https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpim
e-ISSN 2621-881X
p-ISSN 2502-3780
PENDAHULUAN
Usaha memiliki peran penting yaitu perencanaan lantaran akan mensugesti secara
ekslusif terhadap faktor kelancaran juga keberhasilan pihak usaha pada mencapai hasil.
Perencanaan yang baik akan memungkinkan perusahaan untuk bekerja lebih efisien karena
dapat menghasilkan keuntungan terbaik yang selaras dengan tujuan yang diharapkan.
Biasanya, perusahaan pertama-tama mencoba memastikan bahwa penjualan dihasilkan
selama tahun fiskal dalam aktivitas mereka. Selain itu, untuk mencapai target penjualan,
manajement membutuhkan inform yaitu penjualan minimum agar bisnis perusahaan dapat
menekan resiko, atau jika penjualan tidak tercapai misalnya tidak akan mengakibatkan
penurunan target penjualan dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Salah satu fungsi
administrasi adalah memberikan bantuan perencanaan. Salah satu metode yang digunakan
manajemen dalam perencanaan laba adalah analisis titik impas. Melalui titik terobosan, usaha
dapat memaksimalkan kuantitas penjualan yang diperlukan dapat menggapai tingkat
keuntungan yang diharapkan.
Rencana manajemen tentang aktivitas industri dimasa akan tiba dalam biasanya
dituangkan pada aturan, berisikan taksiran pendapatan yang akan diperoleh & porto akan
dimuntahkan buat menerima pendapatan tersebut. Jika menadakan analisis secara pribadi fakta
yg tercantum pada aturan manajemen akan menemui kesulitan buat tahu interaksi anatara
porto , volume, keuntungan. Analisis break event point menyajikan fakta interaksi porto ,
volume, & keuntungan pada manajemen, sebagai akibatnya memudahkan pada menganalisis
faktor-faktor yang menghipnotis pencapaian keuntungan bisnis dimasa akan tiba.
UD. Sumber Buana ialah usaha perorangan yang berkecimpung dibidang pengolahan
kerupuk, terutama produk SSL dan PSP Tujuan perusahaan umumnya adalah memperoleh
keuntungan optimal sesuai dengan kemampuan usaha, sebagai akibatnya perencanaan
keuntungan dalam perusahaan sangatlah diperlukan. Dalam sistem keuangannya UD. Sumber
Buana belum menerapkan sistem break event point hal ini menciptakan manajemen
mengalami kesulitan buat mengetahui volume penjualaan yang wajib terjual, supaya UD.
Sumber Buana tindak mengalami kerugian dan dapat dicapai target laba yang telah
direncanakan serta mengetahui jumlah penurunan penjualaan yang diperkenakan agar UD.
Sumber Buana tidak mengalami kerugian. Metode analis break event point memperlancar dan
merealisasikan tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan pernyataan dari latar belakang yg sudah diuraikan tersebut, peneliti berminat
buat melakukan penelitian pada hal perencanaan keuntungan usaha terhadap perusahaan UD.
Sumber Buana, sehingga perusahaan dapat mencapai ekuilibrium perencanaan keuntungan yg
baik buat periode yang akan tiba dengan memakai analisis break event point.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini, menggunakan jenis analisis kualitatif dengan ramalan penjualan,
perputaran persediaan akhir, menghitung anggaran produksi, menyusun anggaran biaya,
menentukan harga produksi, menetukn contribution margin, menghitung titik break event
point, perencanaan laba, pendekatan.
3. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Akuntansi Biaya
3.4 Penggolongan Biaya Menurut Prilaku dan Hubungannya dengan Volume Kegiatan
a. Biaya Tetap
Menurut Mulyadi (2019:465), “biaya tetap adalah biaya untuk menjaga jumlah total
dalam kisaran perubahan jumlah kegiatan tertentu”. Biaya tetap per unit bervariasi dengan
jumlah aktivitas. Biaya tetap atau biaya kapasitas adalah biaya untuk mempertahankan
kemampuan perusahaan untuk beroperasi pada tingkat kapasitas produksi tertentu.
b. Biaya Variabel
Menurut Mugliadi (2019: 468), “biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume aktivitas”. Biaya variabel tetap, semakin besar
jumlah aktivitas, semakin besar total biaya, semakin ringan jumlah aktivitas, dan semakin
kecil total biaya). Biaya bahan baku adalah contoh biaya variabel, yang berubah dengan
perubahan output.
c. Biaya Semivariabel
Menurut Mulyadi (2019: 469), “biaya semivariabel adalah biaya yang mencakup unsur
biaya tetap dan biaya variabel”. Unsur dalam biaya tetap merupakan biaya total yang lebih
rendah dalam memberikan jasa, sedangkan unsur variabel merupakan bagian dari biaya
semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan aktivitas.
