Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa

Volume 2, No 1, Juli 2022


e-ISSN 2807-789X

Gambaran Motivasi Kerja Pengurus Lembaga Kemahasiswaan

Saqfan Mahfudzan1*, Muhammad Daud2, Andi Nasrawati Hamid3


123
Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar. Indonesia
*E-mail: saqfanm17@gmail.com

Abstract
Work motivation has an impact on the performance of student institution
administrators. This study aims to determine the description of the work motivation of
the management of student institutions at Makassar State University. This study uses
quantitative methods with descriptive analysis. The data collection technique used a
work motivation scale with a research subject of 250 student institution administrators
who were selected through a stratified-cluster sampling technique, with the criteria of
respondents being active students and actively involved in student institutions. The
results showed that the description of the work motivation of the student body
administrators was in the moderate category with 191 people (76%). The factors that
most influence work motivation is working conditions (57%), quality of leadership, co-
workers and responsibilities. The results of this study can be used as a basis for
increasing the work motivation of the administrators of student institutions at the
Makassar State University.

Keyword: Aspect demographics, Student organization, Work motivation.

Abstrak
Motivasi kerja memiliki dampak terhadap kinerja pengurus lembaga kemahasiswaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran motivasi kerja pengurus lembaga
kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan analisis deksriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan alat
ukur skala motivasi kerja dengan subjek penelitian sebanyak 250 pengurus lembaga
kemahasiswaan yang dipilih melalui teknik stratified-cluster sampling, dengan kriteria
responden merupakan mahasiswa aktif dan terlibat aktif dalam lembaga
kemahasiswaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran motivasi kerja
pengurus lembaga kemahasiswaan berada pada kategori sedang dengan sebanyak 191
orang (76%). Faktor yang paling mempengaruhi motivasi kerja ialah kondisi kerja
(57%), kualitas pimpinan, rekan kerja dan tanggung jawab. Hasil penelitian ini dapat
menjadi dasar dalam meningkatkan motivasi kerja pengurus lembaga kemahasiswaan
di Universitas Negeri Makassar.

Kata kunci: Dokter Muda (Co-Asisstant), Grit, Stres Akademik.


PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan individu yang sedang menempuh pendidikan di tingkat perguruan
tinggi. Mahasiswa memiliki karakteristik yang berbeda dengan mahasiswa lainnya, seperti
tingkat kinerja, kecepatan belajar dan gaya belajar. Pemikiran dan tingkat kekedewasaan tentu
sudah berbeda pula saat masa Sekolah Menengah Atas. Mahasiswa memiliki kesadaran dalam
membiasakan perilaku untuk mengasah ketajaman intelektual, keterampilan professional,
mencapai keunggulan moral, dan komitmen serta integritas terhadap masyarakat. Namun hal
ini belum tentu dapat diperoleh hanya dengan mengikuti kegiatan bangku kuliah saja,
melainkan hal tersebut dapat diperoleh dalam sebuah organisasi (Hadijaya, 2015).
Organisasi mahasiswa merupakan organisasi yang memiliki kedudukan resmi di lingkungan
perguruan tinggi yang diatur dalam surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan
Kebudayaan No.155/U/1998 tentang Pedoman Umum Organisasi. Organisasi kemahasiswaan
merupakan sarana bagi mahasiswa untuk belajar, berkumpul, mendapatkan pengalaman baru
dan mengembangkan potensi kepemimpinannya. Bentuk organisasi mahasiswa dapat berada
ditingkat universitas, organisasi mahasiswa tingkat fakultas, organisasi kemahasiswaan tingkat
program studi. Terdapat organisasi kemahasiswaan berdasarkan minat dan bakat mahasiswa,
yang biasa disebut dengan Unit Kegiatan Mahasiswa disingkat UKM dalam tingkat universitas
serta Biro Kegiatan Mahasiswa disingkat BKM dalam tingkat fakultas (Hendra, 2018).
Lembaga Kemahasiswaan sangat penting dalam universitas negeri maupun swasta. Lembaga
Kemahasiswaan sebagai wadah setiap mahasiswa bersatu dalam suatu kelompok atau
organisasi. Terdapat beragam Lembaga Kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar seperti
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MAPERWA),
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Serta Lembaga Kemahasiswaan di tingkatan Fakultas
hingga Jurusan/Program studi seperti BEM Fakultas, BKM Fakultas serta Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) maupun Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Lembaga
Kemahasiswaan hadir sebagai wadah seluruh mahasiswa Universitas Negeri Makassar untuk
berproses serta belajar menerapkan konsep yang didapatkan di bangku kuliah agar terjadi
keseimbangan antara ilmu pengetahuan yang dimiliki dan implementasinya di lingkungan
masyarakat.
Purnama, Sunuharyo dan Prasetya (2016) mengemukakan bahwa dalam organisasi peran
sumber daya manusia merupakan penentu yang sangat penting bagi keefektifan dan
keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan aset organisasi karena sumber daya manusia merupakan penggerak dalam

