Dosen Pengampu :
Ir. Dwi Priyantoro, MS.
KELOMPOK 1
Ketua :
- Geovani Valerian Maria Tae Lake (215060400111001) / 2
Anggota :
- M. Dandy Al Farisi (215060400111035) / 7
- Hendriyan Dimas Kurnia (215060400111038) / 8
- Fernadhi Malika Wildan Pratama (215060400111057) / 10
- Muhamad Aris Alfatzrul (215060401111047) / 13
- Nafiisah Naufal Dwi Kamal (215060401111051) / 14
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN
2022
Soal 1
Bentuk penampang Ruas 1 adalah segi empat dan Ruas 2 trapesium dengan kemiringan talud
(sisi) 1,5H : 1V. Lebar bagian dasar saluran untuk kedua ruas tersebut sama yaitu 5 m. Koefisien
kekasaran Manning (n) kedua ruas saluran sama dalam hal ini bagian dasarnya dari tanah,
sedangkan bagian tebingnya dilapisi pasangan beton yang dihaluskan. Kemiringan dasar
saluran (So) masing-masing ruas saluran disajikan dalam tabel berikut :
Pertanyaan
Apabila debit aliran (Q) yang mengalir pada ruas saluran tersebut adalah 12 m3/det, tentukan :
a. Kedalaman air normal pada masing-masing ruas saluran.
b. Kedalaman air kritis pada masing-masing ruas saluran.
c. Kondisi aliran pada masing-masing ruas saluran (kritis, superkritis atau subkritis).
d. Gambarkan “Hydraulic Gradient Line (HGL)” dan “Energy Gradient Line (EGL)” pada kedua
ruas saluran tersebut.
1. A
• Ruas 1
Rumus :
Q = U. A kemiringan sisi = 1,5 H : 1 V
2 1
1
U = 𝑛 𝑅 3 .𝑆0 2 Lebar dasar (b) = 5 m
𝐴
R=𝑃 Kemiringan dasar (𝑆0 ) = 8 x 10−3
Jawab :
Q = U. A
2 1
1
Q = 𝑛 𝑅 3 .𝑆0 2 . bh
2 1
1 5h
12 = 0,018 3 .(8 x 10−3 )2 . 5h
5 +2h
2
12 . 0,018 5h
1 = 3 . 5h
5 +2h
(8 x 10−3 )2
2
5h
2,414 = 3 . 5h
5 +2h
h = 0,714 m
Kontrol :
Oleh karena nilai h telah diketahui maka nilai untuk A , P serta R adalah
A = Bh
A = 5 . 0,714
A = 3,57 𝑚2
P = B +2h
P = 5 +2 . 0,714
P = 6,428 m
𝐴
R=𝑃
3,57
R = 6,428
R = 0,555 m
2 1
1
U = 𝑛 𝑅 3 .𝑆0 2
2 1
1
U = 0,018 0,5553 . (8 x 10−3 )2
U = 3,356 m/det
Q = U. A
Q = 3,356. 3,57
Q = 11,983 𝑚3 /det
Jawab :
Q = U. A
2 1
1
Q = 𝑛 𝑅 3 .𝑆0 2 . (B + zh)h
2 1
1 (5h + 1,5ℎ2 )
12 = 0,018 3 .(8 x 10−4 )2 . (5h + 1,5ℎ2 )
5+2h √1+1,52
2 1
1 (5h + 1,5ℎ2 )
12 = 0,018 3 .(8 x 10−4 )2 . (5h + 1,5ℎ2 )
5+3,605 h
2
12 . 0,018 (5h + 1,5ℎ2 )
1 = 3 . (5h + 1,5ℎ2 )
5+3,605 h
(8 x 10−4 )2
2
(5h + 1,5ℎ2 )
7,636 = 3 . (5h + 1,5ℎ2 )
5+3,605 h
h = 0,626 m
Kontrol : Oleh karena nilai h telah diketahui maka nilai untuk A , P serta R adalah
A = (B + 1,5h)h
A = (5 + 1,5 . 0,626) 0,626
A = 3,724 𝑚2
P = B +2h √1 + 𝑧 2
R = 0,522 m
2 1
1
U = 𝑛 𝑅 3 .𝑆0 2
2 1
1
U = 0,018 0,522 3 . (8 x 10−4 )2
U = 3,222 m/det
Q = U. A
Q =3,222. 3,724
Q = 12,00 𝑚3 /det
jadi nilai kedalaman air normal pada ruas 2 = 0,626 m
1. B
