LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PENJELASAN TEMA
Bisnis Berkelanjutan
Berbasis Ekosistem Perumahan
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Perseroan menyambut baik dan turut terlibat sebagai akselerator Program Sejuta Rumah
yang diinisiasi pemerintah sejak tahun 2015 sebagai solusi dari defisit (backlog) perumahan
nasional. Perseroan telah menjalani transformasinya dengan baik dan fokus pada perluasan
bisnis berbasis ekosistem perumahan. Langkah transformasi yang dijalani Perseroan
salah satunya adalah memfasilitasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan memanfaatkan
digitalisasi. Perseroan meluncurkan Digital Mortgage Ecosystem yang merupakan bentuk
komitmennya sejak pertama kali sebagai bank penyalur KPR. Hal ini merupakan bagian dari
upaya berkelanjutan Perseroan dalam melakukan inovasi layanan digital untuk meningkatkan
efisiensi bisnis dan memberikan pengalaman yang nyaman bagi nasabah. Program transformasi
digital yang dilakukan Perseroan sejalan dengan visi Perseroan “Menjadi Best Mortgage Bank
in Southeast Asia pada Tahun 2025”.
Penjelasan Tema 2
Kinerja Keberlanjutan 7
Sambutan Direktur Utama 10
Strategi Keberlanjutan Menuju Best Mortgage
18
Bank
Penghargaan Selama Tahun 2022 22
Perseroan dan Tujuan Pembangunan
30
Berkelanjutan
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
IKHTISAR KINERJA KEBERLANJUTAN
402.148 3.045.073
2.376.227
371.868
361.208 1.602.358
4
Kategori Produk
Perbankan
Konsumer
Perbankan
Komersial
Jasa dan
Layanan
Perbankan
Unit Usaha
Syariah
Orang Pemasok
11.859
314
11.224
265
11.192
247
61,98
50,08
47,35
HARU KOESMAHARGYO
DIREKTUR UTAMA
Mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kehendak-Nya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, untuk selanjutnya disebut
“Perseroan”, menorehkan sejumlah pencapaian di tengah situasi dan tantangan yang
tidak mudah. Perseroan berhasil mencatatkan kinerja yang membanggakan dan sesuai
dengan harapan pemangku kepentingan, meskipun dalam kondisi perekonomian global
yang sedang mengalami berbagai guncangan dan tantangan. Di sepanjang tahun 2022,
Perseroan mampu bertahan dengan tetap memiliki semangat daya saing yang kuat dan
tahan terhadap guncangan yang memengaruhi kinerja Perseroan.
Perseroan dengan bangga merilis Laporan Keberlanjutan Tahun 2022, yang merupakan
Laporan Keberlanjutan keempat belas Perseroan. Melalui Laporan Keberlanjutan ini, kami
menyampaikan pencapaian program, strategi, dan kinerja keberlanjutan selama periode
pelaporan. Laporan ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi Perseroan
kepada seluruh pemangku kepentingan melalui keterbukaan informasi atas kegiatan dan
performa Perseroan terkait aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola. Di samping
itu, laporan ini merupakan bentuk kontribusi Perseroan dalam mewujudkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 59
Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Perseroan berkomitmen memperkuat bisnis Sebagai wujud perluasan Digital Mortgage Ecosystem,
berkelanjutan di seluruh lini bisnis perusahaan. Perseroan fokus mengembangkan beragam fitur
Perseroan meyakini, usaha yang dijalankan dengan terhadap tiga aplikasi andalan pada aspek living, yaitu
menyeimbangkan aspek 3P (Profit, People, Planet) akan BTN Properti, BTN Properti for Developer, dan BTN
menciptakan nilai-nilai keberlanjutan serta menjadikan Smart Residence. Pada aplikasi BTN Properti, Perseroan
Perseroan sebagai perusahaan yang mampu menjaga menghadirkan layanan pencatatan (listing) profesional
keberlanjutan bisnis hingga masa mendatang. di mana nasabah dapat mengakses layanan perbaikan,
perawatan, dan renovasi hunian dari berbagai
Sesuai dengan bidang usaha Perseroan, kami penawaran jasa yang ada. Sementara itu, layanan
berkomitmen menjalankan usaha dengan memperkuat aplikasi BTN Smart Residence dapat mempermudah
bisnis berkelanjutan berbasis ekosistem perumahan. hubungan antara penghuni dan pengelola dalam proses
Kami menyadari, keterlibatan Perseroan dalam pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi,
lingkungan pengembangan perumahan, khususnya sampai dengan keluhan atau pengaduan. Tidak hanya
rumah rakyat, sangat menentukan keberhasilan itu, BTN Smart Residence juga menyediakan layanan
atau kesuksesan program tersebut. Oleh karena itu, untuk rumah tangga seperti pembersihan rumah
Perseroan berusaha maksimal mendukung program harian, servis AC ruangan, servis mesin cuci dan lain
Pemerintah dalam penyaluran pembiayaan perumahan sebagainya, juga integrasi dengan marketplace serta
untuk membantu masyarakat memiliki rumah dengan e-wallet.
kualitas terbaik.
Kami optimis, usaha yang telah kami jalankan dalam
Perseroan merupakan kontributor dominan dalam beberapa tahun terakhir masih tetap pada jalur
program perumahan nasional dengan penyerapan untuk mencapai visi Perseroan yaitu “Menjadi Best
kuota subsidi terbesar. Per Desember 2022, Perseroan Mortgage Bank in Southeast Asia pada Tahun 2025”.
menguasai 38,99% pangsa pasar kredit perumahan Kami berkomitmen terus-menerus melakukan inovasi,
rakyat (KPR) nasional, sedangkan di segmen KPR beradaptasi dengan dinamika bisnis perbankan
Subsidi, BTN menguasai 82,99% pasar. Penyaluran KPR maupun properti untuk memberikan layanan
oleh Perseroan sejak tahun 1976 lebih dari 5 juta unit terbaik bagi masyarakat. Komitmen tersebut makin
rumah. memicu kami untuk senantiasa menerapkan konsep
pembangunan permukiman berkelanjutan dengan
Besarnya kontribusi Bank BTN dalam penyaluran KPR, prinsip keseimbangan secara ekonomi, sosial, dan
tidak terlepas dari peran strategis Perseroan dalam lingkungan.
memperkuat ekosistem perumahan, yakni sebagai
enabler yang memberikan pembiayaan kepada dua sisi. Komitmen Mendukung Tujuan Pembangunan
Pemberian kepada sisi supply dilakukan melalui kredit Berkelanjutan [GRI 2-23, 2-24]
konstruksi kepada pengembang, sedangkan penyaluran
kepada sisi permintaan dijalankan dengan memberikan Perjalanan Perseroan dalam mencapai target kinerja
KPR kepada masyarakat. Dominasi Bank BTN dalam Keuangan Berkelanjutan selaras dengan dukungan
penyaluran KPR merupakan modal kuat bagi upaya Perseroan untuk memenuhi target-target pembangunan
mewujudkan visi Perseroan. berkelanjutan. Perseroan berkomitmen penuh untuk
mendukung inisiatif pencapaian TPB pemerintah
Selama 46 tahun bergerak di segmen KPR, Perseroan Indonesia guna memenuhi target-target pembangunan
makin mengukuhkan komitmennya sebagai bank berkelanjutan skala global dalam rumusan Sustainable
yang menyalurkan KPR sejak pertama kali didaulat Development Goals (SDGs).
pada 10 Desember 1976. Perseroan berinovasi
membangun dan mewujudkan Digital Mortgage untuk
memenuhi supply & demand terkait perumahan dengan
Melalui RAKB, Perseroan menyampaikan komitmen Dalam aspek tata kelola, Perseroan berkomitmen
terhadap penerapan Keuangan Berkelanjutan yang menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
berlandaskan konsep 3P (People, Planet, and Profit). yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) di setiap
Dalam penyusunan RAKB, Perseroan merencanakan aktivitas Perseroan. Kami secara rutin melaksanakan
serangkaian program yang dipersiapkan untuk serangkaian pelatihan dan sosialisasi mengenai
mendukung transformasi Perseroan dalam mencapai antikorupsi. Pelaksanaan pelatihan dan sosialisasi
pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan menyusun lima ini merupakan bentuk komitmen Perseroan dalam
pilar Keuangan Berkelanjutan yang dipetakan terhadap menerapkan GCG untuk menjadikan Perseroan bebas
pencapaian TPB. Kelima pilar yang telah dipersiapkan dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
kemudian diuraikan menjadi aktivitas-aktivitas inti
yang akan berdampak pada peningkatan kualitas Perseroan juga berkomitmen untuk menjunjung tinggi
lingkungan (environment), sosial (social), dan tata Hak Asasi Manusia (HAM). HAM menjadi salah satu
kelola (governance). fokus perhatian Perseroan dalam menjalankan kegiatan
bisnis, khususnya dalam menjalin hubungan dengan
Penerapan Keuangan Berkelanjutan juga tidak terlepas para pemangku kepentingan. Komitmen ini diterapkan
dari pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial dan dalam menjalin interaksi dengan para pemangku
Lingkungan (TJSL) sebagaimana diatur dalam Undang- kepentingan di lingkungan Perseroan maupun dengan
Undang Perseroan Terbatas. Berbagai kegiatan yang masyarakat di wilayah kerja Perseroan.
dilaksanakan dalam Program TJSL, turut mendukung
Perseroan untuk mencapai TPB. Seperti halnya RAKB, Penghargaan dan Apresiasi
komitmen dan pemetaan juga dilakukan Perseroan Komitmen dan kontribusi insan Perseroan, disertai
terhadap penerapan TJSL. dukungan para pemangku kepentingan pada aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan; telah menghasilkan
Sebagai salah satu lembaga pembiayaan terbesar kinerja positif. Hasil dari kinerja positif Perseroan selama
di Indonesia, Perseroan senantiasa berupaya periode pelaporan telah mengantarkan Perseroan pada
meningkatkan kinerja ekonomi dan inklusi keuangan. berbagai penghargaan nasional maupun internasional.
Selama tahun 2022, Perseroan berhasil memperoleh Pada ajang penghargaan internasional, Perseroan
laba bersih mencapai Rp3,05 triliun atau 117,53% dari mendapat kehormatan menerima penghargaan
Rencana Bisnis Bank. Pencapaian ini meningkat 28,69% sebagai Bank Transformasi Terbaik di Asia. Dalam
dibandingkan dengan tahun 2021, yang tercatat sebesar ajang yang diselenggarakan Euromoney, majalah
Rp 2,37 triliun. Dalam hal penyaluran kredit, Perseroan ekonomi ternama di Eropa, Perseroan dinilai telah
berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 298,28 triliun, menjalani transformasinya dengan baik dan fokus
naik Rp 23,45 triliun atau setara 8,53% dibanding tahun pada perluasan bisnis berbasis ekosistem perumahan.
sebelumnya, yaitu sebesar Rp 274,84 triliun. Apresiasi Euromoney merupakan salah satu pengakuan
yang akan menjadi pemicu semangat BTN guna
Sejalan dengan penerapan keberlanjutan, Perseroan menjalankan amanahnya sebagai mitra pemerintah
mendukung penuh komitmen pemerintah untuk dalam mengurangi defisit (backlog) perumahan.
menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). Perseroan
Haru Koesmahargyo
Direktur Utama
Kami selaku Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah melakukan evaluasi atas konten Laporan
Keberlanjutan ini serta menyatakan bahwa laporan telah mencakup seluruh topik keberlanjutan yang material bagi
Perseroan dan pemangku kepentingan Perseroan. Kami bertanggung jawab atas kebenaran isi Laporan Keberlanjutan ini.
Kami selaku Direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah melakukan evaluasi atas konten Laporan Keberlanjutan
ini serta menyatakan bahwa laporan telah mencakup seluruh topik keberlanjutan yang material bagi Perseroan dan
pemangku kepentingan Perseroan. Kami bertanggung jawab atas kebenaran isi Laporan Keberlanjutan ini.
KEUANGAN BERKELANJUTAN
Tanggung Jawab
Prosedur dan Sumber Daya
Produk Teknologi Sosial dan
Kebijakan Manusia
Lingkungan
Guna merealisasikan kelima pilar tersebut, Bank BTN merancang inisiatif berkelanjutan bagi program-program
pendukung core business di bawah BTN Ramah.
Kegiatan/program dalam
mendukung core bisnis Bank
BTN BTN dalam sektor perumahan
RAMAH yang memperhatikan aspek
sosial dan lingkungan
Untuk meningkatkan branding Divisi bisnis sebagai Dukungan ini diperlukan untuk
Bank BTN sebagai Bank yang lini terdepan Perseroan, menciptakan pembangunan
fokus dalam pembiayaan membutuhkan peran/ berkelanjutan di dalam
perumahan, maka diperlukan kontribusi dan divisi support lingkungan perumahan
keharmonisan program/ (shared service) untuk yang dibiayai oleh Perseroan
kegiatan untuk mendukung membantu terciptanya menuju lingkungan yang
bisnis Perseroan. ekosistem perumahan yang sehat, hijau, dan ramah
ramah lingkungan yang lingkungan.
tercermin dalam setiap
kegiatan.
Sebagai bentuk kepatuhan Perseroan mematuhi Peraturan POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan
Berkelanjutan untuk Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, Perseroan mulai mengimplementasikan
RAKB sehingga per 1 Januari 2019. RAKB disusun oleh Perseroan dengan berpedoman pada serangkaian regulasi
nasional dan internasional yang berhubungan dengan Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) yaitu:
Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) Perseroan ini disesuaikan dengan konsep People, Planet, dan Profit
(3P) sebagai wujud dukungan menyeluruh dari Perseroan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari
keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. 3P Sustainable Finance atau dikenal dengan
sebutan Triple bottom line ini adalah konsep bisnis berkelanjutan yang mengukur nilai kesuksesan sebuah perusahaan
menggunakan tiga kriteria, yaitu People (Sosial), Planet (Lingkungan), dan Profit (Ekonomi) yang dapat mendorong
Perseroan mengembangkan sektor ekonomi berkelanjutan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. RAKB memberikan arahan strategis bagi Perseroan dalam mengembangkan portofolio pembiayaan untuk
kegiatan usaha berkelanjutan serta perubahan-perubahan yang akan dilakukan Perseroan dalam proses bisnis dan
manajemen risiko. Perubahan yang dicapai merupakan perubahan yang relevan dalam rangka mengintegrasikan
pengelolaan risiko Environmental, Social, Governance (ESG) dalam kegiatan usaha bank.
Perseroan telah menyusun sejumlah program RAKB 2022 dan telah berupaya secara maksimal untuk mewujudkannya,
sebagai berikut: [OJK E.5]
Januari 2022
Februari 2022
Acara : Acara :
Indonesia’s Marketing Brands 16th Annual Indonesia Property &
Awards 2022 Millenials Choice Bank Award 2022
Maret 2022
Acara : Acara :
11th Anugerah BUMN 2022 11th Anugerah BUMN 2022
Maret 2022
Acara : Acara :
Indonesia Digital Innovation Award Digital Innovation Award 2022
2022
Penyelenggara : MNC Portal
Penyelenggara : Warta Ekonomi Indonesia
April 2022
Acara : Acara :
Infobank 11th Digital Brand Awards Infobank 11th Digital Brand Awards
2022 2022
April 2022
22 April 2022
The Best Annual Report For SOE’S Public Company - 2022
Acara :
Indonesia Corporate Secretary & Corporate Communication Award - VII - 2022
Acara : Acara :
Transparansi Emisi Korporasi 2022 Transparansi Emisi Korporasi 2022
Mei 2022
21 Mei 2022
Elisabeth Novie Riswanti - In Recognition of Top 100 Most
Outstanding Women 2022 in Financial Sector and SOE
Acara :
Top100 Most Outstanding Women in Financial Sector & SOE
Penyelenggara : Infobank
Juni 2022
Acara : Acara :
Digital Banking Award 2022 iNews Maker Awards 2022
Juli 2022
27 Juli 2022
Eko Waluyo - The Best Chief Compliance Officer
Acara :
GRC 2022 & Performance Excellence Award
Agustus 2022
Acara : Acara :
2th TJSL & CSR Award 2022 ICAII 2022
September 2022
Acara : Acara :
TOP GRC Awards 2022 TOP GRC Awards 2022
Acara : Acara :
TOP GRC Awards 2022 Property Indonesia Award 2022
Acara : Acara :
Property Indonesia Award 2022 Property Indonesia Award 2022
Acara : Acara :
Indonesia Banking Summit 2022 RM Award 2022
Oktober 2022
Acara : Acara :
Golden Property Awards ESG Disclosure Awards 2022
27 Oktober 2022
The Best Performance of Mortgage
Acara :
ACSA Award 2022
November 2022
Acara : Acara :
Most Popular Leader in Social Top 100 CEO Forum 2022
Media 2022
Penyelenggara : Infobank Bankers
Penyelenggara : PR Indonesia of The Year 2022
Acara : Acara :
Top 200 The Next Leaders 2022 Top 20 Financial Institutions 2022
Acara : Acara :
Best CFO 2022 OP 20 Financial Institution Awards
2022
Penyelenggara : The Finance
Penyelenggara : The Finance
November 2022
29 November 2022
Bank Syariah Terbaik
Acara :
Anugerah Syariah Republika 2022
Penyelenggara : Republika
Desember 2022
6 Desember 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai Badan Publik
Menuju Informatif
Acara :
Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2022
Acara : Acara :
TOP BUMN Award 2022 Indonesia Financial Brand Awards
2022
Penyelenggara : Bisnis Indonesia
Penyelenggara : The Iconomics
Acara : Acara :
Indonesia Top Financial Industry Good Corporate Governance Award
Executives 2022 2022
Acara : Acara :
2021 ASEAN Corporate Governance 2021 ASEAN Corporate Governance
Scorecard Award Scorecard Award
Disediakan untuk MBR tanpa membeda-bedakan Menyediakan rumah yang layak huni dan dilengkapi
suku, agama, ras dan sebagainya. Pembangunannya fasilitas MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Fasilitas ini akan
mengutamakan kaidah permukiman yang inklusif, mendorong penghuninya untuk berperilaku bersih
bukan eksklusif. Dengan penciptaan kondisi seperti sehingga tercipta keadaan yang baik di bidang
itu, diharapkan kompleks KPR BTN Bersubsidi terjaga kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.
kebersamaannya, keamanannya, dan ketangguhannya
sehingga kompleks dan penghuninya terus bertahan
dan berkelanjutan.
Selain pencapaian TPB melalui produk KPR, Perseroan turut mendukung pencapaian TPB secara langsung maupun
tidak langsung dengan pelaksanaan aktivitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Semua kegiatan tahun
2022 ini terangkum lengkap dalam setiap topik material pada Laporan Keberlanjutan Tahun 2022 yang dimana garis
besarnya diilustrasikan pada tabel di bawah ini:
Menjamin kehidupan yang • Pemberian bantuan sarana dan prasarana kebersihan kepada Walikota
sehat dan meningkatkan Parepare sebagai penunjang pola hidup sehat;
kesejahteraan seluruh • Penyaluran bantuan berupa mobil pengangkut sampah kepada Universitas
penduduk semua usia Lampung;
• Penyerahan satu unit kendaraan sarana kebersihan kepada UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten;
• Perseroan menyediakan fasilitas kesehatan bagi pegawai dan anggota
keluarganya.
Menjamin kualitas pendidikan • Pelatihan bisnis pengembang kepada calon developer melalui pelatihan
yang inklusif dan merata serta BTN Santri Developer;
meningkatkan kesempatan • Menyelenggarakan pelatihan kepada pegawai dengan total pelatihan 53,53
belajar sepanjang hayat untuk jam bagi pegawai laki-laki dan 54,81 jam pada perempuan
semua.
Mencapai kesetaraan gender • Perseroan membuka kesempatan yang luas bagi perempuan untuk
dan memberdayakan kaum berkarya dan berkarier;
perempuan. • Pemberdayaan kepada Kelompok Tani Wanita Lereng Saiyo.
Menjamin ketersediaan serta • Melalui berbagai program pembiayaan perumahan, Perseroan turut
pengelolaan air bersih dan menyediakan akses/ketersediaan air bersih dan sanitasi yang bisa
sanitasi yang berkelanjutan dimanfaatkan oleh seluruh pemilik rumah. Penyediaan air bersih dan
untuk semua. sanitasi juga menjadi salah satu Program TJSL Perseroan, terutama pada
saat musim kemarau.
Menjamin akses energi • Melalui berbagai program pembiayaan program perumahan, Perseroan
yang terjangkau, andal, menyediakan sumber energi yang terjangkau bagi Masyarakat
berkelanjutan, dan modern Berpenghasilan Rendah (MBR).
untuk semua.
Membangun infrastruktur • Memberikan akses kepada pelaku usaha skala kecil terhadap jasa keuangan
yang tangguh, meningkatkan melalui Program Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
industri inklusif dan melalui Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) BTN, Kredit Usaha Rakyat
berkelanjutan, serta (KUR), Program Pendanaan UMK, Kredit Linkage BTN;
mendorong inovasi. • Peluncuran aplikasi BTN Properti for Developer dalam rangka mewujudkan
ekosistem perumahan digital;
• Perseroan mendorong percepatan inklusi keuangan masyarakat melalui
Grebek Pasar 2022.
Mengurangi kesenjangan intra • Keberadaan Perseroan yang tersebar ke seluruh pelosok Indonesia
dan antar negara. membuka lapangan kerja dan membantu warga setempat untuk mampu
memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian, kesenjangan pendapatan
antar-penduduk yang selama ini menjadi masalah global bisa diperkecil;
• Perseroan mendorong percepatan inklusi keuangan masyarakat melalui
Grebek Pasar 2022;
• Memberikan apresiasi kepada sembilan atlet juara Paralympic Games.
Menjadikan kota dan • Menyediakan produk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) serta mendukung
permukiman inklusif, aman, Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk
tangguh, dan berkelanjutan. memiliki tempat tinggal yang aman dan terjangkau;
• Perseroan mendorong percepatan inklusi keuangan masyarakat melalui
Grebek Pasar 2022;
• Akad perdana KPR BTN untuk mitra gojek hasil kolaborasi BTN dengan
Kementerian PUPR dan Gojek;
• Melakukan revitalisasi Taman Kota Banda Aceh.
Menjamin pola produksi dan • Perseroan memiliki aplikasi e-Procurement yang mendukung penghematan
konsumsi yang berkelanjutan. kertas;
• Inovasi produk digital dan digitalisasi layanan perbankan sehingga
mengurangi pemakaian sumber daya alam dan produksi limbah;
• Pemberdayaan kepada Kelompok Tani Wanita Lereng Saiyo.
Mengambil tindakan cepat • Perseroan menerapkan Green Office di Gedung Kantor Pusat dan ikut serta
untuk mengatasi perubahan dalam Earth Hour untuk meningkatkan kesadaran terhadap energi;
iklim dan dampaknya. • Melakukan penanaman 7.000 bibit pohon mangrove di kawasan pariwisata
Hutan Mangrove, Desa Sedari, Kec. Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa
Barat;
• Melakukan penanaman 5.000 bibit pohon Tabebuya di lingkungan
perumahan mitra Perseroan.
Melestarikan dan • Melakukan penanaman 7.000 bibit pohon mangrove di kawasan pariwisata
memanfaatkan secara Hutan Mangrove, Desa Sedari, Kec. Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa
berkelanjutan sumber daya Barat.
kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan.
Menguatkan masyarakat yang • Pengisian Pakta Integritas oleh seluruh pegawai sesuai nilai-nilai Code of
Inklusif dan damai untuk Conduct.
pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses keadilan
untuk semua, dan membangun
Kelembagaan yang efektif,
akuntabel, dan inklusif di
semua tingkatan.
Menguatkan Sarana • Perseroan berpartisipasi aktif pada pengisian kuesioner climate change
Pelaksanaan dan Merevitalisasi Carbon Disclosure Project (CDP) untuk meningkatkan kontribusi Perseroan
Kemitraan Global untuk dalam implementasi Keuangan Berkelanjutan;
Pembangunan Berkelanjutan. • Perseroan merupakan anggota dari Task Force on Climate-related Financial
Disclosures.
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Perseroan telah menerbitkan Laporan Keberlanjutan Berdasarkan POJK, Laporan Keberlanjutan adalah
setiap tahunnya sejak tahun 2009. Laporan laporan yang diumumkan kepada masyarakat yang
Keberlanjutan Tahun 2022 merupakan laporan ke-14 memuat kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan
dan laporan sebelumnya terbit pada Februari 2022. lingkungan hidup suatu LJK, emiten, dan perusahaan
Laporan ini mengungkapkan kinerja Perseroan yang publik dalam menjalankan bisnis berkelanjutan. Oleh
mencakup Kantor Pusat dan Kantor Cabang di seluruh sebab itu, bentuk dari Laporan Keberlanjutan Perseroan
Indonesia dalam kurun waktu satu tahun, mulai 1 mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Januari hingga 31 Desember 2022 sesuai dengan yang No. 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan
disampaikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi per Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. Melalui surat
31 Desember 2022. [GRI 2-2] [GRI 2-3] edaran tersebut, seluruh perusahaan publik atau emiten
diwajibkan untuk menyertakan laporan mengenai
Penyusunan Laporan Keberlanjutan merupakan wujud Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam Laporan
kepatuhan dan komitmen Perseroan terhadap berbagai Tahunan atau dalam sebuah laporan terpisah, seperti
regulasi, antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Laporan Keberlanjutan.
(POJK) No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan
Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Perseroan telah memastikan bahwa data dan informasi
Emiten, dan Perusahaan Publik. Dalam Pasal 10, POJK dalam laporan ini telah tersaji secara akurat untuk
No. 51/POJK.03/2017 secara tegas menyebutkan, memenuhi prinsip pelaporan yang baik. Meskipun
“LJK, emiten, dan perusahaan publik wajib menyusun demikian, apabila terdapat perubahan data atau
Laporan Keberlanjutan.” Dalam konteks ini, Perseroan informasi pada laporan sebelumnya, misalnya karena
telah menerbitkan laporan secara sukarela sejak tahun perbedaan metode pengukuran, kami akan memberi
2009, jauh sebelum regulasi ditetapkan. tanda *disajikan kembali. [GRI 2-4]
Melalui Laporan Keberlanjutan ini, Perseroan menyampaikan kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan lingkungan hidup
beserta dampaknya yang disusun sesuai dengan beberapa kebijakan, standar, dan inisiatif pelaporan. Hal ini menjadi
wujud dari komitmen Perseroan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs) yang telah diadopsi Indonesia menjadi SDGs Indonesia (http://sdgsindonesia.or.id/).
Perseroan menerbitkan Laporan Keberlanjutan dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Data
keuangan dalam laporan ini sudah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk keperluan Laporan Tahunan Perseroan.
Data keuangan yang kami sampaikan menggunakan nominasi Rupiah, kecuali diindikasikan lain. Sementara itu, data
kuantitatif dalam laporan ini disajikan dengan menggunakan prinsip daya banding (comparability) minimal dalam dua
tahun, sehingga pengguna laporan dapat menganalisis tren kinerja Perseroan. Selain edisi cetak, laporan dapat dilihat
dan diunduh melalui situs resmi Perseroan: www.btn.co.id.
1 2 3 4
Proses penentuan konten Laporan Keberlanjutan dilaksanakan oleh Perseroan dengan memperhatikan penerapan
prinsip pelaporan yang disusun oleh GRI pada Pedoman Standar GRI, yakni:
3. Materialitas (Materiality)
Mengungkapkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang relevan dengan dampak kegiatan bisnis Perseroan,
serta signifikan dalam evaluasi dan pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.
4. Kelengkapan (Completeness)
Mengungkapkan semua aspek keberlanjutan yang material beserta batasannya yang relevan sehingga para pemangku
kepentingan dapat mengevaluasi kinerja keberlanjutan Perseroan dalam periode pelaporan.
Berikut adalah bagan alur proses penetapan konten Laporan Keberlanjutan Perseroan, termasuk di dalamnya keempat
langkah penetapan konten laporan dan prinsip peLaporan Keberlanjutan sesuai Pedoman Standar GRI.
1 2 3
Laporan
Pelibatan Pemangku Kepentingan
ULASAN
Konteks Keberlanjutan Pelibatan Pemangku Kepentingan
Review
Pengulasan konten laporan menjadi proses selanjutnya yang berguna untuk memastikan pemenuhan delapan prinsip
kualitas Laporan Keberlanjutan yang direkomendasikan oleh GRI, meliputi:
Informasi yang disajikan harus akurat dan detail sehingga dapat digunakan oleh para pemangku
Akurasi
kepentingan untuk menilai kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan yang disajikan harus memuat aspek positif maupun negatif sehingga dapat
Keseimbangan
dinilai secara rasional dan menyeluruh.
Informasi yang disajikan harus mudah dipahami dan terbuka bagi para pemangku kepentingan
Kejelasan
untuk diakses.
Informasi yang disajikan harus konsisten dan dapat digunakan oleh pemangku kepentingan
untuk menilai perubahan kinerja yang terjadi pada Perseroan dalam jangka waktu tertentu, dapat
Daya Banding
dengan menyertakan data dan informasi untuk beberapa tahun sebelum periode pelaporan yang
digunakan.
Laporan harus memberikan informasi yang cukup untuk memungkinkan penilaian dampak
Kelengkapan
perusahaan selama periode pelaporan.
Informasi yang disajikan harus melaporkan dampak dalam konteks pembangunan berkelanjutan
Konteks Keberlanjutan
yang lebih luas.
Laporan harus diterbitkan secara rutin sehingga pemangku kepentingan dapat mengambil
Ketepatan Waktu
keputusan secara tepat waktu berdasarkan informasi yang tersedia.
Laporan harus memuat dan menggunakan informasi serta proses yang digunakan dalam
Keandalan menyiapkan laporan, yang dapat diperiksa dan mencerminkan kualitas dan materialitas dari
informasi yang disajikan
Pada Laporan Keberlanjutan ini, terdapat 24 isu keberlanjutan yang berhasil diidentifikasi dan dinilai material melalui
proses analisis materialitas. Topik material dalam laporan ini tidak terdapat perbedaan signifikan dengan topik material
yang ditetapkan pada Laporan Keberlanjutan Perseroan tahun sebelumnya, yaitu tahun 2021. Komitmen nasional dan
internasional terkait perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan masih menjadi dasar pertimbangan, acuan, dan
motivasi bagi Perseroan untuk terus mengoptimalkan peran dan kontribusi dalam pencapaian kinerja keberlanjutan
terkait aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini selaras dengan perhatian para pemangku kepentingan yang
menjadi fokus utama Perseroan dalam menjalankan bisnis. [GRI 3-2]
Perseroan telah memetakan topik-topik material beserta penjelasan terkait pendekatan materialitas pada matriks
keberlanjutan di bawah ini:
Berpengaruh pada Penilaian dan Pengambilan
4 10 12 13 1 2 3 5
Keputusan Pemangku Kepentingan
14 15 16 17 6 7 8 9
20 21 22 23 11 18 19
Tinggi
24
Sedang
Rendah
No Materialitas No Materialitas
1 Kinerja Ekonomi 13 Pekerja Anak
2 Keberadaan Pasar 14 Praktik Pengadaan
3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung 15 Nondiskriminasi
4 Antikorupsi 16 Kerja Paksa
5 Portofolio Produk 17 Keberadaan Serikat
6 Kepegawaian 18 Emisi Gas Rumah Kaca
7 Pendidikan dan Pelatihan 19 Energi
8 Keberagaman dan Kesetaraan Peluang 20 Air
9 Masyarakat Lokal 21 Limbah
10 Kepatuhan Sosial Ekonomi 22 Material
11 Privasi Nasabah 23 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
12 Pemasaran & Pelabelan 24 Kepatuhan Lingkungan
Topik-topik keberlanjutan yang relevan dipetakan menjadi tiga tingkatan berdasarkan skala prioritas, yaitu tinggi,
sedang, dan rendah. Topik-topik keberlanjutan yang termasuk ke dalam kategori tinggi-sedang menjadi topik material
yang disajikan dalam laporan ini dengan batasan topik yang disajikan dalam daftar berikut: [GRI 3-1] [GRI 3-2]
Topik Ekonomi
Kinerja Ekonomi Menggambarkan pencapaian 201-1, 201-3, Pegawai, Pemegang Nasabah, Investor, Pemerintah
dan kinerja Perseroan selama 201-4 Saham, Serikat dan Otoritas Jasa Keuangan,
tahun pelaporan. Pekerja Mitra Pengembang, Mitra
Kerja / Pemasok, Organisasi
Masyarakat/ Sosial/Lembaga
Swadaya Masyarakat, Media,
Organisasi Bisnis
Keberadaan Pasar Menggambarkan komitmen 202-1 Pegawai, Serikat Pemerintah dan Otoritas Jasa
Perseroan terhadap upah Pekerja Keuangan
minimum karyawan sehingga
mereka mampu mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Dampak Ekonomi Menggambarkan manfaat 203-1, 203-2 Pegawai Mitra Kerja / Pemasok
Tidak Langsung atas keberadaan Perseroan
bagi masyarakat.
