagai pakar yang menurunkan persamaan-usaha ( WORK )
semua mesin-mesin hidrolik jenis ROTODINAMIK ; seperti turbin; pompa sentrifugal
dan juga FANS; dan juga teori gaya -apung. Pakar lainnya dalam bidang hidrolika
adalah LOMONOSOV (menurut cerita orang RUSIA). Jadi session I yang merupakan
awal perkembangan ilmu hidrolika adalah hasil karya dari BERNOULLI ; EULER ;
LOMONOSOV.

Dalam session II yang lahir dalam tengah-abad-dua dari abad XVIII dan juga
abad XIX hanya merupakan penemuan data-data experimen dari aliran pada saluran
terbuka & saluran tertutup dan juga faktor koreksi persamaan BERNOULLI ( µ ).
Kemampuan analisa sebelumnya hanya didasarkan teori semata -mata yang
menyangkut fluida-ideal sehingga tidak dapat memenuhi selera bidang praktis, seperti
misalnya yang menyangkut pengaruh viskositet.

5
 UKURAN-UKURAN BERAT DAN MASSA FLUIDA

1. Berat Jenis

Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi
yang bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu berat jenis
dapat didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume.

𝐺 𝑚. 𝑔 𝜌. 𝑉. 𝑔
𝛾= = = = 𝜌. 𝑔
𝑉 𝑉 𝑉

dimana:

𝛾 = berat jenis dengan satuan N/m3 untuk system SI atau kgf/m3 untuk system MKS

𝜌 = kerapatan zat, dalam kg/m3 untuk system SI, atau kg m (kilogram massa) untuk
system MKS

𝑔 = percepatan gravitasi = 9,81 m/det2

2. Kerapatan (Density)

Kerapatan cairan adalah suatu ukuran dari konsentrasi massa dan dinyatakan
dalam bentuk massa tiap satuan volume. Oleh karena temperatur dan tekanan
mempunyai pengaruh (walaupun sedikit) maka kerapatan cairan dapat didefinisikan
sebagai : massa tiap satuan volume pada suatu temperatur dan tekanan tertentu

𝑀 Kg. detik2
𝜌= = [ ]
𝑊 m4

dimana :

M = massa dari zat cair bervolume = W. Karena G = g . M maka antara g dan r ada
hubungan :

𝐺 𝛾
𝜌= =
𝑔. 𝑊 𝑔

Untuk zat cair yang tak homogen rumus ( 1.4 ) dan juga ( 1.5 ) menyatakan
harga rata-rata. Agar dapat menghitung harga absolut dari ( g ) dan ( r ) pada suatu titik,

6
volumenya kita anggap cenderung berharga = 0; harga-batas masingmasing
perbandingan tersebut bisa kita hitung.

Kerapatan relative adalah suatu cairan ( specific density ) didefinisikan sebagai


perbandingan antara kerapatan dari cairan tersebut dengan kerapatan air.

kerapatan cairan 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛


𝑠= =
kerapatan air 𝜌𝑎𝑖𝑟

Dengan demikian harga ( S ) tersebut tidak berdimensi.Walaupun temperatur


dan tekanan mempunyai pengaruh terhadap kerapatan namun sangat kecil sehingga
untuk keperluan praktis pengaruh tersebut diabaikan.

3. Graviti Jenis

Gravitasi jenis sebuah fluida, dilambangkan sebagai SG, didefinisikan sebagai


perbandingan kerapatan fluida tersebut dengan kerapatan air pada sebuah temperlur
tertentu. Biasanya temperatur tersebut adalah 4 °C (39,2 °F), dan pada temperatur ini
kerapatan air adalah 1,94 slugs/ft3 atau 1000 kg/m3. Dalam bentuk persamaan, gravitasi
jenis dinyatakan sebagai

SG 
H O @ 4 ∘ C
2

Dan karena gravitasi jenis adalah perbandingan kerapatan, nilai SG tidak


tergantung pada sistem satuan yang digunakan. Sebagai contoh, gravitasi jenis air raksa
pada 20 "C adalah 13,55 dan dengan demikian kerapatan air raksa dapat segera
dihitung, baik dalam satuan BG maupun SI, melalui penggunaan Persamaan 1.7
sebagai

pHg = (13,55)(1,94 slug/ft3) = 26,3 slug/ft3

atau

pHg = (13,55)(1000 kg/m3) = 13,6 x I03 kg/m3

Jelas bahwa kerapatan, berat jenis, dan gravitasi jenis semuanya saling
berhubungan, dan jika diketahui salah satu dari ketiganya, yang lain dapat dihitung.

7
 DIMENSI DAN SATUAN

Dimensi adalah ukuran untuk menyatakan peubah fisika secara kuantitatif.


Satuan adalah suatu cara khusus untuk mengaitkan sebuah bilangan dengandimensi
kuantitatif. Jadi, panjang adalah suatu dimensi yang dapat dikaitkan dengan peubah-
peubah seperti jarak, pergeseran, lebar, simpangan, dan ketinggian. Meter atau inci
keduanya merupakan satuan numeris untuk menyatakan panjang.

Sistem satuan senantiasa berbeda-beda dari satu negara ke negara lain,


walaupun kesepakatan internasional telah dicapai. Pada mulanya banyak dipakai satuan
Inggris, karena terlalu banyak menggunakan faktor konversi, maka dianggap rumit dan
tidak praktis. Pada tahun 1872 suatu pertemuan internasional di Perancis mengusulkan
suatu perjanjian yang disebut Konvensi Metrik, yang ditandatangani oleh 17 negara.
Konvensi Metrik merupakan perbaikan atas system Inggris, yaitu dengan
memperkenalkan sistem desimal. Masalah tetap ada, sebab beberapa negara yang sudah
menggunakan sistem metrik pun masih menggunakan sistem Inggris untuk satuan-
satuan tertentu, contohnya kalori padahal seharusnya joule, kilopond padahal
seharusnya newton, dan sebagainya. Konferensi umum tentang timbangan dan ukuran
diselenggarakan pada tahun 1960 untuk membakukan sistem metrik. Konferensi ini
mengusulkan Sistem Satuan Internasional (SI), seperti yang selama ini kita pakai. Di
dalam mekanika fluida hanya ada empat dimensi pokok. Semua dimensi lainnya dapat
diturunkan dari keempat dimensi pokok ini. Dimensi pokok itu ialah massa, panjang,
waktu dan suhu.

Tabel 1.1. Dimensi-dimensi besaran pokok dalam sistem SI

8
Tabel 1.2 Dimensi-dimensi besaran turunan dalam system SI

KEHOMOGENAN DIMENSI

9
B. Definisi Fluida
1. Pengertian Fluida

Fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan tekanan geser tanpa
berubah bentuk. Fluida akan selalu berubah bentuk apabila mengalami tekanan
geser. Berbeda dengan zat padat yang akan menunjukkan reaksi deformasi yang

dengan mudah mengikuti bentuk ruang terbatas ketika menerima atau


mengalami suatu gaya geser.

Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan


bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser
walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata
fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.
Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat
dikategorikan sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara
continue).

Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul2 dengan jarak pisah
yang cukup besar untuk gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair.
Molekul2 tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut
saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya.

Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai


partikel kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta
berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.Ketahanan fluida terhadap
perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat. Fluida adalah benda yang
dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek
yang bekerja terhadapnya.

Fluida adalah salah satu jenis zat yang sering kita temui dikehidupan
sehari-hari, contohnya air yang kita gunakan untuk minum, mandi, mencuci,
menyiram tanaman dan angin bertekanan yang kita gunakan untuk mengisi ban
kendaraan bermotor. Pengertian sederhana dari fluida adalah suatu zat mampu
alir dan dapat menyesuaikan bentuk dengan bentuk wadah yang ditempatinya.
Fluida dapat berbentuk cair dan gas. Fluida juga mempunyai atau menunjukkan

10
sifat-sifat atau karateristik yang penting dalam dunia rekayasa. Penerapan
pinsip-prinsip mekanika fluida dapat dijumpai pada bidang industri,
transportasi maupun bidang keteknikan lainnya. Namun dalam penggunaannya
selalu terjadi kerugian energi. Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu
sistem yang memanfaatkan fluida mengalir sebagai media, akan menentukan
tingkat efisiensi penggunaan energi. Bentuk-bentuk kerugian energi pada aliran
fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian tersebut
diakibatkan oleh adanya gesekan dengan dinding, perubahan luas penampang,
sambungan, katup-katup, belokan pipa, percabangan pipa dan kerugian-
kerugian khusus lainnya. Kehilangan atau kerugian energi dalam suatu sistem
atau instalasi perpipaan yang memanfaatkan fluida mengalir sebagai media
dapat dicari, maka efisiensi penggunaan energi dapat ditingkatkan sehingga
diperoleh keuntungan yang maksimal. Salah satu bagian dari instalasi perpipaan
yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian adalah gesekan pada dinding pipa
dan sambungan belokan pipa. Penelitian ini juga membahas tentang katup
(valve) yang terdapat disepanjan pipa. Valve adalah sebuah perangkat yang
mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan,
padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari
jalan alirannya. Pompa dan motor pengeraknya akan dibahas dalam penelitian
ini, diantaranya, kerja spesifik pompa, kapasitas pompa, daya angkat pompa.
Valve dalam kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti
keran untuk air. Contoh paling nyata lainnya termasuk katup kontrol gas di
kompor, katup kecil yang dipasang di kamar mandi dan lain-lain. Dunia
perindustrian sangat banyak menggunakan valve karena menggunakan fluida
seperti air, gas, dan cairan kimia lainnya. Penelitian ini akan membahas tentang
pemasangan valve pada aliran NaOH (Natriun Hidroksida) yang digunakan di
pabrik. Pemilihan valve sangat penting untuk keselamatan, cost pemasangan
valve, dan efisiensi aliran fluida tersebut.

2. Aliran Fluida

Aliran pada fluida berbeda dengan zat padat, hal tersebut dikarenakan
kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah untuk mengalir karena
ikatan molekul pada fluida lebih kecil dibandingkan dengan ikatan molekul

11
pada zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada
perubahan bentuk karena gesekan. Beberapa jenis aliran sangat terpengaruh
oleh bilangan Reynolds. Bilangan Reynolds adalah bilangan tidak berdimensi
yang penting digunakan untuk penelitian aliran fluida pada pipa. Adapun
persamaan bilangan Reynolds untuk aliran di dalam pipa adalah sebagai berikut.

Aliran fluida merupakan perpindahan fluida yang membentuk garis


aliran dengan kecepatan tertentu. Penandaan terhadap garis aliran adalah pada
garis singgung antara tiap titik perpindahan fluida dengan
pengamatan vektor kecepatan. Berdasarkan garis aliran ini, aliran fluida terbagi
menjadi aliran stasioner dan aliran non-stasioner. Aliran stasioner terbentuk
ketika garis aliran berimpit dengan arah aliran setiap saat. Sementara aliran non-
stasioner adalah aliran yang selalu tidak berimpit dengan garis alirannya. Kedua
jenis aliran ini akhirnya juga membentuk tabung aliran, yang merupakan suatu
ruangan berbentuk tabung dengan pembatas berupa kumpulan garis aliran.

Berdasarkan kondisinya terhadap waktu, aliran fluida dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu :

a. Aliran Steady
Suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh oleh perubahan
waktu sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mempunyai
percepatan). Dan Aliran, di mana jumlah cairan yang mengalir per detik
adalah konstan, disebut aliran stabil. Aliran steady mungkin seragam atau
tidak seragam.
b. Aliran Transient
Suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.

12
Berdasarkan pola alirannya, aliran fluida dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :

a. Aliran Laminar
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang terbentuk sebagai akibat
dari tidak adanya gangguan pada pengaliran fluida di tiap lapisan yang
saling sejajar. Kondisi ini membuat garis aliran dari masing-masing aliran
fluida tidak saling berpotongan. Karakteristik dari aliran laminar adalah
tidak membentuk pusaran, persilangan maupun percampuran garis aliran.
Setiap partikel di dalam fluida bergerak serenjang dengan arah garis aliran
secara teratur. Aliran laminar dipelajari dalam dinamika fluida. Kondisi
yang memungkinkan terbentuknya aliran laminar adalah fluida bergerak
dengan kecepatan yang sangat lambat. Pembentukan aliran laminar juga
dapat terjadi pada fluida yang memiliki tingkat kekentalan yang
tinggi. Difusi momentum pada aliran laminar sangat besar. Sebaliknya,
momentum konveksi yang dihasilkan oleh aliran laminar bernilai sangat
kecil. Nilai bilangan Reynolds pada aliran laminar selalu kurang dari 2000.
Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran laminar akan berubah menjadi
aliran turbulenAliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida
yang bergerak dalam lapisan–lapisan atau lamina–lamina dengan satu
lapisan meluncur secara lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan
Reynoldssnya kurang dari 2300 (Re < 2300).

Gambar 2. 1 Aliran Leminar Reynoldssnya kurang dari 2300 (Re < 2300).

b. Aliran Turbulen
Aliiran turbulen merupakan aliran fluida yang memiliki kecepatan yang
berubah-ubah. Di dalam aliran turbulen terdapat partikel-partikel yang
bergerak secara acak dan tidak stabil. Garis aliranpada masing-masing
partikel dalam aliran turbulen selalu saling berpotongan satu dengan yang

13
lainnya. Aliran turbulen hanya dapat terbentuk pada kecepatan fluida yang
sangat tinggi dengan nilai kecepatan yang selalu berubah-ubah setiap waktu.
Aliran turbulen umumnya hanya terbentuk dalam waktu yang singkat.
Setelahnya, aliran turbulen akan menghilang akibat partikel-partikel di
dalamnya saling bertumbukan. Persamaan matematika yang digunakan
agar suatu aliran disebut sebagai aliran turbulen adalah bilangan Reynolds
tak-berdimensi. Suatu aliran fluida dinyatakan sebagai aliran turbulen
ketika bilang Reynolds mencapai lebih dari 4000. Perhitungan bilangan
Reynolds pada aliran turbulen menambahkan faktor gaya inersia, tetapi
tidak menambahkan faktor gaya akibat kekentalan.Aliran dimana
pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena
mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya
lebih besar dari 4000 (Re>4000).