38
mencapai tujuan organisasi. Anggota organisasi merupakan aset penting dan harus diberikan
motivasi sesuai dengan tempat dalam bekerja (Siddique, Aslam, Khan & Fatima, 2011).
Nemec, Potkany, Lorincova dan Rauser (2015) mengemukakan bahwa dalam beberapa
tahun terakhir motivasi para anggota organisasi menjadi faktor penentu dalam keberhasilan
organisasi. Tujuan organisasi mampu terlaksana karena adanya kemauan dari setiap anggota
organisasi untuk bekerja lebih agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi
organisasi. Hasibuan (2020) mengemukakan bahwa motivasi merupakan pemberian daya gerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintergrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencari kepuasan. Hasibuan (2020)
mengemukakan bahwa tujuan memotivasi untuk menciptakan semangat kerja dan
meningkatkan produktivitas. Organisasi perlu menciptakan suasana yang membuat anggota
merasa nyaman ketika bekerja, dengan begitu anggota memiliki kemauan untuk bekerja lebih
agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi, sehingga perlu memberi
motivasi terhadap anggota organisasi.
Peneliti melakukan pengambilan data awal terhadap tiga orang yang merupakan fungsionaris
kelembagaan maupun mantan fungsionaris kelembagaan. Peneliti melakukan pengambilan data
awal melalui proses wawancara pada awal bulan April 2020 di Universitas Negeri Makassar.
Pertanyaan data awal yang diajukan oleh peneliti terhadap responden penelitian adalah asal
lembaga kemahasiswaan, masa kerja, alasan berlembaga, faktor yang mempengaruhi dalam
bekerja.
Hasil wawancara yang dilakukan pada 3 orang mantan fungsionaris lembaga menunjukkan
hasil bahwa alasan untuk berlembaga adalah karena ingin menambah pengalaman, menambah
relasi dan meningkatkan softskill. Faktor yang mempengaruhi dalam bekerja ialah karena tidak
mampu menyeimbangkan waktu akademik dan waktu lembaga, kualitas pimpinan dan rekan
kerja.
Berdasarkan data awal diatas, sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Herzberg
(Gitosudarmo dan Sudita, 2008) bahwa motivasi kerja dapat dipengaruhi oleh tanggungjawab,
kualitas hubungan antarpribadi atau hubungan rekan kerja, dan kualitas pimpinan atau
kepimpinan oleh ketua lembaga
Peneliti juga melakukan pengambilan data awal pada pengurus Lembaga Kemahasiswaan di
Universitas Negeri Makassar melalui google form. Peneliti mendapatkan sebanyak 41 data yang
terdiri dari 21 laki-laki dan 20 perempuan. Hasil data awal menunjukkan bahwa 36 partisipan
(85%) dari 41 partisipan menjawab merasa kurang termotivasi dalam melakukan kegiatan.

39
Faktor yang membuat pengurus lembaga menjadi kurang termotivasi dalam bekerja yaitu
kurangnya tanggung jawab dengan prevalensi sebesar 23%, kondisi kerja dengan prevalensi
sebesar 57%, kualitas pimpinan dengan prevalensi sebesar 17% dan rekan kerja yang sulit
diajak kerjasama dengan prevalensi sebesar 3%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Prakoso, Astuti dan Ruhana (2014) bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
motivasi kerja.
Begitupun dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Herzberg (Gitosudarmo dan Sudita,
2008) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu faktor kondisi kerja
atau lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dapat mempengaruhi
pengurus lembaga untuk termotivasi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam bekerja
agar menjadi efektif dan efisian. Lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membuat
memotivasi kerja karyawan.
Anoraga (2014) mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan sesuatu yang
menimbulkan semangat kerja atau dorongan kerja. Hasibuan (2020) mengemukakan bahwa
motivasi kerja merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri anggota yang terarah
atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi. Motivasi kerja jauh lebih kompleks karena tiap
individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Sehingga motivasi perlu diberikan
dengan cara yang berbeda pula. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
gambaran motivasi kerja pengurus lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar ?