Praktik Pengadaan Menggambarkan komitmen 204-1 Pegawai, Pemegang Nasabah, Investor, Pemerintah
Perseroan terhadap Saham dan Otoritas Jasa Keuangan,
keberadaan pemasok lokal. Media
Portofolio Produk Menggambarkan komitmen FS3, FS5, FS6, Pegawai, Pemegang Nasabah, Investor, Pemerintah
Perseroan tentang FS7, FS8, Saham, Serikat dan Otoritas Jasa Keuangan,
pentingnya kejelasan dan FS10, FS15, Pekerja Mitra Pengembang, Mitra Kerja
kelengkapan informasi FS16 / Pemasok, Media, Organisasi
mengenai produk yang Bisnis
dimiliki dan ditawarkan
kepada konsumen/nasabah.
Antikorupsi Menggambarkan 205-2, 205-3 Pegawai, Pemegang Nasabah, Investor, Pemerintah
komitmen Perseroan dalam Saham, Serikat dan Otoritas Jasa Keuangan,
menjalankan usaha secara Pekerja Mitra Pengembang, Mitra Kerja
bersih dan transparan, serta / Pemasok, Media, Organisasi
menjauhi praktik tercela Bisnis
seperti korupsi yang bisa
berdampak pada tingkat
kepercayaan nasabah kepada
bank.
Topik Lingkungan
Emisi Gas Rumah Menggambarkan kepedulian 305-1, 305-2, Pegawai Investor, Pemerintah dan
Kaca Perseroan terhadap emisi gas 305-3, 305-4, Otoritas Jasa Keuangan, Mitra
rumah kaca yang dihasilkan 305-5, 305-6, Kerja / Pemasok, Media
dalam kegiatan operasional. 305-7
Material Menggambarkan kepedulian 301-1, 301-2, Pegawai Mitra Kerja / Pemasok
Perseroan terhadap 301-3
pengelolaan material
(kertas) yang dalam proses
pembuatannya memerlukan
batang pohon sebagai bahan
baku.
Energi Menggambarkan kepedulian 302-1, 302-2, Pegawai Mitra Pengembang, Mitra Kerja
Perseroan terhadap 302-3, 302-4, / Pemasok
pengelolaan energi yang 302-5
ketersediaannya kian
terbatas.
Air Menggambarkan kepedulian 303-1, 303-3, Pegawai Mitra Pengembang, Mitra Kerja
Perseroan terhadap 303-5 / Pemasok
pengelolaan sumber daya air
yang ketersediaannya kian
terbatas.
Efluen dan Limbah Menggambarkan kepedulian 306-2, 306-4 Pegawai Mitra Pengembang, Mitra Kerja
Perseroan dalam mengelola / Pemasok
air limbah sehingga tidak
mencemari lingkungan.
Kepatuhan Menggambarkan komitmen 307-1 Pegawai, Pemegang Investor, Pemerintah dan
Lingkungan terhadap berbagai peraturan Saham Otoritas Jasa Keuangan, Mitra
lingkungan sehingga Kerja / Pemasok, Media
operasional Perseroan tidak
berdampak negatif bagi
lingkungan.
Topik Sosial
Kepegawaian Menggambarkan komitmen 401-1, 401-2, Pegawai, Serikat Nasabah, Pemerintah dan
Perseroan tentang 401-3 Pekerja Otoritas Jasa Keuangan, Mitra
pentingnya pengelolaan Kerja / Pemasok
pegawai/ SDM.
Kesehatan dan Menggambarkan 403-1, 403-2, Pegawai, Serikat Nasabah, Pemerintah dan
Keselamatan Kerja komitmen Perseroan dalam 403-3, 403-4, Pekerja Otoritas Jasa Keuangan, Mitra
menyediakan tempat kerja 403-5, 403-6, Pengembang, Mitra Kerja /
yang aman dan nyaman. 403-7, 403-8, Pemasok, Organisasi Bisnis
403-9, 403-10
Pelatihan dan Menggambarkan komitmen 404-1, 404-2, Pegawai, Serikat Nasabah, Mitra Kerja
Pendidikan Perseroan dalam upaya 404-3 Pekerja / Pemasok, Organisasi
meningkatkan kompetensi Masyarakat/Sosial/Lembaga
pekerja. Swadaya Masyarakat
Keanekaragaman Menggambarkan komitmen 405-1, 405-2 Pegawai, Serikat Nasabah, Pemerintah dan
dan Kesempatan Perseroan dalam kesetaraan Pekerja Otoritas Jasa Keuangan
Setara karyawan untuk berkembang
tanpa membedakan jenis
kelamin.
Nondiskriminasi Menggambarkan komitmen 406-1 Pegawai, Pemegang Nasabah, Investor, Pemerintah
Perseroan dalam menghargai Saham, Serikat dan Otoritas Jasa Keuangan,
kesamaan antarsesama. Pekerja Mitra Pengembang, Mitra Kerja
/ Pemasok, Media, Organisasi
Bisnis
Melalui metode pemetaan pemangku kepentingan, Perseroan telah mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan
utama untuk dilibatkan dalam membahas isu-isu penting yang dihadapi oleh Perseroan. Dengan demikian, Perseroan
dapat mengklasifikasi dengan akurat pemangku kepentingan yang paling berkepentingan dengan Perseroan
secara timbal balik, bentuk hubungan yang dijalin, topik yang perlu dikomunikasikan, dan upaya yang tepat untuk
memaksimalkan karakteristik media komunikasi. Upaya tersebut bertujuan untuk mencapai target lanjutan yang
diharapkan Perseroan melalui komunikasi yang efektif. Daftar pemangku kepentingan selengkapnya disajikan dalam
tabel berikut. [GRI 2-29]
Perseroan memercayakan CBC Global Indonesia untuk melakukan proses penjaminan mutu pada Laporan Keberlanjutan
Tahun 2022. CBC Global Indonesia adalah lembaga penjamin mutu yang telah tersertifikasi standar penjaminan mutu
tingkat internasional, yaitu standar AA1000AS v3 dengan nomor lisensi 000-310. Hasil laporan penjaminan mutu
dilampirkan pada halaman 192. [GRI 2-5] [OJK G.1]
Dewan Komisaris dan Direksi telah melakukan kajian untuk memastikan seluruh topik material telah tercakup dalam
laporan kemudian menyetujui dan menandatangani laporan ini yang dapat dilihat pada halaman 16 dan 17. [GRI 2-14]
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
NAMA PERUSAHAAN [GRI 2-1] [OJK C.2] BENTUK HUKUM [GRI 2-1]
VISI
“Menjadi Best Mortgage
Bank in Southeast Asia pada
Tahun 2025”
MISI
• Secara aktif mendukung pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat
Indonesia melalui kepemilikan rumah.
• Mewujudkan kehidupan yang diimpikan jutaan rakyat Indonesia melalui
penyediaan rumah yang layak.
• Menjadi One of Home of Indonesia's Best Talent
• Meningkatkan shareholder value dengan berfokus pada
pertumbuhan profitabilitas yang berkelanjutan sebagai
perusahaan blue chip dengan prinsip manajemen risiko
yang kokoh.
• Menjadi mitra keuangan bagi para pemangku
kepentingan dalam ekosistem perumahan dengan
menyediakan solusi menyeluruh dan layanan terbaik
melalui inovasi digital.
Amanah
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara.
Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
ataupun menghadapi perubahan.
Kolaboratif
Membangun kerja sama yang sinergis.
Amanah
• Memenuhi janji dan komitmen.
• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan.
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
Kompeten
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
• Membantu orang lain belajar.
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
• Suka menolong orang lain.
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal
• Menjaga nama baik sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
• Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.
Adaptif
• Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
• Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
• Bertindak proaktif.
Kolaboratif
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Adapun bidang usaha yang dapat dilakukan Perseroan - Surat pengakuan hutang dan kertas dagang
meliputi hal-hal sebagai berikut ini: lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat
• Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk dimaksud;
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat - Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat
deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang Jaminan Pemerintah;
dipersamakan dengan itu; - Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
• Memberikan kredit; - Obligasi;
• Menerbitkan surat pengakuan hutang; - Surat dagang berjangka waktu sesuai dengan
• Membeli, menjual atau menjaminkan atas risiko peraturan perundang-undangan;
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah - Instrumen surat berharga lain yang berjangka
nasabahnya: waktu sesuai dengan peraturan perundang-
- Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi undangan.
oleh Perseroan selaku Bank yang masa • Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri
berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan maupun untuk kepentingan nasabah;
dalam perdagangan surat dimaksud; • Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
PRODUK
Perbankan Konvensional
Perbankan Syariah
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan • Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun atau perusahaan lain di bidang keuangan;
dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya; • Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara
• Menerima pembayaran dari tagihan atas surat untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, termasuk
berharga dan melakukan perhitungan dengan atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
antar pihak ketiga; dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya
• Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank
surat berharga; Indonesia.
• Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan • Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan
pihak lain berdasarkan suatu kontrak; pengurus dana pensiun sesuai ketentuan dalam
• Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada peraturan perundang-undangan;
nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang • Melakukan kegiatan jasa keuangan, commercial
tidak tercatat di Bursa Efek; banking dan investment banking lainnya;
• Melakukan pembiayaan dan/atau melakukan • Melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip
kegiatan lain termasuk melakukan kegiatan Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan oleh otoritas yang berwenang dan peraturan
ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia; perundang-undangan;
• Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu • Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
kredit dan kegiatan wali amanat; oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan
• Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan peraturan perundang-undangan.
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang
berwenang;
Selain kegiatan usaha utama tersebut, Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang dalam rangka optimalisasi
sumber daya yang dimiliki untuk mendukung kegiatan usaha utama sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan. Seluruh Kegiatan usaha menurut Anggaran Dasar telah dijalankan oleh Perseroan.
JASA
Area Operasional dan Pasar yang Dilayani [GRI 2-1] [GRI 2-6] [OJK C.3]
Pada tahun pelaporan, Perseroan hanya beroperasi di 1 (satu) negara, yaitu Indonesia. Lokasi Kantor Pusat Perseroan
berada di Jakarta dengan jaringan kantor tersebar di 38 (tiga puluh delapan) provinsi di Indonesia.
Kalimantan
Sumatera
Jawa
Keterangan 2022 2021 2020
I. JARINGAN KONVENSIONAL
Kantor Wilayah 6 6 6 Bali dan Nusa Tenggara
Kantor Cabang 80 79 78
Kantor Cabang Pembantu 539 545 561
Kantor Layanan Setara Kantor Kas 2.922 2.922 2.922
Kantor Fungsional 3 55 56 Berpedoman pada Peraturan
Mobil Kas Keliling - 51 23 Otoritas Jasa Keuangan Nomor
12/POJK.03/2021 tanggal 30 Juli
Keterangan 2022 2021 2020 2021 tentang Bank Umum, terdapat
penyederhanaan pencatatan
II. JARINGAN SYARIAH
jaringan kepada Regulator OJK
Kantor Cabang Syariah 30 29 25 yaitu Kantor Bank yang berada di
Kantor Cabang Pembantu Syariah 74 68 66 bawah Kantor Cabang hanya Kantor
Kantor Fungsional Syariah 6 12 12 Cabang Pembantu dan Kantor
Fungsional sehingga terdapat
Keterangan 2022 2021 2020 penyetaraan status Kantor Kas
III. JARINGAN menjadi Kantor Cabang Pembantu
dan Payment Point menjadi Kantor
ATM dan CRM 2.117 2.115 2.086 Fungsional.
Sulawesi
Adapun persentase pengadaan barang dan jasa pemasok Perseroan sebagai berikut: [GRI 204-1]
Selain itu, tidak terdapat perubahan pada komposisi pemegang saham. Adapun terdapat penambahan jumlah pemasok
pada rantai pasokan Perseroan, namun tidak terdapat perubahan signifikan terkait lokasi pemasok dan struktur rantai
pasokan pada tahun 2022.
Inisiatif Eksternal
Perseroan secara aktif mendukung inisiatif eksternal sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan penerapan
Keuangan Berkelanjutan dan merespon terhadap perubahan iklim. Perseroan mengikuti berbagai panduan yang
dikembangkan oleh pihak luar (eksternal) yang berlaku secara nasional maupun internasional, misalnya sertifikasi.
Perseroan telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner climate change Carbon Disclosure Project (CDP). Selain itu,
Perseroan juga merupakan anggota Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD). Selanjutnya, Perseroan
juga telah menyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) sesuai dengan POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang
Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. [TCFD Risk.b]
Pada tahun 1974, Pemerintah menunjuk Perseroan sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR), sejalan dengan Program Pemerintah yang tengah menggalakkan program perumahan untuk rakyat. Di
tahun 1976, Perseroan melakukan realisasi pertama kali di Perumahan Tanah Mas Kota Semarang. Pada tanggal 29
April 1989, Bank mulai beroperasi sebagai bank umum milik negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
1992, status Bank diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Akta pendirian Bank sebagai Persero
dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim, S.H., No. 136 tanggal 31 Juli 1992 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
dengan Surat Keputusan No. C2-6587.HT.01.01.TH.92 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam Berita Negara
No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 6A.
Pada tahun 1994, Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/55/KEP/DIR tanggal 23 September
1994, Perseroan mendapatkan izin operasi sebagai Bank Devisa dan selanjutnya Perseroan ditunjuk sebagai Bank
komersial yang fokus pada pembiayaan rumah pada tahun 2002. Perseroan telah mendapatkan persetujuan dari Bank
Indonesia untuk melakukan kegiatan umum perbankan berdasarkan prinsip syariah melalui surat No. 6/1350/DPbS
tanggal 15 Desember 2004. Perseroan mulai melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 14
Februari 2005 dengan mulai beroperasinya cabang syariah pertama di Jakarta - Harmoni.
Pada tahun 2009, Perseroan melakukan sekuritisasi KPR pertama di Indonesia. Perseroan melakukan sekuritisasi aset
melalui pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK-EBA), lalu pada 17 Desember 2009
melakukan Penawaran Umum Saham Perdana/Initial Public Offering (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia. Tahun
2015, Perseroan berperan penting dalam membantu Program Pemerintah “Program Sejuta Rumah Untuk Rakyat”.
Perseroan telah ditunjuk sebagai salah satu Bank yang mendukung program pemerintah melalui pembiayaan KPR.
Pada tahun 2017, perjalanan proses transformasi digital banking Perseroan terus berlanjut. Dari sisi bisnis, Perseroan
terus meningkatkan pelayanan perbankan dengan mengakselerasi tahapan transformasi di era digital, salah satunya
dengan membuka Smart Branch. Smart Branch Perseroan dilengkapi dengan beragam layanan untuk memfasilitasi
kebutuhan nasabah dalam memperoleh informasi perbankan, melakukan komunikasi, transaksi, registrasi, dan
pembukaan rekening.
Pada tahun 2019, Perseroan menjadi Housing Market Maker dan memperkuat posisi sebagai Bank Terbesar ke-5.
Selanjutnya, tahun 2022 ini merupakan tahun yang penting mengingat pada tahun 2022 ini merupakan kali kedua
Perseroan menggelar Rights Issue atau penerbitan saham baru setelah tahun 2012 lalu. Rights Issue dimaksud menjadi
salah satu upaya Perseroan untuk meningkatkan ekspansi kredit sekaligus memperkuat modal untuk mengawal misi
Perseroan menjadi Best Mortgage Bank in South East Asia.
Seperti yang telah diuraikan di atas, Perseroan memiliki sejarah panjang hingga akhirnya menjadi seperti saat ini;
mulai dari nama Bank Tabungan Pos pada tahun 1950 hingga menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
1897-1950
Didirikan dengan nama “Postspaarbank” pada 1897 masa Pemerintahan Hindia Belanda, kemudian berubah nama
menjadi “Tyokin Kyoku” atau “Kantor Tabungan” pada 1942 semasa Pemerintahan Jepang. Kembali berubah nama
menjadi “Kantor Taboengan Pos” pada 1945 saat masa kemerdekaan Republik Indonesia.
1950
9 Februari 1950, dilakukan perubahan nama menjadi “Bank Tabungan Pos” oleh Pemerintah RI.
1963
22 Juni 1963 efektif berubah nama menjadi "Bank Tabungan Negara"
2009 – Sekarang
17 Desember 2009 resmi melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Status hukum
Bank menjadi perusahaan terbuka dengan nama “PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk”
Bisnis dan cakupan wilayah usaha Perseroan kian meluas tiap waktunya, terlebih setelah menjadi perusahaan publik
emiten dengan Kode Saham BBTN. Perseroan berhasil menjangkau pangsa pasar hingga ke 38 provinsi di Indonesia per
31 Desember 2022. Dalam menjalankan operasional usaha, selain Kantor Pusat, Perseroan memiliki 6 Kantor Wilayah,
110 Kantor Cabang (termasuk 30 Kantor Cabang Syariah) 606 Kantor Cabang Pembantu (termasuk 69 Kantor Cabang
Pembantu Syariah), 3 Kantor Fungsional, 5 Kantor Kas Syariah, 6 Kantor Fungsional Syariah, 2.117 E-Channel (ATM dan
CRM) dan 2 Kantor Layanan Setara Kantor Cabang Pembantu (KLKCP).
Jejak langkah
Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Pembentukan Usaha Unit Direkapitalisasi oleh Pemerintah
Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) Syariah dan dibuka Kantor RI dengan nilai Rp.13,6 Triliun.
pertama di Indonesia. Perseroan melakukan Cabang Syariah pertama di
Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan Jakarta Harmoni
listing di Bursa Efek Indonesia (Go Public).
Pengintegrasian Bank-Bank
Dikukuhkan sebagai badan Bank Tunggal kembali
Umum Negara dan Bank
hukum di bawah Kementerian dipecah dan dibuka kembali
Tabungan Negara ke dalam
Perhubungan dan diizinkan Bank Tabungan Negara
Bank Sentral
membuka Kantor Cabang. disingkat BTN.
4 Juni
1953 1963 1965 1968 1971
1965
Struktur Organisasi
Shareholders Meeting
Board of Director
Direktur Utama
SEVP
Wholesale
Banking
Corporate
Commercial Wealth Syndication Marketing Commercial Asset
Communication Management 1 Digital Channel
Banking Management & Transaction
Banking
IT Strategic
Retail Funding & Financial Commercial Asset
SME Banking Planning &
Services Institution & Management 2 Development
Capital Market
Consumer
Non subsidized Collection,
Institutional Wholesale
Mortgage & Recovery & Asset IT Operations
Funding Transaction
Personal Lending Sales
Procurement Data
Subsidized Service Quality & Management &
Mortgage Lending Distribution & Fixed Asset
Management Analytics
Sharia
Business Regional Offices IT Security
Asset & Liability IT Steering Risk Management Human Capital Credit Policy
Committee Committee Committee Committee Committee
Committee Board Business Support Shared Service Garis Komando Garis Koordinasi
Board of
Commissioner
Direktur
Direktur Direktur Risk Human Capital,
Finance Management Compliance &
Legal
Audit
SEVP Committee
Compliance &
Legal
Remuneration
& Nomination
Committee
Retail Credit Human Capital Internal
Treasury Legal Audit
Risk Strategy Risk Monitoring
Committee
Investor Transformation
Relations & & Partnership
Research Management
Transformation
Credit Business
Steering
Committee Committee
Committee
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Tabel Perbandingan Rencana Bisnis Bank dan Realisasi Keuangan 2022 [OJK F.2]
Pada tanggal 9 Februari 2022 PT Bank Tabungan Negara masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah
(Persero) Tbk memperingati HUT yang ke-72. Untuk layak dan menjadi motor penggerak program
menyemarakkan Ulang Tahun ke-72, BTN memberikan pemerintah dalam sejuta rumah. BTN akan terus
berbagai macam program dan promo yang menarik, melakukan penyaluran program KPR FLPP Sejahtera
khususnya terkait perumahan. BTN mempersembahkan secara tepat sasaran, sehingga dapat mendukung
Virtual Property Expo yang didukung oleh 72 mitra penurunan backlog perumahan, terutama pada
pengembang BTN dengan 172 proyek terbaik khusus segmentasi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal
untuk masyarakat yang sedang mencari properti. Tidak ini merupakan upaya BTN dalam mencapai visi untuk
hanya itu, BTN menawarkan promo suku bunga kredit “Menjadi Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada
pemilikan rumah (KPR) khusus HUT BTN ke-72 sebesar Tahun 2025”. Upaya BTN dalam mewujudkan rumah
3,72 persen. Promo ini diharapkan bisa mendukung impian masyarakat secara langsung berkontribusi
pemerintah dalam mewujudkan realisasi program terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
sejuta rumah untuk masyarakat. Selain itu, dalam rangka poin ke-6 mengenai ketersediaan serta pengelolaan
perayaan HUT ke-72 BTN juga melaksanakan akad air bersih dan sanitasi dan TPB 7 mengenai penyediaan
massal di seluruh Indonesia untuk produk KPR Milenial sumber energi dengan tarif menyesuaikan penghuninya
yang dilakukan secara serentak serta meluncurkan sebagai MBR. Program ini juga mendukung pencapaian
Arsitektur BTN Melayani. TPB lainnya, seperti TPB 10 mengenai pengurangan
kesenjangan dan TPB 11 mengenai akses terhadap
Pada usia ke-72 BTN berkomitmen untuk tetap menjadi perumahan dan meningkatkan mutu pemukiman di
pendamping pemerintah dan memegang peranan masyarakat.
dalam pembiayaan perumahan untuk memudahkan
Penyaluran Kredit
Perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp298,28 triliun sampai akhir tahun 2022. Jumlah tersebut mengalami
peningkatan sebesar Rp23,45 triliun, atau setara 8,53%, dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp274,84 triliun.
Pencapaian tersebut memenuhi 99,09% dari RBB 2022 sebesar Rp301,02 triliun.
Penyaluran kredit yang dilaksanakan oleh Perseroan merupakan bentuk komitmen dalam mendukung Program Sejuta
Rumah sebagai upaya mengurangi defisit perumahan (backlog). Volume penyaluran kredit konsumer Perseroan
tercatat sebanyak 194.448 unit rumah. Nilai ini naik sebesar 33.424 unit, atau setara 20,76% dibanding tahun 2021
yang mencapai 161.024 unit rumah. Peningkatan tersebut berasal dari naiknya Kredit Perumahan KPR Subsidi sebanyak
30.797 unit, atau setara 29,13% dan Kredit Perumahan KPR Nonsubsidi sebanyak 4.404 unit atau setara 15,95% apabila
dibandingkan dengan tahun 2021.
Nilai penyaluran produk Kredit Konsumer per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp218.395 miliar, bertambah
Rp15.050 miliar, atau setara 7,40% dibanding tahun 2021 yang mencapai Rp203,34 miliar. Peningkatan tersebut
berasal dari pertumbuhan Kredit Perumahan sebesar Rp14.633 miliar atau setara 7,43%.
Selain itu, jumlah nilai penyaluran Kredit Konsumer juga dikontribusi oleh Kredit Nonperumahan sebesar Rp6,8 miliar.
Angka ini naik sebesar Rp417 juta atau setara 6,46%.
Kinerja Keuangan
Perseroan melakukan pelaporan keuangan secara transparan dan menyeluruh, yang dituangkan dalam Laporan
Tahunan 2022. Selama tahun 2022, Perseroan mencatatkan kinerja keuangan yang membanggakan. Capaian tersebut
berdasarkan pada indikator kinerja keuangan yang baik, seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
Selama tahun 2022, Perseroan mengelola keuangan secara mandiri dan tidak menerima bantuan finansial dari
pemerintah. Selain itu, tidak ada pendapatan Perseroan yang diperoleh dari peluang dan/atau implikasi finansial
karena perubahan iklim. Perseroan menampilkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan seperti
ditampilkan pada tabel di bawah ini. [GRI 201-1, 201-2, 201-4]
Tidak hanya pembayaran dividen, Perseroan juga memberikan kontribusi kepada negara melalui beberapa jenis
pembayaran pajak. Pajak yang dibayarkan Perseroan pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp2,46 triliun. Jumlah ini
mengalami kenaikan dari nilai tahun 2021, yaitu Rp2,44 triliun.
Sebagai bank dengan fokus di sektor perumahan, Pemanfaatan lahan perkotaan juga makin mempersulit
Perseroan mengemban amanah dari pemerintah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk
melalui program “Sejuta Rumah Untuk Rakyat” yang memiliki rumah, karena kenaikan harga tanah tiap
diinisiasi oleh Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla pada tahunnya menjadi faktor utama kenaikan harga
tahun 2015. Program tersebut mendapat sambutan rumah. Dari sisi regulasi, pemerintah belum mampu
baik dari masyarakat lantaran permintaan masyarakat membentuk lembaga atau menyediakan produk hukum
terhadap rumah layak huni (housing demand) yang yang memadai guna mengendalikan harga tanah. Di
terus meningkat setiap tahun, tetapi berbanding sisi lain, jumlah pengembang perumahan pun masih
terbalik dengan ketersediaan rumah layak huni (housing terbatas. Hal ini mengakibatkan tingkat ketersediaan
supply). Hal tersebut menjadi salah satu masalah besar jumlah rumah yang dibangun oleh pengembang tidak
di Indonesia ditambah dengan jumlah pengembang mampu memenuhi permintaan masyarakat.
(developer) perumahan yang masih terbatas.
Didorong dengan semangat juang untuk mengurangi
Permasalahan defisit perumahan di Indonesia memang defisit perumahan, Perseroan hadir sebagai Agen
telah menjadi tantangan sejak lama. Hal ini disebabkan Pembangunan (Agent of Development) di tengah
oleh kesenjangan antara jumlah ketersediaan, masyarakat untuk berkontribusi terhadap penyelesaian
permintaan, maupun regulasi dari tahun ke tahun. masalah. Perseroan melakukan penyaluran kredit dan
Dari sisi permintaan, kebutuhan akan perumahan pembiayaan yang berdampak pada banyak lini industri,
baru semakin meningkat dari tahun ke tahunnya terutama sektor perumahan. Selain sektor perumahan,
dikarenakan pertumbuhan penduduk Indonesia yang sektor-sektor lain yang bersinggungan dengan
terus meningkat. Kemudian, defisit rumah layak huni pembiayaan perumahan juga meningkat. Melalui peran
terbangun dan masih besarnya keberadaan rumah tidak Agent of Development, Perseroan ikut andil menjaga
layak huni turut berkontribusi terhadap penambahan pertumbuhan ekonomi nasional.
permintaan terhadap rumah layak huni.
Pembiayaan untuk rumah MBR diprioritaskan dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang hampir seluruhnya didanai
Perseroan. Jumlah rumah yang berhasil dibangun sebagaimana tabel berikut:
01 02
• Manajemen Keuangan • Strategi Penguasaan dan
Pembebasan Lahan
4
Pilar
Legal Pembangunan Skill
Properti
• Aspek Perizinan • Project Management
•
•
Aspek Legal Properti
Perjanjian dengan Pihak Ketiga
03 04 •
•
Strategi Sales dan Marketing
Strategi Keuangan
• Strategi People & Organisasi
• Skill Negosiasi
• Pengelolaan Risiko
Berdirinya HFC memiliki visi : ‘’Menjadi pusat riset, edukasi, dan konsultasi terkait pembiayaan perumahan yang
terdepan’’. Sedangkan misi dari HFC adalah ‘’Memberikan pelayanan yang unggul, inovatif, dan terintegrasi dalam
riset, edukasi, dan konsultasi terkait pembiayaan perumahan bagi klien’’. Adapun yang menjadi pokok program HFC di
bidang properti yang dijalankan harus memiliki atau mengarah kepada 4 (empat) unsur pilar utama di bidang properti
antara lain mencakup pada :
HFC berupaya untuk mendukung penyediaan sisi supply perumahan dan mencetak developer-developer baru di bidang
perumahan. Untuk mewujudkan hal tersebut , HFC memiliki tiga fungsi yang menjadi pilar bisnisnya yaitu :
Pusat edukasi pembiayaan Pusat konsultasi properti dan Pusat informasi dan riset perumahan
perumahan melalui berbagai bentuk pembiayaan perumahan dengan melalui berbagai kajian ilmiah terkait
pelaksanan program kerja unggulan bekerjasama dengan akademisi, pasar, pelaku usaha, perkembangan
Housing Finance Center dalam praktisi, pemerintah, dan komunitas indeks harga rumah, perkembangan
seminar, workshop, short course masyarakat untuk membantu ekonomi, supply dan demand, tren
baik dilaksanakan secara online stakeholder dalam berinvestasi, industri perumahan melalui riset baru,
maupun offline yang bekerjasama pembelian aset properti, perumusan riset terimplementasi dan riset lainnya
dengan perguruan tinggi ternama kebijakan regulasi bagi pemerintah yang relevan dalam ruang lingkup
di Indonesia, pondok pesantren dan dan melakukan kerjasama, coaching, properti.
instansi/stakeholder lainnya. mentoring serta menjalankan fungsi
advisory kepada para alumni atau
peserta pelatihan program Housing
Finance Center agar terikat dalam
menjalankan peluang bisnis Perseroan
di bidang pembangunan dan
pengembangan di sektor properti.
Agenda turunan dari ketiga fungsi utama tersebut adalah sebagai berikut:
Publikasi Forum Ekonomi Publikasi karya ilmiah nasional yang berisi tema kebijakan Perbankan dan
Nasional Ekonomi seperti yang diselenggarakan oleh BI, OJK dan ISEI.
Riset Terimplementasi Pembuatan riset atau kajian multiplier effect dampak pandemic covid-19,
kajian ekosistem perumahan, kajian digital branch, customer satisfaction
survey, profiling NPL nasabah, kajian dampak ekonomi penempatan Dana
PEN, kajian market share Bank BTN. Research Fellowship yaitu melakukan
kerjasama dengan para researcher yang berasal dari akademisi/praktisi
Universitas/Kampus.
Research Fellowship Menjalin kerjasama dengan para peneliti yang berasal dari akademisi/
praktisi Universitas/Kampus
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Perubahan iklim merupakan salah satu perhatian utama bagi para pemimpin negara di dunia dan menjadi tantangan
global bagi para pelaku bisnis internasional. Indonesia menjadi salah satu negara yang meningkatkan target penurunan
emisi gas rumah kaca (GRK) sejak Pertemuan Konferensi Anggota Badan PBB untuk Konvensi Kerangka Kerja Perubahan
Iklim Ke-27 (The 27th Conference of the Parties to the UNFCCC atau COP27) yang dilaksanakan di Sharm El Sheikh,
Mesir. Target penurunan emisi GRK pada tahun 2030 yang awalnya sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan
bantuan internasional menjadi 31,89% dengan upaya sendiri dan 43% dengan bantuan internasional. Peningkatan
target serta penguatan komitmen adaptasi perubahan iklim telah dituangkan dalam dokumen Enhanced Nationally
Determined Contribution (ENDC).
Kebijakan pengelolaan risiko keberlanjutan telah dikembangkan untuk memastikan pemberian kredit yang sesuai
dengan aspek sosial dan lingkungan. Persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan terdiri dari: [GRI 3-3] [FS1] [FS2]
Tidak hanya kredit untuk proyek perumahan, kebijakan pengelolaan risiko keberlanjutan juga dikembangkan untuk
penyaluran kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) atau Small Medium Enterprise (SME). Melalui Enterprise Risk
Management Division (ERMD), Perseroan melakukan proses Kajian Risiko Sosial dan Lingkungan untuk menilai risiko
kredit dari sisi lingkungan dan sosial serta memastikan debitur, baik debitur realisasi baru maupun debitur konsumer
yang sudah ada, tidak memiliki usaha yang berpotensi merusak lingkungan dan menimbulkan konflik sosial.