Gambar 2. 2 Aliran turbulen Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re lebih besar 4000)

c. Aliran Transisi

Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan


antara aliran laminar menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi
merupakan akibat dari perbedaan sifat antara aliran laminar dan aliran
turbulen.Perbedaan sifat ini utamanya dalam hal
kehilangan energi akibat gaya gesek. Kehilangan energi ini terjadi selama
pengaliran fluida. Status aliran transisi dapat diketahui melalui
nilai bilangan Reynolds. Aliran transisi dapat terbentuk ketika terjadi
peningkatan pada nilai bilangan Reynolds dari aliran laminar. Nilai bilangan
Reynolds pada aliran transisi berada di dalam rentang bilangan Reynolds
aliran laminar dan aliran turbulen. Kisaran nilainya antara 2000 hingga

14
4.000. Rentang nilai aliran transisi dipengaruhi oleh tingkat ketidak
sempurnaan sistem aliran fluida beserta dengan tingkat gangguan lainnya.
Setelah waktu dan kondisi tertentu, aliran transisi akan berubah menjadi
aliran turbulen. Aliran transisi umumnya terbentuk pada aliran udara yang
bertumbukan dengan benda yang melengkung. Permukaan benda yang
mengalami tumbukan umumnya berbentuk bola.

Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke


aliran turbulen, nilai bilangan Reynoldssnya antara 2300 sampai dengan
4000 (2300<Re).

Gambar 2. 3 Aliran Transisi Reynoldssnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re).

C. Wind Tunnel

Wind Tunnel (terowongan angin) merupakan peralatan uji berbentuk


tabung dimana udara dipaksa melaju dengan kecepatan yang diatur untuk
mempelajari efek aliran aerodinamis dari suatu benda. Objek atau benda yang
diuji diletakkan dibagian tengah seksi uji (test section). Udara kemudian
digerakkan melewati objek dengan sebuah sistem fan. Ada dua tipe wind tunnel
yakni dengan sistem dengan saluran tertutup (closed circuit) dan sistem dengan
saluran terbuka (open circuit). Dalam hal ini akan dibuat tipe open circuit wind
tunnel, karena konstruksinya lebih sederhana dan biaya pembuatan relatif lebih
murah dibandingkan dengan tipe closed circuit wind tunnel.
Sejak Frank H. Wenham (1824 – 1908), seorang anggota Aeronautical
Society Great Britain pertama kali membangun wind tunnel, terowongan angin
telah digunakan dalam waktu yang sangat lama untuk memverifikasi teori
aerodinamis dari memfasilitasi desain pesawat, khususnya untuk aplikasi di
dunia penerbangan. Hingga saat ini, penelitian aerodinamis telah diperluas ke
bidang lain seperti industri otomotif, arsitektur, teknik sipil, lingkungan, dan
lain – lain, sehingga uji melalui wind tunnel menjadi penting ssebagai sebuah
keputusan awal dalam proses desain.

20
Meskipun teknologi komputasi semakin meningkat dengan penggunaan metode
Numerik Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk aplikasi interaksi benda
dengan fluida, pengujian dalam wind tunnel masih diperlukan untuk
pengembangan inovasi desain baru yang melibatkan interaksi kompleks
tersebut. Hal ini karena komputasi numerik belum memberikan solusi yang
akurat dalam phenomena physik interaksi benda dengan fluida. Dan karena
meningkatnya minat dari industri dan cabang ilmu – ilmu pengetahuan lain
maka pengujian dengan wind tunnel menjadi sangat penting dalam desain dan
penelitian.

a. Tipe Wind Tunnel

Berdasarkan dari segi jalur rangkaian untuk wind tunnel memiliki beberapa tipe
diantaranya adalah :
1. Terowongan rangkaian terbuka (Open Circuit Wind Tunnel)

2. Terowongan rangkaian tertutup (Close Circuit Wind Tunnel)

1. Open Circuit Wind Tunnel


Pada terowongan angin tipe ini udara mengikuti jalur lurus dan jalur masuk
melalui rumah fan, kontraksi ke seksi uji lalu dilanjutkan ke difusser dan
diteruskan ke saluran keluar udara terbuka.

Gambar 2.1 Open Circuit Wind Tunnel

Adapun dari tipe open circuit wind tunnel ini memiliki keuntungan diantaranya
adalah :

20
1. Konstruksi sederhana

2. Biaya rancang bangun rendah

Sedangkan kerugian dari wind tunnel tipe open circuit ini diantaranya adalah :
1. Jika diletakkan didalam ruangan, berdasarkan pada ukuran terowongan
terhadap ukuran ruang bisa jadi dibutuhkan penyaringan tambahan
pada inlet untuk mendapatkan aliran agar bertambah tinggi. Dengan
cara yang sama inlet/outlet terbuka ke atmosfer, yang mana angin dan
cuaca dingin dapat mempengaruhi operasi kerja wind tunnel tipe open
circuit,
2. Secara umum berisik. Untuk ukuran lebih besar (ASeksi uji > 70 pl2),
kebisingan mengakibatkan masalah lingkungan dan membatasi jam
operasi wind tunnel.

2. Close Circuit Wind Tunnel


Wind tunnel tipe close circuit mempunyai tipe rangkaian jalur yang kontinyu
untuk aliran udaranya. Sebagian tipe ini adalah jalur tunggal (single return).

Gambar 2.2 Close Circuit Wind Tunnel

Adapun kelebihan dari wind tunnel tipe close circuit ini diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Dengan kegunaan corner turning vanes, arah dari aliran udara dapat
dengan mudah dikontrol.
2. Tidak terlalu berisik

Sedangkan kekurangan dari tipe closed circuit wind tunnel ini

diantaranya adalah sebagai berikut :

20
1. Konstruksi rancang bangun lebih kompleks

2. Biaya awal yang besar akibat penambahan saluran kembali returns


ducts dan corner vanes.
3. Untuk pengujian visualisasi aliran dengan asap harus ada saluran
untuk pembuangan.

3. Jangkauan kecepatan
Klasifikasi yang paling tepat dari terowongan angin ialah dengan jangkauan
kecepatannya. Jangkauan kecepatan dari terowongan angin menentukan aturan-
aturan similiritas yang dominan didalamnya.

Gambar 2.3 Klasifikasi Terowongan Angin Berdasarkan Bilangan Mach Tabel 2.1
Klasifikasi Terowongan Angin Berdasarkan Bilangan Mach

20
No Mach Jenis Keterangan
Gaya – gaya
inersia dan
viskositas sangat
Kecepatan
1. 0 < M < 0, 3 dominan saat efek
Rendah
– efek
kompresibilitas
diabadikan
Secara prinsip
sangan dominan,
2. 0 ,3 ≤ M < 1, 4 Kecepatan Tinggi
begitu juga
similaritas Mach.
Pada bagian ini
hanya perlu
memakai
Kecepatan
3. 1 ,4 ≤ M ≤ 5 similaritas Mach
supersonic
untuk menjaga
efek
kompresibilitas.
Dimana aliran gan
Kecepatan tidak dapat dengan
4. M>5
supersonic lama diasumsikan
sebagai gas ideal.