METODE

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja. Motivasi kerja adalah dorongan
yang menimbulkan semangat mahasiswa bekerja dalam lembaga dan agar mau bekerjasama,
kerja efektif, terintegrasi dengan segala daya untuk mencapai tujuan lembaga. Peneliti
mengukur motivasi kerja menggunakan skala dengan aspek yang dikemukakan oleh Anoraga
(Pratamajaya, 2019) yang terdiri dari lima aspek yaitu adanya kedisplinan, imajinasi yang tinggi
dan daya kombinasi, kepercayaan diri, daya tahan terhadap tekanan dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
Populasi penelitian ini adalah berstatus mahasiswa yang memiliki peran aktif sebagai
pengurus lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu stratified cluster sampling. Stratified cluster
sampling adalah proses pengambilan sampel yang menggabungkan karakteristik dari stratified
random sampling dengan karakteristik simple cluster sampling.

40
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu skala motivasi kerja yang
dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan aspek dari variabel penelitian. Sebelum
melakukan uji coba, skala penelitian ini telah melalui proses validasi ahli atau expert judgement.
Penilaian validasi dilakukan dengan memberikan nilai 1 (sangat tidak relevan) hingga 5 (sangat
relevan) pada setiap aitem. Nilai Aiken’s V yang paling mendekati angka 1 dikatakan relevan
untuk dapat digunakan dalam skala penelitian. Koefisien validitas Aiken’s V skala motivasi
kerja berada pada rentang nilai 0,67 hingga ,083. Terdapat 2 aitem yang memiliki nilai dibawah
0,67 sehingga 2 aitem tersebut dianggap tidak relevan yaitu aitem 20 dengan nilai 0,5 dan aitem
21 dengan nilai 0,58. Berdasarkan hasil perhitungan Aiken’s V pada skala motivasi kerja,
terdapat 2 aitem yang gugur sehingga aitem yang semula dari 26 aitem menjadi 24 aitem.
Kemudian peneliti melakukan uji coba skala dengan jumlah partisipan sebanyak 53 orang
dan melakukan uji daya diskriminasi aitem. Pada skala motivasi kerja menunjukkan bahwa dari
24 aitem yang digunakan pada uji coba diperoleh hasil bahwa tidak ada aitem yang gugur.
Semua aitem dikatakan valid karena nilai korelasi aitem melewati > 0,30 yaitu dengan rentang
nilai 0,359 hingga 0,816.
Peneliti juga melakukan uji validasi faktorial dengan teknik analisis Confirmatory Factor
Analysis (CFA) dan uji reliabilitas. Pada skala motivasi kerja yang terdiri dari 24 aitem terdapat
4 aitem yang dinyatakan gugur. Aitem yang dinyatakan gugur memiliki nilai koefisien loading
factor dibawah 0,50. Aitem yang gugur yaitu aitem 10 dengan nilai 0,403, aitem 15 dengan
nilai 0,496, aitem 22 dengan nilai 0,460 dan aitem 24 dengan nilai 0,371 serta nilai Alpha
Cronbach yaitu 0,953. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
deskriptif

HASIL

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 250 responden yang merupakan mahasiswa aktif
Universitas Negeri Makassar dan memiliki peran aktif sebagai pengurus harian di lembaga
kemahasiswaan.