4. PEMBAHASAN
4.1 Ramalan Penjualan
Analisis perhitungah ini bertujuan buat mencapai besarnya volume penjualaan pada tahun
2019 metode yg dipakai garis lurus ( Least Square ) yaitu :
a. Krupuk SSL
Tabel 4.1 perhitungan Ramalan Penjualan Tahun 2019 Untuk Krupuk Jenis SSL
Sumber : Tabel 4.6 diolah
No Tahun Y X X.Y X2
∑y 2.906.723 1 2014 490.565 -2 -981.130 4
a 581.344,6
n 5 2 2015 524.063 -1 -524.063 1
∑ .y 465.681
b 46.568,1 3 2016 594.584 0 0 0
∑ 2 10 4 2017 624.148 1 624.148 1
y’ 581.344,6 + 46.568,1 (3)
y’ 581.344.6 + 139.704,3 5 2018 673.363 2 1.346.726 4
y’ 721.049 kg 2.906.723 0 465.681 10
b. Krupuk PSP
Tabel 4.1 perhitungan Ramalan Penjualan Tahun 2019 Untuk sale pisangJenis PSP
Sumber : Tabel 4.7 diolah
No Tahun Y X X.Y X2
1 2014 548.529 -2 -1.097.058 4 ∑y 3.108.979
2 2015 581.814 -1 -581.814 1 a 621.795,8
n 5
3 2016 627.822 0 0 0 ∑ .y 364.202
b 2
36.420,
4 2017 658.554 1 658.554 1 ∑ 10
y’ = 621.795,8 + 36.420,2 (3)
5 2018 692.260 2 1.384.520 4 y’ 621.795,8 + 109.260,6
3.108.979 0 364.202 10 y’ 731.056
Untuk memperoleh berapa besar anggaran biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam
produksi tahun 2019 yaitu dengan mengalikan biaya pokok baku per kilogram besar volume
produksi tahun 2019.
Tabel 4.5. Anggaran Biaya Bahan Baku Sale Pisang Jenis SSL Tahun 2019
Standar
Jenis Bahan Harga Bahan Biaya Bahan
Produksi Anggaran
Bahan Baku Per Baku Per kg
kg
(1) (2) (3) (4) = (2 x 3) (5) (6) = (5 x 4)
Tepung/kg 0,834 Rp. 7.500 Rp. 6.255 724.708 Rp. 4.533.048.540
Ikan/kg 0,278 Rp. 9.000 Rp. 2.502 724.708 Rp. 1.813.219.416
Veksin/kg 0,0056 Rp. 30.000 Rp. 168 724.708 Rp. 121.750.944
Garam/kg 0,0056 Rp. 6.000 Rp. 34 724.708 Rp. 24.640.072
Jumlah Rp. 8.959 Rp. 6.492.658.972
Sumber : Tabel 4.3, 4.5, 4.12. diolah
Tabel 4.6. Anggaran Biaya Bahan Baku Krupuk Jenis PSP Tahun 2019
Standar
Jenis Bahan Harga Biaya Bahan
Produksi Anggaran
Bahan Baku Per Bahan Baku Per kg
kg
(1) (2) (3) (4) = (2 x 3) (5) (6) = (5 x 4)
Tepung/kg 0,834 Rp. 7.500 Rp. 6.255 734.648 Rp. 4.595.223.240
Ikan/kg 0,167 Rp. 9.000 Rp. 1.503 734.648 Rp. 1.104.175.944
Veksin/kg 0,0056 Rp. 30.000 Rp. 168 734.648 Rp. 123.420.864
Garam/kg 0,0056 Rp. 6.000 Rp. 34 734.648 Rp. 24.978.032
Jumlah Rp. 7.960 Rp. 5.847.798.080
Sumber : Tabel 4.4, 4.5, 4.12. diolah
Tabel 4.7 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Variabel Krupuk Jenis SSL Tahun 2019
Jumlah Hitungan Jumlah
Keterangan Produksi Total Biaya
Orang Upah Tarif
(Borongan) Per kg
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4 x 5)
Produksi
Tukang Adonan 3 Per kg Rp. 75 724.708 Rp. 54.353.100
Tukang Cetak 40 Per kg Rp. 600 724.708 Rp. 434.824.800
Tukang Tadah 10 Per kg Rp. 200 724.708 Rp. 144.941.600
Jumlah Rp. 875 Rp. 634.119.500
Sumber : tabel 4.1, 4.12 diolah
Tabel 4.8 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Variabel Krupuk Jenis PSP Tahun 2019
Hitungan Jumlah
Keterangan Jumlah
Upah Tarif Produksi Total Biaya
Orang
(Borongan) Per kg
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4 x 5)
Produksi
Tukang Adonan 3 Per kg Rp. 75 734.648 Rp. 55.098.600