4. Manfaat Wind Tunnel


Wind Tunnel digunakan untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya pada
benda uji yang berada dalam pengaruh gaya aerodinamik pada bidang
aerodinamika kinerja mekanika terbang dari suatu benda terbang yang dapat
diuji secara experimental, dengan peralatan sistem pendukung yang memiliki
kemampuam ukur derajat kebebasan (degree of freedom), yaitu gaya, Fthrust,
Fweight, Fdrag, Flift, Fweigth, momen, Mpitch, mrdl, Myaw. Objek yang dapat
dianalisa sangat luas oleh karna itu dibagi menjadi beberapa sub klasifikasi.
Dalam bidang desain kendaraan moderen menuntut bentuk yang futuristik
tetapi hambatan angin dapat direduksi sehingga penggunaan bahan bakar dapat
lebih efisien. Reduksi koefisien drag didapat melalui pengujian menggunakan
20
terowongan angin. Selain itu dalam desain kendaraan menuntuk kesetabilan
yang tinggi terutama saat menikung sehingga membutuhkan gaya tekan
kebawah (down force negative lift) yang optimal.
Selain di gunakan untuk desain kendaraan, terowongan angin juga banyak
dipakai dalam pengujian berbagai kondisi benda dalam aliran seperti udara
pada lingkungan perkotaan, konstruksi pencakar langit dan lain-lain.

5. Kriteria Desain
Karakteristik sistem wind tunnel adalah kualitas aliran didalam test section dan
kinerja secara keseluruhan. Kriteria utama yang lazimnya digunakan untuk
mendefinisikan karakteristik wind tunnel adalah maksimum kecepatan aliran
udara yang dapat dicapai, keseragaman aliran dan tingkat turbulensi yang
rendah. Dengan kata lain tujuan desain wind tunnel adalah mendapatkan aliran
udara dalam test section yang dapat diatur sehingga kinerja dan kualitas aliran
dapat dicapai.
Skema layout open circuit wind tunnel yang akan dibangujn sebagai alat untuk
bahan tugas akhir / skripsi ini diperlihatkan pada gambar dibawah. Secara garis
besar ada 5 bagian utama yang terdiri dari settling chamber (inlet, honeycomb,
screen), contraction, test section, difusser dan fan.

123 4 5 6 7
7
7
7

Settling chamber Power drive

Gambar 2.4 Skematik Open circuit Wind Tunnel

Keterangan :

1. Inlet

2. Honeycomb

20
3. Screen

4. Contraction

5. Test Section

6. Difusser

7. Fan (Power Drive)

Settling chamber merupakan bagian paling depan sebuah wind tunnel,


terdiri dari inlet (no.1), honeycomb (no.2), dan screen (no.3). Honeycomb
digunakan untuk meluruskan arah udara sehingga paralel dan seragam,
sedangkan screen ditunjukkan untuk mengurangi turbulensi. Contraction (no.4)
memaksa udara dengan volume besar melalui luas area yang lebih kecil untuk
meningkatkan kecepatan angin. Test section (no.5) adalah tempat uji dimana
model dari suatu benda/objek dipasang. Sebuah difusser (no.6) diletakkan
setelah test section untuk melancarkan aliran udara ketika dialirkan keluar.
Disamping itu difusser meningkatkan volume udara sehingga melambatkan
aliran udara keluar wind tunnel. Bagian terakhir wind tunnel adalah penggerak
dimana sebuah fan (no.7) ditempatkan. Penempatan fan dibagian paling akhir
ditujukan untuk menarik udara ke dalam wind tunnel, dan ini lebih baik karena
lebih sedikit menghasilkan turbulensi dibandingkan dengan tipe blow (tiup).
Spesifikasi utama wind tunnel adalah dimensi test section dan kecepatan
maksimum dengan kualitas aliran yang diharapkan di test setion. Dimensi test
section dapat ditentukan dengan model yang akan ditempatkan di test section
dan tujuan aplikasinya di bidang aeronautika, otomotif dan sebagainya.
Sebaliknya, kualitas aliran merupakan hasil dari keseluruhan desain dan hanya
dapat diverifikasi setelah wind tunnel selesai dibangun. Meski demikian
beberapa aturan desain untuk menghasilkan kualitas aliran yang diinginkan
dapat diikuti, lihat misalnya (Metha, (1979), Pope (1984)). Aturan tersebut
terkait dengan rekomendasi yang berhubungan dengan desain bagian wind
tunnel, yakni settling chamber, contraction, difusser, dan fan.
6. Komponen Wind Tunnel Open Circuit
Secara umum desain dan konstruksi open circuit low speed wind tunnel harus
memperhatikan kualitas aliran di dalam test section (yakni keseragaman aliran
20
dan level turbulensi, balik arah axial maupun lateral). Demikian perlu
dipertimbangkan juga aplikasi wind tunnel, apakah untuk bidang aeronautika,
mekanikal, otomotif, atau bidang lainnya seperti sipil, arsitektur dan lingkungan
dan sebagainya. Hal ini akan berpengaruh terhadap target bilangan reynolds
yang ingin dicapai. Berikut adalah penjelasan desain masing – masing
komponen open circuit wind tunnel.

A. Settling Chamber
Settling chamber merupakan tempat masuknya aliran pertama kali dalam open
circuit wind tunnel type suction (hisap). Bagian ini merupakan ruang
penyesuaian aliran agar aliran udara di test section diperoleh keseragaman
aliran dan juga level turbulensi yang rendah, baik dalam arah axial maupun
dalam arah lateral. Gambar 2.4, menunjukkan skematik settling chamber
dengan honeycomb didalamnya.
Honeycomb dan screen diperkenalkan pertama kali oleh Prandti, dan sampai
saat ini masih diaplikasikan di setiap wind tunnel. Honeycomb digunakan untuk
menyeragamkan aliran dan mereduksi turbulensi arah lateral, tetapi juga
menyebabkan terjadinya turbulensi dalam arah aial dengan ukuran sama dengan
diameter honeycombnya. Dalam desain honeycomb, parameter yang digunakan
panjang terhadap diameter cell honeycomb, dan rasio yang disarankan berkisar
dalam range 6 – 8. Turbulensi dalam arah axial akibat penggunaan honeycomb
dapat direduksi dengan memasang screen.

20
Gambar 2.5 Settling Chamber

Dalam desain settling chamber direkomendasikan kombinasi penggunaan


honeycomb dan screen (Scheman : 1981). Lebih lanjut Scheman and Brooks
(1981) merekomendasikan penggunaan screen secara seri. Panjang spasi antara
screen 0.2 dari diameter settling chamber (Metha and Bradshaw : 1979).