Kajian Risiko Sosial dan Lingkungan yang tercantum dalam memo mencakup tiga poin utama, yaitu mengidentifikasi
potensi dampak lingkungan dan sosial dalam usaha debitur, menilai dampak lingkungan dan sosial bersifat finansial
yang dapat menimbulkan risiko bagi Perseroan sebagai pemberi kredit, dan langkah mitigasi potensi risiko sosial dan
lingkungan pada usaha debitur.
Selain memenuhi tanggung jawab lingkungan melalui penerapan regulasi, Perseroan juga berupaya menjaga
kelestarian lingkungan melalui program dan aktivitas konservasi. Untuk mendukung program ini, Perseroan tidak
memiliki kantor operasional yang letaknya di daerah konservasi atau yang memiliki keanekaragaman hayati yang
dilindungi. [GRI 3-3] [OJK F.9]
Konsistensi Perseroan untuk selalu mematuhi peraturan dan ketentuan lingkungan yang berlaku terbukti dengan tidak
adanya pelanggaran undang-undang dan peraturan tentang lingkungan hidup yang menyebabkan adanya denda atau
sanksi nonmoneter selama tahun 2022. [GRI 2-27, 3-3, 307-1] [OJK F.16]
Penggunaan Energi
Energi merupakan kebutuhan penting dalam melaksanakan operasional Perseroan, terutama energi dalam bentuk
listrik dan bahan bakar. Berbagai kegiatan operasional yang menggunakan listrik seperti penerangan, penggerak
sarana dan prasarana kantor seperti lift, AC, mesin fotokopi, dan sebagainya. Sementara itu, penggunaan bahan bakar
dalam kegiatan operasional didistribusikan bagi aktivitas kendaraan operasional dan juga mengoperasikan genset
sebagai sumber listrik apabila terjadi kendala dalam pasokan listrik. Perseroan menyadari bahwa penggunaan energi
pada kegiatan operasionalnya tetap memberikan dampak pada lingkungan meskipun tidak sebesar penggunaan
energi pada sektor bisnis lainnya. [GRI 3-3]
Sebagai wujud komitmen terhadap kelestarian lingkungan, Perseroan memiliki program pengelolaan energi yang
merupakan strategi dalam upaya mengurangi penggunaan energi. Program pengelolaan energi difokuskan di Gedung
Menara BTN mencakup efisiensi penggunaan peralatan listrik seperti pemanas air, pendingin ruangan (chiller), dan lift.
Penggunaan energi signifikan di Gedung Menara BTN adalah penggunaan listrik untuk mengoperasikan lift dan chiller
untuk pendingin ruangan. [GRI 3-3] [OJK F.7]
Perusahaan senantiasa mendukung dan berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Meskipun tidak memiliki dampak langsung terhadap lingkungan, mengelola lingkungan merupakan salah satu tujuan
RAKB Perseroan, yaitu “Pengembangan operasional perbankan berkelanjutan melalui penerapan konsep green office
dan pengadaan berkelanjutan”.
Sebagai tindakan nyata untuk mendukung perlindungan lingkungan, Perusahaan telah mengimplementasikan
komitmen yang berlaku di Kawasan Kantor Pusat, di antaranya : [OJK F.1]
a. Menyediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dengan kapasitas 5 m3. Sampah yang tertampung kemudian
diangkut menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
b. Menerapkan penggunaan sumur resapan sebanyak empat unit dengan kapasitas masing-masing 48 m3;
c. Melakukan upaya untuk menghemat energi, di antaranya:
- Menggunakan pemanas air dengan menggunakan energi terbarukan (panel surya);
- Pembatasan penggunaan air dengan melakukan pengaturan debit air untuk beberapa keperluan, seperti toilet,
tempat wudu, dan lainnya;
- Pengaturan otomatis untuk peralatan listrik dengan teknologi BAS yang digunakan untuk lampu, dan unit
pendingin ruangan;
d. Melakukan pencegahan pencemaran lingkungan dengan beberapa usaha secara berkala:
- Memilih teknologi yang ramah lingkungan untuk freon pengatur suhu ruangan (air conditioner) jenis R32, R134A,
dan R410;
- Memiliki Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) dengan kapasitas 104,5 kg;
- Memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) gedung dengan input 260 m3/hari. IPAL menghasilkan debit air
keluar sebesar 220 m3/hari sebagaimana diatur dalam Izin Pembuangan Air Limbah pada 19 Juli 2018;
- Melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik dari sumbernya.
e. Melakukan gerakan bebas sampah plastik di kantor, yaitu dengan kampanye pengurangan penggunaan plastik air
mineral kemasan dan alat makan sekali pakai dalam kegiatan dan rapat—baik rapat internal maupun eksternal—
dan mendorong kesadaran membawa botol minum pribadi;
f. Mendorong para pegawai untuk menggunakan kendaraan umum menuju ke kantor. Berdasarkan kebijakan
pemerintah, seluruh kendaraan operasional BUMN harus menggunakan BBM nonsubsidi yang bernilai oktan tinggi
sehingga lebih ramah lingkungan. Berdasarkan Memo No.1836/M/PGSD/GS/XI/2013 tanggal 6 November 2013,
Procurement and General Services Division menyampaikan imbauan ke seluruh kantor wilayah, kantor cabang,
dan kantor cabang syariah mengenai larangan penggunaan bensin jenis RON 88 (premium) untuk kendaraan
operasional; dan
g. Mendukung serta berpartisipasi menyambut Earth Hour sejak tahun 2020.
h. Menerapkan penggunaan lubang resapan biopori sebanyak 20 titik di area Gedung Menara BTN.
Pada penerapan konsep green office, Perseroan memiliki landasan berupa peraturan dan regulasi yang berlaku, yaitu:
[GRI 3-3]
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU No. 32
Tahun 2009);
• UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
• UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
• Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3;
• Peraturan Pemerintah No. 74 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun; dan lain sebagainya.
Dukungan dan kontribusi Perseroan juga diberikan kepada pemerintah Indonesia dalam rencana aksi global yang
disepakati oleh para pemimpin dunia yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development
Goals (SDGs). Perseroan menjadikan tujuan SDGs dalam aspek lingkungan sebagai landasan dalam melestarikan
lingkungan, diantaranya adalah tujuan ke-6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), tujuan ke-7 (Energi Bersih dan Terjangkau),
tujuan ke-13 (Penanganan dan Perubahan Iklim), dan tujuan ke-15 (Ekosistem Daratan).
Selanjutnya, Perseroan melakukan pencatatan penggunaan energi listrik secara menyeluruh dan konsumsi bahan bakar
minyak (BBM) untuk seluruh kendaraan operasional Perseroan. Pencatatan ini dilakukan untuk mengukur efisiensi
dan efektivitas penghematan konsumsi energi yang saat ini Perseroan memperoleh pasokan energi listrik seluruhnya
berasal dari PT PLN (Persero) dan belum menggunakan energi dari sumber daya terbarukan. [GRI 302-1, 302-2]
Berdasarkan tabel di bawah ini, penggunaan energi listrik pada tahun 2022 menurun sebesar 37% dan konsumsi BBM
juga menurun sebesar 42% dibandingkan dengan tahun 2021. [GRI 302-4, 302-5]
Penggunaan energi selama tahun pelaporan adalah sebagai berikut: [GRI 3-3, 302-1, 302-2] [OJK F.6]
Selanjutnya, terkait intensitas pemakaian energi disampaikan dalam satuan per karyawan dan per kantor cabang
sebagai berikut: [GRI 302-3]
Pemakaian Kertas
Kertas adalah material yang paling sering digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Beberapa contoh
kegiatan utama yang menggunakan kertas adalah surat-menyurat, memo, mencetak laporan perusahaan, pendaftaran,
pencetakan buku nasabah, dan pencatatan transaksi. Kertas juga digunakan sebagai bukti transaksi melalui mesin
ATM. Perseroan menyadari bahwa penggunaan kertas yang tinggi dapat memberikan kontribusi terhadap kerusakan
lingkungan seperti penebangan pohon dan peningkatan sampah apabila tidak dilakukannya pengelolaan sampah
kertas bekas. [GRI 3-3, 306-1]
Perbankan digital menjadi jawaban sekaligus peluang bagi Perseroan dalam menghadapi tantangan pengurangan
penggunaan kertas demi pelestarian lingkungan. Salah satu langkah Perseroan dalam mengimplementasikan
perbankan digital adalah dengan menerapkan digitalisasi dokumen yang dapat mengurangi penggunaan kertas
melalui upaya sebagai berikut: [GRI 3-3, 306-2] [OJK F.1]
a. Tidak lagi menggunakan faksimile, surat menyurat dilakukan dengan menggunakan surat elektronik (surel);
b. Tanpa kertas: disposisi dan distribusi surat menggunakan aplikasi iFlow;
c. Smart Branch: tidak menggunakan slip setoran dan memaksimalkan digitalisasi;
d. BTN Properti: memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan pembelian rumah, menemukan
rumah, serta menikmati fitur tiga dimensi (3D) melalui dukungan teknologi digital terkini yang dalam penerapannya
Perseroan tidak membutuhkan banyak kertas;
e. Rumah Murah BTN: memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat untuk menemukan aset melalui
dukungan teknologi digital terkini serta dalam penerapannya Perseroan tidak membutuhkan banyak kertas; dan
f. BTN Smart Residence: mempermudah hubungan antara penghuni, merchant atau tenant dan pengelola dalam
proses pembayaran berbagai tagihan/ iuran, IPL, parkir, pertukaran informasi sampai dengan keluhan atau
pengaduan.
Pada upaya efisiensi penggunaan kertas pada kegiatan operasional, Perseroan memanfaatkan aplikasi iFlow untuk
melakukan surat menyurat lintas divisi dan atau lintas cabang yang pelaksanaannya terstruktur. Selain itu, penggunaan
aplikasi tersebut dapat meningkatkan efisiensi dalam alur distribusi surat menyurat, memberikan kemudahan dalam
pengawasan dan verifikasi dokumen atau surat yang telah terkirim, dan dapat mengurangi penggunaan kertas untuk
pencetakan keperluan operasional.
Dukungan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan kertas juga dilakukan Perseroan dengan menggunakan kertas
bekas untuk memo internal dan menghancurkan dokumen penting yang sudah tidak lagi dipakai dengan mesin
penghancur kertas. Sedangkan kertas yang tidak termasuk kategori dokumen penting akan diserahkan kepada pihak
ketiga untuk dimanfaatkan kembali, termasuk didaur ulang. [GRI 3-3, 301-1, 306-2] [OJK F.5]
Konsistensi perseroan dalam melaksanakan upaya penghematan penggunaan kertas pada kegiatan operasional
Perseroan menunjukkan pencapaian yang signifikan. Berdasarkan data tahun pelaporan, terdapat penurunan pemakaian
kertas yaitu dari 30.476.875 lembar kertas pada tahun 2021 menjadi 30.445.843 lembar kertas pada tahun 2022.
Digitalisasi yang dilakukan Perseroan pada kegiatan operasional menjadi faktor utama dalam pencapaian Perseroan
dalam upaya menurunkan penggunaan kertas meskipun selama periode pelaporan Perseroan tidak menggunakan
kertas recycled ataupun material input dari daur ulang serta tidak ada produk reclaimed. [GRI 3-3, 301-2, 301-3]
Penurunan penggunaan kertas Perseroan ditampilkan pada grafik berikut: [GRI 301-1]
2020 82.102.500
2021 30.476.875
2022 30.445.843
Selain penggunaan kertas, Perseroan juga menghitung penggunaan bahan habis pakai non energi lainnya yaitu
penggunaan refrigeran yang digunakan dalam penambahan freon AC. [GRI 305-6]
2020 2.593
2021 6.544
2022 2.144
Pengelolaan Air
Air adalah salah satu kebutuhan penting bagi perusahaan. Air digunakan untuk keperluan domestik kantor seperti
wudu, membersihkan toilet, menyiram tanaman, mengisi kolam air mancur, dan lainnya. Kebutuhan air sebagian besar
dipenuhi oleh PDAM, dan sebagian lainnya diambil dari air tanah.
Perseroan menyadari bahwa terdapat risiko lingkungan yang berhubungan dengan air, seperti polusi, kelangkaan, dan
banjir. Banjir dapat mempengaruhi operasional bank dan nasabah, sehingga Perseroan juga memberikan perhatian
khusus dan melaksanakan upaya inisiatif dalam pengelolaan air. [GRI 3-3]
Komitmen Perseroan untuk menghemat penggunaan air dilakukan dengan aktivitas pengelolaan air sebagai berikut:
[GRI 3-3] [OJK F.1]
a. Penggunaan air dimaksimalkan menggunakan PDAM sebagai sumber air utama sesuai dengan Peraturan Daerah
(Perda) terkait penggunaan air tanah;
b. Membangun dua sumur resapan dengan kapasitas masing-masing sebesar 48 m³, sehingga kapasitas total
penyerapan air hujan mencapai 96 m³;
c. Pengaturan debit air untuk konsumsi air (toilet, tempat wudu, dll);
d. Air limbah sudah diproses melalui Sewage Treatment Plan (STP) agar tidak berbahaya bagi lingkungan dan sudah
mendapat Izin Pembuangan Air Limbah dari Dinas terkait. Instalasi Pengolahan Air Limbah di gedung Menara BTN
berkapasitas 260m3/hari. Saat ini output instalasi sebesar 220m3/hari, sesuai dengan Izin Pembuangan Air Limbah
yang terbit tanggal 19 Juli 2018;
e. Pemanfaatan air olahan STP penampungan air hujan untuk kebutuhan penyiraman tanaman, pengisian kolam air
mancur, dan pencucian mobil.
f. Menerapkan penggunaan lubang resapan biopori sebanyak 20 titik di area Gedung Menara BTN.
Selain berbagai upaya di atas, upaya penghematan air juga dilakukan Perseroan melalui pengaturan debit air di
Gedung Menara BTN dengan neraca pemakaian air bersih sebagai berikut:
Toilet Kantor
183m3/hari
Toilet Tamu
10m3/hari
Cleaning Gedung
Air PAM 24m3/hari
274m3/hari
GWT Kantin
274,1m3/hari 5m3/hari Grease Trap
Air Mancur
Air Tanah Menguap
Cadangan 2,1m3/hari
0,1m3/hari
Chiller
Menguap
10m3/hari
Perseroan melaksanakan langkah-langkah efisiensi dengan merujuk pada nilai pembayaran pemakaian air ke PDAM
dan pemantauan melalui flow meter. Dengan pengelolaan air tersebut, maka pemakaian air Perseroan pada tahun
pelaporan adalah sebagai berikut: [GRI 3-3, 303-1, 303-3] [OJK F.8]
2020 171.835
2021 138.114
2021 1.401.731
2022 63.662
PDAM 2022 606.967 Air Tanah
Melalui berbagai upaya penghematan, penggunaan air menunjukkan penurunan sebesar 56% dibandingkan dengan
tahun lalu. [GRI 3-3]
Penjejakan emisi GRK untuk menghitung emisi yang berasal dari sumber-sumber gas GWP global warming potential
(GWP) seperti CO2, N2O, CH4, CFC, dan lainnya yang didapatkan dari kegiatan inventarisasi yang dilakukan selama
2022, direkapitulasi dari data laporan keuangan selama 2022, dan ditampilkan dalam satuan Ton CO2 ekuivalen atau
CO2 eq. Terkait polutan organik yang persisten (POP), senyawa organik yang mudah menguap (VOC), materi partikulat
(PM), dan polutan udara signifikan lainnya tidak relevan dengan kegiatan Perseroan. [GRI 305-7]
Emisi GRK Cakupan 1 merupakan emisi GRK berasal dari pemakaian bahan bakar untuk transportasi dan pemakaian
bahan bakar untuk genset. Sedangkan emisi GRK Cakupan 2 merupakan emisi tidak langsung dari pemakaian energi
listrik dari PLN. Selanjutnya, untuk emisi GRK Cakupan 3, dari sumber milik pihak eksternal yang masih berada di
dalam rantai pasok dari bisnis Perseroan yakni perjalanan dinas udara dan pembelian barang, seperti kertas dan freon.
Perseroan juga melakukan perhitungan emisi dari kegiatan pengurangan emisi yang berasal dari kegiatan penanaman
pohon berdasarkan serapan rata-rata pohon dengan usia 1-5 tahun per hektar di tanah kering. [GRI 305-1, 305-2,
305-3] [TCFD Metrics.a]
Perhitungan emisi berbasiskan pada pendekatan operasional yang menggunakan metodologi berdasar IPCC Guidelines
tahun 2006 yang telah diperbaharui di tahun 2019 dan mengacu pada standar ISO 14064 Greenhouse Gases. Faktor
emisi kelistrikan menggunakan faktor emisi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (DJK-ESDM) tahun 2020. Di sisi lain, faktor emisi BBM menggunakan faktor emisi
yang diterbitkan oleh Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) ESDM tahun 2021. Terdapat penyajian kembali terkait
perhitungan emisi karena adanya reklasifikasi cakupan emisi. Berikut merupakan keseluruhan perhitungan emisi GRK
yang dihasilkan oleh Perseroan: [GRI 2-4, 305-1, 305-2, 305-3] [OJK F.11] [TCFD Metrics.b]
2020 75
2021 3.170
Perseroan telah menghitung emisi cakupan 1, 2, dan 3 secara keseluruhan sehingga memperoleh data yang semakin
detail dan berguna untuk mengukur pencapaian Perseroan dalam upaya pengurangan emisi GRK. Berdasarkan tabel
di atas, emisi keseluruhan yang dihasilkan Perseroan di tahun 2022 adalah sebesar 27.512 ton CO2 eq. Apabila
dibandingkan dengan tahun 2021 mengalami penurunan sebesar 30.681 ton CO2 eq. Perseroan memiliki komitmen
untuk terus berkontribusi terhadap pengurangan emisi GRK yang sejalan dengan komitmen Perseroan terhadap
berperan aktif terhadap penanganan dan pencegahan perubahan iklim yang menjadi pusat perhatian para pemimpin
dunia saat ini, tidak terkecuali pemerintah Indonesia. [GRI 3-3] [OJK F.11]
Sejalan dengan upaya pengurangan emisi GRK, Perseroan telah menghitung emisi yang dihasilkan dari kegiatan
penanaman pohon. Emisi yang dihasilkan bersifat menyerap emisi karbon yang dihasilkan oleh Perseroan. Sampai
dengan tahun 2022, penyerapan emisi dari kegiatan penanaman pohon mencapai 3.366 ton CO2 eq.
Dilandasi kesadaran bahwa emisi GRK memiliki dampak terhadap kelestarian lingkungan, Perseroan melaksanakan
upaya-upaya untuk mengurangi emisi GRK dari kegiatan operasional Perseroan. Perseroan mencatat penurunan emisi
Cakupan 1 dan Cakupan 2 dari tahun 2019 (baseline) yaitu masing-masing sebesar 9.769 ton CO2eq dan 17.895 ton
CO2 eq. [GRI 305-1, 305-2, 305-5] [OJK F.12] [TCFD Metric.c]
Intensitas GRK
Intensitas emisi GRK menunjukkan jumlah emisi GRK per unit kegiatan, keluaran, atau metrik khusus lainnya. Intensitas
konsumsi energi yang dihitung menggunakan jumlah emisi GRK yang dihasilkan (Cakupan 1 + Cakupan 2) oleh
Perseroan, dibagi dengan jumlah pegawai Perseroan yang diterjemahkan dalam ton CO2/jumlah pegawai. [GRI 305-4]
Manajemen Limbah
Limbah merupakan material sisa dari proses produksi yang dilakukan oleh manusia. Limbah terbagi menjadi dua
bentuk yaitu limbah padat dan cair yang dapat diklasifikasikan menjadi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
non-B3. Beberapa jenis limbah padat yang dihasilkan dari operasional Perseroan antara lain sampah perkantoran, alat
elektronik yang sudah tidak terpakai, lampu bekas, aki bekas, dan furnitur bekas. Sementara itu, limbah cair berasal
dari oli bekas kendaraan operasional dan genset, serta air limbah domestik dari toilet dan kafe. Pengelolaan limbah
menjadi bentuk tanggung jawab yang harus dijalankan demi mencegah dampak yang ditimbulkan limbah pada
lingkungan. [GRI 3-3, 306-1]
Mengurangi produksi sampah menjadi salah satu langkah konkret Perseroan dalam pengelolaan limbah. Untuk
mewujudkan langkah tersebut, Perseroan mengeluarkan himbauan untuk menghindari penggunaan peralatan makan
dan minum sekali pakai. Perseroan juga menyediakan tempat sampah yang memadai pada setiap lantai kantor guna
mempermudah proses pengelolaan sampah. Bagi limbah B3, Perseroan menyediakan Tempat Penyimpanan Sementara
Limbah B3 (TPS LB3) dengan kapasitas sebesar 104,5 kg. [GRI 3-3, 306-2]
Sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan terkait lingkungan, Perseroan memastikan
pengelolaan limbah yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan PP 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3, Perseroan menyerahkan pengelolaan limbah B3
kepada pihak ketiga yang telah memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perhubungan.
Perseroan juga mendaur ulang sampah organik seperti daun, menjadi pupuk kompos. [GRI 3-3, 306-2, 306-4]
Pada pengelolaan air limbah di kantor pusat, Perseroan mengacu pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta No. 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta. Untuk itu, Perseroan memastikan baku mutu air limbah yang dibuang ke badan air aman bagi ekosistem badan
air setempat dengan secara rutin mengukur kualitas air limbah di kantor pusat setiap tiga bulan sekali. Berikut adalah
tabel rekapitulasi volume pembuangan air yang dihasilkan oleh Perseroan selama periode pelaporan. [GRI 303-2,
303-4, 306-2]
Deskripsi m3
Total pembuangan air
Pembuangan air berdasarkan Air tawar (≤1.000 mg/L 44.457
klasifikasi efluen Total Padatan Terlarut)
Air lainnya (>1.000 mg/L 651,84
Total Padatan Terlarut)
Berikut merupakan tabel rekapitulasi volume limbah yang dihasilkan sesuai dengan jenisnya: [GRI 3-3, 306-3, 306-4,
306-5] [OJK F.13] [OJK F.14]
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Berkomitmen untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Perseroan berkontribusi secara aktif untuk turut
mengambil bagian dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) melalui
Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Pada tanggal 7 Maret 2022, Perseroan memberikan bantuan
sarana dan prasarana kebersihan dalam bentuk mobil pengangkut sampah di Kota Parepare. Bantuan tersebut
diserahkan oleh Direktur Utama Bank BTN kepada Walikota Parepare. Pemberian bantuan tersebut merupakan bagian
dari program TJSL yang dilakukan oleh Perseroan untuk masyarakat dan sebagai bentuk dukungan Perseroan kepada
masyarakat melalui kegiatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai penyangga
seluruh kehidupan. Selain itu, pemberian bantuan ini juga secara langsung berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) poin 11 mengenai kota dan permukiman berkelanjutan.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) [GRI 203-1] [GRI 203-2] [GRI 413-1] [OJK F.23] [OJK F.25] [OJK F.3]
TJSL menjadi salah satu pilar Rencana Aksi Keuangan terhadap keberhasilan bisnis dalam jangka panjang,
berkelanjutan (RAKB) Perseroan yang berisi pedoman serta memenuhi harapan pemangku kepentingan
perusahaan untuk berinovasi dan berkembang bersama terhadap Perseroan.
masyarakat pada masa adaptasi kelaziman baru
(new normal) ini. Dalam rencana tersebut, Perseroan Perseroan mengemban tugas moral untuk
merancang aksi nyata untuk mendukung terciptanya mengembangkan bisnis dan memajukan perekonomian
kesejahteraan masyarakat. Di antaranya melalui dalam negeri yang berkelanjutan dengan senantiasa
implementasi program-program yang senantiasa berpedoman pada nilai integritas, mematuhi hukum
memberikan dampak positif bagi korporasi yang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
berorientasi pada prinsip standar ISO 26000 sebagai serta menjunjung tinggi etika bisnis.
pedoman pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan. [GRI 3-3] Program TJSL pada tahun 2022 difokuskan pada pilar-
pilar utama berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha
Perseroan tidak hanya memaknai substansi program Milik Negara No. PER-05/MBU/04/2021 tentang
TJSL sebagai upaya membangun hubungan yang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan
harmonis dan saling menguntungkan dengan Usaha Milik Negara sebagaimana diubah terakhir
lingkungan, komunitas, dan pemangku kepentingan, dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara
baik secara lokal, nasional maupun global; tetapi juga No. PER-06/MBU/09/2022. Selama tahun 2022,
sebagai upaya Perseroan untuk melaksanakan misinya Perseroan telah merealisasikan dana program TJSL
dalam memberikan dampak dan kontribusi positif bagi sebesar Rp61,98 miliar.
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan
menyelenggarakan Program TJSL, Perseroan memiliki Realisasi Program TJSL berdasarkan pilar TJSL
tujuan untuk berkontribusi secara nyata terhadap Kementerian BUMN adalah sebagai berikut:
pembangunan berkelanjutan, memberikan dukungan
Tabel Realisasi Program TJSL Tahun 2022 dan 2021 Berdasarkan Pilar TJSL Kementerian BUMN
2022 2021
No Uraian
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pilar Sosial
2 Pilar Ekonomi
2022 2021
No Uraian
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
3 Pilar Lingkungan
Berikut adalah sorotan kegiatan TJSL yang selaras dengan pilar TJSL Kementerian BUMN.
Pilar Sosial
Memiliki komitmen untuk berkembang bersama masyarakat, Perseroan melakukan kegiatan-kegiatan yang
berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan sosial, budaya, keagamaan, dan kesejahteraan sosial sebagai
upaya dalam pencapaian TPB 1, 2, 3, 4, dan 5. Sorotan kegiatan TJSL pada pilar sosial adalah sebagai berikut:
Pilar Ekonomi
Dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, Perseroan melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang meningkatkan peluang kerja dan peluang usaha, meningkatan pendapatan, dan menurunkan
kemiskinan pada masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut dirancang sesuai pemenuhan TPB 7, 8, 9, 10, dan 17. Sorotan
kegiatan TJSL pada pilar ekonomi adalah sebagai berikut:
Pilar Lingkungan
Kenyamanan dan kelestarian lingkungan merupakan suatu hal yang menjadi perhatian penting bagi perseroan. Maka
dari itu, Perseroan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berdampak pada pencapaian pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan yang berkelanjutan yang secara tidak langsung mendukung pada pencapaian TPB 6, 11, 12, 13, 14,
dan 15. Sorotan kegiatan TJSL pada pilar lingkungan yaitu sebagai berikut:
Program TJSL Perseroan juga mencakup Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK). Program ini bertujuan
untuk melakukan pemberdayaan terhadap ekonomi usaha mikro dan kecil milik mitra binaan Perseroan dengan fokus
utamanya adalah peningkatan kompetensi usaha. Harapannya, mereka kelak dapat menjadi mandiri dan berdaya
serta turut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional. Perseroan
menyalurkan dana Program Pendanaan UMK kepada mitra binaan yang memiliki skala usaha kecil untuk keperluan
investasi dan/atau modal kerja yang bersifat produktif. Proses penyaluran dana diputuskan berdasarkan pertimbangan
wilayah dan sektor usaha. Selama tahun pelaporan, Perseroan telah menyalurkan pinjaman untuk Program Pendanaan
UMK sebesar Rp18,3 miliar, yang disalurkan untuk 378 mitra binaan.
Tabel Jumlah Mitra Binaan (Kegiatan Usaha) dan Dana yang Telah Disalurkan
Tabel Realisasi Penyaluran Program Pendanaan UMK Berdasarkan Jenis Usaha [SASB FN-CB-410a.1]
Beberapa produk hasil pengembangan Perseroan, yang sekaligus mendukung edukasi literasi keuangan, adalah
sebagai berikut:
KPR Inklusif
KPR BTN Subsidi merupakan program untuk Pemilikan Rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan suku bunga rendah
dan cicilan ringan untuk pembelian rumah umum tapak dan satuan rumah susun umum.
Menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian PUPR RI Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
No. PW.01.03-Dp/07 Tanggal 6 Januari 2022 perihal Segmentasi Pemanfaatan FLPP, BP2BT, dan Tapera, ketentuan
segmentasi proses KPR Bersubsidi TA 2022 sebagai berikut:
Nama Segmentasi
Keterangan Batasan Penghasilan Ketenatuan
Produk Debitur
i. KPR FLPP Fasilitas Likuiditas Fixed Income Belum menikah < 1. Nilai KPR paling banyak sebesar harga jual
Pembiayaan Perumahan – Non-PNS Rp6.000.000 rumah tapak atau susun dikurangi dengan
yang selanjutnya uang muka yang disiapkan oleh MBR. Melalui
disingkat FLPP adalah Sudah menikah s.d program ini, MBR juga berhak mendapatkan
dukungan fasilitas Rp8.000.000 Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM)
likuiditas pembiayaan sebesar Rp4 juta (untuk pulau Jawa, Sumatra,
perumahan rumah Kalimantan, dan Sulawesi) dan Rp10 juta
tapak atau rumah susun (untuk Papua) dari Pemerintah.
kepada masyarakat 2. Suku bunga KPR yang dibayar debitur
berpenghasilan rendah sebesar 5% per tahun dan sudah termasuk
premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan
asuransi kredit. Suku bunga sebagaimana
dimaksud pada butir (1) bersifat tetap selama
jangka waktu kredit (fixed rate) dengan
metode perhitungan bunga tahunan (annuity).
3. Sumber pendanaan program FLPP berasal
dari 75% dari pemerintah dan 25% dari
Perseroaan. Perseroan melakukan kerja
sama dengan PT Sarana Multigriya Finansial
dalam menyediakan sumber pendanaan bagi
program FLPP.
4. Jangka waktu KPR disepakati oleh Perseroan
dan MBR yang disesuaikan juga dengan
kemampuan membayar angsuran dari calon
debitur atau paling lama 20 tahun.
Nama Segmentasi
Keterangan Batasan Penghasilan Ketenatuan
Produk Debitur
ii. KPR BP2BT Bantuan Pembiayaan Non-Fixed Belum menikah < 1. Setiap MBR yang memenuhi persyaratan
Perumahan Berbasis Income Rp6.000.000 program BP2BT mendapatkan bantuan uang
Tabungan yang muka (Dana BP2BT) sebesar maksimal Rp40
selanjutnya disebut Belum menikah juta dari pemerintah.
BP2BT adalah program s.d Rp8.000.000 2. Nilai KPR sebesar harga jual rumah tapak/
bantuan pemerintah (khusus Papua dan susun atau Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang diberikan Papua barat) rumah swadaya dikurangi dengan Dana
kepada masyarakat BP2BT serta uang muka yang disiapkan oleh
berpenghasilan rendah MBR.
yang telah mempunyai 3. Suku bunga KPR yang dibayar debitur
tabungan dalam rangka menggunakan rate komersil sebesar 10%
pemenuhan sebagian fixed rate selama sepuluh tahun atau 9,5%
uang muka perolehan fixed rate selama lima tahun dengan metode
rumah melalui kredit perhitungan graduated payment mortgage.
(KPR) 4. Sumber pendanaan program BP2BT berasal
100% dari bank pelaksana.
5. Jangka waktu KPR disepakati oleh Perseroan
dan MBR yang disesuaikan juga dengan
kemampuan membayar angsuran dari calon
debitur atau paling lama 20 tahun.
iii. KPR KPR Tapera adalah Fixed Income Belum menikah atau 1. Nilai KPR paling banyak sebesar harga jual
TAPERA fasilitas kredit yang - PNS sudah menikah rumah tapak atau susun dikurangi dengan
diberikan oleh Perseroan s.d Rp8.000.000 uang muka yang disiapkan oleh MBR yang
kepada MBR peserta telah bergabung menjadi peserta Tapera
Tapera untuk pembelian paling sedikit 12 (dua belas) bulan
rumah tapak ataupun 2. Suku bunga KPR yang dibayar debitur
rumah susun sebesar 5% per tahun dan sudah termasuk
premi asuransi jiwa, asuransi kebakaran, dan
asuransi kredit. Suku bunga sebagaimana
dimaksud pada butir (1) bersifat tetap selama
jangka waktu kredit (fixed rate) dengan
metode perhitungan bunga tahunan (annuity).