Tukang Cetak 40 Per kg Rp. 600 734.648 Rp. 440,788.800
Tukang Tadah 10 Per kg Rp. 200 734.648 Rp. 146.929.600
Jumlah Rp. 875 Rp. 642.817.000
Sumber : tabel 4.1, 4.12 diolah
Tabel 4.13 Harga Pokok Produksi Krupuk Jenis PSP Tahun 2019
Keterangan Biaya per kg Produksi Jumlah
Biaya Bahan Baku Rp. 7.960 734.648 Rp. 5.847.798.080
13
11
10 B
9 Rp. 7.228.732.775
5
A
2
1 2 3 5 7 8 10
14.781.504.500 27
00
Total Penjualaan
Rp. 27.940.512.500
Titik Break Event Point (Rp. 842.225.260 )
Volume 6. No 2, Juni 2021 157
http://dx.doi.org/10.30736%2Fjpim.v1i2.28
Jurnal Penelitian Ilmu Manajemen (JPIM)
https://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpim
Huirin In Lia1, Adytira Rachman2 e-ISSN 2621-881X
p-ISSN 2502-3780158
Gambar 4.3. Grafik Break Even Point untuk keseluruhan produk dan untuk tiap produk Tahun
2019
5.2 Rekomendasi
Sesuai menggunakan analisis & konklusi yg sudah dilakukan, maka perusahaan UD.
Sumber Buana disarankan untuk memakai metode Break Event Point pada perencanaan
keuntungan. Ada benyak sekali alasan memakai metode Break Event Point pada
perencanaan keutungan yaitu :
a. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan dalam perusahaan. Berlaku sebagai
frekuensi peringatan buat menggugah manajemen terhadap kemungkinan kesulitan di
penjualan. Apabila penjualan tidak relatif tinggi dibandingkan umumnya semestinya,
keadaan ini akan diperhatikan.namun demikian akan tersedia cukup waktu guna
mengevaluasi balik tekhnik penjualan.
b. Perusahaan dapat mengendalikan porto permanen, dengan dipisahnya biaya tetap
kedalam kelompok tersendiri dalam laporan rugi laba sehingga porto permanen tetap
dalam jangka pendek dilakukan oleh manajemen..
REFERNCE
DAFTAR PUSTAKA
References
Carter, William K. 2018. Akuntansi Biaya. Buku 2 Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.
Dimisyqiyani, dkk. 2014. Analisis Break even point Sebagai Alat Untuk Merencanakan Laba
Perusahaan, Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode 2011-2013. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB). 13(1):1-9.
Fabayo, dkk. 2014. Analisis Break even point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PDAM
Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal EMBA. 2(2):966-974.
Mulyadi, 2019. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima Cetakan Keduabelas. Yogyakarta: YKPN.
Ponomban, Chistine P. 2013. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba
Pada PT. Troika Cocoprima. Jurnal EMBA. 1(4):1250-1261.
Prawironegoro dan Purwati. 2009. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Puspita, Aulia. 2011. Analisis Break Even Point Terhadap Perencanaan Laba pada PR.
Kreatifa Hasta Mandiri. Skripsi. UNY. Yogyakarta.
http://journal.uny.ac.id/index.php/jkpai/article/download/871/690. Diakses pada tanggal
2 Desember 2015.
Siregar, Baldric et al. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Siregar, Baldric et al. 2014. Akuntansi manajemen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono. 2015. Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan
Keputusan, Yogyakarta : BPFE.