41
Tabel 1. Deskripsi partisipan penelitian
Deskripsi Jumlah Partisipan Persentase (%)
Jenis Laki-laki 127 50,8%
Kelamin Perempuan 123 49,2%
Psikologi 28 11,2%
Ekonomi dan Bisnis 31 12,4%
Ilmu Sosial dan Hukum 31 12,4%
Bahasa dan Sastra 26 10,4%
Fakultas Seni dan Desain 35 14%
Matematika dan IPA 28 11,2%
Ilmu Pendidikan 31 12,4%
Ilmu Keolahragaan 11 4,4%
Teknik 29 11,6%
MAPERWA 31 12,4%
BEM 45 18%
LK
BKMF 46 14%
HMJ 128 51,2%
Bugis 148 60%
Makassar 61 24,4%
Toraja 46 2%
Mandar 12 5,2%
Padoe 1 0,4%
Jawa 7 2,8%
Suku Mamuju 1 0,4%
Tolaki 1 0,4%
Selayar 2 0,8%
Batak 1 0,4%
Konjo 1 0,4%
Massenrenpulu 1 0,4%
Kajang 1 0,4%
Duri 2 0,8%
Bungku 1 0,4%
Suku
Buton 1 0,4%
Banjarmasin 1 0,4%
Makassar 154 61,6%
Domisili
Luar Makassar 96 38,4%
Islam 242 96,8%
Agama
Kristen 8 3,2%
III 24 9,6%
Tingkat V 102 40,8%
Semester VII 110 44%
IX 14 5,6%
Masa Dibawah 1 Tahun 120 48%
Kerja Diatas 1 Tahun 130 52%
Total 250 100%

Tabel di atas menunjukkan responden yang berpartisipasi dan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 250 orang dan terdiri dari 127 responden laki-laki (50,8%) dan
123 responden perempuan (49,2%). Berdasarkan deskripsi fakultas yaitu Fakultas Psikologi
sebanyak 28 orang (11,2%), Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebanyak 31 orang (12,4%), Fakultas

42
Ilmu Sosial dan Hukum sebanyak 31 orang (12,4%), Fakultas Bahasa dan Sastra sebanyak 26
orang (10,4%), Fakultas Seni dan Desain sebanyak 35 orang (14%), Fakultas Matematika dan
IPA sebanyak 28 orang (11,2%), Fakultas Ilmu Pendidikan sebanyak 31 orang (12,4%),
Fakultas Keolahragaan sebanyak 11 orang (4,4%), dan Fakultas Teknik sebanyak 29 orang
(11,6%). Berdasarkan deskripsi lembaga kemahasiswaan yaitu lembaga kemahasiswaan
MAPERWA Fakultas sebanyak 31 orang (11,2%), BEM Fakultas sebanyak 45 orang (18%),
BKMF sebanyak 46 orang (14%), dan HMJ sebanyak 128 orang (51,2%). Berdasarkan
deskripsi suku yaitu suku Bugis sebanyak 148 orang (60%), Makassar sebanyak 61 orang
(24,4%), Toraja sebanyak 46 orang (2%), Mandar sebanyak 12 orang (5,2 %), Padoe sebanyak
1 orang (0,4%), Jawa sebanyak 7 orang (2,8%), Mamuju 1 orang (0,4%), Tolaki sebanyak 1
orang (0,4%), Selayar sebanyak 2 orang (0,8%), Batak sebanyak 1 orang (0,4%), Konjo
sebanyak 1 orang (0,4%), Massenrenpulu sebanyak 1 orang (0,4%), Kajang sebanyak 1 orang
(0,4%), Duri sebanyak 2 orang (0,8%), Bungku sebanyak 1 orang (0,4%), Buton sebanyak 1
orang (0,4%) dan Banjarmasin sebanyak 1 orang (0,4%).
Berdasarkan deskripsi domisili yaitu domisili makassar sebanyak 154 orang (61,6%), dan
dari domisili luar makassar sebanyak 96 orang (38,4%). Berdasarkan deskripsi agama yaitu
agama Islam sebanyak 242 orang (96,8%) dan Kristen sebanyak 8 orang (3,2%). Berdasarkan
deskripsi tingkat semester yaitu mahasiswa semester III sebanyak 24 orang (9,6%), semester V
sebanyak 102 orang (40,8%), semester VII sebanyak 110 orang (44%) dan semester IX
sebanyak 14 orang (5,6%). Berdasarkan deskripsi masa kerja yaitu masa kerja selama dibawah
1 tahun sebanyak 120 orang (48%) dan selamasa diatas 1 tahun sebanyak 130 orang (52%).

Tabel 2. Deskripsi data penelitian motivasi kerja


Hipotetik
Variabel SD
Min Max M
Motivasi Kerja 29 99 73 9
Keterangan: M = Mean; SD = Standar Deviasi

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa skor terendah pada skala motivasi kerja adalah
29 dan tertinggi adalah 99. Nilai rata-rata skala secara hipotetik atau mean adalah 73. Nilai
standar deviasi yang didapatkan adalah 9.