3. Sumber pendanaan KPR Tapera berasal dari
simpanan iuran peserta Tapera.
4. Jangka waktu KPR disepakati oleh Perseroan
dan MBR yang disesuaikan juga dengan
kemampuan membayar angsuran dari calon
debitur atau paling lama 30 tahun.
iv. KRR KRR Tapera adalah Fixed Income Belum menikah atau 1. Penyaluran KRR disalurkan kepada MBR yang
TAPERA fasilitas kredit yang - PNS sudah menikah telah bergabung menjadi peserta Tapera
diberikan oleh Perseroan s.d Rp8.000.000 paling sedikit 12 (dua belas) bulan dengan
kepada MBR peserta maksimal kredit Rp60jt dan khusus Papua
Tapera untuk melakukan Belum menikah atau dan Papua Barat maksimal Rp75jt.
perbaikan rumah sudah menikah 2. Suku bunga KPR yang dibayar debitur sebesar
pertama s.d Rp10.000.000 5% per tahun bersifat tetap selama jangka
(Papua dan Papua waktu kredit (fixed rate) dengan metode
Barat) perhitungan bunga tahunan (annuity).
3. Sumber pendanaan KPR Tapera berasal dari
simpanan iuran peserta Tapera.
4. Jangka waktu KPR disepakati oleh Perseroan
dan MBR yang disesuaikan juga dengan
kemampuan membayar angsuran dari calon
debitur atau paling lama lima tahun.
Akad Perdana KPR BTN untuk Mitra Gojek Hasil Kolaborasi Bank BTN dengan
Kementerian PUPR dan Gojek
Bank BTN terus memperluas layanan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ke segmen informal. Komitmen ini bertujuan
membantu masyarakat dari berbagai sektor mewujudkan rumah impian mereka, yang tentunya sejalan dengan program
pemerintah dalam mendukung inklusivitas kepemilikan rumah. Jutaan pekerja sektor informal memiliki peluang untuk
membeli rumah dengan skema KPR, termasuk mitra pengemudi Gojek. BTN memperkirakan potensi mitra pengemudi
Gojek untuk penyaluran KPR mencapai 200.000 orang. Dari jumlah tersebut, BTN menargetkan dapat membidik
sekitar 30% di antaranya untuk menerima pembiayaan rumah subsidi, salah satunya melalui KPR BP2BT (Bantuan
Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).
Program kerja sama antara BTN dan Gojek ini didesain agar dapat dijangkau dengan pendapatan mitra Gojek. Uang
muka untuk KPR dibebankan hanya satu persen dari harga rumah dan bunga yang ditetapkan masuk dalam golongan
subsidi. BTN juga memberikan cicilan yang tergolong ringan dan bisa dibayar harian. Produk ini juga dilengkapi
asuransi yang bisa diklaim ketika mereka tidak bisa bekerja lagi karena sesuatu hal. Dalam hal ini, Gojek hanya berperan
sebagai perantara dan membantu agar para mitra pengemudi memiliki performa yang bagus. Dengan demikian,
mitra pengemudi bisa direkomendasikan untuk mengambil cicilan rumah. Program ini sangat membantu bagi mitra
pengemudi yang tak tersentuh layanan keuangan atau selalu ditolak pengajuan KPR-nya. Kini, mimpi keluarga mitra
pengemudi Gojek memiliki hunian yang layak dapat menjadi kenyataan. Kolaborasi antara BTN dan Gojek secara
langsung berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan (TPB) poin 11 mengenai akses terhadap perumahan
bagi seluruh segmentasi masyarakat.
KPR BTN Mikro merupakan pembiayaan dengan plafon kredit sebesar Rp75 juta untuk pembelian, renovasi, dan
pembangunan rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah dan para pekerja sektor informal yang
berpenghasilan tidak tetap. Produk ini juga mengintegrasikan simpanan, pinjaman, dan asuransi dalam skala mikro
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan pemenuhan rumah secara bertahap.
Program KPR Mikro merupakan murni inisiatif Perseroan untuk masyarakat berpenghasilan rendah antara Rp1,8 juta
hingga Rp2,8 juta per bulan yang bukan termasuk golongan penerima KPR Subsidi. Melalui program ini, Perseroan
menawarkan bunga kredit yang cukup rendah yaitu 9% per tahun dengan angsuran sebesar 25% dari penghasilan
dan maksimal jangka waktu kredit 10 sepuluh tahun. Jika memberatkan, Perseroan menawarkan opsi kepada debitur
untuk dapat menyesuaikan plafon supaya cicilan bisa dilakukan bulanan, harian, ataupun mingguan sesuai dengan
kemampuan mereka.
Uang muka KPR Mikro sangat rendah hingga hanya 1% saja bagi pembelian rumah pertama atau 10% untuk tujuan
renovasi. Program KPR Mikro ini juga bisa digunakan untuk membangun rumah di atas tanah milik mereka. Skema ini
akan membantu masyarakat untuk proses sertifikasi tanah sebelum nantinya dibangun apabila sudah memilih lahan
tapi terkendala tanah adat.
Sebagai tahap awal, Perseroan telah memfasilitasi pekerja informal yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Mie dan
Bakso (Apmiso), Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut, Pengemudi Taksi Bluebird, dan Pengendara Ojek Berbasis
Aplikasi (Gojek dan Grab). Pada masa mendatang, mereka yang berada di sektor informal lain seperti nelayan,
pedagang sayuran, atau perajin akan diberi kesempatan yang sama dalam mewujudkan impian mereka bisa memiliki
rumah sendiri.
Perseroan menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon debitur KPR Mikro yaitu:
Melalui program KPR BTN Mikro, secara tidak langsung masyarakat pekerja di sektor informal akan dituntut untuk
selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya, terutama untuk membeli aset yang berguna pada masa depan
seperti rumah atau properti lainnya. Selain itu, manfaat yang terpenting adalah mereka kini dapat bermimpi untuk
memiliki rumah dan kemudian mewujudkannya.
Grebek Pasar 2022: Bank BTN Dorong Percepatan Inklusi Keuangan Masyarakat
Inklusi keuangan menjadi salah satu hal penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong
pembangunan nasional. Melalui inklusi keuangan, masyarakat dapat terlindungi secara finansial dan lebih produktif
berkontribusi di sektor ekonomi. Hanya saja, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum tersentuh akses
perbankan (unbanked). Berdasarkan data Bank Dunia, setidaknya ada sekitar 97,74 juta orang dewasa di Indonesia
yang masuk kategori unbanked. Jumlah itu setara dengan 48% dari populasi dewasa di dalam negeri. Tingginya
jumlah masyarakat tanpa akses perbankan ini menjadi perhatian khusus bagi BTN selaku penyedia jasa keuangan dan
perbankan agar berkontribusi terhadap percepatan perluasan akses atau inklusi keuangan masyarakat.
Direktur Utama Bank BTN mengatakan bahwa salah satu cara meningkatkan inklusi keuangan adalah dengan membuat
mereka masuk dalam sistem perbankan. Maka dari itu, BTN menggandeng Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI)
untuk menggelar kegiatan Grebek Pasar di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi para
pedagang pasar agar mereka memiliki literasi keuangan dan sadar tentang manfaat jasa perbankan. Kegiatan ini
merupakan upaya BTN untuk mewujudkan inklusi keuangan dengan membuka akses layanan keuangan dan perbankan
tidak hanya bagi sektor formal, tetapi juga bagi sektor informal. Edukasi keuangan yang diberikan meliputi cara mengatur
keuangan, pinjam-meminjam, dan cara mengakses berbagai produk dan layanan keuangan serta perbankan. Melalui
kegiatan ini, BTN berharap dapat meningkatkan literasi keuangan para pedagang pasar dan mendorong peningkatan
inklusi keuangan di sektor informal. Kegiatan ini secara langsung juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) Poin 8 mengenai pertumbuhan ekonomi yang inklusif untuk semua lapisan masyarakat.
Program Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah [FS6] [SASB FN-CB-240a2]
Perseroan memberikan akses permodalan yang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat, khususnya dalam
menyediakan modal usaha untuk memfasilitasi pengembangan Kredit UMKM di semua sektor ekonomi yang layak,
guna pembiayaan investasi dan/atau modal kerja dalam rangka menjalankan dan mengembangkan usahanya. Selain
memberikan modal usaha kepada UMKM, Perseroan berkontribusi dalam peningkatan kapasitas nasabah UMKM
untuk menjadi lebih produktif, kompetitif, dan berwawasan global melalui kegiatan pengawasan, pembinaan, dan
pendampingan pada UMKM yang menerima fasilitas kredit, penelitian, sosialisasi, dan bantuan sponsor. Sebagai
Agent of Development, Perseroan melakukan pembiayaan kepada pelaku UMKM melalui: [SASB FN-CB-240a.1]
KUMKM BTN merupakan merupakan kredit pembiayaan modal kerja dan/atau investasi bagi nasabah yang memiliki
usaha produktif dengan kriteria UMKM. Selama tahun 2022, Perseroan telah menyalurkan KUMKM kepada 2.426
debitur.
Penyaluran KUMKM Perseroan Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Juta) [FS6] [FS7] [SASB FN-CB-410a.1]
Perseroan mendukung kebijakan pemerintah untuk memperkuat kemampuan permodalan usaha dalam rangka
percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR
merupakan kredit atau pembiayaan modal kerja dan/atau investasi kepada debitur perseorangan serta badan usaha
dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak, tetapi belum memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan
yang telah dimiliki belum cukup.
Sejak tahun 2017, Perseroan telah menjalankan amanat dari pemerintah melalui penyaluran KUR skema subsidi bunga.
Penyaluran KUR difokuskan pada sektor konstruksi, perumahan, dan pendukungnya. Selama tahun 2022, Perseroan
telah menyalurkan KUR Mikro dan KUR Kecil kepada 2.441 debitur dengan total plafon sebesar Rp599,8 miliar dari
target Rp600 miliar.
Program Pendanaan UMK merupakan kredit pembiayaan yang ditawarkan oleh Perseroan sebagai solusi pembiayaan
untuk usaha kecil yang belum memenuhi persyaratan perbankan (non-bankable). Melalui Program Pendanaan UMK,
Perseroan dapat menjangkau pelaku usaha kecil dalam rangka peningkatan kompetensi usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri.
Portofolio penyaluran Program Pendanaan UMK selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Kredit Linkage BTN merupakan fasilitas kredit pembiayaan yang diberikan oleh Perseroan kepada lembaga linkage
(Badan Perkreditan Rakyat [BPR] atau Koperasi) untuk diteruspinjamkan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) yang layak dan belum memenuhi persyaratan perbankan, tetapi memiliki usaha produktif dan
memenuhi kriteria UMKM.
Portofolio penyaluran Kredit Linkage BTN selama tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabungan Simpel merupakan tabungan rupiah untuk siswa yang diterbitkan bersama oleh UUS Bank BTN dan bank-
bank di Indonesia dengan persyaratan mudah dan sederhana seta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi
keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini. Perseroan memiliki beberapa produk inklusi keuangan di
bawah Unit Usaha Syariah sebagai berikut:
Laku Pandai
Agen BTN merupakan dukungan Perseroan terhadap program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan
inklusif yang diluncurkan oleh OJK. Laku Pandai ditujukan kepada masyarakat yang belum memiliki akses layanan
keuangan atau semula tidak mengenal bank (unbanked) agar kemudian menjadi tahu soal perbankan dan produk-
produknya. Misi ini selaras dengan tujuan pemerintah Indonesia yang dimuat dalam Strategi Nasional Keuangan
Inklusif (SNKI) pada Juni 2012. Perluasan akses layanan keuangan formal juga diharapkan dapat meningkatkan
perlindungan masyarakat dari praktik pinjaman yang memberatkan.
Layanan Laku Pandai Agen BTN dapat memfasilitasi berbagai macam kebutuhan transaksi perbankan yang menjangkau
masyarakat, baik yang sudah maupun belum menjadi nasabah, hingga di wilayah terpencil. Selain itu, Agen BTN
memberikan kemudahan dalam melakukan pembukaan rekening tabungan, kemudahan dalam melakukan transaksi
perbankan, dapat melakukan transaksi pembayaran tagihan kapan saja dan di mana di mana saja, kemudahan
melakukan pembelian dan pembayaran, serta memberikan kesempatan usaha bagi masyarakat untuk menjadi Agen.
Tidak hanya pembayaran, Agen BTN juga memberikan layanan setor tunai, tarik tunai, transfer, info saldo, mini
statement, ubah PIN, danpembelian. Adapun Persyaratan umum menjadi Agen BTN adalah:
1. Pendaftaran agen dapat dilakukan melalui kantor cabang Bank BTN terdekat;
2. Menjadi nasabah Bank BTN untuk menampung deposit dan pembayaran komisi dan biaya;
3. Memiliki usaha yang telah berjalan minimal dua tahun atau berprofesi sebagai pegawai tetap;
4. Memiliki surat-surat izin usaha yang sah dan masih berlaku (minimal surat keterangan dari RT setempat);
5. Tidak masuk dalam daftar hitam nasional di Bank Indonesia; dan
6. Lulus uji tuntas (due diligence) oleh bank penyelenggara.
kemudahan persyaratan pembukaan dan transaksi rekening. SimPel bertujuan untuk meningkatkan edukasi dan inklusi
keuangan serta mendorong kesadaran menabung kepada anak usia sekolah.
Proporsi Kepemilikan Rekening Tabungan Simpel Tahun 2022 [SASB FN-CB-240a.3] [SASB FN-CB-240a.4] [FS7]
Rekening SimPel
Total Nasabah
Total Rekening Persentase Terhadap Total
Produk Simpanan Total Rekening
Rekening
7.284.386 7.284.386 743.308 10,20%
Data pegawai dalam Laporan ini diperoleh dari database Satuan Kerja Human Capital Management Division sehingga
akurasinya bisa dipertanggungjawabkan. Informasi tentang pegawai selengkapnya disajikan dalam tabel-tabel berikut:
31 – 50 3.088 2.429 5.517 46,52 2.858 2.271 5.129 45,83 2.594 2.047 4.641 41,35
≤ 30 2.491 2.915 5.406 45,59 2.630 2.624 5.254 46,94 3.049 2.816 5.865 52,25
Jumlah 6.261 5.598 11.859 100,00 6.049 5.143 11.192 100,00 6.121 5.103 11.224 100,00
* L=Laki-laki/P=Perempuan
2022
Status
Kantor Pusat Kantor Wilayah Kantor Cabang Total
Kepegawaian
L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%)
Tetap 1.949 865 2.814 89,28 386 169 555 97,03 3.484 3.858 7.342 90,25 5.819 4.892 10.711 90,32
Kontrak 141 197 338 10,72 5 12 17 2,97 296 497 793 9,75 442 706 1.148 9,68
Jumlah 2.090 1.062 3.152 100,00 391 181 572 100,00 3.780 4.355 8.135 100,00 6.261 5.598 11.859 100,00
* L=Laki-laki/P=Perempuan
2021
Status
Kantor Pusat Kantor Wilayah Kantor Cabang Total
Kepegawaian
L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%)
Tetap 1.945 820 2.765 96,11 223 73 296 97,05 3.734 4.016 7.750 96,75 5.902 4.909 10.811 96,60
Kontrak 68 44 112 3,89 7 2 9 2,95 72 188 260 3,25 147 234 381 3,40
Jumlah 2.013 864 2.877 100,00 230 75 305 100,00 3.806 4.204 8.010 100,00 6.049 5.143 11.192 100,00
* L=Laki-laki/P=Perempuan
2020
Status
Kantor Pusat Kantor Wilayah Kantor Cabang Total
Kepegawaian
L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%) L P Jml (%)
Tetap 1.701 648 2.349 99,20 200 78 278 99,64 4.163 4.351 8.514 99,27 6.064 5.077 11.141 99,26
Jumlah 1.716 652 2.368 100,00 201 78 279 100,00 4.204 4.373 8.577 100,00 6.121 5.103 11.224 100,00
* L=Laki-laki/P=Perempuan
Demografi Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin, Termasuk Pegawai Alih Daya (Outsource)
Kontrak 442 706 1.148 5,73 147 234 381 1,93 57 26 83 0,41
Jumlah Tanpa
6.261 5.598 11.859 59,16 6.049 5.143 11.192 56,69 6.121 5.103 11.224 55,53
Pegawai Alih Daya
Pegawai Alih Daya 7.093 1.094 8.187 40,84 7.479 1.071 8.550 43,31 7.831 1.156 8.987 44,47
Jumlah Termasuk
13.354 6.692 20.046 100,00 13.528 6.214 19.742 100,00 13.952 6.259 20.211 100,00
Pegawai Alih Daya
* L=Laki-laki/P=Perempuan
Komposisi Pegawai Baru Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin [GRI 401-1]
Komposisi Pegawai Baru Berdasarkan Wilayah Kerja dan Jenis Kelamin [GRI 401-1]
Selain bertambah karena program rekrutmen, jumlah pegawai Perseroan berkurang karena adanya pegawai yang
berhenti bekerja dengan berbagai alasan, seperti pensiun, mengundurkan diri, habis masa kontrak, meninggal, dan
sebagainya. Perseroan mengelola berakhirnya hubungan kerja berdasarkan Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia
(Human Capital) KU.3 tentang Pengelolaan Pengakhiran Hubungan Kerja.
Komposisi Perputaran Pegawai Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin [GRI 401-1]
Komposisi Perputaran Pegawai Berdasarkan Wilayah Kerja dan Jenis Kelamin [GRI 401-1]
Pengelompokkan keberagaman Dewan Komisaris dan Direksi dapat dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman kerja, serta keahlian.
Selama tahun 2022, terdapat perubahan Komposisi Anggota Dewan Komisaris dari 7 (tujuh) orang Dewan Komisaris
menjadi 9 (sembilan) Dewan Komisaris. Per tanggal 17 Oktober 2022 komposisi ini kembali berubah menjadi 8
(delapan) orang Dewan Komisaris dengan rincian sebagai berikut:
Jenis
Nama Jabatan Usia Pendidikan Pengalaman Kerja Keahlian
Kelamin
Chandra M. Hamzah Komisaris Utama/ 55 Tahun Laki-laki Sarjana Hukum Memiliki Hukum
Independen pengalaman
kerja di bidang
hukum.
Iqbal Latanro Wakil Komisaris 64 Tahun Laki-laki • Business Management Memiliki Ekonomi
Utama/ Master of Science (MSi.) pengalaman di
Independen • Sarjana Ekonomi bidang perbankan.
Armand B. Arief Komisaris 70 Tahun Laki-laki • Sarjana Business Memiliki Business
Independen Administration pengalaman di Administration
• Master Business bidang perbankan.
Administration
Ahdi Jumhari Luddin Komisaris 68 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Akuntansi,
Independen Akuntansi pengalaman di Ekonomi
• Master of Science bidang bidang perbankan.
Policy Economics
Eko D. Komisaris 61 Tahun Laki-laki • Sarjana Teknik Planologi Memiliki Teknik
Heripoerwanto • Master in City Planning pengalaman Perencanaan
• Doktor bidang di bidang Tata Kota
Pengelolaan Sumber pemerintahan.
Daya Alam dan
Lingkungan
Heru Budi Hartono Komisaris 57 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Manajemen
Manajemen pengalaman Keuangan
• Magister Manajemen di bidang
pemerintahan.
Andin Hadiyanto Komisaris 58 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Ekonomi
Pembangunan pengalaman
• Master of Art Doctor (S3) di bidang
of Philosophy pemerintahan.
Jenis
Nama Jabatan Usia Pendidikan Pengalaman Kerja Keahlian
Kelamin
Chandra M. Hamzah Komisaris Utama/ 55 Tahun Laki-laki Sarjana Hukum Memiliki Hukum
Independen pengalaman
kerja di bidang
hukum.
Iqbal Latanro Wakil Komisaris 64 Tahun Laki-laki • Business Management Memiliki Ekonomi
Utama/ Master of Science (MSi.) pengalaman di
Independen • Sarjana Ekonomi bidang perbankan.
Armand B. Arief Komisaris 70 Tahun Laki-laki • Sarjana Business Memiliki Business
Independen Administration pengalaman di Administration
• Master Business bidang perbankan.
Administration
Ahdi Jumhari Luddin Komisaris 68 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Akuntansi,
Independen Akuntansi pengalaman di Ekonomi
• Master of Science bidang bidang perbankan.
Policy Economics
Jenis
Nama Jabatan Usia Pendidikan Pengalaman Kerja Keahlian
Kelamin
Sentot A. Sentausa * Komisaris 65 Tahun Laki-laki • Sarjana Statistika Memiliki Business
Independen • Master Business pengalaman di Administration
Administration bidang perbankan.
Heru Budi Hartono Komisaris 57 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Manajemen
Manajemen pengalaman Keuangan
• Magister Manajemen di bidang
pemerintahan.
Andin Hadiyanto Komisaris 58 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi jurusan Memiliki Ekonomi
Pembangunan pengalaman
• Master of Art Doctor (S3) di bidang
of Philosophy pemerintahan.
Herry Trisaputra Komisaris 55 Tahun Laki-laki • Sarjana Teknik Sipil Memiliki Teknik Sipil
Zuna ** • Magister Sistem dan pengalaman
Teknik Jalan Raya di bidang
• Doktor (S-3) Teknik Sipil pemerintahan
Himawan Arief Komisaris 59 Tahun Laki-laki • Sarjana Teknik Sipil Memiliki Teknik Sipil
Sugoto *** • Magister Teknik Sipil pengalaman
di bidang
pemerintahan
*) Diangkat berdasarkan Rapat Umum **) Diangkat berdasarkan Rapat Umum ***) Diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
pada tanggal 2 Maret 2022 dan pada tanggal 2 Maret 2022 dan pada tanggal 2 Maret 2022 dan
mendapat pernyataan efektif dari mendapat pernyataan efektif dari mendapat pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada
tanggal 8 Agustus 2022 tanggal 11 Oktober 2022 tanggal 3 Oktober 2022
Tidak terdapat perubahan komposisi anggota Direksi Perseroan selama tahun 2022.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun 2022, Wakil Direktur Utama Perseroan, Nixon L.P.
Napitupulu, diberhentikan dan diangkat kembali sebagai Wakil Direktur Utama untuk periode jabatan kedua.
Jenis
Nama Jabatan Usia Pendidikan Pengalaman Kerja Keahlian
Kelamin
Haru Koesmahargyo Direktur Utama 56 Tahun Laki-laki • Master of Business Memiliki Ekonomi
Administration in pengalaman di
investment Banking bidang perbankan.
• Bachelor of Technology
in Agricultural Industry
Nixon L. P. Wakil Direktur 53 Tahun Laki-laki Sarjana Ekonomi Memiliki Ekonomi
Napitupulu Utama pengalaman di
bidang perbankan.
Jenis
Nama Jabatan Usia Pendidikan Pengalaman Kerja Keahlian
Kelamin
Hirwandi Gafar Direktur Consumer 54 Tahun Laki-laki Sarjana Teknik Sipil Memiliki Teknik Sipil
pengalaman di
bidang perbankan.
Nofry Rony Poetra Direktur Finance 54 Tahun Laki-laki • MBA in Business Memiliki Ekonomi
• Sarjana Ekonomi pengalaman di
bidang perbankan.
Eko Waluyo Direktur 51 Tahun Laki-laki • Master of Economics Memiliki Ekonomi
Human Capital, • Sarjana Ekonomi pengalaman di
Compliance and bidang perbankan.
Legal
Elisabeth Novie Direktur Assets 55 Tahun Perempuan Sarjana Hukum bidang Memiliki Hukum
Riswanti Management Perdata pengalaman di
bidang perbankan.
Andi Nirwoto Direktur IT and 53 Tahun Laki-laki • Sarjana Teknik Memiliki Teknik,
Digital • Master of Finance pengalaman di Keuangan
bidang perbankan.
Jasmin Direktur 57 Tahun Laki-laki • Sarjana Ekonomi Memiliki Akuntansi,
Distribution and • Gelar International pengalaman di Bisnis
Funding Business bidang perbankan.
Setiyo Wibowo Direktur Risk 46 Tahun Laki-laki • Sarjana Teknik Elektro Memiliki Teknik,
Management • Gelar MBA in Finance pengalaman di Keuangan
& Banking bidang perbankan.
Untuk menjalankan strategi tersebut dibentuk sejumlah inisiatif strategis human capital yaitu:
1. Menyelaraskan sistem remunerasi dan program insentif untuk menarik, mempertahankan, dan memotivasi pegawai ;
2. Implementasi strategi multidaya dan menjalankan program orientasi bagi pegawai baru bagi perpindahan internal;
3. Mengaktivasi 4 pilar EVP, yakni Learn, Grow, Contribute, dan Engagement dalam mendorong peningkatan branding
Bank BTN;
4. Menjalankan manajemen suksesi untuk memastikan pemenuhan posisi kunci/kritikal dan menutup generation gap;
5. Merincikan dual career path (jalur karir spesialis dan generalis) untuk posisi kritikal yang selaras dengan tujuan
Strategis bank BTN;
6. Implementasi perencanaan tenaga kerja yang prediktif dan berbasis pada produktivitas;
7. Menerapkan metodologi dan matriks pengukuran produktivitas yang sistematis untuk segmen bisnis dan
pendukung;
8. Mengimplementasikan prinsip dan tata kelola manajemen kinerja yang terintegrasi serta menerapkan penilaian
kinerja multi sumber untuk memastikan objektivitas menyeluruh; dan
9. Mempertajam strategi pembelajaran, penerapan pembimbingan secara konsisten, serta melakukan intervensi
untuk mendukung budaya pembelajaran
Perekrutan Pegawai
Dalam pelaksanaan rekrutmen pegawai, sumber rekrutmen dapat diambil dari sumber internal dan eksternal. Jalur
internal adalah rekrutmen untuk memenuhi posisi tertentu dengan menyeleksi pegawai yang memiliki kriteria yang
telah ditentukan, sedangkan rekrutmen jalur eksternal bisa didapatkan dari calon pegawai lulusan baru (fresh graduate)
maupun calon pegawai yang berpengalaman (pro-hire/ experienced hire). Perseroan mengedepankan perekrutan
pegawai yang berasal dari lokal, yaitu merupakan warga negara Indonesia. Oleh karena itu, seluruh pegawai termasuk
manajemen senior atau manajemen atas Perseroan adalah masyarakat lokal. Adapun tahapan atau prosedur rekrutmen
yang dilakukan yaitu sebagai berikut: [GRI 3-3, 202-2]
Pengembangan kompetensi pegawai dilakukan melalui program pembelajaran dan pengembangan yang sistematik
untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengelolaan pembelajaran
dan pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan Bank sebagai "Learning Organization", di mana
setiap pegawai didorong untuk mengembangkan kompetensinya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik,
mempersiapkan diri menghadapi perubahan, tantangan baru dan/atau menduduki jabatan yang lebih tinggi.
Pengelolaan pembelajaran dan pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan serta kebutuhan bisnis
dengan metode 70:20:10 (70% learning from doing, 20% learning from other dan 10% formal learning). Kebijakan
pembelajaran dan pengembangan, menerapkan konsep ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation dan
Evaluation).
Pengembangan Kompetensi Berdasarkan Level Jabatan [GRI 404-2] [FS4] [OJK F.22]
Perseroan melakukan program pengembangan SDM untuk memenuhi kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan
secara berkesinambungan dengan metode pendidikan, pelatihan, penugasan khusus, maupun program mutasi dan
promosi. Berikut tabel jumlah pengembangan SDM berdasarkan level jabatan pada periode Januari–Desember 2022:
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, baik dari segi materi, metode
penyampaian, kualitas pengajar, maupun infrastruktur pendidikan dan pelatihan; Perseroan melakukan evaluasi yang
terbagi ke dalam 4 (empat) level evaluasi (Metode Kirkpatrick), yaitu:
L1 - Reaction Evaluasi peserta terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan atas relevansi dan
kepuasan pada kegiatan tersebut
L3 - Behaviour Evaluasi untuk mengukur pengaruh pelatihan terhadap perubahan perilaku peserta dan
penerapannya dalam pekerjaan
L4 - Result Evaluasi yang dilakukan untuk mengukur dampak pelatihan terhadap peningkataan
aspek bisnis atau proses bisnis perusahaan
Tahun 2022 Perseroan telah mengalokasikan biaya pengembangan kompetensi bagi pegawai yang tercatat mengalami
peningkatan sebesar 72% dibandingkan tahun 2021, Perseroan menetapkan metode delivery blended learning yaitu
menggabungkan online learning, virtual classroom, dan self learning sehingga pelaksanaan pendidikan menjadi efisien
tanpa mengurangi efektivitas dari masing-masing program pendidikan dan pelatihan untuk terus meningkatkan nilai
tambah bagi para pegawai salah satunya melalui pemenuhan kompetensi yang dipersyaratkan. Selain itu, di tahun
2022 terdapat relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, sehingga beberapa
program pendidikan dan pelatihan mulai dilaksanakan kembali dengan metode Classroom. Adapun besaran biaya
pengembangan kompetensi pegawai secara total dapat dilihat pada tabel berikut:
Jumlah dan Rata-rata Jam Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Berdasarkan Gender [GRI 404-1]
Jumlah dan Rata-rata Jam Pelatihan Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan [GRI 404-1]
Selain melalui program pendidikan dan pelatihan seperti yang telah disebutkan, upaya Perseroan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang unggul diwujudkan dengan memfasilitasi pegawai tetap terpilih untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini diatur dalam Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia (Human Capital)
KU.3 tentang Pengelolaan Pembelajaran dan Pengembangan yang bertujuan meningkatkan kompetensi pegawai dalam
rangka menciptakan tenaga kerja yang terampil, tangguh, dan tanggap sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
dunia perbankan. Pendidikan dan pelatihan tidak hanya diberikan kepada pegawai yang masih aktif, melainkan juga
diberikan kepada pegawai yang hendak memasuki masa pensiun. Melalui pelatihan tersebut, Perseroan membantu
menyiapkan pegawai yang hendak memasuki masa pensiun untuk memiliki kesiapan dan keterampilan agar tetap
produktif pada saat pensiun tiba. [GRI 404-2]
Pengembangan Karier
Dalam hal pengelolaan pengembangan karier pegawai, Perseroan memiliki jalur karier yang bervariasi. Setiap jalur
karier memiliki kecepatan karier dan kesempatan yang berbeda pula. Jalur karier tersebut berdasarkan pemetaan bakat
dan potensi masing-masing pegawai. Setiap pegawai dipetakan ke dalam matriks potensi yang disusun berdasarkan
aspek kinerja (performance) dan potensi (potential) pegawai, yaitu sebagai berikut:
7 NEED TO
8 POTENTIAL 9 STAR
DEVELOP
Tinggi
K I N E R J A
3 NEED TO
1 UNFIT 2 SLOW STARTER
Rendah
DEVELOP
P O T E N S I
Selain pemetaan potensi, Perseroan juga memiliki program Job Posting, yaitu proses untuk mencari kandidat pada
jabatan tertentu secara terbuka. Proses ini bertujuan untuk memberikan kesempatan secara luas kepada pegawai untuk
mengembangkan karier masing-masing.