B. Contraction
Contraction atau disebut juga “nozzle” mengakselarasi aliran dari settling
chamber menuju test section, juga mereduksi ketidak seragaman aliran di test
section. Parameter akselarasi dan ketidak seragaman aliran sangat bergantung
pada rasio konstraksi, yakni rasio luas penampang pada saat masuk dan keluar
contaction. Dalam desain rasio konstraksi sedapat mungkin dibuat cukup besar.
Hal ini sangat berpengaruh pada dimensi wind tunnel secara keseluruhan.
Semakin besar rasio maka dimensinya juga semakin tinggi dan tentu akan
menambah cost pembuatan wind tunnel. Kompromi perlu dilakukan untuk
mendapatkan rasio konstraksi yang sesuai dengan harapan, yakni kualitas aliran
yang ingin dicapai.
Pengaruh contraction terhadap kualitas aliran cukup kompleks, Prandti (1933)
menyatakan bahwa rasio rms (root-mean-square) fluktuasi kecepatan axial
terhadap fluktuasi kecepatan rata – rata akan tereduksi dengan faktor 1/n2.
Sementara dalam arah lateral hanya tereduksi dengan faktor n (n adalah nilai
kontraksi). Hal ini diperkuat oleh Bradshaw and Metha (1979) yakni dalam
komponen kecepatan sumbu –x (axial) reduksi fluktuasinya ternyata lebih
besar dibandingkan fluktuasi transversal (lateral), ini berarti fluktuasi lateral
akan meningkat melalui contraction. Dengan menambahkan screen pada
settling chamber fluktuasi dapat diminimalkan.

20
Gambar 2.6 Contraction

Umumnya rasio kontraksi antara 6 sampai 10 dan dapat menaikkan kecepatan


rata – rata sampai 20 kali atau lebih (Barlow : 1999). Kadang – kadang
digunakan rasio kurang dari 6, tetapi sebaiknya tidak lebih kecil dari 4. Hal ini
untuk menjaga kualitas aliran yang masih dapat diterima. Dan dengan
pembuatan bentuk yang baik (terutama bagian dalam kontraksi) turbulensi dan
ketidakseragaman aliran pada level 2% dapat dicapai. Dengan menambahkan
screen pada settling chamber levelnya dapat direduksi sampai 0.5%. Agar level
turbulensi dapat dikurangi, disarankan rasio kontraksi diatas 8. Level turbulensi
yang dapat dicapai berkisar 0.1% dalam arah axial dan sekitar 0.3% dalam arah
lateral. Dengan level ini pengujian akurat aeronautika dapat dilakukan.
Bagian dalam dari contraction haruslah smooth agar distribusi tekanan pada
dinding contraction tidak terjadi adverse pressure gradient. Jika hal ini terjadi
maka akan ada daerah di dinding yang mengakibatkan adanya separasi lapisan
batas secara lokal. Hal ini berimplikasi kenaikkan turbulensi level yang pada
akhirnya menghasilkan kualitas aliran yang buruk di test section.

C. Test Section
Test Section merupakan tempat dimana model yang akan diuji ditempatkan.
Oleh karenanya kecepatan yang diinginkan dan kualitas liran pada test section
harus menjadi perhatian utama ketika mendesain sebuah wind tunnel. Ukuran
20
(dimensi) dan kecepatan maksimum dari test section ditentukan oleh ukuran
model yang digunakan dan nilai bilangan reynolds maksimum yang dapat
dicapai.
Ukuran model (frontal area) sebaiknya 10% dari ukuran (frontal area) test
section, agar diperoleh aliran yang terbebas dari pengaruh interferensi dinding
pembatas dan wake di sudut – sudut test section. Untuk aplikasi dengan model
otomatif, akan selalu ada daerah separasi aliran di model tersebut. Ini karena
frontal area tidak berbentuk streamline seperti pada model aeronautika.
Sehingga aliran tertahan oleh adanya geometri model atau disebut juga masalah
blockage.
Disamping itu rasio lebar terhadap tinggi model otomotif lebih besar dari
model aeronautika, sehingga ukuran panjang test section harus mencukupi
kondisi terjadinya penyatuan kembali aliran setelah separasi aliran. Hal ini agar
tekanan pada daerah separasi menjadi benar dan tidak terjadi pengaruh ke
komponen gaya drag. Khusus untuk otomotif, ukuran model bukan 10% seperti
di kasus aeronautika, tapi disarankan 5% atau kurang (Barlow et al, 1989).
Metode koreksi untuk interferensi dinding dan blockage di model otomotif
diberikan misalnya oleh Miskel (1976), Cooper,K. (1986).

Gambar 2.7 Test Section

Penampang test section umumnya berbentuk persegi yang

direkomendasikan untuk banyak aplikasi seperti aeronautika, teknik sipil,


20
aplikasi industri dan otomotif. Lazimnya digunakan rasio perbandingan lebar
terhadap tinggi test section adalah 4:3, dengan nilai tersebut diharapkan rasio
ketebalan lapisan batas di bagian test section menjadi lebih kecil dibandingkan
model arah span (bentang). Seperti telah diuraikan sebelumnya, panjang test
section haruslah mencukupi untuk aplikasi otomotif. Barlow et al (1989)
merekomendasikan panjang antara 0.5 – 3 dari diameter hidrolik test section.

D. Diffuser
Fungsi utama difusser adalah recovery tekanan statik untuk
meningkatkan efisiensi wind tunnel. Adalah sangat penting menjaga aliran agar
tetap menyatu (attached flow). Jika terjadi detachment flow (pemisahan) maka
tekanan akan ditransmisikan ke test section, akibatnya terjadi ketidakseragamn
tekanan dan kecepatannya. Untuk menghindari detachment flow,

direkomendasikan sudut buka difusser tidak melebihi 5o.

Gambar 2.8 Difusser

E. Power Drive (Fan dan Motor)


Fungsi utama penggerak daya adalah menjaga kecepatan aliran udara dalam
wind tunnel tetap konstan dan mengkompensasi semua kerugian (loss) dan
disipasi tekanan. Volume udara dapat dihitung dengan hasil kali antara
kecepatan pada test section yang diinginkan, V dengan luas penampang test
section.
Daya yang diperlukan oleh motor merupakan fungsi dari kenaikan tekanan,
volume udara dan efisiensi fan.

20
Gambar 2.9 Fan dan Motor
F. Kipas (Fan)
Kipas (fan) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan aliran pada
fluida gas seperti udara. Dimana kipas menghasilkan aliran fluida dengan debit
aliran yang besar pada tekanan rendah, kipas banyak diaplikasikan seperti untuk
kenyamanan ruangan (kipas meja/dinding), sistem pendingin pada kendaraan
atau sistem permesinan, ventilasi, penyedot debu, sistem pengering
(dikombinasikan dengan heater), membuang gas-gas berbahaya, dan juga
supply udara untuk proses pembakaran (seperti pada boiler). Namun dalam hal
ini fan juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menghasilkan aliran
udara untuk pengujian aerodinamis pada wind tunnel.