q = 2,4 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡/𝑚
Rumus kedalaman kritis (ℎ𝑐 ) pada penampang persegi:
𝑞2
ℎ𝑐 = ( 𝑔 )1/3
1/3
2,42
ℎ𝑐 = (9,81)
ℎ𝑐 = 0,195 m
Hc = 0,852 m
1. C
• Ruas 1
Diketahui
𝑈1 = 3,356 m/det
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 𝑚⁄𝑑𝑡 2
3,356
𝐹1 =
√9,81 𝑥 0,714
𝐹1 = 1,5 (superkritis)
• Ruas 2
Diketahui
𝑈2 = 3,222 m/det
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 𝑚⁄𝑑𝑡 2
3,222
𝐹2 =
√9,81 𝑥 0,626
𝐹2 = 1,643 (superkritis)
1. D
Nomor 2
Suatu saluran pembawa berupa saluran terbuka direncanakan mampu mengalirkan
debit sebesar 1 m3/det. Kemiringan dasar saluran (So) ditetapkan 0,002 dengan bentuk
penampang “trapesium”. Parameter lain yang perlu diperhatikan adalah :
Diketahui :
• Q = 1 m3/det
• So = 0.002
• n = 0,022
• U max = 1,2 m/det
• U min =0,75 (tidak tumbuh tanaman aquatic)
• F = 0,30 m
• H max = 1,50 m
• Penampang Trapesium
A = ( b + zh ) h
= ( h + 1h ) h
= 2h2
P = b + 2h √1 + 𝑧 2
= h + 2h √1 + 12
= h + 2,828h
= 3,828h
𝐴
R = 𝑃
2ℎ2
= 3,828ℎ
= 0,5225h
2
1
U = ( 𝑛 . 𝑅 3 . √𝑆 )
2
1
= ( . (0,5225ℎ)3 . √0,002 )
0,022
2
= 1,3187 ℎ3
Q = A.U
2
1 = 2h2 . 1,3187 ℎ3
8
1 = 1,641 ℎ3
8
0,379 = ℎ3
h = 0,695 m
Control :
2
U = 0,8205ℎ3
2
= 1,3187 × 0,6953
= 1.0348 m/det (memenuhi)
Q = 𝐴 ×𝑈
2
= 2 . (0,695)2 X 1,3187 × 0,695 3
= 0.9664 X 1,0348
Q = 1,000 m/det (Terbukti)
Buktikan h
ℎ
R = 2
0,695
= 2
= 0.35 m
R = 0,5225h
= 0,5225 (0,695)
= 0,36 m
Hitung Nilai f
f = √𝑐 × ℎ
= √0,3 × 0,695
= √0,2085
= 0,4566 m
Kelompok 1
B (m) 4
h (m) 2,5
U (m2/det) 0,8
Untuk mengontrol debit dan kondisi aliran dilakukan dengan menaikkan dasar saluran,
menyempitkan lebar dasar saluran dan gabungan keduanya. Apabila terdapat kehilangan
tinggi energi sebesar 0,10 kali tinggi kecepatan di hulu bangunan kontrol, tentukan :
a) Tinggi kenaikan dasar saluran agar tidak menyebabkan perubahan kedalaman air di
hulu.
Diketahui :
B=4m
h = 2,5 m
U = 0,8 m2/det
g = 9,81
𝑈1 2 0,8 𝑚/𝑑𝑒𝑡 2
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑈1 = = = 0,0326 𝑚
2𝑔 2 × 9,81
𝑞 𝑞
𝑈1 = = = 0,80 𝑚/𝑑𝑒𝑡
ℎ1 1,75 𝑚
𝒒 = 𝟐 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕
𝑄 Q
𝑞= = = 2 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡
𝐵 4𝑚
𝑸 = 𝟖 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕
𝑈1
𝐹= = 𝟎, 𝟏𝟔𝟐 » 𝑺𝒖𝒃𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
√𝑔ℎ1
Syarat h1 tetap adalah h2 = hc, dan E2 = Ec
𝐸1 = ℎ1 + 𝑈1
= 2,5 𝑚 + 0,032 𝑚
= 2,532 𝑚
𝑞 1/3 2 1/3
ℎ𝑐 = ( ) = ( ) = 0,741 𝑚
𝑔 9,81
3 3
𝐸𝑐 = ℎ𝑐 = × 0,741 = 1,112 𝑚
2 2
Maka,
𝐸1 = 𝐸𝑐 + ∆𝑧𝑚
2,532 = 1,112 + ∆𝑧𝑚
∆𝑧𝑚 = 1,42 𝑚
b) Lebar penyempitan dasar saluran agar tidak menyebabkan perubahan kedalaman air di
hulu.