Dalam hal pengisian jabatan kunci, Bank BTN memiliki proses untuk mempersiapkan suksesor untuk posisi kunci
atau kritikal di organisasi tentunya berdasarkan proses nominasi dan seleksi pegawai yang potensial dengan tahapan
sebagai berikut :
Mengidentifikasi Suksesor
• Menentukan kriteria kesuksesan
di posisi tujuan
• Menentukan kesesuaian profil
dan kesiapan suksesor
• Memilih dan menetapkan
suksesor
Perseroan memiliki program akselerasi karier bernama Talent Acceleration Program (TAP) untuk memenuhi jabatan
kunci di level BOD-1/BOD-2/BOD-3. Program ini dijalankan melalui dua kerangka kerja yaitu fast-track dan BTN
Millennials Program. Program fast-track ditujukan bagi seluruh pegawai di bawah 40 tahun. Sementara itu, BTN
Millennials Program ditujukan bagi pegawai baru dari jalur lulusan baru berusia kurang dari 26 tahun, maupun
pegawai dengan usia kurang dari 30 tahun yang memiliki hasrat kuat untuk menjadi pemimpin masa depan dan
terus berkarya di Perseroan. Fokus pengembangan pada program ini meliputi kepemimpinan (leadership), pengayaan
eksposur, pengalaman, dan kompetensi teknis. Pergerakan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain pada Perseroan
bersifat “dual path”, yaitu mengakomodasi kebutuhan Perseroan pada jabatan yang membutuhkan kepakaran tertentu
(fungsional) dan jabatan yang bersifat manajerial. Di sisi lain, pegawai memiliki kesempatan untuk menjalani kedua
jalur pergerakan, baik jabatan manajerial maupun fungsional. Penetapan manajerial maupun fungsional bergantung
dari kebutuhan Perseroan, kompetensi dan kapabilitas pegawai, serta aspirasi dari individu yang bersangkutan.
Fungsional
Lvl 2
Fungsional
Lvl 1
Kebijakan terkait perencanaan dan pengembangan karier pegawai di lingkungan Perseroan tertuang dalam Kebijakan
Umum Sumber Daya Manusia (Human Capital) KU.3 tentang Pengelolaan Manajemen Karir Dokumen ini menjadi
pedoman dalam meninjau dan menilai kinerja pegawai. Dalam menyusun indikator penilaian, Perseroan tidak
membedakan berdasarkan jenis kelamin, melainkan kompetensi dan potensi pegawai. Hasil penilaian kinerja tersebut
akan menjadi salah satu pertimbangan saat Perseroan merumuskan kebijakan terhadap pengembangan karier pegawai
tertentu.
Perseroan telah mempersiapkan jenjang karier sebagai upaya menciptakan peluang pertumbuhan dan motivasi pegawai
untuk berkembang. Jenjang karier tersebut berdasarkan rumpun jabatan, job family, dan struktur perencanaan karier
individu berdasarkan kompetensi inti pegawai (inti, kepemimpinan, dan job family) serta kurikulum pembelajarannya.
Selama tahun 2022, seluruh pegawai Perseroan (100%), baik laki-laki maupun perempuan, di seluruh level jabatan
organisasi mendapatkan penilaian kinerja. [GRI 404-3]
Perseroan secara rutin melakukan perundingan dengan Serikat Pekerja untuk menyusun dan menyepakati Perjanjian
Kerja Bersama (PKB). PKB berlaku dua tahun dengan opsi perpanjangan maksimal selama satu tahun. Perseroan
telah mendaftarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tersebut ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia, selaku lembaga yang berwenang memastikan kepatuhan pelaku usaha dalam isu ketenagakerjaan, sesuai
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor Kep.
4/HI.00.01/00.0000.220825025/B/IX/2022 tanggal 16 September 2022. PKB yang saat ini berlaku adalah PKB
periode tahun 2022-2024. [GRI 2-30] [OJK F.19]
Selain itu, Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia (Human Capital) KU.3 tentang Hari dan Jam Kerja dalam Sub
Human Capital Administration memuat komitmen mencegah kemungkinan terjadinya kerja paksa di Perseroan. Upaya
pencegahan tersebut kemudian diatur secara lebih spesifik melalui Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia (Human
Capital) KU.3 tentang Human Capital Administration, yang mengatur hari dan jam operasional bank agar pegawai dapat
hadir, bekerja, dan beristirahat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Bila kemudian terdapat situasi di mana
pegawai bekerja melebihi jam kerjanya, Perseroan akan memberikan kompensasi dalam bentuk uang lembur kepada
pegawai yang telah diatur dalam Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia (Human Capital) KU.3 tentang Pengelolaan
Kompensasi dan Manfaat. [GRI 409-1]
Sebagai langkah untuk membina kerja sama, Perseroan selalu berusaha untuk menciptakan komunikasi dua arah
dengan para pegawai, termasuk memberikan informasi terkait dengan perubahan struktur organisasi dan penambahan
unit bisnis kepada pegawai serta hal-hal yang terkait dengan kepegawaian. Informasi tersebut dapat diakses melalui
LApS, sebuah aplikasi internal yang mengatur tentang ketentuan Perseroan.
Remunerasi Pegawai
Sistem remunerasi dan kesejahteraan pegawai diatur dalam Surat Edaran Direksi Nomor 43/DIR/CMO/2011 tentang
Human Capital Reward. Aturan ini mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 45/ POJK.03/2015 tentang
Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 40/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi bagi Bank Umum. Dalam
memberikan remunerasi, Perseroan memberikan penghargaan yang adil tanpa diskriminasi atas jenis kelamin, suku,
ras, agama, warna kulit, dan keberagaman lainnya. Pemberian remunerasi sepenuhnya berdasarkan pencapaian kinerja
dan tanggung jawab jabatan yang diemban. [GRI 3-3, 405-2]
Perseroan menerapkan sistem remunerasi guna memotivasi dan mempertahankan pegawai-pegawai terbaik serta
bertujuan memenuhi kebutuhan akan atas Human Capital yang berkualitas. Guna mendukung strategi Perseroan dan
mendorong kinerja yang optimal dan berkesinambungan, Perseroan menerapkan remunerasi berbasis kinerja dan
risiko yang mengacu pada kinerja karyawan.
Selain itu, Perseroan juga menerapkan struktur dan skala upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik penetapan
remunerasi juga dilaksanakan dengan memperhatikan kinerja dari tiap-tiap individu pegawai (based on performance),
kinerja unit kerja dan kinerja Perseroan secara keseluruhan, tetapi tetap memperhatikan kemampuan Perseroan.
Dalam mengimplementasikan kebijakan remunerasi, Perseroan memberikan gaji, penyesuaian gaji setiap tahun,
Tunjangan Hari Raya (THR), uang cuti tahunan, dan uang cuti besar yang diberikan untuk setiap periode masa kerja 3
(tiga) tahunan.
Perseroan juga menyediakan fasilitas kesehatan bagi pegawai dan anggota keluarganya, meliputi jaminan rawat inap,
rawat jalan setelah rawat inap, biaya melahirkan, rawat gigi, general check-up, pembelian kacamata, dan lainnya.
Selain itu, Perseroan juga memberikan remunerasi yang bersifat variabel antara lain, tunjangan lokasi, tunjangan
jabatan yang diperuntukan untuk jabatan-jabatan tertentu, uang lembur, uang sandang untuk seluruh pegawai, bonus
insentif penjualan, serta bonus tahunan.
Hal ini merupakan bentuk perhatian Perseroan terhadap pemenuhan kebutuhan pokok pegawai. Di samping itu,
Perseroan juga memberikan perhatian pada kebutuhan perumahan dan transportasi dengan memberikan fasilitas
kredit khusus bagi pegawai.
Perseroan memberikan komponen remunerasi dan fasilitas sesuai dengan status kepegawaian, dan memastikan hak
yang diterima oleh pegawai kontrak telah sesuai dengan standar yang berlaku. [GRI 401-2]
Perseroan selalu memberikan usaha yang terbaik untuk memastikan keadilan dalam pemberian remunerasi. Sejak
tahun 2018, Perseroan telah melakukan beberapa perbaikan mengenai kebijakan remunerasi. Beberapa contoh di
antaranya adalah penyesuaian gaji pada persentil P75 untuk meningkatkan daya saing, peraturan manfaat (benefit)
yang lebih seperti fasilitas pindah pegawai, kredit, kesehatan, dan lembur yang lebih baik; serta sistem kompensasi
variabel untuk tenaga penjual. Selain itu, Perseroan juga merspons inflasi dan kenaikan upah minimum sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum
dengan menyesuaikan gaji para pegawai. Perseroan juga berkomitmen untuk memberikan gaji pegawai tingkat awal
(entry level) supaya berada di atas nilai upah minimum daerah setempat. [GRI 202-1] [OJK F.20]
Cuti Melahirkan
Perseroan memberikan hak cuti kepada seluruh karyawan untuk menjalani atau mendampingi proses kelahiran anak.
Karyawan perempuan dapat mengajukan cuti melahirkan selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum dan sesudah
persalinan, atau tiga bulan masa persalinan. Sementara itu, seluruh karyawan laki-laki yang akan mendampingi
kelahiran istri berhak atas cuti (paternity leave) selama lima hari. Selain itu, Perseroan juga memberikan cuti keguguran
kepada pegawai tetap perempuan selama 45 hari sejak terjadinya keguguran. Fasilitas ini telah diatur di dalam
Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia (Human Capital) KU.3 tentang Pengelolaan Hubungan Industrial. [GRI 401-3]
Program Pensiun
Perseroan memberikan perhatian atas kesejahteraan pegawai menjelang pensiun melalui program Masa Persiapan
Pensiun (MPP). Program tersebut diperuntukkan bagi pegawai tetap yang telah mencapai usia 55 tahun. MPP
diselenggarakan selama 12 bulan dalam berbagai program pelatihan keterampilan tertentu guna mempersiapkan
keberlangsungan hidup pegawai selepas pensiun. Pelaksanaan program pensiun merupakan bentuk apresiasi kepada
pegawai tetap atas kontribusinya di Perseroan. Pegawai tetap yang telah mencapai usia pensiun normal, yaitu 56 tahun,
dan pegawai tetap dengan posisi staf teller, staf layanan nasabah (customer service), dan sekretaris yang berusia 36
tahun berhak mendapatkan manfaat pensiun. Perseroan menyelenggarakan program manfaat pensiun sebagai hak
pegawai tetap yang terdiri dari Program Manfaat Pasti dan Program Iuran Pasti. Pada Program Manfaat Pasti, pegawai
tetap mendapatkan manfaat sebesar formula yang sudah ditentukan oleh Dana Pensiun, sedangkan pada Program
Iuran Pasti, pegawai tetap mendapatkan manfaat pensiun dari akumulasi saldo iuran sebesar 2,5% dari gaji yang
bersangkutan, 7,5% dari Perseroan, dan hasil pengembangannya. Perseroan menyelenggarakan program manfaat
pensiun sebagai hak pegawai tetap yang terdiri dari Program Manfaat Pasti dan Program Iuran Pasti. Jumlah tertinggi
manfaat pensiun yang dapat diterima adalah 80% dari penghasilan dasar pensiun. Ketentuan tersebut mengacu pada
Ketetapan Direksi (KD) tentang Peraturan Dana Pensiun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Dapen BTN).
Perseroan tidak hanya memperhatikan kesejahteraan pegawai aktif, tetapi juga mempersiapkan dan memberikan
insentif kepada para pekerja yang akan memasuki masa pensiunnya. Hal tersebut diatur dalam Kebijakan Umum
Sumber Daya Manusia (Human Capital) KU.3 tentang Pengelolaan Pengakhiran Hubungan Kerja. Menurut dokumen
tersebut, pegawai yang berhak untuk mendapatkan manfaat pensiun adalah pegawai tetap yang telah mencapai usia
56 tahun. Berikut merupakan manfaat pensiun yang diberikan:
• Program Manfaat Pasti, berupa manfaat pensiun sebesar formula yang sudah ditentukan oleh Dana Pensiun;
• Program Iuran Pasti, berupa manfaat pensiun dari akumulasi saldo iuran pegawai tetap sebesar 2,5% dari gaji yang
bersangkutan, 7,5% dari Perseroan, dan hasil pengembangannya;
• Mengacu kepada Ketetapan Direksi tentang Peraturan Dana Pensiun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
(Dapen BTN), besarnya manfaat pensiun setinggi-tingginya 80% dari penghasilan dasar pensiun. [GRI 201-3]
Relasi yang harmonis dan terbuka di antara pegawai dan pihak manajemen merupakan salah satu kunci untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan sehat. Oleh karena itu, Perseroan menggunakan platform kepegawaian digital yaitu
Intelligence BTN Employee Service (iBES/HCIS) untuk memberikan kemudahan akses bagi pegawai terhadap seluruh
informasi dan urusan kepegawaian. Selain itu, Perseroan memberikan sarana Whistleblowing System (WBS) yang
merupakan bagian dari pemeliharaan dan kepedulian atas budaya anti kecurangan di dalam perusahaan. WBS juga
berguna untuk mengelola aduan atau keluhan para pegawai terhadap permasalahan praktik ketenagakerjaan dan hak
asasi manusia yang secara formal diatur dalam Surat Edaran Direksi Nomor: 21/DIR/IAD/2014 tentang Whistleblowing
System PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Perseroan wajib memberikan perlindungan
kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik kepada tenaga kerjanya. Berdasarkan hal
tersebut, Perseroan membentuk kebijakan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
yang tercantum dalam: [GRI 403-1]
a. Peraturan Direksi Nomor 5/PD/PGSD/2017 Tanggal 31 Oktober 2017 tentang Pedoman Kebijakan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan
b. Surat Edaran Direksi Nomor 60/DIR/PGSD/2017 Tanggal 31 Oktober 2017 tentang Standard Operating Procedure
Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 48 Tahun 2016, penyelenggaraan K3 perkantoran dimulai dari membentuk
dan mengembangkan SMK3 perkantoran hingga menerapkan standar K3 perkantoran. Aspek yang perlu diatur dalam
SMK3 perkantoran meliputi penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan
evaluasi K3, serta peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
Merujuk pada SMK3, Perseroan mengimplementasikan berbagai program terkait kesehatan dan keselamatan pegawai
sebagai berikut: [GRI 403-1]
Perseroan melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan pegawai sebagai berikut: [GRI 403-1,
403-6]
a. Menyediakan fasilitas medical check-up berkala dan fasilitas pengobatan pegawai, di antaranya jaminan penggantian
biaya rawat inap di rumah sakit, biaya rawat jalan, biaya persalinan, biaya perawatan gigi, penggantian kacamata,
biaya alat bantu dengar, pemeriksaan laboratorium, dan biaya medis lainnya;
b. Menyediakan fasilitas poliklinik dan dokter yang bisa dikunjungi oleh pegawai dan keluarganya; dan
c. Mengikutsertakan pegawai beserta keluarganya dalam asuransi BPJS kesehatan.
a. Seluruh kantor operasional dilengkapi dengan perangkat keselamatan kerja, seperti Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), detektor asap, pompa diesel, dan tangga darurat untuk memastikan keselamatan lingkungan kantor dan
pegawai. Penyedian perangkat tersebut berpedoman pada standar yang ditetapkan oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
b. Perseroan secara berkala melakukan pemeriksaan, pemeliharaan, dan penggantian rutin terhadap seluruh perangkat
keselamatan kerja. Program ini bertujuan mengawasi dan mengontrol tingkat kelayakan perangkat keselamatan
kerja di lingkungan Perseroan;
c. Seluruh operator perangkat keselamatan kerja (contoh: pesawat angkat dan angkut) telah memiliki sertifikat yang
diterbitkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta;
d. Perseroan memasang rencana situasi kebakaran dan prosedur keselamatan kebakaran untuk semua ruangan dan
lantai gedung. Fasilitas ini tidak hanya sebagai sarana untuk memperingatkan karyawan dalam keadaan darurat,
tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi pegawai mengenai penanganan kebakaran; dan
e. Pegawai tersertifikasi oleh pelatihan “Pembinaan dan Sertifikasi Ahli kesehatan dan keselamatan Kerja Umum
(AK3U)” yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. [GRI 403-5]
Standard Operating Procedure (SOP) Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
Untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pegawai, Perseroan memasang dan membuat Standard Operating
Procedure (SOP) penggunaan alat kerja, termasuk pelatihan tentang metode kerja yang sehat dan aman. Perseroan
telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan kebijakan khusus K3.
Berdasarkan definisi dari Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Perkantoran, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen gedung perkantoran secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif. Tujuan dari penerapan SMK3 adalah untuk meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja melalui seperangkat prosedur kerja yang lebih terencana, terukur, terstruktur dan terintegrasi,
sehingga dapat mencegah tingkat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. [GRI 403-1, 403-7]
Pada tahun 2020 lalu, Perseroan telah melakukan sertifikasi Ahli K3 Umum (AK3U) kepada sebagian pegawai.
Sertifikasi AK3U merupakan program dari Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mempersiapkan ahli K3 di lingkungan
perusahaan. Beberapa materi sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan antara lain: [GRI 403-2,
403-5]
a. Sarana dan prasarana pendukung operasional gedung misal lift, genset, AC, dan penerangan;
b. Pelaksanaan medical check-up secara rutin kepada pegawai;
c. Peralatan pendukung kerja seharusnya tidak mempunyai efek kepada kesehatan;
d. Rotasi pegawai secara periodik sehingga tidak terganggu psikologisnya.
Beberapa kebijakan lain yang telah diterapkan berkaitan dengan K3, di antaranya:
Perseroan tentunya selalu berusaha memaksimalkan usaha demi mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan
nyaman bagi seluruh pegawai. Salah satunya dengan mengikuti semua aturan dan standar yang berlaku. Usaha
tersebut membuahkan hasil berupa tidak terjadi insiden kecelakaan kerja dan tidak ditemukan kasus pegawai yang
terkena penyakit karena kerja. [GRI 403-2, 403-3, 403-9, 403-10]
Perseroan berkomitmen untuk selalu menjaga privasi dan keamanan data nasabah sebagai bentuk kepatuhan atas
beberapa peraturan berikut ini: [GRI 418-1]
1. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa
Keuangan;
3. Surat Edaran OJK No.14/SEOJK.07/2014 Tentang Kerahasiaan dan Keamanan Data dan/atau Informasi Pribadi
Konsumen; dan
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 2/19/PBI/2000 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin
Tertulis Rahasia Bank Terkait Kerahasiaan Nasabah.
Berpedoman pada aturan-aturan di atas, Perseroan telah memiliki Kebijakan Khusus tentang Keamanan Teknologi
Informasi No. KK.5-B Tanggal 28 Juni 2022. Kebijakan ini memastikan bahwa informasi yang dikelola tetap memenuhi
prinsip kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan secara efektif dan efisien guna menjamin keberhasilan bisnis
Perseroan. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan informasi yang mampu memastikan kelancaran
bisnis dan menciptakan aktivitas operasional yang lebih baik, aman, lancar, dapat diaudit. Selain itu, kebijakan ini
berperan penting dalam rangka menjaga citra Perseroan sebagai bank terpercaya yang mampu melindungi informasi
pelanggan serta berdedikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan masyarakat. [SASB FN-CB-230a.2]
Perseroan juga melakukan upaya lain untuk melindungi keamanan data nasabah dengan memasang semua perangkat
lunak yang telah diotorisasi dan rutin diperbarui secara berkala, memberikan pelatihan keamanan teknologi informasi
(TI) kepada seluruh pengguna, serta menerapkan manajemen atau standardisasi kata sandi (password) untuk
memastikan keamanan akses terhadap informasi yang dilindungi. Evaluasi secara berkala juga dilakukan demi menjaga
agar arsitektur keamanan data yang dimiliki Perseroan sangat memadai dan efektif dalam melindungi data nasabah.
Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya pengaduan pelanggaran keamanan data nasabah, seperti kehilangan,
pencurian, dan penyebaran data pelanggan. [GRI 418-1] [SASB FN-CB-230a.2, FN-CB-230a.1]
Perseroan menyadari bahwa salah satu bentuk pelayanan yang unggul adalah penyelesaian pengaduan nasabah secara
cepat dan tepat. Selain itu, keamanan data dan perlindungan privasi nasabah menjadi isu penting dalam keberlanjutan
bisnis. Berdasarkan Kebijakan Khusus No. KK.9-K Tanggal 29 November 2022 tentang Pengaduan Nasabah, penerimaan
pengaduan nasabah dapat dilakukan di seluruh unit kerja bank dan kanal lainnya tanpa memperhatikan kantor bank
tempat nasabah pertama kali mendaftar. Tahapan penyelesaian pengaduan nasabah meliputi:
a. Penerimaan pengaduan;
b. Penanganan dan penyelesaian pengaduan, termasuk di antaranya adalah kesimpulan, kronologis pengaduan, dan
penilaian awal terhadap penyebab terjadinya pengaduan nasabah; dan
c. Pemantauan penanganan dan penyelesaian pengaduan.
Perseroan senantiasa mewujudkan komitmen untuk penyelesaian pengaduan nasabah. Langkah-langkah yang
Perseroan lakukan dalam penyelesaian pengaduan nasabah antara lain:
1. Berkomitmen melakukan penyelesaian pengaduan nasabah;
2. Aktif melakukan mediasi dengan para pihak untuk mencari solusi penyelesaian pengaduan. Para pihak tersebut
antara lain (Kantor Cabang, Kantor Wilayah, Kantor Pusat bersama dengan pihak regulator (OJK, Ombudsman,
Lapor.go.id, Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia [LAPSPI] dan Badan Perlindungan
Konsumen Nasional [BPKN]).
3. Rutin melakukan pengawasan atas penyelesaian pengaduan nasabah dan dilaporkan melaporkan hasil pemantauan
kepada Direksi secara berkala.
Komitmen Perseroan dalam menjaga privasi dan melindungi data nasabah membawa hasil berupa tidak adanya
insiden kebocoran data nasabah atau kebocoran terkait informasi personal nasabah, maupun kehilangan data nasabah
selama periode pelaporan. Selain itu, juga tidak terdapat pengaduan serupa dari otoritas yang berwenang di industri
perbankan. [GRI 418-1]
Keterangan:
Kategori Penghimpunan Dana: Tabungan, Deposito, Giro, dll.
Kategori Penyaluran Dana: Kredit Subsidi, Kredit Non Subsidi, Kredit Modal Kerja, dll.
Kategori Produk Kerja Sama: Bancassurance, Reksadana, ORI, dll.
Kategori Produk Lainnya: Layanan Petugas, Bank Garansi, Penyediaan Fasilitas, dll.
Kategori Sistem Pembayaran: ATM, Mobile Banking, Internet Banking, dll.
Kepuasan Nasabah
Perseroan tetap berkomitmen untuk memberikan produk dan layanan terbaik dan setara kepada seluruh nasabah
tanpa terkecuali. Perseroan menetapkan kebijakan dan standar pelayanan terbaik untuk mewujudkan kepuasan
nasabah. Melalui upaya tersebut, Perseroan berharap dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan kepercayaan
para nasabah sehingga terwujudnya kepuasan di antara mereka. [OJK F.17]
Perseroan melakukan berbagai hal untuk mewujudkan kepuasan nasabah, antara lain:
1. Menawarkan produk dan jasa sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan;
2. Memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan menindaklanjuti keluhan nasabah secara adil tanpa diskriminasi;
3. Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, adil, jujur, tidak menyesatkan, dan diterima oleh norma-
norma yang berlaku umum di masyarakat;
4. Menerapkan perdagangan yang adil (fair trade) sesuai dengan kebijakan Perseroan, yaitu: [FS15]
a Surat Keputusan Direksi Nomor 13/SK/DIR/RFSD/2017 Tanggal 17 Oktober 2017 beserta lampiran tentang
Tarif dan Biaya Administrasi Produk Retail Funding and Services;
b. Petunjuk Teknis PT.2-C.1 Tanggal 26 Juli 2022 tentang Tarif Layanan Transfer Valuta Asing; dan
c. Surat Keputusan Nomor 9/SK/DIR/CLSD/2018 Tanggal 6 September 2018 tentang Tarif Produk Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) dan Letter of Credit (LC).
5. Pegawai wajib mendukung Perseroan dalam upaya untuk mencapai kepuasan dan kepercayaan nasabah.
Seperti halnya produk dan layanan yang sudah ada, Perseroan senantiasa memberikan informasi yang jelas mengenai
produk dan inovasi yang dilakukan sehingga nasabah dapat menentukan pilihannya dengan perasaan aman. Perseroan
juga melakukan komunikasi pemasaran yang merujuk terkait regulasi yang berlaku dalam setiap pemasaran produk
dan layanan. Dengan demikian, selama tahun pelaporan, tidak terdapat dampak negatif atas produk dan jasa yang
dikeluarkan Perseroan. Tidak hanya itu, Perseroan juga tidak memiliki catatan mengenai produk dan layanan yang
ditarik atau dibatalkan karena alasan tertentu. Lebih dari itu, selama tahun 2022, Perseroan juga tidak mencatat adanya
insiden pelanggaran terkait komunikasi pemasaran. [GRI 3-3, 417-3] [OJK F.27, F.28, F.29]
Perseroan juga memberikan program edukasi nasabah yang dilakukan dengan sosialisasi produk dan layanan.
Beberapa contoh kegiatan edukasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
a. BTN Zone
BTN Zone tersebar di beberapa kampus dan perguruan tinggi. BTN Zone merupakan sistem dan layanan terintegrasi
dengan konsep digital solution dari Perseroan untuk meningkatkan kenyamanan dan memudahkan transaksi
digital. Edukasi dilakukan melalui memberikan akses kepada mahasiswa untuk menggunakan fasilitas internet,
memperkenalkan dan mempelajari produk perbankan Perseroan, dan merasakan kemudahan transaksi yang
ditawarkan oleh Perseroan dengan aplikasi digital solutions yang memfasilitasi terciptanya cashless society. Selama
2022, BTN Zone telah menjangkau beberapa universitas ternama seperti Universitas Diponegoro, Universitas Syiah
Kuala, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Institut Teknologi Bandung.
b. Aplikasi Digital
Perseroan menyediakan aplikasi yang dapat diunduh oleh nasabah melalui Google Play dan App Store (Apple)
yang bertujuan mempermudah proses pembayaran tagihan kartu kredit, asuransi, transfer dan pembayaran tagihan
e-commerce, serta mengisi ulang layanan pembayaran virtual seperti GoPay, GrabPay, dan sebagainya.
Upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kepuasan nasabah yang telah dilakukan oleh Perseroan membawa hasil
yang memuaskan. Pencapaian ini dapat dilihat melalui berbagai penilaian dari pihak eksternal. Sebagian dari berbagai
pencapaian yaitu: [OJK F.30]
Dalam era transformasi digital, Bank BTN terus melakukan inovasi dalam mengembangkan layanan digital bagi nasabah,
khususnya di sektor perumahan. Dalam rangka mewujudkan ekosistem perumahan digital, Perseroan meluncurkan
aplikasi BTN Properti for Developer yang ditujukan khusus bagi para pengembang (developer) yang menjadi mitra BTN
dalam menyalurkan pembiayaan perumahan kepada masyarakat Indonesia. Peluncuran aplikasi ini sebagai pelengkap
konsep One Stop Housing Ecosystem yang telah diusung BTN selama ini. Pelibatan mitra developer dalam ekosistem
ini membuat pemangku kepentingan properti yang sudah bergabung sebelumnya, seperti halnya home service, jasa
arsitek, jasa desain interior, dan jasa kontraktor dapat berkolaborasi lebih intens dalam memberikan pelayanan terbaik
kepada nasabah BTN.
BTN Properti for Developer memudahkan pengembang melakukan setiap aktivitas operasional yang terkait dengan
sektor perbankan. Hal-hal mengenai pengajuan pinjaman KPR, pembaruan manajemen stok, dan pemantauan status
KPR konsumen dapat dilakukan secara langsung, mudah dan transparan. Aplikasi BTN Properti for Developer juga
telah terintegrasi dengan portal properti BTN yang membuat proses pemutakhiran data stok unit dapat dilakukan
dengan mudah dan tersentral. Pengembang juga bisa melakukan interaksi dengan konsumen secara langsung dalam
memasarkan unit mereka. Melalui segala kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi ini, BTN berharap kinerja para
pengembang dapat terus meningkat sehingga dapat berkontribusi terhadap penyediaan perumahan di Indonesia.
BTN Smart Residence adalah aplikasi yang disediakan Perseroan untuk menghubungkan antara penghuni dan
pengelola dalam proses pembayaran tagihan, iuran, pertukaran informasi, sampai dengan keluhan atau pengaduan.
Berbasis WEB
Untuk Admin Residence/ Management Pengelola
Media komunikasi
Menyampaikan informasi atau
pembaruan berita terkait residence.
BTN Properti merupakan platform marketplace milik Perseroan yang berisi berbagai kategori properti milik pengembang
yang sudah bekerja sama dengan Perseroan di seluruh wilayah Indonesia.
Berikut adalah jumlah member yang tergabung dalam Platform BTN Portal Properti:
Layanan bagi nasabah lembaga untuk melakukan berbagai jenis transaksi keuangan dan perbankan yang diakses
melalui jaringan internet.
Layanan mesin ATM yang dapat menerima setoran tunai dan tarik tunai sehingga
memudahkan dalam bertransaksi, cepat, dan langsung.
Sesuai dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan setara bagi semua
nasabah, Perseroan memberikan perhatian khusus kepada nasabah dengan kondisi
tertentu, misalnya penyandang disabilitas. Bagi nasabah tunanetra misalnya, Perseroan
menyiapkan lajur khusus dan ATM yang telah dilengkapi dengan huruf Braille. Di
samping itu, Perseroan juga menyediakan jalur khusus bagi nasabah pengguna kursi
roda. Selain menyediakan sarana dan prasarana fisik, Perseroan juga menyiapkan
pendamping untuk para nasabah dengan kondisi khusus tersebut. [FS14]
Dalam rangka memastikan kepatuhan di bidang sosial, Perseroan berkomitmen untuk memenuhi regulasi terkait
ketenagakerjaan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Implementasinya, antara lain, mempekerjakan pegawai
dengan waktu tertentu, tidak ada pekerja anak, memperlakukan pegawai dan nasabah secara setara, serta menciptakan
lingkungan kerja yang aman dan nyaman sesuai prinsip K3. Sementara itu, kepatuhan di bidang ekonomi ditunjukkan,
antara lain, dengan bersaing secara sehat, anti monopoli, antikorupsi, dan memberikan upah layak kepada pegawai.
[SASB FN-CB-510a.1]
Upaya Perseroan dalam bersungguh-sungguh memenuhi komitmen tersebut membawa hasil yang baik dengan tidak
adanya denda atau sanksi non moneter akibat ketidakpatuhan terhadap undang-undang atau peraturan di bidang sosial
maupun ekonomi. Tak hanya itu, Perseroan juga tidak memiliki kasus yang diadukan melalui mekanisme penyelesaian
sengketa di Indonesia, misalnya sengketa perburuhan, legalitas produk, dan sebagainya. [GRI 2-27, 419-1]
Perseroan senantiasa berusaha memastikan bahwa keputusan dan operasional bisnis yang dilakukannya memberikan
dampak negatif seminimal mungkin kepada masyarakat dan lingkungan. Salah satu bentuk pengendalian tersebut
adalah dengan membuka saluran komunikasi yang dapat digunakan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat
untuk menyampaikan keluhan atau tanggapan mereka terhadap dampak operasi Perseroan. Pada periode pelaporan,
tidak ada keluhan yang diterima Perseroan. [OJK F.24]
Pengaduan Selesai
Tahun Pengaduan Diterima Pengaduan Ditindaklanjuti
Ditindaklanjuti
2022 0 0 0
2021 0 0 0
2020 115 12 103
LAPORAN
KEBERLANJUTAN 2022
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, Perseroan berupaya untuk memperkuat keberadaan
perusahaan dengan menerapkan GCG sebaik-baiknya. Penerapan GCG memiliki banyak manfaat bagi Perseroan, di
antaranya mewujudkan keseimbangan dalam pengendalian perusahaan guna menekan peluang terjadinya kecurangan
(fraud) dan meminimalkan risiko terjadinya kesalahan pengelolaan perusahaan.
Kemampuan dalam memenuhi harapan pemangku kepentingan merupakan modal penting bagi Perseroan guna
senantiasa berkembang secara berkelanjutan pada masa-masa mendatang. Sebagai lembaga jasa keuangan, Perseroan
optimis mampu menjawab tantangan dan tuntutan dari para pemangku kepentingan internal maupun eksternal melalui
penerapan GCG yang tepat sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku dan standar praktik terbaik yang ada.