Tabel 3. Kategorisasi dan interpretasi skor motivasi kerja


Variabel Interval Kategori Jumlah Persentase
X ≥ 83 Tinggi 36 14%
Motivasi Kerja X<83 Sedang 191 76%
X ≤ 64 Rendah 23 10%
Total 250 100%

43
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 36 responden berada pada
kategori tinggi dengan persentase 14%, 191 responden berada pada kategori sedang dengan
persentase 76% dan 23 responden berada pada kategori rendah dengan persentase 10%..

DISKUSI

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, data yang diperoleh di lapangan menunjukkan


bahwa pengurus lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar yang menjadi
responden dalam penelitian ini, terdapat sebanyak 191 orang memiliki tingkat motivasi yang
berada pada kategorisasi sedang dengan persentase 76%. Kemudian terdapat sebanyak 36 orang
yang memiliki tingkat motivasi kerja yang berada pada kategorisasi tinggi dengan persentasi
14% dan sebanyak 23 orang memiliki tingkat motivasi kerja yang berada pada kategorisasi
rendah dengan persentase 9%. Hasibuan (Purnama, Sunuharyo, Prasetya, 2016)
mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan pemberian daya gerak yang menciptakan
kegairahan kerja agar mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya dan
upayanya untuk mencari kepuasan. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset
organisasi karena sumber daya manusia merupakan penggerak dalam mencapai tujuan
organisasi. Tujuan organisasi mampu terlaksana karena adanya motivasi dari setiap anggota
organisasi.
Sudiarditha, Waspado dan Triani (2016) mengemukakan bahwa motivasi kerja merupakan
pemberian atau penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.
Motivasi merupakan suatu proses menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan serta proses
pemberian dorongan atau penggerak untuk menimbulkan semangat bekerja dan menciptakan
kegairahan kerja untuk melaksanakan upaya yang maksimal, sehingga mampu memberikan
yang terbaik untuk tujuan sendiri ataupun tujuan organisasi. Individu yang memiliki motivasi
cenderung akan memberikan yang terbaik bagi organisasi. Motivasi yang tinggi didapat dari
perlakuan organisasi terhadap anggota. Jika organisasi memperlakukan anggota sebaik
mungkin, maka anggota akan cenderung memberikan timbal balik yang baik juga terhadap
perusahaan.
Data pada motivasi kerja dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki menunjukkan
bahwa terdapat sebanyak 14 respondenpyangpmemilikiltingkatomotivasiukerjauyangurendah
dengan persentase sebesar 11%, terdapat sebanyak 89 respondenuyangomemilikiptingkat
motivasiokerjaeyang sedang dengan persentase sebesar 70%, dan terdapat sebanyak 24

44
respondenlyanglmemilikiltingkatlmotivasilkerjalyang tinggi dengan persentase sebesar 19%.
Data pada motivasi kerja responden yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan bahwa
terdapat sebanyak 9 responden memilikiltingkatlmotivasilkerjalyanglrendah dengan persentase
sebesar 7%, terdapat sebanyak 102 respondenoyangomemilikiotingkatomotivasipkerja yang
sedang dengan persentase sebesar 83%, dan terdapat sebanyak 12 respondenlyanglmemiliki
tingkatlmotivasilkerja yang tinggi dengan persentase sebesar 10%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan fakultas menunjukkan bahwa pada Fakultas Psikologi
terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 4%, 20 responden
memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 71%, dan 7 responden dengan motivasi
kerja yang tinggi dengan persentase 25%. Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis terdapat 2
responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 6%, dan 29 responden
memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 94%. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Hukum terdapat 2 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 6%, 25
respondenomemilikilmotivasi kerja yangnsedang dengan persentase 81%, dan 4 responden
memilikipmotivasi kerja yangutinggi dengan persentase 13%.
Pada Fakultas Bahasa dan Sastra terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang rendah
dengan persentase 4%, 22 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase
85%, dan 3 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 12%. Pada
Fakultas Seni dan Desain terdapat 10 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan
persentase 29%, 18 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase 51%,
dan 7 respondenlmemilikilmotivasi kerja yangltinggi dengan persentase 20%. Pada Fakultas
Matematika dan IPA terdapat 22 responden memiliki motivasi kerja sedang dengan persentase
79%, dan 6 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 21%.
Pada Fakultas Ilmu Pendidikan terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang rendah
dengan persentase 31%, 28lrespondenlmemilikilmotivasilkerjalyanglsedang dengan persentase
90%, dan 2 respondenomemilikipmotivasipkerjauyangltinggi dengan persentase 6,5%. Pada
Fakultas Ilmu Keolahragaan terdapat 5 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan
persentase 45%, dan 6 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 55%.
Pada Fakultas Teknik terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan
persentase 3%, 21 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 72%, dan
7 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 24%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas
menunjukkan bahwa pada lembaga kemahasiswaan Maperwa terdapat 1 responden memiliki