Gambar 2.10 Kecepatan, tekanan, dan daya fan (BEE India, 2004)

20
G. Klasifikasi Fan
Berdasarkan prinsip kerja aliran udara Fan dapat diklasifikasikan dalam

2 (dua) tipe yaitu: axial fan dan centrifugal fan.

1. Axial Fan
Sesuai dengan namanya, axial fan menghasilkan aliran fluida gas dengan
arah yang searah dengan poros kerja kipas tersebut. Kipas tipe ini adalah yang
paling banyak penggunaannya di kehidupan sekitar kita. Hal tersebut tidak
terlepas dari kemudahan desain serta harga yang lebih ekonomis jika
dibandingkan dengan kipas sentrifugal. Karena desainnya yang tidak terlalu
rumit serta dapat menghasilkan flow yang besar, kipas ini banyak digunakan
sebagai alat pendingin pada berbagai keperluan. Dari pendingin CPU hingga
komponen pendingin mesin kendaraan bermotor menggunakan kipas tipe
aksial, bahkan dalam pembahasan ini, fan axial digunakan sebagai salah satu
alat bantu untuk me nghasilkan flow yang dimanfaatkan untuk pengujian
aerodinamis pada wind
tunnel.

Axial fan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: tube-axial fan, vane axial
fan dan propeller fan.
1. Tube-axial fan lebih efisien dari pada propeller fan dengan ciri
housing fan yang berbentuk silinder dipasang tepat pada radius ujung
blade, dan diaplikasikan untuk sistem pemanas, ventilasi, air
conditioning dan industri serta untuk menghasilkan flow sebagai
pengujian aerodinamis pada wind tunnel. Karena fan tipe tube axial
fan memiliki konstruksi fan yang sesuai/ cocok untuk diaplikasikan
pada wind tunnel, dengan tekanan rendah dan jumlah volume udara
yang dialirkan besar.
2. Vane axial fan merupakan fan axial dengan efisiensi tinggi dengan ciri
housing fan yang berbentuk silinder dipasang tepat pada radius blade,
dan diaplikasikan untuk sistem sistem pemanas, ventilasi, dan air
conditioning yang memerlukan aliran lurus dan efisiensi tinggi.

20
3. Propeller fan merupakan desain dasar fan aksial yang diaplikasikan
untuk tekanan rendah dan volume udara yang dialirkan sangat besar
volume. Fan jenis ini biasa diaplikasikan untuk sistem ventilasi yang
menembus tembok.

Gambar 2.11 Tipe fan axial dan bentuk bladenya

2. Centrifugal Fan
Centrifugal fan menghasilkan aliran udara dengan mempercepat arus udara
secara radial dan mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Centrifugal fan
dapat menghasilkan tekanan tinggi dengan efisiensi tinggi, dan dapat dibuat
dalam berbagai tingkat kondisi operasional. Fan jenis ini memiliki beberapa
jenis blade.

a b

cA dA e

20
Gambar 2.12 Tipe blade Centrifugal fan

a. Forward curve fan memiliki kecepatan putar yang sangat rendah untuk
mengalirkan sejumlah udara serta bentuk lengkungan blade
menghadap arah putaran, sehingga kurang efisien dibandingkan tipe
air foil dan backward inclined. Fan jenis ini biasanya diaplikasikan
untuk sistem pemanas bertekanan rendah, ventilasi, dan air
conditioning radial blade fan secara umum yang paling efisien
diantara centrifugal fan yang memiliki bentuk blade mengarah titik
poros. Fan jenis ini digunakan untuk pemindahan bahan dan industri
yang membutuhkan fan dengan tekanan di atas menengah.
b. Radial blade fan secara umum yang paling efisien diantara centrifugal
fan yang memiliki bentuk blade mengarah titik poros. Fan jenis ini
digunakan untuk pemindahan bahan dan industri yang membutuhkan
fan dengan tekanan di atas menengah.
c. Radial tip fan lebih efisien dibandingkan fan tipe radial blade yang di
desain tahan terhadap keausan dan aliran udara yang erosif.
d. Backward-inclined fan memiliki blade yang lurus dengan ketebalan
tunggal. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air
conditioning dan industri dimana blade akan mengalami lingkungan
yang korosif dan lingkungan yang erosif.
e. Air foil fan adalah tipe centrifugal fan yang dikembangkan untuk
memperoleh efisiensi tinggi. Fan ini diaplikasikan pada sistem
pemanas, ventilasi, air conditioning dan udara bersih industri dimana
penghematan energi sangatlah penting.

I. Dasar Pemilihan Fan


Pemilihan fan sangatlah penting untuk diperhatikan, agar mendapatkan flow
dan kapasitas fan sesuai yang diinginkan. Adapun dasar – dasar dari pemilihan
fan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

20
1. CF
M/
C
M
H

CFM (Cubic Feet per Minute) / CMH (Cubic Meter per Hour). yang
berarti seberapa banyak udara yang fan hembuskan, CFM tinggi -
berisik begitu juga CFM rendah - silent. tapi tidak semua CFM tinggi
berarti berisik, ada beberapa faktor yg berpengaruh.
2. dB
a

dBa kepanjangan dari decibel adjusted, ukuran untuk menyatakan


tingkat kebisingan. semakin tinggi CFM, biasanya semakin tinggi dBa.
3. RP
M

RPM (Rotation atau Revolutions Per Minute), besaran RPM


mengartikan bahwa berapa banyak fan bisa melakukan putaran satu
lingkaran penuh selama satu menit. semakin tinggi RPM, semakin
besar tingkat kebisingannya.
4. Sta
tic
Pre
ssu
re

Mungkin ini salah satu yang biasa orang lupakan dalam memilih fan.
static pressure adalah seberapa banyak fan menghembuskan dan
menghisap udara melewati objek uji coba dalam wind tunnel. semakin
besar static pressure, semakin besar pula jumlah udara yg melewati
test section pada wind tunnel. Static pressure tergantung dari design
fan dan turbulensi yang dibuat.

20
J. Motor Listrik
Motor listrik adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi
tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik
menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui
bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan
kutubkutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan
jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar,
dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

Gambar 2.13 Motor Listrik


K. Prinsip Kerja Motor Listrik
Prinsip kerja motor listrik pada dasarnya sama untuk semua jenis motor secara
umum :
a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya

b. Ikat kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi


sebuahlingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan
medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar
kumparan.
d. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan
medan.

20
Gambar 2.14 Prinsip Kerja Motor Listrik
L. Klasifikasi Motor Listrik
Berikut ini akan dijelaskan jenis – jenis / klasifikasi dari motor listrik motor DC
dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan pasokan input,
konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Gambar 2.15 Klasifikasi Motor Listrik

M. Motor DC (Arus Searah)


Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung
yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada
penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau

20
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama diantaranya

adalah :

1. Kutub medan. Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua


kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor
DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-
kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur
medan.
2. Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as
penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang
kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara
dan selatan dinamo.
3. Kommutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.

Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam


dinamo. Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara
dinamo dan sumber daya.