Dalam melaksanakan GCG, Perseroan merujuk pada berbagai ketentuan, peraturan, dan perundang-undangan yang
relevan serta mengacu pada pedoman GCG yang diterbitkan oleh lembaga nasional maupun internasional. Dasar
rujukan penerapan GCG Perseroan adalah sebagai berikut:
• Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan;
• Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
• Peraturan OJK No. 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi
Keuangan;
• Peraturan OJK No. 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;
• Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
• Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik;
• Peraturan OJK No. 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
• Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau
Perusahaan Publik;
• Peraturan OJK No. 5/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank;
• Peraturan OJK No. 37/POJK.03/2019 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank;
• Peraturan OJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum;
• Surat Edaran OJK No. 14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi
Keuangan;
• Surat Edaran OJK No. 15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;
• Surat Edaran OJK No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
• Surat Edaran OJK No. 25/SEOJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis Bank Umum;
• Surat Edaran OJK No. 43/SEOJK.03/2016 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Konvensional;
• Surat Edaran OJK No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum;
• Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/
MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha
Milik Negara; dan
• Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana Akta No. 08 Tanggal 08 April 2021.
Selain itu, Perseroan mengadopsi berbagai standar tata kelola terbaik yang berlaku di regional maupun internasional
dan meningkatkan cakupan implementasi GCG antara lain sebagai berikut:
1. Prinsip-prinsip Corporate Governance yang dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD);
2. ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF);
3. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG);
4. Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG);
5. Principles for Enhancing Corporate Governance yang diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision.
Penerapan GCG semakin menemukan makna pentingnya dan telah menjadi kebutuhan guna mencapai tujuan “Moving
Beyond Corporate Governance to True Business Value”. Perseroan telah mentransformasi paradigma pelaksanaan tata
kelola dari yang sebelumnya berorientasi pada kepatuhan (compliance driven) menjadi berorientasi pada nilai (value
driven) dalam semua proses bisnis. Bukti bahwa peningkatan nilai perusahaan dapat dilakukan bersamaan dengan
perbaikan praktik tata kelola yang berkesinambungan dapat dilihat dari kinerja bisnis Perseroan dan penilaian tata
kelola. Terbukti sejak 2014, skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan ASEAN Corporate Governance
Scorecard (ACGS) konsisten meningkat paralel sejalan dengan pertumbuhan.
Melalui komitmen Perseroan dalam menerapkan GCG, Perseroan menghasilkan pencapaian dan prestasi yang
berkaitan dengan GCG di antaranya:
Acara : Acara :
2021 ASEAN Corporate Governance 2021 ASEAN Corporate Governance
Scorecard Award Scorecard Award
Perseroan menyadari bahwa keberlangsungan usaha suatu entitas usaha tidak hanya diukur dari performa keuangan
serta peningkatan keuntungan semata, tetapi juga melalui pengelolaan internal perusahaan, di antaranya yaitu
pelaksanaan GCG yang efektif. Pada dasarnya Perseroan menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan tujuan dan
keyakinan bahwa hal ini akan menjamin terciptanya keseimbangan bisnis secara menyeluruh sehingga segenap bentuk
kepentingan, baik bisnis maupun sosial, individu dengan kelompok, internal juga eksternal, jangka pendek dan jangka
panjang; serta kepentingan Pemegang Saham dan pemangku kepentingan akan menuju pada titik keseimbangan.
Penerapan prinsip-prinsip GCG sangat diperlukan agar Perseroan menjadi lebih tangguh dan mampu bertahan dalam
menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perseroan terus berupaya mengikuti perkembangan praktik GCG terbaik
di tingkat nasional, regional, maupun internasional yang relevan dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan bertujuan antara lain untuk:
1. Mendukung visi Perseroan, yaitu “Menjadi Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada Tahun 2025”;
2. Mendukung misi Perseroan, yaitu:
a. Secara aktif mendukung pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kepemilikan
rumah;
b. Mewujudkan kehidupan yang diimpikan jutaan rakyat Indonesia melalui penyediaan rumah yang layak;
c. Menjadi One of Home of Indonesia's Best Talent;
d. Meningkatkan shareholder value dengan berfokus pada pertumbuhan profitabilitas yang berkelanjutan sebagai
perusahaan blue chip dengan prinsip manajemen risiko yang kokoh;
e. Menjadi mitra keuangan bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perumahan dengan menyediakan
solusi menyeluruh dan layanan terbaik melalui inovasi digital.
3. Memberikan manfaat dan nilai tambah (added value) bagi para Pemegang Saham (shareholders) dan para
Dalam melaksanakan seluruh proses bisnis dan kegiatan operasional, Perseroan menerapkan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik pada setiap level atau tingkatan organisasi dengan merujuk pada Peraturan OJK No. 55/
POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum dan Surat Edaran OJK No. 13/SEOJK.03/2017 tentang
Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang dilaksanakan pada
Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Keterbukaan (transparency), yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, pengungkapan, dan
penyediaan informasi yang relevan mengenai perusahaan, yang mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan
usaha pembiayaan yang sehat;
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan secara transparan, wajar, efektif, dan efisien;
3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pembiayaan, nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha
pembiayaan yang sehat;
4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan perusahaan yang dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas
dari benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pembiayaan dan nilai-nilai etika serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan
usaha pembiayaan yang sehat; dan
5. Kesetaraan dan kewajaran (fairness), yaitu kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan di dalam memenuhi hak-hak
pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian, peraturan perundang-undangan, dan nilai-nilai etika
serta standar, prinsip, dan praktik penyelenggaraan usaha pembiayaan yang sehat.
Tujuan penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemangku kepentingan, khususnya debitur, kreditur, dan/atau pemangku
kepentingan lainnya;
2. Meningkatkan pengelolaan perusahaan secara profesional, efektif, dan efisien;
3. Meningkatkan kepatuhan organ perusahaan dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) serta jajaran di bawahnya agar
dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi pada etika yang tinggi, kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan, dan kesadaran atas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkungan;
4. Mewujudkan perusahaan yang lebih sehat, dapat diandalkan, amanah, dan kompetitif; dan
5. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.
GCG merupakan alat yang dipergunakan oleh organ Perseroan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
Perseroan sehingga mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan
kepentingan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan etika bisnis. Semakin
kompleks risiko yang dihadapi bank maka semakin meningkat pula kebutuhan praktik tata kelola oleh Perseroan.
Lebih dari itu, GCG menjadi upaya berkesinambungan untuk merespons secara proporsional kebutuhan implementasi
GCG sehingga mencapai tujuan untuk Moving Beyond Corporate Governance to True Business Value. Dengan kata
lain, Perseroan menjadi bank BUMN yang membanggakan dan berpartisipasi dalam mewujudkan kemajuan dan
kemakmuran bangsa. Untuk itu, Perseroan senantiasa mengelola setiap kegiatan usahanya dengan profesional dan
memegang teguh prinsip GCG. Hal tersebut dimulai dengan adanya sumber daya manusia yang handal, profesional,
berintegritas, berakhlak, dan memiliki standar moral yang baik.
Dengan menerapkan paradigma GCG secara menyeluruh, akan terjadi keselarasan kepentingan dan tujuan antara
Perseroan dengan para pemangku kepentingan dan selanjutnya akan mendorong terciptanya keberlanjutan perusahaan
dalam jangka panjang. Peta jalan (roadmap) GCG disusun dalam rangka penguatan GCG secara konsisten dari waktu-
ke-waktu yang meliputi 4 (empat) pilar GCG yaitu komitmen tata kelola (Commitment on Governance), struktur tata
kelola (Governance Structure), proses tata kelola (Governance Process), dan luaran tata kelola (Governance Outcome).
Commitment on Governance
Komitmen Perseroan untuk terus menyempurnakan penerapan tata kelola secara berkelanjutan diwujudkan dengan
penyusunan Roadmap Tata Kelola Bank periode 2019–2022. Penyusunan Roadmap Tata Kelola Bank ini sesuai dengan
rencana jangka panjang transformasi Perseroan, yakni mempertimbangkan implementasi inisiatif integrated governance,
risk management and compliance (iGRC), rencana implementasi konglomerasi keuangan melalui pembentukan anak
perusahaan, serta Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB). Roadmap Tata Kelola Bank tersebut nantinya akan
lebih mengarahkan pencapaian tujuan Perseroan dengan sasaran akhir menjadi salah satu perusahaan dengan praktik
tata kelola terbaik pada masa mendatang.
Corporate
Governance
Tahap 4 - 2022
Tata Kelola
Berkelanjutan
Corporate
Governance
Tahap 3 - 2021
Penguatan Kualitas
Luaran Tata Kelola
Corporate
Governance
Tahap 2 - 2020
Penguatan Proses
Bisnis Tata Kelola
Corporate
Governance
Tahap 1 - 2019
Peningkatan Struktur
Tata Kelola Perusahaan
Roadmap tata kelola pada tahun 2022 fokus untuk membangun tata kelola berkelanjutan, Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan, serta sustainable GCG award. Perseroan senantiasa melakukan perubahan struktur organisasi melalui
transformasi kantor cabang (branch transformation), yang merupakan bagian dari inisiatif Corporate Plan 2021–2025,
guna mendukung tercapainya visi BTN untuk “Menjadi Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada Tahun 2025” melalui
perubahan peran dan model operasional kantor cabang agar fokus pada pertumbuhan dana murah (low-cost funding)
dan penjualan silang (cross-selling) secara aktif oleh seluruh unit kerja pada kantor cabang. Selain itu, Perseroan
telah melakukan sertifikat Surveillance ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti-Penyuapan (SMAP). Perseroan juga
telah melakukan perluasan ruang lingkup ISO 37001:216 Sistem Manajemen Anti-Penyuapan (SMAP) pada Unit
SME Restructuring pada seluruh kantor wilayah dan Commercial Credit Risk Division. Dengan implementasi SMAP,
Perseroan memiliki kerangka sistematis dalam menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan
secara berkelanjutan meninjau, serta meningkatkan implementasi Sistem Manajemen Anti-Penyuapan.
Di samping itu, upaya untuk melakukan tata kelola berkelanjutan dilakukan juga terkait dengan implementasi Branch
Transformation. Branch Transformation adalah inisiatif Corporate Plan 2021-2025 yang mendukung tercapainya visi
BTN untuk menjadi Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025 melalui perubahan peran dan model
operasional kantor cabang agar fokus pada pertumbuhan low-cost funding dan cross selling secara aktif oleh seluruh
unit kerja di cabang.
Branch Transformation mengubah model operasional cabang beserta tata kelolanya sehingga sejalan dengan
produktivitas sales, membangun budaya sales, melengkapi sales dengan tools yang memadai dan melakukan
sentralisasi atas aktivitas operasional yang selama ini berjalan di cabang, Aktivitas Peningkatan Sales (Sales
Effectiveness) bertujuan membangun dan menumbuhkan sales culture di seluruh jaringan Bank, terutama untuk
mencapai tujuan bersama (shared goal) dalam menumbuhkan funding dan lending melalui sinergi aktif tim funding
(termasuk dukungan Customer Service, Teller), Lending (termasuk dukungan Loan Service dan Loan Officer), serta
elemen pendukung cabang lainnya. Komposisi SDM cabang akan diperbanyak untuk fungsi sales dengan melakukan
sentralisasi operasional aktivitas cabang diantaranya pengadaan, pelaporan keuangan, accounting, internal control,
human capital, service assurance, kliring, dan pengelolaan kas cabang. Adanya ketentuan regulator terbaru terkait
jaringan kantor Bank Umum turut mendorong perubahan struktur organisasi Kantor Wilayah dan Kantor Cabang Bank.
Roll Out untuk Branch Transformation yang meliputi 3 (tiga) bagian, meliputi:
a. Struktur organisasi dan model operasi baru;
b. Program sales effectiveness Consumer and SME;
c. Pembekalan branch leaders, sales dan frontline.
Perseroan juga telah melakukan implementasi Struktur Organisasi Operation and Business Support Division (OBSD)
adalah adanya unit kerja monoline yaitu Regional Cash Operation Management (RCOM) dengan 1 (satu) orang Head
yang membawahi unit kerja Cash Center Operations, Cash Replenishment, dan Cash Management & Client Service
serta memiliki tugas dan tanggung (job description) sebagai berikut:
1. Mensupervisi proses pemenuhan kebutuhan uang kartal bagi Kantor Cabang sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan;
2. Mensupervisi proses penyortiran dan pengemasan uang yang berasal dari Kantor Cabang atau Transaksi Uang
Kartal antar Bank (TUKAB) sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan;
3. Mensupervisi proses penarikan Uang Layak Edar (ULE) dari Bank Indonesia apabila tidak dapat dipenuhi di
TUKAB;
4. Mensupervisi proses penyetoran, penyerahan & quality control atas pengelolaan uang kepada Bank Indonesia
apabila posisi over likuid atau terdapat Uang Tidak Layak Edar (UTLE) sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
5. Mensupervisi proses penyediaan uang untuk pengisian ATM (Cash Replenishment) sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan;
6. Mensupervisi proses rekonsiliasi uang yang ada di Vendor dengan GL Kas dalam perjalanan (KDP);
7. Mensupervisi proses kerjasama pengangkutan uang dengan vendor PJPUR dan vendor replenishment guna
kelancaran operasional pengelolaan kas;
8. Mensupervisi proses penyusunan laporan posisi uang yang dikelola dalam rangka menghasilkan laporan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan pengawasan risiko operasional dan mitigasi/pencegahan operational loss dan
penyelesaian temuan audit (risk domain) di Kantor Cabang maka Direksi telah memutuskan untuk mengimplementasikan
Departemen Operations Risk Controller (ORCD) pada Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan menempatkan organ/unit
Regional Business Control (RBC) pada Kantor Wilayah, Branch Business Control (BBC) yang merupakan monoline
Kantor Wilayah dan bertugas pada Kantor Cabang dan Kantor Cabang Syariah serta Commercial Banking Center
Business Control (CBC-BC) yang merupakan monoline Kantor Wilayah dan bertugas pada Commercial Banking Center
(CBC).
Upaya membangun tata kelola berkelanjutan tersebut yakni dapat dilihat dari adanya pengakuan pihak eksternal
dalam bentuk berbagai penghargaan baik terkait kinerja bank, transparansi informasi dan juga implementasi GCG
yang diperoleh selama tahun 2022.
Implementasi tata kelola pada tahun 2022 yang sejalan dengan Peta Jalan GCG Perseroan 2019–2022 melalui
penerapan tiga pilar GCG adalah sebagai berikut:
1. Organ Utama (RUPS, 1. Memperkuat penerapan budaya berdasarkan core value AKHLAK untuk mewujudkan visi 1. GCG Assessment (BI/
Dewan Komisaris, Perseroan, yaitu “Menjadi Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada Tahun 2025”; OJK) berdasarkan
Direksi). 2. Perbaikan Business Process Improvement (BPI) membentuk Branch Transformation hasil self assessment
2. Organ Pendukung untuk membentuk tata kelola cabang dalam mendukung penjualan khususnya segmen dengan nilai komposit
(Komite di bawah ritel, meningkatkan produktivitas sales melalui proses yang disiplin, performance peringkat 2.
Dewan Komisaris, management dan dukungan tools monitoring penjualan serta meningkatkan capability 2. GCG Third Party
SDM sebagai enabler pendukung perubahan model operasional. Assessment;
Komite di bawah
3. Melakukan perbaikan proses bisnis diantaranya: 3. Laporan Tata Kelola
Direksi, Sekretaris a. Pembaharuan kebijakan internal dengan penyempurnaan kebijakan (arsitektur
Perusahaan). 2021;
kebijakan). 4. Pertumbuhan
3. Kebijakan-kebijakan b. Peningkatan supervisi dan dual control dengan melakukan penyusunan checklist
Direksi dan Dewan kinerja keuangan
monitoring harian untuk memudahkan supervisor (Branch Manager) dalam
Komisaris seperti: yang berkelanjutan/
meningkatkan fungsi control.
Board Manual, Surat sustainable;
c. Penguatan fungsi Branch Business Control dalam melakukan aktivitas vouching
Keputusan Bersama terhadap transaksi TS, SC, dan Back Office. Internalisasi Awareness password kepada 5. Pembentukan
(SKB), kode etik, seluruh unit kerja secara periodik. sistem integritas
Piagam Komite, dan d. Peningkatan skill pegawai dengan pelatihan dalam kemampuan mensupervisi dan berkelanjutan.
Kebijakan-kebijakan refreshment SOP terkait Risiko Operasional kepada Kantor Cabang secara periodik.
berbasis GCG. e. Townhall Operational Risk Management Forum terkait risiko operasional kepada
Kantor Cabang secara periodik.
f. Peningkatan keamanan sistem dengan pengembangan metode biometric dalam
approval.
g. Membentuk unit kerja monoline dari OBSD yaitu Regional Cash Operation
Management (RCOM)
h. Telah dilakukan penilaian tingkat kematangan risiko (risk maturity assessment) tahun
2022.
4. Pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi;
5. Penetapan surveillance dan perluasan ruang lingkup ISO 37001:2016 Sistem
Manajemen Anti Penyuapan;
6. Penerapan ISO 37301:2021 Sistem Manajemen Kepatuhan;
7. Penguatan sistem integritas pegawai dalam pencegahan korupsi diantaranya sertifikasi
Ahli Pembangunan Integritas (API), Sertifikasi Penyuluh Anti Korupsi (PAKSI).
Dewan
Dewan
Direksi Pengawas
Komisaris
Syariah
Audit Eksternal
Sekretaris
Sekretaris
Dewan
Perusahaan
Komisaris
Komite
Satuan Kerja
Komite Audit Manajemen
Audit Internal
Risisko
Komite Asset
and Liability
(ALCO) Satuan Kerja
Komite Manajemen
Pemantau Risiko Risiko
Komite Kredit
Komite
Kebijakan
Komite Perkreditan
Remunerasi dan Satuan Kerja
Nominasi Komite Kepatuhan
Pengarah
Teknologi (SKK)
Informasi
Unit Usaha
Komite Bisnis Syariah (UUS)
Komite
Pengarah
Transformasi
Penanggung Jawab Penerapan Keuangan Berkelanjutan [GRI 2-12, 2-13] [OJK E.1]
Perseroan menerapkan prinsip Keuangan Berkelanjutan mengacu pada POJK Nomor 51/POJK.03/2017 tentang
Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik per 1 Januari 2019.
Sejak berlakunya POJK Nomor 51/POJK.03/2017, organ Perseroan mengalami perubahan. Dalam peraturan tersebut
dijelaskan bahwa diperlukannya ketersediaan pegawai, pejabat dan/atau unit kerja yang menjadi satuan kerja yang
berwenang dalam mengelola dan mengoordinasikan kegiatan terkait penerapan Keuangan Berkelanjutan. Perseroan
berkomitmen mematuhi peraturan tersebut dengan menunjuk Satuan Kerja Sekretariat Perusahaan (Corporate
Secretary) sebagai Satuan Kerja yang berwenang dalam mengelola dan mengoordinasikan kegiatan Keuangan
Berkelanjutan. Selanjutnya, pelaksanaan program-program Keuangan Berkelanjutan melibatkan Satuan Kerja
Corporate Secretary, Enterprise Risk Management, Compliance & Governance, Commercial Banking, Retail Funding
& Services, Corporate Syndication & Transactional Banking, Procurement & Fixed Asset Management, SME Banking,
Learning Center, Subsidized Mortgage Lending, Non Subsidized Mortgage & Personal Lending, dan Investor Relations
& Research. [TCFD Gov.a]
RUPS adalah organ Perseroan tertinggi yang berfungsi sebagai wadah bagi pemegang saham untuk mewujudkan
kewenangan mereka guna mendapatkan keterangan dan menyampaikan masukan terkait kebijakan Perseroan.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, menyebutkan bahwa "RUPS adalah organ Perseroan
yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan
dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar". RUPS adalah forum di mana Dewan Komisaris serta Direksi
melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kinerjanya kepada Pemegang Saham. Pemegang
Saham tidak diperkenankan turut serta dalam kegiatan operasional Perseroan yang menjadi tanggung jawab Direksi
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan melaksanakan RUPS yang terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS lainnya. RUPS Tahunan wajib diselenggarakan
dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir, sedangkan RUPS lainnya atau yang
lazim disebut sebagai RUPS Luar Biasa, dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan
Perseroan.
Pada tahun pelaporan, Perseroan menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan 1 (satu) kali RUPS Luar Biasa,
sebagaimana tabel berikut:
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai
dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris merupakan pihak yang bertugas
atau berfungsi melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan
Pemegang Saham khususnya serta pemangku kepentingan (stakeholder) pada umumnya.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat membentuk komite yang anggotanya berasal dari
anggota Dewan Komisaris di mana komite tersebut bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Ketentuan lain
mengenai Dewan Komisaris Perseroan berfungsi sebagaimana sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Peraturan Menteri BUMN,
Peraturan OJK, Peraturan Bank Indonesia, dan Anggaran Dasar Perusahaan.
Perseroan memiliki kriteria persyaratan calon anggota Dewan Komisaris sebagaimana yang diatur dalam Pedoman dan
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris sebagai berikut:
1. Kandidat yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat sesuai ketentuan pada Anggaran Dasar Perseroan dan
peraturan perundang-undangan;
2. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan sesuai Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan
dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan; dan
3. Anggota Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) orang wajib berdomisili di Indonesia.
Selama tahun 2022, telah terjadi perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris. Perubahan komposisi anggota
Dewan Komisaris dilakukan berdasarkan kebutuhan Perseroan. Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris adalah
sebagai berikut:
Komposisi Dewan Komisaris periode 1 Januari 2022 sampai dengan 1 Maret 2022 sebanyak 7 (tujuh) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Komisaris Utama/Independen, 1 (satu) orang Wakil Komisaris Utama/Independen, 2 (dua) orang
Komisaris Independen dan 3 (tiga) orang Komisaris, dengan data sebagai berikut:
Pada tanggal 2 Maret 2022, RUPS Tahunan 2022 memutuskan perubahan susunan pengurus Perseroan sebagai
berikut:
1. Memberhentikan dengan hormat Eko D. Heripoerwanto sebagai Komisaris;
2. Mengangkat Herry Trisaputra Zuna sebagai Komisaris;
3. Mengangkat Himawan Arief Sugoto sebagai Komisaris; serta
4. Mengangkat Sentot A. Sentausa sebagai Komisaris Independen.
Sehingga komposisi Dewan Komisaris periode 2 Maret 2022 sampai dengan 16 Oktober 2022 sebanyak 9 (sembilan)
orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama/Independen, 1 (satu) orang Wakil Komisaris Utama/Independen,
3 (tiga) orang Komisaris Independen dan 4 (empat) orang Komisaris, dengan data sebagai berikut:
Pada tanggal 17 Maret 2022, Heru Budi Hartono berhenti menjabat sebagai Komisaris Perseroan. Sehingga komposisi
Dewan Komisaris periode 17 Oktober 2022 sampai dengan 31 Desember 2022 sebanyak 8 (delapan) orang yang terdiri
dari 1 (satu) orang Komisaris Utama/Independen, 1 (satu) orang Wakil Komisaris Utama/Independen, 3 (tiga) orang
Komisaris Independen dan 3 (tiga) orang Komisaris, dengan data sebagai berikut:
Direksi
Direksi merupakan organ dalam pelaksanaan tata kelola yang bertanggungjawab penuh atas jalannya pengelolaan
Perseroan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan. Direksi bertanggung jawab mengelola dan menetapkan arah
strategis Perseroan, serta memanfaatkan dan menjaga aset Perseroan untuk tujuan dan kepentingan Perseroan.
Selanjutnya, Direksi melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Dewan Komisaris. Seluruh
anggota Direksi Perseroan telah memiliki pengalaman setidaknya 5 (lima) tahun di bidang operasional dan paling
rendah sebagai Pejabat Eksekutif Bank, serta harus memenuhi persyaratan penilaian kemampuan dan kepatutan oleh
Pihak Otoritas Jasa Keuangan yang mencakup penilaian integritas, kompetensi dan reputasi keuangan. Perseroan
memiliki kriteria persyaratan calon anggota Direksi sebagaimana diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi.
Pengangkatan anggota Direksi dilakukan melalui RUPS yang berlaku sejak penutupan RUPS. Setiap usulan penggantian
dan/atau pengangkatan anggota Direksi oleh Dewan Komisaris kepada RUPS harus memperhatikan rekomendasi
Komite Remunerasi dan Nominasi.
Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Anggota Direksi diangkat untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkatnya
dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang ke-5 (lima) setelah tanggal pengangkatannya, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, tetapi tidak mengurangi hak dari RUPS untuk
sewaktu-waktu dapat memberhentikan anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir.
Selama tahun 2022, komposisi anggota Direksi Perseroan tidak mengalami perubahan. Namun, Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan tanggal 2 Maret 2022 memutuskan:
1. Memberhentikan dengan hormat Nixon L.P. Napitupulu sebagai Wakil Direktur Utama;
2. Mengubah nomenklatur jabatan anggota-anggota Direksi Perseroan sebagai berikut:
Semula Menjadi
Direktur Consumer and Commercial Lending Direktur Consumer
Direktur Finance, Planning and Treasury Direktur Finance
Direktur Compliance and Legal Direktur Human Capital, Compliance and Legal
Direktur Wholesale Risk and Asset Management Direktur Assets Management
Semula Menjadi
Direktur Operation, IT and Digital Banking Direktur IT and Digital
Direktur Distribution and Retail Funding Direktur Distribution and Funding
Direktur Risk Management and Transformation Direktur Risk Management
3. Mengalihkan penugasan nama-nama tersebut ini sebagai anggota Direksi Perseroan sebagai berikut:
Sehingga komposisi Direksi per 31 Desember 2022 berjumlah 9 (sembilan) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang
Direktur Utama, 1 (satu) orang Wakil Direktur Utama, dan 7 (tujuh) orang Direktur. Seluruh Anggota Direksi berdomisili
di wilayah kerja Kantor Pusat Perseroan. Komposisi dan dasar pengangkatan Anggota Direksi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Perseroan menyusun kebijakan remunerasi tidak terlepas dari kemampuan Perseroan serta senantiasa berlandaskan
kompetitif, adil, dan berbasis risiko yang sejalan dengan arahan dan kebijakan dari OJK. Guna menjaga remunerasi agar
tetap kompetitif, Perseroan senantiasa melakukan pembandingan (benchmarking) melalui survei yang dilakukan oleh
pihak independen. Perseroan telah menerbitkan Surat Edaran Direksi No.16/DIR/HCSD/2019 tentang Penerapan Tata
Kelola dalam Pemberian Remunerasi dengan mempertimbangkan aspek, di antaranya stabilitas keuangan Perseroan,
terciptanya manajemen risiko, kebutuhan likuiditas jangka pendek dan panjang serta potensi pendapatan di masa yang
akan datang. Cakupan aspek kebijakan tersebut antara lain adalah tujuan penerapan tata kelola dalam pemberian
remunerasi yang bersifat variabel maupun material risk takers.
Indikator Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi mengacu kepada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor PER-13/MBU/09/2021 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara
No. PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas
Badan Usaha Milik Negara dalam menetapkan indikator penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi.
Gaji atau honorarium Dewan Komisaris dan anggota Direksi ditetapkan antara lain berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Faktor skala usaha;
2. Faktor kompleksitas usaha;
3. Tingkat inflasi;
4. Kondisi dan kemampuan keuangan Perusahaan;
5. Faktor-faktor lain yang relevan serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang- undangan;
6. Komposisi gaji atau honorarium Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan sebagai berikut:
a. Gaji Direktur Utama ditetapkan dengan menggunakan pedoman internal yang ditetapkan oleh Menteri;
b. Gaji Wakil Direktur Utama sebesar 95% dari gaji Direktur Utama;
c. Gaji anggota Direksi lainnya sebesar 85% dari gaji Direktur Utama;
d. Honorarium Komisaris Utama sebesar 45% dari gaji Direktur Utama;
e. Honorarium Wakil Komisaris Utama sebesar 42,5% dari gaji Direktur Utama; dan
f. Honorarium anggota Dewan Komisaris sebesar 90% dari gaji Komisaris Utama.
Paket remunerasi dan fasilitas yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi mencakup struktur remunerasi
sebagaimana tabel di bawah ini:
Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai berikut: [GRI 2-20]
1 2 3
Human Capital Management
Dewan Komisaris
Division (HCMD) dan unit KRN menyusun rekomendasi
menugaskan Komite
kerja terkait untuk menyusun Dewan Komisaris dan Direksi
Remunerasi dan Nominasi
usulan remunerasi Dewan untuk disampaikan kepada
(KRN) untuk melakukan
Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris
kajian remunerasi
6 RUPS memberikan
5 4
kewenangan dan kuasa
Dewan Komisaris Dewan Komisaris membahas
kepada Dewan Komisaris
menyampaikan usulan usulan remunerasi yang
untuk menetapkan dengan
remunerasi Dewan Komisaris disampaikan oleh KRN
terlebih dahulu mendapat
dan Direksi kepada RUPS
persetujuan Pemegang Saham
Seri A Dwiwarna
Terkait dengan remunerasi, Perseroan berupaya agar tidak terjadi gap yang terlalu tinggi. Perseroan tidak memiliki
kebijakan pemberian Remunerasi yang Bersifat Variabel (RBV) dan tanpa syarat, karena kebijakan pemberian RBV
diberlakukan seragam tanpa mempertimbangkan lama periode bekerja. Perseroan berkomitmen untuk menerapkan
sistem remunerasi yang kompetitif, adil dan seimbang; serta selalu memastikan bahwa tidak ada pegawai yang
menerima imbalan di bawah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Perseroan juga melakukan kaji ulang
dan pemutakhiran atas kebijakan remunerasi agar relevan dengan perkembangan industri dan strategi bisnis serta
mengadopsi aspek-aspek kepatuhan pada ketentuan perbankan yang berlaku terkait remunerasi secara bertahap.