45
motivasi kerja yang rendah dengan persentase 3%, 26 responden memiliki motivasi kerja yang
sedang dengan persentase 84%, dan 4 responden dengan motivasi kerja yang tinggi dengan
persentase 13%. Pada lembaga kemahasiswaan BEM terdapat 1 responden memiliki motivasi
kerja yang rendah dengan persentase 2%, 32 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang
dengan persentase 71%, dan 12 respondenmmemilikinmotivasi kerja yangOtinggi dengan
persentase 27%. Pada lembaga kemahasiswaan BKMF terdapat 8 responden memiliki motivasi
kerja yang rendah dengan persentase 17%, 33 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang
dengan persentase 72%, dan 5 respondennmemilikimmotivasimkerja yang tinggi dengan
persentase 11%. Pada lembaga kemahasiswaan HMJ terdapat 13 responden memiliki motivasi
kerja yang rendah dengan persentase 10%, 100 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang
dengan persentase 78%, dan 15 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan
persentase 12%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa pada masa dibawah
1 tahun terdapat 11 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 9%, 96
responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 80%, dan 13 responden
dengan motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 11%. Pada masa kerja diatas 1 tahun
terdapat 12 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 9%, 95
responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 73% dan 23 responden
memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 18%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan suku menunjukkan bahwa pada suku Bugis terdapat
17 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 11%, 112 responden
memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 75%, dan 21 responden dengan
motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 14%. Pada suku Makassar terdapat 3 responden
memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 5%, 47 respondenlmemilikilmotivasi
kerja yanglsedang dengan persentase 77%, dan 11 respondenkmemilikijmotivasi kerja yang
tinggi dengan persentase 18%. Pada suku Toraja terdapat 4 respondenlmemilikilmotivasi kerja
yangmsedang dengan persentase 80%, dan 1 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi
dengan persentase 20%.
Pada suku Mandar terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan
persentase 7,25%, 11 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase
85,50%, dan 1 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 7,25%. Pada
suku Padoe terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase
100%. Pada suku Jawa terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja rendah dengan persentase

46
14%, dan 6 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 86%. Pada suku
Mamuju terdapat 1lrespondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase 100%.
Pada suku Tolaki terdapat 1 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase
100%.
Pada suku Selayar terdapat 2 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan
persentase 100%. Pada suku Batak terdapat 1lrespondenlmemiliki motivasilkerja yanglsedang
dengan persentase 100%. Pada suku Konjo terdapat 1lrespondenlmemilikilmotivasi kerja yang
sedang dengan persentase 100%. Pada Massenrenpulu terdapat 1lrespondenlmemilikilmotivasi
kerja yanglsedang dengan persentase 100%. Pada suku Kajang terdapat 1lrespondenlmemiliki
motivasi kerja yanglsedang dengan persentase 100%.
Pada suku Duri terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja rendah dengan persentase
50%, dan 1lrespondenlmemilikilmotivasilkerja yanglsedang dengan persentase 50%. Pada suku
Bungku terdapat 1lrespondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase 100%.
Pada suku Buton terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan persentase
100%. Pada suku Banjarmasin terdapat 1 responden memiliki motivasi kerja yang tinggi dengan
persentase 100%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan agama menunjukkan bahwa pada agama islam
terdapat 23 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 10%, 184
responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 76%, dan 35 responden
dengan motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 14%. Pada agama Kristen terdapat 7
responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 87%, dan 1 responden
dengan motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 13%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan tingkat semester menunjukkan bahwa pada tingkat
semester III terdapat 23 responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase
92%, dan 2 responden dengan motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 8%. Pada tingkat
semester V terdapat 8 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 8%,
81 respondenlmemilikilmotivasi kerja yanglsedang dengan persentase 79%, dan 20 responden
memilikilmotivasilkerja yangltinggi dengan persentase 18%. Pada tingkat semester VII
terdapat 11 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 10%, 79
responden memiliki motiviasi kerja yang sedang dengan persentase 72%, dan 20 responden
memiliki movitasi kerja yang tinggi dengan persentase 18%. Pada tingkat semester IX terdapat
4 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 30%, 8 responden
memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 62%, dan 1 responden memiliki

47
motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 8%.
Data pada motivasi kerja berdasarkan domisili menunjukkan bahwa pada domisili makassar
terdapat 13 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 8%, 113
responden memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 74%, dan 28 responden
dengan motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 18%. Pada domisili luar makassar terdapat
10 responden memiliki motivasi kerja yang rendah dengan persentase 10%, 78 responden
memiliki motivasi kerja yang sedang dengan persentase 81%, dan 8 responden memiliki
motivasi kerja yang tinggi dengan persentase 8%.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pengurus lembaga
kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar berada pada kategori sedang. Dengan rincian
sebanyak 191 orang dengan pravelensi 76% berada pada kategori sedang, sebanyak 36 orang
dengan pravelensi 14% berada pada kategori tinggi dan sebanyak 23 orang dengan pravelensi
9% yang berada pada kategori rendah. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pengurus
lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Makassar ialah lingkungan kerja, kualitas
pimpinan atau kepemimpinan ketua lembaga dan rekan kerja.
Adapun saran berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka saran yang dapat diberikan
yaitu penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran bahwa untuk meningkatkan motivasi
kerja dapat dilakukan dengan membuat suasana lembaga menjadi nyaman. Bagi ketua lembaga
kemahasiswaan yang ingin meningkatkan kinerja anggota lembaga agar memerhatikan aspek-
aspek yang dapat meningkatkan motivasi kerja seperti gaya kepemimpinan, kondisi kerja dan
kedisplinan. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan variabel serupa disarankan agar
memperhatikan faktor lain yang turut dapat mempengaruhi motivasi kerja pada pengurus
lembaga kemahasiswaan seperti pengaruh dukungan sosial terhadap motivasi kerja, perbedaan
motivasi kerja ditinjau dari masa kerja dan lain sebagainya.

REFERENSI

Anoraga, P. (2014). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta


Gitosudormo, I, & Sudita, I, N. (2008). Perilaku keorganisasian. Edisi pertana. Yogyakarta:
BPFE.
Hadijaya, Y. (2015). Organisasi Kemahasiswaan Dan Kompetensi Manajerial Mahasiswa.
Medan: Perdana Publishing.
Hasibuan, P.S. M. (2020). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hendra, F. (2018). Peran organisasi mahasiswa dalam meningkatkan mutu pembelajran
48
keterampilan berbahasa arab. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban,
5(1), 265-269.
Nemec, F., Potkany, M., Lorincova, S., & Rauser, D. (2015). A proposal for the optimization
of storage areas in a selected erterprise. Nase More, 62(3), 101-108.
Prakoso, R, D., Astuti, E, S., & Ruhana, I. (2014). Pengaruh lingkungan kerja terhadap motivasi
kerja dan kinerja karyawan (Studi pada karyawan PT. AXA Financial Indonesia Cabang
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 14(2), 1-10
Pratamajaya, A. (2019). Pengaruh Kontrol Diri Dan Motivasi Kerja Terhadap Prokrastinasi
Pada Karyawan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kudus. Tesis. Magister Manajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Yogyakarta
Purnama, N. Q., Sunuharyo, B. S., & Prasetya, A. (2016). Pengaruh motivasi kerja terhadap
komitmen organisasional dan kinerja karyawan (Studi pada karyawan Bank BRI cabang
Kawi Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 40(2), 39-47
Siddique, A., Aslam, H. D., Khan. M., & Fatima, U. (2011). Impact of academic leadership on
faculty’s motivation and organizational effectiveness in high education system.
International Journal of Academic Research, 3(3), 730-73
Sudiardhita, IKR, Waspodo, AWS, & Triani, NA. (2016), Pengaruh Lingkungan Kerja dan
Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Direktorat umum Lembaga
Pelayanan Publik Televisi Republik Indonesia. Jurnal Manajemen, Volume XX, No.2

49

Anda mungkin juga menyukai