20
Gambar 2.16 Motor DC
Keuntungan utama motor DC adalah kecepatannya mudah dikendalikan dan
tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC ini dapat dikendalikan
dengan mengatur:
a. Tegangan dinamo : meningkatkan tegangan dinamo akan
meningkatkan kecepatan.
b. Arus medan : menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada


umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah,
penggunaan daya rendah hingga sedang, seperti peralatan mesin dan rolling
mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis
pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api
pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
Jenis - jenis motor DC searah ada diantaranya adalah akan dijelaskan sebagai
berikut :
a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Jika arus medan
dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited.

b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt. Pada motor
shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel
dengan gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 2.16.
Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus
medan dan arus dinamo.
c. Motor DC daya sendiri: motor seri. Dalam motor seri, gulungan
medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan
dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo.
d. Motor DC Kompon/Gabungan. Motor Kompon DC merupakan
gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan
(medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan
dinamo. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase
penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
20
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat
ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan
motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan
motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.

N. Motor AC (Arus bolak – balik)


Motor AC adalah sebuah motor lisatrik yang digerakkan oleh alternating
current atau arus bolak balik (AC). Umumnya, motor AC terdiri dari dua
komponen utama yaitu stator dan rotor. seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya pada motor DC, stator adalah bagian yang diam dan letaknya
berada di luar. stator mempunyai coil yang di aliri oleh arus listrik bolak balik
dan nantinya akan menghasilkan medan magnet yang berputar. bagian yang
kedua yaitu rotor. rotor adalah bagian yang berputar dan letaknya berada di
dalam (di sebelah dalam stator). rotor bisa bergerak karena adanya torsi yang
bekerja pada poros dimana torsi tersebut dihasilkan oleh medan magnet yang
berputar.

Gambar 2.17 Motor Listrik AC


Gerakan yang ditimbulkan motor AC dapat terjadi karena sumber arus AC atau
DC. Tegangan sumber AC dapat berupa satu fasa maupun tiga fasa. Jenis motor
AC berdasarkan rotornya diantaranya adalah :

a. Motor Sinkron

Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada


kecepatan sinkron, tanpa slip. Motor sinkron adalah motor AC, bekerja
pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini
memerlukan arus DC untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi

20
awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal untuk beban rendah, seperti kompresor udara,
perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu
memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering digunakan pada
sistem yang menggunakan
banyak listrik.[1]

Gambar 2.18 Motor Sinkron

Motor tipe ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh
persamaan berikut (Parekh, 2003):

Dimana:

f = Frekwensi dari pasokan frekwensi (Hz)

P = jumlah kutub

b. Motor Induksi

Motor induksi adalah motor yang sumber tegangan ac nya


dihubungkan pada stator bukan pada rotor. Stator adalah bagian dari
motor ac yang terdiri dari kumparan (batang konduktor yang dililiti
kawat) yang statis
(diam). Ketika ujung kawat stator dihubungkan dengan sumber
tegangan AC, maka arus akan mengalir melalui kumparan stator.
Akibatnya akan timbul medan magnet yang melingkari stator. Medan
magnet yang dihasilkan akan memotong kawat rotor. Rotor adalah
bagian dari motor AC yang bergerak (berotasi). Akibatnya kawat rotor
akan timbul arus karena terkena medan magnet stator (hukum
faraday). Arus yang timbul akan menghasilkan medan magnet pada
20
rotor. Putaran Medan magnet pada rotor akan melawan putaran medan
magnet pada stator sehingga kawat rotor akan berputar. Perbedaan
kecepatan putaran medan magnet stator dengan medan magnet rotor
dinamakan slip.

Gambar 2.19 Motor Induksi


Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase
slip/geseran (Parekh,2003):

Dimana:

Ns = kecepatan sinkron (RPM)

Nb = kecepatan dasar (RPM)


Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama
(Parekh, 2003):
• Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan
stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah
rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan
motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin,
mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3
sampai 4 Hp.
• Motor induksi tiga fase. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh
pasokan tiga fase yang seimbang. Motor tersebut memiliki
20
kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau
gulungan rotor
(walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis
ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik,
dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.

20
E. Penggunaan Program Ansys Fluent Workbench.
Aliran fluida, baik cair maupun gas, adalah suatu zat yang sangat kentara
dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya saja pengondisian udara bagi
bangunan dan mobil, pembakaran di motor bakar, interaksi berbagai objek dengan
udara atau air,aliran kompleks pada penukar panas dan reaktor kimia, dan lain
sebagainya ternyata cukup menarik untuk diteliti, diselidiki, dan dianalisis. Untuk
kebutuhan praktikum tersebut bahkan sampai dengan tingkat desain, perlu
dibutuhkan suatu alat yang mampu menganalisis atau memprediksi dengan cepat
dan akurat. Maka, berkembanglah suatu ilmu yang dinamakan Computational
Fluid Dynamics (CFD).
Secara definisi CFD adalah ilmu yang mempelajari cara memprediksi aliran
fluida, perpindahan panas, reaksi kimia, dan fenomena lainnya dengan
menyelesaikan persamaan-persamaan matematika (model matematika). Ansys
Fluent Workbench Sebuah perangkat lunak (software) CFD memberikan kekuatan
untuk mengsimulasikan aliran fluida, perpindahan panas, perpindahan
massa,benda bergerak, aliran multifasa, reaksi kimia, interaksi fluida dengan struk
tur,dan system akustik hanya dengan pemodelan di komputer. Salah satu jenis
program CFD tersebut adalah Fluent.
Fluent menggunakan metode volume hingga ( finite volumemethod ),
dengan menyediakan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus aliran fluida dengan mesh yang tidak terstruktur sekalipun
dengan cara yang relatif mudah. Fluent memiliki struktur data yang efisien dan
lebih fleksibel, sehingga dapat dijalankan sebagai proses secara terpisah
ataupun bersamaan secara simultan pada klien dekstop workstation
dan komputer server.Semua fungsi yang dibutuhkan untuk menghitung suatu solusi
dan menampilkan hasilnya dapat diakses pada Fluent melalui menu yang interaktif.
Proses desain dan analisis gambar yang dilakukan pada Ansys Fluent
Workbench ini dapat dilakukan dalam bentuk gambar 2D maupun gambar 3D.
Proses analisis yang dilakukan dapat dibagi bermacam-macam, antara lain analisis
aliran fluida pada benda ataupun sistem, analisis manufaktur benda ataupun
sistem,dan lain-lain.
Pada saat ini lebih diarahkan dan terfokus pada analisis aliran fluida
pada benda ataupun sistem. Proses analisis aliran fluida tersebut menggunakan me

21
nutoolbox pada sub menu analysis systems dengan menggunakan Fluid
Flow (Fluent). Adapun tahap-tahapan yang dilakukan yaitu :
 Buka lembar kerja ANSYS FLUENT WORKBENCH
 Pada menu toolbox pilih Analysis Systems > Fluid Flow ( Fluent )
 Drag Fluid Flow (Fluent ) menuju Project Schematic kemudian di Drop
 Pada Fluid Flow (Fluent ) terdapat sub menu bagian antara lain
Geometry,Mesh, Setup, Solution, Results.