Diketahui :
B=2m
h = 1,75 m
U = 0,8 m2/det
g = 9,81
𝑈1 2 0,8 𝑚/𝑑𝑒𝑡 2
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑈1 = = = 0,0326 𝑚
2𝑔 2 × 9,81
𝑞 𝑞
𝑈1 = = = 0,80 𝑚/𝑑𝑒𝑡
ℎ1 1,75 𝑚
𝒒 = 𝟐 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕
𝑄 Q
𝑞= = = 2 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡
𝐵 4𝑚
𝑸 = 𝟖 𝒎𝟐 /𝒅𝒆𝒕
𝑈1
𝐹= = 𝟎, 𝟏𝟔𝟐 » 𝑺𝒖𝒃𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
√𝑔ℎ1
𝐸1 = ℎ1 + 𝑈1
= 2,5 𝑚 + 0,032 𝑚
= 2,532 𝑚
27𝑄 2
𝐵2𝑚 = √
8. 𝑔. 𝐸12
27 × 82
𝐵2𝑚 = √
8 × 9,81 × 2,52
𝐵2𝑚 = 1,876 𝑚
Maka, B2 = B2m
B2 = 1,876 meter
𝑈1
F1 =
√𝑔 . ℎ1
0,8
=
√9,81 . 2,5
= 0,161 » 𝑆𝑢𝑏𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
Kondisi aliran di hulu subkritis, sehingga di bagian transisi muka air lebih rendah
𝑄 8
q2 = 𝐵 = 1,876 = 4,262 m3/det/m
2
𝑞2 2 1
ℎ𝑐2 = [ ]3
𝑔
1
(4,262)2 3
=[ ]
9,81
= 1,228 m
3
𝐸𝑐2 = 2 ℎ𝑐2
3
= 2 . 1,228
= 1,842 m
Mencari ∆z
𝑈1 2
E1 = h1 + 2𝑔
0,82
= 2,5 + 2 × 9,81
= 2,532 m
E2 = E1 - ∆z
1,112 = 2,532 – ∆z
∆z = 1,42 m
E1’ = Ec2 + z
𝑄2
h1’ + 2𝑔𝐵12 ℎ1′2 = 2,532 + 1,42
42
h1’ + 2 . 9,81 .22 ℎ1′2
= 3,953
0,05
h1’ + ℎ1′2 = 3,953
h1’ = 3,950 m
Pada suatu saluran terbuka berpenampang segi empat dengan lebar dasar 4 m, mengalir
debit sebesar 12 m3 /dt. Terjadi fenomena loncatan hidrolik (hydraulic jump) dengan
tipe loncatan seperti disajikan dalam tabel berikut :
Tentukan :
● Tinggi air sebelum loncatan (initial depth).
● Tinggi loncatan air (sequent depth).
● Panjang loncatan hidrolik (dihitung dengan 3 rumus empiris dibandingkan
dengan grafik USBR dan disimpulkan hasilnya).
● Kehilangan energi akibat loncatan hidrolik
● Efisiensi loncatan hidrolik.
Penyelesaian Soal 4a :
Diketahui :
Lebar Dasar Saluran (B) = 4 meter
Debit (Q) = 12 m3 /dt
Bilangan Froude (F1) = 1,7
Analisa Hitungan :
Q
q =B
12
= 4
= 3 m3/dt /m
q
F1 = √g.ℎ13/2
3
1,7 = √9,81.ℎ13/2
h1 = 0,465 m
Penyelesaian Soal 4b :
Diketahui :
Lebar Dasar Saluran (B) = 4 meter
Debit (Q) = 12 m3 /dt
Bilangan Froude (F1) = 1,7
h1 (initial depth) = 0,465 m
q = 3 m3/dt /m
Analisa Hitungan :
h2 1
= (√1 + 8𝐹12 − 1)
h1 2
h2 1
= 2 (√1 + 8 . 1,72 − 1)
0,465
ℎ2 = 0,909 m
q
𝐹2 =
√𝑔.ℎ23/2
3
=
√9,81 . 0,9093/2
= 1,03
Penyelesaian Soal 4c :
Diketahui :
Bilangan Froude (F1) = 1,7
h1 (initial depth) = 0,465 m
h2 (sequent depth) = 0,909 m
𝐿𝑗 = 3,508 m
2. Rumus Smetana (1993)
𝐿𝑗
=c
ℎ2 − ℎ1
𝐿𝑗 = 2,664 m
3. Rumus Bradley and Peterka (1957)
𝐿𝑗
= 9,75 ( 𝐹1 − 1)1,01
ℎ1
𝐿𝑗 = 3,162 m
4. Dengan Grafis
L
= 5,10
ℎ2
L = 4,636 m
Berdasarkan hasil perhitungan Panjang loncatan hidrolik dari keempat metode, didapat 2
metode dengan hasil yang hampir mendekati diantara keduanya, yaitu metode Woyeisksky
dengan metode grafis. Kedua metode memiliki nilai 3,508 dan 4,636, sedangkan smetana dan
Bradley and Peterka memiliki hasil yang berbeda cukup jauh dari grafis. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa Panjang loncatan hidrolik diambil melalui rata rata antara Woyeisksky
dan grafis sehingga didapat nilai Panjang loncatan adalah 4,072 m.
Penyelesaian Soal 4d :
(ℎ2 −ℎ1 )3
∆E= 4ℎ1 ℎ2
∆ E = 0,051 m
Penyelesaian Soal 4e :
Diketahui :
h1(initial depth) = 0,465 m
h2(sequent depth) = 0,909 m
hj = 0,444 m
F1 = 1,7
∆E
= 0,046 = 4,6 %
𝐸1