Rasio gaji tertinggi dan terendah selama 2 tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris, Direksi, dan Satuan Kerja Corporate Secretary [GRI 2-17] [OJK E.2]
Sesuai dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Perseroan per 1 Januari 2019, maka Dewan Komisaris, Direksi,
dan Satuan Kerja Corporate Secretary senantiasa mengembangkan wawasan dan kompetensi melalui berbagai kegiatan
seperti pelatihan, seminar, lokakarya (workshop), dan sejenisnya. Rincian pengembangan kompetensi selengkapnya
selama tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Eko Waluyo Direktur National Conference IKAI 2022 Virtual Zoom 26 Januari Ikatan
Human Capital, 2022 Komite Audit
Compliance and Indonesia
Legal (IKAI)
Fitch On Indonesia 2022 Exit Virtual Zoom 16 Mei 2022 Fitch Ratings
Strategy After The Pandemic
(Part 1)
Sustainability - Risiko Iklim Virtual Zoom 12 Mei 2022 Forum
dan Stabilitas Keuangan, Serta Komunikasi
Keterkaitan dengan Taksonomi Direktur
Hijau Indonesia Kepatuhan
Perbankan
(FKDKP)
Workshop FKDKP Untuk Virtual Zoom 24-25 Forum
Direktur Kepatuhan Agustus Komunikasi
2022 Direktur
Kepatuhan
Perbankan
(FKDKP)
Webinar Batch 3 2022 FKDKP Virtual Zoom 31 Agustus Forum
dengan OJK "Perlindungan 2022 Komunikasi
Konsumen Dalam Era Direktur
Digitalisasi, Penerapan Kepatuhan
Pengawasan Market Conduct Perbankan
dan Dampaknya Bagi (FKDKP)
Perbankan”
Webinar BUMN "Forum Hukum Virtual Zoom 31 Agustus KORAN BUMN
BUMN" - Building Stronger 2022
Foundation for Growth
Workshop BUMN dan Anak Hotel Sari Pan 2 September KORAN BUMN
Perusahaan BUMN :Tata Cara Pacific, Jakarta 2022
Hapus Buku dan Pindah Tangan
Aset Tetap BUMN
Workshop IAI "Dampak Virtual Zoom 24 KORAN BUMN
Pengatribusian Imbalan Kerja September
Berdasarkan PSAK 24 Paragraf 2022
70 Terhadap Pencatatan
Imbalan Pasca Kerja Setelah
Pemberlakuan UU Cipta Kerja”
Workshop BUMN dan Anak Virtual Zoom 7 Oktober KORAN BUMN
Perusahaan BUMN : Bagaimana 2022
Dampak Pemberlakuan PP
23/2022 Terhadap Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran
BUMN
G20 Integrity & Compliance Virtual Zoom 10 Oktober KORAN BUMN
Task Force Collective Action In 2022
Alleviating Risk
Master Class GRC Foundation - Virtual Zoom 8 Desember BLMI - KBUMN
BLMI KBUMN 2022
Elisabeth Novie Direktur Asset Sustainability - Risiko Iklim Virtual Zoom 12 Mei 2022 Forum
Riswanti Management dan Stabilitas Keuangan, Serta Komunikasi
Keterkaitan dengan Taksonomi Direktur
Hijau Indonesia Kepatuhan
Perbankan
(FKDKP)
International Risk Management Belanda, Belgia, 5-10 MMUGM, IBI
Refreshment & Wealth Paris November
Management Certification 2022
Program For Executive
Hirwandi Gafar Direktur International Risk Management Belanda, Belgia, 5-10 MMUGM, IBI
Consumer Refreshment & Wealth Paris November
Management Certification 2022
Program For Executive
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan cakupan implementasi tata kelola secara berkelanjutan, Perseroan menyusun
dan menerapkan governance soft structure yang mengatur hubungan antar organ di dalam Perseroan sehingga
terdapat tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, prinsip-prinsip GCG, etika bisnis yang sehat maupun praktik terbaik. Governance soft structure Perseroan
merupakan tatanan kebijakan sebagai kerangka dasar dan tata kelola dalam penyusunan kebijakan serta pelaksanaan
aktivitas Perseroan, sebagai berikut:
• Hubungan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang disahkan dalam Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris
No. 01/DEKOM-BTN/2021 dan Direksi No. 01/DIR-BTN/2021;
• Pedoman Pengelolaan Whistleblowing System melalui Surat Edaran Direksi No. 29/SE/DIR/IAD/2021;
• Kebijakan Khusus Nomor KK.6-E tanggal 13 Desember 2022 tentang Pedoman Sistem Manajemen Anti Penyuapan
(ISO 37001:2016);
• Petunjuk Teknis Nomor PT.6-E.1 tanggal 21 Desember 2022 tentang Prosedur pelaksanaan Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (ISO 37001: 2016);
• Pedoman GCG yang disahkan dalam Peraturan Direksi No. 11/PD/DIR/ PPD/2018 tentang Pedoman Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance);
• Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris yang disahkan dalam Keputusan Bersama Dewan Komisaris
No. 01/KOM-BTN/2017 sebagai pembaruan atas Board Manual yang menjadi pedoman kerja sebelumnya;
• Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi yang disahkan dalam Ketetapan Direksi No. 07/DIR/KD/CMPD/2017 sebagai
pembaruan Board Manual yang menjadi pedoman kerja sebelumnya;
• Penerapan Pengendalian Gratifikasi yang disahkan melalui Kebijakan Khusus Nomor KK.6-A Tanggal 25 April
2022 perihal Prosedur Pengendalian Gratifikasi dan Petunjuk Teknis Nomor PT.6-A.1 Tanggal 25 April 2022 perihal
Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi; serta
• Pedoman Etika Bisnis dan Perilaku (Code of Conduct) yang disahkan melalui Peraturan Direksi No. 16/PD/
CMPD/2015.
Perseroan mengimplementasikan standar penerapan tata kelola Perseroan yang mengacu pada Peraturan OJK
No. 55 POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan juga mengikuti ketentuan Surat Edaran
OJK No. 13/ POJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. Perseroan melaksanakan penilaian diri
(self-assessment) guna mengukur pencapaian penerapan GCG. Penilaian diri ini melibatkan seluruh Dewan Komisaris,
Direksi, dan unit kerja terkait dengan faktor penilaian tata kelola yang dimaksud. Pelaksanaan penilaian diri dilakukan
secara berkala dalam setiap tahunnya pada akhir bulan Juni dan Desember. Informasi perkembangan hasil penilaian
diri tata kelola Perseroan dalam 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Tata Kelola Tahun 2020– 2022
Hasil penilaian diri (self assessment) dengan nilai 2 mencerminkan manajemen Bank BTN telah melakukan penerapan
tata kelola yang secara umum Baik. Hal ini tecermin dari pemenuhan yang memadai atas prinsip tata kelola. Walaupun
terdepat beberapa kelemahan dalam penerapan prinsip tata kelola, secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan
dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Perseroan.
Selain melaksanakan penilaian GCG, Perseroan turut mengikuti pemeringkatan dan survei Corporate Governance
Perception Index (CGPI) yang diadakan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) setiap tahun. CGPI
adalah program riset dan pemeringkatan penilaian kualitas tata kelola perusahaan. Skor CGPI Perseroan 2022 adalah
sebesar 90,02 dengan predikat “Sangat Tepercaya”.
Di samping itu, Perseroan juga melakukan penilaian GCG lainnya dengan mengikuti ASEAN Corporate Governance
Scorecard (ACGS). ACGS merupakan parameter pengukuran praktik tata kelola yang disepakati oleh ASEAN Capital
Market Forum (ACMF). Parameter tersebut dibuat berdasarkan standar Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD), yang tertuang dalam OECD Principles, dengan tujuan untuk mendukung praktik tata kelola
perusahaan. Di samping itu, keberadaan parameter ACGS bertujuan untuk mempromosikan perusahaan-perusahaan
di negara anggota ASEAN sebagai aset berkelas dan meningkatkan kepercayaan investor global atas kualitas
perusahaan di kawasan. Masing-masing negara ASEAN menunjuk perwakilan Domestic Ranking Body (DRB) dan
Corporate Governance (CG) Expert untuk melakukan penilaian/assessment berdasarkan parameter ACGS. Dalam hal
ini perwakilan DRB dan CG Expert dari Indonesia diwakili oleh PT RSM Indonesia. Atas hasil penilaian 100 perusahaan
tercatat berdasarkan kriteria ACGS yang dilaksanakan oleh perwakilan CG Expert dan DRB Indonesia (PT RSM Indonesia)
tahun 2022 dan hasilnya diumumkan pada tanggal 1 Desember 2022, Bank BTN berhasil memperoleh penghargaan
pada 2 kategori yaitu “Top 3 Indonesian PLCs” dan 10 (sepuluh) Perusahaan tercatat di Indonesia yang masuk dalam
kategori “ASEAN Asset Class Thresholds”.
Laporan Keberlanjutan 2022
167
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Tentang Laporan Profil Bank BTN Menuju Ekonomi
Keberlanjutan Berkelanjutan
Hasil penilaian ASEAN Asset Class tahun 2021 yaitu untuk tahun buku 2020, terdapat 10 Perusahaan Tercatat Indonesia
yang masuk dalam daftar ASEAN Asset Class dengan nilai 97,5 ke atas. Terdapat 3 (tiga) Perusahaan Tercatat yang
mendapat skor ACGS tertinggi (Top 3 Indonesia PLCs) yang salah satunya adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk. Di samping itu, Perseroan juga memperoleh penghargaan sebagai Perusahaan Tercatat yang masuk dalam kategori
ASEAN Asset Class.
Berdasarkan laporan penilaian ACGS yang disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia
(BEI), total skor Perseroan berdasarkan parameter ACGS tahun 2021 adalah sebesar 111,82. Hasil skor tersebut
meningkat dari skor Perseroan pada ajang ACGS tahun 2019 yang diselenggarakan oleh ACMF dengan peningkatan
skor sebesar 1,53 poin.
Penilaian tersebut direview berdasarkan pengungkapan praktik tata kelola Perseroan melalui informasi yang tersedia
di publik dan dapat diakses oleh masyarakat umum, serta mencakup informasi yang dimuat dalam laporan tahunan,
website, pengumuman dan edaran yang dibuat oleh Perseroan. Informasi yang digunakan dalam penilaian adalah
informasi yang disajikan dalam Bahasa Inggris dengan cut-off date 31 Agustus 2021. Berdasarkan hasil penilaian
ASEAN Asset Class tahun 2021, Perseroan berhasil ditetapkan sebagai perusahaan ASEAN Asset Class dan termasuk
dalam Top 3 of Indonesian PLCs.
Sesuai dengan kompleksitas usahanya, Perseroan telah mengelola 8 (delapan) jenis risiko yaitu: (1) risiko kredit; (2)
risiko likuiditas; (3) risiko pasar; (4) risiko operasional; (5) risiko hukum; (6) risiko reputasi; (7) risiko strategis; dan
(8) risiko kepatuhan.
Guna meminimalkan dampak negatif atas berbagai risiko tersebut, Perseroan telah memiliki panduan kebijakan di
bidang manajemen risiko untuk mengelola dampak negatif atas munculnya beragam risiko. Sesuai Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, bank wajib menerapkan
manajemen risiko secara efektif dalam mengelola risiko. Untuk menerapkan manajemen risiko secara efektif, Perseroan
telah menyusun kebijakan manajemen risiko yang tertuang dalam suatu kebijakan manajemen risiko dan sekurang-
kurangnya melakukan tinjauan dan/atau pemutakhiran setiap tahun. Peninjauan dilakukan agar proses manajemen
risiko mudah dipahami oleh pemilik risiko (risk owner) maupun pengelola risiko (risk manager) sebagai pedoman.
Perseroan sedang menyelaraskan struktur kebijakan internal sesuai dengan Transformasi Arsitektur Kebijakan dan
Prosedur yang baru. Kebijakan dan prosedur disesuaikan dengan hierarki kebijakan dari yang tertinggi, yaitu Kebijakan
Umum, Kebijakan Khusus, dan Peraturan Teknis.
RISIKO RISIKO
STRATEGIS LIKUIDITAS
RISIKO RISIKO
PASAR KEPATUHAN
RISIKO
8
JENIS RISIKO RISIKO
HUKUM PERSEROAN OPERASIONAL
RISIKO RISIKO
KREDIT REPUTASI
Dalam rangka pengendalian risiko dan memastikan pelaksanaan pilar bisnis dan support agar kinerja Bank tetap
sehat didukung dengan penerapan manajemen risiko untuk meningkatkan value dan mencapai tujuan Bank. Sistem
manajemen risiko Perseroan didukung oleh empat pilar penerapan manajemen risiko, yaitu:
Pengawasan Kecukupan
aktif oleh Dewan kebijakan,
Komisaris dan prosedur, dan
Direksi penetapan limit
Kecukupan proses
identifikasi, pengukuran, Sistem pengendalian
pemantauan, dan internal yang
pengendalian risiko menyeluruh
serta sistem informasi
manajemen risiko
Pengelolaan manajemen risiko dilakukan melalui pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko yang digambarkan dengan organisasi manajemen risiko sebagai berikut:
Organ Dewan Komisaris dan Direksi dibantu beberapa Komite-komite dalam menjalankan tugas dan aktivitas
perbankan sesuai dengan ketentuan regulator yang berlaku Selanjutnya, tanggung jawab diteruskan kepada lapisan
di bawah Dewan Komisaris dan Direksi, yakni Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja
Audit Internal, dan Satuan Kerja Policy.
Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko
Dalam menjalankan penerapan manajemen risiko yang sehat, diperlukan kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen
risiko yang baik. Perseroan saat ini melakukan transformasi arsitektur kebijakan dan prosedur sesuai hierarki piramida
kebijakan yang ideal. Menindaklanjuti hal tersebut, saat ini Perseroan sedang dalam proses memperbaiki Kebijakan
Umum Manajemen Risiko sebagai kebijakan tertinggi dalam penerapan manajemen risiko. Kerangka kerja kebijakan
ini mencakup seluruh aktivitas dalam penerapan manajemen risiko Perseroan.
Pemetaan kebijakan umum manajemen risiko digambarkan mulai dari strategi manajemen risiko, pengelolaan risiko
Perseroan, hingga tujuan yang diharapkan yakni berupa Tingkat Kesehatan Bank (TKB) yang Baik.
Output
ran
Manajemen
Risiko Digital
g
u
guk
end
Organisasi
alia
Selain memastikan kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, Perseroan juga telah melakukan serangkaian
proses dalam penetapan limit risiko. Penetapan ini dirumuskan dan dijabarkan melalui penyesuaian dengan Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan dan Recovery Plan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Gambaran proses penetapan
limit adalah sebagai berikut:
RKAP
Dalam penguatan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, Perseroan juga memasukkan manajemen risiko sebagai
salah satu pilar budaya perusahaan Bank, yaitu governance and risk culture. Pilar tersebut merupakan pilar yang urgen
dan krusial untuk diperkuat supaya seluruh proses bisnis berjalan dengan bijaksana (prudent) dan patuh (comply).
1 2 3 4 5 6 7 8
Berpegang Terus belajar, Saling Bertanggung Proaktif, efektif, Cepat tanggap
teguh dan patuh melakukan Disiplin, konsisten, menghormati, jawab dan selalu dan efisien terhadap
Terbuka terhadap Pilar governance and risk
pada nilai moral perbaikan, dan dan tuntas dalam menghargai, dan mengedepankan kerja sama yang
dan etika bisnis, menjunjung menyelesaikan terbuka terhadap kepentingan
dalam memenuhi perubahan serta menghasilkan nilai culture merupakan pilar
kebutuhan memberikan
memenuhi intrapreneurship tugas dengan perbedaan; perusahaan; pelanggan; kesempatan
tambah yang urgen dan krusial untuk
komitmen sesuai untuk kualitas hasil
peraturan yang meningkatkan terbaik; untuk melakukan diperkuat supaya seluruh
perbaikan yang
berlaku; kompetensi diri dan berkelanjutan; dan
proses bisnis berjalan dengan
orang lain;
bijaksana (prudent) dan patuh
(comply).
AKHLAK: Nilai-Nilai Utama & 18 Panduan Perilaku
Amanah Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif
AKHLAK BTN
Untuk mencapai Visi Bank BTN sebagai Best Mortgage Bank in Southeast Asia pada tahun 2025, seluruh BTNers wajib
memegang teguh empat pilar budaya dalam menjalankan aktivitas pekerjaan di unit kerja masing-masing.
Pilar governance and risk culture merupakan pilar yang urgen dan krusial untuk diperkuat supaya seluruh proses bisnis
berjalan dengan bijaksana (prudent) dan patuh (comply).
Dalam rangka menjaga kecukupan kebijakan, prosedur manajemen risiko, dan penetapan limit risiko, maka Perseroan
melakukan kajian ulang terhadap kebijakan internal. Kajian tersebut bertujuan agar kebijakan internal selalu sesuai
dengan ketentuan terkini dari regulator. Kajian dilakukan dengan melakukan analisis gap serta mengakomodasi
praktik terbaik yang lazim digunakan di industri perbankan untuk meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko.
Tinjauan atas kebijakan internal dilakukan secara berkala, sekurang-kurangnya setahun sekali, oleh Dewan Komisaris
dan Direksi.
Dalam melakukan proses penerapan manajemen risiko yang efektif, Perseroan melengkapi sistem pengendalian
internal yang bertujuan untuk menjaga aset, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat
dipercaya, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan, serta mengurangi risiko
terjadinya kerugian, penyimpangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Terselenggaranya sistem pengendalian internal yang andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan
kerja operasional dan satuan kerja pendukung serta Satuan Kerja Audit Internal, yang digambarkan prosesnya sebagai
berikut:
External Audit
1st Line of Defense 2nd Line of Defense 3rd Line of Defense
efektif sesuai dengan kebijakan dan arahan.
Reguler
• Lingkungan • Mengembangkan • Melakukan tinjauan 2nd Fungsi Pemantauan Risiko, Kepatuhan,
pengendalian yang dan memantau dan evaluasi atas dan Pengelolaan Kebijakan
kondusif; risiko perusahaan; rancang bangun
• Konsistensi • Pengawasan agar dan implementasi • Unit Kepatuhan
pelaksanaan fungsi bisnis manajemen risiko Pengelolaan Risiko Kepatuhan
kebijakan dan melaksanakan secara keseluruhan; • Unit Policy
prosedur; dan kebijakan dan dan
• Pengendalian standar prosedur • Memastikan bahwa
Pengelola Kebijakan dan Prosedur
internal yang efektif. manajemen risiko pertahanan lapis • Unit Risiko
dan kepatuhan; dan pertama dan lapis Pengelola Risiko Perusahaan
• Memantau dan kedua berjalan
melaporkan risiko sesuai dengan yang 3rd Fungsi Audit Internal
perusahaan secara diharapkan.
keseluruhan Bertanggung jawab memastikan hal-hal
berikut:
• Unit Compliance 2nd Line Defense bekerja
Fungsi Bisnis Manajemen Risiko dan Audit Internal secara efektif; dan
Kepatuhan • 1st Line Defense sebagai pemilik risiko telah
mengelola semua risiko secara memadai.
Satuan Kerja Manajemen Risiko merupakan satuan kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang
membawahi fungsi manajemen risiko dan bersifat independen terhadap Satuan Kerja Operasional yang merupakan
risk-taking unit, Satuan Kerja Audit Internal, dan Satuan Kerja Kepatuhan. Tata kelola risiko Perseroan yang berlandaskan
prinsip GCG terwujud dari terlibatnya seluruh organ dalam pengelolaan manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari
susunan organisasi manajemen risiko Perseroan.
Dewan Komisaris, melalui rapat Komite Pemantau Risiko, dan Direksi, melalui rapat Komite Manajemen Risiko,
bertanggung jawab untuk memastikan penerapan manajemen risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik,
kompleksitas, dan profil risiko Perseroan. Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif pada proses manajemen risiko
dalam rangka memitigasi risiko Perseroan melalui standar Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR). Standar
ini meliputi tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan kecukupan sistem informasi
manajemen, serta kecukupan sistem pengendalian internal.
Tata kelola risiko Perseroan yang berlandaskan prinsip GCG terwujud dari terlibatnya seluruh organ dalam pengelolaan
manajemen risiko. Hal ini dapat dilihat dari susunan organisasi manajemen risiko Perseroan. Dewan Komisaris dan
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan penerapan manajemen risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik,
kompleksitas, dan profil risiko Perseroan. Dewan Komisaris dan Direksi berperan aktif pada proses manajemen risiko
dalam rangka mitigasi risiko Perseroan melalui standar Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR) yang meliputi
tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, kecukupan
sistem informasi manajemen risiko, dan kecukupan sistem pengendalian risiko.
Enterprise Risk
Management (ERMD) Regional Office
Secretary
Credit Operations
Integrated Risk Operational Risk Market & Liquidity IT Risk Model Regional Business
Portfolio Risk Risk Controller
Management Management Risk Management Management Validation Control
Management Management
Consumer
Risk
Solid Line
Line of coordination
Unit Window, dimungkinkan untuk diisi dengan memenuhi parameter yang ditentukan
Sejak tahun 2015, pelaksanaan kegiatan manajemen telah menerapkan dan mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008
yang telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2015 pada Mei 2018. Perseroan juga terus melakukan pemeliharaan atas
sertifikasi setiap tahun melalui audit tahunan terhadap pelaksanaan sertifikasi ISO 9001:2015. Kegiatan ini dilakukan
dengan tetap menguatkan komitmen untuk terus bekerja sesuai dengan standar mutu yang diterapkan. Di antaranya
melalui perbaikan secara berkesinambungan, menumbuhkan budaya risiko, dan mendorong penerapan manajemen
risiko yang efektif di seluruh tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
ISO 9001:2015 sendiri saat ini telah digunakan oleh berbagai organisasi di seluruh dunia, yang dapat membantu
mereka menjalankan operasional yang lebih efisien dan menguntungkan. ISO 9001:2015 menyediakan kerangka kerja
bagi performa bisnis yang lebih konsisten, pelayanan yang prima, serta perbaikan berkesinambungan untuk jangka
waktu yang lama. ISO 9001:2015 menyediakan banyak keuntungan dan kapabilitas dalam hal skala usaha dalam
beberapa tahun belakangan. Standar ini merupakan alat yang sangat membantu dalam pengembangan perusahaan
dan membuat organisasi Bank BTN menjadi lebih ulet (resilient).
Credit Portfolio Risk Management Department berfungsi memastikan efektivitas pengelolaan risiko kredit Perseroan
yang fokus utamanya di bidang pemberian kredit atau pembiayaan perumahan. Portofolio aset Perseroan didominasi
oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim bisnis eksternal.
Market Risk Management Department berfungsi memastikan efektivitas pengelolaan risiko pasar dan risiko likuiditas,
antara lain dengan menetapkan rencana yang akan dilakukan apabila Perseroan mengalami kondisi tekanan keuangan
(financial stress) yang dapat membahayakan kelangsungan usaha.
Operational Risk Management Department berfungsi memastikan efektivitas pengelolaan Risiko Operasional
Perseroan secara keseluruhan, termasuk berkoordinasi dengan Operations Risk Controller Management dan IT Risk
Management. Selain itu, departemen ini juga berfungsi dalam mengelola risiko hukum, risiko kepatuhan, dan risiko
reputasi Perseroan.
Integrated Risk Management Department memastikan efektivitas pengelolaan risiko strategis dan berfungsi
mengoordinasikan dan memastikan proses integrasi manajemen risiko dengan perencanaan strategis, pengukuran
kinerja, dan pemberian insentif. Fungsi tersebut ditujukan untuk meningkatkan nilai Pemegang Saham, meningkatkan
kepercayaan investor, mendukung proses pengambilan keputusan, dan meningkatkan efisiensi penggunaan modal.
Model Validation Unit secara umum berfungsi untuk memastikan pengelolaan setiap risiko dikelola tetap sesuai
dengan Standar Mutu Manajemen ISO 9001:2015, melakukan pemantauan kualitas kinerja secara keseluruhan
termasuk dalam memberikan masukan kepada divisi terkait. Selain itu, unit ini juga berperan melakukan backtesting
untuk memastikan kelayakan model yang digunakan oleh Perseroan.
Operations Risk Controller Management Department berfungsi sebagai menara kendali terhadap aktivitas pengawasan
dan evaluasi atas penerapan pengendalian internal di kantor cabang (KC) dan Commercial Banking Center (CBC) yang
dijalankan oleh Branch Business Control (BBC) dan Commercial Banking Center–Business Control (CBC-BC) yang
merupakan organ monoline kantor wilayah.
IT Risk Management Department berfungsi untuk memastikan efektivitas pengelolaan risiko IT, Digital, dan Siber yang
melekat pada solusi teknologi yang digunakan oleh Perseroan untuk mencapai layanan teknologi yang aman dan
handal. Terdapat tujuh domain risiko yang menjadi cakupan, yaitu: (1) risiko information and cyber security, (2) risiko
IT service delivery, resilience, and continuity, (3) risiko IT third party, (4) risiko data privacy, (5) risiko IT project delivery,
(6) risiko IT regulatory compliance, dan (7) risiko IT benefit/ Value enablement. Pengelolaan risiko dilakukan melalui
framework yang sesuai dengan best practice industri dan terintegrasi dengan siklus hidup layanan TI untuk mencapai
hasil yang maksimal.
Untuk memberikan gambaran risiko secara menyeluruh dan berkelanjutan, Perseroan secara rutin melakukan penilaian
diri (self-assessment) atas Tingkat Kesehatan Bank (TKB) yang dilaporkan kepada kepada regulator setiap semester
atau 6 (enam) bulanan, dan Laporan Profil Risiko yang disusun secara triwulan atau 3 (tiga) bulanan. Penilaian diri atas
Tingkat Kesehatan Bank merujuk pada POJK No. 4/POJK.03/2016 dan SE OJK No. 14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum, meliputi penilaian profil risiko (yang terdiri dari Inherent Risk dan Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko), aspek rentabilitas, tata kelola, dan permodalan. Penilaian profil risiko mencakup risiko kredit, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategis, risiko reputasi, dan risiko kepatuhan. Khusus
untuk penilaian profil risiko Unit Usaha Syariah, maka terdapat tambahan 2 (dua) jenis risiko yang dinilai, yaitu risiko
imbal hasil dan risiko investasi. Hasil penilaian diri profil risiko BTN secara individu pada 31 Desember 2022 adalah
peringkat 2 (Low to Moderate) dengan peringkat risiko inheren Low To Moderate dan peringkat Kualitas Penerapan
Manajemen Risiko (KPMR) Satisfactory, dengan detail sebagai berikut:
Jenis Risiko Peringkat Risiko Inheren Peringkat KPMR Peringkat Tingkat Risiko
Risiko Kredit Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Pasar Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Likuiditas Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Operasional Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Hukum Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Strategis Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Kepatuhan Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Risiko Reputasi Low to Moderate Statisfactory Low to Moderate
Implementasi Basel
Dalam upaya melaksanakan manajemen risiko, khususnya penerapan Basel-II dan pilar 1 yang berlaku untuk seluruh
bank umum, Perseroan telah memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
Persyaratan Status
Pengukuran risiko kredit menggunakan Standardized Approach sesuai dengan SE OJK No. 42/SEOJK.03/2016
Tanggal 28 September 2016 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit
dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Pada tahun 2022 ini, sedang dilakukan uji coba perhitungan
menggunakan ketentuan terbaru yaitu SE OJK No. 24/SEOJK.03/2021 Tanggal 7 Oktober 2021 perihal
Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit dengan menggunakan pendekatan
standar bagi bank umum yang efektif diberlakukan pada Januari 2023.
Penggunaan Standardized Model untuk risiko pasar sesuai dengan SE OJK No.38/SEOJK.03/2016 Tanggal 8
September 2016 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar.
Dalam rangka mengelola risiko kredit, Perseroan telah menerapkan Four Eyes Principle dengan memisahkan
fungsi risiko kredit dan unit bisnis. Dalam putusan kredit komersial terdiri dari Commercial Risk dan Unit Bisnis
selaku risk-taking unit dan first line serta putusan kredit konsumer yang terdiri dari Retail Risk Division (Regional
Loan Processing Center) dan Kantor Cabang maupun Kantor Wilayah.
Persyaratan Status
Bank telah menyampaikan hasil laporan penerapan manajemen risiko untuk Interest Rate in the Banking Book
(IRRBB) dan laporan perhitungan IRRBB kepada regulator secara triwulan sesuai SE OJK No. 12/SEOJK.03/2018
Tanggal 21 Agustus 2018 perihal Penerapan Manajemen Risiko dan Pengukuran Risiko Pendekatan Standar
untuk Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in The Banking Book) bagi bank umum.
Berkenaan dengan rencana regulator untuk menerapkan Basel-III sebagaimana diatur dalam peraturan OJK
No. 11/ POJK.03/2016, Perseroan secara spesifik telah menjaga Rasio Permodalan Bank atau Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebesar 20,17% di atas ketentuan minimum kerangka Basel-III yaitu sebesar 10,5%. Di samping itu,
Perseroan telah melakukan persiapan-persiapan untuk memenuhi ketentuan berikut ini:
Menghitung dan melaporkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) kepada regulator secara bulanan dan triwulanan
sesuai POJK No. 42/POJK.03/2015 Tanggal 23 Desember 2015 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Kecukupan
Likuiditas (Liquidity Coverage Ratio) Bagi Bank Umum.
Menghitung dan melaporkan Net Stable Funding Ratio (NSFR) secara triwulanan kepada regulator sesuai POJK
No. 50/POJK.03/2017 Tanggal 13 Juli 2017 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net
Stable Funding Ratio) Bagi Bank Umum.
Perhitungan kebutuhan modal minimum dengan menggunakan basic indicator approach untuk risiko operasional
sesuai dengan SE OJK No. 24 SEOJK.03/2016 Tanggal 14 Juli 2016 perihal Perhitungan Aset Tertimbang
Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar.
Menghitung dan melaporkan perhitungan Leverage Ratio (LR) kepada regulator secara triwulanan sesuai
Peraturan OJK No. 31/POJK.03/2019 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio Pengungkit bagi Bank Umum.
Guna memperkuat implementasi prinsip kehati-hatian, Perseroan menerapkan Know Your Customer (KYC) dan Know
Your Employee (KYE) dalam mengelola risiko operasional pada aktivitas bisnis bank. Pada perjalanannya, penerapan
KYC telah berevolusi menjadi Customer Due Diligence (CDD) yang mencakup kegiatan identifikasi, verifikasi, dan
pemantauan yang dilakukan Perseroan untuk memastikan bahwa transaksi tersebut sesuai dengan profil calon nasabah,
Walk-in Customer (WIC) atau nasabah tanpa rekening, sesuai dengan PBI No. 14/27/PBI/2012. Untuk meningkatkan
pemahaman karyawan tentang penerapan prinsip kehati-hatian, Perseroan memberikan akses pelatihan daring CDD
yang berisi contoh-contoh kasus yang relevan tentang pemahaman prinsip-prinsip kehati-hatian.
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT)
Merujuk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan senantiasa melaksanakan program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) dalam aktivitas pengenalan nasabah. Hal
ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi terjadinya Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Sebagai bagian
dari upaya mendorong efektivitas penerapan program APU dan PPT dan memenuhi ketentuan regulator, Perseroan
membentuk Unit Kerja Khusus (UKK) APU dan PPT di Kantor Pusat. Selain itu, pelaksanaan program APU dan PPT di
Kantor Wilayah dan Kantor Cabang menjadi tanggung jawab masing-masing Regional Office Head dan Branch Manager.
• Peraturan Direksi Nomor 03/DIR/PD/PPD/2021 Tanggal 9 September 2021 tentang Pedoman Kebijakan
Penerapan Program APU dan PPT;
• Surat Edaran Direksi Nomor 37/DIR/CMGD/2021 Tanggal 7 Desember 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Penerapan Program APU dan PPT; dan
• Surat Keputusan Direksi Nomor 42/SK/DIR/ CMGD/2021 Tanggal 7 Desember 2021 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penerapan Program APU dan PPT.
4. Pelatihan
Perseroan melakukan pelatihan yang berkesinambungan terkait program APU dan PPT sebagai berikut:
• Webinar APU dan PPT sepanjang tahun 2022 dengan melibatkan narasumber dari pihak eksternal (dhi. PPATK
dan praktisi perbankan) terhadap pegawai pada Satuan Kerja Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Internal, Satuan
Kerja Bisnis, Satuan Kerja Supporting di level Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang;
• Pelatihan APU dan PPT melalui program pendidikan calon pegawai baru dan pegawai lama oleh pihak internal
Perseroan seperti Officer Development Program bagi General Banking Staff, Teller Service Unit, dan Customer
Service Unit; Alih Status Pegawai, Managing People Capability Program, Supervisor Development Program, dan
Network Branch Control Program dari Satuan Kerja Audit Internal;
• Program pembelajaran daring tentang APU dan PPT melalui Digital Room for E-Learning Modules (DREAM)
terhadap pegawai internal Perseroan terkait Short Movie APU dan PPT dan CEO Message bertema “Customer
Due Diligence”.
• Program kesadaran APU dan PPT Perseroan dalam bentuk AML-CFT Creative Campaign Tahun 2022 untuk
meningkatkan pemahaman pegawai terhadap implementasi program APU dan PPT, sebagai berikut:
̵̵ AMOLA Quiz;
̵̵ AMOLA Podcast; dan
̵̵ AMOLA Cipta Jingle.
5. Pelaporan
Perseroan turut berperan mendukung PPATK, OJK, KPK, dan Aparat Penegak Hukum (Apgakum) dalam penerapan
program APU dan PPT dengan melaksanakan kewajiban pelaporan, di antaranya:
• Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT);
• Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
• Pelaporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (LTKL);
• Pelaporan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu (SIPESAT);
• Pelaporan Sistem Informasi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (SIPENDAR);
• Pelaporan Pertukaran Data Elektronik (PEDAL);
• Pelaporan Sistem Informasi Program APU dan PPT (SIGAP);
• Pelaporan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) melalui Aplikasi Pelaporan
Online OJK (APOLO);
• Pemenuhan permintaan data dari regulator dan APGAKUM.
Persyaratan Pengelolaan Lingkungan dan Dampak Sosial [GRI 2-25] [SASB FN-CB-410a.2]
Perseroan memiliki tanggung jawab secara tidak langsung untuk mengelola dampak lingkungan dan sosial yang
terjadi pada debitur. Sebab, apabila nantinya terjadi ketidaksesuaian dalam pengelolaan dampak lingkungan dan
sosial, maka situasi tersebut akan memengaruhi risiko kredit dan risiko reputasi. Tanggung jawab tersebut merupakan
sesuai dengan peran bank untuk melaksanakan fungsi intermediasi.