Gambar 2. 6 Tampilan Awal Ansys Fluent CFX

a. Geometry
Bagian ini memiliki fungsi untuk melakukan desain bentuk geometri gambar
sistem ataupun objek yang dibuat

b. Mesh
Bagian ini mempunyai guna buat melaksanakan meshing( grid) foto yang
sudah dibangun. Tujuan dari proses meshing ini ialah membagi sistem ke dalam
wujud bagian yang lebih kecil dari totalitas sistem buat memandang secara perinci
hasil analisis aliran fluida yang ada pada sistem tersebut ke depannya. Apabila
proses meshing yang dicoba menciptakan grid lumayan besar hingga menyebabkan
analisis aliran fluida yang terjalin tidak sangat baik, dengan penyimpangan lumayan
besar begitu pula dengan kebalikannya.

c. Setup
Bagian ini mempunyai guna buat melaksanakan analisis foto yang sudah
dicoba proses meshing lebih dahulu. Analisis yang dicoba pada bagian ini antara

22
lain analisis respon kimia antara sistem dengan area, perpindahan massa,
perpindahan tenaga, serta lain- lain. Penentuan serta pemberian informasi parameter
yang mempengaruhi pada sistem tersebut dicoba pada bagian ini. Analisis yang
digunakan pada bagian Setup memakai persamaan- persamaan model matematika

d. Solution
Merupakan sub-bagian dari Setup, berfungsi menjalankan (running)
perhitungan analisis aliran fluida hasil penentuan data parameter pada bagian Setup

e. Result
Merupakan sub-bagian dari Setup, berfungsi untukmenampilkan hasil dari
proses perhitungan analisisaliran fluida pada Solution sebelumnya. Hasil yang di
dapatkan berupa data grafik, animasi, dan laporan perhitungannya.

23
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Dial Indikator
2. Alat Tulis
3. stopwatch

B. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari kegiatan praktikum kemarin, antara lain yaitu :

1. Langkah pertama pasang benda kerja pada tempat yang telah disediakan
pada mesin Wind Tunnel
2. Kemudian putar tombol Main Switch ke kanan dan pastikan mesin dalam
keadaan on dan telah terarus listrik.
3. Kemudian tombol vent switch diputar kearah kanan
4. Selanjutnya, mengatur mode mesin wind tunnel dalam keadaan V agar
hasil kecepatan aliran menjadi efisien
5. Putar Fan Control dengan kecepatan aliran 30 km/jam, kemudian tunggu
selama 5 menit dengan bantuan stopwatch. Setelah waktu yang telah di
tentukan telah habis, catat hasil uji coba benda kerja tadi pada catatan
modul yang telah diberikan
6. Langkah selanjutnya lakukan hal yang sama seperti sebelumnya dengan
cara dilakukan pengecekan secara berkala 5 menit dengan jangka waktu
20 menit dan dalam 4 kali percobaan.
7. Step pertama dengan kecepatan aliran 30 km/jam telah diukur.
Selanjutnya, step kedua dengan aliran 40 km/ jam
8. Turunkan kecepatan aliran dalam keadaan 0 kemudian putar tombol vent
Switch ke arah kiri dan tombol Main Switch dalam posisi off.
9. Kemudian putar Kembali tombol Main Switch ke kanan dan pastikan
mesin dalam keadaan on.
10. Kemudian tombol vent switch diputar kearah kanan
11. Selanjutnya, mengatur mode mesin wind tunnel dalam keadaan V agar
hasil kecepatan aliran menjadi efisien

24
12. Putar Fan Control dengan kecepatan aliran 40 km/jam, kemudian tunggu
selama 5 menit dengan bantuan stopwatch. Setelah waktu yang telah di
tentukan telah habis, catat hasil uji coba benda kerja tadi pada catatan
modul yang telah diberikan.

C. Model Benda Uji Coba


1. Lingkaran

Gambar 3. 1 Kecepatan Aliran Udara 30 km/jam

Gambar 3. 2 Kecepatan Aliran Udara 40 km/jam

25
Gambar 3. 3 Ukuran Benda Kerja lingkaran

2. Segitiga Sama Sisi


Ukuran Benda Kerja

Gambar 3.4 kecepatan aliran udara 30 km/jam segitiga sama sisi

26
Gambar 3.5 kecepatan aliran udara 40 km/jam segitiga sama sisi

Gambar 3.6 ukuran benda kerja segitiga sama sisi

27
3. Persegi
Ukuran Benda Kerja

Gambar 3.7 kecepatan aliran udara 30 km/jam persegi

Gambar 3.8 kecepatan aliran udara 40 km/jam persegi

28
Gambar 3.9 ukuran benda kerja persegi

4. Segitiga sama kaki


Ukuran Benda Kerja

Gambar 3.10 kecepatan aliran udara 30 km/jam segitiga sama kaki

29
Gambar 3.11 kecepatan aliran udara 40 km/jam segitiga sama kaki

Gambar 3.12 ukuran benda kerja segitiga sama kaki

30
5. Mobil
Ukuran Benda Kerja

Gambar 3.13 kecepatan aliran udara 30 km/jam mobil

Gambar 3.14 kecepatan aliran udara 40 km/jam mobil

31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wind Tunnel atau terowongan angin digunakan untuk mempelajari karakteristik
aliran udara. Wind Tunnel digunakan untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya
pada suatu benda yang berada dalam pengaruh gaya-gaya aerodinamika dalam
bidang aeronautika, serta menganalisis kinerja mekanika terbang (flight mechanic)
dari suatu benda terbang (aerial vehicle). Selain itu, terowongan angin juga banyak
digunakan dalam pengujian berbagai kondisi benda dalam aliran udara.
Dari hasil pemgantan dan pengujian kelompok kami dapat dilihat ketika angin
menghantam benda uji, terlihat juga warna yang sangat kontras. Warna kuningpada
sisi depan benda uji mendandakan kekuantan aliran angin arus hambatnya tidak
terlalu kuat.Warna hijau pada benda menandakan kekuatan aliran angin sedang, dan
warna biru pada benda menandakan aliran angin lemah pada saat menghantam
benda uji.

B. Saran
Pada saat ingin menggunakan alat/mesin Wind Tunnel/Terowongan angin kami
menyarankan agar mengetahui terlebih dahulu cara penggunaan alat/mesin dan di
awasi oleh dosen atau orang yang ahli menggunakan mesin Wind
Tunel/Terowongan angin dengan baik dan benar supaya tidak terjadi hal-hal yang
tidak dinginkan. Serta tetap memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
pada saat melakukan uji coba.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Aliran_fluida
http://repository.maranatha.edu/5710/3/0826020_Chapter1.pdf
http://repository.iti.ac.id/bitstream/123456789/793/10/3%20Bab%201.pdf
http://eprints.undip.ac.id/46939/2/BAB_I.pdf

33

Anda mungkin juga menyukai