Perseroan senantiasa melakukan pengelolaan risiko lingkungan dalam pendanaan atau penyaluran kredit. Pengelolaan
tersebut searah dengan penerapan Keuangan Berkelanjutan dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/2005 tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yang mengatur bahwa penilaian terhadap prospek usaha sebagai unsur kualitas
kredit meliputi penilaian terhadap upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan hidup. [FS1]
Kredit komersial merupakan salah satu portofolio Perseroan yang sangat penting untuk dikembangkan. Perseroan
telah menetapkan kebijakan dan prosedur penyaluran kredit komersial dengan memperhatikan aspek lingkungan dan
sosial, guna mendukung penyaluran kredit komersial dengan memegang teguh prinsip kehati-hatian Bank dan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik.
Di dalam Surat Edaran Direksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nomor: 17/DIR/CMLD/2016 tentang Perkreditan
atau Pembiayaan Bank, telah mengatur legalitas proyek, yang terdiri dari: [FS1, FS2] [SASB FN-CB-240a.3]
1. Izin peruntukan lahan/tanah;
2. Site plan yang disahkan pihak yang sah dan berwenang;
3. Izin mendirikan bangunan;
4. Bukti penguasaan;
5. Salinan SPPT;
6. Bukti penguasaan jalan masuk;
7. Surat keterangan piel banjir;
8. Keterangan PDAM; dan
9. Surat keterangan kelayakan lingkungan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan/atau Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
AMDAL merupakan kajian mengenai potensi dampak dari keberadaan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidupdi sekitarnya. AMDAL merupakan bagian dari perizinan yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan atas rencana penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup (aspek abiotik,
biotik dan kultural) di sekitarnya. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup merupakan
dasar hukum AMDAL di Indonesia.
Penilaian risiko kredit ini mulai diterapkan Perseroan dengan memperhatikan hasil AMDAL sebelum memutuskan
memberi kredit kepada suatu proyek. Langkah berikutnya, Perseroan turut melakukan pemantauan atau peninjauan
dengan melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa calon debitur telah memenuhi
seluruh peraturan terkait lingkungan. Hal ini merupakan salah satu bentuk penerapan prinsip kehati-hatian dalam
pengelolaan risiko kredit. [FS,1 FS2, FS5]
Di samping itu, salah satu inisiatif Perseroan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan sosial terlihat pada persyaratan
persyaratan yang sejalan dengan slogan “satu rumah satu pohon”. Setiap rumah yang dibangun harus memiliki lahan
hijau dan ditanami pohon. Sementara itu, di area perumahan harus tersedia fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial
(fasos). [FS3]
Perseroan secara berkala melakukan audit untuk memastikan inisiatif tersebut berjalan dengan baik, termasuk
menentukan tindak lanjut apabila ditemukan pelanggaran. Audit dilakukan setahun sekali oleh Satuan Kerja Audit
Internal. Dalam setiap general audit yang dilaksanakan di kantor cabang, auditor akan melakukan audit sampling.
Dalam konteks ini, auditor akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah implementasi kebijakan tersebut
sudah sesuai ketentuan atau belum. Semisal terdapat temuan bahwa implementasi tidak sesuai ketentuan, maka tim
auditor akan menggali penyebab dan menyusun rekomendasi perbaikan yang harus dilakukan oleh auditee atau kantor
cabang, termasuk meminta komitmen perbaikannya seperti apa, dan selanjutnya diikuti dengan pengawasan secara
berkala. [OJK F.10] [FS9]
Perseroan menerapkan standar etika dan perilaku dalam melakukan setiap aktivitas bisnisnya yang disesuaikan
dengan visi, misi, serta nilai-nilai budaya perusahaan melalui implementasi Pedoman Etika Bisnis dan Perilaku (Code
of Conduct) Perseroan yang telah disahkan melalui Peraturan Direksi No. 16/PD/CMPD/2015. Perilaku yang selaras
dengan kode etik dan etika bisnis berkaitan erat dengan risiko reputasi yang lebih jauh bisa memengaruhi risiko
operasional serta risiko kredit Perseroan.
Penerapan Pedoman Etika bertujuan untuk mewujudkan terciptanya perilaku ideal yang berkembang menjadi budaya
kerja berdasarkan nilai-nilai luhur yang diyakini jajaran Perseroan. Pedoman Etika terangkum ke dalam 4 bab yang
dijabarkan secara singkat sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pedoman Etika ini merupakan kodifikasi atau komplikasi kebijakan, peraturan pegawai, dan kesepakatan yang telah
dibangun bersama antara bank dengan pegawai yang akan memengaruhi, membentuk, dan menetapkan standar
tingkah laku, baik bagi pengurus, maupun pegawai dalam menjalankan segenap aktivitas bisnis.
Implementasi Pedoman Etika, baik kepatuhan ataupun ketidakpatuhannya menjadi salah satu aspek penilaian
kinerja pegawai. Oleh karena itu, Pedoman Etika ini akan selalu dijadikan pedoman dalam penyusunan kebijakan,
prosedur, maupun praktek-praktek manajemen yang ada pada Perseroan. Penerapan Pedoman Etika yang konsisten
akan menunjukan bahwa Perseroan adalah Perseroan yang menjunjung tinggi nilai-nilai bisnis yang luhur dan etika
dalam menjalankan usaha, sekaligus dalam rangka menegakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan.
Pernyataan Pemberlakukan Pedoman Etika Bagi Direksi, Dewan Komisaris, dan Pegawai
Pedoman etika berlaku bagi seluruh pengurus (dhi. Dewan Komisaris, Direksi) serta pegawai dalam menjalankan
setiap aktivitas bisnis Perseroan dan melakukan interaksi antara Komisaris, Direksi, dan Pegawai dengan seluruh
pemangku kepentingan. Pernyataan pemberlakukan pedoman etika bagi seluruh level organisasi dituangkan secara
resmi melalui Peraturan Direksi No. 16/PD/CMPD/2015 Tanggal 31 Desember 2015 tentang Pedoman Etika Bisnis
dan Perilaku. Perseroan mewajibkan penandatanganan pernyataan sikap insan Perseroan terhadap pedoman etika
yang disebut Pakta Integritas untuk selanjutnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan penerapan
pedoman etika merupakan tanggung jawab dari seluruh pimpinan di lingkungan unit kerja masing-masing. Untuk itu,
segenap pimpinan unit dituntut untuk memberikan pemahaman terkait penerapan pedoman etika kepada pegawai di
lingkungan unit kerja masing-masing.
Implementasi pedoman etika pada lingkungan Perseroan dilakukan secara menyeluruh dan mencakup pengenalan,
kampanye, penerapan, pelaporan, dan tindak lanjut pelanggaran pedoman etika.
100%
Penyelesaian Pakta Integritas
91,63% Peserta lulus Compliance 95 sanksi pelanggaran pedoman etika
Excellence pada 2022
83
Total laporan gratifikasi
Dalam hal terjadi benturan kepentingan antara Perseroan dengan Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi, Pejabat Eksekutif dan/ atau pihak lainnya yang berkaitan dengan Perseroan, maka anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif dilarang mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi
keuntungan Perseroan dan wajib mengungkapkan benturan kepentingan tersebut dalam setiap keputusan.
Perseroan juga mendokumentasikan dengan baik setiap pengungkapan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengungkapan benturan kepentingan dituangkan dalam risalah rapat sekurang-kurangnya mencakup nama pihak
yang memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan, dan dasar pertimbangan pengambilan
keputusan tersebut. Pada prinsipnya setiap insan Perseroan menghindari pengambilan keputusan yang memiliki
situasi dan kondisi adanya benturan kepentingan.
Anti-Fraud
Perseroan berupaya menjaga kepercayaan publik terhadap perusahaan dengan berkomitmen untuk menerapkan
kegiatan bisnis secara jujur, adil, terpercaya, dan tanpa tindak korupsi atau tindak penyuapan. Perseroan menyadari
setiap tindakan yang bersifat negatif akan berpengaruh pada nama, merek, reputasi, dan keberlanjutan bisnis.
Perseroan memandang setiap pelanggaran atas kebijakan antikorupsi dan antikecurangan (anti-fraud) adalah perkara
serius dan perlu ditindak tegas sejalan dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan implementasi
antikecurangan diatur pada Surat Edaran Direksi No. 22/DIR/IAD/2014 Tanggal 28 Mei 2014 tentang Standard
Operating Procedure Strategi Anti-Fraud Perseroan. Kebijakan antikorupsi dan antikecurangan ini berlaku bagi semua
karyawan baik tetap atau kontrak, manajemen Perseroan, Dewan Komisaris, serta Direksi yang bertindak atas nama
Perseroan. [GRI 3-3]
Mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP Tanggal 9 Desember 2011, Perseroan menerapkan
program Zero Tolerance to Fraud and Zero-Defect yang berpedoman pada Penerapan Strategi Anti-Fraud bagi
Bank Umum. Perseroan melakukan sosialisasi program antikecurangan secara berkelanjutan dan membentuk Tim
antikecurangan guna meningkatkan kepedulian BTNers terhadap aspek kepatuhan. Hal ini ditingkatkan guna menjamin
setiap upaya untuk memitigasi risiko terjadinya kecurangan berjalan secara efektif.
Perseroan juga menyelenggarakan serangkaian pelatihan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU PPT) sebagai berikut:
Program internalisasi Strategi Anti-Fraud & WBS BTN SIIPS dilaksanakan pada aplikasi Dream pada tanggal 7 s.d 14
November 2022. Jumlah dan persentase total karyawan yang turut serta mengikuti pelatihan WBS BTN SIIPS, termasuk
pembagian karyawan per wilayah kerja adalah sebagai berikut: [GRI 205-2]
Keterangan :
a. Dari 10.715 (91,67%) pegawai yang mengikuti program internalisasi, 10.711 di antaranya dinyatakan lulus dan
sebanyak 4 pegawai dinyatakan tidak lulus; dan
b. Sebanyak 974 (8,33%) pegawai tidak mengikuti program internalisasi.
Perseroan belum melakukan survei terkait operasi yang dinilai memiliki risiko terkait gratifikasi karena tiap pekerja di
berbagai divisi memiliki potensi dan terdapat risiko untuk melakukan gratifikasi. Sebagai bentuk dukungan pegawai
terhadap program antigratifikasi Perseroan, masing-masing pegawai diharapkan melaporkan atau mengadukan tindak
kepada Satuan Kerja Compliance & Governance. Selama periode tahun 2022, total laporan gratifikasi yang masuk
dari kantor pusat maupun kantor cabang sebanyak 83 laporan. Laporan tersebut terdiri dari laporan gratifikasi suap,
kedinasan, gratifikasi berupa makanan menjelang hari raya keagamaan, maupun penolakan gratifikasi. [GRI 205-1]
90
80
83
70
60
50
40 47
30
20 27
10
0
2020 2021 2022
Perseroan menerapkan strategi antikecurangan dalam rangka mengendalikan potensi kecurangan yang terjadi di
dalam perusahaan. Strategi antikecurangan mencakup implementasi empat pilar, antara lain:
a. Pencegahan
Pilar pencegahan memuat perangkat-perangkat yang ditujukan untuk mengurangi potensi terjadinya kecurangan
yakni kesadaran tentang antikecurangan, identifikasi kerawanan, dan kebijakan mengenal pegawai.
b. Deteksi
Pilar deteksi bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan kecurangan yang meliputi kebijakan Whistleblowing
System (WBS), audit dadakan (surprise audit), sistem pengawasan (surveillance system), dan pengawasan melekat
oleh penanggung jawab operasional (PJO). Berdasarkan data laporan WBS Perseroan tahun 2022, pengaduan
yang masuk berjumlah 115 pengaduan yang terdiri dari 1 pengaduan melalui surat/PO BOX, 50 pengaduan
melalui SMS/telepon/WhatsApp dan 64 pengaduan melalui surel/situs web. Berdasarkan jumlah pengaduan
yang masuk, 107 pengaduan telah selesai tanpa proses audit lanjutan (audit klarifikasi dan/atau audit khusus), 6
pengaduan masih dalam proses evaluasi dan validasi dan 2 pengaduan diteruskan ke proses audit (audit klarifikasi
dan/atau audit khusus) terdeteksi sejumlah pengaduan, yaitu:
Metode Penyampaian
Tahun
Surat/PO BOX SMS/ Telepon/WA Email/Website
2018 1 0 5
2019 5 2 3
2020 3 2 9
2021 0 2 3
2022 0 1 1
Tindak Lanjut
Laporan masih Laporan telah selesai Laporan diteruskan
Tahun dalam proses diproses dan atau telah kepada Penyidik
Laporan ditutup
(Proses Audit/ diberikan sanksi (terkait tindak pidana
(tidak terbukti)
Proses Pelaporan/ (termasuk sanksi umum atau Korupsi)
Proses Lintas Divisi) administratif)
2018 0 0 6 0
2019 0 1 9 0
2020 0 4 10 0
2021 0 0 5 0
2022 0 2 0 0
Tabel Kecurangan Internal (Internal Fraud) Selama Tahun 2022 [GRI 205-3]
Keterangan :
1. Jumlah kasus pada tahun berjalan adalah berdasarkan Laporan Hasil Audit Khusus dan Laporan Hasil Telaah Awal
periode Januari s.d. Desember 2022;
2. Jumlah kasus yang “Telah diselesaikan” adalah kasus yang telah mendapatkan putusan sanksi dari Direksi s.d
Desember 2022;
3. Jumlah kasus yang “Dalam proses penyelesaian di internal bank” adalah kasus yang belum mendapatkan putusan
sanksi dari Direksi s.d Desember 2022; dan
4. Jumlah kasus yang “Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum” adalah kasus yang “telah diselesaikan” dan
mendapatkan putusan sanksi pidana. Proses hukum ditindaklanjuti oleh LGD.
Dengan kebijakan demikian, mekanisme pengawasan telah ditetapkan oleh manajemen Perseroan secara
berkesinambungan (on-going basis) untuk menjaga dan mengamankan harta kekayaan Perseroan, menjamin
tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, meningkatkan efektivitas
organisasi, meningkatkan efisiensi biaya, mengurangi dampak kerugian keuangan dan penyimpangan termasuk
kecurangan (fraud), serta pelanggaran aspek kehati-hatian.
Dengan mekanisme WBS pada Perseroan, setiap pelaporan dipastikan diterima, diperhatikan, serta ditindaklanjuti
secara sesuai, termasuk penegakan sanksi yang dapat memberikan efek jera bagi pelaku pelanggaran dan juga bagi
mereka yang berniat melakukan hal tersebut. WBS Perseroan bertujuan untuk memperkuat mekanisme pengendalian
internal guna mendukung pertumbuhan bisnis dengan cara berikut:
1. Melakukan deteksi dini dan pencegahan terhadap terjadinya penyimpangan ataupun pelanggaran;
2. Secara bertahap menciptakan iklim kerja yang terbuka, tulus, jujur, dan bertanggung jawab di Perseroan
Tim WBS Perseroan yang berfungsi untuk mengelola seluruh pengaduan laporan WBS terdiri dari:
1. Kepala Internal Audit Division;
2. Wakil Kepala Internal Audit Division;
3. Unit WBS pada pada Departemen Fraud Investigation & Whistleblowing System (IWBS) di Internal Audit Division.
Perseroan juga membangun infrastruktur pendukung dalam menerapkan kebijakan WBS. Pelapor dapat
menyampaikan laporannya melalui media berikut:
+62 813 8870 1117 +62 813 8870 1117 +62 21-50928882
+62 21-50928883
Pihak-pihak yang dapat mengambil langkah mekanisme penyampaian laporan pelanggaran melalui WBS yang
dilakukan dengan membuat laporan pengaduan/pengungkapan dan mengirimkannya berdasarkan indikasi
pelanggaran yang terjadi sebagai berikut:
1. Apabila pihak terlapor adalah karyawan BTN sampai dengan 2 (dua) level di bawah Direksi dan bukan merupakan
Tim WBS BTN, maka Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan kepada Tim WBS BTN;
2. Apabila pihak terlapor adalah anggota Tim WBS BTN dan atau karyawan BTN 1 (satu) level di bawah Direksi dan
bukan merupakan Tim WBS, maka Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan kepada Direktur
Utama;
3. Apabila pihak terlapor adalah Tim WBS Perseroan, maka Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan
kepada Direktur Utama;
4. Apabila pihak terlapor adalah Direksi, maka Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan kepada
Dewan Komisaris;
5. Apabila pihak terlapor adalah Komisaris dan/atau Komite di bawah Dewan Komisaris, maka Pengelola WBS
Independen akan menyampaikan laporan kepada Anggota Komisaris yang tidak terkait yang juga bukan anggota
dari Komite yang bersangkutan;
6. Apabila pihak terlapor adalah Komisaris secara bersama-sama, maka Pengelola WBS Independen akan
menyampaikan laporan kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna
Perseroan memberikan jaminan perlindungan kepada Pelapor yang beritikad baik melaporkan setiap pelanggaran
yang berisiko merugikan Perseroan antara lain sebagai berikut:
1. Penyediaan saluran komunikasi pelaporan (lisan, telepon, surel) yang bebas dan rahasia ataupun penyediaan
Ombudsman yang independen dan rahasia. Melalui saluran komunikasi ini Pelapor akan mendapatkan informasi
tindak lanjut penanganan laporan dugaan pelanggaran yang disampaikan;
2. Jaminan kerahasiaan identitas Pelapor, kecuali bila terdapat tuntutan hukum mengharuskan identitas ini menjadi
dibuka di hadapan hakim;
3. Perlindungan dari tindakan balasan dari Terlapor atau organisasi yang dilaporkan. Perlindungan ini dapat meliputi:
a. Perlindungan fisik baik terhadap diri sendiri maupun keluarganya;
b. Perlindungan terhadap harta benda miliknya dan milik keluarga atas teror ataupun pembalasan yang harus
dialaminya.
c. Perlindungan administratif yang berupa penundaan kenaikan pangkat, pemecatan, pengucilan di tempat kerja,
mutasi yang tidak layak, termasuk kepastian kerja, dll; dan
d. Perlindungan hukum, dalam proses litigasi di Pengadilan Negeri, termasuk biayanya, dan bila perlu termasuk
perlindungan melalui LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban).
Penanganan Pengaduan
Perseroan telah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia terkait dengan
penanganan WBS dalam upaya pemberantasan korupsi. Kerja sama tersebut bertujuan membangun efektivitas
dan efisiensi penanganan pengaduan, baik secara internal maupun eksternal, yang terintegrasi secara profesional,
transparan, dan akuntabel dengan mengutamakan kerahasiaan dalam rangka optimalisasi pemberantasan tindak
pidana korupsi.
Tim WBS menindaklanjuti setiap laporan yang masuk dengan mekanisme sebagai berikut:
Bagan Alur (1) Jika Terlapor Pegawai Perseroan (Dua Level di Bawah Direksi) dan Bukan Tim WBS
Menggali dan
2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Penyelesaian
8
pengaduan oleh
unit terkait
Ya
7
Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/Pendalaman
oleh Tim Audit Khusus (IAD)
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditunjukkan kepada Tim WBS Perseroan jika terlapor merupakan pegawai internal sampai
dengan 2 (dua) level di bawah Direksi dan bukan merupakan Tim WBS Perseroan.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan panggilan dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Terkait hasil validasi, maka Tim WBS Perseroan akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan oleh Tim
Audit Khusus (IAD);
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka akan dilakukan pendalaman oleh unit kerja
lain antara lain: pendalaman oleh KC/KCS/Divisi/Kanwil atau Tim Audit Umum di IAD.
Bagan Alur (2) Jika Terlapor adalah Pegawai Perseroan satu level di bawah Direksi dan bukan Tim WBS
Menggali dan
2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Penyelesaian
8
pengaduan oleh
unit terkait
Ya
7
Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/Pendalaman
oleh Tim Audit Khusus (IAD)
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditujukan kepada Direktur Utama jika terlapor adalah karyawan Perseroan (satu level di
bawah Direksi) melalui pengelola WBS Independen.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan pengggalian dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan pengaduan kepada Direktur Utama (Board
of Director/BOD)
4. Jika diperlukan, BOD dapat meminta bantuan Tim Audit Internal untuk melakukan evaluasi.
5. Terkait hasil validasi, maka BOD akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak untuk dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan
oleh Tim Audit Khusus (IAD).
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka penanganan akan disesuaikan dengan
ketentuan perusahaan.
Menggali dan 2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Sesuai
8
ketentuan
perubahan
Ya
7
. Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/CMGD/Auditor
Eksternal
Pelaporan kepada
8
BOD dan eksternal
sesuai kebutuhan
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditujukan kepada Direktur Utama jika terlapor adalah Anggota Tim WBS melalui pengelola
WBS Independen.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan pengggalian dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan pengaduan kepada Direktur Utama (Board
of Director/BOD)
4. Jika diperlukan, BOD dapat meminta bantuan Tim Audit Internal untuk melakukan evaluasi.
5. Terkait hasil validasi, maka BOD akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak untuk dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan
oleh Tim Auditor Eksternal dan/atau CMGD.
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka penanganan akan disesuaikan dengan
ketentuan perusahaan.
6. CMGD menyampaikan laporan kepada BOD dan pihak eksternal sesuai kebutuhan.
Menggali dan 2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Penyelesaian
8
pengaduan oleh
unit terkait
Ya
7
Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/Pendalaman
oleh Tim Audit Khusus
(IAD)/ Tim Audit Eksternal
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditujukan kepada Dewan Komisaris jika terlapor adalah Direksi, melalui pengelola WBS
Independen.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan pengggalian dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan pengaduan kepada Dewan Komisaris
(Board of Commissioner/BOC)
4. Jika diperlukan, BOC dapat meminta bantuan Tim Audit Internal dan/atau Audit Eksternal untuk
melakukan evaluasi.
5. Terkait hasil validasi, maka BOC akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak untuk dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan
oleh Tim Audit Khusus (IAD)/Tim Audit Eksternal.
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka penanganan akan disesuaikan dengan
ketentuan perusahaan.
Bagan Alur (5) Jika Terlapor adalah Komisaris dan/atau Komite di bawah Dewan Komisaris
Menggali dan 2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Penyelesaian
8
pengaduan oleh
unit terkait
Ya
7
Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/Pendalaman
oleh Tim Audit Khusus
(IAD)/ Tim Auditor Eksternal
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditujukan kepada anggota Komisaris yang tidak terkait pengaduan dan juga bukan anggota
Komite yang bersangkutan melalui pengelola WBS Independen.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan pengggalian dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan pengaduan kepada Komisaris yang tidak
terkait pengaduan dan bukan anggota Komite yang bersangkutan.
4. Jika diperlukan, Komisaris dapat meminta bantuan Tim Audit Internal dan/atau Audit Eksternal untuk
melakukan evaluasi.
5. Terkait hasil validasi, maka Komisaris yang tidak terkait pengaduan dan bukan anggota Komite yang
bersangkutan akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak untuk dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan
oleh Tim Audit Khusus (IAD)/Tim Auditor Eksternal.
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka penanganan akan disesuaikan dengan
ketentuan perusahaan.
Menggali dan 2
Mulai
mengumpulkan
informasi terkait
pengaduan
1
Laporan terjadinya
pelanggaran
3
No
Pelanggaran
Ya
4 5
Evaluasi/Validasi
Laporan
Pembuktian Pelaporan
Pelanggaran
Pelanggaran
6
Layak untuk No
audit khusus?
Penyelesaian
8
pengaduan oleh
unit terkait
Ya
7
Inisiasi proses Audit Khusus
(Investigasi)/Pendalaman
oleh Tim Audit Khusus
(IAD)/ Tim Audit Eksternal
Selesai
Keterangan:
1. Laporan ditujukan kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.
2. Pengelola WBS Independen akan melakukan penggalian dan pengumpulan informasi terhadap
laporan yang masuk melalui tujuh saluran pengaduan yang disediakan.
3. Pengelola WBS Independen akan menyampaikan laporan pengaduan kepada Pemegang Saham Seri
A Dwiwarna.
4. Jika diperlukan, Pemegang Saham Seri A dapat meminta bantuan Tim Audit Internal dan/atau Audit
Eksternal untuk melakukan evaluasi.
5. Terkait hasil validasi, maka Pemegang Saham Seri A Dwiwarna akan mengambil langkah berikut:
- Jika layak dilakukan audit khusus maka investigasi lanjutan/pendalaman akan dilakukan oleh Tim
Audit Khusus (IAD)/Tim Auditor Eksternal.
- Jika tidak layak untuk dilakukan audit khusus maka penanganan akan disesuaikan dengan
ketentuan perusahaan.
Human Capital
Komite Anti-Fraud Management & Culture Legal Division
Specialist Division
Ada
Pelanggaran
Tidak Butuh
Tingkat Pendalaman Pembahasan Keputusan Pelaksanaan
Permasalahan Direksi
N Permasalahan Putusan
Butuh
Y Pendalaman Melampaui
N Kewenangan
Audit Keputusan
Khusus Rekomendasi
Y
Sesuai
Kewenangan
1. Subject Matter
- Economic Performance - Employment & Occupational Health and Safety
- Indirect Economic Impact - Local Communities
- Market Presence - Training & Education
- Procurement Practice - Diversity and Equal Opportunity & Non-Discrimination
- Anti-Corruption - Freedom of Association and Collective Bargaining
- Material - Child Labor & Forced or Compulsory Labor
- Water & Energy - Local Communities
- Emission, Effluents & Waste - Marketing & Labeling
- Customer Privacy
We have not performed any work, and do not express any conclusions, on any other
information outside of the Subject Matter that may be published in the Report or on bank
BTN’s website for the current reporting period or for previous periods and assumed that
the financial data and figures provided by bank BTN has been audited by independent
parties therefore, presentation of financial data and figures in the report NOT within the
scope of assurance.
CBC Global Indonesia is bounded by rules of conduct and professional practice relating to
independence and quality overseen by AccountAbility (www.
accountability.org/standards/licensing/ AA1000 aslicensed-providers) and has established
policies and procedures that are designed to ensure that our team maintain independence
and integrity. We had no financial interest in the operation of bank BTN other than for the
assessment and assurance of this report. We don’t accept or assume responsibility (legal
or otherwise) or accept liability for or in connection with any other purpose for which it
may be used, or to any person by whom the independent assurance opinion statement
may be read.
Methodology
We conduct the following assurance procedures and activities:
• Pre-engagement to ensure the independence and impartiality of the assurance
team.
• Kick-off meeting and initial analysis of the report draft.
• Review, assess and evidence the reliability and quality of sustainability
performance and disclosed information as specified in the Report content for the
reporting period of 1st of January up to 31st of December 2022.
• Evaluate the adherence of report content, disclosure and presentation against the
criteria of standard, principles, and indicators using references from AA1000AS v3,
AA1000AP (2018) (AccountAbility Principles), GRI Standards, POJK51, SEOJK 16,
SASB and TCFD.
• Adopt IPCC Guidelines for calculation methodology of energy used and emission.
• Asses indicators data and traced back data to the sources.
• Discuss and analysis datas and reports with management and data contributor by
digital platform.
INCLUSIVITY
An assessment was made to investigate the engagement of all key stakeholders within the
company. The presentation of stakeholder’s inclusivity in the report is fairly identified and
covers all bank BTN’s inclusivity material issues. The stakeholder’s engagement has been held
through communication based on various methods and approaches in a pandemic situation
with the contributions of all key stakeholders includes their internal and external stakeholders
to develop an accountable and strategic sustainability topic.
MATERIALITY
An assessment was made to investigate the material information disclosed by the company.
The report fairly covers the organization’s material issues by using materiality matrix and
boundary mapping through the stakeholder’s inclusivity process. The materiality topics shows
in the report provide a fair and sufficient information and aligned with risk management
within the company which enables its stakeholders to make a professional judgment about
bank BTN’s performance and management.
RESPONSIVENESS
An assessment was made to investigate the transparency act of the company on material
sustainability topics and their related impacts. The report covers bank BTN’s responsiveness
issues. All the information related to the responses from management to its stakeholder’s
inputs and complaints has been included in the report and any others company’s mechanisms
transparently and appropriateness the responses to a strategic stakeholder engagement
management. Besides, the engagement with the Indonesia Sustainable Finance (IKBI)
indicated the company’s commitment towards sustainability issues.
IMPACT
The Report content discloses data and information indicating the impacts of the Company’s
decisions, activities, and services on the economy, environment, and society. An assessment
was made to investigate the practice of the company to monitor, measure and be accountable
for how their actions affect their broader ecosystems. In overall, disclosures of impacts in the
Report content are rather balance and adequate with both metric and qualitative
information. However, the Company still needs to integrate comprehensively the identified
impacts into key management processes to conduct an impact assessment on the other
Opinion Statement
Our professional and certified team of sustainability report assurer has assured this report in
accordance with the AA1000AP (2018), AA1000AS v3 and GRI Standards 2016 & 2020. From
the review progress, we conclude that the bank BTN’s Sustainability Report 2022 provides a
fair view of the all the bank BTN’s programmes and performances during 2022. The extent to
which the GRI Standards has been applied in the Report and conclude this report has been
prepared in accordance with GRI Standards. We conclude that the data in 2022 for all material
topics performance indicators are fairly represented and there is nothing has come to our
attention that would cause us to believe that bank BTN has not given the reliable data.
Tidak Mencantumkan
No. Ref.
Standar GRI Pengungkapan Halaman Persyaratan Standar
Tidak Alasan Penjelasan Sektor GRI
Mencantumkan
Pengungkapan Umum
GRI 2: 2-1 Nama Perusahaan 46, 54 - - - -
Pengungkapan
2-2 Entitas yang termasuk
Umum 2021
dalam laporan 36 - - - -
keuangan dikonsolidasi
2-3 Periode pelaporan,
siklus laporan, titik
36, 43, 206 - - - -
kontak untuk pertanyaan
mengenai laporan
2-4 Penyajian kembali
36 - - - -
informasi
2-5 Assurance oleh pihak
43 - - - -
eksternal
2-6 Aktivitas, rantai nilai,
47, 48, 52,
dan hubungan bisnis - - - -
54, 56, 57
lainnya
2-7 Informasi pekerja 119 - - - -
2-8 Pekerja yang bukan
119 - - - -
karyawan
2-9 Struktur tata kelola 155 - - - -
2-10 Menominasikan dan
memilih badan tata 155 - - - -
kelola tertinggi
2-11 Pejabat badan tata
155 - - - -
kelola tertinggi
2-12 Peran badan tata
kelola tertinggi dalam
156 - - - -
mengawasi pengelolaan
dampak
2-13 Pendelegasian tanggung
jawab untuk mengelola 156 - - - -
dampak
2-14 Peran badan tata
kelola tertinggi dalam 16, 17, 43 - - - -
pelaporan keberlanjutan
2-15 Konflik kepentingan 179 - - - -
2-16 Mengkomunikasikan
174, 184 - - - -
hal-hal kritis
2-17 Pengetahuan kolektif
badan tata kelola 162 - - - -
tertinggi
2-18 Evaluasi kinerja badan
167 - - - -
tata kelola tertinggi
2-19 Kebijakan remunerasi 160 - - - -
2-20 Proses untuk
161 - - - -
menentukan remunerasi
2-21 Rasio kompensasi total
162 - - - -
tahunan
Profil
Nama :
Institusi/Perusahaan :
Telp/HP :
Kategori Pemangku Kepentingan
Nasabah Mitra kerja, supplier
Pemegang Saham Media massa
Pegawai Masyarakat, komunitas lokal
Pemerintah dan pembuat kebijakan Lain-lain, sebutkan
Mohon pilih jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda √ pada lingkaran jawaban:
1. Apakah laporan ini sudah menggambarkan kinerja Perseroan dalam berkontribusi pada pembangunan
berkelanjutan?
Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu
2. Bagian informasi mana yang kurang berguna sehingga perlu dilakukan perbaikan?
3. Apakah data yang disajikan telah transparan, dapat dipercaya, dan berimbang?
Kami sangat menghargai umpan balik yang Anda berikan. Untuk itu, mohon mengirimkan lembar umpan balik ini ke: